Disusun Oleh :
NIM : 216421002
Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan nikmat serta
hidayahnya yang melimpah. Sehingga saya telah menyelesaikan laporan Praktek
Instalasi Listrik II.
Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk melaporkan atau
merekap job pada proses mata kuliah bengkel 3 yaitu praktek instalasi listrik II.
Kegiaatan praktek dan penyusunan laporan ini dapat terlaksana dengan baik
berkat bantuan dari pihak-pihak terkait. Untuk itu saya berterima kasih kepada:\
Karena kebaikan semua pihak yang telah saya sebutkan maka saya dapat
melakukan job Praktek Instalasi Listrik II beserta laporan-nya dengan sebaik
mungkin. Laporan Praktek Instalasi Listrik II ini memang masih jauh dari
kesempurnaan, tetapi saya sudah berusaha sebaik mungkin. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar laporan atau hasil kerja pada Praktek
Instalasi Listrik ini dapat lebih baik lagi. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita
semua.
ii
Samarinda, 26 Oktober 2022
iii
DAFTAR ISI
iv
2.3.3 Grup Tiga ...............................................................................................20
2.3.4 Grup Empat ............................................................................................21
BAB III BAHAN DAN PERALATAN .................................................................23
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ...................................................................23
3.2 Komponen dan Material yang Digunakan....................................................23
3.3 Peralatan yang Digunakan ............................................................................25
3.3.1 Obeng Bintang (+) .................................................................................26
3.3.2 Obeng (-) ................................................................................................26
3.3.3 Tang Potong ...........................................................................................27
3.3.4 Tang Pembulat .......................................................................................27
3.3.5 Tang Kombinasi.....................................................................................28
3.3.6 Gergaji Pipa ...........................................................................................28
3.3.7 Palu ........................................................................................................28
3.3.8 Test Pen..................................................................................................29
3.3.9 Multi Tester............................................................................................29
3.3.10 Isolasi ...................................................................................................30
BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................................31
4.1 Group Satu ....................................................................................................31
4.2 Group Dua ....................................................................................................31
4.3 Group Tiga....................................................................................................32
4.4 Group Empat ................................................................................................32
BAB V TROUBLE SHOOTING ...........................................................................34
5.1 Trouble Shooting ..........................................................................................34
5.1.1 Tujuan ....................................................................................................34
5.1.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ............................................................35
5.1.3 Peralatan yang Digunakan .....................................................................35
5.1.4 Gangguan atau Trouble pada Rangkaian ...............................................35
BAB VI LAMPIRAN GAMBAR ..........................................................................37
6.1 Gambar Rangkaian Single Line Panel ..........................................................37
6.2 Gambar Rangkaina Single Line Instalasi Listrik On Plaster ........................38
6.3 Gambar Rangkaian Diagram Garis Pengawatan Yang Digambar ...............39
6.4 Gambar Rangkaian Instalasi Pada Kenyataan ..............................................40
v
6.5 Gambar Rangkaian Panel Pada Kenyataan ..................................................41
BAB VII PENUTUP ..............................................................................................42
7.1 Kesimpulan ...................................................................................................42
7.2 Saran .............................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................44
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Daftar Komponen dan Bahan Praktek Job Instalasi Listrik On Plester
................................................................................................................................23
Tabel 3. 2 Daftar Peralatan yang digunakan Praktek Job Instalasi Listrik On
Plester .....................................................................................................................25
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam dunia yang saat ini sudah dalam fase modern listrik perlahan menjadi
energi yang paling dicari, hingga saat ini listrik telah menjadi kebutuhan primer
dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Selain itu agar segala bentuk instalasi dapat terselenggara dengan baik
dalam berbagai hal, maka diperlukan suatu acuan, baik untuk keamanan
instalasi maupun perlengkapannya agar dapat digunakan secara terus-menerus
dan terutama aman dari bahaya-bahaya yang mungkin terjadi. Selain itu dalam
penguasaan materi baik teori maupun prakteknya serta dalam melaksanakan
pemasangan instalasinya ada beberapa prinsip-prinsip dasar yang harus
dipenuhi, yaitu:
1. Kehandalan 4. Keindahan
2. Keamanan 5. Ketercapaian
3. Ketersediaan 6. Ekonomis
1
1.2 Tujuan
2
b) Mencegah kondisi kerja yang tidak aman
3
BAB II
TEORI DASAR
4
Gambar 2. 1 MCB (Mini Circuit Breaker)
Pada kondisi Normal, MCB berfungsi sebagai sakelar manual yang
dapat menghubungkan (ON) dan memutuskan (OFF) arus listrik. Pada
saat terjadi Kelebihan Beban (Overload) ataupun Hubung Singkat
Rangkaian (Short Circuit), MCB akan beroperasi secara otomatis dengan
memutuskan arus listrik yang melewatinya. Secara visual, kita dapat
melihat perpindahan Knob atau tombol dari kondisi ON menjadi kondisi
OFF. Pengoperasian otomatis ini dilakukan dengan dua cara seperti yang
terlihat pada gambar dibawah ini yaitu dengan cara Magnetic Tripping
(Pemutusan hubungan arus listrik secara Magnetik) dan Thermal
Tripping (Pemutusan hubungan arus listrik secara Thermal/Suhu).
