SKRIPSI
Universitas Musamus
Merauke
Disusun Oleh :
MURNI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSAMUS
MERAUKE
2022
ABSTRAK
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat serta
meraih gelar Sarjana pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Musamus.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Pada kesempatan ini dengan segala
kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis menghaturkan terima kasih yang
sebesar-besarnya bagi semua pihak yang telah memberikan bantuan moril baik
langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai,
Musamus.
2. Ibu Dr. Maria Veronica Irene Herdjiono, S.E., M.Si. selaku Wakil Rektor
Musamus Merauke.
iii
4. Ibu Yosehi Mekiuw, S.P., M.sc. selaku Wakil Rektor III Universitas
Musamus Merauke.
7. Bapak Ir. Budi Doloksaribu, S.T., M.Eng. selaku Ketua Jurusan Teknik
Sipil yang telah banyak memberikan saran dan motivasi erta dorongan
kepada penulis.
ini.
9. Ibu Jeni Paresa, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
10. Ibu Dina L Pamuttu, S.T., M.T. Penguji I yang telah banyak memberikan
11. Bapak Yance Kakerissa, S.T., M.T. Penguji II yang telah banyak
12. Bapak Eko Budianto, S.T., M.T. Penguji III yang telah banyak
iv
13. Bapak dan Ibu Dosen Teknik Sipil yang telah memberikan ilmu dan
14. Yang tercinta kedua orang tua Alm bapak Ismail dan Ibu Asse, saudara,
serta sahabat yang telah banyak memberikan dukungan serta doa dalam
skripsi ini, maka sangat diharapkan kritikan dan saran yang sifatnya
khususnya bagi yang mempunyai judul skripsi yang berkaitan dengan Manfaat
Pipa Poros.
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................ix
DAFTAR TABEL.............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................2
vi
2.2.1 Analisa hidrologi..........................................................................8
2.2.3 Permeabilitas..............................................................................20
vii
4.1.7 Debit banjir..................................................................................50
4.3 Pembahasan......................................................................................57
BAB V PENUTUP.........................................................................................58
5.1 KESIMPULAN............................................................................58
5.2 SARAN........................................................................................58
Daftar pustaka.................................................................................................59
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 5 Analisis Data Curah Hujan Metode Log Person Type III..................40
x
DAFTAR SIMBOL DAN NOTASI
Dk = Derajat kebebasan
e = angka pori
H = Kedalaman Pipa(m)
i = kemiringan
sebaliknya).
n = koefisien gesekan
n = jumlah data
xi
P = Panjang Pipa (m)
p = porositas tanah
Q = Kapasitas Aliran(m²/jam)
S = Standar deviasi
α = Sudut Kemiringan
H = Kedalaman Pipa(m)
Log
ΧT = Nilai logaritmis hujan rencana dengan periode ulang T
xii
S Log X = Deviasi standar
n = Jumlah data
S = kemiringan medan
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
dipusat kota Merauke, yang mana kehadiran kapsul waktu ini diharapkan dapat
meresap air) dengan sistem drainase bawah permukaan. Untuk material yang
Pembuatan saluran pipa poros harus direncanakan dengan perhitungan yang baik
agar fungsi dari pipa poros dapat bekerja dengan baik. Fungsi dari pipa poros ini
adalah untuk menampung dan mengalirkan air hujan secara langsung dan
Pipa poros di desain lebih tahan beban tekanan dibandingkan pipa jenis
lainnya. Berat pipa poros yang ringan dapat memudahkan proses pengerjaan
dilapangan. Pipa ini juga tahan terhadap korosi, elastis, dan juga mampu
menahan kapasitas debit yang tinggi. Pipa poros ada dua jenis antara lain singel
wall dan doubel wall. Jenis pipa poros yang digunakan di Monumen Kapsul
Merauke adalah terdapatnya genganan saat hujan. Berkaitan dengan hal ini maka
penulis tertarik untuk meninjau manfaat pipa poros untuk Monumen Kapsul
lapangan. Dengan adanya saluran pipa poros diharapkan pada saat hujan terjadi,
saluran ini dapat mencegah banjir dan mempercepat resapan genangan air
3
1.4 Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
2. Pada penelitian ini yang ditinjau hanyalah pipa poros tidak meninjau kanal
4
BAB : I Pendahuluan
Pada bab ini menjelaskan hasil yang didapatkan dari hasil penelitian
BAB : V Penutup
5
BAB II
pada lapangan sepak bola Jember Sport Center(JSC)” Dari penelitian ini didapat
hasil perhitungan bahwa diameter pipa drain utama tidak dapat mengatasi
penelitian ini didapat hasil perhitungan besar debit aliran adalah 6,597 m3/det,
jarak antar pipa yang direncanakan ialah 1,7 meter dengan dimensi pipa
sebesar 6 cm, dan dimensi saluran pengumpul sebagai saluran outflow dengan
diameter 90 cm [7].
