Anda di halaman 1dari 24

Drainase

Operasi dan Pemeliharaan Sistem Drainase Perkotaan


Makalah ini disusun sebagai hasil tugas kelompok

Disusun Oleh:
Adam Muhammad 5415150402
Bai Yuliati Purnama 5415150356
Natasya Fransisca 5415150669
Yoga Sandya Putra 5415150444

Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan


Teknik Sipil - Fakultas Teknik Universitas Negeri
Jakarta 2017
i

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, penulis
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Operasi dan
Pemeliharaan Sistem Drainase Perkotaan”.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada Bapak Aris Maulana selaku dosen pengajar mata kuliah Drainase
yang membimbing kami dalam penulisan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah
ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Jakarta, 5 November 2017

Penulis

i
ii

DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................................. ii
BAB I.............................................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB II...........................................................................................................................................................2
A. KETENTUAN UMUM TENTANG OPERASI DAN PEMELIHARAAN......................................2
1. UMUM...........................................................................................................................................2
2. PENGOPERASIAN SISTEM DRAINASE PERKOTAAN.........................................................2
3. PEMELIHARAAN SISTIM DRAINASE PERKOTAAN...........................................................6
B. TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN SALURAN DRAINASE........................................7
1. JENIS PEMELIHARAAN RUTIN SALURAN TERBUKA PRIMER DAN SEKUNDER........7
2. JENIS PEMELIHARAAN BERKALA SALURAN TERBUKA PRIMER DAN SEKUNDER 9
3. PELAKSANAAN PERBAIKAN KERUSAKAN RINGAN PADA SALURAN TERBUKA....9
4. PEMELIHARAAN SALURAN TERBUKA TERSIER............................................................. 11
5. PEMELIHARAAN SALURAN TERTUTUP............................................................................. 11
6. PERBAIKAN SALURAN TERTUTUP..................................................................................... 11
7. PEMELIHARAAN KOLAM ATAU WADUK RETENSI......................................................... 12
8. PEMELIHARAAN PINTU AIR................................................................................................. 14
9. PEMELIHARAAN POMPA....................................................................................................... 15
BAB III........................................................................................................................................................ 17
A. Kesimpulan...................................................................................................................................... 17
B. Saran................................................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................. 18
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk menjaga keseimbangan prasarana dan sarana drainase perkotaan yang telah ada
maka kegiatan operasi dan pemeliharaan merupakan kegiatan yang penting untuk dilakukan, agar
prasarana dan sarana drainase dapat terus berfungsi untuk mengalirkan air permukaan dan
genangan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif.

B. Maksud dan Tujuan


Pada situasi lain pekerjaan hanya memerlukan peralatan yang sederhana seperti cangkul
dan sekop tetapi membutuhkan tenaga kerja/pekerja dalam jumlah besar dan pada dasarnya tidak
memerlukan keahlian/ketrampilan khusus, misalnya pengerukan saluran drainase.

Agar sistem drainase dapat berfungsi dengan baik maka perlu adanya Program Operasi
dan Pemeliharaan (O&P) sistem drainase perkotaan yang idealnya disusun sebelum kegiatan
pengembangan sistem drainase dilakukan.

Program O&P meliputi rencana penyiapan sumber daya manusia (SDM), pelatihan,
praktek kerja, dan pemantau untuk menjaga agar infrastruktur sistem drainase perkotaan yang
dikembangkan dalam kondisi baik. Untuk mencapai tujuan ini direkomendasikan bahwa O&P
Program meliputi:
1. Menjaga sarana dan prasarana sistem drainase perkotaan dalam kondisi baik;
2. Memastikan pemeliharaan sarana dan prasarana sistem drainase perkotaan yang tepat;
3. Mencegah kerusakan sarana dan prasarana sistem drainase perkotaan lebih lanjut;
4. Memantau kondisi sarana dan prasarana sistem drainase perkotaan.

1
2

BAB II
PEMBAHASAN

A. KETENTUAN UMUM TENTANG OPERASI DAN PEMELIHARAAN

1. UMUM
Ketentuan umum yang harus dipenuhi meliputi beberapa hal sebagai berikut:
1) Untuk dapat memperoleh hasil yang optimal sebelum pelaksanaan kegiatan operasi dan
pemeliharaan diperlukan kegiatan perencanaan pemrogram dan analisis biaya.
2) Perencanaan merupakan tahap penyusunan konsep awal kerja di bidang operasi
dan pemeliharaan.
3) Pemrograman adalah tahap penyusunan rencana kerja rinci berikut kriteria dan petunjuk
teknis pelaksanaan kegiatan opeasi dan pemeliharaan.
4) Analisis biaya adalah pembuatan perkiraan biaya operasional dari seluruh aspek yang
terkait dengan kegiatan operasi dan pemeliharaan.
5) Sebagai pelaksana kegiatan operasi dan pemeliharaan adalah penanggung jawab saluran
drainase yang disusun dengan struktur organisasi kerja dan tanggung jawab yang jelas.

