DISUSUN OLEH :
RESTU PRAMUJI
13501241044
DISUSUN OLEH :
RESTU PRAMUJI
13501241044
Menyetujui/Mengesahkan :
ii
KATA PENGANTAR
iii
10. Teman-teman yang selalu memberikan semangat dan motivasi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Praktik Industri ini
masih banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu masukan dan saran
sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kemajuan dimasa mendatang.
Semoga laporan Praktik Industri ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
v
3. Proses Pengolahan Air ........................................................................16
D. Peralatan dan bahan yang diperlukan untuk mewujudkan produk yang
diharapkan .................................................................................................19
BAB III KEGIATAN KEAHLIAN ....................................................................22
A. Kegiatan Mahasiswa Praktik Industri .......................................................22
1. Perawatan Pompa .................................................................................22
2. Perawatan Sumur..................................................................................23
3. Perawatan Panel Listrik........................................................................23
4. Perbaikan Pompa dan Motor ................................................................23
B. Kegiatan Keahlian .....................................................................................24
1. Perencanaan Pemasangan dan Pemeliharaan Pompa Submersible .....24
a. Pengertian Pompa Submersible .....................................................24
b. Bagian-bagian Pompa Submersible ...............................................26
c. Pemasangan Pompa Submersible ..................................................32
d. Pemeliharaan Pompa Submersible ................................................36
2. Kendali Pompa Submersible ...............................................................40
a. Gambar diagram satu garis panel kendali pompa submersible .....40
b. Komponen kendali pompa submersible ........................................44
3. Perawatan sumur dalam ......................................................................52
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................55
A. Kesimpulan ................................................................................................55
B. Saran ..........................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................57
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vii
Gambar 29. Amperemeter .....................................................................................51
Gambar 30. Selector Switch Voltmeter .................................................................51
Gambar 31. Auto-Manual Selector Switch ...........................................................52
Gambar 32. Pengukuran debit air sekaligus melihat tingkat kekeruhan air ..........52
Gambar 33. Tripod dan Katrol untuk Menaikkan Pompa .....................................53
Gambar 34. Proses Menaikkan Pipa Dan Pompa ..................................................53
Gambar 35. Air menyembur keatas karena tekanan udara kompresor ................54
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebijakan dan pengembangan Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK)
tentang Reposisi Pendidikan Kejuruan menjelang Tahun 2020 menuntut
keberadaan guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang memiliki
kompetensi dalam memberi pendidikan dan pelatihan kewirausahaan kepada
siswa SMK, memberi pembelajaran dengan pendekatan berbasis produksi
dengan memberi pengalaman nyata dan bermakna, serta mengembangkan unit
produksi sekolah. Untuk memenuhi tuntutan tersebut FT UNY sebagai
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dan lembaga penghasil
tenaga ahli madya teknik terus dikembangkan selaras dengan tuntutan profesi.
Sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan teknik sebagaimana
yang telah diuraikan, maka FT UNY perlu membekali mahasiswa berupa
kompetensi/keterampilan teknis berdasarkan pengalaman nyata di lapangan
dan kompetensi kewirausahaan melalui teori di kampus dan pengalaman
langsung di lapangan (industri). Pembekalan dua kompetensi ini ditempuh
melalui program Praktik Industri, baik Praktik Industri Reguler maupun
melalui Praktik Industri berwawasan Kewirausahaan dengan mitra industri
yang relevan dengan program studi yang ada di FT UNY.
Praktik Industri merupakan program kulikuler yang harus ditempuh oleh
mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta sebagai salah satu
syarat kelulusan untuk mendapatan gelar Sarjana (S1). Praktik Industri
ditempuh oleh mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliah minimal 70 SKS.
Dengan bobot kredit 3 SKS, mahasiswa harus melaksanakan Praktik Industri
minimal selama 2 (dua) bulan atau setara dengan 256 jam kerja praktik dengan
sistem blok pada semester gasal, semester genap, maupun semester khusus
dan tidak sedang mengambil kegiatan di dalam kampus atau sedang kuliah.
