Disusun Oleh:
Ailsa Nabilah Rizky Prayitno 09010521004
Atika Nur Islamiyah 09010521008
Muhammad David Rahardi Y 09020521034
Asisten Dosen:
Rosita Sari, S.T.
Dosen Pengampu:
Ir. Teguh Taruna Utama, M.T.
Ir. Sulistiya Nengse, M.T.
Tugas Besar Mata Kuliah “Sistem Penyaluran Air Limbah” Semester Genap
Tahun Ajaran 2022/2023
Dikerjakan Oleh:
Ailsa Nabilah Rizky Prayitno 09010521004
Atika Nur Islamiyah 09010521008
Muhammad David Rahardi Y 09020521034
Diperiksa Oleh:
Asisten Dosen
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur, penulis mempersembahkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya.
Sehingga, penulis berhasil menyusun sebuah Laporan Rancangan Sistem
Penyaluran Air Limbah Desa Tambak Oso Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo.
Laporan ini kami buat untuk memenuhi tugas besar mata kuliah SPAL. Dengan
selesainya laporan mata kuliah SPAL ini, maka kami mengucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang sudah terlibat pada saat pembuatan ini diantaranya:
a. Bapak Ir. Teguh Taruna Utama, M.T., dan Ibu Ir. Sulistiya Nengse, M.T.
selaku dosen pengampu mata kuliah Sistem Penyaluran Air Limbah.
b. Rosita Sari selaku asisten dosen Kami pada Tugas Besar Mata Kuliah
Sistem Penyaluran Air Limbah
c. Orang Tua atas doa dan dukungannya sehingga tugas praktikum ini berjalan
aman dan lancar.
d. Teman-teman yang sudah membantu dalam penyelesian tugas besar ini.
Maka dengan adanya laporan mata kuliah ini penulis meminta adanya saran dan
kritik apabila terdapat banyak kekurangan pada hasil laporan ini yang sudah penulis
buat. Semoga laporan ini memberikan manfaat kepada semua pihak termasuk
penulis. Atas perhatiannya penulis ucapkan Terima kasih.
Surabaya, …………………….
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
2.4.4 Bangunan Pelengkap .................................................................... 33
2.4.5 RAB ................................................................................................ 35
2.4.6 Standar Operating Procedure (SOP) .......................................... 36
BAB III ................................................................................................................. 37
4.1 Demografi .............................................................................................. 37
4.2 Kondisi Geografis dan Iklim Wilayah Perencanaan......................... 37
4.2.1 Letak administratif dan geografis.................................................. 37
4.2.2 Klimatologi ..................................................................................... 44
4.2.3 Topografi dan Tata Guna Lahan .................................................. 45
4.3 Aspek Sosial dan Kesejahteraan Wilayah Perencanaan .................. 49
BAB IV ................................................................................................................. 50
4.1 Proyeksi Penduduk............................................................................... 50
4.1.1 Penentuan Metode Proyeksi ......................................................... 50
4.1.2 Hasil Proyeksi Penduduk ............................................................. 58
4.2 Proyeksi Kebutuhan Air ...................................................................... 60
4.2.1 Kebutuhan Air Desa Tambak Oso .............................................. 61
4.3 Proyeksi Timbulan Air Limbah .......................................................... 70
4.4 Self Cleansing Velocity ......................................................................... 84
4.5 Perhitungan Galian Pipa ..................................................................... 95
4.6 Analisa RAB ........................................................................................ 102
4.6.1 Satuan Harga Barang dan Jasa ................................................. 111
4.6.2 Analisa Harga Satuan Pokok (AHSP) ....................................... 113
4.7 SOP ...................................................................................................... 131
BAB V................................................................................................................. 152
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 153
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha atau Industri ............................... 10
Tabel 2. 2 Kebutuhan Air Bersih Berdasarkan Jenis Kota dan Jumlah ................ 15
Tabel 2. 3 Kebutuhan Air Non Domestik ............................................................. 17
Tabel 2. 4 Kriteria Perencanaan Air Bersih .......................................................... 19
