Dosen Pengampu :
NIP. 19730127199903002
Disusun Oleh :
Dikerjakan oleh :
Awaliyatul Fitri
NIM. 211904103009
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
“Laporan Tugas Sistem Plambing Gedung Perbelanjaan 5 Lantai” ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Perencanaan Utilitas Gedung. Selain itu, laporan ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang tata cara perencanaan sitem
plambing di bangunan gedung bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yeny
Dhokhikah, S.T., M.T. selaku Dosen Mata Kuliah perencanaan Utilitas Gedung
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni ini. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan
semua, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini. Demikian Laporan ini kami susun, Semoga Laporan
Tugas Mata Kuliah Perencanaan Utilitas Gedung ini dapat digunakan
sebagaimana mestinya dan dapat bermanfaat bagi semua pihak, Terimakasih
iii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................... i
iv
BAB 4. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN .............................................16
LAMPIRAN ..........................................................................................................50
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Kurva Perkiraan Beban Kebutuhan Air untuk UBAP .......................23
Gambar 4.2 Denah Sanitair dengan Jaringan Perpipaan Air Bersih Lantai 1-3.....24
Gambar 4.3 Denah Sanitair dengan Jaringan Perpipaan Air Bersih Lantai 4 ........26
Gambar 4.4 Denah Sanitair dengan Jaringan Perpipaan Air Bersih Lantai 5 ........27
Gambar 4.5 Denah Sanitair dengan Jaringan Perpipaan Air Limbah Lantai 1-3...29
Gambar 4.6 Denah Sanitair dengan Jaringan Perpipaan Air Limbah Lantai 4 ......31
Gambar 4.7 Denah Sanitair dengan Jaringan Perpipaan Air Limbah Lantai 5 ......33
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.7 Jumlah Alat Plambing Lantai 4 (R. Peragaan Biologi) ..........................22
Tabel 4.10 Perhitungan Diameter Pipa Sistem Plambing Lt 1-3 (Pria) .................25
Tabel 4.11 Perhitungan Diameter Pipa Sistem Plambing Lt 1-3 (Wanita) ............25
Tabel 4.18 Perhitungan Diameter Pipa Tegak Sistem Air Bersih ..........................29
Tabel 4.19 Perhitungan Diameter Pipa Air Limbah Lantai 1-3 Wanita ................30
Tabel 4.20 Perhitungan Diameter Pipa Air Limbah Lantai 1-3 Wanita ................30
Tabel 4.21 Perhitungan Pipa Air Limbah Lantai 4 Ruang Peragaan Biologi ........31
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Denah
Lampiran 3 Tipe Sanitair Dan Sistem Penyediaan Air Limbah Dan Vent
ix
BAB 1. PENDAHULUAN
2
1.3 Batasan Masalah
Batasan dalam perencanaan sistem plambing Gedung sekolah SMA
adalah:
1) Kebutuhan air bersih.
2) Sistem perpipaan air bersih
3) Penentuan diameter pipa air bersih.
4) Sistem perpipaan air limbah.
5) Penentuan diameter pipa air limbah.
6) Penentuan sistem drainase gedung.
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
4
diperlukan dan reservoir distribusi. Sistem penyedian air bersih harus dapat
menyediakan jumlah air yang cukup untuk kebutuhan yang diperlukan.
6
2.3 Sistem Aliran Air Kotor dan Ven
Sistem aliran air kotor merupakan hal yang penting dalam perencanaan
bangunan, karena hal itu merupakan salah satu pertimbangan dalam membuat
bangunan di karenakan sanitasi akan di bangun saat pembangunan di mulai, dan
hampir tidak bisa di ganti saat bangunan sudah berdiri. Sistem aliran air kotor
merupakan sistem instalasi untuk menyalurkan air kotor yang berasal dari
tempattempat air di suatu bangunan (seperti dapur, kamar mandi, wastafel dll).
Sistem ven adalah bagian dari sistem plambing yang terdiri dari pipa yang
dipasang untuk sirkulasi udara ke seluruh bagian dari sistem pembuangan dan
mencegah terjadinya efek sifon dan tekanan balik pada perangkap. Tujuan dari
sistem ven adalah menjaga sekat perangkap dari efek sifon atau tekanan balik,
menjaga aliran yang lancar dalam pipa pembuangan dan mesirkulasikan udara
dalam pipa pembuangan.
Sistem Aliran Air Buangan dipisahkan menurut teknik pembuangannya :
Sistem pengasingan air campuran, yakni suatu sistem pembuangan dimana air
kotor dan air bekas dialirkan kedalam satu drainase / pipa.
Sistem pengasingan air terpisah, yakni sistem pengasingan dimana air kotor
dan air bekas setiap dialirkan secara terpisah atau memakai pipa yang
berlainan.
7
2.4 Sistem Drainase Air Hujan
Setiap gedung yang direncanakan harus mempunyai perlengkapan drainase
untuk menyalurkan air hujan dari atap dan halaman (dengan pengerasan) di dalam
persil ke saluran pembuangan campuran kota.
Drainase terbagi dua yaitu drainase atap dan drainase bawah tanah. Pada
drainase atap memliki ketentuan harus kedap air dan memiliki saringan yang
dipasang pada lubang talang tegak. Saringan tersebut harus menonjol
sekurangkurangnya 10 cm dari atas permukaan atap atau talang datar diukur dari
lubang masuk talang tegak. Jumlah luas lubang saringan tidak boleh lebih kecil
dari 1,5 kali luas penampang tegak. Pada drainase bawah tanah atau yang
dipasang pada lantai keider (besmen) suatu gedung harus lebih atau sama dengan
100 mm (SNI 03-7065-2005). Terdapat dua aspek yang menjadi perhatian pada
sistem drainase untuk atap, yaitu efektif dan cepat penghilangan air dari
permukaan atap, selain itu memastikan tidak ada genangan yang tersisa setelah
hujan. kapasitas saluran atap harus memadai untuk mengumpulkan, menyimpan
dan membuang air hujan. Penyaluran air hujan yang efektif didapat dari
permukaan grading yang tepat, kapasitas debit yang memadai sistem drainase dan
pemilihan bahan atap yang tepat (Tavukcuoglu, 2007). Saluran drainase yang
tepat harus memperhatikan karakteristik bangunan, kapasitas debit, dan kondisi
iklim yang berlaku (Hall,1996)
Pengaliran air hujan dilakukan dengan 2 cara :
1. Sistem Gravitasi
Melalui pipa dari atap dan balkon menuju lantai dasar dan dialirkan
langsung ke saluran kota
2. Sistem Bertekanan (Storm Water)
Air hujan yang masuk ke lantai basement melalui ramp dan air buangan
lain yang berasal dari cuci mobil dan sebagainya dalam bak
penampungan 8 sementara (sump pit) di lantai basement terendah untuk
kemudian dipompakan keluar menuju saluran kota.
