KABUPATEN MERAUKE
SKRIPSI
Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Musamus Merauke
OLEH :
2015-22-201-010
i
ABSTRAK
ii
ABSTRAK
Yunia Lestari Nasution . " The Study of Planning for Water Supply System
for the Community of Toray Village, Sota District, Merauke Regency)".
(Supervised By: Abner Doloksaribu and Dina Limbong Pamuttu ).
Kampung Toray is located along the Maro River and the people use Maro
River as a source of water to meet their daily needs. The problem that occurs in
Toray Village is because of the difference in land elevation which is quite high
which becomes an obstacle to taking water in Maro River. The purpose of this
study is to find out how much water the Toray Village community needs from 2020
to 2040 and to plan a water supply system in Toray Village.
For Research Methods in this study using the type of quantitative research.
For the calculation of data analysis using several analyzes, namely analysis of
water availability, analysis of population projections, analysis of water needs and
planning of water supply systems.
Based on the results of the calculation of population growth projections
using the Arithmetic method , the total population in 2040 is 1459 people and for
water needs it reaches 1,784 liters/second. This water requirement takes water
from Maro River with a water flow of 8,503 m³/second. The planning of this water
supply system takes water from the Maro River by pumping the water to be flowed
into a holding tank and then to a distribution reservoir . Furthermore, from the
reservoir will be distributed to residents through 15 Public Hydrants (HU) with
pipe dimensions used 3” on the distribution pipe and 5” on the main pipe.
Keywords : Toray , Transmission , Distribution, Pipes, Hydrants
iii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa,
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Jurusan Teknik Sipil
bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
dan kepada :
2. Ibu Dr. Maria Veronica Irene Herdjiono, SE., M.Si selaku Wakil Rektor I
Universitas Musamus.
Musamus.
Musamus.
Teknik.Universitas Musamus.
iv
7. Bapak Budi Doloksaribu, S.T., M.Eng selaku Ketua Jurusan Teknik Sipi
Universitas Musamus.
10. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Musamus yang telah memberikan bekal
11. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang telah banyak memberikan doa,
motivasi serta dukungan kepada penulis secara moril maupun material hingga
12. Teman – teman Jurusan Teknik Sipil khususnya angkatan 2015 Universitas
ini, maka sangat diharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi yang
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................ii
ABSTRAK .....................................................................................................iii
KATA PENGANTAR................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
vi
2.1.1 Penelitian Terdahulu...............................................................................6
2.3.1 Hujan.....................................................................................................23
vii
2.6.2 Sistem Saluran Tertutup........................................................................34
Metode 50
viii
4.3 Analisa Kebutuhan Air....................................................................................58
Penampung Awal.................................................................................................71
4.5 Pembahasan......................................................................................................87
BAB V PENUTUP 88
5.1 Kesimpulan......................................................................................................88
5.2 Saran................................................................................................................89
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................90
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 3 Standart Kebutuhan Air Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Kota dan
Jumlah Penduduk...................................................................................................17
Tabel 4. 4 Curah Hujan Rencana Periode Ulang T Tahun dengan Metode Gumbel
................................................................................................................................47
Metode Aritmatik...................................................................................................51
x
Tabel 4. 8 Perhitungan Mundur Jumlah Penduduk Kampung Toray Dengan
Metode Geometrik.................................................................................................52
................................................................................................................................54
Tabel 4. 21 Kehilangan Air untuk Kampung Toray dari Tahun 2020 - 2040........66
Tabel 4. 22 Kebutuhan Total Air untuk Kampung Toray dari Tahun 2020 - 2040
................................................................................................................................67
Jam Puncak............................................................................................................69
xi
Tabel 4. 26 Perhitungan waktu Pemompaan ke Hidran Umum untuk melayani
masyarakat.............................................................................................................80
xii
DAFTAR GAMBAR
Sistem Gravitasi.....................................................................................................32
xiii
DAFTAR SIMBOL DAN NOTASI
a = Konstanta
C = koefisien pengaliran
Ck = Koefisien Kurtosis
Cs = Koefisien Skewness
Cv = Koefisien Kemencengan
n = Jangka waktu
xiv
Qhari maks = kebutuhan air maksimum pada suatu hari (liter/detik)
Qhari puncak = kebutuhan air maksimum pada saat tertentu dalam sehari
(liter/detik)
𝑡 = Jumlah tahun -1
X = Variabel Independen
Yn = reduced mean
Y Tr = Reduced variate
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Air merupakan kebutuhan dasar manusia, dimana air yang digunakan harus
memenuhi syarat dari segi kualitas dan kuantitasnya. Untuk memenuhi kebutuhan
memerlukan air.
rumah tangga tetapi juga untuk sarana umum, sosial dan ekonomi sesuai dengan
yang belum dapat memenuhi kebutuhan air, sehingga sangat diperlukan adanya
sistem penyediaan kebutuhan air. Sistem penyediaan kebutuhan air sangat penting
dalam upaya pemenuhan kebutuhan air dan mengurangi resiko penyakit akibat air
Hal utama dalam penyediaan kebutuhan air adalah sistem jaringan pipa,
yaitu jaringan yang digunakan untuk menyalurkan air kepada masyarakat. Aliran
1
1.2 Identifikasi Masalah
Merauke yang berbatasan langsung dengan Kali Maro yang menjadi salah satu
sumber air yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Selain
sumber air dari kali maro, masyarakat toray mendapatkan sumber air dari sumur
Dimana kondisi sumur yang ada di Kampung Toray mengikuti pasang surut
Kali Maro dan mengikuti musim (kemarau dan penghujan). Ketika air surut dan
kemarau maka volume air dalam sumur akan berkurang, sebaliknya bila air
pasang dan ditambah pada musim penghujan maka volume air akan bertambah.
Pada kondisi saat ini (musim kemarau) volume sumur yang dimiliki masyarakat
Maro dengan jarak yang cukup jauh dari perumuhan masyarakat dengan kondisi
jalan yang cukup terjal dikarenakan adanya perbedaan elevasi tanah yang cukup
merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan air di wilayah ini dengan
2
1.3 Rumusan Masalah
masyarakat di Kampung Toray mulai tahun 2020 sampai tahun 2040 sesuai
perencanaan ?
3
1.6 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
kebutuhan air.
BAB : I Pendahuluan
4
BAB : III Metodologi Penelitian
Pada bab ini membahas tentang hasil dan pembahasan penelitian yang
BAB : V Penutup
5
BAB II
Suluhan terdapat sumur namun pada musim kemarau sumur warga mengalami
kekeringan, di Desa Suluhan terdapat sumber mata air yang bisa digunakan
jumlah kebutuhan air yang diperlukan dengan debit mata air sebesar 0,486 lt/dtk.
Air yang didapatkan dari mata air kemudian di pompa ke reservoir distribusi
Winangon sangat diperlukan dan perencanaan ini untuk memenuhi kebutuhan air
di tiga desa, untuk perencanaan penyediaan air bersih yang perlu diperhitungkan
awal adalah jumlah penduduk dan jumlah kebutuhan air. Air yang digunakan
untuk perencanaan penyediaan air bersih ini adalah mata air umbulan setelah
6
semua diperhitungkan maka sumber mata air umbulan dapat digunakan untuk
penyediaan air bersih hal ini yang membuat masyarakat sulit mendapatkan air
yang ada namun jika musim panas datang sumur masyarakat mengalami
merencanakan sistem penyediaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan air hingga
tahun 2025, hasil survey dan analisis menunjukan jumlah penduduk adalah 2095
dengan jumlah kebutuhan air 1,75 ltr/dtk. Sumber air berasal dari mata air
limpangon dengan debit ± 3,47 ltr/dtk dengan begitu kebutuhan air di Desa
7
Tabel 2. 1 Matriks Tinjauan Pustaka
Penyediaan Air Bersih Hendratta debit mata air sebesar 0,486 liter/detik dan penduduk, jenis pipa, ketersediaan air, desain perpipaan
Di Desa Suluun Satu predeksi jumlah penduduk Desa Suluun Satu hidran umum menggunakan software.