Dengan adanya Praktik Industri tersebut diharapkan, mahasiswa dapat
lebih memahami ilmu- ilmu teoritis yang dapat di bangku perkuliahan dan
1
2
PROFIL INDUSRI
A. Management Industri
1. Informasi Umum
Nama Perusahaan : PDAM Tirtamarta
Alamat : Jl. Wolter Monginsidi No. 3 Yogyakarta
Direktur Utama (saat ini) : Dwi Agus Triwidodo, ST., MM
Direktur Bidang Teknik : Setiwan Budianto, SH., MM.
Direktur Bidang Teknik : Human Yuri M., SE.
Telepon : (0274)513605, 550751, 550752
Fax : (0274)515870
Email : pdam@jogjakota.go.id
Tahun Pembangunan : 1976
6
7
b. Visi
Untuk menjadikan PDAM Tirtamarta Yogyakarta yang Unggul,
Profesional dan Mandiri. PDAM Tirtamarta memiliki visi sebagai berikut.
1. Unggul artinya pelayanan PDAM kedepan lebih baik, dari sisi
kuantitas, kualitas, kontinuitas, dan keterjangkauan.
2. Profesional artinya PDAM mempunyai komitmen dalam
mewujudkan dan meningkatkan kualitas pelayanan air minum.
3. Mandiri artinya Pembiayaan investasi dalam pengembangan dan
pelayanan air minum dengan kemampuan sendiri.
c. Misi
Misi merupakan realisasi kegiatan yang akan menjadikan PDAM
Tirtamarta mampu menghasilkan air minum berkualitas yang memenuhi
kebutuhan, keinginan dan harapan stakeholders. Adapun uraian misi
PDAM Tirtamarta Kota Yogyakarta secara rinci dapat dijabarkan sebagai
berikut.
1. Menyediakan air bersih sesuai kebutuhan masyarakat yang
memenuhi standard kesehatan dan berkesinambungan.
2. Mewujudkan profesionalisme dalam pelayanan.
3. Menjadikan PDAM Tirtamarta sebagai alat kelengkapan otonomi
daerah yang dapat diandalkan.
4. Menyiapkan kualitas SDM yang profesional di bidangnya.
5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
d. Motto
Pelayanan semakin baik
3. Sejarah Berdirinya PDAM Tirtamarta Yogyakarta
a. Periode Jaman Belanda tahun 1918 – 1942
1) Tahun 1918, dibangun sumber air minum yang pertama yaitu
sumber Karanggayam dengan debit 20 lt/dt.
2) Tahun 1923 – 1925 , dibangun sumber air minum Umbul Lanang
di Kali Kuning dengan debit 100 lt/dt, kemudian didirikan
8
c. Direksi
Dijelaskan dalam pasal 9 Perda Nomor 14 Tahun 2014 tentang PDAM
Tirtamarta bahwa Direksi diangkat oleh Walikota atas usul Dewan
Pengawas. Pengangkatan Direksi ditetapkan dengan Keputusan Walikota,
dimana persyaratan Calon Direksi dijelaskan dalam Pasal 10 Peraturan
Daerah Nomor 14 Tahun 2014. Tugas – tugas Kepala Bagian dan Kepala
Seksi berpedoman pada keputusan Walikota sebagai Kepala Daerah
Tingkat II Yogyakarta Nomor 162/KD/1987.
Berdasarkan pasal 13, Direksi memiliki tugas dan wewenang
sebagai berikut.
a. Menyusun rencana, melakukan koordinasi dan pengawasan seluruh
kegiatan operasional.
b. Membina pegawai.
c. Mengurus pegawai.
d. Mengurus dan mengelola kekayaan.
e. Menyelenggarakan administrasi umundan keuangan.
f. Menyusun Rendana Strategis Bisnis 4 tahunan yang disahkan oleh
Walikota melalui usulan Dewan Pengawas.
g. Menyusun dan menyampaikan laporan seluruh kegiatan.
dapat bekerja maksimal serta apabila terjadi suatu gangguan dapat segera
diatasi, sehingga tidak mengganggu pasokan air ke pelanggan.
