Anda di halaman 1dari 25

KONSTRUKSI TANGKI SEPTIK UP-FLOW FILTER

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester 1


Pada Program Studi Teknik Sipil

Disusun Oleh :
BRIAN RIZKI RAHADYAN
7011210130

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah atas rahmat dan hidayah-Nya yang diberikan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
dengan judul “Konstruksi Tangki Septik Up-Flow Filter” ini dengan baik dan
lancar. Shalawat dan salam kami ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membimbing umatnya menuju kejalan yang benar. Makalah ini disusun
sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia semester 1
pada progam studi Teknik Sipil di Universitas Galuh Ciamis.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak Drs.
Idan Setiari, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia. Tugas
yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
           Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis mohon maaf atas
segala kekuranganya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Ciamis, Desember 2021

Ttd.

Penulis

ii
DAFTAR IS
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL............................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................1
1.2. Rumusan Penelitian.........................................................................................1
1.3. Tujuan Penelitian.............................................................................................2
1.4. Metode Penelitian.............................................................................................2
1.5. Manfaat Penelitian...........................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI..........................................................................................3
2.1. Air Limbah Domestik......................................................................................3
2.2. Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Setempat.....................................4
2.3. Tangki Septik Up-Flow Filter..........................................................................5
BAB III ANALISIS PEMBAHASAN.............................................................................7
3.1. Tahap Persiapan...............................................................................................7
3.2. Tahap Pelaksanaan Konstruksi.....................................................................11
3.3. Tahap Pemeriksaan........................................................................................16
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................17
4.1. Kesimpulan.....................................................................................................17
4.2. Saran...............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................18

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2. 1 Kekurangan Dan Kelebihan Pengolahan Air Limbah Setempat.....................5
Tabel 3.1. 1 Bahan dan Material Tangki Septik Up-Flow Filter.........................................8

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.3. 1 Tangki Septik Up-Flow Filter..........................................................5


Gambar 3.1. 1Tahap Pembersihan Lokasi dan Persiapan Material.........................8
Gambar 3.1. 2 Tahap Pemasangan Bouwplank dan Penggalian Tangki Septik......9
Gambar 3.1. 3 Tahap Penggalian Jalur Pipa............................................................9
Gambar 3.1. 4 Tahap Pemasangan Cetakan Luar..................................................10
Gambar 3.1. 5 Pemasangan Cetakan Luar.............................................................11
Gambar 3.2. 1 Tahapan Pengecoran Dinding........................................................12
Gambar 3.2. 2 Tahap Pembuatan Tutup Tangki Septik.........................................12
Gambar 3.2. 3 Tahap Pembuatan Tutup Up – Flow Filter.....................................13
Gambar 3.2. 4 Tahap Pembuatan Plat Up-Flow Filter...........................................13
Gambar 3.2. 5 Tahap Pembuatan Lubang Kontrol................................................14
Gambar 3.2. 6 Tahap Pembukaan Cetakan............................................................14
Gambar 3.2. 7 Tahap Pembuatan Penyangga Plat Filter........................................14
Gambar 3.2. 8 Tahap Pemasangan Plat Filter........................................................15
Gambar 3.2. 9 Tahap Penyusunan dan Pemasangan Media Filter.........................15
Gambar 3.2. 10 Bak Kontrol, Pipa dan Kelengkapan............................................16

