DOSEN PENGAMPU:
KELOMPOK 1
PROGRAM STUDI S1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Teknik Drainase dan Sanitasi
Lingkungan ini tepat pada waktunya.
Maksud dan tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk melengkapi apa yang telah
penulis lakukan dalam pengukuran lapangan Teknik Drainase dan Sanitasi Lingkungan di
Perumahan Persada Cendrawasih Jalan Merpati Sakti Kecamatan Tampan, Pekanbaru, Riau,
Indonesia, serta untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Drainase dan Sanitasi
Lingkungan.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan
dalam penulisan laporan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan di masa yang akan datang.
Hormat kami
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
LATAR BELAKANG.................................................................................................................................... 1
BAB II ....................................................................................................................................................... 2
LANDASAN TEORI .................................................................................................................................... 2
2.1 Analisa Curah Hujan Maksimum ............................................................................................. 2
2.2 Analisa curah hujan rencana ................................................................................................... 2
2.3 Analisa Intesitas Hujan .......................................................................................................... 13
2.4 ANALISA LIMPASAN/ DEBIT RENCANA.................................................................................. 15
2.5 Perhitungan Dimensi Saluran................................................................................................ 18
BAB III .................................................................................................................................................... 22
METODOLOGI........................................................................................................................................ 22
3.1 LOKASI PERENCANAAN ......................................................................................................... 22
3.2 GAMBARAN LOKASI PERENCANAAN..................................................................................... 22
3.3 DATA-DATA LAPANGAN ........................................................................................................ 23
3.4 PEMBAGIAN TUGAS MASING-MASING ANGGOTA KELOMPOK ............................................ 24
BAB IV.................................................................................................................................................... 25
HASIL PERENCANAAN ........................................................................................................................... 25
4.1 Sketsa Hasil Situasi, Pola Aliran, Kemiringan Saluran, Penamaan Saluran, Skema
Pembebanan Air, Tabulasi Data. ....................................................................................................... 25
4.2 Analisa Hidrologi (Perhitungan Debit Banjir Sesuai Teori Bab 2).......................................... 30
4.3 Analisa Hidrolika (Perencanaan Saluran Masing-Masing Segmen) ...................................... 45
4.4 Evaluasi Saluan Yang Ada (Bandingkan Dengan Hasil Perencanaan).................................... 50
BAB V..................................................................................................................................................... 53
KESIMPULAN ......................................................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 56
LAMPIRAN ............................................................................................................................................. 57
ii
BAB I
LATAR BELAKANG
Pembangunan suatu infrastruktur atau gedung pada suatu daerah atau kawasan
sebaiknya perlu memperhatikan infrastruktur pendukung seperti saluran drainase agar tidak
mengganggu aktivitas dan kenyamanan pengguna dan menyebabkan kerusakan pada
infrastruktur itu sendiri.
Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang
berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan,
sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk
mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas, di mana drainase merupakan
suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara cara
penanggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut
Kelebihan air hujan pada suatu daerah atau kawasan dapat menimbulkan suatu
masalah yaitu banjir atau genangan air, sehingga diperlukan adanya saluran drainase yang
berfungsi menampung air hujan dan kemudian mengalirkannya ke kolam penampungan
atau ke sungai. Guna mengantisipasi terjadinya genangan atau banjir nantinya, maka perlu
dilakukan suatu perencanaan pembuatan saluran drainase yaitu dengan menghitung kapasitas
saluran sesuai dengan debit rencana sehingga dapat ditentukan dimensi saluran rencana.
Kondisi drainase yang ada di Jl.Merpati Sakti, Perumahan Persada Cendrawasih,
Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Pekanbaru, Riau saat ini masih kurang
baik secara keseluruhan. Ini terbukti dengan masih banyak sampah plastic dan limbah
sampah lainnya yang dibuang ke saluran drainase yang menyebabkan aliran air menuju outlet
menjadi terhambat dan tersumbat. Manajemen sampah yang kurang baik ini menyebabkan
percepatan pendangkalan saluran drainase dan sungai. Kapasitas sungai dan saluran drainase
menjadi berkurang, sehingga tidak mampu menampung debit yang terjadi, air meluap dan
terjadi genangan atau banjir
Oleh karena itu, perencanaan sistem drainase di Perumahan Persada Cendrawasih
perlu mendapat perhatian yang penting guna terhindar dari bencana banjir atau genangan air
hujan, serta mendukung kehidupan manusia yang hidup bermukim di perumahan tersebut.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
1 2 3 n
2
Keterangan :
N = Banyak data
1 1 2 2 3 3 n n
1 2 3 n
Keterangan
3. Metode Isohyet
Metode isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan curah hujan
yang sama. Pada metode isohyet, dianggap bahwa hujan dalam suatu wilayah diantara
dua garis isohyet adalam merata dan sama dengan nilai rerata dari kedua garis isohyet
tersebut. Isohyet diperoleh dnegn cara menginterpolasi harga-harga curah hujan lokal.
Kesulitan dari penggunaan metode ini adalah jika jumlah stasiun di dalam dan sekitar
DAS terlalu sedikit. Hal tersebut akan mengakibatkan kesulitan dalam menginterpolasi.
