Disusun Oleh:
NIM: 19511334
FAKULTAS TEKNIK
(2022)
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
Disusun Oleh:
NIM: 19511334
FAKULTAS TEKNIK
(2022)
i
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
Disusun Oleh :
NIM. 19511334
Mengetahui,
ii
ABSTRAK
iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat serta karunia-
Nya penyusun dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktek Kerja Nyata
yang berjudul “Alur Kerja Mesin Bubut dan Mesin Frais”. Laporan praktek ini
disusun untuk memenuhi persyaratan setelah melaksanakan Praktek Kerja Nyata
pada Program Studi Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Ponorogo.Dan
penyusun tidak lupa mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan Laporan praktek ini kepada yang terhormat :
2. Bapak Yoyok Winardi, S.ST., M.T. selaku Kepala Program Studi Teknik Mesin
7. Teman – teman sesama mahasiswa dan seperjuangan dan semua pihak yang
membantu sehingga laporan praktek kerja Nyata ini dapat selesai tepat waktu.
Demikian laporan praktek ini disusun dengan segala keterbatasan. Atas segala
saran, kritik, dan masukan, penyusun sampaikan terima kasih.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................ii
ABSTRAK .....................................................................................................iii
KATA PENGANTAR......................................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan...............................................................................1
1.2.1 Tujuan Umum.........................................................................1
1.2.2 Tujuan Khusus........................................................................1
1.3 Manfaat Penulisan.............................................................................2
1.4 Waktu, Lokasi dan Tempat Kerja Praktek........................................3
1.5 Profil Perusahaan...............................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemesinan Bubut...............................................................................4
2.1.1 Bagian – Bagian Mesin Bubut................................................5
2.1.2 Gerakan – Gerakan dalam Membubut....................................11
2.1.3 Jenis – Jenis Pekerjaan Mesin Bubut......................................11
2.1.4 Parameter Mesin Bubut...........................................................12
2.2 Pemesinan Frais ................................................................................14
2.2.1Macam – macam mesin frais (Milling Machine).....................14
2.2.2 Prinsip Kerja Mesin Frais (milling machine)..........................15
2.2.3 Bagian-bagian Mesin Frais.....................................................16
2.2.4 Kecepatan Potong dan Pemakanan.........................................17
2.2.5 Macam-macam Pisau Frais.....................................................18
2.2.6 Jenis Pahat Potong pada Mesin Frais......................................19
v
BAB III METODE PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA NYATA.............21
3.1 Metodologi Pelaksanaan PKN..........................................................21
3.2 Rangkuman Pekerjaan Yang Dilakukan Selama PKN......................21
3.2.1. Pemesinan Bubut 1.................................................................21
3.2.2. Pemesinan Bubut 2.................................................................23
3.2.3. Pemesinan Frais 1..................................................................24
3.2.4. Pemesinan Frais 2..................................................................26
3.3. Temuan Kendala atau Permasalahan di Tempat PKN.....................28
3.3.1 Kendala Teknis........................................................................28
3.4. Saran dari Penulis atas temuan kendala dan permasalahan selama di
tempat PKN......................................................................................28
3.4.1. Kendala Teknis.......................................................................28
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................29
4.1. Kesimpulan.......................................................................................29
4.2. Saran.................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................30
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
dijadikan sebagai pilihan untuk mengambil judul kajian tugas
akhir.
b. Bagi Instansi
Melakukan penelitian yang bisa menambah wawasan bagi
pihak perusahaan dalam rangka meningkatkan kinerja
perusahaan.
c. Bagi Universitas
Membantu mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman di
dunia kerja.
1.3 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
2
3
3. Bagi perusahaan
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Alat potong (pahat) yang dipakai untuk membentuk benda kerja akan
ditempelkan pada benda kerja yang berputar sehingga benda kerja
terbentuk sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Umumnya pahat
bubut dalam keadaan diam, pada perkembangannya ada jenis mesin
bubut yang berputar alat potongnya, sedangkan benda kerjanya diam.
