syarat
Halaman 1
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
BAB XII
SPESIFIKASI
TEKNIS
1. URAIAN UMUM 1.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah : Pekerjaan
Pembangunan Gedung Kantor Kelurahan Lebak Wangi
1.2. Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu pada :
a. Rencana kerja dan syarat-syarat b.
Bestek, detail dan gambar kerja
c. Risalah Aanwizjing
d. Keputusan Direksi lapangan
1.3. Apabila terjadi perbedaan teknis/ persepsi tentang
pelaksanaan maka diharuskan berkonsultasi dan
persetujuan pihak Direksi
1.4. Pemborong diharuskan menyerahkan contoh material/
bahan/ barang sebelum digunakan/ dipasang di lapangan
Halaman 2
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman 3
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
3.9. Lahan bangunan akan diserahkan kepada pemborong
dengan kondisi seperti pada saat Aanwizjing lapangan,
seluruh biaya yang dikeluarkan untuk meneliti
dan meninjau lapangan adalah menjadi tanggung
jawab sepenuhnya pihak rekanan.
Satuan
4. UKURAN TINGGI DAN 4.1. Semua ukuran yang ada dalam rencana adalah dalam cm
PATOK (centi meter) untuk ukuran baja dalam mm atau inch
Permukaan atas lantai keramik (P + 0,00) adalah
65 cm dari tanah setelah ukuran tanah hasil timbunan,
4.2. kecuali ditetapkan lain pada saat rapat penjelasan
pekerjaan (sesuai gambar rencana)
Ukuran penduga dari Pipa dia 2” setinggi 100 cm dari muka
tanah asli, yang dilakukan dengan cor beton untuk
pondasinya. Ukuran penduga tersebut merupakan titik pikat
tetap yang harus dibuat pemborong sesuai arahan Direksi.
4.3. Mengukur letak bangunan
Ketentuan letak bangunan harus dibawah arahan dan
pengawasan pihak Direksi, pengukuran dilaksanakan
dengan menggunakan
alat ukur dan perlengkapan lainnya yang dibutuhkan dalam
4.4. pengukuran
Kontraktor harus menyediakan pembantu yang ahli
dalam cara-cara mengukur, alat-alat penyipat datar
(Theodolit, Waterpass), prisma silang pengukuran
menurut kondisi dan situasi tanah bangunan, yang
selalu berada di lapangan.
4.5.
Perbedaan antara gambar Kerja Dokumen dengan keadaan
di lapangan harus dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas/Direksi, selanjutnya Konsultan Pengawas/Direksi
berkonsultasi dengan Konsultan Perencana.
4.7.
Halaman 4
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
5. DIREKSI KEET/ LOS Pada awal pelaksanaan pekerjaan tahap pertama
5.1. berlangsung, pemborong telah menyiapkan
KERJA bangunan sementara yang berfungsi sebagai kantor
proyek dan atau los kerja yang dipergunakan sebagai
operasional kantor dan tempat menyimpan barang/
material, peralatan maupun dapat digunakan sebagai los
kerja bagi tempat tinggal sementara tenaga kerja
Bangunan sementara ini masih terus dapat difungsikan
untuk pelaksanaan pekerjaan tahap III.
7. PERATURAN TEKNIS
7.1.
PEMBANGUNAN
YANG
DIGUNAKAN
Halaman 5
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman 6
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
8. PENJELASAN RKS DAN 8.1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar kerja, Rencana
GAMBAR Kerja dan Syarat-syarat (RKS); termasuk tambahan dan
perubahannya dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
yang dibantu Konsultan Pengawas/Direksi.
Ukuran.
8.2. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam
Gambar Kerja meliputi :
As - As
Luar - Luar
Dalam - Dalam
Luar - Dalam
Halaman 7
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman 8
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman 9
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
10
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
11. TEMPAT TINGGAL 11.1. Untuk menjaga kemungkinan kerja diluar jam
(DOMISILI) kerja apabila terjadi hal-hal yang mendesak,
KONTRAKTOR Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan
secara tertulis alamat dan nomor telepon di lokasi kepada
Tim Pengelola Teknis setempat dan Konsultan
Pengawas/Direksi.
