Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK MANUFAKTUR II

BUBUT KONVENSIONAL

Disusun Oleh:
Nama Praktikan : Muhammad Yusuf Alfarizqi
NPM : 3331190063
Kelompok :6

LABORATORIUM TEKNOLOGI MANUFAKTUR JURUSAN


TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON-BANTEN
2021

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK MANUFAKTUR II

BUBUT KONVENSIONAL

Disiapkan dan disusun oleh:


Nama: Muhammad Yusuf Alfarizqi
NPM: 3331190063
Telah disahkan oleh
Asisten Laboratorium Teknologi Manufaktur FT. Untirta, pada:

Pengumpulan Laporan Pengumpulan Revisi Laporan

Tanggal : 27 Mei 2021 Jam: Tanggal : Jam:

Keterangan : Keterangan :

Mengetahui:
Asisten
Laboratorium

ILHAM NUGRAHATAMA PUTRA


3331170020

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. kita panjatkan karena atas berkah, rahmat, dan
karunia-Nya Laporan Praktikum Teknik Manufaktur Modul Bubut Konvensional
ini dapat saya susun dengan lancar dan selesai tepat psda wakunya.

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi syarat
kelulusan pada mata kuliah Praktikum Teknik Manufaktur 2. Laporan ini juga
bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang bubut konvensional
bagi penulis serta para pembaca.

Dalam pelaksanaannya, praktikum di saat wabah Covid-19 membuat proses


transfer ilmu menjadi agak terhambat. Kami hanya bisa melaksanakan praktikum
secara daring lewat media video conference. Selain kami tidak dapat bertatap muka
langsung, kami juga tidak dapat menggunakan alat praktikum yang semesti dapat
dicoba di laboratorium. Walaupun begitu, penulisan laporan ini dapat diwujudkan
karena materi-materi masih tetap bisa disampaikan kepada kami. Untuk itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada Asisten Laboratorium Teknologi Manufaktur
yang telah memfasilitasi jalannya praktikum agar dapat terlaksana dengan efektif
di tengah situasi ini.

Saya sangat menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari
sempuerna. Oleh sebab itu, saya secara terbuka menerima semua kritik serta saran
yang membangun supaya laporan ini dapat disusun dengan lebih baik lagi. Semoga
tulisan hasil praktikum ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Cilegon, 23 Mei 2021

Penulis

iii
ABSTRAK

Dalam proses manufaktur biasanya menggunakan Mesin Bubut untuk


menghasilkan produknya. Bubut sendiri merupakan sebuah proses pemakanan
suatu benda kerja yang diputaroleh pahat yang digerakkan secara translasi dan
sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja tersebut. Mesin Bubut sendiri juga
memiliki berbagai macam jenis, bergantung dari cara pengoperasian dan pahat yang
digunakannya. Mesin Bubut konvensional adalah mesin bubut yang dikontrol
secara manual bergantung kepada keterampilan penggunanya. Untuk melakukan
percobaan kali ini, maka alat dan bahan yang harus dipersiapkan antara lain, Mesin
Bubut EMCO TU, mata pahat, dan alat penunjang. Sementara itu, bahan yang harus
dipersiapkan adalah Coolant atau fluida pendingin, dan benda kerja steel alloys.
Waktu total proses pembubutan benda kerja menurut perhitungan yaitu 40,38 menit

Kata Kunci: Bubut Konvensional, Kartel, Ulir, Waktu Pengerjaan

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii
ABSTRAK ..................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 1
1.3 Tujuan Praktikum ............................................................................... 2
1.4 Sistematika Penulisan ........................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 3
2.1 Pengertian dan Prinsip Kerja Mesin Bubut Konvensional ................ 3
2.2 Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut Konvensional............................ 3
2.3 Macam-Macam Pahat Mesin Bubut Konvensional ............................ 4
2.4 Macam-Macam Proses Pembubutan .................................................. 5
2.5 Macam-Macam Proses Penguliran .................................................... 6
2.6 Macam-Macam Proses Pengkartelan ................................................. 6
2.7 Macam-Macam Produk Hasil Permesinan ......................................... 6
2.8 Rumus-Ruus Proses Permesinan ....................................................... 7
2.9 Material Benda Kerja dan Pahat ........................................................ 9
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM .......................................... 10
3.1 Diagram Alir Praktikum ..................................................................... 10
3.2 Alat dan Bahan yang Digunakan ........................................................ 15
3.3 Prosedur Praktikum ............................................................................ 16
BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................... 17
4.1 Gambar Benda Kerja ......................................................................... 17
4.2 Tahapan Penyayatan Benda Kerja ..................................................... 17

v
4.3 Perhitungan Waktu Permesinan Benda Kerja ................................... 17
4.4 Gambar Benda Tugas ........................................................................ 18
4.5 Perhitungan Waktu Pemesinan Benda Tugas .................................... 18
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 19
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 19
5.2 Saran .................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 20


