NIA PARAMITHA
NIA PARAMITHA
NIM. 1504405055
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
2.3.2 Macam-Macam Gardu Distribusi.................................................... 11
2.4 Panel ....................................................................................................... 13
2.4.1 Sub Distribution Panel (SDP) ......................................................... 14
2.4.2 Low Voltage Main Distribution Panel (LVMDP) .......................... 14
2.4.3 Medium Voltage Main Distribution Panel (MVMDP) ................... 16
2.4.4 Control Panel Generator Set (CPGS) ............................................. 16
2.4.5 Panel Tenaga ................................................................................... 17
2.5 Penghantar .............................................................................................. 18
2.6 Pengaman ............................................................................................... 23
2.6.1 Miniature Circuit breaker (MCB) .................................................. 24
2.6.2 Moulded Case Circuit breaker (MCCB) ........................................ 26
2.6.3 Air Circuit breaker (ACB) .............................................................. 27
2.7 Penetuan Rating Arus Beban Lebih ....................................................... 28
2.8 Pemilihan Kebutuhan Ukuran Kabel Listrik .......................................... 29
BAB IV PENUTUP...............................................................................................43
4.1 Simpulan ................................................................................................. 43
4.2 Saran ....................................................................................................... 43
vii
LAMPIRAN ...........................................................................................................45
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR SINGKATAN
PT = Perseroan Terbatas
PP = Pembangunan Perumahan
JTM = Jaringan Tegangan Menengah
JTR = Jaringan Tegangan Rendah
SUTM = Saluran Udara Tegangan Menengah
SKTM = Saluran Kabel Tegangan Menengah
ACB = Air Circuit breaker
MCCB = Moulded Case Circuit breaker
MCB = Miniature Circuit breaker
PVC = Polivinyl Chlorine
A = Ampere
V = Volt
PUIL = Persyaratan Umum Instalasi Listrik
PLN = Perusahaan Listrik Negara
SDP = Sub Distribution Panel
MVMDP = Medium Voltage Main Distribution Panel
LVMDP = Low Voltage Main Distributin Panel
XLPE = Polyethylene Berikatan Silang
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
Gambaran khusus dari kegiatan Kerja Praktek ini adalah untuk mengetahui
pengaman saluran distribusi pada masing-masing panel sub distribusi yang ada
di Trans Studio Mall Bali. Trans Studio Mall Bali memiliki total kapasitas daya
sebesar 7,5 Megawatt yang terdiri dari 2 Megawatt daya untuk Premium User
dan 5,5 Megawatt daya untuk pemakaian Reguler.
3
Project Manager
Site Operational
Manager
Superintendent
Drafter
Gambar 1.2. Struktur Organisasi PT. PP (Persero), Tbk. Divisi Mechanical and Electrical
Struktur organisasi pada PT. PP (Persero), Tbk, memiliki pembagian tugas dan
wewenang masing–masing bagian sebagai berikut :
1. Project Manager
a. Membuat rencana kerja dan anggaran konstruksi.
b. Mengendalikan seluruh bagian konstruksi.
c. Melakukan koordinasi dengan semua pihak terkait.
d. Membangun komunikasi internal dan eksternal.
e. Menetapkan kebutuhan sumber daya.
f. Menyetujui rencana dan metode kerja.
g. Menentukan alternatif mencapai target.
h. Menunjuk pemasok dan subkontraktor.
i. Tercapainya sasaran biaya, mutu, waktu, K3 dan lingkungan.
4
3. Site Engineer
a. Bertanggung jawab kepada Project Manager.
b. Mengadakan penilaian terhadap kemajuan pekerjaan, memberikan
petunjuk-petunjuk atas wewenang yang diberikan oleh pelaksana
kegiatan.
c. Mengatur atau menggerakkan kegiatan teknis agar dicapai efisiensi
pada setiap pekerjaan yang harus ditangani.
d. Mengecek dan menandatangani dokumen tentang pengendalian mutu
dan volume pekerjaan.
4. Super Intendent
a. Mengkoordinir seluruh pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
b. Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan proyek dari awal sampai
selesai.
c. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan kontrak.
d. Memotivasi seluruh stafnya agar bekerja sesuai dengan ketentuan dan
sesuai dengan tugasnya masing-masing.
