Anda di halaman 1dari 54

PERCOBAAN II

SISTEM PNEUMATIK

2.1 Tujuan
1. Mengenal sistem pengaturan dengan komponen pneumatik.
2. Mengetahui cara kerja dari sistem pneumatik.

2.2 Alat-Alat yang Digunakan


1. Kabel jumper (biru, hitam, putih) secukupnya
2. Selang 4 mm secukupnya
3. Avometer 1 buah
4. Stopwatt 1 buah
5. Silinder Ganda 2 buah
6. Silinder Tunggal 1 buah
7. Relay 24V/4W 1 buah
8. Katup kontrol arah aliran 3/2 2 buah
9. Katup kontrol arah aliran 5/2 1 buah
10. Katup kontrol arah aliran 5/3 1 buah
11. Katup kontrol arah aliran OR 1 buah
12. Katup kontrol arah aliran AND 1 buah
13. DC Power Supply 24V 1 buah
14. Compressor 1 buah

2.3 Dasar Teori


2.3.1 Prinsip Kerja Pneumatik
Sistem pneumatik prinsip kerjanya tergantung pada kompresi udara.
Piranti yang digunakan pada sistem ini berdasarkan hukum fisika dasar.
Pengaturan pada sistem pneumatik dilakukan dengan mengatur tekanan udara dan
arah aliran udara, yang diatur dengan valve. Prinsip ini akan berbeda dalam sistem
hidrolik. Dalam hidrolik berdasarkan hukum pascal. Jadi intake pompa akan
memindahkan atau menggerakkan minyak dalam sistem yang berasal dalam
tangki atau resevoir. Jika pompa digerakkan, maka minyak akan terdorong oleh
gaya dari tekanan yang terjadi maka diatur dengan menggunakan valve. Ada tiga
cara yang digunakan untuk mengatur dalam sistem hidrolik, yaitu mengatur
tekanan minyak, mengatur rate aliran minyak dan mengatur arah aliran minyak.
Prinsip kerja pneumatik adalah memanfaatkan udara bertekanan dari
kompresor, kemudian distribusikan ke sistem sehingga kapasitas sistem terpenuhi.
Masuk dan keluarnya udara didalam silinder diatur dari valve. Dengan menyusun
valve, maka dapat melakukan kontrol terhadap sistem pneumatik, sehingga dapat
berfungsi sebagaimana yang dikehendaki. Pada dasarnya tekanan udara di
atmosfer ini tidak konstan karena akan sangat tergantung terhadap lokasi geografi
dan cuaca. Dan tekanan akan dikatakan vacuum jika tekanan di dalamnya lebih
kecil dibandingkan dengan tekanan udara di atmosfer. Udara merupakan salah
satu zat yang mudah didapatkan, terutama pada permukaan bumi ini.

2.3.2 Bagian-Bagian Kerja Pneumatik


2.3.2.1 Silinder Penggerak Tunggal
Pada silinder ini udara bertekanan yang diberikan pada silinder hanya
satu arah saja, sehingga jenis ini menghasilkan kerja hanya dalam satu arah.
Untuk mengembalikan kedudukan torak pada posisi awalnya dengan kecepatan
yang tinggi maka dipasang pegas. Panjang langkah pegas yang dipasang kurang
lebih 10 cm. Karena gerakannya yang hanya satu arah saja, jenis ini biasanya
digunakan untuk pencekaman, pengungkit, pengepresan, pengangkatan,
penggerak pemakanan dan lainnya.

Gambar 2.1 Silinder Penggerak Tunggal


Keterangan:
1. Ruang silinder
2. Lubang masuk udara bertekanan
3. Piston
4. Batang piston
5. Pegas pengembali

2.3.2.2 Silinder Penggerak Ganda


Gaya dorong yang ditimbulkan oleh udara bertekanan akan
menggerakkan torak pada silinder penggerak ganda dalam dua arah yaitu gerakan
maju dan gerakan mundur. Pada prinsipnya panjang langkah silinder tidak
terbatas, walaupun demikian tekukan dan bengkokan dari perpanjangan torak
harus diperhitungkan.
Silinder penggerak ganda meliputi silinder dengan bantalan pelindung,
silinder penggerak ganda khusus, silinder tandem, silinder banyak posisi, silinder
impact, silinder kawat dan silinder rotari. Pada silinder dengan bantalan
pelindung, bantalan pelindung digunakan untuk menahan adanya hentakan yang
keras pada bagian ujung sehingga kerusakan pada bagian ujung silinder dapat
dicegah .prinsip kerja dari bantalan pelindung ini adalah sebelum torak mencapai
pada posisi akhir, tekanan udara yang mendorong torak dikurangi maka akan
terjadi perlambatan sehingga benturan yang keras dapat dicegah.

Gambar 2.2 Silinder Penggerak Ganda


Keterangan:
1. Ruang silinder
2. Lubang masuk udara bertekanan (membuat tuas menjadi pendek)
3. Lubang masuk udara bertekanan (membuat tuas menjadi panjang)
4. Batang piston
5. Piston

2.3.3 Katup (valve)


2.3.3.1 Katup Kontrol Arah Aliran dan Posisi
Komponen katup pneumatik dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) kelompok
katup kontrol aliran, yaitu :
a. Katup kontrol arah aliran dan posisi
b. Katup kontrol aliran
c. Katup tekanan
Katup kontrol arah aliran dan posisi untuk mengontrol arah aliran yang
masuk atau keluar. Macam-macam simbol katup kontrol arah aliran dan posisi,
antara lain sebagai berikut:
a. Katup kontrol arah aliran 2/2.

Gambar 2.3 Katup Kontrol Arah Aliran 2/2

b. Katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup.

Gambar 2.4 Katup Kontrol Arah Aliran 3/2 Posisi Normal Tertutup
c. Katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal terbuka.

R
Gambar 2.5 Katup Kontrol Arah Aliran 3/2 Posisi Normal Terbuka

d. Katup kontrol arah aliran 4/2.

R
Gambar 2.6 Katup Kontrol Arah Aliran 4/2

e. Katup kontrol arah aliran 5/2.

P R
Gambar 2.7 Katup Kontrol Arah Aliran 5/2

f. Katup kontrol arah aliran 5/3 posisi normal tengah tertutup.

Gambar 2.8 Katup Kontrol Arah Aliran 5/3 Posisi Normal Tengah Tertutup
Pengembangan dari berbagai kombinasi komponen, ditemukan katup
kontrol arah aliran lainnya, antara lain sebagai berikut.
a. Katup kontrol penghambat arah aliran (check valve)
Katup kontrol penghambat arah aliran (check valve) berfungsi untuk
menghambat arah aliran untuk satu arah aliran.

Gambar 2.9 Katup Kontrol Penghambat Arah Aliran

b. Katup kontrol balik fungsi arah aliran/fungsi ATAU (shuttle valve)


Katup kontrol balik fungsi arah aliran/fungsi ATAU (shuttle valve)
berfungsi untuk mengontrol arah aliran satu arah atau dua sumber tekanan yang
masuk.

Gambar 2.10 Katup Kontrol Balik Fungsi Arah Aliran/Fungsi ATAU

c. Katup kontrol tekanan ganda arah aliran/fungsi AND (two pressure


valve)
Katup kontrol tekanan ganda arah aliran/fungsi AND (two pressure
valve) berfungsi untuk mengontrol arah aliran dari dua sumber tekanan yang
masuk.

Gambar 2.11 Katup Kontrol Balik Fungsi Arah Aliran/Fungsi AND


2.3.3.2 Katup Kontrol Aliran
Katup kontrol aliran berfungsi untuk mengontrol aliran (kecepatan atau
laju aliran).
Macam-macam katup kontrol aliran antara lain:
a. Katup kontrol dua arah aliran
Katup kontrol dua arah aliran berfungsi untuk mengontrol aliran
(kecepatan atau laju aliran) dari dua arah aliran.

Gambar 2.12 Katup Kontrol Dua Arah Aliran

b. Katup kontrol satu arah aliran


Katup satu arah aliran berfungsi untuk mengontrol aliran (kecepatan atau
laju aliran) hanya dari satu arah aliran.

