Anda di halaman 1dari 48

ANALISA KAPASITAS DAN PENANGANAN SISTEM DRAINASE

JALAN DR. RATULANGI KOTA PALOPO

SEMINAR PROPOSAL

PATRICK DWITOMO PUTRA 412 20 106


RESPANI JUARDI 412 20 108

PROGRAM STUDI JASA KONSTRUKSI


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim, Alhamdulillaah puji syukur senantiasa penulis

panjatkan atas kehadirat Allah Shubhanahu Wa Ta’ala karena atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga penyusunan

laporan tugas akhir yang berjudul judul “Analisa Kapasitas dan Penanganan

Sistem Drainase Jalan DR. Ratulangi Kota Palopo” ini dapat diselesaikan

dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan tugas akhir ini tidak

sedikit hambatan yang penulis alami dari awal hingga selesainya tugas akhir ini.

Namun, berkat kemudahan yang diberikan oleh Allah Shubhanahu Wa Ta’ala

serta banyak pihak yang telah terlibat dan berperan terutama pembimbing,

hambatan tersebut dapat teratasi. Sehubungan dengan itu, pada kesempatan dan

melalui lembaran ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima

kasih kepada :

1. Kedua Orang Tua kami yang senantiasa mendoakan kemudahan dan

kesehatan untuk kami serta memberikan nasehat penyemangat untuk

kami.

2. Direktur Politeknik Negeri Ujung Pandang, Bapak Ir. Muhammad

Anshar, M.Si., Ph. D.

3. Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Ujung Pandang, Bapak Dr.

Andi Muh. Subhan, S.T., M.T.

4. Ketua Program Studi Jasa Konstruksi Negeri Ujung Pandang, Bapak


ii
Indra Mutiara S.ST.,MT.

iii
5. Ibu Zulvyah Faisal, S.T., M.T. sebagai Pembimbing I dan Bapak

Hasdaryatmin Djufri, S.T., M.T. sebagai Pembimmbing II yang telah

mencurahkan perhatian dan kesempatannya untuk mengarahkan penulis

dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf dan Karyawan Politeknik

Negeri Ujung Pandang khususnya program studi D4 Jasa Konstruksi.

7. Teman-teman angkatan 2020 Alih jenjang khususnya kelas 2B yang

berjuang bersama.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung

maupun tidak langsung yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini belum sempurna. Oleh

karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan laporan tugas akhir ini dan demi perbaikan pada

masa mendatang. Semoga laporan tugas akhir ini bermanfaat bagi pembacanya.

Makassar, Maret 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iv

DAFTAR TABEL...................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1. Latar Belakang..........................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................3

1.3. Ruang Lingkup Penelitian.........................................................................3

1.4. Tujuan Penelitian.......................................................................................4

1.5. Manfaat Penelitian.....................................................................................4

BAB II......................................................................................................................6

TINJAUAN PUSTA................................................................................................6

2.1. Drainase.....................................................................................................6

2.2. Analisis Hidrologi...................................................................................10

2.3. Analisa Hidrolika....................................................................................24

2.4. Pemodelan Drainase dengan Strom Water Management Model (SWMM)

26

v
BAB III..................................................................................................................30

METODE PENELITIAN.......................................................................................30

3.1 Rancangan Penelitian..............................................................................30

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................31

3.3 Alat dan Bahan Penelitian.......................................................................32

3.4 Teknik Pengumpulan Data......................................................................33

3.5 Teknik Analisis Data...............................................................................34

3.6 Pemodelan dan Simulasi.........................................................................36

3.7 Diagram Alir Penelitian...........................................................................38

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................39

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Nilai K untuk distribusi Log-Person III untuk koefisien kepencengan

Positif.....................................................................................................................12

Tabel 2. 2 Nilai K untuk Distribusi Log-Person III untuk Kepencengan Negatif. 14

Tabel 2. 3 Koefisien Pengaliran Berdasarkan Jenis Permukaan dan Tata Lahan. .19

Tabel 3. 1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian...........................................................32

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Kondisi Jalan Dr. Ratulangi saat terjadi hujan lebat...........................3

Gambar 2. 1 Unsur-Unsur Geometris Penampang Saluran...................................24

Gambar 3. 1 Diagram Alir.....................................................................................38

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sangat aktif dalam

melakukan pembangunan infrastruktur dan pemukiman, namun pembangunan

kawasan yang pesat sering tidak terkendali dan tidak sesuai lagi dengan tata ruang

maupun konsep pembangunan yang berkelanjutan. Hal tersebut mengakibatkan

alih fungsi lahan dan terjadinya banyak masalah terutama dalam pengendalian

aliran air buangan dan air hujan menuju ke daerah pembuangan (BAP). Iklim

tropis dengan curah hujan yang tinggi di Indonesia merupakan suatu berkah

sekaligus tantangan dalam pengendalian kelebihan air. Oleh karena itu, diperlukan

suatu sistem drainase yang baik untuk mengendalikan kelebihan air agar tidak

terjadi masalah penumpukan air seperti banjir, genangan, ataupun luapan.

Suatu sistem drainase terdiri dari rangkaian bangunan ataupun saluran untuk

mengalirkan kelebihan air dari suatu kawasan menuju ke badan air penerima.

Secara umum kegagalan drainase dalam mengalirkan air merupakan penyebab

utama terjadinya banjir dan genangan. Luapan terjadi dikarenakan kemampuan

tampungan dari suatu saluran lebih rendah dibandingkan debit air yang mengalir

menuju saluran tersebut, hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor seperti

perencanaan yang buruk, terjadi sedimentasi ataupun pendangkalan saluran.

Kota Palopo merupakan salah satu kota yang aktif dalam pembangunan

sarana dan prasarana untuk menunjang kebutuhan masyarakat. Dengan


1
perkembangan kawasan dan pertumbuhan penduduk yang pesat, Kota Palopo

harus di dukung degan infrastruktur yang baik termasuk sistem drainase

perkotaannya, namun pada kenyataannya di beberapa kawasan kondisi eksisting

saluran drainase sudah tidak memadai dan tidak efektif dalam fungsinya.

Salah satu daerah di Kota Palopo yang sering tergenang air adalah daerah

jalan Dr. Ratulangi, Balandai-Salobulo di Kecamatan Wara Utara, Kota Palopo.

Jalan Dr. Ratulangi merupakan Jalan Trans Sulawesi sebuah jalan raya nasional

yang menghubungkan Manado di Sulawesi Utara dengan

Makassar, Sulawesi Selatan dimana sering terjadi genangan apabila hujan

diakibatkan oleh intensitas hujan yang tinggi dan kurang efektifnya sistem

drainase.

Berdasarkan hasil tinjauan langsung, jika terjadi hujan dengan intensitas

yang sedang-tinggi maka akan terjadi genangan kawasan tersebut. Hal ini dapat

mengganggu kenyamanan dan keamanan penduduk terutama pengguna jalan yang

melintas di area tersebut. Dengan adanya permasalahan ini, mengindikasikan

bahwa sistem drainase sudah tidak berfungsi dengan baik dan memerlukan analisa

serta penanganan masalah luapan.

