DISUSUN OLEH :
NIM : 2016-71-045
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING AKADEMIK
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LAPANGAN
ii
UCAPAN TERIMA KASIH
Selaku pembimbing Laporan Magang telah memberikan petunjuk, saran – saran serta
bimbingannya sehingga Laporan Kerja Magang ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Terima kasih yang sama, saya sampaikan kepada Bapak Youndri selaku Manager
PT.PLN (PERSERO) UP3 Kebon Jeruk, Bapak Kartika selaku Asmen Jaringan yang
telah mengijinkan saya melakukan kerja magang dan pengumpulan data di PT.PLN
(Persero) UP3 Kebon Jeruk.
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
v
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 3. 12 Pengukuran dan Pencatatan Beban ACO TR .................................... 53
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
(Persero) UP3 Kebon Jeruk agar dapat mempelajari sistem distribusi tenaga listrik
khususnya lingkup jaringan.
1. Memperoleh ilmu secara lisan dan tulisan dari bimbingan dan penjelasan
pegawai PT.PLN (Persero) UP3 Kebon Jeruk dan mitra kerja Pegawai.
2. Mengetahui apa saja kegiatan operasi dan pemeliharaan bidang distribusi
PT.PLN (Persero) UP3 Kebon Jeruk serta proses pelaksanaan pengusutan
gangguan.
3. Memperoleh wawasan dengan mengamati proses pekerjaan pada bidang
distribusi PT.PLN (Persero) UP3 Kebon Jeruk.
2
1.4 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya agar sesuai dan
terarah mengenai pembahasan laporan kerja magang maka dapat dirumuskan
batasan masalah hanya pada Pemeliharaan Jaringan Distribusi di PT. PLN (Persero)
UP3 Kebon Jeruk.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Sistem distribusi tenaga listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik.
Sistem distribusi tenaga listrik dimulai dari Pemutus Tenaga (PMT) outgoing di Gardu
Induk (GI) sampai dengan Alat Pengukur dan Pembatas (APP) di instalasi rumah
pelanggan. Fungsi dari sistem distribusi untuk menyalurkan dan mendistribusikan
tenaga listrik dari pusat-pusat suplai atau gardu induk ke pusat-pusat beban yang
berupa gardu distribusi atau mensuplai tenaga listrik secara langsung ke pelanggan.
Jaringan distribusi dari gardu induk sampai ke kWh meter pelanggan, terdiri dari dua
bagian yaitu jaringan distribusi primer atau yang dikenal dengan Jaringan Tegangan
Menengah (JTM) dan jaringan distribusi sekunder atau yang dikenal dengan Jaringan
Tegangan Rendah. Jaringan tegangan menengah umumnya bekerja pada tegangan
20 kV, sedangkan jaringan tegangan rendah umumnya bekerja pada tegangan
380/220 Volt. Pada Gambar 2.1 sambungan dari trafo distribusi dilewatkan pada JTR
kemudian ke kWh meter atau APP.
Gardu Induk
JTM
Pusat Listrik
Saluran
3 Distribusi Primer
Jaringan
Fuse TM
Tegangan Tinggi
Trafo Distribusi
Saluran
3 : Generator 3 Fasa Saklar TR Distribusi
Rel TR
Sekunder
JTR Fuse TR
: Pemutus Tenaga (PMT)
Tiang
Sambungan Rumah
JTM : Jaringan Tegangan Menengah
APP
JTR : Jaringan Tegangan Rendah IR
IR : Instalasi Rumah
4
Melalui Sambungan Rumah (SR), pelanggan dapat terhubung dengan Jaringan
Tegangan Rendah. Kemudian tenaga listrik masuk ke APP (Alat Pembatas dan
Pengukur), yang berfungsi untuk membatasi daya energi listrik dan mengukur
pemakaian energi listrik oleh pelanggan. Setelah dari APP baru energi listrik tersebut
dapat digunakan oleh pelanggan melalui Instalasi Rumah (IR).
1. Jaringan Radial
Sistem distribusi dengan pola radial ini adalah bentuk yang paling sederhana,
ekonomis, dan banyak digunakan. Jaringan radial yaitu jaringan yang hanya
mempunyai satu pasokan tenaga listrik dan tidak ada alternatif pasokan lainnya.
