Anda di halaman 1dari 31

Laporan Pendahuluan

KATA PENGANTAR

Pesatnya perkembangan kawasan perkotaan, selain memberikan dampak positif


bagi perkembangan ekonomi, ternyata pada sisi lainnya dapat mengakibatkan
timbulnya permasalahan kebutuhan air bersih dan menurunnya kualitas air tanah,
apabila kegiatan pembangunan yang dilakukan tidak memperhitungkan faktor daya
dukung tanah. Maka bencana instrusi air laut dan penurunan permukaan tanah
menjadi salah satu permasalahannya.
Lahan kolam tampungan sebagai salah satu fasilitas sosial dan fasilitas umum yang
sering digunakan untuk aktifitas masyarakat seperti olahraga, lahan parkir,
beribadah, acara peringatan hari besar nasional. Badan penerima aliran air yang ada
di Kota Tangerang Selatan menampung aliran dari sekitar dengan sumber air yang
relatif stabil dengan permasalahan banjir ke permukiman masyarakat karena sulitnya
membuang air hujan pada saat musim hujan.
Laporan ini merupakan Laporan Pendahuluan dalam rangka Penyusunan Angka
Kebutuhan Nyata Operasi & Pemeliharaan (AKNOP) Reservoir Pengendali Banjir.
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai dokumen yang dapat memberikan
rekomendasi kolam tampungan sebagai penampung air dan mengatasi
permasalahan banjir di lingkungan sekitar kolam tampungan, sesuai dengan
ketentuan seperti yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja.
Atas kesempatan dan kepercayaan yang telah diberikan oleh Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Kota Tangerang Selatan kepada Tim Perencana dalam
melaksanakan pekerjaan ini, kami mengucapkan terimakasih dan berupaya
semaksimal mungkin untuk memberikan hasil pekerjaan yang terbaik.
Kota Tangerang Selatan, 2019
PT PARINDO RAYA ENGINEERING

Sarwanta, ST
Team Leader

1
Laporan Pendahuluan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................................................................

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................................................

1.1 Latar Belakang......................................................................................................5

1.2 Maksud & Tujuan................................................................................................5

1.2.1 Maksud..............................................................................................................6

1.2.2 Tujuan................................................................................................................6

1.3 Waktu Pelaksanaan..............................................................................................6

1.4 Ruang Lingkup Pekerjaan..................................................................................6

BAB 2 UMUM.....................................................................................................................................................

2.1 Administrasi..........................................................................................................8

2.2 Topografi dan Geomorfologi...........................................................................10

2.3 Geologi Wilayah.................................................................................................10

2.4 Hidrogeologi Wilayah.......................................................................................11

2.5 Lokasi Reservoir.................................................................................................11

BAB 3 METODOLOGI DAN TAHAP PEKERJAAN...................................................................................

3.1 Umum...................................................................................................................18

3.2 Pendekatan Studi...............................................................................................18

3.3 Batasan Perencanaan..........................................................................................20

3.4 Alur Berfikir........................................................................................................20

3.5 Tahap Persiapan Pelaksanaan Kegiatan.........................................................21

3.6 Pengumpulan Data dan Informasi..................................................................22

3.7 Analisa Data........................................................................................................25

2
Laporan Pendahuluan

BAB 4 RENCANA KERJA.................................................................................................................................

4.1 Tinjauan Umum..................................................................................................26

4.2 Aspek Hidrologi.................................................................................................26

4.3 Rencana Kerja Penyusunan Angka Kebutuhan Nyata Operasi &


Pemeliharaan (AKNOP) Reservoir Pengendali Banjir......................................27

4.4 Bagan Alur Perencanaan Identifikasi Lahan Kolam Tampung..................28

4.5 Waktu Pelaksanaan Pekerjaan.........................................................................28

BAB 5 ORGANISASI PELAKSANA DAN PERSONIL..............................................................................

5.1 Kebutuhan Personil dan Kualifikasi.................................................................29

3
Laporan Pendahuluan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Peta Lokasi Pekerjaan.............................................................................................


Gambar 4.1 Skema Pekerjaan......................................................................................................
Gambar 5.1 Alur identifikasi lahan kolam tampung..............................................................

4
Laporan Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Maksud & Tujuan

Kegiatan operasi dan pemeliharaan merupakan rangkaian kegiatan


pengelolaan Sumber Daya Air yang diamanatkan dalam Undang-Undang
serta sejalan dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 06/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi Dan Pemeliharaan
Sumber Air Dan Bangunan Pengairan, maka perlu ditetapkan
Penyelenggaraan Kegiatan Pemeliharaan Sungai serta Operasi dan
Pemeliharaan Prasarana Sungai.
Tuntutan kebutuhan sosial dan ekonomi manusia yang kian
berkembang telah mendorong perkembangan teknologi pendayagunaan
sungai mulai dari tingkat yang paling sederhana hingga teknologi yang
sangat maju. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
pendayagunaan dan perlindungan sungai telah melahirkan berbagai jenis
prasarana sungai yang tersebar di Indonesia.
Tanpa dilakukan pemeliharaan yang memadai, baik terhadap prasarana
sungai maupun sungainya sendiri tentu akan cepat mengalami degradasi fisik
dan fungsi sehingga efektivitas eksploitasi atau operasi prasarana sungai akan
terganggu, bahkan tindakan operatif pemenuhan kebutuhan air dan
pengendalian aliran air menjadi tidak optimal ataupun dapat terhenti, maka
pemeliharaan daerah tangkapan air hujan di permukiman sebagai kegiatan
yang berfungsi penting dalam memelihara kelestarian lingkungan. Karena itu,
operasi dan pemeliharaan sungai merupakan kesatuan kegiatan yang tidak
terpisahkan.
Salah satu prasarana sungai yaitu reservoir. Reservoir adalah tempat
penyimpanan air untuk sementara sebelum didistribusikan kepada pelanggan
atau konsumen (Kemen PUPR). Dilihat dari fungsinya maka reservoir
sangatlah penting untuk kesejahteraan masyarakat di sekitar, untuk itu perlu
dilakukan OP pada bangunan reservoir dan prasarana bangunan reservoir di
5
Laporan Pendahuluan

Kota Tangerang Selatan. Kegiatan tersebut harus berjalan secara konsisten


dan menerus sepanjang waktu. Pemeliharaan bangunan reservoir pengendali
banjir meliputi fungsi perawatan dan perlindungan serta daerah tangkapan
air yang bertujuan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan dan
ketercapaian tujuan operasi reservoir pengendali banjir.

