Oleh:
Ava Rizkinda Putri
NIT.20152009
PROGRAM STUDI
DIII TEKNIK ELEKTRO PERKERETAAPIAN
AKADEMI PERKERETAAPIAN INDONESIA MADIUN
TAHUN 2016
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
pada tanggal 23 Agustus s.d 22 September 2016. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada:
Madiun;
3. Wahyu Tamtomo Adi, ST, M. Sc selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro
Perkeretaapian;
4. Ir. Akhwan, M.Pd dan Okky Alfianto, A. Md. KA selaku dosen pembimbing
Laporan praktrik kerja lapangan ini jauh dari kata sempurna sehingga penulis
menerima saran dan kritik yang membangun dari pembaca sekalian. Semoga
ii
laporan praktik kerja lapangan ini dapat menambah wawasan dan manfaat bagi
pembaca.
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. 14 Pole................................................................................................. 23
Gambar 4. 21 Arrester........................................................................................... 27
v
Gambar 4. 22 Arching Horn ................................................................................. 27
vi
DAFTAR TABEL
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
salah satu metode perkuliahan yang dilakukan pada semester II Diploma III
juga telah berkembang dengan hadirnya Kereta Rel Listrik di kawasan Jabotabek.
hamper seluruh aksesoris dan komponen Listrik Aliran Atas sudah tidak
diproduksi lagi. Hal ini tentu akan menyulitkan dalam proses perawatan
1
2
Taruna/I, perlu disusun suatu laporan hasil praktek kerja lapangan yang berisi data
1. Tujuan Umum :
2. Tujuan Khusus
LAA baru;
1. Taruna/I dapat mengetahui instalasi lisrik yang digunakan pada Kereta Rel
Listrik Jabotabek;
2
3
3
4
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI KERJA PRAKTIK
Kelas I Wilayah Jakarta dan Banten pada Februari 2015 menuju target capaian yang
Double Track (DDT) dan PPK Tanah Abang – Serpong – Maja – Merak.
Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jakarta dan Banten pada awalnya
merupakan satu kesatuan PPK Jabotabek, PPK Double – Double Track (DDT), dan
PPK Tanah Abang – Serpong – Maja – Merak. Namun kini hanya terbagi menjadi
inspirasi serta dorongan bagi jajaran pejabat serta pegawai di lingkungan Balai
4
5
Balai Teknik Perkeretaapian dipimpin oleh seorang Kepala Balai. Kepala Balai
yang pertama adalah Bambang Drajat (2014 – 2015), kemudian digantikan oleh
Moh.Fatawi (2015 – 2016), hingga yang terakhir digantikan oleh Hadi S. Legowo
hingga sekarang.
5
6
B. Struktur Organisasi
6
7
kereta api;
7
8
Subbagian dan para Kepala Seksi, serta Kelompok Jabatan Fungsional wajib
bawahannya.
Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan
wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih
8
9
hubungan kerja.
9
10
BAB III
10
11
Tanggal Kegiatan
PPK DDT
11
12
6.3kV
12
13
BAB IV
HASIL KERJA PRAKTIK
KRL merupakan kereta rel yang bergerak dengan sistem propulsi motor
listrik. KRL atau dalam Bahasa Inggris disebut juga Electrical Multiple Unit
merupakan salah satu moda transportasi darat yang dapat menampung banyak
tahun 2000, saat itu pemerintah Indonesia menerima hibah 72 unit KRL. Saat
ini Commuter melayani lintas Jakarta – Bogor, PP; Jakarta – Tanahabang, PP;
Jakarta – Bekasi, PP; Jakarta – Tangerang, PP; Jakarta – Serpong, PP. Selain itu
arah sebaliknya.
13
14
( Sumber : www.krl.co.id )
Gambar 4. 2 Peta Rute KRL di Jabodetabek
Instalasi listrik diatur dalam PM No.12 Tahun 2011, instalasi listrik berfungsi
Daya pada KRL diperoleh dari LAA yang dialirkan melalui pantograph, yang
berupa arus DC (Direct Current ). Hal ini dikarenakan arus DC memiliki kelebihan
stasiun yang dekat. Namun penggunaan arus DC memiliki kelemahan seperti harus
terdapat penyuplai daya sebagai pengganti daya yang berkurang akibat tegangan
14
15
jatuh. Batas minimal KRL (daya) dapat bergerak adalah 1000 V – 1600 V dimana
Catu daya listrik arus searah (DC) memiliki fungsi menyediakan listrik arus
searah yang digunakan untuk menggerakkan kereta api bertenaga listrik serta
15
16
3. Kelebihan arus DC :
rendah.
a. Arus besar;
tinggi;
lebih kompleks;
Sistem Catenary yang digunakan saat ini pada KRL Jabotabek adalah
saat ini masih terpasang dari Jakarta Kota sampai dengan Bogor sepur
16
17
– Tanjung Priok.
Serpong pada single track yang dimulai pada tahun 1991. Kemudian
dilanjutkan pada lintas Duri – Tangerang pada single track pada tahun
1994.
Konstruksi LAA sistem Belanda dan Perancis yang telah ada sebelumnya
saat ini mulai diganti dengan sistem Jepang. Hal ini dikarenakan sudah tidak
diproduksinya aksesoris dari sistem catenary Belanda dan Perancis yang sudah
17
18
daya listrik dari feeder wire ke kawat kontak dan juga untuk
gambar 4. 5
18
19
Lihat gambar 4. 6
19
20
2. Catenary System
menahan beban kawat kontak agar ketinggiannya dari top rail dapat
20
21
gambar 4. 10
21
22
3. Supporting Facilities
Gambar 4. 14 Pole
23
24
24
25
Gambar 4. 17 Insulator
4. 19
Gambar 4. 18 Cantilever 25
26
4. Protection Facilities
gambar 4. 21
Gambar 4. 21 Arrester
27
28
GROUNDING
28
29
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
LAA lama dengan yang baru agar tidak sulit dalam proses perawatan
dan keamanan.
29
30
30
DAFTAR PUSTAKA
PM No. 63 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Teknik
Perkeretaapian
http://www.krl.co.id/peta-rute-loopline.html
LAMPIRAN