KATA PENGANTAR
Di Kota Tangerang Selatan wilayah yang rawan terjadinya genangan air (titik banjir) adalah
daerah-daerah yang berada di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) meliputi semua wilayah.
Dengan cakupan wilayah kerja yang luas dan ketersediaan dana, maka untuk mengantisipasi banjir-
banjir yang berpotensi terjadi, khususnya wilayah tersebut di atas, maka daerah-daerah yang
dilewati oleh aliran sungai menjadi prioritas bagi penanganan banjir.
Kegiatan-kegiatan fisik seperti Perencanaan Teknis Saluran Drainase dilakukan sebagai salah satu
upaya penanganan banjir yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang Selatan,
memerlukan perencanaan teknis yang matang agar diperoleh hasil yang optimal.
Laporan ini merupakan laporan Akhir dalam rangka pelaksanaan pekerjaan PENYUSUNAN DED
PILOT PROJECT RENCANA INDUK DRAINASE KOTA TANGERANG SELATAN TA 2018
di Perumahan Jurang Mangu Permai.
Laporan ini merupakan penjabaran dari proposal teknis dalam bentuk operasional, yang diharapkan
dapat bermanfaat sebagai perangkat pemantauan (monitoring) kemajuan kerja, sesuai dengan
ketentuan seperti yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja. Atas kesempatan dan kepercayaan
yang telah diberikan oleh Dinas Pekerjaan Umum kepada konsultan lokal untuk melaksanakan
pekerjaan ini, kami mengucapkan terimakasih dan berupaya semaksimal mungkin untuk
memberikan hasil pekerjaan yang terbaik.
Suaeb, ST
Direktur Utama
1
Laporan Akhir
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................6
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................................6
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN....................................................................................................6
1.3 TARGET DAN SASARAN..................................................................................................6
1.4 LINGKUP PEKERJAAN, LOKASI PEKERJAAN.............................................................7
1.5 PRODUK YANG DIHASILKAN.........................................................................................7
1.6 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN.................................................................................7
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI...........................................................................8
2.1 ADMINISTRASI...................................................................................................................8
2.2 TOPOGRAFI DAN GEOMORFOLOGI............................................................................10
2.3 GEOLOGI WILAYAH.......................................................................................................10
2.4 HIDROGEOLOGI WILAYAH...........................................................................................11
2.5 IKLIM DAN CURAH HUJAN...........................................................................................11
2.6 JENIS TANAH....................................................................................................................12
2.7 DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS).................................................................................13
BAB III METODOLOGI PELAKSANNA PEKERJAAN................................................................17
3.1 METODOLOGI...................................................................................................................17
3.2 PELAKSANNA PEKERJAAN...........................................................................................20
3.2.1 Pengertian Drainase......................................................................................................20
3.2.2 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan......................................................................................20
3.2.3 Tahap Persiapan Perencanaan......................................................................................22
3.2.4 Survey Penyelidikan Geologi.......................................................................................26
3.2.5 Survey Hydrologi.........................................................................................................28
3.2.6 Kriteria Desain.............................................................................................................29
3.2.7 Aplikasi Formula..........................................................................................................32
3.2.8 Tahap Detail Desain.....................................................................................................37
3.2.9 Penggambaran Detail Desain.......................................................................................38
3.2.10 Perhitungan Volume Pekerjaan....................................................................................38
3.2.11 Estimasi Biaya Pelaksanaan Fisik................................................................................39
3.2.12 Dokumen Tender..........................................................................................................39
2
Laporan Akhir
3
Laporan Akhir
DAFTAR TABEL
4
Laporan Akhir
DAFTAR GAMBAR
5
Laporan Akhir
BAB I PENDAHULUAN
.1 LATAR BELAKANG
Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang Selatan
mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan Drainase yaitu melaksanakan
suatu kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan dan pengawasan terhadap
prasarana Drainase termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi
drainase lingkungan sesuai dengan kewenangannya yang ada di wilayah Kota Tangerang Selatan.
Pekerjaan yang harus dikerjakan ini meliputi perencanaan detail teknik Drainase dan penyiapan
dokumen spesifikasinya sebagai bagian dari dokumen tender fisik secara lengkap dan terperinci
yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Lokasi yang akan direncanakan pada PENYUSUNAN
DED PILOT PROJECT RENCANA INDUK DRAINASE KOTA TANGERANG SELATAN TA
2018 adalah di lokasi Perumahan Jurang Mangu Permai.
6
Laporan Akhir
7
Laporan Akhir
2.1 ADMINISTRASI
Secara administratif luas wilayah Kota Tangerang Selatan berdasarkan Undang-Undang No. 51
Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan adalah 147,19 Km2 atau 14.719 Ha
terdiri dari 7 kecamatan, 49 kelurahan dan 5 desa. Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur
Provinsi Banten yaitu pada titik koordinat 106˚38’ - 106˚47’ Bujur Timur dan 06˚13’30” -
06˚22’30” Lintang Selatan.
Gambar 2. 1 Peta Administratif Kota Tangerang Selatan
Sumber Peta : Laporan Akhir RTRW Kota Tangerang Selatan, Tahun 2017
Wilayah Kota Tangerang Selatan dilintasi oleh Kali Angke, Kali Pasanggrahan dan Sungai
Cisadane sebagai batas administrasi kota di sebelah barat. Letak geografis Kota Tangerang Selatan
yang berbatasan dengan provinsi DKI Jakarta pada sebelah utara dan timur memberikan peluang
pada Kota Tangerang Selatan sebagai salah satu daerah penyangga provinsi DKI Jakarta. Selain itu,
wilayah ini juga menjadi daerah perlintasan yang menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi
DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat. Batas administratif Kota Tangerang Selatan sebagai berikut :
8
Laporan Akhir
Sebelah utara berbatasan dengan Propinsi DKI Jakarta dan Kota Tangerang
Sebelah timur berbatasan dengan Propinsi DKI Jakarta dan Kota Tangerang Selatan
Sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Kabupaten Bogor dan Kota Tangerang
Selatan
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang
Tabel 2. 1 Luas Wilayah Kota Tangerang Selatan Per Kecamatan
Luas Daerah
No Kecamatan Persentase Terhadap Luas Kota (%)
(Hektar)
1 Serpong 2.404 16,33
2 Serpong Utara 1.784 12,12
3 Ciputat 1.838 12.49
4 Ciputat Timur 1.543 10,48
5 Pamulang 2.682 18,22
6 Pondok Aren 2.988 20,30
7 Setu 1.480 10,06
Jumlah 14.719 100
Sumber : BAPPEDA Kota Tangerang Selatan, 2017
Kecamatan dengan wilayah paling besar di Kota Tangerang Selatan terdapat di Kecamatan Pondok
Aren dengan luas 2.988 hektar atau 20,30% dari luas keseluruhan Kota Tangerang Selatan,
sedangkan kecamatan dengan luas paling kecil adalah Kecamatan Setu dengan luas 1.480 hektar
atau 10,06%.
Berdasarkan Buku Profil Tangerang Selatan (2016), sebagian besar wilayah Kota Tangerang
Selatan merupakan dataran rendah, dengan topografi yang relatif datar dengan kemiringan rata-rata
0 – 3%, sedangkan ketinggian wilayah antara 0 – 25 m dpl (di atas permukaan laut). Untuk
kemiringan garis besarnya terbagi atas 2 (dua) bagian, yaitu :
Kemiringan antara 0 – 3% meliputi Kecamatan Ciputat, kecamatan Ciputat Timur,
Kecamatan Pamulang, Kelurahan Setudan Kelurahan SetuUtara.
Kemiringan antara 3 – 8% meliputi Kecamatan Pondok Aren dan Kecamatan Setu.
Pada umumnya, kota Tangerang Selatan merupakan daerah yang relatif datar. Adapun pada
beberapa Kecamatan terdapat lahan yang bergelombang seperti di perbatasan antara Kecamatan
Setu dan kecamatan Pamulang serta sebagian di kecamatan Ciputat Timur.
Kondisi geologi Kota Tangerang Selatan umumnya adalah batuan alluvium, yang terdiri dari batuan
lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan bongkah. Berdasarkan klasifikasi dari United Soil
Classification System, batuan ini mempunyai kemudahan dikerjakan atau workability yang baik
9
Laporan Akhir
sampai sedang, unsur ketahanan terhadap erosi cukup baik oleh karena itu wilayah Kota Tangerang
Selatan masih cukup layak untuk kegiatan perkotaan.
.8 GEOLOGI WILAYAH
Berdasarkan peta geologi regional oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung
tahun 1992, Lembar Jakarta dan Kepulauan Seribu, Skala I : 100.00, stratigrafi wilayah Tangerang
Selatan sekitarnya dari tua ke muda disusun oleh batuan perselingan, batupasir dan batu lempung
(Anonimous, 2010) sebagai berikut:
Formasi Bojongmanik (Tmb): perselingan konglomerat, batupasir, batulanau, batu lempung
Formasi Serpong (Tpss): breksi, lahar, tuf breksi, tuf batuapung
Satuan Batuan Gunung api Mucla (Qv): tuf halus berlapis, tuf pasiran berselingan dengan
konglomeratan
Satuan Batuan Kipas Alluvium: endapan lempung, pasir, kerikil, kerakal clan
Satuan Endapan Alluvial (Qa)
Struktur geologi di daerah ini merupakan lapisan horizontal atau sayap lipatan dengan kemiringan
lapisan yang hampir datar, Berta sesar menclatar yang diperkirakan berarah utara-selayan
(Anonimous, 2010).
Menurut Laporan Penelitian Sumberdaya Air Permukaan di Kota Tangerang Selatan (Anonimous,
2010) kondisi geologi Kota Tangerang Selatan termasuk dalam sistem geologi cekungan Botabek
yang dibentuk oleh endapan kuarter yang berupa rombakan gunung api muda clan endapan sungai.
Singkapan batuan tersier yang membatasi cekungan Bogor–Tangerang–Bekasi terclapat pada
bagian barat–barat days dimana di jumpai pada. Formasi Serpong, Genteng clan Bojongmanik.