1.2.1 Maksud

Maksud dari pelaksanaan kegiatan ini adalah :


1. Mendapatkan data terkait inventarisasi kondisi terkini reservoir pengendali
banjir untuk pengembalian fungsi secara terintegrasi yang menjadi lokasi
kegiatan.
2. Mendapatkan acuan pembuatan Penyusunan Angka Kebutuhan Nyata
Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) Reservoir Pengendali Banjir untuk
dapat menyusun biaya operasi dan pemeliharaan Reservoir.

1.2.2 Tujuan

Tujuan pekerjaan Penyusunan Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan


Pemeliharaan (AKNOP) Reservoir Pengendali Banjir adalah tersedianya
acuan dan estimasi biaya kegiatan O&P yang akan dilaksanakan sendiri
(swakelola) maupun yang dikontraktualkan, sehingga mendukung
pembiayaan yang ditetapkan secara optimal, memadai dan menerus.

1.3 Waktu Pelaksanaan

Lama pekerjaan Penyusunan Angka Kebutuhan Nyata Operasi &


Pemeliharaan (AKNOP) Reservoir Pengendali Banjir adalah selama 30 (tiga
puluh) hari kalender.

1.4 Ruang Lingkup Pekerjaan

Ruang lingkup pekerjaan jasa konsultan sebagai berikut:


1. Pekerjaan awal / persiapan melakukan inventarisasi studi-studi
sebelumnya berkaitan dengan Penyusunan Angka Kebutuhan Nyata
Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) Reservoir Pengendali Banjir dari
dinas/kantor terkait.

6
Laporan Pendahuluan

2. Melakukan Walkthrough pada daerah yang menjadi lokasi kegiatan;


3. Pengumpulan data teknis yang meliputi data topografi, hidrologi, hidrolika
dan kondisi;
4. Penelusuran jaringan dilapangan untuk mendapatkan data kondisi
Reservoir yang ada;
5. Pengukuran dan penggambaran seperti pembuatan denah pekerjaan,
untuk pekerjaan pemeliharaan berkala;
6. Pelaksanaan analisis rencana penanganan terhadap data kondisi saluran
lapangan, sesuai dengan kriteria aspek pengelolaan (termasuk kategori
Operasi dan Pemeliharaan atau Rehabilitasi);
7. Rekomendasi O&P Sesuai Hasil AKNOP.
Lokasi pekerjaan untuk kegiatan Penyusunan Angka Kebutuhan Nyata
Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) Reservoir Pengendali Banjir adalah
seluruh sistem sarana prasarana dan bangunan Reservoir Pengendali Banjir di
wilayah Pemerintah Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten.
Fasilitas penunjang yang disediakan oleh PA/KPA/PPK
Penyedia jasa harus menyediakan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan
harga. Untuk melaksanakan tugasnya, konsultan perencana harus mencari
sendiri data yang dibutuhkan selain dari data yang diberikan oleh Satuan
Kerja dan Pengarah Penugasan ini. Konsultan perencana harus memeriksa
kebenaran data yang digunakan dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang
berasal dari Satuan Kerja maupun yang dicari sendiri.

7
Laporan Pendahuluan

BAB 2 UMUM

2.1 Administrasi

Secara administratif luas wilayah Kota Tangerang Selatan berdasarkan


Undang-Undang No. 51 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan
adalah 147,19 Km2 atau 14.719 Ha terdiri dari 7 kecamatan, 49 kelurahan dan 5 desa.
Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten yaitu pada titik
koordinat 106˚38’ - 106˚47’ Bujur Timur dan 06˚13’30” - 06˚22’30” Lintang Selatan.
Gambar 2. 1 Peta Administrasi Kota Tangerang Selatan

Sumber Peta : Laporan Akhir RTRW Kota Tangerang Selatan, Tahun 2015
Wilayah Kota Tangerang Selatan di lintasi oleh Kali Angke, Kali Pasanggrahan dan
Sungai Angke sebagai batas administrasi Kota di sebelah barat. Letak geografis Kota
Tangerang Selatan yang berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta pada sebelah utara
dan timur memberikan peluang pada Kota Tangerang Selatan sebagai salah satu
daerah penyangga Provinsi DKI Jakarta. Selain itu, wilayah ini juga menjadi daerah
perlintasan yang menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi DKI Jakarta dan
Provinsi Jawa Barat. Batas administratif Kota Tangerang Selatan sebagai berikut :
 Sebelah utara berbatasan dengan Propinsi DKI Jakarta dan Kota Tangerang
 Sebelah timur berbatasan dengan Propinsi DKI Jakarta dan Kota Depok
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Kabupaten Bogor dan Kota Depok
 Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang

8
Laporan Pendahuluan

Tabel 2. 1 Luas Wilayah Kota Tangerang Selatan Per Kecamatan

Luas Daerah Persentase Terhadap Luas Kota


No Kecamatan
(Hektar) (%)
1 Serpong 2.404 16,33
2 Serpong Utara 1.784 12,12
3 Ciputat 1.838 12.49
4 Ciputat Timur 1.543 10,48
5 Pamulang 2.682 18,22
6 Pondok Aren 2.988 20,30
7 Setu 1.480 10,06
Jumlah 14.719 100
Sumber : BAPPEDA Kota Tangerang Selatan, 2011

Kecamatan dengan wilayah paling besar di Kota Tangerang Selatan terdapat di


Kecamatan Pondok Aren dengan luas 2.988 hektar atau 20,30% dari luas keseluruhan
Kota Tangerang Selatan, sedangkan kecamatan dengan luas paling kecil adalah
Kecamatan Setu dengan luas 1.480 hektar atau 10,06%.
Berdasarkan Buku Profil Tangerang Selatan (2010), sebagian besar wilayah Kota
Tangerang Selatan merupakan dataran rendah, dengan topografi yang relatif datar
dengan kemiringan rata-rata 0 – 3%, sedangkan ketinggian wilayah antara 0 – 25 m
dpl (di atas permukaan laut). Untuk kemiringan garis besarnya terbagi atas 2 (dua)
bagian, yaitu :
 Kemiringan antara 0 – 3% meliputi Kecamatan Ciputat, kecamatan Ciputat Timur,
Kecamatan Pamulang, Kecamatan Serpong dan Kecamatan Serpong Utara.
 Kemiringan antara 3 – 8% meliputi Kecamatan Pondok Aren dan Kecamatan Setu.
Pada umumnya, kota Tangerang Selatan merupakan daerah yang relatif datar.
Adapun pada beberapa Kecamatan terdapat lahan yang bergelombang seperti di
perbatasan antara Kecamatan Setu dan kecamatan Pamulang serta sebagian di
kecamatan Ciputat Timur.
Kondisi geologi Kota Tangerang Selatan umumnya adalah batuan alluvium, yang
terdiri dari batuan lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan bongkah. Berdasarkan
klasifikasi dari United Soil Classification System, batuan ini mempunyai kemudahan
dikerjakan atau workability yang baik sampai sedang, unsur ketahanan terhadap erosi
cukup baik oleh karena itu wilayah Kota Tangerang Selatan masih cukup layak
untuk kegiatan perkotaan.
9
Laporan Pendahuluan

2.2 Topografi dan Geomorfologi

Secara umum wilayah Kota Tangerang Selatan di bagian utara merupakan


daerah dataran tinggi, sedangkan dibagian selatan merupakan daerah perbukitan
bergelombang lemah.
Berdasarkan atas elevasi atau ketinggian garis kontur, maka bentang alam
daerah Tangerang Selatan dari selatan ke utara merupakan daerah dataran rendah
– perbukitan bergelombang lemah, dengan elevasi antara 50-140 meter di atas
permukaan laut. Berdasarkan data RTRW Kota Tangerang Selatan (Anonimous,
2000), sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan memiliki kemiringan lereng
kurang dari 15% .
Bentuk kemiringan wilayah tersebut sangat menentukan jenis penggunaan
lahan, intensitas penggunaan lahan dan kepadatan bangunan. Wilayah
dengan kemiringan datar hingga sedang digunakan untuk berbagai keperluan
khususnya pemukiman, industri dan pertanian.

2.3 Geologi Wilayah

Berdasarkan peta geologi regional oleh Pusat Penelitian dan


Pengembangan Geologi Bandung tahun 1992, Lembar Jakarta dan Kepulauan
Seribu, Skala I : 100.00, stratigrafi wilayah Tangerang Selatan sekitarnya dari
tua ke muda disusun oleh batuan perselingan, batupasir dan batu lempung
(Anonimous, 2010) sebagai berikut:
· Formasi Bojongmanik (Tmb): perselingan konglomerat, batupasir, batulanau,
batu lempung
· Formasi Serpong (Tpss): breksi, lahar, tuf breksi, tuf batuapung
· Satuan Batuan Gunung api Mucla (Qv): tuf halus berlapis, tuf pasiran
berselingan dengan konglomeratan
· Satuan Batuan Kipas Alluvium: endapan lempung, pasir, kerikil, kerakal clan
· Satuan Endapan Alluvial (Qa)
Struktur geologi di daerah ini merupakan lapisan horizontal atau sayap
lipatan dengan kemiringan lapisan yang hampir datar, Berta sesar menclatar yang
diperkirakan berarah utara-selayan (Anonimous, 2010).
Menurut Laporan Penelitian Sumberdaya Air Permukaan di Kota Tangerang
Selatan (Anonimous, 2010) kondisi geologi Kota Tangerang Selatan termasuk
dalam sistem geologi cekungan Botabek yang dibentuk oleh endapan kuarter
yang berupa rombakan gunung api muda clan endapan sungai. Singkapan
10
Laporan Pendahuluan

batuan terrier yang membatasi cekungan Bogor–Tangerang–Bekasi terclapat


pada bagian barat–barat days dimana di jumpai pada. Formasi Serpong, Genteng
clan Bojongmanik.

2.4 Hidrogeologi Wilayah

Dewasa ini air tanah masih merupakan sumber utama untuk kepentingan
air bersih bagi daerah Tangerang Selatan dan sekitarnya. Reservoir air tanah
terdapat pada batuan tersier dan kwarter. Endapan kwarter dan endapan tersier
vulkanik menjari/bersilang, jari/interfingering dengan endapan kwarter
sungai/delta.
Akuifer air tanah dangkal terdapat pada kedalaman 0-20 m dari permukaan
tanah, bersifat preatik. Kedalaman air tanah yang terbesar mengandung air
tanah ini merupakan air tanah semi tak tertekan sampai tertekan. Air tanah
dalam dengan tekanan artesis terdapat di daerah pantai dan di bagian
tengah daerah telitian ke arah timur, diperkirakan hingga kedalaman 270 m.
Arah aliran air tanah adalah ke utara sesuai dengan arah umum sistem drainase.