C. Proses Produksi
1. Sumber Air Baku
a. Air Permukaan
b. Air Tanah
1) Mata air
2) Sumur Dangkal
3) Sumur Dalam
2. Unit Instalasi Pengolahan air
a. Bangunan Penangkap Air (Intake)
Intake merupakan bangunan penangkap atau pengumpul air dari suatu
sumber sehingga air baku tersebut dapat dikumpulkan dalam suatu wadah
untuk selanjutnya diolah. Unit ini berfungsi untuk:
Mengumpulkan air dari sumber untuk menjaga kuantitas debit
air yang dibutuhkan oleh instalasi pengolahan
Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen
Mengambil air baku sesuai dengan debit yang diperlukan
instalasi pebgolahan demi menjaga kontinuitas penyediaan dan
pengambilan air dari sumber.
Bangunan intake dilengkapi dengan screen, pintu air, dan
saluran pembawa.
b. Bak Sedimentasi
Bak sedimentasi digunakan dengan tujuan untuk mengendapkan
kotoran yang ada pada air baku. Unit ini juga mengatur dan menampung air
baku, sehingga jumlah air baku yang akan diproses pada instalasi
pengolahan air bisa dilaksanakan dengan mudah dan akurat.
c. Clarifier
Clarifier adalah tempat terjadinya koagulasi. Proses koagulasi akan
dijelaskan pada bagian proses pengolahan air.
15
d. Bangunan filtrasi
Bangunan filtrasi merupakan tempat proses penyaringan butir-butir
kotoran/koloid yang tidak ikut terendap pada bak sedimentasi dan juga
berfungsi sebagau penyaring mikroorganisme atau bakteri yang ikut larut
dalam air.
e. Reservoir
Bangunan reservoir merupakan bangunan tempat penampungan air
bersih yang telah diolah sebelum didistribusikan ke rumah-rumah pelanggan.
Tempat penampungan air ini tertutup untuk menjaga kondisi dan kualitas air
hasil pengolahan. Di PDAM Tirtamarta terdapat 5 Instalasi Pengolahan Air
yang menggunakan reservoir.
1) Instalasi Pengolahan Air Bedog
Instalasi Pengolahan Air bedog mempunyai reservoir dengan
kapasitas penampungan 2.500 m3 . Produksi air reservoir Bedog berasal
dari sumur dalam sebanyak 15 buah yang dioperasikan dengan pompa
listrik submersible. Reservoir Bedog mensuplai daerah Yogyakarta
bagian Selatan
2) Instalasi Pengolahan Air Gemawang
Instalasi Pengolahan Air Gemawang mempunyai reservoir dengan
kapasitas penampungan 4.000 m3 . Produksi air reservoir Gemawang
berasal dari sumber air berikut ini.
a) Sumur dangkal sebanyak 3 unit
b) Sumur dalam sebanyak 10 Unit
c) Sebagian air dari Umbulwadon dan Candi.
Reservoir Gemawang melayani daerah Yogyakarta bagian Tengah.
3) Instalasi Pengolahan Air Karanggayam
Instalasi Pengolahan Air memiliki reservoir dengan kapasitas
penampungan 1.000 m3 . Produksi air reservoir Karanggayam berasal
sumber air berikut ini.
a) Mata air karanggayam I, yang dioperasikan dengan pompa
listrik Centrifugal.
16
2. Pompa sentrifugal
Pompa sentrifugal digunakan sebagai alat pengambilan air dari sumur
dangkal menuju ke penampungan atau langsung dialirkan ke Instalasi
Pengolahan Air (IPA).
3. Pompa blower
Digunakan sebagai pengaduk saat proses penyaringan dengan
menggunakan pasir (sandfiltering). Udara yang nantinya dihembuskan ke
bak filter melalui pipa yang dipasang sedemikian rupa, sehingga dapat
mengangkat endapan Fe (zat besi) didasar bak filter.