Jika terjadi gangguan akan terjadi black-out atau padam pada bagian yang tidak
dapat terpasok.
GI
PMT
: Gardu Distribusi
5
Dalam penyulang tersebut dipasang gardu-gardu distribusi untuk pelanggan.
Keuntungan dari sistem ini adalah tidak rumit dan lebih murah dibanding dengan
sistem lain. Namun, keandalan sistem ini lebih rendah dibanding sistem lain
karena hanya terdapat satu jalur utama yang menyuplai gardu distribusi, apabila
jalur utama tersebut mengalami gangguan, maka seluruh gardu akan padam.
Kerugian lainnya yaitu besarnya jatuh tegangan di ujung saluran menyebabkan
turunnya kualitas tegangan pada gardu distribusi yang paling ujung.
6
3. Jaringan Spindel
Pada umumnya jaringan spindel diterapkan pada saluran kabel bawah tanah
tegangan menengah. Jaringan ini mempunyai penyulang cadangan (express
feeder) dan penyulang operasi (working feeder), yang biasanya terdiri atas
maksimum 6 penyulang operasi dan 1 penyulang cadangan. Penyulang
cadangan merupakan penyulang khusus yang tidak dibebani dan dilengkapi
dengan pemutus dan pemisah daya. Penyulang cadangan berfungsi sebagai
penyalur tenaga listrik darurat jika penyulang operasi mengalami gangguan. Titik
temu penyulang operasi dengan penyulang cadangan berada pada sebuah gardu
hubung. Struktur jaringan spindel memiliki tingkat keandalan dan kualitas sistem
yang lebih baik dibandingkan struktur jaringan sebelumnya karena terdapat
penyulang cadangan sebagai pasokan alternatif dalam keadaan gangguan.
4. Jaringan Mesh/Jala-Jala
7
Gambar 2. 5 Konfigurasi Mesh/Jala-Jala
Pada jaringan mesh, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.5, terdapat
2 buah gardu yang saling terinterkoneksi satu sama lain, sehingga apabila terjadi
pemadaman pada salah satu gardu daya dapat dipasok melalui gardu lainnya.
Proses pengoperasian sistem jaringan ini rumit, namun mendapatkan jaringan
yang andal karena memungkinkan pasokan tenaga listrik dari berbagai arah ke
titik beban.
Pengertian umum gardu distribusi ialah suatu bangunan yang terdiri dari instalasi
Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB-TM), Transformator distribusi,
dan Papan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) untuk menyalurkan tenaga
listrik bagi para pelanggan baik dengan tegangan menengah (20kV) maupun tegangan
8
rendah (220/380 V). Transformator distribusi dapat mengubah tegangan menengah 20
kV menjadi tegangan rendah 220/380 V, sehingga daya dengan tegangan rendah
tersebut bisa dimanfaatkan pelanggan listrik. Jenis gardu distribusi sebagai berikut:
1. Gardu Portal
Gardu portal merupakan gardu tiang. Gardu portal yang dicatu dari SUTM
menggunakan peralatan pengaman Pengaman Lebur Cut-Out (FCO) sebagai
pengaman hubung singkat transformator dengan elemen pelebur dan Lightning
Arrester (LA) sebagai sarana pencegah naiknya tegangan pada transformator
akibat surja petir.
Adapun gardu portal compact, gardu tiang yang dicatu dari saluran kabel
bawah tanah, yang menggunakan kubikel dan mempunyai proteksi load break
switch sebagai pemutus beban, proteksi transformatornya menggunakan kubikel
tipe TP untuk pelanggan umum dan relai, CT, dan PT untuk pelanggan khusus,
yang bekerja secara manual atau digerakkan dengan remote control.
2. Gardu Beton
Gardu distribusi yang bangunan pelindungnya terbuat dari
beton (campuran pasir, batu dan semen). Gardu beton termasuk `gardu
9
jenis pasangan dalam, karena pada umumnya semua peralatan penghubung,
pemutus, pemisah, dan trafo distribusi berada di dalam bangunan. Konstruksi
gardu beton dimaksudkan untuk pemenuhan persyaratan terbaik bagi
keselamatan ketenagalistrikan.
10
dengan lightning arrester. Ketiga pengaman tersebut merupakan suatu kesatuan
transformator.