2.5 Lokasi Reservoir

Lokasi kegiatan Penyusunan Angka Kebutuhan Nyata Operasi &


Pemeliharaan (AKNOP) Reservoir Pengendali Banjir Kota Tangerang Selatan.

1. PETA LAHAN RESERVOIR DANAU MANJAU

11
Laporan Pendahuluan

Deskripsi:
Danau Manjau berada di perumahan Virginia Lagoon
Luas Kolam= 14052 m2
Tinggi Kolam= ±1,5 m
Tepian kolam= Tanah
Luas DAS= 485045 m2
2. PETA LAHAN RESERVOIR RAWA LENGKONG

12
Laporan Pendahuluan

Deskripsi:
Rawa Lengkong berada di wilayah Lengkong Gudang
Luas Kolam= 3938 m2
Tinggi Kolam= ±1,3 m
Tepian kolam= Tanah
Luas DAS= 230192 m2

13
Laporan Pendahuluan

3. PETA LAHAN RESERVOIR RAWA KEPANG

Deskripsi:
Rawa Kepang berada di wilayah Lengkong Gudang Timur
Luas Kolam= 5582 m2
Tinggi Kolam= ±0,8 m
Tepian kolam= Tanah dan Pasangan Batukali
Luas DAS= 251739 m2

14
Laporan Pendahuluan

4. PETA LAHAN RESERVOIR POND PARK

Deskripsi:
Maruga Pond Park berada di jalan ciater raya Kp. Maruga
Luas Kolam= 3594 m2
Tinggi Kolam= ±4 m
Tepian kolam= Sheetpile
Luas DAS= 835658 m2

15
Laporan Pendahuluan

5. PETA LAHAN RESERVOIR KODIKLAT TNI

Deskripsi:
Danau ini berada di kawasan koodiklat TNI kelurahan buaran
Luas Kolam= 15704 m2
Tinggi Kolam= ±3 m
Tepian kolam= Tanah
Luas DAS= 420157 m2

16
Laporan Pendahuluan

6. PETA LAHAN RESERVOIR KODIKLAT TNI

Gambar 2.1 Peta Lokasi Pekerjaan

Deskripsi:

Reservoir/Rawa ini berada di dekat Perumahan Serpong Jaya

Luas Kolam= 5233 m2

Tinggi Kolam= ±1,2 m

Tepian kolam= Tanah

Luas DAS= 106698 m2

17
Laporan Pendahuluan

BAB 3 METODOLOGI DAN TAHAP PEKERJAAN

3.1 Umum

Perubahan tata guna lahan pada daerah aliran sungai (DAS) menimbulkan
berbagai permasalahan. Adanya pembukaan lahan untuk perumahan dan kawasan
industri pada daerah aliran sungai (DAS) dapat menambah potensi timbulnya erosi
di hulu sungai dan sedimentasi serta banjir pada kawasan hilir. Meningkatnya
aktivitas manusia serta didukung dengan menurunnya kondisi alam yang ada pada
DAS menyebabkan peningkatan laju erosi. Pembukaan lahan atau perubahan jenis
tanaman penutup lahan pada DAS, adanya kemiringan lereng yang curam, curah
hujan yang tinggi, serta kondisi tanah yang kurang baik adalah faktor-faktor
penyebabnya .
Di kota Tangerang Selatan pada daerah tangkapan air bagian hulu, daerah yang
dahulu merupakan daerah terbuka untuk resapan air berubah fungsi menjadi daerah
bisnis, industri dan pemukiman, perubahan tata guna lahan ini menyebabkan luas
daerah yang digunakan untuk masuknya air kedalam tanah (infiltrasi) menjadi
berkurang, hal ini mengakibatkan limpasan permukaan (surface runoff) dari menjadi
meningkat. Waduk yang dapat menampung air, mempunyai efek terhadap aliran air
di hilir waduk. Dengan kata lain waduk dapat merubah pola inflow-outflow
hidrograf. Perubahan outflow hidrograf di hilir waduk biasanya menguntungkan
terhadap pengendalian banjir, dengan adanya debit banjir yang lebih kecil dan
perlambatan waktu banjir (Kadoatie dan Sugiyanto, 2002).
Perubahan tata guna lahan yang menyebabkan berkurangnya daerah tangkapan air,
sehingga air yang mangalir di permukaan (surface runoff) meningkat, untuk
mengurangi debit banjir yang terjadi diperlukan bangunan yang dapat mengontrol
debit banjir tersebut, karena itu dibuat Reservoir sebagai penampung air serta
sebagai suatu pengendali banjir.

3.2 Pendekatan Studi

Untuk dapat tercapainya hasil pekerjaan seperti yang diisyaratkan dalam


Kerangka Acuan Kerja (KAK). Konsultan Team Tenaga Ahli dibantu tenaga
Pendukung yang sudah berpengalaman khususnya dalam bidang pekerjaan yang
akan dilaksanakan yaitu Penyusunan Angka Kebutuhan Nyata Operasi &
Pemeliharaan (AKNOP) Reservoir Pengendali Banjir. Team Konsultan Perencana