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Meningkatnya arus pembangunan di kota-kota besar berdampak signifikan
terhadap pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk selalu berbanding lurus
dengan pertumbuhan di berbagai sektor penunjang kehidupan lainnya, seperti
perumahan dan permukiman, yang tumbuh lebih cepat. Pembangunan perumahan
dan permukiman membutuhkan perluasan infrastruktur. Hal ini disebabkan
kurangnya layanan infrastruktur lingkungan seperti infrastruktur pembuangan
limbah, yang baik untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan perkotaan, dapat
menjadi penyebab utama berbagai masalah di kota-kota negara berkembang.
Infrastruktur pembuangan limbah atau sanitasi yang kurang memadai di
suatu kawasan pemukiman berdampak besar terhadap kualitas lingkungan dan
kesehatan kawasan tersebut. Keberadaan infrastruktur tersebut merupakan
kebutuhan terpenting yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Satuan lingkungan merupakan prasyarat
terciptanya kenyamanan hidup. Kenyamanan hidup seseorang ditandai dengan
terpenuhinya kebutuhan, termasuk prasarana lingkungan, karena prasarana
lingkungan merupakan kesatuan fisik dasar suatu lingkungan hidup, termasuk
tersedianya sarana dan prasarana sanitasi.
Untuk menghindari dampak negatif dari kurangnya sarana sanitasi, maka
perlu dirancang sebuah sistem pengolahan air limbah yang bertujuan untuk
mengurangi konsentrasi pencemar sebelum air limbah dibuang ke badan air
penerima. Air limbah khususnya air limbah domestik adalah air yang berasal dari
usaha atau kegiatan permukiman, berupa tinja, air seni, limbah kamar mandi, dan
juga sisa kegiatan dapur rumah tangga (Mubin, 2016).

1.2. Rumusan Penelitian


Makalah ini disusun untuk mencari jawaban pertanyaan penulis tentang
“bagaimana pembuatan tangki septic up-flow filter sebagai sistem pengolahan air
limbah domestik setempat?”.

1
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakan penelitian ini untuk mengetahui tahapan pembuatan dari
tangki septic up-flow filter sebagai sistem pengolahan air limbah domestik
setempat.
1.4. Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam pengumpulan dan pengkajian data
pada penelitian yaitu kajian pustaka. Kajian pustaka merupakan metode yang
dilakukan dengan menggumpulkan dan membandingkan karya tulis yang sudah
dibuat dengan tema yang penulis kaji.
1.5. Manfaat Penelitian
Penulisan makalah ini memiliki manfaat yang beragam. Adapun beberapa
manfaat sebagai berikut :
a. Makalah ini dapat menambah ilmu dan wawasan tentang konstruksi tangki
septik up-flow filter;
b. makalah ini dapat dijadikan sumber pustaka bagi penulis yang akan
mengkaji tema serupa.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Air Limbah Domestik
Dalam kehidupan sehari – sehari kita sering menjumpai berbagai air
limbah. Salah satu air limbah yang tidak jauh dari kehidupan kita yaitu air linbah
dari kegitan kita adalah air limbah rumah tangga. Air limbah rumah tangga yang
berupa air seni, kotoran manusia dan air cucian sering disebut oleh beberapa ahlai
sebagai air limbah domestic. Menurut P. Salvato dalam Mahatyanta (2016:5),
menyebutkan bahwa Air Limbah Domestik terdiri dari sisa metabolisme tubuh
manusia, buangan dapur dan buangan kamar mandi yang berasal dari pembersihan
badan, pencucian pakaian, penyiapan makanan dan pencucian peralatan dapur.
untuk lebih jelasnya, Mubin (2016:212) dalam tulisan menyatak air limbah rumah
tangga dibagi menjadi tiga jenis sebagai berikut :
a. Tinja (feeces), berpontensi mengandung mikroba pentogen;
b. Air seni (urine), umumnya mengandung nitrogen dan fosfor serta
kemungkinan kecil mikro-organisme;
c. Grey water merupakan air bekas cucian dapur, mesin cuci dan kamar
mandi.
Campuran feeces dan urine disebut sebagai excreta, sedangkan campuran
excreta dengan air bilasan toilet desbut black water. Unsur dan karakteristik dari
air limbah domestik terdiri atas bahan minyak atau lemak, bahan organik terlarut,
dan bahan anorganik terlarut. Minyak didapatkan dari buangan sisa masakan
ataupun sisa penggorengan, bahan organic terlarut misalnya sisa – sisa makanan,
dan bahan anorganik terlarut misalnya busa sabun bekas cuci. Masing – masing
dari jenis larutan limbah tersebut hanya dapat diolah dengan pengolahan
tersendiri. Untuk limbah berupa minyak dan lemak hanya dapat diendapkan di bak
pengendap. Untuk zat buangan berupa bahan organic yang terlarut dapat diolah
dengan pengolahan biologis, dan untuk bahan anorganik dapat diolah dengan
saringan pasir dan karbon aktif.