11
4. PHB sisi Tegangan Rendah (PHB-TR)
PHB-TR adalah Perlengkapan Hubung Bagi yang dipasang pada sisi TR atau
sisi sekunder trafo gardu distribusi. PHB-TR berfungsi sebagai penghubung dan
pembagi atau pendistribusian tenaga listrik dari keluaran trafo sisi tegangan
rendah ke rel pembagi dan diteruskan ke Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
melalui kabel jurusan (kabel opstyg) yang diamankan oleh sekering masing-
masing jurusan. Secara umum PHB-TR sesuai SPLN 118-3-1 ̶ 1996, untuk
pasangan dalam adalah jenis terbuka. PHB jenis terbuka adalah suatu rakitan
PHB yang terdiri dari susunan penyangga peralatan proteksi dan peralatan
hubung bagi dengan seluruh bagian-bagian yang bertegangan, terpasang tanpa
isolasi. Pengaman arus lebih jurusan di sisi tegangan rendah pada PHB-TR
dibedakan atas:
a. No Fused Breaker (NFB)
No Fused Breaker adalah pemutus dengan sensor arus, apabila ada arus
yang melewati peralatan tersebut melebihi kapasitas breaker, maka sistem
magnetic dan bimetalic pada peralatan tersebut akan bekerja dan
memerintahkan breaker melepas beban.
b. Pengaman Lebur (Sekering)
Fungsi pengaman lebur sesuai SPLN 64:1985:24, yaitu untuk setiap saat
menjaga atau mengamankan rangkaian berikut peralatan atau perlengkapan
yang tersambung dari kerusakan, dalam batas nilai pengenalnya.
5. Peralatan Ukur
a. Transformator Tegangan ̶ Potential Transformator (PT)
Berfungsi untuk mengubah besaran tegangan dari tegangan tinggi ke
tegangan rendah guna pengukuran atau proteksi dan sebagai isolasi antara
sisi tegangan yang diukur atau diproteksikan dengan alat
ukurnya/proteksinya.
12
b. Transformator Arus ̶ Current Transformator (CT)
Berfungsi untuk mengubah besaran arus dari tinggi ke rendah guna
pengukuran sesuai batasan alat ukur, juga sebagai proteksi serta isolasi sirkit
sekunder dari sisi primernya.
13
Dilihat dari fungsinya, tiang listrik dibedakan menjadi dua yaitu tiang pemikul
dan tiang tarik. Tiang pemikul berfungsi untuk memikul konduktor dan isolator,
sedang tiang tarik berfungsi untuk menarik konduktor. Sedang fungsi lainnya
disesuaikan dengan kebutuhan sesuai dengan posisi sudut tarikan konduktornya.
b. Konduktor/penghantar
Penghantar digunakan untuk mengalirkan arus listrik dari instalasi ke instalasi
lainnya. Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) memakai penghantar jenis
kabel pilin (NFA2X-T) ukuran luas penampang 35 mm2, 50 mm2 dan 70 mm2
dengan penghantar inti/fasa Alumunium murni dan Almelec (Allumunium Alloy)
sebagai penghantar netral yang sekaligus sebagai penggantung. SUTR dengan
LVTC (Low Voltage Twisted Cable) untuk mempertinggi keandalan, faktor
keamanan dan lain-lain.
d. Suspension clamp
Berfungsi untuk menggantung bagian penghantar netral pada tiang dengan
sudut lintasan jaringan sampai dengan 30˚.
14
e. Tension bracket
Fungsinya sama seperti suspension clamp bracket, bedanya sebagai bracket
penggantung pada konstruksi tiang ujung dan tiang sudut atau belokan.
f. Strain clamp
Strain Clamp atau clamp tarik dipakai pada Tension Bracket. Bagian
penghantar yang dijepit adalah penghantar netral. Strain Clamp digunakan
sebagai tarikan kabel dan dipasang pada konstruksi belokan pada tiang awal atau
akhir jaringan dan tiang penegang.
g. Kabel schoen
Kabel schoen digunakan untuk menghubungkan rel pada panel hubung bagi
dengan penghantar kabel tegangan rendah (kabel opstyg). Kabel schoen dipres
pada kabel obstyg dan dibaut di rel panel hubung bagi.
h. Konektor
Adalah peralatan yang digunakan untuk menghubungkan penghantar dengan
pelanggan SR (Sambungan Rumah). Jenis konektor yang digunakan PT.PLN
(Persero) ada dua jenis:
1) Konektor kedap air (tap connector)
Konektor ini dapat dipasang tanpa mengupas isolasinya dan dilaksanakan
kondisi jaringan bertegangan. Konduktansi terjadi karena pada konektor ini
terdapat gigi penerus arus. Sehingga gigi penerus arus ini harus tajam dan
tegak agar dapat menembus bagian isolasi kabel, serta harus dilapisi greese
(gemuk) untuk melindungi bagian kontak dari korosi.
