Oleh :
RANDA NOVENDI
NIM 16 642 024
Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini diajukan sebagai salah satu syarat
Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksakan dimulai pada tanggal 01 Juli sampai
Penulis juga menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak,
laporan ini tidak dapat tersusun sebagaimana mestinya, untuk itu penulis
Lapangan (PKL);
iv
3. Ibu Anisah Apriliyani Rusdi selaku pembimbing data, gambar dan
administrasi;
5. Bapak Ir. Prihadi Murdiyat, M.T., PhD. selaku dosen pengarah Praktek
pengurusan.;
8. Orang tua serta rekan-rekan yang telah banyak membantu dan memberikan
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
vi
3.1.1 Profil PT PLN (Persero) UP2D KALTIMRA ..................................... 19
4.1 Simpulan.............................................................................................. 60
LAMPIRAN .......................................................................................................... 62
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
viii
Gambar 22.Penyebab Gangguan Distribusi 20 kV Wilayah Berau Bulan Juli
2018 .................................................................................................. 43
Gambar 25. LBS Motorized Joongwon pada penyulang J.5 GI Karang Joang ...... 48
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4. Rencana titik manuver beban dan pembagian beban per-seksi ...... 55
x
DAFTAR ISTILAH
Istilah Pengertian
penurunan frekuensi
xi
Induk dikarenakan ada gangguan
pekerjaan pemeliharaan
xii
BAB I
PENDAHULUAN
memberikan aliran energi listrik dengan daya yang mencukupi dan handal. Faktor
yang sangat mempengaruhi kualitas energi listrik yang dipakai adalah tingkat
beberapa faktor tersebut, yang sangat dirasakan oleh pelanggan adalah kontinuitas
pelayanan energi listrik. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya keluhan dari para
pelanggan mengenai sering terjadinya pemadaman listrik dalam waktu yang lama.
merasakan dampak negatifnya, seperti durasi pekerjaan menjadi lebih lama, cacat
produksi, dan lain-lain. Pemadaman ini bisa terjadi karena beberapa faktor antara
rencana solusinya.
Solusi yang diberikan adalah pemasangan Load Break Switch (LBS) pada
tiap-tiap daerah beban. Load Break Switch (LBS) adalah alat pemutus atau
penyambung sirkuit pada sistem distribusi listrik dalam keadaan berbeban. Solusi
dari penyulang yang terganggu tersebut sehingga pemadaman pada daerah yang
mengenai pemasangan LBS pada penyulang J.5 Gardu Induk Karang Joang
2
4. Mengoperasikan dan memelihara fasilitas SCADA (Supervisory
akibat defisit daya. Kondisi-kondisi tersebut perlu diatur dalam suatu pedoman
dan menjaga kontinuitas suplai. Sehingga dicapai kondisi sistem tenaga listrik
3
1. Operator Gardu Induk (GI) UP3B Sistem Kaltim;
mulai tanggal 01 Juli sampai dengan 31 Agustus 2019 yang berlokasi di PT PLN
1. Bagi Mahasiswa
Diploma IV (D4),
dunia kerja,
4
d. Mempelajari secara khusus studi pemasangan Load Break
beban.
industri,
dalam rangka link dan match antara dunia pendidikan dan dunia
industri,
3. Bagi Perusahaan
dunia pendidikan.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Unit sistem distribusi tenaga listrik merupakan salah satu bagian dari suatu
sistem tenaga listrik terdiri dari unit pembangkit, unit penyaluran / transmisi dan
unit distribusi yang dimulai dari PMT incoming di gardu induk sampai dengan
Alat Pengukur dan Pembatas (APP) di instalasi konsumen. Rangkaian dari semua
Unit distribusi tenaga listrik dalam hal ini berfungsi untuk menyalurkan dan
mendistribusikan tenaga listrik dari pusat-pusat suplai atau gardu induk ke pusat-
pusat beban yang berupa gardu-gardu distribusi atau secara langsung mensuplai
tenaga listrik ke konsumen dengan mutu yang memadai. Dengan demikian unit
distribusi ini menjadi suatu sistem tersendiri karena unit distribusi ini memiliki
antara lain:
berdekatan.
efisien.