3
2. Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Setempat
Dalam pegolahan air limbah diperlukan sebuah sistem agar air tersebut
bisa tejaga fungsinya. Menurut Rachman (2019:17) Sistem pengelolaan air limbah
dikelompokkan menjadi beberapa bagian sebagai berikut :
a. Sistem setempat (on-site system), air limbah (black dan grey water)
langsung diolah di masing – masing rumah tangga atau diolah secara
individual;
b. sistem terpusat, di mana air limbah dialirkan melalui perpipaan ke
instalasi pengolahan air limbah (IPAL) biasanya dikelola oleh
pemrintah;
c. hibrida, merupakan modifikasi dari kedua sistem yang ada.
Pada makalah ini, penulis akan mengkaji tentang Sistem setempat atau
individu. Menurut Fajarwati dalam Setiawati (2016:7) Sistem setempat adalah
sistem pembuangan air limbah dimana air limbah tidak dikumpulkan serta
disalurkan ke dalam suatu jaringan saluran yang akan membawanya ke suatu
tempat pengolahan air buangan atau badan air penerima. Sistem ini biasanya
digunakan dalam skala kecil/keluarga. Sistem setempat yakni dimana kotoran
manusia dan air limbah (grey water) dikumpulkan dan diolah didalam lahan milik
pribadi. Sistem sanitasi setempat memerlukan pembuangan endapan
tinja/pengurasan secara berkala (2-4 tahun). Endapan tinja selanjutnya diangkut
dan diolah ke Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT). teknis pembuatan dan
pemeliharaan tidak dilakukan sesuai aturan. Menurut Asmadi dan Suharno dalam
Mubin (2016 : 214) penggunaan sistem pegolahan setempat memliki beberapa
kelebihan dan kekurangan. Hal tersebut bisa dilihat pada tabel berikut ini :

4
KELEBIHAN KEKURANGAN
a. Menggunakanteknologi a. Tidak dapat diterapkan pada
sederhana, setiap daerah, misalkan sifat
b. Memerlukan biayayang rendah, permeabilitas tanah, tingkat
c. Masyarakat dan tiap - tiap kepadatan tanah, dan lain – lain,
keluarga dapat menyediakan b. Fungsi terbatas hanya dari
sendiri, buangan kotoran manusia, tidak
d. Pengoperasian dan pemeliharaan melayani air limbah kamar mandi
oleh masyarakat, dan air bekas cucian,
e. Manfaat dapat dirasakan secara c. Operasi dan pemeliharaan sulit
f. langsung. dilaksanakan.
Tabel 2.2. 1 Kekurangan Dan Kelebihan Pengolahan Air Limbah Setempat

3. Tangki Septik Up-Flow Filter


Mengacu dari SNI 03-2398-2002 tentang perencanaan tangki septik
dengan sistem resapan, maka pengertian tangki septik adalah suatu ruangan yang
berfungsi untuk menampung dan mengolah air limbah rumah tangga dengan
kecepatan air yang lambat, sehingga memberi kesempatan untuk terjadi
pengendapan terhadap suspensi benda-benda padat, dan kesempatan untuk
penguraian penguraian bahan-bahan organik oleh jasad anaerobik membentuk
bahan-bahan larut air dan gas.