Peralatan Sistem Drainase Dan Air Hujan
1. Pompa Drainase (Storm Water Pump) berfungsi untuk memompakan air
dari bak penampungan sementara menuju saluran utama bangunan.
8
Pompa yang digunakan adalah jenis submersible pump (pompa
terendam) dengan sistem operasi umumnya automatic dengan bantuan
level kontrol yang ada di pompa dan sistem parallel alternate.
2. Pipa Air Hujan Pipa air hujan berfungsi untuk mengalirkan air hujan dari
atap menuju rol bangunan. Bahan yang dipakai adalah PVC klas 10 bar.
3. Roof Drain berfungsi sama dengan floor drain, hanya penempatannya di
atap bangunan dan air yang dialirkan adalah air hujan. Bahan yang
dipakai adalah cast iron dengan diberi saringan berbentuk kubah di
atasnya.
2.5 Sistem Perpipaan untuk Hidran Kebakaran
a. Sistem Hidran
Hidran merupakan sarana pemadam kebakaran yang menggunakan
media air untuk mematikan api. Air dari bak penampungan di alirkan melalui
pipa-pipa penyalur menggunakan pompa. Sistem hidran terdiri atas:
1) Tempat penyimpanan air (reservoir).
2) Pompa dan Hydrophore.
3) Sistem penjernih air.
4) Sistem perpipaan.
b. Tempat Penyimpanan Air (reservoir)
Reservoir merupakan tempat penampungan air yang akan digunakan
dalam proses pemadaman kebakaran. Biasanya reservoir ini berbentuk satu
tangki ataupun beberapa tangki yang terhubung satu dengan yang lainnya,
bisa berada di atas tanah maupun dalam tanah dan harus dibuat sedemikian
rupa hingga dapat menampung air untuk suplai air hidran. Reservoir yang
digunakan dalam perancangan berupa bak berdimensi 3,6 x 1 x 1 meter yang
terhubung dengan bak penampungan air bersih yang dipisahkan oleh gerbang
air. Gerbang air memungkinkan pemindahan air bersih ke ruang hidran,
namun tidak untuk sebaliknya.
Pemindahan air bersih ke bak hidran dimungkinkan untuk
mengantisipasi kondisi darurat bila air hidran habis ketika masih diperlukan
sehingga proses pemadaman tidak terganggu. Tetapi air hidran tidak dapat
9
digunakan untuk keperluan air bersih karena pada saat penyaringannya air
untuk hidran tidak diutamakan kebersihannya.
Reservoir ini berada di dalam tanah dan harus dibuat sedemikian rupa
hingga dapat menampung air untuk suplai air hidran. Selain itu reservoir juga
harus dilengkapi dengan mekanisme pengisian kembali dari sumber-sumber
air yang dapat diandalkan untuk menjaga level air yang tersedia dalam
reservoir. Mekanisme pengisian reservoir ini terdiri dari sistem pompa yang
dihubungkan dengan sumber air tanah.
c. Sistem Perpipaan
Sistem perpipaan merupakan sebuah sistem yang berfungsi sebagai
media untuk mengalirkan fluida, baik berupa cairan maupun gas dari satu
tempat ke tempat yang lain.
Dalam sistem hidran, sistem perpipaan ini digunakan sebagai saluran
air yang berguna untuk memadamkan api apabila di suatu tempat terjadi
kebakaran. Sistem ini bekerja berdasarkan tekanan, fluida dari pompa
dialirkan melalui satu pipa dicabangkan menuju kran – kran pada setiap
terminal akhir melalui pipa bercabang.
Sistem perpipaan pada hidran merupakan jalur utama distribusi air
dari lokasi sumber air (sumur) menuju reservoir dan juga dari reservoir
menuju titik penempatan kotak pemadam kebakaran di tiap lantai gedung.
Tanpa pipa maka tidak dapat disebut sebagai sistem hidran, tetapi hanya alat
penyemprot air.
Sistem hidran pipa merupakan salah satu peranan terpenting untuk
mendukung transportasi fluida dari pompa menuju komponen–komponen
lainnya.
d. Sistem Distribusi
Sistem pipa utama (primary feeders) dari hidran biasanya berukuran
12 hingga 16 in. Pipa sambungan kedua (secondary feeders) biasanya
berukuran 8 hingga 12 in. Sedangkan untuk cabang pipa biasanya berukuran
4,5 hingga 6 in. Pada ujung pipa hidran tersambung dengan pilar hidran.
Disamping pilar hidran terpasang box yang digunakan untuk menyimpan
10
selang hidran (house). Selang ini terbuat dari bahan kanvas yang panjangnya
berkisar 20-30 meter.
Sebagai pendukung supply air hidran, dibuatlah suatu sambungan pipa
yang berinterkoneksi dengan sistem pipa hidran yang disebut sambungan
siamese. Sambungan ini terdiri dari satu atau dua sambungan pipa yang
fungsinya adalah untuk memberikan supply air tambahan untuk mobil
pemadam kebakaran atau sistem pilar hidran umum.
11
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
12
Tabel 3.1 Kegunaan gedung per lantai
Lantai Kegunaan
Lantai 1 Ruang Guru
Lantai 2 Ruang Kelas
Lantai 3 Ruang Kelas
Lantai 4 Ruang Peragaan Biologi
Lantai 5 Laboratorium
13
3.4 Sistem Penyediaan Air bersih
Pendistribusian air bersih pada gedung-gedung bertingkat memerlukan
suatu instalasi pendistribusian yang mampu memenuhi kebutuhan akan air bersih
secara merata ke seluruh tempat pada gedung. Perbedaan tinggi tiap lantai gedung
dari permukaan tanah pada gedung bertingkat tidak sama, ini menyebabkan besar
tekanan air bersih yang keluar dari alat plumbing pada tiap lantai tidak sama. Untuk
menghasilkan tekanan dan debit air yang optimal dibutuhkan perancangan instalasi
yang baik.Untuk mengatasi keadaan ini, diperlukan pembangunan sistem distribusi
air yang baik untuk menjamin ketersediaan air bersih bagi konsumen dan evaluasi
terhadap sistem penyediaan air bersih yang ada sekarang ini, terutama sistem
jaringan pipa distribusinya.