Secara matematis metode Isohyet dapat ditulis :
3
Keterangan :
Ii = garis isohyet ke i
1. Nilai Rata-rata
∑
Keterangan :
X = nilai Rata-rata
Xi = nilai Varian ke i
n = Jumlah data
2. Simpang baku
√∑
Keterangan :
s = simpang baku
Xi = nilai Varian ke i
4
n = Jumlah data
X = nilai Rata-rata
3. Koevisien varian
Keterangan :
CV = Koefisien variasi
S = Simpang baku
X = Rata-rata hitung
4. Koefisien skewnes
n ∑ ( i - )3
Cs = (n-1) (n-2) S3
Keterangan :
CS = Koefisien Skewness
Xi = Nilai varian ke i
n = Jumlah data
S = Deviasi Standar
S = Deviasi Standar
5. Koefisien kurtosis
n2 ∑ ( i - )3
Ck = (n-1) (n-2) (n-3) S4
Keterangan :
Ck = Koefisien Kurtosis
Xi = Nilai varian ke i
N = Jumlah data
S = Deviasi Standar
5
Cocokkan besaran ststika yang telah dihitung dengan syarat masing-masing
jenis distribusi sesuai table.
2 Log Normal CS = 3 CV
3 Gumble CS ≈ 1,14
Ck ≈ 5,4002
Dalam ilmu statistik dikenal beberapa macam distribusi frekuensi dan empat
jenis distribusi yang banyak digunakan dalam bidang hidrologi, antara lain:
1. Distribusi normal
Distribusi normal disebut pula distribusi Gauss. Secara sederhana,
persamaan distribusi normal dapat ditulis sebagai berikut:
XT = X + KT × S
Dengan:
Nilai KT dapat dilihat pada Tabel 2.2 nilai variabel reduksi Gauss sebagai
berikut:
6
Tabel 2.2 Nilai Variabel Reduksi Gauss
Periode Periode
No
1 Ulang
1,001 Peluang
0,999 KT
-3,05 No
12 Ulang
3,330 Peluang
0,300 KT
0,52
2 1,005 0,995 -2,58 13 4,000 0,250 0,67
3 1,010 0,990 -2,33 14 5,000 2,00 0,84
4 1,050 0,950 -1,64 15 10,000 0,100 1,28
5 1,110 0,900 -1,28 16 20,000 0,
0,050 1,64
6 1,250 0,800 -0,84 17 50,000 0,020 1,64
2,05
7 1,330 0,750 -0,67 18 100,000 0,010 2,33
8 1,430 0,700 -0,52 18
19 200,000 0,005 2,58
9 1,670 0,600 -0,25 20 500,000 0,002 2,88
10 2,000 0,500 0 21 1000,000 0,001 3,09
11 2,500 0,400 0,25
Sumber: Bonnier, 1980 dalam Suripin, 2004
Dengan:
YT = perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T-tahunan (YT =
Log X)
KT = faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang. (Nilai KT
dapat dilihat pada Tabel 2.2 nilai variabel reduksi Gauss.)
7
Dengan:
YT = perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T-tahunan (YT =
Log X)
(Nilai KT dapat dilihat pada Tabel 2.2 nilai variabel reduks Gauss.)
8
-1,6 -2,388 -0,675 0,254 0,817 0,994 1,116 1,166 1,197
-1,8 -3,499 -0,643 0,282 0,799 0,945 1,035 1,069 1,087
-2,0 -3,605 -0,609 0,307 0,777 0,895 0,959 0,980 0,990
-2,2 -3,705 -0,574 0,330 0,752 0,844 0,888 0,900 0,905
-2,4 -3,800 -0,537 0,351 0,725 0,795 0,823 0,830 0,832
-2,6 -3,889 -0,490 0,368 0,696 0,747 0,764 0,768 0,769
-2,8 -3,973 -0,469 0,384 0,666 0,702 0,712 0,714 0,714
-3,0 -7,051 -0,420 0,396 0,636 0,660 0,666 0,666 0,667
Sumber: Suripin, 2004
4. Distribusi Gumbel
Bentuk dari persamaan distribusi Gumbel dapat ditulis sebagai berikut:
XTr = X + K×S
- n
K= Sn
Dengan:
S = Simpangan baku
K = faktor frekuensi
Yn = reduced mean
Sn = reduced standard
Besarnya nilai Sn, Yn, dan YTr dapat dilihat dalam Tabel 2.4; 2.5; 2.6
sebagai berikut:
9
Tabel 2.5 Reduced standard deviation (Sn)
N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,9496 0,9676 0,9833 0,9971 1,0095 1,0206 1,0316 1,0411 1,0493 1,0565
20 1,0628 1,0696 1,0754 1,0811 1,0864 1,0915 1,0961 1,1004 1,1047 1,1080
30 1,1124 1,1159 1,1193 1,1226 1,1255 1,1285 1,1313 1,1339 1,1363 1,1388
40 1,1413 1,1436 1,1458 1,1480 1,1499 1,1519 1,1538 1,1557 1,1574 1,1590
50 1,1607 1,1623 1,1638 1,1658 1,1667 1,1681 1,1696 1,1708 1,1721 1,1734
60 1,1747 1,1759 1,1770 1,1782 1,1793 1,1803 1,1814 1,1824 1,1834 1,1844
70 1,1854 1,1863 1,1873 1,1881 1,1890 1,1898 1,1906 1,1915 1,1923 1,1930
80 1,1938 1,1945 1,1953 1,1959 1,1967 1,1973 1,1980 1,1987 1,1994 1,2001
90 1,2007 1,2013 1,2020 1,2026 1,2032 1,2038 1,2044 1,2049 1,2055 1,2060
100 1,2065 1,2069 1,2073 1,2077 1,2081 1,2084 1,2087 1,2090 1,2093 1,2096
Sumber: Suripin,2004
Tabel 2.6 Reduced variate (YTr)
Periode Reduced Periode Reduced
Tr Tr
4,6012
5,2969
5,5206
6,2149
6,9087
8,5188
9,2121
Sumber: Suripin,2004
2. Uji Smirnov-Kolmogorof
( f Ef)2
∑
Ef
i 0
Keterangan :
10
Of = frekuensi yang terbaca pada kelas yang sama.
