Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MANAJEMEN OPERASI DAN

PEMELIHARAAN
EVALUASI OPERASI DAN PEMELIHARAAN PINTU
PENGENDALI ALIRAN PADA BENDUNG PUCANG GADING,
SEMARANG
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Sri Sangkawati, MS

Disusun Oleh :

Maria Handayani S 21010117410041


Onni Linoarfrino Suyitno 21010118410011

MANAJEMEN DAN REKAYASA INFRASTRUKTUR


MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................


DAFTAR ISI ...................................................................................................... 1
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... 2
DAFTAR TABEL ............................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 4
1.2 Permasalahan .............................................................................................. 5
1.3 Maksud dan Tujuan...................................................................................... 7
1.4 Batasan Masalah .......................................................................................... 7
1.5 Manfaat ........................................................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pedoman Operasional Prasarana Sungai serta Pemeliharaan Sungai Menurut
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air ................................................................. 9
2.1.1 Kriteria Teknis Operasional dan Pemeliharaan Prasarana Sungai ........ 9
2.1.1.1 Kriteria Teknis Operasional Pintu Air ............................................. 9
2.1.1.2 Kriteria Teknis Pemeliharaan Pintu Air ........................................... 10
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Tinjauan Umum ........................................................................................... 12
3.2 Evaluasi Standar Operasional Prosedur (SOP) Operasional Pintu Aliran ... 12
3.2.1 Standar Operasional Prosedur Berdasarkan Kriteria Teknis ................. 12
3.2.2 Manual Pengoperasian Pintu Bendung Pucang Gading ........................ 14
3.2.3 Kesesuaian Pedoman dan Pelaksanaan ................................................. 14
3.3 Evaluasi Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeliharaan Pintu Aliran . 15
3.3.1 Standar Operasional Prosedur Pemeliharaan Pintu Aliran .................... 15
3.3.2 Kesesuaian Pedoman dan Pelaksanaan ................................................. 17
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 18
4.2 Saran ....................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA

MARIA HANDAYANI SETYANINGRUM


1
ONNI LINOARFRINO SUYITNO
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Alat Pengendali Pintu Air................................................................ 5


Gambar 1.2 Pintu Pengendali Aliran Bendung Pucang Gading ......................... 6
Gambar 1.3 Pola Pengoperasian Pintu Bendung Pucang Gading ....................... 7
Gambar 3.1 Kondisi Indikator Penunjuk Meteran Pintu Air .............................. 17

MARIA HANDAYANI SETYANINGRUM


2
ONNI LINOARFRINO SUYITNO
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pola Pengoperasian Pintu Bendung Pucang Gading ........................... 14

MARIA HANDAYANI SETYANINGRUM


3
ONNI LINOARFRINO SUYITNO
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada mulanya, manusia pada umumnya bermukim di sepanjang tepian


sungai. Salah satu alasannya adalah karena sungai memenuhi kebutuhan dasar
manusia sebagai sumber kehidupan. Selain itu sungai juga mempermudah manusia
untuk bergerak hingga ke pelosok wilayah pedalaman. Aktivitas eksploitasi sungai
telah dilakukan sejak dulu jauh sebelum ada infrastruktur atau prasarana sungai.
Misalnya, menggunakan air untuk mandi, mencuci, menangkap ikan, dan
mengangkut barang hingga kepelosok pedalaman.
Operasi dan pemeliharaan sungai merupakan kesatuan kegiatan yang tidak
terpisahkan. Perkembangan teknologi pendayagunaan sungai mulai dari tingkat
yang paling sederhana hingga teknologi yang sangat maju merupakan tuntutan dari
kebutuhan sosial dan ekonomi manusia yang semakin berkembang. Berbagai jenis
prasarana sungai yang tersebar di Indonesia merupakan perwujudan dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendayagunaan dan perlindungan
sungai. Tanpa adanya pemeliharaan yang memadai, baik terhadap prasarana sungai
maupun sungainya sendiri tentu degradasi fisik dan fungsi sehingga efektivitas
eksploitasi akan semakin cepat terjadi dan operasi prasarana sungai akan terganggu,
bahkan tindakan operatif pemenuhan kebutuhan air dan pengendalian aliran air
menjadi tidak optimal ataupun dapat terhenti.
Pintu pengendali aliran merupakan salah satu prasarana yang penting untuk
menjaga kestabilan debit sungai dan aliran sungai. Untuk mengendalikan aliran
sungai diperlukan pengoperasian yang sesuai dengan pedoman yang ada dan
didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten. Pemeliharaan pintu
pengendali aliran juga sangat dibutuhkan untuk menjaga kondisi pintu pengendali
aliran agar tetap baik dan berjalan sesuai dengan fungsinya.