2. PENGOPERASIAN SISTEM DRAINASE PERKOTAAN


Sistem drainase perkotaan akan beroperasi berdasarkan fungsi dan operasional seluruh subsistim
yang direncanakan meliputi:
A. Saluran yang berfungsi untuk menyalurkan air dari suatu tempat ke tempat lain
dengan ketentuan teknis:
a. Klasifikasi sistim saluran yang terdiri dari:
i. Saluran terbuka, dengan jenis penampang trapesium, bujur sangkar, segitiga,
setengah lingkaran dlsb.
ii. Saluran tertutup berbentuk bulat (pipa) atau bujur sangkar (box culvert)
b. Sistem atau tata saluran direncanakan sebagai satu kesatuan pola penanganan drainase
perkotaan yang dimulai dari inlet saluran (drain inlet) hingga ke titik pelepasan (out-
fall)
c. Saluran direncanakan dengan dimensi tertentu untuk dapat menampung beban drainase
permukaan atau kawasan, hingga luas penampang bawah yang diperlukan harus tetap
dipertahankan.
d. Prinsip utama operasional saluran adalah untuk mengalirkan air permukaan dari suatu
kawasan ke titik pelepasan (out-fall) sedapat mungkin ditahan dulu dalam kolam,
bangunan resapan alam/buatan agar mengisi air tanah (drainase berwawasan
lingkungan)

2
3

B. Bangunan perlintasan diperlukan pada titik silang pertemuan antara saluran alam atau
saluran buatan dengan alingnment jalan yang diklasifikasikan menjadi:
a. Gorong-gorong (culvert) atau jembatan kecil dengan ketentuan sebagai berikut:

i. Digunakan apabila bentang < 6 m


ii. Lubang pemasukan dan pengeluaran gorong-gorong boleh dalam kondisi
tenggelam guna menambah kapasitas hidrauliknya
iii. Mampu mengalirkan air permukaan melintas/keluar dari daerah kawasan
jalan (ROW) dalam hal ini dapat menjamin kelancaran debit rencana
iv. Mampu memikul beban pada waktu pelaksanaan proyek yang mencakup beban
lalu lintas jalan dan beban tanah
b. Jembatan dengan ketentuan:
i. Digunakan apabila bentang < 6 m
ii. Jembatan tidak boleh berada dalam keadaan tenggelam kecuali hal-hal tertentu

C. Pintu air dioperasikan pada kondisi tertentu dengan ketentuan meliputi:


a. Pintu ditutup penuh pada saat elevasi muka air disebelah hilir pintu lebih tinggi daripada
elevasi muka air di saluran drainase
b. Pintu dibuka penuh pada saat elevasi muka air disebelah hilir pintu lebih rendah
daripada elevasi muka air di saluran drainase
c. Untuk lebih mengoptimalkan fungsi pintu air sebagai banguna pelengkap sistim
drainase maka jika memungkinkan pada setiap posisi pintu air dilengkapi dengan
pompa.

D. Pompa dan rumah pompa merupakan bangunan pelengkap dengan ketentuan


operasional meliputi:
a. Dioperasionalkan pada kondisi tertentu yang berfungsi untuk mempercepat
pengaliran pada:
i. Daerah genangan untuk dimasukkan ke dalam jaringan saluran drainase, atau badan
air penerima
ii. Out-fall drainase, akibat naiknya elevasi permukaan air disebelah hilir karena debit
banjir atau pengaruh pasang surut, sehingga sistim gravitasi tidak dapat berfungsi
dengan baik
iii. Kolam tandon (retensi) untuk dialirkan ke jaringan saluran drainase atau badan
air penerima
b. Digunakan secara kombinasi dengan pintu air pada titik-titik out-fall saluran drainase,
agar sistim yang direncanakan dapat berfungsi optimal
c. Sebagai penggerak digunakan tenaga listrik serta disediakan diesel sebagai cadangan
apabila listrik padam pada waktu-waktu tertentu yang dibutuhkan.

3
4

E. Tanggul banjir, dalam operasionalnya akan berfungsi dengan ketentuan:


a. Melindungi suatu wilayah dalam perkotaan dari limpasan air akibat banjir pada
sungai atau naiknya permukaan air laut akibat pasang/surut
b. Untuk lebih mengoptimalkan fungsi tanggul banjir sebagai salah satu bangunan
pelengkap sistim drainase maka pelaksanaan operasionalnya dapat dikombinasikan
dengan sistim pompa
F. Alat pembersih saluran, terdiri dari truk dan alat berat lainnya seperti hydraulic
excavator dengan ketentuan operasional:
c. Membersihkan/mengangkat sampah yang ada dalam saluran dan dilakukan pada lokasi
penimbunan seperti pada filter penangkap sampah atau lokasi yang membutuhkan
d. Membersihkan/mengangkat endapan lumpur atau pasir yang ada pada dasar saluran,
terutama pada lokasi bangunan penangkap pasir
e. Mengangkat sampah dan sedimen ke dalam truk pengangkut untuk dibuang ke tempat
pembuangan akhir
G. Bangunan peangkap pasir atau sedimen (sediment trap) dioperasionalkan dengan ketentuan:
f. Pengendapan dilakukan dengan melewati aliran pada bangunan tertentu yang mempunyai
kemiringan dasar relatif kecil atau datar, sehingga terjadi aliran kecepatan minimum
g. Bangunan penangkap pasir atau sedimen digunakan pada daerah tertentu yang alirannya
banyak mengandung endapan layang maupun dasar.
H. Bangunan terjun dioperasionalkan dengan ketentuan;
h. Ditempatkan pada jalur saluran dengan kemiringan eksisting yang kritis dan
curam, sehingga kriteria batas maksimum dapat dipertahankan
i. Untuk meredam energi akibat terjadi aliran jatuh bebas, maka dalam struktur
bangunan terjun akan dilengkapi dengan kolam olakan
j. Operasional bangunan terjun dilakukan dengan sistim gravitasi