Gambar 2.3. 1 Tangki Septik Up-Flow Filter

5
Tangki septik up-flow filter, berbentuk bulat silinder dengan material dari
beton. Tangki septik ini dibuat untuk menampung kapasitas 1 KK (+ 5 orang).
Tangki septik up-flow filter ini terdiri atas 2 bangunan berbentuk silinder dengan
ukuran diameter dalam 120 cm dengan ketinggian dalam 150 cm. Bangunan
silinder pertama berfungsi sebagai tangki septik, dan bangunan silinder kedua
berfungsi sebagai pengolahan lanjutan menggunakan filter organik atau biofilter.
Pada biofilter, mikroba organik akan tumbuh pada media yang diberikan untuk
mengolah air limbah yang masuk. Mengingat aliran air pada bangunan biofilter ini
bergerak dari bawah ke atas atau up-flow, maka untuk mempermudah penyebutan
sering disebut sebagai up-flow filter.
Selain dengan menggunakan 2 bangunan berbentuk silinder, juga telah
dikembangkan tangki septik dengan up-flow filter dengan 1 bangunan berbentuk
silinder menggunakan sekat pemisah. Sekat pemisah akan memisahkan fungsi
masing-masing pengolahan, dimana 2/3 bangunan berfungsi sebagai tangki septik
dan 1/3 bangunan lainnya sebagai up-flow filter. Untuk mendukung proses
pengolahan pada tangki septik dengan up-flow filter maka diperlukan bak kontrol.
Bak kontrol diletakkan sebelum ke tangki septik. Bak control berfungsi sebagai
tempat bercampurnya grey water dan black water, tempat untuk memisahkan
lemak, dan sebagai tempat belokan jalur pipa. Spesifikasi bak kontrol antara lain:
a. Bangunan harus kedap;
b. ukuran bak kontrol disesuaikan kebutuhan;
c. memiliki lubang kontrol untuk pembersihan kotoran atau lemak;
d. dilengkapi dengan water trap yang berfungsi seperti leher angsa untuk
mencegah bau

6
BAB III
ANALISIS PEMBAHASAN
1.1. Tahap Persiapan
Dalam setiap pembangunan tahap persiapan merupakan salah satu tahapan
penting. Dalam tahap ini yang perlu dilakukan pertama yaitu survei agar lokasi
pembangunan bisa megetahui lokasi yang akan dibangun. Kegiatan tersebut guna
memperkirakan lokasi pembangunan, jalur pipa, jarak tangki dengan sumber air
minum, karakteristik tanah. Tahap berikutnya untuk mempersiapkan kelancaran
pembangunan yaitu pembersihan lahan dari sampah atau tanaman yang ada pada
lokasi pembangunan. Sampah atau tanaman perlu dibersihan agar tidak meggangu
proses pembangunan.
Setelah lokasi pembagunan bersih dan siap, selanjutnya tukang dan
pekerja mengukur lokasi yang akan dibangun sesuai dengan ketentuan ukuran.
Untuk menjaga ukuran yang sudah ditentukan, tukang dan pekerja memasang
bouwplank seabgai acuan ukuran. Setelah pemasangan bouwplank dilakukan,
kebutuhan bahan dan material perlu dipersiapkan. Bahan dan material yang harus
disiapkan antara lain sebagai berikut :

No
Bahan dan Metrial Volume
.
1 Pasir 0,76 m3
2 Bata Merah 45 Buah
3 Split ukuran 1-2 cm 1,25 m3
4 Besi Ø 8 mm 3 Batang
5 Kawat Benderat 1 Ikat/gulung
6 Semen 13 Zak
7 Pipa PVC 4” (100mm) Type D 3 Batang
8 Tee PVC 4” (100mm) 4 Buah
9 Tee Y PVC 4” (100mm) 1 Buah
10 DOP PVC 4” (100mm) 2 Buah
11 Knee/elbow PVC PVC 4” (100mm) 1 Buah
No
Bahan dan Material Volume
.
12 Pipa PVC 2” (50mm) Type D 1 Buah
13 Pipa PVC 2” (50mm) Type C 15 Batang

7
14 Pipa PVC 1” (25mm) Type AW 1 Batang
15 Knee/elbow PVC 1’’ (25mm) 2 Buah
16 Tee PVC 1” (25mm) 1 Buah
17 Sock PVC 1”- ½ ” drat 1 Buah
18 Lem PVC ¼ kg 1 Buah
19 Papan Cor 1 Lembar
20 Kayu Bekisting 4/6, 4m 2 batang
21 Triplek 1 Lembar
22 Paku 3-5 cm 0,24 kg
23 Tali Tambang 20 m
Tabel 3.1. 1 Bahan dan Material Tangki Septik Up-Flow Filter

Bahan dan material tersebut sudah harus ada dilokasi pengerjaan. Hal
tersebut dilakukan untuk efesiensi waktu, agar proses pekerjaan tidak tersendat
karena kekurangan bahan dan material. Selain bahan dan material, peralatan kerja
juga harus dipersiapkan oleh tukang dan pekerja.