Tabel 2. 5 Rincian Pemakaian Air Rumah Tangga/Domestik .............................. 21
Tabel 2. 6 Koefisien Manning (n) Untuk Aliran Melalui Pipa ............................. 23
Tabel 2. 7Slope Minimum Pipa Yang Disyaratkan Untuk Saluran Air Limbah .. 24
Tabel 2. 8 Nilai d/D dengan Qpeak/Qfull ............................................................. 29
Tabel 2. 9 Slope Minimum berdasarkan diameter pipa ........................................ 31
Tabel 3. 1 Data Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah Tambak Oso ..................... 37
Tabel 3. 2 Perbandingan Curah Hujan Menurut Bulan ......................................... 44
Tabel 3. 3 Luas Tanah Sawah/Tambak dan Tanah Kering (Ha) ........................... 48
Tabel 3. 4Jumlah fasilitas umum yang terdapat di Desa Tambak Oso ................. 49
Tabel 4. 1 Perhitungan Koefisien Korelasi Metode Aritmatika ............................ 50
Tabel 4. 2 Perhitungan Koefisien Korelasi Metode Geometri .............................. 51
Tabel 4. 3 Perhitungan Koefisien Korelasi Metode Least Square ........................ 53
Tabel 4. 4Perhitungan Koefisien Korelasi Metode Least Square ......................... 54
Tabel 4. 5 Perbandingan Nilai Koefisien Korelasi (R) Dari Ketiga Metode ....... 55
Tabel 4. 6 Perhitungan Mundur Jumlah Penduduk ............................................... 55
Tabel 4. 7 Perhitungan Standar Deviasi Geometri ................................................ 55
Tabel 4. 8 Perhitungan Standar Deviasi Least Square .......................................... 56
Tabel 4. 9 Perbandingan Nilai Standart Devisiasi ................................................ 57
Tabel 4. 10 Laju Pertumbuhan Penduduk Desa Tambak Oso .............................. 58
Tabel 4. 11 Proyeksi Penduduk Desa Tambak Oso .............................................. 59
Tabel 4. 12 Kebutuhan Air Desa Tambak Oso ..................................................... 65
Tabel 4. 13 Timbulan Air Limbah Desa Tambak Oso .......................................... 74
Tabel 4. 14 Self Cleansing Velocity ..................................................................... 87
Tabel 4. 15 Perhitungan tinggi galian pipa ........................................................... 96
Tabel 4. 16 Harga Satuan Pekerjaan ................................................................... 112
Tabel 4. 17 Analisis Harga Satuan Pokok Pekerjaan (AHSPK) SPAL ............. 114
Tabel 4. 18 Tabel lembar SOP ............................................................................ 132
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Desa Tambak Oso merupakan sebuah desa di wilayah Kecamatan Waru,
Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Jumlah penduduk Tambak
Oso pada tahun 2022 menurut data dari Balai Desa Tambak Oso ialah sebanyak
2.942 jiwa, dengan luas wilayah sebesar 525,97 ha. Dalam upaya pengembangan
Desa, adanya penyaluran air limbah yang baik menjadi suatu upaya dari pemerintah
kepada masyarakat. Sebesar 428,18 Ha wilayah Desa Tambak Oso merupakan
tambak, yang berarti apabila air limbah yang tidak diolah dengan baik akan
mengakibatkan pencemaran yang juga masuk ke dalam tambak warga, dan
mengakibatkan ikan – ikan yang ada di tambak menjadi mati. Sehingga hasil panen
warga setempat menjadi berkurang dan mengganggu perekonomian. Jaringan
SPAL merupakan hal yang penting, apabila berjalan maksimal bersifat dan
kontinuitas di Desa Tambak Oso akan memberikan dampak yang positif bagi
masyarakat. Oleh karena itu, Sistem Penyaluran Air Limbah sangat dibutuhkan di
Desa Tambak Oso.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Maksud dari perencanaan penyaluran air limbah ini adalah
untuk menyediakan sistem penyaluran air limbah di Desa Tambak
Oso, Waru, Sidoarjo dengan efektif dan efisien sehingga
menghasilkan air limbah yang tidak mencemari lingkungan.
1.2.2 Tujuan
Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah di Desa Tambak
Oso ini bertujuan untuk:
a) Mengetahui proyeksi jumlah penduduk di Desa Tambak Oso di masa
mendatang.
b) Menghitung proyeksi pemakaian air rata – rata dan perhitungan
faktor jam puncak dan hari maksimum.
c) Menghitung proyeksi penduduk yang akan mendapatkan pelayanan
air limbah dan aderah pelayannya dalam tahun per tahun.
d) Membuat perencanaan penyaluran air limbah secara optimal
sehingga tidak mencemari lingkungan.
2
1.3 Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup pengerjaan tugas besar ini adalah:
1.3.1 Ruang Lingkup perencanaan
Perencanaan jaringan pipa Sistem Penyaluran Air Limbah (SPAL)
berlingkup lokasi di Desa Tambak Oso Kecamatan Waru Kabupaten
Sidoarjo.
