Anda di halaman 1dari 23

INSTALASI AIR BERSIH PADA RUMAH TINGGAL

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Utilitas Bangunan
yang diampu oleh :

Drs. Nandan Supriatna, M. Pd

Oleh

Kelompok 8

Ramadhani Barkah NIM 1600123

M. Zandy Prianggono NIM 1603809

Jasmine Hasna Paradilla NIM 1603369

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja serta puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat terselesaikannya Makalah
Sistem Utilitas Bangunan ini selesai dengan waktu yang telah ditentukan.

Dalam penyusunannya,penulis juga ingin mengucapkan terimakasih


kepada semua pihak atas bantuannya serta kerjasamanya yang telah terlibat dalam
pengerjaan makalah ini.

Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan referensi untuk mempelajari


Sistem Utilitas Bangunan. Selain itu, penulis menyadari bahwa dalam makalah ini
masih terdapat kekurangan, maka dari itu penulis sangat terbuka untuk menerima
saran serta kritik untuk kesempurnaan laporan diwaktu yang akan datang.

Bandung, Februari 2019

Penulis.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFATAR ISI .............................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................ 1
1.4 Manfaat Penulisan .......................................................................... 1
1.5 Sistematika Penulisan ..................................................................... 2

BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................. 3


2.1 Pengertian Instalasi Air Bersih ....................................................... 3
2.2 Sumber Air...................................................................................... 3
2.3 Model Instalasi Air ......................................................................... 4
2.4 Kedudukan, Jenis, dan Pipa Instalasi Air Bersih ............................ 5
2.5 Perawatan Pipa Air Bersih .............................................................. 8
2.6 Kebutuhan Air Baku ....................................................................... 8

BAB III PENERAPAN DALAM STUDI KASUS .................................... 11


3.1 Permasalahan Dalam Instalasi Air Bersih Rumah Tinggal ............ 11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 12


4.1 Hasil dan Pembahasan .................................................................... 12
4.1.1 Distribusi Langsung.............................................................. 12
4.1.2 Distribusi Tidak Langsung ................................................... 14
4.2 Sistem Perpiaan .............................................................................. 16
4.3 Kesimpulan dan Saran .................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rencana Instalasi Air Bersih ...................................................... 6

Gambar 2.2 Pemotongan Pipa PVC ............................................................... 7

Gambar 4.1 Sistem distribusi langsung ...............................................................12

Gambar 4.2 Skema sistem distribusi langsung .............................................. 13

Gambar 4.3 Sistem distribusi tidak langsung ................................................. 14

Gambar 4.4 Skema distribusi tidak langsung .................................................. 14

Gambar 4.5 Rangka menaikkan Tekan dan Debit Air .................................... 15

Gambar 4.6 Rangka menaikkan Tekan dan Debit Air .................................... 15

Gambar 4.7 Sistem perpipaan ........................................................................ 16

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Dimensi Pipa PVc .......................................................................... 6


Tabel 2.2 Kategori Kebutuhan Air Non Domestik ........................................ 9
Tabel 2.2 Kebutuhan air non domestik kota kategori I, II, III dan IV ........... 10
Tabel 2.3 Kebutuhan air bersih kategori V .................................................... 10
Tabel 2.4. Kebutuhan air bersih domestik kategori lain ................................ 10

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam menjalankan fungsi kehidupan sehari-hari manusia amat tergantung
pada air, karena air dipergunakan pula untuk mencuci, membersihkan peralatan,
mandi, dan lain sebagainya. Manfaat lain dari air berupa pembangkit tenaga,
irigasi, alat transportasi, dan lain sebagainya yang sejenis dengan ini. Semakin
maju tingkat kebudayaan masyarakat maka penggunaan air makin meningkat.
Dalam perencanaan sistem air bersih harus diperhatikan Kebutuhan airrata
rata untuk satu orangnya berkisar antara 80 – 200 liter per orang per hari, suatu
sumber harus dapat menjamin debit dan kontinyuitasnya. distribusi air bersih
harus menjamin bahwa debit dan tekanan air (minimal 1.5 kPa) pada peralatan
saniter atau ujung pipa memenuhi persyaratan.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih dalam suatu rumah tangga, maka
harus diperhatikan dari mana sumber air tersebut berasal, debit air yang mensuplai
dan kualitas air bersihnya. Pada umumnya sebagai sumber air bersih adalah air
sumur, air PDAM dan air sumber yang didistribusi dengan pipa.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan
masalah yang ada, yaitu bagaimana penerapan sistem air bersih pada rumah
tinggal

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari laporan ini adalah untuk memberi informasi mengenai sistem
air bersih pada rumah tinggal.

