Anda di halaman 1dari 20

TUGAS

TEKNIK PENGAIRAN

POLITEKNIK NEGERI BALI

Disusun Oleh :

I Kadek Yoga Wiradarma (10)

2115124049

4D D4 MPK

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


POLITEKNIK NEGERI BALI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Tugas Teknik Pengairan ini
tepat pada waktunya. Tugas ini merupakan hasil dari pembelajaran mata kuliah
Teknik Pengairan yang telah memperoleh banyak pengetahuan dan pengalaman di
Jurusan Teknik Sipil khususnya di mata kuliah Teknik Pengairan.

Dalam penyusunan laporan ini, saya banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan
dari pihak dosen pengampu mata kuliah ini, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Untuk itu pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
a. Bapak I Nyoman Sedana Triadi, ST., MT., Selaku dosen pengampu mata
kuliah Teknik Pengairan
Saya menyadari, bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
saya mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan
dari tugas ini. Akhir kata saya berharap, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi
pembaca sekaligus menambah pengetahuan tentang mata kuliah Teknik
Pengairan

Jimbaran, 7 Juli 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................2
1.3 Manfaat.....................................................................................................2
1.4 Ruang Lingkup........................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Irigasi dan Sistem Irigasi..........................................................................3
2.2 Data Topografi..........................................................................................3
2.3 Metode Perencanaan.................................................................................4
2.4 Debit Rencana...........................................................................................5
2.5 Saluran Pasangan......................................................................................6
2.6 Jenis-Jenis Pasangan.................................................................................6
2.7 Perencanaan Hidraulis..............................................................................7
2.8 Rumus Hidraulis.......................................................................................8
2.9 Uraian Pekerjaan Saluran Irigasi..............................................................9
BAB III DATA DAN ANALISA
3.1 Data dan Analisa Perencanaan Saluran Irigasi.......................................11
3.2 Gambar Rencana Saluran Irigasi............................................................13
3.2 Perhitungan Volume Pekerjaan Saluran Irigasi......................................13
BAB IV RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
4.1 Rencana Anggaran Biaya (RAB)............................................................15
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan.............................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai negara agraris yang berbasis pada pertanian, sebagian besar penduduk
Indonesia memiliki mata pencaharian sebagai petani. Hanya saja, seiring dengan
pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia, lahan pertanian di negeri ini terus
berkurang. Kondisi inilah yang kemudian menjadi salah satu penyebab mengapa
tingkat produksi pangan di Indonesia tidak bisa mengejar kenaikan jumlah penduduk
di tanah air. Selain masalah alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman,
minimnya saluran irigasi lahan pertanian juga menjadi sebab ancaman kedaulatan
pangan Indonesia.
Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang kegiatan
pertanian. Irigasi dimaksudkan untuk mendukung produktivitas usaha tani guna
meningkatkan produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan nasional dan
kesejahteraan masyarakat, khususnya petani yang diwujudkan melalui keberlanjutan
sistem irigasi.
Tujuan irigasi adalah untuk mengalirkan air secara teratur sesuai kebutuhan tanaman
pada saat persedian air tanah tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhan
tanaman, sehingga tanaman bisa tumbuh secara normal. Pemberian air irigasi yang
efisien selain dipengaruhi oleh tata cara aplikasi, juga ditentukan oleh kebutuhan air
guna mencapai kondisi air tersedia yang dibutuhkan tanaman. Sehingga air irigasi
diperlukan pada saat pasokan air hujan kurang.
Pembangunan saluran irigasi sangat diperlukan untuk menunjang penyediaan bahan
pangan, sehingga ketersediaan air di daerah irigasi akan terpenuhi walaupun daerah
irigasi tersebut berada jauh dari sumber air permukaan (sungai). Pembangunan
saluran irigasi ini sangat dibutuhkan oleh para petani untuk memenuhi keperluan air
disawah sehingga sawah tetap produktif dan tidak beralih fungsi menjadi kebun,
bangunan, dan ain lain karena kekurangan pasokan air.
Daerah irigasi (D.I.) adalah suatu wilayah daratan yang kebutuhan airnya dipenuhi
oleh sistem irigasi. Daerah irigasi biasanya merupakan areal persawahan yang
membutuhkan banyak air untuk produksi padi. Untuk meningkatkan produksi pada
areal persawahan dibutuhkan sistem irigasi yang handal, yaitu sistem irigasi yang
dapat memenuhi kebutuhan air irigasi sepanjang tahun. Diharapkan dengan
pembangunan saluran irigasi ini dapat meningkatan produksi terutama dalam bidang
pertanian di Indonesia.