MARIA HANDAYANI SETYANINGRUM


4
ONNI LINOARFRINO SUYITNO
Untuk itu perlu dilakukan operasional dan pemeliharaan prasarana dan
pemeliharaan pintu pengendali aliran sungai. Kegiatan tersebut harus berjalan
secara konsisten dan menerus sepanjang waktu agar dapat bekerja secara efektif,
efisien, dan tertib. Selain itu perlu adanya evaluasi terhadap kesesuaian pelaksanaan
dan pedoman yang berlaku.

1.2 Permasalahan Evaluasi Pintu Pengendali Aliran Pucang Gading


Dalam makalah ini, kami mengambil contoh kasus pintu pengendali aliran
pada Bendung Pucang Gading, Semarang. Bendung Pucang Gading
menghubungkan sungai Babon, sungai Penggaron, sungai Dolok dan sungai Banjir
Kanal Timur. Pintu pengendali aliran yang kami teliti adalah pintu air yang menuju
ke sungai Banjir Kanal Timur. Kondisi eksisting pintu pengendali aliran Bendung
Pucang Gading masih baik dengan komponen peralatan yang termasuk baru.
Meskipun pada beberapa pintu, komponen peralatannya sudah ada yang hilang dan
tidak berfungsi dengan baik.

Sumber : Pribadi
Gambar 1.1 Alat Pengendali Pintu Air

MARIA HANDAYANI SETYANINGRUM


5
ONNI LINOARFRINO SUYITNO
Sumber : SMNetwork
Gambar 1.2 Pintu Pengendali Aliran Bendung Pucang Gading
Survey lapangan menunjukkan adanya ketidaksesuaian operasi dan
pemeliharaan terhadap pedoman dan pelaksanaan. Berdasarkan informasi yang
kami peroleh dari penjaga pintu aliran, pengoperasian pintu air dilakukan
setidaknya pada saat muka air meninggi sesuai dengan Pola Pengoperasian Pintu
Bendung Pucang Gading yang ditempel pada Pos Jaga. Namun berdasarkan
pengakuan penjaga pintu, tinggi pintu air yang dibuka dilakukan dengan metode
pengamatan dan perkiraan sesuai dengan seberapa penuhnya air yang terlihat dan
jumlah pintu air yang dibuka berdasarkan cepat atau tidaknya aliran yang masuk ke
pintu air.

MARIA HANDAYANI SETYANINGRUM


6
ONNI LINOARFRINO SUYITNO
Sumber : Pribadi
Gambar 1.3 Pola Pengoperasian Pintu Bendung Pucang Gading
Untuk pemeliharaan pintu aliran, berdasarkan informasi yang kami peroleh
dari penjaga pintu aliran pemeliharaan dilakukan secara berkala dengan
mengoleskan pelumas pada alat pengendali pintu aliran.

1.3 Maksud dan Tujuan


Maksud makalah ini adalah memberikan masukan terhadap kinerja
operasional dan pemeliharaan pintu pengendali aliran di Bendung Pucang Gading
Tujuan makalah ini adalah :
a) Mengevaluasi operasi dan pemeliharaan pintu pengendali aliran
Bendung Pucang Gading
b) Mengetahui kesesuaian operasi dan pemeliharaan antara pedoman dan
pelaksanaan di lapangan.

1.4 Batasan Masalah


Makalah ini mempunyai batasan masalah sebagai berikut:
a) Informasi berdasarkan hasil survey dan wawancara penjaga pintu
pengendali aliran Bendung Pucang Gading.

MARIA HANDAYANI SETYANINGRUM


7
ONNI LINOARFRINO SUYITNO
b) Pembahasan pada makalah ini hanya meninjau pintu pengendali aliran
di Bendung Pucang Gading.

