Oleh
Oleh
Nama : REO DAMAI
NIM : 5.17.04.07.0.022
i
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN
Ditetapkan di Mojokerto
Tanggal 20 Desember 2020
Pembibing Lapangan
Nawawi, ST
II
LEMBAR PENGESAHAN TEKNIK MESIN
Ditetapkan di : Mojokerto
Tanggal : 20 Desember 2020
Mengetahui,
Kaprodi Teknik Mesin Dosen Pembimbing PKL
III
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan Rahmat,
kepada pihak-pihak yang telah turut andil dalam kesuksesan kegiatan PKL.
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat kelulusan
pada mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa yaitu Praktik Kerja
mojokerto.
Pada kesempatan kali ini saya sampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telat memberi kesehatan dan kemudahan dalam perjalanan
hidup saya.
2. Orang tua serta keluarga yang senantiasa mendukung dan memberi semangat
3. Bapak Dr. H. Rachman Sidharta Arisandi, S.IP., M.Si selaku rector Universitas
5. Bapak Achmad Rijanto, ST., MT. selaku ketua Kaprodi Teknik Mesin.
berlangsung.
IV
7. Bapak Nawawi, ST. Selaku Pembibing juga pemateri Lapangan selama kegiatan
PKL.
10. Serta suluruh pihak yang mendukung dan yang memberi semangat dalam
11. Penulisan laporan ini merupakan salah satu tugas PKL di Universitas Islam
bagi kita semua. Penlisan laporan ini saya rasa masih mempunyai kekurangan
baik dalam teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang saya
miliki. Sehingga kritik dan saran sangat saya harapkan untuk membangun
pembuatan laporan yang lebih baik pada masa yang akan datang.
Saya berharap, semoga laporan PKL ini dapat bermanfaat bagi siapa saja
Reo Damai
V
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...................................................................i
LEMBAR PNGESAHAN PERUSAHAAN...................................ii
LEMBAR PEGESAHAN TEKNIK MESIN..................................iii
KATA PENGANTAR....................................................................iv
DAFTAR ISI...................................................................................vi
DAFTAR TABEL...........................................................................viii
DAFTAR GAMBAR......................................................................viiii
BAB 1 PENDAHULUHAN...........................................................1
1.1 .Latar Belakang Masalah.........................................................................1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)...................................................2
1.3 Rumusan Masalah...................................................................................3
1.4 Batasan Masalah......................................................................................3
1.5 Sistematika Penulisan Pelaporan.............................................................3
BAB II KAJIAN UMUM PERUSAHAAN.....................................................6
2.1 Sejarah UPT Balai Latihan Kerja Mojokerto.............................6
2.2 Struktur Organisasi.....................................................................7
2.3 Bidang Garapan / Pekerjaan Perusahaan....................................9
BAB III KAJIAN PUSTAKA..........................................................................10
3.1 Busur Listrik............................................................................................10
3.2 Mesin Las AC-DC...................................................................................12
3.3 Alat Bantu Las.........................................................................................13
3.3.1 kabel Las.........................................................................................13
3.3.2Pemegang Elektroda........................................................................14
3.3.3 Palu Las..........................................................................................15
3.3.4 Sikat Baja.......................................................................................16
3.3.5 Klem Massa....................................................................................17
3.3.6Tang (penjepit)................................................................................17
3.3.7 Gerinda...........................................................................................17
3.3.8 Pengertian Elektroda/ kawat las.....................................................18
3.3.9 Pengertian flux dan saluran Elektroda............................................19
3.3.10 Jenis-jenis kawat Las....................................................................19
3.4 Penyalaan Las Busur Listrik Manual.....................................................19
3.5 Teknik Penyalaan...................................................................................20