1.4 Manfaat Penulisan

Penulisan makalah ini diharapkan mampu memberikan wawasan mengenai


perencanaan instalasi air bersih dengan peruntukan rumah tinggal yang baik.

1
2

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam penyajiannya dibahas dan dijelaskan dengan sistematika penulisan


seperti berikut ini :
BAB I. PENDAHULUAN
Membahas latar belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan penulisan,
manfaat penulisan, dan sistematika penulisan
BAB II. Kajian Teori
Membahas teori-teori yang berkaitan dengan topik yang diangkat.
BAB III. PENERAPAN DALAM STUDI KASUS
Membahas mengenai permasalahan dalam kasus-kasus yang ada.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Membahas mengenai hasil dan pembahasan dari pemecahan masalah pada studi
kasus yang ada.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Instalasi Air Bersih


Instalasi saluran air bersih merupakan perencanaan pembangunan alur air
bersih dari sumber air melalui komponen penyalur dan penyambungnya ke bak–
bak penampungan air maupun kran-kran yang berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan air dalam kehidupan sehari-hari. Instalasi air bersih harus direncanakan
dengan benar agar distribusi air dalam rumah berjalan lancar dan efisien.

2.2 Sumber Air


Rangkaian instalasi air bersih di dalam rumah, atau biasa disebut instalasi
pipa sekunder, umumnya menggunakan pipa ukuran 0,5 inci. Namun ukuran
instalasi pipa primer (dari sumber air ke instalasi dalam rumah) berbeda
bergantung pada sumber airnya. Beberapa jenis sumber air yang digunakan untuk
sumber air diantaranya sebagai berikut.
1. Air PDAM langsung dihubungkan ke instalasi pipa di rumah, maka pipa
primernya menggunakan pipa berukuran sama dengan instalasi pipa
sekunder, yaitu ukuran 0,5 inci.
2. Air PDAM didistribusikan ke instalasi pipa di rumah melalui bak
penampung (tower air), maka pipa dari meteran PAM ke tower air
menggunakan pipa ukuran 0,5 inci. Sedangkan dari tower air ke instalasi
di rumah menggunakan pipa ukuran 1 inci.
3. Air tanah, dengan bantuan jet pump, dialirkan langsung ke instalasi
pemipaan di rumah.Instalasi pipa dari pompa ke instalasi di rumah
menggunakan pipa yang berukuran sama dengan besar penampang pipa
keluaran (outtake) di pompa.
4. Air tanah didistribusikan ke sistem pemipaan di rumah melalui tower air,
maka pipa dari pompa ke tower air menggunakan ukuran yang sama
dengan pipa keluar (outtake) dari pompa. Sedangkan dari tower air ke
instalasi pipa di rumah menggunakan pipa inci 1 inci.

3
4

Hasil penelitian di 8 kota di Indonesia menunjukkan komsumsi air rata-


rata sebanyak 138,5 liter/orang/hari (Slamet, 1996) dengan perincian sebagai
berikut :
1. Untuk mandi, cuci, kakus : 12,0 ltr/orang/hari (8,72 %)
2. Untuk Minum : 2,0 ltr/orang/hari ( 1,4 %)
3. Untuk Cuci Pakaian : 10,7 ltr/orang/hari ( 7,7 %)
4. Untuk Kebersihan Rumah : 31,4 ltr/orang/hari (22,7 %)
5. Untuk Taman : 11,8 ltr/orang/hari (8,5 %)
6. Untuk Cuci Kendaraan : 21,1 ltr/orang/hari (15,2 %)
7. Untuk Wudhu : 16,2 ltr/orang/hari (11,7 %)
8. Lain-lain : 33,3 ltr/orang/hari (24,2 %)
Air yang diperoleh dari sumber-sumber tersebut, atau kebanyakan dari
PDAM, perlu tempat penampungan untuk mengantisipasi adanya gangguan pada
saluran distribusi PDAM, sehingga air tidak keluar.