1
1.2 Tujuan
1. Mampu memahami konsep perencanaan irigasi
2. Mampu mendesain perencanaan irigasi
3. Mampu merencanakan anggaran biaya pembuatan irigasi

1.3 Manfaat
1. Mengetahui cara pengelolaan dan pemanfaatan air yang benar dan tepat guna
khususnya pada sektor pertanian.
2. Mengetahui cara mengatasi masalah kekurangan air khususnya pada sektor
pertanian.
3. Untuk membantu ketersediaan air disawah bagi para petani untuk
meningkatkan produksi

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dari tugas ini mencakup konsep perencanaan saluran irigasi,
dimensi saluran irigasi, dan rencana anggaran biaya (RAB) yang saling berkaitan.
Konsep perencanaan saluran merupakan suatu upaya untuk mencapai segala hal yang
sudah direncanakan. Dimensi saluran irigasi meliputi luas irigasi, tinggi jagaan,
kebutuhan air, Q rencana, kemiringan saluran (S). Rencana anggaran biaya (RAB)
dibuat dari dimensi perencanaan saluran kemudian hitung volumenya disetiap
masing-masing item pekerjaan, yang dilanjutkan dengan perhitungan Analisa harga
untuk mendapatkan harga atau biaya dari perencanaan saluran irigasi tersebut. Tugas
ini dibuat menggunakan data topografi dilapangan dan data perencanaan , sehingga
perencanaan saluran irigasi mendekati dengan kondisi sebenarnya dilapangan.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Irigasi dan Sistem Irigasi


Irigasi merupakan suatu proses untuk mengalirkan air dari suatu sumber air ke
sistem pertanian. Secara garis besar irigasi adalah usaha pemenuhan kebutuhan air
bagi tanaman agar tumbuh optimal. Irgasi dapat berasal dari beberapa sumber, yaitu
air permukaan dan air tanah ataupun teknologi yang digunaan untuk mengalirkan air,
seperti irigasi pompa. Fungsi utama irigasi adalah untuk menambah air atau lengas
tanah ke dalam tanah untuk memasok kebutuhan air bagi pertumbuhan tanaman juga
untuk menjamin ketersediaan air, menurunkan suhu tanah, pelarut garam dalam
tanah, mengurangi kerusakan karena forst/jamur, dan melunakkan lapis keras tanah
dalam pengelolaan tanah (Hansen,1992).
Sistem irigasi menurut Peraturan Pemerintah No 20 Tahun 2006 tentang Irigasi
adalah prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi, kelembagan pengelolaan
irigasi dan sumber daya manusia. Jadi, sistem irigasi dapat diartikan sebagai satu
kesatuan yang tersusun dari berbagai komponen, menyangkut upaya penyediaan,
pembagian, pengelolaan, dan pengaturan air dalam rangka meningkatkan produksi
pertanian.
2.2 Data Topografi
Data- data topografi yang diperlukan atau harus dibuat adalah:
1. Peta topografi dengan garis-garis ketinggian dan tata letak jaringan irigasi
dengan skala 1:25.000 dan 1 :5.000;
2. Peta situasi trase saluran berskala 1 :2.000 dengan garis-garis ketinggian
pada interval 0,5 m untuk daerah datar dan 1,0 m untuk daerah berbukit-
bukit; (Profil memanjang pada skala horizontal 1:2.000 dan skala vertikal
1:200 (atau skala 1:100 untuk saluran berkapasitas kecil bilamana
diperlukan);
3. Potong an melintang pada skala horizontal dan vertikal 1 :200 (a tau 1: 1
00 untuk saluran-saluran berkapasitas kecil) dengan interval 50 m untuk
bagian lurus dan interval 25 m pada bagian tikungan;
4. Peta lokasi titik tetap/benchmark, termasuk deskripsi benchmark.