2) Konektor pres
Pemasangan konektor jenis ini, biasanya harus tanpa tegangan, karena
diperlukan pengupasan isolasi kabel untuk membentuk konduktivitas.
15
Konduktivitas yang dihasilkan konektor jenis ini lebih baik, karena luas
permukaan kontak lebih besar.
16
gangguan maka beban dipasok dari penyulang cadangan. ACO-TR terletak di
luar gardu distribusi dan digunakan oleh pelanggan dengan daya 23 kVA hingga
197 kVA.
Gambar 2. 9 ACO-TR
Deteksi kabel tanah adalah pekerjaan yang dilakukan karena adanya gangguan
pada kabel tanah. Gangguan kabel tanah sendiri dapat diakibatkan karena beberapa
faktor diantaranya isolasi dari kabel tanah yang kurang baik atau isolasi yang telah
berumur dan juga dapat diakibatkan karena adanya akar tanaman. Pekerjaan ini
bertujuan untuk menemukan titik gangguan dari kabel tanah, lalu diberi tanda dengan
menggunakan pilox kemudian akan dilaksanakan proses perbaikan. Faktor kegagalan
kabel tanah diluar dari penyebab gangguan eksternal, banyak referensi yang
menunjukan lebih dari 60% - 70% dari kegagalan kabel disebabkan dari penyebab
gangguan internal. Pada umumnya ada 3 kategori yang menyebabkan kegagalan
kabel, yaitu:
a. Operational Stresses
Pada sistem kabel beban-beban selalu berubah-ubah yang menyebabkan
perubahan suhu dan hasil dari bergeser (transversal strengths) pada sistem
17
kabel. Hasil dari tekanan aksial pada sambungan kabel, accessories dapat
bergeser dan menyebabkan meningkatnya stresses di dalam kabel.
Kemungkinan dapat terjadi pada instalasi joint kabel. Dan juga perubahan beban
dan arus hubung singkat di dalam sistem kabel dapat menyebabkan mechanical
stress pada connectors pada joint kabel. Jika kabel mengalami mechanical stress
dapat menyebabkan penurunan kemampuan dari connectors di joint kabel, hal ini
akan meningkatkan suhu pada kabel. Selain itu perubahan beban harian dapat
mengakibatkan kabel memuai dan menyusut.
b. Environmental Stresses
Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi kondisi kabel yang dapat
menyebabkan gangguan kabel. Kelembapan tanah, tanah yang berpolusi dan
tekanan pada tanah beberapa contoh dari environmental stresses. Jika kabel
berada di tanah yang lembap dapat menyebabkan mechanical stresses pada
kabel tersebut, Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada pelindung dari air dan
menyebabkan penurunan dari kualitas isolasi.
c. Human Handling
Saat menyambung antar kabel dilakukan di lapangan hal ini dapat
menyebabkan kegagalan kabel yang disebabkan adanya benda asing (debu atau
kotoran) yang menempel di dalam sambungan kabel.
18
merupakan gardu yang dipasang dengan kapasitas transformator yang besar
dibanding dengan gardu jenis portal, gardu beton yang dilakukan pemeliharaan
merupakan gardu dengan tipe closed yaitu instalasi tegangan menengahnya di susun
di dalam sebuah kotak isolasi atau yang disebut dengan kubikel.
19
tidak seimbang antara ketiga fasa. Ketidakseimbangan antara tiga fasa mengakibatkan
arus mengalir pada kabel netral trafo. Karena pada kabel netral trafo mengalir arus,
maka rugi daya yang terjadi pada jaringan distribusi sekunder akan meningkat.
Kerugian yang terjadi akibat beban yang tidak seimbang akan berdampak besar pada
pihak konsumen maupun pihak PLN. Dengan dilakukannya normalisasi jaringan
tegangan rendah diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah diatas.
