Anda di halaman 1dari 24

TUGAS MAKALAH

MANAJEMEN OPERASI INFRASTRUKTUR

“Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi”

DOSEN PENGASUH

Dr. MINSON SIMATUPANG, ST., MT.

DISUSUN OLEH:

ASRI
G2T1 21 047

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA


JURUSAN MANAJEMEN REKAYASA
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat dan ridho
Allah SWT Tuhan Semesta Alam, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas makalah untuk mata kuliah Manajemen Operasi
Infrastruktur, dengan judul : “Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi”
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada dosen mata kuliah Manajemen Operasi Infrastruktur yang telah memberikan

tugas makalah terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada

pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masi banyak kekurangan-

kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengigat kemampuan yang

dimiliki penulis masi terbatas. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari

pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga

makalah ini dapat memberikan manfaat.

Kendari, Juni 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 2
1.3. Tujuan ..................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi .................................... 4
2.1.1. Hal-hal yang harus dihindarkan pada saluran irigasi …..... 5
2.1.2. Penanggulangan/Perbaikan Darurat ..........6
2.2. Inventarisasi Jaringan Irigasi ……………………………..7
2.2.1. Pengelolaan Aset Irigasi ……………………………10
2.2.2. Data Pendukung Kegiatan Pemeliharaan Jaringan Irigasi..11
2.3. Perencanaan Pemeliharaan Jaringan Irigasi ……………………..11
2.3.1. Inspeksi Rutin ……………………………12
2.3.2. Penelusuran Jaringan Irigasi ……………………………12
2.3.3. Identifikasi dan Analisis Tingkat Kerusakan ……………13
2.3.4. Pengukuran Dan Pembuatan Detail Desain
Perbaikan Jaringan Irigasi ……………………14
2.4. Pelaksanaan Pemeliharaan ……………………………15
2.4.1. Persiapan Pelaksanaan Pemeliharaan ……………………15
2.4.2. Pelaksanaan Pemeliharaan ……………………16
2.5. Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan ……………………16
2.5.1. Pemantauan dan Evaluasi ……………………16
2.5.2. Laporan Kemajuan Pelaksanaan ……………………19

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan ............................................................................... 20
3.2. Saran ............................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Peran serta pertanian sangat strategis dalam perekonomian nasional
dan kegiatan pertanian tidak dapat terlepas dari air. Oleh sebab itu, irigasi
sebagai salah satu komponen pendukung keberhasilan pembangunan
pertanian mempunyai peran yang sangat penting. Adanya perubahan tujuan
pembangunan pertanian dari meningkatkan produksi untuk swasembada beras
menjadi melestarikan ketahanan pangan, meningkatkan pendapatan petani,
meningkatkan kesempatan kerja di perdesaan maka dalam penyelenggaraan
pengelolaan sumber daya air, pemerintah bertanggung jawab menyediakan air
untuk semua kebutuhan dengan memberikan prioritas utama kepada
kebutuhan pokok sehari – hari dan pertanian rakyat dalam sistem irigasi yang
sudah ada diatas semua kebutuhan.
Tingginya angka perkembangan penduduk dan perindustrian dapat
mengganggu keseimbangan sumber daya air sehingga menjadikan
ketersediaan air cenderung menurun dan kebutuhan air semakin meningkat.
Menghadapi ketidakseimbangan tersebut, merujuk pada Undang-Undang
Republik Indonesia no. 07 tahun 2004 pasal 02, sumber daya air dikelola
berdasarkan asas kelestarian, keseimbangan, kemanfaatan umum,
keterpaduan dan keserasian, keadilan, kemandirian,serta transparansi dan
akuntabilitas. Maka dari itu wajib dikelola dengan benar sesuai dengan
fungsionalnya, seperti fungsi sosial, lingkungan, dan ekonomi yang
diselenggarakan dan diwujudkan secara selaras. Pengelolaan sumber daya air
dapat dilakukan dengan cara operasi dan pemeliharaan. Operasi adalah suatu
kegiatan pengaturan pengalokasian penyediaan dan sumber air dengan
memaksimalkan pemanfaatan prasarana sumber daya air. Sedangkan
pemeliharaan adalah kegiatan yang bertujuan untuk merawat sumber air dan
prasarana sumber air. Pemeliharaan dilakukan untuk menjamin kelestarian