Halaman
11
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
13.2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup
bersih dan memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi
semua petugas yang ada dibawah kekuasaan
Kontraktor.
Halaman
12
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
15.2. Konsultan Pengawas/Direksi berwenang menanyakan asal
bahan/material dan komponen jadi, dan Kontraktor
wajib memberi tahu.
Halaman
13
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
14
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
7. PEKERJAAN TAMBAH Pekerjaan Tambah Kurang.
17.1. a. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah kurang
KURANG diberitahukan dengan tertulis atau ditulis
DAN dalam buku harian oleh Konsultan
PERSIAPAN Pengawas/Direksi serta disetujui oleh
PEKERJAAN Pemberi Tugas.
b. Pekerjaan tambah kurang hanya berlaku bila
memang nyata-nyata ada perintah tertulis dari
Konsultan Pengawas/Direksi atas persetujuan
Pemberi Tugas.
c. Biaya pekerjaan Tambah Kurang akan
diperhitungkan menurut daftar harga satuan
pekerjaan, yang dimasukan oleh Kontraktor
sesuai AV 41 Artikel 50 dan 51 yang
pembayarannya diperhitungkan bersama
angsuran terakhir.
d. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya
tidak tercantum dalam harga
satuan yang dimasukan dalam
penawaran, maka harga satuannya akan
ditentukan lebih lanjut oleh Konsultan
Pengawas/Direksi bersama- sama Kontraktor
dengan persetujuan Pemberi Tugas.
e. Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan
alasan sebagai penyebab kelambatan
penyerahan pekerjaan, tetapi Konsultan
Pengawas/Direksi/Tim Pengelola
Teknis dapat mempertimbangkan
perpanjangan waktu karena adanya
pekerjaan tambah tersebut.
Halaman
15
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
16
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
17
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
18
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
d. Pengamanan
Kontraktor harus melindungi dan
mengamankan dari segala kerusakan selama
pelaksanaan pekerjaan terhadap segala sesuatu
yang dinyatakan oleh Konsultan
Pengawas/Direksi tidak boleh dibongkar, baik
berupa bangunan, bagian dari bangunan, jaringan
listrik, gas, saluran air minum, drainase,
maupun pepohonan yang telah ada.
Apabila terjadi kerusakan atas segala sesuatu
yang dinyatakan dipertahankan, Kontraktor wajib
memperbaiki hingga keadaan semula.
Halaman
19
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
20
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Pekerjaan Penggalian
20.3. Pekerjaan ini meliputi penggalian tanah untuk : Pondasi
Galian tanah untuk Peresapan
Galian tanah untuk Septiktank
Dan lain-lain seperti tercantum dalam Gambar
Kerja
Galian tanah dilaksanakan untuk pembuatan lubang pondasi,
lubang septictank/rembesan, lubang-lubang saluran dan
pekerjaan-pekerjaan lain yang menurut kondisinya
20.4. memerlukan adanya galian tanah.
Galian tanah dilaksanakan setelah kontraktor bersama-
sama pengawas lapangan menetapkan as-as + elevasi yang
akan dilakukan galian pada papan bouwplank.
Pekerjaan Pengurugan
20.5. Pekerjaan ini meliputi pengurugan dan
pemadatan tanah untuk :
Penimbunan galian tanah dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
20.6. Pengurugan tanah untuk peninggian lantai Dan lain-lain
seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Halaman
21
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
22
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
c. Pekerjaan Penggalian
Tanah humus digali dan dipisahkan dari lapisan
tanah dibawahnya. Pengupasan (stripping) dengan
kedalaman rata-rata 10 cm dan akan digunakan
sebagai lapisan penutup untuk urugan tanah
subur/sekeliling bangunan atau ditempatkan
langsung berdekatan fungsi tersebut.