18
Laporan Pendahuluan

akan bertanggung jawab didalam pelaksanaan pekerjaan tersebut dengan


menggunakan hasil pengamatan lapangan dan hasil pengukuran serta analisa untuk
menghasilkan Penyusunan Angka Kebutuhan Nyata Operasi & Pemeliharaan
(AKNOP) Reservoir Pengendali Banjir di kota Tangerang Selatanyang diperoleh di
lapangan, sehingga dalam memberikan rekomendasi akhir akan optimal, lengkap,
akurat dan inovatif, serta efektif dan efisien. Oleh karenanya hubungan kerja antara
pihak Konsultan Perencana dengan Instansi terkait terutama di lingkungan
pemerintah kota Tangerang dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kota Tangerang Kota tangerang harus harmonis dan baik.
Pendekatan umum yang dilakukan oleh Konsultan tenaga ahli dalam
Penyusunan Angka Kebutuhan Nyata Operasi & Pemeliharaan (AKNOP) Reservoir
Pengendali Banjir adalah dengan melakukan rekayasa sumber daya air yang menitik
beratkan pada masalah rekayasa hidrologi dan analisa hidraulik bangunan air.
Masalah yang berhubungan dengan pemanfaatan aliran air dan pemanfaatan air di
kolam tampungan tidak hanya pada rekayasa dan teknologi, tetapi juga mencakup
masalah sosial, ekonomi dan lingkungan. Oleh karena itu dalam Penyusunan Angka
Kebutuhan Nyata Operasi & Pemeliharaan (AKNOP) Reservoir Pengendali Banjir,
memerlukan pelayanan dari ahli-ahli sumberdaya Air, Ahli Hidrologi, Topografi dan
lain-lain, disamping ahli bidang rekayasa Teknik Sipil.
Metode kerja ditetapkan dalam menangani Penyusunan Angka Kebutuhan
Nyata Operasi & Pemeliharaan (AKNOP) Reservoir Pengendali Banjir meliputi
kegiatan-kegiatan yang berkesinambungan, dimulai dengan survei untuk
mengumpulkan data-data primer dan sekunder, penyusunan data, pengolahan dan
analisa/investigasi data, yang kemudian dituangkan dalam bentuk laporan yang
disesuaikan dengan tahapannya. Hasil studi ditambah dengan survei lapangan
mengenai kondisi lahan kolam tampungan dan tata air di lapangan serta keinginan
pihak terkait didaerah, akan dijadikan bahan untuk menganalisa pada kasus studi
yang mencangkup bahasan aspek teknis, aspek institusional, aspek kondisi lapangan
dan aspek finansial.
Dalam mewujudkan tujuan yaitu diperolehnya suatu Penyusunan Angka
Kebutuhan Nyata Operasi & Pemeliharaan (AKNOP) Reservoir Pengendali Banjir di
Kota Tangerang Selatan.

19
Laporan Pendahuluan

3.3 Batasan Perencanaan

Perencanaan kolam tampung ini menitik beratkan pada segi perencanaan fisik
Reservoir dan fasilitas pendukungnya. Pembahasan masalah meliputi:
1. Identifikasi masalah.
2. Analisa hidrologi.
3. Analisa hidrolika

3.4 Alur Berfikir

Skema pendekatan Pola Pikir pelaksanaan pekerjaan yang diusulkan oleh konsultan
adalah seperti skema berikut.

Pemanfaatan Lahan
kosong/ Daerah Rendah

Ketersediaan Lahan

Kajian Terdahulu
Identifikasi Dan Survey
Lapangan
Peraturan

Analisa:
Hidrologi, Hidrolika, Topografi,
Konstruksi

Gambar 3.2 Skema Pekerjaan

Untuk dapat menganalisa keandalan kolam tampung agar terisi air harus
dilihat kondisi eksisting, maka diperlukan suatu pendekatan yang memasukkan
berbagai perangkat dan aspek yang selama ini digunakan sebagai parameter penentu
kajian bangunan air yang harus memperhitungkan aliran masuk dan keluar serta
pengarunya terhadap terjadinya banjir yang terjadi dikarenakan hujan badai yang
besar. Adapun Metodologi kerja konsultan adalah sebagai berikut:

20
Laporan Pendahuluan

Penekanan pada Penyusunan Angka Kebutuhan Nyata Operasi &


Pemeliharaan (AKNOP) Reservoir Pengendali Banjir adalah pendekatan secara
komprehensif dan bertahap terhadap data informasi baik yang bersifat primer
maupun sekunder yang berkaitan dengan Penyusunan Angka Kebutuhan Nyata
Operasi & Pemeliharaan (AKNOP) Reservoir Pengendali Banjir di kota Tangerang
Selatan, agar hasil kajian dapat berfungsi secara optimal. Dalam rangka
melaksanakan Penyusunan Angka Kebutuhan Nyata Operasi & Pemeliharaan
(AKNOP) Reservoir Pengendali Banjir ini, konsultan memandang perlu melakukan
beberapa pendekatan sebagai berikut :
1. Pendekatan strategis yang menyangkut penentuan fungsi kegiatan yang
merupakan penjabaran dan pemanfaatan potensi kolam tampung di masa yang
akan datang.
2. Pendekatan teknis yang menyangkut upaya mengoptimasikan pemanfaatan
ruang dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan pengembangan dimasa yang
akan datang. Pendekatan teknis ini diperlukan dalam upaya meningkatkan
kualitas lingkungan, penyediaan sarana dan prasarana sumber daya air secara
tepat serta pengembangan kedepan.