Melalui penelitian ini peneliti melakukan analisis dan evaluasi sistem

drainase di Jalan Dr. Ratulangi Kota Palopo dengan panjang ±320m melalui

pemodelan menggunakan aplikasi EPA SWMM.

Dengan adanya permasalahan ini, peneliti bertujuan memberikan optimasi

dan solusi terhadap masalah genangan dan luapan yang terjadi hingga

perencanaan Anggaran Biaya yang diperlukan untuk penanganan sistem drainase

2
tersebut melalui penelitian skripsi dengan judul ”Analisa Kapasitas dan

Penanganan Sistem Drainase Jalan Dr. Ratulangi Kota Palopo”.

Gambar 1. 1 Kondisi Jalan Dr. Ratulangi saat terjadi hujan lebat


1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kondisi eksisting sistem drainase Jalan Dr. Ratulangi Kota

Palopo?

2. Bagaimana upaya mengoptimalkan kinerja sistem drainase Jalan Dr.

Ratulangi Kota Palopo?

3. Berapa Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk melakukan penanganan

sistem drainase Jalan Dr. Ratulangi Kota Palopo?

1.3. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam pelaksanaan skripsi ini perlu diadakan ruang lingkup masalah agar

lebih fokus pada permasalahan yang dihadapi, adapun batasan masalahnya adalah

1. Penelitian ini dilakukan pada drainase Jalan Dr. Ratulangi, Kecamatan

Wara Utara, Kota Palopo.

3
2. Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan 10 tahun

terakhir di Kota Palopo.

3. Metode pengambilan data / survey lapangan menggunakan metode

RTK dengan alat GPS Geodetic.

4. Analisis kapasitas drainase eksisting dan optimasinya dilakukan dengan

aplikasi EPA SWMM 5.1.

5. Penyusunan AHS dan RAB menggunakan acuan Peraturan Menteri

PUPR No 28/PRT/M/2016 Pedoman AHSP Bidang Pekerjaan Umum

dan AHS bidang Bina Marga.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Untuk memperoleh kondisi sistem saluran drainase Jalan Dr. Ratulangi

Kota Palopo

2. Untuk mengetahui penanganan sistem saluran drainase Jalan Dr.

Ratulangi Kota Palopo

3. Untuk menghitung Rencana Anggaran Biaya penanganan sistem

saluran drainase Jalan Dr. Ratulangi Kota Palopo berdasarkan

permodelan yang dilakukan.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan informasi tentang keadaan sistem drainase di Jalan Dr.

4
Ratulangi Kota Palopo.

2. Sebagai bahan analisis dan evaluasi kinerja sistem drainase di Jalan Dr.

Ratulangi Kota Palopo serta bahan masukan untuk perencanaan

penanganan drainase dan eksekusi di lapangan.

3. Sebagai bahan informasi dan literatur untuk pengembangan penelitian

berikutnya / penelitian lanjutan.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTA

2.1. Drainase

2.2.1 Pengertian Drainase

Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah

tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat manusia. Dalam bahasa

Indonesia, drainase bisa merujuk pada parit di permukaan tanah atau gorong –

gorong dibawah tanah. Drainase berperan penting untuk mengatur suplai air demi

pencegahan banjir.

Menurut Suripin (2004) dalam Eko Erly (2015:5), drainase mempunyai arti

mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase

didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi

dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan

dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk

mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan sanitasi.

Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau

mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian

bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air

dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.

Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam

kaitannya dengan sanitasi. (Dr. Ir. Suripin, M.Eng.2004)


6
Sedangkan pengertian tentang drainase kota pada dasarnya telah diatur

dalam SK menteri PU No. 233 tahun 1987. Menurut SK tersebut, yang dimaksud

drainase kota adalah jaringan pembuangan air yang berfungsi mengeringkan

bagian-bagian wilayah administrasi kota dan daerah urban dari genangan air, baik

dari hujan lokal maupun luapan sungai melintas di dalam kota.

2.2.2 Fungsi Drainase

1. Mengeringkan bagian wilayah kota dari genangan sehingga tidak

menimbulkan dampak negatif.

2. Mengalirkan air permukaan ke badan air penerima terdekat secepatnya.

3. Mengendalikan kelebihan air permukan yang dapat dimanfaatkan untuk

persedian air dan kehidupan akuatik.

4. Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air tanah (konservasi

air) sumber daya air permukaan / tanah.

5. Melindungi sarana dan prasarana yang sudah terbangun.

2.2.3 Sistem Drainase Perkotaan

1. Sistem Drainase Mayor

Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang menampung dan

mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment Area). Pada

umumnya sistem drainase mayor ini disebut juga sebagai sistem saluran

pembuangan utama (major system) atau drainase primer. Sistem jaringan ini

menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer,
7
kanal- kanal atau sungai-sungai. Perencanaan drainase makro ini umumnya

dipakai dengan periode ulang antara 5 sampai 10 tahun dan pengukuran

topografi yang detail mutlak diperlukan dalam perencanaan sistem drainase ini.

2. Sistem Drainase Mikro

Sistem drainase mekro yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap

drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan.

Secara keseluruhan yang termasuk dalam sistem drainase mikro adalah saluran di

sepanjang sisi jalan, saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-

gorong, saluran drainase kota dan lain sebagainya dimana debit air yang dapat

ditampungnya tidak terlalu besar.

Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa

ulang 2, 5 atau 10 tahun tergantung pada tata guna lahan yang ada. Sistem

drainase untuk lingkungan permukiman lebih cenderung sebagai sistem drainase

mikro.

2.2.4 Jenis-Jenis Drainase

Drainase dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu :

1. Menurut sejarah terbentuknya

a. Drainase alamiah (Natural Drainage)

Drainase alamiah adalah sistem drainase yang terbentuk secara alami

dan tidak ada unsur campur tangan manusia.

b. Drainase buatan (Artificial Drainage)

8
Drainase alamiah adalah sistem drainase yang dibentuk berdasarkan

analisis ilmu drainase, untuk menentukan debit akibat hujan, dan

dimensi saluran.

2. Menurut letak saluran

a. Drainase permukaan tanah (Surface Drainage)

Drainase permukaan tanah adalah saluran drainase yang berada di atas

permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air limpasan

permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open channel flow.

b. Drainase bawah tanah (Sub Surface Drainage)

Drainase bawah tanah adalah saluran drainase yang bertujuan

mengalirkan air limpasan permukaan melalui media di bawah

permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-alasan tertentu.

Alasan tersebut antara lain tuntutan artistik, tuntutan fungsi

permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di

permukaan tanah seperti lapangan sepak bola, lapangan terbang,

taman, dan lain-lain.

3. Menurut konstruksi

a. Saluran Terbuka

Saluran terbuka adalah sistem saluran yang biasanya direncanakan

hanya untuk menampung dan mengalirkan air hujan (sistem terpisah),

namun kebanyakan sistem saluran ini berfungsi sebagai saluran

campuran. Pada pinggiran kota, saluran terbuka ini biasanya tidak

9
diberi lining (lapisan pelindung). Akan tetapi saluran terbuka di dalam

kota harus diberi lining dengan beton, pasangan batu (masonry)

ataupun dengan pasangan bata.

b. Saluran Tertutup

Saluran tertutup adalah saluran untuk air kotor yang mengganggu

kesehatan lingkungan. Sistem ini cukup bagus digunakan di daerah

perkotaan terutama dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi

seperti kota Metropolitan dan kota-kota besar lainnya.