LAMPIRAN .................................................................................................. 21
▪ Gambar Benda Kerja
▪ Gambar Benda Tugas
▪ Form Work Instructon
▪ Screenshot pertemuan

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mesin bubut konvensional ............................................................... 3


Gambar 3.1 Diagram Alir Praktikum Bubut Konvensional ............................... 14
Gambar 4.1 Benda Kerja .................................................................................... 16
Gambar 4.1 Benda Tugas ................................................................................... 16

vii
DAFTAR TABEL

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring kemajuan dunia industri yang pesat, maka setiap industri –
industri yang ada terutama di bidang manufaktur berkompetisi ingin
menjadikan usahanya maju dengan pesat, berdaya saing dunia. Untuk
memenuhi kebutuhannya pasti di cari tenaga kerja yang berkualitas, handal,
mandiri dan berdisiplin tinggi. Kemampuan setiap mahasiswa dalam
melakukan pembubutan di lapangan dengan bersungguh-sungguh dan disiplin
yang tinggi, akan menjadi salah satu prioritas utama untuk mengisi peluang
kerja yang ada
Praktikum mesin bubut konvensional adalah praktikum keterampilan
dasar yang harus dikuasai dalam memproduksi produk yang dibuat dengan
menggunakan mesin bubut pada bidang manufaktur. Pekerjaan membubut
yaitu membuat kontruksi dengan menggunakan mesin bubut. Persyaratan
kualitas benda kerja terletak kepada pemahaman operator dalam praktek
menggunakan mesin bubut dan pelaksanaannya di tempat kerja yang meliputi
tingkat keterampilan dasar penguasaaan mesin bubut, tingkat kesulitan produk
yang dibuat, tingkat kepresisian hasil karya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari praktikum bubut konvensional ini adalah
sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan mesin bubut konvensional?
2. Bagaimana prinsp kerja mesin bubut konvensional??
3. Apa yang dimaksud dengan pembubutan ulir?
4. Apa yang dimaksud dengan pembubutan kartel?

1
1.3 Tujuan Praktikum
Tujuan pada praktikum bubut konvensional ini adalah sebagai berikut.
1. Memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai mesin bubut
konvensional berdasarkan teori yang diperoleh dari materi.
2. Memberikan latihan berupa kegiatan membubut konvensional mulai dari
persiapan hingga penyelesaian benda kerja.
3. Dapat melakukan analisis proses manufaktur dari persiapan hingga
penyelesaian.

1.4 Sistematika Penulisan


Dalam penyusunan laporan ini, terdapat sebanyak lima bab. Bab I yaitu
pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan
praktikum, manfaat praktikum dan sistematika penulisan. Bab II yaitu teori
dasar yang berupa definisi dan pengertian yang dikutip dari sejumlah jurnal
yang memiliki kaitan dengan penyusunan laporan praktikum serta dari beberapa
literatur yang juga relevan dan berhubungan dengan penelitian. Bab III yaitu
metodologi praktikum yang mencakup di antaranya diagram alir, alat dan bahan
serta prosedur percobaan. Bab IV yaitu pembahasan data yang telah didapatkan
dari percobaan. Bab V yaitu kesimpulan dan saran. Berikutnya terdapat daftar
pustaka berisi referensi materi dan terdapat pula lampiran yang berisi tentang
gambar benda tugas Form Work Instruction.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Prinsip Kerja Mesin Bubut Konvensional


Mesinbubut atau lathe (turning machine) adalah suatu mesin perkakas
yang digunakan untuk memotong dan menyayat benda kerja yang diputar.
Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang
sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kemudian mata pahat
dihantarkan ke benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak
potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan
mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi
pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang
berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang
menghubungkan poros spindel dengan poros ulir. (Martin, 2014)

Gambar 2.1 Mesin Bubut Konvensional


(Sumber: www.ayxhmt.com)

Prinsip kerja dari mesin bubut konvensional miripseperti mesin bubut


otomatis. Benda kerja diletakkan pada chuck lalu mata potong akan
melaksanakan tugasnya menyayat benda kerja dan melepaskan geram sampai
menjadi bentuk yang diinginkan. Fungsi utama mesin bubut konvensional
adalah untuk membentuk benda-benda berpenampang silindris, seperti poros
lurus, poros bertingkat (step shaft), poros tirus (cone shaft), poros beralur
(grovee shaft), poros berulir (screw shaft) dan berbagai bentuk poros lainnya.

3
Parameter utama pada proses proses pembubutan adalah kecepatan putar
spindle (speed), kecepatan potong, jarak pemakanan (feed) dan kedalaman
pemotongan (depth of cut).