Pendistribusian air bersih pada gedung-gedung bertingkat memerlukan
suatu instalasi pendistribusian yang mampu memenuhi kebutuhan akan air bersih
secara merata ke seluruh tempat pada gedung. Perbedaan tinggi tiap lantai gedung
dari permukaan tanah pada gedung bertingkat tidak sama, ini menyebabkan besar
tekanan air bersih yang keluar dari alat plumbing pada tiap lantai tidak sama.
Tekanan dan debit air yang optimal dibutuhkan perancangan instalasi yang baik.
Keadaan ini diatasi dengan pembangunan sistem distribusi air yang baik untuk
menjamin ketersediaan air bersih bagi konsumen dan evaluasi terhadap sistem
penyediaan air bersih yang ada sekarang ini, terutama sistem jaringan pipa
distribusinya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kendala-kendala yang mungkin
terjadi pada jaringan pipa distribusi sehingga hal tersebut menyebabkan
ketidaklancaran pendistribusian air bersih ke tiap lantai. Pasokan air ke konsumen
umumnya dilakukan melalui jaringan pipa distribusi air yang biasanya sangat
kompleks dalam suatu gedung dengan menggunakan metoda darcyweisbach
(Magfurah, 2013).
3.5 Sistem Hydrant
Hydrant gedung merupakan sistem fire hydrant yang didesain dan diinstal
pada sebuah gedung. Sistem hydrant gedung menggunakan media air bertekanan
untuk memadamkan kebakaran.Cara kerja sistem ini adalah bekerja secara
manual. Konsepnya adalah jaringan hydrant dan sistem pipa yang akan memasok
media air untuk dialiri ke titik api.
14
3.6 Sistem Drainase
Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau
mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian
bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air
dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.
Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam
kaitannya dengan sanitasi (Dr. Ir. Suripin, M.Eng.2004)
15
BAB 4. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
a) Tipe Bangunan
Jenis Bangunan : Sekolah SMA 5 lantai
Tipe Bangunan : Tipe 2
Keterangan :
A = 58 m
B = 55 m
C = 35 m
D = 35 m
z = A – D = 58 – 35 = 23 m
b) Luas Bangunan
L = (B x D)+(z x C) ……………………………………………….(4.1)
16
= (55 x 35) + (23 x 35)
= 1925 + 805
c) Luas Efektif
Lantai 1-3 (R. Kuliah) = 66% x 3 x 2730 = 5405,4 m2
Lanati 4 (R. Peragaan Biologi) = 59% x 2730 = 1610,7 m2
Lantai 5 (Laboratorium) = 62% x 2730 = 1692,6 m2
d) Jumlah Penghuni
= 22,56 m3/hari
Laboratorium = 268 x 80 = 21476 L/hari
= 21,44 m3/hari
Jadi jumlah kebutuhan air sebesar 130,53 m3/hari
f) Kebutuhan Air Rata – rata
Untuk waktu pennggunaan air pada bangunan sekolah SMA rata – rata
selama 8 jam
17
Qh = Qd/T………………………………………………………….........(4.4)
= 130,53/8
= 16,32 m3/jam
g) Perhitungan Kebocoran
Presentase kebocoran diasumsikan sebesar 20%, sehingga diperoleh
perhitungan sebagai berikut :
Kebocoran = (20% x 130,53) = 26,11 m3
h) Qd Total
Qd Total = Kebocoran + Qd = 26,11 +130,530 = 156,64 m3/hari
i) Pemakaian Air Pada Jam Puncak
Qh max = C1 x Qh…….………………………………………………(4.5)
= 1,75 x 16,32
= 28,55 m3/jam
j) Pemakaian Air Pada Menit Puncak
Qm max = C2 x Qh……………………………………………………..(4.6)
= 3,5 x 16,32
= 57,11 m3/menit
4.1.2 Kebutuhan Air Berdasarkan Kebutuhan Alat Plambing
Berdasarkan perhitungn, diketahui jumlah penghuni Sekolah SMA
sebanyak 268-360 orang per lantai. Karena tidak terdapat ketentuan jumlah siswa
dan siswi, maka kita asumsikan masing – masing sebesar 50% . Jumlah aksesoris
alat plambing yang ditentukan disesuaikan dengan SNI 8153:2015 dan SNI 03-
7065-2005.
Lantai 1 untuk R. Kelas = 360 = 180 (siswa) 180 (siswi)
Lantai 1 untuk R. Kelas = 360 = 180 (siswa) 180 (siswi)
Lantai 1 untuk R. Kelas = 360 = 180 (siswa) 180 (siswi)
Lantai 4 untuk R. Peragaan Biologi = 282 = 141 (siswa) 141 (siswi)
Lantai 5 untuk Laboratorium = 268 = 134 (siswa) 134 (siswi)
18
Tabel 4.1 Jumlah Alat Plambing Lantai 1 R. Guru
Alat Plambing Laki - Laki Perempuan
Kloset (Katup Gelontor) 4 6
Urinal 7 0
Lavatory 5 5
Pancuran 1 1
Bak Cuci Tangan 0 0
(Sumber: Perhitungan, 2022)
Urinal 7 0
Lavatory 5 5
Pancuran 1 1
19
Tabel 4.4 Jumlah Alat Plambing Lantai 5 R. Laboratorium
Alat Plambing Laki – Laki Perempuan
Kloset (Katup Gelontor) 3 4
Urinal 5 0
Lavatory 3 3
Pancuran 1 1
Bak Cuci Tangan 3
(Sumber: Perhitungan, 2022)
= (10x15)+(7x5)+(9x10)+(0x10)+(2x10)
= (8x15)+(6x5)+(7x10)+(3x10)+(2x10)
= 260 Liter
Lantai 5, Laboratorium
= (7x15)+(5x5)+(7x10)+(3x10)+(2x10)
= 249 Liter
20
4.1.3 Kebutuhan Air Bersih Berdasarkan Unit Beban Alat Plambing
Penentuan Unit Beban Alat Plambing pada gedung Sekolah SMA
menggunakan perhitungan jumlah saniter berdasarkan jumlah penghuni per
lantai suatu bangunana. Berikut perhitungan UBAP pada gedung Sekolah SMA :
Tabel 4.5 Nilai Unit Beban Alat Palmbing
Perlengkapan Umum (UBAP)
Kloset (Katup Gelontor) 10
Urinal 5
Lavatory 1
Bak Cuci Tangan 2
Pancuran 4
(Sumber: Perhitungan, 2022)
UBAP = (10x10)+(7x5)+(10x1)+(2x4)
= 151 UBAP x 3
= 453 UBAP
21
Tabel 4.7 Jumlah Alat Plambing Lantai 4 (R. Peragaan Biologi)
Alat Plambing Laki – Laki Perempuan
Kloset (Katup Gelontor) 3 5
Urinal 6 0
Lavatory 4 4
Pancuran 1 1
Bak Cuci Tangan 3
(Sumber: Perhitungan, 2022)
22
Gambar 4.1 Kurva Perkiraan Beban Kebutuhan Air untuk UBAP
(Sumber: SNI 8153-200)
23
4.2 Sistem Penyediaan Air Bersih
Metode perhitungan UBAP digunakan dalam penentuan ukuran pipa atau
diameter pipa yang dipakai dalam sistem penyediaan air bersih di Sekolah SMA 5
lantai. Dasar yang digunakan daalm perhitungan ini adalah SNI 8153:2015 dan
SNI 03-7065-2005. Untuk panjang ppa yang digunaka, dapat dihitung dengan
bantuan software autocad yang penggambarannya disesuaikan dengan gedung
yang direncanakan. Perhitungan harus dihitung dengan teliti dan cermat agar
terhindar dari kesalahan atau permasalaahan yang akan terjadi.