Gambar 3.1. 1Tahap Pembersihan Lokasi dan Persiapan Material

8
Setelah tahap pembersihan dan persiapan bahan dan material telah
dilaksanakan, tahap selanjutnya yaitu penggalian tanah lokasi tangki septic dan

jalur pipa. Galian tanah sudah termasuk kebutuhan untuk lantai kerja sampai
kedalaman cetakan tangki septik dan up-flow filter. Galian tanah dilakukan
dengan ukuran diameter minimum 190 cm dengan kedalaman 170 cm. Bagian
dasar galian diratakan dan dipadatkan. Buang dan bersihkan tanah hasil galian,
sisihkan sebagian untuk mengurug ulang. Lubang galian tidak boleh berair. Jika
lubang berair, sebelum dilakukan pekerjaan selanjutnya, maka air harus dibuang
ke luar.
Gambar 3.1. 2 Tahap Pemasangan Bouwplank dan Penggalian Tangki Septik

Untuk penggalian pipa perhatikan kemiringan pipa minimal 2 persen atau


2 cm beda tinggi untuk 1 m panjang pipa. Jika galian jalur pipa sudah selesai,
urugan pertama dengan pasir sebagai pengaman pipa, setelah itu dilanjutkan
dengan menggunakan tanah. Pasir.

Gambar 3.1. 3 Tahap Penggalian Jalur Pipa

Lantai kerja berfungsi sebagai landasan pengecoran untuk memudahkan


kontruksi diatasnya seperti peletakan cetakan tangki septik dengan up-flow filter.

9
Setelah lapisan tanah bagian dasar galian diratakan dan dipadatkan, maka diberi
lapisan pasir. Selanjutnya lantai kerja dapat dibuat dengan tinggi sekitar 10 cm
dari campuran semen : pasir : kerikil dengan volume perbandingan 1 : 3 : 5.
Lantai kerja akan dilapis dengan campuran beton yang kedap air pada saat
pengecoran tangki. Posisi lantai kerja harus rata dan datar, agar memudahkan
membuka cetakan.
Setelah lantai kerja dirasa cukup kuat, selanjutnya dilakukan pemasangan
cetakan. Cetakan terbagi menjadi dua, Cetakan dalam dan cetakan dalam. Cetakan
yang pertama kali dipasang yaitu cetakan luar. Cetakan dilengkapi 2 lubang untuk
pipa. Lubang yang tinggi menuju ke arah rumah, sedangkan lubang yang rendah
menuju ke arah saluran drainase. Cetakan luar terdiri atas 2 segmen (bagian), agar
mudah dilepas dan dilengkapi baut pengikat. Pastikan baut pengikat cetakan luar
terpasang di setiap sisinya sebelum dimulai percetakan. Antara sambungan di
kedua sisi cetakan, digunakan kayu spasi untuk mempermudah saat membuka
cetakan.
Cetakan luar dipasang dahulu sebelum dimasukkan ke dalam lubang.
Cetakan diletakan diatas lantai kerja, rata dan tegak lurus (menggunakan water
pass). Pastikan kedudukan cetakan luar tidak bergerak (kokoh), sehingga tidak
berubah. Pada bagian atas cetakan dilengkapi besi strip “U“ sebagai alat untuk
tempat menggantung, dengan ukuran 5/7. Alat penggantung dapat berupa kayu
atau besi dengan ukuran 5/7. Bagian dalam cetakan luar diberi pelumas, agar
mudah saat proses pembukaan cetakan. Ukuran cetakan luar tangki septik:
diameter 140 cm dengan tinggi 160 cm. Cetakan up-flow filter menggunakan
cetakan yang sama dengan tangki septik.