2 Studi Perencanaan Cahyo Adhi Dari penelitian ini didapatkan jumlah Analisis pertumbuhan Analisis ketersediaan air, analisis
8
Sistem Penyediaan Air Heryono kebutuhan air bersih sebesar 451.504 penduduk, analisis pemilihan pompa, perencanaan
Bersih Untuk Desa liter/hari sedangkan jumlah debit mata air kebutuhan air pompa.
9
3 Perencanaan Sistem Anastasya F. Dari hasil penelitian didapatkan proyeksi Analisis pertumbuhan Analisis ketersediaan air, kran
Penyediaan Air Bersih Makawimbang jumlah penduduk hingga tahun 2025 adalah penduduk, jenis pipa, umum, sistem penyediaan kebutuhan
Di Desa Soyowan 2095 jiwa dengan jumlah kebutuhan air bersih analisis kebutuhan air air.
secara gravitasi.
10
2.2 Landasan Teori
kebutuhan sehari – hari masyarakat lebih sering menggunakan air. Kebutuhan air
domestik, non domestik, industri, dan pelayanan umum menjadi hal yang utama
Penggunaan air pada suatu daerah sering diasumsikan kepada fungsi dari
daerah tersebut, baik itu dari daerah industri, pertokoan maupun pemukiman dan
kelamin) di masa yang akan datang didasarkan pada asumsi perkembangan laju
komponen inilah yang menentukan besarnya jumlah penduduk di masa yang akan
komponen yang lain sangat di perlukan pada masa yang akan datang. Data
penduduk yang dapat digunakan untuk keperluan proyeksi berasal dari sensus
penduduk (SP) yang diselenggarakan pada tahun yang berakhir “0” dan survei
antar sensus (SUPAS) pada tahun yang berakhir “S”[4]. Ada 2 macam
penduduk.
1. Metode Arithmatik
waktu yang pendek dan sama dengan kurun waktu perolahan data.
Pn = P0 ( 1 + r.n ) (2.1)
( )
( )
P2
−1
P1
r =
n (2.2)
Keterangan :
n = Jangka waktu
12
2. Metode Geometrik
Pn = P0 x (1 + r)^n (2.3)
( )
1 /t
P2
r= −1
P1 (2.4)
Keterangan :
𝑡 = Jumlah tahun -1
𝑛 = Jangka waktu
sumbu Y dan sumbu X dimana Y adalah jumlah penduduk dan X adalah tahunnya
dengan cara menarik garis linier antara data – data tersebut dan meminimumkan
jumlah pangkat dua dari masing – masing penyimpangan jarak data – data dengan
Ŷ=a+b (2.5)
13
Keterangan :
X = Variabel Independen
a = Konstanta
∑ y. ∑ x 2−∑ x. ∑ y
n. ∑ x2 −(∑ x)2
a= (2.6)
n. ∑ xy−∑ x . ∑ y
n. ∑ x 2 −( ∑ x)2 (2.7)
b=
a. Standar Deviasi
S= √ ∑ ( Xi− X )2
n untuk n = 20 (2.8)
Air yang di gunakan untuk keperluan rumah tangga di sebut air domestik.
Kebutuhan domestik biasanya berasal dari data penduduk, pola kebiasaan dan
14
dengan adanya perkembangan sosial ekonomi yang membuat peningkatan
dengan standar yang biasa digunakan serta kriteria pelayanan berdasarkan pada
Qd = Y x Sd (2.9)
Keterangan :
15
Tabel 2. 2 Kriteria Perencanaan Sektor Air Bersih
16
Tabel 2. 3 Standart Kebutuhan Air Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Kota dan
Jumlah Penduduk
No Uraian Kriteria
1 Periode Perencanaan 10 tahun
2 Aliran Maksimum SR 90 1/hari
3 Aliran Maksimum HU/KU 3000 1/hari
4 Jam Operasi 12 jam/hari
5 Pelayanan SR 10 orang/unit
6 Pelayanan HU/KU 100 orang/unit
17
11 Lingkup Pelayanan 60 - 80%
12 Sambungan Rumah (SR) 90 1/orang/hari
13 Hidran Umum (HU) 30 1/orang/hari
Sumber : Lambertus Tanudjajaj, 2011
SPABP Keterangan
Periode desain 5 - 10 tahun
Faktor jam puncak 1.2
Faktor hari maksimum 1.1
Faktor kehilangan air 15%
Kran Umum atau Hidran dari total kebutuhan air
Umum Pelayanan 30 - 60 1/hari/jiwa
Jarak minimum penempatan
minimal 200 meter
Cakupan pelayanan 60 -
100% jumlah penduduk
Sumber : Petunjuk Praktis Perencanaan Pembangunan Sistem Penyediaan Air
Bersih Pedesaan, 2006
Non Revenue Water (NRW) atau biasa disebut juga Unacounted For Water
(UFW) sering disebut juga kehilangan air perpipaan, biasanya komponen air yang
dipakai konsumen tidak masuk dalam tagihan dan biasanya dibiarkan saja karena
jumlahnya tidak terlalu besar. Air yang terbuang karena kesalahan pengelola atau
karena faktor lain dan tidak menjadi keuntungan untuk pengelola disebut sebagai
“Kebocoran”. Jumlah air yang disediakan dengan air yang dipakai tidak sama
disebut kehilangan air, dalam setiap pengelolan penyaluran air pasti selalu ada
kehilangan air. Angka presentasi untuk perencanaan kehilangan air pada pedesaan
18
yaitu sebesar 15% dari kebutuhan total dan jumlah kebutuhan domestik ditambah
dengan kebutuhan non domestik di sebut kebutuhan rata – rata. (Pedoman Teknis
Air Bersih IKK Pedesaan, 1990) Rumus yang dipakai untuk menghitung debit
Keterangan :
kebocoran yang terjadi dan setiap tempat distribusi kebutuhan airnya harus
berikut:
Dalam kehilangan air percuma diharapkan dan diusahakan untuk hal tersebut
tak terjadi dengan cara menggunakan dan mengelola fasilitas air secara baik
aspek kehilangan air percuma. Kehilangan air percuma dibagi menjadi dua
19
yaitu Leakage dan Wastage. Pengelolaan komponen fasilitas yang tidak
kehilangan air rencana direncanakan sebesar 15% sampai 25% dari total
kebutuhan air domestik. Dari kebutuhan total kehilangan air di ambil sebesar
20%.
Kehilangan air pada sistem distribusi air bersih dapat di bagi menjadi 2
jenis, adalah:
Diakibatkan oleh kerusakan pipa, pengerjaan yang tidak bagus, pipa yang tidak
b. Memelihara jaringan dengan tidak benar, mencatat meter air dengan tidak
20
c. Penggunaan air oleh konsumen yang tidak benar dan pemeliharaan jaringan,
mencatat meter air yang tidak benar, kondisi tanah yang tidak menjamin
Diakibatkan oleh keadaan meter air yang tidak bagus, keadaan meter air yang
tidak benar membuat sulit untuk dibaca, pengerjaan prosedur yang tidak benar,
kontrol tekanan, pembuatan zona yang bisa diamankan serta pengaduan dari
Konsumen yang menggunakan air dari waktu ke waktu dalam jangka waktu
setiap hari disebut Fluktuasi Air. Biasanya air yang digunakan lebih kecil dari
kebutuhan total dan sebaliknya air yang digunakan lebih besar dari kebutuhan
21
total atau biasanya juga sama dengan kebutuhan total. Fluktuasi pelayanan air
Penggunaan air maksimum dengan penggunaan air rata – rata harian selama
Penggunaan air jam terbesar dengan penggunan air rata – rata maksimum
Keterangan :
Qhari puncak = kebutuhan air maksimum pada saat tertentu dalam sehari
(liter/detik)
Faktor
Kategori Faktor Puncak
Jumlah Penduduk Maksimum
Kota
(fm) (fg)
Desa < 20.000 1,1 1,5
Kecil 20.000 - 100.000 1,1 1,5
22
Sedang 100.000 - 500.000 1,1 1,5
Besar 500.000 - 1.000.000 1,1 1,5
Metro > 1.000.000 1,1 1,5
Sumber : DPU Cipta Karya, 1998
Jumlah kebutuhan air baik domestik dan non domestik ditambah kehilangan
air disebut kebutuhan air total. (Pedoman Teknis Air Bersih IKK Pedesaan, 1990).