3
Penggunaan peta-peta foto udara dan foto (ortofoto dan peta garis) yang
dilengkapi dengan garis ketinggian akan sangat besar artinya untuk
perencanaan tata letak dari trase saluran. Peta-peta teristris masih
diperlukan sebagai peta baku/peta dasar. Perkembangan teknologi foto
citra satelit kedepan dapat dipakai dan dimanfaatkan untuk melengkapi dan
mempercepat proses perencanaan jaringan irigasi. Kombinasi antara
informasi pengukuran teristris dan foto citra satelit akan dapat bersinergi
dan saling melengkapi. Kelebihan foto citra satelit dapat diperoleh secara
luas dan beberapa jenis foto landsat mempunyai karakteristik khusus yang
berbeda, sehingga banyak informasi lain yang dapat diperoleh an tara lain
dengan program/ software yang dapat memproses garis kontur secara
digital.

2.3 Metode Perencanaan


Dalam proses penyusunan perhitungan perencanaan irigasi ada beberapa metode yang
dapat digunakan yaitu:
1. Metode Manning
Salah satu metodenya adalah metode manning, Adapun rumus yang dapat
digunakan adalah
A
R=
V= 1/n*R⅔*S½ P

Q=V*A
Dimana :
Q = debit (m3/dt)
A = luas penampang basah (m2)
V = kecepatan aliran (m/dt)
R = jari-jari hidrolis (m)
P = keliling basah (m)
n = kekasaran dasar saluran (kekasaran manning)
n = 0,025 (pasangan batu)
n = 0,035 (saluran alam/sungai)
n = 0,015 (saluran precast)
S = kemiringan dasar saluran (saluran irigasi agak landai dengan
kemiringan 0,0001-0,008)

2. Metode Strickler

4
Metode ini menggunakan harga-harga kekasaran koefisien struckler untuk
saluran irigasi tanah dimana tercantum pada Dirjen Pengairan, KP-03 :1986
yaitu

Debit Rencana (m3/dt) k (m 1/3 / dt)

Q > 10 45
5 < Q < 10 42,5
1<Q<5 40
Q < 1 dan saluran tersier 35

V= k*R⅔*S½
Dimana Koefisien kekasaran Strickler k (m 1/3 /dt) yang dianjurkan
pemakainnya adalah:
Pasangan batu : 60
Pasangan beton : 70
Pasangan tanah : 35 – 45
3. Metode De Chezy
Adapun rumus dari metode ini adalah sebagai berikut
V= C ܴ ‫ܫ‬
A
R=
P
dengan :
V = kecepatan air rata-rata
C = koefisien kekasaran Chezy
= (R / n)1/6
R = jari-jari hidrolis
I = kemiringan dasar saluran
n = koefisien kekasaran Manning

2.4 Debit Rencana


Debit rencana sebuah saluran dihitung dengan rumus umum berikut

Dimana:

5
1. Q = Debit rencana, ltr/dt
2. c = Koefisien pengurangan karena adanya sistem golongan,
3. NFR = Kebutuhan bersih (netto) air di sawah, lt/dt/ha
4. A = Luas daerah yang diairi, ha
5. e = Efisiensi irigasi secara keseluruhan
jika air yang dialirkan oleh jaringan juga untuk keperluan selain irigasi, maka
debit rencana harus ditambah dengan jumlah yang dibutuhkan untuk keperluan
itu, dengan memperhitungkan efisiensi pengaliran. Kebutuhan air lain selain
untuk irigasi yaitu kebutuhan air untuk tambak atau kolam, industri maupun air
minum yang diambil dari saluran irigasi.