2.2 Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut Konvensional


Menurut Martin (2014), mesin bubut konvensional merupakan satu
kesatuan unit alat produksi yang mana terdiri dari beberapa komponen yang
bekerja dengan peranannya tersendrri. Komponen utamanya terdiri dari
berikut:
1. Kepala Tetap (Headstock)
Bagian mesin bubut yang terletak di sebelah kiri dengan posisi diam tidak
bergerak. Di dalam kepala tetap terdapat system transmisi kecepatan
putaran spindel. Selain itu di bagian kepala cekam juga terdapat sabuk (belt)
dan puli (pulley) yang mana keduanya dihubungkan dengan motor
penggerak.
2. Kepala Lepas (Tailstock)
Bagian mesin bubut yang dapat bergerak bergeser terletak di sebelah kanan
mesin. Fungsinya sebagai tempat menopang benda kerja yang panjang atau
memerlukan penyangga tambahan diujungnya. Hal ini dilakukan karena
benda yang panjang dapat bergetar tidak terkendali ketika diputar oleh
mesin bubut. Selain itu, kepala lepas juga dapat menjadi rumah pahat untuk
mengebor.
3. Penjepit Pahat (Tools Posts)
Penjepit pahat digunakan untuk meletakkan atau memegang berbagai mata
pahat. Pahat diletakkan di sini dengan kuat agar mampu menyayat benda
kerja dengan baik dan benar
4. Alas (Ways)
Berfungsi sebagai kedudukan untuk kepala lepas dan eretan. Alas yang
memanjang ii berfungsi sebagai tempat tumpuan gaya-gaya yang timbul
selama pembubutan.
5. Eretan (Carriage)

4
Eretan terdiri dari atas alas, eretan lintang, dan eretan atas. Eretan alas
adalah eretan yang kedudukannya pada alas mesin. Gerakan eretan itu
melalui roda yang dihubungkan roda batang gigi panjang yang dipasang
dibawah alas melalui penghantar. Kemudian eretan lintang letaknya diatas
eretan alas dan kedudukannya melintang terhadap alas. Fungsi eretan
lintang adalah untuk memberikan tempat pemakanan pahat saat membubut
bagian ujung pahat dengan putaran tiap pembagian ukurannya mengatur
pemakanan pada bubut. Dan eretan atas yang letak eretan atas berada diatas
eretan lintang dan sambung oleh baut dengan mur. Fungsi eretan atas mesin
bubut adalah memegang eretan perkakas bubut dan memberi gerakan yang
diperlukan.
6. Chuck
Terletak pada spindle dan berfungsi sebagai penjepit benda kerja agar stabil
ketika diputar.

2.3 Macam-Macam Pahat Mesin Bubut Konvensional


Pahat adalah bagian yang memotong atau menyayat benda kerja sampai
menjadi bentuk yang kita inginkan. Poin penting yang tidak boleh diabaikan
adalah tingkat kekerasan pahat potong harus lebih besar daripada benda
kerjanya. Pengetahuan perihal sifat material benda kerja dan pahat potong
diperlukan supaya pengoperasi pembubutan dapat berjalan lancar tanpa terjadi
kendala. Menurut Agung (2017), jenis pahat mesin bubut konvensional yang
dapat dpilih terdiri dari kelompok pahat berdasarkan geometri pahat dan
amterial pahat. Macam-macam pahat berdasarkan geometri pahat yaitu sebagai
berikut.
a) Pahat bubut rata kanan
Pahat rata kanan digunakan untuk membubut diameter luar benda kerja
hingga rata, arah pemakanannya dari kanan ke kiri. Besar sudut
puncaknya 80°. Meski bentuk asahan-nya bermacam-macam, namun
bentuk sudutnya relatif tidak banyak berubah.
b) Pahat bubut rata kiri

5
Pahat rata kiri digunakan untuk membubut diameter luar benda kerja
hingga rata, arah pemakanannya dari kiri ke kanan. Besar sudut
puncaknya 80°. Pahat ini cocok untuk melakukan facing untuk
permukaan di sebelah kiri.
c) Pahat bubut muka
hampir sama dengan pahat rata. perbedaannya terletak pada besar sudut
puncaknya yaitu 55°. Digunakan untuk membubut permukaan ujung
benda kerja hingga rata, baik benda kerja yang ditahan oleh senter atau
tidak. Pemakanannya di mulai dari bagian tengah (titik senter) ke arah
sisi pekerjaan. Jadi gerakannya mundur. Putaran benda kerja harus
bena
d) Pahat bubut ulir
Pahat ulir dipakai untuk mengulir poros. Bisa untuk membuat ulir kiri,
ulir kanan, ulir tunggal, ulir ganda, dan lain-lain. Sudut pahatnya juga
berbeda sesuai dengan ulir yang akan dibuat. Contoh ulir metris dengan
sudut 60° dan ulir whitworth dengan sudut 55°
e) Pahat alur
Pahat jenis ini digunakan untuk membuat celah alur pada benda kerja
sesuai dengan kebutuhan. Biasanya digunakan untuk pembatas ketika
anak mengulir benda kerja
f) Pahat bubut dalam
Pahat ini digunakan untuk membubut permukaan di daam lubang.
g) Pahat bentuk
Pahat yang mata pemotongannya berbentuk sedemikian rupa sehingga
hasil pemotongannya akan berbentuk sesuai dengan bentuk mata
potongnya. Pada umumnya pahat ini memiliki sudut-sudut bebas
sehingga dapat bergerak ke kiri atau ke kanan serta maju tegak lurus.
h) Bor senter
Bor senter adalah salah satu alat potong pada mesin bubut yang
berfungsi untuk membuat lubang senter pada ujung permukaan benda
kerja. Jenis bor senter ada tiga yaitu: bor senter standar (standar centre