Gambar 2.13 Katup Kontrol Satu Arah Aliran

c. Katup kontrol penunda waktu arah aliran.


Katup kontrol penunda waktu arah aliran berfungsi untuk mengontrol
aliran (kecepatan atau laju aliran) terhadap fungsi waktu atau menunda waktu arah
aliran.

Gambar 2.14 Katup Kontrol Penunda Waktu Arah Aliran

Simbol-simbol pada komponen pneumatik, antara lain:


A,B,.. : menyatakan garis kerja aliran udara
P: menyatakan hubungan tekanan udara dengan kompresor
R,T,.. : menyatakan saluran buang udara
Z,X,Y,. : menyatakan saluran pengontrol arah aliran.

2.3.3.3 Katup Kontrol Tekanan


Katup kontrol Katup kontrol tekanan berfungsi untuk mengontrol
tekanan yang masuk atau keluar.
Macam-macam katup kontrol tekanan antara lain
a. Katup kontrol tekanan jenis relief

Gambar 2.15 Katup Kontrol Tekanan Jenis Relatif

b. Katup kontrol tekanan jenis non relief.

Gambar 2.16 Katup Kontrol Tekanan Jenis Non-Relatif

2.3.4 Mekanisme Pengontrol pada komponen pneumatik


Mekanisme pengontrol pada komponen pneumatik dapat dikelompokkan
menjadi 2 yaitu:
a. Digerakkan dengan manual mekanik
b. Digerakkan dengan tekanan udara
1. Kelompok yang digerakkan dengan operasi manual mekanik adalah:
a) Operasi manual

Gambar 2.17 Operasi Manual

b) Operasi tombol

Gambar 2.18 Operasi Tombol

c) Operasi tuas

Gambar 2.19 Operasi Tuas

d) Operasi pedal

Gambar 2.20 Operasi Pedal

e) Operasi pegas

Gambar 2.21 Operasi Pegas


f) Operasi rol

Gambar 2.22 Operasi Rol

g) Operasi rol dan idle

Gambar 2.23 Operasi Rol dan Idle

2. Kelompok yang digerakkan dengan pneumatik, yaitu:


a) Operasi pneumatik

Gambar 2.24 Operasi Pneumatik

b) Operasi pilot

Gambar 2.25 Operasi Pilot

2.3.5 Peralatan Pendukung Sistem Pneumatik


Peralatan pendukung pneumatik, antara lain:
a) Kompresor
Kompresor berfungsi sebagai pengadaan dan penyaluran udara
bertekanan.
Gambar 2.26 Kompresor

b) Unit pemeliharaan udara bertekanan

Gambar 2.27 Unit Pemeliharaan Udara Bertekanan

Unit udara bertekanan terdiri dari:


a. Penyaring udara bertekanan berfungsi untuk memisahkan partikel-
partikel debu dan kandungan uap air disalurkan ke luar.
b. Pengatur tekanan udara berfungsi untuk mengatur tekanan kerja yang
akan digunakan relatif tetap.
c. Pelumas udara bertekanan berfungsi untuk menyalurkan pelumas
yang dikabutkan dan dialirkan ke sistem distribusi udara dari sistem
kontrol komponen pneumatik yang akan digunakan untuk mencegah
terjadinya korosi pada komponen pneumatik.

2.3.6 Relay
Relay adalah suatu peranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik
untuk menggerakan sejumlah kontaktor yang tersusun atau sebuah saklar
elektronis yang dapat dikendalikan dari rangkaian elektronik lainnya dengan
memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber energinya. Kontaktor akan tertutup
(menyala) atau terbuka (mati) karena efek induksi magnet yang dihasilkan
kumparan (induktor) ketika dialiri arus listrik. Berbeda dengan saklar, pergerakan
kontaktor (on atau off) dilakukan manual tanpa perlu arus listrik.
Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang
memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara
sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut.
1. Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup atau
membuka kontak saklar.
2. Saklar yang digerakkan secara mekanis oleh daya atau energi listrik.
Sebagai komponen elektronika, relay mempunyai peran penting dalam
sebuah sistem rangkaian elektronika dan rangkaian listrik untuk menggerakan
sebuah perangkat yang memerlukan arus besar tanpa terhubung langsung dengan
perangakat pengendali yang mempunyai arus kecil. Dengan demikian relay dapat
berfungsi sebagai pengaman. Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:
1. Common, merupakan bagian yang tersambung dengan Normally Close
(dalam keadaan normal).
2. Koil (kumparan), merupakan komponen utama relay yang digunakan
untuk menciptakan medan magnet.
3. Kontak, yang terdiri dari Normally Close dan Normally Open.

2.3.7 Solenoid Valve


Solenoid valve pneumatic adalah katup yang digerakan oleh energi
listrik, mempunyai kumparan sebagai penggeraknya yang berfungsi untuk
menggerakan plunger yang dapat digerakan oleh arus AC maupun DC. Solenoid
valve pneumatic atau katup (valve) solenoida mempunyai lubang keluaran, lubang
masukan, lubang jebakan udara (exhaust) dan lubang Inlet Main. Lubang Inlet
Main, berfungsi sebagai terminal / tempat udara bertekanan masuk atau supply
(service unit), lalu lubang keluaran (Outlet Port) dan lubang masukan (Inlet Port),
berfungsi sebagai terminal atau tempat tekanan angin keluar yang dihubungkan ke
pneumatik, sedangkan lubang jebakan udara (exhaust), berfungsi untuk
mengeluarkan udara bertekanan yang terjebak saat plunger bergerak atau pindah
posisi ketika solenoid valve pneumatic bekerja.
Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup
listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat
supply tegangan maka koil tersebut akan berubah menjadi medan magnet
sehingga menggerakan plunger pada bagian dalamnya ketika plunger berpindah
posisi maka pada lubang keluaran dari solenoid valve pneumatic akan keluar
udara bertekanan yang berasal dari supply (service unit), pada umumnya solenoid
valve pneumatic ini mempunyai tegangan kerja 100/200 VAC namun ada juga
yang mempunyai tegangan kerja DC.
2.4 Cara Kerja Percobaan
2.4.1 Sistem Kontrol terhadap Silinder Kerja Tunggal
2.4.1.1 Katup Kontrol Arah Aliran 3/2 Secara Langsung
a. Permasalahan
Penjepit bekerja, dengan kondisi selama tombol ditekan alat silinder
dalam keadaan memanjang. Jika tombol dilepas, maka alat silinder menjadi
pendek.
b. Pemecahan permasalahan
Alat penjepit digunakan silinder kerja tunggal dan katup kontrol
digunakan katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup operasi tombol.

Gambar 2.28 Rangkaian Katup Kontrol Arah Aliran 3/2 Secara Langsung

c. Tugas rangkaian sebagai berikut:


1) Susunlah rangkaian sesuai dengan rangkaian Gambar 2.28
2) Foto dan videokan hasil dari pratikum pada latihan ini.
3) Catatlah hasil pratikum kedalam tabel 2.1
Tabel 2.1 Katup Kontrol Arah Aliran 3/2 Secara Langsung
No Switch Keadaan Silinder Kerja Tunggal
1 0
2 1

Keterangan:
1 = menyatakan bahwa switch ditekan.
0 = menyatakan bahwa switch tidak ditekan.
*)berikan keterangan pada keadaan silinder kerja tunggal
4) Analisa prinsip kerja dari rangkaian sistem pneumatik yang dibuat
dari latihan pada (Gambar 2.28 Rangkaian Katup kontrol arah aliran
3/2 secara langsung).
2.4.1.2 Katup Kontrol Arah Aliran 3/2 Secara Tidak Langsung
a. Pemasalahan
Pencekaman benda kerja dengan beban besar, dengan kondisi selama
tombol yang digunakan ditekan alat pencekam dalam keadaan mencekam. Jika
tombol dilepas, maka alat pencekam terbuka.

b. Pemecahan permasalahan
Alat pencekam digunakan silinder kerja tunggal. Katup kontrol yang
digunakan harus dengan ukuran yang besar, dan tidak mungkin dilakukan
pengontrolan secara manual, sehingga harus digunakan katup kontrol arah aliran
3/2 kedua posisi normal tertutup operasi tombol dan pegas.