3
Meliputi dasar – dasar teori yang diperlukan dalam penyusunan
laporan perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah
3) BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH
Meliputi letak geografis, klimatologi, demografi, topografi dan
penggunaan lahan
4) BAB IV PEMBAHASAN
Meliputi hasil proyeksi penduduk dan perhitungan perencanaan
sistem penyaluran air limbah
5) BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA
Meliputi perhitungan Rencana Anggaran Biaya
6) BAB VI PENUTUP
Meliputi kesimpulan dan saran dari laporan Sistem Penyaluran Air
Limbah
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Gambar 2. 1Sistem Conventional Sewer
Sumber: EAWAG & SANDEC (2008)
2. Shallow Sewer
Sistem shallow sewer merupakan sistem pembuangan air limbah
dengan sistem perpipaan yang dirancang untuk menyalurkan seluruh air
limbah rumah tangga berupa padatan dan cairan. Sistem ini cocok untuk
diterapkan pada daerah-daerah yang padat serta sesuai untuk kondisi dimana
masyarakat berpenghasilan rendah. Shallow sewer sangat bergantung pada
pembilasan air buangan untuk mengangkut buangan padatan (Kementerian
Pekerjaan Umum, 2013; United Nations Centre for Human Settlements,
1986).
6
Limbah adalah sisa dari suatu usaha atau kegiatan. Menurut
peraturan Pemerintah (PP) Nomor 101 tahun 2014, limbah berbahaya dan
beracun adalah sisa suatu isaha atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun karena sifat, konsentrasi dan jumlahnya baik secara
langsung maupun tidak langsung yang dapat merusak dan membahayakan
lingkungan hidup manusia serta makhluk hidup. Berdasarkan sifatnya
limbah dapat dikategorikan sebagai limbah padat, cair dan gas.
Limbah cair bisa dikatakan sebagai bahan pencemar yang bentuknya
adalah cair. Air limbah adalah air buangan yang tidak terpakai dah
dihasilkan dari kegiatan manusia sehari-hari dalam pemakaian air bersih.
Air limbah tersebut dapat berasal dari aktivitas rumah tangga, perkantoran,
pertokoan, fasilitas umum, industri maupun dari tempat-tempat lain
(Rimantho, 2019). Sedangkan menurut Metcalf dan Eddy (2009), air
limbah atau buangan merupakan kombinasi dari cairan dan sampah-
sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perkotaan,
perdagangan, dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air permukaan,
dan air hujan yang mungkin ada.
Pengertian limbah menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009
adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Limbah erat kaitannya dengan
pencemaran, karena limbah inilah yang menjadi substansi pencemaran
lingkungan, karena itu, pengolahan limbah sangat dibutuhkan agar tidak
mencemari lingkungan. Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 04 Tahun 2007 air limbah adalah limbah dalam bentuk cair
yang dihasilkan oleh usaha dan/atau kegiatan di bidang minyak dan gas
serta panas bumi yang dibuang ke lingkungan.
2.1.2 Sumber Air Limbah
7
dan atau kegiatan permukiman, rumah makan, perkantoran,
perniagaan, apartemen, dan asrama. Air limbah domestik
menganduk berbagai bahan, yaitu kotoran, urine, dan air bekas
cucian yang mengandung detergen, bakteri, dan virus. Menrut
Hendrasarie (2021), jenis air limbah domestik dari rumah tangga
adalah sebagai berikut:
a. Black Water
Air limbah domestic yang berasal dari WC/kakus/jamban.
b. Grey Water
Air limbah domestik yang berasal dari kamar mandi, temapt
cuci dan tempat memasak (dapur).
2. Air limbah industri
Air limbah industri adalah air limbah yang dihasilkan dari
proses produksi yang ada di kegiatan suatu industri manufaktur
atau pabrik. Limbah industri sangat potensial sebagai
penyebab terjadinyapencemaranair. Karena limbah cairnya
langsung dibuang tanpa diolah terlebih dahulu. Padahal
imbahnya mengandung bahan berbahaya dan beracun. Limbah
industri sangat potensial sebagai penyebab terjadinya
pencemaran air (Wulandari, & Mahmud, 2022)
3. Infiltrasi
Infiltrasi tanah merupakan perjalanan air ke dalam tanah
sebagai akibat gaya kapiler dan gravititasi. Rembesan ini
merupakan aliran air yang mengalir secara terus menerus dari
hulu menuju ke hilir. Rembesan dapat menjadi limbah jika air
merembes ke bak limbah yang berisi sampah yang dapat mengalir
ke lingkungan sekitarnya baik manusia, tumbuhan dan hewan.