4. Pompa backwash
Digunakan sebagai penggerak pompa yang nantinya dapat mengambil
air dari bak penampungan menuju bak filter. Air ini nantinya digunakan
untuk perawatan bak filter dengan jalan mendorong endapan Fe yang
tadinya sudah terangkat oleh angin mesin blower dengan air bersih. Proses
ini nantinya berlangsung hingga semua endapan Fe keluar, sehingga
didapat air yang jernih.
5. Pompa baster
Pompa ini ini digunakan sebagai penghasil udara yang nantinya
bersama gas clor di campurkan pada air bersih yang siap di distribusikan.
6. Pompa reservoir
Motor reservoir ini nantinya digunakan untuk mengalirkan atau
mendistribusikan air dari bak reservoir menuju ke pelanggan.
7. Pipa
Pipa digunakan sebagai sarana penyaluran air dari sumber air ke
pengolahan air, maupun dari pengolahan menuju ke pelanggan/ konsumen.
8. Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Instalasi Pengolahan Air yang terdapat di PDAM Tirtamarta sendiri
ada banyak dan beragam prosesnya. Secara umum IPA ini yang terdiri dari
lima tahapan pengolahan air yang bertujuan agar mendapatkan air yang
bersih dan siap digunakan.
21
22
23
B. Kegiatan Keahlian
1. Perencanaan Pemasangan dan Pemeliharaan Pompa Submersible
a. Pengertian Pompa Submersible
Pompa submersible atau Electric Submersible Pump (ESP) adalah
sebuah pompa yang dirancang khusus, di mana motor dan komponen-
komponen lainnya tertutup rapat, karena pada penggunaannya seluruh
permukaan pompa ini akan terendam ke dalam air. Berbeda dengan
pompa-pompa yang sering kita jumpai yang diletakkan di atas air, pada
pompa submersible diletakkan di dalam air dan mendorong air melalui
pipa-pipa salurannya. Penggunaan teknologi pompa submersible ini
banyak dijumpai di dalam dunia industri.
Pompa-pompa submersible yang digunakan dalam instalasi Electric
Submersible Pump (ESP) di PDAM Tirtamarta adalah pompa
centrifugal multistage yang dioperasikan dalam posisi vertical. Pompa
Submersible menggunakan energi listrik untuk menggerakkan motor.
Motor mempunyai satu poros yang tegak lurus dengan impeller. Karena
kedudukan impeller satu poros dengan motor maka ketika motor bekerja
impeller akan berputar dan air yang berada disekitar pompa terangkat,
terdorang keatas.
Pompa submersible yang digunakan di PDAM Tirtamarta adalah
merek GRUNDFOS, type SP yang dirancang untuk pengambilan
maupun pemindahan cairan dengan debit yang besar melalui medium
pipa.
Tabel 1. Data Spesifikasi Pompa GRUNDFOS
NO URAIAN SPESIFIKASI
1. Merk pompa GRUNDFOS
Type of pump. SP 60-6
Kapasitas 60 M3/H
Total Head 30 - 80 M
SUMMERSIBLE
Power 11 KW
PUMP
Type of pump. deep Well Pump
Number of stage 6 (enam) Stg.
Standard ISO 2548 Class B
Efficiency 78.00%
25
MATERIAL
Valve Casing Stainless Steel
Valve flap Stainless Steel
Valve seat Stainless Steel
Top Intermediate Stainless Steel
Intermediate Chamber Stainless Steel
Impeller Stainless Steel
Neck Ring NBR / PPS
Intermediate Bearing NBR
Suction Interconector Stainless Steel
Shaft Stainless Steel
Strap Stainless Steel
Nut Stainless Steel
Coupling Stainless Steel
Wearing Impeller Stainless Steel
Washer Stainless Steel
2 Merk GRUNDFOS
Type MS 6000
Herz 50 / 60 Hz
Cos phy 0.83
Voltage 3 x 380-400-415 Volt
Starter Stard Delta
Type of rotor 2840-2860-2880 Rpm
SUBMERSIBLE
Daya 11 Kw / 15 Hp
MOTOR
Rated current 25,5-24,8 A
DIMENSION :
Diameter of pump 146 mm
Diameter of motor 95 mm
Leng of pump unit 1508 mm
Discharge diameter 4 inch
Flang diameter pompa 4 inch
terdiri dari satu impeller dan satu diffuser. Jumlah stage yang
dipasang pada setiap pompa akan dikorelasi langsung dengan Head
Capacity dari pompa tersebut. Dalam pemasangannya bisa
menggunakan lebih dari satu (tandem) tergantung dari Head Capacity
yang dibutuhkan untuk menaikkan fluida dari lubang sumur ke
permukaan. Impeller merupakan bagian yang bergerak, sedangkan
diffuser adalah bagian yang diam. Seluruh stage disusun secara
vertikal, dimana masing- masing stage dipasang tegak lurus pada
poros pompa yang berputar pada housing.
