Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

ALUR KERJA MESIN BUBUT DAN MESIN FRAIS

Disusun Oleh:

Biggy Noertova Aldiyanto

NIM: 19511334

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

(2022)
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

ALUR KERJA MESIN BUBUT DAN MESIN FRAIS

Disusun Oleh:

Biggy Noertova Aldiyanto

NIM: 19511334

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

(2022)

i
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

ALUR PEKERJAAN MESIN BUBUT DAN MESIN FRAIS

CV. SUMBER PANGESTU MANDIRI

Disusun Oleh :

Biggy Noertova Aldiyanto

NIM. 19511334

Direktur Perusahaan Pembimbing


Laporan

Agus Witono, S. Pd Yoyok Winardi,


S.T., M.T
NIK. 19860803 201909 13

Mengetahui,

Kaprodi Teknik Mesin

Yoyok Winardi, S.T., M.T


NIK. 19860803 201909 13

ii
ABSTRAK

Perkembangan dan penerapan teknologi yang merambah hampir keseluruh bidang


kehidupan pada teknologi sekarang ini. Tak terkecuali pada bidang manufaktur,
sehingga pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan dapat dilakukan dengan lebih
efektif dan efisien. Seiring dengan tuntutan dunia kerja yang semakin kompetitif,
maka mahasiswa sebagai subjek dan objek pembangunan perlu dibekali wawasan,
kemampuan dan pengalaman yang bermutu dan berkualitas sebelum mereka
benar-benar terjun ke masyarakat. Untuk mendukung terwujudnya hal tersebut
maka Universitas Muhammadiyah Ponorogo sebagai salah satu lembaga
pendidikan tinggi menyelenggarakan Praktik Kerja Nyata (PKN). Mesin bubut
(turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas yang dalam proses kerjanya
bergerak memutar benda kerja dan menggunakan potong pahat (tools) sebagai alat
untuk memotong benda kerja tersebut. Proses pemesinan frais adalah proses
penyayatan benda kerja dengan alat potong dengan mata potong jamak yang
berputar. Proses penyayatan dengan gigi potong yang banyak yang mengitari
pahat ini bisa menghasilkan proses pemesinan lebih cepat.

Kata Kunci: Manufaktur, Mesin, Bubut, Frais

iii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat serta karunia-
Nya penyusun dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktek Kerja Nyata
yang berjudul “Alur Kerja Mesin Bubut dan Mesin Frais”. Laporan praktek ini
disusun untuk memenuhi persyaratan setelah melaksanakan Praktek Kerja Nyata
pada Program Studi Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Ponorogo.Dan
penyusun tidak lupa mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan Laporan praktek ini kepada yang terhormat :

1. Bapak Edy Kurniawan,S.T.,M.T. selaku dekan Universitas Muhammadiyah


Ponorogo.

2. Bapak Yoyok Winardi, S.ST., M.T. selaku Kepala Program Studi Teknik Mesin

3. Bapak Yoyok Winardi, S.ST., M.T. selaku Dosen Pembimbing

6. Seluruh Karyawan Di CV. Sumber Pangestu Mandiri

7. Teman – teman sesama mahasiswa dan seperjuangan dan semua pihak yang
membantu sehingga laporan praktek kerja Nyata ini dapat selesai tepat waktu.

Penyusun menyadari masih terdapat kekurangan dan kesalahan dalam laporan


PKN ini, untuk itu penyusun mengharap kritik dan saran yang sifatnya
membangun, sebagai sarana untuk penyempurnaan pada laporan praktek ini.

Demikian laporan praktek ini disusun dengan segala keterbatasan. Atas segala
saran, kritik, dan masukan, penyusun sampaikan terima kasih.

Madiun, 25 Juli 2022

Penyusun

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................ii
ABSTRAK .....................................................................................................iii
KATA PENGANTAR......................................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan...............................................................................1
1.2.1 Tujuan Umum.........................................................................1
1.2.2 Tujuan Khusus........................................................................1
1.3 Manfaat Penulisan.............................................................................2
1.4 Waktu, Lokasi dan Tempat Kerja Praktek........................................3
1.5 Profil Perusahaan...............................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemesinan Bubut...............................................................................4
2.1.1 Bagian – Bagian Mesin Bubut................................................5
2.1.2 Gerakan – Gerakan dalam Membubut....................................11
2.1.3 Jenis – Jenis Pekerjaan Mesin Bubut......................................11
2.1.4 Parameter Mesin Bubut...........................................................12
2.2 Pemesinan Frais ................................................................................14
2.2.1Macam – macam mesin frais (Milling Machine).....................14
2.2.2 Prinsip Kerja Mesin Frais (milling machine)..........................15
2.2.3 Bagian-bagian Mesin Frais.....................................................16
2.2.4 Kecepatan Potong dan Pemakanan.........................................17
2.2.5 Macam-macam Pisau Frais.....................................................18
2.2.6 Jenis Pahat Potong pada Mesin Frais......................................19

v
BAB III METODE PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA NYATA.............21
3.1 Metodologi Pelaksanaan PKN..........................................................21
3.2 Rangkuman Pekerjaan Yang Dilakukan Selama PKN......................21
3.2.1. Pemesinan Bubut 1.................................................................21
3.2.2. Pemesinan Bubut 2.................................................................23
3.2.3. Pemesinan Frais 1..................................................................24
3.2.4. Pemesinan Frais 2..................................................................26
3.3. Temuan Kendala atau Permasalahan di Tempat PKN.....................28
3.3.1 Kendala Teknis........................................................................28
3.4. Saran dari Penulis atas temuan kendala dan permasalahan selama di
tempat PKN......................................................................................28
3.4.1. Kendala Teknis.......................................................................28
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................29
4.1. Kesimpulan.......................................................................................29
4.2. Saran.................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................30
LAMPIRAN

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Mesin Bubut.................................................................................5

Gambar 2.2. Sumbu Utama Mesin Bubut ........................................................6