2.5 Saluran Pasangan


2.5.1 Kegunaan Saluran Pasangan
Saluran pasangan (lining) dimaksudkan untuk:
1. Mencegah kehilangan air akibat rembesan
2. Mencegah gerusan dan erosi
3. Mencegah merajalelanya tumbuhan air
4. Mengurangi biaya pemeliharaan
5. Memberi-kelonggaran untuk lengkung yang lebih besar
6. Tanah yang dibebaskan lebih kecil
Tanda-tanda adanya kemungkinan terjadinya perembesan dalam jumlah
besar dapat dilihat dari peta tanah. Penyelidikan tanah dengan cara
pemboran dan penggalian sumuran uji di alur saluran akan lebih banyak
memberikan informasi mengenai kemungkinan terjadinya rembesan.
Pasangan mungkin hanya diperlukan untuk ruas-ruas saluran yang
panjangnya terbatas.

2.6 Jenis – Jenis Pasangan


Banyak bahan yang dapat dipakai untuk pasangan saluran (lihat F AO Kraatz,
1977). Tetapi pada prakteknya di Indonesia hanya ada empat bahan yang
dianjurkan pemakaiannya:
1. Pasangan batu
2. Beton,
3. Tanah
4. Dapat juga menggunakan beton Ferrocement
Pembuatan pasangan dari bahan-bahan lain tidak dianjurkan, dengan alasan
sulitnya memperoleh persediaan bahan, teknik pelaksanaan yang lebih rumit dan
kelemahan-kelemahan bahan itu sendiri.

6
Pasangan batu dan beton lebih cocok untuk semua keperluan, kecuali untuk
perbaikan stabilitas tanggul. Pasangan tanah hanya cocok untuk pengendalian
rembesan dan perbaikan stabilitas tanggul.

2.7 Perencanaan Hidrolis


2.7.1 Kecepatan Maksimum
Kecepatan-kecepatan maksimum untuk aliran subkritis berikut m1
dianjurkan pemakaiannya:
 pasangan batu : kecepatan maksimum 2 m/dt
 pasangan beton : kecepatan maksimum 3 m/dt
 pasangan tanah : kecepatan maksimum yang diizinkan
Ferrocement : kecepatan 3 m/dt
Kecepatan maksimum yang diizinkan juga akan menentukan kecepatan
rencana untuk dasar saluran tanah dengan pasangan campuran. Prosedur
perencanaan saluran untuk saluran dengan pasangan tanah adalah sama
dengan prosedur perencanaan saluran tanah seperti yang dibicarakan
dalam Bah III. Di dalam saluran Ferrocement dengan penampang tapal
kuda ini disyaratkan tidak timbul atau terjadi endapan dalam saluran.
Maka minimum kecepatan aliran ditetapkan v > 0,6 m/dt agar pasir atau
lumpur tidak mengendap disepanjang saluran. Penghitungan bilangan
Froude adalah penting apabila dipertimbangkan pemakaian kecepatan
aliran dan kemiringan saluran yang tinggi. Untuk aliran yang stabil
bilangan Froude harus kurang dari 0,55 untuk aliran sub kritis atau lebih
dari 1,40 untuk aliran superkritis.
2.7.2 Koefisien Kekasaran
Koefisien kekasaran Strickler k (m1/3/dt) yang dianjurkan pemakaiannya
adalah:
 Pasang batu : 60 (m1/3/dt)
 Pasang beton : 70 (m1/31dt)
 Pasang tanah : 35-45 (m1/3/dt)
 Ferrocement : 70 (m1/3/dt)

7
2.7.3 Tinggi Jagaan
Harga-harga minimum untuk tinggi jagaan adalah seperti yang disajikan
pada Tabel 4-4. Harga-harga tersebut diambil dari USBR. Tabel ini juga
menunjukkan tinggi jagaan tanggul tanah yang sama dengan tanggul
saluran tanah tanpa pasangan.