5
Gambar 2. 2 Line Up Terminal
2.2.3 Saklar Impuls (K1)
6
Gambar 2. 4 Diagram Pengawatan dari Saklar Impuls
Dari simbol diagram diatas terlihat pada saklar impuls hanya
mempunyai satu anak kontak saja, sehingga dapat disimpulkan bahwa
fungsinya sama dengan saklar tunggal hanya prinsip kerjanya saja yang
berbeda. Sistem pengaturan sebuah lampu menggunakan saklar impuls
dengan dua buah tombol tekan yang disusun secara paralel. Selain itu
kondisi lampu akan berubah ON atau OFF bila tombol ditekan, jadi
prinsip kerjanya saklar akan berubah pada setiap impuls yang diberikan.
Disini saklar impus mempunya dua posisi kontak yaitu ON pada impus
pertama dan kontak OFF pada impuls kedua lamanya pengoperasian dari
kontak tekan tidak mempengaruhi sistem kerjanya. Jadi kesimpulannya
lampu diatas dapat dioperasikan dari dua tempat dengan bantuan dua buah
tombol tekan.
7
Gambar 2. 5 Saklar Waktu (Timer K4T)
2.2.5 Staircase (K6T)
8
sinyal berupa tegangan yang masuk ke terminal 4 maka koil akan aktif
dan menarik tuas saklar sehingga menghubungkan terminal 3 dengan fasa
(line). Di saat yang bersamaan waktu saklar staircase mulai menghitung
mundur sampai waktu yang telah diatur, dan ketika waktu habis maka
akan memutus arus di terminal 4 dan membuat koil tidak aktif. coil yang
tidak aktif akan membuka rangkaian di terminal 3 sehingga beban
terputus.
9
Gambar 2. 8 Relay Kontaktor
Dari beberapa kontaktor kita dapat membuat beberapa rangkaian
kontrol yang dapat mengoperasikan dengan berbagai sistem antara lain
pengoperasian dengan pengunci. Cara kerja dari kontaktor yaitu apabila
mekanis (koil) dialiri arus listrik maka dalam koil akan timbul medan
magnet dan akan menarik anak kontak NO dan NC sehingga berubah dari
posisi semula. Jadi relay hanya akan bekerja jika teraliri arus listrik.
2.2.7 Busbar
Gambar 2. 9 Busbar
Busbar merupakan konduktor yang terbuat dari plat tembaga atau
alumunium. Umumnya benda ini memiliki bentuk persegi panjang atau
tabung dengan tingkat ketebalan berbeda-beda. Busbar sendiri berguna
sebagai penghantar energi listrik sekaligus mengatur sistem masukkan dan
keluaran dari panel listrik.
10
2.2.8 Sun Switch/LDR (Light Depended Resistor)
11
2.2.9 Saklar Golongan (Selector Switch)
12
Gambar 2. 12 Saklar Seri
13
Pada diagram ini penamaan dari saklar seri dikodekan sebagai A
sedangkan pada job yang kami kerjakian pengkodean ini menggunakan
kode C.
14
Cara kerja rangkaian diatas adalah apabila tombol ditekan lampu
menyala, Kemudian dilepas kembali ke posisi semula maka kondisi
lampu akan padam. Dalam Proyek A.B Sudomo tombol tekan digunakan
untuk pengoperasikan saklar impuls.