Sisa tanah humus harus diambil dan dibuang keluar
halaman. Pembuangan dan pengangkutan adalah
menjadi tanggungjawab Kontraktor. Biaya
apapun untuk pembuangan dan
pengangkutan dianggap sudah termasuk dalam
seluruh kontrak.
Semua penggalian harus dikerjakan sesuai
dengan panjang, kedalaman, kemiringan dan
lingkungan yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar.
Persetujuan terhadap tempat pengambilan tanah
untuk memenuhi keperluan pengurugan
seluruhnya harus dari kualitas yang sama dan hanya
dapat dipakai jika ada persetujuan dari Konsultan
Pengawas/Direksi terlebih dahulu.
Galian tanah dilaksanakan untuk semua galian
pondasi dan semua pasangan
lainnya di bawah tanah seperti : rollag atau sloof
dan lainnya harus dilakukan sesuai rencana
gambar.
Halaman
23
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
24
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
25
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
26
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
27
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
28
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Semen Portland
a. PC/semen : digunakan satu jenis semen
sekualitas TIGA RODA atau yang memenuhi
persyaratan dalam peraturan Portland Cement
Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type I Atau
Standard Inggris BS-12.
b. Semen yang telah mengeras sebagian /
seluruhnya,tidak diperkenankan untuk digunakan.
c. Tempat penyimpanan semen harus
diusahakan sedemikian rupa sehingga semen bebas
dari kelembapan
d. Konsultan pengawas dapat memeriksa semen
yang disimpan dalam gudang
pada setiap waktu sebelum
dipergunakan. Kontraktor harus bersedia
untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh
Konsultan pengawas Pekerjaan untuk pengambilan
contoh-contoh tersebut, semen yang tidak dapat
diterima sesuai pemeriksaan oleh Konsultan
Pengawas, harus tidak dipergunakan/diafkir
e. Jika semen yang dinyatakan tidak
memuaskan tersebut telah dipergunakan untuk
beton, maka Konsultan Pengawas dapat
memerintahkan untuk dibongkar, beton tersebut
dan diganti dengan memakai semen yang telah
disetujui atas beban kontraktor.
Halaman
29
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Baja Tulangan
a. Baja tulangan yang dipakai harus dari mutu U-
32 untuk baja diameter lebih besar
atau sama dengan 12 dan U-24 untuk baja diameter
lebih kecil 12, kecuali untuk
diameter 16 keatas harus menggunakan
U-32 (ulir) sesuai dengan PBI 1971, JIS SR 24
British Standard No 785 atau ASTM Designation
A-15. dan harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
Halaman
30
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
31
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Bekisting
a. Bekisting dibuat dari panel multiplex 12 mm
atau papan borneo tenal minimal 2 cm dengan
rangka penguat penyokong dan penyangga dibuat
dari kayu borneo 5/7,
5/10 secukupnya, sehingga mampu mendapatkan
kekuatan dan kekakuan
mendukung beton sampai selesai proses
ikatan beton. Untuk kolom struktur dipakai papan
borneo tebal 3/20.
b. Steger cetakan / Bekisting dipakai kayu borneo
dengan ukuran minimum 5/10 cm atau pipa
besi (scaffolding). Tidak diperkenankan
memakai bamboo.
c. Khusus cetakan bekisting untuk beton
pracetak harus dibuat lebih kokoh dan lebih
kaku, permukaan panel lurus, halus sehingga
menghasilkan bidang yang rata dan halus.
Halaman
32
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
33
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
34
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
35
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
36
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
37
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Mengaduk
a. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur
dan diaduk dalam mesin pengaduk beton
yaitu “ Batch Mixer”. Konsultan pengawas
berwenang untuk menambah waktu
pengadukan jika pemasukan bahan dan cara
pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil
adukan dengan susunan kekentalan dan warna
yang merata dalam komposisi dan
konsistensi dari adukan ke adukan,kecuali bila
diminta adanya perubahan dalam komposisi atau
konsistensi.
