DOSEN PENGASUH
DISUSUN OLEH:
ASRI
G2T1 21 047
Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat dan ridho
Allah SWT Tuhan Semesta Alam, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas makalah untuk mata kuliah Manajemen Operasi
Infrastruktur, dengan judul : “Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi”
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen mata kuliah Manajemen Operasi Infrastruktur yang telah memberikan
tugas makalah terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengigat kemampuan yang
dimiliki penulis masi terbatas. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari
Penulis
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 2
1.3. Tujuan ..................................................................... 3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
fungsi sumber air dan prasarana sumber air. Dalam pemeliharaannya sendiri
dapat berupa bendung, sadap dll. Kegiatan tersebut adalah salah satu hal yang
harus dilaksanakan guna mengatur keseimbangan sumber daya air.
Daerah irigasi merupakan kesatuan wilayah yang menerima air dari
suatu jaringan irigasi. Jaringan irigasi adalah salah satu prasarana untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam produksi pertanian. Oleh karena
itu, adanya jaringan irigasi sangat bermanfaat untuk membantu dalam
mengatur sumber daya air yang akan dialirkan ke areal pesawahan sehingga
pemanfaatan air akan mengalir efektif ke areal pesawahan meskipun jarak
lahan areal pesahawan tersebut jauh dari sumber air.
Lebih dari 80 persen produksi padi di Indonesia berasal dari lahan
irigasi. Oleh karena itu degradasi kinerja irigasi merupakan ancaman nyata
terhadap masa depan pasokan pangan nasional. Dampak kemunduran kinerja
irigasi bersifat langsung dan tidak langsung. Dampak langsung adalah
turunnya produktivitas, turunnya intensitas tanam, dan meningkatnya risiko
usaha tani. Dampak tidak langsung adalah melemahnya komitmen petani
untuk mempertahankan ekosistem sawah karena buruknya kinerja irigasi
mengakibatkan lahan tersebut kurang kondusif untuk usahatani padi.
Operasi dan pemeliharaan pada jaringan irigasi adalah suatu
kegiatan yang penting untuk dilakukan sesudah jaringan irigasi selesai
dibangun, upaya operasi dan pemeliharaan pada jaringan irigasi tersebut
bertujuan untuk menjaga dan mempertahankan kelestariannya agar berjalan
dengan efektif dan efesien sehingga bisa meningkatkan produktivitas dalam
pertanian.
2
3. Perencanaan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
4. Pelaksanaan Pemeliharaan
5. Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
3. Irigasi bawah tanah,
4. Irigasi pompa dan
5. Irigasi tambak
Irigasi Fungsi sebagai mendukung produktifitas usaha tani guna
meningkatkan produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan nasional
dan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani, yang diwujudkan melalui
keberlanjutan sistem irigasi.
5
4. Pengambilan air secara liar antara lain:
Mengambil air dengan cara memasang pipa di bawah tanggul
saluran;
Mengambil air dari petak tersier lain tanpa ijin;
Memompa air dari saluran menuju ke sawah secara langsung;
Membangun bangunan sadap tanpa ijin untuk mendapatkan air
secara langsung;
Memasang siang untuk mendapatkan air secara langsung.
5. Mengubah jadwal giliran antara lain:
Penggunaan air yang menyimpang dari jadwal giliran yang
telah ditetapkan bersama;
Mengambil air untuk di luar lahan (areal) baku irigasi.
6. Penyebab terjadinya pelanggaran antara lain:
Petani tidak patuh dan tidak sabar menunggu giliran air;
Operasi tidak tepat sehingga ada petani yang tidak mendapat
jatah air secara adil;
Petani di bagian hulu mengambil air berlebihan;
Pasokan air kelompok tersebut memang kurang
6
Perbaikan darurat ini dapat dilakukan secara gotong-royong,
swakelola atau kontraktual, dengan menggunakan bahan yang tersedia
di Dinas/pengelola irigasi atau yang disediakan masyarakat seperti
(bronjong, karung plastik, batu, pasir, bambu, batang kelapa, dan
lainlain).
