DRAINASE PERKOTAAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Drainase Perkotaan
Oleh :
Khinanti Puspita Sari (201222018153056)
Reza Rafi Saputra (191222018152115)
Fadila Rumra (201222018153191)
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Drainase Perkotaan
Oleh :
Khinanti Puspita Sari (201222018153056)
Reza Rafi Saputra (191222018152115)
Fadila Rumra (201222018153191)
Ir. Riman, MT
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya, sehingga laporan ini dapat kami selesaikan.
Maksud dari penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Mata
Kuliah Drainase perkotaan di bawah bimbingan bapak Ir. Riman, MT pada Fakultas Teknik
UniversitasIWidyagama Malang. Serta sebagai motivasi penulis sehingga mampu memahami
segala pembahasan dan aplikasi yang berkaitan dengan pembelajaran tersebut.
Kami mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang
telah memberikan dukungan, sehingga pelaksanaan dan penulisan laporan ini dapat berjalan
dengan lancar.
Laporan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik serta saran
yang membangun masih saya harapkan untuk penyempurnaan Laporan ini.
Sebagai manusia biasa saya merasa memiliki banyak kesalahan, oleh karena itu saya
mohon maaf sebesar besarnya untuk kelancaran penyelesaian laporan ini. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi pembaca dan penyusun khususnya. Amin
Penyusun.
ii
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan.....................................................................................................1
1.3 Identifikasi Masalah....................................................................................................1
1.4 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................2
2.1 Pengertian Drainase.....................................................................................................2
2.2. Analisis Hidrologi.......................................................................................................7
BAB III.....................................................................................................................................12
DATA DAN ANALISA..........................................................................................................12
3.1 Analisa Hidrologi......................................................................................................12
3.2 Perhitungan Debit Hidrologi.....................................................................................15
3.3 Debit Existing............................................................................................................16
BAB IV....................................................................................................................................17
PENUTUP................................................................................................................................17
4.1 Kesimpulan................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota merupakan tempat bagi banyak orang untuk melakukan bermacam
Aktivitas, maka untuk menjamin kesehatan dan kenyamanan penduduknya harus Ada
sanitasi yang memadai, misalnya drainase. Dengan adanya drainase tersebut
Genangan air hujan dapat disalurkan sehingga banjir dapat dihindari dan tidak Akan
menimbulkan dampak ganguan kesehatan pada masyarakat serta aktivitas Masyarakat
tidak akan terganggu.
Drainase merupakan suatu sistem untuk menyalurkan air hujan. Sistem ini
Mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang Sehat,
apalagi di daerah yang berpenduduk padat seperti di perkotaan
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Drainase
Drainase yang berasal dari kata kerja 'to drain' yang berarti mengeringkan atau
mengalirkan air, adalah terminologi yang digunakan untuk menyatakan sistim-sistim
yang berkaitan dengan penanganan masalah kelebihan air, baik diatas maupun
dibawah permukaan tanah. Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan
atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia.
Dalam bahasa Indonesia, drainase bisa merujuk pada parit di permukaan tanah
atau gorong-gorong di bawah tanah. Drainase berperan penting untuk suplai air demi
pencegahan banjir. Pengertian drainase perkotaan tidak terbatas pada teknik
pembuangan air yang berlebihan namun lebih luas lagi menyangkut keterkaitannya
dengan aspek kehidupan yang berada di dalam kawasan perkotaan.
