Oleh:
MUHAMMAD BINTANG
NIM: 2007026463
Oleh:
MUHAMMAD BINTANG
NIM: 2007026463
Oleh :
MUHAMMAD BINTANG
NIM: 2007026463
Mengetahui
Koordinator Program Studi Diploma III
Jurusan Teknik Mesin
Adalah hasil karya sendiri dan bukan jiplakan hasil karya orang lain.
Muhammad Bintang
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang, dengan rahmat dan karunia-Nya, penulis
diberikan kesempatan yang begitu berharga untuk mengikuti program Praktik
Industri di Unit Pelaksana Pembangkitan Bukittinggi, Unit Layanan Pusat Listrik
Maninjau, serta dapat menyelesaikan Laporan Praktik Industri ini dengan baik.
Penulisan Laporan Praktik Industri ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah
satu syarat kelulusan mata kuliah Praktik Industri di Program Studi Teknik Mesin
Diploma III Fakultas Teknik Universitas Riau.
Praktek Industri penulis ini dengan judul :
“PERAWATAN SISTEM HIDROLIK PADA SUMP TANK”
Dalam penyusunan laporan ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi, baik itu waktu pencarian data, proses pembuatan laporan Praktik Industri
dan proses Praktik Industri yang penulis jalani. Namun ini tidak terlepas dari
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Orang tua yang telah memberikan doa restu kepada penulis selama
melaksanakan Praktik Industri.
2. Bapak Dr.Nazaruddin, ST., MT selaku dosen pembimbing. Terima
kasih atas bimbingan dan motivasi kepada penulis.
3. Bapak Iwan Kurniawan, ST., MT selaku Koordinator Praktik Industri
Jurusan Teknik Mesin.
4. Bapak Tendy Ariandy selaku Supervisor Pemeliharaan di PT.PLN
(Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumbagsel, Unit Pelaksana
Pembangkitan Bukittinggi, Unit Layanan Pusat Listrik Maninjau.
5. Bapak Bagas Adi Pratama Dan Bapak Ahmad Afandi selaku
Pembimbing lapangan yang telah memberikan ilmunya selama Praktik
Industri di Unit Induk Pembangkitan Sumbagsel, Unit Pelaksana
Pembangkitan Bukittinggi, Unit Layanan Pusat Listrik Maninjau.
i
6. Bapak Agusrianto, Bapak Donni Rahma Putra, Bapak Ateng, Bapak
Rusdi BY.
7. Teman-teman seperjuangan Prodi DIII Teknik Mesin Universitas Riau
Angkatan 2020. Terus kibarkan semangat perjuangan.
8. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas
bantuannya dan dukungannya.
Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik untuk kemajuan sangat penulis harapkan.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya. Akhir
kata penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II .................................................................................................................... 4
iii
2.6.1 Konstruksi sump tank............................................................................ 9
BAB IV ................................................................................................................. 23
PEMBAHASAN .................................................................................................. 23
4.2 Alur kerja sistem hidrolik Pengoperasian Turbin di PLTA Maninjau ... 26
BAB V................................................................................................................... 29
iv
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 29
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dan kegunaan sistem hidrolik akan sangat penting
ditinjau dari sisi keilmuan.jadi mengetahui alat ini akan sangat bermanfaat
terutama dalam sisi keilmuan. Mengetahui cara kerja pompa hidrolik pada
Pembangkit Listrik memang sangat diperlukan, terutama ditujukan kepada para
calon penggunanya. Mengetahui cara kerja sistem ini akan memiliki manfaat
praktis bagi para penggunanya. Jadi ketika menghidupkan untuk mengoperasikan
sistem ini, maka sudah bisa memahami karena sudah mengetahui mekanisme
kerjanya.
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
External Gear Pump adalah jenis pompa roda gigi yang banyak digunakan
dalam skala industri dan aplikasi hidrolik mobile (Splitters, lift, dll). Pompa jenis
ini banyak digunakan pada pompa pelumasan pada peralatan mesin, unit transfer
daya fluida dan pompa oli pada mesin otomotif.