7
3. Diperlukan sistem pengaman yang baik, sesuai dengan persyaratan
jaringan penyulang. Jaringan ini berawal dari sisi sekunder trafo daya
yang terpasang pada gardu induk hingga ke sisi primer trafo distribusi.
dari sisi sekunder trafo distribusi dan berakhir hingga ke alat ukur
UP2D, 2018).
8
2.1.3 Konfigurasi Jaringan Sistem Distribusi
1. Sistem Radial
ekonomis. Pada sistem ini jaringan hanya mempunyai satu pasokan tenaga
9
mengalami gangguan, maka seluruh gardu akan ikut padam. Kerugian lain
yaitu mutu tegangan pada gardu distribusi yang paling ujung kurang baik,
hal ini dikarenakan jatuh tegangan terbesar ada di ujung saluran (sumber :
2. Sistem Loop
Tipe ini merupakan jaringan distribusi primer, gabungan dari dua tipe
jaringan Radial dimana ujung kedua jaringan dipasang PMT. Pada keadaan
normal tipe ini bekerja secara Radial dan pada saat terjadi gangguan PMT
10
3. Sistem Grid
distribusi disuplay dari 2 atau lebih gardu induk yang saling dihubungkan
berbagai arah.
11
4. Sistem Spindel
supply jika terjadi gangguan pada penyulang operasi, sehingga sistem ini
yang cukup lama, hanya saja investasi pembangunannya juga lebih besar.
proteksinya masih sederhana, mirip dengan sistem Loop. pada bagian tengah
pada gardu yang disebut Gardu Hubung dengan kondisi penyulang operasi
12
Gambar 5. Skema Saluran Sistem Spindel
sebagai tolak ukur kemajuan atau untuk menentukan proyeksi yang akan dicapai
adalah :
13
2.1.5 Keandalan Penyaluran Distribusi Tenaga Listrik
seringnya pemadaman pada pelanggan yang disebut dengan SAIDI dan SAIFI.
................(1)
.................(2)
..........(3)
14
1. Recloser
Gambar 6. Recloser
Recloser atau yang biasa dikenal Penutup Balik Otomatis (PBO) pada
Peralatan ini dapat merasakan arus gangguan dan memerintahkan operasi buka
tutup kepada pemutus tenaga. Untuk jaringan yang panjang (> 20 km) perlu
dipasang 2 atau lebih PBO pada jarak tertentu dengan koordinasi yang baik, agar
gangguan yang terjadi dapat segera dibebaskan. Recloser memiliki relay pengatur
waktu sehingga alat ini akan berkerja secara otomatis dalam selang waktu tertentu
2. Sectionalizer
berdasarkan deteksi arus gangguan dan hitungan jumlah padam jaringan yang
dilayaninya.
15
Gambar 7. Sectionalizer
PMT yang ada di gardu induk. Sectionlizer akan membuka secara otomatis setelah
PMT di gardu induk terbuka sesuai dengan setelan jumlah padam yang telah
Fuse Cut Out (FCO) adalah suatu alat pengaman yang melindungi jaringan
terhadap arus beban lebih yang mengalir melebihi dari batas maksimum, yang
disebabkan karena hubung singkat atau beban lebih. FCO berfungsi sebagai
16
pengaman penyulang bila terjadigangguan di trafo distribusi dan melokalisir
gangguan di trafo agar peralatan tersebut tidak rusak. Selain itu FCO juga
berfungsi sebagai pengaman dan pemisah daerah yang mengalami gangguan. FCO
dipasang pada sisi tegangan menengah 20 kV. Di dalam FCO terdapat sebuah
kawat penghubung yang disebut Fuse Link. Fuse Link inilah yang akan putus bila
terjadi arus lebih atau arus hubung singkat pada sisi tegangan menengah (sumber :
Switch pemutus beban (Load Break Switch) atau dikenal dengan singkatan
LBS adalah saklar atau pemutus arus tiga fasa untuk penempatan di luar ruas pada
atas tiang ini dioptimalkan melalui control jarak jauh dan skema otomatisasi.