2.1.1. Jenis-jenis drainase
1. Land dan smoothing
Land grading (mengatur tahap kemiringan lahan) dan Land smoothing
(Penghalusan permukaan lahan) diperlukan pada areal lahan untuk menjamin yang
berkelanjutan secara sistematis yang dibutuhkan untuk penerapan saluran drainase
permukaan. Studi menunjukan bahwa pada lahan dengan pengaturan saluran drainase
permukaan yang baik akan meningkatkan jarak drainase pipa sampai 50%,
dibandingkan dengan lahan yang kelebihan air dibuang dengan drainase pipa tanpa
dilakukan upaya pengaturan saluran drainase permukaan terlebih dahulu. Untuk
efektifitas yang tinggi, pekerjaan land grading harus dilakukan secara teliti.
ketidakseragaman dalam pengolahan lahan dan areal yang memiliki cekungan
merupakan tempat aliran permukaan (runoff) berkumpul, harus dihilangkan dengan
bantuan peralatan pengukuran tanah Pada tanah cekungan, air yang tak berguna
dialirkan secara sistematis melalui :
Saluran/parit (terbuka) yang disebut sebagai saluran acak yang dangkal (shallow
random field drains).
Dari shallow random field ditch air di alirkan lateral outlet ditch
Selanjutnya diteruskan kesaluran pembuangan utama (Main Outlet ditch)
Outlet ditch: umumnya saluran pembuangan lateral dibuat 15 – 30 cm Lebih
dalam dari saluran pembuangan acak dangkal.
Overfall : jatuh air dari saluran pembuangan lateral ke saluran Pembuangan
utama dibuat pada tingkat yang tidak menimbulkan erosi, bila tidak Memungkinkan
harus dibuat pintu air, drop spillway atau pipa
2. Drainase acak (Random Field Drains)
Merupakan pengelolaan untuk mengatasi masalah cekungan dan lubang –
Lubang tempat berkumpulnya air. Lokasi dan arah dari saluran drainase disesuaikan
dengan kondisi tofografi lahan. Kemiringan lahan biasanya diusahakan sedatar
mungkin, hal ini untuk memudahkan peralatan traktor pengolah tanah dapat
beroperasi tanpa merusak saluran yang telah dibuat. Erosi yang terjadi pada kondisi
2
lahan seperti diatas, biasanya tidak menjadi masalah karena kemiringan yang relatif
datar. Tanah bekas penggalian saluran, disebarkan pada bagian cekungan atau lubang
– lubang tanah, untuk mengurangi kedalaman Saluran drainase.
3. Drainase Paralel (Parallel Field Drains)
Drainase ini digunakan pada tanah yang relative datar dengan kemiringan
kurang dari 1% – 2 %, system saluran drainase parallel bisa digunakan. System
drainase ini dikenal sebagai system bedengan. Saluran drainase dibuat secara parallel,
kadang kala jarak antara saluran tidak sama. Hal ini tergantung dari panjang dari
barisan saluran drainase untuk jenis tanah pada lahan tersebut, jarak dan jumlah dari
tanah yang harus dipindahkan dalam pembuatan barisan saluran drainase, dan panjang
maksimum kemiringan lahan terhadap saluran (200 meter). Keuntungan dari system
saluran drainase parallel, pada lahan terdapat cukup banyak saluran drainase.
Tanaman dilahan dalam alur, tegak lurus terhadap saluran drainase paralel. Jumlah
populasi tanaman pada lahan akan berkurang dikarenakan adanya saluran paralel.
Sehingga bila dibandingkan dengan land grading dan smoothing, hasil produksi akan
lebih sedikit. Penambahan jarak antara saluran paralel, akan menimbulkan kerugian
pada sistem bedding, karena jarak yang lebar menimbulkan kerugian pada sistem
bedding, karena jarak yang lebar membutuhkan saluran drainase yang lebih besar dan
dalam. Bila lebar bedding 400 m, maka aliran akan dibagi dua agar lebar bedding
tidak lebih dari 200 m. Pada bedding yang lebar, harus dibarengi dengan land grading
dan smoothing. Pada tanah gambut, saluran drainase paralel dengan side slope yang
curam digunakan adalah 1 meter. Pada daerah ini biasa dilengkapi dengan bangunan
pengambilan dan pompa, bangunan pintu air berfungsi untuk mengalirkan air drainase
pada musim hujan.