4. Menurut fungsi

a. Single Purpose

Single purpose adalah saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis

air buangan saja.

b. Multy Purpose

Multy purpose adalah saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa

jenis buangan, baik secara bercampur maupun bergantian.

(H.A Halim Hasmar.2011)

2.2. Analisis Hidrologi

Secara umum Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari masalah keberadaan

air di bumi (siklus air) dan hidrologi memberikan alternatif bagi pengembangan

sumber daya air bagi pertanian dan industri.

Hidrologi adalah cabang ilmu geografi yang mempelajari seputar

10
pergerakan, distribusi, dan kualitas air yang ada dibumi. Kajian ilmu hidrologi

meliputi hidrometeorologi (air yang berada di udara dan berwujud gas),

potamologi (aliran permukaan), limnologi (air permukaan yang relatif tenang

seperti danau; waduk), geohidrologi (air tanah), dan kriologi (air yang berwujud

padat seperti es dan salju) dan kualitas air. Penelitian Hidrologi juga memiliki

kegunaan lebih lanjut bagi teknik lingkungan, kebijakan lingkungan, serta

perencanaan. Hidrologi juga mempelajari perilaku hujan terutama meliputi

periode ulang curah hujan karena berkaitan dengan perhitungan banjir serta

rencana untuk setiap bangunan teknik sipil antara lain bendung, bendungan dan

jembatan.

Analisis hidrologi digunakan untuk menentukan besarnya debit banjir

rencana pada suatu perencanaan bangunan air. Data untuk penentuan debit banjir

rencana pada tugas akhir ini adalah data curah hujan, dimana curah hujan

merupakan salah satu dari beberapa data yang dapat digunakan untuk

memperkirakan besarnya debit banjir rencana.

Untuk melakukan perencanaan drainase diperlukan penggunaan metode

yang tepat. Ketidaksesuaian dalam penggunaan metode dapat mengakibatkan hasil

perhitungan tidak tepat digunakan pada kondisi yang sebenarnya. Analisis

hidrologi merupakan faktor yang paling berpengaruh untuk merencanakan

besarnya sarana penampungan dan pengaliran. Hal ini diperlukan untuk dapat

mengatasi aliran permukaan yang terjadi agar tidak mengakibatkan terjadinya

genangan. Beberapa aspek yang perlu ditinjau antara lain :

11
2.2.1 Analisis Frekuensi

Frekuensi hujan adalah kemungkinan terjadi atau dilampainya suatu tinggi

hujan tertentu dalam massa tertentu, yang juga disebut sebagai massa ulang

(return periode). Hujan dengan tinggi tertentu disamai atau dilampaui 5 kali

dalam pengamatan data selama 50 tahun, ini berarti tinggi hujan tersebut rata-rata

mempunyai frekwensi atau periode ulang sekali dalam 10 tahun. Bukan berarti

setiap 10 tahun sekali (interval 10 tahun) akan terjadi tinggi hujan yang sama atau

dilampaui, tetapi rata-rata dalam 50 tahun terjadi 5 kali peristiwa disamai atau

dilampaui. Frekwensi hujan ini dapat berupa harga-harga tinggi hujan maksimum

atau tinggi hujan minimum. Metode yang digunakan antara lain distribusi Normal,

distribusi Log Normal distribusi Gumbel dandistribusi Log Pearson Tipe III.

Parameter-parameter statistik yang digunakan adalah (Suripin, 2004 dalam

Eko Erly, 2015:7) :

 Harga Rata-rata

........................................................................................ 2.1

 Standar Deviasi

................................................................................ 2.2

 Koefisien Kepencengan

.............................................................................

2.3

12
Tabel 2. 1 Nilai K untuk distribusi Log-Person III untuk koefisien kepencengan
Positif

Kala Ulang

1,0101 1,0526 1,1111 1,25 2 5 10 25 50 100 200 500 1000


Cs
Percent Chance

99 95 90 80 50 20 10 4 2 1 0.5 0.2 0.1


0.0 -2.326 -1.645 -1.282 -0.842 0.000 0.842 1.282 1.751 2.054 2.326 2.576 2.769 3.090

0.1 -2.252 -1.616 -1.270 -0.846 -0.017 0.836 1.292 1.785 2.107 2.400 2.670 2.882 3.235

0.2 -2.175 -1.586 -1.258 -0.850 -0.033 0.830 1.301 1.818 2.159 2.472 2.763 2.994 3.380

0.3 -2.104 -1.555 -1.245 -0.853 -0.050 0.824 1.309 1.849 2.211 2.544 2.856 3.107 3.525

0.4 -2.029 -1.524 -1.231 -0.855 -0.066 0.816 1.317 1.880 2.261 2.615 2.949 3.219 3.670

0.5 -1.955 -1.491 -1.216 -0.856 -0.083 0.808 1.323 1.910 2.311 2.686 3.041 3.331 3.815

0.6 -1.880 -1.458 -1.200 -0.857 -0.099 0.800 1.328 1.939 2.359 2.755 3.132 3.443 3.960

0.7 -1.806 -1.423 -1.183 -0.857 -0.116 0.790 1.333 1.967 2.407 2.824 3.223 3.554 4.105

0.8 -1.733 -1.388 -1.166 -0.856 -0.132 0.780 1.336 1.993 2.453 2.891 3.312 3.664 4.250

0.9 -1.660 -1.353 -1.147 -0.854 -0.148 0.769 1.339 2.018 2.498 2.957 3.401 3.774 4.395

1.0 -1.588 -1.317 -1.128 -0.852 -0.164 0.758 1.340 2.043 2.542 3.022 3.489 3.883 4.540

1.1 -1.518 -1.280 -1.107 -0.848 -0.180 0.745 1.341 2.006 2.585 3.087 3.575 3.989 4.680

1.2 -1.449 -1.243 -1.086 -0.844 -0.195 0.732 1.340 2.087 2.626 3.149 3.661 4.096 4.820

1.3 -1.388 -1.206 -1.064 -0.838 -0.210 0.719 1.339 2.108 2.666 3.211 3.745 4.203 4.965

1.4 -1.318 -1.163 -1.041 -0.832 -0.225 0.705 1.337 2.128 2.706 3.271 3.828 4.309 5.110

1.5 -1.256 -1.131 -1.018 -0.825 -0.240 0.690 1.333 2.146 2.743 3.330 3.910 4.413 5.250

1.6 -1.197 -1.093 -0.994 -0.817 -0.254 0.675 1.329 2.163 2.780 3.388 3.990 4.515 5.390

1.7 -1.140 -1.056 -0.970 -0.808 -0.268 0.660 1.324 2.179 2.815 3.444 4.069 4.615 5.525

1.8 -1.087 -1.020 -0.945 -0.799 -0.282 0.643 1.318 2.193 2.848 3.499 4.147 4.714 5.660

1.9 -1.037 -0.984 -0.920 -0.788 -0.294 0.627 1.310 2.207 2.881 3.553 4.223 4.809 5.785