Gambar 2.29 Rangkaian Katup Kontrol Arah Aliran 3/2 Secara Tidak Langsung

c. Prinsip kerja diagram rangkaian adalah sebagai berikut:


1) Susunlah rangkaian sesuai dengan rangkaian Gambar 2.29
2) Foto dan videokan hasil dari pratikum pada latihan ini.
3) Catatlah hasil pratikum kedalam tabel 2.2
Tabel. 2.2 Katup Kontrol Arah Aliran 3/2 Secara Tidak Langsung
No Switch Keadaan Silinder Kerja Tunggal
1 0
2 1

Keterangan:
1 = menyatakan bahwa switch ditekan.
0 = menyatakan bahwa switch tidak ditekan.
*)berikan keterangan pada keadaan silinder kerja tunggal
4) Analisa prinsip kerja dari rangkaian sistem pneumatik yang dibuat
dari latihan pada (Gambar 2.29 Katup kontrol arah aliran 3/2 secara
tidak langsung).

2.4.1.3 Katup Kontrol Balik Fungsi Aliran


a. Permasalahan
Pencekaman benda kerja, dengan kondisi selama tombol ditekan dari
salah satu atau dua katup kontrol arah aliran, maka alat pencekam terbuka.
b. Pemecahan permasalahan.
Alat pencekam digunakan silinder kerja tunggal dan katup kontrol
digunakan katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup tombol dan pegas.
Penghubung katup kontrol arah aliran digunakan katup arah balik fungsi arah
aliran.

Gambar 2.30 Rangkaian Katup Kontrol Balik Fungsi Aliran

c. Tugas rangkaian sebagai berikut:


1) Susunlah rangkaian sesuai dengan Gambar 2.30
2) Foto dan videokan hasil dari pratikum pada latihan ini.
3) Catatlah hasil pratikum kedalam tabel 2.3

Tabel 2.3 Katup Kontrol Balik Fungsi Aliran


No Switch A Switch B Keadaan Silinder Kerja Tunggal
1 0 0
2 0 1
3 1 0
4 1 1

Keterangan:
1 = menyatakan bahwa switch ditekan.
0 = menyatakan bahwa switch tidak ditekan.
*)berikan keterangan pada keadaan silinder kerja tunggal
4) Analisa prinsip kerja dari rangkaian sistem pneumatik yang dibuat
dari latihan pada (Gambar 2.30 Katup kontrol balik fungsi aliran).

2.4.1.4 Katup Kontrol Tekanan Ganda Arah Aliran


a. Permasalahan
Pencekaman benda kerja, dengan kondisi selama tombol ditekan dari
dua katup kontrol arah aliran dengan pengaturan kecepatan gerakan, maka alat
pencekam dalam keadaan mencekam. Jika tombol dilepas, maka alat pencekam
terbuka.
b. Pemecahan permasalahan
Alat pencekam digunakan silinder kerja tunggal dan katup kontrol arah
digunakan katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup operasi tombol dan
pegas. Pengaturan kecepatan gerakan digunakan katup kontrol satu arah aliran.

Gambar 2.31 Rangkaian Katup Kontrol Tekanan Ganda Arah Aliran

c. Prinsip kerja diagram rangkaian adalah sebagai berikut:


1) Susunlah rangkaian sesuai pada Gambar 2.31
2) Foto dan videokan hasil dari pratikum pada latihan ini.
3) Catatlah hasil pratikum kedalam tabel 2.4
Tabel 2.4 Katup Kontrol Balik Fungsi Aliran
No Switch A Switch B Keadaan Silinder Kerja Tunggal
1 0 0
2 0 1
3 1 0
4 1 1

Keterangan:
1 = menyatakan bahwa switch ditekan.
0 = menyatakan bahwa switch tidak ditekan.
*)berikan keterangan pada keadaan silinder kerja tunggal
4) Analisa prinsip kerja dari rangkaian sistem pneumatik yang dibuat
dari latihan pada (Gambar 2.31 Katup kontrol tekanan ganda arah
aliran).

2.4.1.5 Katup Kontrol Satu Arah Aliran


a. Permasalahan
Pencekaman benda kerja, dengan kondisi selama tombol ditekan dari
katup kontrol arah aliran dengan pengaturan kecepatan gerakan, maka alat
pencekam dalam keadaan mencekam. Jika tombol dilepas, maka alat pencekam
terbuka.
b. Pemecahan permasalahan
Alat pencekam digunakan silinder kerja tunggal dan katup kontrol arah
digunakan katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup operasi tombol dan
pegas. Pengaturan kecepatan gerakan digunakan katup kontrol satu arah aliran.
Gambar 2.32 Rangkaian Katup Kontrol Satu Arah Aliran

c. Prinsip kerja diagram rangkaian adalah sebagai berikut:


1) Susunlah rangkaian sesuai pada Gambar 2.32
2) Foto dan videokan hasil dari pratikum pada latihan ini.
3) Catatlah hasil pratikum kedalam tabel 2.5
Tabel 2.5 Katup Kontrol Satu Arah Aliran
No Switc Keadaan Silinder Ganda
Tertutup Setengah Full
h
1 0
2 1

Keterangan.
1 = menyatakan bahwa switch ditekan.
0 = menyatakan bahwa switch tidak ditekan.
*)berikan keterangan pada keadaan silinder kerja tunggal
4) Analisa prinsip kerja dari rangkaian sistem pneumatik yang dibuat
dari latihan pada (Gambar 2.32 Katup kontrol satu arah aliran).

2.4.2 Sistem Kontrol terhadap Silinder Kerja Ganda


2.4.2.1 Katup Kontrol Arah Aliran 5/2
a. Permasalahan
Pencekaman benda kerja, dengan kondisi selama tombol ditekan dari
dua katup kontrol arah aliran dengan pengaturan kecepatan gerakan, maka alat
pencekam dalam keadaan mencekam. Jika tombol dilepas, maka alat pencekam
terbuka.
b. Pemecahan permasalahan
Alat pencekam digunakan silinder kerja tunggal dan katup kontrol arah
digunakan katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup operasi tombol dan
pegas. Untuk mengontrol gerakan digunakan katup kontrol arah aliran 5/2 operasi
pneumatik.

Gambar 2.33 Rangkaian Katup Kontrol Arah Aliran 5/2

c. Prinsip kerja diagram rangkaian adalah sebagai berikut:


1) Susunlah rangkaian sesuai pada Gambar 2.33
2) Foto dan videokan hasil dari pratikum pada latihan ini.
3) Catatlah hasil pratikum kedalam tabel 2.6
Tabel 2.6 Katup Kontrol Arah Aliran 5/2
No Switch A Switch B Keadaan Silinder Kerja Ganda
1 0 0
2 0 1
3 1 0
4 1 1

Keterangan
1 = menyatakan bahwa switch ditekan.
0 = menyatakan bahwa switch tidak ditekan.
*)berikan keterangan pada keadaan silinder kerja ganda
4) Analisa prinsip kerja dari rangkaian sistem pneumatik yang dibuat
dari latihan pada (Gambar 2.33 Katup kontrol arah aliran 5/2).

2.4.2.2 Katup Kontrol Satu Arah Aliran Menggunakan Silinder Kerja Ganda
a. Permasalahan
Pencekaman benda kerja, dengan kondisi selama tombol ditekan dari
dua katup kontrol arah aliran dengan pengaturan kecepatan gerakan, maka alat
pencekam dalam keadaan mencekam. Jika tombol dilepas, maka alat pencekam
terbuka.
b. Pemecahan permasalahan
Alat pencekam digunakan silinder kerja tunggal dan katup kontrol arah
digunakan katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup operasi tombol dan
pegas. Pengaturan kecepatan gerakan digunakan katup kontrol satu arah aliran 5/2
operasi pneumatik.