10
Laporan Akhir
.9 HIDROGEOLOGI WILAYAH
Dewasa ini air tanah masih merupakan sumber utama untuk kepentingan air bersih bagi daerah
Tangerang Selatan dan sekitarnya. Reservoir air tanah terdapat pada batuan tersier dan kwarter.
Endapan kwarter dan endapan tersier vulkanik menjari/ bersilang jari/ interfingering dengan
endapan kwarter sungai/delta.
Akuifer air tanah dangkal terdapat pada kedalaman 0-20 m dari permukaan tanah, bersifat preatik.
Kedalaman air tanah yang terbesar mengandung air tanah ini merupakan air tanah semi tak tertekan
sampai tertekan. Air tanah dalam dengan tekanan artesis terdapat di daerah pantai dan di bagian
tengah daerah telitian ke arah timur, diperkirakan hingga kedalaman 270 m. Arah aliran air tanah
adalah ke utara sesuai dengan arah umum sistem drainase.
11
Laporan Akhir
Wilayah Tangerang Selatan termasuk daerah beriklim tropic yang dipengaruhi oleh iklim muson,
musim kemarau Bulan April–September dan musim penghujan antara Bulan Oktober–Maret.
Kondisi iklim di daerah Tangerang Selatan relatif sama yang ditandai oleh perbedaan curah hujan
yang cukup kecil. Berdasarkan data pemeriksaan hujan tahun 2015 di Stasiun Klimatologi, Pondok
Betung, banyaknya curah hujan bulanan berkisar antara I–361 mm dan banyaknya hari hujan antara
10–20 hari, yang terjadi pada Bulan Januari dan Maret. Curah hujan rata-rata bulanan sekitar
122mm.
Intensitas sinar matahari rata-rata 35.7%. Kelembaban udara disajikan pada Tabel Temperatur udara
berkisar antara 33,4 º C hinggá 37.4 º C. Temperatur terdingin terjadi pada bulan Januari, sedangkan
temperatur terpanas terjadi pada bulan Oktober. Temperatur udara rata-rata tahunan adalah sekitar
35.7 º C.
12
Laporan Akhir
a. Tanah alluvial, tanah endapan yang masih muda, terbentuk dari endapan lempung, debu dan
pasir, umumnya tersingkap di jalur-jalur sungai, tingkat kesuburan sedang – tinggi.
b. Tanah latosol coklat kemerahan, tanah yang belum begitu lanjut perkembangannya, terbentuk
dari tufa vulkan andesitis–basaltic, tingkat kesuburannya rendah–cukup, mudah meresapkan
air, tahan terhadap erosi, tekstur halus
c. Asosiasi latosol merah dan laterit air tanah, tanah latosol yang perkembangannya
dipengaruhi air tanah, tingkat kesuburan sedang kandungan air tanah cukup banyak, sifat
fisik tanah sedang-kurang baik.
1. DAS Cisadane
DAS Cisadane merupakan DAS terbesar diwilayah KotaTangerang Selatan, berdasarkan data Dinas
Bina Marga dan Pengairan Umum Kota Tangerang Selatan (2011) panjang Sungai Cisadane
±73.000 meter dan lebarnya ±103,30 meter. Debit maksimum Sungai Cisadane sebesar 950.000
lt/detik, sedangkan debit minimum sebesar 67.000 lt/detik. Sungai Cisadane yang melewati Kota
Tangerang Selatan terdiri dari lima (5) Sub DAS yaitu:
DAS Cisadane memiliki daerah tangkapan seluas 1.100 km2 dan merupakan salah satu sungai
utama di Provinsi Banten dan Jawa Barat. Sumbernya berada di Gunung Salak – Pangrango
(Kabupaten Bogor, sebelah Selatan Kabupaten Tangerang) dan mengalir ke Laut Jawa. Fluktuasi
aliran sungai Cisadane sangat bergantung pada curah hujan di daerah tangkapannya. Aliran yang
tinggi terjadi saat musim hujan dan menurun saat musim kemarau.
DAS Cisadane memiliki daerah tangkapan seluas 1.100 km2 dan merupakan salah satu sungai
utama di Provinsi Banten dan Jawa Barat. Sumbernya berada di Gunung Salak–Pangrango
13
Laporan Akhir
(Kabupaten Bogor, sebelah Selatan Kabupaten Tangerang) dan mengalir ke Laut Jawa. Fluktuasi
aliran sungai Cisadane sangat bergantung pada curah hujan di daerah tangkapannya. Aliran yang
tinggi terjadi saat musim hujan dan menurun saat musim kemarau. Pertanian dan galian pasir,
sedangkan pada bagian hilir sebagian besar merupakan daerah permukiman.
Gambar 2. 2 Kondisi Sungai Cisadane di KotaTangerang Selatan
14
Laporan Akhir
DAS Kali Angke terdiri dari 17 Sub DAS yang berada di wilayah Kota Tangerang Selatan, yaitu :
1. Sub DAS Kali Sarua, terlatak di Kecamatan Ciputat dan Kecamatan Pondok Aren;
2. Sub DAS Kali Parigi, terlatak di Kecamatan Pondok Aren;
3. Sub DAS Kali Ciputat, terlatak di Kecamatan Pondok Aren;
4. Sub DAS Kali Ciledug, terlatak di Kecamatan Pamulang dan Kecamatan Ciputat;
5. Sub DAS Kali Parigi II, terlatak di Kecamatan Ciputat dan Kecamatan Pondok Aren;
6. Sub DAS Kali Pamulang, terlatak di Kecamatan Pamulang;
7. Sub DAS Kali Pondok Jagung, terlatak di Kelurahan SetuUtara;
8. Sub DAS Kali Kedaung, terlatak di Kecamatan
9. Sub DAS Kalai Rompong, terlatak di Kecamatan Ciputat Timur;
10. Sub DAS Kali Baru, terlatak di Kecamatan Pondok Aren;
11. Sub DAS Kali Pondok Bahar, terlatak di Kecamatan Pondok Aren;
12. Sub DAS Kali Cantiga, terlatak di Kecamatan Ciputat;
13. Sub DAS Kali Ciater, terlatak di Kelurahan Setu;
14. Sub DAS Kali Kunciran, terlatak di Kelurahan Setu;
15. Sub DAS Kali Bojong, terlatak di Kelurahan Setu;
16. Sub DAS Kali Legoso, terlatak di Kelurahan Setu;
17. Sub DAS Kali Bungur, terlatak di Kecamatan Ciputat Timur.
18. DAS Kali Angke dengan sungai yang mengalir di wilayah kota disamping berfungsi sebagai
sumber irigasi juga sebagai saluran drainase Kota Tangerang Selatan. Penduduk yang
tinggal di sekitar sungai memanfaatkan air sungai tersebut sebagai sumber utama untuk
keperluan irigasi lahan, mencuci, dan juga keperluan rumah tangga.
15
Laporan Akhir
16
Laporan Akhir
.13 METODOLOGI
Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas serta tuntutan kerja, maka
hasil pekerjaan Konsultan Perencana perlu dituangkan dalam tahap-tahap sebagai berikut:
1. Untuk dapat tercapainya hasil pekerjaan seperti yang diisyaratkan
dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).
2. PT ARMUDI PRADANA KONSULTAN akan mengerahkan Team
Tenaga Ahli yang sudah berpengalaman khususnya dalam bidang pekerjaan yang akan
dilaksanakan yaitu PENYUSUNAN DED PILOT PROJECT RENCANA INDUK
DRAINASE KOTA TANGERANG SELATAN TA 2018.
3. Team Konsultan Perencana akan bertanggung jawab didalam
pelaksanaan pekerjaan tersebut dengan menggunakan hasil perencanaan lapangan dan hasil
pengukuran serta detail desain yang diperoleh di lapangan, sehingga dalam perhitungan
volume lapangan hasilnya akan optimal, lengkap, akurat dan informatif, serta efektif dan
efisien. Oleh karenanya hubungan kerja antara pihak Konsultan Perencana dengan Instansi
terkait terutama di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten dalam hal ini Dinas Pekerjaan
Umum Kota Tangerang Selatan harus harmonis dan baik.
4. Pendekatan umum yang dilakukan oleh Konsultan Perencana dalam
PENYUSUNAN DED PILOT PROJECT RENCANA INDUK DRAINASE KOTA
TANGERANG SELATAN TA 2018 adalah dengan melakukan rekayasa sumber daya air
yang menitik beratkan pada masalah rekayasa dan teknologi pemanfaatan sumber daya air.
Masalah yang berhubungan dengan sumber daya air tidak hanya pada rekayasa dan
teknologi, tetapi juga mencakup masalah sosial dan lingkungan.
5. Metodelogi kerja ditetapkan dalam merencanakan suatu survey
Investigasi design (SID) penanganan sungai meliputi kegiatan-kegiatan yang
berkesinambungan, dimulai dengan :
a. Survey untuk mengumpulkan data-data primer dan sekunder
b. Penyusunan data
c. Pengolahan dan analisa/investigasi data
17
Laporan Akhir
18
Laporan Akhir
A
L
T
E
Daerah Pelayanan R
Sistem Drainase N
saat ini A
T
I
Debit Banjir Saat ini
Survey Pendahuluan F
dan Debit Rencana
Pengumpulan SurveyJaringan Drainase
dan Pengolahan Survey Trase Saluran Analisis data P
Sistem Drainase Saat ini
data Survey Kondisi Eksisting E
Survey Hidrologi dan Pengembangannya Daerah Genangan/
N
Rawan Banjir
G
E
Sistem Drainase M
saat ini dan B
Pengembangannya A
N
G
Bangunan Pelengkap/ A
Penunjang N
Daerah Pelayanan
PERENCANAAN TEKNIK
Badan Badan Air
Penerima
19
Laporan Akhir
20
Laporan Akhir
21
Laporan Akhir
Ada beberapa hal yang perlu dicatat nantinya dapat membantu dalam hal berhasilnya dengan
baik suatu penelitian atau penyelidikan antara lain :
- Dipahami tentang maksud dan tujuan dilakukannya survey
- Tersedianya peralatan yang cukup dan memadai serta memenuhi batas-batas toleransi
pembacaan.