Nilai X2 yang diperoleh harus lebih dari nilai X2cr (table Chi-Kuadrat), untuk satu
derajad nyata tertentu, yang sering diambil 5%, derajat kebebasan dihitung dengan
persamaan berikut
Keterangan :
= Derajat Kebebasan
K = banyak kelas
Ck = 50,7
3 Gumble Cs ≤ 1,1396
Ck ≤ 5,4002
Ck = 0
Ck = 44,82
3 Gumble Cs ≤ 1,1396
11
Ck ≤ 5,4002
2. Uji Smirnov-Kolmogorov
Uji kecocokan Smirnov-Kolmogorof juga disebut uji kecocokan non
parametrik karena pengujiannya tidak menggunakan fungsi distribusi tertentu, namun
dengan memperhatikan kurva pada penggambaran probabilitas. Jarak penyimpangan
te besa me upakan nilai ∆max dengan kemungkinan dapat nilai lebih kecil dai nilai
∆k itik, maka jenis dist ibusi yang dipilih dapat digunakan. ilai ∆ kritik diperoleh
dari tabel (Triatmodjo, 2013).
Adapun prosedur pengujian Chi-kuadrat adalah sebagai berikut :
1. Urutkan data dari kecil ke besar atau sebaliknya dan tentukan besarnya peluang
dari masing-masing data tersebut
X1 = P (X1)
X2 = P (X2)
X1 = P (X1)
X2 = P (X2)
3. Dari kedua nilai peluang tersebut, tentukan selisih terbesar antar peluang
pengamatan dengan peluang teoritis.
Nilai D dibandingkan dengan nilai D0, jika D lebih kecil dari D0 maka distribusi
yang diasumsikan bisa diterima.
12
Tabel 2.9 Nilai D0 Uji Smirnov-Kolmogorv
Α
N
0,20 0,10 0,05 0,01
5 0,45 0,51 0,56 0,6
10 0,32 0,37 0,41 0,49
15 0,27 0,30 0,34 0,40
20 0,23 0,26 0,29 0,36
25 0,21 0,24 0,27 0,32
30 0,19 0,22 0,24 0,29
55
√ √ √ √
Sumber : Suripin 2013
13
1. Perhitungan Kurva Intensitaas Durasi dan Frekuensi (IDF)
Kurva ini merupakan kurva hubungan antara lamanya durasi hujan (t
sebagai aksis) dan intensitas curah hujan (I sebagai ordinat). Hubungan intensitas
hujan dengan durasi hujan dinyatakan dalam bentuk lengkung intensitas hujan
dalam kala ulang tertentu. Perhitungan untuk mendapat kurva IDF berdasarkan
tabel tentang Data Curah dengan periode ulang T, yaitu menggunakan rumus
Mononobe :
14
2.3 Rumus Ishiguro
Tc = To+Td
Td = L/60 x V
Dimana:
Dimana:
∑
C komposit =
Dimana:
16
dan merata diseluruh daerah pengaliran selama paling sedikit sama dengan waktu
konsentrasi (Tc). Persamaan umum metode rasional adalah sebagai berikut:
Q = 0.278 x C x I x A
Dimana:
I =
Dimana:
17
2.5 Perhitungan Dimensi Saluran
A. Rumus Manning
Rumus kecepatan Manning cenderung digunakan untuk keperluan
perencanaan lapangan. Bentuk dari rumus ini, yang diajukan oleh Robert
Manning.
1 2⁄ 1⁄
3 S 2
n
Dengan:
B. Rumus Chezy
Persamaan Chezy cendrung digunakan untuk keperluan riset di laboratorium
C√
Dengan:
C = Koefisien chezy.
18
C. Rumus Strickler
Rumus kecepatan Strickler juga sering digunakan dalam perencanaan
saluran terbuka, misalnya perencanaan saluran irigasi.
2⁄ 1⁄
k 3 2
Dengan:
k = Koefisien strickler.
A. Kemiringan saluran
Kemiringan saluran disesuaikan dengan keadaan topografi dan energy
yang diperlukan untuk mengalirkan air secara gravitasi dan kecepatan yang
ditimbulkan harus sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Kemiringan
saluran samping jalan ditentukan berdasarkan bahan yang digunakan, hubungan
antara beban yang digunakan dengan kemiringan saluran samping jalan arah
memanjang yang dikaitkan dengan erosi aliran.
B. Tinggi jagaan
Tinggi jagaan adalah jarak antara elevasi muka air (elevasi muka air pada
saat perencanaan) sampai puncak tanggul, yang disediakan untuk perubahan
elevasi penuh air akibat angin dan penutupan pintu air di hulu (bukan untuk
tambahan debit). Tinggi jagaan untuk saluran terbuka dengan permukaan yang
diperkeras ditentukan oleh pertimbangan; ukuran saluran, kecepatan aliran, arah
belokan saluran dan debit banjir. Tinggi jagaan biasanya diambil antara 15
sampai 60 cm. Tabel 2.9. memperlihatkan hubungan antara tinggi jagaan dan
19
debit aliran yang merupakan standar Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber
Daya Air.
˃ 15,0 1,00
W = √0,5h
Dengan:
W = Tinggi jagaan
20
Gambar 2.1 Unsur-Unsur Penampang Geometrik Saluran
21
BAB III
METODOLOGI
22
3.3 DATA-DATA LAPANGAN
23
3.4 PEMBAGIAN TUGAS MASING-MASING ANGGOTA KELOMPOK
24
BAB IV
HASIL PERENCANAAN
4.1 Sketsa Hasil Situasi, Pola Aliran, Kemiringan Saluran, Penamaan Saluran, Skema
Pembebanan Air, Tabulasi Data.