Gambar 2.3 Meja Mesin ..................................................................................7

Gambar 2.4. Carriage........................................................................................7

Gambar 2.5 Kepala Lepas Mesin......................................................................8

Gambar 2.6. Penjepit Pahat..............................................................................8

Gambar 2.7 Tuas Pengatur Kecepatan Sumbu Utama......................................9

Gambar 2.8 Transporter dan Sumbu Pembawa................................................10

Gambar 2.9 Cekam...........................................................................................10

Gambar 2.10 Skema Proses Bubut...................................................................12

Gambar 3.1 Bubut Bertingkat...........................................................................22

Gambar 3.2 Bubut Tirus dan Champer.............................................................24

Gambar 3.3 Mandril dan Roda Gigi Lurus.......................................................26

Gambar 3.4 Roda Gigi Payung.........................................................................28

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Formulir Kegiatan Harian Mahasiswa

Lampiran Form Penilaian PKN

Lampiran Foto Kegiatan PKN

viii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan dan penerapan teknologi yang merambah hampir
keseluruh bidang kehidupan pada teknologi sekarang ini. Tak terkecuali
pada bidang manufaktur, sehingga pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan
dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. Untuk itu perlu
dipersiapkan sumber daya manusia yang terampil dan berkeahlian dalam
mengakomodasi kemajuan tersebut.
Seiring dengan tuntutan dunia kerja yang semakin kompetitif,
maka mahasiswa sebagai subjek dan objek pembangunan perlu dibekali
wawasan, kemampuan dan pengalaman yang bermutu dan berkualitas
sebelum mereka benar-benar terjun ke masyarakat. Untuk mendukung
terwujudnya hal tersebut maka Universitas Muhammadiyah Ponorogo
sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi menyelenggarakan Praktik
Kerja Nyata (PKN). Dalam pelaksanaannya mahasiswa diharuskan terjun
langsung ke dunia kerja yang akan dihadapi setelah selesai masa studinya.
Hal ini setidaknya dapat memberi gambaran kepada mahasiswa mengenai
dunia kerja yang akan mereka jalani sesuai dengan bidang keahliannya.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan Praktek Kerja Nyata yang dilakukan adalah:
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan dari Praktek Kerja Nyata ini adalah untuk memberikan
kesempatan untuk menerapkan teori – teori yang telah dipelajari
dan menganalisa dan memecahkan masalah yang sering terjadi di
dunia kerja.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Bagi Penulis
Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengetahui
lebih spesifik permasalahan industri atau perusahaan yang
terkait dengan operasi dan ilmu permesinan, sehingga dapat

1
dijadikan sebagai pilihan untuk mengambil judul kajian tugas
akhir.
b. Bagi Instansi
Melakukan penelitian yang bisa menambah wawasan bagi
pihak perusahaan dalam rangka meningkatkan kinerja
perusahaan.
c. Bagi Universitas
Membantu mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman di
dunia kerja.
1.3 Manfaat

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan Kerja


Praktek ini baik dari pihak mahasiswa, perusahaan maupun perguruan
tinggi, yaitu:

1. Bagi Mahasiswa

a. Dapat memahami dan mengetahui berbagai macam aspek kegiatan


perusahaan;

b. Dapat membandingkan teori-teori ilmiah yang diperoleh selama


perkuliahan dengan kondisi nyata di lapangan;

c. Memperoleh kesempatan untuk melatih keterampilan dalam


melakukan pekerjaan atau kegiatan lapangan;

d. Melatih bekerja, berdisiplin dan bertanggung jawab.

2. Bagi Perguruan Tinggi

a. Mendapat masukan mengenai penerapan ilmu manajemen dalam


produksi dengan kurikulum perkuliahan, dapat menjadi
landasan untuk perbaikan kurikulum agar dapat sejalan dengan
keadaan dilapangan;

b. Meningkatkan kerja sama antara lembaga pendidikan dengan


perusahaan.

2
3
3. Bagi perusahaan

a. Hasil pelaksanaan praktek merupakan bahan masukan bagi


pihak manajemen perusahaan dalam rangka meningkatkan
kinerja perusahaan;

b. Turut berpartisipasi dalam meningkatkan pendidikan nasional.

1.4 Waktu, Lokasi dan Tempat Kerja Praktek

Kerja Praktek ini dilaksanakan di Lingkungan CV. Sumber Pangestu


Mandiri daerah Tebing Tinggi tepatnya di Jl. Budi Utomo No. 10,
Ronowijayan, Kec. Ponorogo, Kab. Ponorogo, yang dimulai dari Tanggal
10 Mei 2022 sampai 10 Juni 2022.
1.5 Profil Perusahaan

CV. Sumber Pangestu Mandiri adalah perusahaan industri berat yang


berdiri di daerah Tebing Tinggi tepatnya di Jl. Budi Utomo No. 10,
Ronowijayan, Kec. Ponorogo, Kab. Ponorogo.

4
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemesinan Bubut


Mesin bubut (turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas yang
dalam proses kerjanya bergerak memutar benda kerja dan
menggunakan potong pahat (tools) sebagai alat untuk memotong benda
kerja tersebut. Mesin bubut merupakan salah satu mesin proses
produksi yang dipakai untuk membentuk benda kerja yang berbentuk
silindris, namun dapat juga dipakai untuk beberapa kepentingan lain.
Pada prosesnya benda kerja terlebih dahulu dipasang pada chuck
(pencekam) yang terpasang pada spindel mesin, kemudian spindel dan
benda kerja diputar dengan kecepatan tertentu.

Alat potong (pahat) yang dipakai untuk membentuk benda kerja akan
ditempelkan pada benda kerja yang berputar sehingga benda kerja
terbentuk sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Umumnya pahat
bubut dalam keadaan diam, pada perkembangannya ada jenis mesin
bubut yang berputar alat potongnya, sedangkan benda kerjanya diam.