6
drill), bor senter dua mata sayat (safety type centre drill) dan bor senter
mata sayat radius (radius form centre drill).
i) Kartel
Pahat kartel digunakan untuk proses pengkartelan atau knurling pada
permukaan yang dibutuhkan. Bentuknya seperti rigi-rigi berpola lurus,
menyudut silang, atau berlian.

2.4 Macam-Macam Proses Pembubutan


Proses permesinian dengan mesin bubut konvensional yang prinsip
kerjanya yaitu memutar benda kerja pada poros spindel membatasi bentuk
produk yang diinginkan. Proses penyayatan yang dilakukan pahat potong
mesin bubut konvensional hanya dapat dilakukan pada benda kerja berbentuk
silindris. Apabila produk yang kita inginkan memiliki bentuk silidris, maka
pemilihan proses pembubutan dapat menjadi keunggulan karena dengan
metode ini, mesin bubut dapat melakukan banyak sekali pekerjaan yang
kemudian akan menghasilkan berbagai macam produk. Adapun beberapa
proses pembubutan yang diapat dilakukan mesin bubut konvensional di
antaranya adalah pembubutan muka (facing), pembubutan tirus (taper),
pembubutan kontur (contour), pembubutan alur (cutoff), pembubutan ulir
(threading), pembubutan lubang awal (drilling), dan pembubutan kartel
(knurling).

2.5 Macam-Macam Proses Penguliran


Pembubutan ulir merupakan proses permesinan menggunakan mesin
bubut untuk menciptakan alur spiral yang mililit pada ujunng sebuah poros.
Alur yang mengelilingi ujung poros dengan kedalaman terntu kita kenal
sebagai bentuk ulir ini berfungsi sebagai pengikat atau penyambung satu
bagian dengan bagian lain. Penggunaan ulir sangat membantu penyambungan
komponen sebab ulir merupakan jenis sambungan tidak tetap. Oleh sebab itu,
jenis sambungan dengan ulir dapat dengan mudah dilepas dan dibongkar
kembali. Ulir dikelompokkan menjadi bermacam-macam jenis, penjabarannya
sebagai berikut.

1. Berdasarkan Arah Gerakan Ulir

7
Menurut arah gerakannya, ulir dapat dibedakan menjadi dua jenis ulir
yaitu ulir kiri dan ulir kanan. untuk mengetahui suatu ulir termasuk ulir
kiri atau ulir kanan dapat dilihat dari kemiringan sudut sisi ulir tersebut,
ataupun dapat pula diperiksa dengan cara memutar pasangan dari
komponen yang berulir misalnya baut dan mur. Contohnyaa sebuah
mur dipasang pada sebuah baut setelah itu diputar kekanan (searah
jarum jam) kemudian mur tersebut bergerak maju maka ulir tersebut
termasuk jenis ulir kanan., dan sebaliknya.
2. Berdasarkan Jumlah Ulir Setiap Pitch
Dilihat dari banyaknya ulir tiap gang (pitch), maka jenis ulir dapat
dibedakan menjadi ulir tunggal dan ulir ganda. Ulir ganda artinya
dalam satu putaran (dari puncak ulir satu kepuncak yang lain) terdapat
lebih dari satu ulir, misalnya dua ulir, tiga ulr dan empat ulir. Semakin
banyak jumlah ulir maka ulir tersebut dapat memindahkan jarak yang
lebih panjang dalam satu kali putaran ulir tunggal.
3. Berdasarkan Bentuk Ulir
Dari bentuk sisi ulir dibedakan menjadi ulir segitiga, trapezium,
segiempat, parabola (knuckle), dan sebagainya.
4. Berdasarkan Standar yang Digunakan
Standar yang digunakan dalam pembuatan ulir ada dua, yaitu standar
Metrik dan Whitworth. Ulir metrik adalah ulir segitiga yang memiliki
sudut puncak 60o. Ulir ini menggunakan satuan mm dan memiliki
lambing M. Ulir Whitworth adalah ulir segitiga yang memiliki sudut
puncak 55o. Ulir ini memiliki satuan inci dan dilambangkan dengan W.

