I. SPESIFIKASI UMUM
I.1. LINGKUP PEKERJAAN Yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah Pembangunan Prasarana Lift
di Gedung Kantor Dinas Pertanian (Gedung Kapiten), Kabupaten
Pasuruan.
I.3. PERATURAN TEKNIS I.3.1. Ubin lantai keramik, mutu dan cara uji SNI 03-3976-1995.
BANGUNAN YANG DIGUNAKAN I.3.2. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI NI-5)
I.3.3. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung
SNI 03-2847-2019
I.3.4. Peraturan Umum Instalsi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987
I.3.5. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga
Kerja
I.3.6. Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8 Tahun 1972
I.3.7. Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung SNI 03-
2407-1997
I.3.8. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI
03-2410-1991
I.3.9. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung
SNI 03-1729-2002
I.3.10. Peraturan & Ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah
setempat yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
II. SPESIFIKASI TEKNIS
II.1. PEKERJAAN PERSIAPAN II.1.1. Pembersihan Awal
Sebelum pekerjaan dilaksanakan perlu dilakukan pembersihan
lapangan dengan memindahkan barang-barang yang dapat
mengganggu pelaksanaan pekerjaan dengan seijin dan
persetujuan pihak Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), sekaligus
pembersihan bekas bongkaran pada pekerjaan pembongkaran.
II.1.3. Pembongkaran
Pekerjaan pembongkaran dilaksanakan di antaranya :
a. Pembongkaran dinding pasangan bata
b. Pembongkaran kusen dan daun jendela
c. Pembongkaran partisi ruangan
d. Pembongkaran plafon
e. Pembongkaran lantai granite tile/keramik
Untuk bongkaran, bahan / material dibongkar dengan hati-hati dan
bongkaran dikumpulkan serta ditata rapi dan pembongkaran
lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
dilaksanakan sesuai gambar. Semua hasil bongkaran harus
diinventarisasi kemudian diserahkan kepada Pemimpin Proyek /
User dengan membuat Berita Acara Penyerahan yang dibuat oleh
Kontraktor dan diserahkan kepada Pemimpin Proyek / User
dengan diketahui Direksi / Instansi Teknis terkait.
Pemborong tidak diperkenankan membawa keluar lokasi bekas
bongkaran tersebut dengan / untuk maksud / tujuan tertentu tanpa
persetujuan Direksi / Pemberi Tugas / Pemimpin Proyek / User,
terkecuali bekas bongkaran yang rusak dan tidak dapat dipakai /
dimanfaatkan kembali harus dibuang keluar lokasi.
Pemborong bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan pada
bagian lain akibat dari pelaksanaan pekerjaan pembongkaran dan
harus diperbaiki seperti semula dengan biaya dari pihak
Kontraktor.
b. Agregat
1) Batu pecah, dipakai batu pecah mesin ukuran 1/1 s/d 2/3 cm
jenis yang keras, tajam, bersih dari segala kotoran yang
dapat mengurangi daya rekatnya.
2) Pasir cor, dipakai pasir butiran kasar / tajam warna hitam
(pasir Jawa), bebas dari segala kotoran yang dapat
mengurangi daya rekatnya.
c. Baja Tulangan
Semua baja tulangan dipakai baja dengan tegangan leleh
karakteristik 2800 kg/cm2 (besi polos / U28) atau 4200 kg/cm2
(besi ulir/U42) umum dijual di pasaran, ukuran dan jumlah
sesuai tertera dalam gambar. Bahan-bahan tersebut dalam
segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan SNI 2019 /
PBI 1971.
d. Air
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas
dari bahan-bahan atau campuran-campuran yang
mempengaruhi daya lekat semen.
e. Bekisting
Bekisting harus dibuat dan direncanakan begitu rupa sehingga
beton dapat dengan baik ditempatkan dan dipadatkan, tidak
terjadi perubahan bentuk acuan selama pengecoran
dilaksanakan maupun selama proses pengerasan beton.
Bekisting untuk struktur bangunan memakai papan kayu
meranti 2/20 atau mutiplek dan diberi lapisan plastik bila perlu.
Bekisting dari papan kayu meranti tersebut harus diperkuat
dengan rangka kayu meranti ukuran 5/7, 6/9, 6/12 dan
sebagainya, untuk mendapatkan kekuatan dan kekakuan yang
sempurna, atau dari bahan lain yang disetujui oleh Direksi
Proyek
3. Baja Tulangan
a. Semua baja tulangan beton yang didatangkan harus
baru, tidak bekas, bebas karat dan disimpan/diletakkan
di tempat yang bersih, tidak basah dan terhindar dari
segala kondisi yang dapat menyebabkan karat
b. Toleransi ukuran baja tulangan beton dalam berat :
- Diameter lebih kecil dari 16 mm :-5%
- Diameter sama/lebih besar dari 16 mm : - 4 %
c. Toleransi ukuran baja tulangan beton dalam diameter
(Dihitung dari diameter terkecil) :
- Diameter lebih kecil dari 16 mm : - 0.4 mm
- Diameter sama/lebih besar dari 16 mm : - 0.5 mm
d. Mutu baja tulangan beton yang didatangkan harus
benar, yang dinyatakan dengan surat/sertifikat
keterangan dari distributor/pabrik pembuatnya. Untuk
menjamin kualitas baja tulangan sesuai dengan
perencanaan, maka harus dilakukan pemeriksaan pada
laboratorium berupa kuat tarik yang disetujui Direksi
Proyek. Pengambilan contoh bahan pada semua jenis
diameter dan diambil secara random pada setiap
datangnya material di lokasi. Biaya test dibebankan
pada kontraktor.