5
Gambar 2.1. Mesin Bubut
2.1.1 Bagian – Bagian Utama Mesin Bubut
Bagian-bagian utama pada mesin bubut pada umumnya sama
walaupun merk atau buatan pabrik yang berbeda, hanya saja
terkadang posisi handel/tuas tombol, tabel penunjukan
pembubutan, dan rangkaian penyusunan roda gigi untuk
berbagai jenis pembubutan letak/posisinya berbeda. Demikian
juga cara pengoperasiannya tidak jauh berbeda. Berikut ini akan
diuraikan bagian-bagian utama mesin bubut konvesional (biasa)
yang pada umumnya dimiliki oleh mesin tersebut.
1. Sumbu Utama (Main Spindle)
Pada Gambar 2.2 terlihat gambar sumbu utama atau
dikenal dengan main spindle. Sumbu utama merupakan
bagian mesin bubut yang berfungsi sebagai dudukan
chuck (cekam) yang didalamnya terdapat susunan roda
gigi yang dapat digeser-geser melalui handel/ tuas untuk
mengatur putaran mesin sesuai kebutuhan pembubutan.
6
Gambar 2.2. Sumbu Utama Mesin Bubut
2. Meja Mesin (Bed)
Meja mesin merupakan tumpuan gaya pemakanan waktu
pembubutan. Meja mesin berfungsi sebagai tempat
dudukan kepala lepas dan eretan. Bentuk alas ini
bermacam-macam, ada yang datar dan ada yang salah
satu atau kedua sisinya mempunyai ketinggian tertentu.
Permukaannya halus dan rata, sehingga gerakan kepala
lepas dan eretan menjadi lancar.
7
Gambar 2.3 Meja Mesin
3. Eretan (Carriage)
Eretan seperti yang terlihat pada Gambar 2.4 merupakan
bagian dari mesin bubut yang berfungsi sebagai pembawa
dudukan pahat potong. Eretan terdiri dari beberapa bagian
seperti engkol dan transporter.
8
4. Kepala Lepas (Tail Stock)
Pada Gambar 2.5 terlihat gambar dari kepala lepas.
Kepala lepas digunakan sebagai dudukan senter putar
sebagai pendukung benda kerja pada saat pembubutan,
dudukan bor tangkai tirus, dan ce kam bor sebagai
menjepit bor.
9
6. Tuas Pengatur Kecepatan Sumbu Utama dan Plat
Penunjuk Kecepatan
Tuas pengatur kecepatan berfungsi untuk mengatur
kecepatan putaran mesin sesuai hasil dari perhitungan
atau pembacaan dari tabel putaran. Plat tabel kecepatan
sumbu utama pada gambar 2.7, menunjukkan angka-
angka besaran kecepatan sumbu utama yang dapat dipilih
sesuai dengan pekerjaan pembubutan.
10
Gambar 2.8 Transporter dan Sumbu Pembawa
8. Chuck (Cekam)
Cekam adalah alat yang digunakan untuk menjepit benda
kerja. Jenisnya ada yang berahang tiga sepusat (Self
centering chuck) seperti yang dapat dilihat pada Gambar
2.9, dan ada juga yang berahang tiga dan empat tidak
sepusat (Independenc chuck) Cekam rahang tiga sepusat,
digunakan untuk benda-benda silindris, dimana gerakan
rahang bersama-sama pada saat dikencangkan atau
dibuka. Sedangkan gerakan untuk rahang tiga dan empat
tidak sepusat, setiap rahang dapat bergerak sendiri tanpa
diikuti oleh rahang yang lain, maka jenis ini biasanya
untuk mencekam benda-benda yang tidak silindris atau
digunakan pada saat pembubutan eksentrik.
11
2.1.2 Gerakan – Gerakan dalam Membubut
Dalam pengerjaan mesin bubut dikenal beberapa prinsip
gerakan yaitu:
1. Gerakan berputar benda kerja pada sumbunya disebut
(cutting motion) artinya putaran utama. Dan cutting speed atau
kecepatan potong merupakan gerakan untuk mengurangi benda
kerja dengan pahat.
