Anda di halaman 1dari 107

SKRIPSI

ANALISIS DEBIT ANDALAN UNTUK KEBUTUHAN AIR

DAERAH IRIGASI AWO KAB. WAJO

Oleh :

MUHAMMAD ARIFIN ALFRIDA SARI


105 81 11218 18 105 81 11203 18

PROGRAM STUDI TEKNIK PENGAIRAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
ANALISIS DEBIT ANDALAN UNTUK KEBUTAN AIR DAERAH
IRIGASI AWO KABUPATEN WAJO
Muhammad Arifin(1 dan Alfrida Sari(2
1)
Mahasiswa Program Studi Teknik Pengairan Unismuh Makassar, ipink.mccray@gmail.com
2)
Mahasiswa Program StudiTeknik Pengairan Unismuh Makassar, alfridasari29@gmail.com

Abstrak

Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian yang jenisnya
meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, pembangunan saluran irigasi
sangat diperlukan untuk menunjang penyediaan bahan pangan, sehingga ketersediaan air di
Daerah Irigasi akan terpenuhi walaupun Daerah Irigasi tersebut berada jauh dari sumber air
permukaan (sungai. Dalam perencanaan suatu sistem irigasi hal pertama yang perlu dikerjakan
adalah analisis hidrologi termasuk mengenai kebutuhan air di sawah (GFR), Kebutuhan air
pengambilan (DR), Kebutuhan bersih air disawah (NFR) juga faktor ketersediaan air, dimana
jumlah kebutuhan air akan dapat menentukan terhadap perencanaan bangunan irigasi. Analisis
hidrologi kebutuhan air di daerah irigasi Awo ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan air,
apakah mencukupi untuk mengairi daerah irigasi Awo yang luasnya 3.350 ha. Dari hasil analisis
perhitungan diketahui kebutuhan air untuk luas areal 3350 Ha, debit air yang ada pada musim
tanam dimusim kemarau sebesar 0.745 m3/dtk, sedangkan kebutuhan air sebesar 2,823 m3/dtk.
Debit tersedia dapat diketahui pada musim kemarau dimana air yang tersedia dibendung lebih kecil
dari pada kebutuhan sedangkan curah hujan sangat kecil, Defisit air terjadi karena pada periode
tersebut dilakukan pengolahan tanah sehingga kebutuhan irigasi cenderung tinggi. Penentuan pola
tanam Padi-Palawija-Padi-Palawija. musim tanam I dimulai pada Oktober II dan musim tanam II
dimulai pada April II. Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan air tidak terpenuhi, nilai debit
andalan yang nilainya lebih kecil dibandingkan dengan kebutuhan air pada daerah irigasi Awo.
Kata kunci : Ketersediaan Air, Debit Andalan, Kebutuhan Air, Pola Tanam.

Abstract
Irrigation is an effort to provide and manage water to support agriculture whose types include
surface irrigation, swamp irrigation, underground water irrigation, the construction of irrigation
channels are needed to support the provision of foodstuffs, so that the availability of water in the
Irrigation Area will be met even though the Irrigation Area is far from the surface water source
(river. In planning an irrigation system the first thing that needs to be done is hydrological analysis
including about water needs in rice fields (GFR), Water retrieval needs (DR), Clean needs of rice
fields (NFR) as well as water availability factors, where the amount of water needs will be able to
determine the planning of irrigation buildings. Hydrological analysis of water needs in the Awo
irrigation area aims to determine the availability of water, whether it is sufficient to irrigate the
Awo irrigation area of 3,350 ha. From the analysis of the calculation known water needs for an
area of 3350 ha, the discharge of water in the growing season in the dry season of 0.745 m3 / s,
while the water needs of 2,823 m3 / s. Debit available can be known in the dry season where the
available water is dammed smaller than the need while the rainfall is very small, Water deficit
occurs because in that period is done soil processing so irrigation needs tend to be high.
Determination of rice planting patterns - Palawija - Padi - Palawija. The first growing season
begins in October II and the second growing season begins in April II. Based on the results of the
calculation of water needs are not met, the value of the mainstay discharge is smaller than the water
needs in the irrigation area of Awo.
Keywords: Water Availability, Flagship Discharge, Water Needs, Planting Pattern.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi penelitian yang berjudul “Analisis Debit Andalan

untuk Kebutuhan Air Daerah Irigasi Awo Kab. Wajo” yang disusun

berdasarkan hasil dari beberapa referensi terkait.

Penulisan skripsi penelitian ini merupakan syarat untuk

menyelesaikan Pendidikan Program Strata I Program Studi Teknik

Pengairan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Dalam penyusunan skripsi penelitian ini, penulis mendapat

bimbingan, bantuan, maupun dukungan dari berbagai pihak. Oleh

karenanya melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima

kasih kepada :

1. Kedua orang tua penulis yang selalu mendoakan, memberi kasih

sayang, pengertian dan perhatian serta dorongan, baik berupa moril

maupun materi.

2. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Ir. Hamzah Al Imran, S.T., M.T IPM. Selaku Dekan Jurusan

Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Makassar

i
4. Bapak Andi Makbul Syamsuri, S.T., M.T., IPM. selaku Ketua

Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Bapak Ir. Muh. Amir Zainuddin, ST., MT., IPM. selaku Sekretaris

Program Studi Teknik Pengairan Universitas Muhammadiyah

Makassar.

6. Ibu Dr. Ir. Hj. Fenty Daud S, MT. sebagai Pembimbing I penulis

dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.

7. Ibu Fauziah Latif, ST., MT. sebagai Pembimbing II penulis dalam

menyelesaikan proposal penelitian ini.

8. Bapak dan ibu dosen serta seluruh staf dan karyawan Universitas

Muhammadiyah Makassar pada Jurusan Teknik Sipil.

9. Seluruh saudara / saudari seperjuangan kami.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan

hati penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun demi penyempurnaan penulisan skripsi penelitian ini.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua

khususnya dalam dunia Pendidikan Teknik Sipil.

Makassar, Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................... i

DAFTAR ISI .....................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................ vi

DAFTAR TABEL ........................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................ix

DAFTAR NOTASI SINGKATAN ...................................................x

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................1

A. Latar Belakang ...............................................................................1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ ..3

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4

E. Batasan Masalah............................................................................. 4

F. Sistematika Penulisan .................................................................... 5

BAB II. LANDASAN TEORI........................................................... 6

A. Umum ............................................................................................. 6

B. Curah Hujan ................................................................................... 6

1. Metode Rata-rata Aljabar ....................................................... 7

2. Metode Poligon Thiessen ....................................................... 7

3. Metode Isohyet ....................................................................... 8

C. Analisis Kebutuhan Air (Metode F J. Mock) ................................ 9

1. Data Curah Hujan ................................................................. 10

2. Evapotranspirasi ................................................................... 10

iii
3. Kesemimbangan Air pada Permukaan Tanah ...................... 12

4. Limpasan (run off) dan Tampungan Air Tanah

( Ground Water Storage) ...................................................... 13

5. Debit Andalan ....................................................................... 14

D. Analisis Kebutuhan Air................................................................ 15

1. Kebutuhan Air bagi Tanaman .............................................. 15

2. Evapotranspirasi ................................................................... 16

3. Perkolasi................................................................................ 17

4. Koefisien Tanaman (Kc) ...................................................... 17

5. Hujan Andalan dan Hujan Efektif (Re) ................................ 18

6. Kebutuhan Ait untuk Pengolahan Lahan ............................. 18

7. Kebutuhan Air untuk Pertumbuhan...................................... 19

8. Pola Tanam ........................................................................... 20

E. Kebutuhan Air untuk Irigasi ........................................................ 20

F. Neraca Air .................................................................................... 21

BAB III. METODE PENELITIAN ...............................................23

A. Waktu dan Lokasi Penelitian .......................................................23

1. Waktu Penelitian................................................................... 23

2. Lokasi Penelitian .................................................................. 23

B. Jenis Penelitian dan Sumber Data................................................25

1. Jenis Penelitian ..................................................................... 25

2. Sumber Data ......................................................................... 25

C. Variabel Penelitian .......................................................................26

iv
D. Teknik Pengumpulan Data...........................................................27

1. Curah Hujan Setengah Bulanan ........................................... 28

2. Data Klimatologi .................................................................. 28

3. Skema Irigasi ........................................................................ 28

E. Teknis Analisis Data ....................................................................29

F. Prosedur Penelitian.......................................................................29

G. Bagan Alir .................................................................................... 30

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................31

A. Analisa Ketersediaan Air menggunakan Metode F.J Mock ........31

1. Perhitungan Curah Hujan Rat-Rata ......................................31

2. Perhitungan Evapotranspirasi Terbatas (Et) ........................34

3. Keseimbangan Air di Permukaan Tanah .............................39

4. Aliran dan Penyimpanan Air Tanah .....................................39

5. Debit Andalan .......................................................................42

B. Kebutuhan Air ..............................................................................44

1. Persiapan Lahan ....................................................................44

2. Kebutuhan Air pada Tanaman ..............................................44

3. Kebutuhan Air Irigasi Sawah ...............................................46

C. KeseimbanganAir (Neraca Air/ Water Balance) ........................47

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .........................................50

A. Kesimpulan .............................................................................50

B. Saran .......................................................................................50

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................52

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Peta DAS Sungai Awo dan Curah Hujan yang

Berpengaruh ..................................................................24

Gambar 3.2. Bagan Alir Analisis Debit Rancangan untuk

Kebutuhan Air Daerah Irigasi Awo Kab. Wajo .........20

Gambar 4.1. Grafik Neraca Air .........................................................48

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1.a Curah Hujan Rata-rata setengah bulanan dengan metode

aljabar (mm) ..............................................................................31

Tabel 4.1.b Curah Hujan Rata-rata setengah bulanan dengan metode

aljabar (mm) ..............................................................................32

Tabel 4.2.a Curah Hujan Rata-rata setengah bulanan dengan metode

Poligon Thiessen (mm) .............................................................32

Tabel 4.2.b Curah Hujan Rata-rata setengah bulanan dengan metode

Poligon Thiessen (mm) .............................................................33

Tabel 4.3.a Curah Hujan Rata-rata setengah bulanan dengan metode

Isohyet (mm) .............................................................................34

Tabel 4.3.b Curah Hujan Rata-rata setengah bulanan dengan metode

Isohyet (mm) .............................................................................34

Tabel 4.4.a Perhitungan Evaporasi Potensial (ET0) Metode Penman

Modifikasi..................................................................................37

Tabel 4.4.b Perhitungan Evaporasi Potensial (ET0) Metode Penman

Modifikasi..................................................................................38

Tabel 4.5. Rekap hitungan debit aliran Sungai Awo dari tahun

2010-2019 ....................................................................................41

Tabel 4.6. Penentuan Debit Andalan dengan data curah hujan ..................42

Tabel 4.7. Debit Andalan (Q80) dalam satuan m3/dtk ................................43

Tabel 4.8. Penentuan Debit Andalan dengan data PDA .............................43

Tabel 4.9. Debit Andalan (Q80) dalam satuan m3/dtk ................................44

vii
Tabel 4.10. Kebutuhan Air di Sawah per Ha Pada Daerah Irigasi Awo

(mm/hari) ....................................................................................45

Tabel 4.11. Kebutuhan Air di Sawah Pada Daerah Irigasi Awo (m3/dtk) ..46

Tabel 4.12. Kebutuhan Air di Sawah Pada Daerah Irigasi Awo (m3/dtk) ..47

Tabel 4.13. Hasil Perhitungan Neraca Air (m3/dtk) ....................................48

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Penman I Hubungan Suhu (t) dengan εγ, w, dan f(t)

Lampiran 2 Besaran Nilai Angot (Ra) dalam Evaporasi Ekivalen dalam

Hubungannya dengan Letak Lintang (mm/hari) (untuk daerah

Indonesia, antara 50 LU sampai 100 LS)

Lampiran 3 Tabel Penman 3 Nilai Angka Koefisien Bulanan (C) untuk

Rumus Penman

Lampiran 4 Koefisien Tanaman Padi dan Palawija (Ditjen Pengairan,

1985)

Lampiran 5 Kebutuhan Air Selama Penyiapan Lahan

Lampiran 6 Curah Hujan Maximum

Lampiran 7 Data Klimatologi

Lampiran 8 Skema Irigasi pada Daerah Irigasi Awo

Lampiran 9 Simulasi Mock

Lampiran 10 Perhitungan Pola Tanam

ix
DAFTAR NOTASI SINGKATAN

DAS = Daerah Aliran Sungai

Rs = Curah Hujan bulanan (mm)

Ea = Evapotranspirasi aktual (mm/hari)

Et = Evapotranspirasi terbatas (mm/hari)

ETo = Evaporasi Potensial metode Penman (mm/hari)

M = Persentasi lahan yang tidak tertutup tanaman, ditaksir dari

peta tata guna lahan

w = Faktor yang berhubungan dengan suhu dan elevasi daerah

Rs = Radiasi gelombang pendek (mm/hr)

Rn = radiasi bersih gelombang panjang (mm/hr)

f(t) = Fungsi Suhu

f(εd) = Fungsi Tekanan Uap

f(U) = Fungsi keapatan angin pada ketinggian

RH = Kelembaban Relative (%)

C = Angka Koreksi

Ds = Air hujan yang mencapai permukaan tanah (mm/ hari)

P = Curah hujan (mm/ hari)

V(n) = Volume air tanah bulan ke-n (mm)

V(n-1) = Volume air tanah bulan ke-(n-1) (mm)

k = Faktor resesi alirannair tanah

x
In = Infiltrasi bulan ke n

DV(n) = Perubahan volume aliran air tanah

NFR = Kebutuhan ait untuk irigasi (mm/ hari)

WLR = Kebutuhan air untuk pengolahan tanah (mm/ hari)

P = Perkolasi

Re = Hujan efektif

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air adalah sumber daya alam yang sangat penting untuk

kelangsungan hidup semua makhluk hidup. Air juga sangat diperlukan

untuk kegiatan industri, perikanan, pertanian dan usaha-usaha lainnya.

Dalam memenuhi kebutuhan air khususnya untuk kebutuhan air di

persawahan maka perlu sistem irigasi. Kebutuhan air di persawahaan ini

kemudian disebut dengan kebutuhan air irigasi.

Di negeri ini potensi untuk pemenuhan kebutuhan air cukup besar.

Hal ini ditunjang oleh letak geografis Indonesia di daerah tropis yang

mempunyai curah hujan yang tinggi dan didukung banyaknya sungai yang

ada. Tetapi sebagian besar air yang ada di sungai tersebut dibiarkan

mengalir begitu saja ke laut tanpa ada pemeliharaan, pengelolaan atau

pemanfaatan yang berarti (Linsley & Franzini, 1991).

Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang

pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air

bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak. Irigasi dimaksudkan untuk

mendukung produktivitas usaha tani guna meningkatkan produksi

pertanian, khususnya petani yang diwujudkan melalui keberlanjutan sistem

irigasi.

1
Tujuan irigasi adalah mengalirkan air secara teratur sesuai kebutuhan

tanaman pada saat persediaan air tanah tidak mencukupi untuk mendukung

pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman bias tumbuh secara normal.

Pemberian air irigasi yang efisien selain dipengaruhi oleh tata cara aplikasi,

juga ditentukan oleh kebutuhan air guna mencapai kondisi air tersedia yang

dibutuhkan.

Daerah irigasi (D.I) Awo terletak di Kabupaten Wajo, yang saat ini

telah berkembang sebagai daerah pertanian untuk berbagai komoditi

pertanian yaitu berupa areal persawahan. Dalam memenuhi kebutuhan air

khususnya untuk kebutuhan air di persawahan maka perlu pendistribusian

air yang benar. Kebutuhan air di persawahan ini kemudian disebut dengan

kebutuhan air irigasi. Tujuan irigasi adalah untuk memanfaatkan air irigasi

yang tersedia secara benar yakni seefisien dan seefektif mungkin agar

produktivitas pertanian dapat meningkat sesuai yang diharapkan. Salah satu

usaha peningkatan produksi pangan khususnya padi adalah tersedianya air

irigasi di sawah sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan air irigasi adalah

jumlah volume air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan evaporasi,

kehilangan air, kebutuhan air untuk tanaman dengan memperhatikan jumlah

air yang diberikan oleh alam melalui hujan dan kontribusi air tanah.

Besarnya kebutuhan air irigasi juga bergantung kepada cara pengolahan

lahan.

2
Design yang dibuat di era 1990 kebutuhan air maximum daerah

irigasi Awo untuk mengairi areal 3.350 ha cukup besar, secara umum

sistem golongan diperlukan pada musim kemarau dimana air yang tersedia

dibendung lebih kecil daripada kebutuhan sedangkan curah hujan sangat

kecil.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik

untuk mengambil judul penelitian “Analisis Debit Andalan untuk

Kebutuhan Air Daerah Irigasi Awo Kab. Wajo”

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka permasalahan dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Berapa besar debit rancangan untuk memenuhi kebutuhan irigasi pada

daerah irigasi Awo ?

2. Bagaimana menentukan pola tanam pada daerah irigasi Awo?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Menghitung debit andalan pada Sungai Awo di daerah irigasi Awo

2. Mengetahui pola tanam pada daerah irigasi Awo

3
D. Manfaat penilitian

Dengan melakukan penelitian ini, kita dapat memperoleh manfaat

yaitu :

1. Hasil analisis ini diharapkan dapat menjadi acuan dan bahan bacaan

yang melakukan penelitian berhubungan dengan analisis kebutuhan

irigasi

2. Sebagai sumbangan pemikiran terhadap instansi terkait sebagai

rujukan untuk perhitungan pola tanam

E. Batasan Masalah

Agar tujuan penulisan ini mencapai sasaran yang diinginkan dan

lebih terarah, maka diberikan Batasan-batasan masalah, diantaranya sebagai

berikut:

1. Penelitian ini dilakukan di Sungai Awo yang panjangnya kurang lebih

91 km, dengan daerah tangkapan (catchment Area) seluas kurang lebih

240 km²

2. Data curah hujan selama 10 tahun terakhir.

3. Stasiun curah hujan yang digunakan 3 (tiga) stasiun yaitu Stasiun

Awo, stasiun Siwa dan stasiun Talang Riaja.

4. Perhitungan curah hujan rata-rata dengan tiga metode, yaitu metode

rata-rata aritmatik (aljabar), metode Poligon Thiessen dan metode

Ihsoyet.

5. Perhitungan debit andalan dengan menggunakan metode F.J Mock


4
F. Sistematika Penulisan

Penulisan ini merupakan susunan yang serasi dan teratur oleh karena

ini dibuat dengan komposisi bab-bab mengenai pokok-pokok uraian

sehingga mencakup pengertian tentang apa dan bagaimana, jadi sistematika

penulisan diuraikan sebagai berikut:

Bab I PENDAHULUAN yang berisi latar belakang penelitian,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah,

dan sistematika penulisan.

Bab II LANDASAN TEORI yang berisi tentang teori-teori yang

berhubungan dengan permasalahan yang diperlukan dalam melakukan

penelitian ini, meliputi teori tentang sungai, analisa kebutuhan air dan

neraca air.

Bab III METODOLOGI PENELITIAN yang berisi tentang

metode penelitian yang terdiri atas lokasi penelitian, pengumpulan data,

analisa data dan bagan alur penelitian.

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN yang berisi tentang hasil

penelitian yang menguraikan besar kebutuhan air pada daerah irigasi Awo.

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN yang berisi tentang

kesimpulan dari hasil penelitian, serta saran-saran dari penulis.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Umum

Dalam pekerjaan perencanaan suatu konstruksi diperlukan bidang-

bidang ilmu pengetahuan yang saling mendukung demi kesempurnaan hasil

perencanaan. Bidang ilmu pengetahuan itu antara lain geologi, hidrologi,

hidrolika dan mekanika tanah (Soedibyo, 1993).

Setiap daerah irigasi mempunyai sifat-sifat khusus yang berbeda, hal ini

memerlukan kecermatan dalam menerapkan suatu teori yang cocok pada daerah

pengaliran. Oleh karena itu, sebelum memulai perencanaan jaringan irigasi,

perlu adanya kajian pustaka untuk menentukan spesifikasi-spesifikasi yang

akan menjadi acuan dalam perencanaan tersebut. Dalam bab ini dipaparkan

secara singkat mengenai kebutuhan air dan analisis hidrologi yang digunakan

dalam perhitungan konstruksi dan bangunan pelengkapnya.

B. Curah Hujan

Data curah hujan dan debit merupakan data yang sangat penting dalam

perencanaan waduk. Analisis data hujan dimaksudkan untuk mendapatkan

besaran curah hujan. Perlunya menghitung curah hujan wilayah adalah untuk

penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air dan rancangan pengendalian

banjir (Sosrodarsono & Takeda, 1997).

6
Metode yang digunakan dalam perhitungan curah hujan rata-rata wilayah

daerah aliran sungai (DAS) ada tiga metode, yaitu metode rata-rata aritmatik

(aljabar), metode Poligon Thiessen dan metode Ihsoyet (Loebis,1987)

1. Metode rata-rata Aljabar

Dimana tinggi rata - rata curah hujan yang didapatkan dengan mengambil

nilai rata-rata hitung (arithmetic mean) pengukuran hujan di pos penakar

hujan di dalam areal tersebut. Jadi cara ini akan memberikan hasil yang dapat

dipercaya jika pos-pos penakarnya ditempatkan secara merata di areal tersebut,

dan hasil penakaran masing-masing pos penakar tidak menyimpang jauh dari

nilai rata-rata seluruh pos di seluruh areal (Soemarto, 1999).


𝑋 +𝑋 +…+𝑋𝑛 𝑋
𝑋̅ = 1 2 = ∑𝑛𝑖=1 𝑖……………….….………..… ……..............(1)
𝑛 𝑛

Dengan =

𝑋̅ = Tinggi curah hujan rata-rata (mm)

X1, X2, Xn = Tinggi curah hujan pada pos penakar 1, 2, ….n (mm)

n = Banyaknya pos penakar

2. Metode Poligon Thiessen

Metode ini memperhitungkan bobot dari masing-masing stasiun yang

mewakili luasan disekitar. Pada suatu luasan didalam DAS dianggap bahwa

hujan adalah sama dengan yang terjadi pada stasiun yang terdekat. Sehingga

hujan yang tercatat pada pada suatu stasiun mewakili stasiun tersebut. Metode
7
ini digunakan apabila penyebaran stasiun hujan di daerah yang ditinjau tidak

merata. Hitungan curah hujan rerata dilakukan dengan memperhitungkan daerah

pengaruh dari tiap stasiun (Triatmodjo, 2013).

Secara matematis hujan rerata tersebut dapat ditulis,

𝐴1 𝑅1 +𝐴2𝑅2 ………+𝐴𝑛𝑅𝑛
𝑅= .......…….........................................(2)
𝐴1 +𝐴2 +⋯+𝐴2

Dengan =

𝑅 = Curah hujan maksimum rata-rata (mm)

R1, R2, Rn = Curah hujan pada stasiun 1, 2, ….n (mm)

A1, A2,..An = Luas daerah pada polygon 1,2,.....,n (km2)

3. Metode Isohyet

Ihsoyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan kedalam

hujan yang sama. Pada metode Ihsoyet, dianggap bahwa hujan pada suatu daerah

diantara dua garis Ihsoyet adalah merata dan sama dengan nilai rata-rata dari

kedua garis Issoyet tersebut

Metode Ihsoyet merupakan cara paling teliti untuk menghitung kedalaman

hujan rata-rata disuatudaerah, pada metode ini stasiun hujan harus banyak dan

tersebar merata, metode Ihsoyet membutuhkan pekerjaan dan perhatian yang

lebih banyak dibanding dan metode lainnya.