perhitungan curah hujan rancangan dengan kala ulang 10 tahun Metode Log
Pearson III didapat besarnya 116,0114 mm. Sistem drainase permukaan, terdapat
3 saluran utama, yaitu saluran I direncanakan dengan dimensi lebar = 0,3 m dan
6
tinggi = 0,7 m, saluran II direncanakan dengan dimensi lebar = 0,3 m dan tinggi
= 0,45 m, dan saluran III direncanakan dengan dimensi lebar = 1,5 m dan tinggi
= 1,5m. Dan saluran pembuang rencana hasil debit total yang masuk sebesar
tinggi = 1 m [8].
7
2.2 Landasan Teori
menurut ruang dan waktu termasuk sumber daya air dan siklus hidrologi baik
berupa cairan maupun gas. Siklus hidrologi sendiri merupakan suatu proses
perputaran dari sirkulasi air laut ke atmosfer kemudian ke bumi dan kembali lagi
macam bangunan air, seperti bangunan pengendali banjir dan persoalan drainase
di perlukan Analisa hidrologi khususnya masalah hujan sebagai sumber air yang
Data curah hujan yang digunakan untuk analisa hidrologi adalah yang
saluran drainase. Data curah hujan yang diperlukan yaitu data curah hujan harian
dalam analisis hidrologi adalah intensitas hujan yang tinggi pada suatu Kawasan
hunian yang kecil dapat mengakibatkan genangan pada jalan-jalan, karena
fasilitas drainase tidak didesain untuk mengalirkan air akibat intensitas hujan
yang tinggi[5].
2. Jenis distribusi
a. Distribusi Gumbel
b. Distribusi Normal
logaritmik varian X.
9
Berikut beberapa langkah parameter statistik yang berkaitan dengan
Χ=
∑ Χi
n (2.1)
S=
√ ∑ ( Χi− Χ )2
n−1
S
C v=
Χ (2.3)
n×∑ ( Xi− X )3
Cs=
( n−1)( n−2 )×S 3 (2.4)
n ×∑ ( Xi−X )
2 4
Ck=
(n−1)(n−2)(n−3)×S 4 (2.5)
Dimana :
10
3. Analisa frekuensi curah hujan
bertujuan untuk memperoleh besaran curah hujan rencana dengan periode ulang
tertentu.
a. Metode gumbel
Χ T =Χ + S×Κ (2.6)
(2.7)
Dengan :
S = Standar deviasi
11
b. Metode Normal
Metode normal merupakan Metode yang memiliki nilai rata-rata nol dan
Χ T =Χ + Κ T ×S (2.8)
Dimana;
S = Standar deviasi
Rumus yang digunakan dalam metode log normal adalah sebagai berikut:
Dimana:
Log
ΧT = Nilai logaritmis hujan rencana dengan periode ulang T
12
Log Χ T =Log Χ+ Κ T ×S Log Χ (2.10)
Dimana :
Log
ΧT = Nilai logaritmis hujan rencana dengan periode ulang T
No Distribusi Persyartan
1 Gumbel Cs = 1,14
Ck = 5,4
2 Normal Cs = 0
Ck = 3
3 Log Normal Cs = Cvᶟ + 3Cv
Ck = Cv⁸ + 6Cv⁶ +15Cv⁴ +16Cv² + 3
4 Log pearson type III Cs ≠ 0
Ck = 1,50Cs² + 3
Sumber : Bambang, T (2008)
13
5.2 Uji Kecocokan Metode
a. Uji Chi-kuadrat
mewakili Metode statistic sampel data yang dianalisis. Keputusan uji ini
2 2 2
menggunakan parameter Χ , Nilai Χ adalah nilai kuadrat karena itu nilai Χ
n Οi −Εi
Χ 2 =∑i=1
Εi (2.11)
Dengan:
2