Pada daerah dataran tertentu ditemukan sistem khusus dari jarak saluran
paralel, 2 saluran diletakkan secara paralel dengan jarak 5-15 meeter. Tanah galian
saluran diletakkan diantara kedua saluran tersebut, dimanfaatkan sebagai jalan yang
diperlukan pada saat pemeliharaan saluran.
3
diperlukan pada daerah-daerah pertanian Dimana terdapat satu atau kombinasi dari
keadaan-keadaan berikut :
Curah hujan total tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman Akan air.
Meskipun hujan cukup, tetapi tidak terdistribusi secara baik sepanjang tahun.
Terdapat keperluan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian
yang dapat dicapai melalui irigasi secara layak dilaksanakan baik ditinjau dari
segi teknis, ekonomis maupun sosial. Jenis drainase dapat dikelompokan
berdasarkan cara terbentuknya, system pegalirannya, tujuan/sasaran
pembuatannyaa, tata letaknya, fungsinya, dan kontruksinya. Berikut ini
merupakan pejelasan jenis drainase berdsarkan pengelompokan tersebut.
4
2. Drainase berdasarkan sistem pengalirannya
a. Drainase dengan sistem jaringan, suatu system pengeringan atau Pengaliran air
pada suatu kawasan yang dilakukan dengan Mengalirkan air melalui system
tata saluran dengan bangunan pelengkapnya.
5
b. Drainase daerah pertanian, pengeringan air didaerah pertanian seperti di
pesawahan yang bertujuan untuk mencegah kelebihan air agar tidak
mengganggu pertumbuhan tanaman.
6
2.1.2. Tujuan Sistem Drainase
Secara umum tujuan system drainase yaitu sebagai berikut:
1. Secepat mungkin membuang air hujan yang sudah berbahaya atau
mengganggu lingkungan menuju badan air penerima tanpa mengakibatkan
erosi, endapan, atau penyebaran populasi.
2. Tidak terjadi genangan, banjir, terutama pada daerah yang selalu
mengalami banjir setiap musim hujan.
3. Sebagai konservasi sumber daya air permukaan atau air tanah
Dimana :
P1,P2,.....,Pn. = curah hujan yang tercatat di pos penakar hujan 1,2,…,n
A1,A2,.....,An = luas areal polygon 1,2,….,n
N = banyaknya pos penakaran hujan
2.2.2. Analisis Frekuensi
Menurut Suripin (2004: 32), tujuan analisis frekuensi data hidrologi adalah
berkaitan dengan besaran peristiwa-peristiwa ekstrim yang berkaitan dengan frekuensi
kejadian melalui penerapan distribusi kemungkinan. Frekuensi hujan adalah besarnya
kemungkinan suatu besaran hujan disamai atau dilampaui. Sebaliknya, kata-ulang
(return period) adalah wktu hipotetik dimana hujan dengan sustu besaran tertentu
akan disamai atau dilampaui.
7
Analisis frekuensi diperlukan seri data hujan yang diperoleh dari pos
penakaran hujan, baik yang manual maupun yang otomatis. Ada dua macam seri data
yang dipergunakan dalam analisis frekuensi, pertama yaitu data maksimum tahunan
dimana tiap tahun diambil hanya satu besaran maksimum yang dianggap berpengaruh
pada analisis selanjutnya. Kedua, seri parsial yaitu dengan menetapkan suatu besaran
tertentu sebagai batas bawah, selanjutnya semua besaran data yang lebih besar dari
batas bawah tersebut diambil dan dijadikan bagian seri data untuk kemudian dianalisis
seperti biasa.
Dalam ilmu statistic dikenal beberapa macam distribusi frekuensi dan yang
paling banyak digunakan dalam ilmu hidrologi yaitu: Distribusi Normal, distribusi
Log Normal, Distribusi Log-Pearson III, dan Distribusi Gumbel.