2.3 Model Instalasi Air


1. Sistem Terbuka
Secara umum,ada dua model instalasi pipa air bersih didalam rumah,yaitu
sistem tertutup dan sistem terbuka. Pemipaan tertutup maksudnya ujung
pipa yang terakhir (hilir) menyambung kembali ke ujung awal pipa (hulu).
Sistem seperti ini bisa juga disebut jaringan pemipaan memutar (loop).
Sedangkan sistern terbuka adalah kedua ujung pipa (hilir dan hulu) tidak
menyambung.Teak Oil
2. Sistem Tertutup
Sistem tertutup memungkinkan tekanan di semua outtake (pipa keluaran
air) rata. Sebab bila jaringan pemipaannya terbuka, biasanya outtake di
bagian ujung pipa akan bertekanan rendah.
Meski demikian, pemipaan sistem tertutup membutuhkan jumlah pipa
lebih besar dibanding pemipaan sistem terbuka. Konsekuensinya,
pemipaan sistem tertutup membutuhkan biaya lebih besar dibanding sistem
terbuka.
5

2.4 Kedudukan, jenis, dan ukuran pipa Instalasi Air

Sebagai sebuah sistem bangunan, instalasi pemipaan air bersih juga


membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Besar kecilnya biaya dipengaruhi oleh
model instalasi (tertutup atau terbuka), kedudukan/letak instalasi pipa (ditanam
dalam tanah atau di atas tanah).
1. Instalasi Pipa
Instalasi pipa sekunder pada bangunan gedung untuk penyediaan air bersih
bisa diletakkan di dalam tanah atau di atas tanah. Masing masing model
instalasi mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Instalasi di atas tanah biasanya ada pada plafon bangunan ataupun
tertanam dalam lantai atau dinding bangunan. Pemasangan instalasi
plumbing diatas plafon dikarenakan mudah pemasangannya dan juga
perawatannya. Deteksi kebocoran pipa pun lebih cepat diketahui sehingga
perbaikannya tidak sesulit instalasi pipa di dalam tanah. Pada bangunan
dua lantai, instalasi air bersih kebanyakan diletakkan di atas plafon.
Pada prinsipnya instalasi pipa air bersih merupakan sarana untuk
mengalirkan air dalam sistem plumbing. Kemampuan pipa untuk
mengalirkan air sangat tergantung dengan tekanan air yang melaluinya.
semakain besar tekanannya aliran air dalam pipa juga semakin keras.
Tekanan air yang disyaratkan dalam instalasi plumbing dalam bangunan
gedung 2 bar pada setiap titik kran air. Untuk menjaga tekanan air dalam
instalasi plumbing stabil, dapat menggunakan tower ataupun pompa boster
(pendorong).
2. Jenis dan Ukuran Pipa
Pipa yang dipakai pada instalasi plumbing ada dua macam, yakni yang
terbuat dari logam dan PVC. Bahan PVC merupakan terobosan inovatif
yang hebat dan sangat menghematkan konsumen. Selain itu, PVC
merupakan material yang tak karat dan lebih mudah perawatan maupun
perbaikannya jika terjadi kerusakan.
Satu satunya kelemahan pipa PVC adalah rawan bocor apabila sistem
pengelemannya kurang rapi. Meski demikian, PVC merupakan bahan yang
paling banyak dipakai masvarakat saat ini.
6

Tabel 2.1 Dimensi Pipa PVC

Gambar 2.1 Rencana Instalasi Air Bersih

Merujuk dari gambar rencana instalasi air bersih (Gambar ), dapat dikerjakan
instalasi perpipaan dengan tahapan berikut.