Proses penguliran dengan menggunakan mesin bubut dapat dilakukan


dengan mode otomatis yang tersedia pada mesin. Mode otomatis untuk
penguliran berguna karena proses penyayatan yang dilakukan selama
pembuatan ulir haruslah konstan. Jika penguliran dilakukan dengan manual
maka bentuk pitch yang dihasilkan bisa kurang akurat. Langkah-langkah
penguliran luar yaitu:

1) Menyiapkan gambar benda kerja


2) Menyiapkan alat dan bahan seperti mata pahat, benda kerja, dan coolant

8
3) Membubut diameter mayor untuk ulir luar
4) Membuat alur pembebas ulir
5) Mengatur jarak puncak (pitch) yang diinginkan dengan melihat table
6) Mengecek kesesuaian jarak puncak ulir dengan mal ulir
7) Membubut ulir luar

2.6 Macam-Macam Proses Pengkartelan


Pembubutan kartel atau knurling merupakan proses permesinan untuk
membentuk alur-alur atau rigi-rigi dengan pola profil dapat berbentuk lurus,
menyilang, atau berlian, baik bagian luar atau dalam. Tujuan dari pengkartelan
suatu permukaan benda kerja yaitu supaya permukaannya tidak licin dan
memberikan grip yang lebih baik ketika digenggam. Proses pengkartelan
dengan mesin bubut tidak dengan pemotongan yang melepas geram,
melainkan dengan menekan benda kerja menggunaan roda kartel sampai
membentuk pola-pola. Beberapa contoh alat yang sering dikartel adalah
gagang palu, tuas, batang penarik, dan batang pemutar yang sering digenggam
tangan.

Proses pengkartelan benda kerja silinder dengan pola tertentu


ditentukan oleh pahat atau roda kartel yang kita pilih. Roda kartel akan
bersentuhan dan menekan benda kerja sampai kedalaman tertentu. Oleh karena
itu, pengkartelan juga tetap memerlukan sedikit coolant untuk menurunkan
suhu benda kerja dan juga roda kartel. Proses pengkartelan secara umum yaitu
sebagai berikut.

1) Benda kerja yang dikartel sebaiknya dibubut dahulu dengan diameter


menyesuaikan gambar benda kerja. Lalu apabila dimungkinkan juga
siapkan center hole pada ujung benda kerja supaya dapat dipasang ke
kepala lepas.
2) Mengatur posisi benda kerja agar diperoleh posisi center dan lebih baik
jika disangga dan didukung kepala lepas. Tujuannya yaitu supaya
benda kerja berputar lebih stabil ketika akan ditekan oleh roda kartel.

9
3) Memasang roda kartel pada toolpost dengan kuat dan aman. Posisi
harus diatur sedemikian rupa agar titik tengah roda berada setinggi
center benda kerja.
4) Memutar spindel dengan putaran paling rendah dan mengatur eretan
mesin secara mode otomatis. Kedalaman pemakanan pada setiap
langka antara 0,1-0,3 mm dengan pengulangan 2-4 kali setiap
penambahan kedalaman pemakanan.
5) Memberikan pelumas dan cairan pendingin untuk mengurangi panas
yang timbul akibat gesekan roda dan benda kerja.

2.7 Macam-Macam Produk Hasil Pembubutan


Produk yang dihasilkan dari proses pembubutan memiliki penerapan
yang sangat luas. Mesin bubut sering digunakan untuk memproduksi berbagai
komponen-komponen penting yang sering dijumpai di kehidupan sehari-hari.
Benda kerja yang digunakan dapat berbahan logam atau non-logam seperti
kayu, yang emembuat fungsional tinggi dari mesin bubut. Beberapa produk
yang dapat dihasilkan dari pembubutan adalah sebagai berikut. (Zuliadin,
2018)
1. Baut
2. Sambungan pipa
3. Kaki-kaki kursi atau meja
4. Kunci rachet
5. Drat tirus
6. Bearing

2.8 Rumus-Rumus Proses Permesinan Bubut Konvensional


Tahapan perhitungan benda kerja adalah salah satu langkah yang perlu
dilakukan sebelum melakukan proses pembubutan. Pentingnya tahap
perhitungan adalah supaya proses dan hasil akhir yang didapatkan dapat sesuai
denga napa yang telah direncanakan. Beberapa persamaan yang digunakan
untuk tahap perhitungan yaitu:

10
𝐷−𝑑
I=
𝑡
𝐿. I
T=
𝑆. 𝑛
𝐷−𝑑
∝=
2. 𝑙
Keterangan:
I = Frekuensi pemakanan
D = Diameter awal
d = Diameter yang diinginkan
t = Ketebalan pemakanan
T = Waktu permesinan
L = Panjang pemakanan
S = Kecepatan asutan
n = Kecepatan mesin
∝ = Sudut tirus
l = Panjang tirus

2.9 Material Benda Kerja dan Pahat


Material yang tersedia di alam bermacam-macam jenisnya baik yang
diperoleh secara alami maupun yang diolah oleh manusia. Pemilihan material
dan proses untuk membuat produk dengan bentuk tertentu dapat berkaitan
dengan proses apa yang kita pilih. Untuk benda kerja berbentuk silinder dapat
kita gunakan proses permesinan bubut. Material benda kerja yang mampu
dimesin oleh mesin bubut yaitu logam-logam, kayu, dan polimer plastik.