3.5 Tahap Persiapan Pelaksanaan Kegiatan

Persiapan dilakukan segera setelah kontrak ditandatangani, pelaksanaan kegiatan


dipimpin langsung oleh Ketua Tim tenaga ahli (Team Leader) yang didampingi oleh
anggota tim. Persiapan yang perlu dilakukan disajikan sebagai berikut, beserta hal-
hal yang perlu dilakukan yang meliputi masalah :
1. Administrasi; masalah administrasi yang harus diselesaikan terutama meliputi
administrasi kontrak dan legalitas personil yang akan ditugaskan untuk
melaksanakan pekerjaan ini, baik legalitas dilingkungan intern konsultan maupun
legalitas yang diperlukan untuk berhubungan dengan pihak ketiga.
2. Persiapan personil; penyusunan tim pelaksana yang mampu menangani
pekerjaan ini yang didasarkan pada persyaratan Kerangka Acuan Kerja, yaitu
meliputi kualifikasi dan jumlah tenaga. Setelah tim terbentuk, langkah selanjutnya
adalah menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan, dengan mendasarkan pada
alokasi waktu yang telah ditentukan, baik secara keseluruhan maupun masing-
masing tenaga ahli sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan Kajian ini.
3. Peralatan; seluruh peralatan, baik untuk keperluan kantor maupun untuk
keperluan survei lapangan, disiapkan dengan teliti agar dapat segera digunakan
21
Laporan Pendahuluan

pada saat diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Adapun peralatan yang


digunakan yaitu total station, waterpass, kamera, handy talky, dan GPS.
4. Penyusunan Data/Informasi yang diperlukan; untuk menunjang pekerjaan kajian
terhadap studi ini, akan disusun jenis-jenis data/informasi mana yang harus
diusahakan ketersediaannya.
Tahap persiapan ini mencakup dan tidak terbatas pada :
a. Personil tenaga ahli yang memadai.
b. Peralatan Survei Lapangan.
c. Peralatan dan Laboratorium.
d. Data, peta dan perlengkapan penunjang.
e. Surat-surat/kelengkapan administrasi.
Mobilisasi tenaga ahli maupun peralatan yang diperlukan sesuai dengan apa yang
telah ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK). Kepada tenaga-tenaga
pelaksana survei akan diberikan penjelasan-penjelasan tambahan yang menyangkut
pekerjaan ini agar dapat bekerja seefektif mungkin. Konsultan akan membuat
rencana kerja rinci mengenai semua tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Rencana kerja ini akan digunakan sebagai acuan pemantauan kemajuan pekerjaan.

3.6 Pengumpulan Data dan Informasi

Tahap ini bertujuan untuk dapat mengidentifikasi kondisi awal wilayah dan
kondisi lahan kolam tampung. Secara garis besar data dan informasi yang
dikumpulkan dapat diklasifikasikan berdasarkan sumber data itu sendiri (data
sekunder dan data primer).
1. Pengumpulan data
Pada tahapan ini pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi aspek-
aspek sebagai berikut:
a. Pengumpulan data Sekunder
1) Peta dasar dan peta pendukung lainnya
2) Rencana Umum Tata Ruang ( RUTR )
3) Data-data hidrologi, klimatologi dan Lingkungan
4) Studi-studi yang ada
5) Data-data lain yang diperlukan
b. Survei Pendahuluan

22
Laporan Pendahuluan

Survei dan inspeksi saluran secara terinci harus dilakukan untuk


menghimpun catatan-catatan yang lengkap mengenai data hujan dan kondisi
laha kolam tampung.
c. Survei Teknik (Survai Topografi & Survai Hidrologi)
Konsultan akan melaksanakan tahap survei lapangan untuk kajian teknik
potensi kolam tampung, yaitu :
1) Perintisan
2) Survei Topografi
3) Survei sumber air dan pengujian Laboratorium
4) Survei Hidrologi dan Jaringan saluran
Sebelum pelaksanaan survei topografi perlu dilakukan perintisan. Pekerjaan
perintisan yaitu merintis atau membuka sebagian daerah yang akan diukur
sehingga pengukuran dapat berjalan dengan lancar.
d. Survei Hidrologi
Tahapan analisis data hidrologi secara garis besar dapat dikelompokan dalam
beberapa golongan meliputi analisis frekuensi data debit dan analisis debit.
1) Tujuan
Survei hidrologi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengumpulkan data
yang diperlukan dalam analisa.
2) Teknis Kajian
Melakukan pengumpulan dan analisa intensitas curah hujan (rainfall
intensity) terhadap data–data curah hujan dari stasiun-stasiun pengamat
curah hujan yang berada dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) yang
berpengaruh langsung pada lokasi perencanaan. Metode yang digunakan
dalam menentukan rainfall intensity berkaitan dengan karakteristik stasiun
pengamat curah hujan dan data–data curah hujannya adalah metode rata-
rata Aritmatik, Metode Poligon Thiessen, Metode Isohyett atau apabila
diinginkan kondisi ekstrim maka digunakan stasiun pengamat dengan
harga rainfall intersity terbesar (tetapi cara ini kurang akurat bila
digunakan pada proyek dengan lokasi yang relatif luas).
3) Lingkup Pekerjaan
Konsultan akan menyajikan data curah hujan dari stasiun pengamat curah
hujan terdekat yang mempengaruhi daerah tersebut dengan memakai data