e. Baja tulangan beton dibengkok/dibentuk dengan teliti
sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera
pada gambar konstruksi. Baja tulangan beton tidak
boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan
cara yang merusak bahannya. Semua batang harus
dibengkokan dalam keadaan dingin, pemanasan dari
besi beton hanya diperkenankan bila seluruh cara
pengerjaan disetujui oleh Direksi proyek atau
Perencana.
f. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan
gambar rencana. Untuk menempatkan tulangan tepat
ditempatnya maka tulangan harus diikat kuat dengan
kawat beton (bendrat) dengan bantalan balok beton
cetak (beton decking) atau kursi-kursi besi / cakar ayam
perenggang. Dalam segala hal untuk besi beton yang
horisontal harus digunakan penunjang yang tepat,
sehingga tidak akan ada batang yang turun.
g. Jarak bersih terkecil antara batang yang pararel
apabilla tidak ditentukan dalam gambar rencana,
minimal harus 1,5 kali ukuran terbesar dari agregat
kasar dan harus memberikan kesempatan masuknya
alat penggetar beton.
h. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai
dengan gambar dan perhitungan. Apabila dipakai
dimensi tulangan yang berbeda dengan gambar, maka
yang menentukan adalah luas tulangan, dalam hal ini
kontraktor diwajibkan meminta persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi Proyek.
i. Untuk Pekerjaan Baja dan Tulangan harus diadakan
Tes uji Tarik Pada Baja dan Tulangan yang akan
Digunakan. Tes Uji Tarik ini bisa dilakukan pada
Laboratorium yang menyediakan Tes Uji tarik Baja dan
Tulangan.
4. Selimut Beton
Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh
menyinggung dinding atau dasar cetakan, serta harus
mempunyai jarak tetap setiap bagian konstruksi sesuai yang
ditentukan di dalam gambar
6. Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan
yang mempunyai ketelitian cukup untuk menempatkan dan
mengawasi jumlah dari masing – masing bahan beton.
Perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi Proyek
7. Pengadukan
Bahan – bahan pengadukan beton harus dicampur dan
diaduk dalam mesin pengaduk beton yaitu bath mixer.
Direksi proyek berwenang untuk menambah waktu
pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan
gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan
kekentalan dan warna yang merata atau seragam dalam
komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan kecuali
bila diminta adanya perubahan dalam komposisi atau
konsistensi. Air harus dituangkan lebih dahulu selama
pekerjaan penyempurnaan.
Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang
berlebih – lebihan (lamanya) yang membutuhkan
penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang
dikehendaki. Mesin pengaduk yang memproduksi hasil yang
tidak memuaskan harus diperbaiki. Mesin pengaduk yang
disentralisir (batching mixing plant) harus diatur hingga
pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan mudah dari
stasiun operator. Mesin pengaduk tidak boleh dipakai
melebihi dari kapasistas yang telah ditentukan.
8. Cetakan (Bekisting)
a. Cetakan harus sesuai dengan bentuk dan ukuran pada
gambar rencana.
b. Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi proyek sebelum pembuatan
cetakan dimulai, tetapi persetujuan tidak mengurangi
tanggung jawab kontraktor terhadap keserasian bentuk
maupun terhadap perlunya perbaikan kerusakan –
kerusakan yang mungkin dapat timbul waktu pemakaian.
c. Sewaktu – waktu Direksi Proyek dapat mengafkir sesuatu
bagian dari bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi
apapun dan kontraktor harus segera mengambil bentuk
yang diafkir dan menggantinya atas bebannya sendiri.
d. Semua proses pemotongan dan pembuatan bentuk kayu
dikerjakan dengan menggunakan mesin kecuali untuk
detail tertentu atas persetujuan Direksi proyek. Proses
pengerjaan tidak diperkenankan dilakukan ditempat
pemasangan.
e. Bentuk, ukuran, profil. Pola, nad dan peil yang tercantum
dalam gambar kerja adalah hasil jadi/ selesai. Bila terjadi
penyimpangan tanpa persetujuan Direksi Proyek, Maka
kontraktor harus membongkar dan memperbaiki kembali
tanpa mengurangi mutu yang disyaratkan. Biaya untuk
hal ini adalah tanggung jawab kontraktor, dan tidak dapat
diajukan sebagai pekerjaan tambah.
f. Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut,
plat penggantung, angker, dinabolt, fisher, sekrup paku
dan lem perekat harus rapi dan sempurna, tidak
diperkenankan mengotori bidang – bidang tampak.
Khusus pada permukaan bidang tampak/exposed tidak
diperkenankan dipasang dengan cara memaku, tetapi
harus disekrup atau cara lain yang disetujui Direksi
Proyek. Lubang sekrup terlebih dahulu dibuat dengan
bor. Kepala sekrup harus tertanam, kemudian lubang
ditutup kembali dengan kayu sejenis yang dilem dengan
lem kayu sesuai persyaratan kemudian diratakan dengan
amplas halus sehingga permukaanya rata dan halus
serta tidak tampak bekas penutupan lubang. Hasil akhir
dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui
toleransi kerataan 0,5 cm setiap 2 m.
9. Pengecoran
a. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan
pada tempat pengecoran beton (cetakan) harus bersih
dari air tergenang, reruntuhan atau bahan lepas.