Χ = Parameter chi-kuadrat terhitung
n = Jumlah data
chi square kritis paling kecil. Untuk suatu nilai nyata tertentu yang sering
Dk = K- (p + 1) (2.13)
Dengan :
14
n = jumlah data
Dk = Derajat kebebasan
distribusi yang mempunyai nilai maksimum terkecil dan lebih kecil dari nilai
2 2
Χ < Χ cr (2.14)
Dimana :
5. Waktu kosentrasi
air dari titik yang paling jauh pada daerah aliran ke titik control yang ditentukan
factor-faktor berikut :
15
Rumus yang digunakan dari Kirpich (1940) :
( )
0, 385
0 ,87×L
Tc = 1000×S (2.16)
Dengan :
S = kemiringan medan
6. Intensitas hujan
hujan baik secara statistik maupun empiris. Sifat umum hujan yaitu makin
besar periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya, jumlah hujan dinyatakan
R 24
( )
2/3
Ι= 24
24 t (2.17)
Dengan:
16
7. Korfisien pengaliran
hujan. Faktor utama yang mempengaruhi nilai C adalah laju infiltrasi tanah atau
persentase lahan kedap air, kemiringan lahan, tanaman penutupan tanah dan
tanah. Faktor utama yang mempengaruhi nilai C adalah laju infiltrasi tanah,
17
Tabel 2. 2 Koefisien Pengaliran
Jalan : - aspal 70 – 95
- beton 80 – 95
- bata/paving 70 – 85
Atap 75 -95
Lahan berumput 5 – 10
- tanah berpasir, - landai (2%)
- curam (7%) 15 – 20
- tanah berat, - landau (2%) 13 - 17
- curam (7%) 25 - 35
Lahan C (%)
Daerah perdagangan - penting, padat 70 - 95
- kurang padat 50 - 70
Area permukiman : 30 - 50
- perumahan tunggal
- perumahan kopel berjauhan 40 - 60
-perumahan kopel berdekatan 60 - 75
- perumahan pinggir kota 25 - 40
- apartemen 50 – 70
Area industri : 50 – 80
- ringan
- berat 60 - 90
Taman dan makam 10 – 25
Taman bermain 20 – 35
Lahan kosong / terlantar 10 - 30
Sumber : Mcgueen (1989) dalam Suripin (2004)
18
8. Debit Banjir
Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per
waktu. Debit air merupakan komponen yang penting dalam pengelolaan suatu
DAS, Fungsi dari pengukuran debit aliran adalah untuk mengetahui seberapa
banyak air yang mengalir pada suatu sungai dan seberapa cepat air tersebut
Q = 0,278 C x I x A (2.18)
Dengan:
hidraulika pada drainase perkotaan adalah untuk menentukan kondisi aliran dan
selokan sungai dan saluran irigasi, saluran tertutup contohnya pipa dan gorong-
gorong.
19
5.4 Permeabilitas
fluida setiap material dengan ruang kosong diantaranya disebut poros, dan
apabila ruang kosong itu sering berhubungan maka ia akan memiliki sifat
permeabilitas.
tanah, yang penting karena mempengaruhi pasokan udara dan air untuk akar
tanaman.
tanah sampai pipa poros yang dihitung berdasarkan material yang digunakan
V res=
∑H
∑ H/K (2.19)
ketebalan ion dan ketebalan lapisan air yang menempel pada butiran lempung.