Pada kelompok mesin bubut juga terdapat bagian-bagian otomatis


dalam pergerakannya bahkan juga ada yang dilengkapi dengan layanan
sistem otomatis, baik yang dilayani dengan sistem hidraulik ataupun
elektrik. Ukuran mesinnya pun tidak semata-mata kecil karena tidak
sedikit mesin bubut konvensional yang dipergunakan untuk
mengerjakan pekerjaan besar seperti yang dipergunakan pada industri
perkapalan dalam membuat atau merawat poros baling-baling kapal
yang diameternya mencapai 1.000 mm atau lebih. Pada Gambar 2.1
terlihat contoh dari mesin bubut.

5
Gambar 2.1. Mesin Bubut
2.1.1 Bagian – Bagian Utama Mesin Bubut
Bagian-bagian utama pada mesin bubut pada umumnya sama
walaupun merk atau buatan pabrik yang berbeda, hanya saja
terkadang posisi handel/tuas tombol, tabel penunjukan
pembubutan, dan rangkaian penyusunan roda gigi untuk
berbagai jenis pembubutan letak/posisinya berbeda. Demikian
juga cara pengoperasiannya tidak jauh berbeda. Berikut ini akan
diuraikan bagian-bagian utama mesin bubut konvesional (biasa)
yang pada umumnya dimiliki oleh mesin tersebut.
1. Sumbu Utama (Main Spindle)
Pada Gambar 2.2 terlihat gambar sumbu utama atau
dikenal dengan main spindle. Sumbu utama merupakan
bagian mesin bubut yang berfungsi sebagai dudukan
chuck (cekam) yang didalamnya terdapat susunan roda
gigi yang dapat digeser-geser melalui handel/ tuas untuk
mengatur putaran mesin sesuai kebutuhan pembubutan.

6
Gambar 2.2. Sumbu Utama Mesin Bubut
2. Meja Mesin (Bed)
Meja mesin merupakan tumpuan gaya pemakanan waktu
pembubutan. Meja mesin berfungsi sebagai tempat
dudukan kepala lepas dan eretan. Bentuk alas ini
bermacam-macam, ada yang datar dan ada yang salah
satu atau kedua sisinya mempunyai ketinggian tertentu.
Permukaannya halus dan rata, sehingga gerakan kepala
lepas dan eretan menjadi lancar.

7
Gambar 2.3 Meja Mesin
3. Eretan (Carriage)
Eretan seperti yang terlihat pada Gambar 2.4 merupakan
bagian dari mesin bubut yang berfungsi sebagai pembawa
dudukan pahat potong. Eretan terdiri dari beberapa bagian
seperti engkol dan transporter.

Gambar 2.4. Carriage

8
4. Kepala Lepas (Tail Stock)
Pada Gambar 2.5 terlihat gambar dari kepala lepas.
Kepala lepas digunakan sebagai dudukan senter putar
sebagai pendukung benda kerja pada saat pembubutan,
dudukan bor tangkai tirus, dan ce kam bor sebagai
menjepit bor.

Gambar 2.5 Kepala Lepas Mesin


5. Penjepit Pahat
Penjepit pahat digunakan untuk menjepit atau memegang
pahat potong yang bentuknya ada beberapa macam di
antaranya seperti ditunjukkan pada Gambar 2.6. Jenis ini
sangat praktis dan dapat menjepit pahat 4 buah sekaligus
sehingga dalam suatu pengerjaan bila memerlukan 4
macam pahat dapat dipasang dan disetel sekaligus.

Gambar 2.6. Penjepit Pahat

9
6. Tuas Pengatur Kecepatan Sumbu Utama dan Plat
Penunjuk Kecepatan
Tuas pengatur kecepatan berfungsi untuk mengatur
kecepatan putaran mesin sesuai hasil dari perhitungan
atau pembacaan dari tabel putaran. Plat tabel kecepatan
sumbu utama pada gambar 2.7, menunjukkan angka-
angka besaran kecepatan sumbu utama yang dapat dipilih
sesuai dengan pekerjaan pembubutan.

Gambar 2.7 Tuas Pengatur Kecepatan Sumbu Utama


7. Transporter dan Sumbu Pembawa
Transporter atau poros transporter seperti yang terlihat
pada Gambar 2.8 adalah poros berulir segi empat atau
trapesium yang biasanya memiliki kisar 6 mm,digunakan
untuk membawa eretan pada waktu kerja otomatis,
misalnya waktu membubut ulir, alur, atau pekerjaan
pembubutan lainnya. Sedangkan sumbu pembawa atau
poros pembawa adalah poros yang selalu berputar untuk
membawa atau mendukung jalannya eretan.

10
Gambar 2.8 Transporter dan Sumbu Pembawa
8. Chuck (Cekam)
Cekam adalah alat yang digunakan untuk menjepit benda
kerja. Jenisnya ada yang berahang tiga sepusat (Self
centering chuck) seperti yang dapat dilihat pada Gambar
2.9, dan ada juga yang berahang tiga dan empat tidak
sepusat (Independenc chuck) Cekam rahang tiga sepusat,
digunakan untuk benda-benda silindris, dimana gerakan
rahang bersama-sama pada saat dikencangkan atau
dibuka. Sedangkan gerakan untuk rahang tiga dan empat
tidak sepusat, setiap rahang dapat bergerak sendiri tanpa
diikuti oleh rahang yang lain, maka jenis ini biasanya
untuk mencekam benda-benda yang tidak silindris atau
digunakan pada saat pembubutan eksentrik.