17
Kubikel LBS dilengkapi dengan sakelar pembumian yang bekerja secara
remote control. Remote Terminal unit (RTU) ini harus dilengkapi catu daya
18
BAB III
Pelaksana dan Pengatur Distribusi Kalimantan Timur dan Utara merupakan Unit
level 2 yang dibentuk pada bulan Oktober 2016 yaitu berdasarkan pada SK No.
Pada 18 Juli 2016 ditetapkan formasi jabatan melalui Surat Keputusan Direksi
nomor 0256.P/DIR/2016 dimana terdapat dua belas jabatan struktural dan tiga
recovery time.
2. Equipment Inspection
3. Equipment Assessment
3.1.2 Lokasi Perusahaan
Kalimantan Timur.
20
3.1.3 Struktur Organisasi
1. Manager : 1 pegawai
21
3. Bagian Fasilitas Operasi : 7 pegawai
22
Beikut ini adalah penjelasan mengenai unit-unit pengoperasian penyaluran
energi listrik :
1. UPDK
2. UP3B
3. UP2D
4. UP3
lain.
23
Gambar 14. Distribusi 20 kV Wilayah Samarinda
24
Gambar 16 Sistem Terisolasi
25
3.2 Uraian Praktek Kerja Lapangan
PLN UP2D KALTIMRA dari 1 Juli 2019 sampai dengan 30 Agustus 2019 :
Tanggal
- Belajar Mandiri
26
Senin / 8 / - Doa Pagi
27
Selasa / 16 / - Doa Pagi
28
Selasa / 23 / - Doa Pagi
Kamis / 25 / - Sakit
Juli / 2019
29
Rabu / 31 / - Doa Pagi
Juli / 2019 - Presentasi dan Uji Coba Modem RTU Huawei AR500
2019
(GW2024P)
2019 (GW2024P)
30
Agustus / - Mengganti Relay Marlin Gerin Sepam Dengan MiCom P123 di
Agustus /
2019
31
Agustus / - Persiapan Untuk Lomba 16-17 Agustus 2019
(GW2024P)
2019
2019
32
2019
2019
(GW2024P)
2019 (GW2024P)