- Cukup tersedianya tenaga ahli yang berpengalaman pada bidangnya.
- Lingkup kegiatan lapangan, laboratorium dan analisis yang diperlukan untuk mengetahui
kondisi, konstanta ataupun factor paramedic tertentu yang akan digunakan dalam
perhitungan selanjutnya.
- Data awal/pendahuluan yang sangat menentukan arah ataupun langkah survey yang akan
dialakukan.
Data survey yang diharapkan dapat menunjang dalam pengembangan sumber daya air dalam
penanganan Saluran Drainase air / Gorong – gorong dalah sebagai berikut :
(b) Data Topografi; data pemetaan yang dilengkapi dengan skala serta foto-foto yang
diperlukan
(c) Data Geologi; data yang menunjukan jenis-jenis tanah termasuk lapisan yang ditinjau
terhadap daya dukung terhadap konstruksi yang akan dibangun diatasnya dan normalisasi
sungai.
(d) Data tanah; data tanah biasanya diambil langsung dilapangan dan data yang diolah oleh
laboratorium. Dilapangan dilakukan survey geoteknik seperti sondir, boring, DCP,
sedangkan di laboratorium dilaksanakan untuk pengambilan data : gradasi tanah, kadar air
tanah, berat volume, proctor tanah, rembesan, konsolidasi.
(e) Data Hidrologi; secara garis besar data ini diharapkan dapat dipelajari untuk menghitung
debit atau yang lainnya. Data hidrologi yang diperlukan seperti : data statistik, daur
hidrologi, penguapan, curah hujan.
(f) Data Morfologi sungai; data ini lebih banyak dipakai untuk mengetahui peruntukan/
keperluan dari pada pengembangan sumber daya air.
Data morfologi sungai ini terdiri dari daerah pengali sungai, sedimentasi sungai,
pemanfaatan sungai, geometric sungai, bentuk penampang sungai.
(g) Data Ekologi; data ini diharapkan dapat melengkapi hubungan antara makhluk hidup
dengan lingkungan, dan hubungan timbal balik antara makhluk hidup (terutama manusia)
dengan lingkungan hidupnya.
Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas serta tuntutan kerja,
maka hasil pekerjaan Konsultan Perencana perlu dituangkan dalam tahap-tahap sebagai
berikut:
22
Laporan Akhir
1. Survey Pendahuluan
Survey pendahuluan dititik beratkan pada pengamatan visual lapangan di obyek lokasi proyek
dan kawasan terkait, sekaligus mengklarifikasi–mencocokkan gambar terlaksana dengan keadaan
sekarang. Survey pendahuluan bertujuan mengumpulkan data pendukung untuk melaksanakan
survey detail dan mengumpulkan data lainnya untuk melengkapi data survey detail, geoteknik,
survey harga, desain Perencanaan Sistem Drainase Saluran Air /Gorong–Gorong/Bronjong
Wilayah Kota Tangerang Selatan.
2. Survey Lapangan
Survey Lapangan meliputi Survey Topografi, Survey Penyelidikan Geologi, Survey Hydrologi.
I. Survey Topografi
1.1 Gambaran Umum Survey
Tujuan Pengukuran Topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data koordinat dan
ketinggian permukaan bumi di sepanjang ruang lingkup pekerjaan yang selanjutnya akan
dipresentasikan dalam bentuk Peta Perencanaan dengan menggunakan skala yang ditentukan.
a. Lingkup Pekerjaan Survey
Pekerjaan Pengukuran:
i. Pekerjaan pengukuran topografi dilakukan disepanjang koridor Saluran Drainase/Gorong-
gorong dalam penanganan yang direncanakan.
ii. Titik awal dan akhir pekerjaan pengukuran harus dilengkapi dengan data/identitas yang
mudah dikenal aman.
iii. Dibuatkan titik ikat referensi (patok BM) dari beton ukuran 10x10x75 atau pipa paralon 4”
yang diisi adukan beton dipasang 2 buah, di kiri dan kanan sungai.
23
Laporan Akhir
24
Laporan Akhir
- Sudut-sudut polygon diukur dengan alat ukur theodolit dengan ketelitian baca dalam
detik. Disarankan untuk menggunakan alat ukur elektronis jenis Total Station atau T2
+ CDM atau yang setingkat.
- Ketelitian pengukuran polygon adalah sebagai berikut :
Keslahan sudut yang diperbolehkan adalah 10”kali akar jumlah titik polygon
(10√n), dimana n= jumlah titik.
Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5”.
25
Laporan Akhir
Pengukuran Khusus
- Pengukuran pada perpotongan rencana jalur sungai yang akan di normalisasi dengan
sungai lain (lebar ≥ 20 m)
- Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing 200 meter dari perkiraan
titik perpotongan dengan interval pengukuran penampang melintang sebesar 50
meter.
- Koridor pengukuran searah rencana jalur sungai yang di normalisasi masing-masing
100 meter dari kedua tepi sungai dengan interval pengukuran penampang melintang
rencana jalur sungai sebesar 50 meter.
- Pengukuran pada perpotongan dengan jalur sungai yang ada.
- Koridor pengukuran kearah setiap arah kaki perpotongan masing-masing 100 meter
dari perkiraan titik perpotongan dengan interval pengukuran penampang melintang
sebesar 50 meter.
- Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang dibentuk alam maupun
manusia dipersilangan tersebut.
26
Laporan Akhir
diberikan atas dasar nilai rata-rata tapi harus diberikan berdasarkan panjang kaki sudut
(kaki sudut yang pendek mendapat koreksi yang lebih besar) dan harus dilakukan di lokasi
pekerjaan.
Perhitungan Sipat Datar
Perhitungan sipat datar harus dilakukan hingga 4 desimal (ketelitian 0.5 mm) dan harus
dilakukan kontrol perhitungan pada setiap lembar perhitungan dengan menjumlahkan
setiap tingginya.
Perhitungan Ketinggian Detail
Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur yang dipakai sebagai titik
pengukuran dan dihitung secara tachimetris.
Penggambaran
- Penggambaran polygon situasi detail memanjang harus dibuat dengan skala = 1 : 500
atau 1 : 1000.
- Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan nilai absis (x) dan ordinatnya
(y).
- Pada setiap lembar gambar dan setiap 1 meter panjang gambar harus dicantumkan
petunjuk arah utara.
- Penggambaran setiap titik polygon harus berdasarkan hasil perhitungan dan tidak
boleh dilakukan secara grafis.
- Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai x, y, z-nya dan diberi tanda khusus.
- Penggambaran penampang melintang (crossection) dibuat dengan skala horizontal
1:1000 dan vertikal 1:500.
- Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan penampang melintang
harus digambarkan pada gambar polygon, sehingga membentuk gambar situasi
dengan interval garis ketinggian (kontur) maksimal 1 meter dan minimal 0,5 meter.
27
Laporan Akhir
Analisis jenis, volume dan lokasi sumber material (quarry) yang bisa dimanfaatkan
dalam konstruksi sungai atau bangunan pelengkap lainnya.
Penyelidikan terutama dilakukan secara visual, menggunakan bantuan loupe dan alat lainnya
yang representatif dalam rangka mencari parameter-parameter yang diperlukan dalam
analisis stabilitas, perhitungan stabilitas sungai serta bangunan pelengkap lainnya yang
diperlukan. Untuk pelengkap data dimaksud, maka teknis penyelidikan dibagi menjadi :
(a) Penyelidikan lapangan dalam rangka pemetaan geologi teknik permukaan detil memakai
peta dasar topografi dengan skala maksimum 1:25.000
(b) Penyelidikan lapangan dalam rangka pemetaan tanah dasar Lapukan batuan dianalisis
atas dasar pemeriksaan sifat fisik-kimia, diplot di atas peta geologi teknik termasuk di
dalammya pengamatan tentang:
a. Gerakan tanah.
b. Tebal tanah dasar.
c. Kondisi air tanah dan air permukaan.
d. Vegetasi.
e. Drainase alami.
f. Pengolahan tanah dan sebagainya yang akan berpengaruh dalam proses analisis
tingkat stabilitas daerah rencana, termasuk di dalamnya perkiraan dalamnya rawa.
b. Pemetaan Geologi Teknik Permukaan Detail
Menggunakan peta dasar topografi dan geologi dengan skala 1:250.000 untuk memperoleh
data:
Penyebaran jenis batuan
Penyebaran jenis tanah dasar
Kondisi geologi permukaan, seperti struktur patahan dan rekahan
28
Laporan Akhir
Tata guna lahan dan sebagainya yang diperhitungkan akan sangat berpengaruh dalam
analisis tingkat stabilitas daerah rencana jalur sungai.
.14.5 Survey Hydrologi
Survey hydrologi bertujuan untuk memperoleh data yang diperlukan guna keperluan analisis
hydrologi, yang selanjutnya dapat dipakai dalam perencanaan saluran irigasi dan bangunan
pelengkap lainnya. Sedangkan perencanaan saluran irigasi sangat diperlukan untuk penentuan
jenis dan dimensi bangunan-bangunan pelengkap di samping untuk penentuan bentuk
penampang sungai itu sendiri. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada umumnya meliputi:
a. Melakukan analisis pola aliran pada daerah rencana trase jalur irigasi untuk
direkomendasikan Ahli Sumber Daya Air terhadap rencana bangunan Air, trase jalur
sungai yang paling aman dilihat dari pengaruh pola aliran dan perkembangan pola aliran
tersebut.
b. Mengambil data curah hujan dan banjir tahunan dari sumber-sumber yang bersangkutan
dan menentukan hujan rencana, yang selanjutnya dapat dipakai untuk menentukan banjir
rencana dengan metoda-metoda yang diperlukan.
c. Dari data lapangan dan hasil perhitungan tersebut di atas, selanjutnya dapat ditentukan
jenis dan dimensi sungai yang diperlukan seperti jenis bangunan pelengkap, pintu air,
jenis dan dimensi gorong-gorong serta bangunan sadap.
d. Membuat laporan lengkap mengenai perihal tersebut di atas yang meliputi perhitungan,
grafik, tabel, gambar dan saran-saran yang diperlukan.