1) Menghitung kebutuhan pipa instalasi (PVC atau PPR) dan jenis sambungan
yang dibutuhkan. Misalnya bahan yang digunakan adalah PVC maka dapat
dihitung kebutuhan bahan sebagai berikut:
a. Pipa PVC 2m sebanyak 5 potong.
b. Pipa PVC 5m sebanyak 1 potong.
c. Pipa PVC 4m sebanyak 1 potong.
d. Pipa PVC 3m sebanyak 1 potong.
e. Pipa PVC 1,5m sebanyak 2 potong.
f. Kran sebanyak 5 buah.
g. Sambungan knee sebanyak 6 buah.
h. Sambungan tee sebanyak 4 buah.
i. Sambungan sok drat dalam sebanyak 5 buah sesuai jumlah kran.
7

2) Potong pipa PVC ke dalam aneka ukuran yang dibutuhkan.

Gambar 2.2 Pemotongan Pipa PVC


3) Rakitlah tahap demi tahap semua pipa yang telah dipotong sesuai ukuran,
sesuai rancangan pada gambar kemudian letakkan pada daerah yang sudah
ditentukan.
4) Dalam memasang saluran pipa air bersih yang pertama adalah pipa penyalur
air dari tandon (PDAM / Air Sumur) ke spot air bersih pada ruang sisi luar
bangunan.
5) Setelah Pipa dari tendon terpasang dilanjutkan pemasangan pipa penyalur /
pendistribusi agar dapat menyalurkan air bersih ke setiap titik diruangan yang
perlu di salurkan air bersih
6) Jika perakitan di pasang dibawah tanah maka harus dilakukan penggalian
menggunakan cangkul atau sekop untuk instalasi pipa terlebih dahulu, dan
jika instalasi diletakkan didalam dinding maka dilakukan pembongkaran
dinding terlebih dahulu.
7) Untuk menyambung pipa dengan sambungan pipa, caranya oleskan lem pipa
pada ujung pipa yang akan dimasukkan pada sambungan, lalu masukkan
dalam sambungan pipa. Demikian seterusnya untuk semua sambungan.
8) Untuk sambungan kran air, gunakan sambungan sok drat dalam. Karena kran
yang kita pakai drat-nya ada di luar. dengan melilit dengan TBA pada
dratnya, kemudian baru dipasangi kran. Agar jika membutuhkan penggantian
kran di masa yang akan datang, kita tinggal menggantinya saja tanpa harus
memotong pipa.
9) Setelah pengisntalan selesai coba salurkan air untuk mengecek jikalau terjadi
kebocoran air pada pipa yang sudah di instal.
8

10) Setelah pipa selesai dipasang jika dilakukan penginstalan didalam tanah maka
dilakukakan penutupan kembali dengan tanah ataupun dicor dan diberi
penutup lantai, jika didalam tembok maka di tutup kembali dengan dicor
menggunakan beton.

2.5 Perawatan Pipa Air Bersih

Instalasi plumbing yang telah dilakukan pengujian kebocoran dan yang


telah difungsikan perlu perawatan agar tidak terjadi kebocoran dan berdampak
pada komponen bangunan lainnya. Beberapa penyebab adanya kebocoran instalasi
air bersih disebabkan oleh hal-hal berikut:

1. Ukuran sambungan dengan ukuran pipa seringkali tidak persis sama dengan
yang tertera pada pipa. Ada sambungan yang ketika di pasang pada pipa
agak sedikit longgar, sehingga ketika dipasang mengakibatkan kebocoran.
2. Penggunaan lem PVC, yang kurang sempurna.
3. Hasil senai yang kurang sempurna, sehingga sambungan masih ada celah
alir air.
4. Sambungan-sambungan antar komponen instalasi air yang kurang sempurna
sering menimbulkan kebocoran.