1. Situasi
25
2. Pola Aliran
26
4. Luas catchmen
5. Penamaan Saluran
27
6. Skema Pembebanan
EXISTING PLAN
b 0.87 m F b 0.61 m F 0.39 m
h 0.33 m Ruas A-B h 0.31 m Ruas A-B
EXISTING PLAN
b 0.39 m F b 0.45 m F 0.34 m
h 0.39 m Ruas B-C h 0.23 m Ruas B-C
EXISTING PLAN
b 0.32 m F b 0.56 m F 0.37 m
h 0.35 m Ruas C-D h 0.28 m Ruas C-D
28
EXISTING PLAN
b 0.39 m F b 0.47 m F 0.34 m
h 0.39 m Ruas A-D h 0.24 m Ruas A-D
EXISTING PLAN
b 0.41m F b 0.55 m F 0.37 m
h 0.44m Ruas F-E h 0.28 m Ruas F-E
EXISTING PLAN
b 0.39 m F b 0.45 m F 0.34 m
h 0.39 m Ruas F-G h 0.22 m Ruas F-G
29
EXISTING PLAN
b 0.38 m F b 0.64 m F 0.40 m
h 0.30 m Ruas G-H h 0.32 m Ruas G-H
EXISTING PLAN
b 0.39 m F b 0.44 m F 0.33 m
h 0.39 m Ruas E-H h 0.22 m Ruas E-H
30
2002 85,426 58,994 -26,432 698,674 -18467,658
2003 90,592 58,994 -31,598 998,455 -31549,526
2004 85,747 58,994 -26,753 715,728 -19147,955
Jumlah 589,939 4304,108 -27866,570
Rata-
58,994
rata
Sumber : data perhitungan
∑ -
Sd = √
-
∑
Sd =√
-
= 21.86857
2. Koefisien Skewness (CS)
∑ -
Cs =
- -
-
Cs =
- -
= -0.3701
∑ -
Ck =
- - -
-
Ck =
- - -
= -0.024175292
Cv =
31
= 0.37069225
Tabel 4.3 Analisis frekuensi untuk distribusi log pearson III Cara 1
No TAHUN X log x rata rata log x log x-rata rata log x (logx -rata rata log x)^2 (logx -rata rata log x)^3
1 1995 30.8284 1.49 1.74 -0.25 0.065 -0.0164
2 1996 45.2901 1.66 1.74 -0.09 0.008 -0.0007
3 1997 34.7069 1.54 1.74 -0.20 0.041 -0.0083
4 1998 47.24735 1.67 1.74 -0.07 0.005 -0.0003
5 1999 67.0594 1.83 1.74 0.08 0.007 0.0006
6 2000 49.85138 1.70 1.74 -0.05 0.002 -0.0001
7 2001 53.1896 1.73 1.74 -0.02 0.000 0.0000
8 2002 85.4263 1.93 1.74 0.19 0.036 0.0067
9 2003 90.5922 1.96 1.74 0.21 0.046 0.0098
10 2004 85.74696 1.93 1.74 0.19 0.036 0.0069
Jumlah 0.245 -0.002
Sumber : hasil perhitungan.
32
10 1,274849 1,953396576 89,82487
25 1,756959 2,032901477 107,8702
50 2,021819 2,076579499 119,2833
100 2,2819 2,119469493 131,6647
Sumber : hasil perhitungan
Contoh Perhitungan :
Nilai K didapatkan dari table Log Pearson III dengan cara mencari nilai
interpolasi sesuai dengan Koefisien Kemecengan.
= 1,744831932
Nilai XT = 10 XTr
= 1055.37686
= 55.37686
33
Cara II :
∑ -
Sd = √
-
∑
Sd =√
-
= 17,22601
2. Koefisien Skewness (CS)
∑ -
Cs =
- -
-
Cs =
- -
= -0,31377
34
∑ -
Ck =
- - -
-
Ck =
- - -
= -0,026021423
Cv =
= 0,319680363
Tabel 4.5 Analisis frekuensi untuk distribusi log pearson III Cara 2
No TAHUN X log x rata rata log x log x-rata rata log x (logx -rata rata log x)^2 (logx -rata rata log x)^3
1 1995 30,1199 1,48 1,71 -0,23 0,054 -0,0125
2 1996 42,84566 1,63 1,71 -0,08 0,006 -0,0005
3 1997 34,7069 1,54 1,71 -0,17 0,029 -0,0049
4 1998 47,24735 1,67 1,71 -0,04 0,001 0,0000
5 1999 67,0594 1,83 1,71 0,12 0,013 0,0015
6 2000 44,3274 1,65 1,71 -0,06 0,004 -0,0003
7 2001 53,1517 1,73 1,71 0,01 0,000 0,0000
8 2002 82,1976 1,91 1,71 0,20 0,042 0,0085
9 2003 62,5916 1,80 1,71 0,09 0,007 0,0006
10 2004 74,60346 1,87 1,71 0,16 0,026 0,0042
Jumlah 0,183 -0,003
35
Periode Log XT = Mean +
ulang Nilai K K.S XT
2 0,002698 1,711218683 51,43026
5 0,841048 1,830862762 67,74274
10 1,280096 1,893520919 78,25659
25 1,752587 1,960951882 91,4012
50 2,045431 2,002744749 100,634
100 2,314257 2,041109947 109,9284
Sumber: hasil perhitungan
2
24 24 3
I= [ ]
24 t
I = [ ]
= 100.626 mm/jam
b. Kala ulang 5 tahun
2
24 3
I = [ ]
24 0,08
= 138.465 mm/jam
2
90.045 24 3
I = [ ]
24 0,08
36
= 163.622 mm/jam
= 195.614 mm/jam
= 216.752 mm/jam
= 239.251 mm/jam
37
Grafik Intensitas Mononobe
a. I.t = 100.626 x 5
= 503.132I2
b. I2 =(100.626)2
= 10125.678
c. I2.t = 10125.678 x 5
= 50628.388
d. log t = log 5
= 0,699
38
e. log I = log (sum I)
= 2.003
= 1.400
= 0,489
h. √t = √5
= 2,236
i. I√ = 100.626 x 2,236
= 225.008
= 22641.703
Tabel 4.8 Variabel Rumus Intensitas Hujan Untuk Kala Ulang 2 Tahun
No Durasi (t) I I.t I2 I2.t log t log I log t.log i logt^2 akar t i.akar t i^2akar t