2.0 -0.990 -0.949 -0.895 -0.777 -0.307 0.609 1.302 2.219 2.912 3.605 4.298 4.903 5.910

2.1 -0.946 -0.914 -0.869 -0.765 -0.319 0.592 1.294 2.230 2.942 3.656 4.372 5.003 6.055

2.2 -0.905 -0.882 -0.844 -0.752 -0.330 0.574 1.284 2.240 2.970 3.705 4.454 5.109 6.200

2.3 -0.867 -0.850 -0.819 -0.739 -0.341 0.555 1.274 2.248 2.997 3.753 4.515 5.197 6.333

2.4 -0.832 -0.819 -0.795 -0.725 -0.351 0.537 1.262 2.256 3.023 3.800 4.584 5.290 6.467

13
2.5 -0.799 -0.790 -0.771 -0.711 -0.360 0.518 1.250 2.262 3.048 3.845 3.652 4.758 6.600

2.6 -0.769 -0.762 -0.747 -0.696 -0.368 0.499 1.238 2.267 3.071 3.889 4.718 5.473 6.730

2.7 -0.740 -0.736 -0.724 -0.681 -0.376 0.479 1.224 2.272 3.097 3.932 4.783 5.562 6.860

2.8 -0.714 -0.711 -0.702 -0.666 -0.384 0.460 1.210 2.275 3.114 3.973 4.847 5.651 6.990

2.9 -0.690 -0.688 -0.681 -0.651 -0.390 0.440 1.195 2.277 3.134 4.013 4.909 5.738 7.120

3.0 -0.667 -0.665 -0.660 -0.636 -0.396 0.420 1.180 2.278 3.152 4.051 4.970 5.825 7.250

Sumber : Widyanarko, 2015

Tabel 2. 2 Nilai K untuk Distribusi Log-Person III untuk Kepencengan Negatif

Kala Ulang

Cs 10,101 10,526 11,111 1.25 2 5 10 25 50 100 200 500 1000

Kemungkinan Terjadinya Banjir (%)

99.00 95.00 90.00 80.00 50.00 20.00 10.00 4.00 2.00 1.00 0.50 0.2 0.10
-0.0 -2,326 -1,645 -1,282 -0.842 0.000 0.842 1,282 1,751 2,054 2,326 2,576 2.769 3,090

-0.1 -2,400 -1,673 -1,292 -0.836 0.017 0.846 1,270 1,716 2,000 2,252 2,482 2.658 2,950

-0.2 -2,472 -1,700 -1,301 -0.830 0.033 0.850 1,258 1,680 1,945 2,178 2,388 2.546 2,810

-0.3 -2,544 -1,726 -1,309 -0.824 0.050 0.853 1,245 1,643 1,890 2,104 2,294 2.435 2,675

-0.4 -2,615 -1,750 -1,317 -0.816 0.066 0.855 1,231 1,606 1,834 2,029 2,201 2.328 2,540

-0.5 -2,686 -1,774 -1,323 -0.808 0.083 0.856 1.216 1.567 1.777 1.955 2.108 2.218 2.400

-0.6 -2,755 -1,797 -1,328 -0.800 0.099 0.857 1.200 1.528 1.720 1.880 2.016 2.113 2.275

-0.7 -2,824 -1,819 -1,333 -0.790 0.116 0.857 1.183 1.488 1.663 1.806 1.926 2.010 2.150

-0.8 -2,891 -1,839 -1,336 -0.780 0.132 0.856 1,166 1,448 1,606 1,733 1,837 1.911 2,035

-0.9 -2,957 -1,858 -1,339 -0.769 0.148 0.854 1.147 1.407 1.549 1.660 1.749 1.809 1.910

-1 -3,022 -1,877 -1,340 -0.758 0.164 0.852 1.128 1.366 1.492 1.588 1.664 1.715 1.800

-1.1 -3,087 -1,894 -1,341 -0.745 0.180 0.848 1,107 1,324 1,435 1,518 1,581 1.630 1,713

-1.2 -3,149 -1,190 -1,340 -0.732 0.195 0.844 1,086 1,282 1,379 1,449 1,501 1.548 1,625

14
-1.3 -3,211 -1,925 -1,339 -0.719 0.210 0.838 1,064 1,240 1,324 1,383 1,424 1.469 1,545

-1.4 -3,271 -1,938 -1,337 -0.705 0.225 0.832 1,041 1,198 1,270 1,318 1,351 1.394 1,465

-1.5 -3,330 -1,951 -1,333 -0.690 0.240 0.825 1,018 1,157 1,217 1,318 1,351 1.359 1,373

-1.6 -3,388 -1,962 -1,329 -0.875 0.254 0.817 0.994 1,116 1,166 1,197 1,216 1.240 1,280

-1.7 -3,444 -1,972 -1,324 -0.660 0.268 0.808 0.970 1,075 1,116 1,140 1,155 1.174 1,205

-1.8 -3,499 -1,981 -1,318 -0.643 0.282 0.799 0.945 1,035 1,069 1,087 1,097 1.109 1,130

-1.9 -3,553 -1,989 -1,310 -0.627 0.294 0.788 0.920 0.996 1,023 1,037 1,044 1.052 1,065

-2.0 -3,605 -1,996 -1,302 -0.609 0.307 0.777 0.895 0.959 0.980 0.990 0.995 0.997 1,000

-2.1 -3,656 -2,001 -1,294 -0.592 0.319 0.765 0.869 0.923 0.939 0.946 0.949 0.951 0.955

-2.2 -3,705 -2,006 -1,284 -0.574 0.330 0.752 0.844 0.888 0.900 0.905 0.907 0.908 0.910

-2.3 -3,753 -2,009 -1,274 -0.555 0.341 0.739 0.819 0.855 0.864 0.867 0.869 0.871 0.874

-2.4 -3,800 -2,011 -1,262 -0.537 0.351 0.725 0.795 0.823 0.830 0.832 0.833 0.835 0.838

-2.5 -3,845 -2,012 -1,290 -0.518 0.360 0.711 0.771 0.793 0.798 0.799 0.800 0.801 0.802

-2.6 -3,889 -2,013 -1,238 -0.499 0.368 0.696 0.747 0.764 0.768 0.769 0.769 0.771 0.775

-2.7 -3,932 -2,012 -1,224 -0.479 0.376 0.681 0.724 0.738 0.740 0.740 0.741 0.744 0.748

-2.8 -3,973 -2,010 -1,210 -0.460 0.384 0.666 0.702 0.712 0.714 0.714 0.714 0.717 0.722

-2.9 -4,013 -2,007 -1,195 -0.440 0.330 0.651 0.681 0.683 0.689 0.690 0.690 0.692 0.695

-3.0 -4,051 -2,003 -1,180 -0.420 0.390 0.636 0.660 0.666 0.666 0.667 0.667 0.667 0.668

Sumber : Widyanarko, 2015

2.2.2 Periode Kala Ulang Curah Hujan

Sebelum menganalisa intensitas hujan terlebih dahulu harus

menghitungperiode kala ulang (return period) curah hujan pada suatu daerah.

