Anda di halaman 1dari 62

DESAIN SALURAN DRAINASE

DI PERUMAHAN PERSADA CENDRAWASIH

JALAN MERPATI SAKTI TAHUN 2021

DOSEN PENGAMPU:

BAMBANG SUDJATMOKO, S.T., M.T

KELOMPOK 1

DARA SALSABILA (1907156339)

LOLA NOVIYANTI (1907124206)

LUTFI INDARTI (1907110959)

RIZA SAPHIRA ANDINI PUTRI (1907111089)

PROGRAM STUDI S1

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS RIAU

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Teknik Drainase dan Sanitasi
Lingkungan ini tepat pada waktunya.

Maksud dan tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk melengkapi apa yang telah
penulis lakukan dalam pengukuran lapangan Teknik Drainase dan Sanitasi Lingkungan di
Perumahan Persada Cendrawasih Jalan Merpati Sakti Kecamatan Tampan, Pekanbaru, Riau,
Indonesia, serta untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Drainase dan Sanitasi
Lingkungan.

Selama penyusunan laporan ini, penulis menemui beberapa hambatan, seperti


pencarian data tentang bahan referensi yang sesuai dengan materi laporan ini, teknik
penulisan yang sempurna, serta banyaknya hal-hal yang harus direvisi.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen


Pembimbing, Bapak Bambang Sudjatmoko, S.T., M.T.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan
dalam penulisan laporan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan di masa yang akan datang.

Pekanbaru, 10 Oktober 2021

Hormat kami

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
LATAR BELAKANG.................................................................................................................................... 1
BAB II ....................................................................................................................................................... 2
LANDASAN TEORI .................................................................................................................................... 2
2.1 Analisa Curah Hujan Maksimum ............................................................................................. 2
2.2 Analisa curah hujan rencana ................................................................................................... 2
2.3 Analisa Intesitas Hujan .......................................................................................................... 13
2.4 ANALISA LIMPASAN/ DEBIT RENCANA.................................................................................. 15
2.5 Perhitungan Dimensi Saluran................................................................................................ 18
BAB III .................................................................................................................................................... 22
METODOLOGI........................................................................................................................................ 22
3.1 LOKASI PERENCANAAN ......................................................................................................... 22
3.2 GAMBARAN LOKASI PERENCANAAN..................................................................................... 22
3.3 DATA-DATA LAPANGAN ........................................................................................................ 23
3.4 PEMBAGIAN TUGAS MASING-MASING ANGGOTA KELOMPOK ............................................ 24
BAB IV.................................................................................................................................................... 25
HASIL PERENCANAAN ........................................................................................................................... 25
4.1 Sketsa Hasil Situasi, Pola Aliran, Kemiringan Saluran, Penamaan Saluran, Skema
Pembebanan Air, Tabulasi Data. ....................................................................................................... 25
4.2 Analisa Hidrologi (Perhitungan Debit Banjir Sesuai Teori Bab 2).......................................... 30
4.3 Analisa Hidrolika (Perencanaan Saluran Masing-Masing Segmen) ...................................... 45
4.4 Evaluasi Saluan Yang Ada (Bandingkan Dengan Hasil Perencanaan).................................... 50
BAB V..................................................................................................................................................... 53
KESIMPULAN ......................................................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 56
LAMPIRAN ............................................................................................................................................. 57

ii
BAB I

LATAR BELAKANG

Pembangunan suatu infrastruktur atau gedung pada suatu daerah atau kawasan
sebaiknya perlu memperhatikan infrastruktur pendukung seperti saluran drainase agar tidak
mengganggu aktivitas dan kenyamanan pengguna dan menyebabkan kerusakan pada
infrastruktur itu sendiri.
Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang
berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan,
sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk
mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas, di mana drainase merupakan
suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara cara
penanggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut
Kelebihan air hujan pada suatu daerah atau kawasan dapat menimbulkan suatu
masalah yaitu banjir atau genangan air, sehingga diperlukan adanya saluran drainase yang
berfungsi menampung air hujan dan kemudian mengalirkannya ke kolam penampungan
atau ke sungai. Guna mengantisipasi terjadinya genangan atau banjir nantinya, maka perlu
dilakukan suatu perencanaan pembuatan saluran drainase yaitu dengan menghitung kapasitas
saluran sesuai dengan debit rencana sehingga dapat ditentukan dimensi saluran rencana.
Kondisi drainase yang ada di Jl.Merpati Sakti, Perumahan Persada Cendrawasih,
Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Pekanbaru, Riau saat ini masih kurang
baik secara keseluruhan. Ini terbukti dengan masih banyak sampah plastic dan limbah
sampah lainnya yang dibuang ke saluran drainase yang menyebabkan aliran air menuju outlet
menjadi terhambat dan tersumbat. Manajemen sampah yang kurang baik ini menyebabkan
percepatan pendangkalan saluran drainase dan sungai. Kapasitas sungai dan saluran drainase
menjadi berkurang, sehingga tidak mampu menampung debit yang terjadi, air meluap dan
terjadi genangan atau banjir
Oleh karena itu, perencanaan sistem drainase di Perumahan Persada Cendrawasih
perlu mendapat perhatian yang penting guna terhindar dari bencana banjir atau genangan air
hujan, serta mendukung kehidupan manusia yang hidup bermukim di perumahan tersebut.

1
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Analisa Curah Hujan Maksimum


Curah hujan harian maksimum adalah curah hujan harian tertinggi dalam
tahun pengamatan pada suatu stasiun tertentu. Data ini biasanya dipergunakan untuk
perancangan bangunan hidrolik sungai seperti bendung, bendungan, tanggul,
pengaman sungai dan drainase.
Dalam (E-Journal Universitas Atma Jaya 2013) penentuan hujan maksimum
harian rata-rata, data-data curah hujan maksimum harian dari stasiun curah hujan
terlebih dahulu dicari rata-ratanya, Dengan rumus :

2.2 Analisa curah hujan rencana

1. Meode Aritmatika / Rata-rata Aljabar


Metode Aritmatika merupakan metode paling sederhana untuk menghitung
curah hujan rata-rata pada suatu daerah. Pengukurannya dapat dilakukan dengan cara
mennjumlahkan data curah hujan dari beberapa stasiun kemudian dibagi dengan jumlah
stasiun yang digunakan. Biasanya stasiun yang digunakan merupakan stasiun yang
berada dalam Das, tetapi stasiun yang berada diluar DAS juga bisa digunakan jika
masih berdekatan juga bisa diperhitungkan (Triatmojo, 2013).
Hujan rerata pada seluruh DAS secara matematis dapat ditulis :

1 2 3 n

2
Keterangan :

P = Curah Hujan Rata-rata (mm/bulan)

Pi = Curah Hujan ke-I (mm/bulan)

N = Banyak data

2. Metode Poligon Thiessen


Metode Thiessen memperhitungkan bobot dari masing-masing stasiun yang
mewakili luas di sekitar. Pada suatu luasan didalam DAS diangap bahwa hujan adalah
sama dengan yang terjadi pada stasiun yag terdekat, sehingga hujan yang tercatat pada
suatu stasiun mewakili stasiun tersebut. Metode ini digunakan apabila penyebaran
stasiun hujan di daerah yang ditinjau tidak merata. Hitungan curah hujan rerata
dilakukan dengan memperhitungkan daerah pengaruh dari seriap stasiun (Triatmojo,
2013).
Secara matematis hujan rerata tersebut dapat ditulis :

1 1 2 2 3 3 n n
1 2 3 n
Keterangan

P = Hujan Rata-rata Kawasan (mm/bulan)

1,p2,p3, ,pn Hujan ada Stasiun 1,2,3, ,n (mm/bulan)

1, 2, 3, , n = Luas Daerah Yang Mewakili Stasiun

3. Metode Isohyet
Metode isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan curah hujan
yang sama. Pada metode isohyet, dianggap bahwa hujan dalam suatu wilayah diantara
dua garis isohyet adalam merata dan sama dengan nilai rerata dari kedua garis isohyet
tersebut. Isohyet diperoleh dnegn cara menginterpolasi harga-harga curah hujan lokal.
Kesulitan dari penggunaan metode ini adalah jika jumlah stasiun di dalam dan sekitar
DAS terlalu sedikit. Hal tersebut akan mengakibatkan kesulitan dalam menginterpolasi.
Secara matematis metode Isohyet dapat ditulis :

3
Keterangan :

P = Hujan Rata-rata Kawasan

Ai = Luasan dari titik i

Ii = garis isohyet ke i

2.2.1 Pemilihan Analisa Frekuensi


Frekuensi merupakan jumlah kejadian dari sebuah varian, dnegan analisis
frekuensi akan diperkirakan interval kejadian tertentu, seperti 10 tahunan, 100 tahunan
atau 1000 tahunan. Tujuan analisa frekuensi adalah untuk mencari hubungan antara
besarnya kejadian ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan menggunakan distribusi
probabilitas (Triatmojo,2013)
Dalam statistic dikenal beberapa parameter yang berkaitan dengan analisis data,
meliputi nilai rata-rata, simpangan baku, koefisien varian, koevisien Skewnes, koefisien
kurtosis (Linsley, 1996). Adapun cara pengukuran parameter tersebut antara lain:

1. Nilai Rata-rata

Keterangan :

X = nilai Rata-rata

Xi = nilai Varian ke i

n = Jumlah data

2. Simpang baku

√∑

Keterangan :

s = simpang baku

Xi = nilai Varian ke i

4
n = Jumlah data

X = nilai Rata-rata

3. Koevisien varian

Keterangan :

CV = Koefisien variasi

S = Simpang baku

X = Rata-rata hitung

4. Koefisien skewnes

n ∑ ( i - )3
Cs = (n-1) (n-2) S3

Keterangan :

CS = Koefisien Skewness

Xi = Nilai varian ke i

X = Nilai rata-rata varian

n = Jumlah data

S = Deviasi Standar

S = Deviasi Standar

5. Koefisien kurtosis

n2 ∑ ( i - )3
Ck = (n-1) (n-2) (n-3) S4

Keterangan :

Ck = Koefisien Kurtosis

Xi = Nilai varian ke i

X = Nilai rata-rata varian

N = Jumlah data

S = Deviasi Standar

5
Cocokkan besaran ststika yang telah dihitung dengan syarat masing-masing
jenis distribusi sesuai table.

Table 2.1 Persyaratan Masing-masing Distribusi


No Distribusi Persyaratan
1 Normal CS = 0

2 Log Normal CS = 3 CV

3 Gumble CS ≈ 1,14

Ck ≈ 5,4002

4 Log Pearson III Selain dari nilai diatas

Sumber : Triatmojo. 2015

Dalam ilmu statistik dikenal beberapa macam distribusi frekuensi dan empat
jenis distribusi yang banyak digunakan dalam bidang hidrologi, antara lain:

1. Distribusi normal
Distribusi normal disebut pula distribusi Gauss. Secara sederhana,
persamaan distribusi normal dapat ditulis sebagai berikut:

XT = X + KT × S

Dengan:

XT = perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T-tahunan

X = nilai rata-rata hitung variat

S = deviasi standar nilai variat

KT = faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang.