20
Tabel 2.10 menunjukkan nilai kecepatan aliran masing – masing material
sebagai berikut :
1 Kerikil 450
2 Kerikil menengah 270
3 Kerikil kasar 150
4 Pasir kasar 45
5 Pasir menengah 12
6 Pasir halus 2,5
7 Batu pasir menengah 3,1
8 Batu pasir halus 0,2
9 Silt 0,08
10 Lempung 0,0002
11 Batu gamping 0,94
12 Dolomit 0,001
Sumber : Bisir Mohammad 1991:119
1. Dimensi Pipa
0,50
0
a
A B
Q = ((0,5XD)-H)
H =1/3 D (2.20)
21
OA = (0,5 x D) – H (2.21)
AB = √ {( 0 . 5×D )=(OA ) }
2 2
(2.22)
AO
cosα=
0,5× D (2.23)
Dimana :
H = kedalaman pipa
P = panjang pipa
D = diameter pipa
Fs
=
[ {( 2α
360 ) }
×( 0 , 25×π ×D2 ) −( OA× AB )
] (2.24)
Ps
=
{( )2α
360
×( π ×D )
} (2.25)
Fs
Rs = Ps (2.26)
Dimana :
5. Formula manning
22
Rumus manning yang banyak digunakan pada pengaliran disaluran
terbuka, dan juga berlaku untuk pengaliran di pipa, rumusnya sebagai berikut:
2 1
1
= ×Rs 3 ×i 2
Vsal n (2.27)
Dimana :
i = kemiringan
n = koefisien gesekan
6. Porositas tanah
volume butiran padat. Maka, hubungan antara angka pori dengan porositas tanah
dapat dirumuskan :
p = e / (1+ e ) (2.28)
Dengan :
p = porositas tanah
e = angka pori
Material e
23
Lempung lunak sedikit organis 1,90
1. Sudut Kemiringan
√
S= ( ( 0,5×L2 ) + H 2 ) (2.29)
Dimana :
S = Panjang Kemiringan
2. Sudut Kemiringan
α=arc tan ( H
0,5×L ) (2.30)
Dimana :
α = Sudut Kemiringan
S
Td=
V res×sin α (2.31)
Dimana :
24
S = Panjang Kemiringan (m)
Dimana :
p = Porositas Tanah
H = Kedalaman Pipa(m)
5. Kapasitas Aliran
Ι
q=
Td (2.33)
Dimana :
6. Kapasitas Pipa
Q=q×P (2.34)
Dimana :
25
q = Kapasitas Aliran(m²/jam)
dan biasa dipakai sebagai material darainase. jenis pipa poros ini adalah pipa
palastik yang digunakan dalam pondasi, tanah, atau, struktur atau suatu sistem.
fungsi dari pipa poros ini adalah untuk menampung dan mengalirkan air hujan
Pipa poros didesain lebih tahan beban tekanan dibandingkan pipa jenis
lainnya, pipa poros memiliki Panjang 6m, 30m, 50m dengan berat yang ringan
sehingga memudahakan dalam proses pengerjaan dilapangan, pipa ini juga tahan
terhadap korosi, elasti, dan juga mampu menahan kapasitas debit yang tinggi.
1. Single wall jenis pipa ini bagian luar dengan bagian dalamnya
bergelombang.
26
Gambar 2. 1 Jenis Pipa Poros Singel Wall
tambahan.
Gambar 2. 3
Pemasangan Jenis Pipa Poros Singel Wall
Pipa poros juga biasa dikatakan darainase bawah permukaan yaitu suatu
27
Faktor-faktor yang penting dalam suatu perencanaan darinase bawah
permukaan adalah :
2) Permeabilitas tanah
28
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang memperoleh data yang berbentuk
selesai bertempat pada Monumen Kapsul Waktu. Peta lokasi penelitian dapat
29
Gambar 3. 1 Peta Lokasi metode Pengumpulan Data
Berikut adalah beberapa metode atau cara pengumpulan data yang akan
Cara Waktu
Jenis data Sumber pengambilan Alat pengambilan
data data dan data
bahan
1. Meteran
2. Kamera
3. Alat tulis
30
3.4 Analisis Data
b. Menghitung Q banjir,
31
3.5 Digram alir penelitian
Mulai
Pengelolaan Data :
1. Debit banjir di area lapangan
2. Kapasitas pipa poros
Menghitung :
Q banjir ≤ Q pipa poros
Selesai
32
BAB IV
Normal, Metode Log Normal Dan Metode Log Person Type III. Untuk
mengetahui besarnya hujan harian maksimum yang terjadi pada suatu daerah,
data curah hujan yang dipakai berasal dari BMKG Merauke sejak tahun 2007
sampai 2021.