Gambar 2.34 Rangkaian Katup Kontrol Satu Arah Aliran Menggunakan Silinder Kerja Ganda

c. Prinsip kerja diagram rangkaian adalah sebagai berikut:


1) Susunlah rangkaian sesuai pada Gambar 2.34
2) Foto dan videokan hasil dari pratikum pada latihan ini.
3) Catatlah hasil pratikum kedalam tabel 2.7

Tabel 2.7 Katup Kontrol Satu Arah Aliran Menggunakan Silinder Kerja Ganda

Switc Switch Keadaan Silinder Kerja Ganda


No
hA B Tertutup Setengah Full
1 0 0
2 0 1
3 1 0
4 1 1

Keterangan
1 = menyatakan bahwa switch ditekan.
0 = menyatakan bahwa switch tidak ditekan.
*)berikan keterangan pada keadaan silinder kerja ganda
4) Analisa prinsip kerja dari rangkaian sistem pneumatik yang dibuat
dari latihan pada (Gambar 2.34 Katup kontrol satu arah aliran
menggunakan silinder kerja ganda).

2.4.1.3 Katup Kontrol Arah Aliran 3/2 Menggunakan Relay


a. Permasalahan
Penjepit bekerja, dengan kondisi selama tombol ditekan alat silinder
dalam keadaan memanjang. Jika tombol dilepas, maka alat silinder menjadi
pendek.
b. Pemecahan permasalahan
Alat penjepit digunakan silinder kerja tunggal dan katup kontrol
digunakan katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup operasi listrik
dengan dikontrol sebuah push bottom dan menggunakan sebuah relay 24 V untuk
mengaktifkan sebuah katup untuk dikontrol.

Gambar 2.35 Rangkaian Katup Kontrol Arah Aliran 3/2 Menggunakan Relay

c. Prinsip kerja diagram rangkaian adalah sebagai berikut :


1) Susunlah rangkaian sesuai pada Gambar 2.35
2) Foto dan videokan hasil dari pratikum pada latihan ini.
3) Catatlah hasil pratikum kedalam tabel 2.8
Tabel 2.8 Katup Kontrol Arah Aliran 3/2 Menggunakan Relay
Switc
No Keadaan Silinder Kerja Ganda
h
1 0
2 1

Keterangan:
1 = menyatakan bahwa switch ditekan.
0 = menyatakan bahwa switch tidak ditekan.
*)berikan keterangan pada keadaan silinder kerja ganda
4) Analisa prinsip kerja dari rangkaian sistem pneumatik yang dibuat
dari latihan pada (Gambar 2.32 Katup kontrol arah aliran 3/2
menggunakan relay).

2.3.1.4 Katup Kontrol Arah Aliran 5/2 Menggunakan Relay


a. Permasalahan
Pencekaman benda kerja, dengan kondisi selama tombol ditekan dari
dua katup kontrol arah aliran dengan pengaturan kecepatan gerakan, maka alat
pencekam dalam keadaan mencekam. Jika tombol dilepas, maka alat pencekam
terbuka.
b. Pemecahan permasalahan
Alat penjepit digunakan silinder kerja tunggal dan katup kontrol
digunakan katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup operasi listrik.
Untuk mengontrol gerakan digunakan katup kontrol arah aliran 5/2 operasi listrik.
Gambar 2.36 Rangkaian Katup Kontrol Arah Aliran 5/2 Menggunakan Relay

c. Prinsip kerja diagram rangkaian adalah sebagai berikut :


1) Susunlah rangkaian sesuai pada Gambar 2.36
2) Foto dan videokan hasil dari pratikum pada latihan ini.
3) Catatlah hasil pratikum kedalam tabel 2.9
Tabel 2.9 Katup Kontrol Arah Aliran 5/2 Menggunakan Relay
N Switch A Switch B Keadaan Silinder Kerja Ganda
o
1 0 0
2 0 1
3 1 0
4 1 1

Keterangan:
1 = menyatakan bahwa switch ditekan.
0 = menyatakan bahwa switch tidak ditekan.
*)berikan keterangan pada keadaan silinder kerja ganda
4) Analisa prinsip kerja dari rangkaian sistem pneumatik yang dibuat
dari latihan pada (Gambar 2.36 Katup kontrol arah aliran 5/2
menggunakan relay).
2.5 Data Hasil Percobaan
2.5.1 Sistem Kontrol terhadap Silinder Kerja Tunggal
2.5.1.1 Katup Kontrol Arah Aliran 3/2 Secara Langsung

Gambar 2.37 Rangkaian Katup Kontrol Arah Aliran 3/2 Secara Langsung

Tabel 2.10 Katup Kontrol Arah Aliran 3/2 Secara Langsung


No Switch Keadaan Silinder Kerja Tunggal
1 0 Pendek
2 1 Panjang

2.5.1.2 Katup Kontrol Arah Aliran 3/2 Secara Tidak Langsung

Gambar 2.38 Rangkaian Katup Kontrol Arah Aliran 3/2 Secara Tidak Langsung

Tabel. 2.11 Katup Kontrol Arah Aliran 3/2 Secara Tidak Langsung
No Switch Keadaan Silinder Kerja Tunggal
1 0 Pendek
2 1 Panjang

2.5.1.3 Katup Kontrol Balik Fungsi Aliran


Gambar 2.39 Rangkaian Katup Kontrol Balik Fungsi Aliran

Tabel 2.12 Katup Kontrol Balik Fungsi Aliran


No Switch A Switch B Keadaan Silinder Kerja Tunggal
1 0 0 Pendek
2 0 1 Panjang
3 1 0 Panjang
4 1 1 Panjang

2.5.1.4 Katup Kontrol Tekanan Ganda Arah Aliran

Gambar 2.40 Rangkaian Katup Kontrol Tekanan Ganda Arah Aliran

Tabel 2.13 Katup Kontrol Tekanan Ganda Arah Aliran


No Switch A Switch B Keadaan Silinder Kerja Tunggal
1 0 0 Pendek
2 0 1 Pendek
3 1 0 Pendek
4 1 1 Panjang

2.5.1.5 Katup Kontrol Satu Arah Aliran


Gambar 2.41 Rangkaian Katup Kontrol Satu Arah Aliran

Tabel 2.14 Katup Kontrol Satu Arah Aliran


No Switc Keadaan Silinder Ganda
Tertutup Setengah Full
h
1 0 Pendek Pendek Pendek
2 1 Pendek Panjang lambat Panjang cepat

2.5.2 Sistem Kontrol terhadap Silinder Kerja Ganda


2.5.2.1 Katup Kontrol Arah Aliran 5/2

Gambar 2.42 Rangkaian Katup Kontrol Arah Aliran 5/2

Tabel 2.15 Katup Kontrol Arah Aliran 5/2


No Switch A Switch B Keadaan Silinder Kerja Ganda
1 0 0 Pendek
2 0 1 Pendek
3 1 0 Panjang
4 1 1 Panjang
2.5.2.2 Katup Kontrol Satu Arah Aliran Menggunakan Silinder Kerja Ganda

Gambar 2.43 Rangkaian Katup Kontrol Satu Arah Aliran Menggunakan Silinder Kerja Ganda

Tabel 2.16 Katup Kontrol Satu Arah Aliran Menggunakan Silinder Kerja Ganda

N Switch Switch Keadaan Silinder Kerja Ganda


o A B Tertutup Setengah Full
1 0 0 Pendek Panjang Lambat Panjang Cepat
2 0 1 Pendek Pendek Lambat Pendek Cepat
3 1 0 Pendek Panjang Lambat Panjang Cepat
4 1 1 Pendek Panjang Lambat Pendek Cepat