Nilai KT dapat dilihat pada Tabel 2.2 nilai variabel reduksi Gauss sebagai
berikut:

6
Tabel 2.2 Nilai Variabel Reduksi Gauss
Periode Periode

No
1 Ulang
1,001 Peluang
0,999 KT
-3,05 No
12 Ulang
3,330 Peluang
0,300 KT
0,52
2 1,005 0,995 -2,58 13 4,000 0,250 0,67
3 1,010 0,990 -2,33 14 5,000 2,00 0,84
4 1,050 0,950 -1,64 15 10,000 0,100 1,28
5 1,110 0,900 -1,28 16 20,000 0,
0,050 1,64
6 1,250 0,800 -0,84 17 50,000 0,020 1,64
2,05
7 1,330 0,750 -0,67 18 100,000 0,010 2,33
8 1,430 0,700 -0,52 18
19 200,000 0,005 2,58
9 1,670 0,600 -0,25 20 500,000 0,002 2,88
10 2,000 0,500 0 21 1000,000 0,001 3,09
11 2,500 0,400 0,25
Sumber: Bonnier, 1980 dalam Suripin, 2004

2. Distribusi Log normal


Jika variabel acak Y = log X terdistribusi secara normal, maka X dikatakan
mengikuti distribusi Log Normal. Persamaan distribusi log normal dapat
ditulis:

Dengan:

YT = perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T-tahunan (YT =
Log X)

Y = nilai rata-rata hitung variat

S = deviasi standar nilai variat

KT = faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang. (Nilai KT
dapat dilihat pada Tabel 2.2 nilai variabel reduksi Gauss.)

3. Distribusi Log Person III

Persamaan distribusi Log-Person III hampir sama dengan persamaan


distribusi Log Normal, yaitu sama-sama mengkonversi ke dalam bentuk
logaritma.

7
Dengan:

YT = perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T-tahunan (YT =
Log X)

Y = nilai rata-rata hitung variat

S = deviasi standar nilai variat

KT = faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang.

(Nilai KT dapat dilihat pada Tabel 2.2 nilai variabel reduks Gauss.)

Tabel 2.3 Nilai KT untuk Distribusi Log-Person III


Interval kejadian (periode ulang)
1,0101 1,2500 2 5 10 25 50 100
Koef. Persentase perluang terlampaui
G 99 80 50 20 10 4 2 1
3,0 -0,667 -0,636 -0,396 0,420 1,180 2,278 3,152 4,051
2,8 -0,714 -0,666 -0,384 0,460 1,210 2,275 3,114 3,973
2,6 -0,769 -0,696 -0,368 0,499 1,238 2,267 3,071 2,889
2,4 -0,832 -0,725 -0,351 0,537 1,262 2,256 3,023 3,800
2,2 -0,905 -0,752 -0,330 0,574 1,284 2,240 2,970 3,705
2,0 -0,990 -0,777 -0,307 0,609 1,302 2,219 2,892 3,605
1,8 -1,087 -0,799 -0,282 0,643 1,318 2,193 2,848 3,499
1,6 -1,197 -0,817 -0,254 0,675 1,329 2,163 2,780 3,388
1,4 -1,318 -0,832 -0,225 0,705 1,337 2,128 2,706 3,271
1,2 -1,449 -0,844 -0,195 0,732 1,340 2,087 2,626 3,149
1,0 -1,588 -0,852 -0,164 0,758 1,340 2,043 2,542 3,022
0,8 -1,733 -0,856 -0,132 0,780 1,336 1,993 2,453 2,891
0,6 -1,880 -0,857 -0,099 0,800 1,328 1,939 2,359 2,755
0,4 -2,029 -0,855 -0,066 0,816 1,317 1,880 2,261 2,615
0,2 -2,178 -0,850 -0,033 0,830 1,301 1,818 2,159 2,472

Koef. Interval kejadian (periode ulang)


1,0101 1,2500 2 5 10 25 50 100
G Persentase perluang terlampaui
99 80 50 20 10 4 2 1
0,0 -2,326 -0,842 0,000 0,842 1,282 1,751 2,051 2,326
-0,2 -2,472 -0,830 0,033 0,850 1,258 1,680 1,945 2,178
-0,4 -2,615 -0,816 0,066 0,855 1,231 1,606 1,834 2,029
-0,6 -2,755 -0,800 0,099 0,857 1,200 1,528 1,720 1,880
-0,8 -2,891 -0,780 0,132 0,856 1,166 1,448 1,606 1,733
-1,0 -3,022 -0,758 0,164 0,852 1,128 1,366 1,492 1,588
-1,2 -2,149 -0,732 0,195 0,844 1,086 1,282 1,379 1,449
-1,4 -2,271 -0,705 0,225 0,832 1,041 1,198 1,270 1,318

8
-1,6 -2,388 -0,675 0,254 0,817 0,994 1,116 1,166 1,197
-1,8 -3,499 -0,643 0,282 0,799 0,945 1,035 1,069 1,087
-2,0 -3,605 -0,609 0,307 0,777 0,895 0,959 0,980 0,990
-2,2 -3,705 -0,574 0,330 0,752 0,844 0,888 0,900 0,905
-2,4 -3,800 -0,537 0,351 0,725 0,795 0,823 0,830 0,832
-2,6 -3,889 -0,490 0,368 0,696 0,747 0,764 0,768 0,769
-2,8 -3,973 -0,469 0,384 0,666 0,702 0,712 0,714 0,714
-3,0 -7,051 -0,420 0,396 0,636 0,660 0,666 0,666 0,667
Sumber: Suripin, 2004

4. Distribusi Gumbel
Bentuk dari persamaan distribusi Gumbel dapat ditulis sebagai berikut:
XTr = X + K×S

Besarnya faktor frekuensi dapat ditentukan dengan rumus berikut:

- n
K= Sn

Dengan:

XT = besarnya curah hujan untuk periode tahun berulang Tr tahun (mm)

Tr = periode tahun berulang (return period) (tahun)

X = curah hujan maksimum rata-rata selama tahun pengamatan (mm)

S = Simpangan baku

K = faktor frekuensi

YTr = reduced variate

Yn = reduced mean

Sn = reduced standard

Besarnya nilai Sn, Yn, dan YTr dapat dilihat dalam Tabel 2.4; 2.5; 2.6
sebagai berikut:

Tabel 2.4 Reduced mean (Yn)


N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,4952 0,4996 0,5035 0,5070 0,5100 0,5128 0,5157 0,5181 0,5202 0,5220
20 0,5236 0,5252 0,5268 0,5283 0,5296 0,5309 0,5320 0,5332 0,5343 0,5353
30 0,5362 0,5371 0,5380 0,5388 0,5396 0,5403 0,5410 0,5418 0,5424 0,5436
40 0,5436 0,5442 0,5448 0,5453 0,5458 0,5463 0,5468 0,5473 0,5477 0,5481
50 0,5485 0,5489 0,5493 0,5497 0,5501 0,5504 0,5508 0,5511 0,5515 0,5518
60 0,5521 0,5524 0,5527 0,5530 0,5533 0,5535 0,5538 0,5540 0,5543 0,5545
70 0,5548 0,5550 0,5552 0,5555 0,5557 0,5559 0,5561 0,5563 0,5565 0,5567
80 0,5569 0,5570 0,5572 0,5574 0,5576 0,5578 0,5580 0,5581 0,5583 0,5585
90 0,5586 0,5587 0,5589 0,5591 0,5592 0,5593 0,5595 0,5596 0,5598 0,5599
100 0,5600 0,5602 0,5603 0,5604 0,5606 0,5607 0,5608 0,5609 0,5610 0,5611
Sumber: suripIn, 2004