Kala ulang (returnperiod) adalah waktu hipotetik di mana hujan dengan suatu

besaran tertentu akandisamai atau dilampaui (Suripin, 2004 dalam Eko Erly,

15
2015:9).

Menurut Wesli (2008) dalam Eko Erly (2015:9), dalam perencanaan

saluran drainase periode ulang yang dipergunakan tergantung dari fungsi saluran,

umur ekonomis bangunan serta daerah tangkapan hujan yang akan dikeringkan.

Menurut pengalaman, penggunaan periode ulang adalah :

a. Untuk perencanaan saluran kwarter (periode ulang 1 tahun)

b. Untuk perencanaan saluran tersier (periode ulang 2 tahun)

c. Untuk perencanaan saluran sekunder (periode ulang 5 tahun)

d. Untuk perencanaan saluran primer (periode ulang 10 tahun)

Hitung logaritma hujan atau banjir dengan priode ulang T dengan rumus :

(Suripin, 2004 dalam Eko Erly, 2015:9)

Log XT = Log X + K . Si .............................................................................. 2.4

Keterangan :

XT = Curah hujan rancangan kala ulang T tahun

X = Rerata hitung data hujan

K = Variabel standart untuk x yang besarnya tergantung koefisien kemencengan

(koefisien skewnes) (lihat tabel 2.2 nilai Kuntuk distribusi Log-person III)

Si = Standar deviasi

2.2.3 Uji Kesesuaian Distribusi

Pengujian analisis curah hujan dilakukandengan uji Smirnov-Kolmogorof

dan uji Chi-Square untukmengetahui kesesuaian dari analisis curah hujan

terhadap simpangan data vertikal dari plotting data curah hujan.


16
1. Uji Smirnov-Kolmogorof

Prosedur pengujian distribusi probabilitas dengan metode

Smirnov- Kolmogorov meliputi :

a. Mengurutkan data (Xi) dari yang kecil ke besar

b. Menghitung persamaan empiris

c. Urutkan nilai masing-masingpeluang teoritis penggambaran data

d. Menghitung selisih (ΔP1) antara peluang empiris dan teoritis untuk setiap

data yang sudah diurut.

e. Menentukan apakah ΔP1< ΔP kritis, jika “tidak” artinya distribusi

probabilitas yang dipilih tidak dapat diterima, demikian sebaliknya.

2. Uji Chi-Kuadrat

Uji Chi-Kuadrat adalah salah satu jenis uji komparatif nonparametis yang

dilakukan padadua variabel, dimana skala data kedua variabel adalah nominal.

Rumus yang digunakan dalam perhitungan dengan Metode Uji Chi Kuadrat

adalah sebagai berikut : (Made Kamiana, 2011 dalam Eko Erly, 2015:10)

................................................................................. 2.5

Keterangan :

= parameter chi-kuadrat terhitung

n = jumlah sub kelompok

= jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok ke f

= jumlah nilai teoritis pada sub kelompok ke f

17
2.2.4 Intensitas Hujan

Intensitas hujan adalah jumlah curah hujan yang dinyatakan dalam tinggi

hujan atau volume hujan tiap satuan waktu, yang terjadi pada satu kurun waktu air

hujan terkonsentrasi (Wesli, 2008). Besarnya intensitas curah hujan berbeda- beda

tergantung dari lamanya curah hujan dan frekuensi kejadiannya. Intensitas curah

hujan dapat dianalisa dari kemiringan lengkung massa hujan atau lengkung yang

didapatkan dalam pengukuran hujan otomatis. Kalau hujan dibagi dalam interval

waktu, maka intensitas tiap-tiap interval dapat dibaca dari kemiringan masing-

masing interval. Mengingat data hujan yang ada hanya data hujan harian, maka

intensitas hujan dapat dihitung dengan persamaan Mononobe (Suripin, 2004

dalam Eko Erly, 2015:11)

.......................................................................................... 2.6

Keterangan :

It = Intesitas hujan untuk lama hujan t (mm/jam)

tc = Waktu konsentrasi (jam)

= Curah hujan maksimum selama 24 jam (mm)

2.2.5 Koefisien Pengaliran

Menurut Suripin (2004) dalam Eko Erly (2015:11), koefisien aliran

permukaan (C) adalah nisbah antara puncak aliran permukaanterhadap intensitas

hujan. Faktor – faktor yang mempengaruhi besar kecilnya koefisien aliran


18
permukaan (C) adalah kemiringan lahan, intensitas hujan, tanaman penutup tanah,

laju infiltrasi tanah.

Untuk menentukan harga koefisien pengaliran suatu daerah terdapat

beberapajenis tata guna lahan yang dapat ditentukan dengan mengambil harga

rata-ratakoefisien pengaliran dari setiap tata guna lahan, yaitu dengan

memperhitungkanbobot masing-masing bagian sesuai dengan luas daerah yang

diwakili (Suhardjono,1984 dalam Eko Erly, 2015:11) :

........................................................................................ 2.7

Keterangan :

Ai = Luas lahan dengan jenis penutup tanah i

Ci = Koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i

n = Jumlahn jenis penutup lahan

Suripin (2004) mengemukakan faktor utama yang memengaruhi nilai C

adalah laju infiltrasi tanah atau persentase lahan kedap air, kemiringan lahan

tanaman penutup lahan dan intensitas hujan. Koefisien ini juga tergantung pada

sifat dan kondisi tanah. Faktor lain yang juga dapat memengaruhi nilai C adalah

air tanah, derajat kepadatan tanah, porositas tanah dan simpanan depresi.

Tabel 2. 3 Koefisien Pengaliran Berdasarkan Jenis Permukaan dan Tata Lahan

Daerah Aliran Harga C

- Rerumputan :

1. Tanah pasir, datar 2 % 0.05 - 0.10

19
2. Tanah pasir, rata-rata 2 - 7 % 0.10 - 0.15

3. Tanah pasir, curam 7 % 0.15 - 0.20

4. Tanah gemuk, datar 2 % 0.13 - 0.17

5. Tanah gemuk, rata-rata 2 - 7 % 0.18 - 0.22

6. Tanah gemuk, curam 7 % 0.25 - 0.35

- Busines :

1. Daerah kota lama 0.75 - 0.95

2. Daerah pinggiran 0.50 - 0.70

- Perumahan :

1. Daerah kota lama 0.30 - 0.50

2. Multi units terpisah-pisah 0.40 - 0.60

3. Multi units tertutup 0.60 - 0.75

4. Sub urban 0.25 - 0.40

5. Daerah rumah-rumah apartemen 0.50 - 0.70

- Industri :

1. Daerah ringan 0.50 - 0.80

2. Daerah berat 0.60 - 0.90

- Pertanaman, kuburan 0.10 - 0.25

- Tempat bermain 0.20 - 0.35

- Halaman Kereta Api 0.20 - 0.40

- Daerah yang tidak dikerjakan 0.10 - 0.30

- Jalan :
20
1. Beraspal 0.70 - 0.95

2. Beton 0.80 - 0.95

3. Batu 0.70 - 0.85

- Untuk berjalan dan naik kuda 0.75 - 0.85

- Atap 0.75 - 0.95


Sumber : https://simantu.pu.go.id

2.2.6 Banjir

Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau

daratan karena volume air yang meningkat (Sumber: Undang-Undang Nomor 24

Tahun 2007).