Qt = Qd + Qn + Qa (2.13)
Keterangan :
Ilmu yang mempelajari tentang kuantitas dan kualitas air pada ruang dan
waktu yang terjadi di bumi serta ilmu yang mempelajari tentang pergerakan dan
sendiri merupakan suatu proses perputaran air yang ada di bumi dan mengalami
proses secara terus menerus sepanjang waktu. Debit air di bumi akan tetap jumlah
23
2.3.1 Hujan
Uap air yang berada pada atmosfer mengalami presipitasi di alam yang
biasa disebut dengan hujan. Salju dan es merupakan salah satu bentuk dan jenis
dari hujan. Banyaknya jumlah dan bentuk hujan disebabkan keadaan iklim seperti
suhu, angin serta tekanan udara. Uap – uap air pada permukaan selanjutnya naik
berubahnya uap air menjadi butiran air serta bentuk lain yaitu salju sehingga turun
analisis frekuensi data hidrologi. Besar kemungkinan suatu besaran hujan yang
disamai atau dilampaui disebut dengan frekuensi hujan sebaliknya kata ulang
(return period) merupakan waktu hipotenik hujan dengan suatu besaran tertentu
yaitu :
Pada data maksimum dan perhitungan analisa frekuensi curah hujan lebih
akurasinya.
24
Persamaan umum yang digunakan dalam analisa ferekuensi dengan metode
X tr = X +
( Y tr −Y n
Sn
×S
) (2.14)
Keterangan :
Yn = reduced mean
Y Tr = Reduced variate
N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0,495 0,499 0,503 0,507 0,510 0,512 0,515 0,518 0,520 0,522
10
2 6 5 0 0 8 7 1 2 0
0,523 0,525 0,526 0,528 0,529 0,530 0,532 0,533 0,534 0,535
20
6 2 8 3 6 9 0 2 3 3
0,536 0,537 0,538 0,538 0,839 0.540 0,541 0,541 0,542 0,543
30
2 1 0 8 6 3 0 8 4 6
0,543 0,544 0,544 0,545 0,545 0,546 0,546 0,547 0,547 0,548
40
6 2 8 3 8 3 8 3 7 1
0,548 0,548 0,549 0,549 0,550 0,550 0,550 0,551 0,551 0,551
50
5 9 3 7 1 4 8 1 5 8
0,552 0,552 0,552 0,553 0,553 0,553 0,553 0,554 0,554 0,554
60
1 4 7 0 3 5 8 3 0 5
0,554 0,555 0,555 0,555 0,555 0,555 0,556 0,556 0,556 0,556
70
8 0 2 5 7 9 1 5 3 7
0,556 0,557 0,557 0,557 0,557 0,557 0,558 0,558 0,558 0,558
80
9 0 2 4 6 8 0 1 3 5
25
0,558 0,558 0,559 0,559 0,559 0,559 0,559 0,559 0,559 0,559
90
6 7 1 1 2 3 5 6 8 9
10 0,560 0,560 0,560 0,560 0,560 0,560 0,560 0,560 0,561 0,561
0 0 2 4 4 6 7 8 8 0 1
Sumber : suripin, (2004:51)
N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0,949 0,997 1,031
10 0,9676 0,9833 1,0095 1,0206 1,0411 1,0493 1,0565
6 1 6
1,062 1,081 1,096
20 1,0696 1,0754 1,0864 1,0915 1,1004 1,1047 1,1080
8 1 1
1,112 1,122 1,131
30 1,1159 1,1193 1,1255 1,1285 1,1339 1,1368 1,1388
4 6 3
1,141 1,148 1,153
40 1,1436 1,1458 1,1499 1,1519 1,1557 1,1574 1,1590
3 0 8
1,160 1,165 1,169
50 1,1623 1,1638 1,1667 1,1681 1,1708 1,1721 1,1734
7 8 6
1,174 1,178 1,181
60 1,1759 1,1770 1,1793 1,1803 1,1824 1,1834 1,1844
7 2 4
1,185 1,188 1,190
70 1,1863 1,1873 1,1890 1,1898 1,1915 1,1923 1,1930
4 1 6
1,193 1,195 1,198
80 1,1945 1,1953 1,1967 1,1973 1,1987 1,1994 1,2001
8 9 0
1,200 1,202 1,204
90 1,2013 1,2020 1,2032 1,2038 1,2049 1,2055 1,2060
7 6 4
100 1,206 1,2069 1,2073 1,207 1,2081 1,2084 1,208 1,2090 1,2093 1,2096
26
5 7 7
Sumber : suripin, (2004:52)
X=
∑x
n (2.15)
S=
√ ∑ ( Xi− X )2
n−1 (2.16)
S
Cv=
X (2.17)
27
n×∑ ( Xi− X )
3
Cs=
(n−1)(n−2 )×S 3 (2.18)
n ×∑ ( Xi−X )
2 4
Ck=
(n−1)(n−2)(n−3)×S 4 (2.19)
Keterangan :
penting. Laju infiltrasi tanah ataupun presentasi lahan yang kedap air, kemiringan
suatu lahan, tanaman yang menutup tanah dan intensitas hujan merupakan faktor –
faktor yang dapat mempengaruhi nilai koefisien aliran permukaan. Berikut ini
merupakan tabel koefisien aliran permukaan dengan metode rasional dapat dilihat
28
10 - 30% 0,50 0,70 0,80
Sumber : Bambang, T (2008)
Koefisien
Koefisien Daerah Pengaliran
Pengaliran (C)
Pemukiman 0,40 - 0,60
Daerah pegunungan berlereng terjal 0,75 - 0,90
Daerah perbukitan 0,70 - 0,80
Tanah bergelombang dan bersemak -
semak 0,50 - 0,75
Tanah dataran yang digarap 0,45 - 0,65
Persawahan irigasi 0,70 - 0,80
Sungai didaerah pegunungan 0,75 - 0,85
Sungai kecil didataran 0,45 - 0,75
Sungai besar dengan wilayah pengaliran
lebih dari seperduanya terdiri dari dataran 0,50 - 0,75
Sumber : Bambang, T (2008)
Intensitas hujan diperoleh dengan cara melakukan analisis data hujan baik
secara statistik maupun empiris. Intensitas hujan ialah ketinggian hujan yang
terjadi pada suatu kurun waktu air hujan terkonsentrasi. Apabila data hujan jangka
pendek tidak tersedia yang ada hanya data hujan harian maka intensitas hujan
R 24 24 2
I=
24 t ( ) 3
(2.20)
Keterangan :
29
R24 = Curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm)
Untuk memperkirakan besarnya air larian puncak (peak runoff, Qp) metode
rasional adalah salah satu metode teknik yang dianggap baik dan metode ini
rasional digunakan untuk menghitung dan menentukan nilai dari debit rencana
Keterangan :
C = koefisien pengaliran
Suatu sistem penyedia air yang meliputi sistem pengembilan air baku
disebut sistem penyediaan kebutuhan air. Ketika tekanan terjadi saat proses
pengolahan air menuju tempat menampung air dan penyaluran air terjadi semua
menjadi dua yaitu sistem individual dan sistem komunal. Dua sistem ini masih
30
Untuk memenuhi kebutuhan air dengan cara sendiri biasa dikenal dengan
distribusi disebut sistem transmisi air. Untuk menentukan sistem transmisi air ada
beberapa kriteria yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut (Ahmad, A. dkk,
1980).[10]