Gambar 2.9 Cekam

11
2.1.2 Gerakan – Gerakan dalam Membubut
Dalam pengerjaan mesin bubut dikenal beberapa prinsip
gerakan yaitu:
1. Gerakan berputar benda kerja pada sumbunya disebut
(cutting motion) artinya putaran utama. Dan cutting speed atau
kecepatan potong merupakan gerakan untuk mengurangi benda
kerja dengan pahat.
2. Pahat yang bergerak maju secara teratur, akan menghasilkan
geram/serpih/tatal (chip). Gerakan tadi disebut kecepatan
makan (feed motion)
3. Bila pahat dipasang dengan dalam pemotongan (depth of
cutting), pahat dimajukan ke arah melintang sampai kedalaman
pemotongan yang dikehendaki. Gerakan ini disebut “adjusting
motion”.
2.1.3 Jenis – Jenis Pekerjaan Mesin Bubut
Dalam prakteknya dilapangan mesin bubut dapat mengerjakan
pekerjaan pemotongan benda kerja sebagai berikut :
1. Pembubutan Muka (Facing), yaitu proses pembubutan yang
dilakukanpada tepi penampangnya atau gerak lurus terhadap
sumbu benda kerja, sehingga diperoleh permukaan yang halus
dan rata.
2. Pembubutan Rata(pembubutan silindris), yaitu pengerjaan
benda yang dilakukan sepanjang garis sumbunya. Membubut
silindris dapat dilakukan sekali atau dengan permulaan kasar
yang kemudian dilanjutkan dengan pemakanan halus atau
finishing.
3. Pembubutan ulir (threading), adalah pembuatan ulir dengan
menggunakan pahat ulir.
4. Pembubutan tirus (Taper), yaitu proses pembuatan benda
kerja berbentuk konis. Dalam pelaksanaan pembubutan tirus
dapat dilakukan denngan tiga cara, yaitu memutar eretan

12
atas(perletakan majemuk), pergerseran kepala lepas (tail stock),
dan menggunakan perlengkapan tirus (tapper atachment).
5. Pembubutan drilling, yaitu pembubutan dengan menggunakan
mata bor (drill),sehingga akan diperoleh lubang pada benda
kerja. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan awal dari pekerjaan
boring (bubut dalam).
6. Perluasan lubang (boring), yaitu proses pembubutan yang
bertujuan untuk memperbesar lubang. Pembubutan ini
menggunakan pahat bubut dalam.
2.1.4 Parameter Mesin Bubut
Ada beberapa parameter utama yang perlu di perhatikan pada
proses permesinan,terutama dalam proses pembubutan. Dengan
mengggunakan persamaan berikut kita dapat menentukan
beberapa parameter utama. Dan gambar berikut menunjukkan
skema proses bubut:

Gambar 2.10 Skema Proses Bubut


Keterangan:
 Benda kerja:
Do = diameter awal (mm)
Dm = diameter akhir (mm)
lt = panjang pemotongan (mm)
 Mesin bubut:
a = kedalaman potong (mm)
f = gerak makan (mm/putaran)

13
n = putaran poros utama (putaran/menit)

a. Kecepatan Potong.

Kecepatan potong untuk proses bubut dapat didefinisikan


sebagai kerja rata-rata pada sebuah titik lingkaran pada pahat
potong dalam satu menit. Kecepatan putar(speed), selalu
dihubungkan dengan sumbu utama (spindel) dan benda kerja.
Secara sederhana kecepatan potong diasumsikan sebagai
keliling benda kerja dikalikan kecepatan putar. Kecepatan
potong bias any dinyatakan dalam unit satuan m/menit.
Kecepatan potong ditentukan oleh diameter benda dan potaran
poros utama.

b. Kecepatan makan.

Gerak makan , f(feeding) adalah jarak yang ditempuh oleh pahat


setiap benda kerja berputar satu kali sehingga satuan f adalah
mm/rev. gerak makan pula ditentukan oleh kekuatan mesin,
material benda kerja, material pahat, bentuk pahat, dan terutama
kekasaran yang diinginkan. Sehingga kecepatan makan
didefinisikan sebagai jarak dari pergerakan pahat potong
sepanjang jarak kerja untuk setiap putaran dari spindle.

c. Waktu pemotongan
Waktu pemotongan adalah waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan suatu produk. Rumus waktu pemotongan:

d. Kedalaman potong.
Kedalaman potong didefinisakan sebagai kedalaman geram
yang diambil oleh pahat potong. Dalam pembubutan kasar,
kedalaman potong maksimum tergantung pada kondisi mesin,

14
tipe pahat yang digunakan, dan ketermesinan dari benda kerja.
Rumus kedalaman potong adalah:

e. Kecepatan penghasil geram.


Geram adalah potongan dari material yang terlepas dari benda
kerja oleh pahat potong.

2.2 Pemesinan Frais

Proses pemesinan frais adalah proses penyayatan benda kerja dengan


alat potong dengan mata potong jamak yang berputar. Proses
penyayatan dengan gigi potong yang banyak yang mengitari pahat ini
bisa menghasilkan proses pemesinan lebih cepat. Dalam pemotongan
pisau frais dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : penampang
geram dan gaya potong spesifik (Rochim, 1993). Permukaan yang
disayat bisa berbentuk datar, menyudut, atau melengkung. Permukaan
benda kerja bisa juga berbentuk kombinasi dari 21 beberapa bentuk.
Mesin yang digunakan untuk memegang benda kerja, memutar pahat
dan penyayatannya disebut frais.