1 5 100.626 503.132 10125.678 50628.388 0.699 2.003 1.400 0.489 2.236 225.008 22641.703
2 10 63.391 633.907 4018.378 40183.778 1.000 1.802 1.802 1.000 3.162 200.459 12707.226
3 15 48.376 725.642 2340.251 35103.763 1.176 1.685 1.981 1.383 3.873 187.360 9063.753
4 30 30.475 914.252 928.729 27861.875 1.477 1.484 2.192 2.182 5.477 166.919 5086.859
5 45 23.257 1046.557 540.880 24339.590 1.653 1.367 2.259 2.733 6.708 156.012 3628.332
6 60 19.198 1151.885 368.566 22113.985 1.778 1.283 2.282 3.162 7.746 148.708 2854.903
7 120 12.094 1451.284 146.266 17551.882 2.079 1.083 2.251 4.323 10.954 132.484 1602.260
8 180 9.229 1661.306 85.183 15332.981 2.255 0.965 2.177 5.086 13.416 123.826 1142.853
9 360 5.814 2093.114 33.805 12169.795 2.556 0.764 1.954 6.535 18.974 110.317 641.405
10 720 3.663 2637.158 13.416 9659.173 2.857 0.564 1.611 8.164 26.833 98.281 359.976
11 1440 2.307 3322.611 5.324 7666.490 3.158 0.363 1.147 9.975 37.947 87.558 202.030
12 2880 1.454 4186.228 2.113 6084.898 3.459 0.162 0.562 11.967 53.666 78.006 113.385
jumlah 5865 319.885 20327.076 18608.588 268696.598 24.149 13.525 21.618 57.000 190.993 1714.936 60044.686
39
Tabel 4.9 Variabel Rumus Intensitas Hujan Untuk Kala Ulang 5 Tahun
No Durasi (t) I I.t I2 I2.t log t log I log t.log i logt^2 akar t i.akar t i^2akar t
1 5 138,465 692,325 19172,579 95862,893 0,699 2,141 1,497 0,489 2,236 309,617 42871,189
2 10 87,228 872,275 7608,643 76086,429 1,000 1,941 1,941 1,000 3,162 275,838 24060,641
3 15 66,567 998,506 4431,175 66467,618 1,176 1,823 2,144 1,383 3,873 257,813 17161,865
4 30 41,935 1258,039 1758,513 52755,383 1,477 1,623 2,397 2,182 5,477 229,685 9631,771
5 45 32,002 1440,095 1024,135 46086,072 1,653 1,505 2,488 2,733 6,708 214,677 6870,106
6 60 26,417 1585,030 697,866 41871,976 1,778 1,422 2,528 3,162 7,746 204,626 5405,649
7 120 16,642 1997,012 276,948 33233,809 2,079 1,221 2,539 4,323 10,954 182,301 3033,818
8 180 12,700 2286,008 161,291 29032,406 2,255 1,104 2,489 5,086 13,416 170,389 2163,948
9 360 8,001 2880,190 64,008 23043,036 2,556 0,903 2,309 6,535 18,974 151,799 1214,475
10 720 5,040 3628,812 25,402 18289,270 2,857 0,702 2,007 8,164 26,833 135,238 681,601
11 1440 3,175 4572,016 10,081 14516,203 3,158 0,502 1,585 9,975 37,947 120,483 382,536
12 2880 2,000 5760,380 4,001 11521,518 3,459 0,301 1,041 11,967 53,666 107,338 214,691
jumlah 5865 440,1711 27970,69 35234,641 508766,614 24,14939 15,18825 24,96553 56,9995 190,993 2359,806 113692,3
Tabel 4.10 Variabel Rumus Intensitas Hujan Untuk Kala Ulang 10 Tahun
No Durasi (t) I I.t I2 I2.t log t log I log t.log i logt^2 akar t i.akar t i^2akar t
1 5 163,6220 818,110 26772,161 133860,807 0,699 2,214 1,547 0,489 2,236 365,870 59864,373
2 10 103,0754 1030,754 10624,539 106245,393 1,000 2,013 2,013 1,000 3,162 325,953 33597,743
3 15 78,6613 1179,919 6187,593 92813,899 1,176 1,896 2,230 1,383 3,873 304,654 23964,446
4 30 49,5535 1486,605 2455,548 73666,441 1,477 1,695 2,504 2,182 5,477 271,416 13449,590
5 45 37,8164 1701,737 1430,079 64353,564 1,653 1,578 2,608 2,733 6,708 253,680 9593,263
6 60 31,2167 1873,004 974,485 58469,093 1,778 1,494 2,657 3,162 7,746 241,804 7548,327
7 120 19,6653 2359,838 386,725 46406,950 2,079 1,294 2,690 4,323 10,954 215,423 4236,356
8 180 15,0074 2701,340 225,223 40540,205 2,255 1,176 2,653 5,086 13,416 201,346 3021,688
9 360 9,4541 3403,475 89,380 32176,782 2,556 0,976 2,494 6,535 18,974 179,379 1695,865
10 720 5,9557 4288,110 35,470 25538,729 2,857 0,775 2,214 8,164 26,833 159,808 951,772
11 1440 3,7519 5402,680 14,076 20270,102 3,158 0,574 1,814 9,975 37,947 142,373 534,164
12 2880 2,3635 6806,950 5,586 16088,391 3,459 0,374 1,292 11,967 53,666 126,840 299,789
jumlah 5865 520,1432 33052,52 49200,867 710430,3543 24,14939 16,05827 26,71639 56,9995 190,993 2788,545 158757,38
Tabel 4.11 Variabel Rumus Intensitas Hujan Untuk Kala Ulang 25 Tahun
No Durasi (t) I I.t I2 I2.t log t log I log t.log i logt^2 akar t i.akar t