33
2019 - Penggantian Baterai Panel 2x
2019
2019 - Perpisahan
3.3 Pembahasan
pelanggan ini dapat digolongkan menjadi dua pengguna, yaitu pengguna umum
dan pengguna khusus. Pengguna umum ini dikategorikan sebagai pengguna yang
biasa yaitu listrik difungsikan untuk kebutuhan rumah tangga. Jadi, sebuah
34
pelanggan yang merupakan pengguna umum ini hanya menggunakan listiknya
tangga menggunakan daya listrik hanya berkisar dari 450 VA, 900 VA, 1.300 VA,
2.200 VA, dan 3.500 VA tergantung dari kebutuhan listrik rumah tangga.
listrik yang besar mulai dari 6.000 VA sampai 30.000 kVA. Biaya penggunaan
listrik pun berbeda-beda atau dalam istilahhnya disebut tariff adjustment yang
sudah diatur oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sesuai
dengan kebijakan yang berlaku. Maksud dari tariff adjustment ini adalah tarif
yang dikenakan kepada pelanggan, akan terus disesuaikan (tiap bulan) dengan
biaya produksi listrik. Jumlah pelanggan pada suatu sistem tenaga listrik di setiap
wilayah berbeda. Pelanggan atau konsumen ini dibagi tiap wilayahnya. Dimana
penyulang, biasanya terdapat satu atau lebih gardu induk, lalu dari gardu induk
tersebut didistribusikan lagi pada tiap transformator atau trafo, dari trafo
Biasanya tidak semua penyulang memiliki data pengguna atau konsumen listrik
tersebut. Maka, untuk mencari berapa banyak pelanggan dari suatu penyulang
35
...................(4)
Keterangan :
3.3.2 Gangguan
suatu kondisi fisis yang disebabkan kegagalan suatu perangkat, komponen atau
suatu elemen untuk bekerja sesuai dengan fungsinya. Gangguan hampir selalu
ditimbulkan oleh hubung singkat antar fase atau hubung singkat fase ke tanah.
Suatu gangguan hampir selalu berupa hubung langsung atau melalui impedansi.
Istilah gangguan identik dengan hubung singkat, sesuai standart ANSI/IEEE Std.
100-1992.
pada impedansi yang relatif rendah terjadi secara kebetulan atau disengaja antara
dua titik yang mempunyai potensial yang berbeda. Istilah gangguan atau
fasa.
36
2. Untuk menentukan arus gangguan tak simetris bagi gangguan satu dan
Berdasarkan studi yang telah dilakukan EPRI (Burke and Lawrence, 1984;
Hampir 40% dari gangguan yang diteliti, terjadi pada periode cuaca yang
tidak menguntungkan seperti: cuaca hujan, dingin dan salju. Gangguan distribusi
terjadi pada satu fase, dua fase atau ketiga fasenya. Hal ini sebabkan bahwa
hampir sebagian besar dari panjang saluran distribusi adalah saluran satu fase,
setiap gangguan satu fasa hanya mencakup bagian satu fase. Begitu juga bagian
37
tiga fase, beberapa jenis gangguan cenderung terjadi dari fase ke tanah. Gangguan
yang disebabkan oleh peralatan dan hewan cenderung terjadi dari fase ke tanah.
Pohon juga dapat menyebabkan gangguan satu fase ke tanah pada sistem tiga fase,
menyebabkan gangguan dua atau tiga fase ke tanah pada sistem tiga fase.
konsumen.
kerusakan pada peralatan seperti transformator atau kapasitor. Pada saluran bawah
38
semuanya menyebabkan pemutusan atau gangguan pada konsumen. Untuk
1. Jenis Gangguan
dalam sistem dan gangguan dari luar sistem. Gangguan yang berasal dari
gangguan yang datang dari dalam sistem dapat berupa kegagalan dari fungsi
gangguannya adalah:
a. Gangguan Temporer
gangguan tersebut tidak akan lama dan dapat normal kembali. Gangguan ini
dapat hilang dengan sendirinya atau dengan memutus sesaat bagian yang
39
disekitar jaringan, akibat binatang seperti burung kelelawar, ular dan
layangan. Gangguan ini dapat hilang dengan sendirinya yang disusul dengan
b. Gangguan Permanen
hilang setelah kerusakan ini diperbaiki atau karena ada sesuatu yang
gangguan ini yaitu adanya kawat yang putus, terjadinya gangguan hubung
singkat, dahan yang menimpa kawat phasa dari saluran udara, adanya kawat
2. Penyebab Gangguan
penghantar phasa atau antara penghantar phasa dangan tanah. Secara nyata
40
menghasilkan arus yang cukup besar, atau mengakibatkan adanya impedansi
di antara konduktor phasa atau antara penghantar phasa dan tanah. Penyebab
a. Kesalahan mekanis
b. Kesalahan thermis
f. Konduktor putus
adalah karena:
c. Polusi debu
41
gangguan temporer. Gangguan temporer yang dibiarkan terlalu lama akan
42
Gambar 20. Penyebab Gangguan Distribusi 20 kV Wilayah Samarinda Bulan Juli
2018
43
Gambar 23. Penyebab Gangguan Distribusi 20 kV Wilayah Tarakan Bulan Juli
2018
3. Akibat Gangguan
Akibat yang paling serius dari gangguan adalah kebakaran yang tidak hanya
sistem dan akan mengakibatkan kegagalan total dari sistem. Berikut ini akibat-
api listrik).