9
Tabel 2.5 Reduced standard deviation (Sn)
N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,9496 0,9676 0,9833 0,9971 1,0095 1,0206 1,0316 1,0411 1,0493 1,0565
20 1,0628 1,0696 1,0754 1,0811 1,0864 1,0915 1,0961 1,1004 1,1047 1,1080
30 1,1124 1,1159 1,1193 1,1226 1,1255 1,1285 1,1313 1,1339 1,1363 1,1388
40 1,1413 1,1436 1,1458 1,1480 1,1499 1,1519 1,1538 1,1557 1,1574 1,1590
50 1,1607 1,1623 1,1638 1,1658 1,1667 1,1681 1,1696 1,1708 1,1721 1,1734
60 1,1747 1,1759 1,1770 1,1782 1,1793 1,1803 1,1814 1,1824 1,1834 1,1844
70 1,1854 1,1863 1,1873 1,1881 1,1890 1,1898 1,1906 1,1915 1,1923 1,1930
80 1,1938 1,1945 1,1953 1,1959 1,1967 1,1973 1,1980 1,1987 1,1994 1,2001
90 1,2007 1,2013 1,2020 1,2026 1,2032 1,2038 1,2044 1,2049 1,2055 1,2060
100 1,2065 1,2069 1,2073 1,2077 1,2081 1,2084 1,2087 1,2090 1,2093 1,2096
Sumber: Suripin,2004
Tabel 2.6 Reduced variate (YTr)
Periode Reduced Periode Reduced
Tr Tr
4,6012
5,2969
5,5206
6,2149
6,9087
8,5188
9,2121
Sumber: Suripin,2004

2.2.2 Uji Statistic Kelayakan Analisa Frekuensi

Pengujian ini menggunakan 2 metode, yaitu:

1. Uji Chi Kuadrat

2. Uji Smirnov-Kolmogorof

1. Uji Chi Kuadrat

Uji Chi-Kuadrat menggunkan nilai X2 yang dapat dihitung menggunkan persaman


berikut,

( f Ef)2

Ef
i 0

Keterangan :

X2 = nilai chi kuadrat

Ef = frekuensi (banyaknya pengamatan) yang diharapkan sesuai dengan


pembagian kelasnya

10
Of = frekuensi yang terbaca pada kelas yang sama.

N = nilai sub kelompok dalam satu grup.

Nilai X2 yang diperoleh harus lebih dari nilai X2cr (table Chi-Kuadrat), untuk satu
derajad nyata tertentu, yang sering diambil 5%, derajat kebebasan dihitung dengan
persamaan berikut

Keterangan :

= Derajat Kebebasan

= banyak keterkaitan ( parameter ), untuk uji Chi-Kuadrat adalah 2

K = banyak kelas

Tabel 2.7 tabel syarat distribusi Chi-Kuadrat (metode aritmatik)


No distribusi Syarat
1 Normal CS = 0
Ck = 0

2 Log Normat Cs = 4.8

Ck = 50,7

3 Gumble Cs ≤ 1,1396

Ck ≤ 5,4002

4 Log Pearson III Cs bukan 0

Table 2.8 tabel syarat distribusi Chi-Kuadrat (metode Theissen)


No distribusi Syarat
1 Normal CS = 0

Ck = 0

2 Log Normat Cs = 4,55

Ck = 44,82

3 Gumble Cs ≤ 1,1396

11
Ck ≤ 5,4002

4 Log Pearson III Cs bukan 0

2. Uji Smirnov-Kolmogorov
Uji kecocokan Smirnov-Kolmogorof juga disebut uji kecocokan non
parametrik karena pengujiannya tidak menggunakan fungsi distribusi tertentu, namun
dengan memperhatikan kurva pada penggambaran probabilitas. Jarak penyimpangan
te besa me upakan nilai ∆max dengan kemungkinan dapat nilai lebih kecil dai nilai
∆k itik, maka jenis dist ibusi yang dipilih dapat digunakan. ilai ∆ kritik diperoleh
dari tabel (Triatmodjo, 2013).
Adapun prosedur pengujian Chi-kuadrat adalah sebagai berikut :

1. Urutkan data dari kecil ke besar atau sebaliknya dan tentukan besarnya peluang
dari masing-masing data tersebut

X1 = P (X1)

X2 = P (X2)

2. Urutkan nilai masing-masing peluang teoritis dari hasil penggambaran data


(persamaan distribusinya)

X1 = P (X1)

X2 = P (X2)

3. Dari kedua nilai peluang tersebut, tentukan selisih terbesar antar peluang
pengamatan dengan peluang teoritis.

D = Maks ((P (Xn)) - (P (Xn)))

4. Berdasarkan table nilai kritis (smirnov-kolmogorov test) tentukan harga D0 dari


tabel.

Nilai D dibandingkan dengan nilai D0, jika D lebih kecil dari D0 maka distribusi
yang diasumsikan bisa diterima.

12
Tabel 2.9 Nilai D0 Uji Smirnov-Kolmogorv
Α
N
0,20 0,10 0,05 0,01
5 0,45 0,51 0,56 0,6
10 0,32 0,37 0,41 0,49
15 0,27 0,30 0,34 0,40
20 0,23 0,26 0,29 0,36
25 0,21 0,24 0,27 0,32
30 0,19 0,22 0,24 0,29

35 0,18 0,20 0,23 0,27

40 0,17 0,19 0,21 0,25

45 0,18 0,18 0,20 0,24

50 0,15 0,17 0,19 0,23

55
√ √ √ √
Sumber : Suripin 2013

2.3 Analisa Intesitas Hujan


Analisis Intensitas Hujan Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air
hujan per satuan waktu. Dengan kata lain bahwa intensitas curah hujan menyatakan
besarnya curah hujan dalam jangka pendek yang memberikan gambaran derasnya hujan
perjam. Untuk mendapatkan nilai intensitas hujan di suatu tempat maka alat penakar
hujan yang digunakan harus mampu mencatat besarnya volume hujan dan waktu
berlangsungnya hujan sampai hujan tersebut berhenti. Dalam hal ini alat penakar hujan
yang dimanfaaatkan adalah alat penakar hujan otomatis ( Asdak, C,1995).
Curah hujan yang diperlukan untuk pembuatan rancangan dan rencana
perhitungan volume debit (yang disebabkan oleh curah hujan) dari daerah pengaliran
yang kecil seperti perhitungan debit banjir, rencana peluap suatu bendungan, gorong-
gorong, saluran dan selokan samping ( slide ditches) adalah curah hujan jangka waktu
yang pendek dan bukan curah hujan jangka waktu panjang seperti curah hujan tahunan
atau bulanan (Sosrodarsono dan Takeda, 2003).
Untuk mengubah curah hujan menjadi intensitas hujan dapat digunakan
berbagai metode diantaranya :

13
1. Perhitungan Kurva Intensitaas Durasi dan Frekuensi (IDF)
Kurva ini merupakan kurva hubungan antara lamanya durasi hujan (t
sebagai aksis) dan intensitas curah hujan (I sebagai ordinat). Hubungan intensitas
hujan dengan durasi hujan dinyatakan dalam bentuk lengkung intensitas hujan
dalam kala ulang tertentu. Perhitungan untuk mendapat kurva IDF berdasarkan
tabel tentang Data Curah dengan periode ulang T, yaitu menggunakan rumus
Mononobe :

2. Menghitung Tetapan-Tetapan Intensitas Hujan (I)


Tetapan-tetapan intensitas hujan (I) dalam berbagai periode ulang dapat
dinayatakan dengan 3 rumus, (Suripin,2003) yaitu :

2.1 Rumus Talbot

2.2 Rumus Sherman

14
2.3 Rumus Ishiguro

2.4 ANALISA LIMPASAN/ DEBIT RENCANA


Limpasan (run-off) merupakan gabungan antara aliran permukaan, aliran-aliran
yang tertunda pada cekungan-cekungan, dan aliran bawah permukaan (subsurface flow).

2.4.1. Perhitungan Waktu Konsentrasi (Tc)


Waktu konsentrasi (Time Consentration) adalah jumlah waktu pengairan
dipermukaan yang diperlukan air untuk mencapai debit maksimum dari titik saluran
yang terjauh sampai titik yang ditinjau pada daerah pengaliran. Biasanya waktu
konsentrasi terdiri dari waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir pada
permukaan tanah menuju saluran terdekat (To) dan waktu untuk mengalir dalam
saluran kesuatu tempat yang ditinjau (Td)

Tc = To+Td

Berdasarkan metode rasional, To didapat menggunakan pendekatan rumus


Kirpich sebagai berikut:

To = 56.7 x L1.156 x D-0.385

Td = L/60 x V

Dimana:

Tc = waktu konsentrasi (menit)

Td = waktu pengaliran dalam saluran (menit)

To = waktu pengaliran pada permukaan saluran (menit)

L = panjang saluran (m)

D = beda tinggi antara titik terjauh (m)


15
V = kecepatan aliran air dalam saluran (m/dt)

Atau menggunakan rumus persamaan Kirpich

Tc = 0.01947 x L0.77 x S0.385

Dimana:

L = panjang maksimum perjalanan air (m)

S kemi ingan Dae ah li an Sungai (S ∆H/L)

∆H = beda tinggi antara titik terjauh pada Daerah Aliran Sungai

2.4.2. Perhitungan Koefisien Limpasan Komposit


Koefisien limpasan permukaan adalah angka yang menunjukkan perbandingan
antara air hujan yang jatuh pada suatu lahan terhadap air yang menjadi limpasan
permukaan. Merupakan faktor yang paling menentukan hasil perhitungan debit banjir
(Surpin, 2004).
Koefisien limpasan ditentukan pada masing-masing penggunaan lahan dan
kemudian dihitung untuk keseluruhan luasan menggunakan rumus sebagai berikut:


C komposit =

Dimana:

Ci = koefisien limpasan penggunaan lahan tertentu

Ai = luas penggunaan lahan tertentu (ha atau km2)

A = luas total Sub DTA (ha atau km2)

2.4.3. Perhitungan Debit Dengan Metode Rational


Untuk memperkirakan laju aliran puncak (debit banjir atau debit rencana)
yaitu menggunakan Metode Rasional USSCS (1973). Sedangkan jika debit untuk
daerah dengan luas kurang dari 300 ha dapat menggunakan metode Rasional
(USSCS,1973;Goldman, et.al,1986 dalam Suripin, 2004). Metode Rasional
berdasarkan asumsi bahwa curah hujan yang terjadi mempunyai intensitas seragam

16
dan merata diseluruh daerah pengaliran selama paling sedikit sama dengan waktu
konsentrasi (Tc). Persamaan umum metode rasional adalah sebagai berikut:

Q = 0.278 x C x I x A

Dimana:

Q = laju aliran permukaan (debit) puncak (m3/det)

0.278 = konstanta yang digunakan jika satuan luas daerah (km2)

I = intensitas hujan (mm/jam)

A = luas daerah tangkapan (km2)

C = koefisien aliran permukaan ( (0 ≤ C ≤ 1)

Dimana Intensitas (I) menggunakan rumus:

I =

Dimana:

R = hujan maksimum (mm)

Tabel 2.10 Nilai Koefisienaliran Limpasan (C) Metode Rasional

17
2.5 Perhitungan Dimensi Saluran

2.5.1. Rumus Kecepatan


Kecepatan aliran air merupakan salah satu parameter penting dalam mendesain
dimensi saluran. Kecepatan rata-rata air dalam saluran dihitung dengan rumus Chezy ,
Manning, atau Stricker.