3.6 Jenis-jenis sambungan dalam pengelasan terdiri dari............................21
3.7 Posisi Pengelasan...................................................................................21
3.8 BAB IV METODE PRAKTEK.............................................................26
VI
VII
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Struktur UPT Balai Ltihan Kerja Mojokerto..........7
Tabel 3.3.1 Jenis-jenis Sambungan,Posisi Pengelasan,Proses
Pengelasan...............................................................................22
Tabel 4.1 Alat dan Bahan dalam proses Pengelasan...............27
VIII
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Mesin Las AC/DC.......................................................12
Gambar 3.2Kabel Las......................................................................13
Gambar 3.3 Pemegang elektroda....................................................14
Gambar 3.3 Palu Las.......................................................................15
Gambar 3.5 Sikat Baja....................................................................16
Gambar 3.6 Klem Massa.................................................................17
Gambar 3.7 Tang Penjepit...............................................................17
Gambar 3,8 Gerinda Tangan...........................................................18
Gambar 4.1 Proses Pengelasan SMAW dan UJI Visual Hasil Pengelasan
.......................................................................................................................... 26
IX
BAB 1
PENDAHULUAN
industri karena memegang peranan utama dalam rekayasa dan reparasi produksi
logam. Pada era industrialisasi dewasa ini teknik pengelasan telah banyak
baja dan konstruksi mesin. Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam bidang
konstruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, pipa saluran dan
lain sebagainya. Disamping itu proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi
misalnya untuk mengisi lubang-lubang pada coran, membuat lapisan keras pada
Karena itu rancangan las harus betul-betul memperhatikan kesesuaian antara sifat-
sifat las yaitu kekuatan dari sambungan dan memperhatikan sambungan yang akan
dilas, sehingga hasil pengelasan sesuai dengan yang diharapkan. Mutu dari
pengelasan di samping tergantung dari pengerjaan lasnya sendiri dan juga sangat
1
2
Pada kegiatan praktikum pengelasan logam ini digunakan las busur listrik
dan. Terutama pada alas busur listrik, hal tersebut sangat erat hubungannya dengan
arus listrik, ketangguhan, cacat las, serta retak yang pada umumnya mempunyai
pengaruh yang fatal terhadap keamanan dari konstruksi yang dilas. Maka dari itu
dengan tahapan dua kategori tentang yaitu pengelasan dengan cara dwon hand
horizontal dan vertical, serta menyambungkan kedua plat yang telah disediakan oleh
pihak pelatihan di BLK. Penilaian yang diambil ialah cara mengelas kampuh yaitu 3
G/vertical kemudian dengan kerapian hasil pengelasan. Dan juga bagaimana cara
posisi elektroda, penembusan, capping dan rod. Sudut yang disediakan oleh instrutur
BLK yaitu 60◦ berapa mahasiswa dituntut untuk dapat menguasi secara maksimal
dengan adanya praktikum ini, sehingga mahasiswa tidak menghayal tentang apa yang
pernah diberikan dalam perkuliahan. Tujuan utama dari praktikum ini adalah:
a. Praktikan dapat mengoperasikan alat las busur listrik dan las oksi-
maka ruang lingkup hanya membahas masalah yang berkaitan dengan proses
1.Pengelasan menggunakan las busur listrik SMAW (Shielded metal arc Welding) ?
Mahasiswa mampu menjelaskan garis besar dari apa yang diamati dan
dilaksanakan. Dengan menjelaskan apa yang sudah disiapkan, diharap bisa juga
melatih percaya diri mahasiswa dan bisa saat ditanya ataupun diminta penjelasan
lebih.
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang permasalahan, tujuan, rumusan masalah,
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang landasan teori yang berkaitan dengan topik rumusan
BAB IV
METODE PRAKTEK
Bab ini membahas tentang metode praktek kita saat di UPT Balai Latihan Kerja
dan urutan proses pelaksanaan PKL mulai dari perumusan masalah, proses
BAB V
PEMBAHASAN
BAB VI
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang didapat pada pembahasan kontroler
laporan ini serta daftar pustaka disusun berdasarkan system nama dan tahun,
dengan urutan abjad nama pengarang, tahun, judul tulisan, dan sumber.
LAMPIRAN
Lampiran berisikan tentang segala sesuatu yang mendukung data dan kegiatan
pelaksanaan PKL
BAB II
Latihan Kerja didirikan pada periode ke 1 pada tahun 1945-1960. Balai Latihan
Kerja (BLK) dimana tempat ini didirikan untuk menerima pelatihan kerja
lapangan bagi orang-orang yang belum mendapatkan pekerjaan atau baru lulus
yaitu :
Visi :
Misi :
Pariwisata.