Permukaan bekisting dengan bahan-bahan yang
menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor, harus
dibasahi dengan merata sehingga kelembaban /air dari
beton yang baru dicor tidak akan diserap.
b. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor terlebih
dahulu, dimana akan dicor beton baru, harus bersih dan
lembab ketika dicor dengan beton baru. Pada
sambungan ini harus dipakai perekat beton yang disetujui
oleh Direksi Proyek.
c. Semua kotoran, beton yang mengelupas atau bahan
asing yang menutupinya harus dibersihkan dan dibuang,
semua genangan air harus dibuang dari permukaan
beton lama tersebut sebelum beton baru dicor.
d. Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap
penghentian pengecoran yang akan masih berlanjut,
terhadap sistim struktur/penulangan yang ada.
e. Beton boleh dicor hanya bila Direksi Proyek atau
wakilnya yang ditunjuk serta staf Kontraktor yang setaraf
ada ditempat kerja, dan persiapan betul-betul telah
memadai.
f. Dalam semua hal, Beton yang akan dicor harus
diusahakan agar pengangkutan ketempat posisi terakhir
sependek mungkin, sehingga pada waktu pengecoran
tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan
spesinya. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar
dalam beton yang disebabkan jatuh bebas dari tempat
yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar, atau
bertumpuk dengan baja – baja tulangan, tidak diijinkan.
g. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari
2 meter, semua penuangan beton harus selalu lapis
perlapis horisontal dan tebalnya tidak lebih dari 50cm.
Direksi proyek mempunyai hak untuk mengurangi tebal
tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm
tidak dapat memenuhi spesifikasi ini.
h. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan
deras atau selama sedemikian rupa sehingga
spesi/mortel terpisah dari agregat kasar. Selain hujan, air
semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada
construction joint dan air semen atau spesi yang hanyut
terhampar harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan
dilanjutkan
10. Pemadatan
a. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat
mungkin, sehingga bebas dari kantong – kantong kerikil,
dan menutup rapat – rapat semua permukaan dari
cetakan dan material yang diletakkan.
b. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat
penggetar (vibrator) harus dapat menembus dan
menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari
lapisan yang terletak di bawah, lamanya penggetaran
tidak boleh menyebabkan bahan beton terpisah dengan
yang airnya.
c. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar
yang beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 3.000
putaran permenit ketika dibenamkan dalam beton.
II.6. PEKERJAAN FINISHING II.6.1. Lantai dipakai lantai Granite tile ukuran 60x60, serta pemasangan
LANTAI DAN DINDING travertine pada dinding pintu masuk lift dengan menggunakan
material KW 1 dengan warna dan motif sesuai gambar rencana
dengan persetujuan direksi.
II.6.2. Batu alam dilaksanakan pada fasade depan dengan
menggunakan batu alam tempel sesuai gambar perencanaan baik
jenis maupun perletakannya dengan persetujuan Direksi / User.
II.6.3. Dipasang pada tempat dan batasan-batasan sesuai yang terlihat
dalam Gambar Rencana.
II.6.4. Pemasangan dengan pola sesuai gambar / petunjuk Direksi /
User, memakai perekat 1Pc : 3Ps, jarak celah (nat) diisi semen
cair/pasta semen sewarna dengan keramik sedemikian rupa
datar, nat-nya lurus dan siku.
II.6.5. Persyaratan Pelaksanaan Pemasangan
a. Permukaan yang akan dipasang granite tile, tranvertine dan
batu alam tempel harus dibuat benar – benar bersih dari debu
cat dan kotoran lainnya.
b. Pada saat pemasangan harus dalam keadaan baik tidak retak,
cacat, ternoda & warna sesuai dengan yang disyaratkan/dipilih
c. Seluruh permukaan bagian belakang harus terisi padat
dengan adukan perekat tidak boleh ada rongga.
d. Pola pasangan dinding harus sesuai petunjuk Direksi Proyek /
Konsultan. Pada prinsipnya pemasangan dimulai dari as
kolom / as dinding & atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan.
e. Apabila dalam pengukuran terjadi sisa granite tile, tranvertine
dan batu alam tempel kurang dari 7cm maka mulai granite tile,
tranvertine dan batu alam tempel utuh yang terakhir (1
baris/lebih) harus dibagi dalam bagian sama untuk
mendapatkan lebar minimum 8 cm & atau sesuai dengan
petunjuk Direksi Proyek/Konsultan.
f. Pemotongan material harus menggunakan alat potong khusus
yang sesuai dengan petunjuk pabrik dan dikerjakan oleh orang
yang ahli dan pengalaman dalam pemasangan keramik
g. Pemasangan harus benar – benar rata waterpas sesuai
dengan peil atau ketebalan akhir yang disyaratkan dalam
gambar kerja. Toleransi kecekungan adalah 2,5 mm untuk 2
m1
h. Garis-garis tepi yang terbentuk maupun siar-siar harus lurus,
lebar siar harus sama, maksimal selebar 2 mm dengan
kedalaman 2 mm.
i. Bahan pengisi siar (nat) adalah bahan grouting dengan warna
yang sama dengan warna keramik. Persyaratan pelaksanaan
harus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang mengeluarkan
agar didapat hasil yang baik. Sebelum & sesudah
pelaksanaan adukan pengisi, siar harus bersih dari debu dan
kotoran lainnya, pembersihan harus segera dilakukan sebelum
keras/kering dengan lap basah.
j. Adukan perekat untuk pemasangan dengan campuran 1 Pc:3
Psr, dilakukan pada bagian lantai&dinding yang harus kedap
air seperti yang disyaratkan dalam Gambar kerja. Untuk lantai
lainnya digunakan adukan perekat campuran 1 Pc:5 Psr.