15
Gambar 2. 16 Saklar Tukar
Secara bergantian. Saklar tukar ini digunakan untuk
mengoperasikan dua beban secara bergantian dengan sumber tegangan
yang sama dalam kondisi ON atau OFF dari dua tempat. Artinya saklar
ini dipasang untuk menyalakan satu buah lampu dengan menggunakan
satu buah saklar tukar.
16
2.2.14 Saklar Silang
Saklar silang pada dasarnya adalah gabungan dari dua buah saklat
tukar, tetapi pada saklat silang terminal outputnya dikopel masing-masing
dua terminalnya. Sistem pengaturan penerangan saklar silang digunakan
untuk melayani keadaan ON dan OFF dari tiga tempat atau lebih. Saklar
silang untuk sistem penerangan pada lorong-lorong besar dan pada
gedung-gedung bertingkat.
17
Kotak kontak adalah suatu susunan gawai yang memberikan
tegangan pada suatu peralatan listrik. Kotak Kontak disebut juga
komponen fleksibel artinya dapat dipindahkan pada suatu bagian instalasi.
Kotak kontak mendapatkan sumber langsung dari instalasi, jadi bisa
dibilang bahwa kotak kontak tidak terpengaruh oleh saklar apapun.
Rangkaian penerangna terpisah dengan kotak kontak dalam hubungan
paralel. Besar tegangan pada kotak kontak antara penghantar aktif dengan
tahanan adalah 220 Volt.
18
posisikan pada ON dan diberi sumber tegangan, saklar seri di fungsikan
dan arus mengalir pada saklar dan menuju lampu C dan lampu C1. Dan dua
tombol tekan D(D) akan memfungsikan saklar impuls yang
mengoperasikan lampu D.
19
Grup satu ini meliputi penerangan dan kotak kontak pada kamar
mandi, kamar tidur, koridor dan ruang kontrol panel. Grup satu ini
terhubung pada M2 dan bekerja saat M2 dioperasikan. Namun pada grup
dua ini output dari M2 langsung menuju beban dalam hal ini lampu dan
kotak kontak. Lampu pada grup dua dikontrol oleh sepasang saklar tukar
(F) dan juga saklar silang (F) yang dikombinasikan menjadi saklar
pengaktif penerangan yang dapat mengaktifkan penerangan pada ruang-
ruang yang dimaksud dari tiga tempat yang berbeda.
20
sebuah pengaktif sedikitpun bahkan seperti yang diuraikan diatas bahwa
aktifnya group tiga ini sangat bergantung pada kontrol group empat. Oleh
karenan itu aktifnya group tiga ini dijelaskan pada pengaktifan di group
empat. Energinya diberikan oleh M3.
21
Selain itu operasi auto ini dikontrol pula oleh sebuah LDR atau
saklar surya yang akan menjaga penerangan jalan dan parkir tetap aktif
bila malam telah tiba. Dengan dibatasi oleh saklar timer dan
dipergunakannya saklar surya, Keaktifan kerja penerangan yaitu
penerangan luar dan parkir akan lebih baik. Satu yang hampir terlupakan
yaitu bahwa pengaktifan salah satu kondisi yaitu kondisi manual lampu
tanda akan aktif, yang memberitahukan bahwa posisi yang ada adalah
posisi manual. Dari analisa ini dapat dilihat langkah-langkah dalam
perakitan tiap-tiap instalasi per group.
22
BAB III
Komponen dan bahan praktek untuk job Instalasi Listrik On Plester telah
disesuaikan dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan sumber daya lokal,
namun tetap mengacu pada konsep dasar instalasi listrik penerangan dan
memenuhi ketentuan standar instalasi listrik yang disyaratkan (seperti PUIL,
SNI, dan sebagainya).