2.2.2.1. Distribusi Log-Pearson III
Salah satu disribusi dari serangkaian distribusi yang dikembangka Pearson Yang
menjadi perhatian ahli sumber daya air adalah Log-Pearson Type III. Langkah
penggunaan distribusi Log-Pearson III yaitu sebagai berikut:
Ubah data ke dalam bentuk logaritmis, X=logX
Hitung harga rata-rata
8
Curah hujan rancangan dengan periode ulang tertentu adalah Antilog Xt
9
k = faktor ekivalensi yang merupakan fungsi dari periode ulang dna tipe distribusi
frekuensi
Untuk menghitung frekuensi digunakan rumus :
Dimana :
K = faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari periode ulang dan tipe distribusi
frekuensi
Yn = Reduce variant sebagai fungsi dari banyaknya data n. Reduced Mean Yn
dapat dilihat pada tabel.
Sn = Reduce standard deviasi sebagai fungsi dari banyaknya data n. Reduced
Deviation Sn dapat dilihat pada Tabel.
10
2.2.2.3. Intensitas Hujan
Menurut Dr. Mononobe intensitas hujan ( I ) didalam rumus rasional dapat
dihitung dengan rumus :
Dimana :
R24 : Curah hujan rancangan setempat dalam mm
Tc : lama waktu konsentrasi dalam jam
I : intensitas hujan dalam mm/jam
Dalam perhitungan nilai R didapat dari hasil akhir pengerjaan gumbel, dan untuk nilai
tc ditetapkan dengan nilai 6 jam.
11
BAB III
12
3.1.2 Menentukan batasan DAS
Penentuan Daerah batasan DAS dilakukan dengan cara survei lapangan dan
menentukan titik tertinggi daerah tersebut.
3.1.3 Menghitung luas pengaruh stasiun hujan
Untuk mengetahui luasan pengaruh masing-masing stasiun hujan dihitung
dengan menggunakan metode Thiessen, dimana pada metode ini mempertimbangkan
daerah pengaruh tiap titik pengamatan. Penggunaan metode Thiessen karena kondisi
topografi dan jumlah stasiun hujan yang memenuhi syarat untuk digunakan metode
ini. Stasiun hujan yang berpengaruh pada DAS jln. Patimura yaitu stasiun hujan
Sukun, stasiun hujanLowokwaru, stasiun hujan Kedungkandang.
No Nama stasiun Luas (km2) Prosen (%)
1 Sukun 40828,6 13,28%
2 Lowokwaru 54630,6 17,78%
3 Kedungkandang 211873,3 68,94%
Jumlah 307332,5 100%
13
12 2018 70,39
13 2019 117,38
14 2020 72,59
15 2021 90,55
16 2022 78,74
Jumlah 1283,13
3.1.6 Hitung curah hujan rancangan (dengan Log – Person III atau Gumbel)
Tujuan pengukuran curah hujan rancangan adalah untuk mendapatkan curah
hujan periode ulang tertentu yang akan digunakan untuk mencari debit rancangan.Dari
perhitungan parameter pemilihan distribusi curah hujan, untuk menghitung curah
hujan rencana digunakan metode Distribusi Log Pearson Tipe III dan metode Gumbel.