1 5 195,614 978,072 38264,978 191324,891 0,699 2,291 1,602 0,489 2,236 437,407
2 10 123,229 1232,293 15185,467 151854,667 1,000 2,091 2,091 1,000 3,162 389,685
3 15 94,042 1410,624 8843,818 132657,270 1,176 1,973 2,321 1,383 3,873 364,221
4 30 59,242 1777,274 3509,672 105290,145 1,477 1,773 2,618 2,182 5,477 324,484
5 45 45,210 2034,471 2043,987 91979,414 1,653 1,655 2,736 2,733 6,708 303,281
6 60 37,320 2239,225 1392,814 83568,844 1,778 1,572 2,795 3,162 7,746 289,083
7 120 23,510 2821,247 552,739 66328,635 2,079 1,371 2,851 4,323 10,954 257,543
8 180 17,942 3229,522 321,908 57943,400 2,255 1,254 2,828 5,086 13,416 240,714
9 360 11,303 4068,943 127,749 45989,707 2,556 1,053 2,692 6,535 18,974 214,452
10 720 7,120 5126,547 50,697 36502,055 2,857 0,852 2,436 8,164 26,833 191,055
11 1440 4,485 6459,044 20,119 28971,700 3,158 0,652 2,059 9,975 37,947 170,211
12 2880 2,826 8137,885 7,984 22994,854 3,459 0,451 1,561 11,967 53,666 151,641
jumlah 5865 621,8447 39515,15 70321,932 1015405,58 24,14939 16,98898 28,5894 56,9995 190,993 3333,778
40
Tabel 4.12 Variabel Rumus Intensitas Hujan Untuk Kala Ulang 50 Tahun
No Durasi (t) I I.t I2 I2.t log t log I log t.log i logt^2 akar t i.akar t i^2akar t
1 5 216,752 1083,760 46981,459 234907,295 0,699 2,336 1,633 0,489 2,236 484,672 105053,736
2 10 136,545 1365,452 18644,604 186446,043 1,000 2,135 2,135 1,000 3,162 431,794 58959,416
3 15 104,204 1563,053 10858,375 162875,621 1,176 2,018 2,373 1,383 3,873 403,579 42054,305
4 30 65,644 1969,323 4309,149 129274,466 1,477 1,817 2,684 2,182 5,477 359,548 23602,180
5 45 50,096 2254,312 2509,592 112931,648 1,653 1,700 2,810 2,733 6,708 336,053 16834,856
6 60 41,353 2481,192 1710,087 102605,212 1,778 1,617 2,874 3,162 7,746 320,320 13246,276
7 120 26,051 3126,106 678,648 81437,811 2,079 1,416 2,944 4,323 10,954 285,373 7434,221
8 180 19,881 3578,498 395,236 71142,480 2,255 1,298 2,928 5,086 13,416 266,725 5302,647
9 360 12,524 4508,625 156,850 56465,824 2,556 1,098 2,806 6,535 18,974 237,625 2976,010
10 720 7,890 5680,511 62,246 44816,954 2,857 0,897 2,563 8,164 26,833 211,700 1670,229
11 1440 4,970 7156,996 24,702 35571,240 3,158 0,696 2,199 9,975 37,947 188,603 937,384
12 2880 3,131 9017,249 9,803 28232,912 3,459 0,496 1,715 11,967 53,666 168,027 526,089
jumlah 5865 689,040 43785,077 86340,751 1246707,507 24,149 17,524 29,666 57,000 190,993 3694,020 278597,350
Tabel 4.13 Variabel Rumus Intensitas Hujan Untuk Kala Ulang 100 Tahun
No Durasi (t) I I.t I2 I2.t log t log I log t.log i logt^2 akar t i.akar t i^2akar t
1 5 216,752 1083,760 46981,459 234907,295 0,699 2,336 1,633 0,489 2,236 484,672 105053,736
2 10 136,545 1365,452 18644,604 186446,043 1,000 2,135 2,135 1,000 3,162 431,794 58959,416
3 15 104,204 1563,053 10858,375 162875,621 1,176 2,018 2,373 1,383 3,873 403,579 42054,305
4 30 65,644 1969,323 4309,149 129274,466 1,477 1,817 2,684 2,182 5,477 359,548 23602,180
5 45 50,096 2254,312 2509,592 112931,648 1,653 1,700 2,810 2,733 6,708 336,053 16834,856
6 60 41,353 2481,192 1710,087 102605,212 1,778 1,617 2,874 3,162 7,746 320,320 13246,276
7 120 26,051 3126,106 678,648 81437,811 2,079 1,416 2,944 4,323 10,954 285,373 7434,221
8 180 19,881 3578,498 395,236 71142,480 2,255 1,298 2,928 5,086 13,416 266,725 5302,647
9 360 12,524 4508,625 156,850 56465,824 2,556 1,098 2,806 6,535 18,974 237,625 2976,010
10 720 7,890 5680,511 62,246 44816,954 2,857 0,897 2,563 8,164 26,833 211,700 1670,229
11 1440 4,970 7156,996 24,702 35571,240 3,158 0,696 2,199 9,975 37,947 188,603 937,384
12 2880 3,131 9017,249 9,803 28232,912 3,459 0,496 1,715 11,967 53,666 168,027 526,089
jumlah 5865 689,040 43785,077 86340,751 1246707,507 24,149 17,524 29,666 57,000 190,993 3694,020 278597,350
Contoh perhitungan :
1. Rumus Talbot
∑ ∑[ ] ∑ ∑
a=
∑ ∑
∑ ∑ ∑
b=
∑ ∑
I=
(20327.0765)( ) – (2 )(319.885)
a=
12 18608.588 - (319.885)2
41
= 2416.2154