2.6 Kebutuhan Air Baku


Kebutuhan air baku di sini dititik beratkan pada penyediaan air baku untuk
diolah menjadi air bersih.
1. Standar Kebutuhan Air
Standar kebutuhan air ada 2 (dua) macam yaitu :
a. Standar kebutuhan air domestic
Standar kebutuhan air domestik yaitu kebutuhan air yang digunakan pada
tempat-tempat hunian pribadi untuk memenuhi keperluan sehari-hari
seperti memasak, minum, mencuci dan keperluan rumah tangga lainnya.
Satuan yang dipakai adalah liter/orang/hari.
b. Standar kebutuhan air non domestic
Standar kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air bersih diluar
keperluan rumah tangga. Kebutuhan air non domestik antara lain :
9

 Penggunaan komersil dan industry


Yaitu penggunaan air oleh badan-badan komersil dan industri.
 Penggunaan umum
Yaitu penggunaan air untuk bangunan-bangunan pemerintah, rumah
sakit,sekolah-sekolah dan tempat-tempat ibadah.
Kebutuhan air non domestik untuk kota dapat dibagi dalam beberapa
kategori antara lain :
 Kota kategori I (Metro)
 Kota kategori II (Kota besar)
 Kota kategori III (Kota sedang)
 Kota kategori IV (Kota kecil)
 Kota kategori V (Desa)

Tabel 2.2 Kategori Kebutuhan Air Non Domestik


10

Kebutuhan air bersih non domestik untuk kategori I sampai dengan V


dan beberapa sektor lain adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2 Kebutuhan air non domestik kota kategori I, II, III dan IV

Tabel 2.3 Kebutuhan air bersih kategori V

Tabel 2.4. Kebutuhan air bersih domestik kategori lain


BAB III

PENERAPAN DALAM STUDI KASUS

3.1 Permasalahan Dalam Instalasi Air Bersih Rumah Tinggal

Kualitas air yang memenuhi syarat, debit air bersih yang mencukupi dan
tekanan air pada ujung pipa yang tepat adalah merupakan suatu persyaratan
kenyamanan yang diidamkan oleh setiap penghuni rumah.

Permasalahan yang sering muncul di lapangan adalah debit air yang tidak
memadai dan tekanan air yang kurang. Apalagi saat musim hujan , untuk
mendapat air bersih menjadi semakin sulit.

Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam merencanakan sistem


air bersih yaitu :

1. Kebutuhan air dalam rumah


2. Jenis sambungan sistem
3. Pipa distribusi
4. Tipe pengaliran
5. Pola Jaringan
6. Perlengkapan sistem distribusi

Didalam kasus studi ini akan dipelajari pengaruh faktor jenis sambungan sistem,
pola jaringan, perlengkapan sistem distribusi, serta perpipaan.

11
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan

Ada dua sistem distribusi air bersih yang kita kenal yaitu sistem distribusi
langsung dan tidak langsung. Sistem distribusi langsung biasanya dilakukan pada
sumber air yang berasal dari PDAM dengan anggapan bahwa tekanan air PDAM
tersebut cukup untuk mendorong air bersih ke seluruh sistem perpipaan dalam
rumah. Sumur sebagai sumber air bersih yang dipompakan langsung ke pipa
distribusi dalam rumah dikategorikan ke dalam sistem langsung. Sistem lainnya
adalah sistem tidak langsung, artinya air tidak langsung didistribusikan ke
jaringan, melainkan air dari sumber ditampung terlebih dahulu dalam suatu tangki
penampung air, misalnya tangki dalam tanah (Groundtank).

4.1.1 Sistem distribusi langsung

Gambar 4.1 Sistem distribusi langsung

Seperti yang telah disampaikan di atas, bahwa air bersih dari sumber
langsung didistribusikan melalui perpipaan dalam gedung menuju titik-titik
peralatan saniter atau kran-kran sebagai titik keluarnya air bersih.

Gambar di atas menunjukkan, bahwa sumber air dari PDAM masuk ke


Meter Air yang ada dalam persil biasanya menggunakan pipa diameter ½”.
Sebaiknya diameter pipa setelah Meter Air menuju pipa distribusi dalam rumah
menggunakan pipa dengan diameter yang lebih besar yaitu ¾” atau 1”. Hal ini

12
13

diasumsikan apabila suatu saat sistim distribusi pada utama suatu saat akan
disempurnakan, maka diameter minimal pipa utama sudah memenuhi syarat.

