DOSEN PENGAJAR :
Ir. FX. Didik Harijanto, CES.
Dr. Ir. Kuntjoro, M.T.
DOSEN ASISTENSI :
Ir. Ismail Saud, M.M.T.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, nikmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga saya masih diberi kesehatan sehingga
dapat menyelesaikan “Laporan Tugas Besar Perencanaan Jaringan Distribusi Air Bersih
: Mata Kuliah Jaringan Distribusi Air Bersih” ini dengan tepat waktu. Shalawat serta
salam tidak lupa selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga, dan para sahabatnya yang telah membawa kita dari jaman jahiliyah menuju
jaman terang benderang yang melek teknologi seperti sekarang ini.
Dengan selesainya tugas besar ini, maka tidak lupa saya ucapkan terima kasih
kepada semua orang yang sudah membantu saya dalam mengerjakan tugas besar ini. Dan
terima kasih juga untuk para pihak yang sudah terlibat langsung, khususnya saya ucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. FX. Didik Harijanto, CES. dan Bapak Dr. Ir. Kuntjoro, M.T. selaku
dosen mata kuliah jaringan distribusi air bersih.
2. Bapak Ir. Ismail Saud, M.M.T. selaku dosen asistensi tugas besar perencanaan
jaringan distribusi air bersih.
3. Orang Tua saya atas doa dan dukungannya sehingga tugas besar ini bisa
dikerjakan dengan lancar.
4. Semua pihak yang sudah membantu saya dalam menyelesaikan laporan tugas
besar ini.
Dalam menyusun laporan tugas besar ini saya berusaha keras untuk mencapai
hasil yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan. Meskipun demikian, saya
menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penulisan laporan tugas besar ini. Maka
dari itu, saya memohon saran dan kritiknya apabila terdapat banyak kekurangan pada
hasil laporan yang sudah saya buat sebagai bahan evaluasi agar menjadi lebih baik
kedepannya. Semoga laporan tugas besar ini bisa memberikan banyak kegunaan dan
manfaat untuk pembaca. Demikian yang dapat saya sampaikan, kurang-lebihnya mohon
maaf.
Penyusun
i
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
DAFTAR ISI
ii
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
iii
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
iv
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Sistem Jaringan Pipa Branch (Bercabang). Sumber : Modul 10 Sistem Jaringan
Pipa Transmisi Dan Distribusi (bpsdm.go.id) ................................................................ 11
Gambar 2 Sistem Jaringan Pipa Loop (Tertutup) Sumber : Modul 10 Sistem Jaringan Pipa
Transmisi Dan Distribusi (bpsdm.go.id) ........................................................................ 11
Gambar 3 Koefisien Hazen William untuk pipa. Sumber : SNI 7509 : 2011 tentang Tata
cara perencanaan teknik jaringan distribusi dan unit pelayanan sistem penyediaan air
minum. ............................................................................................................................ 13
Gambar 4 Koefisien Hazen William dan Darcy Weisbach. Sumber : Seminar Pelatihan
EPANET PDAM Surabaya. ........................................................................................... 14
Gambar 5 Reservoir Permukaan. Sumber : Modul Reservoir, BPSDM PU. ................. 19
Gambar 6 Reservoir Menara. Sumber : Modul Reservoir, BPSDM PU ........................ 20
Gambar 7 Peta Kecamatan Krembung ........................................................................... 23
Gambar 8 Data Perhitungan ........................................................................................... 23
Gambar 9 Layout Jaringan Pipa Loop ............................................................................ 24
Gambar 10 Skema Layout Jaringan Pipa........................................................................ 25
Gambar 11 Data yang Diketahui .................................................................................... 25
Gambar 12 Skema Loop Perhitungan Hardy Cross ....................................................... 30
Gambar 13 Debit Tiap Saluran dan Arah Aliran Metode Hardy Cross. ........................ 32
Gambar 14 Layout Jaringan Loop di EPANET .............................................................. 33
Gambar 15 Hasil Running EPANET .............................................................................. 33
Gambar 16 Tabel Hasil Running EPANET Pada Node ................................................. 34
Gambar 17 Tabel Hasil Running EPANET Pada Link atau Saluran ............................. 34
Gambar 18 Grafik Tinggi Energi.................................................................................... 38
Gambar 19 Koefisien Fluktuasi Harian. Sumber : Triatmaja 2007 ................................ 39
Gambar 20 Grafik Perhitungan Reservoir Metode Tabulasi Data ................................. 42
Gambar 21 Grafik Perhitungan Reservoir Metode Kurva Massa................................... 44
Gambar 22 Grafik Metode Geometri.............................................................................. 52
Gambar 23 Grafik Metode Geometri.............................................................................. 54
Gambar 24 Grafik Metode Eksponensial ....................................................................... 56
Gambar 25 Gambar Hasil Iterasi ke 10 Metode Hardy Cross ....................................... 63
Gambar 26 Layout Jaringan Pipa Loop .......................................................................... 66
Gambar 27 Skema Layout Jaringan Pipa Loop .............................................................. 67
Gambar 28 Detail Potongan 1 ........................................................................................ 68