2. Pahat yang bergerak maju secara teratur, akan menghasilkan
geram/serpih/tatal (chip). Gerakan tadi disebut kecepatan
makan (feed motion)
3. Bila pahat dipasang dengan dalam pemotongan (depth of
cutting), pahat dimajukan ke arah melintang sampai kedalaman
pemotongan yang dikehendaki. Gerakan ini disebut “adjusting
motion”.
2.1.3 Jenis – Jenis Pekerjaan Mesin Bubut
Dalam prakteknya dilapangan mesin bubut dapat mengerjakan
pekerjaan pemotongan benda kerja sebagai berikut :
1. Pembubutan Muka (Facing), yaitu proses pembubutan yang
dilakukanpada tepi penampangnya atau gerak lurus terhadap
sumbu benda kerja, sehingga diperoleh permukaan yang halus
dan rata.
2. Pembubutan Rata(pembubutan silindris), yaitu pengerjaan
benda yang dilakukan sepanjang garis sumbunya. Membubut
silindris dapat dilakukan sekali atau dengan permulaan kasar
yang kemudian dilanjutkan dengan pemakanan halus atau
finishing.
3. Pembubutan ulir (threading), adalah pembuatan ulir dengan
menggunakan pahat ulir.
4. Pembubutan tirus (Taper), yaitu proses pembuatan benda
kerja berbentuk konis. Dalam pelaksanaan pembubutan tirus
dapat dilakukan denngan tiga cara, yaitu memutar eretan
12
atas(perletakan majemuk), pergerseran kepala lepas (tail stock),
dan menggunakan perlengkapan tirus (tapper atachment).
5. Pembubutan drilling, yaitu pembubutan dengan menggunakan
mata bor (drill),sehingga akan diperoleh lubang pada benda
kerja. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan awal dari pekerjaan
boring (bubut dalam).
6. Perluasan lubang (boring), yaitu proses pembubutan yang
bertujuan untuk memperbesar lubang. Pembubutan ini
menggunakan pahat bubut dalam.
2.1.4 Parameter Mesin Bubut
Ada beberapa parameter utama yang perlu di perhatikan pada
proses permesinan,terutama dalam proses pembubutan. Dengan
mengggunakan persamaan berikut kita dapat menentukan
beberapa parameter utama. Dan gambar berikut menunjukkan
skema proses bubut:
13
n = putaran poros utama (putaran/menit)
a. Kecepatan Potong.
b. Kecepatan makan.
c. Waktu pemotongan
Waktu pemotongan adalah waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan suatu produk. Rumus waktu pemotongan:
d. Kedalaman potong.
Kedalaman potong didefinisakan sebagai kedalaman geram
yang diambil oleh pahat potong. Dalam pembubutan kasar,
kedalaman potong maksimum tergantung pada kondisi mesin,
14
tipe pahat yang digunakan, dan ketermesinan dari benda kerja.
Rumus kedalaman potong adalah:
15
adalah merupakan komponen utama mesin frais yang
berbentuk box dimana lengan mesin (overarm) dan spindel
tempat memasang poros arbor.
16
suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel
mesin frais. Spindel mesin frais adalah bagian dari sistem utama
mesin frais yang bertugas untuk memegang dan memutar cutter
hingga menghasilkan putaran atau gerakan pemotongan.
Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda
kerja yang telah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan
sehingga akan menghasilkan pemotongan pada bagian benda
kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter
mempunyai kekerasan di atas kekerasan benda kerja. Pada
mesin frais terdapat dua jenis pemakanan yaitu :
a. Up Milling
Arah gerak potong yang dilakukan pahat berlawanan arah
dengan arah gerak makan yang dilakukan oleh benda kerja. Tiap
gigi dari pahat frais memotong dengan arah keluar mulai dari
permukaan yang dikehendaki sampai permukaan benda kerja.