Pahat untuk proses pembubutan juga tersedia dengan berbagai macam


pilihan material. Berbagai jenis pahat ini dibuat dengan tujuan untuk
memperlancar proses penyayatan dan pelepasan geram benda kerja. Hal ini
diperkuat dengan fakta bahwa pahat dengan material tertentu sangat baik untuk
memesin benda kerja yang satu namun buruk untuk memsin benda lainnya.
Maka disusun persyaratan untuk memilih dan membuat pahat bubut. Material
yang digunakan untuk pahat harus memiliki ifat-sifat seperti berfikut.

11
• Pahat harus memiliki kekerasan sampai 50% daripada material benda
kerja yang dipotong
• Memiliki ketahanan terhadap aus
• Memiliki kekerasan panas (hot hardness) yang tinggi
• Memiliki ketahanan terhadap tumbukan
• Tidak bereaksi secara kimia dengan material benda kerja dan cairan
pendingin
• Murah dan mudah dalam pembuatannya

Pada umumnya, kita tidak bisa memilih hanya satu jenis material pahat
untuk melaksanakan segala pembubutan. Hal ini karena kualitas yang
dihasilkan oleh mata pahat berbeda-beda tergantung kecocokannya untuk
pekerjaan bubut tersebut. Sebelum membubut, kita perlu menentukan pahat
yang ideal untuk melakukan proses pembubutan material benda kerja. Jenis-
jenis material pahat yang tersedia saat ini dapat diurutkan berdasarkan
kekerasan material. Urutan materia pahat dari yang memiliki kekerasan
tertinggi ke yang terendah yaitu:

a) Pahat intan (Diamond)


b) Pahat CBN (Cubic Boron Nitrides)
c) Pahat keramik
d) Pahat karbida
e) Pahat paduan cor non ferro (Cast non Ferrous Alloy, Cast Carbides)
f) Pahat HSS (High Speed Steels)
g) Pahat baja karbon (High Carbon Steel)

12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Alir Percobaan


Diagram alir pada pelaksanaan praktikum bubut konvensional dapat dilihat
pada gambar 3.1

Mulai

Studi
Literatur
Membagi Tugas Engineering
dan Operator

Menyiapkan Alat dan Bahan Menganalisa Form Work Instruction

Memotong Benda Kerja Melakukan Perhitungan Waktu Permesinan

Memasang Benda Kerja Pada Chuck Membuat Program Benda Kerja

Menyalakan dan Mengkalibrasi Mesin

Proses Permesinan

Analisa Benda Kerja

Penulisan Laporan

13
Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Praktikum Bubut Konvensional

3.2 Alat dan Bahan yang Digunakan


Adapun alat dan bahan yang harus disiapkan untuk praktikum bubut
konvensional kali ini adalah sebagai berikut:
1. Benda Kerja (Silinder Pejal Baja Paduan)
2. Mesin Bubut EMCO TU
3. Mesin Pemotong
4. Jangka Sorong
5. Pahat Rata, Pahat Slur
6. Peralatan Penunjang (Kunci Pas, Palu, dll.)
7. Coolant

3.3 Prosedur Praktikum


Adapun prosedur percobaan pada praktikum bubut konvensional kali ini
adalah sebagai berikut:
a. Langkah Persiapan
1. Membaca dan memahami prosedur praktikum mesin bubut
konvensional,
2. Menghitung waktu proses permesinan dan menghitung
pembutan proses pembubutan,
3. Menyiapkan benda kerja dan peralatan penunjang proses
pembubutan sesuai dengan form work instruction,
4. Menyiapkan mesin pemotong untuk melakukan pemotongan
benda kerja sesuai dengan form work instruction,

18
5. Melakukan proses pemotongan benda kerja menggunakan
mesin pemotong.

b. Langkah Pengerjaan
1. Meletakkan benda kerja yang sudah dipotong pada cekam
hingga menjepit benda kerja,
2. Melakukan kalibrasi posisi pahat sebelum melakukan proses
pembubutan,
3. Menyalakan switch utama mesin bubut konvensional,
4. Mengatur tuas pengendali sesuai form work instruction,
5. Menarik tuas pengendali untuk memutar spindle,
6. Melakukan proses pembubutan sesuai form work instruction
dan perhitungan yang sudah dibuat,
7. Memberikan coolant pada saat proses pembubutan

c. Langkah Perawatan
1. Memeriksa kelayakan setiap komponen mesin dan peralatan
penunjang
2. Membersihkan peralatan yang digunakan dan meja praktikum
setelah penggunaan
3. Memeriksa kondisi sambungan kelistrikan selalu dalam kondisi
baik dan tidak terkena air
4. Meletakkan kembali barang yang telah digunakan pada saat
praktikum

18
BAB IV
HASIL

4.1 Gambar Benda Kerja

Gambar 4.1 Benda Kerja Bubut


(Sumber: Dokumen Penulis)

4.2 Tahapan Penyayatan Benda Kerja


Benda kerja tidak dapat langsung disayat dengan bentuk yang dapat dilihat
pada Gambar 4.1, melainkan perlu tahapan-tahapan dalam pembentukannya.
Tahapan penyayatan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Pembubutan pertama pada benda kerja dengan diameter alur 20 mm,
dan panjang pemakanan 13 mm.