Air harus dituang lebih dahulu selama
pekerjaan penyerpurnaan.
b. Tidak diperkenankan melakukan
pengadukan beton yang berlebih-lebihan
(lamanya) yang membutuhkan
penambahan air untuk mendapatkan konsistensi
beton yang dikehendaki.
Messin pengaduk yang memproduksi hasil yang
tidak memuaskan harus diganti.
Mesin pengaduk tidak boleh dipakai
melebihi dari kapasitas yang telah
ditentukan
22.9 Suhu
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32o
C dan tidak kurang dari 4,50 C.
Bila suhu dari Beton yang dituang berada
antara 270 C dan 320 C, beton harus diaduk ditempat
pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.
Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian
rupa,sehingga suhu dari beton melebihi 32 0 C, sebagai
yang ditetapkan oleh konsultan pengawas, kontraktor
harus mengambil langkah - langkah yang efektif,
upamanya mendinginkan agregat, mencampur dengan es dan
mengecor pada waktu malam hari bila perlu, untuk
mempertahankan suhu beton, waktu dicor pada suhu
dibawah 320 C.
Halaman
38
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
39
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Pengecoran
a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan
cetakan,ukuran dan letak baja tulangan beton
sesuai gambar rencana/ pelaksanaan,
pemasangan sparing- sparing instalasi,
penyokong,pengikat dan lain-lainnya selesai
dikerjakan. sebelum pengecoran dimulai
permukaan - permukaan yang berhubungan
dengan pengecoran harus sudah disetujui oleh
konsultan pengawas.
b. Segera sebelum pengecoran beton
dimulai ,semua permukaan pada tempat pengecoran
beton (cetakan) harus bersih dari air yang tergenang,
reruntuhan atau bahan lepas.
Permukaan bekisting dengan bahan-
bahan yang menyerap pada tempat- tempat yang
akan dicor harus dibasahi dengan merata sehingga
kelembaban/air dari beton yang baru dicor tidak akan
diserap.
c. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih dari
2 meter,semua penuangan beton harus selalu
lapis-perlapis horizontal dan tebalnya tidak lebih
dari 50 cm. Konsultan pengawas berhak
untuk mengurangi tebal tersebut apabila
pengecoran dengan tebal 50 cm, tidak dapat
memenuhi spesifikasi ini.
Halaman
40
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman 41
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
22.14 Perlindungan
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap
kerusakan-kerusakan sebelum
penerimaan terakhir oleh Konsultan Pengawas.
Halaman
42
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
43
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Persyaratan Bahan :
23.2 a. Bata merah bermutu baik, dengan pengepresan
menggunakan mesin pres
dan bebas dari cacat dan retak minimum
telah menjadi dua (2) bagian, produk
local dan memenuhi standar “Persyaratan
Bahan-bahan PUBB 1970”
b. Pasir dari kualitas baik, bersih dan bebas dari
Lumpur, bahan organis, batu-batuan harus diayak.
Khusus untuk pekerjaan plesteran pasir harus
dicuci terlebih dahulu.
c. Semen yang dipakai standard dan
memenuhi persyaratan NI-8 type I menurut
ASTM-150
Halaman
44
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
45
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
46
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
47
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
48
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Sambungan-sambungan
pertemuan dan sudut harus benar- benar
tegak lurus, kokoh dan tidak dapat
digerak-gerakkan, serta pengerjaannya
harus rapi. sesuai gambar kerja atau
petunjuk konsultan pengawas/Direksi
d. Pekerjaan Kusen Pintu ,Jendela Alumunium
dan Kaca :
Bentuk profil yang dipakai untuk kusen, Frame
pintu dan jendela adalah
Halaman
49
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Bahan Kayu
a. Sebelum pelaksanaan kayu disimpan dan dikumpulkan
pada tempat yang tertutup dari cahaya
lansung/hujan dan mempunyai sirkulasi
udara yang baik dengan alas yang cukup
tinggi/tidak bersentuhan langsung dengan tanah.