2.2.1 Macam – macam mesin frais (Milling Machine)


a. Mesin Frais Horizontal
Mesin ini dibentuk sedemikian rupa sehingga meja kerja dapat
digerakkan longitudinal maju mundur, secara manual maupun
otomatis. Kedudukan sumbunya (spindel) kearah datar
(horizontal). Mesin frais horizontal, alasnya (base) dari besi
tuang kelabu yang mendukung seluruh komponen dan dibaut
fondasi serta berfungsi untuk menampung cairan pendingin
yang mengalir kebawah, dimana di dalam kolom (Coloumn)
terdapat mesin pompa yang memompa cairan tersebut untuk
kemudian disirkulasi lagi ke atas meja (table). Pada bagian
kolom yang mendukung seluruh rangka terdapat kotak roda
gigi kecepatan, motor dengan sabuk transmisi. Kolom ini

15
adalah merupakan komponen utama mesin frais yang
berbentuk box dimana lengan mesin (overarm) dan spindel
tempat memasang poros arbor.

b. Mesin Frais Vertikal

Sesuai dengan namanya yang dimaksud vertikal sebenernya


adalah poros spindelnya yang dikonstruksikan dalam posisi
tegak. Semua bagian yang terdapat pada mesin frais tegak
sama seperti pada mesin frais horizontal hanya saja posisi
spindelnya tegak. Kepala mesin yang tegak dapat diputar ke
kiri dan ke kanan serta dapat digerakkan naik, sehingga mesin
dapat digunakan untuk membuat benda kerja yang tidak dapat
dilakukan dengan mesin frais datar. Mesin frais jenis vertikal
sangat sesuai untuk membuat bentuk alur ekor burung
(dovetail), alur tanpa ujung (blind slot), dan alur T.

c. Mesin Frais Universal

Konstruksi mesin frais universal tidak berbeda dengan mesin


frais datar, perbedaannya hanya terletak pada mejanya. Mesin
frais dapat digeser (diputar) sehingga membentuk sudut
(swivel), disamping dapat bergeraj mendatar dan tegak. Oleh
karena itu mesin frais universal sering digunakan untuk
membuat benda kerja roda gigi spiral (heliks). Sumbu utama
(spindel) gabungan bidang vertikal dan horizontal. Jadi mesin
frais universal adalah salah satu jenis mesin frais yang dapat
digunakan pada posisi tegak (vertikal) dan mendatar
(horizontal) dan memiliki meja yang dapat digeser/diputar
pada kapasitas tertentu.

2.2.2 Prinsip Kerja Mesin Frais (milling machine)

Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang


diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik,
selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui

16
suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel
mesin frais. Spindel mesin frais adalah bagian dari sistem utama
mesin frais yang bertugas untuk memegang dan memutar cutter
hingga menghasilkan putaran atau gerakan pemotongan.
Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda
kerja yang telah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan
sehingga akan menghasilkan pemotongan pada bagian benda
kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter
mempunyai kekerasan di atas kekerasan benda kerja. Pada
mesin frais terdapat dua jenis pemakanan yaitu :

a. Up Milling
Arah gerak potong yang dilakukan pahat berlawanan arah
dengan arah gerak makan yang dilakukan oleh benda kerja. Tiap
gigi dari pahat frais memotong dengan arah keluar mulai dari
permukaan yang dikehendaki sampai permukaan benda kerja.
Pada pengefraisan ini pemotongan diawali dengan geram yang
tipis. Metoda ini dipakai pada semua mesin frais.

b. Down Milling
Arah gerak potong yang dilakukan pahat searah dengan gerak
makan yang dilakukan benda kerja. Tiap pahat frais memotong
dengan arah kedalam mulai dari permukaan benda kerja hingga
permukaan yang dinginkan. Gerak potong cenderung untuk
menarik benda kerja ke dalam pahat frais. Karena hal tersebut,
maka hanya mesin yang mempunyai alat pengatur keregangan
yang dapat memakai metoda pemotongan ini.

2.2.3 Bagian-bagian Mesin Frais

Mesin frais memiliki beberapa bagian, diantaranya sebagai


berikut:

a. Spindel utama Merupakan bagian yang terpenting dari mesin


milling (Frais). Tempat untuk mencekam alat potong.

17
b. Meja / table Merupakan bagian mesin milling, tempat untuk
clamping device atau benda kerja.

c. Motor drive Merupakan bagian mesin yang berfungsi


menggerakkan bagian-bagian mesin yang lain seperti spindel
utama, meja (feeding) dan pendingin (cooling).

d. Transmisi Merupakan bagian mesin yang menghubungkan


motor penggerak dengan yang digerakkan.

e. Knee Merupakan bagian mesin untuk menopang/menahan


meja mesin. Pada bagian ini terdapat transmisi gerakan
pemakanan (feeding).

f. Column/tiang Merupakan bagian dari mesin. Tempat


menempelnya bagian-bagian mesin yang lain.

g. Base/dasar Merupakan bagian bawah dari mesin milling


(Frais). Bagian yang menopang badan/tiang. Tempat cairan
pendingin.

h. Control Merupakan pengatur dari bagian-bagian mesin yang


bergerak.

2.2.4 Kecepatan Potong dan Pemakanan

Keberhasilan pemotongan dengan mesin frais dipengaruhi oleh


kemampuan pemotongan alat potong dan mesin. Kemampuan
tersebut menyangkut kecepatan potong dan pemakanan.
Kecepatan potong pada mesin frais dapat didefenisikan sebagai
panjangnya bram yang terpotong oleh satu mata potong pisau
frais dalam satu menit. Kecepatan potong untuk tiap-tiap bahan
tidak sama. Umumnya makin keras bahan, maka kecil harga
kecepatan potongnya dan juga sebaliknya. Kecepatan potong
dalam pengfraisan ditentukan berdasarkan harga kecepatan
potong menurut bahan dan diameter pisau frais. Jika pisau frais
mempunyai diameter 100 mm maka satu putaran penuh

18
menempuh jarak p x d = 3.14 x 100 = 314 mm. Jarak ini
disebut jarak keliling yang ditempuh oleh mata pisau frais. Bila
28 pisau frais berputar (n) putaran dalam satu menit, maka
jarak yang ditempuh oleh mata pisau frais menjadi p x d x n.
Jarak yang ditempuh mata pisau dalam satu menit disebut juga
dengan kecepatan potong (V).

Elemen dasar dari proses frais dapat diketahui atau dihitung


dengan menggunakan rumus yang dapat diturunkan dari
kondisi pemotongan ditentukan sebagai berikut :

Benda kerja : w = lebar pemotongan lw = panjang pemotongan


a = kedalaman potong

Pahat frais : d = diameter luar z = jumlag gigi (mata potong) kr


= sudut potong utama 90o untuk pahat frais selubung.

