KATA PENGANTAR
Sarwanta, ST
Team Leader
1
Laporan Pendahuluan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................................................
1.2.1 Maksud..............................................................................................................6
1.2.2 Tujuan................................................................................................................6
BAB 2 UMUM.....................................................................................................................................................
2.1 Administrasi..........................................................................................................8
3.1 Umum...................................................................................................................18
2
Laporan Pendahuluan
3
Laporan Pendahuluan
DAFTAR GAMBAR
4
Laporan Pendahuluan
BAB 1 PENDAHULUAN
1.2.1 Maksud
1.2.2 Tujuan
6
Laporan Pendahuluan
7
Laporan Pendahuluan
BAB 2 UMUM
2.1 Administrasi
Sumber Peta : Laporan Akhir RTRW Kota Tangerang Selatan, Tahun 2015
Wilayah Kota Tangerang Selatan di lintasi oleh Kali Angke, Kali Pasanggrahan dan
Sungai Angke sebagai batas administrasi Kota di sebelah barat. Letak geografis Kota
Tangerang Selatan yang berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta pada sebelah utara
dan timur memberikan peluang pada Kota Tangerang Selatan sebagai salah satu
daerah penyangga Provinsi DKI Jakarta. Selain itu, wilayah ini juga menjadi daerah
perlintasan yang menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi DKI Jakarta dan
Provinsi Jawa Barat. Batas administratif Kota Tangerang Selatan sebagai berikut :
Sebelah utara berbatasan dengan Propinsi DKI Jakarta dan Kota Tangerang
Sebelah timur berbatasan dengan Propinsi DKI Jakarta dan Kota Depok
Sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Kabupaten Bogor dan Kota Depok
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang
8
Laporan Pendahuluan
Dewasa ini air tanah masih merupakan sumber utama untuk kepentingan
air bersih bagi daerah Tangerang Selatan dan sekitarnya. Reservoir air tanah
terdapat pada batuan tersier dan kwarter. Endapan kwarter dan endapan tersier
vulkanik menjari/bersilang, jari/interfingering dengan endapan kwarter
sungai/delta.
Akuifer air tanah dangkal terdapat pada kedalaman 0-20 m dari permukaan
tanah, bersifat preatik. Kedalaman air tanah yang terbesar mengandung air
tanah ini merupakan air tanah semi tak tertekan sampai tertekan. Air tanah
dalam dengan tekanan artesis terdapat di daerah pantai dan di bagian
tengah daerah telitian ke arah timur, diperkirakan hingga kedalaman 270 m.
Arah aliran air tanah adalah ke utara sesuai dengan arah umum sistem drainase.
11
Laporan Pendahuluan
Deskripsi:
Danau Manjau berada di perumahan Virginia Lagoon
Luas Kolam= 14052 m2
Tinggi Kolam= ±1,5 m
Tepian kolam= Tanah
Luas DAS= 485045 m2
2. PETA LAHAN RESERVOIR RAWA LENGKONG
12
Laporan Pendahuluan
Deskripsi:
Rawa Lengkong berada di wilayah Lengkong Gudang
Luas Kolam= 3938 m2
Tinggi Kolam= ±1,3 m
Tepian kolam= Tanah
Luas DAS= 230192 m2
13
Laporan Pendahuluan
Deskripsi:
Rawa Kepang berada di wilayah Lengkong Gudang Timur
Luas Kolam= 5582 m2
Tinggi Kolam= ±0,8 m
Tepian kolam= Tanah dan Pasangan Batukali
Luas DAS= 251739 m2
14
Laporan Pendahuluan
Deskripsi:
Maruga Pond Park berada di jalan ciater raya Kp. Maruga
Luas Kolam= 3594 m2
Tinggi Kolam= ±4 m
Tepian kolam= Sheetpile
Luas DAS= 835658 m2
15
Laporan Pendahuluan
Deskripsi:
Danau ini berada di kawasan koodiklat TNI kelurahan buaran
Luas Kolam= 15704 m2
Tinggi Kolam= ±3 m
Tepian kolam= Tanah
Luas DAS= 420157 m2
16
Laporan Pendahuluan
Deskripsi:
17
Laporan Pendahuluan
3.1 Umum
Perubahan tata guna lahan pada daerah aliran sungai (DAS) menimbulkan
berbagai permasalahan. Adanya pembukaan lahan untuk perumahan dan kawasan
industri pada daerah aliran sungai (DAS) dapat menambah potensi timbulnya erosi
di hulu sungai dan sedimentasi serta banjir pada kawasan hilir. Meningkatnya
aktivitas manusia serta didukung dengan menurunnya kondisi alam yang ada pada
DAS menyebabkan peningkatan laju erosi. Pembukaan lahan atau perubahan jenis
tanaman penutup lahan pada DAS, adanya kemiringan lereng yang curam, curah
hujan yang tinggi, serta kondisi tanah yang kurang baik adalah faktor-faktor
penyebabnya .