A. Rumus Manning
Rumus kecepatan Manning cenderung digunakan untuk keperluan
perencanaan lapangan. Bentuk dari rumus ini, yang diajukan oleh Robert
Manning.
1 2⁄ 1⁄
3 S 2
n

Dengan:

V = Kecepatan rata-rata (m/dtk).

n = Koefisien kekasaran Manning.

R = Jari-jari hidraulis (m).

S = Kemiringan dasar saluran.

B. Rumus Chezy
Persamaan Chezy cendrung digunakan untuk keperluan riset di laboratorium

C√

Dengan:

V = Kecepatan rata-rata (m/dtk).

C = Koefisien chezy.

R = Jari-jari hidraulis (m).

I = Kemiringan dasar saluran.

18
C. Rumus Strickler
Rumus kecepatan Strickler juga sering digunakan dalam perencanaan
saluran terbuka, misalnya perencanaan saluran irigasi.

2⁄ 1⁄
k 3 2

Dengan:

V = Kecepatan rata-rata (m/dtk).

k = Koefisien strickler.

R = Jari-jari hidraulis (m).

I = Kemiringan dasar saluran.

2.5.2. Perencanaan Dimensi Saluran


Dalam perencanaan dimensi saluran ada beberapa parameter yang
mempengaruhinya, antara lain :

A. Kemiringan saluran
Kemiringan saluran disesuaikan dengan keadaan topografi dan energy
yang diperlukan untuk mengalirkan air secara gravitasi dan kecepatan yang
ditimbulkan harus sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Kemiringan
saluran samping jalan ditentukan berdasarkan bahan yang digunakan, hubungan
antara beban yang digunakan dengan kemiringan saluran samping jalan arah
memanjang yang dikaitkan dengan erosi aliran.

B. Tinggi jagaan
Tinggi jagaan adalah jarak antara elevasi muka air (elevasi muka air pada
saat perencanaan) sampai puncak tanggul, yang disediakan untuk perubahan
elevasi penuh air akibat angin dan penutupan pintu air di hulu (bukan untuk
tambahan debit). Tinggi jagaan untuk saluran terbuka dengan permukaan yang
diperkeras ditentukan oleh pertimbangan; ukuran saluran, kecepatan aliran, arah
belokan saluran dan debit banjir. Tinggi jagaan biasanya diambil antara 15
sampai 60 cm. Tabel 2.9. memperlihatkan hubungan antara tinggi jagaan dan

19
debit aliran yang merupakan standar Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber
Daya Air.

Tabel 2.11 Hubungan antara tinggi jagaan dan debit aliran

Q (m3/dtk) Tinggi Jagaan (m)


< 0,5 0,40

0,5 – 1,5 0,50

1,5 – 5,0 0,60

5,0 – 10,0 0,75

10,0 – 15,0 0,85

˃ 15,0 1,00

Sumber: kriteria perencanaan saluran, Departemen Pekerjaan Umum, 1983

Rumus tinggi jagaan:

W = √0,5h

Dengan:

W = Tinggi jagaan

h = Tinggi basah saluran (m)

C. Perhitungan kekasaran saluran


Koefisien kekasaran saluran ditentukan oleh bahan/material saluran, jenis
sambungan, material padat yang terangkut dan yang terhadap dalam saluran, akar
tumbuhan, aligment lapisan penutup (pipa), umur saluran dan aliran lateral yang
mengganggu.

20
Gambar 2.1 Unsur-Unsur Penampang Geometrik Saluran

21
BAB III

METODOLOGI

3.1 LOKASI PERENCANAAN


Lokasi perencanaan penelitian drainase dilakukan di Jl.Merpati Sakti, Perumahan
Persada Cendrawasih, Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Pekanbaru, Riau.
Pelaksanaan survey kegiatan dilakukan pada bulan Oktober 2021.

3.2 GAMBARAN LOKASI PERENCANAAN

Sumber: Google Earth

22
3.3 DATA-DATA LAPANGAN

23
3.4 PEMBAGIAN TUGAS MASING-MASING ANGGOTA KELOMPOK

Nama Mahasiswa Tugas yang dikerjakan


Dara Salsabila 1. Laporan bagian:
 Latar Belakang
 Sub bab 2.5
2. Survey Lokasi
3. Membuat Catchmen di Autocad
4. Analisis hidrologi cara 2
Lola Noviyanti 1. Laporan bagian:
 Sub bab 2.4
 Bab 3
 Bab 4
2. Membuat desain drainase di autocad

Lutfi Indarti 1. Laporan Bagian :


 Daftar isi
 Sub bab 2.1
 Sub bab 2.3
2. Analisis hidrologi cara 1
3. Menyusun dan menyatukan laporan I
Microsoft word
4. Survey lokasi

Dini Saphira Andini Putri 1. Laporan Bagian :


 Sub bab 2.2
2. Analisis hidrolika
3. Survey lokasi

24
BAB IV

HASIL PERENCANAAN

4.1 Sketsa Hasil Situasi, Pola Aliran, Kemiringan Saluran, Penamaan Saluran, Skema
Pembebanan Air, Tabulasi Data.

1. Situasi

25
2. Pola Aliran

3. Arah Aliran Lahan

26
4. Luas catchmen

5. Penamaan Saluran

27
6. Skema Pembebanan

EXISTING PLAN
b 0.87 m F b 0.61 m F 0.39 m
h 0.33 m Ruas A-B h 0.31 m Ruas A-B

EXISTING PLAN
b 0.39 m F b 0.45 m F 0.34 m
h 0.39 m Ruas B-C h 0.23 m Ruas B-C

EXISTING PLAN
b 0.32 m F b 0.56 m F 0.37 m
h 0.35 m Ruas C-D h 0.28 m Ruas C-D

28
EXISTING PLAN
b 0.39 m F b 0.47 m F 0.34 m
h 0.39 m Ruas A-D h 0.24 m Ruas A-D

EXISTING PLAN
b 0.41m F b 0.55 m F 0.37 m
h 0.44m Ruas F-E h 0.28 m Ruas F-E

EXISTING PLAN
b 0.39 m F b 0.45 m F 0.34 m
h 0.39 m Ruas F-G h 0.22 m Ruas F-G

29
EXISTING PLAN
b 0.38 m F b 0.64 m F 0.40 m
h 0.30 m Ruas G-H h 0.32 m Ruas G-H

EXISTING PLAN
b 0.39 m F b 0.44 m F 0.33 m
h 0.39 m Ruas E-H h 0.22 m Ruas E-H

4.2 Analisa Hidrologi (Perhitungan Debit Banjir Sesuai Teori Bab 2)

4.2.1 Analisa Frekuensi


Dari seri data selama 20 tahun (annual series) didapat perhitungan curah hujan
harian rata-rata maksimum dengan cara I sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Curah Hujan Maksimum tahun 1995-2004


TAHUN X Xi Xi-X (Xi-X)^2 (Xi-X)^3
1995 30,828 58,994 28,165 793,293 22343,464
1996 45,290 58,994 13,704 187,793 2573,470
1997 34,707 58,994 24,287 589,856 14325,818
1998 47,247 58,994 11,747 137,980 1620,789
1999 67,059 58,994 -8,066 65,053 -524,687
2000 49,851 58,994 9,142 83,585 764,173
2001 53,190 58,994 5,804 33,689 195,542

30
2002 85,426 58,994 -26,432 698,674 -18467,658
2003 90,592 58,994 -31,598 998,455 -31549,526
2004 85,747 58,994 -26,753 715,728 -19147,955
Jumlah 589,939 4304,108 -27866,570
Rata-
58,994
rata
Sumber : data perhitungan

1. Standar Deviasi (Sd)

∑ -
Sd = √
-


Sd =√
-

= 21.86857
2. Koefisien Skewness (CS)

∑ -
Cs =
- -

-
Cs =
- -

= -0.3701

3. Koefisien Curtosis (CK)

∑ -
Ck =
- - -

-
Ck =
- - -

= -0.024175292

4. Koefisien Variasi (CV)

Cv =

31
= 0.37069225

Tabel 4.2 Persyaratan Masing-masing Distribusi


No Distribusi Persyaratan
1 Normal CS = 0
2 Log Normal CS = 3 CV
3 Gumble CS ≈ 1,14
Ck ≈ 5,4002
4 Log Pearson III Selain dari nilai di atas
Sumber :Triatmodjo 2015

Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa hasil perhitungan mendekati


distribusi Log Pearson III.