319.885 -12(2 )
b =
12 18608.588 - (319.885)
= 27.095737
I =
= 75.281505
2. Rumus Sherman
∑ ∑ ∑ ∑
Log a =
∑ ∑
∑ ∑ ∑
n=
∑ ∑
I=
= 2.468692049
a = (log a)10
= (2,43687)10
= 294.233
(13,525) – 12(21.618)
n =
12 57 - (24,149)2
= 0,667
294.22
I =
= 100.62643
3. Rumus Ishiguro
∑[ √ ] ∑[ ] ∑[ √ ] ∑
a=
∑ ∑
42
∑ ∑[ √ ] ∑[ √ ]
b=
∑ ∑
I=
√
= 2.689
I =
√5 2.689
= 37.875
Ketiga perhitungan rumus diatas dilakukan untuk setiap durasi dan
diulangi pada kala ulang lainnya, sehingga didapat data seperti pada tabel
berikut:
43
kala ulang intensitas hujan kala ulang intensitas hujan
t
10 Talbot Sherman Ishiguro 25 Talbot Sherman Ishiguro
5 122,410 163,622 61,586 146,345 195,614 184,935
10 105,911 103,075 47,940 126,619 123,229 143,959
15 93,331 78,661 40,603 111,580 94,042 121,927
30 68,812 49,553 29,868 82,266 59,242 89,691
45 54,495 37,816 24,729 65,150 45,210 74,257
60 45,110 31,217 21,568 53,930 37,320 64,767
10 25
120 26,709 19,665 15,417 31,932 23,510 46,296
180 18,971 15,007 12,634 22,681 17,942 37,940
360 10,150 9,454 8,967 12,134 11,303 26,927
720 5,259 5,956 6,352 6,287 7,120 19,075
1440 2,678 3,752 4,496 3,202 4,485 13,501
2880 1,351 2,364 3,181 1,616 2,826 9,551
44
GRAFIK IDF KALA ULANG 2 TAHUN
120.000
100.000
Intensitas mm/jam
80.000
60.000
40.000
20.000
0.000
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500
durasi (menit)
1. A- ’-B
2. Z’- ’-B
-
Tc =
Tc = = 125.2632 detik
45
-
Tc =
Tc = = 109.8421 detik
Tc = = 0.0305 jam
Kemudian rumus I
I = x
24
= x
24
= 450.3906
2. Mencari C komposit
Dengan ruas jalan A jalan A-B = 142 m2 = 0,0142 ha dengan c = 0.9, A
rumah A1 694 m2 = 0,0694 ha dengan c = 0.8. Jumlah = 0.0142+0,0694 = 0,0836 ha.
∑
C komposit =
Luas dae ah pembuangan total
C komposit =
0,0142 0,0694
C komposit = 0.8170
3. Mencari Q rencana
46
Tabel 4.15 Luas Jalan dan Perumahan
A-B C
A Jalan A-B 142 m2 0.0142 ha 0.9
A Rumah A1 694 m2 0.0694 ha 0.8
total 0.0836 ha
Sumber : Data hasil perhitungan
B-C C
A Jalan B-C 573 m2 0.0573 ha 0.9
A Rumah A2 620 m2 0.062 ha 0.8
total 0.1193 ha
Sumber : Data hasil perhitungan
C-D C
A Jalan C-D 103 m2 0.0103 ha 0.9
A Rumah A3 651 m2 0.0651 ha 0.8
total 0.0754 ha
Sumber : Data hasil perhitungan
D-A C
A Jalan D-A 295 m2 0.0295 ha 0.9
A Rumah A4 739 m2 0.0739 ha 0.8
total 0.1034 ha
Sumber : Data hasil perhitungan
F-E C
A Jalan F-E 200 m2 0.02 Ha 0.9
A Rumah B1 750 m2 0.075 Ha 0.8
total 0.095 Ha
Sumber : Data hasil perhitungan
F-G C
A Jalan F-G 573 m2 0.0573 Ha 0.9
A Rumah B4 860 m2 0.086 Ha 0.8
total 0.1433 Ha
47
Sumber : Data hasil perhitungan
G-H C
A Jalan G-H 201 m2 0.0201 Ha 0.9
A Rumah B3 1545 m2 0.1545 Ha 0.8
total 0.1746 Ha
Sumber : Data hasil perhitungan
H-E C
A Jalan H-E 458 m2 0.0458 Ha 0.9
A Rumah B2 1002 m2 0.1002 Ha 0.8
total 0.146 Ha
Sumber : Data hasil perhitungan
48
Tabel 4.16 Perhitungan Debit Rencana
ruas b h L1 L2 L jalan v saluran v jalan Tc1 Tc2
jam dt jam dt
A-B 0.41 0.44 23.8 20.30 3 0.19 0.5 125.2632 0.0348 109.8421 0.0305
B-C 0.39 0.39 93.5 90.00 3 0.17 0.5 550.0000 0.1528 532.4118 0.1479
C-D 0.32 0.35 23.8 20.30 3 0.15 0.5 158.6667 0.0441 138.3333 0.0384
A-D 0.39 0.39 93.5 90.00 3 0.19 0.5 492.1053 0.1367 476.6842 0.1324
F-E 0.41 0.44 48.4 44.90 3 0.20 0.5 242.0000 0.0672 227.5000 0.0632
F-G 0.39 0.39 93.5 90.00 3 0.17 0.5 550.0000 0.1528 532.4118 0.1479
G-H 0.38 0.3 48.4 44.90 3 0.15 0.5 322.6667 0.0896 302.3333 0.0840
E-H 0.39 0.39 93.5 90.00 3 0.15 0.5 623.3333 0.1731 603.0000 0.1675
Sumber : data hasil perhitungan
49
4.4 Evaluasi Saluan Yang Ada (Bandingkan Dengan Hasil Perencanaan)
Berdasarkan hasil survey dilapangan didapati bahwa nilai panjang saluran, beda tinggi,
dan debit rencana. Sehingga diketahui perhitungan dimensi saluran sebagai berikut:
Diketahui:
Debit rencana A-B (Q) : 0,0855 m/s
Panjang saluran (L) : 23.8 m
h0 : 0.33
h1 : 0.32
Kemiringan (I) :
: 0,0004
Dimensi saluran yang direncanakan adalah bentuk persegi seperti dimensi exisiting.