1.5 Manfaat
Adapun manfaat jurnal ini adalah menghasilkan informasi mengenai
evaluasi operasi dan pemeliharaan pintu pengendali aliran Bendung Pucang Gading
sebagai masukan bagi pengelola Bendung Pucang Gading.

MARIA HANDAYANI SETYANINGRUM


8
ONNI LINOARFRINO SUYITNO
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pedoman Operasional Prasarana Sungai serta Pemeliharaan Sungai


Menurut Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Pengoperasian prasarana sungai bertujuan mengoptimalkan manfaat
prasarana sungai dalam rangka pendayagunaan air dan pengendalian aliran air
dalam rangka memenuhi berbagai jenis kebutuhan air serta mengurangi risiko
kerugian akibat aliran air sungai

2.1.1 Kriteria Teknis Operasional dan Pemeliharaan Prasarana Sungai


2.1.1.1 Kriteria Teknis Operasional Pintu Air
a) Pengecekan kondisi pintu-pintu air beserta bangunannya, secara visual,
dilakukan secara rutin setiap hari, agar pintu air dan kelengkapannya dapat
selalu siap dioperasikan dengan baik, serta dapat diketahui apabila terdapat
permasalahan berkaitan dengan kelancaran pengoperasian pintu.
b) Bagi pintu-pintu air untuk kegiatan penyediaan air atau suplesi,
dioperasikan sesuai dengan kebutuhan air serta ketetapan alokasi air yang
telah disepakati.
c) Pengoperasian pintu air yang berfungsi sebagai pengendali banjir, secara
teknis hendaknya mengikuti manual pengoperasian pintu dan peralatan yang
ada, serta disesuaikan dengan eskalasi kondisi muka air di sungai.
d) Untuk memastikan kesiapan operasi pintu air dan prasarana sungai, maka
perlengkapan dan peralatan pendukung operasi (misalnya: genset dan
komponen penggerak pintu) perlu dilakukan uji operasi secara rutin paling
sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) minggu.
e) Khususnya bagi pintu-pintu air yang tidak dioperasikan secara rutin
(misalnya : pintu penguras), paling tidak 2 (dua) kali dalam satu tahun, harus

MARIA HANDAYANI SETYANINGRUM


9
ONNI LINOARFRINO SUYITNO
dilakukan uji coba (“running test”) buka-tutup pintu, untuk menjamin agar
pintu dapat berfungsi baik dan dapat segera dioperasikan ketika diperlukan.
f) Menginformasikan kondisi pintu-pintu air beserta bangunannya kepada
instansi terkait untuk tindakan penanganan lebih lanjut yang diperlukan.
g) Penutupan dan pembukaan pintu air harus sesuai dengan kebutuhan dan
SOP yang telah ditetapkan serta dicatat dalam format laporan.
h) Operasi pintu-pintu air dan bangunannya dimungkinkan dilakukan atas
kerja sama dengan instansi terkait.
i) Kegiatan-kegiatan operasional pintu air pengendali dan prasarana
pelengkapnya dilaporkan dalam format laporan sesuai manual masing-
masing bangunan.
j) Pengujian keakuratan tinggi bukaan air pada pintu dengan besarnya debit
yang dikeluarkan, dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.

2.1.1.2 Kriteria Teknis Pemeliharaan Pintu Air


a) Pintu pengendali banjir beserta bangunan pelengkapnya, yang dioperasikan
untuk mengendalikan aliran banjir dan pengaturan tinggi muka air dimuka
pintu, dilakukan sesuai dengan kondisi muka air di sungai serta mengikuti
prosedur dan manual pengoperasian pintu dan peralatan pendukungnya.
Pintu harus selalu siap dioperasikan pada saat diperlukan. Oleh karenanya,
faktor pemeliharaan menjadi sangat penting untuk menjamin pintu dapat
dioperasikan.
b) Kegiatan inspeksi kondisi fisik pintu-pintu air beserta bangunannya, secara
visual, dilakukan paling tidak 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan, untuk
memastikan kondisi pintu dan bangunannya (termasuk sistem kontrol panel
listrik dan peralatan mekanikal-elektrikal) dalam keadaan baik, serta dapat
diketahui apabila terdapat kerusakan.
c) Dalam hal terdapat kerusakan pada komponen pintu air dan
kelengkapannya, yang dikhawatirkan dapat berpengaruh terhadap
pengoperasian pintu atau kemungkinan timbulnya kerusakan yang lebih
parah, harus ditindak-lanjuti dengan kegiatan penelusuran detail untuk