Adukan perekat tersebut dicampur dengan pasta semen
additive, penggunaannya sesuai dengan spesifikasi pabrik
pembuatnya.
k. Granite tile, tranvertine dan batu alam tempel yang telah
terpasang harus segera dibersihkan dari bercak noda adukan
perekat dan adukan pengisi siar dengan lap/kain yang
dibasahi dengan air bersih, dan dilindungi dari kemungkinan
cacat akibat pekerjaan lain.
l. Selama 2x24 jam setelah pemasangan, harus dihindarkan dari
injakan atau pemberian beban dan dilindungi dari
kemungkinan cacat pda permukaannya.
m. Bila terjadi kerusakan/cacat, kontraktor diwajibkan untuk
memperbaiki kembali dengan tidak mengurangi mutu
pekerjaan. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab
kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah
II.7. PEKERJAAN LISTRIK II.7.1. Seluruh pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh instalatir yang
berpengalaman untuk pekerjaan semacam ini dan mempunyai
Sertifikat Keahlian yang dikeluarkan oleh Asosiasi dengan
kualifikasi lingkup pekerjaan sesuai yang dipersyaratkan.
Instalasi listrik yang dilaksanakan adalah :
a. Instalasi Penerangan
1) Pemasangan saklar
2) Pemasangan instalasi penerangan
b. Lampu Penerangan
1) Jenis dan jumlah lampu dengan grouping dan penempatan
sesuai gambar perencanaan
c. Pekerjaan Instalasi Kabel
1) Kabel instalasi dipakai kabel kualitas I ukuran 2x2,5 mm
untuk penerangan ex supreme atau setara.
d. Pekerjaan pemasangan Panel elektrikal dan mekanikal
dengan detail peralatan/komponen, instalasi dan penempatan
dilaksanakan sesuai gambar perencanaan
II.7.2. Pemasangan saklar serta instalasi penerangan / titik lampu,
seluruh material yang dipakai harus telah mendapatkan standart
salah satunya dari S II, LMK, SPLN, JIS, DIN, VDE, TEC, CEBEL,
KEMA, OVE, mateial harus baru tidak cacat serta dapat berfungsi
dengan baik melalui serangkaian test yang dilakukan oleh Direksi.
II.7.3. Saklar merk Broco, panasonic setara dengan inbow/rata dinding
dan rata lantai untuk stop kontak lantai, pemasangan harus rapi,
rata, tidak miring dan dipakai bahan kualitas I dengan ketinggian
/ letak pemasangan sesuai dengan yang diisyaratkan PLN /
sesuai Gambar Rencana.
II.7.4. Pemasangan lampu menempel di plafond atau perletakan sesuai
gambar, lampu dipasang dalam keadaan menyala / berfungsi dan
pada waktu serah terima pekerjaan ditest terlebih dahulu.
II.7.5. Instalasi kabel merk Supreme, eterna yang dipergunakan adalah
sesuai dengan yang dipersyaratkan PLN dan kabel dipasang di
atas penggantung plafond, tarikan harus kencang. Pada bagian
yang masuk ke tembok, kabel dimasukkan ke dalam conduit pipa
PVC dengan ukuran sesuai jumlah kabel yang masuk ( 5/8” -
3/4“) ujung atas pipa PVC harus diberi Elbow dengan ukuran yang
sesuai.
II.7.6. Sambungan antar kabel harus dilindungi las dop keramik / PVC
sedang pada bagian yang masuk tembok bila terdapat
sambungan, harus dilindungi junction box (kotak sambungan)
PVC dan instalasi kabel ini setelah terhubung seluruhnya harus
bebas induksi yang dibuktikan dengan test mager.
II.7.7. Setelah pemasangan seluruh instalasi listrik dilaksanakan
pengujian dan pengetesan instalasi sesuai dengan standar PLN
dengan mendatangkan istansi atau lembaga yang berkompeten
untuk melaksanakan pengujian dengan disaksikan oleh direksi
dan pengawas.
II.10. PEKERJAAN LAIN-LAIN II.10.1. Pekerjaan partisi ruangan dengan rangka metalstud atau hollow
besi 40x80 dengan penutup gypsumboard atau multiplek tebal
12 mm serta partisi kaca bening 5 mm dengan rangka kusen
aluminium 4” brown, dilaksanakan dengan material, dimensi
dan desain serta konstruksi dan penempatan sesuai gambar
perencanaan.
Peraturan
Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :
- Undang Undang No. 1 Tahun 1970, tentang keselamatan kerja.
- Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah yang terakhir
diubah dengan Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2015
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-01/MEN/1980. tentang K3 pada konstruksi bangunan.
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-04/MEN/1995, tentang PJK3 dibidang lift.
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-03/MEN/1999, tentang syarat syarat keselamatan kerja dan
kesehatan Kerja lift untuk mengengkut barang dan orang.
- Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan No.
KEP/407/BW/1999, tentang persyaratan, penunjukan, hak dan kewajiban teknisi lift
- Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
- Peraturan Instalasi Listrik (PUIL 2000)
- Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 1982)
- Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
- SKSNI T-15-1991-03
- Standar Nasional Indonesia (SNI 03-6573- 2001) Tata Cara Perancangan Lift.