1. Sisa tekanan minimum yang harus tersedia 10 mka (meter kolom air).
Fungsi dari sistem transmisi adalah untuk mengaliri air dari sumber air
telah disediakan. Air yang mengalir dari sumber air, itu tergantung dari lokasi
sumber air berada. Untuk menyalurkan air ada beberapa sistem transmisi:
1. Sistem Gravitasi
Perbedaan elevasi tempat sumber air dengan reservoir menyebabkan air yang
2. Sistem Pompa
31
Karena tidak adanya perbedaan elevasi dari lokasi sumber air ke reservoir
untuk mengaliri air maka sistem pompa sangat baik digunakan untuk keadaan
seperti ini karena prinsip sistem pompa adalah agar aliran bisa sampai ke
3. Sistem Gabungan
32
2.5.2 Sistem Distribusi Air
konsumen disebut sistem distribusi air. Untuk perencanaan sistem distribusi air
1. Wilayah dan jumlah penduduk serta sarana yang disanggupi meliputi wilayah
3. Pola jaringan dan sistem aliran ditentukan dengan melihat kondisi topografi.
1. Sistem Tower
yang sudah ada di setiap rumah disebut sistem tower. Tower yang biasa
tanah atau dipasang tinggi dari permukaan tanah, sistem yang digunakan
Pembagian air melalui pipa kepada konsumen disebut sistem pipa distribusi.
33
2.5.3 Sistem Pengaliran
pada sistem pengaliran. Sistem pengaliran air tidak bisa terlepas dari aliran
gravitasi dan aliran pemompaan. Jika tekanan air pada titik terdalam masih cukup
untuk konsumen berarti sistem pengaliran yang digunakan yaitu secara gravitasi
sebaliknya jika konsumen tidak mendapatkan air yang cukup maka harus
Ketika reservoir dan sumber air bisa mencapai tinggi minimum 10 mka maka
Tekanan pada pompa disesuaikan dengan tekanan minimum pada titik terjauh
Dengan tinggi reservoir air dapat dialirkan dengan sistem pemompaan. Sistem
34
2.6 Sistem Saluran Air
Sistem pengaliran ini terjadi secara gravitasi yang bekerja pada tekanan
atmosfer dan digunakan untuk air baku. Karena saluran ini terbuka sering terjadi
Air yang distribusikan dengan melalui pipa distribusi disebut sistem saluran
saluran tertutup disebut juga sistem saluran tertutup dan dapat disamakan dengan
sistem perpipaan.
1. Sistem Perpipaan
35
Gambar 2. 3 Penyediaan Air Dengan Menggunakan Sistem Pompa
Jika A dan B tidak mengeluarkan air maka : QA = QB. Nilai hf yang melalui
pipa 1 sama dengan hf yang melalui pipa 2 sama saja seperti total kehilangan
sistem perpipaan. Kecepatan aliran dalam pipa transmisi berkisar antara 0,6
m/dt – 4,0 m/dt sedangkan pada pipa distribusi 0,3 – 2,0 m/dt.
Untuk nilai faktor C bervariasi pada perhitungan hidrolis dilihat dari kondisi
Bahan Pipa C
Poly Vinil Chloride (PVC) 120-140
Asbes Cement 120
High Density Poly Ethylene (HDPE) 130
Medium Density Poly Ethylene (HDPE) 130
Ductile Cast Iron Pipe (DCIP) 110
Besi tuang Cast Iron (CIP) 110
Galvanized Iron Pipe (GIP) 110
Steel Pipe (Pipa Baja) 110
Sumber : Bhaskoro,2007
36
Gesekan air pada pipa mengakibatkan kehilangan tekanan dalam pipa baik
pada pipa lurus maupun pipa membelok disebut mayor losses[11]. Kehilangan
tekanan dapat dihitung dengan beberapa teori dan persamaan yang umumnya
hf
S = L (2.23)
1,852
10 , 67 xQ
1 , 852 4 , 8704
xL
Hf = chw xD (2.24)
Keterangan :
2. Minor Losses
pada dalam pipa disebut minor losses. Kehilangan tekanan terjadi karena
37
– gelembung air. Faktor penyebab kehilangan tekanan diantaranya adalah
penyempitan maupun pelebaran mendadak pada pipa belokan pada pipa, dan
bentuk sambungan. Pada pipa pendek hal ini menjadi cukup penting sedangkan
(L/D>>1000).
BAB III
METODE PENELITIAN
yaitu metode yang dilakukan dengan cara pengumpulan data primer ataupun
38
sekunder kemudian dilakukan perhitungan dan penjabaran dari hasil data yang
didapat.
Distrik Sota Kabupaten Merauke. Secara geografis Kampung Toray terletak pada
bahan teori penelitian serta langkah – langkah penelitian yang berkaitan dengan
sistem penyediaan kebutuhan air serta referensi tentang kebutuhan air dan
39
3.4 Pengumpulan Data
Data yang pakai untuk penelitian ini adalah data primer yang di dapatkan
dari tinjauan ke tempat penelitian langsung dan data sekunder di dapatkan dari
instansi pemerintah.
a. Data Primer
a. Observasi Lapangan
b. Data Sukender
a. Peta Lokasi
penduduk dan ketersediaan air digunakan untuk analis kebutuhan air serta
Untuk mengetahui debit sumber air di Kali Maro digunakan Cathment Area
yang di ambil melalui Google Earth dan menggunakan Data Curah Hujan dari
BMKG.
40
Survey dilakukan dengan wawancara kepada masyarakat sekitar dan
Untuk mendapatkan sumber mata air yang layak dan dapat memenuhi jumlah
Bangunan penangkap mata air digunakan juga untuk melindungi mata air dan
d. Hidran Umum
Hidran Umum adalah tempat memperoleh air dalam jumlah tertentu dan
41
3.6 Bagan Alir Penelitian
Mulai
Studi Literatur
Pengumpulan Data
42
BAB IV
43
4.1 Analisa Ketersediaan Air
Dari hasil survey di Kampung Toray dengan melihat kondisi Kali Maro
yang tidak bisa dilakukan pengukuran secara langsung untuk mendapatkan debit
air kali Maro dikarenakan kondisi Kali Maro yang luas. Maka diperhitungkan
dengan menggunakan Cathment Area dan data curah hujan dengan menggunakan
metode rasional. Dan untuk penggunaan air Kali Maro sendiri hanya di
peruntukan untuk keperluan rumah tangga seperti mandi, mencuci dan sanitasi.
Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan 10 tahun terakhir
44
Merauke. Untuk perhitungan rencana ini menggunakan Metode Gumbel karena
skwennes) atau CS = 1.139 dan koefisien (Coeficient Curtosis) atau CK < 4.002.
Untuk data curah hujan maksimum 10 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 4.1.
Setelah didapat curah hujan maksimum maka dilakukan analisis curah hujan
rencana menggunakan metode gumbel dan dapat dilihat pada tabel 4.2.
Curah
No Tahun Xi - X (Xi-X)² (Xi-X)³ (Xi-X)⁴
Hujan (Xi)
1 2010 610,0 114,09 13016,53 1485055,69 169430003,78
45
2 2011 530,2 34,29 1175,80 40318,32 1382515,28
3 2012 525,9 29,99 899,40 26973,01 808920,54
4 2013 574,0 78,09 6098,05 476196,58 37186190,63
5 2014 482,7 -13,21 174,50 -2305,20 30451,68
6 2015 327,0 -168,91 28530,59 -4819101,64 813994457,33
7 2016 428,9 -67,01 4490,34 -300897,69 20163154,21
8 2017 480,8 -15,11 228,31 -3449,80 52126,42
9 2018 356,6 -139,31 19407,28 -2703627,63 376642365,62
10 2019 643,0 147,09 21635,47 3182361,00 468093479,91
n = 10 Jumlah 4959,1 0,00 95656,27 -2618477,35 1887783665,40
(Sumber : Perhitungan Excel)
Berdasarkan hasil analisis data curah hujan rencana pada tabel 4.2 maka
X=
∑ x = 4959 ,1 =495 , 91
n 10 mm
√
n
∑ ( Xi− X )2
Sx=
i =1
n−1
=
√ 95656 ,27
10−1
=103 , 0944
S 103 ,0944
Cv= = =0 ,2078
X 495 , 91
n×∑ ( Xi− X )
3
10×(−2618477 , 35 )
Cs= 3
= =−0 , 3319
(n−1)(n−2 )×S 9×8×103 ,0944 3
46
5. Koefisien Kurtosis (Ck) dengan menggunakan persamaan 2.15
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 10 tahun dan untuk
menentukan nilai Yn, Sn dan Ytr untuk perhitungan periode ulang T dapat di lihat
Setelah didapatkan nilai Yn, Sn, dan Ytr pada tabel 4.3 maka dilakukan
1.