5. Drafter
a. Membuat gambar-gambar kerja yang diperlukan dalam proyek.
b. Melakukan pengukuran sebelum dan sesudah pelaksanaan proyek.
c. Bertanggung jawab atas data-data pengukuran lapangan.
5
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari kerja praktek yang dilaksanakan di PT. PP (Persero),
Tbk adalah untuk membandingkan kapasitas besar pengaman yang terdapat
dalam panel sub distribusi berdasarkan hasil perhitungan dan pengaman yang
terpasang pada lapangan.
1.3 Manfaat
Manfaat dari kerja praktek yang dilaksanakan di PT. PP (Persero), Tbk
adalah mengetahui kapasitas besar pengaman yang ada di panel sub distribusi
antara perhitungan dan pengaman yang terpasang di lapangan serta dapat
dijadikan media pembelajaran dalam menentukan besar pengaman untuk sebuah
saluran daya listrik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2. Gardu Portal
Gardu Portal merupakan gardu tiang tipe terbuka (outdoor) dengan
kontruksi ditopang oleh dua tiang atau lebih. Dudukan transformer diletakan
minimal sekitar 3 meter di atas tanah. Karena trafo berada di atas dan semakin
besar daya trafo maka semakin berat trafo maka daya maksimal pada gardu portal
adalah 400 kVA, gardu portal juga karena ditopang oleh dua tiang atau lebih maka
kapasitas trafo minimal adalah 160 kVA lebih besar dari kapasitas gardu cantol.
Biasanya gardu tipe ini disambungkan dengan saluran distribusi udara atau luar
(SUTM).
Sistem proteksi berada di atas bersama trafo dengan FCO sebagai
pemutus lebur dan arrester sebagai penagkal surja petir, dan Papan Hubung Bagi
Tegangan yang ada NH Fuse TR, headbump dan rel TR di bagian bawah untuk
memudahkan kerja teknis dan pemeliharaan. Tiang yang dipergunakan untuk
Gardu distribusi jenis ini bisa berupa Tiang Beton maupun Tiang Besi, yang
memiliki kekuatan kerja sekurang kurangnya 500 kilogram dan dengan panjang
11 atau 12 meter setiap tiangnya.
2.4 Panel
Panel adalah suatu kotak yang berfungsi untuk menempatkan
peralata proteksi listrik dan kelengkapannya seperti circuit breaker, reel
bicrcuit breaker, busbar, current transformer, potential transformer,
peralatan ukur tegangan dan arus, dan lain-lain. Peralatan-peralatan
tersebut, khususnya circuit breaker bagi dengan baik menjadi petak-
petak yang tersusun dengan baik yang tersusun mendatar dan tegak.
Dalam pemilihan panel distribusi ada beberapa kriteria yang
harus dipertimbangkan. Kriteria tersebut digolongkan menjadi empat
kategori sebagai berikut (Gunter, 2000) :
1. Arus
a. Rating arus dari busbar
b. Rating arus dari infeed
c. Rating arus dari outgoing feeder
d. Kekuatan hubung singkat dari busbar
Panel listrik terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu LVMDP (Low Voltage
Main Distribution Panel), MVMDP (Medium Voltage Main Distribution Panel),
Panel CPGS (Control Panel Generator Set), dan Panel Tenaga.
14
2.5 Penghantar
Penghantar ialah suatu benda yang berbentuk logam ataupun non logam
yang bersifat konduktor atau dapat mengalirkan arus listrik dari satu titik ke titik
yang lain. Ada dua macam penghantar listrik yaitu :
1. Kawat
Kawat ialah penghantar tanpa isolasi (telanjang) yang dibuat dari Cu,
AL, sebagai contoh BC, BCC, A2C, A3C, ACSR.
a) Kawat BC
b) Kawat AAAC (All Aluminium Alloy Conductor)
c) Kawat ACSR (Aluminium Conduct Steel Reinforeed)
d) Kawat ACAR
2. Kabel
Kabel merupakan salah satu sarana penting dalam instalasi listrik
karena kabel menghantarkan arus ke beban yang terpasang. Oleh karena itu
perlu diketahui secara pasti berapa besar beban yang terpasang agar kapasitas
kabel memadai. Pemilihan kabel mempertimbangkan besarnya beban yang
terpasang. Kabel-kabel dalam instalasi listrik memiliki banyak ragam, oleh
karena itu jenis jenis kabel tersebut dinyatakan dalam singkatan huruf juga
angka.