I. Kolam tandon merupakan tampungan sementara dengan ketentuan operasional:


k. Menampung air permukaan atau aliran dari saluran untuk sementara waktu, sebelum
dialirkan ke jaringan saluran drainase atau badan air penerima
l. Penampungan sementara dapat dilakukan berkaitan dengan pengaruh naiknya muka air di
jaringan saluran atau badan air penerima, akibat banjir atau pasang surut.
m. Untuk lebih mengoptimalkan fungsi kolam tandon, dalam pelaksanaan
operasionalnya dapat dikombinasikan dengan sistim pompa atau pintu air.

4
5

J. Polder dioperasionalkan dengan ketentuan:


n. Menggunakan sistim tanggul banjir sehingga aliran dari daerah lain tidak dapat masuk
dan begitu juga sebaliknya
o. Pada saat permukaan air dibadan air penerima naik akibat banjir atau pasang, pintu
air ditutup guna mencegah aliran dari bawah ke dalam saluran atau kawasan polder
p. Pada saat permukaan air surut, pintu air akan dibuka dan aliran air dapat dialirkan
secara gravitasi
q. Sistim pompa digunakan untuk mempercepat proses pengeluaran /pemindahan aliran
dari kawasan polder ke badan air penerima, pada saat permukaan air naik akibat banjir
atau pasang, genangan air yang terjadi dapat direduksi.
K. Drain inlet yang ditempatkan pada titik-titik kawasan tertentu seperti jalan, pemukiman,
perkantoran dioperasionalkan dengan ketentuan:
r. Sebagai lubang pemasukan awal sistim drainase
s. Ditempatkan pada posisi lebih rendah dari kawasan yang akan dilayani
t. Dilengkapi dengan kisi penyaring sampah, untuk menyaring sampah masuk ke
dalam sistim jaringan
u. Tipe drain inlet diklasifikasikan:
• Saluran samping jalan yang menampung beban aliran permukaan jalan serta
daerah sekitarnya
• Bak penangkap air permukaan (catch basin) yang jenisnya terdiri dari:
• inlet got tepi (gutter inlet)
• inlet batu tepi (curb inlet), yang biasa digunakan untuk trotoar jalan
• Pipa samping adalah pipa yang menghubungkan antara catch basin dan pipa riool air
hujan yang terletak dibawah jalan

L. Out-fall atau titik pelepas merupakan bangunan tempat pelepasan aliran air dari jaringan
drainase ke badan air penerima dengan ketentuan:
a. Bila elevasi dasar pembuangan berada diatas elevasi muka air di badan air
penerima sepanjang tahun, digunakan sistim gravitasi murni.
b. Bila elevasi dasar pembuangan berada dibawah elevasi muka air di badan air penerima
pada periode-periode tertentu, digunakan kombinasi sistim gravitasi dan pintu air.
c. Bila elevasi dasar pembuangan berada dibawah elevasi muka air di badan air penerima
sepanjang tahun, digunakan sistim kombinasi antara pintu air dan pompa

5
6

3. PEMELIHARAAN SISTIM DRAINASE PERKOTAAN


Pemeliharaan sistim drainase perkotaan mencakup bentuk pemeliharaan dan perbaikan yang
dilakukan untuk menjaga tetap berfungsinya sistim drainase yang ada. Untuk itu diperlukan
kegiatan atau langkah tindak yang bertujuan untuk mengatasi masalah yang terjadi pada prasarana
dan sarana drainase, yang terdiri atas informasi:
1) Pengenalan setiap bagian prasarana dan sarana sistim drainase
2) Inspeksi dan dokumentasi terhadap prasarana dan sarana sebagai masukan dalam
pelaksanaan kegiatan perbaikan dan pemeliharaan yang terdiri informasi atas:
a) Panjang dan dimensi saluran
b) Potongan melintang saluran
c) Kondisi gorong-gorong
d) Kondisi drain inlet, pintu air out-fall
e) Debit dan kondisi pompa
f) Dll
3) Berdasarkan dokumentasi yang dibuat lebih lanjut disusun program pemeliharaan dan
perbaikan
4) Untuk mengontrol dan mengendalikan program yang disusun dilakukan supervisi
pelaksanaan program sekaligus sebagai wadah memperbaiki dokumentasi prasarana dan
sarana yang ada.