Mesin Frais : n = putaran poros utama Vr = kecepatan makan

Elemen dasar pada mesin frais dapat dihitung dengan rumus


sebagai berikut :

2.2.5 Macam-macam Pisau Frais

Hasil-hasil bentuk dari pekerjaan mesin frais tergantung dari


bentuk pisau frais yang digunakan, karena bentuk utama frais
tidak berubah walaupun sudah diasah, jadi tidak seperti pahat
bubut yang disesuaikan menurut kebutuhan dan disamping
bentuk-bentuk yang sudah tetap frais itu
sekelilingnyamempunyai gigi yang berperan sebagai mata
pemotongnya. Pada lubangnya terdapat alur untuk kedudukan
pasak agar pisau frais tidak ikut berputar. Bahan pisau frais
umumnya terbuat dari HSS, atau Karbida.

a. Cutter Mantel Cutter

jenis ini dipakai untuk mesin frais horizontal.

19
b. Cutter Alur Cutter

Digunakan untuk membuat alur-alur pada batang atau


permukaan benda lainnya.

c. Cutter Modul

Cutter ini dalam satu set terdapat 8 buah. Cutter ini dipakai
untuk membuat roda-roda gigi.

d. Cutter Radius Cekung

Cutter ini dipakai untuk membuat benda kerja yang bentuknya


memiliki radius dalam (cekung).

e. Cutter Radius Cembung

Cutter ini dipakai untuk membuat benda kerja yang bentuknya


memiliki radius luar (cembung).

f. Cutter Alur T

Alat ini hanya digunakan untuk membuat alur bentuk “T”


seperti halnya pada meja mesin frais.

g. Cutter Ekor Burung

Cutter ini dipakai untuk membuat alur ekor burung. Cutter ini
sudut kemiringannya terletak pada sudut-sudut istimewa yaitu :
30o , 45o , 60o

h. Cutter Endmill

Ukuran Cutter ini sangat bervariasi mulai ukuran kecil sampai


ukuran besar. Cutter ini biasanya dipakai untuk membuat alur
pasak dan ini hanya dapat dipasang pada mesin frais vertical.

2.2.6 Jenis Pahat Potong pada Mesin Frais

Pada Mesin Frais terdapat beberapa jenis pahat potong,


diantaranya yaitu adalah :

20
a. Mata pahat rata (plainmill) dengan bentuk gigi datar dan
helika, untuk memotong atau menghasilkan permukaan yang
rata.

b. Sidemill, untuk memotong celah, permukaan dan frais parit.

c. Anglemill, untuk memfrais permukaan dengan membentuk


sudut dengan kemiringan tertentu.

d. Endmill dan Shank, untuk memotong atau memfrais ujung


benda kerja.

e. Shotting, untuk membuat alur.

f. Staggered Tooth, untuk membuat slot atau celah.

g. T-slotmill, untuk membuatu celah.

h. Dove Tailmill, untuk membuat luncuran-luncuran mesin dan


dibuat dengan sudut 45o , 60o , 90o.

21
BAB 3
METODE PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA NYATA

3.1 Metodologi Pelaksanaan PKN


Untuk menunjang pengetahuan mengenai system manufaktur dan
permesinan yang terdapat pada perkuliahan. Praktik kerja nyata ini akan
ditujukan ke CV. Sumber Pangestu Mandiri guna memperluas
pengetahuan di lapangan. Adapun kegiatan yang dilakukan pada praktek
kerja nyata ini adalah:
1. Pemesinan Bubut
2. Pemesinan Frais
3.2 Rangkuman Pekerjaan Yang Dilakukan Selama PKN
3.2.1. Pemesinan Bubut 1
1. Tujuan
Agar siswa terampil dalam :
a. Mengoperasikan mesin bubut dengan benar
b. Dapat membubut racing sesuai prosedur
c. Dapat membubut rata.
d. Dapat membaca dan menggunakan skala nonius pada
eretan
e. Membaca alat ukur dengan tepat (jangka sorong)

22
2. Diagram Komponen Yang Akan Dibuat

Gambar 3.1 Bubut Bertingkat


3. Bahan dan Peralatan
Bahan
Baja ST 37 (TANDA BULAT) 1.5” panjang 103mm
Alat
 Mesin gergaji
 Mesin bubut dan peralatannya
 Jangka sorong
4. Langkah Kerja
a. Potong bahan ST 37 dengan (TANDA BULAT) 1.5”
panjang 103mm
b. Atur putaran spindle sesuai diameter benda kerja
c. Pasang benda kerja pada cekam untuk proses bubut
bertingkat

23
d. Pasang pahat pada toolpost
e. Atur ketinggian pahat sesuai centre benda kerja
f. Atur sudut toolpost sebesar 8-15 derajat untuk membubut
facing
g. Nyalakan mesin untuk memulai pengerjaan membubut
facing
h. Setelah pembubutan facing selesai, ubah sudut toolpost
sebesar 90 derajat untuk membubut memanjang
i. Lakukan membubut memanjang hingga target sesuai
gambar kerja
5. Parameter Pemesinan
Diketahui: d1: 35 mm
d2: 30 mm
Cs: 30
Untuk menghitung kecepatan putar mesin, digunakan
perhitungan berikut:
1000× Cs
I. n =
π ×d 1
1000× 30
n=
3,14 × 35
n = 275 rpm
1000× Cs
II. n =
π ×d 2
1000× 30
n=
3,14 × 30
n = 318 rpm

Jadi, Kecepatan yang digunakan pada mesin adalah 300 rpm


karena terletak diantara 275 dan 318 rpm.