(𝑅1 +𝑅2 ) (𝑅 +𝑅 ) (𝑅 +𝑅 )
𝑥𝐴1 1 2 𝑥 𝐴2 ………… 𝑛 𝑛 𝑥 𝐴𝑛
2 2 2
𝑅= .….............……..............(3)
𝐴1 +𝐴1 + …..…..𝐴𝑛

8
Dengan =

𝑅 = Curah hujan maksimum rata-rata (mm)

R1, R2, Rn = Curah hujan pada stasiun 1, 2, ….n (mm)

A1, A2,..An = Luas area antara 2 (dua) ihsoyet (km2)

C. Analisis Kebutuhan Air (Metode F J. Mock)

Debit andalan merupakan debit minimal yang sudah ditentukan yang

dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan air (Soemarto, 1999). Perhitungan ini

digunakan untuk, masukan simulasi operasi bangunan daerah kritis dalam

pemanfaatan air. Salah satu metode yang digunakan adalah metode F J. Mock

(1973) yang dikembangkan khusus untuk perhitungan sungai-sungai di

Indonesia. Dasar pendekatan metode ini, mempertimbangkan faktor curah

hujan, evapotranspirasi, keseimbangan air di permukaan tanah dan kandungan

air tanah.

Prinsip perhitungan ini adalah bahwa hujan yang jatuh di atas tanah

(presipitasi) sebagian akan hilang karena penguapan (evaporasi), sebagian akan

hilang menjadi aliran permukaan (direct run off) dan sebagian akan masuk tanah

(infiltrasi). Infiltrasi mula-mula menjenuhkan permukaan (top soil) yang

kemudian menjadi perkolasi dan akhirnya keluar ke sungai sebagai base flow.

Perhitungan debit andalan meliputi :

9
1. Data curah hujan

Rs = Curah hujan bulanan (mm)

n = Jumlah hari hujan.

2. Evapotranspirasi

Evapotranspirasi Aktual (Ea) dihitung dari Evapotranspirasi Potensial

(ETo). metode Penman (Hidrologi praktis,2010). Hubungan antara Ea dan ETo

dihitung dengan rumus (Hidrologi praktis,2010) :

Ea = ETo – ΔE ~> (Ea = Et)…………………..…...… ..........……....(4)

ΔE = ETo x (m/20) x (18 - n) ~> (E = ΔE)……………………..........(5)

Dengan :

Ea : Evapotranspirasi aktual (mm/hari)

Et : Evapotranspirasi terbatas (mm/hari)

ETo : Evaporasi Potensial metode Penman (mm/hari)

M : Persentasi lahan yang tidak tertutup tanaman, ditaksir dari peta tata guna

lahan

m : 0 untuk lahan dengan hutan lebat

m : 0 untuk lahan dengan hutan sekunder pada akhir musim hujan dan

bertambah

10% setiap bulan kering berikutnya.

m : 10 – 40 % untuk lahan yang tererosi

10
m : 30 – 50 % untuk lahan pertanian yang diolah (missal : sawah dan ladang)

pada musim kemarau m harus dibesarkan sekitar 10% dari musim hujan.

n : jumlah hari hujan dalam sebulan

Dengan :

Eto = C . ET*……………...……………………………………… (6)

ET* = w (0,75 Rs – Rn1) + (1-w) f(U) (εγ-εd)………………………(7)

Berdasar hasil empiris, pendekatan konsep keseimbangan energi radiasi

matahari dan rekomendasi dari Badan Pangan serta Pertanian (FAD) tahun 1977

dengan :

W : faktor yang berhubungan dengan suhu dan elevasi daerah (Lampiran)

Rs : radiasi gelombang pendek (mm/hr)


n
Rs : (0,25+0,54 )Rγ dimana n = persentase penyinaran N = 100
N

Rγ : radiasi gelombang pendek yang memenuhi batas luar atmosfir (angka

angkot),

berhubungan dengan Lokasi Lintang daerah (Lampiran)

Rn : radiasi bersih gelombang panjang (mm/hr), Rn = (0,75 x Rs) - Rn1


n
Rn1 : f(t). f (εd).f( )
N

f(t) : fungsi suhu : σ . Ta4 (Lampiran)

f(εd) : fungsi tekanan uap = 0,34 – 0,44 √εd

11
εd : εγ* RH
n n
f( ) : fungsi kecerahan matahari = 0,1 – 0,9
N N

f(U) : fungsi kecepatan angin pada ketinggian 2,00

f(U) : 0,27* (1+0,864 U); dimana U = Kecepatan Angin

(εγ-εd): perbedaan tekanan uap jenuh dengan tekanan uap yang sebenarnya

RH : Kelembaban relative (%)

C : Angka koreksi (Lampiran)

3. Keseimbangan air pada permukaan tanah

a. Air hujan yang mencapai permukaan tanah dapat dirumuskan sebagai

berikut :

Ds = P – Et……………………………………………………….(8)

Dengan :

Ds : Air hujan yang mencapai permukaan tanah (mm/hari)

P : Curah hujan (mm/hari)

Et : evapotranspirasi terbatas (mm/hari)

a. Bila harga Ds positif (P > Et) maka air masuk ke dalam tanah bila kapasitas

kelembaban tanah belum terpenuhi, dan sebaliknya akan melimpas bila

kondisi tanah jenuh. Bila harga Ds negative (P < Et), sebagian air tanah akan

keluar dan terjadi kekuranagan (defisit). P = Curah hujan.

12
b. Perubahan kandungan air tanah (soil storage) tergantung dari Ds. Bila Ds

negatif maka kapasitas kelembaban tanah akan berkurang dan bila Ds positif

akan menambah kekurangan kapasitas kelembaban tanah bulan sebelumnya.

c. Kapasitas kelembaban tanah (Soil Meisture Capacity), Perkiraan kapasitas

kelembaban tanah awal diperlukan pada saat dimulainya simulasi dan

besarnya tergantung dari kondisi porositas lapisan tanah atas dari daerah

pengaliran. Biasanya diambil 50 s/d 250 mm, yaitu kapasitas kandungan air

dalam tanah per m3. Jika pororitas tanah lapisan atas tersebut makin besar,

maka kapasitas kelembaban tanah akan makin besar pula. Jika pemakaian

model dimulai bulan Januari, yaitu pertengahan musim hujan, maka tanah

dapat dianggap berada pada kapasitas lapangan (field capacity). Sedangkan

jika model dimulai dalam musim kemarau, akan terdapat kekurangan, dan

kelembaban tanah awal yang mestinya di bawah kapasitas lapang.

4. Limpasan (run off) dan tampungan air tanah (ground water storage)

a. Penyimpanan Air Tanah (Groundwater storage)

𝑉(𝑛) = 𝑘. 𝑉(𝑛−1) + 0.5. (1 − 𝑘 ). 𝐼(𝑛) ………...........................................(9)

𝐷𝑉(𝑛) = 𝑉(𝑛) − 𝑉(𝑛−1) ………………………………………… .......(10)

Dengan :

V(n) : Volume air tanah bulan ke-n (mm)

V(n-1) : Volume air tanah bulan ke-(n-1) (mm)

13
k : Faktor resesi aliran air tanah

In : Infiltrasi bulan ke n

𝐷𝑉(𝑛) : Perubahan volume aliran air tanah

Faktor resesi air tanah (k) adalah 0 – 1.0, Harga k yang tinggi akan

memberikan resesi yang lambat seperti pada kondisi geologi lapisan bawah yang

sangat lulus air (permeable).

b. Limpasan (Run Off)

Aliran dasar = Infiltrasi – perubahan volume air dalam tanah

Limpasan langsung = Kelebihan Air (Water Surplus) – infiltrasi

Limpasan/Aliran (R)= Aliran dasar + limpasan langsung

Debit Andalan = Debit aliran sungai dinyatakan dalam m3/bulan,

diperoleh dari rumus berikut :

Luas Catchment Area x Aliran (R)…………………………………(11)

5. Debit Andalan

Debit Andalan adalah debit minimum sungai dengan besaran tertentu

yang mempunyai kemungkinan terpenuhi yang dapat digunakan untuk berbagai

keperluan (Bambang Triatmodjo, 2008). Kemungkinan debit minimum sungai

yang dapat dipenuhi ditetapkan dari 80% debit sehingga kemungkinan debit

sungai lebih rendah dari debit andalan sebesar 20%. Untuk mendapatkan debit

andalan sungai, maka nilai debit yang dianalisis adalah dengan metode Mock

14
dengan aturan menurut tahun pengamatan yang diperoleh, harus diurut dari yang

terbesar sampai yang terkecil. Selanjutnya dihitung tingkat keandalan debit

tersebut dapat terjadi, berdasarkan probabilitas kejadian mengikuti rumus

Weibull (Soemarto, 1995).


𝑚2
P%= 𝑥 100 % ……………………………………................(12)
𝑛2+1

Dengan :

P : Probabilitas terjadinya kumpulan nilai yang diharapkan selama

periode pengamatan (%)

M : Nomor urut kejadian, dengan urutan variasi dari besar ke kecil

N : Jumlah data

Dalam studi ini debit andalan digunakan untuk menghitung besar debit

sungai yang dapat memenuhi kebutuhan air. Jika data yang tersedia adalah debit

setengah bulanan atau debit 2 mingguan, data yang diperoleh diurutkan dari

angka terbesar ke angka terkecil setiap bulannya, setelah itu dihitung persentase

keandalannya dari m/n di mana m adalah nomor urut dan n adalah jumlah data.

Untuk keperluan pertanian digunakan debit 80%.

D. Analisis Kebutuhan Air

1. Kebutuhan Air Bagi Tanaman

Kebutuhan air bagi tanaman yaitu banyaknya air yang dibutuhkan

tanaman untuk membuat jaring tanaman (batang dan daun) dan untuk diuapkan
15
evapotranspirasi, perkolasi, curah hujan, pengolahan lahan, dan pertumbuhan

tanaman.

Rumus yang digunakan yaitu (Ditjen Pengairan, 1985) :

NFR = Et + P – Re +WLR……………………………………...….(13)

Dengan :

NFR = Kebutuhan air untuk irigasi (mm/hari)

Et = Evapotranspirasi (mm/hari)

WLR = Kebutuhan air untuk pengolahan tanah (mm/hari)

P = Perkolasi (mm)

Re = Hujan efektif (mm)

2. Evapotranspirasi

Evapotransapirasi adalah perpaduan dua proses yaitu evaporasi dan

transpirasi. Evaporasi adalah proses penguapan atau hilangnya air dari

permukaan tanah, sedangkan transpirasi adalah proses keluarnya air dari

tanaman akibat proses respirasi dan fotosintesis. Proses hilangnya air akibat

evapotranspirasi ini merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam

hidrologi. Besarnya nilai evapotranspirasi sangat dibutuhkan untuk tujuan

perencanaan irigasi, konservasi air, serta proses irigasi itu sendiri (Subarkah,

1980).

16
Terdapat beberapa metode yang bisa digunakan untuk menentukan

besarnya nilai evapotranspirasi yaitu metode Thorntwaite, Blaney-Criddle, dan

Pennman modifikasi, dalam penelitian ini besarnya evapotranspirasi dihitung

dengan menggunakan Metode Penman yang dapat dilihat pada rumus 4.

3. Perkolasi

Perkolasi adalah meresapnya air ke dalam tanah dengan arah vertikal ke

bawah, dari lapisan tidak jenuh. Besarnya perkolasi dipengaruhi oleh sifat-sifat

tanah, kedalaman air tanah dan sistem perakarannya. Koefisien perkolasi adalah

sebagai berikut (Hardihardjaja dkk., 1997) :

(1) Berdasarkan kemiringan :

(a) lahan datar = 1 mm/hari

(b) lahan miring > 5% = 2 – 5 mm/hari

(2) Berdasarkan tekstur :

(a) berat (lempung) = 1 – 2 mm/hari

(b) sedang (lempung kepasiran) = 2 -3 mm/hari

(c) ringan = 3 – 6 mm/hari

4. Koefisien tanaman (Kc)

Besarnya koefisien tanaman (Kc) tergantung dari jenis tanaman dan fase

pertumbuhan. Pada perhitungan ini digunakan koefisien tanaman untuk padi

17
FAO dengan varietas unggul. Harga-harga koefisien tanaman padi dan palawija

disajikan pada lampiran.

5. Hujan Andalan dan Hujan Efektif (Re)

Berdasarkan Kriteria Perencanaan (KP-01) dalam perhitungan tersebut

diambil kemungkinan tak terpenuhi 20% untuk kebutuhan air irigasi padi, curah

hujan efektif setengah bulanan diambil 70% dari curah hujan rata-rata tengah

bulanan dengan kemungkinan tak terpenuhi 20%, yang dinyatakan dengan

rumus berikut :
R80
Re = 0,7 …………………………………………………………..(14)
15

Curah hujan efektif tengah bulanan untuk palawija menurut KP-01,

diambil terpenuhi 50% (R50)


R50
Re = ……………………………………………....……………....(13)
15

6. Kebutuhan Air Untuk Pengolahan Lahan

(1) Pengolahan lahan untuk padi

Kebutuhan air untuk pengolahan atau penyiraman lahan akan

menentukan kebutuhan maksimum air irigasi. Faktor-faktor yang menentuka

besarnya kebutuhan air untuk pengolahan tanah, yaitu besarnya penjenuhan,

lamanya pengolahan (periode pengolahan) dan besarnya evaporasi dan perkolasi

yang terjadi.

18
Waktu yang diperlukan untuk pekerjaan penyiapan lahan adalah selama

satu bulan (30 hari). Kebutuhan air untuk pengolahan tanah bagi tanaman padi

diambil 200 mm, setelah tanam selesai lapisan air di sawah ditambah 50 mm.

Jadi kebutuhan air yang diperlukan untuk penyiapan lahan dan untuk lapisan air

awal setelah tanam selesai seluruhnya menjadi 250 mm. Sedangkan untuk lahan

yang tidak ditanami (sawah bero) dalam jangka waktu 2,5 bulan diambil 300

mm (sumber : Lampiran II Kriteria Perencanaan Jaringan Irigasi 01).

Untuk memudahkan perhitungan angka pengolahan tanah digunakan

koefisien Van De Goor dan Zijlstra pada lampiran.

(2) Pengolahan lahan untuk palawija

Kebutuhan air untuk penyiapan lahan bagi palawija sebesar 50 mm

selama 15 hari yaitu 3,33 mm/hari, yang digunakan untuk menggarap lahan yang

ditanami dan untuk menciptakan kondisi lembab yang memadai untuk

persemaian yang baru tumbuh (Hardihardjaja dkk., 1997).

7. Kebutuhan air untuk pertumbuhan

Berdasarkan Kriteria Perencanaan (KP-01) penggantian lapisan air

dilakukan setelah kegiatan pemupukan yang telah dijadwalkan. Jika tidak ada

pejadwalan semacam itu, maka penggantian lapisan air tersebut dilakukan

sebanyak 2 kali, masing-masing 50 mm (3,33 mm/hari). Penggantian air

dilakukan setelah satu bulan dan 2 bulan setelah awal tanam.

19
8. Pola Tanam

Pola tanam adalah usaha penanaman pada sebidang lahan dengan

mengatur susunan tata letak dan urutan tanaman selama periode waktu tertentu

termasuk masa pengolahan tanah dan masa tidak ditanami selama periode

tertentu (Anton, 2014).

Pola tanam di daerah tropis, biasanya disusun selama satu tahun dengan

memperhatikan curah hujan, terutama pada daerah atau lahan yang sepenuhnya

tergantung dari curah hujan. Maka pemilihan jenis/ varietas yang ditanampun

perlu disesuaikan dengan keadaan air yang tersedia ataupun curah hujan.

E. Kebutuhan Air Untuk Irigasi

Kebutuhan air untuk irigasi yaitu kebutuhan air yang digunakan untuk

menentukan pola tanaman untuk menentukan tingkat efisiensi saluran irigasi

sehingga didapat kebutuhan air untuk masing-masing jaringan. Perhitungan

kebutuhan air irigasi ini dimaksudkan untuk menentukan besarnya debit yang

akan dipakai untuk mengairi daerah irigasi, setelah sebelumnya diketahui

besarnya efisiensi irigasi. Besarnya efisiensi irigasi tergantung dari besarnya

kehilangan air yang terjadi sepanjang saluran pembawa, dari bangunan

pengambilan sampai dengan petak sawah. Kehilangan air tersebut disebabkan

karena penguapan, perkolasi, kebocoran dan penyadapan secara liar (Ditjen

Pengairan, 1985).

20
Pola tanam adalah suatu pola penanaman jenis tanaman selama satu tahun

yang merupakan kombinasi urutan penanaman. Rencana pola dan tata tanam

dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air, serta menambah

intensitas luas tanam. Suatu daerah irigasi pada umumnya mempunyai pola

tanam tertentu, tetapi apabila tidak ada pola yang biasa pada daerah tersebut

direkomendasikan pola tanaman padi-padi-palawija. Pemilihan pola tanam ini

didasarkan pada sifat tanaman hujan dan kebutuhan air (Ditjen Pengairan, 1985).

Pada KP-03 dijelaskan, umumnya kehilangan air di jaringan irigasi dapat

dibagi-bagi sebagai berikut:

a. 12,5 – 20 % di petak tersier

b. 5 – 10% di saluran sekunder

c. 5 – 10 % di saluran primer

Efisiensi secara keseluruhan dihitung sebagai berikut : efisiensi jaringan

tersier (et) x efisiensi jaringan sekunder (Cs) x efisisensi jaringan primer (ep).

Oleh karena itu kebutuhan bersih air di sawah (NFR) harus dibagi efisiensi untuk

memperoleh jumlah air yang dibutuhkan pada irigasi.

F. Neraca Air

Perhitungan neraca air dilakukan untuk mengecek apakah air yang

tersedia cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan air irigasi atau tidak. Ada

tiga unsur pokok dalam perhitungan neraca air yaitu :

21
1. Kebutuhan air

2. Tersedianya air (debit andalan)

3. Neraca air

Setelah diperoleh debit andalan dan debit kebutuhan maka selanjutnya

untuk memantau apakah kebutuhan air pada irigasi tercukupi atau tidak perlu

dihitung water balance atau neraca airnya, di mana jika kebutuhan lebih besar

dibanding kebutuhan artinya air pada DI. Pada period ke-n surplus atau

memenuhi, sebaliknya kebutuhan lebih kecil dibanding kebutuhan artinya air

pada daerah irigasi. Pada period ke-n defisit atau kurang (Vicky, 2013).

22
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di daerah irigasi Awo Kab. Wajo pada

bulan November – Januari tahun 2020.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Sungai Awo yang merupakan

salah satu sungai di Kabupaten Wajo yang panjangnya kurang lebih 91 km,

dengan daerah tangkapan (Catchment Area) seluas kurang lebih 240 km²

yang merupakan sumber air daerah irigasi Awo. (Lihat gambar 3.1)

Sungai Awo berada pada Satuan Wilayah Sungai (SWS) 05.16

(Walanae-Cenranae). Aliran Sungai Awo berasal dari pegunungan Pacciro

dan Batu Mangiang turun ke arah timur sampai ke muara Teluk Bone

dengan kemiringan rata-rata 2%. Keadaan topografi daerah aliran Awo

bervariasi dari curam, agak curam, landai dan datar.

Daerah irigasi Awo terletak di dua kecamatan yakni kecamatan

Pitumpanua dan kecamatan Kerra Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi

Selatan, sekitar 260 km kearah timur laut dari Kota Makassar dan 90 km ke

arah Selatan Kota Palopo .

23
24
Gambar 3.1 : Peta DAS Sungai Awo dan Curah Hujan yang berpengaruh
B. Jenis Penelitian dan Sumber Data

1. Jenis Penelitian

Dalam rancangan penelitian ini penulis menggunakan analisis

kuantitatif karena dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data

sekunder yang bersifat kuantitatif yang bergantung kepada kemampuan

untuk menghitung data secara akurat. Penelitian kuantitatif adalah suatu

proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka

sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.

Disamping itu peneliti akan mengacu pada teori-teori hidrologi dan daya

dukung sumber daya air untuk menemukan masalah penelitian yang

kemudian dianalisis.

2. Sumber Data

Adapun data-data yang didapat dan digunakan dalam perhitungan

kebutuhan air irigasi pada daerah irigasi Awo antara lain :

1. Data curah hujan

Data berasal dari data curah hujan yang tercatat di stasiun hujan berada

dalam cakupan areal irigasi tersebut didapat dari Balai Besar Wilayah

Sungai Pompengan Jeneberang.

2. Data klimatologi

Data berasal dari Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang

berupa data lama penyinaran matahari, kelembapan udara, temperatur

25
udara rata-rata harian dan kecepatan angin dari tahun 2010 sampai

dengan tahun 2019.

3. Skema/ Layout jaringan irigasi didapat dari Dinas Pekerjaan Umum dan

Tata Ruang Provinsi Sulawesi Selatan.

C. Variabel Penelitian

Varibel adalah “objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian

suatu penelitian” (Suharsimi Arikunto, 2010;161). Menurut Saifuddin

Azwar (2005:32-33), variabel penelitian dapat berupa apapun juga yang

variasinya perlu kita perhatikan agar dapat mengambil kesimpulan

mengenai fenomena yang terjadi.

1. Variabel penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : curah

hujan, debit rancangan , kebutuhan air daerah irigasi Awo.

2. Definisi operasional variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi mengenai variabel

yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel

tersebut yang dapat diamati (Saifuddin Azwar, 2005:74). Berdasarkan

variabel diatas maka gambaran mengenai definisi operasional variabel

dalam penelitian ini yaitu :

a. Curah hujan, curah hujan dapat diartikan sebagai ketinggian air

hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap,

26
tidak meresap dan tidak mengalir. Indonesia merupakan negara

yang memiliki angka curah hujan yang bervariasi dikarenakan

daerahnya yang berada pada ketinggian yang berbeda-beda, seperti

halnya curah hujan pada daerah irigasi awo terbilang sangat kecil.

b. Debit rancangan. untuk debit rancangan menggunakan metode F.J

Mock yaitu digunakan untuk memperkirakan besarnya debit suatu

daerah aliran sungai berdasarkan konsep water balance.

Evopotranspirasi pada metode Mock adalah evapotranspirasi yang

dipengaruhi oleh jenis vegetasi, permukaan tanah dan jumlah hari

hujan.

c. Kebutuhan air

1) Kebutuhan air tanaman

- Kebutuhan bersih air disawah (NFR) dihitung.

- Kebutuhan air irigasi (IR) untuk pai dan palawija dihitung

2) Kebutuhan pengambilan air pada sumbernya, kebutuhan

pengambilan (DR) adalah jumlah kebutuhan air irigasi dibagi

dengan efisiensi irigasinya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Data sekunder

27
dikumpulkan dari instansi terkait adapun data yang telah dikumpulkan

sebagai berikut :

1. Curah Hujan Setengah Bulanan

Ada beberapa stasiun curah hujan yang dapat digunakan dalam

menghitung kebutuhan air daerah irigasi Awo pada kajian terdahulu

menggunakan tiga stasiun yaitu :

a. Stasiun Awo pada koordinat 03°45’34.8” LS - 120°16’29.72” BT

dengan pengamatan dari tahun 2010 – 2019

b. Stasiun Siwa pada koordinat 3°40’35.5” LS - 120°21’21.35” BT dengan

pengamatan dari tahun 2010-2019.

c. Stasiun Talang Riaja pada koordinat 03°29’00” LS - 119°58’00” BT

dengan pengamatan dari tahun 2010 – 2019

2. Data Klimatologi

Pencatatan data klimatologi diperoleh dari stasiun Tanru Tedong dari

tahun 2010-2019 meliputi :

a. Data suhu udara (%)

b. Data kelembaban relatif (%)

c. Data kecepatan angin (km/hari)

d. Data lama penyinaran matahari (jam/hari)

3. Skema Irigasi

Skema irigasi pada daerah irigasi Awo dapat dilihat pada (Lampiran 8).