Halaman
50
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
51
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
52
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
53
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
54
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Type bahan
kaca bening
tebal 5 mm : untuk jendela, pintu kaca
dan bovenlich.
kaca riben
tebal 5 mm : untuk bouvenlichgt km/wc atau
sesuai gambar.
cermin
Tipe Clear Glass Float Type tebal 5 mm
dengan salah satu permukaan dilapisi
perak (Chemical Depositosital Silver)
25.7. Persyaratan Teknis dan Mutu
01. Dimensi
Toleransi tebal kaca dan cermin lembaran
tidak boleh melebihi toleransi tebal 0,3 mm.
Toleransi Lebar dan Panjang Kaca dan
cermin adalah 1,5 mm sampai 2 mm.
02. Kaca dan cermin lembaran harus
mempunyai sudut siku, tepi potongan rata
dan lurus, bebas dari cacat dan noda.
03. Cermin
Lapisan perak/Chemical deposited silver
pada cermin yang dipakai harus terlihat
merata. Apabila terjadi bercak-bercak hitam,
maka harus diganti atas biaya Kontraktor
Persyaratan Pelaksanaan
Pemotongan harus rapi dan lurus dan harus
menggunakan alat pemotong
kaca/cermin khusus.
25.8. Sisi kaca/cermin yang tampak maupun
yang tidak tampak akibat pemotongan harus
digurinda dan dihaluskan.
Kaca dan cermin yang telah terpasang harus
dilindungi dari kerusakan dan benturan dan
diberi tanda agar mudah
diketahui.
26. PEKERJAAN
LOGAM/METAL 26.1 Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam Pekerjaan ini adalah a.
Kontruksi Rangka Plafond
b. Konstruksi Kusen Alumunium
26.2. Persyaratan Bahan dan Teknis
Halaman
55
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
56
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
57
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
58
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
b. Las perapat/Pengendap
Dalam setiap posisi dimana dua bagian (dari
suatu benda) saling berdekatan, harus digunakan
las perapat/pengendap guna mencegah
masuknya lengas
terlepas apakah diberikan detailnya atau tidak dalam
Gambar Kerja apakah barang tersebut terkena cuaca
luar atau tidak dan Kontraktor tidak dapat
mengklaim pekerjaan ini sebagai pekerjaan tambah.
Halaman
59
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
d. Perbaikan Las
Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan,
maka harus dilakukan oleh Kontraktor
sebagaimana yang diperintahkan oleh
Konsultan Pengawas/Direksi dan tidak dapat
diklaim sebagai pekerjaan tambah. Las yang
menunjukan cacat harus dipotong dan dilas
kembali atas biaya Kontraktor
e. Mur dan Baut :
Mur dan Baut yang digunakan harus
mempunyai ukuran yang sesuai
dengan yang tercantum dalam gambar
rencana
Pemasangan Mur dan Baut harus benar-benar
kokoh serta mempunyai kekokohan yang
merata antara satu dengan yang lainnya
Halaman
60
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
27. PEKERJAAN
PLAFOND 27.1 Lingkup Pekerjaan
a. Rangka Plafond b.
Penutup Plafond
d. Panel Kalsiboard
Mempunyai standar SII
Ukuran panel Standard atau sesuai gambar
Kerja
Tebal panel 3 mm
Bahan yang akan dipakai harus siku
pada sudut-sudutnya, permukaan rata tidak
bergelombang, tidak ada tonjolan atau
lekukan; dan bebas dari cacat, noda dan pecah.
Merk sekualitas “Kalsiboard”.
e. Panel Kalsiboard 3 mm
Memenuhi persyaratan SII-0015-76
Ukuran panel standard /sesuai Gambar kerja
Tebal Kalsiboard 6 mm
Bahan yang akan dipakai harus siku pada
sudut-sudutnya, permukaan rata tidak
bergelombang, tidak ada tonjolan atau
lekukan dan bebas dari cacat, noda dan pecah.
Halaman
61
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
62
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
c. Pekerjaan rabat
Halaman
63
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
64
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Persyarat Teknis
a. Peralatan seperti : Kuas, Roller, Sikat kawat, Kape,
dan sebagainya;l harus tersedia dari kualitas baik
dan jumlahnya cukup.
b. Semua cat dasar harus disapukan dengan kuas.