UPT Balai Latihan Kerja ini mempunyai banyak bidang pelatihan atau
1. Kepala Dinas
2. Seketariat Membawahi :
c. Seksi transmigrasi
Metode pelatihan di UPT Balai Latihan Kerja adalah teori dan praktik
hingga uji kompetensi. Teori yang diajarkan oleh perusahaan adalah sesuai
dengan kejuruan yang mereka pilih saat mendaftarkan dirinya di BLK dan mereka
diawal jam masuk, biasanya pukul jam 07.00 dan untuk praktiknya biasanya
dilaksanakan setelah teori selesai dijelaskan. Pada kejuruan mesin pengelasan kita
dibimbing oleh Bapak Nawawi dan Bapak Ujang selaku pemateri dikejuruan
mesin pengelasan dimana agar kita bisa mengetahui bagaimana sistem kerja pada
Nawawi dan Bapak Ujang selaku pembimbing kita dilapangan kerja tersebut
sangat membantu kita untuk mengetahui dan memahami bagaimana cara kerja
mesin pengelasan tersebut dan cara pembuatan sambungan pengelasan yang bagus
KAJIAN PUSTAKA
Las busur listrik atau umumnya disebut dengan las listrik adalah termasuk
sumber panas. Jenis sambungan dengan las Iistrik ini adalah merupakan
sambungan tetap.
Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda dan bahan dasar akan
mencairkan ujung elektroda dan sebagian bahan dasar. Selaput elektroda yang
turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung
elektroda, kawah Ias, busur Iistrik dan daerah Ias di sekitar busur listrik terhadap
pengaruh udara luar. Cairan selaput elektroda yang membeku akan menutupi
permukaan Ias yang juga berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar.
merupakan salah satu proses pengelasan yang umum digunakan, utamanya pada
bidang konstruksi.
SMAW (Shield Metal Arch Welding) adalah las busur nyala api listrik terlindung
dengan mempergunagkan busur nyala listrik sebagai sumber panas pencair logam.
Jenis ini paling banyak dipergunakan untuk hampir semua keperluan pekerjaan
10
11
DC, sedangkan untuk pencairan pengelasan dibutuhkan arus hingga 500 Ampere.
Las busur listrik ini disebut juga Stick Welding atau Manual Metal Arc
elektroda dengan benda kerja. Logam elektroda yang meleleh akibat panas
mengisi celah antara ujung elektroda dan bergabung dengan benda kerja.
Elektroda dilapisi dengan shielding flux yang terbuat dari komposisi khusus.
Shielding flux meleleh bersama dengan logam inti dari elektroda, membentuk gas
dan kerak, dan melindungi arc welding dan weld pool. Fluks melakukan
welding, dan melindungi lelehan logam dari oksidasi dan menstabilkan arc
transformasi dari fase lelehan dari paduan menjadi bagian padat dari paduan,
melibatkan kristalisasi dari fase cair, pemisahan kotoran dan elemen paduan,
yang dimiliki masing-masing mesin las DC atau mesin las AC. Jenis mesin las ini
bervariasi, sehingga tidak perlu berganti mesin las untuk pengelasan yang
berbeda.
Mesin las ini merupakan gabungan dari mesin las arus bolak-balik dan arus
searah, mempunyai transformator satu fasa dan sebuah alat perata dalam satu unit
mesin.
melalui regulator arus. Adapun arus searah diambil dari keluaran alat perata arus.
Pengaturan keluaran arus bolak-balik atau arus searah dapat dilakukan dengan
mudah, yaitu hanya dengan memutar alat pengatur arus dari mesin las.
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dangan
karet isolasi Yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu
kabel elektroda
kabel massa
kabel tenaga
elektroda. Pemegang elektroda terdiri dari mulut penjepit dan pegangan yang
dibungkus oleh bahan penyekat. Pada waktu berhenti atau selesai mengelas,
Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada
Berhati-hatilah membersihkan terak Ias dengan palu Ias karena kemungkinan akan
membersihkan terak Ias yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu las.
Untuk membersikan apabilah ada kotoran terak yang terperangkap di hasil las.
benda kerja. Pada umumnya klem massa dibuat dari bahan dengan penghantar
listrik yang baik seperti tembaga, agar arus listrik dapat mengalir dengan baik.