X 2 =495 , 91+ ( 0 ,3668−0 , 4952
0 , 9496
×103 , 09 )=481 , 9707
mm
2.
X 5 =495 ,91+ ( 1, 5004−0 , 4952
0 , 9496 )
×103 , 09 =605 , 0360
mm
3.
X 10=495 , 91+ ( 2 ,2510−0 , 4952
0 ,9496 )
×103 , 09 =686 , 5222
mm
4.
X 20=495 , 91+ ( 2 , 9709−0 , 4952
0 , 9496 )
×103 , 09 =764 ,6757
mm
47
Jadi besarnya curah hujan rencana periode ulang T tahun dengan metode
Tabel 4. 4 Curah Hujan Rencana Periode Ulang T Tahun dengan Metode Gumbel
waktu hujan yakni 5,10, 15, 20, 30, 60, 120, 240, 360, 720, 1440 menit. Untuk
dalam jam.
( ) =899 ,96
2
481 ,9707 24 3
I= ×
24 0 , 08 mm/jam
( ) =566 , 93
2
481 ,9707 24
I= × 3
24 0 , 16 mm/jam
48
( ) =421 ,04
2
481 ,9709 24 3
I= ×
24 0 , 25 mm/jam
Dikarenakan luas Kali Maro yang terdapat di Kampung Toray tidak bisa di
ukur secara langsung maka dengan itu digunakan luas cathment area yang didapat
dari Goggle Earth sebesar = 1,20 km2 dan untuk mendapatkan debit air sungai
49
Kali Maro yang terdapat di Kampung Toray merupakan daerah dekat
pemukiman (C1), memiliki jenis tanah lempung dan berada di daerah hutan
(C2). Untuk nilai koefisien aliran permukaan dapat dilihat pada tabel 2.10
Perhitungan koefisien C :
C = C1 + C2
= 0,40 + 0,40
= 0,80
Untuk perhitungan Intensitas Curah Hujan sendiri telah diketahui maka bisa
Diketahui :
Penyelesaian :
Q = 0,278 x C x I x A
= 8,503 m3/detik
= 8.503 liter/detik
Dari hasil survei dan mengambil data penduduk di Kampung Toray dari
tahun 2013 sampai 2020 di Badan Pusat Statistik Merauke maka pertumbuhan
50
penduduk di Kampung Toray dapat dihitung menggunakan metoda arithmatik,
depan. Untuk pertumbuhan penduduk pada setiap tahunnya dapat dilihat pada
tabel 4.6.
1. Metode Aritmatik
(( )
410 )
608
−1
r= =0 , 07 %
7
Pn = P0 ( 1 + r.n )
Pn = 410 ( 1 + 0,07 x 7 )
Pn = 610,9
51
Dari hasil perhitungan mundur jumlah penduduk kampung toray dengan
2. Metode Geometrik
Contoh perhitungan untuk tahun 2013 untuk rumusnya dapat dilihat pada
1
r= ( )
608 7
410
−1=0, 06 %
Pn = P0 x (1 + r)^n
Pn = 410 x ( 1 + 0,06)^7
Pn = 616,49
52
No Tahun N Jumlah Penduduk Geometrik
1 2013 7 410 616,49
2 2014 6 522 740,47
3 2015 5 543 726,66
4 2016 4 553 698,15
5 2017 3 564 671,73
6 2018 2 571 641,58
7 2019 1 576 610,56
8 2020 0 608 608
(Sumber : Hasil Perhitungan)
Sesuai dengan persamaan (2.5) maka perlu mencari nilai a dan b terlebih
(4347×204 )−(36×20437 )
a= =449 , 57
(8×204 )−(36 )2
53
2. Untuk mendapatkan nilai b dengan menggunakan persamaan (2.7) :
(8×20437 )−(36×4347 )
b= =20 ,84
(8×204 )−(36 )2
persamaan (2.5) :
Y = a + bx
Y = 449,57 + 20,84(7)
Y = 595,45
dengan menggunakan metode aritmatik, geometrik dan least square, maka setelah
54
perhitungan Standar Deviasi. Untuk rekapitulasi perhitungan proyeksi mundur
1. Metode Arithmatik
s=
√ ∑ ( 108252022, 3 ) =1300 , 55
8
standar deviasi sebesar 1300,55 dan dapat dilihat dalam tabel 4.12.
Jumlah
Tahun Arithmatik Yi - Ymean (Yi - Ymean)^2
Penduduk
2013 410 610,9 -3736,1 13958443,21
2014 522 741,24 -3605,76 13001505,18
2015 543 733,05 -3613,95 13060634,6
55
2016 553 707,84 -3639,16 13243485,51
2017 564 682,44 -3664,56 13428999,99
2018 571 650,94 -3696,06 13660859,52
2019 576 616,32 -3730,68 13917973,26
2020 608 608 -3739 13980121
Jumlah 4347 -
Ymean 4347 - 108252022,3
Standar Deviasi - - 1300,55
(Sumber :Perhitungan Excel)
2. Metode Geometrik
s=
√ ∑ ( 108523654 , 6 ) =1302 ,18
8
Jumlah
Tahun Geometrik Yi - Ymean (Yi - Ymean)^2
Penduduk
2013 410 616,48 -3730,511594 13916716,75
2014 522 740,46 -3606,533023 13007080,45
2015 543 726,65 -3620,343511 13106887,14
2016 553 698,14 -3648,850241 13314108,08
2017 564 671,73 -3675,266976 13507587,34
2018 571 641,57 -3705,4244 13730169,98
2019 576 610,56 -3736,44 13960983,87
2020 608 608 -3739 13980121
Jumlah 4347 -
Ymean 4347 - 108523654,6
Standar Deviasi - - 1302,18
(Sumber :Perhitungan Excel)
standar deviasi sebesar 1302,18 dan dapat dilihat dalam tabel 4.13.
56
3. Metode Least Square
s=
√ ∑ (117032030 , 9) =1352 , 27
8
Dari hasil perhitungan standar deviasi metode Least Square didapat nilai
standar deviasi sebesar 1352,27 dan dapat dilihat dalam tabel 4.14.