29.3 Pelaksanaan pekerjaan pengecatan cat dasar untuk
komponen bahan metal, harus dilakukan sebelum
komponen tersebut terpasang.
Halaman
65
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
66
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
67
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
68
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
30. PEKERJAAN PEMASANGAN 30.1. Lingkup Pekerjaan dalam pasal ini yang akan di uraiakan
SANITARY hanya pekerjaan pemasangan Sanitary, sedangkan
untuk instalasi air bersih dan air kotor akan di
uraikan terpisah dalam Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Mekanikal, Elektrikal, Pllumbing, Tata Udara dan
Ventilasi.
30.2. Lingkup Pekerjaan Ini meliputi pengadaan dan
pemasangan antara lain:
a. Pemasangan Sanitary
Persyaratan Bahan a.
30.4. Mutu Bahan
Bahan harus bebas cacat dan
bahan yang tidak memenuhi syarat sanitasi
tidak boleh dipergunakan.
Halaman
69
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
b. Alat Sanitair
Pekerjaan Alat sanitair Pemasangan Kloset
Jongkok, kloset duduk dan Washtafel
yang digunakan adalah sekualitas merk
„TOTO”
Halaman
70
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Persyaratan Pelaksanaan
32.2. a. Pekerjaan rabat Keliling Bangunan
Untuk Pedestrian dan rabat keliling bangunan
menggunakan beton dengan
campuran 1pc;4ps;5kr dengan ketebalan
7 cm , pada bagian pinggirnya memakai kanstin
pasangan batako, dengan ukuran sesuai gambar
kerja, dan untuk rabat
keliling bangunan dinding saluran berfungsi
sebagai kanstin.
Halaman
71
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Persyaratan Bahan
a. Persyaratan Mutu Bahan
Bahan
33.2. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua
bahan, brosur lengkap dan jaminan dari Pabrik,
kecuali bahan yang disediakan oleh proyek.
Halaman
72
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
33.3. Pengujian
a. Bila diperlukan, wajib mengadakan test bahan
tersebut pada laboratorium yang Independent,
baik mengfenai Komposisi, konsentrasi, dan
hasil yang ditimbulkannya. Untuk ini
Kontraktor/ Supplier harus menunjuk
syarat rekomendasi dari lembaga resmi yang
ditunjuk tersebut sebelum memulai
pekerjaan.
Halaman
73
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
74
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
75
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
76
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
77
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
78
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
79
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
34. PEKERJAAN
PEMBONGKARAN ,
PENGAMAN DAN
PEMBERSIHAN
SETELAH
PEMBANGUNAN
34.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pembersihan tapak Konstruksi dan pada semua
pekerjaan yang termasuk dalam lingkup
pekerjaan seperti tercantum di
gambar kerja dan terurai dalam buku RKS
ini dari semua barang atau bahan
bangunan lainnya yang dinyatakan tidak
digunakan lagi setelah pekerjaan selesai menjadi
tanggung jawab kontraktor.
35. PEKERJAAN LAIN -LAIN 35.1 Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang
memerlukan penyelesaian di lapangan akan
diatur/dibicarakan dilapangan oleh konsultan
pengawas dan kontraktor, bila diperlukan akan
dibicarakan dengan konsultan perencana.
35.2 Selain persyaratan teknis yang tercantum di
atas, pemborong diwajibkan pula mengadakan
pengurusan -pengurusan perizinan antara lain:
- Pembuatan izin Mendirikan bangunan
(IMB) dari PEMDA setempat, Surat perizinan
ini harus sudah diserahkan kepada Pemimpin
Pelaksana Kegiatan sebelum serah terima
Pekerjaan pertama.
- Surat Bukti Keer Listrik/Pengetesan dari
PLN, dan pengetesan lainnya bila diperlukan.
Halaman
80
Rencana Kerja dan Syarat-
syarat
Halaman
81