Data hydrologi yang ditunjang analisis data curah hujan akan menghasilkan debit air serta
estimasi muka air banjir maksimum, yang berguna dalam menentukan elevasi muka rencana
sungai yang direncanakan, serta untuk menentukan dimensi bangunan pelengkap lainnya
termasuk gorong-gorong dsb. Untuk menentukan debit banjir rencana, yang akan digunakan
sebagai dasar dalam menentukan fasilitas drainase seperti saluran samping dan gorong-gorong
diperlukan data curah hujan dan banjir tahunan yang dapat diperoleh dari sumber yang berkaitan.
Debit banjir rencana dapat dihitung dengan beberapa metode seperti Metode Rasional atau
Metoda Haspers.
Studi hydrologi dilakukan dengan menerapkan dua metode pendekatan yang saling terkait yaitu
dengan pengamatan secara langsung (survey) di lapangan sepanjang trase rencana sungai.
Melalui survey lapangan ini dilakukan pengamatan kondisi geologi, vegetasi, tataguna lahan
(landuse), pendataan alur sungai, prediksi penempatan gorong-gorong serta dokumentasi kondisi
daerah proyek.
Sedangkan metode pendekatan lainnya adalah dengan melalui studi literatur dan pengumpulan
data sekunder dari instansi terkait yang meliputi data curah hujan dari stasiun yang berada di
29
Laporan Akhir
sekitar daerah proyek, data peta rupabumi serta penentuan faktro hydrologis yang dapat
diterapkan untuk daerah proyek yang terdiri dari faktor kekasaran saluran, faktor resapan, dan
lain-lain. Metode pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
a. Studi perbandingan, pengumpulan data sekunder dari studi studi yang terkait.
b. Observasi dan kunjungan lapangan .
c. Evaluasi awal untuk mengetahui kekurangan data yang diperlukan dan
mempersiapkan tim survey untuk mendapatkan data primer
d. Analisa data primer dan sekunder.
e. Penentuan daerah rawan banjir
f. Penyusunan Konsep dan strategi Penanggulangan
g. Survey detail
h. Perencanaan teknik
i. Pembahasan dan diskusi.
2. Perencanaan Saluran
2.1 Kemiringan Saluran
Kemiringan hidrolis saluran drainase harus disesuaikan dengan kondisi lapangan serta
disesuaikan pula dengan perencanaan alinyemen vertikal jalur sungai hasil desain. Namun
demikian, kemiringan hidrolis dari sungai ini harus diusahakan tidak lebih kecil dari 0,003 atau
0,3%. Dalam hal di mana kondisi lapangan tidak memungkinkan, maka kemiringan hidrolis bisa
lebih landai sampai dengan 0,001 atau 0,1%. Jika kemiringan sungai terpaksa harus lebih besar
30
Laporan Akhir
6,0%; maka dianjurkan untuk menggunakan pada bantaran sungai yang dilapisi dengan pasangan
batu kali.
2.2 Kekasaran Dinding Saluran
Angka kekasaran dinding alur sungai mengacu pada besaran kriteria yang ditetapkan oleh
Manning (n) seperti berikut:
Tabel 3. 2 Kriteria Kekasaran Dinding Saluran dan Alur Sungai
31
Laporan Akhir
32
Laporan Akhir
Saluran f = 20 cm
Gorong-gorong f = 0,80 D (D: diameter)
Box culvert f = 0,80 H (H: tinggi box culvert)
Jembatan f = 150–200 cm dari muka air banjir (MAB)
33
Laporan Akhir
Rumus :
di mana :
n : jumlah stasiun hujan di sekitar stasiun x untuk membantu menentukan data x
di mana :
XTr : Curah hujan pada periode ulang Tr
Tr : Periode ulang (tahun)
: Hujan maksimum rata-rata (mm)
Sx : Standar deviasi
F : Faktor frekuensi
Gumbel menggunakan persamaan distribusi “double exponential” untuk pola penyebaran harga-
harga ekstrim. Menurut EJ. Gumbel, faktor frekuensi akan mengikuti persamaan di bawah ini :
34
Laporan Akhir
Sn dan Yn tergantung pada jumlah data Ytr adalah “reduced variate” yang besarnya sebagai
berikut :
C. Intensitas Hujan
Besarnya intensitas hujan bergantung pada letak geografis daerah yang bersangkutan serta
dipengaruhi oleh karakteristik dari daerah pengaliran sungai yang bersangkutan. Besarnya
intensitas hujan dihitung menurut rumus-rumus di bawah ini :
Rumus Mononobe :
Rumus Kirpich :
di mana :
I : Intensitas hujan (mm/jam)
R24 : Hujan harian maksimum (mm)
Tc : Waktu konsentrasi (jam)
L : Panjang aliran (m)
H : Beda tinggi “catchment area” hulu dan hilir (m)
D. Debit Maksimum
Pada prinsipnya, debit maksimum didapatkan dari besarnya curah hujan di kawasan
perencanaan, luas daerah aliran sungai (catchment area), dan panjang pengaliran. Debit
maksimum atau debit puncak (Qp) untuk saluran dihitung berdasarkan rumus Metode Rasional
Jepang, sedangkan untuk sungai yang mempunyai daerah aliran sungai yang besar digunakan
hidrograf sintetis Metode “Curve Number” (CN) yang mengacu pada dimensi unit hidrograf dari
SCS/USDA (Soil Conservation Services, US Department of Agriculture).
Rumus:
di mana :
Q : Debit puncak (m3/det)
35
Laporan Akhir
2. Metode Haspers
Koefisien aliran :
Koefisien reduksi :
Waktu konsentrasi :
Hujan maksimum :
di mana :
t : waktu curah hujan (jam)
q : hujan maksimum (m3/km2/detik)
R : curah hujan maksimum rata-rata (mm)
Sx : simpangan baku
U : variabel simpangan untuk kala ulang T tahun
Rt : curah hujan dengan kala ulang T tahun (mm)
Selanjutnya, Harpers menentukan besaran curah hujan maksimum berdasarkan tiga
penggolongan waktu curah hujan, yaitu:
(a) t 2 jam:
di mana :
t : waktu curah hujan (jam)
R24 : curah hujan dalam 24 jam (mm)
Rt : curah hujan dengan waktu 1 jam (mm)
36
Laporan Akhir
a. Dimensi Saluran
Perhitungan hydrolis untuk perencanaan dimensi saluran menggunakan persamaan Manning dan
kontinuitas aliran:
di mana :
V : kecepatan aliran (m/det)
37
Laporan Akhir
c. Potongan Melintang
Gambar potongan melintang saluran dibuat menurut peta topografi sesuai dengan lokasi yang
ditentukan di atas lembar standar dengan skala 1:100 dan skala vertikal 1:50. Stationing
dilakukan setiap interval 25-50 meter.
38
Laporan Akhir
Gambar ini mencakup semua detail bangunan pelengkap seperti ; pintu air, bangunan bagi,
gorong-gorong dan lain-lain. Penggambaran detail mengikuti aturan gambar yang berlaku
umum sehingga mudah dipahami.
.14.9 Penggambaran Detail Desain
Pembuatan gambar trase jalur sungai selengkapnya dapat dilakukan setelah konsep detil
perencanaan mendapat persetujuan Pemberi Tugas dengan mencantumkan koreksi dan saran
yang diberikan, berikut posisi alternatif trase jalur sungai yang pernah diteliti. Desain final
digambar di atas lembar standar. Gambar trase jalur sungai ini sebelum diperbanyak, perlu
dimintakan persetujuan Pemberi Tugas. Gambar perencanaan akhir selengkapnya terdiri dari:
(a) Sampul luar (cover) dan sampul dalam
(b) Lembar judul yang memuat tata letak (lay-out) jalur irigasi skala 1:2.000
(c) Lembar pengesahan
(d) Lembar simbol
(e) Gambar as rencana trase jalur irigasi skala 1:100 dilengkapi dengan titik poligon serta
koordinat dari semua patok pengukuran
(f) Lembar daftar volume pekerjaan
(g) Penampang melintang tipikal skala horisontal 1:100 dan skala vertikal 1:50
(h) Alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal jalur irigasi
Skala horisontal skala 1:1000, skala vertikal 1:100.
Dilengkapi dengan detil situasi yang ada, legenda, notasi, letak dan tanda patok kayu
dan beton, letak dan ukuran sungai, tiang listrik, jalur PDAM dan sebagainya.
(i) Penampang melintang
Skala horisontal 1:100 dan skala vertikal 1:50
Dibuat setiap interval jarak 50 meter (untuk daerah ekstrim setiap interval 25 meter)
(j) Lembar daftar bangunan pelengkap
(k) Gambar denah bangunan pelengkap skala 1:100
(l) Gambar detail bangunan pelengkap skala 1:20 dan 1:10
.14.10 Perhitungan Volume Pekerjaan
Dalam waktu yang simultan dengan proses penggambaran, maka perhitungan volume pekerjaan
dapat dilakukan. Hitungan volume ini disusun berdasarkan pembagian paket pekerjaan, dan
dilakukan dengan bantuan program terapan yang telah digunakan untuk proyek-proyek sejenis
sebelumnya.
Perhitungan volume pekerjaan meliputi semua jenis pekerjaan pembangunan jalur sungai beserta
bangunan-bangunan pelengkapnya. Volume pekerjaan galian dan timbunan dihitung berdasarkan
gambar penampang melintang rencana jalur sungai dengan perbedaan tinggi dari muka tanah asli
39
Laporan Akhir
setiap interval 50 meter. Selain itu dihitung pula kebutuhan bahan pembuat gorong-gorong,
talang, pintu air dan bangunan pelengkap lainnya.
40
Laporan Akhir
41
Laporan Akhir
PERBAIKAN SALURAN
PENAMPANG SALUARAN
DIMENSI SALURAN
MATERIAL
KONTRUKSI SALURAN
42
Laporan Akhir
a. Pengukuran
Pengukuran meliputi pengukuran panjang pekerjaan dan elevasi. Elevasi yang tertera pada shop
drawing diterapkan di lapangan dengan memasang patok-patok dan bouwplank untuk
menyimpan elevasi.