Pada pengefraisan ini pemotongan diawali dengan geram yang
tipis. Metoda ini dipakai pada semua mesin frais.
b. Down Milling
Arah gerak potong yang dilakukan pahat searah dengan gerak
makan yang dilakukan benda kerja. Tiap pahat frais memotong
dengan arah kedalam mulai dari permukaan benda kerja hingga
permukaan yang dinginkan. Gerak potong cenderung untuk
menarik benda kerja ke dalam pahat frais. Karena hal tersebut,
maka hanya mesin yang mempunyai alat pengatur keregangan
yang dapat memakai metoda pemotongan ini.
17
b. Meja / table Merupakan bagian mesin milling, tempat untuk
clamping device atau benda kerja.
18
menempuh jarak p x d = 3.14 x 100 = 314 mm. Jarak ini
disebut jarak keliling yang ditempuh oleh mata pisau frais. Bila
28 pisau frais berputar (n) putaran dalam satu menit, maka
jarak yang ditempuh oleh mata pisau frais menjadi p x d x n.
Jarak yang ditempuh mata pisau dalam satu menit disebut juga
dengan kecepatan potong (V).
19
b. Cutter Alur Cutter
c. Cutter Modul
Cutter ini dalam satu set terdapat 8 buah. Cutter ini dipakai
untuk membuat roda-roda gigi.
f. Cutter Alur T
Cutter ini dipakai untuk membuat alur ekor burung. Cutter ini
sudut kemiringannya terletak pada sudut-sudut istimewa yaitu :
30o , 45o , 60o
h. Cutter Endmill
20
a. Mata pahat rata (plainmill) dengan bentuk gigi datar dan
helika, untuk memotong atau menghasilkan permukaan yang
rata.
21
BAB 3
METODE PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA NYATA
22
2. Diagram Komponen Yang Akan Dibuat
23
d. Pasang pahat pada toolpost
e. Atur ketinggian pahat sesuai centre benda kerja
f. Atur sudut toolpost sebesar 8-15 derajat untuk membubut
facing
g. Nyalakan mesin untuk memulai pengerjaan membubut
facing
h. Setelah pembubutan facing selesai, ubah sudut toolpost
sebesar 90 derajat untuk membubut memanjang
i. Lakukan membubut memanjang hingga target sesuai
gambar kerja
5. Parameter Pemesinan
Diketahui: d1: 35 mm
d2: 30 mm
Cs: 30
Untuk menghitung kecepatan putar mesin, digunakan
perhitungan berikut:
1000× Cs
I. n =
π ×d 1
1000× 30
n=
3,14 × 35
n = 275 rpm
1000× Cs
II. n =
π ×d 2
1000× 30
n=
3,14 × 30
n = 318 rpm
24
• Membaca gambar kerja
• Membaca alat ukur
• Membaca skala derajat
• Membaca skala nonius pada eretan
• Mengoperasikan mesin bubut
• Membubut rata dan bertingkat
• Membubut tirus dan champer
2. Diagram Komponen Yang Akan Dibuat
25
5. Coolant
4. Keselamatan Kerja
Alat :
1. Kacamata Safety
2. Baju Praktek
3. Sepatu Safety
5. Langkah Kerja
1. Potong bahan ST 37 dengan ø 1.5” dan panjang 103 mm
2. Atur putaran spindle sesuai diameter benda kerja
3. Pasang benda pada cekam
4. Pasang pahat pada tool post
5. Atur ketinggian pahat sesuai centre benda kerja
6. Atur sudut tool post sebesar 8 – 15” untuk membubut facing
7. Nyalakan mesin untuk membubut facing
8. Setelah pembubutan facing selesai, ubah sudut tool post
sebesar 90° untuk membubut memanjang
9. Bubut memanjang ø 36 mm panjang 50 mm
10. Ubah sudut pahat sebesar 45 derajat untuk membubut