Jumlah
Tahun Last Square Yi - Ymean (Yi - Ymean)^2
Penduduk
2013 410 595,45 -3751,55 14074127,4
2014 522 574,61 -3772,39 14230926,31
2015 543 553,77 -3793,23 14388593,83
2016 553 532,93 -3814,07 14547129,96
2017 564 512,09 -3834,91 14706534,71
2018 571 491,25 -3855,75 14866808,06
2019 576 470,41 -3876,59 15027950,03
2020 608 449,57 -3897,43 15189960,6
Jumlah 4347 -
Ymean 4347 - 117032030,9
Standar Deviasi - - 1352,27
(Sumber :Perhitungan Excel)
untuk ketiga metode proyeksi, angka terkecil adalah hasil perhitungan proyeksi
57
untuk 20 tahun mendatang dipilih metode Arithmatik untuk tabel rekapitulasinya
Metode
No Uji Kesesuain
Arithmatik Geometrik Last Square
1 Standar Deviasi 1300,55 1302,18 1352,27
(Sumber :Perhitungan Excel)
Arithmatik:
Pn = Po ( 1 + r.n )
Pn = 608 ( 1 + 0.07 x 1 )
Pn = 650,6
tahun kedepan didapat jumlah penduduk pada tahun 2021 sebesar 651 jiwa dan
pada tahun 2040 sebesar 1459 jiwa. Untuk hasil proyeksi penduduk 20 tahun
58
4 2023 3 736
5 2024 4 778
6 2025 5 821
7 2026 6 863
8 2027 7 906
9 2028 8 948
10 2029 9 991
11 2030 10 1034
12 2031 11 1076
13 2032 12 1119
14 2033 13 1161
15 2034 14 1204
16 2035 15 1246
17 2036 16 1289
18 2037 17 1332
19 2038 18 1374
20 2039 19 1417
21 2040 20 1459
(Sumber :Perhitungan Excel)
pada tabel 2.5, Sambungan Rumah 60% dan hidran Umum 30% bisa dilihat pada
tabel 2.2
59
c) % Pelayanan untuk sambungan rumah = 60%
Sehingga
Dari hasil perhitungan cakupan pelayanan 90% pada tahun 2020 didapat
hasil sebesar 547 jiwa, untuk sambungan rumah 60% pada tahun 2020 didapat
sebesar 365 jiwa dan untuk hidran umum 30% pada tahun 2020 didapat sebesar
182 jiwa. Untuk hasil cakupan pelayanan kebutuhan domestik dari tahun 2020 –
Jumlah Cakupan SR HU
Tahun
Penduduk Pelayanan Sambungan Rumah Hidran Umum
% Jiwa % Jiwa % Jiwa
60
2020 608 100 608 60 365 30 182
2021 651 100 651 60 390 30 195
2022 693 100 693 60 416 30 208
2023 736 100 736 60 441 30 221
2024 778 100 778 60 467 30 233
2025 821 100 821 60 492 30 246
2026 863 100 863 60 518 30 259
2027 906 100 906 60 544 30 272
2028 948 100 948 60 569 30 285
2029 991 100 991 60 595 30 297
2030 1034 100 1034 60 620 30 310
2031 1076 100 1076 60 646 30 323
2032 1119 100 1119 60 671 30 336
2033 1161 100 1161 60 697 30 348
2034 1204 100 1204 60 722 30 361
2035 1246 100 1246 60 748 30 374
2036 1289 100 1289 60 773 30 387
2037 1332 100 1332 60 799 30 399
2038 1374 100 1374 60 824 30 412
2039 1417 100 1417 60 850 30 425
2040 1459 100 1459 60 876 30 438
(Sumber :Perhitungan Excel)
Untuk proyeksi jumlah penduduk dari tahun 2020 – 2040 dapat dilihat pada
tabel 4.16 dan untuk jumlah konsumsi air sambungan rumah dapat dilihat pada
61
tabel 2.2 Berikut ini perhitungan debit kebutuhan air sambungan rumah tahun
Sehingga
608×60
= 86400
= 0,422 liter/detik
Dari hasil analisis kebutuhan air untuk sambungan rumah pada tahun 2020
didapat debit sebesar 0,422 liter/detik dan pada tahun 2040 didapat debit sebesar
1,013 liter/detik. Untuk hasil perhitungan kebutuhan air untuk sambungan rumah
62
liter/orang/ Liter/
Jiwa Liter/hari
hari detik
0 2020 608 60 36480 0,422
1 2021 651 60 39034 0,452
2 2022 693 60 41587 0,481
3 2023 736 60 44141 0,511
4 2024 778 60 46694 0,540
5 2025 821 60 49248 0,570
6 2026 863 60 51802 0,600
7 2027 906 60 54355 0,629
8 2028 948 60 56909 0,659
9 2029 991 60 59462 0,688
10 2030 1034 60 62016 0,718
11 2031 1076 60 64570 0,747
12 2032 1119 60 67123 0,777
13 2033 1161 60 69677 0,806
14 2034 1204 60 72230 0,836
15 2035 1246 60 74784 0,866
16 2036 1289 60 77338 0,895
17 2037 1332 60 79891 0,925
18 2038 1374 60 82445 0,954
19 2039 1417 60 84998 0,984
20 2040 1459 60 87552 1,013
(Sumber :Perhitungan Excel)
Untuk proyeksi jumlah penduduk dapat dilihat pada tabel 4.16 dan untuk
jumlah konsumsi air hidran umum dapat dilihat pada tabel 2.2. Berikut ini
63
b) Standar pemakaian air = 30%
Sehingga
608×30
= 86400
= 0,211 liter/detik
Dari hasil analisis kebutuhan air untuk hidran umum pada tahun 2020
didapat debit sebesar 0,211 liter/detik dan pada tahun 2040 didapat debit sebesar
0,507 liter/detik. Untuk hasil perhitungan kebutuhan air untuk hidran umum tahun
64
Air Air
Jiwa liter/orang/hari liter/hari liter/detik m³/detik
0 2020 608 30 18240 0,211 0,00021
1 2021 651 30 19517 0,226 0,00023
2 2022 693 30 20794 0,241 0,00024
3 2023 736 30 22070 0,255 0,00026
4 2024 778 30 23347 0,270 0,00027
5 2025 821 30 24624 0,285 0,00029
6 2026 863 30 25901 0,300 0,00030
7 2027 906 30 27178 0,315 0,00031
8 2028 948 30 28454 0,329 0,00033
9 2029 991 30 29731 0,344 0,00034
10 2030 1034 30 31008 0,359 0,00036
11 2031 1076 30 32285 0,374 0,00037
12 2032 1119 30 33562 0,388 0,00039
13 2033 1161 30 34838 0,403 0,00040
14 2034 1204 30 36115 0,418 0,00042
15 2035 1246 30 37392 0,433 0,00043
16 2036 1289 30 38669 0,448 0,00045
17 2037 1332 30 39946 0,462 0,00046
18 2038 1374 30 41222 0,477 0,00048
19 2039 1417 30 42499 0,492 0,00049
20 2040 1459 30 43776 0,507 0,00051
(Sumber :Perhitungan Excel)
air pada perencanaan secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.20 :
65
Rumah Umum Total
liter/detik liter/detik liter/detik
0 2020 0,422 0,211 0,633
1 2021 0,452 0,226 0,678
2 2022 0,481 0,241 0,722
3 2023 0,511 0,255 0,766
4 2024 0,540 0,270 0,811
5 2025 0,570 0,285 0,855
6 2026 0,600 0,300 0,899
7 2027 0,629 0,315 0,944
8 2028 0,659 0,329 0,988
9 2029 0,688 0,344 1,032
10 2030 0,718 0,359 1,077
11 2031 0,747 0,374 1,121
12 2032 0,777 0,388 1,165
13 2033 0,806 0,403 1,210
14 2034 0,836 0,418 1,254
15 2035 0,866 0,433 1,298
16 2036 0,895 0,448 1,343
17 2037 0,925 0,462 1,387
18 2038 0,954 0,477 1,431
19 2039 0,984 0,492 1,476
20 2040 1,013 0,507 1,520
(Sumber :Perhitungan Excel)
kebutuhan air domestik adalah 1,077 liter/detik dan pada tahun 2040 meningkat
66
4.3.3 Kehilangan Air
besarnya kebocoran atau kehilangan air dari sistem. Berdasarkan Kriteria Desain
15% dapat dilihat pada tabel 2.5 dengan menggunakan persamaan (2.10), maka
hasil perhitungan kehilangan air setiap tahun dapat dilihat pada tabel 4.21.