Di kota Tangerang Selatan pada daerah tangkapan air bagian hulu, daerah yang
dahulu merupakan daerah terbuka untuk resapan air berubah fungsi menjadi daerah
bisnis, industri dan pemukiman, perubahan tata guna lahan ini menyebabkan luas
daerah yang digunakan untuk masuknya air kedalam tanah (infiltrasi) menjadi
berkurang, hal ini mengakibatkan limpasan permukaan (surface runoff) dari menjadi
meningkat. Waduk yang dapat menampung air, mempunyai efek terhadap aliran air
di hilir waduk. Dengan kata lain waduk dapat merubah pola inflow-outflow
hidrograf. Perubahan outflow hidrograf di hilir waduk biasanya menguntungkan
terhadap pengendalian banjir, dengan adanya debit banjir yang lebih kecil dan
perlambatan waktu banjir (Kadoatie dan Sugiyanto, 2002).
Perubahan tata guna lahan yang menyebabkan berkurangnya daerah tangkapan air,
sehingga air yang mangalir di permukaan (surface runoff) meningkat, untuk
mengurangi debit banjir yang terjadi diperlukan bangunan yang dapat mengontrol
debit banjir tersebut, karena itu dibuat Reservoir sebagai penampung air serta
sebagai suatu pengendali banjir.
18
Laporan Pendahuluan
19
Laporan Pendahuluan
Perencanaan kolam tampung ini menitik beratkan pada segi perencanaan fisik
Reservoir dan fasilitas pendukungnya. Pembahasan masalah meliputi:
1. Identifikasi masalah.
2. Analisa hidrologi.
3. Analisa hidrolika
Skema pendekatan Pola Pikir pelaksanaan pekerjaan yang diusulkan oleh konsultan
adalah seperti skema berikut.
Pemanfaatan Lahan
kosong/ Daerah Rendah
Ketersediaan Lahan
Kajian Terdahulu
Identifikasi Dan Survey
Lapangan
Peraturan
Analisa:
Hidrologi, Hidrolika, Topografi,
Konstruksi
Untuk dapat menganalisa keandalan kolam tampung agar terisi air harus
dilihat kondisi eksisting, maka diperlukan suatu pendekatan yang memasukkan
berbagai perangkat dan aspek yang selama ini digunakan sebagai parameter penentu
kajian bangunan air yang harus memperhitungkan aliran masuk dan keluar serta
pengarunya terhadap terjadinya banjir yang terjadi dikarenakan hujan badai yang
besar. Adapun Metodologi kerja konsultan adalah sebagai berikut:
20
Laporan Pendahuluan
Tahap ini bertujuan untuk dapat mengidentifikasi kondisi awal wilayah dan
kondisi lahan kolam tampung. Secara garis besar data dan informasi yang
dikumpulkan dapat diklasifikasikan berdasarkan sumber data itu sendiri (data
sekunder dan data primer).
1. Pengumpulan data
Pada tahapan ini pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi aspek-
aspek sebagai berikut:
a. Pengumpulan data Sekunder
1) Peta dasar dan peta pendukung lainnya
2) Rencana Umum Tata Ruang ( RUTR )
3) Data-data hidrologi, klimatologi dan Lingkungan
4) Studi-studi yang ada
5) Data-data lain yang diperlukan
b. Survei Pendahuluan
22
Laporan Pendahuluan
23
Laporan Pendahuluan
tahun terakhir minimal 10 tahun (data terbaru), data hidrometri dan data
klimatologi yang menunjang untuk perhitungan debit.