28
E. Teknik Analisis Data

1. Analisa ketersediaan air dengan metode F.J Mock

a. Perhitungan curah hujan rata-rata dengan menggunakan metode

rerata aljabar, metode Poligon Thiessen dan Metode Isohyet

b. Perhitungan evapotranspirasi terbatas (Et)

c. Keseimbangan air pada permukaan tanah

d. Aliran dan penyimpanan air tanah (Run Off dan Ground Water

Storage)

e. Perhitungan debit andalan

2. Kebutuhan Air

a. Persiapan lahan

b. Kebutuhan air pada tanaman

c. Kebutuhan air irigasi sawah

3. Keseimbangan air ( Neraca air/ Water Balance)

F. Prosedur Penelitian

Data-data sekunder dikumpulkan kemudian data yang telah

terkumpul diolah lalu hasilnya dibandingkan dengan hasil perhitungan

rencana. Adapun tahap-tahap pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada

bagan alir atau gambar 3.2.

29
G. Bagan Alir

Mulai

Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan Data
- Peta DAS
- Hidrologi
- Klimatologi
- Skema Jaringan

Perhitungan Skema Jaringan


Evapotranspirasi

Menghitung ketersediaan Perhitungan Kebutuhan


air dengan metode F.J Air Irigasi Awo
Mock

Penentuan debit andalan


(Q80)

Pola tanam

Neraca Air

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.2 Bagan Alir Analisis Debit Rancangan untuk Kebutuhan Air
Daerah Irigasi Awo Kab. Wajo
30
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisa Ketersediaan Air dengan Metode FJ. Mock

Dasar pendekatan metode ini, mempertimbangkan faktor curah hujan,

evapotranspirasi, keseimbangan air di permukaan tanah dan kandungan air

tanah.

1. Perhitungan Curah Hujan Rata-rata

a. Metode rata-rata Aljabar

Curah hujan rerata setengah bulanan metode Aljabar dapat dihitung

dengan rumus 1 pada bab II Contoh perhitungan curah hujan rerata pada

bulan Januari I tahun 2010

R1 +R2 +…+Rn 26,07+0+12


R= = = 12,69 mm
n 3

Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.1.a dan

4.1.b di bawah ini.

Tabel 4.1.a Curah hujan rata-rata setengah bulanan metode aljabar (mm)
Bulan
Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni
I II I II I II I II I II I II
2010 12,69 6,45 6,70 9,95 16,16 23,10 9,15 4,65 16,46 11,08 18,57 21,20
2011 9,65 17,76 13,57 5,81 19,17 25,45 19,81 31,78 15,93 22,84 13,72 29,16
2012 11,02 14,20 18,05 25,27 16,81 22,08 34,47 19,64 21,62 75,48 18,47 22,00
2013 9,52 19,71 10,34 9,31 23,36 20,87 36,32 19,43 35,15 22,29 10,85 28,08
2014 32,40 4,25 9,95 22,30 12,09 33,00 14,98 28,98 27,85 47,96 49,59 41,91
2015 10,74 27,24 21,49 20,48 11,34 27,78 21,66 18,55 27,80 34,24 26,91 20,93
2016 20,56 22,68 14,30 16,09 19,81 31,57 19,12 40,56 26,52 34,44 26,54 28,44
2017 11,80 10,15 12,89 22,80 20,25 25,16 25,00 13,87 48,52 40,61 43,08 21,62
2018 34,58 4,73 33,10 20,37 26,87 14,22 13,51 88,26 16,46 35,76 48,42 37,65
2019 28,20 14,56 27,66 32,25 22,90 21,29 26,61 47,21 51,76 22,90 46,20 31,02
Sumber data : Perhitungan

31
Tabel 4.1.b Curah hujan rata-rata setengah bulanan metode aljabar (mm)

Bulan
Tahun Juli Agustus September Oktober November Desember
I II I II I II I II I II I II
2010 23,56 15,98 39,69 38,45 23,21 39,04 17,76 29,36 14,25 15,42 47,48 14,65
2011 16,04 26,51 6,36 17,65 27,80 29,94 15,18 38,55 26,57 22,22 22,66 28,09
2012 59,96 23,98 6,80 25,37 5,41 25,56 12,52 35,31 10,77 8,96 15,13 21,51
2013 34,28 36,87 17,25 12,65 24,36 31,90 11,13 20,46 28,87 15,32 38,06 26,59
2014 35,08 22,11 24,46 4,65 3,31 1,96 0,23 9,94 6,13 10,76 15,72 11,58
2015 5,89 21,03 10,36 7,71 1,28 1,38 12,33 7,80 12,08 18,11 34,87 26,70
2016 22,78 18,15 45,56 7,47 14,48 22,16 21,48 14,68 13,60 36,75 14,74 8,10
2017 30,58 18,15 30,54 45,39 20,55 30,91 52,64 18,60 15,25 19,80 7,21 14,92
2018 13,77 26,49 22,42 20,48 11,04 5,31 16,21 20,15 23,57 26,92 17,80 13,44
2019 36,92 18,20 13,17 26,48 8,01 10,75 14,93 22,08 38,59 9,12 18,27 7,87
Sumber data : Perhitungan

b. Metode Poligon Thiessen

Curah hujan rerata setengah bulanan metode Poligon Thiessen dapat

dihitung dengan rumus 2 pada bab II , beikut contoh perhitungan curah hujan

rerata pada bulan Januari I tahun 2010.

(327,12 𝑥 26,07)+(185,78 𝑥 0)+(147,33 𝑥 12)


𝑅= = 15,60
660,23

Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.2.a dan

4.2.b di bawah ini.

Tabel 4.2.a Curah hujan rata-rata setengah bulanan metode Poligon


Thiessen (mm)
BULAN
TAHUN Januari Februari Maret April Mei Juni
I II I II I II I II I II I II
2010 15,60 5,33 6,36 10,21 19,78 29,51 10,17 4,46 19,89 14,16 24,34 27,49
2011 9,89 14,32 11,51 5,46 17,92 24,94 17,53 26,46 15,72 20,91 14,85 27,65
2012 9,74 11,07 15,61 21,05 14,72 19,17 30,93 18,07 19,82 65,19 16,63 22,45
2013 7,37 16,62 8,54 6,96 19,39 16,62 30,64 17,56 30,41 18,93 9,03 24,87
2014 26,81 4,13 9,07 18,93 11,24 28,63 14,01 25,59 27,88 44,33 48,68 39,89
2015 8,89 22,09 17,48 17,36 9,22 23,87 17,76 15,27 26,60 30,33 22,53 17,78
2016 18,05 18,67 12,33 14,52 17,32 27,02 17,18 37,55 24,05 30,37 23,71 27,07
2017 11,21 9,68 12,20 21,06 18,11 22,37 21,61 12,16 42,03 35,44 40,50 20,64
2018 32,17 6,49 34,58 22,50 27,04 12,50 13,61 79,84 16,15 37,20 62,90 36,34
2019 25,37 14,72 25,83 30,36 23,65 23,03 27,08 43,46 50,72 26,05 48,71 31,92

32
Tabel 4.2.b Curah hujan rata-rata setengah bulanan metode Poligon
Thiessen (mm)
BULAN
TAHUN Juli Agustus September Oktober November Desember
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
2010 31,37 21,62 44,65 38,63 24,85 43,28 19,11 28,21 14,04 16,31 41,63 11,88
2011 15,30 27,79 5,56 16,02 28,37 28,25 13,60 33,92 23,77 20,29 21,10 24,23
2012 51,47 20,16 7,07 22,27 5,00 23,08 11,44 30,97 8,98 10,40 13,45 18,89
2013 30,54 30,86 14,93 10,74 20,18 29,22 9,44 16,49 24,68 16,94 33,52 24,00
2014 34,52 20,62 25,23 4,89 2,76 1,79 0,34 8,56 4,64 9,08 12,78 9,57
2015 5,12 18,63 8,78 5,64 1,20 1,41 14,26 11,10 14,59 20,05 33,60 26,46
2016 19,09 17,53 40,99 7,86 13,12 19,95 19,72 13,78 12,46 32,62 12,98 8,28
2017 27,91 18,13 27,33 39,94 19,37 27,44 46,24 17,10 14,18 17,41 6,66 12,55
2018 13,51 24,66 21,79 18,79 10,04 5,46 14,48 17,90 20,22 23,50 15,52 12,82
2019 36,44 21,80 18,28 28,08 11,47 12,99 16,21 21,42 34,34 9,50 16,38 8,32

c. Metode Isohyet

Curah hujan rerata setengah bulanan Ihsoyet dapat dihitung dengan

rumus 3 pada bab II, berikut contoh perhitungan curah hujan rerata pada

bulan Januari I tahun 2010.

(26,07 + 0 + 12) (26,07 + 0 + 12) (26,07 + 0 + 12)


𝑋 10,77 𝑋 284,73 𝑥 220,45
𝑅= 2 2 2
660,71

(26,07 + 0 + 12) (26,07 + 0 + 12) (26,07 + 0 + 12)


𝑋 1,18 𝑋 0,36 𝑥 1,2
2 2 2
660,71

(26,07 + 0 + 12) (26,07 + 0 + 12) = 9,52


𝑋 60,42 𝑋 81,6
2 2
660,71

Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.3.a dan

4.3.b di bawah ini.

33
Tabel 4.3.a Curah hujan rata-rata setengah bulanan metode Ihsoyet (mm)
BULAN
TAHUN Januari Februari Maret April Mei Juni
I II I II I II I II I II I II
2010 9,52 4,83 5,02 7,46 12,12 17,32 6,86 3,49 12,34 8,31 13,93 15,90
2011 7,23 13,32 10,18 4,36 14,38 19,09 14,86 23,84 11,95 17,13 10,29 21,87
2012 8,27 10,65 13,54 18,96 12,61 16,56 25,85 14,73 16,21 56,61 13,86 16,50
2013 7,14 14,78 7,76 6,98 17,52 15,65 27,24 14,57 26,36 16,72 8,14 21,06
2014 24,30 3,19 7,46 16,73 9,07 24,75 11,23 21,73 20,89 35,97 37,19 31,43
2015 8,05 20,43 16,12 15,36 8,51 20,84 16,24 13,91 20,85 25,68 20,19 15,69
2016 15,42 17,01 10,72 12,06 14,86 23,68 14,34 30,42 19,89 25,83 19,90 21,33
2017 8,85 7,61 9,67 17,10 15,19 18,87 18,75 10,40 36,39 30,46 32,31 16,21
2018 25,93 3,55 24,82 15,28 20,15 10,67 10,13 66,20 12,34 26,82 36,31 28,24
2019 21,15 10,92 20,75 24,19 17,18 15,97 19,96 35,41 38,82 17,18 34,65 23,27

Tabel 4.3.b Curah hujan rata-rata setengah bulanan metode Ihsoyet (mm)
BULAN
TAHUN Juli Agustus September Oktober November Desember
I II I II I II I II I II I II
2010 17,67 11,98 29,77 28,83 17,41 29,28 13,32 22,02 10,68 11,57 35,61 10,98
2011 12,03 19,89 4,77 13,24 20,85 22,45 11,38 28,91 19,92 16,67 17,00 21,07
2012 44,97 17,99 5,10 19,03 4,06 19,17 9,39 26,48 8,07 6,72 11,35 16,13
2013 25,71 27,65 12,94 9,49 18,27 23,92 8,34 15,35 21,65 11,49 28,54 19,94
2014 26,31 16,58 18,34 3,49 2,48 1,47 0,17 7,45 4,60 8,07 11,79 8,69
2015 4,42 15,77 7,77 5,78 0,96 1,04 9,25 5,85 9,06 13,58 26,15 20,02
2016 17,08 13,61 34,17 5,61 10,86 16,62 16,11 11,01 10,20 27,56 11,05 6,08
2017 22,94 13,62 22,91 34,04 15,41 23,18 39,48 13,95 11,44 14,85 5,41 11,19
2018 10,33 19,87 16,82 15,36 8,28 3,98 12,16 15,11 17,68 20,19 13,35 10,08
2019 27,69 13,65 9,87 19,86 6,00 8,06 11,20 16,56 28,94 6,84 13,70 5,90

2. Perhitungan Evapotranspirasi Terbatas (Et)

Evapotranspirasi terbatas (Et) dihitung dengan rumus 4 pada Bab II yaitu:

Ea = ETo – ΔE dan Ea = Et

Eto = C . ET*

Pada rumus 2.5, ET* dihitung dengan rumus berikut :

ET* = w (0,75 Rs – Rn1) + (1-w) f(U) (εγ-εd).

34
Berikut contoh perhitungan Eto pada bulan januari I dengan melihat

Lampiran diperoleh nilai w = 0.784 mbrar, εγ = 39.535 dan f(t) = 16.451

selanjutnya menghitung nilai Rs.


n
Rs = (0,25+0,54 )Rγ
N

Berdasarkan lampiran dengan posisi lintang 3oLS diperoleh nilai

Rγ = 15.4 mm/hr.

5.573
Rs = (0,25+0,54 ) 15.4 = 4,314 mm/hari.
100

𝑛
Rn1 = f(t) . f (εd).f( )
𝑁

f(t) = 16,451;

f(εd) = 39,535 – 32,539 √εd dimana εd = εγ* RH ;

εd = 39,535 x 0,824 = 32,539 mbar ;

f(εd) = 0.34 – 0.44 √32,539 = 0.089 mbar ;

𝑛 𝑛 5,573
f( ) = 0.1 – 0.9 = 0.1 - 0.9 = 0.15 ;
𝑁 𝑁 100

jadi, Rn1 = 16,451 x 0.089 x 0.15 = 0,219 mm/hari ;

f(U) = 0,27* (1+0,864 U)

= 0,27* (1+0,864 X 7,716 )

= 2,070 m/detik

ETo = C . w (0,75 Rs – Rn1) + (1-w) f(U) (εγ-εd)

Berdasarkan lampiran diperoleh nilai C = 1.1 pada bulan januari.

Jadi, ETo = 1.1 x 0.784 (0,75 X 4,314 – 0,219) + (1-0.784) 2,070

35
(39,535 – 32,539)

ETo = 6,019 mm/hari

Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.4.a dan 4.4.b

36
Tabel 4.4.a Perhitungan evaporasi potensial (ET0) metode Penman modifikasi
BULAN
NO. URAIAN SATUAN
Jan I Jan II Feb I Feb II Mar I Mar II Apr I Apr II Mei I Mei II Jun I Jun II
I DATA
1 Temperatur (t) C 28.755 28.749 28.914 29.156 29.682 30.035 29.688 29.569 29.271 28.534 28.228 27.474
2 Kecepatan Angin (U) m/detik 7.716 6.344 4.329 5.047 5.543 6.857 6.664 6.444 5.952 5.258 4.898 4.867
3 Kelembaban Udara (RH) % 82.439 82.614 82.551 81.925 80.401 79.595 79.309 79.982 80.689 80.546 82.765 84.643
4 Penyinaran Matahari (n/N) % 5.573 5.703 6.006 6.066 6.057 6.156 6.137 6.342 6.739 6.172 5.483 5.431
II ANALISA DATA
1 εγ mbar 39.535 39.523 39.902 40.459 41.669 42.400 41.683 41.408 0.761 39.029 38.324 36.696
2 w 0.784 0.784 0.785 0.786 0.797 0.790 0.788 0.788 0.786 0.783 0.781 0.775
3 (1 - w) 0.216 0.216 0.215 0.214 0.203 0.210 0.212 0.212 0.214 0.217 0.219 0.225
4 f(t) 16.451 16.450 16.483 16.531 16.636 16.700 16.638 16.614 16.554 16.407 16.346 16.195
5 εd = εγ . RH mbar 32.593 32.651 32.939 33.146 33.503 33.748 33.058 33.119 0.614 31.437 31.719 31.061
6 (εγ - εd) mbar 6.943 6.872 6.962 7.313 8.167 8.652 8.625 8.289 0.147 7.593 6.605 5.635
7 Rγ mm/hari 15.402 15.402 15.402 15.402 15.402 15.402 15.402 15.402 15.402 15.402 15.402 15.402
8 Rs = (0,25+(0,54 x n/N)) x Rγ mm/hari 4.314 4.325 4.350 4.355 4.354 4.363 4.361 4.378 4.411 4.364 4.307 4.302
9 f(ed) = 0,34 – 0,44 √εd mbar 0.089 0.089 0.087 0.087 0.085 0.084 0.087 0.087 0.306 0.093 0.092 0.095
10 f(n/N) = 0,1+(0,9 x (n/N)) 0.150 0.151 0.154 0.155 0.155 0.155 0.155 0.157 0.161 0.156 0.149 0.149
11 f(u) = 0,27 x (1+(0,864 x U)) m/detik 2.070 1.750 1.280 1.447 1.563 1.870 1.825 1.773 1.658 1.497 1.412 1.405
12 Rn1 = f(t) x f(ed) x f(n/N) mm/hari 0.219 0.220 0.222 0.222 0.219 0.219 0.225 0.226 0.812 0.238 0.225 0.229
13 Rn = (0,75 x Rs)-Rn1 mm/hari 3.016 3.023 3.040 3.045 3.046 3.053 3.046 3.057 2.496 3.035 3.005 2.998
14 Koefisien Bulanan Penman ( C ) 1.100 1.100 1.100 1.100 1.000 1.000 0.900 0.900 0.900 0.900 0.900 0.900
Evaporasi Potensial Penman (Et0)
15 Et0 = C x ((w x Rn) + (1- mm/hari 6.019 5.467 4.736 5.126 5.021 5.809 5.158 4.974 1.813 4.360 3.950 3.696
w)xf(u)x(εγ- εd))

37
Tabel 4.4.b Perhitungan evaporasi potensial (ET0) metode Penman modifikasi
BULAN
NO. URAIAN SATUAN Jul I Jul II Agt I Agt II Sep I Sep II Okt I Okt II Nov I Nov II Des I Des II
I DATA
1 Temperatur (t) C 27.524 27.488 27.828 28.687 29.660 30.555 31.013 31.046 30.638 30.328 29.526 28.598
2 Kecepatan Angin (U) m/detik 5.321 5.354 4.323 8.591 8.528 6.736 3.837 6.982 6.551 4.572 4.669 6.807
3 Kelembaban Udara (RH) % 84.258 84.573 82.985 81.466 79.169 78.823 78.008 77.963 77.268 75.943 78.085 80.401
4 Penyinaran Matahari (n/N) % 5.820 6.124 6.991 7.314 8.442 7.384 7.698 7.742 7.224 7.263 6.385 5.842
II ANALISA DATA
1 εγ mbar 36.801 36.725 37.438 39.380 41.618 43.843 45.000 45.000 44.059 43.253 41.311 39.176
2 w 0.775 0.775 0.778 0.783 0.788 0.796 0.800 0.800 0.796 0.793 0.788 0.790
3 (1 - w) 0.225 0.225 0.222 0.217 0.212 0.204 0.200 0.200 0.204 0.207 0.212 0.210
4 f(t) 16.205 16.198 16.266 16.437 16.832 16.839 16.950 16.950 16.859 16.782 16.605 16.420
5 εd = εγ . RH mbar 31.008 31.059 31.068 32.081 32.948 34.559 35.104 35.084 34.043 32.848 32.257 31.498
6 (εγ - εd) mbar 5.793 5.666 6.370 7.299 8.670 9.284 9.896 9.916 10.016 10.405 9.053 7.678
7 Rγ mm/hari 15.402 15.402 15.402 15.402 15.402 15.402 15.402 15.402 15.402 15.402 15.402 15.402
8 Rs = (0,25+(0,54 x n/N)) x Rγ mm/hari 4.335 4.360 4.432 4.459 4.553 4.465 4.491 4.494 4.451 4.455 4.382 4.336
9 f(ed) = 0,34 – 0,44 √εd mbar 0.095 0.095 0.095 0.091 0.087 0.081 0.079 0.079 0.083 0.088 0.090 0.093
10 f(n/N) = 0,1+(0,9 x (n/N)) 0.152 0.155 0.163 0.166 0.176 0.166 0.169 0.170 0.165 0.165 0.157 0.153
11 f(u) = 0,27 x (1+(0,864 x U)) m/detik 1.511 1.519 1.278 2.274 2.259 1.841 1.165 1.899 1.798 1.337 1.359 1.858
12 Rn1 = f(t) x f(ed) x f(n/N) mm/hari 0.235 0.238 0.251 0.247 0.259 0.228 0.228 0.228 0.232 0.244 0.236 0.233
13 Rn = (0,75 x Rs)-Rn1 mm/hari 3.016 3.032 3.073 3.097 3.156 3.121 3.141 3.143 3.107 3.097 3.051 3.019
14 Koefisien Bulanan Penman ( C ) 0.900 0.900 1.000 1.000 1.100 1.100 1.100 1.100 1.100 1.100 1.100 1.100
Evaporasi Potensial Penman (Et0) 3.876 3.858 4.197 6.020 7.298 6.576 5.300 6.908 6.756 5.865 5.517 5.919
15 Et0 = C x ((w x Rn) + (1- mm/hari
w)xf(u)x(εγ- εd))

38
Setelah diperoleh besar Evaporasi Potensial (ETo) kemudian

menghitung nilai Evapotranspirasi Terbatas (Et) pada bulan Januari I di tahun

2010 dengan rumus 5 pada Bab II yaitu:

Ea = ETo – ΔE dan Ea = Et

Dengan :

ΔE = ETo x (m/20) x (18 - n)

= 6,019 x (20/20) x (18 – 3)

= 0,903 mm/hari

Jadi, Et = 6,019 – 0,903 = 5,116 Untuk Perhitungan periode berikutnya dapat

dilihat pada lampiran.

3. Keseimbangan Air di Permukaan Tanah

Nilai Ds pada bulan Januari I diperoleh dengan rumus 8 pada Bab II yaitu:

Ds = P – Et

= 13.00 – 5,116 = 7,575 mm/hari

Menghitung kelebihan air tanah (Water Surplus)

WS = 7,575 – 0 (dianggap 0 karena pada musim kemarau tidak ada

air)

= 7,575 mm/ hari

Untuk perhitungan periode berikutnya dapat dilihat pada lampiran

4. Aliran dan Penyimpanan Air Tanah (Run Off & Groundwater

Storage)

a. Infiltrasi (I) = WS x i

39
= 7,575 x 0.20 (diasumsikan)

= 1,515 mm/ hari

Volume penyimpanan (Vn) berdasarkan rumus 9 pada Bab II yaitu :

𝑉(𝑛) = 𝑘. 𝑉(𝑛−1) + 0.5. (1 − 𝑘 ). 𝐼(𝑛)

= (0.3 × 20) + (0.5 × (1 + 0.3) × 3,030

= 15,985 mm/ hari

Perubahan volume aliran air tanah (DVn) berdasarkan rumus 10 pada Bab II

yaitu:

𝐷𝑉(𝑛) = 𝑉(𝑛) − 𝑉(𝑛−1)

= 15,985 – 20 mm

= -4,015 mm/hr karena kurang dari 0 jadi Perubahan volume

aliran air

tanah (DVn) dianggap 0.

b. Limpasan (Run Off)

Aliran dasar = Infiltrasi – perubahan volume air dalam tanah

= 1,515 – 0

= 1,515 mm/ hari

Limpasan Langsung = Kelebihan Air (Water Surplus) – Infiltrasi

= 7,575 – 1,515.