Proses pemeliharaan penting adanya karena ini berkaitan dengan umur dari
peralatan-peralatan yang digunakan serta kualitas sistem tetap terjaga dengan baik.
Kegiatannya meliputi perencanaan, pelaksanaan hingga pengendalian dan evaluasi
pekerjaan pemeliharaan instalasi dan sistem distribusi yang dilakukan secara terjadwal
ataupun tanpa jadwal. Pemeliharaan yang terjadwal seperti pemeliharaan harian,
mingguan, bulanan, atau bahkan tahunan. Selain itu proses pemeliharaan ini penting
adanya agar mengurangi resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan pada peralatan
sehingga kualitas kerja dapat dipertahankan, mengurangi lama waktu pemadaman
akibat sering terjadinya gangguan dan mendapatkan jaminan bahwa sistem/peralatan
distribusi aman baik bagi personil maupun masyarakat umum. Tujuan lainnya yaitu
untuk mendapatkan suatu kombinasi yang ekonomis antara faktor biaya dengan hasil
kerja yang optimum. Jenis pemeliharaan sendiri dapat dibedakan menjadi:
20
pemeliharaan sesuai dengan saran-saran (rekomendasi) dari hasil inspeksi,
antara lain penggantian dan pembersihan. Dari hasil pekerjaan pemeriksaan
rutin ini diharapkan dapat ditemukan kelainan atau hal-hal yang dikhawatirkan
bisa menyebabkan terjadinya gangguan sebelum periode pemeliharaan rutin
berikutnya terselenggara.
21
BAB III
LAPORAN KEGIATAN KERJA MAGANG
Jakarta Raya
2. Selasa,
Libur Tahun Baru Imlek
05 Februari 2019
22
4. Kamis, Membahas materi niaga
membahayakan
tersebut dan
23
membersihkan lantai di
pelanggan saja
(Transaksi Energi)
24
4. Kamis, Mengamati kegiatan Alat sudah digelar namun
DK4
Kebon Jeruk
menyebabkan gangguan
penyulang swatch
25
2. Selasa, Konsul mengenai Konsul bersama karyawan di
Akhir Jaringan
penyulang teleskop
Energi syaratnya
26
Tabel 3. 4 Laporan Harian Kerja Magang Minggu Ke – 4
menunggak pembayaran
listrik
4. Kamis,
Kumpul proposal Proyek Akhir
28 Februari 2019
gangguan trafo
27
Tabel 3. 5 Laporan Harian Kerja Magang Minggu Ke – 5
1. Senin,
Sidang proposal Proyek Akhir
04 Maret 2019
bagian turjasi
28
5. Jum’at, Cetak Perintah Melakukan cetak Perintah
diskusi dengan
Asman
Perencanaan
Negeri 57 Jakarta
29
fisik di Perumahan Permata
Buana
Perencanaan
tegangan
ke PLN
30
3. Rabu, Diskusi mengenai Diskusi mengenai judul Proyek
Perencanaan
tagihan listrik
pelanggan
pegawai jaringan
Akhir
31
3. Rabu, Stand by di kantor Melanjutkan proses
Akhir
Permata Buana
32
Tabel 3. 9 Laporan Harian Kerja Magang Minggu Ke – 9
ke lapangan
3. Rabu,
Libur Isra’ Miraj Nabi Muhammad SAW
03 April 2019
jaringan
buku jaringan
1. Senin,
Izin bimbingan terkait Proyek Akhir di kampus
08 April 2019
33
2. Selasa, Pecah beban Mengamati kegiatan pecah
monitoring gangguan
drop voltage.
34
monitoring gangguan
drop voltage.