Sudut pada saat melakukan facing sebesar 8-15°, sedangkan saat


melakukan bubut memanjang sebesar 90°.
3.2.2. Pemesinan Bubut 2
1. Tujuan
Agar siswa terampil dalam

24
• Membaca gambar kerja
• Membaca alat ukur
• Membaca skala derajat
• Membaca skala nonius pada eretan
• Mengoperasikan mesin bubut
• Membubut rata dan bertingkat
• Membubut tirus dan champer
2. Diagram Komponen Yang Akan Dibuat

Gambar 3.2 Bubut Tirus dan Champer


3. Bahan dan Peralatan
Bahan
Baja ST 37 (simbol) 1.5” panjang 103 mm
Alat :
1. Mesin gergaji
2. Mesin bubut dan peralatannya
3. Jangka sorong
4. Kunci L

25
5. Coolant
4. Keselamatan Kerja
Alat :
1. Kacamata Safety
2. Baju Praktek
3. Sepatu Safety
5. Langkah Kerja
1. Potong bahan ST 37 dengan ø 1.5” dan panjang 103 mm
2. Atur putaran spindle sesuai diameter benda kerja
3. Pasang benda pada cekam
4. Pasang pahat pada tool post
5. Atur ketinggian pahat sesuai centre benda kerja
6. Atur sudut tool post sebesar 8 – 15” untuk membubut facing
7. Nyalakan mesin untuk membubut facing
8. Setelah pembubutan facing selesai, ubah sudut tool post
sebesar 90° untuk membubut memanjang
9. Bubut memanjang ø 36 mm panjang 50 mm
10. Ubah sudut pahat sebesar 45 derajat untuk membubut
champer 2x45 °
11. Ubah sudut pahat sebesar 90 °
12. Cekam benda kerja dengan panjang kurang lebih 45 mm
13. Bubut memanjang dengan ø 33mm, panjang 50mm
14. Bubut memanjang dengan ø 28mm, panjang 25mm
15. Bubut tirus 3 derajat dengan mengubah skala derajat
16. Bubut champer 1.5 x 45°, pada ø 36 mm
17. Bubut champer 2.5 x 45°, pada ø 33 mm
18. Bubut champer 2 x 45°, pada ujung tirus
3.2.3. Pemesinan Frais 1
1. Tujuan
Agar siswa dapat terampil dalam
a. Membaca gambar kerja
b. Membaca alat ukur

26
c. Membaca skala nonius pada eretan
d. Mengoperasikan mesin bubut dan mesin frais, surface
grinding
e. Membubut bertingkat dan rata
f. Mengebor, menchamper, mengalur, dan menyeney
g. Mengenal komponen mesin beserta fungsinya
h. Membuat roda gigi
2. Diagram Komponen Yang Akan Dibuat

Gambar 3.3 Mandril dan Roda Gigi Lurus


3. Bahan dan Peralatan
Bahan :
Baja ST 37 ø 7/8” panjang 140mm
Baja ST 37 ø 1 ½” Panjang 15mm
Alat :
1. Mesin gergaji
2. Mesin bubut dan perlengkapannya

27
3. Mesin frais dan perlengkapannya
4. Pisau modul 1.25
5. Jangka sorong
6. Coolant
7. Oli
4. Langkah Kerja
 Untuk Mandril :
a. Potong bahan ST 37 dengan ø 7/8” Panjang 140 mm
b. Facing hingga kedua sisi benda mencapai panjang 135mm
c. Bubut rata dengan ø 10 mm panjang 15mm
d. Balik benda kerja, lalu bubut rata dengan ø 12,5 mm
panjang 70mm
e. Champer luar 2 × 45 derajat
f. Mengulir W ½ × 12 dengan seney sepanjang 40 mm
 Untuk Roda Gigi Lurus
a. Proses Pembubutan
1. Potong bahan ST 37 dengan ø 1½” panjang 15 mm
2. Facing hingga kedua sisi benda mencapai panjang 12,5 mm
3. Bor center dengan ø 3 lalu bor dengan ø 12,5 mm, tembus
4. Pasang benda kerja pada andril satu kelompok, lalu bubut
rata hingga mencapai ø 33,75 mm
b. Proses Pengefraisan
1. Setting modul 1.25 pada mesin frais horizontal. Pastikan
arah putaran spindel utama sudah benar dan sudah center
dengan kepala lepas
2. Setting putaran spindel dan keping pembagi sesuai
perhitungan
3. Cekam benda kerja denan kondisi benda kerja masih
terpasang pada mandril
4. Untuk memastikan jarak bagian, sayatkan modul pada
ujung benda kerja dan pastikan jarak akhir sayatan sama

28
5. Lakukan penyayatan sampai kedalaman 2,5 mm sampai
pada jumlah gigi yang diketahui
6. Mengalur pada roda gigi yang sudah jadi tersebut dengan
mesin bubul sesuai gambar kerja
7. Champer pada dua sisi roda gigi
8. Finishing dengan mesin surface grinding sampai kedua
permukaan rata
3.2.4. Pemesinan Frais 2
1. Tujuan
Agar siswa terampil dalam
- Membaca gambar kerja
- Membaca alat ukur
- Membaca skala nonius pada eretan
- Mengoperasikan mesin bubut, mesin frais, dan mesin bor
- Membubut bertingkat, rata, champer, dan tirus
- Mengenal komponen mesin beserta fungsinya
- Membuat roda gigi
- Melaksanakan kerja dengan efisien
2. Diagram Komponen Yang Akan Dibuat