MARIA HANDAYANI SETYANINGRUM


10
ONNI LINOARFRINO SUYITNO
mengetahui tingkat kerusakan dan rekomendasi langkah perbaikannya.
Dalam hal tidak ada rekomendasi dari hasil inspeksi, maka kegiatan
penelusuran (walkthrough) harus dilakukan paling tidak 1 (satu) kali dalam
6 (enam) bulan, utamanya sebelum musim banjir.
d) Pemeliharaan preventif pintu pengendali banjir secara rutin berupa kegiatan
pembersihan tubuh bangunan, pencabutan tanaman liar atau gulma air
(enceng gondok) didepan pintu yang dapat mengganggu aliran, serta
pembersihan sampah yang tersangkut, yang dilakukan paling sedikit 1 (satu)
kali dalam 1 (satu) bulan. Kegiatan ini dapat dilakukan bersamaan dengan
kegiatan inspeksi.
e) Pemeliharaan preventif secara berkala untuk tujuan menjaga kondisi pintu
dan bangunan serta peralatan pendukungnya tetap dalam keadaan baik dan
siap operasi, meliputi antara lain:
 Pengecatan pintu dan bangunannya, termasuk pengecatan staff gauge
(papan duga air), dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
tahun. Sebelum pengecatan, harus dilakukan pembersihan pintu dari
karat, dan dicat dengan cat dasar (meni). Waktu pengecatan sebaiknya
dilakukan pada musim kemarau.
 Pelumasan pada peralatan unit penggerak operasi pintu serta peralatan
hidro-mekanikal lainnya, termasuk penguatan baut/mur pengikat,
dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan, atau
mengikuti ketentuan sesuai manual peralatan masingmasing yang
dikeluarkan pabrik pembuat peralatan dimaksud.
 Perbaikan ringan yang tidak memerlukan kelengkapan perhitungan
desain, dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun,
sebelum musim hujan / banjir datang.

MARIA HANDAYANI SETYANINGRUM


11
ONNI LINOARFRINO SUYITNO
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Tinjauan Umum


Bangunan sungai dioperasikan berdasarkan pedoman dan manual operasi
yang dirancang dan ditetapkan secara khusus untuk setiap bangunan yang
bersangkutan. Bangunan Sungai yang Berfungsi Sebagai Pengatur, Pengendali,
Pengarah atau Pembagi Aliran Air Sungai. Bangunan pengatur ini dapat berupa:
pintu air, pompa air, ataupun bendung karet, termasuk sistem catu daya atau power
supply (misalnya accu, genset dll). Pedoman operasi dirancang sesuai dengan
kebutuhan pelayanan air dan/atau kondisi debit aliran air di sungai yang harus
dikendalikan. Sedangkan manual operasi dirancang dengan maksud agar bangunan
dan pintu yang dioperasikan tidak mengalami kerusakan akibat kesalahan
pengoperasian.

3.2 Evaluasi Standar Operasional Prosedur (SOP) Operasional Pintu


Aliran

3.2.1 Standar Operasional Prosedur Berdasarkan Kriteria Teknis


a. Melakukan pengecekan kondisi pintu-pintu air beserta bangunannya, secara
visual, dilakukan secara rutin setiap hari, agar pintu air dan kelengkapannya
dapat selalu siap dioperasikan dengan baik, serta dapat diketahui apabila
terdapat permasalahan berkaitan dengan kelancaran pengoperasian pintu.
b. Mengoperasikan pintu-pintu air untuk kegiatan penyediaan air atau suplesi
sesuai dengan kebutuhan air serta ketetapan alokasi air yang telah
disepakati.
c. Mengoperasikan pintu air yang berfungsi sebagai pengendali banjir dengan
mengikuti manual pengoperasian pintu dan peralatan yang ada, serta
disesuaikan dengan eskalasi kondisi muka air di sungai.
d. Melakukan uji operasi secara rutin paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
minggu untuk memastikan kesiapan operasi pintu air dan prasarana sungai