Pada pompa roda gigi eksternal, hanya satu roda gigi yang terhubung ke
drive, sedangkan roda gigi lainnya berputar ke arah yang berlawanan sehingga
gigi roda gigi yang berputar akan saling bertautan. Dengan menggunakan blok
bantalan, roda gigi diposisikan sedemikian rupa sehingga saling berhubungan
dengan jarak minimum. Volume dibuat antara profil gigi-gigi, dinding rumah
pompa dan permukaan pada blok bantalan.
6
Pemasangan:
Jaga reservoir selalu berada diatas posisi gear pump hanya memiliki daya
hisap yang rendah.
Jangan sampai gear pump dalam keadaan kering karena bisa nya fluida yang
di alirkan juga dapat berfungsi sebagai pelumas.
Penggunaan:
Mengalirkan berbagai macam oli bahan bakar maupun pelumas.
Sistem hidrolik pada industri dan mobil.
Aplikasi untuk low volume transfer lain nya.
Keuntungan:
High speed.
High Pressure.
Tidak ada beban yang tinggi pada bearing.
Kerugian:
Membutuhkan empat bushing yaitu pada ujung masing-masing.
No solid allowed.
Fixed and clearance.
saling bertautan memiliki ukuran yang berbeda dengan salah satu roda gigi
berputar di dalam roda gigi berukuran besar. Gigi yang lebih besar (rotor) adalah
gigi internal yaitu memiliki gigi yang menonjol di bagian dalam. Di dalamnya
terdapat roda gigi eksternal yang lebih kecil (idler) yang dipasang di tengah.
Kedua roda gigi tersebut dirancang untuk saling bertautan dengan rotor. Pinion
dan bushing yang terpasang pada casing pompa menahan idler pada posisinya.
Partisi atau spacer berbentuk bulan sabit akan mengisi kekosongan oleh posisi di
luar pusat idler dan bertindak sebagai segel antara port inlet dan outlet.
Serupa dengan pompa roda gigi internal, pompa ulir memiliki tingkat
kebisingan pengoperasian yang sangat rendah karena kontak gigi yang terus
menerus. Volume perpindahan pompa ulir adalah yang terbesar diantar jenis
pompa roda gigi lainnya. Pompa ulir berisi 2 sampai 3 gigi cacing yang terdapat di
dalam rumah pompa, oleh karenanya juga disebut sebagai pompa roda gigi cacing.
dari fluida hidrolik, arah aliran inilah yang diatur oleh Valve kontrol . Valve
kontrol yang berfungsi untuk mengatur arah aliran biasanya disebut dengan
selenoid valve, sedangkan untuk mengatur besar tekanan biasanya disebut
Pressure Regulating Valve.
outlet yang dihubungkan ke port section pump dan port return yang menerima
oli kembali dari sistem. Sehingga oli yang ditampung dalam tangki hidrolik
terhisap oleh pompa hidrolik dan digunakan untuk menggerakan aktuator. Sump
Tank berfungsi Sebagai penyimpanan energi tekanan pada fluida hidrolik dengan
menggunakan tekanan oli.
3. Baffle Plate
Baffle plate atau plat-plat penyekat berfungsi untuk membantu memisahkan
oli yang kembali dari sistem aktuator ( silinder ) dan akan masuk kembali
ke pompa untuk bersirkulasi. Sehingga terjadi sirkulasi yang perlahan atau
lambat dengan membiarkan oli mengendap, sehingga tidak terjadi
pemakaian yang terus menerus. Untuk tangki hidrolik atau reservoir massa
kini, beberapa tangki hidrolik tidak menggunakan lagi baffle plate, karena
sistem pemisah oli balik atau return dan oli yang masuk sudah dilakukan
dengan menempatkan filter disaluran - saluran baliknya.