2.5.2.3 Katup Kontrol Arah Aliran 3/2 Menggunakan Relay


Gambar 2.44 Rangkaian Katup Kontrol Arah Aliran 3/2 Menggunakan Relay

Tabel 2.17 Katup Kontrol Arah Aliran 3/2 Menggunakan Relay


Switc
No Keadaan Silinder Kerja Ganda
h
1 0 Pendek
2 1 Panjang

2.5.2.4 Katup Kontrol Arah Aliran 5/2 Menggunakan Relay

Gambar 2.45 Rangkaian Katup Kontrol Arah Aliran 5/2 Menggunakan Relay

Tabel 2.18 Katup Kontrol Arah Aliran 5/2 Menggunakan Relay


N Switch A Switch B Keadaan Silinder Kerja Ganda
o
1 0 0 Pendek
2 0 1 Panjang
3 1 0 Pendek
4 1 1 Pendek
2.6 Analisa Hasil Percobaan
2.6.1 Analisa Sistem Kontrol terhadap Silinder Kerja Tunggal
2.6.1.1 Analisa Katup Kontrol Arah Aliran 3/2 Secara Langsung
Pada percobaan ini digunakan katup kontrol arah aliran 3/2 pada posisi
normal tertutup dengan mekanisme pengontrol menggunakan operasi tombol,
silinder kerja tunggal sebagai aktuator, dan kompresor sebagai penyalur udara
bertekanan.
Rangkaian untuk percobaan katup kontrol arah aliran 3/2 secara langsung
digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.46 Rangkaian Katup Kontrol Arah Aliran 3/2 Secara Langsung
Pada percobaan katup kontrol arah aliran 3/2 secara langsung diperoleh
data hasil percobaan sebagai berikut.
Tabel 2.19 Katup Kontrol Arah Aliran 3/2 Secara Langsung
No Switch Keadaan Silinder Kerja Tunggal
1 0 Pendek
2 1 Panjang
Keterangan:
1 = menyatakan bahwa switch ditekan.
0 = menyatakan bahwa switch tidak ditekan.
Berdasarkan data hasil percobaan pada tabel 2.19 maka dapat dianalisa
bahwa ketika switch tidak ditekan atau dalam kondisi 0 maka keadaan silinder
kerja tunggal akan pendek. Hal ini dikarenakan aliran udara dari kompresor tidak
dapat mengalir menuju silinder kerja karena katup berada dalam posisi tertutup
sehingga membuat silinder tetap pada kondisi awal. Arah aliran udara pada
kondisi switch tidak ditekan dapat dilihat pada gambar 2.47

Gambar 2.47 Arah Aliran Udara Pada Kondisi Switch Tidak Ditekan
Ketika switch ditekan atau dalam kondisi 1 maka keadaan silinder kerja
tunggal akan panjang. Hal ini dikarenakan aliran udara dari kompresor masuk ke
ruang udara nomer 1 dan dialirkan menuju nomor 2. Gaya dorong yang
ditimbulkan oleh udara bertekanan yang keluar dari nomor 2 menggerakkan torak
pada silinder penggerak tunggal sehingga silinder berada pada kondisi panjang.
Arah aliran udara pada kondisi switch yang ditekan dapat dilihat pada gambar
2.48.

Gambar 2.48 Arah Aliran Udara Pada Kondisi Switch Ditekan

2.6.1.2 Analisa Katup Kontrol Arah Aliran 3/2 Secara Tidak Langsung
Pada percobaan ini digunakan katup kontrol arah aliran 3/2 pada posisi
normal tertutup dengan mekanisme pengontrol menggunakan operasi tombol dan
operasi pneumatik, silinder kerja tunggal sebagai aktuator, dan kompresor sebagai
penyalur udara bertekanan.
Rangkaian untuk percobaan katup kontrol arah aliran 3/2 secara tidak
langsung digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.49 Rangkaian Katup Kontrol Arah Aliran 3/2 Secara Tidak Langsung
Pada percobaan katup kontrol arah aliran 3/2 secara tidak langsung
diperoleh data hasil percobaan sebagai berikut :
Tabel 2.20 Katup Kontrol Arah Aliran 3/2 Secara Tidak Langsung
No Switch Keadaan Silinder Kerja Tunggal
1 0 Pendek
2 1 Panjang
Keterangan:
1 = menyatakan bahwa switch ditekan.
0 = menyatakan bahwa switch tidak ditekan.
Berdasarkan data hasil percobaan pada tabel 2.20 maka dapat dianalisa
bahwa ketika switch tidak ditekan atau dalam kondisi 0 maka keadaan silinder
kerja tunggal akan pendek. Hal ini dikarenakan aliran udara dari kompresor tidak
dapat mengalir menuju silinder kerja karena katup kontrol arah aliran 3/2 dengan
mekanisme pengontrol operasi tombol dan operasi pneumatik berada dalam posisi
tertutup sehingga membuat silinder tetap pada kondisi awal. Arah aliran udara
pada kondisi switch yang tidak ditekan dapat dilihat pada gambar 2.50.

Gambar 2.50 Arah Aliran Udara Pada Kondisi Switch Yang Tidak Ditekan
Ketika switch ditekan atau dalam kondisi 1 maka keadaan silinder kerja
tunggal akan panjang. Hal ini dikarenakan dalam kondisi 1 aliran udara yang
masuk dari kompresor menuju bagian nomor 1 katup kontrol arah aliran 3/2
operasi tombol dapat dialirkan menuju katup kontrol arah aliran 3/2 operasi
pneumatik. Aliran udara dari nomor 2 katup kontrol operasi tombol
menggerakkan katup kontrol operasi pneumatik sehingga katup berada pada
kondisi terbuka dan udara yang langsung dialirkan dari kompresor menuju katup
kontrol arah aliran 3/2 operasi pneumatik dapat dialirkan menuju ruang silinder
dan menggerakkan torak pada silinder penggerak tunggal sehingga silinder berada
pada kondisi panjang. Arah aliran udara pada kondisi switch yang ditekan dapat
dilihat pada gambar berikut

Gambar 2.51 Arah Aliran Udara Pada Kondisi Switch Yang Ditekan

2.6.1.3 Analisa Katup Kontrol Balik Fungsi Aliran


Pada percobaan ini digunakan katup kontrol arah aliran 3/2 pada posisi
normal tertutup dengan mekanisme pengontrol menggunakan operasi tombol,
silinder kerja tunggal sebagai aktuator, kompresor sebagai penyalur udara
bertekanan, dan katup arah balik fungsi arah aliran digunakan sebagai
penghubung katup kontrol arah aliran.
Rangkaian untuk percobaan katup kontrol arah aliran 3/2 secara langsung
digambarkan pada gambar 2.52.

Gambar 2.52 Rangkaian Katup Kontrol Balik Fungsi Aliran


Pada percobaan katup kontrol balik fungsi aliran diperoleh data hasil
percobaan sebagai berikut :
Tabel 2.21 Katup Kontrol Balik Fungsi Aliran
No Switch A Switch B Keadaan Silinder Kerja Tunggal
1 0 0 Pendek
2 0 1 Panjang
3 1 0 Panjang
4 1 1 Panjang
Keterangan :
1 = menyatakan bahwa switch ditekan.
0 = menyatakan bahwa switch tidak ditekan.
Berdasarkan data hasil percobaan pada tabel 2.21 maka dapat dianalisa
bahwa ketika kedua switch tidak ditekan maka keadaan silinder kerja tunggal akan
pendek. Hal ini dikarenakan aliran udara yang masuk pada kedua katup berada
dalam posisi tertutup sehingga membuat silinder tetap pada kondisi awal. Aliran
udara ketika switch tidak ditekan atau dalam keadaan 0-0 dapat dilihat pada
gambar 2.44

Gambar 2.53 Aliran Udara Ketika Switch Tidak Ditekan Atau Dalam Keadaan 0-0
Ketika salah satu atau kedua switch ditekan maka keadaan silinder kerja
tunggal akan panjang. Hal ini dikarenakan aliran udara yang masuk pada kedua
katup masuk ke dalam bagian nomor 1 dan disalurkan ke nomor 2 sehingga aliran
udara dapat disalurkan menuju ruang silinder dan dapat menggerakkan silinder.
Aliran udara ketika salah satu atau kedua switch ditekan atau dalam keadaan 0-1,
1-0, dan 1-1 dapat dilihat pada gambar berikut
Gambar 2.54 Aliran Udara Ketika Salah Satu Atau Kedua Switch Ditekan Atau Dalam Keadaan
0-1, 1-0, dan 1-1
2.6.1.4 Analisa Katup Kontrol Tekanan Ganda Arah Aliran
Pada percobaan ini digunakan katup kontrol arah aliran 3/2 pada posisi
normal tertutup dengan mekanisme pengontrol menggunakan operasi tombol,
silinder kerja tunggal sebagai aktuator, kompresor sebagai penyalur udara
bertekanan, dan katup kontrol arah aliran ganda digunakan sebagai penghubung
katup kontrol arah aliran.
Rangkaian untuk percobaan katup kontrol tekanan ganda arah aliran
adalah sebagai berikut :