Tabel 4.3 Analisis frekuensi untuk distribusi log pearson III Cara 1
No TAHUN X log x rata rata log x log x-rata rata log x (logx -rata rata log x)^2 (logx -rata rata log x)^3
1 1995 30.8284 1.49 1.74 -0.25 0.065 -0.0164
2 1996 45.2901 1.66 1.74 -0.09 0.008 -0.0007
3 1997 34.7069 1.54 1.74 -0.20 0.041 -0.0083
4 1998 47.24735 1.67 1.74 -0.07 0.005 -0.0003
5 1999 67.0594 1.83 1.74 0.08 0.007 0.0006
6 2000 49.85138 1.70 1.74 -0.05 0.002 -0.0001
7 2001 53.1896 1.73 1.74 -0.02 0.000 0.0000
8 2002 85.4263 1.93 1.74 0.19 0.036 0.0067
9 2003 90.5922 1.96 1.74 0.21 0.046 0.0098
10 2004 85.74696 1.93 1.74 0.19 0.036 0.0069
Jumlah 0.245 -0.002
Sumber : hasil perhitungan.

Tabel 4.4 hitungan Log Pearson III


Mean (̅̅̅ 1.74
NILAI Standar Deviasi 0.16491
Koefisien Kemecengan -0.0595

Periode Nilai K Log XT = Mean XT


ulang + K.S
2 0,010131 1,744831932 55,56892
5 0,838424 1,881425819 76,10721

32
10 1,274849 1,953396576 89,82487
25 1,756959 2,032901477 107,8702
50 2,021819 2,076579499 119,2833
100 2,2819 2,119469493 131,6647
Sumber : hasil perhitungan

Contoh Perhitungan :

Periode ulang ke-2`

Nilai K didapatkan dari table Log Pearson III dengan cara mencari nilai
interpolasi sesuai dengan Koefisien Kemecengan.

log XTr = ̅ + K.S

log XTr = 1.74+ 0.001013 x 0.16491

= 1,744831932

Nilai XT = 10 XTr

= 1055.37686

= 55.37686

33
Cara II :

TAHUN X Xi Xi-X (Xi-X)^2 (Xi-X)^3


1995 30,1199 53,8851 23,7652 564,7845884 13422,21701
1996 42,84566 53,8851 11,03944 121,8691693 1345,367016
1997 34,7069 53,8851 19,1782 367,8032402 7053,802997
1998 47,24735 53,8851 6,637747 44,05968524 292,4570435
1999 67,0594 53,8851 -13,1743 173,5622595 -2286,561796
2000 44,3274 53,8851 9,557697 91,34957194 873,0915297
2001 53,1517 53,8851 0,733397 0,53787116 0,394473095
2002 82,1976 53,8851 -28,3125 801,5978261 -22695,24086
2003 62,5916 53,8851 -8,7065 75,80319449 -659,9807402
2004 74,60346 53,8851 -20,7184 429,2505654 -8893,369032
Jumlah 538,851 2670,617972 -11547,82236
Rata-rata 53,8851

1. Standar Deviasi (Sd)

∑ -
Sd = √
-


Sd =√
-

= 17,22601
2. Koefisien Skewness (CS)

∑ -
Cs =
- -

-
Cs =
- -

= -0,31377

3. Koefisien Curtosis (CK)

34
∑ -
Ck =
- - -

-
Ck =
- - -

= -0,026021423

4. Koefisien Variasi (CV)

Cv =

= 0,319680363

Tabel Persyaratan Masing-masing Distribusi


No Distribusi Persyaratan
1 Normal CS = 0
2 Log Normal CS = 3 CV
3 Gumble CS ≈ 1,14
Ck ≈ 5,4002
4 Log Pearson III Selain dari nilai di atas
Sumber :Triatmodjo 2015
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa hasil perhitungan mendekati distribusi Log
Pearson III.

Tabel 4.5 Analisis frekuensi untuk distribusi log pearson III Cara 2
No TAHUN X log x rata rata log x log x-rata rata log x (logx -rata rata log x)^2 (logx -rata rata log x)^3
1 1995 30,1199 1,48 1,71 -0,23 0,054 -0,0125
2 1996 42,84566 1,63 1,71 -0,08 0,006 -0,0005
3 1997 34,7069 1,54 1,71 -0,17 0,029 -0,0049
4 1998 47,24735 1,67 1,71 -0,04 0,001 0,0000
5 1999 67,0594 1,83 1,71 0,12 0,013 0,0015
6 2000 44,3274 1,65 1,71 -0,06 0,004 -0,0003
7 2001 53,1517 1,73 1,71 0,01 0,000 0,0000
8 2002 82,1976 1,91 1,71 0,20 0,042 0,0085
9 2003 62,5916 1,80 1,71 0,09 0,007 0,0006
10 2004 74,60346 1,87 1,71 0,16 0,026 0,0042
Jumlah 0,183 -0,003

Tabel 4.6 hitungan Log Pearson III


NILAI Mean 1,71

Standar Deviasi 0,14271

Koefisien Kemecengan -0,01587

35
Periode Log XT = Mean +
ulang Nilai K K.S XT
2 0,002698 1,711218683 51,43026
5 0,841048 1,830862762 67,74274
10 1,280096 1,893520919 78,25659
25 1,752587 1,960951882 91,4012
50 2,045431 2,002744749 100,634
100 2,314257 2,041109947 109,9284
Sumber: hasil perhitungan

4.2.2 Intesitas Hujan


1. Perhitungan Kurva IDF
Perhitungan intesitas hujan berdasarkan rumus Mononobe untuk
durasi waktu (data aritmetika).

2
24 24 3
I= [ ]
24 t

Contoh perhitungan durasi 5 menit (0,08 jam)

a. Kala ulang 2 tahun:

I = [ ]
= 100.626 mm/jam
b. Kala ulang 5 tahun

2
24 3
I = [ ]
24 0,08

= 138.465 mm/jam

c. Kala ulang 10 tahun

2
90.045 24 3
I = [ ]
24 0,08

36
= 163.622 mm/jam

d. Kala ulang 25 tahun


2
107.651 24 3
I = [ ]
24 0,08

= 195.614 mm/jam

e. Kala ulang 50 tahun


2
24 3
I = [ ]
24 0,08

= 216.752 mm/jam

f. Kala ulang 50 tahun


2
24 3
I = [ ]
24 0,08

= 239.251 mm/jam

Tabel 4.7 Intensitas Hujan Rumus Mononobe


durasi durasi kala ulang
menit jam 2 tahun mm/jam 5 tahun mm/jam 10 tahun mm/jam 25 tahun mm/jam 50 tahun mm/jam 100 tahun mm/jam
5,00 0,0833 100,975 138,296 163,223 196,013 216,752 239,251
10,00 0,1667 63,611 87,121 102,824 123,481 136,545 150,719
15,00 0,2500 48,544 66,486 78,469 94,233 104,204 115,020
30,00 0,5000 30,581 41,883 49,433 59,363 65,644 72,458
45,00 0,7500 23,337 31,963 37,724 45,303 50,096 55,296
60,00 1,0000 19,265 26,385 31,141 37,397 41,353 45,646
120,00 2,0000 12,136 16,621 19,617 23,558 26,051 28,755
180,00 3,0000 9,261 12,685 14,971 17,978 19,881 21,944
360,00 6,0000 5,834 7,991 9,431 11,326 12,524 13,824
720,00 12,0000 3,675 5,034 5,941 7,135 7,890 8,709
1440,00 24,0000 2,315 3,171 3,743 4,495 4,970 5,486
2880,00 48,0000 1,459 1,998 2,358 2,831 3,131 3,456

Sumber : data hasil perhitungan

37
Grafik Intensitas Mononobe

2. Perhitungan Tetapan-tetapan Intensitas Hujan


Tetapan-tetapan intensitas hujan (I) dalam berbagai periode ulang
dapat dinyatakan dengan 3 rumus, antara lain rumus talbot, rumus sherman
dan rumus ishiguro. Untuk mempermudah dalam melakukan perhitungan, ada
beberapa variabel yang harus ditemukan terlebih dahulu, yaitu I.t, I2, I2.t, log
t, log , log t.log , log t2, √t, √t, dan 2√t. Be ikut adalah contoh pe hitungan
untuk kala ulang 2 tahun, durasi (t) = 5.
Kala ulang 2 tahun, t = 5, maka I = 100.626 mm/jam (dari perhitungan
sebelumnya)

a. I.t = 100.626 x 5
= 503.132I2
b. I2 =(100.626)2
= 10125.678
c. I2.t = 10125.678 x 5
= 50628.388

d. log t = log 5

= 0,699

38
e. log I = log (sum I)

= 2.003

f. log t.log I = 0,699 x 1,960

= 1.400

g. (log t)2 = (0,699)2

= 0,489

h. √t = √5
= 2,236

i. I√ = 100.626 x 2,236

= 225.008

j. I2√ = 10125.678 x 2,236

= 22641.703

Perhitungan diatas dilakukan pada setiap durasi sehingga didapatkan


jumlah dari tiap variabel tersebut yang akan digunakan dalam ketiga rumus
tetapan intensitas hujan.