1
fungsi sumber air dan prasarana sumber air. Dalam pemeliharaannya sendiri
dapat berupa bendung, sadap dll. Kegiatan tersebut adalah salah satu hal yang
harus dilaksanakan guna mengatur keseimbangan sumber daya air.
Daerah irigasi merupakan kesatuan wilayah yang menerima air dari
suatu jaringan irigasi. Jaringan irigasi adalah salah satu prasarana untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam produksi pertanian. Oleh karena
itu, adanya jaringan irigasi sangat bermanfaat untuk membantu dalam
mengatur sumber daya air yang akan dialirkan ke areal pesawahan sehingga
pemanfaatan air akan mengalir efektif ke areal pesawahan meskipun jarak
lahan areal pesahawan tersebut jauh dari sumber air.
Lebih dari 80 persen produksi padi di Indonesia berasal dari lahan
irigasi. Oleh karena itu degradasi kinerja irigasi merupakan ancaman nyata
terhadap masa depan pasokan pangan nasional. Dampak kemunduran kinerja
irigasi bersifat langsung dan tidak langsung. Dampak langsung adalah
turunnya produktivitas, turunnya intensitas tanam, dan meningkatnya risiko
usaha tani. Dampak tidak langsung adalah melemahnya komitmen petani
untuk mempertahankan ekosistem sawah karena buruknya kinerja irigasi
mengakibatkan lahan tersebut kurang kondusif untuk usahatani padi.
Operasi dan pemeliharaan pada jaringan irigasi adalah suatu
kegiatan yang penting untuk dilakukan sesudah jaringan irigasi selesai
dibangun, upaya operasi dan pemeliharaan pada jaringan irigasi tersebut
bertujuan untuk menjaga dan mempertahankan kelestariannya agar berjalan
dengan efektif dan efesien sehingga bisa meningkatkan produktivitas dalam
pertanian.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasar latar belakang di atas pada kegiatan operasi dan
pemeliharaan proyek jaringan irigasi dapat di rumuskan masalah adalah
sebagai berikut :
1. Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
2. Inventarisasi Jaringan Irigasi

2
3. Perencanaan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
4. Pelaksanaan Pemeliharaan
5. Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan

1.3. Tujuan Makalah


Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini mengacu
pada rumusan masalah diatas adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
2. Untuk mengetahui Inventarisasi Jaringan Irigasi
3. Untuk mengetahui Perencanaan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
4. Untuk mengetahui Pelaksanaan Pemeliharaan
5. Untuk mengetahui Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan
6. Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Operasi Infrastruktur

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi


Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi yaitu Serangkaian upaya
pengaturan air irigasi termasuk pembuangannya dan upaya menjaga serta
mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik.
Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi dan
pembuangannya, termasuk kegiatan membuka-menutup pintu bangunan
irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem golongan, menyusun
rencana pembagian air, melaksanakan kalibrasi pintu/bangunan,
mengumpulkan data, memantau dan mengevaluasi.
Pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya menjaga dan
mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna
mempelancar pelaksanaan operasi dan mempertahankan kelestariannya.
Tabel 2.1. Peraturan pemerintah tentang jaringan irigasi

Irigasi adalah upaya penyediaan, pengaturan (pembagian,


pemberian, penggunaan) dan pembuangan air irigasi untuk menunjang
pertanian yang jenisnya meliputi:
1. Irigasi permukaan,
2. Irigasi rawa,

4
3. Irigasi bawah tanah,
4. Irigasi pompa dan
5. Irigasi tambak
Irigasi Fungsi sebagai mendukung produktifitas usaha tani guna
meningkatkan produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan nasional
dan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani, yang diwujudkan melalui
keberlanjutan sistem irigasi.

2.1.1. Hal-hal yang harus dihindarkan pada saluran irigasi


Adapun hal-hal yang harus dihindarkan pada saluran irigasi
dapat diperhatikan pada poin penjelasan dibawah ini adalah sebagai
berikut.
1. Membuat pintu air tidak berfungsi antara lain:
 Merusak pintu air dengan cara apapun;
 Membuka lebar-lebar tanpa kendali
 Mengganjal pintu agar dapat memperoleh air lebih banyak;
 Mengambil daun pintu air atau bagian-bagian untuk dipakai
bagi kepentingan lain.
2. Merusak bangunan antara lain:
 Membobol atau membongkar pasangan atau plesteran batu;
 Membongkar pasangan batu untuk mencari ikan dan lain-
lain;
 Membobol saluran primer / sekunder ke sawah untuk
mendapatkan air secara langsung dengan mudah.
3. Permasalahan ternak antara lain:
 Penggembalaan ternak di tanggul saluran ataupun di tanah dan
pekarangan yang termasuk bagian dari bangunan irigasi;
 Memandikan ternak di tempat yang tidak diperuntukkan untuk
memandikan ternak.