Pemeliharaan sistim drainase perkotaan dapat dikategorikan menjadi:


1) Pemeliharaan rutin yaitu bentuk kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara terus menerus
sepanjang tahun dibawah koordinasi penanggung jawab sistim drainase dengan lingkup
pekerjaan :
a. Dilaksanakan oleh staf lapangan untuk:
i. Penjaga pintu air
ii. Penjaga pompa
iii. Pekerjaan saluran
b. Dilaksanakan swakelola dibawah pengawasan staf yang ditunjuk oleh penanggung
jawab drainase
2) Pemeliharaan berkala, mencakup urutan:
a. Penaganan pengerukan lumpur/sedimen di saluran,
b. Normalisasi penampang saluran,
c. Pemeliharaan berkala pintu air dan bangunan
d. Perbaikan kantor dan perumahan
e. Pergantian peralatan dan suku cadang alat mekanis
f. Pekerjaan tertunda tahun sebelumnya
3) Pemeliharaan darurat terbatas pada perbaikan sementara saluran maupun bangunan
pelengkap yang mendesak untuk ditangani karena secara fisik dikhawatirkan dapat
menimbulkan permasalahan berkaitan dengan:
a. Tidak berfungsinya sistim secara optimal

6
7

b. Membahayakan bagi jiwa manusia, harta benda serta prasarana-sarana perkotaan lain.

B. TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN SALURAN DRAINASE


Ada 4 (empat) macam pekerjaan pemeliharaan yaitu:
• Pemeliharaan rutin adalah pekerjaan yang selalu dilakukan berulang-ulang pada waktu
tertentu, misalnya setiap hari.
• Pemeliharaan berkala merupakan pekerjaan yang dilakukan pada waktu tertentu, misalnya
seminggu sekali, sebulan sekali atau setahun sekali.
• Pemeliharaan khusus dapat dilakukan apabila saluran mengalami kerusakan yang sifatnya
mendadak.
• Rehabilitasi, dilakukan apabila saluran mengalami kerusakan yang menyebabkan aliran
tidak sesuai lagi dengan debit banjir.

1. JENIS PEMELIHARAAN RUTIN SALURAN TERBUKA PRIMER DAN SEKUNDER


a. Jenis pemeliharaan
• Mengangkut sampah yang hanyut
• Membuang tumbuh-tumbuhan (gulma)
b. Cara pelaksanaan
• Membersihkan saluran dari sampah dan tumbuh-tumbuhan pada saluran yang
berpenampang lebar dan dalam.
• Persiapan
• Peralatan yang diperlukan: perahu dengan kapasitas 2 (dua) orang; dayung; serokan;
tali; gergaji; karung plastik; gerobak dorong; pikulan dan alat angkut (truck). Sedangkan
sumber daya manusia terbagi menjadi regu dengan setiap regu terdiri atas
1 (satu) mandor dan 7 – 10 pekerja.
• Pelaksanaan
· Melakukan penjelasan terhadap para pekerja tata cara maupun segala sesuatu
pekerjaan yang akan dikerjakan
· Angkat sampah dan tumbuh-tumbuhan dengan menggunakan perahu pada
saluran primer yang dalam dan lebar dengan menggunakan jaring kecil oleh dua
orang petugas
· Tarik pohon-pohon yang hanyut dan angkat, apabila kayunya besar sebaiknya
dipotong-potong lebih dahulu dengan gergaji
· Angkat sampah dari dalam perahu ke tepi saluran dan masukkan ke dalam karung
plastic
· Pikul karung yang telah diisi sampah/tumbuhan apabila lokasi alat angkut seperti
dump truck dan lainnya dekat dengan lokasi pekerjaan atau dengan
menggunakan gerobak dorong apabila lokasi tempat bekerja dekat dengan jalan
yang dapat dilewati kendaraan

7
8

· Bawa sampah tersebut ke tempat pembuangan yang telah ditentukan

8
9

2. JENIS PEMELIHARAAN BERKALA SALURAN TERBUKA PRIMER DAN SEKUNDER

a. Jenis Pemeliharaan
Mengangkat sedimen yang ada di saluran, umumnya dilakukan satu musim sekali,
biasanya pada musim kemarau.
b. Cara melaksanakan Pemeliharaan Berkala
• Membersihkan sedimen dalam saluran primer dan sekunder berpenampang lebar pada
saat kering.
• Persiapan
Peralatan yang digunakan adalah cangkul, skop, linggis, kotak kayu bergagang, gerobak
dorong roda satu, karung plastik, tali rafia, golok, palu, kendaraan sebagai alat angkut,
gergaji mesin, gergaji tangan dan tali tambang sedangkan sumber daya manusia
dibutuhkan setiap regu kerja terdiri dari 1 (satu) mandor dengan 10-12 orang pekerja.
• Cara pelaksanaan
Jumlah regu bergantung dengan kebutuhan yang diperlukan dan cara pelaksanaan
sebagai berikut:
• Lakukan penjelasan dan pengarahan sebelum pekerjaan dimulai
• Cangkul sedimen ke pinggir saluran oleh sebagian pekerja dan bila dalamnya
saluran lebih dari 2 (dua) meter gunakan katrol untuk mengangkat sedimen ke
atas
• Masukan sedimen ke dalam karung plastik oleh dua orang pekerja dimana
pekerjaan dimulai dari hilir ke arah hulu sekalipun pekerjaan dilaksanakan oleh
beberapa regu
• Pikul sedimen ke dekat dump truck jika dekat saluran atau menggunakan gerobak
dorong seperti beroda tinggal jika jauh
• Naikkan ke atas dump truck dan buang ke tempat pembuangan akhir.