Gambar 3.1. 4 Tahap Pemasangan Cetakan Luar

10
Masukan cetakan dalam ke tengah cetakan sampai sejajar dengan cetakan
luar. Besi strip “U“ pada cetakan dalam berfungsi sebagai dudukan pasak kayu
untuk menggantung cetakan dalam pada cetakan luar. Gunakan pipa PVC untuk
menghubungkan lubang yang sejajar pada cetakan luar dan cetakan dalam.
Pastikan pipa dapat terhubung dengan asesories baik bagian dalam maupun luar.
Siapkan 4 buah penjarak (spacer) dari kayu (panjang 10 cm) yang diletakkan
dibagian atas cetakan dan menjadi perantara cetakan luar dan cetakan dalam.
Gunakan besi pengunci. Pengunci dapat berupa clamp besi yang berfungsi
menjepit dan menahan cetakan bagian luar dan bagian dalam agar tidak bergerak.
Ukuran cetakan dalam tangki septik: diameter 120 cm dengan tinggi 150
cm.Terdapat beda tinggi 10 cm antara cetakan luar dan cetakan dalam yang
berguna untuk membuat dasar tangki.

Gambar 3.1. 5 Pemasangan Cetakan Luar

1.2. Tahap Pelaksanaan Konstruksi


Tahap pelaksanaan konstruksi meliputi pengecoran tangki septic, tutup
tangki, bak control dan media filter. Pengecoran dilakukan secara perlahan-lahan
dan merata. Campuran beton yang digunakan adalah campuran beton kedap air
dengan perbandingan volume 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil. Pasir dan kerikil harus
bebas dari kotoran seperti minyak, kayu, sampah, tanah dan lumpur. Perbandingan
air dan semen yang digunakan untuk campuran beton adalah 60% dari volume
semen yang digunakan. Bila terlalu banyak air maka kekuatan beton akan
berkurang dan mutu beton tidak tercapai. Pengadukan harus sempurna dan
merata. Pengecoran lantai dilakukan terlebih dahulu. Terdapat celah setinggi 10
cm pada bagian bawah cetakan luar dan cetakan dalam, maka saat pengecoran

11
dinding, adonan beton akan mengisi bagian lantai. Lantai tangki diratakan dengan
menggunakan tongkat diberi raaskam, pastikan tidak ada adukan yang menutupi
bibir bawah cetakan karena akan mempersulit saat proses pembukaan cetakan.
Setelah pengecoran lantai selesai baru dilakukan pengecoran sekeliling dinding
cetakan dengan coran beton. Pengecoran lantai dan dinding harus menyatu
sehingga harus dilakukan sekaligus. Pada setiap lapisan coran diketok dengan
tongkat secara perlahan-lahan untuk memadatkan coran agar menjadi kedap.
Haluskan permukaan atas tangki setelah pengecoran bagian atas cetakan dengan
menggunakan sendok semen.

12
Gambar 3.2. 1 Tahapan Pengecoran Dinding

Untuk pembuatan tutup tangki dan up-flow filter, pembesian menggunakan


besi tulangan Ø 8 mm dengan jarak 15 cm. Siapkan bekisting dari papan untuk
melakukan pencetakan. Campuran beton yang digunakan adalah campuran beton
kedap air dengan tebal beton untuk tutup adalah 8– 10 cm. Tutup tangki septik
dan up-flow filter dilengkapi dengan lubang kontrol. Letak lubang kontrol dapat
berada di tengah atau disamping tutup. Khusus letak lubang kontrol di up-flow
filter dapat berada di tengah atau disamping mengikuti letak pipa inlet dari tangki
septik. Lubang kontrol dilengkapi dengan tutup yang dapat diangkat dengan
ukuran 50 x50 cm atau dapat dibagi menjadi dua bagian, masing-masing dengan
ukuran 40 x40 cm agar tutup ini lebih ringan diangkat.

Gambar 3.2. 2 Tahap Pembuatan Tutup Tangki Septik

13
Gambar 3.2. 3 Tahap Pembuatan Tutup Up – Flow Filter

Khusus tutup tangki septik juga dilengkapi dengan lubang ventilasi.