a. Metode gumbel
Perhutungan curah hujan Metode Gumbel dapat dilihat pada tabel 4.1
Xi(mm
No (Xi- Χ ) (Xi- Χ )² (Xi- Χ )³ (Xi- Χ )⁴
)
1 416,40 -58,4 3412,1 -199313,2 11642545,9
2 403,80 -71,0 5042,9 -358112,7 25430775,0
3 631,50 156,7 24550,7 3846769,2 602737435,7
4 610,00 135,2 18275,4 2470595,1 333991518,8
5 530,20 55,4 3067,7 169908,7 9410678,0
6 525,90 51,1 2609,8 133328,4 6811304,0
7 574,00 99,2 9838,0 975797,9 96786142,6
8 482,70 7,9 62,2 490,5 3868,8
33
Xi(mm
No (Xi- Χ ) (Xi- Χ )² (Xi- Χ )³ (Xi- Χ )⁴
)
9 327,00 -147,8 21848,8 -3229541,2 477369253,5
10 428,90 -45,9 2108,0 -96786,9 4443808,1
11 480,80 6,0 35,8 214,6 1284,5
12 356,60 -118,2 13974,4 -1651959,5 195283636,7
13 643,00 168,2 28286,8 4757455,0 800140499,6
14 336,10 -138,7 19241,4 -2669037,2 370231044,7
15 375,30 -99,5 9902,9 -985470,9 98067498,0
Σ 7122,2 162257,0 3164337,9 3032351293,8
Sumber : Hasil Perhitungan
berdasarkan data curah hujan dan hasil perhitungan pada tabel diatas
persamaan 2.1
Χ=
∑ Χi
n
7122, 2
=
15
= 478,813 mm
S=
√ ∑ ( Χi− Χ )2
n−1
=
√ 162257 , 0
15−1
34
= 107,656 mm
2.3
S
C v=
Χ
107,656
=
474,813
= 0,227
2.4
n×∑ ( Xi− X )
3
Cs=
( n−1)( n−2 )×S 3
15×3164337 , 9
=
(15−1)(15−2)×107 , 6563
= 0,209
2.5
n ×∑ ( Xi−X )
2 4
Ck=
(n−1)(n−2)(n−3)×S 4
152 ×3032351293 , 8
=
(15−1)(15−2)(15−3 )×107 , 6563
= 2,326
35
Yt = 2,2504 (lampiran 2.3)
persamaan 2.7:
Yt−Yn
Κ=
Sn
2,2504−0 ,5094
=
1,0062
= 1,730
Χ 10= Χ +S×Κ
= 661,087 mm
Perkiraan curah hujan periode ulang tertentu dapat dilihat pada tabel 4.2 :
Periode
Ulang X Yn Sn S Yt K Xt
(T)
474,81 107,65
2 0,509 1,006 0,3668 -0,142 459,556
3 6
474,81 107,65
5 0,509 1,006 1,5004 0,985 580,843
3 6
474,81 107,65
10 0,509 1,006 2,2504 1,730 661,087
3 6
Sumber : Hasil Perhitungan
36
b. Metode Normal
37
Tabel 4. 3 Analisis Data Curah Hujan Metode Normal
Xi(mm
No (Xi- Χ ) (Xi- Χ )² (Xi- Χ )³ (Xi- Χ )⁴
)
1 416,40 -58,4 3412,1 -199313,2 11642545,9
2 403,80 -71,0 5042,9 -358112,7 25430775,0
3 631,50 156,7 24550,7 3846769,2 602737435,7
4 610,00 135,2 18275,4 2470595,1 333991518,8
5 530,20 55,4 3067,7 169908,7 9410678,0
6 525,90 51,1 2609,8 133328,4 6811304,0
7 574,00 99,2 9838,0 975797,9 96786142,6
8 482,70 7,9 62,2 490,5 3868,8
9 327,00 -147,8 21848,8 -3229541,2 477369253,5
10 428,90 -45,9 2108,0 -96786,9 4443808,1
11 480,80 6,0 35,8 214,6 1284,5
12 356,60 -118,2 13974,4 -1651959,5 195283636,7
13 643,00 168,2 28286,8 4757455,0 800140499,6
14 336,10 -138,7 19241,4 -2669037,2 370231044,7
15 375,30 -99,5 9902,9 -985470,9 98067498,0
Σ 7122,2 162257,0 3164337,9 3032351293,8
Sumber : Hasil Perhitungan
Berdasarkan data curah hujan dan hasil perhitungan pada tabel di atas,
persamaan 2.1
Χ=
∑ Χi
n
7122, 2