Gambar 2.55 Rangkaian Katup Kontrol Tekanan Ganda Arah Aliran


Pada percobaan katup kontrol tekanan ganda arah aliran diperoleh data
hasil percobaan sebagai berikut :
Tabel 2.22 Katup Kontrol Tekanan Ganda Arah Aliran
No Switch A Switch B Keadaan Silinder Kerja Tunggal
1 0 0 Pendek
2 0 1 Pendek
3 1 0 Pendek
4 1 1 Panjang
Keterangan :
2 = menyatakan bahwa switch ditekan.
0 = menyatakan bahwa switch tidak ditekan.
Berdasarkan data hasil percobaan pada tabel 2.22 maka dapat dianalisa
bahwa pada percobaan rangkaian katup kontrol tekanan ganda arah aliran apabila
salah satu atau kedua switch tidak ditekan maka keadaan silinder kerja tunggal
akan pendek. Hal ini dikarenakan jika kedua switch tidak ditekan atau dalam
kondisi 0-0 dan salah satu switch ditekan atau dalam kondisi 0-1 dan 1-0 tidak ada
aliran udara yang dialirkan menuju silinder kerja karena katup kontrol tekanan
ganda berada dalam kondisi tertutup sehingga membuat silinder tetap pada
kondisi awal. Arah aliran udara pada kondisi kedua switch atau salah satu switch
yang ditekan dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 2.56 Arah Aliran Udara Pada Kondisi Kedua Switch Tidak Ditekan Atau Salah
Satu Switch Yang Ditekan
Ketika kedua switch ditekan atau dalam kondisi 1-1 maka keadaan silinder
kerja tunggal akan panjang. Hal ini dikarenakan oleh aliran udara yang berasal
dari kedua katup pengontrol arah aliran 3/2 masuk ke dalam bagian nomor 1 dan
disalurkan ke nomor 2 menuju katup kontrol arah aliran ganda sehingga aliran
udara dapat disalurkan menuju ruang silinder dan dapat menggerakkan silinder.
Arah aliran udara pada kondisi kedua switch yang ditekan dapat dilihat pada
gambar berikut
Gambar 2.57 Arah Aliran Udara Pada Kondisi Kedua Switch Yang Ditekan

2.6.1.5 Analisa Katup Kontrol Satu Arah Aliran


Pada percobaan ini digunakan katup kontrol arah aliran 3/2 pada posisi
normal tertutup dengan mekanisme pengontrol menggunakan operasi tombol,
silinder kerja tunggal sebagai aktuator, kompresor sebagai penyalur udara
bertekanan, dan katup kontrol satu arah aliran untuk mengontrol kecepatan aliran
udara.
Rangkaian untuk percobaan katup kontrol satu arah aliran digambarkan
sebagai berikut

Gambar 2.58 Rangkaian Katup Kontrol Satu Arah Aliran


Pada percobaan katup kontrol satu arah aliran diperoleh data hasil
percobaan sebagai berikut :
Tabel 2.23 Katup Kontrol Satu Arah Aliran
No Switc Keadaan Silinder Ganda
Tertutup Setengah Full
h
1 0 Pendek Pendek Pendek
2 1 Pendek Panjang lambat Panjang cepat
Keterangan :
1 = menyatakan bahwa switch ditekan.
0 = menyatakan bahwa switch tidak ditekan.
Berdasarkan data hasil percobaan pada tabel 2.23 maka dapat dianalisa
bahwa ketika switch tidak ditekan pada keadaan katup kontrol satu arah aliran
tertutup, setengah, maupun full maka silinder akan tetap pendek atau dalam
keadaan awal. Hal ini dikarenakan ketika switch tidak ditekan, maka aliran udara
dari kompresor tidak dapat mengalir menuju silinder kerja karena katup berada
dalam posisi tertutup sehingga membuat silinder tetap pada kondisi awal. Arah
aliran udara pada kondisi switch yang tidak ditekan dengan kondisi tertutup,
setengah, dan penuh dapat dilihat pada gambar berikut

1. (b) (c)
Gambar 2.59 Arah Aliran Udara Pada Kondisi Switch Yang Tidak Ditekan Dengan
Kondisi (a) Tertutup, (b) Setengah, dan (c) Terbuka Penuh
Ketika switch ditekan saat keadaan katup kontrol arah aliran kondisi
tertutup maka silinder akan pendek, saat keadaan setengah akan menjadi panjang
dengan pergerakan lambat, dan saat penuh (full) akan panjang dengan pergerakan
cepat. Hal ini terjadi dikarenakan udara bertekanan mengalir dari lubang nomor 1
ke nomor 2. Udara bertekanan dari nomor 2 melalui selang penghubung masuk ke
katup kontrol satu arah aliran. Ketika katup kontrol satu arah aliran berada dalam
kondisi tertutup maka keadaan silinder akan tetap pendek karena tidak ada aliran
udara yang disalurkan menuju ruang silinder, ketika dalam kondisi terbuka penuh
maka pergerakan silinder akan panjang secara lambat karena aliran udara yang
disalurkan ke ruang silinder hanya sebesar setengah dari aliran udara yang
seharusnya disalurkan menuju ruang silinder, dan ketika dalam kondisi terbuka
penuh maka pergerakan silinder akan panjang secara cepat karena aliran udara
yang disalurkan ke ruang silinder adalah sepenuhnya dari aliran udara yang
disalurkan menuju ruang silinder, yang kemudian diteruskan masuk ke ruang
silinder silinder kerja tunggal mendorong silinder bergerak. Arah aliran udara
pada kondisi switch yang ditekan dengan kondisi tertutup, setengah, dan penuh
dapat dilihat pada gambar berikut

2. (b) (c)
Gambar 2.60 Arah Aliran Udara Pada Kondisi Switch Yang Ditekan Dengan Kondisi (a)
Tertutup, (b) Setengah, dan (c) Terbuka Penuh

2.6.2 Analisa Sistem Kontrol terhadap Silinder Kerja Ganda


2.6.2.1 Analisa Katup Kontrol Arah Aliran 5/2
Pada percobaan ini digunakan katup kontrol arah aliran 5/2 pada posisi
normal tertutup dengan mekanisme pengontrol menggunakan operasi pneumatik,
dua buah katup kontrol arah aliran 3/2 operasi tombol, silinder kerja ganda
sebagai aktuator, dan kompresor sebagai penyalur udara bertekanan.
Rangkaian untuk percobaan katup kontrol arah aliran 5/2 secara tidak
langsung digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.61 Rangkaian Katup Kontrol Arah Aliran 5/2
Pada percobaan katup kontrol balik fungsi aliran diperoleh data hasil
percobaan sebagai berikut :

Tabel 2.24 Katup Kontrol Arah Aliran 5/2


No Switch A Switch B Keadaan Silinder Kerja Ganda
1 0 0 Pendek
2 0 1 Pendek
3 1 0 Panjang
4 1 1 Panjang

Keterangan :
1 = menyatakan bahwa switch ditekan.
0 = menyatakan bahwa switch tidak ditekan.
Berdasarkan data hasil percobaan pada tabel 2.24 maka dapat dianalisa
bahwa ketika kedua switch tidak ditekan maka aliran udara yang masuk ke katup
kontrol arah aliran 3/2 tidak dapat dialirkan menuju katup kontrol arah aliran 5/2
namun aliran udara langsung dari kompresor menuju katup kontrol arah aliran 5/2
dapat dialirkan dan menggerakkan silinder ganda masuk ke dalam. Arah aliran
udara jika kedua switch tidak ditekan dapat dilihat pada gambar berikut 2.62
Gambar 2.62 Arah Aliran Udara Jika Kedua Switch Tidak Ditekan

Ketika switch B ditekan maka aliran udara dari kompresor mengalir


melalui katup kontrol arah aliran 3/2 (B) dan aliran udara tersebut menggeser
katup kontrol arah aliran 5/2 ke arah dalam sehingga silinder tetap pada kondisi
awal. Arah aliran udara jika switch B ditekan dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 2.63 Arah Aliran Udara Jika Switch B Ditekan