Gambar 29 Detail Potongan 2 ........................................................................................ 69
Gambar 30 Detail Potongan 3 ........................................................................................ 70
v
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kebutuhan Air Non Domestik untuk Kota Kategori I, II, III, IV ........................ 7
Tabel 2 Kebutuhan Air Non Domestik untuk Kategori V. ............................................... 7
Tabel 3 Persentase Kebutuhan Air Non Domestik. Sumber : Tambalaen, dkk (2018) .... 8
Tabel 4 Data yang Diketahui .......................................................................................... 25
Tabel 5 Kriteria dan Standar Kebutuhan Air. Sumber : Peraturan Bupati Sidoarjo N0. 86
Tahun 2019 ..................................................................................................................... 26
Tabel 6 Perhitungan Kebutuhan Air ............................................................................... 27
Tabel 7 Kebutuhan Air Jam Puncak ............................................................................... 29
Tabel 8 Perhitungan Nilai K ........................................................................................... 31
Tabel 9 Debit Tiap Saluran Hasil Metode Hardy Cross ................................................ 32
Tabel 10 Perhitungan Dimensi Pipa ............................................................................... 35
Tabel 11 Perhitungan Kehilangan Energi ....................................................................... 37
Tabel 12 Kebutuhan Air Akibat Fluktuasi Harian ......................................................... 40
Tabel 13 Perhitungan Tabulasi Data .............................................................................. 41
Tabel 14 Perhitungan Volume Reservoir Metode Kurva Massa .................................... 43
Tabel 15 Tabel Perhitungan Aritmatik ........................................................................... 52
Tabel 16 Perhitungan Standar Deviasi Metode Aritmatika ............................................ 53
Tabel 17 Tabel Perhitungan Geometri ........................................................................... 54
Tabel 18 Perhitungan Standar Deviasi Metode Geometri .............................................. 55
Tabel 19 Tabel Perhitungan Eksponensial ..................................................................... 56
Tabel 20 Grafik Metode Eksponensial ........................................................................... 56
Tabel 21 Perhitungan Standar Deviasi Metode Eksponensial ........................................ 57
Tabel 22 Rekap Hasil Standar Deviasi ........................................................................... 57
Tabel 23 Hasil Perhitungan Jumlah Penduduk Tiap Desa ............................................. 59
vi
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Air merupakan salah sumber daya alam yang sangat melimpah dan banyak digunakan
oleh manuisa. Selain bagi manusia, air juga sangat penting bagi makhluk hidup lainnya
untuk tumbuh dan berkembang. Semakin berkembangnya jaman kebutuhan air semakin
meningkat, namun hal itu tidak diiringi dengan manajemen air yang efektif. Kebutuhan
air khususnya kebutuhan air bersih untuk kehidupan sehari-hari berkaitan erat dengan
pertumbuhan jumlah penduduk. Pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi telah
mengakibatkan tidak semua komponen masyarakat dapat menikmati air bersih. Sebagai
akibatnya, banyak di antara mereka yang memanfaatkan air tanah dan air sungai untuk
kebutuhan minum rumah tangganya, padahal air tersebut belum tentu layak untuk
dikonsumsi.
Penyediaan air bersih yang baik tentu didukung dengan sistem yang baik. Jaringan
pipa harus direncanakan sedemikian rupa sehingga debit yang dikeluarkan sesuai dengan
kebutuhan yang dibutuhkan. Kesalahan dalam perencanaan dan penghitungan dapat
berakibat pada terhambatnya pemenuhan kebutuhan air. Perencanaan dapat dilakukan
dengan metode Hardy Cross dan software EPANET. Dimana dua metode tersebut sama-
sama bertujuan untuk mendapatkan debit tiap saluran, dimensi jaringan pipa, arah aliran,
kecepatan aliran, hingga perhitunga pressure dan kehilangan energi.
1
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Rumus masalah dalam penulisan laporan tugas besar jaringan distribusi air bersih
adalah sebagai berikut.
1.3 Tujuan
Tujuan dalam penulisan laporan tugas besar jaringan distribusi air bersih adalah
sebagai berikut.
2
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
BAB II
DASAR TEORI
𝑆𝑛 = 𝑎 + (𝑛 x 𝑏)
Dimana,
𝑎 − 𝑆0
𝑏=
𝑚
Dengan :
3
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Dimana
𝑚0 − 𝑚1
𝑝% = + (𝑛 − 1)
𝑚1 x 100%
Dengan :
n = Jumlah tahun yang direncanakan (tahun)
M0 = Jumlah penduduk pada akhir tahun data (jiwa atau orang)
M1 = Jumlah penduduk pada saat tahun data (jiwa atau orang)
p% = Presentase kenaikan jumlah penduduk (%)
Mn = Jumlah penduduk setelah tahun n (jiwa atau orang)
Konsumsi atau pemakaian air adalah banyaknya air yang dipakai untuk berbagai
penggunaan. Konsumsi air tergantung dari fungsi pemakai air (konsumen) dan jenis
pelayanan air, termasuk didalamnya ketergantungan pada variabel penggunaan air.
Kapasitas rencana untuk sistem penyediaan air minum sistem penyediaan air minum
Kabupaten Sidoarjo didasarkan atas analisa kebutuhan airnya. Secara umum faktor yang
mempengaruhi terhadap konsumsi air PDAM dibagi menjadi 2 (dua), yaitu faktor dari
sisi supply dan faktor dari sisi demand.
4
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Beberapa hal yang mempengaruhi pelayanan air dari PDAM, sebagai sumber
air minum utama adalah :
Dari sisi demand, jumlah konsumsi air PDAM dipengaruhi oleh keadaan
konsumen yang meliputi keadaan sosial ekonomi, budaya, urgensi (tingkat
kebutuhan air) terhadap air minum dan willingness to pay (kesanggupan untuk
membayar). Keadaan sosial ekonomi diwakili oleh keadaan pendapatan rumah
tangga dan kepadatan penduduk di daerah pemukiman. Budaya yang dimaksud
ialah kebiasaan masyarakat setempat dalam penggunaan air minum. Urgensi
(tingkat kebutuhan) yang dimaksud adalah tingkat kebutuhan masyarakat
terhadap air minum PDAM. Tingkat kebutuhan sangat erat kaitannya dengan
ketersediaan air minum alternatif di sekitarnya. Adapun perkiraan kebutuhan air
suatu kota dihitung atas dasar standar kebutuhan rata-rata. Pengguna atau
konsumen diklasifikasikan berdasarkan jenis dan macam penggunaannya sebagai
berikut :
5
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
6
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Tabel 1 Kebutuhan Air Non Domestik untuk Kota Kategori I, II, III, IV
7
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Apabila data di atas tidak diketahui, maka prediksi dapat didasarkan pada
suatu ekivalen penduduk, dimana konsumen non domestik dapat dihitung mengikuti
perkembangan standar penyediaan air domestik atau berdasarkan persentase
penggunaan seperti di bawah ini.
Kehilangan air merupakan banyaknya air yang hilang, yang diperlukan bagi
penjagaan tujuan penyediaan air minum, yaitu tercukupnya kualitas, kuantitas dan
kontinuitasnya dan yang disebabkan aktivitas penggunaan dan pengelolaan air.
Kehilangan air ini ditentukan dengan mengalikan faktor tertentu (15-25%) dengan
total produksi air. Kehilangan air terbagi menjadi tiga, yaitu
8
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
a. Fluktuasi dari jam ke jam dalam sehari, disini terdapat faktor jam puncak (Fp).
Kebutuhan air pada saat jam puncak, yang digunakan sebagai dasar
perencanaan sistem jaringan perpipaan distribusi air minum. Nilai fluktuasi
faktor jam puncak adalah 1,3 – 1,75. Faktor jam puncak ini dipengaruhi oleh
dua hal yaitu :
• Jumlah penduduk, semakin besar jumlah penduduk daerah
perencanaan, makin beranekaragam aktivitas penduduknya. Dengan
bertambahnya aktivitas penduduk maka fluktuasi pemakaian air
semakin kecil.
• Perkembangan kota, semakin pesat perkembangan wilayah kota,
maka aktivitas penduduk akan semakin meningkat dan bervariasi.
Dengan demikian maka fluktuasi pemakaian air semakin kecil.
b. Fluktuasi dari hari ke hari dalam satu tahun, dimana terdapat pemakaian air
terbesar (maksimum). Kebutuhan air pada hari maksimum digunakan sebagai
dasar perencanaan pipa transmisi dan perhitungan kapasitas reservoir
distribusi. Nilai fluktuasi faktor hari maksimum adalah 1,15 – 1,25 Kebutuhan
air pada hari maksimum, dipengaruhi oleh tingkat ekonomi, kondisi sosial
budaya, dan iklim (Peraturan Bupati Sidoarjo N0. 86 Tahun 2019).
9
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Untuk merencanakan sistem penyediaan air minum suatu daerah yang memenuhi
syarat, (tersedia setiap saat dengan debit, tekanan yang cukup dan keamanan kualitas air),
dibutuhkan suatu kriteria perencanaan agar sistem berikut dimensi komponen-
komponennya diperhitungkan dengan baik. Penyusunan kriteria tersebut berpedoman
pada kriteria perencanaan dan Petunjuk Teknik Bidang Air Minum, Direktorat
Pengembangan Air MInum Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan
Umum, Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 dan disesuaikan dengan kondisi daerah
perencanaan.
10
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
a. Sistem Gravitasi
Dalam pengaliran secara gravitasi, reservoir yang digunakan adalah ground
reservoir. Tetapi pada sistem ini, bisa juga memakai elevated reservoir yang
berfungsi sebagai penambah tekanan untuk melayani daerah pelayanan terjauh
11
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
yang pada waktu pemakaian maksimum tidak mendapat air. Besar elevated
reservoir disesuaikan dengan jumlah kebutuhan air di daerah yang harus
dilayani pada waktu kebutuhan maksimum, sedangkan besar ground reservoir
adalah total volume reservoir yang harus disediakan dikurangi dengan
kapasitas elevated reservoir.
b. Sistem Pemompaan
Bila menggunakan pemompaan langsung secara kontinu selama 24 jam, maka
kapasitas penampungan ground reservoir adalah kapasitas reservoir total.
c. Dual Sistem
Untuk sistem ground reservoir dilengkapi dengan pompa dan elevated
reservoir, bila digunakan terus-menerus selama 24 jam sesuai dengan
pengaliran dari instalasi pengolahan, maka kapasitas yang perlu ditampung
adalah total kapasitas reservoir, dimana volume ground reservoir 2/3 kapasitas
total (Peraturan Bupati Sidoarjo N0. 86 Tahun 2019).
Kehilangan tekan pada pipa harus dibatasi, yaitu tekanan air maksimum dan
tekanan air minimum. Sisa tekanan dalam pipa distribusi pada bagian ujung harus
tetap ada dengan maksud agar menjamin adanya pengaliran untuk tiap-tiap titik
atau node jaringan distribusi.
𝐿 𝑣2
ℎ𝑓 = 𝑓
𝐷 2𝑔
Dengan
12
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
10,675 𝐿. 𝑄1,852
𝐾 =
𝐶 1,852 𝐷4,87
Dengan
K = Konstanta hambatan pipa
Q = Debit (m3/detik)
C = Koefisien Hazen William untuk pipa
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter pipa (m)
Gambar 3 Koefisien Hazen William untuk pipa. Sumber : SNI 7509 : 2011 tentang
Tata cara perencanaan teknik jaringan distribusi dan unit pelayanan sistem penyediaan
air minum.
13
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
14
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Kerugian :
• Mudah pecah
• Tidak tahan panas
• Dapat terjadi fibrasi
• Umumnya hanya terdapat dengan diameter kecil
c. Fiber Glass
Keuntungan :
• Ringan - Kedap air dan tahan korosi
• Tahan terhadap gaya-gaya dari luar, cukup kuat, dan tahan
terhadap perbedaan dari luar/permukaan.
• Mempunyai tipe sambungan yang fleksibel dan mudah dalam
pemasangan.
• Panjang satuan pipa cukup besar, bisa mencapai 12 meter.
15
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Kerugian :
• Mahal
d. Beton
Keuntungan :
Kerugian :
Keuntungan :
Kerugian :
• Sangat mahal
• Getas/keras
f. Baja
Keuntungan :
Kerugian :
• Mahal
16
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
g. Asbes
Keuntungan :
• Mudah didapat
• Berat satuan relatif lebih ringan daripada pipa lain
• Panjang satuan pipa relatif lebih besar
• Tahan korosi.
Kerugian :
Reservoir merupakan suatu sistem yang penting dalam sistem jaringan distribusi,
instalasi pengolahan memberikan kapasitas berdasarkan kebutuhan air maksimum per
hari, sedangkan sistem distribusi direncanakan berdasarkan debit jam puncak. Ini
menimbulkan perbedaan antara kapasitas yang satu dengan yang lainnya. Untuk
menyeimbangkan perbedaan tersebut diperlukan suatu tempat penampungan air berupa
reservoir distribusi, dimana pada saat terjadi kelebihan air pada pemakaian kurang dari
rata- rata, air disimpan dalam reservoir dan dialirkan pada waktu pemakaian
maksimum. Secara garis besar fungsi dari reservoir itu sendiri adalah :
a. Penyimpanan untuk melayani fluktuasi pemakaian per jam, dan cadangan air
untuk keadaan darurat, seperti kebakaran dan saat terputusnya aliran.
b. Pemerataan aliran dan tekanan akibat bervariasinya pemakaian air di daerah
distribusi.
c. Sebagai distributor, pusat, atau sumber palayanan.
17
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
yang menentukan besar debit reservoir, jenis sistem pengaliran, dan waktu pemompaan
(Peraturan Bupati Sidoarjo N0. 86 Tahun 2019).
Menurut SNI 7509 : 2011 tentang Tata cara perencanaan teknik jaringan distribusi
dan unit pelayanan sistem penyediaan air minum, perhitungan reservoir menggunakan
beberapa metode yaitu
a. Metode tabulasi data, yaitu volume efektif adalah jumlah dari selisih positif
terbesar (m3) dengan selisih negatif terbesar (m3) antara fluktuasi pemakaian
air dan pasokan air ke reservoar. Hasil perhitungan nilai kumulatif dibuat
dalam bentuk tabel.
b. Metode kurva massa, yaitu volume efektif dapat diketahui dari jumlah
persentase akumulasi surplus terbesar pemakaian air ditambah akumulasi
defisit terbesar pemakaian air terhadap akumulasi pengaliran air ke reservoar.
c. Metode presentase, yaitu volume efektif dapat ditentukan minimum 15% dari
kebutuhan air maksimum per hari.
18
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
19
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Prosedur perhitungan debit tiap saluran menggunakan metode Hardy Cross adalah
sebagai berikut
a. Gambar skema jaringan distribusi air dari peta jaringan yang sudah
direncanakan dan tentukan ada berapa loop dalam skema tersebut.
Berdasarkan SNI 7509 : 2011 tentang Tata cara perencanaan teknik jaringan
distribusi dan unit pelayanan sistem penyediaan air minum, metode Hardy
Cross dibatasi maksimal empat loop, jika lebih dari empat loop, disarankan
menggunakan software atau program komputer.
b. Tentukan debit awal Q0 dan arah aliran masing-masing pipa berdasarkan
persamaan kontinuitas.
c. Hitung kehilangan energi tiap pipa menggunakan rumus ∆h = kQ2
d. Tiap pipa paling sedikit masuk dalam 1 jaring
20
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
a. Input data
• Peta
• Node/junction/titik dari komponen distribusi
• Elevasi
• Panjang pipa distribusi
• Diameter dalam pipa
21
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
BAB III
HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
22
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
23
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
24
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Luas Tahun
Kecamatan Wilayah
(Km2) 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
05.
Krembung 29.55 45978 53039 58358 68428 70166 70466 70518 70527 70528 70529
Gambar 11 Data yang Diketahui
3.3.2 Hasil Perhitungan Proyeksi Penduduk
25
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Tabel 4 Kriteria dan Standar Kebutuhan Air. Sumber : Peraturan Bupati Sidoarjo
N0. 86 Tahun 2019.
Berdasarkan Tabel 5, Kecamatan Krembung termasuk kota sedang karena proyeksi
penduduk Kecamatan Krembung diantara 100.000 – 500.000. Sehingga didapatkan data
sebagai berikut
26
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Jumlah Domestic +
Domestic Domestic Non
Penduduk Non
Zona Nama Desa Use Use Domestic
Tiap Desa Domestic
(jiwa/orang) (l/hari) (l/detik) (l/detik) (l/detik)
A Kandangan Wetan 3431 514688.16 6 1.787 7.744
B Kandangan Kulon 4255 638322.95 7 2.216 9.604
C Pakem 4513 677003.43 8 2.351 10.186
D Wringinan 5458 818742.51 9 2.843 12.319
E Kesimbukan 3339 500799.40 6 1.739 7.535
F Bawang 3970 595495.09 7 2.068 8.960
G Mojoruntut 12603 1890492.72 22 6.564 28.445
H Gading 22954 3443092.32 40 11.955 51.806
I Kedungrawan 16080 2411932.16 28 8.375 36.291
J Tanjekwagir 26800 4019957.65 47 13.958 60.485
K Kedungnolo 3952 592798.61 7 2.058 8.919
Total 107356 16103325 186 56 242
27
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Perhitungan tersebut dilakukan dengan cara yang sama untuk semua desa.
28
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Untuk mendesain pipa, maka debit atau kebutuhan air yang digunakan adalah
kebutuhan yang sudah dikalikan dengan faktor jam puncak (F2). Hasil kebutuhan air
akibat faktor jam puncak (F2) adalah sebagai berikut.
Jam Jam
Desa Zona Puncak Puncak
(m3/detik) (l/detik)
Kandangan Wetan A 0.0135 13.475
Kandangan Kulon B 0.0167 16.712
Pakem C 0.0177 17.724
Wringinan D 0.0214 21.435
Kesimbukan E 0.0131 13.111
Bawang F 0.0156 15.590
Mojoruntut G 0.0495 49.494
Gading H 0.0901 90.142
Kedungrawan I 0.0631 63.146
Tanjekwagir J 0.1052 105.245
Kedungnolo K 0.0155 15.520
Total 0.4216 421.594
a. Jaringan pipa yang direncanakan adalah jaringan pipa tertutup, atau loop. Dalam
perencanaannya pipa-pipa distribusi dilewatkan disekitar jalan. Adapun gambar
jaringan pipa loop, seperti pada Gambar 7.
b. Pipa yang direncanakan adalah jenis pipa galvanis, dimana untuk perencanaan
dimensinya disesuaikan dengan yang ada dipasaran sesuai dengan Gambar 4.
Tahapan pertama metode hardy cross adalah membuat skema dan mencoba-
coba debit inflow, dan menentukan arah aliran untuk perhitungan debit tiap
29
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
saluran. Dan harus sama inflow dan outflow. Berikut skema jaringan pipa dan
debit coba-coba tiap pipa.
30
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
• Q (Debit)
Debit yang digunakan adalah debit hasil coba-coba yang sudah
ditentukan seperti tertera pada Gambar9.
• L (Panjang Pipa)
Nilai panjang pipa didapatkan dari panjang layout jaringan pipa yang
sudah digambarkan di AUTOCAD.
• D (Diameter)
Untuk diameter diasumsikan sama semua terlebih dahulu, yaitu sebesar
0,5 m
• C (Koefisien Hazen William dari jenis pipa yang digunakan)
Karena direncanakan menggunakan pipa galvanis, berdasarkan Gambar
4, nilai C dari pipa galvanis sebesar 120.
• K (konstanta hambatan pipa)
10,675 𝐿.𝑄1,852
K =
𝐶 1,852 𝐷4,87
10,675 (140,61).(0,114)1,852
=
(120)1,852(0,5)4,87
= 6,194
Perhitungan tersebut dilakukan dengan cara yang sama pada semua pipa.
31
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Q (Debit) Q (Debit)
Pipa 3
(m /s) (liter/detik)
1-2 0.106 106.492
2-3 0.060 59.545
3-4 0.058 58.012
4-5 0.040 40.287
11-5 0.019 18.852
7-3 0.011 10.909
10-7 0.026 26.499
6-1 0.077 77.290
8-6 0.119 119.178
10-11 0.083 82.617
9-10 0.108 107.801
8-9 0.151 150.685
13-11 0.010 10.013
15-13 0.053 53.133
14-15 0.069 68.653
12-8 0.248 247.696
12-14 0.174 173.898
Tabel 8 Debit Tiap Saluran Hasil Metode Hardy Cross
Gambar 13 Debit Tiap Saluran dan Arah Aliran Metode Hardy Cross.
32
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Sebelum running data dalam EPANET, harus menggambar jaringan pipa loop
seperti yang sudah direncanakan. Berikut gambar layout untuk runing data di
software EPANET.
33
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Dan didapatkan juga hasil tiap-tiap node dan tiap-tiap saluran pipa dalam
bentuk tabel sebagai berikut.
Dari hasil peritungan debit tiap masing-masing pipa dan arah aliran pada
jaringan pipa loop yang sudah direncanakan, terdapat perbedaan hasil antara
metode Hardy Cross dengan running data pada software EPANET. Hal ini
34
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
A (Luas V
L D Penampang (Kecepatan
Pipa Q (Debit) (Panjang) (Diameter) Pipa) aliran)
3
(m /s) (m) (m) (m2) (m/s)
1-2 0.106 140.609 0.5 0.196 0.54
2-3 0.060 2624.708 0.5 0.196 0.30
3-4 0.058 1041.395 0.5 0.196 0.30
4-5 0.040 304.831 0.4 0.126 0.32
11-5 0.019 2752.300 0.3 0.049 0.38
7-3 0.011 1114.437 0.2 0.018 0.62
10-7 0.026 1651.727 0.3 0.071 0.37
6-1 0.077 728.156 0.5 0.159 0.49
8-6 0.119 2096.990 0.5 0.159 0.75
10-11 0.083 869.887 0.5 0.159 0.52
9-10 0.108 160.933 0.5 0.159 0.68
8-9 0.151 1863.153 0.5 0.159 0.95
13-11 0.010 1333.938 0.2 0.031 0.32
15-13 0.053 268.221 0.5 0.196 0.27
14-15 0.069 1257.272 0.5 0.196 0.35
12-8 0.248 550.562 0.6 0.238 1.04
12-14 0.174 2038.186 0.5 0.196 0.89
Tabel 9 Perhitungan Dimensi Pipa
Contoh perhitungan pada pipa (1-2) :
• Q (Debit)
Debit yang digunakan adalah hasil perhitungan dengan metode Hardy
Cross seperti Tabel 7.
• L (panjang)
Nilai panjang pipa didapatkan dari Tabel 6.
• D (Diameter Pipa)
35
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Perhitungan tersebut dilakukan dengan cara yang sama pada semua pipa.
Perhitungan kehilangan energi ada dua, yaitu Mayor Losses dan akibat
aksesoris pipa (10% Mayor Losses). Perhitungan Mayor losses mengunakan
rumus Darcy Weisbach. Berdasarkan Gambar 4, koefisien f pada rumus Darcy
Weisbach sebesar 0,018. Data-data keperluan seperti L (panjang pipa), D
(diameter pipa), v (kecepatan aliran) didapatkan dari Tabel 8. Hasil perhitungan
kehilangan energi mayor dan minor sebagai berikut.
36
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
• Mayor losses
𝐿 𝑣2
Hf1 =𝑓
𝐷 2𝑔
140,609 (0,54)2
= (0,018)
0,5 2(9,81)
= 0,076 m
• Minor losses
Hf2 = 10 % x Hf1
= 10 % x 0,076
= 0,008 m
• Total losses
Total = Hf1 = Hf2
= 0,076 + 0,008
= 0,083 m
Perhitungan tersebut dilakukan dengan cara yang sama pada semua pipa.
37
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Perhitungan dilakukan secara kumulatif sampai pipa terakhir dan harus bersisa
tinggi tekan 10 m. Dari hasil perhitungan didapatkan grafik sebagai berikut.
Untuk perhitungan reservoir, dibutuhkan data total kebutuhan akibat jam puncak
seperti pada Tabel 4 yaitu sebesar 0,422 m3/detik atau 421,594 liter/detik. Dan koefisien
38
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
fluktuasi harian untuk mencari kebutuhan air akibat fluktuasi harian. Adapun koefisien
fluktuasi harian menurut Triatmaja, 2007 sebagai berikut.
39
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
23 0.6 252.956
24 0.53 223.445
Tabel 11 Kebutuhan Air Akibat Fluktuasi Harian
Contoh perhitungan pada jam 1 :
= 421,594 x 0,53
= 223,445 liter/detik
Dalam perhitungan volume reservoir atau tandon, menurut SNI 7509 : 2011
tentang tata cara perencanaan teknik jaringan distribusi dan unit pelayanan sistem
penyediaan air minum ada dua cara yaitu metode tabulasi data dan kurvas masaa. Adapun
hasil perhitungan dari dua meode tersebut sebagai berikut.
Debit
Waktu Kekurangan Debit
Kebutuhan Pompa
Jam liter/detik liter/detik liter/detik m3
1 2 3 4 5 = 4 x 3,6
1 223.445 400 0.000 0
2 189.717 400 0.000 0
3 168.638 400 0.000 0
4 168.638 400 0.000 0
5 189.717 400 0.000 0
6 261.388 400 0.000 0
7 379.435 400 0.000 0
8 590.232 400 190.232 684.834
9 548.072 400 148.072 533.060
10 526.992 400 126.992 457.173
11 505.913 400 105.913 381.286
12 505.913 400 105.913 381.286
13 505.913 400 105.913 381.286
14 526.992 400 126.992 457.173
15 548.072 400 148.072 533.060
16 548.072 400 148.072 533.060
17 598.663 400 198.663 715.189
18 632.391 400 232.391 836.608
19 653.471 400 253.471 912.494
40
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
• Debit kebutuhan
Debit kebutuhan didapatkan dari hasil perhitungan kebutuhan air akibat
fluktuasi harian seperti Tabel 9.
• Debit Pompa
Didapatkan dengan coba-coba hingga didapatkan hasil volume reservoir
dan grafik memenuhi syarat dan ideal. Dari hasil perhitungan didapatkan
debit pompa yang ideal sebesar 400 liter/detik.
• Kekurangan Debit
Kekurangan debit = Debit kebutuhan – Debit pompa
= 223,445 – 400
= 0 liter/detik (karena hasil negatif)
= 0 m3
Dalam perhitungan kekurangan debit apabila hasil negatif maka hasil
dianggap menjadi 0.
• Volume Reservoir
Volume reservoir didapatkan dengan menjumlahkan semua hasil
kekurangan debit yang sudah dirubah satuannya menjadi m3
Perhitungan tersebut dilakukan dengan cara yang sama pada jam selanjutnya
hingga jam 24.
41
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
42
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
• Debit Kebutuhan
Debit kebutuhan didapatkan dari hasil perhitungan kebutuhan air akibat
fluktuasi harian seperti Tabel 9.
• Debit Pompa
Didapatkan dengan coba-coba hingga didapatkan hasil volume reservoir
dan grafik memenuhi syarat dan ideal. Dari hasil perhitungan didapatkan
debit pompa yang ideal sebesar 400 liter/detik.
• Kumulatif Volume Kebutuhan
Kumulatif volume kebutuhan = (Debit kebutuhan x 3,6) + volume
kebutuhan jam 1
= (189,717 x 3,6) + 223,445
= 1487 m3
• Kumulatif Volume Pompa
Kumulatif volume pompa = (Debit kebutuhan x 3,6) + volume pompa
jam 1
= (400 x 3,6) + 400
= 2880 m3
• Selisih
Selisih = Kumulatif volume kebutuhan - Kumulatif volume pompa
= 1487 – 2880
= -1393 m3
43
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
• Volume Reservoir
Volume Reservoir = Nilai selisih maksimum – nilai selisih minimum
dari jam 1 sampai jam 24
= 3332 – (-4388)
= 7721 m3
Dari perhitungan metode tabulasi data dan kurva massa didapatkan hasil
volume reservoir yang sama yaitu sebesar 7721 m3. Maka dimensi reservoir
sebagai berikut.
• Panjang = 30 m
• Lebar = 25 m
𝑄
• Tinggi =
𝑃x𝑙
44
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
7721
=
30 x 25
= 10,3 m
45
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penulisan laporan tugas besar perencanaan jaringan distribusi air
bersih pada Kecamatan Krembung, Sidoarjo dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut
a. Dalam merencanakan layout jaringan pipa distribusi ada beberapa hal yang
menjadi pertimbangan, yaitu seperti luas daerah yang direncanakan, panjang
pipa distribusi, penentuan letak reservoir, luas daerah layanan, hingga kondisi
medan.
b. Banyaknya jumlah penduduk pada setiap desa bisa memengaruhi pada
banyaknya kebutuhan air, hal tersebut tentunya juga merupakan faktor utama
penentuan dimensi jaringan pipa yang digunakan.
c. Dari hasil perhitungan debit tiap pipa menggunakan metode Hardy Cross dan
menggunakan software EPANET didapatkan hasil yang berbeda, hal ini bisa
dipengaruhi karena dalam software EPANET menggunakan data elevasi,
sedangkan metode Hardy Cross nilai elevasi diabaikan atau tidak memengaruhi
hitungan.
d. Dari hasil perhitungan kehilangan energi menggunakan metode Hardy Cross
dan software EPANET juga didapatkan hasil yang berbeda, sama seperti
kesimpulan poin c, mungkin juga karena faktor software EPANET yang
menggunakan data elevasi.
4.2 Saran
46
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Dari hasil penulisan laporan tugas besar perencanaan jaringan distribusi air bersih
pada Kecamatan Krembung, dapat diambil saran sebagai berikut.
a. Pahami materi dan langkah-langkah pengerjaan tugas besar. Jika ada hal yang
dibingungkan tanyakan pada dosen pengajar atau dosen asistensi.
b. Perhitungan menggunakan metode Hardy Cross harus benar-benar teliti dan jeli
setiap langkah perhitungan yang dilakukan. Prinsip yang harus diperhatikan
dalam perhitungannya adalah continuitas debit.
c. Dalam running data pada software EPANET 2.0, pastikan bahwa langkah-
langkah atau data yang di inputkan untuk di running sudah benar karena dalam
software EPANET ridak memiliki fitur undo dan redo sehingga jika terjadi
kesalahan harus mengulanginya lagi.
47
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
DAFTAR PUSTAKA
BPSDM PU. Modul 9 : Pengenalan Program EPANET (Perencanaan Teknis Air Minum
Dengan Menggunakan Program Aplikasi).
https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2018/11/16515_9._Pengen
alan_Pro gram_Epanet.docx.pdf
BPSDM PU. Modul 10 : Sistem Jaringan Pipa Transmisi Dan Distribusi (Bimtek
Perencanaan Jaringan).
BPSDM PU. Modul Reservoir : Perencanaan Jaringan Pipa Transmisi Dan Distribusi
Air Minum).
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya Air Bersih. Jakarta
Pedoman Teknis Penyediaan Air Bersih IKK Pedesaan..
SNI 7509 : 2011. Tata Cara Perencanaan Teknik Jaringan Distribusi Dan Unit
Pelayanan Sistem Penyediaan Air Minum.
SNI 7509 : 2011 Tata cara perencanaan teknik jaringan distribusi dan unit pelayanan
sistem penyediaan air minum.
48
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Tambalaen, dkk. 2018. Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih di Desa Kolongan
dan Kolongan Satu Kecamatan Kombi Kabupaten Minahasa. Jurnal Sipil Statik
Vol. 6 No. 10 Oktober 2018 (835-846) ISSN: 2337-6732.
LAMPIRAN
a. Metode Aritmatik
n (Jumlah tahun yang direncanakan) = 15 tahun
a (Jumlah penduduk akhir tahun data) = 70.529 jiwa
S0 (Jumlah penduduk pada saat tahun data) = 45.978 jiwa
m ( Jumlah data) = 10
𝑎−𝑆0
= 𝑚
70529−45978
b (Kenaikan penduduk rta-rata pertahun) = 10
= 2.455 jiwa
Sn (Jumlah penduduk setelah n tahun) = 𝑎 + (𝑛 x 𝑏)
= 70.529 + (15 x 2455)
= 107.356 jiwa
b. Metode Geometri
n (Jumlah tahun yang direncanakan) = 15 tahun
Mo(jumlah penduduk pada akhir tahun data) = 70.529 jiwa
M1 (Jumlah penduduk pada saat tahun data) = 45.978
𝑚0−𝑚1
p% (presentase kenaikan jumlah penduduk) = 𝑚1 x 100% + (𝑛 − 1)
70529 −45978
= 45978 x 100% + (15 − 1)
49
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
= 3,81 %
Mn (Jumlah penduduk setelah tahun n) = 𝑀𝑜 (1 + 𝑝%)n
= 70.529 . (1 + 3,81)15
= 123.655 jiwa
c. Metode Eksponensial
n (Jumlah tahun yang direncanakan) = 15 tahun
Pt (jumlah penduduk pada akhir tahun data) = 70.529 jiwa
P0 (Jumlah penduduk pada saat tahun data) = 45.978
e (Bilangan eksponensial) = 2,178
1 𝑃𝑡
r (presentase kenaikan jumlah penduduk) = 𝑡 ln ( 𝑃𝑜)
1 70529
= 15 ln ( 45978)
= 0,003 %
Pn (Jumlah penduduk setelah tahun n) = 𝑃𝑡 x ern
= 70529 x 2,1780,03.15
= 108.185 jiwa
50
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
a. Metode Aritmatik
Tahun n Sn
2008 45978
2009 53039
2010 58358
2011 68428
2012 70166
2013 70466
2014 70518
2015 70527
2016 70528
2017 70529
2018 1 72984
2019 2 75439
2020 3 77894
2021 4 80349
2022 5 82805
2023 6 85260
2024 7 87715
2025 8 90170
2026 9 92625
2027 10 95080
2028 11 97535
2029 12 99990
2030 13 102445
51
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2031 14 104900
2032 15 107356
Tabel 14 Tabel Perhitungan Aritmatik
52
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ
SD =√ 𝑛−1
3626324898,46
=√ 15−1
= 10.979,54
b. Metode Geometri
Tahun n Mn
2008 45978
2009 53039
2010 58358
2011 68428
2012 70166
2013 70466
2014 70518
2015 70527
2016 70528
2017 70529
2018 1 73219
2019 2 76012
2020 3 78911
2021 4 81921
2022 5 85045
2023 6 88289
53
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2024 7 91656
2025 8 95152
2026 9 98781
2027 10 102549
2028 11 106460
2029 12 110521
2030 13 114736
2031 14 119112
2032 15 123655
Tabel 16 Tabel Perhitungan Geometri
54
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ
SD =√ 𝑛−1
3626324898,46
=√ 15−1
= 16.094,20
c. Metode Eksponensial
Tahun n Sn
2008 45978
2009 53039
2010 58358
2011 68428
2012 70166
2013 70466
2014 70518
2015 70527
55
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2016 70528
2017 70529
2018 1 72570
2019 2 74669
2020 3 76829
2021 4 79052
2022 5 81339
2023 6 83693
2024 7 86114
2025 8 88605
2026 9 91169
2027 10 93807
2028 11 96521
2029 12 99313
2030 13 102186
2031 14 105143
2032 15 108185
56
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
(X) (Y)
2018 70529 70529 4974339841.0
2019 72570 72570 5266336072.8
2020 74669 74669 5575472629.2
2021 76829 76829 5902755655.7
2022 79052 79052 6249250359.3
2023 81339 81339 6616084475.0
2024 83693 83693 7004451936.3
2025 86114 86769 86114 7415616761.5
2026 88605 88605 7850917167.2
2027 91169 91169 8311769924.0
2028 93807 93807 8799674967.7
2029 96521 96521 9316220281.0
2030 99313 99313 9863087062.1
2031 102186 102186 10442055196.2
2032 105143 105143 11055009048.7
Jumlah 114643041377.68
Standar Deviasi 90491.93
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ
SD =√ 𝑛−1
3626324898,46
=√ 15−1
= 16.094,20
Metode
Keterangan
Geometri Aritmatik Eksponensial
Prediksi Ʃ Penduduk 123655 107356 108185
Standar Deviasi 16094.20 10979.5 90491.93
57
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
58
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
= 3431 jiwa
59
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Loop 1
∑ 𝐾𝑄
Koreksi = = -0,0145
∑ 2𝐾𝑄
60
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Loop 2
∑ 𝐾𝑄
Koreksi = = 0,0213
∑ 2𝐾𝑄
Loop 3
Δh =
Pipa 2kQ
K Q Arah kQ2
10-7 73 0.002 - 0.000 0.247
7-3 49 0.014 - -0.009 1.364
3-4 46 0.083 - -0.319 7.646
4-5 13 0.066 - -0.058 1.762
5-11 121 0.044 - -0.237 10.713
11-10 38 0.089 + 0.306 6.847
-0.317 28.580
∑ 𝐾𝑄
Koreksi = = -0,011
∑ 2𝐾𝑄
∆𝑄
Kontrol = Loop 1 = 𝑄 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 = 0,732 = 73,17 % > 5%
∆𝑄
Loop 2 = 𝑄 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 = 12,507 = 1250,741 > 5%
∆𝑄
Loop 3 = 𝑄 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 = 652,494 = 652,494 > 5%
Cara iterasi 1 dilakukan berulang pada iterasi berikutnya hingga mendapatkan nlai
kontrol < 5 %. Dan setelah melakukan iterasi secara berulang, didapatkan iterasi
10 yang memilik kontrol < 5% sebagai berikut.
61
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Loop 1
∆𝑄
Koreksi = 𝑄 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 = -0,00016 < 0
Loop 2
∆𝑄
Koreksi = = 0,0001 > 0
𝑄 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
Loop 3
62
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
∆𝑄
Koreksi = 𝑄 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 = -0,00027 < 0
∆𝑄
Kontrol = Loop 1 = = 1,53 = 1,53 % < 5%
𝑄 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
∆𝑄
Loop 2 = 𝑄 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 = 0,008 = 0,835 < 5%
∆𝑄
Loop 3 = 𝑄 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 = 0,024 = 2,435 < 5%
Q (Debit) Q (Debit)
Pipa
(m3/s) (liter/detik)
63
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
64
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Dari hasil cek kontinuitas didapatkan hasil yang memenuhi semua, jadi perhitungan
debit pada masing-masing pipa tidak perlu diulangi lagi, karena sudah memenuhi.
5. Gambar Renacana
a. Layout Jaringan Pipa Loop
65
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
66
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
67
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
68
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
69
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
70