MARIA HANDAYANI SETYANINGRUM


12
ONNI LINOARFRINO SUYITNO
seperti perlengkapan dan peralatan pendukung operasi (misalnya: genset
dan komponen penggerak pintu).
e. Melakukan uji coba (“running test”) buka-tutup pintu paling tidak 2 (dua)
kali dalam satu tahun, untuk menjamin agar pintu dapat berfungsi baik dan
dapat segera dioperasikan ketika diperlukan. Khususnya bagi pintu-pintu air
yang tidak dioperasikan secara rutin (misalnya : pintu penguras).
f. Menginformasikan kondisi pintu-pintu air beserta bangunannya kepada
instansi terkait untuk tindakan penanganan lebih lanjut yang diperlukan.
g. Melakukan penutupan dan pembukaan pintu air harus sesuai dengan
kebutuhan serta dicatat dalam format laporan.
h. Melakukan atas kerja sama dengan instansi terkait jika dimungkinkan,
untuk mengoperasikan pintu-pintu air dan bangunannya.
i. Melaporkan dalam format laporan sesuai manual masing-masing bangunan
untuk kegiatan-kegiatan operasional pintu air pengendali dan prasarana
pelengkapnya.
j. Melakukan pengujian keakuratan tinggi bukaan air pada pintu dengan
besarnya debit yang dikeluarkan, dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) tahun.

MARIA HANDAYANI SETYANINGRUM


13
ONNI LINOARFRINO SUYITNO
3.2.2 Manual Pengoperasian Pintu Bendung Pucang Gading
Tabel 3.1 Pola Pengoperasian Pintu Bendung Pucang Gading
Tinggi air di atas Mercu
Tinggu Bukaan Pintu (m) Q
Bendung
Elevasi (m3/dt)
Pucang Gading Gergaji Keterangan
M.A SPB bukaan
(m) (m) A B C D E F
pintu
H (m) Q (m3/dt) Q (m3/dt)
22.86 + 0.00 0 0 - - - - - - Semua pintu di tutup
23.16 + 0.30 5.56 1.55 - - - - - - 14 Semua pintu di tutup
Pintu B dan E dibuka tinggi 0.50 m
23.66 + 0.80 30.27 8.41 - 0.50 0.50 0.50 0.50 - 43.42
Pintu C dan D dibuka tinggi 1.00 m
23.86 + 1.00 43.64 12.12 - 1.00 1.00 1.00 1.00 - 58.28 Pintu B,C,D,E dibuka tinggi 1.00 m
Pintu B dan E dibuka tinggi 1.00 m
24.06 + 1.20 58.29 16.9 - 1.00 1.50 1.50 1.00 - 72.06
Pintu C dan D dibuka tinggi 1.50 m
SIAGA I
24.16 + 1.30 66.11 19.87 - 1.50 1.50 1.50 1.50 - 85.48
Pintu B,C,D,E dibuka tinggi 1.50 m
SIAGA II
24.36 + 1.50 82.7 26.63 - 1.50 2.00 2.00 1.50 - 109.68 Pintu B,E dibuka tinggi 1.50 m
Pintu C,D dibuka tinggi 2.00 m
SIAGA III
Pintu A,F dibuka tinggi 1.00 m
24.56 + 1.70 100.59 34.49 1.00 1.50 2.00 2.00 1.50 1.00 132.16
Pintu B,E dibuka tinggi 1.50 m
Pintu C,D dibuka tinggi 2.00 m

Catatan :
1. Kondisi saat ini, Sungai Babon pada saat elevasi 1.30 m masuk Siaga I di
hulu Jembatan Trimulyo akibat penyumbatan sampah meluap ke kanan dan
ke kiri dan alur penuh sedimentasi
2. Sungai Dombo Sayung pada saat elevasi 1.30 m masuk Siaga I air mulai
meluap tanggul kanan Desa Menur dan parapet bocor di sepanjang Desa
Sayung serta sedimentasi tinggi.
3. Pintu Banjir kanal timur pada saat Siaga I dibuka 4 pintu H = 1.50 m dan
tambahan debit dari anak-anak Sungai Kedungmundu, Bajak, Candi, Pompa
Kartini air meluap mulai Ruas Jembatan Kartini s/d Jembatan Kali
Penggaron.