Ketika switch A ditekan maka aliran udara dari kompresor mengalir
melalui katup kontrol arah aliran 3/2 (A) menuju katup kontrol arah aliran 5/2.
Aliran udara tersebut menggeser torak pada silinder ke arah yang berlawanan
sehingga membuat pergerakan silinder menjadi memanjang keluar. Arah aliran
udara jika switch A ditekan dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 2.64 Arah Aliran Udara Jika Switch A Ditekan


Sedangkan jika kedua switch ditekan maka aliran udara dari kompresor
mengalir melalui katup kontrol arah aliran 3/2 (A dan B) dan aliran udara tersebut
tidak menggeser katup kontrol arah aliran 5/2 atau tetap pada posisi dengan
kondisi switch A ditekan sehingga aliran udara yang masuk ke ruang silinder
berasal dari aliran udara yang disalurkan oleh kompresor masuk ke nomor 5 dan
dikeluarkan oleh katup kontrol arah aliran 5/2 pada nomor 4 sehingga membuat
pergerakan silinder menjadi memanjang keluar. Arah aliran udara jika kedua
switch ditekan dapat dilihat pada gambar 2.65.
Gambar 2.65 Arah Aliran Udara Jika Kedua Switch Ditekan

2.6.2.2 Analisa Katup Kontrol Satu Aliran Menggunakan Silinder Ganda


Pada percobaan ini digunakan katup kontrol arah aliran 5/2 pada posisi
normal tertutup dengan mekanisme pengontrol menggunakan operasi pneumatik,
dua buah katup kontrol arah aliran 3/2 operasi tombol, silinder kerja ganda
sebagai aktuator,kompresor sebagai penyalur udara bertekanan, dan katup kontrol
arah aliran sebagai pengatur kecepatan udara.

Gambar 2.66 Rangkaian Katup Kontrol 5/2 Satu Aliran Menggunakan Silinder Ganda
Pada percobaan katup kontrol balik fungsi aliran diperoleh data hasil
percobaan sebagai berikut :
Tabel 2.25 Katup Kontrol Satu Arah Aliran Menggunakan Silinder Kerja Ganda

N Switch Switch Keadaan Silinder Kerja Ganda


o A B Tertutup Setengah Full
1 0 0 Pendek Panjang Lambat Panjang Cepat
2 0 1 Pendek Pendek Lambat Pendek Cepat
3 1 0 Pendek Panjang Lambat Panjang Cepat
4 1 1 Pendek Panjang Lambat Pendek Cepat
Keterangan:
1 = menyatakan bahwa switch ditekan.
1 = menyatakan bahwa switch tidak ditekan.

A. Kondisi Tertutup
Berdasarkan data hasil dapat dianalisa bahwa ketika kedua switch tidak
ditekan maka aliran udara yang masuk ke katup kontrol arah aliran 3/2 tidak dapat
dialirkan menuju katup kontrol arah aliran 5/2 sedangkan aliran udara langsung
dari kompresor menuju katup kontrol arah aliran 5/2 yang masuk melalui nomor 1
dapat dialirkan melalui nomor 2 dan tidak dapat menggerakkan silinder ganda
karena katup kontrol satu arah tertutup.
Ketika salah satu atau kedua switch ditekan maka aliran udara yang masuk
ke katup kontrol arah aliran 3/2 dapat dialirkan menuju katup kontrol arah aliran
5/2 sedangkan aliran udara langsung dari kompresor menuju katup kontrol arah
aliran 5/2 yang masuk melalui nomor 1 dapat dialirkan melalui nomor 2 dan tidak
dapat menggerakkan silinder ganda karena katup kontrol satu arah tertutup.
Arah aliran udara jika kondisi katup kontrol satu arah aliran tertutup dan
dengan seluruh keadaan switch dapat dilihat pada gambar berikut

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 2.67 Arah Aliran Udara Jika Kondisi Katup Kontrol Satu Arah Aliran Tertutup dan
Dengan Seluruh Keadaan Switch. (a) Kondisi 00, (b) Kondisi 01, (c) Kondisi 10 ,(d) Kondisi 11
B. Kondisi Setengah Terbuka
Berdasarkan data hasil dapat dianalisa bahwa ketika kedua switch tidak
ditekan maka aliran udara yang masuk ke katup kontrol arah aliran 3/2 tidak dapat
dialirkan menuju katup kontrol arah aliran 5/2 sedangkan aliran udara langsung
dari kompresor menuju katup kontrol arah aliran 5/2 yang masuk melalui nomor 1
dapat dialirkan melalui nomor 2 dan dapat menggerakkan silinder ganda secara
lambat karena katup kontrol satu arah setengah terbuka.
Jika salah satu atau kedua switch ditekan maka aliran udara yang masuk ke
katup kontrol arah aliran 3/2 dapat dialirkan menuju katup kontrol arah aliran 5/2
sedangkan aliran udara langsung dari kompresor menuju katup kontrol arah aliran
5/2 yang masuk melalui nomor 1 dapat dialirkan melalui nomor 2 dan dapat
menggerakkan silinder ganda memanjang secara lambat apabila switch A dan
kedua switch ditekan, akan tetapi bila switch B ditekan maka silinder ganda akan
memendek secara lambat karena aliran udara yang masuk ke dalam ruang silinder
menekan silinder bergerak mundur ke dalam. Hal ini dikarenakan katup kontrol
satu arah setengah terbuka.
Arah aliran udara jika kondisi katup kontrol satu arah aliran setengah
terbuka dan dengan seluruh keadaan switch dapat dilihat pada gambar berikut

(a) (b)
(c) (d)
Gambar 2.68 Arah Aliran Udara Jika Kondisi Katup Kontrol Satu Arah Aliran Setengah Terbuka
dan Dengan Seluruh Keadaan Switch. (a) Kondisi 00, (b) Kondisi 01, (c) Kondisi 10 ,(d) Kondisi
11

C. Kondisi Full Terbuka


Berdasarkan data hasil dapat dianalisa bahwa ketika kedua switch tidak
ditekan maka aliran udara yang masuk ke katup kontrol arah aliran 3/2 tidak dapat
dialirkan menuju katup kontrol arah aliran 5/2 sedangkan aliran udara langsung
dari kompresor menuju katup kontrol arah aliran 5/2 yang masuk melalui nomor 1
dapat dialirkan melalui nomor 2 dan dapat menggerakkan silinder ganda secara
cepat karena katup kontrol satu arah terbuka penuh.
Jika salah satu atau kedua switch ditekan maka aliran udara yang masuk ke
katup kontrol arah aliran 3/2 dapat dialirkan menuju katup kontrol arah aliran 5/2
sedangkan aliran udara langsung dari kompresor menuju katup kontrol arah aliran
5/2 yang masuk melalui nomor 1 dapat dialirkan melalui nomor 2 dan dapat
menggerakkan silinder ganda memanjang secara cepat apabila switch A dan kedua
switch ditekan, akan tetapi bila switch B ditekan maka silinder ganda akan
memendek secara cepat karena aliran udara yang masuk ke dalam ruang silinder
menekan silinder bergerak mundur ke dalam. Hal ini dikarenakan katup kontrol
satu arah terbuka penuh.
Arah aliran udara jika kondisi katup kontrol satu arah aliran terbuka penuh
dan dengan seluruh keadaan switch dapat dilihat pada gambar berikut
(a) (b)

(c) (d)
Gambar 2.69 Arah Aliran Udara Jika Kondisi Katup Kontrol Satu Arah Aliran Terbuka Penuh dan
Dengan Seluruh Keadaan Switch. (a) Kondisi 00,(b) Kondisi 01,(c) Kondisi 10,(d) Kondisi 11
2.6.2.3 Analisa Katup Kontrol Arah Aliran 3/2 Menggunakan Relay
Pada percobaan ini digunakan silinder kerja tunggal sebagai aktuator,
katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup dengan operasi elektrikal,
kompresor sebagai penyalur udara bertekanan, dan tegangan 24 Volt untuk
membangkitkan induksi pada solenoida.
Rangkaian untuk percobaan katup kontrol arah aliran 3/2 secara langsung
adalah sebagai berikut :
Gambar 2.70 Rangkaian Katup Kontrol Arah Aliran 3/2 Menggunakan Relay
Pada percobaan katup kontrol balik fungsi aliran diperoleh data hasil percobaan
sebagai berikut :
Tabel 2.26 Katup Kontrol Arah Aliran 3/2 Menggunakan Relay
Switc
No Keadaan Silinder Kerja Ganda
h
1 0 Pendek
2 1 Panjang