Gerinda adalah salah satu alat atau juga mesin perkakas yang harusdimiliki
oleh tukang las karena alat ini salah satu faktor penting dalam proses pengelasan
yaitu guna untuk membuat sudut kampuh las,besar sudut kampuh,dan juga
sebagai logam pengisi dalam proses pengelasan dengan las busur metak
terdiri dari logam inti (core wire) dan selaput (coating) yang terdiri dari bahan
gas serta membentuk terak cair yang akan terapung diatas permukaankawah
Elektroda berselaput/salutan
Elektroda polos
Flux/salutan merupakan bagian yang melapisi inti kawat las terbuat dari
campuran bahan kimia khusus dengan persentasi yang berbeda beda untuk tiap
Pelapisan fluksi pada kawat inti dapat dengan cara destrusi semprot atau
celup.tebal selaput berkisar antara 70% sampai 50% dari diamter elektroda.
dilas,antara lain:
Elektroda Nikel
Elektroda Aluminium
pemanasan dari busur listrik yang timbul antara ujung elektroda dan permukaan
benda kerja. Busur listrik yang ada dibangkitkan dari suatu mesin las. Elektroda
yang dipakai berupa kawat yang dibungkus oleh pelindung berupa fluks dan
kampuh las. Dengan adanya pencairan ini maka kampuh las akan terisi oleh logam
Pastikan mesin las sudah dalam kondisi siap pakai dan gunakan alat pelindung
keselamatan kerja.
3,25 mm.
Jepit ujung elektroda yang tidak berselaput pada tang penjepit elektroda.
Jika sudah dijepit maka elektroda sudah dialiri arus listrik, hati-hatilah
terhadap sentuhan elektroda dengan meja kerja, karena. bisa terjadi penyalaan.
Berdirilah pada posisi yang nyaman untuk dapat mengikuti gerakan elektroda.
jangan memegang pemegang elektroda terlalu kuat atau kakau. Dengan erakan
yang rilek akan lebih memudahkan dalam penyalaan dan penarikan busur.
Arahkan ujung elektroda ke benda kerja dengan sudut elektroda kurang lebih
tinggi busur sampai jaraknya sebesar diameter kawat inti elektrode (muka dan
Ulangi latihan ini sampai menghasilkan penyalaan busur yang baik dan tinggi
benda kerja.
Bila elektroda menempel secara kuat pada benda kerja, maka mesin las segera
2. Sambungan T (T-joint)
sambungan las tumpul untuk pegelasan plat masing masing terdiri dari
empat posisi
pengelasan yaitu: bawah tangan ( Dwon hand ), mendatar, tegak ,Dn atas
kepala.
Pengelasan
Sambungan tumpul (butt Bawah tangan
dilakukan
weld) (flat)
dibawah tangan
Kode posisi 1G
sumbu las pada
Mendatar
benda kerja
(horizontal) Kode
horizontal
Posisi 2G
Pengealasn
dilakukan
mendatar sumbuh
kerja horizontal
Pengelasan
Tegak atau
dilakukan dari
(vertikal) k
bawah ke atas
Kode Posisi 3G
sumbu las pada
Atas Kepala
( Overhead ) benda kerja
Pengelasan
dilakukan di atas
horizotal
Pengelasan
Sambungan sudut Bawah tangan
dilkukan dibawah
(plat)
( fillet weld ) tangan sumbu las
Kode posisi 1F
pada benda kerja
Untuk pelat Mendatar
horizontal
(horizontal )
Pengelasan
Kode Poisisi 2 F
dilakukan
Tegak
mendatar sumbu
( Vertikal )
las pada benda
Kode Posisi 3 F
kerja horizontal
Pengelasan
dilakukan
dibawah ke atas
kerja vertikal
Pengelasa
Atas Kepala
dilakukan di atas
( Overhead )
kepala sumbu las
Kode Posisi 4 F
pada benda kerja
horizontal
Pengelasa
Sambungan Tumpul Posisi 1 G
dilakukan
Posisi 2 G
Pipa ( pipe weld ) dibawah tangan
sumbu pipa
mendatar pipa
boleh diputar
Pengelasa
dilakukan
mendatar sumbu
Pengelasan
dilakuka dibawah
atas kepala
sumbu pipa
mendatar pipa
tidak boleh
diputar
Pengelasan
Posisi 6 G
dilakukan tegak
sumbu pipa
tidak boleh
diputar
BAB IV
METODE PRAKTEK
Pada metode praktek yang kami lakukan saat praktek kerja lapangan
(PKL). Di Balai latihan kerja yang kami lakukan yaitu mengenali cara
oleh Bapak Nawawi dan Bapak Ujang selaku pemateri didalam kejuruan
mesin pengelasan. Adapun proses yang kami lakukan pada waktu itu yaitu:
Gambar 4.1 Proses pengelasan SMAW dan UJI Visual Hasil Pengelasan
menyiapkan plat yang disediakan dan di potong sesuai ukuran . Dibawah ini
26
27
1 Mesin Las AC DC
2 Elektroda
4 Gerinda tangan
5 Kap Las
7 Sepatu safety
9 Palu terak
10 Sikat baja
11 Kabel Las
12 Kabel Massa
4.1.2 Pengelolahan
macam posisi pengelasan yaitu 1G, 2G, 3G. Besi yang sudah disiapkan
untuk mudah dan tidak goyang ketika melakukan pengelasan dan juga
pelat agak ditekuk kedalam supaya ketik panas pelat akan memuai
Untuk pengelasan ini dilakukan pengelasan pada satu sisi (single side) dengan
urutan pengelasan mulai dari akar (root), pengisian (Filler), dan penutup (caping).