- Standar Nasional Indonesia (SNI 05-7052-2004) Syarat – syarat Umum Konstruksi Lift yang dijalankan
dengan motor traksi tanpa kamar mesin.
- Peraturan – peraturan lainnya yang mengikat.( EN 81 , JIS ,ASME )
Persyaratan :
Umum
1. Untuk pekerjaan elevator yang di Subconkan Peserta lelang harus mendapat dukungan ( Surat
Dukungan Resmi ) dari Perusahaan Agen sekaligus aplikator Elevator dan escalator yang mempunyai
dan wajib melampirkannya didalam dokumen lelang sebagai berikut :
a. NIB perusahaan dengan KBLI ( Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia) :
- KBLI 28160 Industri alat Pengangkat dan pemindah
b. Sertifikat Badan Usaha Jasa Pelaksana Kontruksi dengan klasifikasi bidang usaha Instalasi
Mekanikal dan Elektrikal, Subklasifikasi MK005 Jasa Pelaksana Konstruksi Pemasangan Lift dan
Tangga Berjalan
c. Surat Penunjukan Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Bidang Kegiatan :
Pemasangan / Instalatir dan Pemeliharaan Pesawat Lift & Escalator yang dikeluarkan oleh
Kementrian Ketenagakerjaan RI
d. Minimal 3 ( tiga ) orang personel yang mempunyai sertifikat :
- K3 Pemasangan & Pemeliharaan Elevator & Eskalator yang dikeluarkan oleh Kementrian
Ketenagakerjaan RI, serta mempunyai Kartu Lisensi K3 - Teknisi K3 Elevator dan Eskalator
yang dikeluarkan oleh Kementrian Ketenagakerjaan RI.
- The occupational safety and Healt (OSH) Technical Training of Installation and maintenace
of elevator and escalator yang dikeluarkan oleh Perusahaan pabrik pembuat elevator dan
escalator yang diberikan perushaan yang ditunjuk sebagai Agen elevator dan escalator di
Indonesia.
e. 1 (satu) orang personel STM Teknik Mesin mempunyai sertifikat :
- Sertifikat Keterampilan Kerja (SKT) Pelaksana Perawatan Instalasi Sistem Transportasi
Vertikal Dalam Gedung, yang dikeluarkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Kontruksi (
LPJK )
- Sersertifikat K3 Pemasangan & Pemeliharaan Elevator & Eskalator serta mempunyai
Lisensi K3 Elevator dan Eskalator yang dikeluarkan oleh kementrian Ketenagakerjaan RI
- The occupational safety and Healt (OSH) Technical Training of Installation and
maintenace of elevator and escalator yang dikeluarkan oleh Perusahaan pabrik pembuat
elevator dan escalator yang diberikan kepada perushaan yang ditunjuk sebagai Agen
elevator dan escalator di Indonesia
f. 1 (satu) orang personel S1 Teknik Mesin yang mempunyai sertifikat :
- Sertifikat Keahlian (SKA) Madya Transportasi Dalam Gedung, yang dikeluarkan oleh
Lembaga Pengembangan Jasa Kontruksi ( LPJK )
-Sertifikat Teknisi K3 Pemasangan & Pemeliharaan Elevator & Eskalator yang dikeluarkan
oleh Kementrian Ketenagakerjaan RI, serta mepunyai Kartu Lisensi K3 - Teknisi K3
Elevator dan Eskalator yang dikeluarkan oleh Kementrian Ketenagakerjaan RI
g. Surat Penunjukan Agen Tunggal dari Perusahaan pabrik pembuat unit elevator dan escalator.
h. Serttifikat Merek Produk elevator yang ditawarkan dari Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
i. Sertifikat dari pabrik pembuat elevator & escalator : ISO 9001, ISO 14001, BS OSHAS 18001,
sertifikat tentang effesiensi energy lift sesuai dengan VDI 4707-1:2009.
j. Surat kesanggupan yang dicantumkan dalam surat dukungan : memberi garansi free maintenance
selama minimal 6 bulan, garansi mesin elevator minimal 5 tahun dan garansi free spare part
elevator lainya selama minimal 2 tahun terhitung sejak serah terima pekerjaan.
k. Surat kesanggupan menjamin ketersediaan spare part untuk jangka waktu 10 tahun kedepan bila
ada spare part yang harus diganti karena factor life time maupun karena rusak.
Survey Lokasi
Setiap Perusahaan Agen sekaligus aplikator Elevator dan escalator bersedia disurvey oleh team lelang ke
kantor, workshop, gudang. Hal ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan spare part dan kecepatan
respon bila ada panggilan trouble elevator dan untuk memastikan kelengkapan ketersediaan sparepart
elevator.
Lingkup Pekerjaan
1. Sistem harus dari jenis yang sesuai untuk beroperasi didaerah tropis dengan kelembaban tinggi
2. Sistem harus mengikuti standard yang dikeluarkan oleh salah satu dari berikut ini, “ BRITISH
STANDARD INSTITUTION “, Specification for Lifts, Escalators Passengers Conveyors and
Patternosters; BS.2655 AMERICAN NATIONAL STANDARD INSTITUTE, Safety Code for Elevators,
Dumbwaiters, Escalators and Moving Walks; ANSI 17.11.3 Japan Industrial Standards,Atau standard
lain yang dianggap setaraf dan disetujui untuk di pergunakan oleh “DIREKSI PENGAWAS/MK.”