3. PELAKSANAAN PERBAIKAN KERUSAKAN RINGAN PADA SALURAN TERBUKA

c. Perbaikan kerusakan ringan pada saluran primer dan sekunder dari pasangan batu.
Dasar saluran primer dan sekunder yang lebarnya lebih dari 7 (tujuh) meter, dasar salurannya
umumnya adalah dari tanah. Oleh karena itu perbaikan hanya pada dinding saluran yang salah
satunya diakibatkan oleh penurunan atau kerusakan pada pondasi.
• Persiapan
Peralatan yang digunakan adalah cangkul, skop, linggis, kotak kayu bergagang, gerobak
dorong roda satu, karung plastik, golok, palu, gergaji tangan. Sedangkan bahan adalah
semen, pasir, batu belah, kotak adukan, waterpass, sendok tembok.

• Tahap Pelaksanaan
• Bersihkan bagian yang rusak
• Pada tanah dibagian belakang yang akan dibersihka

9
10
• Siapkan batu belah, pasir, semen, dan kotak kayu sebagai tempat adukan

• Buat tanggul penahan air di tempat kerja dengan memasang karung-karung pasir dua
lapis yang diantaranya di isi dengan tanah liat
• Buang air di bagian dalam tanggul agar tempat bekerja menjadi kering
• Buat adukan dengan perbandingan 1 (satu) ember semen dengan 2 (dua) pasir di
pinggir saluran
• Pasang pasangan batu belah dan buat siar timbul dan rapihkan kembali sisa-sisa
adukan yang tidak terpakai
• Bongkar tanggul penahan setelah pasangan selesai dan sudah kering dengan
mengangkut karung-karung pasir sebagai tanggul
• Naikkan benda dan peralatan serta karung-karung pasir yang sudah tidak terpakai lagi.

d. Perbaikan Saluran pada Dinding Plat Beton dan Pondasi pada Saluran Primer
Dasar saluran primer yang lebar, umumnya adalah tanah tanpa pasangan. Tujuannya agar
dapat meresap kedalam tanah. Oleh karena itu perbaikan hanya pada dinding saluran yang
rusak atau pecah karena pondasinya rusak.
1. Persiapan
Peralatan yang digunakan adalah cangkul, skop, linggis, kotak kayu bergagang, gerobak
dorong roda satu, karung plastik, golok, palu, gergaji tangan. Sedangkan bahan adalah
semen, pasir, batu belah, kerikil/split, kotak adukan, waterpass, sendok tembok. Dan tenaga
kerja adalah tukang batu, tukang kayu, pembantu tukang.

2. Tahap pelaksanaan
• Hancurkan blok plat beton yang rusak, bongkar, dan berihkan dengan palu dan sikat.
• Buat cetakan sesuai dengan ukuran yang rusak tersebut.
• Buat tanggul penahan air ditempat kerja dengan memasang karung-karung
pasir dua
lapis yang diantaranya diisi dengan tanah liat.
• Buang air di bagian dalam tanggul agar tempat bekerja menjadi kering.
• Angkut material dan peralatan ke lokasi yang akan diganti plat betonnya.
• Buat adukan beton tulang 1 semen : 2 pasir : 4 kerikil (split)
• Cor cetakan plat beton yang telah dipasangi besi beton sesuai dengan ukuran
menggunakan campuran 1 semen : 3 pasir : 3 split.
• Keringkan coran beton minimal 7 hari
• Angkat plat beton yang sudah kering minimal 7 hari setelah pengecoran ke lokasi yang
rusak
• Letakkan plat beton pengganti pada bagian yang rusak dengan mengisi spesi
adukan 1
semen : 3 pasir
• Bongkar tanggul penahan setelah pasangan selesai dan sudah kering dengan
mengangkut karung-karung pasir sebagai tanggul
• Naikkan benda dan peralatan serta karung-karung pasir yang sudah tidak terpakai lagi
10
11

4. PEMELIHARAAN SALURAN TERBUKA TERSIER

Ada 2 (dua) cara pemeliharaan saluran tersier yaitu :


• Gotong royong oleh masyarakat untuk saluran di lingkungan permukiman atau di dalam
lingkungan perumahan (drainase lokal)
• Dilakukan oleh pemerintah daerah kota/kabupaten.