Kabel yang umumnya dipakai dalam instalasi listrik antara lain :
a. Kabel NYY
Kabel ini dirancang untuk instalasi tetap dalam tanah yang harus
diberikan pelindung khusus (misalnya: duct, pipa baja PVC atau besi baja).
Instalasi ini bisa ditempatkan di luar atau di dalam bangunan baik pada kondisi
basah ataupun kering. Kabel jenis ini mempunyai selubung PVC warna hitam,
terdiri dari 1-4 urat dengan penampang luar mencapai 56 mm.
b. Kabel NYFGbY
Kabel jenis ini biasanya digunakan untuk sirkuit power distribusi,
baik pada lokasi kering ataupun basah/lembab. Dengan adanya pelindung
kawat dan pita baja yang digalvanisasi, kabel ini memungkinkan ditanam
langsung dalam tanah tanpa pelindung tambahan. Isolasi dibuat tanpa wama
dan tiga urat dibedakan dengan non strip, 1 strip dan 2 strip. Kabel ini
mempunyai selubung PVC warna merah dengan penampang luar mencapai 57
mm.
c. Kabel NYM
Kabel ini hanya direkomendasikan khusus untuk instalasi tetap di
dalam bangunan yang penempatannya bisa di dalam atau di luar plester tembok
ataupun dalam pipa pada ruangan kering atau lembab. Kabel ini tidak diijinkan
untuk dipasang di luar rumah yang langsung terkena panas dan hujan ataupun
ditanam langsung dalam tanah.
d. Kabel NYA
Kabel jenis ini dirancang dan direkomendasikan untuk digunakan
pada instalasi tetap dalam kotak distribusi atau rangkaian pada panel.
Pemasangan kabel ini hanya diperbolehkan untuk tempat yang kering dan tidak
direkomendasikan bila dipasang di tempat yang basah atau langsung terkena
cuaca.
e. Kabel NYAF
Kabel jenis ini fleksibel dan dirancang untuk instalasi di dalam pipa,
duct atau dalam kotak distribusi. Karena sifatnya yang fleksibel, kabel ini
sangat cocok untuk tempat yang mempunyai belokan yang tajam. Kabel
dengan ukuran kurang dari 1.5 mm ini hanya diperbolehkan diinstalasikankan
di dalam peralatan ataupun papan pengontrol dan tidak diperbolehkan dipasang
untuk instalasi tetap.
f. Kabel N2XSY
Kabel jenis ini sering digunakan untuk jaringan distribusi tegangan
menengah, dengan konduktor yang terbuat dari tembaga.
2.6 Pengaman
Pengaman adalah suatu perlatan listrik yang digunakan untuk
melindungi komponen listrik dari kerusakan yang diakibatkan oleh gangguan
seperti arus beban lebih ataupun arus hubung singkat.
Fungsi dari pengaman dalam distribusi tenaga listrik adalah :
a. Isolasi, yaitu untuk memisahkan instalasi atau bagiannya dari catu
daya listrik untuk alasan keamanan.
b. Kontrol, yaitu untuk membuka atau menutup sirkuit instalasi selama
kondisi operasi normal untuk tujuan operasi perawatan.
c. Proteksi, yaitu untuk pengaman kabel, peraltan listrik dan
manusianya terhadap kondisi tidak normal seperti beban lebih, hubung
singkat dengan memutuskan arus gangguan dan mengisolasi gangguan
yang terjadi.