5. Intake Filter
Intake filter umumnya digunakan dengan tipe screen ( saringan dengan
pori - pori yang besar ) yang diserikan dengan sistem oil filter, biasanya
intake filter juga terpasang didalam tangki hidrolik alat berat.
11
6. Drain Plug
Drain plug berfungsi untuk pembuangan semua oli dari tangki ( reservoir )
dan biasanya plug ini bermagnet yaitu untuk membantu menangkap
geram-geram ( partikel ) metal yang terkandung dalam oli.
1. Pressurized Tank
Pressurized tank itu tertutup sama sekali. Atmospheric pressure (tekanan
udara luar) tidak akan mempengaruhi pressure yang ada didalam tangki.
Sebagaimana oli mengalir melalui sebuah system, oli akan menyerap
panas dan mengembang. Oli yang mengembang ini akan mendorong oli
keluar dari tangki dan menuju kesistem.
Vacum relief valve mempunyai dua fungsi, mencegah kevakuman dan juga
untuk membatasi maksimum pressure didalam tangki. Vacum relief valve
akan mencegah kevacuman dengan cara membuka dan membiarkan udara
masuk kedalam tangki.
2. Vented Tank
vented tank atau non pressurized tank, tangki ini berbeda dengan
pressurized tank, dimana pada vented tank mempunyai breather (lubang
pernapasan). Breather memungkinkan udara keluar masuk dengan bebas,
Atmospheric pressure diatas menekan oli keluar dari tangki menuju
12
2.7 Filter
Filter berfungsi untuk mengumpulkan kotoran berupa geram-geram pada
fluida hidrolik, agar kotoran-kotoran tersebut tidak ikut bersirkulasi. Komponen
ini sangat penting karena kotoran-kotoran metal selalu diproduksi pada setiap
sistem hidrolik. kebersihan filter ini harus tetap terjaga, karena apabila terlalu
kotor dan menyebabkan aliran fluida terhambat, dapat menyebabkan kavitasi
pada pompa hidrolik yang sangat berbahaya apabila itu terjadi.
13
16
17
2. Majun
4. Sikat Baja
5. Pertalite
Merk :Toshiba
Type :2 tangki penampung oli
Volume oli :2 tanki(2000 Liter)
Sump tank berisi oli tekan beserta udara tekan dalam pengoperasiannya, oli hidrolik
yang digunakan adalah oli Shell Tellus 68. Jumlah normal oli hidrolik adalah 20-30
.
23
24
Untuk menghidupkan mesin dan mematikan pompa pada sump tank diatur
pada panel minyak tekan.
25
Untuk menjaga agar penurunan tekanan kerja pada sistem hidrolik maka
digunakan dua jenis fluida yaitu oil dan udara, karena jika dipakai satu jenis fluida
seperti oil maka apabila sistem hidrolik beroperasi maka akan terjadi penurunan
tekanan drastis pada sistem hidrolik tersebut agar tekanan tidak jauh penurunan
tekanan nya maka digunakan dua media fluida yaitu udara dan oli.
Fluida yang ada di pressure tank adalah oli dan udara, udara yang ada di
pressure tank berasal dari kompressor dan oli yang ada di pressure tank berasal dari
sump tank. Operasi pompa di sump tank 24-26 bar, ketika ingin di perlukan saja oli
akan terpompa secara otomatis ke pressure tank, di pressure tank lah adanya ukuran
ketinggian oli, apabila terjadi kekurangan oli maka nada alarm dengan melihat
penurunan oli pada pressure tank dan kembali lagi ke sump tank untuk penambahan
oli di pressure tank, dan apabila berlebih oli pada pressure tank, maka penurunan oli
akan dilakukan penekanan dengan angin agar oli turun ke sump tank.
26
5.1 Kesimpulan
Adapun simpulan yang di dapat dari perawatan sistem hidrolik di PLTA
Maninjau adalah sebagai berikut :
1. Pada sistem hidrolik PLTA Maninjau, menggunakan jenis pompa hidrolik
gear pump dengan jenis kopling grid sehingga tidak memerlukan
pelumasan, untuk mendapatkan fleksibelnya.