Gambar 4.2 Denah Sanitair dengan Jaringan Perpipaan Air Bersih Lantai 1- 3
WC LV UR KRAN
Wanita 6 5 0 1
Pria 4 5 7 1
Jumlah 10 9 7 2
(Sumber: Perhitungan, 2022)
24
Tabel 4.10 Perhitungan diameter pipa sistem plambing Lt 1-3 (pria)
KEBUTUHAN MINIMUM ALAT PLAMBING PRIA (LT 1 - 3)
PT - A 1 LV 1 12 ¾
A-B 2 LV 2 12 ¾
B-C 3 LV 3 12 ¾
C-D 4 LV 4 12 ¾
D-E 5 LV 5 12 ¾
E-F 1WC + 5LV 45 12 1¼
F-G 1WC + 1P + 5LV 46 12 1¼
G-H 2WC + 1P + 5LV 76 12 1½
H-I 3WC + 1P + 5LV 96 12 1½
I-J 4WC + 1P + 5LV 111 12 1½
K 1 UR 20 18 1
K-L 2 UR 35 18 1¼
L-M 3 UR 45 18 1¼
M-N 4 UR 53 18 1¼
N-O 5 UR 58 18 1¼
O-P 6 UR 63 18 1¼
P-Q 7 UR 68 18 1¼
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)
Tabel 4.11 Perhitungan diameter pipa sistem plambing Lt 1-3 (wanita)
KEBUTUHAN MINIMUM ALAT PLAMBING WANITA (LT 1 - 3)
PT – A 1LV 1 12 ¾
A–B 2LV 2 12 ¾
B–C 3LV 3 12 ¾
C–D 1WC + 3LV 43 12 1¼
D–E 2WC + 3LV 73 12 1¼
E–F 3WC + 3 LV 93 12 1½
G 1WC 40 12 1¼
G–H 2WC 70 12 1¼
H –I 2WC + 1P 71 12 1¼
I–J 3WC + 1P 91 12 1½
J–K 3WC + 1P + 1LV 92 12 1½
K–L 3WC + 1P + 2LV 93 12 1½
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)
25
Gambar 4.3 Denah Sanitair dengan Jaringan Perpipaan Air Bersih lantai 4
PT - A 1LV 1 12 ¾
A-B 2LV 2 12 ¾
B-C 1WC + 2LV 42 12 1¼
C-D 2WC + 2LV 72 12 1¼
E 1WC 40 12 1¼
E-F 1WC + 1BC 41 12 1¼
F-G 2WC + 1BC 71 12 1¼
G-H 2WC + 2BC 72 12 1¼
H-I 2WC + 1P + 2BC 73 12 1¼
I-J 3WC + 1P + 2BC 93 12 1½
3WC + 1P + 1LV +
J-K 94 12 1 1/2
2BC
3WC + 1P + 2LV +
K-L 95 12 1½
2BC
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)
26
Tabel 4.14 Perhitungan diameter pipa sistem plambing Lt 4 (pria)
KEBUTUHAN MINIMUM ALAT PLAMBING PRIA (LT 4)
PT - A 1LV 1 12 1¼
A-B 2LV 2 12 1¼
B-C 3LV 3 12 1½
C-D 4LV 4 12 1½
D-E 1WC + 4LV 44 12 1½
E-F 1WC + 1P + 4LV 45 12 ¾
F-G 2WC + 1P + 4LV 75 12 ¾
G-H 3WC + 1P + 4LV 95 12 ¾
I 1UR 20 12 ¾
I-J 2UR 35 12 1
J-K 3UR 45 12 1
K-L 3UR + 1BC 46 12 1¼
L-M 4UR + 1BC 54 12 1¼
M-N 5UR + 1BC 59 12 1¼
N-O 6UR + 1BC 64 12 1¼
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)
Gambar 4.4 Denah Sanitair dengan Jaringan Perpipaan Air Bersih lantai 5
27
Tabel 4.15 Kebutuhan alat plambing Lt 5
Alat Plambing Laki - Laki Perempuan
Kloset (Katup Gelontor) 3 4
Urinal 5 0
Lavatory 3 3
Pancuran 1 1
Bak Cuci Tangan 3
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)
Tabel 4.16 Perhitungan diameter pipa sistem plambing Lt 5 (wanita)
KEBUTUHAN MINIMUM ALAT PLAMBING WANITA (LT 5)
PT - A 1LV 1 12 ¾
A-B 2LV 2 12 ¾
B-C 1WC + 2LV 42 12 1¼
C-D 1WC + 1P + 2LV 43 12 1¼
D-E 2WC + 1P + 2LV 73 12 1¼
F 1WC 40 12 1¼
F-G 1WC + 1BC 41 12 1¼
G-H 2WC + 1BC 71 12 1¼
H-I 2WC + 2BC 72 12 1¼
2WC + 2BC +
I-J 73 12 1¼
1LV
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)
Tabel 4.17 Perhitungan diameter pipa sistem plambing Lt 5 (pria)
KEBUTUHAN MINIMUM ALAT PLAMBING PRIA (LT 5)
PT - A 1 LV 1 12 ¾
A-B 2LV 2 12 ¾
B-C 3LV 3 12 ¾
C-D 1WC + 3LV 43 12 1¼
D-E 1WC + 1P + 3LV 44 12 1¼
E-F 2WC + 1P + 3LV 74 12 1¼
F-G 3WC + 1P + 3LV 94 12 1½
H 1UR 20 12 1
H-I 2UR 35 12 1
I-J 3UR 45 12 1¼
28
J-K 1BC + 3UR 46 12 1 1/4
K-L 1BC + 4UR 54 12 1¼
L-M 1BC + 5UR 59 12 1¼
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)