champer 2x45 °
11. Ubah sudut pahat sebesar 90 °
12. Cekam benda kerja dengan panjang kurang lebih 45 mm
13. Bubut memanjang dengan ø 33mm, panjang 50mm
14. Bubut memanjang dengan ø 28mm, panjang 25mm
15. Bubut tirus 3 derajat dengan mengubah skala derajat
16. Bubut champer 1.5 x 45°, pada ø 36 mm
17. Bubut champer 2.5 x 45°, pada ø 33 mm
18. Bubut champer 2 x 45°, pada ujung tirus
3.2.3. Pemesinan Frais 1
1. Tujuan
Agar siswa dapat terampil dalam
a. Membaca gambar kerja
b. Membaca alat ukur
26
c. Membaca skala nonius pada eretan
d. Mengoperasikan mesin bubut dan mesin frais, surface
grinding
e. Membubut bertingkat dan rata
f. Mengebor, menchamper, mengalur, dan menyeney
g. Mengenal komponen mesin beserta fungsinya
h. Membuat roda gigi
2. Diagram Komponen Yang Akan Dibuat
27
3. Mesin frais dan perlengkapannya
4. Pisau modul 1.25
5. Jangka sorong
6. Coolant
7. Oli
4. Langkah Kerja
Untuk Mandril :
a. Potong bahan ST 37 dengan ø 7/8” Panjang 140 mm
b. Facing hingga kedua sisi benda mencapai panjang 135mm
c. Bubut rata dengan ø 10 mm panjang 15mm
d. Balik benda kerja, lalu bubut rata dengan ø 12,5 mm
panjang 70mm
e. Champer luar 2 × 45 derajat
f. Mengulir W ½ × 12 dengan seney sepanjang 40 mm
Untuk Roda Gigi Lurus
a. Proses Pembubutan
1. Potong bahan ST 37 dengan ø 1½” panjang 15 mm
2. Facing hingga kedua sisi benda mencapai panjang 12,5 mm
3. Bor center dengan ø 3 lalu bor dengan ø 12,5 mm, tembus
4. Pasang benda kerja pada andril satu kelompok, lalu bubut
rata hingga mencapai ø 33,75 mm
b. Proses Pengefraisan
1. Setting modul 1.25 pada mesin frais horizontal. Pastikan
arah putaran spindel utama sudah benar dan sudah center
dengan kepala lepas
2. Setting putaran spindel dan keping pembagi sesuai
perhitungan
3. Cekam benda kerja denan kondisi benda kerja masih
terpasang pada mandril
4. Untuk memastikan jarak bagian, sayatkan modul pada
ujung benda kerja dan pastikan jarak akhir sayatan sama
28
5. Lakukan penyayatan sampai kedalaman 2,5 mm sampai
pada jumlah gigi yang diketahui
6. Mengalur pada roda gigi yang sudah jadi tersebut dengan
mesin bubul sesuai gambar kerja
7. Champer pada dua sisi roda gigi
8. Finishing dengan mesin surface grinding sampai kedua
permukaan rata
3.2.4. Pemesinan Frais 2
1. Tujuan
Agar siswa terampil dalam
- Membaca gambar kerja
- Membaca alat ukur
- Membaca skala nonius pada eretan
- Mengoperasikan mesin bubut, mesin frais, dan mesin bor
- Membubut bertingkat, rata, champer, dan tirus
- Mengenal komponen mesin beserta fungsinya
- Membuat roda gigi
- Melaksanakan kerja dengan efisien
2. Diagram Komponen Yang Akan Dibuat
29
Baja ST 37 (simbol) 1.5” panjang 73 mm
Alat :
1. Mesin gergaji
2. Mesin bubut dan peralatannya
3. Mesin frais dan perlengkapan
4. Mesin bor
5. Pisau modul 1.75
6. Jangka sorong
7. Mata bor (simbol) 8mm
8. Coolant
9. Oli
4. Keselamatan Kerja
Alat :
1. Wearpack
2. Kacamata Safety
3. Sepatu Safety
5. Langkah Kerja
• Untuk Roda Gigi Payung
a. Proses Pembubutan
1. Potong bahan ST 37 dengan ø 1.5” dan panjang 73 mm