1. Penyebab Banjir

Penyebab banjir antara lain :

a) Hujan, dimana dalam jangka waktu yang panjang atau besarnya hujan

selama berhari hari.

b) Erosi tanah, dimana menyisakan batuan yang menyebabkan air hujan

mengalir deras diatas permukaan tanah tanpa terjadi resapan.

c) Buruknya penanganan sampah yaitu menyumbatnya saluran-saluran air

sehingga tubuh air meluap dan membanjiri daerah sekitarnya.

d) Pembangunan tempat pemukiman dimana tanah kosong diubah menjadi

jalan atau tempat parkir yang menyebabkan hilangnya daya serap air

hujan. Pembangunan tempat pemukiman bisa menyebabkan

meningkatnya risiko banjir sampai 6 kali lipat dibandingkan tanah


21
terbuka yang biasanya mempunyai daya serap tinggi.

e) Bendungan dan saluran air yang rusak dimana menyebabkan banjir

terutama pada saat hujan deras yang panjang.

f) Keadaan tanah dan tanaman dimana tanah yang ditumbuhi banyak

tanaman mempunyai daya serap air yang besar.

2. Dampak Banjir

a) Aspek penduduk, antara lain berupa korban jiwa/meninggal, hanyut,

tenggelam, luka-luka, korban hilang, pengungsian, berjangkitnya

penyakit seperti penyakit kulit, demam berdarah, malaria, influenza,

gangguan pencernaan dan penduduk terisolasi.

b) Aspek pemerintahan, antara lain berupa kerusakan atau hilangnya

dokumen, arsip, peralatan, perlengkapan kantor dan terganggunya

jalannya pemerintahan.

c) Aspek ekonomi, antara lain berupa hilangnya mata pencaharian, tidak

berfungsinya pasar tradisional, kerusakan atau hilangnya harta benda,

ternak dan terganggunya perekonomian masyarakat.

d) Aspek sarana/prasarana, antara lain berupa kerusakan rumah penduduk,

jembatan, jalan, bangunan gedung perkantoran, fasilitas sosial dan

fasilitas umum, instalasi listrik, air minum dan jaringan komunikasi.

2.2.7 Debit Rencana

Perhitungan debit rencana menjadi bagian yang sangat penting dalam

22
perencanaan teknis bangunan sungai, karena nilai (besar-kecilnya) debit rencana

akan menentukan besar kecilnya dimensi hidrolis suatu bangunan air. Dimensi

hidrolis suatu bangunan air yang lebih besar akan lebih aman dalam mengalirkan

debit tertentu, namun dimensi yang lebih besar akan berdampak pada

pembengkakan biaya. Sebaliknya dimensi hidrolis bangunan air yang lebih kecil

akan menjadi kurang aman dalam mengalirkan debit tertentu. Muara dari

perhitungan debit rencana adalah mendapatkan dimensi hidrolis (kapasitas) yang

ideal dan terbaik, terbaik dari segi teknis maupun ekonomi.

Rumus untuk mencari debit (Q) rencana sebagai berikut ini (Eko Erly,

2015:13) :

1
Q= . C . I . A .......................................................................................
36

2.8

Keterangan :

Q = Debit ( /detik)

C = Koefisien pengaliran

I = Intensitas hujan untuk priode ulang tertentu (mm/jam)

2
A = Luasan yang akan dialiri (𝑘𝑚 )

2.2.8 Waktu Konsentrasi

Waktu konsentrasi (tc) adalah waktu yang diperlukan oleh titik air hujan

yang jatuh terjauh pada permukaan tanah dalam Daerah Tangkapan Air ke saluran

23
terdekat (to) dan ditambah waktu untuk mengalir sampai di suatu titik di saluran

drainase yang ditinjau (td). Maka waktu konsentrasi dihitung dengan

menggunakan rumus yang di kembangkan oleh Kirpich (1940).

= to + td ................................................................................................... 2.9

Keterangan :

tc = waktu konsentrasi (jam)

to = waktu yang diperlukan mengalir untuk mencapai inlet (jam)

td = waktu yang diperlukan untuk mengalir sepanjang saluran (jam)

dimana,

............................................................................ 2.10

dan,

Ls
td = ..........................................................................................................
60

2.11

Keterangan :

n = Angka kekasaran Manning

s = Kemiringan lahan

L = Panjang lintasan aliran di atas permukaan lahan (m)

Ls = Panjang lintasan aliran di dalam saluran (m)

V = Kecepatan aliran di dalam saluran (m/detik)

24
2.3. Analisa Hidrolika

2.3.1 Penampang Saluran

Merencanakan dimensi saluran drainase digunakan rumus-rumus sebagai

berikut (Eko Erly,2015:14) :

Gambar 2. 1 Unsur-Unsur Geometris Penampang Saluran

2.3.2 Kekasaran Saluran

Kekasaran permukaan ditandai dengan ukuran dan bentuk butiran bahan

yangmembentuk luas basah dan menimbulkan efek hambatan terhadap aliran

(Ven TeChow, 1997:92). Koefisien kekerasan permukaan dapat dipengaruhi oleh

beberapahal, antara lain material padat yang terangkut dan terendap pada saluran,

bahan/material saluran, umur saluran dan aliran lateral yang mengganggu.

25
2.3.3 Kecepatan Aliran

Menurut Suripin (2004) dalam Eko Erly (2015:15), kecepatan aliran dalam

saluran biasanya sangat bervariasi dari satu titik ke titik lainnya. Hal ini

disebabkan adanya tegangan geser di dasar dan dinding salurandan keberadaan

permukaan bebas.

Perhitungan kecepatan aliran pada aliran terbuka menggunakan rumus

sebagai berikut(Chow,1992:89) :

Rumus Manning :

................................................................................... 2.12

Keterangan,

V = kecepatan aliran rata-rata dalam saluran (m/det)

n = koefisien kekasaran Manning

R = jari-jari hidrolis saluran (m)

S = kemiringan dasar saluran

2.3.4 Kapasitas Saluran Drainase

Kapasitas saluran drainase dapat diketahui dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

Q = V . A.......................................................................................................2.13

Dimana :

26
Q = Debit aliran dalam saluran (m3/det)

V = Kecepatan aliran dalam saluran (m/det)

A = Penampang basah saluran (m2)

2.4. Pemodelan Drainase dengan Strom Water Management Model

(SWMM)

Debit banjir dihitung dengan software EPA SWMM (Environmental

Protection Agency Strom Water Management Model) Versi 5.0. Software EPA

SWMM merupakan pemodelan simulasi limpasan (runoff) curah hujan yang

digunakan untuk mensimulasi kejadian tunggal atau kejadian terus-menerus

dengan kuantitas dan kualitas limpasan dari luas wilayah yang ditinjau. Dalam

perencanaannya dilakukan analisis hidrologi untuk mencari debit rencana dengan

menggunakan program EPA SWMM 5.0. Dengan memasukkan data masterplan

perumahan tersebut kedalam model EPA SWMM 5.0 maka saluran drainase dapat

direncanakan dan di evaluasi. (Al-Amin,2009 dalamEko Erly, 2015:17)