Keterangan :
1 = menyatakan bahwa switch ditekan.
0 = menyatakan bahwa switch tidak ditekan.
Berdasarkan data hasil dapat dianalisa bahwa ketika kondisi switch tidak
ditekan maka silinder tidak mengalami pergerakan memanjang atau tetap dalam
keadaan awal. Hal ini dikarenakan ketika switch tidak ditekan tidak dapat
mengaktifkan solenoida dalam rangkaian elektronika. Sehingga katup kontrol arah
aliran 3/2 tidak bergeser dan aliran udara yang masuk dari kompresor tidak dapat
mengalir menuju silinder. Arah aliran udara serta kondisi solenoida dalam
rangkaian elektronika jika switch tidak ditekan dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 2.71 Arah Aliran Udara Serta Kondisi Solenoida Dalam Rangkaian Elektronika Jika
Switch Tidak Ditekan
Ketika kondisi switch ditekan maka silinder mengalami pergerakan
memanjang atau berubah terhadap keadaan awal. Hal ini dikarenakan switch yang
ditekan dapat mengaktifkan solenoida dalam rangkaian elektronika. Sehingga
katup kontrol arah aliran 3/2 bergeser dan aliran udara yang masuk dari
kompresor masuk ke bagian katup nomor 1 yang selanjutnya udara disalurkan
menuju nomor 2 dan masuk ke dalam ruang silinder menggerakan silinder
memanjang keluar. Arah aliran udara serta kondisi solenoida dalam rangkaian
elektronika jika switch ditekan dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 2.72 Arah Aliran Udara Serta Kondisi Solenoida Dalam Rangkaian Elektronika Jika
Switch Ditekan

2.6.2.4 Analisa Katup Kontrol Arah Aliran 5/2 Menggunakan Relay


Pada percobaan ini digunakan silinder kerja tunggal sebagai aktuator,
katup kontrol arah aliran 5/2 posisi normal tertutup dengan operasi elektrikal,
kompresor sebagai penyalur udara bertekanan, dan tegangan 24 Volt untuk
membangkitkan induksi pada solenoida.
Rangkaian untuk percobaan katup kontrol arah aliran 3/2 secara langsung
adalah sebagai berikut :
Gambar 2.73 Rangkaian Katup Kontrol Arah Aliran 5/2 Menggunakan Relay
Pada percobaan katup kontrol balik fungsi aliran diperoleh data hasil percobaan
sebagai berikut :

Tabel 2.27 Katup Kontrol Arah Aliran 5/2 Menggunakan Relay


N Switch A Switch B Keadaan Silinder Kerja Ganda
o
1 0 0 Pendek
2 0 1 Panjang
3 1 0 Pendek
4 1 1 Pendek

Keterangan :
1 = menyatakan bahwa switch ditekan.
0 = menyatakan bahwa switch tidak ditekan.
Berdasarkan data hasil dapat dianalisa bahwa ketika kondisi push button
tidak ditekan maka silinder tidak mengalami pergerakan memanjang atau tetap
dalam keadaan awal. Hal ini disebabkan karena switch pada solenoida 2 berada
pada kondisi on dan switch pada solenoida 1 berada pada kondisi off sehingga
mengaktifkan solenoida (S2) dalam rangkaian elektronika. Katup kontrol arah
aliran 5/2 menggerakkan silinder ganda masuk ke dalam sehingga silinder berada
pada kondisi pendek. Arah aliran udara serta kondisi solenoida dalam rangkaian
elektronika jika switch tidak ditekan dapat dilihat pada gambar berikut
Gambar 2.74 Arah Aliran Udara Serta Kondisi Solenoida Dalam Rangkaian Elektronika Jika
Switch Tidak Ditekan
Ketika kondisi switch ditekan maka silinder mengalami pergerakan
memanjang atau berubah dari keadaan awal. Hal ini disebabkan karena switch
pada solenoida 1 berada pada kondisi on dan switch pada solenoida 2 berada pada
kondisi off sehingga mengaktifkan solenoida (S1) dalam rangkaian elektronika.
Katup kontrol arah aliran 5/2 bergeser dan aliran udara yang masuk dari
kompresor masuk ke bagian katup nomor 5 dan selanjutnya disalurkan melalui
nomor 4 menuju ruang silinder ganda dan menggerakkan silinder ganda keluar
(panjang). Arah aliran udara serta kondisi solenoida dalam rangkaian elektronika
jika swirch ditekan dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 2.75 Arah Aliran Udara Serta Kondisi Solenoida Dalam Rangkaian Elektronika Jika
Switch Ditekan
2.7 Simpulan
1. Pada percobaan rangkaian katup kontrol arah aliran 3/2 secara langsung
apabila switch tidak ditekan atau dalam kondisi 0 maka keadaan silinder
kerja tunggal akan pendek, Sedangkan, apabila switch ditekan atau dalam
kondisi 1 maka keadaan silinder kerja tunggal akan panjang.
2. Pada percobaan rangkaian katup kontrol arah aliran 3/2 secara tidak
langsung apabila switch tidak ditekan atau dalam kondisi 0 maka keadaan
silinder kerja tunggal akan pendek. Sedangkan apabila switch ditekan atau
dalam kondisi 1 maka keadaan silinder kerja tunggal akan panjang.
3. Pada percobaan rangkaian katup kontrol balik fungsi aliran apabila kedua
switch tidak ditekan maka keadaan silinder kerja tunggal akan pendek.
Sedangkan, apabila salah satu atau kedua switch ditekan maka keadaan
silinder kerja tunggal akan panjang.
4. Pada percobaan rangkaian katup kontrol tekanan ganda arah aliran apabila
salah satu atau kedua switch tidak ditekan maka keadaan silinder kerja
tunggal akan pendek. Sedangkan, apabila kedua switch ditekan atau dalam
kondisi 1-1 maka keadaan silinder kerja tunggal akan panjang.
5. Pada percobaan rangkaian katup kontrol satu arah aliran apabila switch
tidak ditekan saat keadaan silinder ganda tertutup, setengah, maupun full
maka silinder akan tetap pendek atau dalam keadaan awal. Sedangkan, jika
switch ditekan saat kedaan silinder ganda tertutup maka akan pendek, saat
keadaan setengah akan menjadi panjang dengan pergerakan lambat, dan
saat penuh (full) akan panjang dengan pergerakan cepat.
6. Pada percobaan rangkaian katup kontrol arah aliran 5/2 menggunakan
silinder ganda. Jika kedua switch tidak ditekan maka keadaan silinder
ganda pendek, jika switch B ditekan keadaan silinder ganda tetap pendek,
jika switch A ditekan maka keadaan silinder ganda akan memanjang, dan
jika kedua switch ditekan keadaan silinder tetap panjang.
7. Pada percobaan katup kontrol satu arah aliran menggunakan silinder kerja
ganda, dalam keadaan tertutup maka untuk semua kondisi switch keadaan
silinder tetap pendek. Pada kondisi setengah terbuka, ketika switch B
ditekan maka silinder akan memendek dengan lambat, selain itu silinder
berada dalam kondisi panjang. Pada kondisi full terbuka ketika switch B
ditekan maka silinder akan memendek dengan cepat, selain itu silinder
berada dalam kondisi panjang.
8. Pada percobaan katup kontrol arah aliran 3/2 menggunakan relay, jika
kondisi switch tidak ditekan maka silinder tidak mengalami pergerakan
memanjang atau tetap dalam keadaan awal. Jika kondisi switch ditekan
maka silinder mengalami pergerakan memanjang.
9. Pada percobaan katup kontrol arah aliran 5/2 menggunakan relay, jika
kondisi push button tidak ditekan maka silinder tidak mengalami
pergerakan memanjang atau tetap dalam keadaan awal. Jika kondisi switch
ditekan maka silinder mengalami pergerakan memanjang atau berubah dari
keadaan awal.

Anda mungkin juga menyukai