23
8 Sakelar tukar 2 Buah
9 Sakelar silang 1 Buah
10 Sakelar seri 1 Buah
11 Sakelar golongan (switch selector) 1 Buah
12 Sakelar tekan 2 Buah
13 Sakelar tekan dengan lampu tanda 2 Buah
14 Lampu tanda (merah) 1 Buah
15 Kotak kontak 1 fasa + PE 3 Buah
16 Fiting lampu bulat 6 Buah
17 Roset kayu 6 Buah
C. Panel
18 Box Panel (300x400x150) mm 1 Buah
19 MCB 1 FASA 6A 1 Buah
20 MCB 1 FASA 10A 3 Buah
21 Relai kontaktor 220V/10A 2 Buah
22 Sakelar relai impuls 220V 1 Buah
23 Sakelar waktu 220V 1 Buah
24 Sakelar relai tangga/ Staircase 1 Buah
220V
25 Bus bar tembaga 3 - 5 x 15 mm 280 mm
26 Profil C 22 s 12 Alu (Din-C- 100 mm
profile)
27 Profil untuk terminal (Din-G- 200 mm
profile)
28 Profil dudukan relay (Din-C- 200 mm
profile)
29 Line up terminal 2,5 mm2 3 Buah
(grey, blue, green/yellow)
30 Line up terminal 1,5 mm2 24 Buah
(grey, blue, green/yellow)
31 End pieces 2 Buah
24
32 Strip connectors 2,5 mm2 3 Buah
33 Strip connectors 1,5 mm2 6 Buah
34 Steker 10-16A PNE 1 Buah
35 NYMHY 3x2,5 mm2 (Fleksibel) 2 m
D. Kabel
36 NYA 1,5 mm2 Merah 10 m
37 NYA 1,5 mm2 Hitam 15 m
38 NYA 1,5 mm2 Biru 10 m
39 NYA 1,5 mm2 Kuning-Hijau 5 m
40 NYM 3x1,5 mm2 2 m
25
11 Isolasi 4 Roll
26
3.3.3 Tang Potong
Tang potong ini berguna sebagai alat bantu untuk memotong kawat
dan juga mengupas kabel. Misalnya mengupas kabel untuk dikunci pada
line up terminal atau pada saat proses pembuatan matai itik pada fitting
dan busbar.
27
3.3.5 Tang Kombinasi
3.3.7 Palu
28
Gambar 3. 7 Palu
3.3.8 Test Pen
29
multimeter dapat diartikan sebagai alat yang digunakan untuk
mengukur permasalahan kelistrikan. Alat yang populer di kalangan
elektronika ini dapat mengukur tegangan, resistansi dan arus listrik di
sebuah rangkaian elektronik. Dalam job ini kami menggunakannya untuk
mengetes sambungan kabel dengan pilihan selektor pada resistansi (Ω)
atau buzzer.
3.3.10 Isolasi
Gambar 3. 10 Isolasi
Isolasi digunakan untuk melindungi sambungan kawat agar tidak
tersentuh oleh tangan Ketika dalam kondisi bertegangan. Dalam
prakteknya kami gunakan untuk mengisolasi sambungan ekor babi kawat
dan kami juga gunakan sebagai penanda kabel fasa.
30
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada group satu terdiri dari Saklar Seri, Tombol Tekan dan Kotak
Kontak. Dimana Saklar Seri akan mengoperasikan lampu C dan C1, sedangkan
Tombol Tekan akan mengoperasikan Lampu D. Saat MCB di posisikan pada
ON dan diberi sumber tegangan, saklar seri di fungsikan dan arus mengalir pada
saklar dan menuju lampu C dan lampu C1. Dan dua tombol tekan D(D) akan
memfungsikan saklar impuls yang mengoperasikan lampu D.
Grup satu ini meliputi penerangan dan kotak kontak pada kamar mandi,
kamar tidur, koridor dan ruang kontrol panel. Grup satu ini terhubung pada M2
dan bekerja saat M2 dioperasikan. Namun pada grup dua ini output dari M2
langsung menuju beban dalam hal ini lampu dan kotak kontak. Lampu pada
grup dua dikontrol oleh sepasang saklar tukar (F) dan juga saklar silang (F) yang
dikombinasikan menjadi saklar pengaktif penerangan yang dapat mengaktifkan
penerangan pada ruang-ruang yang dimaksud dari tiga tempat yang berbeda.
31
tetapi perhitungan ekonomis akan sedikit diabaikan jika ruangan yang tersedia
memang cukup luas sehingga pengaktifan penerangan dari satu tempat
dianggap kurang efektif.
Namun pada job ini kami hanya menggunakan sepasang saklar tukar.
Jadi pengoperasiannya hanya dapat dilakukan pada dua tempat saja. Dan juga
dilengkapi dengan kotak kontak sebagai pemenuh kebutuhan perangkat
elektronik.
Pada group 3 terdiri dari anak kontak K7 dan beban , Pada saat MCB di
ON-kan maka sumber hanya mengalirkan tegangan pada anak kontak NO K7.