Tabel 4.8 Variabel Rumus Intensitas Hujan Untuk Kala Ulang 2 Tahun
No Durasi (t) I I.t I2 I2.t log t log I log t.log i logt^2 akar t i.akar t i^2akar t

1 5 100.626 503.132 10125.678 50628.388 0.699 2.003 1.400 0.489 2.236 225.008 22641.703
2 10 63.391 633.907 4018.378 40183.778 1.000 1.802 1.802 1.000 3.162 200.459 12707.226
3 15 48.376 725.642 2340.251 35103.763 1.176 1.685 1.981 1.383 3.873 187.360 9063.753
4 30 30.475 914.252 928.729 27861.875 1.477 1.484 2.192 2.182 5.477 166.919 5086.859
5 45 23.257 1046.557 540.880 24339.590 1.653 1.367 2.259 2.733 6.708 156.012 3628.332
6 60 19.198 1151.885 368.566 22113.985 1.778 1.283 2.282 3.162 7.746 148.708 2854.903
7 120 12.094 1451.284 146.266 17551.882 2.079 1.083 2.251 4.323 10.954 132.484 1602.260
8 180 9.229 1661.306 85.183 15332.981 2.255 0.965 2.177 5.086 13.416 123.826 1142.853
9 360 5.814 2093.114 33.805 12169.795 2.556 0.764 1.954 6.535 18.974 110.317 641.405
10 720 3.663 2637.158 13.416 9659.173 2.857 0.564 1.611 8.164 26.833 98.281 359.976
11 1440 2.307 3322.611 5.324 7666.490 3.158 0.363 1.147 9.975 37.947 87.558 202.030
12 2880 1.454 4186.228 2.113 6084.898 3.459 0.162 0.562 11.967 53.666 78.006 113.385
jumlah 5865 319.885 20327.076 18608.588 268696.598 24.149 13.525 21.618 57.000 190.993 1714.936 60044.686

Sumber : data hasil perhitungan

39
Tabel 4.9 Variabel Rumus Intensitas Hujan Untuk Kala Ulang 5 Tahun
No Durasi (t) I I.t I2 I2.t log t log I log t.log i logt^2 akar t i.akar t i^2akar t

1 5 138,465 692,325 19172,579 95862,893 0,699 2,141 1,497 0,489 2,236 309,617 42871,189
2 10 87,228 872,275 7608,643 76086,429 1,000 1,941 1,941 1,000 3,162 275,838 24060,641
3 15 66,567 998,506 4431,175 66467,618 1,176 1,823 2,144 1,383 3,873 257,813 17161,865
4 30 41,935 1258,039 1758,513 52755,383 1,477 1,623 2,397 2,182 5,477 229,685 9631,771
5 45 32,002 1440,095 1024,135 46086,072 1,653 1,505 2,488 2,733 6,708 214,677 6870,106
6 60 26,417 1585,030 697,866 41871,976 1,778 1,422 2,528 3,162 7,746 204,626 5405,649
7 120 16,642 1997,012 276,948 33233,809 2,079 1,221 2,539 4,323 10,954 182,301 3033,818
8 180 12,700 2286,008 161,291 29032,406 2,255 1,104 2,489 5,086 13,416 170,389 2163,948
9 360 8,001 2880,190 64,008 23043,036 2,556 0,903 2,309 6,535 18,974 151,799 1214,475
10 720 5,040 3628,812 25,402 18289,270 2,857 0,702 2,007 8,164 26,833 135,238 681,601
11 1440 3,175 4572,016 10,081 14516,203 3,158 0,502 1,585 9,975 37,947 120,483 382,536
12 2880 2,000 5760,380 4,001 11521,518 3,459 0,301 1,041 11,967 53,666 107,338 214,691
jumlah 5865 440,1711 27970,69 35234,641 508766,614 24,14939 15,18825 24,96553 56,9995 190,993 2359,806 113692,3

Sumber : data hasil perhitungan

Tabel 4.10 Variabel Rumus Intensitas Hujan Untuk Kala Ulang 10 Tahun
No Durasi (t) I I.t I2 I2.t log t log I log t.log i logt^2 akar t i.akar t i^2akar t

1 5 163,6220 818,110 26772,161 133860,807 0,699 2,214 1,547 0,489 2,236 365,870 59864,373
2 10 103,0754 1030,754 10624,539 106245,393 1,000 2,013 2,013 1,000 3,162 325,953 33597,743
3 15 78,6613 1179,919 6187,593 92813,899 1,176 1,896 2,230 1,383 3,873 304,654 23964,446
4 30 49,5535 1486,605 2455,548 73666,441 1,477 1,695 2,504 2,182 5,477 271,416 13449,590
5 45 37,8164 1701,737 1430,079 64353,564 1,653 1,578 2,608 2,733 6,708 253,680 9593,263
6 60 31,2167 1873,004 974,485 58469,093 1,778 1,494 2,657 3,162 7,746 241,804 7548,327
7 120 19,6653 2359,838 386,725 46406,950 2,079 1,294 2,690 4,323 10,954 215,423 4236,356
8 180 15,0074 2701,340 225,223 40540,205 2,255 1,176 2,653 5,086 13,416 201,346 3021,688
9 360 9,4541 3403,475 89,380 32176,782 2,556 0,976 2,494 6,535 18,974 179,379 1695,865
10 720 5,9557 4288,110 35,470 25538,729 2,857 0,775 2,214 8,164 26,833 159,808 951,772
11 1440 3,7519 5402,680 14,076 20270,102 3,158 0,574 1,814 9,975 37,947 142,373 534,164
12 2880 2,3635 6806,950 5,586 16088,391 3,459 0,374 1,292 11,967 53,666 126,840 299,789
jumlah 5865 520,1432 33052,52 49200,867 710430,3543 24,14939 16,05827 26,71639 56,9995 190,993 2788,545 158757,38

Sumber : data hasil perhitungan

Tabel 4.11 Variabel Rumus Intensitas Hujan Untuk Kala Ulang 25 Tahun
No Durasi (t) I I.t I2 I2.t log t log I log t.log i logt^2 akar t i.akar t

1 5 195,614 978,072 38264,978 191324,891 0,699 2,291 1,602 0,489 2,236 437,407
2 10 123,229 1232,293 15185,467 151854,667 1,000 2,091 2,091 1,000 3,162 389,685
3 15 94,042 1410,624 8843,818 132657,270 1,176 1,973 2,321 1,383 3,873 364,221
4 30 59,242 1777,274 3509,672 105290,145 1,477 1,773 2,618 2,182 5,477 324,484
5 45 45,210 2034,471 2043,987 91979,414 1,653 1,655 2,736 2,733 6,708 303,281
6 60 37,320 2239,225 1392,814 83568,844 1,778 1,572 2,795 3,162 7,746 289,083
7 120 23,510 2821,247 552,739 66328,635 2,079 1,371 2,851 4,323 10,954 257,543
8 180 17,942 3229,522 321,908 57943,400 2,255 1,254 2,828 5,086 13,416 240,714
9 360 11,303 4068,943 127,749 45989,707 2,556 1,053 2,692 6,535 18,974 214,452
10 720 7,120 5126,547 50,697 36502,055 2,857 0,852 2,436 8,164 26,833 191,055
11 1440 4,485 6459,044 20,119 28971,700 3,158 0,652 2,059 9,975 37,947 170,211
12 2880 2,826 8137,885 7,984 22994,854 3,459 0,451 1,561 11,967 53,666 151,641
jumlah 5865 621,8447 39515,15 70321,932 1015405,58 24,14939 16,98898 28,5894 56,9995 190,993 3333,778

Sumber : data hasil perhitungan

40
Tabel 4.12 Variabel Rumus Intensitas Hujan Untuk Kala Ulang 50 Tahun
No Durasi (t) I I.t I2 I2.t log t log I log t.log i logt^2 akar t i.akar t i^2akar t

1 5 216,752 1083,760 46981,459 234907,295 0,699 2,336 1,633 0,489 2,236 484,672 105053,736
2 10 136,545 1365,452 18644,604 186446,043 1,000 2,135 2,135 1,000 3,162 431,794 58959,416
3 15 104,204 1563,053 10858,375 162875,621 1,176 2,018 2,373 1,383 3,873 403,579 42054,305
4 30 65,644 1969,323 4309,149 129274,466 1,477 1,817 2,684 2,182 5,477 359,548 23602,180
5 45 50,096 2254,312 2509,592 112931,648 1,653 1,700 2,810 2,733 6,708 336,053 16834,856
6 60 41,353 2481,192 1710,087 102605,212 1,778 1,617 2,874 3,162 7,746 320,320 13246,276
7 120 26,051 3126,106 678,648 81437,811 2,079 1,416 2,944 4,323 10,954 285,373 7434,221
8 180 19,881 3578,498 395,236 71142,480 2,255 1,298 2,928 5,086 13,416 266,725 5302,647
9 360 12,524 4508,625 156,850 56465,824 2,556 1,098 2,806 6,535 18,974 237,625 2976,010
10 720 7,890 5680,511 62,246 44816,954 2,857 0,897 2,563 8,164 26,833 211,700 1670,229
11 1440 4,970 7156,996 24,702 35571,240 3,158 0,696 2,199 9,975 37,947 188,603 937,384
12 2880 3,131 9017,249 9,803 28232,912 3,459 0,496 1,715 11,967 53,666 168,027 526,089
jumlah 5865 689,040 43785,077 86340,751 1246707,507 24,149 17,524 29,666 57,000 190,993 3694,020 278597,350

Sumber : data hasil perhitungan

Tabel 4.13 Variabel Rumus Intensitas Hujan Untuk Kala Ulang 100 Tahun
No Durasi (t) I I.t I2 I2.t log t log I log t.log i logt^2 akar t i.akar t i^2akar t

1 5 216,752 1083,760 46981,459 234907,295 0,699 2,336 1,633 0,489 2,236 484,672 105053,736
2 10 136,545 1365,452 18644,604 186446,043 1,000 2,135 2,135 1,000 3,162 431,794 58959,416
3 15 104,204 1563,053 10858,375 162875,621 1,176 2,018 2,373 1,383 3,873 403,579 42054,305
4 30 65,644 1969,323 4309,149 129274,466 1,477 1,817 2,684 2,182 5,477 359,548 23602,180
5 45 50,096 2254,312 2509,592 112931,648 1,653 1,700 2,810 2,733 6,708 336,053 16834,856
6 60 41,353 2481,192 1710,087 102605,212 1,778 1,617 2,874 3,162 7,746 320,320 13246,276
7 120 26,051 3126,106 678,648 81437,811 2,079 1,416 2,944 4,323 10,954 285,373 7434,221
8 180 19,881 3578,498 395,236 71142,480 2,255 1,298 2,928 5,086 13,416 266,725 5302,647
9 360 12,524 4508,625 156,850 56465,824 2,556 1,098 2,806 6,535 18,974 237,625 2976,010
10 720 7,890 5680,511 62,246 44816,954 2,857 0,897 2,563 8,164 26,833 211,700 1670,229
11 1440 4,970 7156,996 24,702 35571,240 3,158 0,696 2,199 9,975 37,947 188,603 937,384
12 2880 3,131 9017,249 9,803 28232,912 3,459 0,496 1,715 11,967 53,666 168,027 526,089
jumlah 5865 689,040 43785,077 86340,751 1246707,507 24,149 17,524 29,666 57,000 190,993 3694,020 278597,350

Sumber : data hasil perhitungan

Contoh perhitungan :
1. Rumus Talbot
∑ ∑[ ] ∑ ∑
a=
∑ ∑

∑ ∑ ∑
b=
∑ ∑

I=

Contoh perhitungan untuk kala ulang 2 tahun, durasi (t) = 5.