44
d. Tergangguanya stabilitas sistem dan ini dapat menimbulkan
Mulai
Studi Literatur
Observasi Lapangan
Pengolahan Data
Studi Perencanaan
Pemasangan LBS
Motorized
Sesuai dengan
Teori
Selesai
45
1. Studi Literatur
terpercaya sebagai acuan dan dasar teori pendukung dalam penulisan dan
Induk.
2. Observasi Lapangan
LBS yang dipasang pada penyulang J.5 gardu induk Karang Joang untuk
3. Pengumpulan Data
terjadinya gangguan .
46
b. Data Kapasitas Trafo Penyulang J.5
Data jumlah dan durasi gangguan temporer pada line yang dipasang
tak terselamatkan.
Data beban rata-rata dan beban puncak penyulang J.5 digunakan untuk
4. Pengolahan Data
5. Analisis
mengkaji lebih dalam suatu hal dengan berbagai cara, salah satunya dengan
47
3.3.4 Hasil dan Pembahasan
1. Identifikasi Alat
48
Gambar 26. LBS Motorized Joongwon Tipe JWECO-4A
49
IEC 62271-103 &
APPLIED STANDARD
KEPCO spec.
LBS masih manual dan perlunya penambahan beberapa key point baru
50
Tabel 2. Rencana jadwal pemasangan LBS pada penyulang J.5
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
No Lokasi Penyulang LBS
2017 2018 2019 2020
BALIKPAPAN
1 GI.KR. J.1 0
JOANG
2 J.2 2 2
3 J.3 4 2 2
4 J.4 2 1 1
5 J.5 0 2
JUMLAH 8 7 1 2 0
pada tahun 2017 dan yang belum terealisasi dilanjutkan di tahap 2 tahun
2018 .Untuk rencana titik manuver di tahun 2017 ada beberapa yang
PENYULANG
NO. AREA TITIK LOKASI
MANUVER
BALIKPAPAN
rencana LBS Motorized tahap 2 tahun 2019 akan dilaksanakan pada tahun
2018.
51
4. Kajian 4,5 Key Point Pada Penyulang J.5
52
Gambar 29. Level pembebanan tiap seksi
section maka nila yang didapat pada setiap section 75 A. Di buat level
53
TRAFO 2
TRAFO 2
7.2 MW TRAFO 2
5.6 MW
7.2 MW
OCR/ CT J.6 J.3 OCR/ CT J3
400/ 600 OCR/ CT
450/ 600
400/ 600
LBS DEPAN KANTOR LBS KUBURAN
RBU KM 6 CINA
OCR/ CT LBS TELKOM
NO NO NO
348/ 300 KM. 4
TRAFO 1 REC. GRIYA NO
LBS THREE WAY
6.6 MW NC
KARIANGAU NC SOMBER LBS KM 2
SECTION 1 I.1 TRAFO 1
NC 8.7 MW
J.5
OCR/ CT
SECTION 2 SECTION 3 400/ 600
LBS
LBS MOTORIZED NU TRAFO 1
NC MOTORIZED 1.8 MW
KM 4 I.1 8.7 MW
GOLF LUAR
NC OCR/ CT
0.3 MW 2.1 MW 1.3 MW 400/ 600
LBS MGM SECTION 4 LBS TELINDUNG
NC NO
NO
LBS PERUMNAS
TRAFO 1
0.6 MW
5.1 MW KAR 4
OCR/ CT
400/ 600 LBS JUMPI
NO
TRAFO 3
I.10 9.7 MW
OCR/ CT
400/ 400
KETERANGAN
TRAFO GI
LBS EXISTING NC
RECLOSER EXISTING
LBS EXISTING NO
LBS MANUAL
Dari penyulang J.5 yang existing untuk plan penerapan 4,5 KP akan di
rencanakan ada 3 lokasi yaitu LBS MGM, LBS Telkom Km.4, LBS Jumpi.