Lampu B dapat menyala bila anak kontak NO dari K7 tertutup atau dengan kata
lain group 4 dioperasikan.
Pada group empat terdiri dari dua fungsi , yaitu fungsi manual dan fungsi
otomatis Pada fungsi manual terdiri dari tombol tekan, K6T, K9A dan K7. Pada
saat MCB di ON-kan dan switch selector pada fungsi Manual. Sumber tegangan
menuju tombol tekan dan menuju anak kontak NC dari K9A sehingga lampu
tanda menyala , dan sumber tegangan juga menuju koil dari K6T sehingga
membuat anak kontak K6T berubah posisi dari NO menjadi tertutup, ketika
tombol tekan (B) difungsikan dan sumber tegangan menuju anak kontak K6T
dan arus mengalir ke koil K7 dan menarik anak kontak K7, pada waktu yang
sudah ditentukan pada K6T yang membuat K6T off sehingga semua kembali
pada keadaan awal.
Pada fungsi otomatis terdiri dari K4T, K9A, S8 dan K7. Pada saat MCB
di ON-kan dan switch selector di fungsikan pada fungsi Auto maka sumber
tegangan mengalir pada K4T , pada K4T disetting pada waktu tertentu anak
kontak pada posisi menutup pada saat koil dari K4T diberi sumber tegangan ,
sehingga sumber tegangan menuju S8, memfungsikan koil dari S8, jika S8
dalam keadaan pencahayaan gelap dan merubah resistansi pada LDR maka akan
32
merubah posisi anak kontak dari S8 menjadi menutup dan mengalirkan arus
pada koil K7 sehingga K7 bekerja dan memfungsikan anak kontak dari K7 Pada
posisi otomatis koil dari K9A langsung di aliri arus sehingga memfungsikan
anak kontak dari K9A, pada anak kontak K9A yang posisi semula Normally
Open menjadi tertutup setelah koil dari K9A mendapat sumber tegangan , dan
arus dapat mengalir pada Line 8 , jadi pada saat fungsi otomatis fungsi manual
pun juga dapat di operasikan juga.
Pada anak kontak dari K9A yang fungsi awal Normally Close sebelum
koil diberi sumber tegangan, setelah koil mendapat sumber tegangan, maka
anak kontak berubah posisi menjadi terbuka, dan memutus sumber tegangan
yang mengalir pada lampu tanda, sehingga pada saat switch selector pada posisi
otomatis maka lampu tanda tidak akan menyala.
33
BAB V
TROUBLE SHOOTING
5.1.1 Tujuan
34
5.1.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
35
2) Pada grup empat, LDR tak berfungsi dengan baik karena sambungan
yang kurang baik dan sambungan yang tertukar antara beban dengan
netral.
3) Pada grup tiga dan empat, Saklar golongan ditukar posisi manual dan
otomatisnya pada line up terminal 4 dan 5.
36
BAB VI
LAMPIRAN GAMBAR
37
6.2 Gambar Rangkaina Single Line Instalasi Listrik On Plaster
38
6.3 Gambar Rangkaian Diagram Garis Pengawatan Yang Digambar
39
6.4 Gambar Rangkaian Instalasi Pada Kenyataan
40
6.5 Gambar Rangkaian Panel Pada Kenyataan
41
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari kerja pada Bengkel 3 “Praktek
Instalasi Listrik II” adalah sebagai berikut :
• Disiplin, teliti dan keuletan itu sangatlah penting dalam melakukan
suatu pekerjaan dapat dilihat ketika rangkaian mendapat trouble
disitulah pikiran dan emosi kita diuji.
• Pembacaan gambar dan deskripsi kerja sangatlah vital sebelum
mengambil keputusan untuk apa yang harus dilakukan ketika bekerja.
Lantaran gambar ini memudahkan mahasiswa untuk mengidentifikasi
fungsi dari sebuah komponen.
• Mahasiswa mampu membuat diagram pengawatan instalasi listrik on
plaster setelah melakukan pembacaan gambar single line dari job
Instalasi Listrik On Plaster.
• Pastinya mahasiswa mampu untuk melakukan pemasangan instalasi
listrik dengan baik dan mampu bekerja sebagai tim maupun individu.
• Mampu menganalisa sebuah permasalahan atau trouble yang terjadi
pada rangkaian dan melakukan perbaikan pada trouble tersebut.
42
7.2 Saran
43
DAFTAR PUSTAKA
44