(20327.0765)( ) – (2 )(319.885)
a=
12 18608.588 - (319.885)2

41
= 2416.2154
319.885 -12(2 )
b =
12 18608.588 - (319.885)
= 27.095737

I =

= 75.281505

2. Rumus Sherman
∑ ∑ ∑ ∑
Log a =
∑ ∑
∑ ∑ ∑
n=
∑ ∑

I=

Contoh perhitungan untuk kala ulang 2 tahun, durasi (t) = 5.


(13.525) – (21.618)(24,149)
Log a =
12 57 - (24,149)2

= 2.468692049
a = (log a)10
= (2,43687)10
= 294.233
(13,525) – 12(21.618)
n =
12 57 - (24,149)2

= 0,667
294.22
I =

= 100.62643

3. Rumus Ishiguro
∑[ √ ] ∑[ ] ∑[ √ ] ∑
a=
∑ ∑

42
∑ ∑[ √ ] ∑[ √ ]
b=
∑ ∑

I=

Contoh perhitungan untuk kala ulang 2 tahun, durasi (t) = 5.


(1 4 )(18608.588) – (60044.686)(319.885)
a =
12 8608.588 - (319.885)2
= 105.0215046
(319.885)(1 4 ) – 12(18608.588)
b =
12 118608.588 - (319.885)2

= 2.689

I =
√5 2.689
= 37.875
Ketiga perhitungan rumus diatas dilakukan untuk setiap durasi dan
diulangi pada kala ulang lainnya, sehingga didapat data seperti pada tabel
berikut:

Tabel 4.14 Perhitungan Intensitas Hujan Talbot, Sherman, Ishiguro


kala ulang intensitas hujan kala ulang intensitas hujan
t
2 Talbot Sherman Ishiguro 5 Talbot Sherman Ishiguro
5 75,282 100,626 37,875 103,590 138,465 52,117
10 65,135 63,391 29,483 89,627 87,228 40,569
15 57,398 48,376 24,971 78,982 66,567 34,360
30 42,319 30,475 18,369 58,232 41,935 25,276
45 33,514 23,257 15,208 46,116 32,002 20,927
60 27,742 19,198 13,264 38,174 26,417 18,252
2 5
120 16,426 12,094 9,481 22,603 16,642 13,047
180 11,667 9,229 7,770 16,054 12,700 10,692
360 6,242 5,814 5,515 8,589 8,001 7,588
720 3,234 3,663 3,907 4,450 5,040 5,376
1440 1,647 2,307 2,765 2,266 3,175 3,805
2880 0,831 1,454 1,956 1,144 2,000 2,692

43
kala ulang intensitas hujan kala ulang intensitas hujan
t
10 Talbot Sherman Ishiguro 25 Talbot Sherman Ishiguro
5 122,410 163,622 61,586 146,345 195,614 184,935
10 105,911 103,075 47,940 126,619 123,229 143,959
15 93,331 78,661 40,603 111,580 94,042 121,927
30 68,812 49,553 29,868 82,266 59,242 89,691
45 54,495 37,816 24,729 65,150 45,210 74,257
60 45,110 31,217 21,568 53,930 37,320 64,767
10 25
120 26,709 19,665 15,417 31,932 23,510 46,296
180 18,971 15,007 12,634 22,681 17,942 37,940
360 10,150 9,454 8,967 12,134 11,303 26,927
720 5,259 5,956 6,352 6,287 7,120 19,075
1440 2,678 3,752 4,496 3,202 4,485 13,501
2880 1,351 2,364 3,181 1,616 2,826 9,551

kala ulang intensitas hujan kala ulang intensitas hujan


t
50 Talbot Sherman Ishiguro 100 Talbot Sherman Ishiguro
5 162,158 216,752 81,583 162,1584 216,7521 81,58327
10 140,302 136,545 63,507 140,3017 136,5452 63,50673
15 123,637 104,204 53,787 123,6371 104,2035 53,78741
30 91,156 65,644 39,567 91,15556 65,64411 39,56673
45 72,190 50,096 32,758 72,19004 50,09583 32,7583
60 59,757 41,353 28,572 59,75716 41,3532 28,5716
50 100
120 35,382 26,051 20,423 35,38236 26,05088 20,42335
180 25,131 19,881 16,737 25,13134 19,88054 16,73684
360 13,445 12,524 11,879 13,44524 12,52396 11,87852
720 6,966 7,890 8,415 6,966435 7,889599 8,414994
1440 3,548 4,970 5,956 3,547549 4,970136 5,955841
2880 1,790 3,131 4,213 1,790307 3,130989 4,213379
Sumber: data hasil perhitungan

44
GRAFIK IDF KALA ULANG 2 TAHUN
120.000

100.000
Intensitas mm/jam

80.000

60.000

40.000

20.000

0.000
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500
durasi (menit)

4.3 Analisa Hidrolika (Perencanaan Saluran Masing-Masing Segmen)

4.3.1 Limpasan / Debit Rencana


1. Contoh Perhitungan Debit Rencana :
Menggunakan ruas dari A-B dengan intensitas tertinggi yang diambil dari
perhitungan, sebagaimana data L A-B sepanjang 23.8 m, L ’-B =20.30 m,
kecepatan saluran 0.19 m/s dan ketetapan kecepatan saluran perumahan 0.5 m/s.
Menggunakan dua alternatif

1. A- ’-B
2. Z’- ’-B

Dengan menggunakan rumus Tc yang pertama

-
Tc =

Tc = = 125.2632 detik

Sehingga = 0.0348 jam

Kemudian Tc kedua yakni

45
-
Tc =

Tc = = 109.8421 detik

Tc = = 0.0305 jam

Diambil nilai tc yang paling besar yakni = 0.0348 jam

Kemudian rumus I

I = x
24

= x
24

= 450.3906
2. Mencari C komposit
Dengan ruas jalan A jalan A-B = 142 m2 = 0,0142 ha dengan c = 0.9, A
rumah A1 694 m2 = 0,0694 ha dengan c = 0.8. Jumlah = 0.0142+0,0694 = 0,0836 ha.

C komposit =
Luas dae ah pembuangan total

C komposit =
0,0142 0,0694
C komposit = 0.8170
3. Mencari Q rencana

Qren = 0,00278 x Ckomposit x I x total luas perumahan jalan

Q ren = 0,00278 x 0.8170x 0,0694

Q ren = 0.0855 m/s untuk perencanaan di ruas A-B

46
Tabel 4.15 Luas Jalan dan Perumahan
A-B C
A Jalan A-B 142 m2 0.0142 ha 0.9
A Rumah A1 694 m2 0.0694 ha 0.8
total 0.0836 ha
Sumber : Data hasil perhitungan

B-C C
A Jalan B-C 573 m2 0.0573 ha 0.9
A Rumah A2 620 m2 0.062 ha 0.8
total 0.1193 ha
Sumber : Data hasil perhitungan

C-D C
A Jalan C-D 103 m2 0.0103 ha 0.9
A Rumah A3 651 m2 0.0651 ha 0.8
total 0.0754 ha
Sumber : Data hasil perhitungan

D-A C
A Jalan D-A 295 m2 0.0295 ha 0.9
A Rumah A4 739 m2 0.0739 ha 0.8
total 0.1034 ha
Sumber : Data hasil perhitungan

F-E C
A Jalan F-E 200 m2 0.02 Ha 0.9
A Rumah B1 750 m2 0.075 Ha 0.8
total 0.095 Ha
Sumber : Data hasil perhitungan

F-G C
A Jalan F-G 573 m2 0.0573 Ha 0.9
A Rumah B4 860 m2 0.086 Ha 0.8
total 0.1433 Ha

47
Sumber : Data hasil perhitungan

G-H C
A Jalan G-H 201 m2 0.0201 Ha 0.9
A Rumah B3 1545 m2 0.1545 Ha 0.8
total 0.1746 Ha
Sumber : Data hasil perhitungan

H-E C
A Jalan H-E 458 m2 0.0458 Ha 0.9
A Rumah B2 1002 m2 0.1002 Ha 0.8
total 0.146 Ha
Sumber : Data hasil perhitungan

48
Tabel 4.16 Perhitungan Debit Rencana
ruas b h L1 L2 L jalan v saluran v jalan Tc1 Tc2
jam dt jam dt
A-B 0.41 0.44 23.8 20.30 3 0.19 0.5 125.2632 0.0348 109.8421 0.0305
B-C 0.39 0.39 93.5 90.00 3 0.17 0.5 550.0000 0.1528 532.4118 0.1479
C-D 0.32 0.35 23.8 20.30 3 0.15 0.5 158.6667 0.0441 138.3333 0.0384
A-D 0.39 0.39 93.5 90.00 3 0.19 0.5 492.1053 0.1367 476.6842 0.1324
F-E 0.41 0.44 48.4 44.90 3 0.20 0.5 242.0000 0.0672 227.5000 0.0632
F-G 0.39 0.39 93.5 90.00 3 0.17 0.5 550.0000 0.1528 532.4118 0.1479
G-H 0.38 0.3 48.4 44.90 3 0.15 0.5 322.6667 0.0896 302.3333 0.0840
E-H 0.39 0.39 93.5 90.00 3 0.15 0.5 623.3333 0.1731 603.0000 0.1675
Sumber : data hasil perhitungan