5
4. Pengambilan air secara liar antara lain:
 Mengambil air dengan cara memasang pipa di bawah tanggul
saluran;
 Mengambil air dari petak tersier lain tanpa ijin;
 Memompa air dari saluran menuju ke sawah secara langsung;
 Membangun bangunan sadap tanpa ijin untuk mendapatkan air
secara langsung;
 Memasang siang untuk mendapatkan air secara langsung.
5. Mengubah jadwal giliran antara lain:
 Penggunaan air yang menyimpang dari jadwal giliran yang
telah ditetapkan bersama;
 Mengambil air untuk di luar lahan (areal) baku irigasi.
6. Penyebab terjadinya pelanggaran antara lain:
 Petani tidak patuh dan tidak sabar menunggu giliran air;
 Operasi tidak tepat sehingga ada petani yang tidak mendapat
jatah air secara adil;
 Petani di bagian hulu mengambil air berlebihan;
 Pasokan air kelompok tersebut memang kurang

2.1.2. Penanggulangan/Perbaikan Darurat


Perbaikan darurat dilakukan akibat bencana alam dan atau
kerusakan berat akibat terjadinya kejadian luar biasa (seperti
Pengrusakan/penjebolan tanggul, Longsoran tebing yang menutup
Jaringan, tanggul putus dll) dan penanggulangan segera dengan
konstruksi tidak permanen, agar jaringan irigasi tetap berfungsi.
Kejadian Luar Biasa/Bencana Alam harus segera dilaporkan
oleh juru kepada pengamat dan kepala dinas secara berjenjang dan
selanjutnya oleh kepala dinas dilaporkan kepada Bupati. Lokasi,
tanggal/waktu, dan kerusakan akibat kejadian bencana/KLB
dimasukkan dalam Blangko 03-P dan lampirannya.

6
Perbaikan darurat ini dapat dilakukan secara gotong-royong,
swakelola atau kontraktual, dengan menggunakan bahan yang tersedia
di Dinas/pengelola irigasi atau yang disediakan masyarakat seperti
(bronjong, karung plastik, batu, pasir, bambu, batang kelapa, dan
lainlain).
Selanjutnya perbaikan darurat ini disempurnakan dengan
konstruksi yang permanen dan dianggarkan secepatnya melalui
program rehabilitasi.

2.2. Inventarisasi Jaringan Irigasi


Inventarisasi jaringan irigasi dilakukan untuk mendapatkan data
jumlah, dimensi, jenis, kondisi dan fungsi seluruh asset irigasi serta data
ketersediaan air, nilai asset jaringan irigasi dan areal pelayanan pada setiap
daerah irigasi.Inventarisasi jaringan irigasi dilaksanakan setiap tahun
mengacu pada ketentuan/pedoman yang berlaku. Untuk kegiatan
pemeliharaan dari inventarisasi tersebut yang sangat diperlukan adalah data
kondisi jaringan irigasi yang meliputi data kerusakan dan pengaruhnya
terhadap areal pelayanan.
Pelaksanaan inventarisasi jaringan irigasi ini dilaksanakan secara
partisipatif melalui penelusuran jaringan irigasi oleh aparat Dinas secara
berjenjang bersama-sama dengan perkumpulan petani pemakai air (P3A)
dengan menggunakan Blangko Inventaris Jaringan Irigasi (terlampir). Dari
hasil inventarisasi tersebut disusun program 5 tahunan yang akan diusulkan
untuk mendapatkan biaya pemeliharaan.
Daerah Irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari suatu
jaringan irigasi. Jaringan Irigasi adalah saluran, bangunan dan bangunan
pelengkap yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan,
pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi.
Pengelolaan Jaringan Irigasi adalah kegiatan yang meliputi operasi,
Pemeliharaan, rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi di Daerah Irigasi.
Sedangkan pengertian dari Operasi Jaringan irigasi adalah upaya pengaturan