dan SP 41
dan KJ 327
3. Rabu,
Libur Pilpres 2019
17 April 2019
35
4. Kamis, Pengambilan data Pengambilan data untuk
5. Jum’at,
Libur Kenaikan Isa Almasih
19 April 2019
(KJ 327)
36
Tabel 3. 13 Laporan Harian Kerja Magang Minggu Ke – 13
3. Rabu,
Hari Buruh Internasional
01 Mei 2018
37
5. Jum’at, Rekap padam Melakukan pendataan pada
38
5. Jum’at, Pecah beban Mengamati pelaksanaan pecah
SP26B
di penyulang dahlan
39
3. Rabu, Revisi Gardu Mengamati pelaksanaan
di penyulang Rasamala
akhir
40
Tabel 3. 16 Laporan Harian Kerja Magang Minggu Ke – 16
3. Rabu,
Pengarahan sertifikasi uji kompetensi di kampus
22 Mei 2019
kabel
41
2. Selasa, Ganti Trafo Mengamati pelaksanaan
3. Rabu,
29 Mei 2019
4. Kamis,
30 Mei 2019
5. Jum’at,
31 Mei 2019
42
3.2 Uraian Kegiatan Kerja Magang
Pada tabel kegiatan magang terdapat uraian kegiatan, pada sub bab ini
dijelaskan uraian kegiatan magang yang telah dilakukan dan disusun
berdasarkan jenis kegiatan yang dilakukan selama mengikuti kerja magang
sebagai berikut:
3.2.1 Deteksi Kabel Tanah
Deteksi kabel tanah merupakan pekerjaan yang dilakukan karena adanya
gangguan pada kabel tanah, baik itu tegangan menengah maupun tegangan
rendah. Tujuan dari deteksi kabel tanah adalah untuk menemukan titk gangguan
pada kabel tanah, dengan begitu proses perbaikan kabel tanah akan dapat
dilaksanakan sehingga distribusi listrik dari PLN ke konsumen dapat berjalan
dengan baik.
1) Petugas yang terlibat:
a. Pelaksana Pekerjaan
b. Pengawas Lapangan
2) Peralatan Kerja:
a. Kendaraan Unit Deteksi
b. Kunci Gardu
43
Gambar 3. 1 Cable Fault Pointer Digiphone
3) Langkah Kerja
a. Mempersiapkan peralatan kerja
b. Membuka pintu gardu dan kubikel, kemudian pastikan bahwa
potongan SKTM yang terganggu sudah aman dari tegangan
44
c. Memasang peralatan deteksi
45
f. Setelah menemukan jarak titik gangguan, melacak titik gangguan
sesuai trace (jejak)
46
3.2.2 Normalisasi Jaringan Tegangan Rendah
47
a. Melakukan survei tentang panjang jaringan dan jumlah kebutuhan
material
b. Melakukan pergantian tap konektor SR dan JTR pertiang
48
Gambar 3. 8 Penggantian SR Rusak
Pengukuran beban siaga pra pemilu merupakan salah satu langkah PLN
untuk mempersiapkan pasokan listrik menjelang pemilu presiden 2019 dan untuk
meminimalisir pemadaman akibat beban lebih. Tujuan dari pengukuran beban pra
siaga pemilu presiden 2019 adalah untuk menjaga pasokan energi listrik yang
baik ke kantor Komisi Pemilihan Umum, dengan terjaminnya pasokan listrik
pemilu presiden akan dapat berjalan dengan baik.
49
Gambar 3. 9 Tang Ampere
3) Peralatan K3:
a. Helm pengaman
b. Sarung tangan safety
4) Langkah kerja:
a. Mempersiapkan peralatan kerja
b. Berangkat menuju lokasi pekerjaan
c. Sampai dilokasi mempersiapkan peralatan kerja
d. Melakukan pengukuran menggunakan tang ampere pada rak
TR di masing-masing jurusan.
50
Gambar 3. 10 Pengukuran Beban Rak TR
Pengukuran beban siaga pasca pemilu merupakan salah satu langkah dari
PLN untuk menjaga pasokan listrik setelah pemilu presiden 2019 dan untuk
meminimalisir pemadaman akibat beban lebih. Tujuan dari pengukuran beban
siaga pasca pemilu presiden 2019 adalah untuk menjaga pasokan energi listrik
yang baik ke kantor Komisi Pemilihan Umum, dengan terjaminnya pasokan listrik
pemilu presiden akan dapat berjalan dengan baik. Apabila terjadi pemadaman
akan menghambat jalannya perhitungannya suara hasil pemilu presiden 2019.
51
2) Peralatan kerja:
a. Tang Ampere
b. Alat tulis
3) Peralatan K3:
a. Helm pengaman
b. Sarung tangan safety
4) Langkah kerja:
a. Mempersiapkan peralatan kerja
b. Berangkat menuju lokasi pekerjaan
c. Sampai dilokasi mempersiapkan peralatan kerja
d. Melakukan pengukuran menggunakan tang ampere pada bagian
output ACO TR sedangkan tegangan pada rak TR dapat dilihat pada
layar display.
e. Mencatat beban dan tegangan yang telah diukur oleh pelaksana
pekerjaan.