54
Dari gambar 30 di atas dapat dijelaskan untuk section 1 dari PMT
PMT Penyulang J.5 bisa dapat sumber dari lbs MGM sumber penyulang
KAR.4
percabangan arah km.2 dan arah somber bisa dimanuver dari lbs manual
km.2 penyulang I.1 atau LBS Motorized Telindung penyulang I.1, untuk
alternative lainnya bisa dari LBS Jumpi penyulang I.10. Alternative yang
lain section 4 bisa dibagi dua untuk manuver Lbs Jumpi penyulang I.10
PEMBEBANAN EXISTING
PENYULANG SECTION TITIK MANUVER BEBAN EXISTING MANUVER DI SET OCR/CT.GI TRAFO GI
PENYULANG TERTINGGI DI PENYULANG
1 LBS MGM 0.3 MW KAR 2 5.1 MW 400/600 TRAFO 1 (60 MVA)
LBS DEPAN 2.1 MW J.6 5.6 MW 400/600 TRAFO 2 (60 MVA)
2
LBS KUBURAN 2.1 MW J.3 7.2 MW 400/600 TRAFO 2 (60 MVA)
J.5 3 LBS TELKOM KM.4 1.3 MW J.3 7.2 MW 400/600 TRAFO 2 (60 MVA)
LBS KML 1.8 MW J.1 8.7 MW 400/600 TRAFO 1 (60 MVA)
4 LBS TELINDUNG 1.8 MW J.1 8.7 MW 400/600 TRAFO 1 (60 MVA)
LBS JUMPI 1.8 MW J.10 9.7 MW 400/400 TRAFO 3
55
RENCANA PASANG LBS
Rencana Pasang LBS Jumpi
SOMBER
TOKO
MUSSHOLA
J.5 KAYU
I.10
JL.SOMBER
412,20
406,70
335,47
335,43
317,62
315,41
269,77
265,25
253,33
239,64
232,15
212,42
207,71
202,82
146,03
135,80
125,00
87,72
0,00
0,00
0,00
0,00
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Gambar 32. Durasi padam karena over current dan gangguan ke tanah
56
Dari data pada Gambar 32 dapat terdeteksi durasi padam dari bulan
Januari sampai dengan Agustus berangsur-angsur menurun sehingga mampu
menyelamatkan pelanggan dari adanya pemadaman akibat gangguan
maupun pada saat perawatan.
Titik Rencana
No Daerah Nama Key Point Manuver Vendor Pemasangan Realisasi Integrasi Scada
57
3.4 Identifikasi Kendala Yang Dihadapi
Dalam pelaksanaan PKL kita akan selalu menemui kendala, baik itu kendala
yang bisa di selesaikan secara mandiri maupun dengan bantuan pihak lain.
yang diberikan sesuai dengan bidang keahlian maupun tidak sesuai, kita akan
selalu dapat ilmu yang berharga dan pengalaman baru. Contohnya tentang
sebagai berikut:
1. Pada awal masuk kami mengatasi kendala dengan cara meminjam buku
58
3. Pekerjaan di lapangan tidak selalu ada, sehingga pihak perusahaan
59
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
dan telah direalisasikan pada tahun 2017 dan yang belum terealisasi
4.2 Saran
[1] Vena, Okta Arsy. 2015. Pemasangan Load Break Switch Motorized
Untuk Peningkatan Kinerja Sistem Distribusi Listrik 20 kV PT PLN
APJ Jember. Skripsi. Teknik Elektro, Universitas Jember. Jember
[6] Standar PLN (SPLN) No. 59. 1985. Keandalan Pada Sistem Distribusi
20kV. Jakarta: Departemen Pertambangan dan Energi.