23
Laporan Pendahuluan

tahun terakhir minimal 10 tahun (data terbaru), data hidrometri dan data
klimatologi yang menunjang untuk perhitungan debit.
Konsultan akan melaksanakan survei Hidrologi dan hidrometri sungai,
yang terdiri dari pengukuran debit saluran yang masuk ke Reservoir dan
pengukuran penampang saluran.
Konsultan akan mempersiapkan beberapa metode analisa yang akan
dipergunakan untuk bahan perbandingan dalam analisis.
2. Pengumpulan data primer
Data primer yang dilakukan menjadi masukan utama dalam Penyusunan
Angka Kebutuhan Nyata Operasi & Pemeliharaan (AKNOP) Reservoir Pengendali
Banjir. Data serta informasi yang dikumpulkan dalam studi ini meliputi:
a. Kondisi topografi. Data topografi adalah terutama elevasi lahan di sekitar daerah
situ dan batas wilayah daratan dan daerah tergenang.
b. Kondisi hidrometeorologi untuk memberikan gambaran umum dan pengenalan
keadaan iklim dan cuaca.
c. Kondisi lingkungan adalah terutama yang terkait dengan kualitas air dan tanah.
Keseluruhan data tersebut (sekunder dan primer) diperoleh dengan metoda sebagai
berikut:
a. Studi literatur, konsultan akan mempelajari studi terdahulu, buku, laporan, jurnal
atau lainnya yang berhubungan dengan lingkup pekerjaan studi,
b. Mempelajari rencana induk kawasan yang ada yang terkait dengan lokasi kajian
c. Mengakses data resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah, seperti dari BPS Kota
Tangerang Selatan atau dari BPS Provinsi Banten dan instansi lain yang terkait.
d. Survei dan pengukuran lapangan.
e. Wawancara /informasi lainnya yang diperoleh dari masyarakat dan
Dinas/instansi yang terkait dengan lingkup studi.
Langkah awal melakukan peninjauan lapangan, dilakukan pekerjaan persiapan yang
meliputi kegiatan:
a. Mempersiapkan surat-surat pengantar, surat jalan dan sebagainya;
b. Mempersiapkan Contact Person di setiap instansi yang akan dikunjungi.
c. Mengumpulkan data-data yang diperlukan
d. Persiapan personil pelaksanaan, seperti spesifikasi teknis pekerjaan peninjauan
lapangan dan atau persiapan asuransi perjalanan; serta persiapan peralatan untuk
peninjauan lapangan.

24
Laporan Pendahuluan

Peninjauan lapangan dilakukan setelah melaksanakan diskusi pendahuluan.


Diskusi pendahuluan ini dimaksudkan guna menentukan dan menyepakati langkah
kerja yang akan dilakukan. Peninjauan lapangan ditujukan guna mengamati kondisi
eksisting Reservoir, fasilitas yang ada, serta kegiatan dilokasi Reservoir yang ada saat
ini, kondisi lingkungan, informasi alternatif rencana pengembangan fasilitas
infrastruktur.
Selain itu dilakukan pula pengumpulan data sekunder yang meliputi data-data
sebagai berikut : kondisi fisik lingkungan (hidrometeorologi, topografi, mekanika
tanah, hidrologi, lingkungan) serta data potensi daerah kolam tamping.
Kegiatan peninjauan lapangan dilengkapi dokumentasi. Dokumentasi ini diharapkan
dapat memberikan gambaran kondisi yang sebenarnya ada di lapangan.

3.7 Analisa Data

Hasil dari Penyusunan Angka Kebutuhan Nyata Operasi & Pemeliharaan


(AKNOP) Reservoir Pengendali Banjir akan dituangkan dalam laporan dilakukan
berdasarkan hasil analisa yang tepat dan perhitungan analisa teknik.
Dari hasil survei lapangan yang akhirnya didapat berupa data primer dan juga data
yang didapat dari literatur-literatur atau bahan lainnya yang disebut data sekunder.
Kompilasi data dilakukan di studio dan laboratorium, analisa dilakukan untuk
menggabungkan data-data lapangan berupa format data, data foto, informasi
masyarakat, data teknis dan data non teknis.

25
Laporan Pendahuluan

BAB 4 RENCANA KERJA

4.1 Tinjauan Umum

Dalam suatu Penyusunan Angka Kebutuhan Nyata Operasi & Pemeliharaan


(AKNOP) Reservoir Pengendali Banjir, terlebih dahulu harus dilakukan survei dan
investigasi dari daerah atau lokasi yang bersangkutan guna memperoleh data yang
berhubungan dengan kegiatan identifikasi yang lengkap dan teliti. Untuk mengatur
pelaksanaan identifikasi perlu adanya metodologi yang baik dan benar karena
metodologi merupakan acuan untuk menentukan langkah-langkah kegiatan yang
perlu diambil dalam perencanaan (dalam Sudibyo, 1993). Dalam Penyusunan Angka
Kebutuhan Nyata Operasi & Pemeliharaan (AKNOP) Reservoir Pengendali Banjir ini
rencana kerja team tenaga ahli adalah berikut :
1. Survei dan investigasi pendahuluan
2. Pengumpulan data
3. Analisa hidrologi

4.2 Aspek Hidrologi

Setiap perencanaan akan membutuhkan data-data pendukung untuk data primer


maupun data sekunder.
1. Data primer didapat dari hasil wawancara langsung dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dan data-data aktual lainnya yang berkaitan dengan kondisi saat
ini.
2. Data sekunder yaitu data-data kearsipan yang diperoleh dari instansi terkait, serta
data-data yang berpengaruh pada perencanaan.
Dalam Penyusunan Angka Kebutuhan Nyata Operasi & Pemeliharaan (AKNOP)
Reservoir Pengendali Banjir ini data-data yang dikumpulkan adalah:
1. Data topografi
Data ini digunakan untuk menentukan elevasi dan tata letak lokasi di mana akan
didirikan Reservoir.
2. Data hidrologi
Data ini berupa data klimatologi, evapotranspirasi dan data-data pendukung
lainnya.