2.8 Rumus Hidraulis


2.8 Rumus dan Kriteria Hidraulis
Untuk perencanaan ruas, aliran saluran dianggap sebagai aliran tetap,
dan untuk itu diterapkan rumus Strickler.

Dimana:

Q = debit saluran, m³/dt


v = kecepatan aliran, m/dt
A = potongan melintang aliran, m 2
R = jari-jari hidrolis, m
P = keliling basah, m

8
b = lebar dasar, m
h = tinggi air, m
I = kemiringan energi (kemiringan saluran)
k = koefisien kekasaran Stickler, m⅓ /dt
m = kemiringan talut (1 vertikal : m horizontal)

Kecepatan maksimum yang diizinkan juga akan menentukan kecepatan rencana


untuk dasar saluran tanah dengan pasangan campuran. Prosedur perencanaan saluran
untuk saluran dengan pasangan tanah adalah sama dengan prosedur perencanaan
saluran tanah seperti yang dibicarakan dalam Bah III. Di dalam saluran Ferrocement
dengan penampang tapal kuda ini disyaratkan tidak timbul atau terjadi endapan dalam
saluran. Maka minimum kecepatan aliran ditetapkan v > 0,6 m/dt agar pasir atau
lumpur tidak mengendap disepanjang saluran.
2.9 Uraian Pekerjaan Saluran Irigasi
a. Galian Tanah
Galian Tanah adalah pekerjaan menggali tanah untuk keperluan konstruksi
saluran irigasi yang bertujuan untuk mendapatkan desain atau bentuk konstruksi
saluran irigasi yang sesuai dengan elevasi dan gambar kerja yang direncanakan.
b. Timbunan Tanah
Urugan tanah adalah suatu jenis pekerjaan yang bertujuan untuk memindahkan
tanah dari satu tempat lokasi (sumber pengambilan tanah) ke tempat lokasi lain yang
di inginkan sebanyak yang dibutuhkan agar tercapai bentuk dan ketinggian tanah
yang diinginkan.
c. Pasangan Batu Kali
Pasangan batu adalah pemasangan susunan batu kali/pecah sesuai gambar kerja
dengan tenaga manusia (manual) yang diantaranya diisi dengan bahan adukan semen
atau mortar sebagai bahan pengikatnya. Pasangan Batu kali masih sering digunakan
karena lebih banyak menyerap/menggunakan tenaga kerja

d. Plesteran

9
Plesteran adalah lapisan yang digunakan untuk menutupi suatu bidang bangunan
agar tingkat kekuatannya lebih kokoh. Memplester berarti melapisi suatu bidang
bangunan memakai adukan yang terbuat dari campuran semen, pasir, dan air. Dengan
mengaplikasikan plesteran, suatu bidang bangunan juga bakalan terlihat lebih rapi.
Tidak hanya dinding, plesteran juga biasanya diterapkan di saluran irigasi dan lantai
bangunan.

e. Siaran
Pekerjaan siaran ini dikhususkan untuk pekerjaan pemasangan batu kali seperti
saluran batu kali, pemasangan talud atau batu mata sapi. Untuk adonan siar itu sendiri
terdiri dari 1 pc : 2 ps. Pekerjaan siar bertujan agar pasangan batu saling terhubung
dengan begitu rembesan air tidak akan terjadi. Sebelum pasangan batu disiar lebih
baik disiram dahulu agar ketika pekerjaan berlangsung pasangan batu dan siar saling
terikat.