Sistem distribusi langsung lainnya dapat diaplikasi pada sumber air


sumur dangkal ataupun sumur dalam. Air dari sebuah sumur dangkal dipompakan
langsung ke sistem perpipaan dalam rumah dengan menggunakan pompa.
Keuntungan apabila menggunakan pompa adalah bahwa tekanan dan debit air
yang dibutuhkan pada setiap ujung pipa dapat dapat terpenuhi, tergantung dari
spesifikasi pompa yang digunakan.

Gambar 4.2 Skema sistem distribusi langsung

Kelebihan dari sistem distribusi langsung ini adalah :


 Sistem perpipaan di luar bangunan lebih sederhana.
 Relatif lebih hemat dari sisi biaya apabila dari Meter air langsung
didistribusi menuju sistim instalasi dalam rumah.

Kelemahannya :
 Debit air yang keluar dari PDAM setelah meter air tidak konstan dan
tekanan relatif kecil.
 Debit air yang keluar seringkali tidak memenuhi kebutuhan apabila
beberapa peralatan saniter digunakan secara bersamaan.
 Diameter pipa setelah meter air pada umumnya hanya ½”, sehingga untuk
menyambungkan pipa distribusi dengan diameter yang lebih besar harus
menggunakan Socket Reducer.
 Pompa tidak boleh digunakan secara langsung setelah meter air.
14

 Daya listrik rumah harus mencukupi, apabila dari sumur didistribusikan


langsung dengan menggunakan pompa.
4.1.2 Sistem distribusi tidak langsung

Gambar 4.3 Sistem distribusi tidak langsung


Sistem tidak langsung ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
debit dan tekanan air yang mencukupi, sehingga kenyamanan pemanfaatan air
bersih dalam rumah relatif terpenuhi. Sebelum air bersih didistribusikan ke sistem,
air ditampung terlebih dahulu dalam suatu tangki penampungan, baik itu berupa
tangki atas maupun tangki dalam tanah (Groundtank) dengan volume tangki yang
diperhitungkan mampu untuk kebutuhan rumah minimal dalam 1 hari.

Gambar 4.4 Skema distribusi tidak langsung


Masalah yang sering muncul adalah ketinggian tangki atas yang rendah
dan membuat tekanan dan debit air relatif kecil. Dalam upaya memenuhi
kebutuhan penghuni rumah, maka dipasang pompa dengan spesifikasi yang tepat.
Pompa tersebut berfungsi sebagai pompa pendorong. Beberapa produk pompa
pendorong telah banyak beredar di pasaran dengan berbagai spesifikasi yang bisa
dipilih untuk keperluan tersebut.
15

Gambar 4.5 Rangka menaikkan Tekan dan Debit Air

Gambar 4.6 Rangka menaikkan Tekan dan Debit Air


Gambar 4.6 menunjukkan sebuah pompa dan tangki tekan dipasang pada
sebuah tangki atas dalam rangka menaikkan tekan dan debit air. Pemasangan
tangki tekan berfungsi untuk meminimalisasi “On – Off” kerja pompa.

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, sumber air dari PDAM


seringkali tidak konstan. Oleh karena itu dibuatlah tangki dalam tanah
(Groundtank) dengan kapasitas tertentu untuk menampung air dari
PDAM,sebelum didistribusikan ke sistem instalasi atau dialirkan menuju tangki
atas. Untuk mengontrol kerja pompa, maka dipasang “Level control-Switch”.
Dengan mengatur pelampung atas dan bawah, maka pada ketinggian air tertentu,
maka pompa akan “bekerja atau mati”.

Kelebihan sistem ini adalah :


 Debit dan tekanan air bersih untuk keluarga dapat tercukupi, sehingga
kenyamanan dapat terpenuhi.
16

 Apabila menggunakan tangki atas (sistem gravitasi), kebutuhan air bersih


masih dapat berfungsi apabila listrik padam.