Tabel 4. 21 Kehilangan Air untuk Kampung Toray dari Tahun 2020 - 2040
Kehilangan
n Tahun Debit Air Debit
15%
liter/detik liter/detik liter/detik
0 2020 0,633 15 0,095
1 2021 0,678 15 0,102
2 2022 0,722 15 0,108
3 2023 0,766 15 0,115
4 2024 0,811 15 0,122
5 2025 0,855 15 0,128
6 2026 0,899 15 0,135
7 2027 0,944 15 0,142
8 2028 0,988 15 0,148
9 2029 1,032 15 0,155
10 2030 1,077 15 0,162
11 2031 1,121 15 0,168
12 2032 1,165 15 0,175
13 2033 1,210 15 0,181
14 2034 1,254 15 0,188
15 2035 1,298 15 0,195
16 2036 1,343 15 0,201
17 2037 1,387 15 0,208
18 2038 1,431 15 0,215
19 2039 1,476 15 0,221
20 2040 1,520 15 0,228
(Sumber :Perhitungan Excel)
67
4.3.4 Kebutuhan Total Air
menggunakan persamaan (2.13). Dari hasil perhitungan kebutuhan total air pada
tahun 2020 didapat debit sebesar 0,728 liter/detik maka kebutuhan total kebutuhan
Air untuk Kampung Toray sampai dengan akhir tahun perencanaan tahun 2040
Tabel 4. 22 Kebutuhan Total Air untuk Kampung Toray dari Tahun 2020 - 2040
Kehilangan Kebutuha
Hidran
n Tahun Sambungan Air n Air
Umum
Rumah 15% Total
liter/detik liter/detik liter/detik liter/detik
0 2020 0,422 0,211 0,095 0,728
1 2021 0,452 0,226 0,102 0,779
2 2022 0,481 0,241 0,108 0,830
3 2023 0,511 0,255 0,115 0,881
4 2024 0,540 0,270 0,122 0,932
5 2025 0,570 0,285 0,128 0,983
6 2026 0,600 0,300 0,135 1,034
7 2027 0,629 0,315 0,142 1,085
8 2028 0,659 0,329 0,148 1,136
9 2029 0,688 0,344 0,155 1,187
10 2030 0,718 0,359 0,162 1,238
11 2031 0,747 0,374 0,168 1,289
12 2032 0,777 0,388 0,175 1,340
13 2033 0,806 0,403 0,181 1,391
14 2034 0,836 0,418 0,188 1,442
15 2035 0,866 0,433 0,195 1,493
16 2036 0,895 0,448 0,201 1,544
17 2037 0,925 0,462 0,208 1,595
18 2038 0,954 0,477 0,215 1,646
19 2039 0,984 0,492 0,221 1,697
20 2040 1,013 0,507 0,228 1,748
(Sumber :Perhitungan Excel)
68
4.3.5 Analisis Fluktuasi Air
factor pengali yaitu 1,1, kebutuhan air jam puncak adalah kebutuhan air pada jam
– jam tertentu dalam satu hari dimana kebutuhan air jam puncak dihitung
berdasarkan kebutuhan air total dikali faktor pengali 1,2. ( Petunjuk Praktiks
Berikut ini perhitungan debit kebutuhan air harian dan jam puncak untuk
Qm = 1,1 x Qt
= 0,801 liter/detik
Qp = 1,2 x Qt
= 0,874 liter/detik
69
Dari hasil perhitungan kebutuhan air harian maksimum didapat debit
sebesar 0,801 liter/detik dan kebutuhan air jam puncak didapat debit sebesar
0,874 liter/detik maka kebutuhan kebutuhan air harian maksimum dan kebutuhan
air jam puncak untuk Kampung Toray sampai dengan akhir tahun perencanaan
Kebutuhan
Kebutuhan
Tahun Jumlah Kebutuhan Air Air
Air Total
Penduduk Harian Maksimum Jam Puncak
Jiwa liter/detik liter/detik liter/detik
2020 608 0,728 0,801 0,874
2021 651 0,779 0,857 0,935
2022 693 0,830 0,913 0,996
2023 736 0,881 0,969 1,058
2024 778 0,932 1,025 1,119
2025 821 0,983 1,082 1,180
2026 863 1,034 1,138 1,241
2027 906 1,085 1,194 1,302
2028 948 1,136 1,250 1,363
2029 991 1,187 1,306 1,425
2030 1034 1,238 1,362 1,486
2031 1076 1,289 1,418 1,547
2032 1119 1,340 1,474 1,608
2033 1161 1,391 1,530 1,669
2034 1204 1,442 1,586 1,731
2035 1246 1,493 1,642 1,792
2036 1289 1,544 1,698 1,853
2037 1332 1,595 1,755 1,914
2038 1374 1,646 1,811 1,975
2039 1417 1,697 1,867 2,036
2040 1459 1,748 1,923 2,098
(Sumber :Perhitungan Excel)
70
4.4 Perencanaan Sistem Penyedian Kebutuhan Air
sebagai berikut :
1. Air yang diambil dari mata air dialirkan ke dalam bak penampung awal
penampung awal yaitu bangunan yang di gunakan untuk menampung air yang
diambil dari Kali Maro dengan sistem pompa, kemudian dari bangunan air yang
71
4.4.2 Perencanaan Sistem Jaringan Pompa Air Kali Maro ke Bak
Penampung Awal
Untuk menaikan air dari Kali Maro ke bak penampung air awal maka
1459 jiwa dengan kebutuhan air total sebesar 1,748 liter/detik atau 103,5142
liter/orang/hari ( untuk mencukupi kebutuhan 24 jam nya atau satu hari ). Jenis
pompa yang digunakan adalah pompa centrifugal, Pada zona dibuat bak
penampung air awal untuk meminimalisir besarnya head dan bangunan bak
= 151028,6768 liter/hari
= 151028,6768 / (24x3600)
= 1,748 liter/detik
= 60 m³ x 3 jam
= 180 m³/jam
72
Maka diperlukan waktu selama 3 jam untuk memenuhi bak penampung
= 13,984 liter/detik
Debit yang akan dialirkan ke bak penampung air awal distribusi sebesar
13,984 liter/detik dalam waktu pemompaan selama 3 jam. Dengan kapasitas pipa
a. Suction head
(dari ujung pipa inlet ke pompa ke pengambilan air baku (Kali Maro) )
= 0,013984 m³/detik
1 ,852
10 .67×0 , 013984
Hf = 1 ,852 ×10
130 ×0,127 4 , 8704 = 0,1106 m
73
Kebutuhan suction head = ΔH + Hf
= 3 + 0,1106
Hsection = 3,1106 m
b. Discharge head
= 0,013984 m³/detik
1 ,852
10 .67×0 ,013984
Hf = 1 ,852 ×5
130 ×0 ,127 4 ,8704 = 0,0553 m
= 2 + 0,0553
Hdischarge = 2,0553 m
= (3,1106 + 2,0553 )
= 5,1659 m
74
Dengan efisiensi pompa diambil 70% dari head yang akan digunakan.