Gambar 3.4 Roda Gigi Payung


3. Bahan dan Peralatan
Bahan

29
Baja ST 37 (simbol) 1.5” panjang 73 mm
Alat :
1. Mesin gergaji
2. Mesin bubut dan peralatannya
3. Mesin frais dan perlengkapan
4. Mesin bor
5. Pisau modul 1.75
6. Jangka sorong
7. Mata bor (simbol) 8mm
8. Coolant
9. Oli
4. Keselamatan Kerja
Alat :
1. Wearpack
2. Kacamata Safety
3. Sepatu Safety
5. Langkah Kerja
• Untuk Roda Gigi Payung
a. Proses Pembubutan
1. Potong bahan ST 37 dengan ø 1.5” dan panjang 73 mm
2. Facing kedua ujung benda hingga mencapai panjang 70 mm
3. Bubut rata hingga mencapai ø 13 panjang 42.5 mm
4. Balik benda kerja, lalu bubut rata dengan ø 26.2 mm
panjang 27.5 mm
5. Bubut rata lagi dengan ø 9 mm panjang 10 mm
6. Ubah sudut eretan sebesar 13.4 °
7. Bubut tirus pada ø 26.2 mm panjang 18.5 mm
8. Champer ujung benda kerja
9. Bubut 90° pada ujung benda yang telah di tirus
b. Proses Pengefraisan
1. Setting modul 1.75 pada mesin frais, dan pastikan arah
putaran spindel utama benar dan center kepala lepas

30
2. Setting putaran spindel dan keping pembagi sesuai
perhitungan
3. Cekam benda kerja dengan kemiringan 12°
4. Lakukan penyayatan sampai kedalaman 3 mm sampai pada
jumlah roda gigi yang diketahui
c. Proses Pengeboran
1. Beri penitik pada benda ø 13 mm dengan jarak 14 mm
2. Pasang mata bor ø 8 mm dan pasang benda kerja pada
ragum bor
3. Senterkan ujung mata bor ke bekas penitik lalu bor tembus
• Untuk Tangkai
1. Potong benda kerja ø 10 mm panjang 125 mm
2. Facing kedua ujung benda hingga mencapai panjang 120
mm
3. Bor center pada salah satu ujung benda
4. Bubut rata dengan ø 7.8 mm panjang 112 mm
5. Pastikan tangkai masuk pada lubang roda gigi, lalu keling
tangkai
3.3 Temuan Kendala atau Permasalahan di Tempat PKN
3.3.1. Kendala Teknis
Kendala yang dialami adalah kurangnya peralatan yang bisa
digunakan. Kendala ini membuat peserta PKN bergantian dalam
melakukan pekerjaan.
3.4 Saran dari Penulis atas temuan kendala dan permasalahan selama di
tempat PKN
3.4.1. Kendala Teknis
Kendala yang dialami bukanlah sebuah alasan untuk mengurangi
performa pekerjaan yang dilakukan. Diperlukan cara untuk
beradaptasi agar tingkat kualitas pekerjaan yang dilakukan
konsisten. Oleh karena itu, saran untuk menghadapi kendala yang
dihadapi selama PKN adalah mengalokasikan sumber daya
tambahan untuk membantu dalam pekerjaan peserta PKN.

31
32
BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dari kegiatan Praktik Kerja Nyata yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Kegiatan Praktik Kerja Nyata dilakukan di CV. Sumber Pangestu
Mandiri.
2. Kegiatan yang dilakukan saat Praktik Kerja Nyata adalah pemesinan
bubut dan pemesinan frais.
4.2 Saran
Dari kegiatan Praktik Kerja Nyata yang telah dilakukan, saran yang
diberikan adalah diharapkan bahwa hubungan antara Universitas
Muhammadiyah Ponorogo dan CV. Sumber Pangestu Mandiri bisa
berjalan dengan baik kedepannya.

33
DAFTAR PUSTAKA

Rochim Taufiq, 1993, “Proses Permesinan”, Erlangga, Jakarta.

Terheijden, C.Van. 1994. Alat-alat Perkakas 3. Bandung : Rina Cipta.

Daryanto, Drs. 2006. Mesin Perkakasa Bengkel. Jakarta : Rineka Cipta.

Childs, T., Maekawa, K., Obikawa, T., and Yamane, Y., 2000, “Metal
Machining Theory and applications”, by John Wiley & Sons Inc, New
York - Toronto.

34
LAMPIRAN
FOTO KEGIATAN PKN
FORM PENILAIAN PRAKTEK KERJA NYATA ( PKN )
Nama : Biggy Noertova Aldiyanto
Nim : 19511334
Program Studi : Teknik Mesin
Fakultas : Teknik
Universitas : Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Lokasi PKN : CV. SUMBER PANGESTU MANDIRI
Bagian/bidang : Mesin Bubut
Judul Laporan : ALUR PEKERJAAN MESIN BUBUT
No. Aspek Penilaian Prosentase Nilai Keterangan

Diisi oleh Pembimbing


Lapangan
1. Kehadiran dan kerajinan
2. Kedisiplinan
3. Inovasi terhadap
permasalahan
4. Tanggung jawab terhadap
pekerjaan
5. Kerja Sama
Diisi Dosen Pembimbing
6. Pemahaman permasalahan
yang ditulis
7. Sistematika Penulisan
Diisi oleh Penguji PKN
8. Pemahaman terhadap
Laporan PKN
9. Peguasaan materi
10. Penyampaian materi
Keterangan :
Range nilai:
A : 90 – 100 D : 40 – 55
A- : 80 – 89 E : < 39
B : 70 – 79
B- : 65 – 69
C : 56 – 64
FORMULIR KEGIATAN HARIAN MAHASISWA
Nama : Biggy Noertova Aldiyanto
Nim : 19511334
Program Studi : Teknik Mesin
Fakultas : Teknik
Universitas : Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Lokasi PKN : CV. SUMBER PANGESTU MANDIRI
Bagian/bidang : Mesin Bubut
Judul Laporan : ALUR PEKERJAAN MESIN BUBUT

N PERENCANAAN JENIS KEGIATAN


O
Bulan Ke 1
1. Minggu ke-1 Orientasai Perusahaan
2. Minggu ke-2 Studi Lapangan dan pustaka, Pengamatan
Mengenai Pemrogaman Mesi Bubut
3. Minggu ke-3 Studi Lapangan dan pustaka, Pengamatan
Mengenai Pengoperasian Mesi Bubut
4. Minggu ke-4 Penyusunan Laporan

Madiun, 25 Juli 2022

Direktur Perusahaan

Agus Witono, S. Pd

Anda mungkin juga menyukai