Kelemahannya :
 Pada sistem gravitasi (Tangki atas), tekanan air dalam sistem kurang bagus
apabila ketinggian tangki atas kurang dari 7 meter.
 Daya listrik rumah harus mencukupi, apabila dari tandon didistribusikan
dengan menggunakan pompa.
 Biaya lebih mahal daripada sistem langsung karena harus menggunakan
pompa
 Memerlukan perencanaan yang teliti.
4.2 Sistem perpipaan

Gambar 4.7 Sistem perpipaan


Jaringan pipa instalasi hendaknya dilaksanakan sesederhana mungkin
dengan sedikit belokkan agar tidak banyak terjadi kehilangan tekanan pada sistem
distribusi. Secara sederhana tanpa menggunakan perencanaan yang teliti, pipa
distribusi utama untuk bangunan rumah 1 s/d 2 lantai digunakan diameter 1”. Hal
ini dimaksudkan apabila tekanan air tidak begitu bagus, maka kehilangan tekanan
dalam sistem dapat diminimalisir.
17

Pipa dari sumber air atau tangki dapat didistribusikan ke peralatan saniter
atau perlengkapan lainnya melalui bawah lantai yang disebut dengan sistem dari
bawah ke atas, atau melalui atas plafon rumah yang biasa disebut sistem dari atas
ke bawah. Sedangkan untuk bangunan lebih dari satu lantai dapat menggunakan
gabungan dari dua sistem tersebut. Kedua sistem tersebut masing-masing
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Salah satu kelebihan dari sistem atas ke
bawah adalah apabila ada perbaikan, maka tidak akan banyak merusak
perlengkapan bangunan yang lainnya. Sedangkan kelemahan dari sistem dari
bawah ke atas adalah apabila ada perawatan perpipaan, maka mau tidak mau akan
merusak lantai bangunan (bangunan satu lantai).

Penggunaan pipa galvanis dan pipa PVC di beberapa negara sudah tidak
diperbolehkan, karena bahan kimia yang terkandung di dalamnya. Jenis pipa-pipa
baru yang beredar di pasaran antara lain PP-R (Polypropyline Random – produk
dari Wavin atau Toro 25 atau Vesbo dll), PE (Polyethylene-Wavin Black), Pipa
Multilayer (produk Rifeng dll.), pipa Stainless dll. Namun di Indonesia
penggunaan pipa galvanis dan PVC masih diperbolehkan.

4.3 Kesimpulan dan Saran

Tekanan dan debit air dari PDAM biasanya tidak kontinyu, sehingga hal
ini akan berpengaruh terhadap kenyamanan penghuni dalam rumah. Dengan
membuat tangki penampung (Groundtank atau tangki atas) maka diharapkan
volume air pada hari tersebut dapat terpenuhi olehnya. Ketinggian tangki atas
akan sangat mempengaruhi tekanan dan debit air yang keluar dari ujung pipa.
Oleh karena itu ketinggian tangki air sedapat mungkin minimal 7 meter dari atas
tanah. Jika posisi tangki atas relatif rendah atau menggunakan tangki bawah tanah
(Groundtank) disarankan menggunan unit pompa dorong.

Jaringan pipa instalasi hendaknya dilaksanakan sesederhana mungkin


dengan sedikit belokkan agar tidak banyak terjadi kehilangan tekanan pada sistem
distribusi. Sedangkan pipa distribusi utama dalam rumah sebainya digunaka
diameter 1”, untuk mengurangi kehilangan tekanan dalam pipa
DAFTAR PUSTAKA

Handi, 2009, Pompa Booster Untuk Menambah Tekananan Air,perkakasku.com


/2008/07/09/pompa-booster-untuk-menambah-tekanan-air/

Kuehn Thomas, Wasser trinken, aber richtig, http://www.apimanu.com/Wasser-


trinken-aber- richtig.html

PT. Wavin Duta Jaya, 2009/ Panduan Teknik dan Katalog Produk,-Wavin Black,
Jakarta

PT. Wavin Duta Jaya, 2009, Panduan Teknik dan Katalog Produk,-Wavin Tigris
Green, Jakarta

Prihadisetyo, 2006, Mengatur Kerja Pompa air Secara Otomatis,Error! Hyperlink


reference not valid.2009/05/06/mengatur-kerja-pompa-air-secara-
otomatis/,

Technical List N/07, PPR Pipes and Fitting, ATP s.r.l Barletta (BA)-Italy

Anda mungkin juga menyukai