7) Bleeder Valve
Bleeder Valve dipasang satu joint diatas check valve, mempunyai
fungsi mencegah minyak keluar pada saat tubing di cabut. Fluida akan
keluar melalui bleeder valve.
8) Centralizer
Berfungsi untuk menjaga kedudukan pompa agar tidak bergeser atau
selalu ditengah-tengah pada saat pompa beroperasi, sehingga
kerusakan kabel karena gesekan dapat dicegah.
c. Pemasangan Pompa Submersible
Untuk melakukan pemasangan pompa tentu tidak dapat dilakukan
secara asal, berikut beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
pemasangan pompa submersible.
1) Perkiraan Laju Produksi Maksimum Sumur
Setiap sumur memiliki debit air yang berbeda. Pompa yang dipasang
pada sumur harus sesuai dengan debit laju produksi pada sumur agar
penggunaan pompa lebih efisien.
2) Pemilihan Ukuran Tipe Pompa
Pada umumnya pemilihan tipe pompa didasarkan pada besarnya
rate produksi atau debit produksi air pada sumur. Ukuran pompa
juga harus diperhatikan, pastikan diameter pompa cukup untuk
dimasukan kedalam sumur, sehingga meminimalisir gesekan pompa
dengan dinding sumur.
3) Pemilihan Motor
Motor yang akan digunakan harus mempertimbangkan debit air pada
sumur dan harus sesuai dengan tipe pompa yang dipilih. Biasanya pabrik
memberikan daftar tabel spesifikasi motor dan daya motor tersebut dalam
satuan HP. Kapasitasnya motor tidak boleh lebih besar dari kapasitas
sumber air yang ada agar pompa dapat bekerja dengan baik, efektif,
dan efisien.
Beberapa kinerja dari berbagai pompa dihadirkan dalam bentuk
katalog yang diterbitkan oleh produsen. Kurva kinerja dari suatu
33
Bila gas dan cairan sedang dipompa, kapasitas dan head per stage juga
gradien tekanan fluida berubah sebagaimana tekanan fluida naik dari tekanan
intake ke tekanan discharge. Dengan demikian persamaan diatas dapat ditulis
sebagai berikut.
d(P) = h (V) + Gf(V)+ d(St) ................................. Persamaan (2)
Dimana :
d(P) = Perubahan tekanan yang dihasilkan pompa
h = head per stage (ft/stage)
Gf(V) = gradien tekanan fluida (psi/ft)
d(St) = perubahan jumlah stage
Karena parameter-parameter dipengaruhi oleh kapasitas volume (V) yang
berubah antara intake dan tekanan discharge, persamaan diatas menjadi.
d (HP) = hp (V) x τf (V) x d (St)............................ Persamaan (3)
Jika gradien tekanan fluida dinyatakan dengan persamaan
atau
( )
HP = ( )∫ dP .................................... Persamaan (7)
( )
Karena variabel hp (V) / h(V) tidak dapat diurai kebentuk fungsi yang
lebih sederhana, interval tekanan intake dan tekanan discharge dibagi
kedalam tiap step kenaikan tekanan atau dengan mengambil P3 konstanta,
Persamaan (5) dapat ditulis sebagai berikut:
5) Penyambungan Kabel
Kabel bawaan dari pompa biasanya hanya memiliki panjang 3-6 m,
untuk itu harus disambung dengan kabel lagi agar dapat terhubung
dengan sumber listrik dan kotak panel. Cara penyambungan kabel
tersebut agar kedap air adalah sebagai berikut.