2. Dari cara kerja pompa PLTA Maninjau, di mulai dari tanki penampung
oli (sump tank) kemudian oli di pompa ke pressure tank, kemudian ke
valve selenoid dan di bagi ke bagian-bagian nya, setelah itu ke governor
actuator.
3. Pompa hidrolik dapat berhenti pada tekanan kerja tertentu dan akan
bekerja kembali apabila tekanan kerja berkurang, dengan tekanan pompa
24-26 bar.
4. Jenis oli hidrolik yang digunakan pada sistem hidrolik PLTA Maninjau
adalah Shell Tellus 68.
5.2 Saran
Adapun saran yang diberikan sebagai berikut :
1. Selalu kontrol pompa oli agar tetap kondisi normal dan jumlah oli pada
sump tank pada kondisi normal
2. Tetap melakukan pemeliharaan rutin sesuai jadwal yang telah di tetapkan.
Dan tetap melakukan pemeliharaan walaupun dari hasil pemeliharaan
diketahui alat dalam keadaan normal untuk menjaga kinerja motor pompa
bekerja dengan baik.
29
30
31
LAMPIRAN
Deskripsi Instansi/Perusahaan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik
Didalam deskripsi tentang perusahaan/industri dimana praktik industri
dilaksanakan akan di bahas mengenai sejarah berdirinya perusahaan atau industri,
struktur organisasi dan fasilitas yang tersedia di perusahaan tersebut.
Struktur Organisasi
1. Danau Maninjau
Danau Maninjau merupakan sisa dari kawasan gunung api purba sitinjau
(Gunung api strato atau gunung api berbentuk kerucut). Danau Maninjau
dibatasi oleh dinding kaldera yang terbentuk oleh sesar (patahan kulit bumi)
dan bekas erupsi gunung api.
2. Bendungan
Bendungan adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air
menjadi waduk, danau atau tempat rekreasi.
Gambar 17 Bendungan air
3. Weir
Weir berfungsi untuk menaikkan muka air yang terdapat di Danau
Maninjau.
Gambar 18 Weir
Tabel 3 Data Weir
Gambar 19 Intake
Tabel 4 Data Intake
6. Tail Race
Tail race adalah sisa pembuangan air sesudah memutar turbin, airnya
dialirkan ke sungai batang atokan.
7. Gedung Pembangkit
Sumber pusat pembangkit di PLTA Maninjau.
8. Turbin
Turbin adalah sebagai pengerak dengan dorongan debit air. Turbin
mengubah energi kinetik menjadi energi mekanik.
Gambar 23 Turbin PLTA Maninjau
Tabel 8 Spesifikasi Turbin
9. Generator
Generator adalah sebuah mesin yang dapat mengubah energi gerak
(mekanik) menjadi energi listrik.
Gambar 24 Unit generator PLTA Maninjau
Tabel 9 Spesifikasi Generator
: Air
: Air Bertekanan
: Listrik
Pada gambar 15, terlihat diagram kerja dari proses konversi air menjadi listrik
di PLTA Maninjau. Air yang berasal dari Danau Maninjau memiliki luas 94 km2
(tabel 2.1) menyimpan energi potensial yang dapat membangkitkan energi listrik.
PLTA Maninjau merupakan salah satu pembangkit hidro sektor Bukittinggi yang
bersumber dari danau Maninjau dengan luas 94 km2, elevasi max 464,00 mdpl, dan
min 461,50 mdpl. Energi potensial yang dimiliki danau Maninjau mampu
mengalirkan air melalui headrace tunnel sepanjang 4,3 km. Air tersebut akan melalui
surge tank yang berfungsi sebagai pengaman apabila terjadi water hammer menuju
penstock yang memiliki tekanan 23,5 bar dengan kemiringan 60 sehingga
mengubahnya menjadi energi kinetik yang kemudian masuk kedalam pipa manifold.