Salah satu faktor teknis yang perlu diperhatikan dalam penyediaan dan
penyaluran daya listrik adalah kualitas daya. Faktor ini meliputi stabilitas
tegangan, kontinuitas pelayanan, keandalan pengamanan, kapasitas daya yang
sesuai kebutuhan, dan lain sebagainya. Dalam hal keandalan pengamanan, tidak
berarti penyediaan daya yang baik adalah daya yang tidak pernah mengalami
gangguan. Sebaliknya, pengaman yang baik adalah pengaman yang langsung
merespon atau trip ketika terjadi gangguan. Jenis gangguan yang paling sering
terjadi dalam keadaan sistem berjalan normal adalah gangguan arus lebih atau
biasa disebut beban lebih. Jenis gangguan lain yang juga sering terjadi adalah
gangguan arus hubung singkat atau short circuit.
24
Pengaman thermis memiliki prinsip dan cara kerja yang hampir sama
dengan Thermal Overload relay (TOR) yaitu dengan menggunakan 2 buah logam
yang digabungkan (bimetal). Sedangkan pengaman menggunakan
elektromagnetik menggunakan sebuah kumparan yang dapat menarik angker dari
besi lunak.
Keuntungan penggunaan MCB meliputi :
1. Dapat mengamankan (memutus hubungan) semua fasa dari rangkaian 3
fasa walaupun terjadi hubung singkat pada salah satu fasanya saja.
2. Dapat digunakan kembali setelah proses pengamanan terjadi akibat hubung
singkat atau beban lebih.
3. mempunyai respon yang baik bila terjadi gangguan seperti hubung singkat
dan beban lebih.
25
Kapasitas arus yang dapat diamankan oleh miniature circuit breaker relatif
kecil, dan itu wajar karena MCB adalah pengaman arus rendah. Berikut kisaran
arusnya : 2 A, 4 A, 10 A, 32 A ada juga yang menyebutkan sampai 64 A untuk 3
fasa MCB biasa digunakan untuk rangakaian 1 fasa untuk pengaman instalasi
rumah sederhana dan biasa terdapat pada KWH sebagai pembatas beban
penggunaan.
Maksud dari batas penggunaan adalah batasan daya yang dipakai misalnya
400 atau 950 watt. Bila pemakaian melebihi batasan tersebuit, maka MCB akan
memutus arus secara otomatis. Pemakain MCB juga terdapat pada arus listrik 3
fasa biasa digunakan untuk instalasi rumah yang memiliki PHB sebagai papan
hubung bagi juga terdapat pada instalasi besar lainnya.
26
Gambar 2.17 Moulded Case Circuit breaker (Katalog Merlin Gerin, n.d.)
suatu jaringan listrik. Besar kapasitas pemutus arus pada MCCB manual dapat
disesuaikan sesuai dengan kebutuhan beban listrik. Pengaturan utama yang dapat
disesuaikan di MCCB adalah over current setting, short circuit setting, dan
ground fault setting.
ACB dapat diartikan sebagai suatu alat yang berfungsi sebagai pemutus
rangkaian dan memanfaatkan udara untuk meredam timbulnya busur api saat
ACB menyala.
Seperti halnya MCB dan MCB, ACB juga tak hanya berfungsi sebagai
pemutus dan penghubung rangkaian listrik, selain itu ACB juga memiliki
kemampuan memutus secara otomatis saat dibebani dengan arus yang melebihi
kapasitas maksimal ACB tersebut. ACB juga memiliki beberapa fungsi lainnya,
yaitu : dapat dilengkapi dengan UVT (Under Voltage Trip) yang berfungsi untuk
memberikan perlindungan pada saat tidak ada tegangan listrik maka ACB tidak
dapat dioperasikan.
dengan selektor pilihan batas arus maksimal ACB, dengan selektor ini dapat
diatur berapa persentase batasan arus maksimal untuk ACB terputus (Trip).
ACB hanya tersedia dalam 2 pilihan jumlah kutub (Pole), yakni ACB 3P
dan ACB 4P. ACB dapat digunakan untuk berbagai jenis tegangan listrik, mulai
dari tegangan rendah sampai tegangan tinggi tetapi biasanya ACB digunakan
untuk keperluan sistem kelistrikan industri yang memiliki daya yang cukup besar
dan untuk listrik 3 fasa, yang memerlukan kapasitas pemutus (Breaking Capacity)
yang lebih besar.