3.2.3 Kesesuaian Pedoman dan Pelaksanaan


Menurut hasil survey dan wawancara kami terhadap penjaga pintu air
Bendung Pucang Gading yang telah kami telaah sesuai dengan pedoman standar
operasional prosedur yang ada yaitu:

MARIA HANDAYANI SETYANINGRUM


14
ONNI LINOARFRINO SUYITNO
a. Pengecekan kondisi pintu-pintu air beserta bangunannya, dilakukan ketika
cuaca sedang hujan saja. Karena seiring dengan keadaan hujan, maka
volume air meningkat dan penjaga pintu mengecek pintu air bersamaan
dengan mengamati volume air.
b. Pengoperasian pintu air mengabaikan manual operasional pintu air.
Mungkin manual operasi hanya dilakukan pada saat kondisi siaga saja.
Karena penjaga pintu tidak bisa menjelaskan bagaimana mekanisme
pembukaan pintu air. Yang mereka ketahui hanya membuka 2 pintu air saja
ketika volume air meningkat.
c. Tidak melakukan uji operasi pintu air, karena pintu air dioperasikan hanya
pada saat hujan saja.
d. Tidak melakukan uji buka tutup pintu air. Berdasarkan informasi yang kami
dapatkan, pintu air yang dibuka pada kondisi volume air meningkat hanya
2 pintu saja sesuai dengan kecepatan aliran yang masuk ke pintu. Jika dirasa
aliran air yang masuk ke pintu memiliki waktu yang lama untuk
mengalirkan air, maka ditambah 1 pintu lagi.
e. Instansi yang mengelola pintu air Bendung Pucang Gading adalah Balai
Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Tata Ruang Bodri Kuto.
f. Untuk pencatatan laporan terkait pembukaan dan penutupan pintu air,
penjaga pintu air sudah melakukan pencatatan laporan per bulan.

3.3 Evaluasi Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeliharaan Pintu


Aliran

3.3.1 Standar Operasional Prosedur Pemeliharaan Pintu Aliran


a. Pintu pengendali banjir beserta bangunan pelengkapnya, yang dioperasikan
untuk mengendalikan aliran banjir dan pengaturan tinggi muka air dimuka
pintu, dilakukan sesuai dengan kondisi muka air di sungai serta mengikuti
prosedur dan manual pengoperasian pintu dan peralatan pendukungnya.
Pintu harus selalu siap dioperasikan pada saat diperlukan. Oleh karenanya,

MARIA HANDAYANI SETYANINGRUM


15
ONNI LINOARFRINO SUYITNO
faktor pemeliharaan menjadi sangat penting untuk menjamin pintu dapat
dioperasikan.
b. Melaksanakan kegiatan inspeksi kondisi fisik pintu-pintu air beserta
bangunannya, secara visual, dilakukan paling tidak 1 (satu) kali dalam 1
(satu) bulan, untuk memastikan kondisi pintu dan bangunannya (termasuk
sistem kontrol panel listrik dan peralatan mekanikal-elektrikal) dalam
keadaan baik, serta dapat diketahui apabila terdapat kerusakan.
c. Melakukan kegiatan penelusuran detail untuk mengetahui tingkat kerusakan
dan rekomendasi langkah perbaikannya sebagai tindak lanjut jika terdapat
kerusakan pada komponen pintu air dan kelengkapannya, yang
dikhawatirkan dapat berpengaruh terhadap pengoperasian pintu atau
kemungkinan timbulnya kerusakan yang lebih parah. Apabila tidak ada
rekomendasi dari hasil inspeksi, maka kegiatan penelusuran (walkthrough)
harus dilakukan paling tidak 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan, utamanya
sebelum musim banjir.
d. Melakukan pemeliharaan preventif pintu pengendali banjir secara rutin
berupa kegiatan pembersihan tubuh bangunan, pencabutan tanaman liar atau
gulma air (enceng gondok) didepan pintu yang dapat mengganggu aliran,
serta pembersihan sampah yang tersangkut, yang dilakukan paling sedikit 1
(satu) kali dalam 1 (satu) bulan. Kegiatan ini dapat dilakukan bersamaan
dengan kegiatan inspeksi.
e. Melakukan pemeliharaan preventif secara berkala untuk tujuan menjaga
kondisi pintu dan bangunan serta peralatan pendukungnya tetap dalam
keadaan baik dan siap operasi, meliputi antara lain:
 Melakukan pengecatan pintu dan bangunannya, termasuk pengecatan
staff gauge (papan duga air), paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
tahun. Sebelum pengecatan, harus dilakukan pembersihan pintu dari
karat, dan dicat dengan cat dasar (meni). Waktu pengecatan sebaiknya
dilakukan pada musim kemarau.
 Mengoleskan pelumas pada peralatan unit penggerak operasi pintu serta
peralatan hidro-mekanikal lainnya, termasuk penguatan baut/mur