3. Perusahaan Agen sekaligus aplikator Elevator dan escalator harus menawarkan seluruh lingkup
pekerjaan yang di jelaskan baik dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar-
gambar perencanaan, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan
pada spesifikasi teknis ini.
4. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi teknis yang di persyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Perusahaan Agen
sekaligus aplikator Elevator dan escalator untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga
seesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
5. Penyelesaian segala perijinan kepada badan yang berwenang sesuai dengan peraturan yang berlaku
6. Pengujian dan commissioning terhadap seluruh system oleh pihak dari perwakilan dari Perusahaan
Agen sekaligus aplikator Elevator dan escalator yang melaksanakan pekerjaan tersebut.
7. Lingkup pekerjaan yang bukan menjadi tanggung jawab Perusahaan Agen sekaligus aplikator Elevator
dan escalator adalah sebagai berikut :
Pengadaan dan pemasangan struktur sipil shaft elevator secara lengkap sehingga dapat beroperasi
dengan baik sesuai dengan fungsinya.
Pelaksanaan Pengadaan dan pemasangan hoke, separator beam, structure opening, jamb elevator
menjadi tanggung jawab contractor
Perapihan celah-celah antara panel-panel operasi pada dinding beton dan celah-celah antara jamb
maupun transom dengan dinding beton sesuai dengan finishing arsitektur.
Peralatan pendukung lainnya yang diperlukan untuk kesempurnaan kerja sistem, meskipun peralatan
tersebut tidak disebutkan secara jelas atau terinci di dalam Gambar Perencanaan dan Persyaratan
Teknis.
Penagadaan dan pemasangan Panel SDP diruang mesin untuk operasional elevator.
Penagdaan dan penarikan kabel dari MDP ke SDP lift diruang mesin elevator.
Pengadaan dan pemasangan : Power listrik untuk alat kerja selama proses pemasangan elevator, Sub
Panel listrik dekat mesin elevator sebesar 60 ampere / unit elevator, 3 phase, 380 Volt, 50 Hz untuk
operasional elevator, Penambahan daya listrik ke PLN bila daya listrik tidak mencukupi.
Penyediaan gudang utk penyimpanan material elevator serta alat kerja selama proses pemasangan.
8. Hal penting yang harus diperhatikan adalah sistem harus beroperasi tanpa menyebabkan penerusan
suara ke daerah hunian hingga menyebabkan polusi suara di atas ambang batas yang diijinkan.
Sistem juga harus tidak menyebabkan menerusan getaran melalui struktur bangunan yang lebih besar
dari toleransi yang diijinkan.
9. Pilihan merk produk elevator yang digunakan : Mitsubishi, Delta Lift
1. Faktor keamanan design kereta tidak boleh kurang dari yang di tuliskan bawah ini :
a. Rope Suspenssion : 2 : 1
b. Breaking load : working load = 10 : 1
c. Governor tripping speed maximum/minimum, Stopping distance harus sesuai dengan
ketentuan pada BS. 2655 atau ANSI A17.1. Brake/rem mampu menahan tidak kurang dari
125 % contact load
d. Safety factor of wire rope car = 10
e. Kontraktor harus memberikan surat jaminan dari pabrik pembuat bahwa mesin/sistem
elevator tersebut memenuhi salah satu dari standard tersebut diatas.
2. Persyaratan Operasi
a. Operasi dan Penggunaan Kereta
Elevator dari jenis Passenger Elevator Gearless Traction Machine dengan menggunakan ruang
mesin elevator seperti yang dijelaskan pada gambar dan lampiran yang menyertai dokumen ini.
b. Panel Operasi Kereta (Car Operating Panel)
c. Harus dipasang pada sisi kanan depan dan kiri depan di dalam kereta dengan kelengkapan seperti
berikut ini :
1. Push-button, dengan lampu tanda terdaftar (identification to register call), dan lampu tersebut
akan padam bila kereta sampai pada lantai pendaratan tersebut.
2. Tanda asal gerak dengan tanda panah menyala (illuminated car direction indicator)
3. Tombol penghenti dan alarm bell dipasang rata (recessed alarm bell stop button)
4. Tombol permintaan mempercepat pembukaan dan penutupan pintu (door re-open and close
button)
5. Intercom 2 (dua) arah komunikasi dengan microphone and receiver slave unit’, antara kereta
dengan ruang mesin dan front office / jaga piket.
6. Recessed cabinet dengan kunci khusus di bagian bawah panel operasi berisi peralatan
kontrol sebagai berikut :
Tombol UP, DOWN dan BY-PASS
With & Without-Attendant selector switch
ON/OFF switch untuk penerangan kereta dan kipas ventilasi
Independent service switch
Emergency stop dan reset switch.
d. Panel Operasi Hall (Landing Panel) :
1. Dari jenis Illuminated hall-call push button dengan tanda panah arah gerak kereta harus
dipasang pada setiap lantai pendaratan sebagai berikut,
2. Tombol permintaan naik pada lantai dasar.
3. Tombol permintaan naik dan turun pada lantai lainnya.
4. Tombol-tombol tersebut harus dipasang pada ‘recessed box dengan steel face plate’.
5. Penunjuk-arah gerakan kereta, dan arrival gong tanda posisi kereta harus dipasang pada
setiap lantai.
e. Sistem Operasi dan Pengarah
1. Sistem untuk operasi adalah sebagai berikut :
Pada saat terjadi permintaan kereta pada suatu lantai, permintaan tersebut akan didaftar
(registered call)
Bila suatu permintaan akan kereta terjadi pada saat kereta, searah dengan permintaan
telah melalui lantai tersebut (permintaan yang terlambat) maka permintaan tersebut
menjadi permintaan yang didaftar.