7
air pada jaringan irigasi yang meliputi penyediaaan, pembagian, pemberian,
penggunaan dan pembuangannya termasuk kegiatan membuka menutup pintu
bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem golongan,
menyusun rencana pembagian air, kalibrasi, pengumpulan data, monitoring
dan evaluasi (PP No. 20/2006).
Kegiatan Operasi Jaringan irigasi berdasarkan Permen PU No.
32/PRT/M/2007:
1. Pengumpulan data (data debit, data curah hujan, data luas tanam, dll)
2. Melaksanakan kalibrasi pengukur debit
3. Menyusun Rencana penyediaan air tahunan, pembagian dan pemebrian air
tahunan, Rencana Tata Tanam Tahunan, Rencana Pengeringan, dll.
4. Melaksanakan pembagian dan pemberian air
5. Mengatur pintu-pintu air pada bending berkaitan dengan datanya debit
sungai banjir
6. Monitoring dan evaluasi
Pemeliharaan Jaringan Irigasi adalah upaya menjaga dan
mengamankan jaringan irigasi agar selalu berfungsi dengan baik guna
memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertaharikan kelestariannya
melalui kegiatan perawatan, perbaikan, pencegahan dan pengaman yang harus
dilakukan secara terus menerus (PP No. 20/2006).
Kegiatan Pemeliharaan Jaringan irigasi berdasarkan Permen PU No.
32/PRT/M/2007 terdiri dari :
1. Inventarisasi kondisi jaringan irigasi
2. Perencanaan dan pelaksanaan
3. Pemantauan dan evaluasi
Berdasarkan jenisnya pemeliharaan dapat di bagi menjadi 2 (dua)
macam adalah sebagai berikut :
1. Pengamanan Jaringan Irigasi adalah upaya untuk mecegah dan
menanggulangi terjadinya kerusakan jaringan irigasi yang disebakan oleh
daya rusak air, hewan atau oleh manusia guna mempertahankan fungsi
jaringan irigasi.

8
2. Pemeliharaan rutin yaitu kegiatan perawatan dalam rangka
mempertahankan kondisi jaringan irigasi yang dilaksanakan secara terus
menerus tanpa danya konstruksi yang di ubah atau di ganti. Pemerliharaan
rutin meliputi :
a. Membersihkan saluran dan bangunan dari sampah dan kotoran
b. Membersihkan saluran dan bangunan dari tanaman liar dan semak-
semak.
c. Menutup lubang-lubang bocoran kecil di saluran/bangunan
d. Pemeliharaan bangunan air (pembersihan, pelumasan dan pengecatan)
3. Pemeliharaan berkala yaitu kegiatan perawatan dan perbaikan yang
dilaksanakan secara berkala yang direncanakan dan dilaksanakan.
Pemerliharaan berkala meliputi sebagai berikut :
a. Pembuangan lumpur di bangunan dan saluran
b. Pengecatan pintu
c. Perbaikan Bendung, Bangunan Pengambilan dan Bangunan Pengatur
d. Perbaikan Bangunan Ukur dan Kelengkapannya.
e. Pemeliharaan jalan inspeksi dan jalan usaha tani
f. Perbaikan saluran, pintu air
g. Perbaikan fasilitas pendukung seperti kantor, rumah dinas, rumah
PPA dan PPB, kendaraan dan peralatan
h. Penggantian pintu, alat ukur dll.
4. Pemeliharaan Darurat yaitu perbaikan darurat yang dilakukan akibat
bencana alam dan atau kerusakan berat akibat terjadinya kejadian luar
biasa dan penanggulangan segera dengan kosntruksi tidak permanene,
agar jaringan irigasi tetap berfungsi.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 20 tahun 2006 bahwa
kewenangan dan tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan sistem
irigasi terhadap luasan jaringan irigasi primer dan sekunder meliputi :
1. Daerah irigasi dengan luas > 3000 ha atau pada daerah irigasi lintas
propinsi, daerah irigasi lintas Negara dan daerah irigasi strategi nasional
merupakan wewenang pemerintah pusat,

9
2. Daerah irigasi dengan luas 1000 sampai dengan 3000 ha atau pada daerah
irigasi yang bersifat lintas kabuapetn/kota merupakan wewenang
pemerintah propinsi.
3. Daerah irigasi dengan luas < 1000 ha dalam satu daerah kabupaten/kota
merupakan wewenang pemerintah daerah..

2.2.1. Pengelolaan Aset Irigasi


Pengelolaan aset irigasi merupakan proses manajemen yang
terstruktur, yang merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam mengelola
dan mendayagunakan aset irigasi yang meliputi : inventarisasi aset,
perencanaan pengelolaan aset, pelaksanaan pengelolaan aset,
monitoring dan evaluasi serta pemutakhiran data aset sebagaimana
dijelaskan pada gambar 2.1.
Kegiatan inventarisasi aset irigasi dilakukan setiap tahun dan
perencanaan pengelolaan aset irigasi dilakukan setiap 5 tahun.
pengelolaan aset irigasi dimaksudkan untuk meningkatkan keandalan,
keamanan aset irigasi dan pengelolaan sistem irigasi yang efektif dan
efisien.
Tujuan pengelolaan aset irigasi adalah sebagai berikut :
1. Tercapainya tingkat kinerja sistem irigasi yang maksimal.
2. Tercapainya tingkat pelayanan irigasi yang optimal.