Selanjutnya perbaikan darurat ini disempurnakan dengan
konstruksi yang permanen dan dianggarkan secepatnya melalui
program rehabilitasi.
7
air pada jaringan irigasi yang meliputi penyediaaan, pembagian, pemberian,
penggunaan dan pembuangannya termasuk kegiatan membuka menutup pintu
bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem golongan,
menyusun rencana pembagian air, kalibrasi, pengumpulan data, monitoring
dan evaluasi (PP No. 20/2006).
Kegiatan Operasi Jaringan irigasi berdasarkan Permen PU No.
32/PRT/M/2007:
1. Pengumpulan data (data debit, data curah hujan, data luas tanam, dll)
2. Melaksanakan kalibrasi pengukur debit
3. Menyusun Rencana penyediaan air tahunan, pembagian dan pemebrian air
tahunan, Rencana Tata Tanam Tahunan, Rencana Pengeringan, dll.
4. Melaksanakan pembagian dan pemberian air
5. Mengatur pintu-pintu air pada bending berkaitan dengan datanya debit
sungai banjir
6. Monitoring dan evaluasi
Pemeliharaan Jaringan Irigasi adalah upaya menjaga dan
mengamankan jaringan irigasi agar selalu berfungsi dengan baik guna
memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertaharikan kelestariannya
melalui kegiatan perawatan, perbaikan, pencegahan dan pengaman yang harus
dilakukan secara terus menerus (PP No. 20/2006).
Kegiatan Pemeliharaan Jaringan irigasi berdasarkan Permen PU No.
32/PRT/M/2007 terdiri dari :
1. Inventarisasi kondisi jaringan irigasi
2. Perencanaan dan pelaksanaan
3. Pemantauan dan evaluasi
Berdasarkan jenisnya pemeliharaan dapat di bagi menjadi 2 (dua)
macam adalah sebagai berikut :
1. Pengamanan Jaringan Irigasi adalah upaya untuk mecegah dan
menanggulangi terjadinya kerusakan jaringan irigasi yang disebakan oleh
daya rusak air, hewan atau oleh manusia guna mempertahankan fungsi
jaringan irigasi.
8
2. Pemeliharaan rutin yaitu kegiatan perawatan dalam rangka
mempertahankan kondisi jaringan irigasi yang dilaksanakan secara terus
menerus tanpa danya konstruksi yang di ubah atau di ganti. Pemerliharaan
rutin meliputi :
a. Membersihkan saluran dan bangunan dari sampah dan kotoran
b. Membersihkan saluran dan bangunan dari tanaman liar dan semak-
semak.
c. Menutup lubang-lubang bocoran kecil di saluran/bangunan
d. Pemeliharaan bangunan air (pembersihan, pelumasan dan pengecatan)
3. Pemeliharaan berkala yaitu kegiatan perawatan dan perbaikan yang
dilaksanakan secara berkala yang direncanakan dan dilaksanakan.
Pemerliharaan berkala meliputi sebagai berikut :
a. Pembuangan lumpur di bangunan dan saluran
b. Pengecatan pintu
c. Perbaikan Bendung, Bangunan Pengambilan dan Bangunan Pengatur
d. Perbaikan Bangunan Ukur dan Kelengkapannya.
e. Pemeliharaan jalan inspeksi dan jalan usaha tani
f. Perbaikan saluran, pintu air
g. Perbaikan fasilitas pendukung seperti kantor, rumah dinas, rumah
PPA dan PPB, kendaraan dan peralatan
h. Penggantian pintu, alat ukur dll.
4. Pemeliharaan Darurat yaitu perbaikan darurat yang dilakukan akibat
bencana alam dan atau kerusakan berat akibat terjadinya kejadian luar
biasa dan penanggulangan segera dengan kosntruksi tidak permanene,
agar jaringan irigasi tetap berfungsi.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 20 tahun 2006 bahwa
kewenangan dan tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan sistem
irigasi terhadap luasan jaringan irigasi primer dan sekunder meliputi :
1. Daerah irigasi dengan luas > 3000 ha atau pada daerah irigasi lintas
propinsi, daerah irigasi lintas Negara dan daerah irigasi strategi nasional
merupakan wewenang pemerintah pusat,
9
2. Daerah irigasi dengan luas 1000 sampai dengan 3000 ha atau pada daerah
irigasi yang bersifat lintas kabuapetn/kota merupakan wewenang
pemerintah propinsi.