Permintaan yang didaftar (registered demand/hall call) dilayani sesuai dengan priority
order yang ditentukan.
Kereta yang sedang bertugas menjemput panggilan menuju kepada panggilan pertama
yang terdaftar dan kemudian menuju ke lantai panggilan berikutnya untuk panggilan
searah.
2. Kelengkapan operasi seperti pada schedule operasi elevator terlampir dan operasi lainnya
berikut ini :
Attendand Operation
Dengan sebuah saklar yang ditempatkan pada kotak terkunci di bawah panel operasi
dalam kereta yang akan memberikan kontrol secara penuh kepada petugas untuk
mengoperasikan kereta terhadap panggilan, berangkat, berhenti & arah gerak kereta.
Auto/hand Operation
Dengan sebuah saklar ‘AUTO / HAND OPERATION’ yang berada di atap kereta,
kereta dapat dioperasikan secara langsung dengan tombol-tombol berikut dan
seluruh kontrol otomatis akan padam.
Tekanan jari (continuous pressing) pada tombol ‘UP’ atau ‘DOWN’ pada panel
operasi di atas atap kereta akan membuat kereta bergerak naik atau turun dengan
kecepatan rendah 0.25 m/detik atau lebih lambat, dan kereta akan segera berhenti
bila tombol dilepas.
Operasi ini digunakan untuk kepentingan perawatan dan pemeriksaan saja.
Automatic by pass Operation
Operasi ini harus secara otomatis mengirim mereka kepada permintaan mendarat
dari dalam kereta pada lantai terdekat apabila kereta telah dibebani secara penuh.
Kereta akan secara otomatis mengabaikan panggilan dari lantai pendaratan bila
kereta telah mendapat pembebanan penuh.
Overload Protection
Sebuah peralatan pengaman beban lebih (overload protection device) harus
dipasang pada setiap kereta dan akan secara otomatis tetap menahan pintu landing
dan pintu kereta pada posisi terbuka serta menahan kereta.
Sistem tersebut akan membunyikan buzzer dan lampu kedip-kedip pertanda
overload bila jumlah penumpang melebihi kapasitas beban yang ditentukan
(predetermined contract load).
Automatic Emergency Power Operation
Pada kondisi power supply utama mengalami gangguan, kereta harus kembali ke lantai
terdekat dan mengabaikan seluruh panggilan-panggilan pendaratan dan permintaan
kereta, membuka pintu dan mematikan seluruh sistem operasi sampai daya listrik
cadangan masuk kembali.
Fire emergency return Operation
Signal adanya kebakaran diambil dari sistem Fire Alarm bangunan.
Dalam keadaan ini, kereta harus kembali ke lantai utama dan mengabaikan seluruh
panggilan-panggilan pendaratan dan permintaan kereta, membuka pintu dan
mematikan seluruh sistem operasi.
Dalam keadaan ini akan dapat dioperasikan kembali dengan kunci khusus,
menggunakan sumber daya emergency.
Firemen’s operation
Spesifikasi elevator
Spesifikasi Passenger Elevator Kap. 1000 KG / 13 orang, 3 Lantai / 3 Stop / 3 Door
1. DRIVE MACHINE / MESIN ELEVATOR :
- Gearles traction Permanen magnet without machine room ( Roomless )
Daya mesin : 6.3 KW, 380 V, 3 Phase, 14A, 24Hz, Torque 535 Nm, Traction ratio 2:1
Speed : 1 m / s
- Power supply : 380 V, 3 Phase, 50 Hz. Lighting : 220 V, 50 HZ
2. MAIN CONTROL ELEVATOR :
- Control drive : VVVF Close Loop
- Control system : CPU / PLC
3. Operational System Elevator : Simplex Full Collective
4. Hoistway / Shaft / Ruang Luncur Elevator
- Dimensi shaft : Lebar (W) 2900 mm X Panjang (D) 2000 mm
- Kedalaman pit ground : 1500 mm
- Tinggi tiap lantai : 1F =4000, 2F= 4000, 3F / Overhead=4200 mm
- Display Penomoran lantai : 1,2,3
5. Posisi bandul penyeimbang : Di belakang sangkar lift
6. Elevator car Size and decoration
- Inside Car Size(W*D*H)(mm) :1600*1400*2300
- Car Side Walls Finishing : Hairline stainless steel
- Car Rear Walls Finishing : Hairline stainless steel
- Car Front Walls Finishing : Hairline stainless steel
- Car Door opening: : Automatic Center Opening 800 x 2100 mm
- Car Door finishing: :Hairline stainless steel
- Handrail : Stainless steel plate
- Flooring : Granite tile
- Ceiling & Lighting : Hairline stainless finish with lamp led
- C O P : Soft push button, Hairline Stainless steel panel COP with dot matrix display
- Ventilation : 1 nos. of Noiseless Electric blower with side vents
- Car sill : Extruded hard aluminum
- Safety device : Gradual Type
- Pit Buffers : spring type
7. Desain pintu luar / entrance design
- Opening pintu luar : Automatic Center Opening Lebar 900 mm X Tinggi 2100 mm
- Bahan pintu luar : Hairline stainless steel
- H O P : Soft push button, Hairline Stainless steel panel with dot matrix on all floors
- Jamb type : Narrow jamb, Hairline stainless steel
- Elevator Brand option Use : Mitsubishi, Delta Lift
8. Standard function :
- VVVF drive
- VVVF door operator
- Automatic pass without stop
- Automatically adjust door opening time
- Reopen with hall call
- Express door closing
- Car stops and door opens
- Car arrival gong
- Command register cancel
- Infrared ray curtain
- Emergency car lighting
- Inching running
- Designated stop
- Overload holding stop
- Anti-stall timer protection
- Start protection control
- Inspection operation
- Fault self-diagnosis
- Repeated door opening & closing
- Ascending car over speed protection
- Ascending car over speed protection
- Descending car over speed protection
- Five way intercom
- Alarm bell
- Fire emergency return
- car ventilation, light automatic shut off
- Remote shut off
- Electro magnetic brake
- Full high multi beam door protection
- Car call cancel
- Hydarulic buffer
- Air Sterilizer in elevator cabin
1. Perusahaan Agen sekaligus aplikator Elevator dan eskalator harus menyerahkan laporan pengujian
fungsi peralatan elevator kepada Pengawas.