Air limbah juga dapat merembes ke dalam pipa yang rusak bocor
atau pecah sedangkan luapan dapat melalui bagian saluran yang
terhubung atau membuka ke permukaan (Muhlis, et al. 2022).
8
2.1.3 Karakteristik air limbah
Secara garis besar karakteristik air limbah domestik ini terdiri
dari 3 komponen utama yaitu karakteristik secara fisika, kimia
maupun biologi. Karakteristik tersebut memiliki nilai ambang batas
yang berbeda-beda dari kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Limbah cair domesäk memiliki beberapa karakteristik sesuai dengan
sumbernya, karakterbuk limbah cair domestik digolongkan menjadi
tiga yaitu fisika. kimia, biologi (Filliazati et al., 2013).
Karakteristik Fisika
Karakteristik fisik meliputi warna, bau, suhu, dan
padatan. Warna disebabkan adanya partikel terlarut
dissolved, tersuspensi suspended, dan senyawa-senyawa
koloidal. Suhu dapat mempengaruhi kadar Dissolved
Oxygen (DO) dalam air (Apriyani, N. 2018)
Karakteristik kimia
Karakteristik kimia meliputi pH, Chemical Oxygen
Demand (COD), dan Dissolved Oxygen (DO). COD
merupakan banyaknya oksigen yang diperlukan untuk
menguraikan bahan organik secara kimiawi. Nilai COD yang
semakin tinggi menunjukkan bahwa semakin buruk
kualitas air tersebut. DO merupakanukuran banyaknya
kandungan oksigen yang terlarut dalam air (Apriyani, N.
2018)
Karakteristik biologi
Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur
kualitas air terutama air yang dikonsumsi sebagai air minum
dan air bersih. Parameter yang biasa digunakan adalah
banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam air
limbah. Pengolahan air limbah secara biologis dapat
didefinisikan sebagai suatu proses yang melibatkan kegiatan
mikroorganisme dalam air untuk melakukan transformasi
9
senyawa - senyawa kimia yang terkandung dalam air
menjadi bentuk atau senyawa lain (Apriyani, N. 2018)
10
Parameter Kadar Paling Beban Paling Kadar Beban Paling
Tinggi Tinggi PalingTinggi Tinggi
Pelapisan Pelapisan Galvanisasi Galvanisasi
Logam (ml/L) Logam (gr/m2) (mg/L) (gr/m2)
Cu 0,5 0,01 0,5 0,001
Zn 1,0 0,02 1,0 0,0005
Cr5+ 0,1 0,002 - -
Cr 0,5 0,01 - -
Cd 0,05 0,001 0,05 0,0001
Pb 0,1 0,002 0,1 0,0002
Ni 1,0 0,02 1,0 0,002
CN 0,2 0,004 0,2 0,0004
Ag 0,5 0,01 0,5 0,001
pH 6,9 6,9
Kuantitas 20 L Per m2 produk pelapisan 20 L Per m2 produk pelapisan
air limbah logam logam
paling
tinggi
Sumber: Kementrian Lingkungan Hidup, 2014
11
hubungan dengan fungsi strategis kawasan dan ketersediaan
sumber air baku
2) Menginventarisasi sarana dan prasarana SPAB eksisting di Desa
Tambak Oso Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo.
3) Melakukan survei terhadap rencana pengembangan dan
penyediaan sarana dan prasarana air buangan di Desa Tambak Oso
Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo.
4) Melakukan identifikasi masalah dan evaluasi pada Rencana
Sistem Penyaluran Air Limbah di Desa Tambak Oso Kecamatan
Waru Kabupaten Sidoarjo.
5) Menyusun rencana pengembangan SPAL dan menentukan
alternatif pengembangan SPAL.
6) Menyusun program dan investasi pengembangan SPAL dalam
jangka panjang (20 tahun).
7) Menyusun rencana pembiayaan, investasi untuk pengembangan
SPAL, serta menyusun rencana konsep pengembangan
kelembagaan penyelenggara SPAL.
8) Menyusun rencana konsep kerja sama lintas wilayah
kabupaten/kota dalam pengembangan, penyelenggaraan, dan
pelayanan SPAL di Desa Tambak Oso Kecamatan Waru
Kabupaten Sidoarjo yang dapat disepakati secara konseptual oleh
para pihak terkait.