= 6,06 mm/ hari

Limpasan/Aliran (R) = Aliran dasar + limpasan langsung

40
= 1,515 + 6,06

= 7,575 mm/ hari

c. Debit Aliran sungai

Berdasarkan rumus 11 pada bab II yaitu :

Debit Aliran Sungai = Luas Catchment Area x Aliran (R)

= 24,00 m2 × 7,575

Debit Aliran Sungai = 168 m3/hari ≈ 0,701 m3/dtk (1 hari = 86400 detik)

Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada lampiran dan hasil

hitungan debit aliran sungai yang tersedia disatukan dalam tabel 4.5 di mana

terdapat debit aliran sungai dari tahun 2010 sampai dengan 2019.

Tabel 4.5 Rekap hitungan debit aliran Sungai Awo dari tahun 2010-2019
Bulan (m/dtk)
No. Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni
I II I II I II I II I II I II
1 2010 0.701 0.162 0.249 0.499 1.074 1.647 0.425 0.001 1.370 0.649 1.380 1.662
2 2011 0.408 1.200 0.866 0.128 1.357 1.891 1.416 2.550 1.329 1.766 0.945 2.388
3 2012 0.523 0.859 1.279 1.910 1.144 1.553 2.760 1.427 1.861 6.647 1.394 1.728
4 2013 0.385 1.375 0.576 0.429 1.729 1.443 2.909 1.369 3.105 1.716 0.675 2.285
5 2014 2.508 0.000 0.526 1.638 0.696 2.548 0.950 2.264 2.439 4.109 4.282 3.575
6 2015 0.520 2.068 1.600 1.464 0.627 2.072 1.606 1.334 2.434 2.836 2.179 1.638
7 2016 1.417 1.648 0.935 1.053 1.405 2.446 1.355 3.361 2.308 2.817 2.126 2.326
8 2017 0.614 0.504 0.808 1.684 1.444 1.824 1.883 0.873 4.342 3.394 3.667 1.708
9 2018 2.698 0.001 2.674 1.462 2.057 0.836 0.832 7.779 1.381 2.963 4.151 3.183
10 2019 2.095 0.880 2.171 2.564 1.713 1.469 2.041 3.983 4.653 1.765 3.970 2.563
Bulan (m/dtk)
No. Tahun Juli Agustus September Oktober November Desember
I II I II I II I II I II I II
1 2010 1.877 1.176 3.337 3.075 1.532 3.071 1.198 2.126 0.719 0.919 3.923 0.892
2 2011 1.172 2.155 0.234 1.112 1.950 2.238 0.967 3.020 1.920 1.560 1.627 2.098
3 2012 5.244 1.896 0.294 1.825 0.000 1.816 0.734 2.698 0.469 0.355 0.958 1.497
4 2013 2.861 3.111 1.261 0.659 1.629 2.422 0.579 1.338 2.150 0.943 3.062 1.985
5 2014 2.949 1.744 1.911 0.000 0.000 0.000 0.000 0.372 0.050 0.542 1.011 0.581
6 2015 0.215 1.640 0.607 0.214 0.000 0.000 0.718 0.191 0.604 1.228 2.794 1.990
7 2016 1.780 1.355 3.867 0.172 0.735 1.490 1.553 0.817 0.702 2.903 0.895 0.286
8 2017 2.513 1.359 2.473 3.692 1.254 2.286 4.436 1.148 0.868 1.365 0.224 0.899
9 2018 0.976 2.138 1.734 1.370 0.390 0.000 1.069 1.314 1.651 2.027 1.198 0.768
10 2019 3.110 1.366 0.886 1.941 0.115 0.454 0.939 1.490 3.044 0.379 1.264 0.236
Sumber data : Perhitungan

41
5. Debit Andalan

Untuk menentukan debit andalan data diurutkan dari terbesar sampai

terkecil lalu dihutung persentasi keandalannya dengan rumus: m/n,. Sebelum

penentuan debit andalan, terlebih dahulu mencari nilai probabilitas (%),

sebagai contoh tabel 4.4.


𝑚2
P%= 𝑥 100 %
𝑛2+1

1
P%= 𝑥 100 %
9+1

P % = 10

a. Perhitungan debit andalan dengan data curah hujan setengah bulanan

Tabel 4.6 Penentuan Debit Andalan dengan data curah hujan


Bulan (m3/dtk)
m P
Oktober November Desember Januari Februari Maret
(urutan)
((m/n+1)*100) I II I II I II I II I II I II
1 10,000 4,436 3,020 2,150 2,903 3,923 2,098 2,698 2,068 2,674 2,564 2,057 2,548
2 20,000 1,553 2,698 1,920 2,027 3,062 1,990 2,508 1,648 2,171 1,910 1,729 2,446
3 30,000 1,198 2,126 1,651 1,560 2,794 1,985 2,095 1,375 1,600 1,684 1,713 2,072
4 40,000 1,069 1,338 0,868 1,365 1,627 1,497 1,417 1,200 1,279 1,638 1,444 1,891
5 50,000 0,967 1,314 0,719 1,228 1,198 0,899 0,614 0,880 0,935 1,464 1,405 1,824
6 60,000 0,734 1,148 0,702 0,943 1,011 0,892 0,523 0,859 0,866 1,462 1,357 1,553
7 70,000 0,718 0,817 0,604 0,919 0,958 0,768 0,520 0,504 0,808 1,053 1,144 1,469
8 80,000 0,579 0,372 0,469 0,542 0,895 0,581 0,408 0,001 0,576 0,429 0,696 1,443
9 90,000 0,000 0,191 0,050 0,355 0,224 0,286 0,385 0,000 0,526 0,128 0,627 0,836
Bulan (m3/dtk)
m P
April Mei Juni Juli Agustus September
(urutan)
((m/n+1)*100) I II I II I II I II I II I II
1 10,000 2,909 7,779 4,653 6,647 4,282 3,575 5,244 3,111 3,867 3,692 1,950 2,422
2 20,000 2,760 3,983 4,342 4,109 4,151 3,183 3,110 2,155 2,473 1,941 1,629 2,286
3 30,000 2,041 3,361 3,105 3,394 3,970 2,563 2,949 2,138 1,911 1,825 1,254 2,238
4 40,000 1,883 2,550 2,439 2,963 3,667 2,388 2,861 1,896 1,734 1,370 0,735 1,816
5 50,000 1,606 2,264 2,434 2,836 2,179 2,326 2,513 1,744 1,261 1,112 0,390 1,490
6 60,000 1,416 1,427 2,308 2,817 2,126 2,285 1,780 1,640 0,886 0,659 0,115 0,454
7 70,000 1,355 1,369 1,861 1,766 1,394 1,728 1,172 1,366 0,607 0,214 0,000 0,000
8 80,000 0,950 1,334 1,381 1,765 0,945 1,708 0,976 1,359 0,294 0,172 0,000 0,000
9 90,000 0,832 0,873 1,329 1,716 0,675 1,638 0,215 1,355 0,234 0,000 0,000 0,000

42
Pada tabel diatas dapat kita lihat hasil penentuan debit andalan,

contoh pada Oktober I dimana debit 80% = 0.58 m3/dtk.

untuk keperluan irigasi, debit minimum sungai untuk kemungkinan

terpenuhi ditetapkan 80 %. Agar mendapatkan perhitungan debit andalan

yang baik, untuk itu diperlukan data pencatatan debit dengan jangka waktu

panjang.

Tabel 4.7 Debit andalan (Q80) dalam satuan m3/dtk


Bulan
Oktober November Desember Januari Februari Maret
I II I II I II I II I II I II
Q80 0.579 0.372 0.469 0.542 0.895 0.581 0.408 0.001 0.576 0.429 0.696 1.443
Bulan
April Mei Juni Juli Agustus September
I II I II I II I II I II I II
Q80 0.950 1.334 1.381 1.765 0.945 1.708 0.98 1.359 0.294 0.172 0.000 0.000
Sumber data : Perhitungan

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat Q80 rata-rata = (0,579 + 0,372 +

0,469 + 0,542 + 0,895 + 0,581 + 0,408 + 0,001 + 0,576 + 0,429 + 0,696 +

1,443 + 0,950 + 1,334+ 1,381 +1,765 + 0,945 + 1,708 + 0,98 + 1,359 + 0,294

+ 0,172 + 0,00 + 0,00 )/24 = 0,745 m3/dtk

b. Perhitungan debit andalan dengan data Pos Duga Air (PDA)

Tabel 4.8 Penentuan debit andalan dengan data PDA


Bulan (m3/dtk)
m P
Oktober November Desember Januari Februari Maret
(urutan)
((m/n+1)*100) I II I II I II I II I II I II
1 10,00 38,81 27,53 17,70 24,07 35,19 16,55 16,08 15,94 22,15 21,71 16,69 21,77
2 20,00 10,03 24,21 15,28 15,65 26,69 15,64 14,41 11,76 17,12 15,10 13,46 20,97
3 30,00 6,33 18,39 12,65 10,66 24,24 15,64 9,76 9,04 11,41 12,87 13,38 17,06
4 40,00 5,23 10,69 4,73 8,99 12,24 10,60 3,63 7,37 8,18 12,41 10,56 15,50
5 50,00 4,12 10,46 2,99 7,82 8,15 4,82 0,00 3,92 4,77 10,68 10,18 14,54
6 60,00 1,96 8,70 2,83 4,70 6,32 4,73 0,00 3,84 4,07 10,63 9,80 11,94
7 70,00 1,82 5,55 2,30 4,14 5,81 3,47 0,00 0,49 3,53 6,47 7,73 11,02
8 80,00 0,08 1,07 0,87 0,91 4,94 1,47 0,00 0,00 1,27 0,26 3,15 10,85
9 90,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,62 0,00 2,46 4,85

43
Bulan (m3/dtk)
m P
April Mei Juni Juli Agustus September
(urutan)
((m/n+1)*100) Jul I Jul II Agt I Agt II Sep I Sep II Okt I Okt II Nov I Nov II Des I Des II
1 10,00 26,50 73,59 42,54 63,08 39,16 32,66 48,18 27,64 33,15 34,11 15,76 19,06
2 20,00 25,13 35,67 39,11 37,81 37,60 28,77 26,82 18,10 19,15 16,60 12,54 17,26
3 30,00 17,99 29,39 26,81 30,31 36,05 22,51 25,34 17,75 13,55 15,37 8,65 17,20
4 40,00 16,36 21,29 20,42 26,17 32,87 20,74 24,28 15,22 11,97 10,81 3,72 12,82
5 50,00 13,77 18,15 20,37 25,06 18,09 20,15 20,72 13,95 7,34 8,25 0,10 9,44
6 60,00 11,76 10,08 18,87 24,49 17,34 19,67 13,24 12,87 3,63 3,77 0,00 0,00
7 70,00 11,18 9,23 14,59 14,21 10,19 14,16 7,37 9,99 0,53 0,00 0,00 0,00
8 80,00 7,01 9,09 9,74 14,13 5,61 14,13 5,61 9,90 0,00 0,00 0,00 0,00
9 90,00 5,93 4,32 9,13 13,72 2,84 13,35 0,00 9,82 0,00 0,00 0,00 0,00

Tabel 4.9 Debit andalan (Q80) dalam satuan m3/dtk


Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni
I II I II I II I II I II I II
Q80 0,08 1,07 0,87 0,91 4,94 1,47 0,00 0,00 1,27 0,26 3,15 10,85
Bulan
Juli Agustus September Oktober November Desember
I II I II I II I II I II I II
Q80 7,01 9,09 9,74 14,13 5,61 14,13 5,61 9,90 0,00 0,00 0,00 0,00

B. Kebutuhan Air

1. Persiapan Lahan

Musim Tanam I dimulai pada Oktober I jadi dihitung

Eo = ETo = 5,30 x 1,1 = 5,83

P = 2 mm/hari

M = Eo + P = 5,83 + 2 = 7,83

Pada penelitian ini digunakan persiapan lahan selama 30 hari jadi

jumlah kebutuhan air yang digunakan adalah 250 mm. Untuk perhitungan

persiapan lahan musim tanam selanjutnya dapat dilihat pada lampiran.

2. Kebutuhan Air Pada Tanaman

Contoh Perhitungan pada Musim Tanam I pada periode Oktober II

NFR = Et + P – Re + WLR

44
Dengan :

Et = ETo x c koef. rata-rata tanaman

Et = 6,91 x 1,1 = 7,60. (menggunakan FAO Varietas Unggul)

Et + P = 7,60 + 2 = 9,60 karena pengolahan lahan pada bulan Oktober

II masih setengah luasan jadi 9,60 dibagi 2 = 4,80 (dapat dilihat di

perhitungan kebutuhan air pada lampiran).

NFR = 4,80 – Re + WLR

= 4,80 – 1,01 + 7,76

= 11,55 mm/hari.

Untuk perhitungan kebutuhan air pada periode lain dapat dilihat pada

lampiran dan untuk hasil hitungan kebutuhan air di sawah per ha (NFR)

dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini.

Tabel 4.10 Kebutuhan air di sawah per ha daerah irigasi Awo (mm/hari)
Bulan
Oktober November Desember Januari Februari Maret
I II I II I II I II I II I II
NFR 11.98 11.55 10.21 9.11 7.54 7.11 4.01 0.34 0.00 0.00 0.00 0.00
Bulan
April Mei Juni Juli Agustus September
I II I II I II I II I II I II
NFR 11.24 4.06 4.04 6.94 6.50 4.39 2.78 -0.01 0.00 0.00 0.00 6.01
Sumber data : Perhitungan

Untuk kebutuhan air di sawah untuk mengairi seluruh daerah irigasi

Awo seluas 3.350 ha atau 33500000 m2 dapat dihitung seperti pada hitungan

kebutuhan air di sawah pada Februari I = NFR x Luas Daerah Irigasi.

45
Kebutuhan air di sawah pada periode Februari I = 3,530 mm/hari x

353000000 m2, dimana 1mm = 1x 10-3m, dan 1 hari = 86400 dtk (24x60x60)

jadi, Kebutuhan air di sawah seluas 3.350 ha di periode Oktober II :

= 3,530 x 10-3m/86400 dtk x 11 x 106 m2

= 4,478 m3/dtk

Untuk kebutuhan air di sawah pada daerah irigasi Awo pada periode lainnya

dapat dilihat pada tabel 4.11

Tabel 4.11 Kebutuhan air di sawah pada daerah irigasi Awo (m3/dtk)
Bulan
Oktober November Desember Januari Februari Maret
I II I II I II I II I II I II
Kebutuhan air
di sawah pada 4.647 4.478 3.959 3.534 2.925 2.757 1.556 0.131 0.000 0.000 0.000 2.104
DI Awo
Bulan
April Mei Juni Juli Agustus November
I II I II I II I II I II I II
Kebutuhan air
di sawah pada 4.360 1.573 1.565 2.691 2.519 1.704 1.078 0.000 0.000 0.000 0.000 2.329
DI Awo
Sumber data : Perhitungan

3. Kebutuhan air irigasi sawah

Dalam perhitunagn kebutuhan air irigasi pertahun diusulkan

menggunakan kebutuhan air di sawah tertinggi dibagi dengan efisiensi

irigasi (0,8x0,9x0,9) :

4,647
Yaitu = = 7,17 m3/dtk,
0,648

46
Untuk perhitungan periode lain dapat dilihat pada Tabel 4.12, adapun

kebutuhan air di saluran tersier yang diasumsikan kehilangan air sebesar

20% sehingga efisiensi = 0,80 jadi kebutuhan air di saluran tersier :

7,17
Yaitu = = 8,962 m3/dtk
0,8

Selanjutnya kebutuhan air di saluran sekunder yang diasumsikan

kehilangan air sebesar 10% sehingga efisiensi = 0,90 jadi kebutuhan air di

saluran tersier :

7,17
Yaitu = = 9,958 m3/dtk
(0,9x0,8)

Tabel 4.12 Kebutuhan air irigasi pada daerah irigasi Awo (m3/dtk)
Bulan
Oktober November Desember Januari Februari Maret
I II I II I II I II I II I II
Kebutuhan air
di sawah pada 7.17 6.91 6.11 5.45 4.51 4.25 2.40 0.20 0.00 0.00 0.00 3.25
DI Awo
Bulan
April Mei Juni Juli Agustus November
I II I II I II I II I II I II
Kebutuhan air
di sawah pada 6.73 2.43 2.42 4.15 3.89 2.63 1.66 0.00 0.00 0.00 0.00 3.59
DI Awo
Sumber data : Perhitungan

C. Keseimbangan Air (Neraca Air/Water balance)

Neraca air irigasi dilakukan dengan membandingkan antara

kebutuhan air irigasi untuk 3350 ha lahan sawah di daerah irigasi Awo,

sebagai contoh hasil perhitungan Perhitungan neraca air pada bulan Oktober

I, dimana diketahui Q80 = 0,579 m3/dtk dan kebutuhan air = 4,647 m3/dtk,

Neraca Air = 0,579 – 4,647 = -4,07 yang artinya ketersediaan air tidak

47
memenuhi kebutuhan air. Untuk perhitungan hasil perhitungan neraca air

periode berikutnya dapat dilihat pada tabel 4.13 di bawah ini.

Tabel 4.13 Hasil perhitungan neraca air (m3/dtk)


Bulan (m3/dt)
No. Uraian Oktober November Desember Januari Februari Maret
I II I II I II I II I II I II
1 Ketersediaan air 0.579 0.372 0.469 0.542 0.895 0.581 0.408 0.001 0.576 0.429 0.696 1.443
2 Kebutuhan Air Irigasi 4.647 4.478 3.959 3.534 2.925 2.757 1.556 0.131 0.000 0.000 0.000 2.104
3 Neraca Air (NA) -4.07 -4.106 -3.49 -2.99 -2.030 -2.18 -1.1 -0.13 0.6 0.43 0.70 -0.66
Status NA D D D D D D D D S S S D
Bulan (m3/dt)
No. Uraian April Mei Juni Juli Agustus September
I II I II I II I II I II I II
1 Ketersediaan air 0.950 1.334 1.381 1.77 0.95 1.71 0.98 1.359 0.294 0.172 0.000 0.000
2 Kebutuhan Air Irigasi 4.360 1.573 1.57 2.691 2.519 1.70 1.08 0.00 0.00 0.000 0.00 2.329
3 Neraca Air (NA) -3.41 -0.239 -0.18 -0.93 -1.57 0.00 -0.10 1.36 0.29 0.17 0.00 -2.33
Status NA D D D D D S D S S S S D
Sumber : Perhitungan

Kebutuhan Air Ketersediaan Air

6 5.000
5
Debit m3/dt

4.000
4
3.000
3
2.000
2
1 1.000
0 0.000
Nov 1
Nov 2

Jun 1
Jun 2
Okt 1
Okt 2

Apr 1
Apr 2

Jul 1
Jul 2
Mar 2

Ags 1
Ags 2
Mar 1

Mei 1
Mei 2
Jan 1
Jan 2
Feb 1
Feb 2

Sep 1
Sep 2
Des 1
Des 2

Peroide

Gambar 4.1 grafik neraca air

Gambar 4.1 menunjukkan perbandingan antara debit tersedia dengan

besarnya kebutuhan air irigasi pada daerah irigasi Awo. Debit tersedia dapat

diketahui pada musim kemarau dimana air yang tersedia dibendung lebih

kecil dari pada kebutuhan sedangkan curah hujan sangat kecil, dapat dilihat

gambar diatas terjadi kekurangan air pada banyak periode yang tidak

memenuhi atau ketersedian air yang telah disimulasikan tidak dapat

48
memenuhi kebutuhan air pada daerah irigasi Awo yaitu 4,07 m3/dt pada

periode Oktober I dan yang tertinggi pada oktober II yaitu 4,10. Defisit air

terjadi karena pada periode tersebut dilakukan pengolahan tanah sehingga

kebutuhan irigasi cenderung tinggi.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan air irigasi yang diperlukan untuk

pengolahan tanah, pada pelaksanaan operasi setiap musim tanam gadu

Oktober-Maret pemerintah setempat mengadakan percontohan pola SRI

(System Of Rice Intensification) atau pola padi hemat air dengan harapan

mengajak petani menggunakan air secara efisien.

49
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan air tidak terpenuhi, nilai

debit andalan yang nilainya lebih kecil dibandingkan dengan

kebutuhan air pada daerah irigasi Awo.

2. Penentuan pola tanam Padi-Palawija-Padi-Palawija. musim tanam I

dimulai pada Oktober II dan musim tanam II dimulai pada April II.

Sehingga, banyak periode yang tidak memenuhi atau ketersedian air

yang telah disimulasikan tidak dapat memenuhi kebutuhan air pada

daerah irigasi Awo.

B. Saran

1. Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan pola tanam padi-

padi/palawija artinya apabila Awo II + III Golongan I tanam

palawija, maka Awo I Golongan II tanam padi secara bergantian.

2. Metode ini sebaiknya digunakan pada daerah irigasi yang tidak

memiliki pos duga air (PDA).

3. disarankan untuk melakukan suplesi pengambilan air pada bendung/

daerah irigasi terdekat agar ketersediaan air dapat memenuhi

kebutuhan air pada daerah irigasi Awo.

50
4. Perlu dilakukan studi dan survey lebih lanjut dari aspek topografi,

geologi dan hidrologi untuk mengatasi penyediaan air pada daerah

defisit.

5. Untuk mengatasi defisit air ini perlu bagi pemerintah daerah

setempat untuk melakukan studi potensi air tanah guna memenuhi

keb utuhan air dan menambah debit limpasan dengan membuat

tampungan air (waduk).

51
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta : Rieneka Cipta
Azwar, S. 2005. Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Bambang Triatmodjo, 2008, Hidrologi Terapan, Cetakan Kedua, Beta
Offset, Yogyakarta.
Chay Asdak, 2004, Hidrologi dan Pengelolaan DAS, Edisi III, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Departemen Pekerjaan Umum, 2010. Standar Perencanaan Irigasi Kriteria
Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP-01. Bandung : CV Galang
Persada
Hadi, Sutrisno, 2007. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Hardihardjaja dkk, 1997. Bangunan Air. Yogyakarta : Gunadarma.

Harto Sri Br, 1993, Analisis Hidrologi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Iman Subarkah, 1980, Hidrologi untuk Perencanaan Bangunan Air.


Bandung : Idea Dharma Bandung
I Made Kamiana, 2010, Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air,
Graha Ilmu, Yogyakarta.
Kusumastuti, Indriana Dyah. 2010. Analisa Karakteristik Curah Hujan,
Jurnal Rekayasa, Bandar Lampung.
Limantara, L. M. 2010. Hidrologi Praktis, Lubuk Agung, Bandung.

Loebis, J. 2008. Banjir Rencana Untuk Bangunan Air, Yayasan Badan


Penerbit Umum, Jakarta.
Martha Joyce, Wanny, 1980. Mengenal Dasar-Dasar Hidrologi, Penerbit
Nova, Bandung
Priyonugroho, Anton, 2014. Analisis Kebutuhan Air Irigasi (Studi Kasus
pada Daerah Irigasi Sungai Air Keban Daerah Kabupaten Empat
Lawing). Jurnal Fakultas Teknik dan Lingkungan.

52
Sudjarwadi, 1987, Teknik Sumber Daya Air, PAU Ilmu Teknik UGM,
Yogyakarta.
Sri Harto Br, 1993, Analisis Hidrologi, PT. Gramedia, Jakarta.

Soedibyo. 1993. Teknik Bendungan. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.

Soemarno,C.D, 1999. Hidrologi Teknik, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Soewarno., 1995, Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisa Data Hidrologi


Jilid I, Nova, Bandung.
Sosrodarsono, S dan Takeda, 1977. Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta :
Pradnya Paramita
Trijayanti, Vicky, 2013. Prediksi Neraca Air Pertanian dengan Metode
Mock pada Daerah Aliran Sungai Keduang. Surakarta : Universitas
Sebelas Maret.