a. Metode Log-Person III
No. Xi Log Xi Log Xi - Log X (Log Xi - Log X)² (Log Xi - Log X)³
1 70,16 1,846 1,846 3,408 6,2916
2 55,22 1,742 1,742 3,035 5,2871
3 79,62 1,901 1,901 3,614 6,8701
4 80,28 1,905 1,905 3,628 6,9090
5 34,89 1,543 1,543 2,380 3,6715
6 150,25 2,177 2,177 4,739 10,3149
7 56,80 1,754 1,754 3,078 5,3994
8 114,55 2,059 2,059 4,239 8,7290
9 78,99 1,898 1,898 3,601 6,8327
10 62,50 1,796 1,796 3,225 5,7920
11 70,22 1,846 1,846 3,409 6,2954
12 70,39 1,848 1,848 3,413 6,3061
13 117,38 2,070 2,070 4,283 8,8645
14 72,59 1,861 1,861 3,463 6,4440
15 90,55 1,957 1,957 3,829 7,4937
16 78,74 1,896 1,896 3,596 6,8179
Rata - rata 1,881 jumlah 56,940 108,3189
b. Metode Gumbel
14
No Tahun Hujan tahunan / Xi (mm) Xi (xi-Xi)^2
1 2007 70,16 80,2 100,8016
2 2008 55,22 80,2 624,0004
3 2009 79,62 80,2 0,3364
4 2010 80,28 80,2 0,0064
5 2011 34,89 80,2 2052,9961
6 2012 150,25 80,2 4907,0025
7 2013 56,8 80,2 547,56
8 2014 114,55 80,2 1179,9225
9 2015 78,99 80,2 1,4641
10 2016 62,5 80,2 313,29
11 2017 70,22 80,2 99,6004
12 2018 70,39 80,2 96,2361
13 2019 117,38 80,2 1382,3524
14 2020 72,59 80,2 57,9121
15 2021 90,55 80,2 107,1225
16 2022 78,74 80,2 2,1316
Jumlah 1283,13 11472,7351
Rata-rata 80,865
Standar Deviasi (S) 28,627
( )
2 /3
R 24 24
I=
24 tc
Dimana :
R24 : Curah hujan rancangan setempat dlaam mm = 105,72 mm
Tc : lama waktu konsentrasi dalam jam = 5 jam
I : intensitas hujan dalam mm/jam
Penyelesaian :
( )
2 /3
R 24 24
I=
24 tc
( )
2/ 3
105 ,72 24
I=
24 5
I =12 ,53 mm / jam
I =0,0000035 m/dtk
3.2 Perhitungan Debit Hidrologi
Langkah awal yang harus dilakukan yaitu menghitun debit hujan rancangan
dengan rumus :
Q=c.I.A
15
Keterangan :
Q : Debit saluran
c : Koefisien curah hujan
I : Intensitas curah hujan
A : Luasan penampang masing-masing saluran
Q c I (m/dtk) A Q=cIA
1 157,8 0,0000035 0,238 0,000131
2 157,79 0,0000035 0,21 0,000116
3 157,84 0,0000035 0,35 0,000193
4 157,72 0,0000035 0,127 7,01E-05
5 157,76 0,0000035 0,21 0,000116
Q existing Q hidrologi
Q Selisih Keterangan
(Q rencana) (Q Desain)
1 0,130662 0,00013145 0,13053 Cukup
2 0,11088 0,00011598 0,11076 Cukup
3 0,2149 0,00019335 0,21471 Cukup
4 0,050038 7,0108E-05 0,04997 Cukup
5 0,09744 0,00011595 0,09732 Cukup
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa pada bab sebelumnya, dapat diambil beberapa kesimpulan :
a. Menghitung luas pengaruh masing-masing daerah :
No Nama stasiun Luas (km2) Prosen (%)
1 Sukun 40828,6 13,28%
2 Lowokwaru 54630,6 17,78%
3 Kedungkandang 211873,3 68,94%
Jumlah 307332,5 100%
b. Menentukan hujan rata rata sepanjag tahun dan hujan maksimal rata-rata dengan
menggunakan data curah hujan.
c. Menggunkan data hujan maksimal rata-rata untuk menghitung hujan rancangan
dengan metode Log person type III atau Gumbel
d. Menghitung intensitas hujan menggunkan data curah hujan rancangan dengan
periode ulang 5 tahun.
e. Menghitung debit hujan rancangan dengan rumus : Q = c . I . A
17
DAFTAR PUSTAKA
https://tsipilunikom.wordpress/2012/06/19/sistem-draiase/
http://mamanclasik.blogspot.com/2012/10/makalah-drainase-perkotaan.html
http://rafilahmujahidah.blogspot.com/2010/12/Drainase.html
http://sri utami setyowati.wordpress.com/2009/12/Analisis-hidrolika.html
http://kampustekniksipil.wordpress.com/2011/09/Analisa-hidrologi.html
18
LAMPIRAN
19