(2.1)
(2.2)
√
Keterangan :
I = Arus (A)
P = Daya Beban (W)
V = Tegangan (V)
= Faktor Daya
Dalam PUIL tahun 2011 telah diatur satuan ukuran nominal kabel dalam
mm2, seperti 1.5 mm2, 2,5mm2 dan seterusnya. Kemudian, pengertian ukuran
nominal adalah luas penampang dari penghantar inti kabel. Untuk kabel jenis
NYM atau NYY yang mempunyai 2 inti atau lebih, ukuran 2.5 mm2 menyatakan
ukuran masing-masing inti kabel. Berikutnya adalah tegangan pengenal pada
kabel. Mengacu pada PUIL, kabel tegangan rendah mempunyai tegangan
pengenal sebagai berikut : 230/400 (300) V, 300/500 (400) V, 400/690 (600) V,
450/750 (490) V, 0.6/1kV (1.2kV). Nilai tegangan dalam kurung adalah nilai
tegangan tertinggi untuk perlengkapan listrik yang diperbolehkan jika
menggunakan kabel tersebut.
Luas penampang kabel mempengaruhi Kuat Hantar Arus (KHA) dari kabel
tersebut, sehingga penentuan luas penampang kabel diseuaikan dengan arus yang
mengalir akibat adanya beban yang terpasang pada kabel tersebut. Untuk
menghitung besar arus yang mengalir dapat menggunakan persamaan berikut
(Setiawan & Harten, 1986). KHA yang dipakai dalam pemilihan luas penghantar
kabel adalah 1,25 kali dari arus nominal yang melewati penghantar tersebut (BSN,
2000).
(2.3)
KHA mempunyai nilai aktual 100% bila kabel tersebut dipasang pada
temperatur kelilingnya maksimal 30° C. Namun jika lebih dari suhu tersebut akan
terjadi penurunan nilai aktual KHA-nya. Dalam PUIL penurunan nilai ini diatur
dalam Faktor Koreksi.
30
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Identitas Proyek :
Berdasarkan data yang diperoleh, pada bab ini akan dilakukan pembahasan
tentang analisa pengaman saluran distribusi daya listrik pada panel sub distribusi
di Trans Studio Mall Bali, pembahasan dilakukan untuk mengetahui apakah rating
pengaman pada panel sub distribusi yang ada sudah sesuai dengan perhitungan
dan mengikuti standar yang berlaku.
Trans Studio Mall Bali memiliki total daya sebesar 6,9 MVA dengan
tegangan sebesar 20 kV dan arus yang mengalir sebesar 345 A yang disuplai oleh
PLN melalui penyulang Carrefour yang terhubung dengan GI Pemecutan Kelod.
Kabel N2XSEby 3 x 150 mm² digunakan sebagai penghantar yang dipakai untuk
mengalirkan daya listrik dari kubikel menuju ke panel MVMDP. Kabel N2XSEby
dengan luas sebesar 150 mm² dipilih karena sudah memenuhi standard KHA yang
telah diperhitungkan yakni sebesar 299,13 A, sedangkan KHA untuk kabel
N2XSEby 150 mm² adalah sebesar 378 A.
3.3 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Pada Trans Studio Mall Bali
Distribusi tenaga listrik pada Trans Studio Mall Bali dimulai dari sub
gardu distribusi pada gedung tersebut setelah melalui tahapan distribusi tenaga
listrik dari pusat pembangkit tenaga listrik yang di salurkan oleh PLN hingga
sampai pada gardu distribusi dengan tegangan menengah 20 kV pada gedung
tersebut. Untuk gambar diagram distribusi tenaga listrik pada gedung ini dapat
dilihat pada Gambar 3.1. Pada gambar tersebut digambarkan proses pengiriman
energi listrik dari gardu distribusi milik PLN atau sering disebut dengan gardu
beton yang ditempatkan di area gedung sampai dengan peralatan-peralatan listrik
berikutnya. Dalam suatu sistem kelistrikan dengan daya listrik besar maka sudah
pasti harus memiliki sistem peng-konversi tegangan berupa transformator Step
Down untuk merubah tegangan menengah 20 kV menjadi tegangan rendah 400 V.