53
Lampiran 1
Tabel Penman I Hubungan Suhu (t) dengan

εγ, w, dan f(t)


Tabel Penman 1 Hubungan Suhu (t) dengan εγ, w, dan f(t)

Suhu
ƐƳ
(t) w f(t)
C Mbar
2,0 7,1 0,44 11,4
3,0 7,6 0,46 11,55
4,0 8,10 0,48 11,70
5,0 8,70 0,50 11,85
5,0 8,30 0,51 12,00
7,0 10,00 0,53 12,20
8,0 10,7 0,54 12,4
9,0 11,50 0,555 12,55
10,0 12,30 0,570 12,70
11,0 13,15 0,585 12,90
12,0 14,00 0,600 13,10
13,0 15,05 0,610 13,30
14,0 16,10 0,620 13,50
15,0 17,15 0,635 13,65
16,0 18,20 0,650 13,80
17,0 19,40 0,660 14,00
18,0 20,60 0,670 14,20
19,0 22,00 0,685 14,40
20,0 23,40 0,700 14,60
21,0 24,90 0,710 14,80
22,0 26,40 0,720 15,00
23,0 28,10 0,730 15,27
24,0 29,80 0,740 15,54
25,0 31,70 0,750 15,72
26,0 33,60 0,760 15,90
27,0 35,70 0,770 16,10
28,0 37,80 0,780 16,30
19,0 40,10 0,785 16,50
30,0 42,40 0,790 16,70
31,0 45,00 0,800 16,95
32,0 47,60 0,810 17,20
33,0 50,40 0,815 17,45
34,0 53,20 0,820 17,70
35,0 56,30 0,830 17,90
36,0 59,40 0,840 18,10
Sumber: Hidrologi Praktis, 2010
Lampiran 2
Besaran Nilai Angot (Ra) dalam Evaporasi

Ekivalen dalam Hubungannya dengan Letak

Lintang (mm/hari) (untuk daerah Indonesia,

antara 50 LU sampai 100 LS)


Besaran Nilai Angot (Ra) dalam Evaporasi Ekivalen dalam Hubungannya dengan Letak Lintang (mm/hari) (untuk daerah Indonesia,
antara 50 LU sampai 100 LS)

Lintang Utara (LU) Lintang Selatan (LS)


Bulan
5 4 2 0 2 4 6 8 10
Januari 13,0 14,3 14,7 15,0 15,3 15,5 15,8 16,1 16,1
Februari 14,0 15,0 15,3 15,5 15,7 15,8 16,0 16,1 16,0
Maret 15,0 15,5 15,6 15,7 15,7 15,6 15,6 15,5 15,3
April 15,1 15,5 15,3 15,3 15,1 14,9 14,7 14,4 14,0
Mei 15,3 14,9 14,6 14,4 14,1 13,8 13,4 13,1 12,6
Juni 15,0 14,4 14,2 13,9 13,5 13,2 12,8 12,4 12,6
Juli 15,1 14,6 14,3 14,1 13,7 13,4 13,1 12,7 11,8
Agustus 15,3 15,1 14,9 14,8 14,5 14,3 14,0 13,7 12,2
September 15,1 15,3 15,3 15,3 15,2 15,1 15,0 14,9 13,3
Oktober 15,7 15,1 15,3 15,4 15,5 15,6 15,7 15,8 14,6
November 14,3 14,5 14,8 15,1 15,3 15,5 15,8 16,0 15,6
Desember 14,6 14,1 14,4 14,8 15,1 15,4 15,7 16,0 16,0
Minimum 13,0 14,1 14,2 13,9 13,5 13.2 12,8 12,4 11,8
Maksimum 15,7 15,5 15,6 15,7 15,7 15,8 16,0 16,1 16,1
Rata-rata 14,8 14,9 14,9 14,9 14,9 14,8 14,8 14,7 14,2
Sumber: Hidrologi Praktis, 2010
Lampiran 3
Tabel Penman 3 Nilai Angka Koefisien

Bulanan (C) untuk Rumus Penman


Tabel Penman 3 Nilai Angka Koefisien Bulanan ( C ) untuk Rumus Penman

Bulan C

Januari 1,1

Februari 1,1

Maret 1,0

April 0,9

Mei 0,9

Jini 0,9

Juli 0,9

Agustus 1,0

September 1,1

Oktober 1,1

November 1,1

Desember 1,1
Sumber: Hidrologi Praktis, 2010
Lampiran 4
Koefisien Tanaman Padi dan Palawija

(Ditjen Pengairan, 1985)


Harga-Harga Koefisien Tanaman Padi.

Nadeco/Prosida FAO
Bulan
Varietas Varietas Varietas Varietas
Biasa Unggul Biasa Unggul

0,5 1,20 1,20 1,10 1,10

1 1,20 1,27 1,10 1,10

1,5 1,32 1,33 1,10 1,05

2 1,40 1,30 1,10 1,05

2,5 1,35 1,30 1,10 0,95

3 1,24 0 1,05 0

3,5 1,12 0,95

4 04 0

Sumber : Dirjen Pengairan, Bina Program PSA 010,1985


Lampiran 5
Kebutuhan Air Selama Penyiapan Lahan
Kebutuhan Air Selama Penyiapan Lahan

Eo + P T = 30 hari T = 45 hari

(mm/hari) S = 250 mm S = 300 mm S = 250 mm S = 300 mm

5,00 11,10 12,70 8,40 9,50

5,50 11,40 13,00 8,80 9,80

6,00 11,70 13,30 9,10 10,10

6,50 12,00 13,60 9,40 10,40

7,00 12,30 13,90 9,80 10,80

7,50 12,60 14,20 10,10 11,10

8,00 13,00 14,50 10,50 11,40

8,50 13,30 14,80 10,80 11,80

9,00 13,60 15,20 11,20 12,10

9,50 14,00 15,50 11,60 12,50

10,00 14,30 15,80 12,00 12,90

10,50 14,70 16,20 12,40 13,20

11,00 15,00 16,50 12,80 13,60

Sumber : KP-01

Ket :

Eo = 1,1 x ETo (sumber : KP-01)


Lampiran 6
Curah Hujan Maximum
Curah Hujan Maximum Stasiun Awo
Bulan
Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni
I II I II I II I II I II I II
2010 26,07 3,74 6,89 13,05 32,89 51,59 14,85 4,95 32,57 24,75 43,72 48,81
2011 10,24 1,47 2,71 5,12 12,92 20,26 5,83 1,94 12,79 9,72 17,17 19,17
2012 4,16 2,11 5,24 4,92 7,62 8,63 12,60 11,22 10,65 12,13 8,82 19,80
2013 0,66 2,53 1,63 0,73 2,87 3,31 5,26 8,80 6,44 4,66 3,26 9,03
2014 6,60 4,74 5,44 4,41 8,77 10,10 10,13 8,43 23,44 24,57 37,18 24,63
2015 0,91 1,11 2,58 1,64 2,12 5,24 3,87 2,36 19,09 7,31 2,24 1,68
2016 7,39 2,75 5,00 8,66 5,92 4,50 8,57 18,69 10,27 10,21 9,42 17,73
2017 8,51 9,54 7,97 10,80 10,95 10,67 6,99 5,41 9,17 7,23 21,44 13,45
2018 16,24 12,00 32,59 26,11 24,91 3,66 12,72 27,89 12,67 34,99 104,0 25,06
2019 12,51 13,37 13,59 20,46 23,71 26,87 23,54 23,43 35,48 32,30 48,41 28,56
Rata-rata 9,33 5,34 8,36 9,59 13,27 14,48 10,44 11,31 17,26 16,79 29,57 20,79
Bulan
Tahun Juli Agustus September Oktober November Desember
I II I II I II I II I II I II
2010 57,29 40,13 56,57 31,74 29,72 51,41 22,87 20,29 11,84 17,47 12,43 3,14
2011 10,32 25,54 3,07 6,66 25,59 15,82 4,93 9,06 10,00 10,67 14,49 6,86
2012 14,87 9,95 8,39 5,10 4,22 13,37 5,25 8,33 1,80 14,68 7,90 8,34
2013 11,43 2,40 3,64 2,55 1,18 13,70 0,88 1,49 4,90 21,97 10,27 10,16
2014 26,43 11,53 23,97 5,24 0,94 0,89 0,68 0,81 0,68 2,18 3,57 3,05
2015 0,67 5,79 0,57 1,12 0,84 1,15 17,99 21,39 21,95 24,83 22,70 22,79
2016 7,04 12,05 12,87 7,92 5,95 8,09 8,93 8,53 8,49 12,34 9,31 7,51
2017 15,54 14,46 12,43 14,76 11,44 10,23 11,32 9,59 7,95 8,41 5,64 4,95
2018 10,41 11,08 13,57 7,34 3,53 4,63 4,33 4,65 3,92 6,25 7,69 10,42
2019 31,95 30,40 33,50 29,45 22,02 18,26 17,49 13,25 10,48 12,05 9,91 10,12
Rata-rata 18,59 16,33 16,86 11,19 10,54 13,75 9,47 9,74 8,20 13,08 10,39 8,73
Curah Hujan Maximum Stasiun Siwa

Bulan
Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni
I II I II I II I II I II I II
2010 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2011 11 35 29 3 27 41 46 80 27 51 17 50
2012 21 17 36 48 24 35 76 32 42 195 32 40
2013 14 47 20 9 51 30 84 37 88 47 15 62
2014 57 0 16 48 13 65 21 67 49 95 92 88
2015 25 61 41 55 18 66 38 38 48 93 67 57
2016 39 47 24 24 42 80 35 91 60 78 58 55
2017 17 5 24 49 27 45 51 24 121 108 100 43
2018 79 1 61 30 39 34 19 226 29 64 37 74
2019 53 23 62 55 32 25 49 94 110 33 79 58

Rata-rata 31,6 23,6 31,3 32,1 27,3 42,1 41,9 68,9 57,4 76,4 49,7 52,7
Bulan
Tahun Juli Agustus September Oktober November Desember
I II I II I II I II I II I II
2010 0 0 46 73 21 54 17 52 22 21 111 21
2011 30 53 8 41 48 67 36 97 56 43 34 61
2012 125 24 4 67 4 40 28 87 22 7 20 38
2013 77 95 41 27 61 71 30 41 69 12 90 59
2014 66 46 40 6 5 4 0 29 6 22 22 17
2015 17 51 29 3 2 3 19 1 9 20 70 41
2016 33 36 120 12 31 50 50 28 18 80 10 14
2017 55 35 60 95 43 68 136 35 31 32 5 21
2018 25 67 53 53 29 11 42 54 58 65 26 17
2019 52 23 6 40 2 14 25 52 97 2 25 5

Rata-rata 48,0 43,0 40,7 41,7 24,6 38,2 38,3 47,6 38,8 30,4 41,3 29,4
Curaha Hujan Maximum Stasiun Talang Riaja

Bulan
Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni
I II I II I II I II I II I II
2010 12,00 15,60 13,20 16,80 15,60 17,70 12,60 9,00 16,80 8,50 12,00 14,80
2011 7,70 16,80 9,00 9,30 17,60 15,10 7,60 13,40 8,00 7,80 7,00 18,30
2012 7,90 23,50 12,90 22,90 18,80 22,60 14,80 15,70 12,20 19,30 14,60 6,20
2013 13,90 9,60 9,40 18,20 16,20 29,30 19,70 12,50 11,00 15,20 14,30 13,20
2014 33,60 8,00 8,40 14,50 14,50 23,90 13,80 11,50 11,10 24,30 19,60 13,10
2015 6,30 19,60 20,90 4,80 13,90 12,10 23,10 15,30 16,30 2,40 11,50 4,10
2016 15,30 18,30 13,90 15,60 11,50 10,20 13,80 12,00 9,30 15,10 12,20 12,60
2017 9,90 15,90 6,70 8,60 22,80 19,80 17,00 12,20 15,40 6,60 7,80 8,40
2018 8,50 1,20 5,70 5,00 16,70 5,00 8,80 10,90 7,70 8,30 4,20 13,90
2019 19,10 7,30 7,40 21,30 13,00 12,00 7,30 24,20 9,80 3,40 11,20 6,50
Rata-rata 13,42 13,58 10,75 13,70 16,06 16,77 13,85 13,67 11,76 11,09 11,44 11,11
Bulan
Tahun Juli Agustus September Oktober November Desember
I II I II I II I II I II I II
2010 13,40 7,80 16,50 10,60 18,90 11,70 13,40 15,80 8,90 7,80 19,00 19,80
2011 7,80 1,00 8,00 5,30 9,80 7,00 4,60 9,60 13,70 13,00 19,50 16,40
2012 40,00 38,00 8,00 4,00 8,00 23,30 4,30 10,60 8,50 5,20 17,50 18,20
2013 14,40 13,20 7,10 8,40 10,90 11,00 2,50 18,90 12,70 12,00 13,90 10,60
2014 12,80 8,80 9,40 2,70 4,00 1,00 0,00 0,00 11,70 8,10 21,60 14,70
2015 0,00 6,30 1,50 19,00 1,00 0,00 0,00 1,00 5,30 9,50 11,90 16,30
2016 28,30 6,40 3,80 2,50 6,50 8,40 5,50 7,50 14,30 17,90 24,90 2,80
2017 21,20 5,00 19,20 26,40 7,20 14,50 10,60 11,20 6,80 19,00 11,00 18,80
2018 5,90 1,40 0,70 1,10 0,60 0,30 2,30 1,80 8,80 9,50 19,70 12,90
2019 26,80 1,20 0,00 10,00 0,00 0,00 2,30 1,00 8,30 13,30 19,90 8,50
Rata-rata 17,06 8,91 7,42 9,00 6,69 7,72 4,55 7,74 9,90 11,53 17,89 13,90
Lampiran 7
Data Klimatologi
Klimatologi Tanru Tedong
Suhu Udara
Bulan
Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni
I II I II I II I II I II I II
2010 30.9 30.4 31.5 31.8 32.7 32.3 32.3 32.9 31.9 32.4 30.7 29.1
2011 15.1 15.1 15.6 15.6 16.4 16.2 16.1 15.6 16.2 15.3 15.0 14.6
2012 30.5 31.3 31.3 32.2 31.8 32.6 31.7 31.9 31.3 30.6 30.7 28.9
2013 31.2 30.9 31.8 31.0 31.5 32.8 33.1 32.3 31.6 32.1 31.6 30.8
2014 29.8 30.4 31.3 31.4 33.1 32.7 31.8 33.0 31.2 31.0 29.8 29.9
2015 31.4 30.7 30.8 31.3 31.1 32.3 32.3 32.0 31.1 31.3 30.0 29.2
2016 32.8 32.2 31.6 31.9 32.6 32.7 32.7 32.1 32.6 31.8 31.4 30.5
2017 29.1 29.4 28.5 28.5 28.3 28.6 28.0 28.0 28.4 28.0 27.7 27.5
2018 28.3 28.4 27.8 28.5 29.4 29.7 29.5 29.1 28.8 28.4 28.2 27.4
2019 28.6 28.6 29.0 29.4 29.9 30.6 29.4 28.9 29.5 24.4 27.1 26.8
Rata-rata 28.8 28.7 28.9 29.2 29.7 30.0 29.7 29.6 29.3 28.5 28.2 27.5
Bulan
Tahun Juli Agustus September Oktober November Desember
I II I II I II I II I II I II
2010 29.5 29.7 30.1 31.0 31.5 31.8 31.8 32.3 31.8 32.2 31.4 30.3
2011 14.8 14.8 15.0 15.0 15.8 16.3 16.8 16.3 16.1 16.4 15.5 15.1
2012 28.6 29.0 30.2 31.7 32.8 32.8 34.2 33.7 33.9 33.6 32.6 32.1
2013 29.5 28.8 29.3 30.1 30.3 32.9 34.2 33.6 32.4 31.8 32.0 30.2
2014 29.7 29.8 29.5 30.6 32.4 33.3 34.2 34.3 34.1 33.9 31.4 32.0
2015 29.5 29.7 30.0 31.5 32.6 34.2 34.3 35.4 35.7 35.7 33.2 31.5
2016 30.8 30.3 30.4 31.7 33.1 33.2 32.3 31.7 32.5 32.4 31.6 31.3
2017 29.6 29.6 29.6 29.9 31.9 32.2 32.9 33.1 30.8 29.4 29.5 28.5
2018 27.4 27.3 27.9 28.8 29.2 30.0 30.7 30.9 30.3 30.1 29.9 28.1
2019 25.8 26.1 26.2 26.6 27.0 28.8 28.9 29.2 28.9 28.0 28.1 27.0
Rata-rata 27.5 27.5 27.8 28.7 29.7 30.6 31.0 31.0 30.6 30.3 29.5 28.6
Sumber : Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang
Klimatologi Tanru Tedong
Kelembaban Relatif
Bulan
Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni
I II I II I II I II I II I II
2010 81.5 80.6 81.3 80.9 84.4 84.8 76.3 77.1 81.9 79.8 83.9 84.9
2011 81.0 82.2 80.7 81.4 77.9 77.9 78.0 81.8 77.0 82.8 82.1 84.7
2012 82.5 81.4 82.7 82.3 80.3 76.2 79.6 79.8 80.0 81.9 82.9 86.7
2013 80.8 82.6 82.7 82.9 82.8 80.2 81.0 81.8 83.1 81.1 80.4 82.0
2014 85.1 82.8 82.1 82.9 80.2 81.6 82.4 81.7 83.8 83.2 86.6 86.8
2015 78.6 80.2 82.6 82.3 81.9 81.3 80.5 79.8 81.2 80.8 83.9 85.3
2016 84.1 86.0 81.4 81.6 81.2 82.2 80.9 79.7 79.8 81.0 81.5 83.5
2017 82.4 84.3 80.0 83.0 80.7 79.2 80.1 80.1 83.0 85.4 84.5 85.4
2018 86.7 84.9 90.4 79.7 73.2 71.9 72.0 74.6 75.0 76.2 76.6 82.5
2019 81.6 81.1 81.5 82.2 81.5 80.7 82.2 83.4 82.0 73.3 85.3 84.8
Rata-rata 82.4 82.6 82.6 81.9 80.4 79.6 79.3 80.0 80.7 80.5 82.8 84.6
Bulan
Tahun Juli Agustus September Oktober November Desember
I II I II I II I II I II I II
2010 84.7 84.3 89.8 88.0 82.3 78.9 77.8 77.6 79.9 79.3 77.7 79.1
2011 84.6 82.2 80.8 76.6 77.9 75.2 76.9 79.6 80.1 79.5 81.8 83.7
2012 87.7 85.9 80.9 80.6 76.9 79.1 75.7 75.7 77.5 77.8 80.1 81.0
2013 86.4 86.6 86.5 81.5 82.7 80.6 74.3 76.3 79.8 79.7 82.2 82.2
2014 84.5 86.2 82.3 82.6 76.9 72.0 68.5 71.2 70.8 74.1 80.0 79.8
2015 83.2 84.4 80.8 76.4 73.0 71.3 72.0 71.6 73.5 73.3 75.5 80.2
2016 81.9 82.8 83.5 81.0 77.7 79.3 80.3 80.0 79.6 80.1 79.7 81.0
2017 84.8 84.0 83.2 88.5 86.9 90.9 91.5 91.4 90.7 83.1 81.6 82.4
2018 81.7 82.6 77.9 75.8 76.4 78.1 78.8 81.3 80.4 75.6 79.8 82.1
2019 83.1 86.8 84.0 83.7 81.0 82.7 84.1 74.9 60.3 57.0 62.5 72.5
Rata-rata 84.3 84.6 83.0 81.5 79.2 78.8 78.0 78.0 77.3 75.9 78.1 80.4
Sumber : Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang
Klimatologi Tanru Tedong
Kecepatan Angin
Bulan
Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni
I II I II I II I II I II I II
2010 16.8 14.2 5.4 8.9 5.5 8.4 9.3 11.1 6.7 5.6 6.0 6.6
2011 11.8 10.8 9.5 9.9 12.8 14.4 18.4 11.4 8.3 9.5 6.5 8.1
2012 3.9 4.0 2.2 0.4 2.9 8.5 2.2 4.6 11.9 6.7 8.2 6.6
2013 29.0 18.0 5.8 13.7 10.6 2.9 2.4 3.0 0.8 4.8 2.9 1.9
2014 1.4 2.6 1.8 0.4 2.0 6.8 2.2 4.6 8.1 3.6 4.6 4.9
2015 1.7 2.0 - - - - - - 4.5 - - -
2016 7.9 6.8 6.2 6.2 8.8 10.4 14.4 7.7 4.3 5.5 2.9 4.3
2017 0.0 0.0 1.5 0.4 2.0 4.0 2.2 4.6 0.0 0.0 0.0 0.0
2018 1.7 2.0 - - 2.2 1.0 - - 4.5 - - -
2019 3.0 3.0 2.2 0.4 2.9 5.4 2.2 4.5 10.5 6.5 8.2 6.6
Rata-rata 7.7 6.3 4.3 5.0 5.5 6.9 6.7 6.4 6.0 5.3 4.9 4.9
Bulan
Tahun Juli Agustus September Oktober November Desember
I II I II I II I II I II I II
2010 5.4 6.9 5.7 5.2 3.8 5.0 6.1 6.8 6.2 9.1 15.7 18.2
2011 6.4 6.9 7.0 10.8 13.9 10.4 7.7 13.1 12.1 - - 10.2
2012 6.4 1.2 2.4 9.7 13.3 6.8 1.3 5.6 2.8 2.5 1.0 7.1
2013 15.9 19.2 9.3 7.1 7.7 13.7 8.0 7.3 15.1 8.1 8.2 7.6
2014 3.8 1.2 2.4 9.7 9.9 6.5 1.3 4.6 2.8 2.5 1.0 3.1
2015 2.8 8.5 - - - - - - - - - 6.0
2016 2.6 3.0 3.0 6.9 10.2 6.4 3.7 9.1 8.9 - - 6.4
2017 0.9 1.2 2.4 9.7 0.0 0.1 1.3 3.9 2.2 2.8 1.0 0.1
2018 2.8 4.3 - - - - - - 6.0 - - 3.6
2019 6.4 1.2 2.4 9.7 9.3 4.9 1.3 5.6 2.8 2.5 1.0 5.9
Rata-rata 5.3 5.4 4.3 8.6 8.5 6.7 3.8 7.0 6.6 4.6 4.7 6.8
Sumber : Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang
Klimatologi Tanru Tedong
data lama penyinaran matahari
Bulan
Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni
I II I II I II I II I II I II
2010 - - 6.7 7.6 6.0 6.0 6.8 7.9 5.6 7.7 5.5 4.5
2011 5.8 6.5 5.4 5.3 6.9 5.5 6.9 6.0 7.8 6.5 7.2 6.7
2012 5.8 6.6 7.1 6.9 7.7 6.7 7.7 7.3 8.0 6.7 5.9 6.4
2013 5.4 7.3 6.6 6.3 5.1 7.1 5.1 6.3 5.8 7.4 6.7 6.9
2014 2.5 3.1 4.7 5.3 5.7 5.6 5.7 6.4 5.6 5.7 4.8 4.7
2015 - - - 4.8 4.8 5.8 4.8 5.7 - - - -
2016 7.4 - - 5.3 5.7 5.2 5.7 5.7 8.2 6.3 7.3 4.5
2017 5.7 5.5 6.7 4.8 5.2 6.0 5.2 6.3 5.0 4.0 3.1 5.1
2018 4.8 5.9 5.2 7.3 6.8 6.6 6.8 7.5 6.9 5.2 6.3 4.4
2019 7.1 5.0 5.6 7.1 6.6 7.1 6.6 4.4 7.7 6.0 2.4 5.6
Rata-rata 5.6 5.7 6.0 6.1 6.1 6.2 6.1 6.3 6.7 6.2 5.5 5.4
Bulan
Tahun Juli Agustus September Oktober November Desember
I II I II I II I II I II I II
2010 6.9 5.1 4.0 6.1 6.0 5.9 5.2 7.9 6.8 6.9 5.9 6.6
2011 7.0 9.0 8.5 7.6 7.6 7.6 8.8 7.8 6.7 8.2 5.7 5.5
2012 - - - - - - 8.7 8.2 8.4 6.4 6.0 6.5
2013 4.2 3.8 5.3 8.2 6.4 7.4 7.0 6.8 6.5 6.6 6.4 4.9
2014 4.4 6.6 6.5 5.3 - - - - - - - -
2015 - - 9.2 10.0 9.5 8.5 8.6 8.8 7.3 8.4 5.4 6.6
2016 7.1 7.3 7.0 7.6 12.5 6.4 5.9 6.5 6.6 6.3 6.3 5.9
2017 6.5 5.1 5.2 6.8 7.6 6.8 7.9 6.4 6.6 7.3 7.8 6.0
2018 5.2 4.7 7.9 7.4 8.4 8.2 8.7 9.1 7.8 6.7 7.7 3.8
2019 5.3 7.4 9.3 6.8 9.5 8.3 8.6 8.2 8.3 8.6 6.1 6.8
Rata-rata 5.8 6.1 7.0 7.3 8.4 7.4 7.7 7.7 7.2 7.3 6.4 5.8
Sumber : Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang
Lampiran 8
Skema Irigasi pada Daerah Irigasi Awo
Lampiran 9
Simulasi Mock
Analisis Debit Andalan
METODE FJ. MOCK