3. Daerah irigasi dengan luas < 1000 ha dalam satu daerah kabupaten/kota
merupakan wewenang pemerintah daerah..
10
2.2.2. Data Pendukung Kegiatan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
Di dalam penyelenggaraan pemeliharaan jaringan irigasi
diperlukan data-data pendukung sebagai berikut :
1. Peta Daerah Irigasi (Skala 1 : 5.000 atau Skala 1 : 10.000)
Dengan batas daerah irigasi dan tata letak saluran induk &
sekunder, bangunan air, pembagian areal layanan irigasi, batas
wilayah kerja antara lain: wilayah kerja UPTD, wilayah kerja
mantri / juru pengairan, wilayah kerja balai, wilayah kabupaten.
2. Skema Jaringan Irigasi
Menggambarkan letak dan nama-nama saluran induk & sekunder,
bangunan bagi, bangunan bagi - sadap, bangunan sadap, dan
bangunan pelengkap lainnya yang masing-masing dilengkapi
dengan nomenklatur.
3. Inventarisasi Jaringan Irigasi
4. Gambar Pasca Konstruksi (as built drawing)
5. Perencanaan 5 (lima) tahunan Pengelolaan Aset Irigasi
6. Dokumen dan data pendukung lainnya
11
3. Dinas yang membidangi irigasi melaksanakan pemeliharaan jaringan
irigasi dapat dilakukan melalui kerjasama dengan P3A/GP3A/IP3A secara
swakelola.
4. P3A/GP3A/IP3A dapat berperan serta dalam pelaksanaan pemeliharaan
jaringan irigasi dalam bentuk tenaga, bahan, atau biaya sesuai dengan
kemampuannya.
5. P3A/GP3A/IP3A berperan aktif dalam pengamanan jaringan irigasi.
6. P3A/GP3A/IP3A dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan
pemeliharaan jaringan irigasi primer dan sekunder dalam bentuk
penyampaian laporan penyimpangan pelaksanaan kepada dinas atau
pengelola irigasi.
12
dan pada saat air normal (saat Pengolahan Tanah) untuk mengetahui
besarnya rembesan dan bocoran jaringan.
Penelusuran dilakukan bersama secara partisipatif antara
Pengamat/UPT /Ranting, Juru/Mantri, dan GP3A/IP3A. Hasil dari
penelusuran bersama dicatat dalam Blangko 02-P dan ditentukan
ranking prioritasnya.
13
2.3.4. Pengukuran Dan Pembuatan Detail Desain Perbaikan Jaringan
Irigasi
1. Survai Dan Pengukuran Perbaikan Jaringan Irigasi
Survai dan pengukuran untuk pemeliharaan jaringan irigasi dapat
dilaksanakan secara sederhana oleh petugas Dinas/pengelola irigasi
bersama-sama perkumpulan petani pemakai air dengan
menggunakan roll meter, alat bantu ukur, selang air atau, tali. Hasil
survai yang dituangkan dalam gambar skets atau diatas gambar as
built drawing. Sedangkan untuk pekerjaan perbaikan, perbaikan
berat maupun penggantian harus menggunakan alat ukur waterpass
atau theodolit untuk mendapatkan elevasi yang akurat. Hasil survai
dan pengukuran ini selanjutnya digunakan oleh petugas
Dinas/pengelola irigasi dalam penyusunan detail desain.
2. Pembuatan Detail
Desain Berdasarkan hasil survai dan pengukuran disusun
rancangan detail desain dan penggambaran. Hasil rancangan detail
desain ini didiskusikan kembali dengan perkumpulan petani
pemakai air sebagai dasar pembuatan desain akhir.
3. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Rencana anggaran biaya dihitung berdasarkan perhitungan volume
dan harga satuan yang sesuai dengan standar yang berlaku di
wilayah setempat. Sumber-sumber pembiayaan pemeliharaan
jaringan irigasi berasal dari :
a. Alokasi biaya pemeliharaan dari sumber APBN, APBD, atau
DAK.
b. Kontribusi biaya pemeliharaan oleh perkumpulan petani
pemakai air
c. Alokasi biaya dari badan usaha atau sumber lainnya.
14
2.4. Pelaksanaan Pemeliharaan
Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan berdasarkan detail desain dan
rencana kerja yang telah disusun oleh Dinas/Pengelola irigasi bersama
perkumpulan petani pemakai air. Adapun waktu pelaksanaannya
menyesuaikan dengan jadwal pengaturan air dan masa pengeringan yang telah
disepakati bersama dan ditetapkan oleh Bupati/Walikota/Gubernur sesuai
kewenangannya.
15
b. Adanya kesepakatan bersama antara kontraktor dengan
P3A/GP3A/IP3A mengenai jam kerja, upah kerja dan hal-hal
lainnya.
2.4.2. Pelaksanaan Pemeliharaan
1. P3A/GP3A/IP3A dan atau kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan pemeliharaan wajib memahami dan menerapkan
persyaratan teknis yang telah ditetapkan oleh Dinas/Pengelola
irigasi.
2. pelaksanaan pemeliharaan tidak mengganggu kelancaran
pembagian air untuk tanaman, artinya pelaksanaannya disesuaikan
dengan jadwal pengeringan dan giliran air.
3. Dinas/Pengelola irigasi wajib menyampaikan kepada masyarakat
pemakai air mengenai rencana pengeringan paling lambat tiga
puluh hari sebelum pelaksanaan pengeringan.
4. Untuk pekerjaaan yang dilaksanakan oleh P3A/GP3A/IP3A agar
sesuai dengan kuantitas dan kualitas yang dipersyaratkan, perlu
adanya bimbingan dari tenaga pendamping lapangan.
5. Untuk pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor, sebagai kontrol
sosial P3A dapat berperan serta secara swadaya mengawasi
pekerjaan.
6. Setelah pekerjaan perbaikan selesai dikerjakan harus dibuat berita
acara bahwa pekerjaan perbaikan telah selesai dilaksanakan dan
berfungsi baik.
16
1. Pemeliharaan Jaringan Irigasi Yang Dilaksanakan Secara
Swakelola Pemantauan untuk pekerjaan pemeliharaan jaringan
irigasi yang dilakukan secara swakelola baik pemeliharaan rutin
maupun pemeliharaan berkala dilakukan oleh Dinas/Pengelola
irigasi bersama P3A/GP3A/IP3A.
17
Pemantauan dan evaluasi kemajuan pekerjaan dilakukan secara
mingguan. Hal-hal yang dipantau dan dievaluasi secara
mingguan antara lain meliputi:
Jenis dan volume pekerjaan;
Rencana dan realisasi fisik dan keuangan;
Nilai bobot (dlm %) yaitu biaya dibagi volume yang telah
dilaksanakan;
Kemajuan hasil pekerjaan;
Nilai pelaksanaan (%) yaitu kemajuan hasil pekerjaan
dibandingkan dengan nilai bobot seluruh kegiatan.
b. Pemantauan Dan Evaluasi Bulanan
Pada setiap akhir bulan, dilakukan pemantauan dan evaluasi
bulanan yang mencakup :
Jenis dan volume pekerjaan;
Rencana dan realisasi fisik dan keuangan;
Nilai bobot (dlm %) yaitu biaya dibagi volume yang telah
dilaksanakan;
Kemajuan pekerjaan fisik (volume v.s. waktu);
Nilai tertimbang (%) yaitu bobot kemajuan biaya serta
kinerja fisik.
Hasil pemantauan dan evaluasi tersebut terutama ditujukan
untuk keperluan perbaikan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan yang
sedang berjalan.Sedangkan untuk perbaikan perencanaan program
pemeliharaan, pemantauan dan evaluasi dilaksanakan pada setiap akhir
tahun.Dengan melihat hasil evaluasi tahunan.tersebut, dapat dipelajari
masalah dan kekurangan yang pernah terjadi, sehingga dapat dilakukan
perbaikan rencana tahun berikutnya.