MARIA HANDAYANI SETYANINGRUM


16
ONNI LINOARFRINO SUYITNO
pengikat, dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan,
atau mengikuti ketentuan sesuai manual peralatan masingmasing yang
dikeluarkan pabrik pembuat peralatan dimaksud.
 Melakukan perbaikan ringan yang tidak memerlukan kelengkapan
perhitungan desain, paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun,
sebelum musim hujan / banjir datang.

3.3.2 Kesesuaian Pedoman dan Pelaksanaan


Menurut hasil survey dan wawancara kami terhadap penjaga pintu air
Bendung Pucang Gading yang telah kami telaah sesuai dengan pedoman standar
operasional prosedur yang ada yaitu
a) Penjaga pintu air hanya melakukan pemeliharaan preventif secara berkala
dengan mengoleskan pelumas pada peralatan unit penggerak operasi pintu
serta peralatan hidro-mekanikal lainnya.
b) Kurangnya kepedulian pengelola terhadap komponen dan peralatan pintu
pengendali aliran Bendung Pucang Gading. Hal ini terlihat dari beberapa
pintu air yang sudah tidak memiliki meteran pintu air dan indikator
penunjuk meteran pintu air.

Gambar 3.1 Kondisi Indikator Penunjuk Meteran Pintu Air

MARIA HANDAYANI SETYANINGRUM


17
ONNI LINOARFRINO SUYITNO
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil survey dan wawancara terhadap penjaga pintu aliran
Bendung Pucang Gading dan penyesuaian terhadap pedoman standar operasioal
dan pemeliharaan maka dapat dihasilkan kesimpulan sebagai berikut
a. Hasil evaluasi pengoperasian dan pemeliharaan pintu aliran Bendung
Pucang Gading adalah penjaga pintu aliran mengabaikan kriteria teknis dan
standar operasional prosedur.
b. Tidak adanya kesesuaian operasional dan pemeliharaan antara pedoman dan
pelaksanaan di lapangan.
c. Penjaga pintu aliran kurang memahami pentingnya standar operasional
prosedur pintu aliran.

4.2 Saran
a. Perlu adanya pembekalan kepada pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan
operasi dan pemeliharaan pintu air mengenai pentingnya kriteria teknis dan
standar operasional prosedur dalam melaksanakan kegiatan operasi dan
pemeliharaan.
b. Pengelola Bendung Pucang Gading sebaiknya menyesuaikan langkah-
langkah operasional dan pemeliharaan antara pedoman dan pelaksanaan di
lapangan sehingga kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan lebih baik dan
optimal.
c. Perlu adanya pelatihan maupun workshop mengenai kegiatan operasi dan
pemeliharaan guna meningkatkan kompetensi petugas penjaga pintu aliran.

MARIA HANDAYANI SETYANINGRUM


18
ONNI LINOARFRINO SUYITNO
DAFTAR PUSTAKA

Muntolib, 2006. Evaluasi Operasi Pintu Pengendali Banjir Pucang Gading.


Semarang. Universitas Diponegoro.
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, 2016. Pedoman Penyelenggaraan
Kegiatan Operasi Dan Pemeliharaan Prasarana Sungai Serta Pemeliharaan
Sungai. Jakarta. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

MARIA HANDAYANI SETYANINGRUM


19
ONNI LINOARFRINO SUYITNO

Anda mungkin juga menyukai