5. PEMELIHARAAN SALURAN TERTUTUP


1. Persiapan
Peralatan yang digunakan adalah cangkul; pompa; tangga; tali; katrol; sepatu boat; topi
kerja; linggis; ember; masker.
2. Tahap Pelaksaan

• Bersihkan bagian yang rusak dengan memeriksa man-hole untuk mengetahui dimana tempat
sumbatan, ciri-ciri lokasi lubang yang tersumbat adalah lubang kontrol disebelah
hulu penuh dengan air sedangkan lubang kontrol yang hilir keadaan kering.
• Turunkan tangga pada man-hole yang kering.
• Sebagian pekerja memompa air di man-hole yang penuh air untuk mendorong sampah
yang menyumbat
• Naikkan ke dalam dump truck karung sampah yang sudah diikat.
• Buang sampah dari man-hole ke tempat yang sudah ditentukan

6. PERBAIKAN SALURAN TERTUTUP

A. Perbaikan/Penggantian Tutup Lubang


Manhole Tahap pelaksanaan :
a. Ukurlah lubang man-hole baik yang segi empat maupun bundar
b. Bahan yang diperlukan semen pc; kerikil/split; papan; kaso; besi beton;
cangkul; sendok tembok
c. Buat cetakan tutup man-hole
d. Pasang besi beton sesuai dengan kebutuhan
e. Buat adukan coran beton dengan perbandingan 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil/split
f. Corkan adukan ke dalam cetakan
g. Bukalah papan cetakan adukan setelah coran berumur minimal 7 hari
h. Pasang tutup man-hole ke tempatnya
i. Rapihkan bekas dan peralatan pembuatan tutup man-hole

B. Perbaikan/Penggantian Tutup Pada Saluran Terbuka Yang


Ditutup Tahap pelaksanaan :
a. Ukurlah tutup saluran yang rusak
b. Bahan yang diperlukan semen pc; pasir; krikil/split; papan; kaso; besi beton;
cangkul; sendok beton

11
12

c. Buat cetakan tutup saluran


d. Pasang besi beton sesuai kebutuhan
e. Buat adukan coran beton dengan perbandingan 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil/split
f. Corkanlah adukan ke dalam cetakan
g. Bukalah papan cetakan adukan setelah coran berumur minimal 7 hari
h. Pasang tutup saluran ketempatnya
i. Rapihkan bekas peralatan pembuatan tutup saluran

7. PEMELIHARAAN KOLAM ATAU WADUK RETENSI

A. Mengangkat Sampah dan Kayu-Kayuan Dari Waduk/Setu/Kolam


1) Persiapan
Peralatan yang digunakan adalah cangkul; sekop; karung plastik; tali rafia; gerobak
dorong satu roda; palu; garpu; jaring; perahu; dayung; baju; pelampung; sepatu boat;
topi pengaman; gergaji kayu; alat katrol; alat angkut.

2) Tahap pelaksanaan:
• Gunakan perahu yang dapat membawa minimal 2 (dua) petugas pendayung dan
pengangkat sampah
• Angkat sampah terapung dan gulma ke dalam perahu dengan serokan
• Tarik dengan tali kayu-kayu besar ke pinggir kolam yang sulit dimasukan ke
perahu
• Potong dengan gergaji pohon-pohon dan ranting-ranting yang sulit diangkat
dari
kolam tersebut
• Ambil sampah yang ada saringan sampah mulut inlet
• Masukkan sampah kedalam karung plastik dan ikat
• Angkut sampah tersebut dengan pikul jika lokasi waduk dekat dengan jalan yang
dapat dilalui dump truck atau dengan gerobak dorong beroda tunggal bila lokasi
waduk jauh dari jalan
• Angkut sampah ke dalam truck dan buang ke tempat pembuangan akhir

B. Mengangkat lumpur sedimen dari kolam retensi


1) Persiapan
Peralatan yang digunakan adalah cangkul; skop; linggis; kotak kayu yang bisa digotong
2 (dua) orang; katrol; paku; karung plastik; tali rafia; tangga kayu/bambu; sepatu boat;
topi pengaman; gergaji kayu; alat katrol; alat angkut. Sedangkan tenaga disiapkan tiap
regu terdiri dari 1 (satu) mandor dan 7 pekerja.

12
13

2) Tahap pelaksanaan
• Tutup pintu di mulut pemasukan (inlet)
• Buak pintu pada pengeluaran (outlet)
• Siapakan 2-3 regu
• Gali lumpur pada kolam dimulai dari pinggir kolam masing-masing regu
menuju
ke tengah kolam
• Masukkan sedimen yang sudah berada di pinggir kolam ke dalam karung
palstik
dan ikat
• Naikkan karung plastik tersebut dengan katrol ke atas
• Pikul karung tersebut ke dekat alat angkut (dump truck) bila dekat lokasinya atau
dengan gerobak bial lokasi kolam jauh dari jalan
• Naikkan karung plastik sedimen ke dalam dump truck dan buang pada tempat
pembuangan yang telah ditentukan

C. Perbaikan Dinding Kolam yang Rusak


1) Persiapan
Peralatan yang digunakan adalah cangkul; skop; linggis; kotak kayu yang bisa digotong
2 orang; katrol; paku; karung plastik; tali rafia; tangga kayu/bambu; sepatu boat; topi
pengaman; gergaji kayu; alat katrol; alat angkut. Sedangkan tenaga disiapkan tiap regu
terdiri dari 1 (satu) mandor dan 7 (tujuh) pekerja dan bahan material untuk perbaikan
yaitu pasangan batu kali; adukan pasangan dengan perbandingan 1 pasir : 2 semen ;
adukan untuk cor beton perbandingan 1 semen : 2 pasir : 3-4 split.