10
BAB III
DATA DAN ANALISA
3.1 Data Perencanaan Saluran Irigasi

11
Perencanaan saluran di daerah Irigasi dengan data data tersebut dibawah
Luas Kebutuhan Kebutuhan
Luas irigasi
` irigasi air irigasi Absen air irigasi
(ha)
(ha) lt/dt/ha lt/dt/ha
1 1250 1,87 16 700 1,8
2 1000 1,7 17 1230 1,9
3 800 1,9 18 456 2
4 550 1,7 19 1800 1,8
5 475 1,8 20 1766 1,7
6 250 2,1 21 1345 2
7 745 2,2 22 1222 1,9
8 1600 1,5 23 987 2,15
9 1300 1,45 24 2100 1,8
10 1255 1,89 25 1589 1,92
11 980 2 26 1111 1,87
12 890 2 27 2000 1,56
13 1100 1,87 28 1567 1,58
14 1025 2 29 1234 1,9
15 645 2,15 30 690 2
Data Perencanaan : pasangan batu bentuk trapesium( k = 60 ), perbandingan talud m=1

Diketahui : 1. Kebutuhan Air = 1,89 lt/dt/ha


2. Luas Irigasi = 1255 ha

Ditanya : 1. Rencanakan dimensi saluran tersebut


2. Gambar dan plot dalam peta topoggrafi
3. Hitung RAB rencana saluran irigasi
Jawab.
Qrec = A x kebutuha air /1000
Qrec = 1255*1,89
= 2,4 m3/dt
1000

12
w (pasangan batu) = 0,25m didapat dari tabel sesuai dengan Qrec

Elevasi GN - 11 = 130,73
Elevasi GN - 20 = 129,25

s= ο‫ݔ‬ 1,48
= 0,014
L 104,01

Jumlah b : CROSS GN - 11 = 2m
CROSS GN - 12= 2,1 m
CROSS GN - 13 = 1,7 m
CROSS GN - 14 = 2,43 m
CROSS GN - 15 = 1,98 m
CROSS GN - 16 = 2,1 m
CROSS GN - 17 = 1,85 m
CROSS GN - 18 = 2,14 m
CROSS GN - 19 = 2,1 m
CROSS GN - 20 = 1,6 m
rata - rata b = 2,00 m

A = (b+2h)h
= (2 + 2*0,30) * 0,30
= 0,79 m
3

P = b+2h ξ m2+1
= 2 + 2*0,30* ξ ͳ2+1
= 2,86 m

R= A
P
= 0,79
2,86
= 0,28 m

2/3 1/2
V = K*R *s
2/3 1/2
= 60*0,28 *0,014
= 3,0 m/dt

Qnt = A*V
= 0,79*3
3
= 2,4 m /dt

13
2/3 1/2
A = (b+2h)h R= A/P P= b+2h ξ m2+1 V = K*R^ *S Qnt = A*V
k m Qrec S b h A R P V Qnt
60 1 2,4 0,014 2,00 0,30 0,79 0,28 2,86 3,0 2,4

Gambar Rencana Saluran Irigasi

3.2 Perhitungan Volume Pekerjaan Saluran Irigasi


TOTAL PANJANG VOLUME
NO URAIAN PEKERJAAN LUAS SAT SAT
SALURAN TOTAL
2 3
1 Pas. Batu Kali 1Pc : 4Ps 1,09 m 103,98 113,3382 m

TOTAL PANJANG VOLUME


NO URAIAN PEKERJAAN LUAS SAT SAT
SALURAN TOTAL
2
1 Pas. Plesteran 1Pc : 2Ps 0,4 m' 103,98 41,592 m

TOTAL PANJANG VOLUME


NO URAIAN PEKERJAAN LUAS SAT SAT
SALURAN TOTAL
2
1 Pas. Siaran 1Pc : 2Ps 4,34 m' 103,98 451,2732 m