Konsultan akan melaksanakan survei Hidrologi dan hidrometri sungai,
yang terdiri dari pengukuran debit saluran yang masuk ke Reservoir dan
pengukuran penampang saluran.
Konsultan akan mempersiapkan beberapa metode analisa yang akan
dipergunakan untuk bahan perbandingan dalam analisis.
2. Pengumpulan data primer
Data primer yang dilakukan menjadi masukan utama dalam Penyusunan
Angka Kebutuhan Nyata Operasi & Pemeliharaan (AKNOP) Reservoir Pengendali
Banjir. Data serta informasi yang dikumpulkan dalam studi ini meliputi:
a. Kondisi topografi. Data topografi adalah terutama elevasi lahan di sekitar daerah
situ dan batas wilayah daratan dan daerah tergenang.
b. Kondisi hidrometeorologi untuk memberikan gambaran umum dan pengenalan
keadaan iklim dan cuaca.
c. Kondisi lingkungan adalah terutama yang terkait dengan kualitas air dan tanah.
Keseluruhan data tersebut (sekunder dan primer) diperoleh dengan metoda sebagai
berikut:
a. Studi literatur, konsultan akan mempelajari studi terdahulu, buku, laporan, jurnal
atau lainnya yang berhubungan dengan lingkup pekerjaan studi,
b. Mempelajari rencana induk kawasan yang ada yang terkait dengan lokasi kajian
c. Mengakses data resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah, seperti dari BPS Kota
Tangerang Selatan atau dari BPS Provinsi Banten dan instansi lain yang terkait.
d. Survei dan pengukuran lapangan.
e. Wawancara /informasi lainnya yang diperoleh dari masyarakat dan
Dinas/instansi yang terkait dengan lingkup studi.
Langkah awal melakukan peninjauan lapangan, dilakukan pekerjaan persiapan yang
meliputi kegiatan:
a. Mempersiapkan surat-surat pengantar, surat jalan dan sebagainya;
b. Mempersiapkan Contact Person di setiap instansi yang akan dikunjungi.
c. Mengumpulkan data-data yang diperlukan
d. Persiapan personil pelaksanaan, seperti spesifikasi teknis pekerjaan peninjauan
lapangan dan atau persiapan asuransi perjalanan; serta persiapan peralatan untuk
peninjauan lapangan.
24
Laporan Pendahuluan
25
Laporan Pendahuluan
26
Laporan Pendahuluan
4.3 Rencana Kerja Penyusunan Angka Kebutuhan Nyata Operasi & Pemeliharaan
(AKNOP) Reservoir Pengendali Banjir
27
Laporan Pendahuluan
28
Laporan Pendahuluan
1. Tenaga Ahli
Tenaga ahli yang di butuhkan yaitu ahli muda Sumber Daya Air.
Tenaga ahli tersebut mengatur dan merencanakan pelaksanaan kegiatan,
berpendidikan Sarjana Teknik Sipil/Teknik Pengairan dengan pengalaman
kerja minimal 3-5 tahun, dengan uraian tugas diantaranya :
29
Laporan Pendahuluan
Salah satu komponen yang penting dalam identifikasi adalah proses analisa
data hasil pengumpulan data. Kesalahan yang dilakukan dalam proses
pengumpulan data akan membuat proses analisis menjadi sulit. Selain itu, hasil dan
kesimpulan yang akan didapat pun akan menjadi rancu apabila pengumpulan data
dilakukan tidak dengan benar.
Masing-masing penelitian memiliki proses pengumpulan data yang berbeda,
tergantung dari jenis pekerjaan. Pengumpulan data kualitatif pastinya akan berbeda
dengan pengumpulan data kuantitatif. Pengumpulan data statistik juga tidak bisa
disamakan dengan pengumpulan data analisis.
30
Laporan Pendahuluan
31