2. Lingkup Waktu adalah periode atau lama perencanaan Rencana Sistem
Penyaluran Air Buangan 20 – 25 tahun dan akan dikaji ulang setiap 5 tahun
atau dapat diubah bila ada hal khusus dengan memperhatikan
perkembangan penataan ruang wilayah nasional provinsi dan kabupaten
atau kota.
12
penduduk yang tinggi serta mengarahkan mobilitas dan sebaran penduduk yang
lebih merata, terutama didaerah yang jarang penduduknya. Bertambahnya
jumlah penduduk akan mempengaruhi sarana dan prasarana pada bidang
pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya (Alda, 2020).
Proyeksi (projection) adalah perkiraan populasi berdasarkan sensus
(biasanya sensus terbaru). Jumlah populasi di sini diperkirakan tidak hanya
beberapa tahun setelah pencacahan, tetapi bahkan mungkin beberapa tahun
setelah pencacahan (Rachmawati, dkk. 2022). Proyeksi jumlah penduduk
merupakan suatu metode yang dipakai untuk memeperkirakan jumlah
penduduk dimasa yang akan datang dengan dasar kondisi perkembangan
penduduk dari tahun ke tahun. Pendekatan (metode) untuk memperkirakan laju
pertumbuhan penduduk ada beberapa cara, dimana dasar penyelesaiannya
dengan melakukan kajian terhadap data terlebih yang ada sebelumnya
(Khotami, 2017).
Untuk memperoleh nilai proyeksi yang akurat, maka perlu dicari terlebih
dahulu nilai koefesien korelasi (r) dari rumus-rumus proyeksi yang akan
digunakan. Rumus koefesien korelasi:
𝑛𝛴𝑋𝑌− 𝛴𝑥 𝛴𝑦
r = {{𝑛𝛴𝑌^2 − (𝛴𝑌)^2 𝑥 [𝑛𝛴𝑋^2 − (𝛴𝑋^2]}^1/2
13
Proyeksi penduduk dengan metode geometrik menggunakan asumsi
bahwa perkembangan jumlah penduduk secara otomatis berganda. Laju
pertumbuhan penduduk (rate of growth) dianggap sama untuk setiap
tahun (Musa, 2020). Persamaan yang digunakan adalah:
Pt = P0 (1 + r)t
Dimana:
Pt = Jumlah penduduk tahun t
P0 = Jumlah penduduk tahun dasar
r = Angka pertumbuhan penduduk
t = Waktu
2.3.3 Metode Least Square
14
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan Air domestik merupakan air bersih yang
dibutuhkan untuk aktivitas sehari-hari disebut sebagai
kebutuhan domestik (domestic demand) dalam hal ini termasuk
air untuk minum, masak, membersihkan toilet dan sebagainya.
Ada dua faktor yang perlu diperhatikan untuk memenuhi
kebutuhan air bersih domestik masyarakat, yaitu:
(Simanjuntak dkk, 2021)
a. Jumlah penduduk yang akan dilayani menurut target tahapan
perencanaan sesuai dengan rencana cakupan pelayanan;
b. Tingkat pemakaian air bersih diasumsikan tergantung pada
kategori daerah dan jumlah penduduknya.
Kebutuhan air bersih penduduk juga dibagi berdasarkan jenis
kota dan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu seperti yang
tertera pada Tabel 2.2 berikut.
Tabel 2. 2 Kebutuhan Air Bersih Berdasarkan Jenis Kota dan Jumlah
Kategori Kota berdasarkan
>1.000.000 500.000 100.000 20.000 s/d 20.000
s/d s/d 100.000
No Uraian/Kriteria
1.000.000 500.000
Kota Kota besar Kota Kota Desa
Metropolitan sedang Kecil
1. Konsumsi Unit >150 150-120 90-120 80-120 60-80
Sambungan
Rumah (SR)
(Liter/orang/hari)
2. Konsumsi Unit 20 – 40 20 – 40 20 – 40 20 – 40 20–40
Hidran Umum
(HU)(ltr/org/hari)
3. Faktor hari 1.15 – 1.25 1.15– 1.15– 1.15 – 1.15 –
maksimum *hari 1.25 1.25 1.25 1.25
maksimal
15
Kategori Kota berdasarkan
>1.000.000 500.000 100.000 20.000 s/d 20.000
s/d s/d 100.000
No Uraian/Kriteria
1.000.000 500.000
Kota Kota besar Kota Kota Desa
Metropolitan sedang Kecil
*hari *hari *hari *hari
maksimal maksimal maksimal maksimal
4. Faktor Jam 1.75 – 2 1.75 – 2 1.75 – 2 1.75 – 2 1.75 – 2
Puncak *hari *hari *hari *hari *hari
maksimal maksimal maksimal maksimal maksimal
5. Jumlah jiwa per 5 5 5 5 5
SR (Jiwa)
6. Jumlah Jiwa per 100 100 100 100-200 200
HU (Jiwa)
7. Sisa tekan di 10 10 10 10 10
penyediaan
distribusi (meter)
Sumber: Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996.