Pemasangan tutup tangki septik dan up-flow filter dilakukan terakhir setelah
semua pemasangan pipa selesai. Sebelum tutup diletakkan diberikan lapisan
semen tahan bocor. Diameter cetakan plat lantai up-flow filter hanya lebih kecil
sedikit dari diameter up-flow filter, tebal 5 cm dan diberi lubang pipa min
diameter 4” ditengah atau di pinggir plat.

Gambar 3.2. 4 Tahap Pembuatan Plat Up-Flow Filter

Pembesian plat filter menggunakan besi beton Ø 8 mm dengan jarak 15


cm. Untuk lubang pori digunakan pipa kecil Ø ½ - ¾” yang disusun tegak dengan
jarak 10 - 15 cm. Campuran beton plat up-flow filter dapat diperbolehkan
menggunakan campuran tidak kedap air. Pembesian lubang kontrol dan pegangan
tutp menggunakan besi Ø 8 mm. Ukuran tutup lubang kontrol harus sesuai dengan
ukuran lubangnya. Pengecoran tutup lubang kontrol dapat dilakukan dengan Besi
tutup lubang kontrol langsung diletakkan pada lubang di tutup tangki, kemudian
setelah dilapisi kertas semen atau plastik maka coran beton dapat dituang.

14
Gambar 3.2. 5 Tahap Pembuatan Lubang Kontrol

Proses pembukaan cetakan berlaku sama untuk tangki septik dan up-flow
filter. Pembukaan cetakan dapat dilakukan minimal umur beton tidak kurang dari
24 jam agar hasil cetakan tidak rusak. Buka cetakan secara perlahan-lahan, jangan
menggunakan alat yang keras, karena dapat merusak cetakan.

Gambar 3.2. 6 Tahap Pembukaan Cetakan

Pasang cetakan dudukan tempat plat up-flow filter menggunakan cetakan


diameter 110 cm dengan tinggi 20 cm. Tebal tempat dudukan setelah jadi adalah 5
cm tinggi dinding 20 cm, sehingga diameter tangki bagian dalam didasar tangki
setinggi 20 cm, menjadi 110 cm. Letakan cetakan tepat ditengah-tengah dan
lakukan pengecoran. Rapihkan dan dibiarkan 12 – 24 jam sebelum dipasang plat
filter.

Gambar 3.2. 7 Tahap Pembuatan Penyangga Plat Filter

15
Setelah kering lantai plat up-flow filter dimasukkan dan diletakkan pada
dudukannya di dalam tangki. Setelah plat selesai diletakkan, lakukan pemasangan
pipa dan sambungan tee pipa dari inlet ke bawah plat up-flow filter.

Gambar 3.2. 8 Tahap Pemasangan Plat Filter

Pemberian media up-flow filter dengan tinggi 60 cm. Media dapat dibuat
dari pipa PVC. Prinsip yang harus diingat adalah media filter harus yang tidak
mudah tersumbat dan pembersihannya tidak manual (tidak diangkat keluar untuk
membersihkannya jika terjadi penyumbatan). Media up-flow filter dirangkai
sehingga membentuk kesatuan, mudah dipasang dan tidak mudah terlepas.

Gambar 3.2. 9 Tahap Penyusunan dan Pemasangan Media Filter

Bak kontrol sebagai tempat bercampurnya air limbah “black water” dan
“grey water”. Bak kontrol juga berfungsi sebagai tempat terjadinya persimpangan
jalur pipa. Pasang dan rangkai pipa serta asesoris seperti knee dan tee dengan
menggunakan lem pipa PVC. Pastikan tidak ada kebocoran pada titik
penyambungan pipa termasuk di bak kontrol. Pemasangan pipa di tangki septik
dan up-flow filter setelah di set kemiringan maka celah yang ada diantara lubang
pipa di dinding, ditutup dengan coran sehingga tidak bocor. Untuk pipa ventilasi,
gunakan pipa 1-1,5”. Buatlah ketinggian pipa yang tidak mengganggu aktifitas
orang. Setelah semua pipa terpasang dan kemiringan pipa min 2%, lakukan

16
pengurugan kembali pipa, urugan pertama dengan pasir sebagai pengaman pipa,
setelah itu dilanjutkan dengan menggunakan tanah urug. Penggunaan tee di pipa
inlet up-flow filter berguna sebagai tempat selang sedot dapat masuk menjangkau
ke bagian bawah up-flow filter. Saluran hanya menampung pembuangan air

limbah domestik tidak termasuk air hujan.