Tenaga listrik disalurkan dari gardu beton ke panel tegangan menengah
(MVMDP) sebagai hubung bagi dan pengaman pertama sebelum masuk ke sistem
kelistrikan gedung atau sebelum masuk kedalam sistem transformator distribusi
menggunakan kabel berjenis N2XSEBY, untuk dirubah tegangannya dari
tegangan menengah menjadi tegangan rendah, yang nantinya akan disalurkan ke
33
masing-masing peralatan listrik pada suatu gedung melalui panel utama tegangan
rendah (LVMDP). Panel utama tegangan rendah inilah yang mengatur pembagian
daya listrik ke masing masing panel sub distribusi dengan menggunakan kabel
berjenis NA2XY, sebagai pengatur sampai dengan sirkit akhir.
Sumber tegangan yang ada harus dapat mensuplai gedung ini secara terus
menerus, instalasi pada gedung ini tidak boleh padam. Maka dari itu, pada sistem
instalasi ini menggunakan dua sumber tenaga yaitu dari sisi PLN dan dari sisi
generator set (Genset).
Gambar 3.1 Diagram Distribusi Tenaga Listrik di Trans Studio Mall Bali
34
Total 3077,24
36
KHA pada panel Cinema adalah sebesar 852,6 A, berdasarkan PUIL 2011
luas penampang yang boleh digunakan adalah penampang dengan luas 400 mm²
dengan KHA sebesar 852 A.
Berdasarkan persamaan 2.3 didapatkan hasil perhitungan dan analisa luas
penampang yang terpasang pada masing-masing panel distribusi yang ada.
Sehingga untuk perhitungan luas penampang di seluruh panel distribusi yang ada
dapat dilihat pada tabel 3.3.
39
Tabel 3.4 menunjukan hasil dari perhitungan yang telah dilakukan pada
pengaman dan luas penampang yang ada pada single line diagram Trans Studio
Mall Bali. Berdasrkan hasil yang telah didapatkan, terdapat beberapa perbedaan
luas penampang dan pengaman yang terpasang pada lokasi kerja praktek dengan
perhitungan yang telah dilakukan menggunakaan persamaan yang ada.
SDP Transmart 1.A, jenis pengaman yang digunakan memiliki kapasitas
pemutus yang digunakan berbeda. Pada teori berdasarkan perhitungan didapatkan
pengaman sebesar 800 A sebagai pengaman yang tepat, tetapi pada data yang ada
di single line diagram pengaman yang digunakan sebesar 630 A. Dasar dari
pemilihan kapasitas pemutus ini adalah besar arus nominal sebelum dikalikan
dengan safety factor dan besar nilai arus nominal setelah dikalikan dengan safety
factor. Perbedaan yang cukup besar antara nilai arus nominal dengan pemilihan
kapasitas pengaman dengan menggunakan safety factor terlalu besar.
Dikhawatirkan pengaman tidak akan bekerja dengan optimal apabila memiliki
perbedaan yang cukup jauh dari nilai arus nominal yang ada. Sehingga pengaman
sebesar 630 A lebih dipilih dibandingkan dengan pengaman sebesar 800 A.
SDP Trans Studio 3C memiliki perbedaan kapasitas pemutus arus pada
pengaman yang terpasang, yakni lebih besar dibandingkan dengan perhitungan
yang telah dilakukan. Berdasarkan perhitungan didapatkan pengaman sebesar 630
A, sedangkan berdasarkan single line diagram yang ada, pengaman yang
terpasang sebesar 800 A. Perbedaan ini disebabkan oleh penggunaan pengaman
jenis MCCB dimana pengaman jenis ini dapat di setting besar kecilnya kapasitas
pemutus arus sesuai dengan kebutuhan. Sehingga yang dimaksud dengan besar
pengaman 800 A adalah besar maksimal kapasitas pemutus arus yang dipasang
pada lokasi, bukan nilai sebenarnya yang terpasang.
42
SDP Transmart LG. A dan SDP Transmart GF. A memiliki perbedaan luas
penampang antara teori dan terpasang. Dimana pada perhitungan didapatkan luas
penampang yang lebih kecil daripada luas penampang yang terpasang pada lokasi.