2. Pekerjaan akan dinyatakan selesai bila seluruh pengujian berhasil baik dan dapat diterima oleh
Konsultan Pengawas dan Pemilik.
3. Untuk mengetahui bahwa semua pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat berfungsi baik dan telah
sesuai dengan persyaratan teknis yang dimana, maka Kontraktor diwajibkan menguji seluruh
pekerjaannya dengan standrad uji masing-masing yang telah ditetapkan dalam peraturan / Spesifikasi
Peralatan.
4. Pengujian ini dilaksanakan dibawah Pengawasan Direksi / Pengawas Lapangan yang ditunjuk Jadwal
Pelaksanan Pengujian dapat diatur seminggu sebelumnya atau atas persetujuan bersama.
5. Perusahaan Agen sekaligus aplikator Elevator dan escalator harus menyerahkan kepada Konsultan
Pengawas dalam rangkap 3 ( tiga ) mengenai hal – hal sebagai berikut :
a. Pemeriksaan secara visual terhadap kelengkapan peralatan, apabila terjadi kerusakan fisik atau
tidak berfungsinya sistem harus diperbaiki oleh pemborong sampai berfungsi sebagai mana
mestinya. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggunan Perusahaan Agen sekaligus aplikator
Elevator dan escalator dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah atau biaya tambah.
b. Pemeriksaan kekuatan mekanis, seluruh Sistem harus diperiksa, diteliti dan diuji dengan baik
sebelum diserahkan dan pelaksanaannya harus menyertakan Konsultan Pengawas dan bila perlu
dengan petugas dari Instansi terkait yang berwenang.
c. Pengujian pembebanan kereta
d. Pengujian kecepatan kereta
e. Pengujian operasi kereta
6. Pengujian lainnya sesuai dengan persyaratan pada standard yang diikuti dan persyaratan instansi yang
berwenang setempat (Authority Having Jurisdiction).
Pemeliharaan, Pelayanan Dan Garansi setelah Berita Acara Serah terima pekerjaan elevator
a. Jaminan pemeliharaan dan perbaikan kembali jika terjadi kerusakan selama 6 bulan terhitung
sejak tanggal penyerahan selesai pekerjaan.
b. Pemeliharaan dan pemeriksaan rutin tidak kurang dari tiap 2 (dua) bulan sekali, oleh orang yang
berkompeten dengan pembetulan-pembetulan, penyetelan-penyetelan, pembersihan –
pembersihan semua alat-alat elevator yang dipandang perlu
c. Jaminan pelayanan free panggilan darurat selama periode 6 bulan terhitung sejak tanggal
penyerahan selesai pekerjaan.
d. Garansi spare part selama 12 ( dua belas ) bulan terhitung sejak tanggal penyerahan selesai
pekerjaan.
e. Selama masa jaminan pemeliharaan, Perusahaan Agen sekaligus aplikator Elevator dan eskalator
harus memperbaiki dan mengganti semua kerusakan yang terjadi atas biaya sendiri untuk instalasi
dan material yang rusak . Garansi tidak berlaku apabila kerusakan disebabkan karena kesalahan
pemakai dan kondisi gedung yang tidak aman seperti kena petir, kebocoran air, tampias air hujan,
spare part hilang dicuri atau disabotase.
II.12. PEKERJAAN U-DITCH DAN II.12.1, Pekerjaan Pasang/penataan kembali kanstin beton pracetak
PERBAIKAN AKSES SERTA dan saluran U-Ditch dilaksanakan dengan penempatan, dimensi
LOKASI PROYEK dan material sesuai gambar perencanaan.
.
II.13. PENYELENGGARAAN SMK3 II.13.1. Penyiapan RK3K kontraktor wajib mengidentifikasi jenis
KONSTRUKSI bahaya dan resiko K3 beserta pengendalian bahaya dan rejiko
K3 sehingga bisa dibuat manual prosedur kerja, instruksi kerja
dan ijin-ijin kerja, termasuk Kartu Identitas Pekerja (KIP)
Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini untuk uraian bahan-bahan, pekerjaan-pekerjaan, yang
tidak disebut perkata atau kalimat “diselenggarakan oleh Kontraktor” maka hal ini harus dianggap seperti disebutkan.
Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi
tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam RKS ini, haruslah diselelnggarakan oleh Kontraktor dan
diterima sebagai “hal” yang disebutkan.
Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK), bilamana perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini.