TEKNIK MANUFAKTUR 1
LAS SMAW
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK MANUFAKTUR I
LAS SMAW
Disiapkan dan disusun oleh:
Muhammad Yusuf Alfarizqi 3331190063
Keterangan : Keterangan :
Mengetahui:
Asisten Laboratorium
AGUNG SETIAWAN
NIM. 3331170095
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt. kita panjatkan karena atas berkah, rahmat, dan
karunia-Nya Laporan Praktikum Teknik Manufaktur Modul Las SMAW ini dapat
saya susun dengan lancar dan selesai tepat pada wakltunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi syarat
kelulusan pada mata kuliah Praktikum Teknik Manufaktur. Laporan ini juga
bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang las SMAW bagi
penulis serta para pembaca.
Saya sangat menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari
sempuerna. Oleh sebab itu, saya secara terbuka menerima semua kritik serta saran
yang membangun supaya laporan ini dapat disusun dengan lebih baik lagi.
Semoga tulisan hasil praktikum ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
iii
ABSTRAK
Seiring kemajuan dunia industri yang pesat, maka setiap industri –industri
yang ada terutama di bidang manufaktur berkompetisi ingin menjadikan usahanya
maju dengan pesat, berdaya saing dunia Dengan kemajuan yang dapat dicapai
sampai saat ini, kebutuhan welder berkualifikasi akan terus meningkat dan tidak
akan habis. Pengelasan SMAW (Shield Metal Arc Welding) adalah proses
menyambung dua atau lebih bagian komponen berbahan logam menggunakan
panas yang berasal dari listrik hingga mencair dan menjadikannya satu unit utuh
sama lain yang memiliki fungsi. Pelaksanaan praktikum las di Jurusan Teknik
Mesin Fakultasa Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dapat menambah
pengetahuan yang mendalam tentang pengelasan SMAW ini mulai dari definisi,
prinsip kerja, elektroda, posisi, alur, serta hasil akhir benda kerja dari pengelasan
SMAW.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................ii
KATA PENGANTAR ................................................................................iii
ABSTRAK ......................................................................................................iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum ...............................................................................1
1.3 Manfaat Praktikum .............................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan .........................................................................2
BAB II TEORI DASAR .............................................................................3
2.1 Definisi Sambungan ...........................................................................3
2.2 Macam-Macam Sambungan ...............................................................3
2.2.1 Sambungan Tetap .....................................................................3
2.2.2 Sambungan Tidak Tetap ..........................................................4
2.3 Definisi Las SMAW ...........................................................................4
2.4 Prinsip Kerja Las SMAW ...................................................................5
2.5 Bagian Mesin Las SMAW .................................................................6
2.5.1 Power Source............................................................................6
2.5.2 Kabel Penghubung ...................................................................6
2.5.3 Penjepit atau Klem ...................................................................7
2.5.4 Elektroda ..................................................................................7
2.5.5 Palu ..........................................................................................7
2.6 Jenis-Jenis Elektroda & Kode Elektroda ............................................7
2.7 Acuan dalam Menghitung Arus Las ...................................................9
2.8 Posisi Pengelasan ...............................................................................10
2.9 Macam-Macam Cacat pada Lasan dan Solusinya ..............................11
v
2.10 Kesehatan dan Keselamatan Kerja dalam Pengelasan .....................13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...........................................14
3.1 Diagram Alir .......................................................................................14
3.2 Data yang Didapat ..............................................................................15
3.3 Prosedur Praktikum ............................................................................15
3.4 Alat yang Digunakan ..........................................................................16
BAB IV PEMBAHASAN ..........................................................................17
4.1 Perhitungan Arus ................................................................................17
4.2 Gambar Benda Kerja (CAD) ..............................................................17
4.3 Proses Pengelasan ...............................................................................17
4.4 Penyebab Kegagalan Benda Kerja Pada Praktikum ...........................18
BAB V PENUTUP .......................................................................................19
5.1 Kesimpulan .........................................................................................19
5.2 Saran ...................................................................................................19
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Pemilihan Besar Arus Terhadap Diameter Elektroda dan Tebal Benda10
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
5. Menganalisis benda kerja serta mengetahui hubungan antara arus,
elektroda, dan tebal material.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
kerucut sebagai ekor. Konstruksi kepala dan ekor pada paku keling
dipatenkan dan permanen agar mampu menahan kedudukan paku
keling tersebut untuk sambungan. Badan paku keling yang berbentuk
silinder dirancang secara kokoh dan kuat sehingga mampu mengikat
sambungan serta menahan beban muatan yang diterima oleh benda
yang disambung. Paku keling berfungsi sebagai sambungan permanen
atau tetap antara pelat-pelat logam, mulai dari konstruksi dengan skala
ringan sampai dengan konstruksi berskala besar.
Sambungan las adalah penyambungan dua buah bagian logam
atau lebih dengan cara memanaskan logam tersebut sehingga mencapai
titik lebur logam tersebut sehingga logam dapat menyatu dengan
menggunakan logam pengisi ataupun tanpa logam pengisi. Sambungan
las termasuk kedalam jenis sambungan tetap karena bersifat permanen,
oleh karena itu banyak digunakan untuk menyambungkan komponen-
komponen logam yang bersifat permanen.
2.2.2 Sambungan Tidak Tetap
Sambungan tidak tetap merupakan salah satu jenis sambungan
yang bersifat sementara dan temporer untuk kebutuhan komponen
tertentu, sehingga sambungan tersebut dapat dibongkar pasang dengan
catatan kondisi sambungan masih baik, tidak rusak ataupun berkarat.
Contoh dari pengaplikasian sambungan tidak tetap yaitu sambungan
ulir atau dikenal mur-baut (screwed joint). Sambungan ulir merupakan
salah satu jenis sambungan yang menerapkan prinsip kerja ulir untuk
menyambungkan antar komponen mesin dan konstruksi. Sambungan
ulir termasuk kedalam jenis sambungan semi permanent, yaitu dapat
dibongkar pasang tanpa merusak sambungan tersebut.
4
penekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi. Energi masukan panas las
busur listrik bersumber dari beberapa alternatif diantaranya energi dari panas
pembakaran gas, atau energi listrik.Panas yang ditimbulkan dari hasil proses
pengelasan ini melebihi dari titik lebur bahan dasar dan elektroda yang di las.
Kisaran temperatur yang dapat dicapai pada proses pengelasan ini mencapai
2000-3000º C. Pada temperatur ini daerah yang mengalami pengelasan
melebur secara bersamaan menjadi suatu ikatan metalurgi logam lasan.
Proses pengelasan dibagi mejadi beberapa macam salah satunya adalah las
SMAW.
SMAW (Shield Metal Arch Welding) adalah las busur nyala api
listrik terlindung dengan mempergunakan busur listrik sebagai sumber panas
pencair logam induk dan elektroda. Proses jenis ini paling banyak dipakai
dimana–mana untuk hampir semua keperluan pekerjaan pengelasaan,
utamanya pada pengelasan singkat dalam produksi, pemeliharaan dan
perbaikan, dan untuk bidang konstruksi.
5
Prinsip dari las SMAW adalah menggunakan panas dari busur api
listrik untuk mencairkan logam dasar dan ujung sebuah consumable elektroda
berssalutan dengan tegangan listrik yang dipakai 23-45 Volt, dan untuk
pencairan digunakan arus listrik hingga 500 ampere yang umum digunakan
berkisar antara 80–200 ampere. Dimana dalam proses SMAW dapat terjadi
oksidasi, hal ini perlu dicegah karena oksidasi metal merupakan senyawa
yang tidak mempunyai kekuatan mekanis. Adapun untuk mencegah hal
tersebut maka bahan penambah las dilindungi dengan selapis zat pelindung
yang disebut flux atau slag yang ikut mencair ketika pengelasan. Tetapi
karena berat jenisnya lebih ringan dari bahan metal yang dicairkan, cairan
flux akan mengapung di atas cairan metal, sekaligus mengisolasi metal
tersebut sehingga tidak beroksidasi dengan udara luar seperti pada Gambar
2.1.
6
2.5.3 Penjepit atau Klem
2.5.4 Elektroda
2.5.5 Palu
7
melindungi cairan las dari kontak dengan udara luar selama proses
pembakaran. Udara luar yang mengandung O2 dan N akan dapat
mempengaruhi sifat mekanik dari logam Ias. Cairan selaput yang disebut
terak akan terapung dan membeku melapisi permukaan las yang masih panas.
8
Gambar 2.3 Kode Pembungkus Elektroda Las SMAW
9
Tabel 2.1 Pemilihan Besar Arus Terhadap Diameter Inti Elektroda
Tabel 2.2 Pemilihan Besar Arus Terhadap Diameter Elektroda dan Tebal Benda
10
Posisi pengelasan ditentukan oleh kombinasi angka dan huruf. Angka
mengacu pada posisi, sedangkan huruf mengacu pada jenis pengelasan. Huruf
F dipakai untuk jenis las fillet, sedangkan huruf G untuk las groove (alur).
Posisi pengelasan alur pada pipa yaitu:
1 G (Posisi Pengelasan datar).
2G (Posisi Pengelasan Horizontal).
3G (Posisi Pengelasan Vertikal).
4G (Posisi Pengelasan di atas kepala atau Overhead).
Posisi pengelasan alur pada pipa yaitu:
1 G (Posisi Pengelasan datar).
2G (Posisi Pengelasan Horizontal).
3G (Posisi Pengelasan Vertikal).
4G (Posisi Pengelasan di atas kepala atau Overhead).
11
Mengatur laju pengelasan agar tidak terburu-buru
Mempertahankan panjang busur sestabil mungkin
Merapikan ayunan elektroda
B. Porositas
Penyebab terjadinya cacat porositas adalah:
Nyala busur terlalu panjang
Arus terlalu kecil
Benda kerja tidak bersih dan kering
Laju pengelasan terlalu cepat
Terbentuk gas hidrogen akibat suhu tinggi dari las
Solusi untuk mencegah porositas adalah:
Memperpendek nyala busur
Menyetel arus sesuai dengan rekomendasi
Membersihkan dan melakukan pemanasan awal pada benda
kerja
Menggunakan elektroda low hydrogen.
C. Slag Inclusion
Penyebab cacat slag inclusion adalah:
Pembersihan slag yang kurang maksimal
Arus terlalu kecil
Sudut pengelasan yang tidak benar
Busur las terlalu jauh
Solusi untuk menghindari slag inclusion adalah:
Memastikan lasan bersih dari slag sebelum mengelas lagi
Menyesuaikan arus las sesuai rekomendasi
Menyesuaikan sudut pengelasan
Menjaga jarak busur las.
D. Over Splatter
Penyebab over splatter adalah:
Arus listrik terlalu besar
Jarak elektroda dan benda induk terlalu jauh
12
Elektroda basah atau lembab
Solusi untuk menghindari oversplatter adalah:
Mengecilkan arus sesuai dengan rekomendasi
Menjaga jarak busur
Memanaskan elektroda sebelum digunakan dengan oven
13
Masker las digunakan agar selama proses las terhindar dari
menghirup asap las yang dapat membahayakan system pernapasan.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Mempelajari Modul
Praktikum dan Materi
Literatur
14
Besar Arus Dihitung Mengacu pada Variabel yang Diketahui
Data Pengamatan
Pembahasan
Kesimpulan
15
5. Letakkan benda kerja pada meja dan jepit ujungnya dengan kabel
massa alas untuk kutub positif.
6. Atur arus pengelasan sesuai hasil perhitungan
7. Lakukan pengelasan dengan alur dan posisi tertentu
8. Membersihkan dan merapihkan kembali peralatan pengelasan setelah
digunakan
16
BAB IV
PEMBAHASAN
Nilai minimal arus = arus min. elektroda + arus min. benda kerja
2
Nilai maksimal arus = nilai maks. elektroda + nilai maks. benda kerja
2
Dari perhitungan di atas, diperoleh nilai arus minimalnya 70 A dan nilai arus
maksimalnya 122,5 A.
17
dibiarkan hingga membeku. Peralatan yang digunakan untuk praktikum
dirapihkan kembali ke tempat semula. Ketika benda kerja sudah membeku,
slag yang ada pada lasan diketuk menggunakan palu agar rontok dan
bersihkan lasan dari slag tesebut.
18
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum las SMAW kali ini dapat disimpulkan:
1. Pengelasan SMAW (Shielded Metal Arc Welding) sebagai proses
pengelasan listrik dengan elektroda consumables mempunyai aplikasi luas
di dalam dunia industri dan mempunyai keunggulan yaitu dapat
diandalkan untuk mengelas berbagai tipe sambungan, posisi, serta lokasi
yang sulit dikerjakan.
2. Dimensi ketebalan dari benda kerja dan jenis serta diameter dari elektroda
yang digunakan memiliki peran penting dalam menentukan besarnya arus
pengelasan SMAW.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil praktikum las SMAW kali ini terdapat beberapa hal
yang perlu ditingkatkan yaitu:
1. Sebaiknya praktikan diberikan pemahaman materi yang lebih mendalam
lagi dengan video peragaan pengelasan SMAW yang lebih informatif.
2. Sebaiknya praktikan menyimak instruksi dari asisten laboratorium terkait
penggunaan Form Work Instructions.
19
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi. 2019. Macam Macam Cacat Las dan Penyebabnya Serta Cara
Mengatasinya. https://www.pengelasan.net/cacat-las/. Diakses pada 11 November
2020
Achmadi. 2019. Posisi Pengelasan. https://www.pengelasan.net/posisi-
pengelasan/. Diakses pada 11 November 2020
BE, Probo Antonius 1999, Pengetahuan Elektroda Las dan Simbol Las, Jakarta.
Sukaini, Tarkina, dan Fandi, 2013, Teknik Las SMAW, Kementerian Pendidikan &
Kebudayaan, Malang.
20
LAMPIRAN
21
Gambar Benda Kerja (CAD)
22
LABORATORIUM TEKNOLOGI MANUFAKTUR
JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km 3 Cilegon
NPM : 3331190063
Kelompok : 10
Tanggal
: 6 November 2020
Praktikum
Las SMAW
Data
Data :: Alat yang Digunakan :
ElektrodaEE6014
Elektroda 6014
1. Plat besi 6. Penjepit massa
2. Palu 7. Gerinda
3. Elektroda 8. Kacamata las
4. Mesin Las SMAW 9. Wear pack
5. Penjepit Elektroda 10. Sarung tangan
11. Meja las
23