Kupas ke-enam ujung kabel yang akan di sambung, pastikan
posisi penyambungan tiap phasanya berjauhan, agar tidak
terjadi hubung singkat.
Sambungkan tiap phasanya dengan menggunakan pen khusus.
Kemudian lapisi menggunakan selongsong bakar, baru dilapisi
lagi menggunakan lakban kabel.
Siapkan selongsong atau tabung kecil di tempat
penyambungan kabel tadi. Buka kantong resin yang terdiri dari
dua macam cairan lem, buka pembatasnya kemudian
aduk/kocok kedua cairan tersebut hingga merata, lalu tuangkan
ke selongsong/tabung tempat penyambungan tersebut, dan
tunggu mengeras (kurang lebih 1-2 jam).
d. Pemeliharaan Pompa Submersible
Perawatan atau pemeliharaan pompa dilakukan secara rutin setiap 6
bulan sampai 12 bulan tergantung pada kondisi air baku sumur. Semakin
tinggi kandungan zat besi yang ada pada air baku sumur, semakin
intensif pula perawatan pompa yang dilakukan. Sebelum melakukan
kegiatan perawatan pompa, ada hal yang perlu di lakukan terlebih
dahulu, yaitu menaikkan pompa.
37
6) Lampu indikator
Lampu indikator merupakan lampu pilot ataupun LED yang
dijadikan sebagai tanda keadaan suatu rangkaian. Lampu pilot
ataupun LED ini nantinya terdapat berbagai warna yang masing-
masing warna memiliki maksud yang berbeda. Misalnya hijau
sebagai tanda motor bekerja, merah untuk tanda motor tidak
bekerja/mati, dan kuning sebagai tanda rangkaian pompa trouble
(terjadi gangguan).
13) Amperemeter
Amperemeter adalah alat untuk mengukur kuat arus listrik dalam
rangkaian tertutup. Cara pemasangannya amperemeter dipasang
secara seri dengan bagian rangkaian yang ingin diukur.
Gambar 32. Pengukuran debit air sekaligus melihat tingkat kekeruhan air.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktik industri selama dua bulan di PDAM
Tirtamarta yang dilakukan mulai tanggal 1 Juli – 31 Agustus 2014.
Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Proses pengolahan air di PDAM Tirtamarta ada 5 tahap, yaitu: aerasi,
koagulasi/sedimentasi, flokulasi, filtrasi, disinfektansi.
2. Untuk mengambil air dari dalam tanah, PDAM Tirtamarta
menggunakan 2 jenis pompa, yaitu pompa sentrifugal untuk
mengambil air dari sumur dangkal, dan pompa submersible untuk
mengambil air dari sumur dalam.
3. Penentuan daya motor submersible dalam pengambilan air pada
sumur dalam yang ada di PDAM Tirtamarta ditentukan oleh debit
airnya.
4. Pompa submersible perlu mendapat pemeliharaan secara berkala agar
senantiasa dapat bekerja optimal. Jangka waktu pemeliharaan setiap
pompa berbeda tergantung kondisi air baku sumur.
5. Sumur perlu mendapat pemeliharaan secara berkala karena sumur
mengalami pendangkalan akibat zat besi (Fe), mangan (Mg), ma terial
lumpur, dan pasir. Kotoran-kotoran tersebut dapat menyumbat screen
pada sumur dan meyebabkan debit air berkurang.
B. Saran
1. Untuk Fakultas Teknik UNY
a) Perlu adanya evaluasi hasil praktik industri sehingga nantinya
dapat direkomendasikan untuk praktik industri yang akan
datang.
b) Menigkatkan kualitas pembekalan Praktik Industri sehingga
mahasiswa dapat melihat gambaran yang jelas terkait apa yang
akan dilakukan dalam Praktik Industri.
55
56
Afrike Wahyuni Saputri. (2011). Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA)
Babakan PDAM Tirta Kerta Raharja Kota. Skripsi, Program Studi
Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.
57