26
Laporan Pendahuluan

4.3 Rencana Kerja Penyusunan Angka Kebutuhan Nyata Operasi & Pemeliharaan
(AKNOP) Reservoir Pengendali Banjir

Metode perencanaan digunakan untuk menentukan langkah-langkah yang akan


dilakukan dalam perencanaan Reservoir di wilayah kolam tampung. Adapun
metodologi perencanaan yang digunakan adalah :
1. Identifikasi Masalah
Untuk dapat mengatasi permasalahan secara tepat maka pokok permasalahan
harus diketahui terlebih dahulu. Solusi masalah yang akan dibuat harus mengacu
pada permasalahan yang terjadi.
2. Studi Literatur
Studi literatur ini dilakukan untuk mendapatkan acuan dalam analisis data
perhitungan.
3. Pengumpulan Data
Data digunakan untuk mengetahui penyebab masalah dan untuk merencanakan
kolam tampung yang akan dibuat. Selain itu pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara langsung dengan narasumber dari instansi terkait untuk
pemecahan masalah.
4. Analisa Data
Data yang telah didapat diolah dan dianalisis sesuai dengan kebutuhannya.
Masing-masing data berbeda dalam pengolahan dan analisanya. Dengan
pengolahan dan analisa yang sesuai maka akan diperoleh variabel-variabel yang
akan digunakan dalam perencanaan kolam tampung.

27
Laporan Pendahuluan

4.4 Bagan Alur Perencanaan Identifikasi Lahan Kolam Tampung

Gambar 4.3 Alur identifikasi lahan kolam tampung

4.5 Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

Lama pekerjaan Penyusunan Angka Kebutuhan Nyata Operasi &


Pemeliharaan (AKNOP) Reservoir Pengendali Banjir adalah selama 30 (tiga
puluh) hari kalender.

28
Laporan Pendahuluan

BAB 5 ORGANISASI PELAKSANA DAN PERSONIL

5.1 Kebutuhan Personil dan Kualifikasi


Tenaga pelaksana Penyusunan Angka Kebutuhan Nyata Operasi &
Pemeliharaan (AKNOP) Reservoir Pengendali Banjir harus benar-benar
proposional dan professional, sesuai dengan kapasitas dan
kemampuannya, dengan uraian tugas serta kualifikasi sebagai berikut :

1. Tenaga Ahli
Tenaga ahli yang di butuhkan yaitu ahli muda Sumber Daya Air.
Tenaga ahli tersebut mengatur dan merencanakan pelaksanaan kegiatan,
berpendidikan Sarjana Teknik Sipil/Teknik Pengairan dengan pengalaman
kerja minimal 3-5 tahun, dengan uraian tugas diantaranya :

- Mengimplementasikan pekerjaan sesuai dengan kerangka


Acuan Kerja;
- Mengkoordinir dan mengalokasikan pekerjaan sesuai dengan
keahlian yang dimiliki oleh setiap tenaga ahli;
- Mengidentifikasi dan menganalisa hasil pengumpulan data
hingga penyusunan dokumen Penyusunan Angka Kebutuhan
Nyata Operasi & Pemeliharaan (AKNOP) Reservoir
Pengendali Banjir;
- Melakukan koordinasi dan asistensi dengan Tim Teknis dari
Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang Selatan guna
kelancaran pelaksanaan;
- Bertanggung jawab atas pencapaian tujuan kegiatan
Penyusunan Angka Kebutuhan Nyata Operasi &
Pemeliharaan (AKNOP) Reservoir Pengendali Banjir.
2. Tenaga Pendukung
a. Surveyor sebanyak 1 (Satu) orang, berpendidikan minimal
diploma/D3 dengan pengalaman kerja minimal 2 (Dua)
tahun dan lama nya waktu penugasan 1 (satu) bulan

29
Laporan Pendahuluan

b. Operator CAD sebanyak 1 (Satu) orang, berpendidikan


minimal SMA/SMK/STM serta memiliki kemampuan dan
keterampilan menyusun gambar dengan pengalaman
sekurang-kurangnya 1 tahun dan lamanya waktu penugasan
1 (satu) bulan.

Dengan uraian tugas antara lain :

 Membantu ketua tim dalam menentukan identifikasi


lokasi pengambilan gambar;
 Bertanggung jawab terhadap kualitas hasil pekerjaan
sesuai dengan bidang keahliannya.
c. Operator Komputer/Administrasi
Tenaga adminitrasi dengan pendidikan miminal SMA/SMK
dengan tugas utama yaitu menyusun hasil kegiatan ke dalam
bentuk tulisan dan menyusun menjadi laporan. Tenaga yang
di butuhkan sebanyak 1 (satu) orang dengan lamanya waktu
penugasan adalah selama 1 (satu) bulan.
Memiliki kemampuan menyediakan personil manajerial untuk
pelaksanaan pekerjaan :

Jabatan dalam pekerjaan Sertifikat Kompetensi


No Tingkat Pendidikan/Ijazah
yang akan dilaksanakan Kerja

1 S1 Teknik Sipil Tenaga Tetap SKA

Salah satu komponen yang penting dalam identifikasi adalah proses analisa
data hasil pengumpulan data. Kesalahan yang dilakukan dalam proses
pengumpulan data akan membuat proses analisis menjadi sulit. Selain itu, hasil dan
kesimpulan yang akan didapat pun akan menjadi rancu apabila pengumpulan data
dilakukan tidak dengan benar.
Masing-masing penelitian memiliki proses pengumpulan data yang berbeda,
tergantung dari jenis pekerjaan. Pengumpulan data kualitatif pastinya akan berbeda
dengan pengumpulan data kuantitatif. Pengumpulan data statistik juga tidak bisa
disamakan dengan pengumpulan data analisis.

30
Laporan Pendahuluan

Pengumpulan data perencanaan tidak boleh dilakukan secara sembarangan.


Terdapat langkah pengumpulan data dan teknik pengumpulan data yang harus
diikuti. Tujuan dari langkah pengumpulan data dan teknik pengumpulan data ini
adalah demi mendapatkan data yang valid, sehingga hasil dan hasil perencanaan
akan dapat diterapkan dilapangan dan menghasilkan sesuai dengan harapan.

31

Anda mungkin juga menyukai