Apabila pekerjaan sudah selesai, penilaian hasil pekerjaan
dilakukan terhadap kuantitas dan kualitas pekerjaan.Juga evaluasi
dilakukan terhadap fungsi atau kinerja jaringan irigasi melalui
penelusuran jaringan dan pengujian lapangan (trial run).
18
2.5.2. Laporan Kemajuan Pelaksanaan
Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara
berkala meliputi :
1. Laporan bulanan
a. Penggunaan bahan swakelola (Blangko 08 –P)
b. Realisasi pekerjaan yang diborongkan (Blangko 09 - P)
2. Laporan Tahunan (Blangko 10-P)
Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dibuat oleh pelaksana
kegiatan dan disampaikan kepada Dinas/pengelola irigasi.
19
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan teori operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi pada
tinjauan pustaka makalah ini maka dapat disimpulkan yaitu Operasi dan
pemeliharaan pada jaringan irigasi adalah suatu kegiatan yang penting untuk
dilakukan sesudah jaringan irigasi selesai dibangun, upaya operasi dan
pemeliharaan pada jaringan irigasi tersebut bertujuan untuk menjaga dan
mempertahankan kelestariannya agar berjalan dengan efektif dan efesien
sehingga bisa meningkatkan produktivitas dalam pertanian.
3.2. Saran
Masyarakat diharapkan dapat bekerja sama dan ikut berpartisipasi
dalam pemeliharaan saluran irigasi. Dengan peran pemerintah dalam
pembangunan saluran irigasi yang selama ini masih kurang dalam sarana dan
prasarana dalam mendukung peningkatan pembangunan saluran irigasi.
Diharapkan petani meningkatkan partisipasi dalam kegiatan
pengamanan jaringan irigasi dan rehabilitasi jaringan irigasi, saling
membantu dalam kegiatan pengaturan air dan pembuangan air, serta pada
kegiatan pemeliharaan rutin, dan lebih proaktif dalam melakukan
pemeliharaan berkala, agar kondisi jaringan irigasi tetap baik.
20
DAFTAR PUSTAKA
Ansori. 2013. Kajian Efektivitas dan Efisiensi Jaringan Irigasi Terhadap Kebutuhan
Air Pada Tanaman Padi. Universitas Pasir Pengairan. Riau.
Direktorat Jendral Pengairan. 2010. Standar Perencanaan Irigasi Kriteria
Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi (KP 01-05). Dinas Pekerjaan Umum.
Direktorat Jendral Pengairan. 1986. Pedoman Umum Operasi & Pemeliharaan
Jaringan Irigasi. Dinas Pekerjaan Umum.
Direktorat Pekerjaan Umum Pengairan. 2004. UU No.7 Tentang Sumber Daya Air.
Jakarta.
Effendidan Donald C. Tylor.2007. Irigasi Kelembagaan dan Ekonomi,Penerbit PT.
Gramedia Jakarta.
Kodoatie, R.J. dan Sjarief, R. 2005. Pengelolaan dan Sumber Air Terpadu. Andi
offset. Yogyakarta.
Ludiana.2015. Evaluasi Kinerja Jaringan Irigasi Bendungan Tilong Kecamatan
Kupang Kabupaten Kupang. Jurnal Teknik Sipil Vol. IV No. 2 Hal.13.
Peraturan Pemerintah No.79 Tahun 2012. Peraturan Pembinaan dan Pemberdayaan
Perkumpulan Petani Pemakai Air. Menteri Pertanian. Jakarta.
Setyawan, C.,.Susanto, S. dan Sukirno. 2011. Evaluasi Kinerja Sistem Irigasi.
Jurnal Teknotan Vol. 7, No. 2, hal 8.
Sudjarwadi . 1990. Teori dan Praktek Irigasi. Pusat antar universitas ilmu teknik,
UGM. Yogyakarta.
21