Hal ini dikarenakan adanya perbedaan pemilihan jenis konduktor dan isolator.
Pada perhitungan dan berdasarkan panduan pada PUIL 2011 didapatkan luas
penampang sebesar 500 mm² dengan jenis konduktor Tembaga dan isolator XLPE
sedangkan pada lokasi yang terpasang adalah penampang dengan luas 400 mm²
dengan konduktor Alumunium dan isolator jenis PVC.
SDP Trans Studio 3B dan SDP Trans Studio 3C memiliki perbedaan luas
penampang, dimana luas penampang pada perhitungan menggunakan rumus
didapatkan lebih kecil dibanding dengan luas penampang yang terpasang pada
lokasi. Hal ini disebabkan oleh adanya rencana penambahan beban sehingga luas
penampang yang dipilih adalah yang lebih besar.
43
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari kerja praktek yang telah
dilaksanakan dari tanggal 22 November 2018 sampai dengan tanggal 22
Desember 2018, maka didapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Range kapasitas pemutus arus pengaman terendah dan tertinggi yang
digunakan untuk Panel Sub Distribusi di Trans Studio Mall Bali adalah
300 Ampere dan 1000 Ampere.
2. Perbedaan pengaman saluran yang ada pada beberapa SDP disebabkan
oleh beberapa faktor diantaranya adalah penggunaan pengaman dengan
kapasitas pemutus yang lebih kecil dibanding perhitungan yang telah
dilakukan agar kerja pengaman lebih efektif dan adanya rencana
penambahan beban pada beberapa SDP sehingga kapasitas pengaman yang
dipasang lebih besar dibandingkan dengan perhitungan yang telah
dilakukan.
3. Luas penampang saluran distribusi daya listrik pada beberapa SDP
memiliki perbedaan yang disebabkan oleh pemilihan jenis konduktor dan
isolator yang berbeda, sehingga luas penampang saluran distribusi daya
listrik yang digunakan berbeda serta adanya rencana penambahan beban
pada beberapa SDP sehingga penampang yang dipasang memiliki luas
yang lebih besar dibandingkan dengan perhitungan.
4.2 Saran
Untuk pengembangan selanjutnya, ada beberapa hal-hal yang disarankan,
yaitu sebagai berikut:
1. Perlu adanya pengecekan secara rutin untuk masing-masing SDP yang
berlokasi di tempat lembab
2. Perlu memperhatikan perhitungan dengan menggunakan safety factor agar
pengaman dapat bekerja secara maksimal.
44
DAFTAR PUSTAKA
Ariska, Windi. 2016. Pengertian Panel Listrik. [Diakses pada : 10 April 2019].
Available at: URL; http://garut.co/pengertian-panel-listrik/
Febriana, Ramdan. 2017. Gardu Distribusi Listrik. [Diakses pada : 20 Juni 2019].
Available at: URL; https://www.warriornux.com/gardu-distribusi-listrik/
ILR, 2012. Kabel Listrik dan Kuat Hantar Arus. [Diakses pada : 1 April 2019].
Available at: URL; http://www.instalasilistrikrumah.com/kabel-listrik-
dan-kuat-hantar-arus/
Kho, Dickson. 2017. Jenis-Jenis Kabel Listrik . [Diakses pada : 20 April 2019].
Available at: URL; https://teknikelektronika.com/pengertian-kabel-
listrik-jenis-jenis-kabel/
Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2011
PLCDROID, 2019. Komponen Panel Listrik . [Diakses pada : 12 April 2019].
Available at: URL; https://www.plcdroid.com/2019/02/panel-komponen-
panel-listrik.html
Royen, Abi. 2016. Pengaman Instalasi Listrik. [Diakses pada : 29 Maret 2019].
Available at: URL; http://abi-blog.com/pengaman-instalasi-listrik/
Widjan, 2016. Alat Pengaman Listrik . [Diakses pada : 20 April 2019].
Available at: URL; https://www.kelistrikanku.com/2016/04/11-alat-
pengaman-listrik-circuit-breaker.html
45
LAMPIRAN
46
47
48
49