Gambar. 2.1. Pengelolaan Aset Irigasi

10
2.2.2. Data Pendukung Kegiatan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
Di dalam penyelenggaraan pemeliharaan jaringan irigasi
diperlukan data-data pendukung sebagai berikut :
1. Peta Daerah Irigasi (Skala 1 : 5.000 atau Skala 1 : 10.000)
Dengan batas daerah irigasi dan tata letak saluran induk &
sekunder, bangunan air, pembagian areal layanan irigasi, batas
wilayah kerja antara lain: wilayah kerja UPTD, wilayah kerja
mantri / juru pengairan, wilayah kerja balai, wilayah kabupaten.
2. Skema Jaringan Irigasi
Menggambarkan letak dan nama-nama saluran induk & sekunder,
bangunan bagi, bangunan bagi - sadap, bangunan sadap, dan
bangunan pelengkap lainnya yang masing-masing dilengkapi
dengan nomenklatur.
3. Inventarisasi Jaringan Irigasi
4. Gambar Pasca Konstruksi (as built drawing)
5. Perencanaan 5 (lima) tahunan Pengelolaan Aset Irigasi
6. Dokumen dan data pendukung lainnya

2.3. Perencanaan Pemeliharaan Jaringan Irigasi


Dinas yang membidangi irigasi dalam melaksanakan kegiatan
pemeliharaan jaringan irigasi dilakukan dengan melibatkan peran serta
P3A/GP3A/IP3A diwujudkan mulai dari pemikiran awal, pengambilan
keputusan, dan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan jaringan.
Kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pemeliharaan didapat
melalui hasil penelusuran bersama dengan proses sebagai berikut :
1. P3A/GP3A/IP3A bersama petugas pengelola irigasi melakukan
penelusuran untuk mengindentifikasi kerusakan-kerusakan, usulan
rencana perbaikan dan skala prioritas.
2. Penyusunan jenis-jenis pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh
P3A/GP3A/IP3A

11
3. Dinas yang membidangi irigasi melaksanakan pemeliharaan jaringan
irigasi dapat dilakukan melalui kerjasama dengan P3A/GP3A/IP3A secara
swakelola.
4. P3A/GP3A/IP3A dapat berperan serta dalam pelaksanaan pemeliharaan
jaringan irigasi dalam bentuk tenaga, bahan, atau biaya sesuai dengan
kemampuannya.
5. P3A/GP3A/IP3A berperan aktif dalam pengamanan jaringan irigasi.
6. P3A/GP3A/IP3A dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan
pemeliharaan jaringan irigasi primer dan sekunder dalam bentuk
penyampaian laporan penyimpangan pelaksanaan kepada dinas atau
pengelola irigasi.

2.3.1. Inspeksi Rutin


Dalam melaksanakan tugasnya juru pengairan harus selalu
mengadakan inspeksi/pemeriksaan secara rutin di wilayah kerjanya
setiap 10 hari atau 15 hari sekali, untuk memastikan bahwa jaringan
irigasi dapat berfungsi dengan baik dan air dapat dibagi/dialirkan sesuai
dengan ketentuan. Kerusakan ringan yang dijumpai dalam inspeksi
rutin harus segera dilaksanakan perbaikannya sebagai pemeliharaan
rutin, dicatat dalam Blangko 01-P dan dikirim ke pengamat setiap akhir
bulan. Selanjutnya Pengamat akan menghimpun semua berkas usulan
dan menyampaikannya ke dinas pada awal bulan berikutnya.

2.3.2. Penelusuran Jaringan Irigasi


Berdasarkan usulan kerusakan yang dikirim oleh juru secara
rutin, dilakukan penelusuran jaringan untuk mengetahui tingkat
kerusakan dalam rangka pembuatan usulan pekerjaan pemeliharaan
tahun depan. Penelusuran dilaksanakan setahun dua kali yaitu pada saat
Pengeringan, untuk mengetahui endapan, dan mengetahui tingkat
kerusakan yang terjadi ketika air di saluran berada di bawah air normal

12
dan pada saat air normal (saat Pengolahan Tanah) untuk mengetahui
besarnya rembesan dan bocoran jaringan.
Penelusuran dilakukan bersama secara partisipatif antara
Pengamat/UPT /Ranting, Juru/Mantri, dan GP3A/IP3A. Hasil dari
penelusuran bersama dicatat dalam Blangko 02-P dan ditentukan
ranking prioritasnya.