≥ 4,4437 m
≥ 4,4437 + 3,1106
≥ 7,5543 m
≥ 2,9361 m
≥ 2,9361 + 2,0553
≥ 4,9914 m
digunakan untuk menampung air , kemudian dari bangunan air yang di buat ini
airnya dialirkan ke hidran umum dengan cara pemompaan. Dalam perencanaan ini
air dari Kali Maro akan ditampung ke bak penampung menuju reservoir distribusi
75
= 151028,6768 liter/hari
= 151,0286 m³/hari
Pemompaan direncanakan 3 jam dengan total debit 151,0286 m³/hari, suplai air
= 151,0286 / 3
= 50,3428 m³/hari
76
Berdasarkan grafik fluktasi kebutuhan air bersih dari DPU Ditjen Cipta
Karya Direktorat Air Bersih didapatkan nilai load faktor pada tabel 4.25 :
Rekapitulasi
Pemakaian Air
Presentasi
Jam Load Factor Bersih Tahun
Pemakaian Air
2040
(%)
77
Tabel 4. 25 Perhitungan Kapasitas Berguna Reservoir
Pemakaian Air
Jam Pemompaan Pemakaian Air Bersih Tahun
2040
m3 m3 m3
00.00 - 01.00 0 1,8894 -1,8894
01.00 - 02.00 0 2,3303 -4,2197
02.00 - 03.00 0 2,8341 -7,0539
03.00 - 04.00 0 4,0308 -11,0847
04.00 - 05.00 0 7,2428 -18,3275
05.00 - 06.00 0 8,8173 -27,1448
06.00 - 07.00 50,3428 9,6361 13,5619
07.00 - 08.00 50,3428 9,8250 54,0796
08.00 - 09.00 50,3428 8,8803 95,5421
09.00 - 10.00 0 8,6914 86,8507
10.00 - 11.00 0 7,9986 78,8521
11.00 - 12.00 0 7,5577 71,2944
12.00 - 13.00 0 7,1798 64,1145
13.00 - 14.00 0 7,3688 56,7457
14.00 - 15.00 0 7,4318 49,3140
15.00 - 16.00 0 7,6837 41,6303
16.00 - 17.00 0 8,2505 33,3798
17.00 - 18.00 0 8,6914 24,6884
18.00 - 19.00 0 7,8726 16,8157
19.00 - 20.00 0 6,1721 10,6436
20.00 - 21.00 0 3,9048 6,7388
21.00 - 22.00 0 2,8341 3,9046
22.00 - 23.00 0 2,3303 1,5743
23.00 - 24.00 0 1,5745 -0,0002
(Sumber :Perhitungan Excel)
78
d) Kapasitas berguna bak penampung = 27,1448 + 95,5421
= 122,6869 m³/hari
= 130 m³/hari
b. Lebar =4m
Jadi, Kapasitas reservoir sebesar 130 m³ untuk perencanaan gambar dapat di lihat
pada lampiran.
dibangun adalah standar sesuai Pedoman Perencanaan Air Bersih PU Cipta Karya.
Sesuai standar tersebut dicantumkan bahwa jumlah perhidran umum (HU) untuk
jumlah penduduk < 20.000 jiwa di daerah pedesaan adalah 100 – 200 jiwa/unit
79
Jumlah hidran umum = Jumlah penduduk / 100
= 1459 / 100
= 14,59 = 15 HU
= 0,139 liter/detik/HU
jiwa dengan kebutuhan air total sebesar 1,748 liter/detik atau 103,5142
= 151028,6768 liter/hari
= 151028,6768 / (24x3600)
= 1,748 liter/detik
80
3. Waktu pemompaan ke bak penampung air awal menggunakan pompa
= 60 m3 x 5 jam
= 300 m³/jam
Kapasitas
Waktu Debit yang
Pompa
(Jam) dihasilkan m³
m3/jam
60 1 60
60 2 120
60 3 180
60 4 240
60 5 300
60 6 360
60 7 420
60 8 480
60 9 540
60 10 600
60 11 660
60 12 720
60 13 780
60 14 840
60 14,15 849
60 14,3 858
60 14,5 870
60 14,75 885
60 15 900
Sumber :Perhitungan Excel)
81
Maka debit yang dipompa = 151028,6768 liter/hari / 18.000 detik
= 8,390 liter/detik
= 0,559 liter/detik
0,559 liter/detik dalam waktu pemompaan selama 5 jam. Dengan kapasitas pipa
a. Suction head
= 0,00839 m³/detik
1 ,852
10 .67×0 ,00839
Hf = 1 ,852 ×1
130 ×0 ,07624 , 8704 = 0,0516 m
82
Kebutuhan suction head = ΔH + Hf
= 1 + 0,0516
= 1,0516 m
b. Discharge head
= 0,00839 m³/detik
1 ,852
10 .67×0 , 00839
Hf = 1 ,852 ×81 , 2
130 ×0 , 07624 , 8704 = 4,1959 m
= 1 + 4,1959
= 5,1959 m
= ( 1,0516 + 5,1959 )
= 6,2475 m
83
Dengan efisiensi pompa diambil 70% dari head yang akan digunakan.
≥ 1,5022 m
≥ 1,5022 + 1,0516
≥ 2,5538 m
≥ 7,4227 m
≥ 7,4227 + 5,1959
≥ 12,6186 m
Pipa Transmisi air baku mulai dari bak penampung sampai ke reservoir
menggunakan pipa jenis HDPE. Pipa HDPE digunakan dari sumber air sampai ke
reservoir dikarenakan permukaan tanah yang tidak rata dan pipa HDPE memiliki
84
h=9,5−2=7,5 m
Q = 13,984 liter/detik = 0,013984 m³/detik
D = 5” = 0,127 m
L = 10 m
(2.23) :
hf 0 , 1105
S= = =0 , 01105
L 10
V =1 , 102m3 /dtk
h=5−2=3 m
D = 5” = 0,127 m
L = 305 m
85
Chw = 130 ( dapat dilihat pada tabel 2.12 )
(2.23) :
hf 2 , 985
S= = =0 , 01105
L 270
0 ,63 0 ,54
V =0 ,3545×130×0,127 ×0 ,01105
V =1 , 102m3 /dtk
Penyediaan Air Bersih Pedesaan, dengan jumlah perkran umum yaitu 100
orang/unit dapat dilihat pada tabel 2.2 dan untuk jumlah hidran umum di
Pipa distribusi utama mulai dari reservoir sampai ke konsumen menggunakan pipa
86
Pipa Distribusi dari Reservoir ke Hidran umum (HU 1 )
h=6−1,5=4,5 m
Q = 8,390 liter/detik = 0,00839 m³/detik
D = 3” = 0,0762 m
L = 81,2 m
(2.23) :
0 ,63 0 ,54
V =0 ,3545×Chw×D ×S
hf 4 ,1959
S= = =0 ,0516
L 81 , 2
0 ,63 0 ,54
V =0 ,3545×130×0,0762 ×0,0516
3
V =1 , 836 m /dtk
87
4.5 Pembahasan
arithmatik didapat jumlah penduduk Kampung Toray hingga tahun 2040 sebesar
1459 jiwa, untuk jumlah kebutuhan air di Kampung Toray sampai tahun 2040
didapat debit sebesar 1,748 liter/detik. Dan untuk analisis ketersediaan air dengan
menggunakan metode rasional debit Kali Maro didapat sebesar 8.503 liter/detik
maka dengan begitu ketersediaan air mampu mencukupi kebutuhan air masyarakat
sebanyak 180 m³/jam dan pemompaan air dilakukan setiap 3 jam dari jam 06.00 –
6,5m x 4m x 5m dan dapat menampung air sebanyak 130 m³/hari dan pengisian
air dalam reservoir dilakukan 5 jam dalam sehari untuk pompa digunakan pompa
dengan kapasitas 38 ltr/menit jadi total kapasitas 61 ltr/menit dan untuk pipa
transmisi 5” dan pipa distribusi 3” menggunakan jenis pipa HDPE. Kemudian air
yang tersebesar di Kampun Toray dengan kapasitas tiap hidran sebesar 0,559
liter/detik. Dan untuk kecepatan aliran Pipa Transmisi dari sumber air ke bak
reservoir sebesar 1,102 m³/detik dan untuk pipa distribusi dari reservoir ke hidran
88
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil analisis perhitungan jumlah kebutuhan air untuk Kampung Toray
sebanyak 1459 jiwa dan untuk ketersediaan air yang di ambil dari Kali Maro
air sebanyak 180 m³/jam dan pemompaan air dilakukan setiap 3 jam dari jam
dan pengisian air dalam reservoir dilakukan 5 jam dalam sehari untuk pompa
ltr/menit dan untuk pipa transmisi dan pipa distribusi menggunakan jenis pipa
89
5.2 Saran
2. Kualitas dan kuantitas sumber air menjadi sangat penting untuk diperhatikan
90
DAFTAR PUSTAKA
2017.
UDAYANA,” 2016.
91
[8] R. Y. Rottie et al., “PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR
akhir,” 2017.
92