Adapun input data yang diperlukan, agar dapat mensimulasikan limpasan

yang terjadi adalah sebagai berikut :

2.4.1 Rain Gage

Rain gage dapat menyuplai data presipitasi untuk satu atau lebih

subctchment area di satu wilayah penelitian. Parameter yang dibutuhkan adalah

data curah hujan dapat berupa intensitas, volume maupun kumulatif volume, dan

waktu interval (jam-jaman, 5 menitan dll). (Manual EPA SWMM)

27
2.4.2 Subcatchment

Subcatchment adalah luasan yang menerima hujan dan mengalami infiltrasi

atau mengubahnya menjadi limpasan (SWMM User’s Manual). Data yang

dimasukkankan dalam subcatchment adalah sebagai berikut :

a. Rain gage (nama rain gage yang digunakan)

b. Outlet (nama node yang menerima run off subcathment)

c. Area (luas subcatchment)

d. Width (panjang pengaliran)

e. % Slope (persentase kemiringan subcatchment)

f. % Imperv (persentase kedap air)

g. N-Imperv (nilai n manning untuk aliran permukaan di daerah

impervious)

h. N-Perviousness (nilai n manning untuk aliran

permukaan di daerah perviousousness)

i. % Zero imperviousness (persentase dari impervious area tanpa

depression storage)

j. Infiltration (pilihan untuk metode perhitungan infiltrasi dan

parameternya)

2.4.3 Nodes/Links

Nodes/Links adalah unit yang dimodelkan sebagai penerima inflow dan

limpasan dari subcatchment. Data yang dimasukkan pada nodes/links adalah

sebagai berikut :

28
a. Node Invert

b. Node Max Depth

c. Node Pounded Area

d. Conduit Length

e. Conduit Geometry

f. Conduit Roughness

g. Flow Units

h. Link Offset

i. Routing Method

2.4.4 Junction

Junction mewakili pertemuan saluran permukaan alam,lubang got dari

sistem pembuangan, atau pipa pembuangan yang berfungsi menggabungkan

saluran satu dengan saluran lain. (Manual EPA SWMM)

2.4.5 Outfalls

Outfalls merupakan titik pemberhentian dari sistem drainase yang

digunakan sebagai batas hilir berupa akhir sistem drainase ataupun sungai.

(Manual EPA SWMM)

2.4.6 Conduit

Conduit adalah pipa atau saluran yang menghubungkan satu node ke node

lain. Bentuk saluran dapat dipilih dari berbagai standar geometri terbuka maupun

tertutup. (Manual EPA SWMM). SWMM menggunakan persamaan manning

untuk menghitung debit yang terjadi di semua junction,

29
Dalam penelitian ini untuk menghitung harga infiltrasi tanah dalam simulasi

menggunakan metode SCS_Curve Number. Metode ini mengasumsikan bahwa

infiltrasi tanah yang terjadi didapatkan melalui pemilihan jenis tata guna lahan

dan jenis tanah yang dikembangkan dan dipublikasikan oleh USDA Natural

ResourcesConservation Service dalam bentuk tabel.

30
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian mengenai Analisis Kinerja Saluran Drainase Jalan Dr. Ratulangi

Kota Palopo bertujuan untuk menganalisis kemampuan drainase dalam

mengalirkan air hujan dan air buangan agar tidak terjadi luapan. Penelitian

didasarkan atas permasalahan yang terjadi berkaitan dengan masalah genangan di

daerah tersebut.

Analisis dilakukan dengan menggunakan data primer dan data skunder

sebagai input untuk aplikasi pemodelan EPA SWMM 5.1. Dari pemodelan yang

dihasilkan oleh aplikasi, akan diperoleh kinerja drainase pada jalan yang dianalisis

apakah masih dapat berfungsi dengan baik atau tidak. Hasil analisis akan

ditindaklanjuti dengan melakukan optimasi melalui pemodelan aplikasi SWMM

5.1. Saluran drainase direncanakan agar mampu berfungsi secara efektif kembali

dengan perencanaan penampang yang baru.

Dengan adanya perencanaan penampang dan optimasi yang dilakukan,

maka Rencana Anggaran Biaya (RAB) dapat dibuat tergantung volume dan jenis

penanganan/optimasi yang disarankan. RAB yang disusun dapat digunakan

sebagai harga perkiraan sementara untuk aktualisasi pekerjaan normalisasi

drainase di lapangan.

31
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Wilayah penelitian berada di Jalan Dr. Ratulangi (Jl. Trans Sulawesi),

Salobulo, Kec. Wara Utara, Kota Palopo, Provinsi Sulawesi Selatan.

LEGENDA

Lok
asi : Kelurahan Salobulo, Kecamatan Wara Utara, Kota Palopo

Kota Palopo, Provinsi


Sulawesi Selatan

Lokasi : Jalan Dr. Ratulangi Kota Palopo

32
3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung mulai bulan April 2022 sampai dengan bulan Juli

2022.

Tabel 3. 1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian

April Mei Juni Juli


Jenis Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Sidang Proposal

Pengambilan
data dan Survey
Lapangan
Analisis dan
Pembahasan
Bimbingan
Skripsi

3.3 Alat dan Bahan Penelitian

3.3.1 Alat

Adapun peralatan yang digunakan, yaitu :

a. Total Station / GPS Geodetic untuk survey elevasi dan slope lapangan.

b. Rol meter dan meteran untuk mengukur dimensi saluran.

c. Alat Tulis dan form standar untuk survey lapangan.

3.3.2 Bahan

Bahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data-data yang diperlukan

dalam pengerjaan Tugas Akhir ini yaitu sebagai berikut :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan dari lapangan dengan
33
cara survey lapangan seperti data pengukuran. Data primer yang dibutuhkan

adalah data elevasi dan dimensi saluran drainase yang diperoleh dari hasil survey

RTK lapangan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data pendukung yang diperoleh bukan dari survey

lapangan secara langsung seperti data dari pihak instansi terkait ataupun

pemerintah seperti data curah hujan. Data yang dibutuhkan adalah data curah

hujan Kota Palopo 10 tahun terakhir, data jumlah penduduk di sekitar Jalan Dr.

Ratulangi, data subcatchment / DAS (citra google earth), serta data pendukung

lainnya.

Tabel

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Pengambilan Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan dari lapangan dengan

cara survey lapangan. Pengumpulan data primer meliputi kegiatan sebagai

berikut:

a. Mengamati arah aliran air pada saluran drainase yang berpotensi terjadinya

genangan atau banjir di Jalan.

b. Mengamati kondisi saluran drainase meliputi keadaan eksisting, kerusakan,

dan keadaan sekitar drainase.

c. Pengukuran dimensi saluran drainase menggunakan roll meter/meteran.

34
d. Pengukuran dimensi saluran drainase menggunakan roll meter/meteran.