Tabel 4.18 Perhitungan diameter pipa tegak sistem air bersih
PIPA TEGAK
LANTAI JENIS ALAT PLAMBING KUMULATIF UBAP DIAMETER PIPA (Inci)
LANTAI 1 10WC + 7 UR + 10LV + 2P 165+68+10+2 = 245 2
LANTAI 2 10WC + 7 UR + 10LV + 2P 165+68+10+2 = 245 2
LANTAI 3 10WC + 7 UR + 10LV + 2P 165+68+10+2 = 245 2
LANTAI 4 8WC + 6UR + 8LV + 2P + 3BC 145+63+8+2+3 = 221 2
LANTAI 5 7WC + 5UR + 6LV + 2P + 3BC 135+58+6+2+3 = 204 2
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)
4.3 Sistem Penyediaan Air Limbah dan Vent
4.3.1 Sistem Air limbah
Sistem penyaluran air limbah di gedung ini direncanakan menggunakan pipa
cabang mendatar untuk mengalirkan air limbah dari semua alat plambing di setiap
sanitair menuju pipa tegak. Pipa tegak akan membawa air limbah menuju lantai 1
dan disalurkan menggunakan saluran air limbah di halaman menuju septic tank.
Efluen dari septic tank adalah air yang layak dibuang ke lingkungan maka akan
dialirkan menuju saluran kota. Dimensi pipa cabang mendatar, pipa tegak, dan
saluran air limbah gedung ditentukan berdasarkan SNI 03-7065:2005.
Gambar 4.5 Denah Sanitair dengan Jaringan Perpipaan Air Limbah lantai 1-3
29
Tabel 4.19 Perhitungan diameter pipa air limbah lantai 1-3 wanita
KEBUTUHAN MINIMUM ALAT PLAMBING PRIA (LT 1 - 3)
A 1WC 40 12 3
A-B 1WC + 1FD 42 12 3
B-C 2WC + 1FD 72 12 3
C-D 2WC + 2FD 74 12 3
D-E 3WC + 2FD 94 12 3
E-F 3WC + 3FD 96 12 3
F-G 4WC + 3FD 111 12 4
G-H 4WC + 4FD 113 12 4
H-I 4WC + 4FD + 1LV 114 12 4
I-J 4WC + 4FD + 2LV 115 12 4
J-K 4WC + 4FD + 3LV 116 12 4
K-L 4WC + 4FD + 4LV 117 12 4
L-M 4WC + 4FD + 5LV 118 12 4
N 1UR 20 18 2½
N-O 2UR 35 3
O-P 3UR 45 18 3
P-Q 4UR 53 18 3
Q-R 5UR 58 18 3
R-S 6UR 63 18 3
S-T 7UR 68 18 3
Tabel 4.20 Perhitungan diameter pipa air limbah lantai 1-3 wanita
KEBUTUHAN MINIMUM ALAT PLAMBING WANITA (LT 1 - 3)
A 1WC 40 18 3
A-B 1 FD + 1WC 42 18 3
B-C 1 FD + 2WC 72 18 3
C-D 2 FD + 2WC 74 18 3
D-E 2 FD + 3WC 94 18 3
30
E-F 3 FD + 3WC 96 18 3
3 FD + 3WC +
E-F 97 18 3
1LV
3 FD + 3WC +
G-H 98 18 3
2LV
I 1WC 40 12 3
I-J 1WC + 1FD 42 12 3
J-K 2WC + 1FD 72 12 3
K-L 2WC + 2FD 74 12 3
L-M 3WC + 2FD 94 12 3
M-N 3WC + 3FD 96 12 3
3WC + 3FD +
N-O 97 12 3
1LV
3WC + 3FD +
O-P 98 12 3
2LV
3WC + 3FD +
P-Q 99 12 3
3LV
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)
A 1WC 40 12 3
A-B 1WC + 1FD 42 12 3
B-C 2WC + 1FD 72 12 3
C-D 2WC + 2FD 74 12 3
D-E 2WC + 2FD + 1LV 75 12 3
E-F 2WC + 2FD + 2LV 76 12 3
G 1WC 40 12 3
31
G-H 1WC + 1FD 42 12 3
H-I 1WC + 1FD + 1BC 43 12 3
I-J 2WC + 1FD + 1BC 73 12 3
J-K 2WC + 2FD + 1BC 75 12 3
K-L 2WC + 2FD + 2BC 76 12 3
L-M 3WC + 2FD + 2BC 96 12 3
M-N 3WC + 3FD + 2BC 98 12 3
N-O 3WC + 3FD + 2BC + 1LV 99 12 3
O-P 3WC + 3FD + 2BC + 2LV 100 12 4
A 1WC 40 12 3
A-B 1WC + 2FD 42 12 3
B-C 2WC + 1FD 72 12 3
C-D 2WC + 2FD 74 12 3
D-E 3WC + 2FD 94 12 3
E-F 3WC + 3FD 96 12 3
3WC + 3FD +
F-G 1LV 97 12 3
3WC + 3FD +
G-H 2LV 98 12 3
3WC + 3FD +
H-I 3LV 99 12 3
3WC + 3FD +
I-J 4LV 100 12 4
K 1UR 20 12 2½
K-L 2UR 35 12 3
L-M 3UR 45 12 3
M-N 3UR + 1BC 46 12 3
N-O 4UR + 1BC 54 12 3
O-P 5UR + 1BC 59 12 3
P-Q 6UR + 1BC 64 12 3
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)
32
Gambar 4.7 Denah Sanitair dengan Jaringan Perpipaan Air Limbah lantai 5