=
15
38
= 478,813 mm
S=
√ ∑ ( Χi− Χ )2
n−1
=
√ 162257 , 0
15−1
= 107,656 mm
2.3
S
C v=
Χ
107,656
=
474,813
= 0,227
2.4
n×∑ ( Xi− X )
3
Cs=
( n−1)( n−2 )×S 3
15×3164337 , 9
=
(15−1)(15−2)×107 , 6563
= 0,209
39
e) Menghitung nilai koefisien kurtosis (Ck) dengan menggunakan persamaan
2.5
n ×∑ ( Xi−X )
2 4
Ck=
(n−1)(n−2)(n−3)×S 4
2
15 ×3032351293 , 8
=
(15−1)(15−2)(15−3 )×107 , 6563
= 2,326
menggunkan persamaan :
Χ 10 = Χ̄ + Κ T ×S
= 612,613 mm
Perkiraan curah hujan periode ulang tertentu dapat dilihat pada tabel 4.4 :
Periode Ulang
(T) X S Kt Xt
474,81
2 3 107,656 0 474,813
474,81
5 3 107,656 0,84 565,244
10 474,81 107,656 1,28 612,613
40
3
Sumber : Hasil Perhitungan
Perhitungan Curah Hujan Metode Log Person Type III pada tabel 4.5 :
Tabel 4. 5 Analisis Data Curah Hujan Metode Log Person Type III
Berdasarkan darta curah hujan dan hasil perhitungan pada tabel di atas,
41
a) Menghitung hujan rencana periode ulang 10 tahun dengan menggunakan
persamaan 2.1 :
Log Χ=
∑ Log Χi
n
39,989
=
15
= 2,666 mm
S Log Χ =
√ ∑ ( Log Χi−Log Χ )2
n−1
=
√ 0 ,139
14−1
= 0,100 mm
c) Menghitung nilai koefisien Variasi (Cv) dengan menggunakan persamaan
2.3
Slog X
C v=
Log Χ
0,100
=
2,666
= 0,037
d) Menghitung nilai Kt dengan menggunkan persamaaan 2.4:
n ×∑ (LogXi−Log X )3
Cs=
(n−1)(n−2)( S log X )3
15×−0 ,0006
=
(15−1)(15−2)×0,1003
= -0,049 mm
42
e) Menghitung nilai koefisien kurtosis (Ck) dengan menggunakan persamaan
2.5
n ×∑ ( LogXi−Log X )
2 4
Ck=
(n−1)(n−2)(n−3)×S log X 4
2
15 ×0 ,0049
=
(15−1)(15−2)(15−3 )×0 , 100 4
= 2,302
= 2,793 mm
Χ 10 = 1926,757 mm
Perkiraan curah hujan periode ulang tertentu dapat dilihat pada tabel 4.6 :
periode ulang T
(tahun)
Log Χ Cs S Log X Kt Log Xt Xt
1368,90
2 2,666 -0,049 0,100 0,008 2,667
7
1714,91
5 2,666 -0,049 0,100 0,844 2,750
2
1926,75
10 2,666 -0,049 0,100 1,276 2,793
7
43
Sumber : Hasil Perhitungan
Perhitungan curah hujan Metode Log Normal dapat dilihat pada tabel 4.7 :
Berdasarkan data curah hujan dan hasil perhitungan pada tabel diatas
persamaan 2.1 :
Log Χ=
∑ Log Χi
n
44
39,989
=
15
= 2,666 mm
S Log Χ =
√ ∑ ( Log Χi−Log Χ )2
n−1
=
√ 0 ,139
15−1
= 0,100 mm
2.3
Slog X
C v=
Log Χ
0,100
=
2,666
= 0,037
15×−0 ,0006
=
(15−1)(15−2)×0,1003
= 0,-0,049 mm
45
e) Menghitung nilai koefisien kurtosis (Ck) dengan menggunakan persamaan
2.5
n ×∑ ( Xi− X )
2 4
Ck=
(n−1)(n−2)(n−3)×S log X 4
2
15 ×0 ,0049
=
(15−1)(15−2)(15−3 )×0 , 100 4
= 2,302
persamaan 2.8 :
= 2,793 mm
Χ 10 = 1928,84 mm
Perkiraan curah hujan periode ulang (tahun) Tertentu dapat dilihat pada tabel 4.8
periode ulang
T (tahun)
Log Χ S Log X Kt Log Xt Xt
46
4.1.2 Persyaratan Parameter Statistik Suatu Distribusi
Perhitunga