2) Tahap pelaksanaan :
• Bersihkan bagian yang rusak
• Padatkan tanah dasar tempat yang akan diperbaiki
• Buat tanggul penahan air di tempat kerja dengan memasang karung pasir
dua lapis
yang diantaranya diisi tanah liat
• Buang air bagian dalam tanggul agar kering di tempat bekerja
• Buat adukan di pinggir kolam 1 ember semen : 2 pasir
• Pasang pasangan batu belah dan buat siar tmbul
• Rapihkan kembali sisa adukan yang tidak terpakai
• Bongkar tanggul penahan setelah pasangan selesai dan sudah kering
Dengan mengangkat karung pasir sebagai tanggul, naikkan benda dan peralatan serta
karung pasir yang sudah tidak terpakai lagi
13
14

8. PEMELIHARAAN PINTU AIR


A. Tata Cara Membuka dan Menutup Pintu Air
1) Langkah kerja operasi pintu air
• Buka kunci (gembok) pada pemutar pintu air
• Tutup pintu air apabila saluran atau waduk akan dikeringkan
• Bukalah pintu air apabila tinggi muka air di saluran atau waduk melampaui tinggi
jagaan
• Bila muka air sudah hampir limpas maka pintu air harus dibuka agar air
tidak
merusak tanggul waduk/saluran
2) Membuka dan menutup pintu air di percabangan saluran
• Apabila salah satu saluran yang tidak berpintu muka airnya hampir
mendekati bibir
saluran maka bukalah pintu air agar aliran terbagi lewat pintu percabangan
• Bukalah pintu air penggelontoran agar kotoran di saluran atau air yang
berbau
busuk dapat dihanyutkan
• Tutup kembali pintu setelah penggelontoran selesai

B. Pemeliharaan Pintu Air dan Saringan Sampah


a. Peralatan dan bahan
Peralatan sebagai berikut: kuas cat; pengerok cat; sedangkan bahan yang diperlukan
pelumas; ampelas; cat; dempul/plamir.

b. Pelaksanaan:
• Lumuri dengan pelumas (gemuk/stempet) stang ulir, gigi penggerak dan gigi stir
• Periksa bagian pintu air dan saringan sampah yang berkarat
• Bersihkan bagian pintu dan saringan sampah
• Laburkan pelamir agar permukaan plat menjadi rata
• Lakukan pengecatan dengan cat anti karat

C. Pemeliharaan kebersihan pintu air dan kolam penenang


Langkah kerja :
• Gunakan galah yang diujungnya dipasang cangkul garpu
• Tarik sampah ke atas dengan galah tersebut
• Masukkan tumpukkan sampah kedalam karung plastic
• Bawa karung plastik sampah dengan dipikul atau gerobak dorong ke dalam alat
angkut (dump truck)
• Buang sampah pada tempat pembuangan yang sudah ditentukan
14
15

D. Perbaikan Ringan Pintu Air dan Saringan Sampah


Perbaikan dilakukan pada bagian yang rusak oleh karat maupun oleh benda-benda
hanyut lainnya.
Langkah kerja:
• Lakukan perbaikan pada musim kemarau
• Pasang balok penyekat di sebelah hulu pintu
• Pasang balok penyekat disebelah hilir
• Isi diantara tiap-tiap balok penyekat dengan dengan tanah liat hingga kering
pada
bagian rongga pintu
• Siapkan bahan sebagai berikut : plat baja; baja kanal/baja U; sedangkan alat sebagai
berikut : alat pengelas dan tabung gas karbit
• Potong bagian yang rusak dengan alat pengelas
• Potong baja atau balok baja yang akan digunakan untuk mengganti yang rusak dengan
alat pengelas
• Ganti bagian yang rusak tersebut
• Lakukan proses pengecatan seperti di atas
• Proses pengecatan kering, bukalah balok-balok penyekat (stop log)
• Rapihkan semua peralatan dan bahan yang tak terpakai serta bawa ke tempat
penyimpanan yang telah ditentukan

E. Pemeliharaan Pintu Klep


Pintu klep terdiri dari: baja plat dengan rangka baja kanal untuk saluran koker dan baja
cor untuk bentuk bundar.
Langkah pekerjaan :
• Siapkan bahan seperti pelumas dan cat anti karat
• Lumuri poros pintu atau engsel pintu dengan gemuk/stempet
• Angkatlah dan tutup pintu untuk mengetes macet tidaknya pintu atau engsel
• Angkat pintu dan beri tunjangan
• Bersihkan bagian yang berkarat dengan kertas gosok/ampelas
• Catlah seperti pintu sorong

9. PEMELIHARAAN POMPA
Institusi pengelola pompa harus jelas organisasinya, sebab sifatnya non komersial sehingga
dibutuhkan sumber daya manusia dan dana. Sedangkan instalasi pompa air terdiri dari: rumah
pompa dan bangunan penunjang antara lain kolam penenang; saringan sampah; pipa inlet; pipa
outlet dan pintu air di inlet dan outlet.
Operator pompa bergantung dari jumlah dan sistem pengoperasian, seperti pompa tunggal
dibutuhkan operator minimal 2 orang sedangkan dengan 2 pompa tergantung dari sistem yang
digunakan yaitu bila kendali terpusat cukup 2-3 orang operator dan kendali terpisah minimal 2
orang operator setiap pompa.