2. Facing kedua ujung benda hingga mencapai panjang 70 mm
3. Bubut rata hingga mencapai ø 13 panjang 42.5 mm
4. Balik benda kerja, lalu bubut rata dengan ø 26.2 mm
panjang 27.5 mm
5. Bubut rata lagi dengan ø 9 mm panjang 10 mm
6. Ubah sudut eretan sebesar 13.4 °
7. Bubut tirus pada ø 26.2 mm panjang 18.5 mm
8. Champer ujung benda kerja
9. Bubut 90° pada ujung benda yang telah di tirus
b. Proses Pengefraisan
1. Setting modul 1.75 pada mesin frais, dan pastikan arah
putaran spindel utama benar dan center kepala lepas
30
2. Setting putaran spindel dan keping pembagi sesuai
perhitungan
3. Cekam benda kerja dengan kemiringan 12°
4. Lakukan penyayatan sampai kedalaman 3 mm sampai pada
jumlah roda gigi yang diketahui
c. Proses Pengeboran
1. Beri penitik pada benda ø 13 mm dengan jarak 14 mm
2. Pasang mata bor ø 8 mm dan pasang benda kerja pada
ragum bor
3. Senterkan ujung mata bor ke bekas penitik lalu bor tembus
• Untuk Tangkai
1. Potong benda kerja ø 10 mm panjang 125 mm
2. Facing kedua ujung benda hingga mencapai panjang 120
mm
3. Bor center pada salah satu ujung benda
4. Bubut rata dengan ø 7.8 mm panjang 112 mm
5. Pastikan tangkai masuk pada lubang roda gigi, lalu keling
tangkai
3.3 Temuan Kendala atau Permasalahan di Tempat PKN
3.3.1. Kendala Teknis
Kendala yang dialami adalah kurangnya peralatan yang bisa
digunakan. Kendala ini membuat peserta PKN bergantian dalam
melakukan pekerjaan.
3.4 Saran dari Penulis atas temuan kendala dan permasalahan selama di
tempat PKN
3.4.1. Kendala Teknis
Kendala yang dialami bukanlah sebuah alasan untuk mengurangi
performa pekerjaan yang dilakukan. Diperlukan cara untuk
beradaptasi agar tingkat kualitas pekerjaan yang dilakukan
konsisten. Oleh karena itu, saran untuk menghadapi kendala yang
dihadapi selama PKN adalah mengalokasikan sumber daya
tambahan untuk membantu dalam pekerjaan peserta PKN.
31
32
BAB 4
4.1 Kesimpulan
Dari kegiatan Praktik Kerja Nyata yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Kegiatan Praktik Kerja Nyata dilakukan di CV. Sumber Pangestu
Mandiri.
2. Kegiatan yang dilakukan saat Praktik Kerja Nyata adalah pemesinan
bubut dan pemesinan frais.
4.2 Saran
Dari kegiatan Praktik Kerja Nyata yang telah dilakukan, saran yang
diberikan adalah diharapkan bahwa hubungan antara Universitas
Muhammadiyah Ponorogo dan CV. Sumber Pangestu Mandiri bisa
berjalan dengan baik kedepannya.
33
DAFTAR PUSTAKA
Childs, T., Maekawa, K., Obikawa, T., and Yamane, Y., 2000, “Metal
Machining Theory and applications”, by John Wiley & Sons Inc, New
York - Toronto.
34
LAMPIRAN
FOTO KEGIATAN PKN
FORM PENILAIAN PRAKTEK KERJA NYATA ( PKN )
Nama : Biggy Noertova Aldiyanto
Nim : 19511334
Program Studi : Teknik Mesin
Fakultas : Teknik
Universitas : Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Lokasi PKN : CV. SUMBER PANGESTU MANDIRI
Bagian/bidang : Mesin Bubut
Judul Laporan : ALUR PEKERJAAN MESIN BUBUT
No. Aspek Penilaian Prosentase Nilai Keterangan
Direktur Perusahaan
Agus Witono, S. Pd