2. siapkan 2 buah bahan /pelat baja lunak ukuran 300 x 200 x 10 mm yang
3. Bersihkan bahan dan hilangkan sisi-sisi tajamnya dengan kikir atau grinda.
4. Buat root face selebar 1 – 3 mm dengan menggunakan grinda dan kikir, dan
yakinkan bahwa kedua bevel tersebut sama besar dan rata/sejajar satu sama
lainnya.
5. atur arus pengelasan tiap tahapan sesuai dengan jenis dan diameter elektroda
6. Atur peletakan benda kerja sesuai dengan posisi pengelasan Down Hand/
bawah tangan
29
30
7. Buat las catat sepanjang 10 – 15 mm pada kedua ujung bahan dan yakinkan
bahwa kedua kepingan tersebut rapat dan sejajar dengan jarak root gap 1 – 3
mm.
Untuk pengelasan ini dilakukan pengelasan pada satu sisi (single side) dengan
urutan pengelasan mulai dari akar (root), pengisian (Filler), dan penutup (caping).
2. siapkan 2 buah bahan /pelat baja lunak ukuran 300 x 200 x 10 mm yang kedua
3. Bersihkan bahan dan hilangkan sisi-sisi tajamnya dengan kikir atau grinda.
4. Buat root face selebar 1 – 3 mm dengan menggunakan grinda dan kikir, dan
yakinkan bahwa kedua bevel tersebut sama besar dan rata/sejajar satu sama
lainnya.
5. atur arus pengelasan tiap tahapan sesuai dengan jenis dan diameter elektroda
mendatar
7. Buat las catat sepanjang 10 – 15 mm pada kedua ujung bahan dan yakinkan
bahwa kedua kepingan tersebut rapat dan sejajar dengan jarak root gap 1 – 3
mm.
Untuk pengelasan ini dilakukan pengelasan pada satu sisi (single side) dengan
urutan pengelasan mulai dari akar (root), pengisian (Filler), dan penutup (caping).
Langkah Kerja Teknik 3G Kampuh V
2. siapkan 2 buah bahan /pelat baja lunak ukuran 300 x 200 x 10 mm yang
3. Bersihkan bahan dan hilangkan sisi-sisi tajamnya dengan kikir atau grinda.
4. Buat root face selebar 1 – 3 mm dengan menggunakan grinda dan kikir, dan
yakinkan bahwa kedua bevel tersebut sama besar dan rata/sejajar satu sama
lainnya.
5. atur arus pengelasan tiap tahapan sesuai dengan jenis dan diameter elektroda
6. Atur peletakan benda kerja sesuai dengan posisi pengelasan Vertikal/ keatas
tegak
7. Buat las catat sepanjang 10 – 15 mm pada kedua ujung bahan dan yakinkan
bahwa kedua kepingan tersebut rapat dan sejajar dengan jarak root gap 1 – 3
mm.
a. Kesimpulan
Kesimpulan pada laporan yang kami buat diatas adalah proses pengelasan
ada beberapa macam dan teknik pengelasan yang baik dan tepat :
bawah tangan yaitu benda kerja yang akan di Las di taruh di meja las dan
posisi horizontal pisisi benda kerja di taruh di atas meja las dan posisinya
kiri ke kanan.
posisi vertikal benda kerja diletakan di atas meja dengan posisi tegak cara
33
34
b. Saran
baik ketika waktu tack weld atau proses pembuatan rigi-rigi lasan adalah
pelindung mata suapaya dari percikan las atau bekas selaputnya tidak
terkna tubuh, dan ketika proses pengelasan jangan terlalu tergesah gesah
jadi tetap pisisi yang tenang jika banyak tergesah-gesah akan mebuat
penglsan tidak stabil dan akan membuat pengelasan jadi cacat. Dan tidak
kekuatanya.
DAFTAR PUSTAKA
Dasar,
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi, Bandung.