Tabel Metode Simulasi FJ. Mock Untuk Mencari Debit Andalan Sungai Awo
2
Catchment Area 24.000 km 2010
BULA N
No URAIAN
Jan I Jan II Feb I Feb II Mar I Mar II Apr I Apr II Mei I Mei I Jun I Jun II Jul I Jul II Agt I Agt II Sep I Sep II Okt I Okt II Nov I Nov II Des I Des II
1 Curah Hujan (P) Data 13 6 7 10 16 23 9 5 16 11 19 21 24 16 40 38 23 39 18 29 14 15 47 15
2 Hari Hujan (n) Data 3 4 3 7 9 9 6 11 10 11 11 6 3 3 5 5 9 7 9 11 14 12 11 3
EVAPORASI POTENSIAL
3 Evaporasi potensial (ETo) Data 6.019 5.467 4.736 5.126 5.021 5.809 5.158 4.974 1.813 4.360 3.950 3.696 3.876 3.858 4.197 6.020 7.298 6.576 5.300 6.908 6.756 5.865 5.517 5.919
4 Permukaan Lahan Terbuka (m) Asumsi 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000
5 (m/20) . (18-n) Hitung 15.000 14.000 15.333 11.000 9.000 8.667 11.667 6.667 8.333 6.667 7.000 12.000 15.000 15.000 13.000 13.000 8.667 10.667 9.000 7.333 4.000 6.333 7.333 15.333
6 E = {5}*{3}/100 Hitung 0.903 0.765 0.726 0.564 0.452 0.503 0.602 0.332 0.151 0.291 0.277 0.444 0.581 0.579 0.546 0.783 0.632 0.701 0.477 0.507 0.270 0.371 0.405 0.908
7 Ea = Et = ETo - E Hitung 5.116 4.702 4.010 4.562 4.569 5.305 4.556 4.643 1.662 4.070 3.674 3.252 3.294 3.279 3.651 5.238 6.665 5.874 4.823 6.401 6.486 5.494 5.113 5.011
KESETIMBANGAN AIR
8 Ds = P - Et Hitung 7.575 1.744 2.687 5.387 11.595 17.791 4.594 0.007 14.795 7.014 14.900 17.952 20.269 12.697 36.039 33.208 16.542 33.164 12.935 22.961 7.760 9.930 42.364 9.635
9 Kandungan Air Tanah (Is) Hitung 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
10 Kapasitas Kelembaban Tanah Parameter 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
11 Kelebihan Air Hitung 7.575 1.744 2.687 5.387 11.595 17.791 4.594 0.007 14.795 7.014 14.900 17.952 20.269 12.697 36.039 33.208 16.542 33.164 12.935 22.961 7.760 9.930 42.364 9.635
ALURAN & PENYIMPANAN
AIR TANAH
12 Infiltrasi (I) = i * {11} Hitung 1.515 0.349 0.537 1.077 2.319 3.558 0.919 0.001 2.959 1.403 2.980 3.590 4.054 2.539 7.208 6.642 3.308 6.633 2.587 4.592 1.552 1.986 8.473 1.927
13 0,5 . (1+k) . I Hitung 0.985 0.227 0.349 0.700 1.507 2.313 0.597 0.001 1.923 0.912 1.937 2.334 2.635 1.651 4.685 4.317 2.150 4.311 1.681 2.985 1.009 1.291 5.507 1.253
14 k.V (n-1) Hitung 15.000 15.000 4.795 4.568 1.543 1.580 0.915 1.168 0.454 0.351 0.713 0.379 0.795 0.814 1.029 0.739 1.714 1.517 1.159 1.748 0.852 1.420 0.558 0.813
15 Volume Penyimpanan (Vn) Hitung 15.985 15.227 5.145 5.268 3.051 3.893 1.512 1.169 2.377 1.262 2.650 2.713 3.430 2.464 5.714 5.056 3.865 5.828 2.841 4.733 1.861 2.711 6.066 2.066
16 DVn = Vn - V (n-1) Hitung 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
17 Aliran Dasar Hitung 1.515 0.349 0.537 1.077 2.319 3.558 0.919 0.001 2.959 1.403 2.980 3.590 4.054 2.539 7.208 6.642 3.308 6.633 2.587 4.592 1.552 1.986 8.473 1.927
18 Limpasan/Aliran Langsung (DR) Hitung 6.060 1.395 2.149 4.309 9.276 14.233 3.675 0.006 11.836 5.611 11.920 14.362 16.215 10.158 28.831 26.566 13.233 26.531 10.348 18.369 6.208 7.944 33.891 7.708
19 Limpasan/Aliran ( R) Hitung 7.575 1.744 2.687 5.387 11.595 17.791 4.594 0.007 14.795 7.014 14.900 17.952 20.269 12.697 36.039 33.208 16.542 33.164 12.935 22.961 7.760 9.930 42.364 9.635
LIMPASAN BANJIR
20 Kelebihan Air Hitung 7.575 1.744 2.687 5.387 11.595 17.791 4.594 0.007 14.795 7.014 14.900 17.952 20.269 12.697 36.039 33.208 16.542 33.164 12.935 22.961 7.760 9.930 42.364 9.635
21 Aliran Dasar Hitung 1.515 0.349 0.537 1.077 2.319 3.558 0.919 0.001 2.959 1.403 2.980 3.590 4.054 2.539 7.208 6.642 3.308 6.633 2.587 4.592 1.552 1.986 8.473 1.927
22 Limpasan Langsung Hitung 6.060 1.395 2.149 4.309 9.276 14.233 3.675 0.006 11.836 5.611 11.920 14.362 16.215 10.158 28.831 26.566 13.233 26.531 10.348 18.369 6.208 7.944 33.891 7.708
23 Limpasan (R) Hitung 7.575 1.744 2.687 5.387 11.595 17.791 4.594 0.007 14.795 7.014 14.900 17.952 20.269 12.697 36.039 33.208 16.542 33.164 12.935 22.961 7.760 9.930 42.364 9.635
3
24 Debit Aliran Sungai (m /detik) Hitung 0.701 0.162 0.249 0.499 1.074 1.647 0.425 0.001 1.370 0.649 1.380 1.662 1.877 1.176 3.337 3.075 1.532 3.071 1.198 2.126 0.719 0.919 3.923 0.892
Debit Aliran Sungai (lt/detik) Hitung 701 162 249 499 1074 1647 425 1 1370 649 1380 1662 1877 1176 3337 3075 1532 3071 1198 2126 719 919 3923 892
Sumber : Hasil perhitungan
Analisis Debit Andalan
METODE FJ. MOCK

Tabel Metode Simulasi FJ. Mock Untuk Mencari Debit Andalan Sungai Awo
2
Catchment Area 24.000 km 2011
BULAN
No URAIAN
Jan I Jan II Feb I Feb II Mar I Mar II Apr I Apr II Mei I Mei I Jun I Jun II Jul I Jul II Agt I Agt II Sep I Sep II Okt I Okt II Nov I Nov II Des I Des II
1 Curah Hujan (P) Data 10 18 14 6 19 25 20 32 16 23 14 29 16 27 6 18 28 30 15 39 27 22 23 28
2 Hari Hujan (n) Data 5 6 7 4 8 5 6 3 5 4 7 9 5 2 9 12 10 6 7 4 4 10 10 10
EVAPORASI POTENSIAL
3 Evaporasi potensial (ETo) Data 6.019 5.467 4.736 5.126 5.021 5.809 5.158 4.974 1.813 4.360 3.950 3.696 3.876 3.858 4.197 6.020 7.298 6.576 5.300 6.908 6.756 5.865 5.517 5.919
4 Permukaan Lahan Terbuka (m) Asumsi 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000
5 (m/20) . (18-n) Hitung 13.000 12.333 11.000 13.667 10.000 13.333 12.333 14.667 13.000 13.667 11.000 9.000 12.667 16.000 8.667 6.333 7.667 12.333 10.667 14.000 13.667 8.333 7.667 8.333
6 E = {5}*{3}/100 Hitung 0.782 0.674 0.521 0.701 0.502 0.774 0.636 0.730 0.236 0.596 0.435 0.333 0.491 0.617 0.364 0.381 0.559 0.811 0.565 0.967 0.923 0.489 0.423 0.493
7 Ea = Et = ETo - E Hitung 5.236 4.793 4.215 4.425 4.519 5.034 4.522 4.245 1.577 3.764 3.516 3.363 3.385 3.241 3.833 5.639 6.738 5.765 4.735 5.941 5.833 5.376 5.094 5.426
KESETIMBANGAN AIR
8 Ds = P - Et Hitung 4.410 12.963 9.354 1.382 14.653 20.418 15.289 27.536 14.352 19.075 10.207 25.792 12.655 23.273 2.524 12.013 21.058 24.175 10.443 32.612 20.733 16.847 17.568 22.663
9 Kandungan Air Tanah (Is) Hitung 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
10 Kapasitas Kelembaban Tanah Parameter 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
11 Kelebihan Air Hitung 4.410 12.963 9.354 1.382 14.653 20.418 15.289 27.536 14.352 19.075 10.207 25.792 12.655 23.273 2.524 12.013 21.058 24.175 10.443 32.612 20.733 16.847 17.568 22.663
ALURAN & PENYIMPANAN
AIR TANAH
12 Infiltrasi (I) = i * {11} Hitung 0.882 2.593 1.871 0.276 2.931 4.084 3.058 5.507 2.870 3.815 2.041 5.158 2.531 4.655 0.505 2.403 4.212 4.835 2.089 6.522 4.147 3.369 3.514 4.533
13 0,5 . (1+k) . I Hitung 0.573 1.685 1.216 0.180 1.905 2.654 1.988 3.580 1.866 2.480 1.327 3.353 1.645 3.025 0.328 1.562 2.738 3.143 1.358 4.240 2.695 2.190 2.284 2.946
14 k.V (n-1) Hitung 15.000 15.000 4.672 5.006 1.766 1.556 1.101 1.263 0.927 1.453 0.838 1.180 0.649 1.360 0.688 1.316 0.305 0.863 0.913 1.202 0.681 1.632 1.013 1.147
15 Volume Penyimpanan (Vn) Hitung 15.573 16.685 5.888 5.185 3.671 4.210 3.089 4.843 2.792 3.933 2.165 4.533 2.295 4.385 1.016 2.877 3.042 4.006 2.270 5.441 3.376 3.822 3.297 4.093
16 DVn = V n - V (n-1) Hitung 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
17 Aliran Dasar Hitung 0.882 2.593 1.871 0.276 2.931 4.084 3.058 5.507 2.870 3.815 2.041 5.158 2.531 4.655 0.505 2.403 4.212 4.835 2.089 6.522 4.147 3.369 3.514 4.533
18 Limpasan/Aliran Langsung (DR) Hitung 3.528 10.371 7.483 1.106 11.722 16.335 12.231 22.029 11.482 15.260 8.166 20.634 10.124 18.618 2.019 9.610 16.846 19.340 8.354 26.090 16.586 13.478 14.054 18.130
19 Limpasan/Aliran ( R) Hitung 4.410 12.963 9.354 1.382 14.653 20.418 15.289 27.536 14.352 19.075 10.207 25.792 12.655 23.273 2.524 12.013 21.058 24.175 10.443 32.612 20.733 16.847 17.568 22.663
LIMPASAN BANJIR
20 Kelebihan Air Hitung 4.410 12.963 9.354 1.382 14.653 20.418 15.289 27.536 14.352 19.075 10.207 25.792 12.655 23.273 2.524 12.013 21.058 24.175 10.443 32.612 20.733 16.847 17.568 22.663
21 Aliran Dasar Hitung 0.882 2.593 1.871 0.276 2.931 4.084 3.058 5.507 2.870 3.815 2.041 5.158 2.531 4.655 0.505 2.403 4.212 4.835 2.089 6.522 4.147 3.369 3.514 4.533
22 Limpasan Langsung Hitung 3.528 10.371 7.483 1.106 11.722 16.335 12.231 22.029 11.482 15.260 8.166 20.634 10.124 18.618 2.019 9.610 16.846 19.340 8.354 26.090 16.586 13.478 14.054 18.130
23 Limpasan (R) Hitung 4.410 12.963 9.354 1.382 14.653 20.418 15.289 27.536 14.352 19.075 10.207 25.792 12.655 23.273 2.524 12.013 21.058 24.175 10.443 32.612 20.733 16.847 17.568 22.663
3
24 Debit Aliran Sungai (m /detik) Hitung 0.408 1.200 0.866 0.128 1.357 1.891 1.416 2.550 1.329 1.766 0.945 2.388 1.172 2.155 0.234 1.112 1.950 2.238 0.967 3.020 1.920 1.560 1.627 2.098
Debit Aliran Sungai (lt/detik) Hitung 408 1200 866 128 1357 1891 1416 2550 1329 1766 945 2388 1172 2155 234 1112 1950 2238 967 3020 1920 1560 1627 2098
Sumber : Hasil perhitungan
Analisis Debit Andalan
METODE FJ. MOCK

Tabel Metode Simulasi FJ. Mock Untuk Mencari Debit Andalan Sungai Awo
2
Catchment Area 24.000 km 2012
BULAN
No URAIAN
Jan I Jan II Feb I Feb II Mar I Mar II Apr I Apr II Mei I Mei I Jun I Jun II Jul I Jul II Agt I Agt II Sep I Sep II Okt I Okt II Nov I Nov II Des I Des II
1 Curah Hujan (P) Data 11 14 18 25 17 22 34 20 22 75 18 22 60 24 7 25 5 26 13 35 11 9 15 22
2 Hari Hujan (n) Data 7 8 7 9 7 9 8 3 2 3 5 8 4 9 4 12 8 8 5 7 2 5 5 8
EVAPORASI POTENSIAL
3 Evaporasi potensial (ETo) Data 6.019 5.467 4.736 5.126 5.021 5.809 5.158 4.974 1.813 4.360 3.950 3.696 3.876 3.858 4.197 6.020 7.298 6.576 5.300 6.908 6.756 5.865 5.517 5.919
4 Permukaan Lahan Terbuka (m) Asumsi 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000
5 (m/20) . (18-n) Hitung 10.667 10.000 10.667 9.333 11.333 8.667 9.667 15.000 16.000 15.333 13.333 9.667 14.333 9.000 13.667 6.000 10.000 9.667 13.333 10.667 15.667 12.667 13.333 9.667
6 E = {5}*{3}/100 Hitung 0.642 0.547 0.505 0.478 0.569 0.503 0.499 0.746 0.290 0.669 0.527 0.357 0.556 0.347 0.574 0.361 0.730 0.636 0.707 0.737 1.058 0.743 0.736 0.572
7 Ea = Et = ETo - E Hitung 5.377 4.920 4.231 4.648 4.452 5.305 4.659 4.228 1.523 3.692 3.424 3.339 3.320 3.511 3.623 5.659 6.568 5.940 4.593 6.171 5.697 5.122 4.782 5.347
KESETIMBANGAN AIR
8 Ds = P - Et Hitung 5.645 9.282 13.817 20.626 12.355 16.771 29.809 15.412 20.095 71.785 15.051 18.660 56.635 20.471 3.173 19.709 -1.161 19.615 7.923 29.138 5.069 3.837 10.352 16.166
9 Kandungan Air Tanah (Is) Hitung 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 -1.161 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
10 Kapasitas Kelembaban Tanah Parameter 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 98.84 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
11 Kelebihan Air Hitung 5.645 9.282 13.817 20.626 12.355 16.771 29.809 15.412 20.095 71.785 15.051 18.660 56.635 20.471 3.173 19.709 0.000 19.615 7.923 29.138 5.069 3.837 10.352 16.166
ALURAN & PENYIMPANAN
AIR TANAH
12 Infiltrasi (I) = i * {11} Hitung 1.129 1.856 2.763 4.125 2.471 3.354 5.962 3.082 4.019 14.357 3.010 3.732 11.327 4.094 0.635 3.942 0.000 3.923 1.585 5.828 1.014 0.767 2.070 3.233
13 0,5 . (1+k) . I Hitung 0.734 1.207 1.796 2.681 1.606 2.180 3.875 2.004 2.612 9.332 1.957 2.426 7.363 2.661 0.413 2.562 0.000 2.550 1.030 3.788 0.659 0.499 1.346 2.102
14 k.V (n-1) Hitung 15.000 15.000 4.720 4.862 1.955 2.263 1.068 1.333 1.483 1.001 1.229 3.100 0.956 1.658 2.495 1.296 0.872 1.157 0.262 1.112 0.387 1.470 0.314 0.591
15 Volume Penyimpanan (Vn) Hitung 15.734 16.207 6.516 7.543 3.561 4.443 4.944 3.337 4.095 10.333 3.185 5.526 8.318 4.319 2.908 3.858 0.872 3.707 1.292 4.900 1.046 1.969 1.660 2.692
16 DVn = V n - V (n-1) Hitung 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
17 Aliran Dasar Hitung 1.129 1.856 2.763 4.125 2.471 3.354 5.962 3.082 4.019 14.357 3.010 3.732 11.327 4.094 0.635 3.942 0.000 3.923 1.585 5.828 1.014 0.767 2.070 3.233
18 Limpasan/Aliran Langsung (DR) Hitung 4.516 7.426 11.053 16.501 9.884 13.417 23.847 12.329 16.076 57.428 12.041 14.928 45.308 16.377 2.538 15.767 0.000 15.692 6.338 23.311 4.055 3.069 8.281 12.933
19 Limpasan/Aliran ( R) Hitung 5.645 9.282 13.817 20.626 12.355 16.771 29.809 15.412 20.095 71.785 15.051 18.660 56.635 20.471 3.173 19.709 0.000 19.615 7.923 29.138 5.069 3.837 10.352 16.166
LIMPASAN BANJIR
20 Kelebihan Air Hitung 5.645 9.282 13.817 20.626 12.355 16.771 29.809 15.412 20.095 71.785 15.051 18.660 56.635 20.471 3.173 19.709 0.000 19.615 7.923 29.138 5.069 3.837 10.352 16.166
21 Aliran Dasar Hitung 1.129 1.856 2.763 4.125 2.471 3.354 5.962 3.082 4.019 14.357 3.010 3.732 11.327 4.094 0.635 3.942 0.000 3.923 1.585 5.828 1.014 0.767 2.070 3.233
22 Limpasan Langsung Hitung 4.516 7.426 11.053 16.501 9.884 13.417 23.847 12.329 16.076 57.428 12.041 14.928 45.308 16.377 2.538 15.767 0.000 15.692 6.338 23.311 4.055 3.069 8.281 12.933
23 Limpasan (R) Hitung 5.645 9.282 13.817 20.626 12.355 16.771 29.809 15.412 20.095 71.785 15.051 18.660 56.635 20.471 3.173 19.709 0.000 19.615 7.923 29.138 5.069 3.837 10.352 16.166
3
24 Debit Aliran Sungai (m /detik) Hitung 0.523 0.859 1.279 1.910 1.144 1.553 2.760 1.427 1.861 6.647 1.394 1.728 5.244 1.896 0.294 1.825 0.000 1.816 0.734 2.698 0.469 0.355 0.958 1.497
Debit Aliran Sungai (lt/detik) Hitung 523 859 1279 1910 1144 1553 2760 1427 1861 6647 1394 1728 5244 1896 294 1825 0 1816 734 2698 469 355 958 1497
Sumber : Hasil perhitungan
Analisis Debit Andalan
METODE FJ. MOCK