A 1WC 40 12 3
A-B 1WC + 1FD 42 12 3
B-C 2WC + 1FD 72 12 3
C-D 2WC + 2FD 74 12 3
D-E 2WC + 2FD + 1LV 75 12 3
E-F 2WC + 2FD + 2LV 76 12 3
G 1WC 40 12 3
G-H 1 WC + 1FD 42 12 3
H-I 1WC + 1FD + 1BC 43 12 3
I-J 2WC + 1FD + 1BC 73 12 3
J-K 2WC + 2FD + 1BC 75 12 3
K-L 2WC + 2FD + 2BC 76 12 3
2WC + 2FD + 2BC +
L-M 77 12 3
1LV
33
Tabel 4.24 Perhitungan Pipa Air Limbah Lantai 5 (Pria)
KEBUTUHAN MINIMUM ALAT PLAMBING PRIA (LT 5)
A 1WC 1 40 3
A-B 1WC + 1FD 2 42 3
B-C 2WC + 1FD 3 72 3
C-D 2WC + 2FD 4 74 3
D-E 3WC + 2FD 5 94 3
E-F 3WC + 3FD 1 96 3
3WC + 3FD +
F-G 1 97 3
1LV
3WC + 3FD +
G-H 1 98 3
2LV
3WC + 3FD +
H-I 3 99 3
3LV
J 1UR 9 20 2 1/2
J-K 2UR 11 35 3
K-L 3UR 17 45 3
L-M 3UR + 1BC 19 46 3
M-N 4UR + 1BC 25 54 3
N-O 5UR + 1BC 26 59 3
34
Sistem vent dimaksudkan untuk mengeluarkan udara yang terjebak di
dalam instalasi pipa buangan atau limbah. Digunakan dua macam pipa vent untuk
menjaga saluran pipa pembuangan tetap lancar. Peletakan pipa vent berada di ats
pipa air limbah dengan panjang yang sama. Penentuan unit beban alat plambing
pada pipa ven disesuaikan dengan jenis alat plambing yang digunakan serta sesuai
dengan penggunaannya. Penentuan diameter pipa horizontal pipa ven mengacu
pada tabel 11 SNI 8153:2015.
Penentuan diameter pipa tegak dalam pipa buangan ini menggunakan
sistem gravitasi, dimana dalam penentuan unit beban alat plambing kumulatif
yaitu 1 pipa tegak digunakan untuk 1 sanitair yang terdiri dari 3 - 4 sistem.
Tabel 4.26 Perhitungan Pipa Vent Lt 1-3 (Pria)
KEBUTUHAN MINIMUM ALAT PLAMBING PRIA (LT 1 - 3)
A 1WC 40 12 2 1/2
A-B 1WC + 1FD 42 12 2 1/2
B-C 2WC + 1FD 72 12 3
C-D 2WC + 2FD 74 12 3
D-E 3WC + 2FD 94 12 3
E-F 3WC + 3FD 96 12 3
F-G 4WC + 3FD 111 12 4
G-H 4WC + 4FD 113 12 4
4WC + 4FD +
H-I 114 12 4
1LV
4WC + 4FD +
I-J 115 12 4
2LV
4WC + 4FD +
J-K 116 12 4
3LV
4WC + 4FD +
K-L 117 12 4
4LV
4WC + 4FD +
L-M 118 12 4
5LV
N 1UR 20 18 2
N-O 2UR 35 18 2 1/2
O-P 3UR 45 18 2 1/2
P-Q 4UR 53 18 3
Q-R 5UR 58 18 3
R-S 6UR 63 18 3
S-T 7UR 68 18 3
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)
35
Tabel 4.27 Perhitungan Pipa Vent Lt 1-3 (wanita)
KEBUTUHAN MINIMUM ALAT PLAMBING WANITA (LT 1 - 3)
A 1WC 40 18 2 1/2
A-B 1 FD + 1WC 42 18 2 1/2
B-C 1 FD + 2WC 72 18 3
C-D 2 FD + 2WC 74 18 3
D-E 2 FD + 3WC 94 18 3
E-F 3 FD + 3WC 96 18 3
3 FD + 3WC +
E-F 1LV 97 18 3
3 FD + 3WC +
G-H 2LV 98 18 3
I 1WC 40 12 2 1/2
I-J 1WC + 1FD 42 12 2 1/2
J-K 2WC + 1FD 72 12 3
K-L 2WC + 2FD 74 12 3
L-M 3WC + 2FD 94 12 3
M-N 3WC + 3FD 96 12 3
3WC + 3FD +
N-O 1LV 97 12 3
3WC + 3FD +
O-P 2LV 98 12 3
3WC + 3FD +
P-Q 3LV 99 12 3
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)
A 1WC 40 12 2 1/2
A-B 1WC + 1FD 42 12 2 1/2
B-C 2WC + 1FD 72 12 3
C-D 2WC + 2FD 74 12 3
D-E 2WC + 2FD + 1LV 75 12 3
E-F 2WC + 2FD + 2LV 76 12 3
G 1WC 40 12 2 1/2
G-H 1WC + 1FD 42 12 2 1/2
36
H-I 1WC + 1FD + 1BC 43 12 2 1/2
I-J 2WC + 1FD + 1BC 73 12 3
J-K 2WC + 2FD + 1BC 75 12 3
K-L 2WC + 2FD + 2BC 76 12 3
L-M 3WC + 2FD + 2BC 96 12 3
M-N 3WC + 3FD + 2BC 98 12 3
3WC + 3FD + 2BC +
N-O 99 12 3
1LV
3WC + 3FD + 2BC +
O-P 100 12 4
2LV
A 1WC 40 12 2 1/2
A-B 1WC + 2FD 42 12 2 1/2
B-C 2WC + 1FD 72 12 3
C-D 2WC + 2FD 74 12 3
D-E 3WC + 2FD 94 12 3