2.3.3. Identifikasi dan Analisis Tingkat Kerusakan


Berdasarkan hasil inventarisasi dilakukan survai identifikasi
permasalahan dan kebutuhan pemeliharaan secara partisipatif, dan
dibuat suatu rangkaian rencana aksi yang tersusun dengan skala
prioritas serta uraian pekerjaan pemeliharaan.Dalam menentukan
kriteria pemeliharaan dilihat dari kondisi kerusakan phisik jaringan
irigasi. Pada hakekatnya pemeliharaan jaringan irigasi yang tertunda
akan mengakibatkan kerusakan yang lebih parah dan memerlukan
rehabilitasi lebih dini.
Klasifikasi kondisi fisik jaringan irigasi sebagai berikut :
1. Kondisi baik jika tingkat kerusakan < 10 % dari kondisi awal
bangunan/saluran dan diperlukan pemeliharaan rutin.
2. Kondisi rusak ringan jika tingkat kerusakan 10 – 20 % dari kondisi
awal bangunan/saluran dan diperlukan pemeliharaan berkala yang
bersifat perawatan.
3. Kondisi rusak sedang jika tingkat kerusakan 21 – 40 % dari kondisi
awal bangunan/saluran dan diperlukan pemeliharaan yang bersifat
perbaikan.
4. Kondisi rusak berat jika tingkat kerusakan > 40 % dari kondisi awal
bangunan/saluran dan diperlukan perbaikan berat atau penggantian.
Hasil identifikasi dan analisa kerusakan merupakan bahan
dalam penyusunan detail desain pemeliharaan.

13
2.3.4. Pengukuran Dan Pembuatan Detail Desain Perbaikan Jaringan
Irigasi
1. Survai Dan Pengukuran Perbaikan Jaringan Irigasi
Survai dan pengukuran untuk pemeliharaan jaringan irigasi dapat
dilaksanakan secara sederhana oleh petugas Dinas/pengelola irigasi
bersama-sama perkumpulan petani pemakai air dengan
menggunakan roll meter, alat bantu ukur, selang air atau, tali. Hasil
survai yang dituangkan dalam gambar skets atau diatas gambar as
built drawing. Sedangkan untuk pekerjaan perbaikan, perbaikan
berat maupun penggantian harus menggunakan alat ukur waterpass
atau theodolit untuk mendapatkan elevasi yang akurat. Hasil survai
dan pengukuran ini selanjutnya digunakan oleh petugas
Dinas/pengelola irigasi dalam penyusunan detail desain.
2. Pembuatan Detail
Desain Berdasarkan hasil survai dan pengukuran disusun
rancangan detail desain dan penggambaran. Hasil rancangan detail
desain ini didiskusikan kembali dengan perkumpulan petani
pemakai air sebagai dasar pembuatan desain akhir.
3. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Rencana anggaran biaya dihitung berdasarkan perhitungan volume
dan harga satuan yang sesuai dengan standar yang berlaku di
wilayah setempat. Sumber-sumber pembiayaan pemeliharaan
jaringan irigasi berasal dari :
a. Alokasi biaya pemeliharaan dari sumber APBN, APBD, atau
DAK.
b. Kontribusi biaya pemeliharaan oleh perkumpulan petani
pemakai air
c. Alokasi biaya dari badan usaha atau sumber lainnya.

14
2.4. Pelaksanaan Pemeliharaan
Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan berdasarkan detail desain dan
rencana kerja yang telah disusun oleh Dinas/Pengelola irigasi bersama
perkumpulan petani pemakai air. Adapun waktu pelaksanaannya
menyesuaikan dengan jadwal pengaturan air dan masa pengeringan yang telah
disepakati bersama dan ditetapkan oleh Bupati/Walikota/Gubernur sesuai
kewenangannya.

2.4.1. Persiapan Pelaksanaan Pemeliharaan


Sebelum kegiatan pemeliharaan dilaksanakan perlu dilakukan
sosialisasi kepada petani pemakai air sebagai anggota
P3A/GP3A/IP3A, tentang waktu, jenis kegiatan, jumlah tenaga, bahan,
peralatan yang harus disediakan dan disesuaikan dengan jenis, sifat
pemeliharaan dan tingkat kesulitannya.
1. Pekerjaan pemeliharaan yang akan dilaksanakan oleh
Pekarya/GP3A/IP3A perlu dilakukan persiapan yang menyangkut
Pengusulan kebutuhan bahan, penyediaan tenaga, pengaturan regu
kerja, pelatihan praktis mengenai jasa konstruksi dan jaminan mutu
agar tercapainya kualitas pekerjaan sesuai spesifikasi yang
ditetapkan. Untuk pemeliharaan rutin pengamat mengusulkan
kebutuhan bahan menggunakan Blangko 06-P dan untuk berkala
menggunakan Blangko 07- P.
2. Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh kontraktor. Disusun dalam
paket pekerjaan yang menggambarkan lokasi, jenis pekerjaan,
rencana biaya dan waktu pelaksanaannya. Dalam perjanjian
kontrak kerja antara Dinas/Pengelola irigasi dengan kontraktor
perlu dicantumkan ketentuan yang mengikat antara lain :
a. Kontraktor harus menggunakan tenaga kerja setempat kecuali
tenaga kerja tersebut tidak tersedia.