3.4.2 Pengambilan Data Sekunder

Data sekunder adalah data pendukung yang diperoleh bukan dari survey

lapangan secara langsung seperti data dari pihak instansi terkait ataupun

pemerintah. Data-data yang akan dikumpulkan yaitu :

a. Data Hidrologi (Data Intensitas Curah Hujan)

Data curah hujan Kota Makassar yang digunakan adalah data curah hujan

tahun 2010-2020 yang didapatkan dari BMKG dan balai terkait.

b. Data Topografi Kota Makassar (optional)

c. Data peta DAS Kota Makassar (optional)

d. Data peta tata guna lahan Kota Makassar (optional)

3.5 Teknik Analisis Data

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisa data yang diperoleh

sebagai berikut :

3.5.1 Tahap Analisis Hidrologi

Analisis hidrologi digunakan untuk memperhitungkan hujan rancangan.

Metode yang digunakan adalah analisis frekuensi, dimana pada analisis frekuensi

ditentukan metode terbaik yang akan digunakan dalam perhitungan selanjutnya.

Kemudian, perhitungan dilanjutkan dengan menghitung kala ulang sesuai

kebutuhan saluran, baik primer, sekunder, tersier maupun kuarter. Hasil akhirnya

adalah debit curah hujan dengan kala ulang tertentu.

35
a. Analisis frekuensi digunakan untuk mendapatkan curah hujan rancangan

dengan periode kala ulang tertentu, metode yang digunakan adalah metode

distribusi Log Normal, Normal, Gumbel, dan Log Pearson.

b. Uji kecocokan data menggunakan Uji Smirnov-Kolmogorof dan uji Chi

Kuadrat.

c. Perhitungan dilanjutkan dengan menghitung intensitas hujan menggunakan

metode Mononobe sebagai input hujan jam jaman pada aplikasi SWMM

5.1.

d. Hasil akhirnya adalah intensitas curah hujan dengan kala ulang tertentu

yang digunakan sebagai input rain gage pada software EPA SWMM.

3.5.2 Tahap Analisis Data Survey

Dari data-data yang telah didapatkan melalui pengukuran menggunakan alat

ukur GPS Geodetik akan dilakukan pengolahan data menggunakan Software

Trimble Business Center. Hasil data pengukuran GPS Geodetik secara otomatis

telah terekam dalam Controller maupun rover tersebut, lalu kemudian data di

Download ke dalam Software Trimble Business Center. Data yang ter-download

sudah menghasilkan data koordinat x, y, z kemudian digambar dengan

menggunakan Software Autodesk CIVIL 3D 2018/ Autocad.

Setelah data koordinat diketahui, data koordinat tersebut digambarkan

alignment vertikal STA per 25 meter pada STA proyeksi dan STA permukaan.

Sehingga menghasilkan jumlah STA pada STA proyeksi dan STA permukaan,

lalu membandingkan jumlah ke dua STA sehingga menghasilkan selisih antar ke

36
dua STA tersebut.

3.6 Pemodelan dan Simulasi

3.6.1 Pemodelan Menggunakan aplikasi SWMM 5.1

Pemodelan SWMM dilakukan setelah semua data primer dan sekunder

terkumpul, yaitu rain gage, subcatchment, conduit, junction outfalls, dan divider.

Langkah pengerjaanya antara lain :

a. Pengaturan Project Setup Default, untuk memudahkan pemasukan data

untuk setiap objek dalam system.

b. Backdrop Map. Langkah ini dilakukan untuk memudahkan penggambaran

objek selanjutnya. Citra satelit yang sudah disesuaikan skalanya dengan

perbandingan 1:1 menggunakan software CAD, Kemudian di import

melalui menu backdrop.

c. Pengambaran Objek, Setelah data survey lapangan terkumpul, langkah

selanjutnya menggambar objek, yaitu subcatchment, junction, conduit,

divider, storage dan outfall sesuai dengan data survey.

d. Running SWMM, setelah semua data dimasukkan, langkah selanjutnya

adalah menjalankan simulasi. Untuk melakukannya pilih Object kemudian

Run simulation. Setelah proses running berhasil, simulasi dilihat melalui

menu report, kemudian pilih status.

e. Saluran yang banjir dievaluasi kemudian dilakukan pemodelan ulang,

dengan cara mengubah dimensi langsung sampai saluran tidak banjir.

37
3.6.2 Pemodelan dan Simulasi Dengan Cara Analisis Manual

Pemodelan secara manual dilakukan dengan cara analisis data hidrologi dan

kapasitas penampang saluran dengan langkah sebagai berikut :

a. Melakukan perkiraan arah aliran menggunakan data elevasi yang telah

dikumpulkan sebelumnya.

b. Melakukan analisis hidrologi seperti yang ditunjukan pada bagian 3.5.1

Tahap Analisis Hidrologi. Analisis hidrologi dilakukan untuk memperoleh

debit banjir yang mengalir pada saluran dengan intensitas tertentu yang

nilainya dapat dihitung berdasarkan persamaan 2.8.

c. Melakukan analisis debit air buangan untuk menentukan besarnya debit

mengalir yang berasal dari air buangan masyarakat.

d. Melakukan analisis hidraulika untuk mendapatkan kapasitas penampang

saluran eksisting yang besarnya dapat ditentukan menggunakan persamaan

2.13.

e. Melakukan perbaikan dimensi pada saluran yang mengalami banjir

(Kapasitas < Debit)

38
3.7 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Survey Pendahuluan

Pengumpulan Data Pendukung Pengumpulan Data Survey

Data Skunder Data Primer

1. Data Curah Hujan 1. Data Ukur /


2. Data Tata Guna Lahan Elevasi
3. Data Kontur Drainase
4. Data Jumlah Penduduk 2. Data Dimensi Drainase
3. Data Kondisi
Kerusakan Drainase

Cek Cek
Tidak Tidak

Ya Ya

Analisis Frekuensi
Analisis Debit Air Hujan Analisis Penampang
AnalisisDebit Buangan Eksisting

Running SWMM 5.1

Optimasi Saluran (2Nd Running)

Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

dddddelesa
Gambar 3. 1i Diagram Alir

39
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Abdullah Irwansyah, Syarifah Keumala Intan. 2018.Aplikasi Software


SWMM untuk Studi Permasalahan Banjir Pada Kawasan Politeknik
Negeri Lhokseumawe. Aceh: Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Lhokseumawe.

Moh. Lutfi Ariwibowo , Suripin, Pronoto Samto Atmojo. 2017. Aplikasi


Penginderaan Jauh dan EPA SWMM untukSimulasi Debit Banjir Akibat
Perubahan Lahan Sub DAS Banjaran. Semarang : Departemen Teknik
Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.

Robby Aulia Syuhada, Yohanna Lilis Handayani, Bambang Sujatmoko. 2016.


Analisa Debit Banir Menggunakan EPA Storm Water Management
Model (SWMM) di Sub DAS Kampar Kiri (Studi Kasus : Desa Lipat
Kain, Kmpar

Rossman A, Lewis. 2015. Storm Water Management Model User's Manual


Version 5.1. Cincinnati : Office of Research and Development Water
Supply and Water Resources Division
Wesli. 2008. Drainase Perkotaan.Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu

Widyanarko, E.E. 2015. Kajian Evaluasi Sistem Drainase.Skripsi. Jember:


Universitas Jember Kiri). Riau: FakultasTeknik Jurusan Teknik Sipil
Universitas Riau

40

Anda mungkin juga menyukai