Gambar 4. 3 Pengukuran
b. Galian tanah
Setelah patok dipasang, pekerjaan galian bisa dimulai. Elevasi galian dikontrol berdasarkan
elevasi yang sudah disimpan pada patok.
43
Laporan Akhir
Penggalian tanah menggunakan excavator. Dalam waktu 1 hari target panjang galian minimal
adalah 7,2 m untuk memenuhi kemampuan alat berat dalam memasang beton pracetak yaitu 6
unit.
c. Pembuangan tanah bekas galian
Selama excavator mengerjakan galian, 1 unit dump truck siap di sisi galian untuk menampung
tanah bekas galian. Tanah bekas galian tersebut langsung dibuang ke luar proyek dan di sisi
rencana saluran disiapkan sebagian material bekas galian untuk digunakan pengurugan kembali.
Dengan demikian area di sisi galian relatif bersih dan setiap saat siap ditempati stock beton
pracetak u-dtich.
d. Urug sirtu
Tahapan setelah galian mencapai panjang 7,2 m adalah pengurugan sirtu. 1 hari sebelum
pengurugan, sirtu harus siap di sisi galian. Untuk segmen selanjutnya sirtu didatangkan bertahap
berdasarkan kebutuhan setiap segmen galian. Ketebalan urugan sirtu adalah 250 mm.
Pengurugan menggunakan excavator dengan bantuan tenaga manusia untuk meratakannya.
44
Laporan Akhir
e. Lantai kerja
Pada umumnya ketebalan lantai kerja adalah 50 mm dengan mutu beton K125 atau B0.
Permukaan lantai kerja dibuat serata mungkin dan dikontrol elevasinya berdasarkan elevasi yang
sudah disimpan pada patok-paton bantuan. Kerataan lantai kerja sangat menentukan kerapian
elevasi beton pracetak u-ditch yang dipasang di atasnya.
45
Laporan Akhir
46
Laporan Akhir
Di atas BETON PRACETAK U-DITCH sebaiknya dipasang caping beam dari beton cor
di tempat, berfungsi untuk menjaga posisi beton pracetak u-dtich agar tidak bergeser ke
kiri atau ke kanan oleh desakan tanah setelah pengurugan kembali.
Pengelasan plat penyambung antar beton pracetak u-dtich
Pekerjaan nat.
Spasi antar BETON PRACETAK U-DITCH ditutup dengan
1. Komposisi Pasangan
Urugan pasir pada bagian bawah pondasi dengan ketebalan 10 cm
Pasangan batu aanstamping atau batu kosong dengan ketebalan 20 cm diatas urugan pasir
tadi.
Pasangan batu kali bentuk trapesium dengan campuran batu kali + pasir + semen PC,
untuk tinggi relatif 1 m sampai dengan 2 m tergantung dari kondisi tanah dan tekstur
tanahnya.
47
Laporan Akhir
Lebar atas pondasi minimun 25 cm, dan lebar bawah ketinggian dari pondasi tersebut.
Artinya makin tinggi pondasi makin lebar ukuran bagian bawah pondasi tersebut.
48
Laporan Akhir
hidrologi dapat menggunakan sumber lain yaitu data hujan. Data hujan untuk provinsi
Bantencukup banyak tersebar walaupun tidak saling berdekatan. Oleh karena itu lokasi
pengukuran hujan (stasion Hujan) yang akan diinventarisir adalah stasion hujan yang terdekat ke
lokasi studi.
Jumlah stasion hujan diambil beberapa stasion untuk menghindari adanya pengaruh hujan
ekstrim dan juga dapat saling memperkuat data yangb terkumpul. Berdasarkan data yang ada di
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, stasion hujan yang ada dan memiliki data hujan
panjang adalah stasion Kota tangerang, Stasion hujan Bandara Cengkareng, stasion hujan Pasir
Jaya.
Data hujan dari stasion hujan yang akan digunakan perlu diuji ketangguhannya, untuk
mengetahui apakah stasion-stasion hujan tersebut memiliki data hujan yang saling berkorelasi,
jika tidak maka data stasion teresebut tidak dapat digunakan. Sebuah stasion hujan tidak dapat
digunakan dapat disebabkan peralatan mengalami kerusakan atau data tidak valid. Jika korelasi
data stasion hujan baik (biasanya di perlihatkan dengan koefisien regresi), maka setiap
perhitungan akan menggunakan data dari stasion terpilih tersebut.
Dalam setiap korelasi statistik, sangat penting bagi data dasarnya untuk konsisten dan sehandal
mungkin. Pengujian-pengujian konsistensi bagi data hujan yang secara teoritis harus diterap
manakala hujan tahunan normalnya berubah cukup besar pada daerah alirannya. Hasil-hasil
rekaman pencatatan harus ditinjau secara seksama Metode-metode analisa hujan haruslah
mantap dan obyektif. Hanya curah hujan yang menghasilkan aliran buangan air hujan yang
sedang ditinjau saja yang harus dimasukan. Hujan gerimis yang terjadi disetelah hidrograf
menyurut tidak boleh diikut sertakan atau jika hujannya hanya berpengaruh kecil terhadap aliran
banjir.
49
Laporan Akhir
Grid Akumulasi
Digital Elevation Map Proses GIS 1 Aliran
Adjoint Line
Pocessing
Slope
HEC HMS
Hidrograf
Hidrograf
Karakteristik
Limpasan
Hidrologis DAS
Permukaan DAS
Karaktersitik
Sungai
Hidrograf Banjir
50 (Secara Hidrologi)
Laporan Akhir
Koef Storage
Area
Panjang Sungai
SCS, Lag & Waktu Slope
Kinematik Konsentrasi
Wave Kinematik
Periode ulang berdasarkan kebutuhan drainase pada suatu daerah sesuai catchment area seperti
pada tabel dibawah ini:
Tabel 4. 1 Klasifikasi Kota
Perbaikan Data
Tangerang
Cengkareng
Pasir Jaya
Uji Ketangguhan Data dengan Double Mass Curve Stasion Tangerang dan Stasion (Cengkareng+Pasir Jaya)rata2
(Cengkaren
Tangerang g+Pasir
Jaya)rata2 r= 0.998
1966 1866
18000
3983 3949
16000
5284 5224
14000
7235 7552
12000
8978 9509
10000
10928 11116
8000
12787 12329
6000
13976 15014
4000
15091 16297
2000
52
4000 6000 2000
8000 10000 12000 14000 16000
Uji Ketangguhan
Jumlah Data80228
dengan 82855
Double Mass Curve Stasion Pasir Jaya dan Stasion
(Banda Cengkareng+Tangerang)rata2
Rata2 4011 4143
Laporan Akhir
Uji Ketangguhan Data dengan Double Mass Curve Stasion Cengkareng dan Stasion (Tangerang+Pasir Jaya)rata2
(Tangeran
Cengkareng g+Pasir
Jaya)rata2 r = 0.9994
1772 1963 18000
3831 4046 16000
5146 5321 14000
7928 7649 12000
9701 9606 10000
11356 11213 8000
12450 12426
6000
15862 15111
4000
17193 16394
2000
2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000 20000
Uji Ketangguhan Data dengan Double Mass Curve Stasion Pasir Jaya dan Stasion (Tangerang+Cengkareng)rata2
(Tangera
Pasir Jaya ng+Ceng
kareng)r
r = 0.9996
ata2
1959 1869
18000
4066 3907
16000
5301 5215
14000
7176 7582
12000
9318 9339
10000
10876 11142
8000
12208 12619
6000
14166 14919
4000
15401 16142
2000
53
Laporan Akhir TABEL PERENCANAAN SALURAN
(METODE RASIONAL PRAKTIS)
Tr (Periode Ulang): 5 tr
0.2h
R24 (Curah Hujan:Harian) 152.85 mm h = Tinggi Muka Air
C (Koef. Pengaliran)
: 0.8 FB = Free Board
S Cacthment Area: 0.00031 D = Diameter
n (Koef. Kekasaran
: Sal.) 0.02 0.015 Beton A = Luas Penampang Basah h
0 o
F (Besarnya Sudut)
: r = Jari-jari Lingkaran
G %tinggi air h : 0.8 TC= Time Of Concentration
54
Laporan Akhir
55
Laporan Akhir
56
Laporan Akhir
57
Laporan Akhir
58
Laporan Akhir
Sedangkan untuk Daerah Pengaliran Sungai/DPS lebih besar (80 Ha - 5.000 Ha) digunakan
rumus Rasional yang dimodifikasi (Sumber : Hidrologi untuk Perencanaan Bangunan Air, Imam
Subarkah, 1980), yaitu :
59
Laporan Akhir
Qp = 0,00278 Cs CIA
dimana :
Qp = Debit puncak banjir (m3/detik)
C = Koefisien limpasan
I = Intensitas hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam)
A = Luas daerah pengatiran (Ha)
Cs = Koefisien tampungan, dihitung dengan rumus:
2tc
Cs = ————
2 tc + te
Nilai koefisien limpasan (C), dapat diperkirakan berdasarkan kodisi tata guna lahan pada daerah
yang bersangkutan. Hubungan antara nilai koeffsien limpasan C dengan tata guna lahan dapat
disajikan pada berikut.
Ada beberapa rumus rasional yang dikenal di indonesia mulai dari rasional umum, harspers,
weduwen sampai raisonal jepang. Berdasarkan kondisi daerah pengalirannya yang mana luasnya
tidak relatif kecil maka humus rasional umum dapat dipakai.