Gambar 4.2 Pembubutan Alur Pertama


(Sumber : Dokumen Penulis)

18
2. Selanjutnya yaitu proses pembubutan rata pada bagian depan benda
kerja dengan diameter 20 mm, dan panjang pemakanan 17 mm.

Gambar 4.3 Pembubutan Rata Bagian Depan


(Sumber: Dokumen Penulis)
3. Selanjutnya yaitu proses pembubutan rata pada bagian tengah benda
kerja dengan diameter 26,4 mm sepanjang pemakanan 25 mm.

Gambar 4.4 Pembubutan Rata Bagian Tengah.


(Sumber : Dokumen Penulis)
4. Selanjutnya yaitu proses pembubutan rata pada bagian tengah benda
kerja dengan diameter 26 mm dan panjang pemakanan 15 mm.

Gambar 4.4 Pembubutan Rata Bagian Tengah Kedua.


(Sumber : Dokumen Penulis)

18
5. Selanjutnya yaitu proses pemakanan chamfer atau tirus pada ujung
tempat memberi ulir sepanjang 1,50 mm.

Gambar 4.5 Pembubutan Chamfer.


(Sumber : Dokumen Penulis)
6. Selanjutnya yaitu proses pembubutan kartel pada bagian tengah benda
kerja dengan panjang pemakanan 10 mm.

Gambar 4.6 Pembubutan Kartel


(Sumber: Dokumen Penulis)
7. Kemudian proses pembubutann ulir pada bagian ujung akhir benda kerja
dengan spek metris diameter mayor 20 mm dan pitch 1mm.

Gambar 4.7 Pembubutann Ulir.


(Sumber: Dokumentasi Penulis)

18
4.3 Perhitungan Waktu Pemesinan Benda Kerja
Sesuai dengan Form Work Instruction yang diberikan asisten
laboratorium, diketahui bahwa:
• Diameter awal = 32 mm
• Panjang total = 100 mm
• Tebal pemakanan rata dan akrtel = 0,5 mm
• Tebal pemakanan ulir = 0,2 mm
• n untuk alur = 220 rpm
• n untuk rata dan tirus = 440 rpm
• n untuk kartel = 110 rpm
• n untuk ulir = 65 rpm
• Kecepatan asutan s = 0,09 min/r
Maka perhitungan waktu operasi pembubutan dapat dijabarkan seperti berikut.
1. Pembubutan alur pertama dengan di = 20 mm, dan L = 13 mm
32 − 20
I= = 24
0,5
13 . 24
T= = 15,75 menit
0,09 . 220
2. Pembubutan rata bagian depan dengan di = 20 mm, dan L = 17 mm
32 − 20
I= = 24
0,5
17 . 24
T= = 10,3 menit
0,09 . 440
3. Pembubutan rata tengah dengan di = 26,4 mm, dan L = 25 mm
32 − 26,4
I= = 11,2
0,5
25 . 11,2
T= = 7,07 menit
0,09 . 440
4. Pembubutan rata tengah kedua dengan di = 26 mm, dan L = 15 mm
26,4 − 26
I= = 0,8
0,5
15 . 0,8
T= = 0,3 menit
0,09 . 440

19
5. Pembubutan tirus depan dengan di = 17 mm, dan L = 1,5 mm, serta l =
20 mm
20 − 17
∝= =1
2 . 1,5
arctan (1) = 45O
20 − 17
I= =6
0,5

1,5 . 6
T= = 0,23 menit
0,09 . 440

6. Pembubutan kartel dengan di = 26 mm, dan L = 10 mm


26,4 − 26
I= = 0,8
0,5
10 . 0,8
T= = 0,81 menit
0,09 . 110
7. Pembubutan ulir dengan di = 19,134 mm, dan L = 8 mm
20 − 19,134
I= = 4,33
0,2
8 . 4,33
T= = 5,92 menit
0,09 . 65

Durasi total proses pembubutan benda kerja dapat ditentukan


dengan menjumlahkan semua waktu pada tiap tahapan pembubutan mulai
dari awal sampai selesai. Ttotal = 15,75 menit + 10,3 menit + 7,07 menit +
0,3 menit + 0,23 menit + 0,81 menit + 5,92 menit= 40,38 menit.

20
4.4 Gambar Benda Tugas

Gambar 4.8 Benda Tugas


(Sumber: Dokumen Pribadi)

4.5 Perhitungan Waktu Permesinan Benda Tugas


Sesuai dengan tugas yang diberikan asisten laboratorium, diketahui
bahwa:
• Diameter awal = 25 mm
• Panjang total = 70 mm
• Tebal pemakanan rata dan kartel = 0,5 mm
• Tebal pemakanan ulir = 0,2 mm
• n untuk alur = 220 rpm
• n untuk rata dan tirus = 440 rpm
• n untuk kartel = 110 rpm
• n untuk ulir = 65 rpm
• Kecepatan asutan s = 0,09 min/r

Maka perhitungan waktu operasi pembubutan dapat dijabarkan seperti berikut.