15
16

Untuk tenaga penggerak dapat berasal dari listrik PLN yang dapat menjain 24 jam dan dari
listrik pembangkit lokal (diesel)

A. Tata Cara Pengoperasian Pompa


Tata cara pengopersian pompa yaitu:
• Perhatikan ketinggian minimum muka air pada papan duga air di kolam penenang
• Menghidupkan mesin pompa, apabila ketinggian minimum dilampaui dan hujan masih
belum reda maka tekan tombol untuk menghidupkan mesin pompa, masukkan gigi
koplingnya secara teratur
• Pengaturan kapasitas: aturlah besar kecil bukaan katup (klep) penahan air;
aturlah
kecepatan yang masuk sama dengan yang air yang dipompa keluar
• Matikan mesin pompa apabila permukaan air dalam inlet telah turun pada ketinggian
minimal pemompaan dengan mengurangi kecepatan mesin
• Tutup klep secara perlahan sampai pada tidak tidak terdengar bunyi benturan air
• Matikan mesin pompa dengan menekan tombol listrik

B. Pemeliharaan pompa drainase


1) Pemeriksaan pendahuluan
• Bersihkan saringan sampah pada saringan sampah inlet
• Bersihkan lubang isap pompa air pada endapan lumpur
• Pemeriksaan sistem listrik, sebelum pompa dioperasikan periksalah kabel-kabel
listrik jangan sampai ada yang putus
• Periksalah perlengkapan penunjang seperti lampu-lampu di ruangan tidak ada yang
mati
• Periksa minyak pelumas bantalan dan gemuk (stempet) harus pas ukurannya
• Periksa putaran poros dan putar dengan tangan harus halus sebagai pertanda belum
ada ada yang aus
• Periksalah kualitas dan kuantitas air pendingin harus sesuai dengan baik dan tidak
• Periksalah kualitas dan kuantitas air pendingin harus sesuai dengan persyaratan
• Periksa katup sorong pada pipa isap, pastikan keadaan terbuka penuh
• Karena pompa drainase secara umum adalah pompa aksial maka katup keluar
harus dalam keadaan terbuka penuh

2) Pemeriksaan kondisi operasi


• Perhatikan tekanan keluar dan tekanan isap harus sesuai atau mendekati harga yang
telah ditetapkan dan takkan harus tetap (stabil)
• Periksalah kebocoran packing pada sambungan pipa
• Periksalah bantalan poros mesin jangan sampai ada yang bocor
• Periksalah bantalan poros pompa antara mesin dan pompa (aksial) jangan ada yang
bocor

16
17

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Untuk dapat memperoleh hasil seperti yang diharapkan maka sebelum melaksanakan
kegiatan Operasi dan Pemeliharaan diperlukan perencanaan, pemrograman dan perhitungan biaya
untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
Perencanaan dalam kegiatan Operasi dan Pemeliharaan drainase pada dasarnya sama
dengan perencanaan yang dilaksanakan dalam kegiatan alam pada bidang-bidang yang lain, yaitu
merencanakan/ mendayagunakan sumber-sumber daya / resources yang berupa manusia,
material, peralatan, uang, dan metode.

B. Saran
• Pemeliharaan diperlukan untuk menjaga fungsi operasional sistem dan memperpanjang
umur bangunan .
• Operasi berdasarkan SOP yang ada mampu mengoptimalkan kinerja sistem .
• Kesehatan masyarakat SDP yang berfungsi dengan baik dapat membantu
meningkatkan kesehatan masyarakat.
• Manajemen asset Semua bangunan SDP mengeluarkan biaya yang besar, dan diperlukan
biaya yang lebih besar lagi pada rekonstruksi. Sehingga pemeliharaan sangat diperlukan
• Menjaga kapasitas hidraulik Fungsi utama pemeliharaan adalah menjaga/ mepertahankan
kapasitas sesuai rencana.

17
18

DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pekerjaan Umum (2001), Panduan Dan Petunjuk Praktis Pengelolaan Drainase
Perkotaan, Bandung.
Kementerian Pekerjaan Umum (2004), Pedoman Pengoperasian Dan Pemeliharaan Saluran
Drainase Perkotaan, Bandung.
Balitbang Pekerjaan Umum (2001), Inspeksi Dan Pemeliharaan Drainase Jalan, Bandung.
Materi Bidang Drainase I & II, 2013, Diseminasi Dasn Sosialisasi Keteknikan Bidang PLP,
Direktorat Jendral Cipta Karya, Kementrian PU.

18

Anda mungkin juga menyukai