Tabel 4.4 Hubungan Tata Guna Lahan dengan Koefisien Limpasan (C)
Koefisien
Tata Guna Lahan Kriteria
Limpasan (C)
Daerah Perumahan:
- Tidak begitu rapat 20 Rumah.ha 0.25 – 0.40
- Kerapatan Sedang 20-60 Rumah/ha 0.40 – 0.70
- Sangay Rapat 60 – 100 rumah/ha 0.70 – 0.90
Taman dan Daerah Rekreasi 0.20 – 0.30
Daerah Industri 0.80 – 0.90
Daerah Perniagaan 0.90 – 0.95
Sumber: Buku Hidrologi untuk Perencanaan Bangunan Air, Imam Subarkah, 2014
60
Laporan Akhir
PEARSON
C2 (chi kwadrat)
61
Laporan Akhir
NORMAL
C2 (chi kwadrat)
(rata2 wilayah-Rt)2
Rata2/Wilayah T=(n+1)/m K Rt = R + K . S
(kala ulang) (Konstanta sebaran) (Curah hujan rencana) Rt
Berdasarkan uji chi kwadrat menunjukan sebaran normal yang lebih mendekati data lapangan,
oleh karena itu maka selanjutnya untuk menghitung banjir rencana digunakan metode rasional
umum dengan formula metode Normal. Analisa kemungkinan terjadinya hujan dengan periode
ulang
m tahun Cengkareng Pasar Baru Pasir Jaya CH Wilayah P=m/(n+1) T=(n+1)/m (x-Xrata)^2
1 1999 98 0 474 286 100 1.00 31273.84
2 2009 139 125 154 139.33 200 0.50 910.48
3 2007 131 0 0 131 300 0.33 477.17
4 2002 88 0 141 114.5 400 0.25 28.56
5 2010 75 107 145 109 500 0.20 0.02
6 1998 108 0 0 108 600 0.17 1.34
7 1996 107 0 0 107 700 0.14 4.65
8 1997 103 0 0 103 800 0.13 37.89
9 2005 101 92 114 102.33 900 0.11 46.59
10 2003 126 66 112 101.33 1000 0.10 61.24
11 2001 84 0 105 94.5 1100 0.09 214.79
12 2004 87 97 99 94.33 1200 0.08 219.81
13 2008 54 88 138 93.33 1300 0.08 250.46
14 2011 83 0 0 83 1400 0.07 684.13
15 2000 94 0 71 82.5 1500 0.07 710.54
16 2012 54 0 0 54 1600 0.06 3042.17
17 2006 60 45 0 52.5 1700 0.06 3209.89
62
Laporan Akhir
63
Laporan Akhir
Perhitungan drainase eksisting sebelah kiri cantiga Perumahan Jurang Mangu permai
K3-K2 0.12 39.84 0.124 0.124 152.849 186.25 0.048 0.048 39.84 0.0034 0.0034 0.50 0.54 0.60 0.896 0.242 0.048 ok
K2-K4 0.26 57.92 0.166 0.166 152.849 186.25 0.108 0.108 4.59 0.0035 0.0035 0.50 0.45 0.50 0.873 0.196 0.108 ok
K5-K4 0.11 39.65 0.124 0.124 152.849 186.25 0.044 0.044 39.65 0.0021 0.0021 0.50 0.54 0.60 0.700 0.189 0.044 ok
K4-K6 0.40 125.79 0.301 0.301 152.849 186.25 0.167 0.167 67.87 0.0036 0.0036 0.40 0.63 0.70 0.850 0.214 0.167 ok
K7-K6 0.09 39.55 0.124 0.124 152.849 186.25 0.038 0.038 39.55 0.0028 0.0028 0.40 0.54 0.60 0.728 0.157 0.038 ok
K6-K8 0.50 130.37 0.310 0.310 152.849 186.25 0.207 0.207 4.58 0.0024 0.0024 0.40 0.81 0.90 0.724 0.234 0.207 ok
K9-K8 0.11 39.18 0.123 0.123 152.849 186.25 0.046 0.046 39.18 0.0035 0.0035 0.40 0.54 0.60 0.820 0.177 0.046 ok
K8-K10 0.64 161.81 0.366 0.366 152.849 186.25 0.265 0.265 31.44 0.0022 0.0022 0.50 0.72 0.80 0.757 0.272 0.265 ok
K11-K10 0.11 49.86 0.148 0.148 152.849 186.25 0.046 0.046 49.86 0.0042 0.0042 0.40 0.54 0.60 0.899 0.194 0.046 ok
K10-K12 0.76 166.83 0.375 0.374 152.849 186.25 0.313 0.313 5.03 0.0030 0.0030 0.60 1.08 1.20 1.040 0.674 0.313 ok
K13-K12 0.14 49.62 0.147 0.147 152.849 186.25 0.057 0.057 49.62 0.0046 0.0046 0.40 0.54 0.60 0.944 0.204 0.057 ok
K12-K14 0.94 207.43 0.443 0.443 152.849 186.25 0.391 0.391 40.60 0.0021 0.0021 0.50 0.72 0.80 0.740 0.266 0.391 Redesign
K15-K14 0.10 104.24 0.261 0.261 152.849 186.25 0.043 0.043 104.24 0.0038 0.0038 0.50 0.54 0.60 0.954 0.258 0.043 ok
K14-K16 1.05 212.28 0.451 0.451 152.849 186.25 0.435 0.435 4.84 0.0037 0.0037 0.60 0.45 0.50 0.972 0.262 0.435 Redesign
K21-K19 0.07 62.24 0.175 0.175 152.849 186.25 0.030 0.030 62.24 0.0057 0.0057 0.50 0.54 0.60 1.161 0.314 0.030 ok
K20-K19 0.05 34.48 0.111 0.111 152.849 186.25 0.021 0.021 34.48 0.0046 0.0046 0.50 0.54 0.60 1.049 0.283 0.021 ok
K19-K17 0.13 67.11 0.186 0.186 152.849 186.25 0.052 0.052 4.87 0.0043 0.0043 0.50 0.45 0.50 0.971 0.218 0.052 ok
K18-K17 0.05 34.33 0.111 0.111 152.849 186.25 0.021 0.021 34.33 0.0040 0.0040 0.50 0.54 0.60 0.973 0.263 0.021 ok
K17-K16 0.21 97.86 0.248 0.248 152.849 186.25 0.085 0.085 30.76 0.0049 0.0049 0.50 0.54 0.60 1.082 0.292 0.085 ok
K16-K22 0.11 68.59 0.189 0.189 152.849 186.25 0.046 0.046 68.59 0.0021 0.0021 0.65 0.90 1.00 0.891 0.521 0.046 ok
K26-K25 0.07 61.87 0.174 0.174 152.849 186.25 0.029 0.029 61.87 0.0045 0.0045 0.40 0.54 0.60 0.929 0.201 0.029 ok
K27 A-K25 0.05 33.92 0.110 0.110 152.849 186.25 0.021 0.021 33.92 0.0032 0.0032 0.50 0.54 0.60 0.865 0.234 0.021 ok
K25-K23 0.12 66.96 0.185 0.185 152.849 186.25 0.050 0.050 5.09 0.0039 0.0039 0.50 0.45 0.50 0.926 0.208 0.050 ok
K24-K23 0.05 34.27 0.111 0.111 152.849 186.25 0.022 0.022 34.27 0.0048 0.0048 0.50 0.54 0.60 1.072 0.289 0.022 ok
K23-K22 0.20 98.37 0.249 0.249 152.849 186.25 0.081 0.081 31.41 0.0040 0.0040 0.40 0.54 0.60 0.878 0.190 0.081 ok
K22-K27 0.31 103.21 0.259 0.259 152.849 186.25 0.128 0.128 4.83 0.0035 0.0035 0.60 0.45 0.50 0.945 0.255 0.128 ok
K28-K27 0.41 105.55 0.263 0.263 152.849 186.25 0.169 0.169 105.55 0.0030 0.0030 0.40 0.54 0.60 0.757 0.164 0.169 Redesign
K27-K29 0.77 143.58 0.334 0.333 152.849 186.25 0.317 0.317 38.03 0.0045 0.0045 0.40 0.45 0.50 0.895 0.161 0.317 Redesign
K30-K29 0.11 32.06 0.105 0.105 152.849 186.25 0.047 0.047 32.06 0.0027 0.0027 0.50 0.45 0.50 0.770 0.173 0.047 ok
K29-S5 0.88 149.73 0.345 0.344 152.849 186.25 0.365 0.365 6.15 0.0034 0.0034 0.50 0.54 0.60 0.900 0.243 0.365 Redesign
Dari perhitungan drainase eksisting diatas menjelaskan bahwa ada beberapa saluran yang sudah
tidak memenuhi kapasitas tampung kemungkinan dikarenakan sedimentasi yang membatu dan
harus adanya penanganan perbaikan saluran dainase
64
Laporan Akhir
Perhitungan drainase rencana sebelah kiri cantiga Perumahan Jurang Mangu permai
K3-K2 0.12 39.84 0.124 0.124 152.849 186.25 0.048 0.048 39.84 0.0034 0.0034 0.50 0.54 0.60 0.896 0.242 0.048 ok
K2-K4 0.26 57.92 0.166 0.166 152.849 186.25 0.108 0.108 4.59 0.0035 0.0035 0.60 0.54 0.60 0.985 0.319 0.108 ok
K5-K4 0.11 39.65 0.124 0.124 152.849 186.25 0.044 0.044 39.65 0.0021 0.0021 0.50 0.54 0.60 0.700 0.189 0.044 ok
K4-K6 0.40 125.79 0.301 0.301 152.849 186.25 0.167 0.167 67.87 0.0036 0.0036 0.60 0.54 0.60 0.997 0.323 0.167 ok
K7-K6 0.09 39.55 0.124 0.124 152.849 186.25 0.038 0.038 39.55 0.0028 0.0028 0.40 0.54 0.60 0.728 0.157 0.038 ok
K6-K8 0.50 130.37 0.310 0.310 152.849 186.25 0.207 0.207 4.58 0.0024 0.0024 0.60 0.54 0.60 0.818 0.265 0.207 ok
K9-K8 0.11 39.18 0.123 0.123 152.849 186.25 0.046 0.046 39.18 0.0035 0.0035 0.40 0.54 0.60 0.820 0.177 0.046 ok