15
b. Adanya kesepakatan bersama antara kontraktor dengan
P3A/GP3A/IP3A mengenai jam kerja, upah kerja dan hal-hal
lainnya.
2.4.2. Pelaksanaan Pemeliharaan
1. P3A/GP3A/IP3A dan atau kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan pemeliharaan wajib memahami dan menerapkan
persyaratan teknis yang telah ditetapkan oleh Dinas/Pengelola
irigasi.
2. pelaksanaan pemeliharaan tidak mengganggu kelancaran
pembagian air untuk tanaman, artinya pelaksanaannya disesuaikan
dengan jadwal pengeringan dan giliran air.
3. Dinas/Pengelola irigasi wajib menyampaikan kepada masyarakat
pemakai air mengenai rencana pengeringan paling lambat tiga
puluh hari sebelum pelaksanaan pengeringan.
4. Untuk pekerjaaan yang dilaksanakan oleh P3A/GP3A/IP3A agar
sesuai dengan kuantitas dan kualitas yang dipersyaratkan, perlu
adanya bimbingan dari tenaga pendamping lapangan.
5. Untuk pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor, sebagai kontrol
sosial P3A dapat berperan serta secara swadaya mengawasi
pekerjaan.
6. Setelah pekerjaan perbaikan selesai dikerjakan harus dibuat berita
acara bahwa pekerjaan perbaikan telah selesai dilaksanakan dan
berfungsi baik.

2.5. Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan


2.5.1. Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi pada pemeliharaan jaringan irigasi
dilakukan untuk kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan sendiri
secara swakelola ataupun dikontrakkan, baik untuk jenis pengamanan
jaringan irigasi, pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala dan
penanggulangan/perbaikan darurat.

16
1. Pemeliharaan Jaringan Irigasi Yang Dilaksanakan Secara
Swakelola Pemantauan untuk pekerjaan pemeliharaan jaringan
irigasi yang dilakukan secara swakelola baik pemeliharaan rutin
maupun pemeliharaan berkala dilakukan oleh Dinas/Pengelola
irigasi bersama P3A/GP3A/IP3A.

Pemantauan dilakukan terhadap realisasi penggunaan sumberdaya


yang meliputi : tenaga kerja, bahan (pelumas, cat dsb.), peralatan
secara berkala dipantau dan dibandingkan dengan program
pemeliharaan rutin atau rencana yang telah ditetapkan dan
dituangkan dalam Blangko 06-P Waktu pemantauannya dapat
ditetapkan harian atau mingguan oleh Dinas/Pengelola irigasi.

Setiap akhir bulan dilakukan evaluasi untuk penyempurnaan proses


pemeliharaan yang sedang dijalankan di lapangan. Setiap akhir
pekerjaan dilakukan juga evaluasi untuk penyempurnaan kegiatan
pemeliharaan yang akan datang. Hasil evaluasi tersebut dikirimkan
kepada penanggungjawab pekerjaan. Juru/Pengamat Pengairan
mencatat hasil kegiatan pemeliharaan didalam buku catatan
pemeliharaan (BCP).

Didalam BCP dapat diketahui bagian bangunan atau ruas saluran


yang sudah dan yang belum dilaksanakan pemeliharaannya.

2. Pemeliharaan Jaringan Irigasi Yang Dilaksanakan Secara


Kontraktual Pemantauan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan
jaringan irigasi yang dilakukan secara kontraktual baik
pemeliharaan berkala maupun perbaikan/penggantian dilakukan
oleh Dinas/Pengelola irigasi dengan melibatkan peran serta
P3A/GP3A/IP3A.