Pada pipa manifold ini akan dibagi menjadi 4.
Setelah melewati pipa manifold, air memasuki inlet valve pada masing-masing
unitnya. Pada inlet valve, air akan terlebih dahulu melewati bypass valve tujuannya
untuk menyamakan tekanan air. Setelah tekanan air sama, valve akan terbuka secara
otomatis sehingga air akan memasuki turbin inlet valve dan lanjut ke spiral case. Air
kemudian akan memasuki tahap selanjutnya, yaitu turbin.
Pertama air akan menghantam stay vane, yaitu sudu penyearah. Selanjutnya
air akan menghantam guide vane, yaitu sudu pengatur, dimana berfungsi untuk
mengatur air yang akan memutar turbin. Kemudian air akan menghantam turbin,
disinilah terjadi perubahan energi kinetik menjadi energi mekanik yang ditandai
dengan adanya putaran pada poros turbin sebesar 600 rpm. Putaran turbin akan
disambungkan melalui shaft dengan rotor generator sehingga rotor generator ikut
berputar. Namun belum menghasilkan gaya gerak listrik (ggl). Untuk menghasilkan
ggl, maka tegangan disuplai ke rotor oleh AC Exciter. Maka stator generator akan
terinduksi sehingga menghasilkan energi listrik. Tegangan yang dihasilkan pada satu
unit PLTA Maninjau sebesar 10 kV.
Tenaga listik yang dihasilkan PLTA Maninjau dengan daya terpasang 4 x 17
MW dan tegangan 10 kV dinaikkan menjadi 150 kV melalui transformer step-up
10/150 kV yang terinkoneksi dengan sistem SUMBAGSEL dengan tujuan untuk
melayani jaringan interkoneksi SUMBAR-Riau melalui SUTT 150 kV Maninjau –
Pariaman - Lubuk Alung – Padang – Ombilin - Padang Luar – Payakumbuh - Koto
Panjang - Garuda Sakti Teluk Lembu dan gardu-gardu induk serta tegangan
menengah 20 kV. Untuk melayani konsumen di sekitar daerah PLTA Maninjau itu
sendiri digunakan Transformer step-down 150/20 kV yang disalurkan melalui feeder-
feeder. Kemudian ditransmisikan dan diturunkan melalui transformer step-down
menjadi 220 V dan 380 V untuk dikonsumsi masyarakat.
Transmisi Pembangkit
Tenaga listrik yang dihasilkan PLTA Maninjau dengan daya terpasang 4X17
MW dan tegangan 10 Kv dinaikkan menjadi 150 kV melalui transformer step-up
10/150 kV yang terinterkoneksi dengan sistem SUMBAGSEL dengan
tujuan untuk melayani jaringan interkoneksi Sumbar-Riau melalui SUTT 150 kV
Maninjau - Pariaman - Lubuk Alung – Padang - Ombilin - Padang Luar -
Payakumbuh - Koto Panjang - Garuda Sakti Teluk Lembu dan gardu-gardu induk
serta tegangan menengah 20 kV. Secara terperinci sistem transmisi tenaga listrik 150
kV PLTA Maninjau adalah sebagai berikut:
1) Line 1: Maninjau - Pariaman 40 km
2) Line 2: Maninjau - Lubuk Alung 56 km
3) Line 3: Maninjau - Padang Luar 42 km
4) Line 4: Maninjau - Simpang 4 I (satu) 75 km
5) Line 5: Maninjau - Simpang 4 II (dua) 75 km
Untuk melayani konsumen disekitar daerah PLTA Maninjau itu sendiri
digunakan Transformer step-down 150/20 kV yang disalurkan melalui feeder-feeder.
Secara terperinci sistem transmisi tenaga listrik 20 kV PLTA Maninjau adalah
sebagai berikut:
1) Feeder 1: Maninjau
2) Feeder 2: Lubuk Basung I
3) Feeder 3: Lubuk Sao
4) Feeder 4: Lubuk Basung II