E-F 3WC + 3FD 96 12 3
3WC + 3FD +
F-G 97 12 3
1LV
3WC + 3FD +
G-H 98 12 3
2LV
3WC + 3FD +
H-I 99 12 3
3LV
3WC + 3FD +
I-J 100 12 4
4LV
K 1UR 20 12 2
K-L 2UR 35 12 2 1/2
L-M 3UR 45 12 2 1/2
M-N 3UR + 1BC 46 12 2 1/2
N-O 4UR + 1BC 54 12 3
37
O-P 5UR + 1BC 59 12 3
P-Q 6UR + 1BC 64 12 3
A 1WC 40 12 2 1/2
A-B 1WC + 1FD 42 12 2 1/2
B-C 2WC + 1FD 72 12 3
C-D 2WC + 2FD 74 12 3
D-E 2WC + 2FD + 1LV 75 12 3
E-F 2WC + 2FD + 2LV 76 12 3
G 1WC 40 12 2 1/2
G-H 1 WC + 1FD 42 12 2 1/2
H-I 1WC + 1FD + 1BC 43 12 2 1/2
I-J 2WC + 1FD + 1BC 73 12 3
J-K 2WC + 2FD + 1BC 75 12 3
K-L 2WC + 2FD + 2BC 76 12 3
2WC + 2FD + 2BC +
L-M 77 12 3
1LV
38
Tabel 4.31 Perhitungan Pipa Vent Lt 5 (Pria)
KEBUTUHAN MINIMUM ALAT PLAMBING PRIA (LT 5)
A 1WC 1 40 2 1/2
A-B 1WC + 1FD 2 42 2 1/2
B-C 2WC + 1FD 3 72 3
C-D 2WC + 2FD 4 74 3
D-E 3WC + 2FD 5 94 3
E-F 3WC + 3FD 1 96 3
3WC + 3FD +
F-G 1 97 3
1LV
3WC + 3FD +
G-H 1 98 3
2LV
3WC + 3FD +
H-I 3 99 3
3LV
J 1UR 9 20 2
J-K 2UR 11 35 2 1/2
K-L 3UR 17 45 2 1/2
L-M 3UR + 1BC 19 46 2 1/2
M-N 4UR + 1BC 25 54 3
N-O 5UR + 1BC 26 59 3
39
Sistem hidran adalah sistem proteksi kebakaran yang menggunakan air
bertekanan sebagai medianya dalam memadamkan api. Sistem hidran kebakarn di
gedung sekolah SMA ini didesain menggunka free hydrant box di dalam gedung
dan hidran halaman. Luas setiap lantai pada gedung ini adalah 2730 m2. Jumlah
hidran yang diperlukan adalah
Tabel 4.33 Jumlah Kebutuhan Hidran tiap Gedung
HIDRAN DALAM
Luas gedung Jumlah hidran
Lantai Kegunaan
per lantai (m2) tiap lantai gedung
Lantai 1 Ruang Guru 2730 3
Lantai 2 Ruang Kelas 2730 3
Lantai 3 Ruang Kelas 2730 3
Lantai 4 Ruang Peragaan Bio 2730 3
Lantai 5 Laboratorium 2730 3
Total 15
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)
Keterangan :
A = 58 m
B = 55 m
C = 35 m
D = 35 m
z = A – D = 58 – 35 = 23 m
Keliling Bangunan Gedung SMA = A + B + D + z + C………………….(4.10)
= 58 + 55 + 35 + 23 + 35
= 206 m
= 5 hidran luar
40
Jumlah hidran gedung = …………...……………..(4.12)
= 3 hidran gedung
V hidran gedung = Q x T x Jumlah hidran gedung …….(4.13)
= 400 x 30 x 15
= 180000 liter atau 180 m3
= 36 m3
V hidran luar = Q x T x Jumlah hidran luar…….…..(4.15)
= 1200 x 45 x 5
= 27000 liter atau 270 m3
Total kebutuhan air = V hidran gedung + V hidran luar…..(4.16)
= 180 + 270
= 450 m3
4.5 Drainase Air Hujan
Sistem drainase merupakan hal yang penting dalam suatu gedung bertingkat.
Drainase berfungsi menyalurkan air hujan dari atap dan halaman menuju saluran
drainase atau saluran air limbah campuran kota. Sistem drainase di rumah susun
ini didesain menggunakan pipa mendatar di bagian atap kemudian dibawa ke
lantai 1 menggunakan talang (pipa tegak) lalu ditampung dalam sumur resapan.
Penentuan dimensi pipa mengacu pada SNI 8153:2015 dengan menggunakan data
curah hujan Kota Bogor yang didapat dari BPS dan luas lahan terbuka seperti
atap. Perencanaan suatu gedung harus mempunyai perlengkapan drainase untuk
menyalurkan air hujan dari atap dan halaman dengan pengerasan di dalam persil
ke saluran pembuangan campuran kota. Peralatan sistem drainase air hujan antara
lain yaitu pompa drainase, pipa air hujan, roof drain, dan balcony drain.