Tc max Intensitas tertinggi I c luas jalan luas rumah C komposit Qren


kala 5 th jalan rumah m2 ha m2 ha
0.0348 138.4651 450.3906 0.9 0.8 142 0.0142 694 0.0694 0.8170 0.0855
0.1528 138.4651 167.9693 0.9 0.8 573 0.0573 620 0.0620 0.8480 0.0472
0.0441 138.4651 384.7227 0.9 0.8 103 0.0103 651 0.0651 0.8137 0.0656
0.1367 138.4651 180.8976 0.9 0.8 295 0.0295 739 0.0739 0.8285 0.0431
0.0672 138.4651 290.3541 0.9 0.8 200 0.0200 750 0.0750 0.8211 0.0630
0.1528 138.4651 167.9693 0.9 0.8 573 0.0573 860 0.0860 0.8400 0.0562
0.0896 138.4651 239.6820 0.9 0.8 201 0.0201 1545 0.1545 0.8115 0.0944
0.1731 138.4651 154.5224 0.9 0.8 458 0.0458 1002 0.1002 0.8314 0.0521
Sumber : data hasil perhitungan

49
4.4 Evaluasi Saluan Yang Ada (Bandingkan Dengan Hasil Perencanaan)
Berdasarkan hasil survey dilapangan didapati bahwa nilai panjang saluran, beda tinggi,
dan debit rencana. Sehingga diketahui perhitungan dimensi saluran sebagai berikut:
Diketahui:
Debit rencana A-B (Q) : 0,0855 m/s
Panjang saluran (L) : 23.8 m
h0 : 0.33
h1 : 0.32

Kemiringan (I) :

: 0,0004
Dimensi saluran yang direncanakan adalah bentuk persegi seperti dimensi exisiting.
Maka untuk syarat ekonomis dimensi persegi adalah lebar saluran sama dengan dua kali
tinggi saluran (b = 2h)
Rumus debit saluran adalah
Q=AxV
Keterangan:
Q = debit saluran
A = Luas penampang
V = Kecepatan aliran
Untuk kecepatan aliran disini memakai rumus manning 1/n R^(2/3) I^(1/2) dengan
koefisien n = 0,013 karena saluran terbuat dari beton. Sedangkan untuk luas penampang
persegi menggunakan rumus b x h.

Q=AxV
Q = (b x h) x ( )

Untuk mencari dimensi saluran dilakukan dengan cara Trial & Error dengan
mengasumsikan nilai h.

50
1. Trial 1
h = 0,08 m
Q = (b x h) x ( )

0,0855 = (0,16 x 0,08) x ( )

0,0855 0,0024
Keterangan :
b adalah leba salu an (b 2h → 2 x 0,08 0,16)
P adalah keliling basah (P = b 2h → 0,16 2(0,08) 0,32)

R adalah jari-jari hidrolik (R = → = 0,04)

Pada trial 1 nilai h yang di asumsikan belum menghasilkan nilai Q yang


direncanakan, maka diperlukan trial ke 2

2. Trial 2
h = 0,1 m
Q = (b x h) x ( )

0,0855 = (0,2 x 0,1) x ( )

0,0855 0,0043
Keterangan
b adalah lebar saluran (b = 2h → 2 x 0,1 0,2)
P adalah keliling basah ( b 2h → 0,2 2(0,1) 0,4)

R adalah jari-jari hidrolik (R = → = 0,05

Pada trial 2 nilai h yang di asumsikan masih belum menghasilkan nilai Q yang
direncanakan, maka diperlukan interpolasi antara trial 1 dan 2 untuk mencari nilai h

3. Trial 3
h = 0,3074 m
Q = (b x h) x ( )

51
0,0855= (0,6148 x 0,3074) x ( )

0,0855= 0,0855

Keterangan
b adalah lebar saluran (b = 2h → 2 x 0,3074 = 0,6148
P adalah keliling basah ( b 2h → 0,6148 2(0,3074) = 1,2296

R adalah jari-jari hidrolik (R = → = 0.15

Sehingga didapat nilai h = 0,3074 dan nilai b = 0,6148 sebagai dimensi saluran A-B.
perhitungan yang sama juga untuk mencari dimensi saluran yang lainnya. Untuk dimensi
saluran berikutnya terdapat pada tabel berikut :

Tabel 4.17 Perhitungan Dimensi Saluran


ruas Q m/s jarak (L) h0 h1 i b(m) h (m) A (m2) P (m2) R v (menning) tinggi jagaan Q coba-coba keterangan
A-B 0.0855 23.8 0.33 0.32 0.0004 0.61 0.31 0.1890 1.2296 0.1537 0.452 0.39 0.0855 memenuhi
B-C 0.0472 93.5 0.32 0.38 0.0006 0.45 0.23 0.1032 0.9088 0.1136 0.457 0.34 0.0472 memenuhi
C-D 0.0656 23.8 0.38 0.37 0.0004 0.56 0.28 0.1549 1.1132 0.1392 0.423 0.37 0.0656 memenuhi
A-D 0.0431 93.5 0.33 0.37 0.0004 0.47 0.24 0.1123 0.9480 0.1185 0.384 0.34 0.0431 memenuhi
F-E 0.0630 48.4 0.31 0.33 0.0004 0.55 0.28 0.1513 1.1000 0.1375 0.417 0.37 0.0630 memenuhi
F-G 0.0562 93.5 0.31 0.40 0.0010 0.45 0.22 0.1012 0.8996 0.1125 0.556 0.34 0.0562 memenuhi
G-H 0.0944 48.4 0.40 0.42 0.0004 0.64 0.32 0.2048 1.2800 0.1600 0.461 0.40 0.0944 memenuhi
E-H 0.0521 93.5 0.33 0.42 0.0010 0.44 0.22 0.0955 0.8740 0.1093 0.545 0.33 0.0521 memenuhi

Sumber: data hasil perhitungan

Tabel 4.18 Dimensi Saluran Rencana


ruas b(m) h (m)
A-B 0.61 0.31
B-C 0.45 0.23
C-D 0.56 0.28
A-D 0.47 0.24
F-E 0.55 0.28
F-G 0.45 0.22
G-H 0.64 0.32
E-H 0.44 0.22
Sumber: data hasil perhitungan

52
BAB V

KESIMPULAN

Dari uraian secara umum dan perhitungan secara teknis pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa :

1. Nilai curah hujan yang digunakan untuk perhitungan intensitas curah hujan adalah nilai
curah hujan Distribusi Log Person III periode ulang 2 tahun, dengan curah hujan
maksimum yang didapat menggunakan cara 1 metode thiessen sebesar:

TAHUN hujan max


1995 30,83
1996 45,29
1997 34,71
1998 47,25
1999 67,06
2000 49,85
2001 53,19
2002 85,43
2003 90,59
2004 85,75

53
Sedangkan menggunakan cara 2 di dapatkan:
X
TAHUN
30,1199
1995
42,84566
1996
34,7069
1997
47,24735
1998
67,0594
1999
44,3274
2000
53,1517
2001
82,1976
2002
62,5916
2003
74,60346
2004

2. Hujan rancangan berbagai periode ulang berturut - turut adalah


durasi durasi kala ulang
menit jam 2 tahun mm/jam 5 tahun mm/jam 10 tahun mm/jam 25 tahun mm/jam
5,00 0,0833 100,626 138,465 163,622 195,614
10,00 0,1667 63,391 87,228 103,075 123,229
15,00 0,2500 48,376 66,567 78,661 94,042
30,00 0,5000 30,475 41,935 49,553 59,242
45,00 0,7500 23,257 32,002 37,816 45,210
60,00 1,0000 19,198 26,417 31,217 37,320
120,00 2,0000 12,094 16,642 19,665 23,510
180,00 3,0000 9,229 12,700 15,007 17,942
360,00 6,0000 5,814 8,001 9,454 11,303
720,00 12,0000 3,663 5,040 5,956 7,120
1440,00 24,0000 2,307 3,175 3,752 4,485
2880,00 48,0000 1,454 2,000 2,364 2,826

54
3. Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien pengaliran (C) rata-rata sebesar 0.8170
4. Dari alternative yang telah dibuat, didapat waktu konsentrasi selama 0.0348 m/jam pada
alternatif pertama, dan selama 0.305 m/jam pada alternatif ke dua.
5. Debit banjir rencana ruas saluran A-B pada periode ulang 5 tahun adalah sebesar 0.0855
m/s.
6. Dimensi saluran drainase ruas A-B dari hasil perhitungan periode ulang 5 tahun memiliki
tinggi saluran h = 0,3074 m dan nilai lebar saluran b = 0,6148 m dengan penampang persegi
empat.

Dari analisa dimensi saluran ternyata seluruh saluran yang mampu untuk menampung debit
saluran.

55
DAFTAR PUSTAKA

Pania, H. G., Tangkudung, H., Kawet, L., & Wuisan, E. M. (2013). Perencanaan Sistem Drainase
Kawasan Kampus Universitas Sam Ratulangi. Jurnal Sipil Statik, 1(3).
Saidah, H., Nur, N. K., Rangan, P. R., Mukrim, M. I., Tamrin, T., Tumpu, M., ... &
Sindagamanik, F. D. (2021). Drainase Perkotaan. Yayasan Kita Menulis
Triatmodjo, B. (1993). Hidraulika II. Yogyakarta: Beta Offset.

56
LAMPIRAN

57
58
59

Anda mungkin juga menyukai