52
Gambar 3. 12 Pengukuran dan Pencatatan Beban ACO TR
53
Gambar 3. 13 Surat Pemberitahuan Pemadaman Listrik
Tahap Persiapan
a. Menyiapkan peralatan kerja
b. Menyiapkan material
c. Menyiapkan dokumen kelengkapan kerja seperti SOP dan
Checklist
d. Kelengkapan K3
e. Koordinasi dengan area
f. Berdoa
54
Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan dilakukan setelah jaringan dimanuver oleh
pengatur distribusi dan telah dinyatakan aman untuk melakukan
kegiatan.
3) Peralatan K3
a. Pakaian kerja
55
b. Helm Pengaman
c. Sepatu Safety
d. Sarung tangan
e. Masker
f. Rompi
g. Perlengkapan P3K
4) Peralatan Bantu
a. Kunci Gardu
b. Peta Lokasi Gardu
c. Form List Pemeliharaan Kubikel
d. Alat Tulis
5) Langkah Pekerjaan
a. Menuju ke lokasi gardu
b. Memakai perlengkapan K3
c. Buka pintu gardu
d. Pemberian arahan urutan pekerjaan
e. Memeriksa kondisi gardu
f. Melaporkan ke APD bahwa pekerjaan siap dilakukan sehingga
tegangan akan dibebaskan
g. Jika tegangan sudah dibebaskan, buka sakelar pemutus beban pada
kubikel, catat jam pelepasan beban
h. Masukkan sakelar pembumian pada kubikel
i. Membersihkan debu pada bagian luar kubikel dengan menggunakan
kain katun puth
j. Buka pintu kabel indoor, buka tutup mekanik dan tutup busbar kubikel
k. Membersihkan kompartemen kubikel, badan kubikel, dan ruang sisi
dalam kompartemen dengan cairan Metal Cleaner
l. Bersihkan kontak-kontak terminal dan isolator pada kubikel
56
Gambar 3. 14 Pembersihan Kubikel
57
Gambar 3. 15 Proses Pengeringan Menggunakan Api dari Gas LPG
58
Gambar 3. 16 Sebelum Pekerjaan (Atas);Setelah Pekerjaan (Bawah)
59
BAB IV
PENUTUP
4.1. Simpulan
Hal-hal yang dapat disimpulkan dari hasil kegiatan praktek kerja magang yang
tegangan rendah menjadi lebih rapi, terhindar dari resiko kebakaran, beban
60
4.2. Saran
kecelakaan kerja
61
Dftr hadir 1
62
Dftr hadir 2
63
Dftr hadir 3
64
Dftr hadir 4
65
Profil Perusahaan
PT.PLN (Persero) UP3 Kebon Jeruk merupakan salah satu Unit Area dari
PT.PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya. PT PLN (Persero) Area Kebon Jeruk
Gedung PT PLN Area Kebon Jeruk memiliki 2 lantai dengan 6 bidang, yaitu
66
ada Sub bidang Keuangan, SDM, dan administasi (KSA) yang biasa disebut
logistik.
Fungsi dan Tugas Pokok PT. PLN (Persero) UP3 Kebon Jeruk adalah
fungsi dan tugas pokok PT. PLN (Persero) UP3 Kebon Jeruk selanjutnya
bagi kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai serta
67
menujang pembangunan dengan menerapkan perinsip-prinsip Perseroan
Terbatas
gardu hubung, gardu distribusi, trafo distribusi, kubikel penyulang JTM dan JTR.
Hingga saat ini total pelanggan di PT PLN (Persero) UP3 Kebon jeruk sebanyak
Gardu induk 5 GI
Penyulang 58 Penyulang
Gardu Hubung 5 GH
68
Pelanggan Premium 4 Pelanggan
Adapun visi dari perusahaan PT. PLN yaitu, sebagai pengelola distribusi
tenaga listrik yang efisien, andal dan berkualitas dengan kinerja unggul berbasis SDM
yang kompeten di Indonesia. Sedangkan misi dari perusahaan PT. PLN adalah:
masyarakat.
lingkungan.