41
Tabel 4.34 Data Curah Hujan Kota Magelang 2013-2021
DATA CURAH HUJAN KOTA MAGELANG TAHUN 2012-2021
TAHUN
Bulan
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Januari 542 476 382 406 192 713 430 875 503 531
Februari 422 447 485 583 442 450 528 437 422 442
Maret 395 440 365 486 533 447 271 328 409.4 381
April 365 299 352 495 400 615 203 318 301 234
Mei 107 305 231 53 222 170 83 42 180 109
Juni 102 188 66 134 432 127 77 0 60 197
Juli 10 238 190 0 210 80 0 0 21 37
Agustus 0 0 27 0 250 0 0 0 58.5 16
September 0 4 7 0 549 128 26 0 121.5 147
Oktober 168 184 186 0 303 207 13 3 306 139
November 490 221 226 193 484 369 377 211 481 525
Desember 478 285 578 628 335 383 308 379 515 369
Sumber : KOTA/KABUPATEN MAGELANG DALAM ANGKA TAHUN 2012-2021
Jumlah 3079 3087 3095 2978 4352 3689 2316 2593 2789 3127
Rata-rata 256,58 257,25 257,9166667 248,17 362,67 307,42 193,00 216,08 309,89 260,58
(Sumber: BPS Kabupaten Magelang dalam Angka, 2022)
35
19
Atap 1
20
20 Atap 2
Atap 5
35
19 Atap 3
Atap 5
42
Tabel 4.35 Luas Segmen Atap
Luas Atap 1 (Persegi panjang) 665 m2
Luas Atap 2 (Persegi panjang) 700 m2
Luas Atap 3 (Persegi panjang) 665 m2
Luas Atap 4 (Segitiga) 350 m2
Luas Atap 5 (Segitiga) 350 m2
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)
43
Atap 3 6
Atap 4 4
Atap 5 4
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2022)
44
Tabel 4.40 BOQ Alat Plambing
No. Uraian Spesifikasi Jumlah
1 Kloset Oulo Kloset Duduk Siphonic Monoblok One Piece Toilet 45
2 Urinal Ceramax Urinal Kloset Berdiri Netherville 8215 32
3 Lavatory Oulo Wastafel Atas Meja Putih W211 44
4 Bak cuci tangan DUTY L07 watafel cuci tangan 6
5 Kran Onda Kran Dinding Air Dingin A810CA 10
6 Floor drain Elite Floor Drain Saringan Air Kamar Mandi E-7379 45
(Sumber: Internet dan perhitungan penulis, 2022)
Tabel 4.41 BOQ Perpipaan Air Bersih
Air Bersih
Diameter Pipa Diameter Pipa Panjang Pipa Panjang
Lantai Uraian Jumlah
(inch) (mm) (Cm) Perbatang (m)
Pipa HDPE
¾ 26 762,04 4 2
RUCIKA
Pipa HDPE
1 32 558,33 4 1
RUCIKA
1-3
Pipa HDPE
1¼ 42 2468,3 4 6
RUCIKA
Pipa HDPE
1½ 48 859,88 4 2
RUCIKA
Pipa HDPE
¾ 26 1108,35 4 3
RUCIKA
Pipa HDPE
1 32 252 4 1
RUCIKA
4
Pipa HDPE
1¼ 42 2285,41 4 6
RUCIKA
Pipa HDPE
1½ 48 668,45 4 2
RUCIKA
Pipa HDPE
¾ 26 952,64 4 2
RUCIKA
Pipa HDPE
1 32 784,44 4 2
RUCIKA
5
Pipa HDPE
1¼ 42 2082,28 4 5
RUCIKA
Pipa HDPE
1½ 48 4473,7 4 11
RUCIKA
Total 43
(Sumber: Katalog Pipa HDPE Rucika Black dan perhitungan penulis, 2022)
Panjang
Diameter Diameter Panjang
Lantai Uraian Spesifikasi Perbatang Jumlah
Pipa (inch) Pipa (mm) Pipa (cm)
(m)
Rucika
PIPA
1-3 Standar Type 2 1/2 76 583,49 4 1
PVC
(D)
45
Rucika
PIPA
Standar Type 3 89 3819,07 4 10
PVC
(D)
Rucika
PIPA
Standar Type 2 1/2 76 583,44 4 1
PVC
(D)
Rucika
PIPA
4 Standar Type 3 89 3145,77 4 8
PVC
(D)
Rucika
PIPA
Standar Type 4 114 120 4 0
PVC
(D)
Rucika
PIPA
Standar Type 2 1/2 76 583,44 4 1
PVC
(D)
5
Rucika
PIPA
Standar Type 3 89 2622,08 4 7
PVC
(D)
Total 29
46
PVC Type (D)
PIPA Rucika Standar
2 1/2 76 1204,39 4 3
PVC Type (D)
PIPA Rucika Standar
3 89 1417,69 4 4
PVC Type (D)
Total 20
47
BAB 5. KESIMPULAN
48
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional Indonesia. 2000. SNI Sistem Plambing. Jakarta: BSN
Indonesia.
Badan Standarisasi Nasional Indonesia. 2005. SNI Tata Cara Perencanaan Sistem
Plambing. Jakarta : BSN Indonesia.
Badan Standarisasi Nasional Indonesia. 2015. SNI Sistem Plambing pada
Bangunan Gedung. Jakarta : BSN Indonesia.
Noerbambang, S. M. (2005). Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing.
Jakarta: Pradnya Paramita.
Noerbambang, S. M. (1991).Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem Plambing.
Jakarta: Pradnya Paramita
Badan Standardisasi Nasional. 2000. SNI 03-1735. Tata Cara Perencanaan Akses
Bangunan dan Akses Lingkungan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran
Pada Bangunan Gedung.
Kementrian PUPR. 2018.Pedoman Perencanaan Teknik Terinci Sistem
Pengolahan Air Limbah Terpusat (SPALDT-T); Buku Utama
49
LAMPIRAN
R
JENIS TUGAS
PEKERJAAN
I MENYETUJUI
L K
K L M N O P Q DOSEN PEMBIMBING :
J H G
J I H F D E F
NAMA : SEILA CAHYA A.M
E D C B A A B C
G NIM : 201904103006
75 150 150 101,6 48,4 150 60 60 60 60 335,34 66,7 60 60 187,96 150 150 75 NAMA : AWALIYATUL FITRI
NIM : 211904103009
NAMA GAMBAR
0 5 10
1 : 100
R
JENIS TUGAS
100,11 126 126 49,06 76,77 126 126 60 182,61 29,33 75 75 75 75 PEKERJAAN
L H F
GEDUNG PERKANTORAN
5 LANTAI
I MENYETUJUI
L K G E
I J K M N O J
DO SEN PEM BIMBING :
DIGAMBAR
H G E C D
D C B A A B NAMA : SEILA CAHYA A.M
F NIM : 201904103006
89,91 60 374,83 150 75
75 150 101,6 48,4 260,17 60 60 60 435,09
NAMA : AWALIYATUL FITRI
NIM : 211904103009
NAMA GAMBAR
0 5 10
1 : 100
R
JENIS TUGAS
J
MENYETUJUI
H I J K L H F DOSEN PEMBIMBING :
DIGAMBAR
G F D C
E
C B A A B D NAMA : SEILA CAHYA A.M
E
NIM : 201904103006
75 150 101,6 48,4 300 60 60 455,34 317,3 60 147,37 45,77 104,23 75
NAMA : AWALIYATUL FITRI
NIM : 211904103009
NAMA GAMBAR
1 : 100
R
JENIS TUGAS
MATA KULIAH
PEKERJAAN
MENYETUJUI
DOSEN PEMBIMBING :
DIGAMBAR
NAMA GAMBAR
IS O M E T RI PIP A AI R B E R SI H
0 5 10
1 : 100
R
JENIS TUGAS
MATA KULIAH
PEKERJAAN
MENYETUJUI
DOSEN PEMBIMBING :
DIGAMBAR
NAMA GAMBAR
0 5 10
1 : 100
KEMENTRIAN RISET DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS TEKNIK
LEMBAR ASISTENSI