K8-K10 0.64 161.81 0.366 0.366 152.849 186.25 0.265 0.265 31.44 0.0022 0.0025 0.60 0.54 0.60 0.835 0.270 0.265 ok
K11-K10 0.11 49.86 0.148 0.148 152.849 186.25 0.046 0.046 49.86 0.0042 0.0042 0.40 0.54 0.60 0.899 0.194 0.046 ok
K10-K12 0.76 166.83 0.375 0.374 152.849 186.25 0.313 0.313 5.03 0.0030 0.0035 0.60 0.54 0.60 0.987 0.320 0.313 ok
K13-K12 0.14 49.62 0.147 0.147 152.849 186.25 0.057 0.057 49.62 0.0046 0.0046 0.40 0.54 0.60 0.944 0.204 0.057 ok
K12-K14 0.94 207.43 0.443 0.443 152.849 186.25 0.391 0.391 40.60 0.0021 0.0054 0.60 0.54 0.60 1.226 0.397 0.391 ok
K15-K14 0.10 104.24 0.261 0.261 152.849 186.25 0.043 0.043 104.24 0.0038 0.0038 0.50 0.54 0.60 0.954 0.258 0.043 ok
K14-K16 1.05 212.28 0.451 0.451 152.849 186.25 0.435 0.435 4.84 0.0037 0.0068 0.60 0.54 0.60 1.376 0.446 0.435 ok
K21-K19 0.07 62.24 0.175 0.175 152.849 186.25 0.030 0.030 62.24 0.0057 0.0057 0.50 0.54 0.60 1.161 0.314 0.030 ok
K20-K19 0.05 34.48 0.111 0.111 152.849 186.25 0.021 0.021 34.48 0.0046 0.0046 0.50 0.54 0.60 1.049 0.283 0.021 ok
K19-K17 0.13 67.11 0.186 0.186 152.849 186.25 0.052 0.052 4.87 0.0043 0.0043 0.50 0.45 0.50 0.971 0.218 0.052 ok
K18-K17 0.05 34.33 0.111 0.111 152.849 186.25 0.021 0.021 34.33 0.0040 0.0040 0.50 0.54 0.60 0.973 0.263 0.021 ok
K17-K16 0.21 97.86 0.248 0.248 152.849 186.25 0.085 0.085 30.76 0.0049 0.0049 0.50 0.54 0.60 1.082 0.292 0.085 ok
K16-K22 0.11 68.59 0.189 0.189 152.849 186.25 0.046 0.046 68.59 0.0021 0.0021 0.60 0.54 0.60 0.773 0.250 0.046 ok
K26-K25 0.07 61.87 0.174 0.174 152.849 186.25 0.029 0.029 61.87 0.0045 0.0045 0.40 0.54 0.60 0.929 0.201 0.029 ok
K27 A-K25 0.05 33.92 0.110 0.110 152.849 186.25 0.021 0.021 33.92 0.0032 0.0032 0.50 0.54 0.60 0.865 0.234 0.021 ok
K25-K23 0.12 66.96 0.185 0.185 152.849 186.25 0.050 0.050 5.09 0.0039 0.0039 0.50 0.45 0.50 0.926 0.208 0.050 ok
K24-K23 0.05 34.27 0.111 0.111 152.849 186.25 0.022 0.022 34.27 0.0048 0.0048 0.50 0.54 0.60 1.072 0.289 0.022 ok
K23-K22 0.20 98.37 0.249 0.249 152.849 186.25 0.081 0.081 31.41 0.0040 0.0040 0.40 0.54 0.60 0.878 0.190 0.081 ok
K22-K27 0.31 103.21 0.259 0.259 152.849 186.25 0.128 0.128 4.83 0.0035 0.0035 0.60 0.54 0.60 0.990 0.321 0.128 ok
K28-K27 0.41 105.55 0.263 0.263 152.849 186.25 0.169 0.169 105.55 0.0030 0.0030 0.60 0.54 0.60 0.912 0.295 0.169 ok
K27-K29 0.77 143.58 0.334 0.333 152.849 186.25 0.317 0.317 38.03 0.0045 0.0045 0.60 0.54 0.60 1.116 0.362 0.317 ok
K30-K29 0.11 32.06 0.105 0.105 152.849 186.25 0.047 0.047 32.06 0.0027 0.0027 0.50 0.45 0.50 0.770 0.173 0.047 ok
K29-S5 0.88 149.73 0.345 0.344 152.849 186.25 0.365 0.365 6.15 0.0034 0.0048 0.60 0.54 0.60 1.156 0.375 0.365 ok
Dari perhitungan drainase eksisting diatas menjelaskan bahwa ada beberapa saluran yang sudah
tidak memenuhi kapasitas tampung kemungkinan dikarenakan sedimentasi yang membatu dan
harus adanya penanganan perbaikan saluran dainase. Oleh karena itu drainase rencana yang
telah dihitung dengan metode rasional praktis telah menjadikan saluran kolektor menjadi 60 cm
dari berbagai dimensi eksisting dan salran drainase lingkungan menjadi 40 cm.
65
Laporan Akhir
Perhitungan drainase eksisting sebelah kanan cantiga Perumahan Jurang Mangu permai
K3-K2 0.12 39.84 0.124 0.124 152.849 186.25 0.048 0.048 39.84 0.0034 0.0034 0.50 0.54 0.60 0.896 0.242 0.048 ok
K2-K4 0.26 57.92 0.166 0.166 152.849 186.25 0.108 0.108 4.59 0.0035 0.0035 0.50 0.45 0.50 0.873 0.196 0.108 ok
K5-K4 0.11 39.65 0.124 0.124 152.849 186.25 0.044 0.044 39.65 0.0021 0.0021 0.50 0.54 0.60 0.700 0.189 0.044 ok
K4-K6 0.40 125.79 0.301 0.301 152.849 186.25 0.167 0.167 67.87 0.0036 0.0036 0.40 0.63 0.70 0.850 0.214 0.167 ok
K7-K6 0.09 39.55 0.124 0.124 152.849 186.25 0.038 0.038 39.55 0.0028 0.0028 0.40 0.54 0.60 0.728 0.157 0.038 ok
K6-K8 0.50 130.37 0.310 0.310 152.849 186.25 0.207 0.207 4.58 0.0024 0.0024 0.40 0.81 0.90 0.724 0.234 0.207 ok
K9-K8 0.11 39.18 0.123 0.123 152.849 186.25 0.046 0.046 39.18 0.0035 0.0035 0.40 0.54 0.60 0.820 0.177 0.046 ok
K8-K10 0.64 161.81 0.366 0.366 152.849 186.25 0.265 0.265 31.44 0.0022 0.0022 0.50 0.72 0.80 0.757 0.272 0.265 ok
K11-K10 0.11 49.86 0.148 0.148 152.849 186.25 0.046 0.046 49.86 0.0042 0.0042 0.40 0.54 0.60 0.899 0.194 0.046 ok
K10-K12 0.76 166.83 0.375 0.374 152.849 186.25 0.313 0.313 5.03 0.0030 0.0030 0.60 1.08 1.20 1.040 0.674 0.313 ok
K13-K12 0.14 49.62 0.147 0.147 152.849 186.25 0.057 0.057 49.62 0.0046 0.0046 0.40 0.54 0.60 0.944 0.204 0.057 ok
K12-K14 0.94 207.43 0.443 0.443 152.849 186.25 0.391 0.391 40.60 0.0021 0.0021 0.50 0.72 0.80 0.740 0.266 0.391 Redesign
K15-K14 0.10 104.24 0.261 0.261 152.849 186.25 0.043 0.043 104.24 0.0038 0.0038 0.50 0.54 0.60 0.954 0.258 0.043 ok
K14-K16 1.05 212.28 0.451 0.451 152.849 186.25 0.435 0.435 4.84 0.0037 0.0037 0.60 0.45 0.50 0.972 0.262 0.435 Redesign
K21-K19 0.07 62.24 0.175 0.175 152.849 186.25 0.030 0.030 62.24 0.0057 0.0057 0.50 0.54 0.60 1.161 0.314 0.030 ok
K20-K19 0.05 34.48 0.111 0.111 152.849 186.25 0.021 0.021 34.48 0.0046 0.0046 0.50 0.54 0.60 1.049 0.283 0.021 ok
K19-K17 0.13 67.11 0.186 0.186 152.849 186.25 0.052 0.052 4.87 0.0043 0.0043 0.50 0.45 0.50 0.971 0.218 0.052 ok
K18-K17 0.05 34.33 0.111 0.111 152.849 186.25 0.021 0.021 34.33 0.0040 0.0040 0.50 0.54 0.60 0.973 0.263 0.021 ok
K17-K16 0.21 97.86 0.248 0.248 152.849 186.25 0.085 0.085 30.76 0.0049 0.0049 0.50 0.54 0.60 1.082 0.292 0.085 ok
K16-K22 0.11 68.59 0.189 0.189 152.849 186.25 0.046 0.046 68.59 0.0021 0.0021 0.65 0.90 1.00 0.891 0.521 0.046 ok
K26-K25 0.07 61.87 0.174 0.174 152.849 186.25 0.029 0.029 61.87 0.0045 0.0045 0.40 0.54 0.60 0.929 0.201 0.029 ok
K27 A-K25 0.05 33.92 0.110 0.110 152.849 186.25 0.021 0.021 33.92 0.0032 0.0032 0.50 0.54 0.60 0.865 0.234 0.021 ok
K25-K23 0.12 66.96 0.185 0.185 152.849 186.25 0.050 0.050 5.09 0.0039 0.0039 0.50 0.45 0.50 0.926 0.208 0.050 ok
K24-K23 0.05 34.27 0.111 0.111 152.849 186.25 0.022 0.022 34.27 0.0048 0.0048 0.50 0.54 0.60 1.072 0.289 0.022 ok
K23-K22 0.20 98.37 0.249 0.249 152.849 186.25 0.081 0.081 31.41 0.0040 0.0040 0.40 0.54 0.60 0.878 0.190 0.081 ok
K22-K27 0.31 103.21 0.259 0.259 152.849 186.25 0.128 0.128 4.83 0.0035 0.0035 0.60 0.45 0.50 0.945 0.255 0.128 ok
K28-K27 0.41 105.55 0.263 0.263 152.849 186.25 0.169 0.169 105.55 0.0030 0.0030 0.40 0.54 0.60 0.757 0.164 0.169 Redesign
K27-K29 0.77 143.58 0.334 0.333 152.849 186.25 0.317 0.317 38.03 0.0045 0.0045 0.40 0.45 0.50 0.895 0.161 0.317 Redesign