Tabel Metode Simulasi FJ. Mock Untuk Mencari Debit Andalan Sungai Awo
2
Catchment Area 24.000 km 2013
BULAN
No URAIAN
Jan I Jan II Feb I Feb II Mar I Mar II Apr I Apr II Mei I Mei I Jun I Jun II Jul I Jul II Agt I Agt II Sep I Sep II Okt I Okt II Nov I Nov II Des I Des II
1 Curah Hujan (P) Data 10 20 10 9 23 21 36 19 35 22 11 28 34 37 17 13 24 32 11 20 29 15 38 27
2 Hari Hujan (n) Data 7 7 5 9 11 9 13 11 7 4 8 10 5 3 4 10 11 5 10 5 2 6 8 5
EVAPORASI POTENSIAL
3 Evaporasi potensial (ETo) Data 6.019 5.467 4.736 5.126 5.021 5.809 5.158 4.974 1.813 4.360 3.950 3.696 3.876 3.858 4.197 6.020 7.298 6.576 5.300 6.908 6.756 5.865 5.517 5.919
4 Permukaan Lahan Terbuka (m) Asumsi 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000
5 (m/20) . (18-n) Hitung 11.000 11.000 13.000 8.667 6.667 9.000 5.000 6.667 11.333 14.000 9.667 8.000 13.000 15.333 13.667 8.000 7.333 12.667 8.000 13.000 16.333 12.333 9.667 13.000
6 E = {5}*{3}/100 Hitung 0.662 0.601 0.616 0.444 0.335 0.523 0.258 0.332 0.205 0.610 0.382 0.296 0.504 0.592 0.574 0.482 0.535 0.833 0.424 0.898 1.103 0.723 0.533 0.769
7 Ea = Et = ETo - E Hitung 5.357 4.866 4.120 4.682 4.686 5.286 4.900 4.643 1.608 3.750 3.568 3.400 3.372 3.266 3.623 5.539 6.762 5.743 4.876 6.010 5.652 5.142 4.984 5.149
KESETIMBANGAN AIR
8 Ds = P - Et Hitung 4.162 14.846 6.225 4.629 18.669 15.585 31.419 14.789 33.539 18.538 7.287 24.676 30.904 33.599 13.624 7.112 17.598 26.156 6.250 14.452 23.215 10.182 33.073 21.437
9 Kandungan Air Tanah (Is) Hitung 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
10 Kapasitas Kelembaban Tanah Parameter 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
11 Kelebihan Air Hitung 4.162 14.846 6.225 4.629 18.669 15.585 31.419 14.789 33.539 18.538 7.287 24.676 30.904 33.599 13.624 7.112 17.598 26.156 6.250 14.452 23.215 10.182 33.073 21.437
ALURAN & PENYIMPANAN
AIR TANAH
12 Infiltrasi (I) = i * {11} Hitung 0.832 2.969 1.245 0.926 3.734 3.117 6.284 2.958 6.708 3.708 1.457 4.935 6.181 6.720 2.725 1.422 3.520 5.231 1.250 2.890 4.643 2.036 6.615 4.287
13 0,5 . (1+k) . I Hitung 0.541 1.930 0.809 0.602 2.427 2.026 4.085 1.923 4.360 2.410 0.947 3.208 4.018 4.368 1.771 0.925 2.288 3.400 0.813 1.879 3.018 1.324 4.300 2.787
14 k.V(n-1) Hitung 15.000 15.000 4.662 5.079 1.641 1.704 1.221 1.119 1.592 0.913 1.785 0.997 0.820 1.261 1.451 1.689 0.967 0.784 0.976 1.255 0.537 0.940 1.066 0.679
15 Volume Penyimpanan (Vn) Hitung 15.541 16.930 5.472 5.681 4.068 3.730 5.305 3.042 5.952 3.322 2.733 4.205 4.837 5.629 3.222 2.613 3.254 4.184 1.789 3.134 3.555 2.264 5.366 3.466
16 DVn = Vn - V (n-1) Hitung 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
17 Aliran Dasar Hitung 0.832 2.969 1.245 0.926 3.734 3.117 6.284 2.958 6.708 3.708 1.457 4.935 6.181 6.720 2.725 1.422 3.520 5.231 1.250 2.890 4.643 2.036 6.615 4.287
18 Limpasan/Aliran Langsung (DR) Hitung 3.330 11.877 4.980 3.703 14.935 12.468 25.136 11.831 26.831 14.830 5.829 19.741 24.723 26.879 10.899 5.690 14.079 20.925 5.000 11.562 18.572 8.146 26.458 17.149
19 Limpasan/Aliran ( R) Hitung 4.162 14.846 6.225 4.629 18.669 15.585 31.419 14.789 33.539 18.538 7.287 24.676 30.904 33.599 13.624 7.112 17.598 26.156 6.250 14.452 23.215 10.182 33.073 21.437
LIMPASAN BANJIR
20 Kelebihan Air Hitung 4.162 14.846 6.225 4.629 18.669 15.585 31.419 14.789 33.539 18.538 7.287 24.676 30.904 33.599 13.624 7.112 17.598 26.156 6.250 14.452 23.215 10.182 33.073 21.437
21 Aliran Dasar Hitung 0.832 2.969 1.245 0.926 3.734 3.117 6.284 2.958 6.708 3.708 1.457 4.935 6.181 6.720 2.725 1.422 3.520 5.231 1.250 2.890 4.643 2.036 6.615 4.287
22 Limpasan Langsung Hitung 3.330 11.877 4.980 3.703 14.935 12.468 25.136 11.831 26.831 14.830 5.829 19.741 24.723 26.879 10.899 5.690 14.079 20.925 5.000 11.562 18.572 8.146 26.458 17.149
23 Limpasan (R) Hitung 4.162 14.846 6.225 4.629 18.669 15.585 31.419 14.789 33.539 18.538 7.287 24.676 30.904 33.599 13.624 7.112 17.598 26.156 6.250 14.452 23.215 10.182 33.073 21.437
3
24 Debit Aliran Sungai (m /detik) Hitung 0.385 1.375 0.576 0.429 1.729 1.443 2.909 1.369 3.105 1.716 0.675 2.285 2.861 3.111 1.261 0.659 1.629 2.422 0.579 1.338 2.150 0.943 3.062 1.985
Debit Aliran Sungai (lt/detik) Hitung 385 1375 576 429 1729 1443 2909 1369 3105 1716 675 2285 2861 3111 1261 659 1629 2422 579 1338 2150 943 3062 1985
Sumber : Hasil perhitungan
Analisis Debit Andalan
METODE FJ. MOCK

Tabel Metode Simulasi FJ. Mock Untuk Mencari Debit Andalan Sungai Awo
2
Catchment Area 24.000 km 2014
BULAN
No URAIAN
Jan I Jan II Feb I Feb II Mar I Mar II Apr I Apr II Mei I Mei I Jun I Jun II Jul I Jul II Agt I Agt II Sep I Sep II Okt I Okt II Nov I Nov II Des I Des II
1 Curah Hujan (P) Data 32 4 10 22 12 33 15 29 28 48 50 42 35 22 24 5 3 2 0 10 6 11 16 12
2 Hari Hujan (n) Data 6 4 8 8 9 12 9 9 1 0 3 7 1 3 9 7 13 7 6 4 1 2 5 8
EVAPORASI POTENSIAL
3 Evaporasi potensial (ETo) Data 6.019 5.467 4.736 5.126 5.021 5.809 5.158 4.974 1.813 4.360 3.950 3.696 3.876 3.858 4.197 6.020 7.298 6.576 5.300 6.908 6.756 5.865 5.517 5.919
4 Permukaan Lahan Terbuka (m) Asumsi 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000
5 (m/20) . (18-n) Hitung 11.667 14.000 10.000 10.000 9.000 5.667 8.667 9.000 17.000 18.000 15.333 10.667 16.667 15.000 9.000 10.667 5.333 11.000 12.333 14.333 17.333 16.333 13.000 10.333
6 E = {5}*{3}/100 Hitung 0.702 0.765 0.474 0.513 0.452 0.329 0.447 0.448 0.308 0.785 0.606 0.394 0.646 0.579 0.378 0.642 0.389 0.723 0.654 0.990 1.171 0.958 0.717 0.612
7 Ea = Et = ETo - E Hitung 5.316 4.702 4.262 4.613 4.569 5.479 4.711 4.527 1.505 3.575 3.345 3.302 3.230 3.279 3.819 5.378 6.908 5.852 4.646 5.918 5.585 4.907 4.800 5.307
KESETIMBANGAN AIR
8 Ds = P - Et Hitung 27.083 -0.454 5.684 17.690 7.520 27.521 10.264 24.449 26.343 44.381 46.248 38.609 31.847 18.832 20.638 -0.731 -3.595 -3.889 -4.419 4.017 0.542 5.852 10.922 6.275
9 Kandungan Air Tanah (Is) Hitung 0.000 -0.454 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 -0.731 -3.595 -3.889 -4.419 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
10 Kapasitas Kelembaban Tanah Parameter 100.00 99.55 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 99.27 96.40 96.11 95.58 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
11 Kelebihan Air Hitung 27.083 0.000 5.684 17.690 7.520 27.521 10.264 24.449 26.343 44.381 46.248 38.609 31.847 18.832 20.638 0.000 0.000 0.000 0.000 4.017 0.542 5.852 10.922 6.275
ALURAN & PENYIMPANAN
AIR TANAH
12 Infiltrasi (I) = i * {11} Hitung 5.417 0.000 1.137 3.538 1.504 5.504 2.053 4.890 5.269 8.876 9.250 7.722 6.369 3.766 4.128 0.000 0.000 0.000 0.000 0.803 0.108 1.170 2.184 1.255
13 0,5 . (1+k) . I Hitung 3.521 0.000 0.739 2.300 0.978 3.578 1.334 3.178 3.425 5.770 6.012 5.019 4.140 2.448 2.683 0.000 0.000 0.000 0.000 0.522 0.070 0.761 1.420 0.816
14 k.V (n-1) Hitung 15.000 15.000 5.556 4.500 1.889 2.040 0.860 1.685 0.658 1.459 1.225 2.169 2.171 2.156 1.893 1.381 1.373 0.414 0.412 0.124 0.124 0.194 0.058 0.286
15 Volume Penyimpanan (Vn) Hitung 18.521 15.000 6.295 6.800 2.866 5.618 2.194 4.864 4.083 7.229 7.237 7.188 6.311 4.605 4.576 1.381 1.373 0.414 0.412 0.647 0.194 0.955 1.478 1.102
16 DVn = Vn - V(n-1) Hitung 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
17 Aliran Dasar Hitung 5.417 0.000 1.137 3.538 1.504 5.504 2.053 4.890 5.269 8.876 9.250 7.722 6.369 3.766 4.128 0.000 0.000 0.000 0.000 0.803 0.108 1.170 2.184 1.255
18 Limpasan/Aliran Langsung (DR) Hitung 21.666 0.000 4.547 14.152 6.016 22.017 8.211 19.560 21.074 35.505 36.998 30.888 25.478 15.066 16.510 0.000 0.000 0.000 0.000 3.214 0.433 4.681 8.737 5.020
19 Limpasan/Aliran ( R) Hitung 27.083 0.000 5.684 17.690 7.520 27.521 10.264 24.449 26.343 44.381 46.248 38.609 31.847 18.832 20.638 0.000 0.000 0.000 0.000 4.017 0.542 5.852 10.922 6.275
LIMPASAN BANJIR
20 Kelebihan Air Hitung 27.083 0.000 5.684 17.690 7.520 27.521 10.264 24.449 26.343 44.381 46.248 38.609 31.847 18.832 20.638 0.000 0.000 0.000 0.000 4.017 0.542 5.852 10.922 6.275
21 Aliran Dasar Hitung 5.417 0.000 1.137 3.538 1.504 5.504 2.053 4.890 5.269 8.876 9.250 7.722 6.369 3.766 4.128 0.000 0.000 0.000 0.000 0.803 0.108 1.170 2.184 1.255
22 Limpasan Langsung Hitung 21.666 0.000 4.547 14.152 6.016 22.017 8.211 19.560 21.074 35.505 36.998 30.888 25.478 15.066 16.510 0.000 0.000 0.000 0.000 3.214 0.433 4.681 8.737 5.020
23 Limpasan (R) Hitung 27.083 0.000 5.684 17.690 7.520 27.521 10.264 24.449 26.343 44.381 46.248 38.609 31.847 18.832 20.638 0.000 0.000 0.000 0.000 4.017 0.542 5.852 10.922 6.275
3
24 Debit Aliran Sungai (m /detik) Hitung 2.508 0.000 0.526 1.638 0.696 2.548 0.950 2.264 2.439 4.109 4.282 3.575 2.949 1.744 1.911 0.000 0.000 0.000 0.000 0.372 0.050 0.542 1.011 0.581
Debit Aliran Sungai (lt/detik) Hitung 2508 0 526 1638 696 2548 950 2264 2439 4109 4282 3575 2949 1744 1911 0 0 0 0 372 50 542 1011 581
Sumber : Hasil perhitungan
Analisis Debit Andalan
METODE FJ. MOCK

Tabel Metode Simulasi FJ. Mock Untuk Mencari Debit Andalan Sungai Awo
2
Catchment Area 24.000 km 2015
BULA N
No URAIAN
Jan I Jan II Feb I Feb II Mar I Mar II Apr I Apr II Mei I Mei I Jun I Jun II Jul I Jul II Agt I Agt II Sep I Sep II Okt I Okt II Nov I Nov II Des I Des II
1 Curah Hujan (P) Data 11 27 21 20 11 28 22 19 28 34 27 21 6 21 10 8 1 1 12 8 12 18 35 27
2 Hari Hujan (n) Data 3 8 7 9 9 11 2 1 1 1 4 6 10 4 9 8 8 7 4 1 0 1 3 6
EVAPORASI POTENSIAL
3 Evaporasi potensial (ETo) Data 6.019 5.467 4.736 5.126 5.021 5.809 5.158 4.974 1.813 4.360 3.950 3.696 3.876 3.858 4.197 6.020 7.298 6.576 5.300 6.908 6.756 5.865 5.517 5.919
4 Permukaan Lahan Terbuka (m) Asumsi 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000
5 (m/20) . (18-n) Hitung 15.000 10.333 11.000 9.000 9.000 7.000 16.333 16.667 17.000 17.333 14.333 12.333 8.000 14.000 9.333 10.333 10.333 11.333 13.667 17.000 17.667 17.333 15.000 12.000
6 E = {5}*{3}/100 Hitung 0.903 0.565 0.521 0.461 0.452 0.407 0.842 0.829 0.308 0.756 0.566 0.456 0.310 0.540 0.392 0.622 0.754 0.745 0.724 1.174 1.194 1.017 0.828 0.710
7 Ea = Et = ETo - E Hitung 5.116 4.902 4.215 4.665 4.569 5.402 4.315 4.145 1.505 3.604 3.384 3.240 3.566 3.318 3.805 5.398 6.543 5.830 4.576 5.734 5.562 4.849 4.690 5.209
KESETIMBANGAN AIR
8 Ds = P - Et Hitung 5.619 22.335 17.280 15.814 6.771 22.379 17.340 14.407 26.291 30.633 23.531 17.685 2.324 17.712 6.551 2.309 -5.262 -4.448 7.754 2.062 6.521 13.262 30.177 21.487
9 Kandungan Air Tanah (Is) Hitung 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 -5.262 -4.448 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
10 Kapasitas Kelembaban Tanah Parameter 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 94.74 95.55 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
11 Kelebihan Air Hitung 5.619 22.335 17.280 15.814 6.771 22.379 17.340 14.407 26.291 30.633 23.531 17.685 2.324 17.712 6.551 2.309 0.000 0.000 7.754 2.062 6.521 13.262 30.177 21.487
ALURAN & PENYIMPANAN
AIR TANAH
12 Infiltrasi (I) = i * {11} Hitung 1.124 4.467 3.456 3.163 1.354 4.476 3.468 2.881 5.258 6.127 4.706 3.537 0.465 3.542 1.310 0.462 0.000 0.000 1.551 0.412 1.304 2.652 6.035 4.297
13 0,5 . (1+k) . I Hitung 0.731 2.904 2.246 2.056 0.880 2.909 2.254 1.873 3.418 3.982 3.059 2.299 0.302 2.303 0.852 0.300 0.000 0.000 1.008 0.268 0.848 1.724 3.923 2.793
14 k.V (n-1) Hitung 15.000 15.000 4.719 5.371 2.090 2.228 0.891 1.541 0.944 1.024 1.308 1.502 1.310 1.140 0.484 1.033 0.401 0.400 0.120 0.120 0.338 0.116 0.356 0.552
15 Volume Penyimpanan (Vn) Hitung 15.731 17.904 6.966 7.427 2.970 5.137 3.145 3.414 4.361 5.007 4.367 3.801 1.612 3.443 1.335 1.333 0.401 0.400 1.128 0.388 1.186 1.840 4.279 3.345
16 DVn = Vn - V (n-1) Hitung 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
17 Aliran Dasar Hitung 1.124 4.467 3.456 3.163 1.354 4.476 3.468 2.881 5.258 6.127 4.706 3.537 0.465 3.542 1.310 0.462 0.000 0.000 1.551 0.412 1.304 2.652 6.035 4.297
18 Limpasan/Aliran Langsung (DR) Hitung 4.496 17.868 13.824 12.651 5.417 17.903 13.872 11.525 21.033 24.507 18.825 14.148 1.859 14.170 5.241 1.847 0.000 0.000 6.203 1.649 5.217 10.610 24.141 17.190
19 Limpasan/Aliran ( R) Hitung 5.619 22.335 17.280 15.814 6.771 22.379 17.340 14.407 26.291 30.633 23.531 17.685 2.324 17.712 6.551 2.309 0.000 0.000 7.754 2.062 6.521 13.262 30.177 21.487
LIMPASAN BANJIR
20 Kelebihan Air Hitung 5.619 22.335 17.280 15.814 6.771 22.379 17.340 14.407 26.291 30.633 23.531 17.685 2.324 17.712 6.551 2.309 0.000 0.000 7.754 2.062 6.521 13.262 30.177 21.487
21 Aliran Dasar Hitung 1.124 4.467 3.456 3.163 1.354 4.476 3.468 2.881 5.258 6.127 4.706 3.537 0.465 3.542 1.310 0.462 0.000 0.000 1.551 0.412 1.304 2.652 6.035 4.297
22 Limpasan Langsung Hitung 4.496 17.868 13.824 12.651 5.417 17.903 13.872 11.525 21.033 24.507 18.825 14.148 1.859 14.170 5.241 1.847 0.000 0.000 6.203 1.649 5.217 10.610 24.141 17.190
23 Limpasan (R) Hitung 5.619 22.335 17.280 15.814 6.771 22.379 17.340 14.407 26.291 30.633 23.531 17.685 2.324 17.712 6.551 2.309 0.000 0.000 7.754 2.062 6.521 13.262 30.177 21.487
3
24 Debit Aliran Sungai (m /detik) Hitung 0.520 2.068 1.600 1.464 0.627 2.072 1.606 1.334 2.434 2.836 2.179 1.638 0.215 1.640 0.607 0.214 0.000 0.000 0.718 0.191 0.604 1.228 2.794 1.990
Debit Aliran Sungai (lt/detik) Hitung 520 2068 1600 1464 627 2072 1606 1334 2434 2836 2179 1638 215 1640 607 214 0 0 718 191 604 1228 2794 1990
Sumber : Hasil perhitungan
Analisis Debit Andalan
METODE FJ. MOCK

Tabel Metode Simulasi FJ. Mock Untuk Mencari Debit Andalan Sungai Awo
2
Catchment Area 24.000 km 2016
BULAN
No URAIAN
Jan I Jan II Feb I Feb II Mar I Mar II Apr I Apr II Mei I Mei I Jun I Jun II Jul I Jul II Agt I Agt II Sep I Sep II Okt I Okt II Nov I Nov II Des I Des II
1 Curah Hujan (P) Data 21 23 14 16 20 32 19 41 27 34 27 28 23 18 46 7 14 22 21 15 14 37 15 8
2 Hari Hujan (n) Data 5 7 7 10 10 7 5 4 6 10 9 8 10 9 8 11 8 10 7 3 7 10 10 3
EVAPORASI POTENSIAL
3 Evaporasi potensial (ETo) Data 6.019 5.467 4.736 5.126 5.021 5.809 5.158 4.974 1.813 4.360 3.950 3.696 3.876 3.858 4.197 6.020 7.298 6.576 5.300 6.908 6.756 5.865 5.517 5.919
4 Permukaan Lahan Terbuka (m) Asumsi 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000
5 (m/20) . (18-n) Hitung 12.667 10.667 11.333 8.000 7.667 11.333 13.000 14.333 12.000 8.000 9.333 10.000 8.333 9.000 9.667 6.667 10.333 7.667 11.333 15.333 11.000 8.000 8.000 15.333
6 E = {5}*{3}/100 Hitung 0.762 0.583 0.537 0.410 0.385 0.658 0.671 0.713 0.218 0.349 0.369 0.370 0.323 0.347 0.406 0.401 0.754 0.504 0.601 1.059 0.743 0.469 0.441 0.908
7 Ea = Et = ETo - E Hitung 5.256 4.884 4.199 4.716 4.636 5.150 4.487 4.261 1.596 4.011 3.582 3.326 3.553 3.511 3.791 5.619 6.543 6.071 4.699 5.849 6.013 5.396 5.076 5.011
KESETIMBANGAN AIR
8 Ds = P - Et Hitung 15.307 17.799 10.100 11.370 15.172 26.417 14.638 36.303 24.928 30.424 22.957 25.116 19.227 14.638 41.765 1.855 7.941 16.091 16.776 8.828 7.583 31.352 9.661 3.091
9 Kandungan Air Tanah (Is) Hitung 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
10 Kapasitas Kelembaban Tanah Parameter 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
11 Kelebihan Air Hitung 15.307 17.799 10.100 11.370 15.172 26.417 14.638 36.303 24.928 30.424 22.957 25.116 19.227 14.638 41.765 1.855 7.941 16.091 16.776 8.828 7.583 31.352 9.661 3.091
ALURAN & PENYIMPANAN
AIR TANAH
12 Infiltrasi (I) = i * {11} Hitung 3.061 3.560 2.020 2.274 3.034 5.283 2.928 7.261 4.986 6.085 4.591 5.023 3.845 2.928 8.353 0.371 1.588 3.218 3.355 1.766 1.517 6.270 1.932 0.618
13 0,5 . (1+k) . I Hitung 1.990 2.314 1.313 1.478 1.972 3.434 1.903 4.719 3.241 3.955 2.984 3.265 2.500 1.903 5.429 0.241 1.032 2.092 2.181 1.148 0.986 4.076 1.256 0.402
14 k.V (n-1) Hitung 15.000 15.000 5.097 5.194 1.923 2.002 1.169 1.631 0.921 1.905 1.249 1.758 1.270 1.507 1.131 1.023 1.968 0.379 0.900 0.741 0.924 0.567 0.573 1.393
15 Volume Penyimpanan (Vn) Hitung 16.990 17.314 6.410 6.672 3.895 5.436 3.071 6.350 4.162 5.860 4.233 5.023 3.769 3.410 6.560 1.264 3.000 2.471 3.081 1.889 1.910 4.642 1.829 1.795
16 DVn = Vn - V(n-1) Hitung 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
17 Aliran Dasar Hitung 3.061 3.560 2.020 2.274 3.034 5.283 2.928 7.261 4.986 6.085 4.591 5.023 3.845 2.928 8.353 0.371 1.588 3.218 3.355 1.766 1.517 6.270 1.932 0.618
18 Limpasan/Aliran Langsung (DR) Hitung 12.245 14.239 8.080 9.096 12.137 21.134 11.710 29.042 19.943 24.339 18.366 20.093 15.382 11.711 33.412 1.484 6.353 12.873 13.421 7.062 6.066 25.082 7.729 2.473
19 Limpasan/Aliran ( R) Hitung 15.307 17.799 10.100 11.370 15.172 26.417 14.638 36.303 24.928 30.424 22.957 25.116 19.227 14.638 41.765 1.855 7.941 16.091 16.776 8.828 7.583 31.352 9.661 3.091
LIMPASAN BANJIR
20 Kelebihan Air Hitung 15.307 17.799 10.100 11.370 15.172 26.417 14.638 36.303 24.928 30.424 22.957 25.116 19.227 14.638 41.765 1.855 7.941 16.091 16.776 8.828 7.583 31.352 9.661 3.091
21 Aliran Dasar Hitung 3.061 3.560 2.020 2.274 3.034 5.283 2.928 7.261 4.986 6.085 4.591 5.023 3.845 2.928 8.353 0.371 1.588 3.218 3.355 1.766 1.517 6.270 1.932 0.618
22 Limpasan Langsung Hitung 12.245 14.239 8.080 9.096 12.137 21.134 11.710 29.042 19.943 24.339 18.366 20.093 15.382 11.711 33.412 1.484 6.353 12.873 13.421 7.062 6.066 25.082 7.729 2.473
23 Limpasan (R) Hitung 15.307 17.799 10.100 11.370 15.172 26.417 14.638 36.303 24.928 30.424 22.957 25.116 19.227 14.638 41.765 1.855 7.941 16.091 16.776 8.828 7.583 31.352 9.661 3.091
3
24 Debit Aliran Sungai (m /detik) Hitung 1.417 1.648 0.935 1.053 1.405 2.446 1.355 3.361 2.308 2.817 2.126 2.326 1.780 1.355 3.867 0.172 0.735 1.490 1.553 0.817 0.702 2.903 0.895 0.286
Debit Aliran Sungai (lt/detik) Hitung 1417 1648 935 1053 1405 2446 1355 3361 2308 2817 2126 2326 1780 1355 3867 172 735 1490 1553 817 702 2903 895 286
Sumber : Hasil perhitungan
Analisis Debit Andalan
METODE FJ. MOCK