21
1. Pembubutan alur pertama dengan di = 10 mm, dan L = 5 mm
25 − 10
I= = 30
0,5
5 .30
T= = 7,57 menit
0,09 . 220
2. Pembubutan rata tengah dengan di = 20 mm, dan L = 40 mm
25 − 20
I= = 10
0,5
10 . 40
T= = 10,10 menit
0,09 . 440
3. Pembubutan rata depan bagian untuk ulir dengan di = 10 mm, dan L =
20 mm
20 − 10
I= = 20
0,5
20 . 20
T= = 10,10 menit
0,09 . 440
4. Pembubutan tirus tengah dengan di = 10 mm, dan L = 20 mm, serta l =
20 mm
20 − 10
∝= = 0,25
2 . 20
arctan (0,25) = 14,04O
20 − 10
I= = 20
0,5

20 . 20
T= = 10,10 menit
0,09 . 440

5. Pembubutan kartel dengan di = 24 mm, dan L = 25 mm


25 − 24
I= =2
0,5
25 . 2
T= = 5,05 menit
0,09 . 110
6. Pembubutan ulir dengan di = 23 mm, dan L = 15 mm
25 − 23
I= =4
0,5

22
15 . 4
T= = 10,25 menit
0,09 . 65

Durasi total proses pembubutan benda kerja dapat ditentukan


dengan menjumlahkan semua waktu pada tiap tahapan pembubutan mulai
dari awal sampai selesai. Ttotal = 7,57 menit + 10,10 menit + 10,10 menit +
10,10 menit + 5,05menit + 10,25 menit = 53,17 menit.

23
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum bubut konvensional kali ini dapat
disimpulkan:
1. Bubut konvensional merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang
sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian
dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan
sumbu putar dari benda kerja
2. Prinsip kerja mesin bubut yaitu benda kerja diputar dengan kecepatan
tertentu dan menggunakan pahat untuk menyayat benda kerja untuk
membuat benda yang diinginkan
3. Pembubutan ulir merupakan proses permesinan menggunakan mesin bubut
untuk menciptakan alur spiral yang mililit pada ujunng sebuah poros dan
pembubutan kartel atau knurling merupakan proses permesinan untuk
membentuk alur-alur atau rigi-rigi dengan pola profil dapat berbentuk lurus,
menyilang, atau berlian
4. Waktu total proses pembubutan benda kerja menurut perhitungan rumus
yaitu 40,38 menit.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil praktikum bubut konvensional kali ini terdapat beberapa
hal yang perlu ditingkatkan yaitu berikut ini.
5.2.1 Laboratorium
1. Sebaiknya praktikan diarahkan saat pengaturan kecepatan putaran,
pergerakan pemakanan, dan pergantian mata pahat.

5.2.2 Asisten
1. Sebaiknya praktikan diberikan pemahaman materi yang lebih mendalam
lagi dengan video peragaan pembubutan yang lebih informatif.

24
DAFTAR PUSTAKA

Hardjoko W, Sri, & Yuwana, Yatna.1985. Mesin Perkakas. Bandung : Penerbit


ITB.

Modul Praktikum Teknik Manufaktur 1 2020. Laboratorium Teknologi Manufaktur


Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Mulyanto, Tri. 2007. Proses Manufaktur II (Metal Cutting Process), Edisi 2.


Penerbit Universitas Pancasila. Jakarta

Rochim, Taufiq. Pemprograman NC, Mechanical & Production Engineering


(MPE). Bandung. Penertbit ITB.

Zuliadin, Ilham, https://tugasmahasiswateknik99.blogspot.com/2018/07/hasil-


produk-mesin-bubut.html, diakses pada 25 MEi 2021

25
LAMPIRAN

26
Gambar Benda Kerja dengan SOLIDWORKS

Gambar Benda Tugas dengan SOLIDWORKS

27
Screenshot Pertemuan

28
LABORATORIUM TEKNOLOGI MANUFAKTUR
JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km 3 Cilegon

Asisten : Agung FORM WORK INTRUCTION


Asisten : IlhamSetiawan
Nugrahatama Putra Nama : Muhammad Yusuf Alfarizqi

NPM : 3331190063

Kelompok : 6
Tanggal
: 19 Mei 2021
Praktikum

MESIN BUBUT KONVENSIONAL

Instruksi
Data : : Data yang Dibutuhkan :

nElektroda
rata = 440Erpm
6014 1. Tahapan Penyayatan
n alur = 220 rpm 2. Frekuensi Pemakanan
n ulir = 65 rpm 3. Waktu Pemesinan
n kartel 110 rpm 4. Sudut Tirus
s = 0,09 mm/rev 5. Total Waktu Pemesinan
t = 0,5 mm

29

Anda mungkin juga menyukai