No Distribusi Persyartan n Keterangan
1 gumbel Cs = 1,14 0,209 tidak memenuhi
Ck = 5,4 2,326 tidak memenuhi
2 normal Cs = 0 0,209 tidak memenuhi
Ck = 3 2,326 tidak memenuhi
3 Log Normal Cs = Cvᶟ + 3Cv (= -0,0495) 0,112 tidak memenuhi
Ck = Cv⁸ + 6Cv⁶ +15Cv⁴ +16Cv² +
3 (= 2,302) 3,022 tidak memenuhi
4 Log pearson type III Cs ≠ 0 -0,049 Memenuhi
Ck = 1,50Cs² + 3 (= -2,302 ) 3,004 Tidak memenuhi
Sumber : hasil perhitungan
Dari hasil perhitungan syarat distribusi pada tabel 4.9 maka didapat log
type pearson III sebagai syarat yang memenuhi Kemudian selanjutnya dilakukan
1) Data curah hujan diurut dari yang terbesar ke yang terkecil dilihat pada
tabel 4.10
No log Xi diurut
1 2,620 2,808
2 2,606 2,800
3 2,800 2,785
4 2,785 2,759
47
5 2,724 2,724
6 2,721 2,721
7 2,759 2,684
8 2,684 2,682
9 2,515 2,632
10 2,632 2,620
11 2,682 2,606
12 2,552 2,574
13 2,808 2,552
14 2,526 2,526
15 2,574 2,515
Sumber : Hasil Perhitungan
= 1 + 3,3 log 15
= 4,88
= 5 kelas
2
3) Menghitung derajat kebebasan (Dk) dan Χ cr
Parameter (P) = 2
=5–(2+1)
=2
2
Dengan n = 15, α = 5%, dan Dk = 2 maka Χ cr = 5,991
4) Menghitung nilai X²
Χ min− Χ max
ΔΧ=
K−1
48
2 ,808−2,515
=
5−1
= 0,073
Χ awal=Χ min−(0,5×ΔΧ)
= 2,515
(Of- (Of-
kelas interval Ef Of
Ef)^2 Ef)^2/Ef
1 2,515 <X< 2,588 3 4 1 0,333
2 2,588 <X< 2,661 3 3 0 0
3 2,661 <X< 2,735 3 4 1 0,333
4 2,735 <X< 2,808 3 3 0 0
5 2,808 <X< 2,882 3 1 4 1,333
Jumlah 15 6 2,000
Sumber : Hasil Perhitungan
2 2
5) Perbandingan Nilai Χ dan Χ cr
Dari hasil perhitungan diatas distribusi log pearson type III memiliki
2 2
nilai Χ lebih kecil dari nilai Χ cr . Dengan menggunakan persamaan
2.14 didapat 2,000 < 5,991 maka metode ini dapat digunakan dalam
49
0 , 02
=
70. 000
= 0,0000003
( )
0, 385
0 , 87×L
Tc=
1000×S
( )
0 ,385
0,87×0, 07 2
=
1000×0 ,0000003
= 2,78 jam
R 24
( )
2/3
24
Ι= ×
24 Tc
( )
2/3
1926 ,757 24
= ×
24 2,78
= 337,852 mm/jam
Nilai koefisien pengaliran (C) yang dipakai dalam penelitian ini adalah
10% karena deskripsi lahan yang ada dilapangan adalah lahan berumput ( lihat
50
4.1.6 Catcment area
area ( A ). Area yang dihitung adalah area yang berwarna putih dapat dilihat
A1 = 105,5 × 70
= 7385 m²
A2 = 2 × (16 × 3,354)
= 107,328 m²
A3 =
2× (14+16
2 )
×3 , 354
= 100,62 m²
51
A = A1 + A2 +A3
Q=0,278×C×I×A
=0,278×0,1×337 ,852×0,0076
= 0,071 m³/det
Dimana :
52
Dimana :
H =1/3 D
1
×200
=3 = 66,7 mm = 6,67 cm
OA = (0,5 x D) – H
= ( 0,5 x 20 ) – 6,67
= 3,33 cm
= √ {( 0,5×20 )−( 3 , 33 ) }
2 2
= 13,744 cm
AO
cosα=
0,5× D
3,33
=
0,5×20
53
= 0,333
α = 70,549
Fs
=
[ {( 2α
360 ) }
×( 0 , 25×π ×D2 ) −( OA× AB )
]
=
[{( 2×70 ,549 (
360 ) }
× 0 , 25×π ×202 ) −( 3 ,33×13 , 744 )
]
= 77,364 cm² = 0,008 m²
Ps
= {( ) 2α
360
×( π ×D ) }