Gambar 3.2. 10 Bak Kontrol, Pipa dan Kelengkapan

1.3. Tahap Pemeriksaan


Sebelum tangki septik dengan up-flow filter yang telah selesai dibangun
digunakan oleh pemilik rumah, maka perlu dilakukan pemeriksaan. Pada kegiatan
ini, pemilik rumah perlu melakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa tangki
septik dengan up-flow filter telah dibangun dengan benar. Beberapa hal yang perlu
di periksa diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Tidak ada kebocoran di tangki septik dan up-flow filter.
b. Lubang kontrol dan tutup dapat dibuka
c. Terdapat pipa udara (ventilasi) di tangki septik.
d. Terdapat media saringan pada up-flow filter.
e. Aliran air limbah lancar
f. Aliran pembuangan dari up-flow filter mengalir lancar ke
saluran/drainase.
g. Bekas bongkaran pekerjaan sudah selesai dirapihkan.
Apabila terdapat hal-hal yang belum benar dalam pembangunan tangki
septik dengan upflow filter, maka pelaksana konstruksi/wirausaha sanitasi
berkewajiban untuk memperbaikinya. Pelaksana konstruksi/wirausaha sanitasi
juga setidaknya dapat memberikan jaminan terhadap kualitas pekerjaan yang telah
dilakukan.

17
18
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Tangki septic up-flow filter merupakan sebuah sistem pengolahan air
limbah domestic atau yang lebih dikenal dengan air limbah rumah tangga. Tangki
septic up-flow filter ini termasuk sistem pengolahan setempat atau onsite system.
Tangki septik up-flow filter, berbentuk bulat silinder dengan material dari beton.
Tangki septik up-flow filter ini terdiri atas 2 bangunan berbentuk silinder dengan
ukuran diameter dalam 120 cm dengan ketinggian dalam 150 cm. Pada
pembuatannya, tangki ini memiliki beberapa tahapan. Tahapan awal dimulai
dengan persiapan kemudian tahap pelaksanaa dan terakhir tahap pemeriksaan.

2. Saran
Dalam pelaksanaan pembangunan tangki septic up-flow filter diperlukan
tenaga kerja yang handal dan teliti. Hal tersebut bertujan agar kualitas dari tangki
septic up-flow filter dalam kategori baik. Selain tanaga kerja, hal yang tak kalah
penting adalah sosialisasi kepada masyarakat akan kesadaran terhadap pengolah
air limbah. Apabila air limbah diolah dengan baik dan benar, lingkungan akan
menjadi sehat dan sumber air tetap terjaga.

19
DAFTAR PUSTAKA

Arianto, E. dkk. 2016. Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik - Setempat


Tangki Septik Dengan Up Flow Filter. Buku 2 Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya.

Mahatyanta, A. 2016. Perencanaan Desain Alternatif Ipal Dengan Teknologi


Anaerobic Baffled Reactor Dan Anaerobic Filter Untuk Rumah Susun
Romokalisari Surabaya. Skripsi. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.
Institut Teknologi Sepuluh November: Surabaya.

.Mubin, F. 2016. Perencanaan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Di


Kelurahan Istiqlal Kota Manado. Jurnal Sipil Statik, Volume 4 Nomor 3,
211-223.

Rachman. D. N. 2019. Analisa Insfrastruktur Saluran Pembuangan Air Limbah


Eksisting di Kelurahan 2 Ilir Kecamatan Ilir Timut II Kota Palembang.
Jurnal Teknik Sipil UNPAL, Volume 9, 16-24.

Setiawati, R. T. 2016. Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik Di


Kecamatan Simokerto Kota Surabaya. Skripsi. Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan. Institut Teknologi Sepuluh November: Surabaya.

20

Anda mungkin juga menyukai