Maka untuk syarat ekonomis dimensi persegi adalah lebar saluran sama dengan dua kali
tinggi saluran (b = 2h)
Rumus debit saluran adalah
Q=AxV
Keterangan:
Q = debit saluran
A = Luas penampang
V = Kecepatan aliran
Untuk kecepatan aliran disini memakai rumus manning 1/n R^(2/3) I^(1/2) dengan
koefisien n = 0,013 karena saluran terbuat dari beton. Sedangkan untuk luas penampang
persegi menggunakan rumus b x h.
Q=AxV
Q = (b x h) x ( )
Untuk mencari dimensi saluran dilakukan dengan cara Trial & Error dengan
mengasumsikan nilai h.
50
1. Trial 1
h = 0,08 m
Q = (b x h) x ( )
0,0855 0,0024
Keterangan :
b adalah leba salu an (b 2h → 2 x 0,08 0,16)
P adalah keliling basah (P = b 2h → 0,16 2(0,08) 0,32)
2. Trial 2
h = 0,1 m
Q = (b x h) x ( )
0,0855 0,0043
Keterangan
b adalah lebar saluran (b = 2h → 2 x 0,1 0,2)
P adalah keliling basah ( b 2h → 0,2 2(0,1) 0,4)
Pada trial 2 nilai h yang di asumsikan masih belum menghasilkan nilai Q yang
direncanakan, maka diperlukan interpolasi antara trial 1 dan 2 untuk mencari nilai h
3. Trial 3
h = 0,3074 m
Q = (b x h) x ( )
51
0,0855= (0,6148 x 0,3074) x ( )
0,0855= 0,0855
Keterangan
b adalah lebar saluran (b = 2h → 2 x 0,3074 = 0,6148
P adalah keliling basah ( b 2h → 0,6148 2(0,3074) = 1,2296
Sehingga didapat nilai h = 0,3074 dan nilai b = 0,6148 sebagai dimensi saluran A-B.
perhitungan yang sama juga untuk mencari dimensi saluran yang lainnya. Untuk dimensi
saluran berikutnya terdapat pada tabel berikut :
52
BAB V
KESIMPULAN
Dari uraian secara umum dan perhitungan secara teknis pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa :
1. Nilai curah hujan yang digunakan untuk perhitungan intensitas curah hujan adalah nilai
curah hujan Distribusi Log Person III periode ulang 2 tahun, dengan curah hujan
maksimum yang didapat menggunakan cara 1 metode thiessen sebesar:
53
Sedangkan menggunakan cara 2 di dapatkan:
X
TAHUN
30,1199
1995
42,84566
1996
34,7069
1997
47,24735
1998
67,0594
1999
44,3274
2000
53,1517
2001
82,1976
2002
62,5916
2003
74,60346
2004
54
3. Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien pengaliran (C) rata-rata sebesar 0.8170
4. Dari alternative yang telah dibuat, didapat waktu konsentrasi selama 0.0348 m/jam pada
alternatif pertama, dan selama 0.305 m/jam pada alternatif ke dua.
5. Debit banjir rencana ruas saluran A-B pada periode ulang 5 tahun adalah sebesar 0.0855
m/s.
6. Dimensi saluran drainase ruas A-B dari hasil perhitungan periode ulang 5 tahun memiliki
tinggi saluran h = 0,3074 m dan nilai lebar saluran b = 0,6148 m dengan penampang persegi
empat.
Dari analisa dimensi saluran ternyata seluruh saluran yang mampu untuk menampung debit
saluran.
55
DAFTAR PUSTAKA
Pania, H. G., Tangkudung, H., Kawet, L., & Wuisan, E. M. (2013). Perencanaan Sistem Drainase
Kawasan Kampus Universitas Sam Ratulangi. Jurnal Sipil Statik, 1(3).
Saidah, H., Nur, N. K., Rangan, P. R., Mukrim, M. I., Tamrin, T., Tumpu, M., ... &
Sindagamanik, F. D. (2021). Drainase Perkotaan. Yayasan Kita Menulis
Triatmodjo, B. (1993). Hidraulika II. Yogyakarta: Beta Offset.
56
LAMPIRAN
57
58
59