=
{( 2×70 ,549
360 )
×( π ×20 )
}
= 24,626 cm = 0,246 m
Fs
Rs = Ps
77,364
=
24 ,626
= 3,142 cm = 0,031 m
Kemiringan 2% = 0,02
54
2 1
1
= ×Rs 3 ×i 2
Vsal n
2 1
1
×0 ,031 3 ×0 ,02 2
= 0 ,01
q = Fs x Vsal
= 0,008 x 5025,6
7. Debit total
= 0,022 × 28
= 0,616 m³/detik
√
S= ( ( 0,5×L2 ) +H 2 )
√
= (( 0,5×3,52 ) +0 , 572 )
= 2,539 m
55
α=arc tan ( H
0,5×L )
=arc tan ( 0 ,57
0,5×3,5 )
= arc tan ( 0, 326 )
α = 18,056
sin α = 0,309
Berikut ini beberapa lapisan bahan yang digunakan dalam pembuatan pipa
Σ 0,57 0,0627
V res=
∑H
∑ ( H /K )
0,57
=
0, 0627
= 9,091 m/hari = 0,379 m/jam
4. Menghitung waktu aliran air dari muka tanah sampai pipa poros
56
S
Td=
V res×sin α
2,539
=
0,379×0,309
= 21,680 jam
5. Volume air dalam lapisan tanah pada 1 buah pipa poros menggunakan
persamaan 2.32
Ι=0,80×F× p×H
Dimana :
F=L×1
=3,5×1
= 3,5 m²
e 0 ,43
p= =
1+e = 1+0,43 = 0,301
Maka :
Ι=0,80×F× p×H
=0,80×3,5×0,309×0,57
= 0,493 m³
Ι
q=
Td
57
0,493
=
21,680
= 0,023 m³/jam
Q=q×P
=0,023×70
= 1,61 m³/jam = 0,0004m³/detik
Qtotal = 0,0004 × 28
= 0,0112 m³/detik
= 0, 616 + 0,0112
= 0,627 m³/detik
4.3 Pembahasan
58
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Kapsul Waktu pada analisa dimensi pipa dan analisis kedalaman dan jarak
didapat hasil Q banjir = 0,071 m³/det < Q pipa poros = 0,627 m³/detik Dengan
dimensi pipa diameter 200 mm dan jarak antar pipa 3,5 m maka dapat
5.2 SARAN
59
Daftar Pustaka
[1] Yohana Artha Uly, “Keren, Ada Monumen Kapsul Waktu di Merauke Mirip
‘Markas Avengers’ : Okezone Economy,” https://economy.okezone.com/,
16-Nov-2018. [Daring]. Tersedia pada:
https://economy.okezone.com/read/2018/11/16/470/1978665/keren-ada-
monumen-kapsul-waktu-di-merauke-mirip-markas-avengers. [Diakses: 08-
Okt-2019].
[2] A. putri, “GEOPIPE,” PT Maxpro Kurnia Megah Geosynthetic, 09-Jul-2019.
[Daring]. Tersedia pada:
https://maxprokurnia.co.id/blog/2019/07/09/geopipe/. [Diakses: 08-Okt-
2019].
[3] Fakultas Teknis UNMUS, Pedoman Penyusunan dan Penulisan Skripsi. .
[4] “imam subarkah 1980 - Penelusuran Google.” [Daring]. Tersedia pada:
https://www.google.com/search?q=imam+subarkah+1980&ie=utf-8.
[Diakses: 10-Okt-2019].
[5] suripin, “Sistem Drainase yang Berkelanjutan,” 2004. .
[6] F. Wibowo, S. Wahyuni, E. Hidayah, dan J. Kalimantan, “ANALISA
PERESAPAN AIR PADA LAPANGAN SEPAK BOLA JEMBER SPORT
CENTRE (JSC),” hlm. 7, 2014.
[7] I. Effendi dan I. Indrawan, “PERENCANAAN SISTEM PERESAPAN
DAN PENYIRAMAN LAPANGAN SEPAK BOLA DENGAN
MENGGUNAKAN SISTEM SEL PADA STADION TELADAN
MEDAN,” hlm. 12.
[8] A. Satriya, M. J. Ismoyo, dan D. Chandrasasi, “PERENCANAAN SISTEM
DRAINASE STADION BUKIT LENGIS KECAMATAN KEBOMAS
KABUPATEN GRESIK,” hlm. 14.
60
61