a. Pemantauan Dan Evaluasi Mingguan

17
Pemantauan dan evaluasi kemajuan pekerjaan dilakukan secara
mingguan. Hal-hal yang dipantau dan dievaluasi secara
mingguan antara lain meliputi:
 Jenis dan volume pekerjaan;
 Rencana dan realisasi fisik dan keuangan;
 Nilai bobot (dlm %) yaitu biaya dibagi volume yang telah
dilaksanakan;
 Kemajuan hasil pekerjaan;
 Nilai pelaksanaan (%) yaitu kemajuan hasil pekerjaan
dibandingkan dengan nilai bobot seluruh kegiatan.
b. Pemantauan Dan Evaluasi Bulanan
Pada setiap akhir bulan, dilakukan pemantauan dan evaluasi
bulanan yang mencakup :
 Jenis dan volume pekerjaan;
 Rencana dan realisasi fisik dan keuangan;
 Nilai bobot (dlm %) yaitu biaya dibagi volume yang telah
dilaksanakan;
 Kemajuan pekerjaan fisik (volume v.s. waktu);
 Nilai tertimbang (%) yaitu bobot kemajuan biaya serta
kinerja fisik.
Hasil pemantauan dan evaluasi tersebut terutama ditujukan
untuk keperluan perbaikan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan yang
sedang berjalan.Sedangkan untuk perbaikan perencanaan program
pemeliharaan, pemantauan dan evaluasi dilaksanakan pada setiap akhir
tahun.Dengan melihat hasil evaluasi tahunan.tersebut, dapat dipelajari
masalah dan kekurangan yang pernah terjadi, sehingga dapat dilakukan
perbaikan rencana tahun berikutnya.
Apabila pekerjaan sudah selesai, penilaian hasil pekerjaan
dilakukan terhadap kuantitas dan kualitas pekerjaan.Juga evaluasi
dilakukan terhadap fungsi atau kinerja jaringan irigasi melalui
penelusuran jaringan dan pengujian lapangan (trial run).

18
2.5.2. Laporan Kemajuan Pelaksanaan
Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara
berkala meliputi :
1. Laporan bulanan
a. Penggunaan bahan swakelola (Blangko 08 –P)
b. Realisasi pekerjaan yang diborongkan (Blangko 09 - P)
2. Laporan Tahunan (Blangko 10-P)
Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dibuat oleh pelaksana
kegiatan dan disampaikan kepada Dinas/pengelola irigasi.

19
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan teori operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi pada
tinjauan pustaka makalah ini maka dapat disimpulkan yaitu Operasi dan
pemeliharaan pada jaringan irigasi adalah suatu kegiatan yang penting untuk
dilakukan sesudah jaringan irigasi selesai dibangun, upaya operasi dan
pemeliharaan pada jaringan irigasi tersebut bertujuan untuk menjaga dan
mempertahankan kelestariannya agar berjalan dengan efektif dan efesien
sehingga bisa meningkatkan produktivitas dalam pertanian.

3.2. Saran
Masyarakat diharapkan dapat bekerja sama dan ikut berpartisipasi
dalam pemeliharaan saluran irigasi. Dengan peran pemerintah dalam
pembangunan saluran irigasi yang selama ini masih kurang dalam sarana dan
prasarana dalam mendukung peningkatan pembangunan saluran irigasi.
Diharapkan petani meningkatkan partisipasi dalam kegiatan
pengamanan jaringan irigasi dan rehabilitasi jaringan irigasi, saling
membantu dalam kegiatan pengaturan air dan pembuangan air, serta pada
kegiatan pemeliharaan rutin, dan lebih proaktif dalam melakukan
pemeliharaan berkala, agar kondisi jaringan irigasi tetap baik.

20
DAFTAR PUSTAKA

Ansori. 2013. Kajian Efektivitas dan Efisiensi Jaringan Irigasi Terhadap Kebutuhan
Air Pada Tanaman Padi. Universitas Pasir Pengairan. Riau.
Direktorat Jendral Pengairan. 2010. Standar Perencanaan Irigasi Kriteria
Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi (KP 01-05). Dinas Pekerjaan Umum.
Direktorat Jendral Pengairan. 1986. Pedoman Umum Operasi & Pemeliharaan
Jaringan Irigasi. Dinas Pekerjaan Umum.
Direktorat Pekerjaan Umum Pengairan. 2004. UU No.7 Tentang Sumber Daya Air.
Jakarta.
Effendidan Donald C. Tylor.2007. Irigasi Kelembagaan dan Ekonomi,Penerbit PT.
Gramedia Jakarta.
Kodoatie, R.J. dan Sjarief, R. 2005. Pengelolaan dan Sumber Air Terpadu. Andi
offset. Yogyakarta.
Ludiana.2015. Evaluasi Kinerja Jaringan Irigasi Bendungan Tilong Kecamatan
Kupang Kabupaten Kupang. Jurnal Teknik Sipil Vol. IV No. 2 Hal.13.
Peraturan Pemerintah No.79 Tahun 2012. Peraturan Pembinaan dan Pemberdayaan
Perkumpulan Petani Pemakai Air. Menteri Pertanian. Jakarta.
Setyawan, C.,.Susanto, S. dan Sukirno. 2011. Evaluasi Kinerja Sistem Irigasi.
Jurnal Teknotan Vol. 7, No. 2, hal 8.
Sudjarwadi . 1990. Teori dan Praktek Irigasi. Pusat antar universitas ilmu teknik,
UGM. Yogyakarta.

21

Anda mungkin juga menyukai