K30-K29 0.11 32.06 0.105 0.105 152.849 186.25 0.047 0.047 32.06 0.0027 0.0027 0.50 0.45 0.50 0.770 0.173 0.047 ok
K29-S5 0.88 149.73 0.345 0.344 152.849 186.25 0.365 0.365 6.15 0.0034 0.0034 0.50 0.54 0.60 0.900 0.243 0.365 Redesign
Dari perhitungan drainase eksisting diatas menjelaskan bahwa ada beberapa saluran yang sudah
tidak memenuhi kapasitas tampung kemungkinan dikarenakan sedimentasi yang membatu dan
harus adanya penanganan perbaikan saluran dainase
66
Laporan Akhir
Perhitungan drainase rencana sebelah kanan cantiga Perumahan Jurang Mangu permai
K3-K2 0.12 39.84 0.124 0.124 152.849 186.25 0.048 0.048 39.84 0.0034 0.0034 0.50 0.54 0.60 0.896 0.242 0.048 ok
K2-K4 0.26 57.92 0.166 0.166 152.849 186.25 0.108 0.108 4.59 0.0035 0.0035 0.60 0.54 0.60 0.985 0.319 0.108 ok
K5-K4 0.11 39.65 0.124 0.124 152.849 186.25 0.044 0.044 39.65 0.0021 0.0021 0.50 0.54 0.60 0.700 0.189 0.044 ok
K4-K6 0.40 125.79 0.301 0.301 152.849 186.25 0.167 0.167 67.87 0.0036 0.0036 0.60 0.54 0.60 0.997 0.323 0.167 ok
K7-K6 0.09 39.55 0.124 0.124 152.849 186.25 0.038 0.038 39.55 0.0028 0.0028 0.40 0.54 0.60 0.728 0.157 0.038 ok
K6-K8 0.50 130.37 0.310 0.310 152.849 186.25 0.207 0.207 4.58 0.0024 0.0024 0.60 0.54 0.60 0.818 0.265 0.207 ok
K9-K8 0.11 39.18 0.123 0.123 152.849 186.25 0.046 0.046 39.18 0.0035 0.0035 0.40 0.54 0.60 0.820 0.177 0.046 ok
K8-K10 0.64 161.81 0.366 0.366 152.849 186.25 0.265 0.265 31.44 0.0022 0.0025 0.60 0.54 0.60 0.835 0.270 0.265 ok
K11-K10 0.11 49.86 0.148 0.148 152.849 186.25 0.046 0.046 49.86 0.0042 0.0042 0.40 0.54 0.60 0.899 0.194 0.046 ok
K10-K12 0.76 166.83 0.375 0.374 152.849 186.25 0.313 0.313 5.03 0.0030 0.0035 0.60 0.54 0.60 0.987 0.320 0.313 ok
K13-K12 0.14 49.62 0.147 0.147 152.849 186.25 0.057 0.057 49.62 0.0046 0.0046 0.40 0.54 0.60 0.944 0.204 0.057 ok
K12-K14 0.94 207.43 0.443 0.443 152.849 186.25 0.391 0.391 40.60 0.0021 0.0054 0.60 0.54 0.60 1.226 0.397 0.391 ok
K15-K14 0.10 104.24 0.261 0.261 152.849 186.25 0.043 0.043 104.24 0.0038 0.0038 0.50 0.54 0.60 0.954 0.258 0.043 ok
K14-K16 1.05 212.28 0.451 0.451 152.849 186.25 0.435 0.435 4.84 0.0037 0.0068 0.60 0.54 0.60 1.376 0.446 0.435 ok
K21-K19 0.07 62.24 0.175 0.175 152.849 186.25 0.030 0.030 62.24 0.0057 0.0057 0.50 0.54 0.60 1.161 0.314 0.030 ok
K20-K19 0.05 34.48 0.111 0.111 152.849 186.25 0.021 0.021 34.48 0.0046 0.0046 0.50 0.54 0.60 1.049 0.283 0.021 ok
K19-K17 0.13 67.11 0.186 0.186 152.849 186.25 0.052 0.052 4.87 0.0043 0.0043 0.50 0.45 0.50 0.971 0.218 0.052 ok
K18-K17 0.05 34.33 0.111 0.111 152.849 186.25 0.021 0.021 34.33 0.0040 0.0040 0.50 0.54 0.60 0.973 0.263 0.021 ok
K17-K16 0.21 97.86 0.248 0.248 152.849 186.25 0.085 0.085 30.76 0.0049 0.0049 0.50 0.54 0.60 1.082 0.292 0.085 ok
K16-K22 0.11 68.59 0.189 0.189 152.849 186.25 0.046 0.046 68.59 0.0021 0.0021 0.60 0.54 0.60 0.773 0.250 0.046 ok
K26-K25 0.07 61.87 0.174 0.174 152.849 186.25 0.029 0.029 61.87 0.0045 0.0045 0.40 0.54 0.60 0.929 0.201 0.029 ok
K27 A-K25 0.05 33.92 0.110 0.110 152.849 186.25 0.021 0.021 33.92 0.0032 0.0032 0.50 0.54 0.60 0.865 0.234 0.021 ok
K25-K23 0.12 66.96 0.185 0.185 152.849 186.25 0.050 0.050 5.09 0.0039 0.0039 0.50 0.45 0.50 0.926 0.208 0.050 ok
K24-K23 0.05 34.27 0.111 0.111 152.849 186.25 0.022 0.022 34.27 0.0048 0.0048 0.50 0.54 0.60 1.072 0.289 0.022 ok
K23-K22 0.20 98.37 0.249 0.249 152.849 186.25 0.081 0.081 31.41 0.0040 0.0040 0.40 0.54 0.60 0.878 0.190 0.081 ok
K22-K27 0.31 103.21 0.259 0.259 152.849 186.25 0.128 0.128 4.83 0.0035 0.0035 0.60 0.54 0.60 0.990 0.321 0.128 ok
K28-K27 0.41 105.55 0.263 0.263 152.849 186.25 0.169 0.169 105.55 0.0030 0.0030 0.60 0.54 0.60 0.912 0.295 0.169 ok
K27-K29 0.77 143.58 0.334 0.333 152.849 186.25 0.317 0.317 38.03 0.0045 0.0045 0.60 0.54 0.60 1.116 0.362 0.317 ok
K30-K29 0.11 32.06 0.105 0.105 152.849 186.25 0.047 0.047 32.06 0.0027 0.0027 0.50 0.45 0.50 0.770 0.173 0.047 ok
K29-S5 0.88 149.73 0.345 0.344 152.849 186.25 0.365 0.365 6.15 0.0034 0.0048 0.60 0.54 0.60 1.156 0.375 0.365 ok
Dari perhitungan drainase eksisting diatas menjelaskan bahwa ada beberapa saluran yang sudah
tidak memenuhi kapasitas tampung kemungkinan dikarenakan sedimentasi yang membatu dan
harus adanya penanganan perbaikan saluran dainase. Oleh karena itu drainase rencana yang
telah dihitung dengan metode rasional praktis telah menjadikan saluran kolektor menjadi 80 cm
dari berbagai dimensi eksisting dan salran drainase lingkungan menjadi 40 cm.
67
Laporan Akhir
No. Pompa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Type 2
Kapasitas 0.2500 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
OPERASI POMPA
Nomor Pompa Level 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Level air Normal: Normal +10.177
Level Warning 1: Moderat +10.387
Level Warning 2: Siaga 1 +10.807
Level Warning 3: Siaga 2 +11.437 1
Level Warning 4: Siaga 3 +11.857 1
Level Siaga Banjir: WARNING+12.277 1
BANJIR IJIN: BANJIR +14 1
Level Atas Kolam: + 11.977 Atas Kolam Debit Max: 2.1 m3/det Vol Luas Level
Luas Kolam Penenang: 30 m2 Jumlah Pompa: 1 Unit 0 30 10.177
Kedalaman Kolam: 2 m Ruang Operasi Kolam: 1.8 m 54 30 11.977
Tinggi Jagaan 0 m Ruang Operasi Banjir 0.2 m 980.00 490 11.977
Tinggi Air Kolam: 0.2 m 1236.50 4640 12.077
Tinggi Dead Storage: 0 m Level Banjir Simulasi: + 12.515 m 1908.00 8790 12.177
Level Punggung DTA: + 14.000 Tinggi Banjir Perumahan: 0.54 m 2994.50 12940 12.277
4496.00 17090 12.377
Tinggi Banjir Ijin: 0.3 m 6412.50 21240 12.477
Level Banjir Ijin: + 12.277 8744.00 25390 12.577
11490.50 29540 12.677
Level Kontour Tertinggi: + 14.000 14652.00 33690 12.777
Luas DTAKontour Tertinggi: 41990 m2 22220 41990 12.977
Level Jalan Sekitar Kolam: + 12.000
68
Laporan Akhir
Lokasi
69
Laporan Akhir
70
Laporan Akhir
71
Laporan Akhir
72
Laporan Akhir
73
Laporan Akhir
74
Laporan Akhir
JMP ALT 2A
75
Laporan Akhir
JMP-ALT 2B2
76
Laporan Akhir
77
Laporan Akhir
78
Laporan Akhir
79
Laporan Akhir
80
Laporan Akhir
81
Laporan Akhir
82
Laporan Akhir
83
Laporan Akhir
84
Laporan Akhir
Kode Rekening :
Nama Kegiatan : Penyusunan DED Pilot Project Rencana Induk Drainase Kota Tangerang Selatan
Nama Pekerjaan : Penyusunan DED Pilot Project Rencana Induk Drainase Kota Tangerang Selatan
Kecamatan :
Tahun Anggaran : 2018
Provinsi/Kota : Banten/Kota Tangerang Selatan
I DIVISI I. UMUM
1.2.4 Mobilisasi dan Demobilisasi ls 1.00 9,100,000.00 9,100,000.00 0.21
87