Tabel Metode Simulasi FJ. Mock Untuk Mencari Debit Andalan Sungai Awo
2
Catchment Area 24.000 km 2017
BULAN
No URAIAN
Jan I Jan II Feb I Feb II Mar I Mar II Apr I Apr II Mei I Mei I Jun I Jun II Jul I Jul II Agt I Agt II Sep I Sep II Okt I Okt II Nov I Nov II Des I Des II
1 Curah Hujan (P) Data 12 10 13 23 20 25 25 14 49 41 43 22 31 18 31 45 21 31 53 19 15 20 7 15
2 Hari Hujan (n) Data 4 4 6 8 11 12 8 7 8 9 6 4 7 8 9 10 14 13 7 8 5 4 5 6
EVAPORASI POTENSIAL
3 Evaporasi potensial (ETo) Data 6.019 5.467 4.736 5.126 5.021 5.809 5.158 4.974 1.813 4.360 3.950 3.696 3.876 3.858 4.197 6.020 7.298 6.576 5.300 6.908 6.756 5.865 5.517 5.919
4 Permukaan Lahan Terbuka (m) Asumsi 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000
5 (m/20) . (18-n) Hitung 14.000 14.000 12.000 10.000 7.333 6.000 9.667 10.667 10.000 9.333 12.000 14.333 11.333 10.000 8.667 8.333 4.000 5.333 10.667 10.333 13.000 13.667 13.000 12.000
6 E = {5}*{3}/100 Hitung 0.843 0.765 0.568 0.513 0.368 0.349 0.499 0.531 0.181 0.407 0.474 0.530 0.439 0.386 0.364 0.502 0.292 0.351 0.565 0.714 0.878 0.802 0.717 0.710
7 Ea = Et = ETo - E Hitung 5.176 4.702 4.167 4.613 4.653 5.460 4.659 4.444 1.632 3.953 3.476 3.166 3.436 3.472 3.833 5.519 7.006 6.225 4.735 6.194 5.878 5.064 4.800 5.209
KESETIMBANGAN AIR
8 Ds = P - Et Hitung 6.627 5.446 8.723 18.188 15.597 19.696 20.337 9.427 46.892 36.655 39.604 18.451 27.144 14.682 26.710 39.868 13.541 24.687 47.906 12.401 9.371 14.740 2.414 9.707
9 Kandungan Air Tanah (Is) Hitung 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
10 Kapasitas Kelembaban Tanah Parameter 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
11 Kelebihan Air Hitung 6.627 5.446 8.723 18.188 15.597 19.696 20.337 9.427 46.892 36.655 39.604 18.451 27.144 14.682 26.710 39.868 13.541 24.687 47.906 12.401 9.371 14.740 2.414 9.707
ALURAN & PENYIMPANAN
AIR TANAH
12 Infiltrasi (I) = i * {11} Hitung 1.325 1.089 1.745 3.638 3.119 3.939 4.067 1.885 9.378 7.331 7.921 3.690 5.429 2.936 5.342 7.974 2.708 4.937 9.581 2.480 1.874 2.948 0.483 1.941
13 0,5 . (1+k) . I Hitung 0.862 0.708 1.134 2.364 2.028 2.560 2.644 1.226 6.096 4.765 5.148 2.399 3.529 1.909 3.472 5.183 1.760 3.209 6.228 1.612 1.218 1.916 0.314 1.262
14 k.V (n-1) Hitung 15.000 15.000 4.758 4.712 1.768 2.123 1.139 1.405 1.135 0.789 2.169 1.666 2.195 1.219 1.717 0.938 1.557 1.836 0.995 1.514 2.167 0.938 1.016 0.856
15 Volume Penyimpanan (Vn) Hitung 15.862 15.708 5.892 7.077 3.795 4.683 3.782 2.631 7.231 5.554 7.318 4.065 5.724 3.128 5.190 6.121 3.317 5.046 7.223 3.126 3.385 2.854 1.329 2.118
16 DVn = Vn - V(n-1) Hitung 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
17 Aliran Dasar Hitung 1.325 1.089 1.745 3.638 3.119 3.939 4.067 1.885 9.378 7.331 7.921 3.690 5.429 2.936 5.342 7.974 2.708 4.937 9.581 2.480 1.874 2.948 0.483 1.941
18 Limpasan/Aliran Langsung (DR) Hitung 5.302 4.357 6.978 14.550 12.478 15.757 16.270 7.542 37.514 29.324 31.683 14.761 21.715 11.746 21.368 31.895 10.833 19.749 38.325 9.921 7.497 11.792 1.931 7.765
19 Limpasan/Aliran ( R) Hitung 6.627 5.446 8.723 18.188 15.597 19.696 20.337 9.427 46.892 36.655 39.604 18.451 27.144 14.682 26.710 39.868 13.541 24.687 47.906 12.401 9.371 14.740 2.414 9.707
LIMPASAN BANJIR
20 Kelebihan Air Hitung 6.627 5.446 8.723 18.188 15.597 19.696 20.337 9.427 46.892 36.655 39.604 18.451 27.144 14.682 26.710 39.868 13.541 24.687 47.906 12.401 9.371 14.740 2.414 9.707
21 Aliran Dasar Hitung 1.325 1.089 1.745 3.638 3.119 3.939 4.067 1.885 9.378 7.331 7.921 3.690 5.429 2.936 5.342 7.974 2.708 4.937 9.581 2.480 1.874 2.948 0.483 1.941
22 Limpasan Langsung Hitung 5.302 4.357 6.978 14.550 12.478 15.757 16.270 7.542 37.514 29.324 31.683 14.761 21.715 11.746 21.368 31.895 10.833 19.749 38.325 9.921 7.497 11.792 1.931 7.765
23 Limpasan (R) Hitung 6.627 5.446 8.723 18.188 15.597 19.696 20.337 9.427 46.892 36.655 39.604 18.451 27.144 14.682 26.710 39.868 13.541 24.687 47.906 12.401 9.371 14.740 2.414 9.707
3
24 Debit Aliran Sungai (m /detik) Hitung 0.614 0.504 0.808 1.684 1.444 1.824 1.883 0.873 4.342 3.394 3.667 1.708 2.513 1.359 2.473 3.692 1.254 2.286 4.436 1.148 0.868 1.365 0.224 0.899
Debit Aliran Sungai (lt/detik) Hitung 614 504 808 1684 1444 1824 1883 873 4342 3394 3667 1708 2513 1359 2473 3692 1254 2286 4436 1148 868 1365 224 899
Sumber : Hasil perhitungan
Analisis Debit Andalan
METODE FJ. MOCK

Tabel Metode Simulasi FJ. Mock Untuk Mencari Debit Andalan Sungai Awo
2
Catchment Area 24.000 km 2018
BULAN
No URAIAN
Jan I Jan II Feb I Feb II Mar I Mar II Apr I Apr II Mei I Mei I Jun I Jun II Jul I Jul II Agt I Agt II Sep I Sep II Okt I Okt II Nov I Nov II Des I Des II
1 Curah Hujan (P) Data 35 5 33 20 27 14 14 88 16 36 48 38 14 26 22 20 11 5 16 20 24 27 18 13
2 Hari Hujan (n) Data 8 4 7 7 11 7 6 3 3 4 9 7 1 6 6 12 12 12 6 4 3 4 6 5
EVAPORASI POTENSIAL
3 Evaporasi potensial (ETo) Data 6.019 5.467 4.736 5.126 5.021 5.809 5.158 4.974 1.813 4.360 3.950 3.696 3.876 3.858 4.197 6.020 7.298 6.576 5.300 6.908 6.756 5.865 5.517 5.919
4 Permukaan Lahan Terbuka (m) Asumsi 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000
5 (m/20) . (18-n) Hitung 9.667 13.667 11.000 10.667 7.333 10.667 12.333 14.667 15.000 13.667 9.333 11.333 16.667 11.667 12.000 5.667 6.333 6.000 12.000 13.667 15.000 14.333 12.000 13.000
6 E = {5}*{3}/100 Hitung 0.582 0.747 0.521 0.547 0.368 0.620 0.636 0.730 0.272 0.596 0.369 0.419 0.646 0.450 0.504 0.341 0.462 0.395 0.636 0.944 1.013 0.841 0.662 0.769
7 Ea = Et = ETo - E Hitung 5.437 4.720 4.215 4.579 4.653 5.189 4.522 4.245 1.541 3.764 3.582 3.277 3.230 3.408 3.693 5.679 6.835 6.181 4.664 5.964 5.742 5.025 4.855 5.149
KESETIMBANGAN AIR
8 Ds = P - Et Hitung 29.142 0.014 28.882 15.792 22.216 9.031 8.986 84.018 14.914 31.999 44.834 34.375 10.539 23.086 18.730 14.799 4.208 -0.870 11.547 14.186 17.829 21.890 12.941 8.290
9 Kandungan Air Tanah (Is) Hitung 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 -0.870 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
10 Kapasitas Kelembaban Tanah Parameter 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 99.13 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
11 Kelebihan Air Hitung 29.142 0.014 28.882 15.792 22.216 9.031 8.986 84.018 14.914 31.999 44.834 34.375 10.539 23.086 18.730 14.799 4.208 0.000 11.547 14.186 17.829 21.890 12.941 8.290
ALURAN & PENYIMPANAN
AIR TANAH
12 Infiltrasi (I) = i * {11} Hitung 5.828 0.003 5.776 3.158 4.443 1.806 1.797 16.804 2.983 6.400 8.967 6.875 2.108 4.617 3.746 2.960 0.842 0.000 2.309 2.837 3.566 4.378 2.588 1.658
13 0,5 . (1+k) . I Hitung 3.788 0.002 3.755 2.053 2.888 1.174 1.168 10.922 1.939 4.160 5.828 4.469 1.370 3.001 2.435 1.924 0.547 0.000 1.501 1.844 2.318 2.846 1.682 1.078
14 k.V(n-1) Hitung 15.000 15.000 5.637 4.501 2.817 1.966 1.712 0.942 0.864 3.559 0.841 2.316 2.001 2.035 1.011 1.511 1.034 1.030 0.474 0.309 0.593 0.646 0.873 1.048
15 Volume Penyimpanan (Vn) Hitung 18.788 15.002 9.391 6.553 5.705 3.140 2.880 11.864 2.803 7.719 6.669 6.784 3.371 5.036 3.446 3.435 1.581 1.030 1.975 2.153 2.910 3.492 2.555 2.125
16 DVn = Vn - V (n-1) Hitung 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
17 Aliran Dasar Hitung 5.828 0.003 5.776 3.158 4.443 1.806 1.797 16.804 2.983 6.400 8.967 6.875 2.108 4.617 3.746 2.960 0.842 0.000 2.309 2.837 3.566 4.378 2.588 1.658
18 Limpasan/Aliran Langsung (DR) Hitung 23.314 0.011 23.106 12.633 17.773 7.225 7.189 67.215 11.932 25.599 35.867 27.500 8.431 18.469 14.984 11.840 3.366 0.000 9.237 11.349 14.263 17.512 10.353 6.632
19 Limpasan/Aliran ( R) Hitung 29.142 0.014 28.882 15.792 22.216 9.031 8.986 84.018 14.914 31.999 44.834 34.375 10.539 23.086 18.730 14.799 4.208 0.000 11.547 14.186 17.829 21.890 12.941 8.290
LIMPASAN BANJIR
20 Kelebihan Air Hitung 29.142 0.014 28.882 15.792 22.216 9.031 8.986 84.018 14.914 31.999 44.834 34.375 10.539 23.086 18.730 14.799 4.208 0.000 11.547 14.186 17.829 21.890 12.941 8.290
21 Aliran Dasar Hitung 5.828 0.003 5.776 3.158 4.443 1.806 1.797 16.804 2.983 6.400 8.967 6.875 2.108 4.617 3.746 2.960 0.842 0.000 2.309 2.837 3.566 4.378 2.588 1.658
22 Limpasan Langsung Hitung 23.314 0.011 23.106 12.633 17.773 7.225 7.189 67.215 11.932 25.599 35.867 27.500 8.431 18.469 14.984 11.840 3.366 0.000 9.237 11.349 14.263 17.512 10.353 6.632
23 Limpasan (R) Hitung 29.142 0.014 28.882 15.792 22.216 9.031 8.986 84.018 14.914 31.999 44.834 34.375 10.539 23.086 18.730 14.799 4.208 0.000 11.547 14.186 17.829 21.890 12.941 8.290
3
24 Debit Aliran Sungai (m /detik) Hitung 2.698 0.001 2.674 1.462 2.057 0.836 0.832 7.779 1.381 2.963 4.151 3.183 0.976 2.138 1.734 1.370 0.390 0.000 1.069 1.314 1.651 2.027 1.198 0.768
Debit Aliran Sungai (lt/detik) Hitung 2698 1 2674 1462 2057 836 832 7779 1381 2963 4151 3183 976 2138 1734 1370 390 0 1069 1314 1651 2027 1198 768
Sumber : Hasil perhitungan
Analisis Debit Andalan
METODE FJ. MOCK

Tabel Metode Simulasi FJ. Mock Untuk Mencari Debit Andalan Sungai Awo
2
Catchment Area 24.000 km 2019
BULAN
No URAIAN
Jan I Jan II Feb I Feb II Mar I Mar II Apr I Apr II Mei I Mei I Jun I Jun II Jul I Jul II Agt I Agt II Sep I Sep II Okt I Okt II Nov I Nov II Des I Des II
1 Curah Hujan (P) Data 28 15 28 32 23 21 27 47 52 23 46 31 37 18 13 26 8 11 15 22 39 9 18 8
2 Hari Hujan (n) Data 11 10 7 7 6 11 7 2 1 6 2 8 4 7 4 10 11 7 8 5 3 4 2 8
EVAPORASI POTENSIAL
3 Evaporasi potensial (ETo) Data 6.019 5.467 4.736 5.126 5.021 5.809 5.158 4.974 1.813 4.360 3.950 3.696 3.876 3.858 4.197 6.020 7.298 6.576 5.300 6.908 6.756 5.865 5.517 5.919
4 Permukaan Lahan Terbuka (m) Asumsi 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000
5 (m/20) . (18-n) Hitung 7.333 7.667 11.000 11.000 12.333 6.667 11.333 15.667 16.667 12.000 15.667 9.667 14.000 10.667 14.333 8.333 7.333 11.000 9.667 13.333 15.333 14.333 16.333 10.000
6 E = {5}*{3}/100 Hitung 0.441 0.419 0.521 0.564 0.619 0.387 0.585 0.779 0.302 0.523 0.619 0.357 0.543 0.412 0.602 0.502 0.535 0.723 0.512 0.921 1.036 0.841 0.901 0.592
7 Ea = Et = ETo - E Hitung 5.577 5.048 4.215 4.562 4.402 5.421 4.573 4.195 1.511 3.837 3.331 3.339 3.333 3.446 3.595 5.519 6.762 5.852 4.788 5.987 5.720 5.025 4.616 5.327
KESETIMBANGAN AIR
8 Ds = P - Et Hitung 22.625 9.509 23.450 27.690 18.503 15.869 22.038 43.016 50.250 19.064 42.872 27.682 33.585 14.752 9.570 20.965 1.244 4.900 10.143 16.096 32.873 4.092 13.653 2.546
9 Kandungan Air Tanah (Is) Hitung 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
10 Kapasitas Kelembaban Tanah Parameter 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
11 Kelebihan Air Hitung 22.625 9.509 23.450 27.690 18.503 15.869 22.038 43.016 50.250 19.064 42.872 27.682 33.585 14.752 9.570 20.965 1.244 4.900 10.143 16.096 32.873 4.092 13.653 2.546
ALURAN & PENYIMPANAN
AIR TANAH
12 Infiltrasi (I) = i * {11} Hitung 4.525 1.902 4.690 5.538 3.701 3.174 4.408 8.603 10.050 3.813 8.574 5.536 6.717 2.950 1.914 4.193 0.249 0.980 2.029 3.219 6.575 0.818 2.731 0.509
13 0,5 . (1+k) . I Hitung 2.941 1.236 3.049 3.600 2.405 2.063 2.865 5.592 6.532 2.478 5.573 3.599 4.366 1.918 1.244 2.725 0.162 0.637 1.319 2.092 4.274 0.532 1.775 0.331
14 k.V(n-1) Hitung 15.000 15.000 5.382 4.871 2.529 2.541 1.480 1.381 1.304 2.092 2.351 1.371 2.377 1.491 2.023 1.023 0.980 1.124 0.343 0.528 0.498 0.786 1.432 0.395
15 Volume Penyimpanan (Vn) Hitung 17.941 16.236 8.431 8.471 4.935 4.604 4.345 6.973 7.836 4.570 7.924 4.970 6.743 3.409 3.267 3.748 1.142 1.761 1.661 2.621 4.772 1.318 3.206 0.726
16 DVn = Vn - V (n-1) Hitung 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
17 Aliran Dasar Hitung 4.525 1.902 4.690 5.538 3.701 3.174 4.408 8.603 10.050 3.813 8.574 5.536 6.717 2.950 1.914 4.193 0.249 0.980 2.029 3.219 6.575 0.818 2.731 0.509
18 Limpasan/Aliran Langsung (DR) Hitung 18.100 7.607 18.760 22.152 14.802 12.695 17.631 34.413 40.200 15.251 34.298 22.146 26.868 11.802 7.656 16.772 0.995 3.920 8.114 12.877 26.299 3.274 10.923 2.037
19 Limpasan/Aliran ( R) Hitung 22.625 9.509 23.450 27.690 18.503 15.869 22.038 43.016 50.250 19.064 42.872 27.682 33.585 14.752 9.570 20.965 1.244 4.900 10.143 16.096 32.873 4.092 13.653 2.546
LIMPASAN BANJIR
20 Kelebihan Air Hitung 22.625 9.509 23.450 27.690 18.503 15.869 22.038 43.016 50.250 19.064 42.872 27.682 33.585 14.752 9.570 20.965 1.244 4.900 10.143 16.096 32.873 4.092 13.653 2.546
21 Aliran Dasar Hitung 4.525 1.902 4.690 5.538 3.701 3.174 4.408 8.603 10.050 3.813 8.574 5.536 6.717 2.950 1.914 4.193 0.249 0.980 2.029 3.219 6.575 0.818 2.731 0.509
22 Limpasan Langsung Hitung 18.100 7.607 18.760 22.152 14.802 12.695 17.631 34.413 40.200 15.251 34.298 22.146 26.868 11.802 7.656 16.772 0.995 3.920 8.114 12.877 26.299 3.274 10.923 2.037
23 Limpasan (R) Hitung 22.625 9.509 23.450 27.690 18.503 15.869 22.038 43.016 50.250 19.064 42.872 27.682 33.585 14.752 9.570 20.965 1.244 4.900 10.143 16.096 32.873 4.092 13.653 2.546
3
24 Debit Aliran Sungai (m /detik) Hitung 2.095 0.880 2.171 2.564 1.713 1.469 2.041 3.983 4.653 1.765 3.970 2.563 3.110 1.366 0.886 1.941 0.115 0.454 0.939 1.490 3.044 0.379 1.264 0.236
Debit Aliran Sungai (lt/detik) Hitung 2095 880 2171 2564 1713 1469 2041 3983 4653 1765 3970 2563 3110 1366 886 1941 115 454 939 1490 3044 379 1264 236
Sumber : Hasil perhitungan
Lampiran 10
Perhitungan Pola Tanam
Pola Tanam pada Daerah Irigasi Awo
Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi Untuk Tanaman Padi FAO Varietas Unggul
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep
No. Uraian 1st 2nd 1st 2nd 1st 2nd 1st 2nd 1st 2nd 1st 2nd 1st 2nd 1st 2nd 1st 2nd 1st 2nd 1st 2nd 1st 2nd

PolaTANAM
POLA Tanam LP Padi II Palawija LP Padi II Palawija

1 Persiapan Lahan / LP
- Tanam Awal 1/2 1/2 0 1/2 1/2 0
- Tanam Akhir 1/2 0 1/2 1/2 0 1/2

Total 1 1/2 1/2 1 1/2 1/2


2 Kebutuhan air untuk LP (mm/hr/A) 12.80 13.86 13.13 12.70 12.58 13.64
(mm/hr) 12.80 6.93 6.57 12.70 6.29 6.82
3 Intensitas Penggantian Lapisan Air 1/4 1/2 1/2 1/4 1/2 1/2 1/2 1/2
Penggantian Lapisan Air (mm/hr/A) 3.33 3.33 3.33 3.33 3.33 3.33 3.33 3.33
(mm/hr) 0.83 1.67 1.67 0.83 1.67 1.67 1.67 1.67
4 Total Kebutuhan air LP (IR), I (mm/hr) 12.80 7.76 1.67 1.67 0.83 6.82
II (mm/hr) 6.57 12.70 1.67 1.67 1.67 1.67
5 Kebutuhan air Tanam
- Tanam Awal 1/2 1/2 1/2 1/2 1/2 1/2 0 1/2 1/2 1/2 1/2 1/2 1/2
- Tanam Akhir 1/2 1/2 1/2 1/2 1/2 1/2 1/2 1/2 1/2 1/2 1/2 1/2

Total I 1/2 1 1 1 1 1 1/2


II 1/2 1 1 1 1 1 1/2
6 Koefisien Tanam, Kc
- Tanam Awal 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00
- Tanam Akhir 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00

Rata rata I 1.10 1.10 1.08 1.05 1.00 0.48 0.00


II 1.10 1.10 1.08 1.05 1.00 0.48 0.00
7 Ev. Potensial, Eto (mm/hr) 5.30 6.91 6.76 5.87 5.52 5.92 6.02 5.47 4.74 5.13 5.02 5.81 5.16 4.97 1.81 4.36 3.95 3.70 3.88 3.86 4.20 6.02 7.30 6.58
8 Penggunaan komsuftif, Etc, I (mm/hr/A) 7.60 7.43 6.31 5.79 5.92 2.86 0.00
(6)*(7) 5.47 1.99 4.69 4.15 3.70 1.84 0.00
9 Perkolasi (mm/hr/A) 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
10 Kebutuhan air Tanam I (mm/hr/A) 9.60 9.43 8.31 7.79 7.92 4.86 2.00
(8)+(9) 7.47 3.99 6.69 6.15 5.70 3.84 2.00
11 Kebutuhan air Tanam I (mm/hr) 4.80 9.43 8.31 7.79 7.92 4.86 1.00
(10)*(5) 3.74 3.99 6.69 6.15 5.70 3.84 1.00
12 Total (4) + (11) I (mm/hr) 12.80 12.56 11.10 9.97 8.63 7.92 4.86 1.00 6.82
II 6.57 12.70 5.40 5.66 8.35 7.81 5.70 3.84 1.00
13 Hujan Efektif (mm/hr) 0.81 1.01 0.89 0.86 1.08 0.81 0.85 0.66 0.78 0.86 0.88 1.14 1.46 1.34 1.62 1.41 1.32 1.30 1.06 1.01 0.96 0.65 0.93 0.81
14 Kebutuhan Air di Sawah per Ha (NFR) (mm/hr) 11.98 11.55 10.21 9.11 7.54 7.11 4.01 0.34 6.01
(12-13) 5.43 11.24 4.06 4.04 6.94 6.50 4.39 2.78 -0.01
15 Kebutuhan Air di Sawah (3350 Ha) m3/dtk 4.647 4.478 3.959 3.534 2.925 2.757 1.556 0.131 2.329
A/8,64*(14) m3/dtk 2.104 4.360 1.573 1.565 2.691 2.519 1.704 1.078 0.000
16 Kebutuhan Air di Sawah m3/dtk 4.647 4.478 3.959 3.534 2.925 2.757 1.556 0.131 0.000 0.000 0.000 2.104 4.360 1.573 1.565 2.691 2.519 1.704 1.078 0.000 0.000 0.000 0.000 2.329

Anda mungkin juga menyukai