69
3. Menjalankan kegiatan penjualan tenaga listrik secara wajar (fairmess).
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT.PLN (Persro) UP3 kebon jeruk terdiri atas manajer
area dengan 6 posisi asisten manajer, yaitu asisten manajer perencanaan, asisten
manajer distribusi, asisten manajer transaksi energi, asisten manajer keuangan, SDM
dan akutansi, asisten manajer niaga dan asisten manajer kontruksi. Masing-masing
asisten manajer didukung oleh beberapa supervisior dan masing- masing staf. Tugas
1. Manager UP3
70
Mengevaluasi perkiraan kebutuhan energy listrik dan pendapatan penjualan
(TUL).
71
Melakukan analisa dan membuat report untuk kerja keandalan jaringan.
rehabilitasi jaringan tenaga listrik yang berkaitan dengan mutu, keandalan dan
efisiensi (UAI).
yang tersedia.
72
Membuat laporan untuk pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.
KVA.
sesuai hasil survey dalam rangkan PD/PD pada JTM dan JTR.
JTR.
instalasi terkait,
73
Mengkordinir pengawasan pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik
beroperasi (STOP).
acara penyambungan.
74
Mengevaluasi pelaksanaan aplikasi dan infrastuktur system teknologi
Tugas dan tanggung jawab dari Asisten Manajer Pelayanan dan Administrasi
diantaranya:
pelanggan.
Budged.
pemeliharaan gedung.
75
Mengevaluasi fasilitas / sarana kerja. Permintaan perlengkapan k3 /APK,
Tugas dan tanggung jawab dari Asisten Manajer Transaksi Energi diantaranya:
SKKI/SKKO.
76
Mengkoordinasikan dengan bagian dan isntalasi berwenang untuk kegiatan
P2TL.
pelanggan.
Budged.
pemeliharaan gedung.
77
Struktur Organisasi PT.PLN (Persero) UP3 Kebon Jeruk
C. Jasa Perusahaan
menyediakan energi listrik harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan listrik.
sampai ke pelosok desa. Hal ini justru sesuai dengan kebijakan pemerintah yang
merata. Perluasan tersebut menimbulkan kesulitan jika terjadi gangguan terutama jika
78
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan energi listrik, maka
dibutuhkan pula pendistribusian jaringan energi listrik yang sesuai dengan permintaan
konsumen yang mana dengan cara memberikan pelayanan yang memuaskan tehadap
konsumen dan pemberian informasi yang benar, cepat, dan akurat mengenai keadaan
jaringan energi listrik kepada tiap-tiap daerah , sehingga operasi sistem distribusi
energi listrik yang handal, aman, serta dapat menjamin mutu, stabilitas, dan kontinuitas
79
DAFTAR PUSTAKA
Husodo, B. Y., & Akbar, A. P. (2018). Penerapan Metode Minim Padam Untuk
Pemeliharaan Gardu Distribusi 20 kV Di PT PLN Area Bulungan (KL224).
Teknologi Elektro, 9(3), 159-162.
Kawihing, A. P., Tuegeh, M., Patras, L. S., & Pakiding, M. (2013). Pemerataan Beban
Transformator Pada Saluran Distribusi Sekunder. Teknik Elektro dan
Komputer, 1-9.
Legino, S., & Jurjani, F. (2016, Juni-Desember). Studi Analisis Pengaruh Partial
Discharge Pada SKTM Terhadap Kehandalan Penyulang. Energi dan
Kelistrikan, 8(2), 67-73.
PLN Buku 1 (2010). Kriteria Desain Enjinering Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga
Listrik. Jakarta
PLN Buku 4 (2010). Standar Konstruksi Gardu Distribusi dan Gardu Hubung Tenaga
Listrik. Jakarta
SPLN 64_1985. Petunjuk Pemilihan dan Penggunaan Pelebur Pada Sistem Distribusi
Tegangan Menengah.Perusahaan Umum Listrik Negara. Jakarta
Sudiartha, I. W., Sutawinaya, I. P., TA, I. K., & Firman, A. (2016). Manajemen Trafo
Distribusi 20 kV Antar Gardu BL031 Dan BL033 Penyulang Liligundi Dengan
Menggunakan Simulasi Program ETAP. Logic, 16(3), 166-171.
80