14
PERHITUNGAN VOLUME GALIAN
NO. RATA - PANJANG
URAIAN PEKERJAAN LUAS SAT SAT VOLUME SAT
SECTION RATA SALURAN
Galian A1 2 3
11 7,35 7,275 m 15,33 m 111,52575 m
Galian A2
Galian A2 2 3
12 7,2 8,485 m 14,73 m 124,98405 m
Galian A3
Galian A3 2 3
13 9,77 8,635 m 8,33 m 71,92955 m
Galian A4
Galian A4 2 3
14 7,5 6,96 m 13,95 m 97,092 m
Galian A5
Galian A5 2 3
15 6,42 6,285 m 6,11 m 38,40135 m
Galian A6
Galian A6 2 3
16 6,15 5,55 m 14,11 m 78,3105 m
Galian A7
Galian A7 2 3
17 4,95 3,55 m 13,28 m 47,144 m
Galian A8
Galian A8 2 3
18 2,15 1,6 m 9,16 m 14,656 m
Galian A9
Galian A9 2 3
19 1,05 0,88 m 8,98 m 7,9024 m
Galian A10
Galian A10 2 3
20 0,71 0,71 m 0 m 0 m
Galian A11

2 3
49,93 m 103,98 591,9456 m

PERHITUNGAN VOLUME URUGAN


NO. RATA - PANJANG
URAIAN PEKERJAAN LUAS SAT SAT VOLUME SAT
SECTION RATA SALURAN
Urugan A1 2 3
11 0 0 m 15,33 m 0 m
Urugan A2
Urugan A2 2 3
12 0 0 m 14,73 m 0 m
Urugan A3
Urugan A3 2 3
13 0 0 m 8,33 m 0 m
Urugan A4
Urugan A4 2 3
14 0 0 m 13,95 m 0 m
Urugan A5
Urugan A5 2 3
15 0 0 m 6,11 m 0 m
Urugan A6
Urugan A6 2 3
16 0 0 m 14,11 m 0 m
Urugan A7
Urugan A7 2 3
17 0 0 m 13,28 m 0 m
Urugan A8
Urugan A8 2 3
18 0 0,015 m 9,16 m 0,1374 m
Urugan A9
Urugan A9 2 3
19 0,03 0,175 m 8,98 m 1,5715 m
Urugan A10
Urugan A10 2 3
20 0,32 0,335 m 0 m 0 m
Urugan A11

2 3
0,35 m 103,98 m 1,7089 m

15
BAB IV
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME SATUAN HARGA SATUAN JUMLAH HARGA (Rp)

A PEKERJAAN TANAH
3
1 Pekerjaan Galian 591,9456 m Rp 44.760 Rp 26.495.485
3
2 Pekerjaan Urugan 1,7089 m Rp 13.140 Rp 22.455

B PEKERJAAN SALURAN
3
1 Pekerjaan Pasangan Batu Kali 1Pc : 4Ps 113,3382 m Rp 539.900 Rp 61.191.294
2
2 Pekerjaan Plesteran 1Pc : 3Ps (tebal = 1,5cm) 41,592 m Rp 45.288 Rp 1.883.618
2
3 Pekerjaan Siaran 1Pc : 2Ps 451,2732 m Rp 30.322 Rp 13.683.506

Real Cost Rp 103.276.359


PPN 11% Rp 11.360.399
Total Harga Rp 114.636.758
Dibulatkan Rp 114.637.000

16
BAB VI
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Dari hasil perencanaan saluran irigasi Gadungan pada section 11- 20, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Dimensi saluran irigasi dengan lebar (b) = 2m dan tinggi (h) = 0,30m direncanakan
menggunakan pasangan batu kali.
2. Biaya pembangunan saluran irigasi Gadungan pada section 11- 20 dengan panjang
total 104,01 m adalah sebesar Rp 114.637.000,00 (Seratus Empat Belas Juta Enam
Ratus Tiga Puluh Tujuh Ribu Rupiah)

17

Anda mungkin juga menyukai