Kebutuhan air domestik diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑖 𝑥 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟
Q domestik = 86400
16
industri, fasilitas perkantoran dan lain-lainnya. Besarnya
pemakaian air untuk kebutuhan non-domestik diperhitungkan
20% dari kebutuhan domestic (Simanjuntak dkk, 2021).
Kebutuhan air non domestik dapat dilihat pada Tabel 2.3
Tabel 2. 3 Kebutuhan Air Non Domestik
Fasilitas (Non
No. Pemakaian Air Satuan
Rumah Tangga)
1. Asrama 120*) L/penghuni/hari
2. Taman kanak - kanak 10 L/siswa/hari
3. Sekolah Dasar 40*) L/siswa/hari
4. SLTP 50*) L/siswa/hari
5. SMU/SMK dan lebih 80*) L/siswa/hari
tinggi
6. Rumah Sakit 500*) L/tempat tidur pasien
/hari
7 Puskesmas 500 – 1000 L/unit/hari
8. Puskesmas Pembantu 500 – 1000 L/unit/hari
9. Posyandu 500 L/unit/hari
10. Masjid 3 L/jamaah/sholat
11. Kantor 10***) L/pegawai/hari
12. Toko 100 – 200 **) L/unit/hari
13. Rumah Makan 1000 L/unit/hari
14. Hotel/Losmen 250 – 300 **) L/unit/hari
15. Pasar 6000 – 12000 L/unit/hari
16. Pabrik/Industri 60 – 100 **) L/orang/hari
17. Pelabuhan/Terminal 10.000 – 20.000 L/unit/hari
18. SPBU 5000 – 20.000 L/unit/hari
Sumber: Dinas PU Cipta Karya, SK-SNI Air Minum, 2010 : 5.
*)SNI 03 – 7065 - 2005
**) Noerbambang dkk, 1991: 48
***) SNI 19-6728.1-2002
****) Hadisantoso, et al., 2018
17
Untuk memperkirakan jumlah kebutuhan air non-domestik,
yang digunakan sebagai acuan dasar adalah 15% persen dari
kebutuhan air bersih dari sektor domestik (Lubis, 2014).
Qn = Qd x Sn
Keterangan:
Qn = Debit kebutuhan air non domestik (liter/hari)
Qd = Debit kebutuhan air domestik (liter/hari)
Sn = Standart kebutuhan air non-domestik (%)
2.4.2 Kriteria Perencanaan
Kecepatan Alir Menurut (Kurniawan & Dewi, 2015),
kecepatan harus diperhatikan dalam pengaliran air buangan adalah:
a. Kecepatan Makismum
1. Jika air buangan mengandung pasir: 2-24 m/dt
2. Jika air buangan tidak mengandung pasir: 3 m/dt
3. Pertimbangannya:
a) Saluran dapat menghantarkan air buangan secepatnya
menuju instalasi.
b) Pada kecepatan tersebut penggerusan pada pipa belum
terjadi, sehingga ketahanan pipa dapat dijaga.
b. Kecepatan Minimum
1. Untuk daerah datar: 0,6 m/dt
2. Untuk daerah tropis: 0,9 m/dt
3. Pertimbangannya:
a) Saluran mampu membersihkan sendiri (Self cleansing
atau purification)
b) Mencegah air buangan lama di dalam pipa agar sulfur
tidak mengoksdiasi pipa
c. Kedalaman Aliran
Kedalaman aliran minimum (dmin) sama dengan kedalaman
berenang. Untuk pipa pvc dmin- adalah 5 cm, sedangkan pipa
beton adalah 7,5-10cm. Kedalaman berenang adalah kedalaman
18
yang dianggap mampu membawa partikel-partikel mengikuti
aliran pada saat kecepatan minimum. Perbandingan antara
kedalaman (d) aliran terhadap diameter (D) saluran adalah
(Babbit, 1982):
1. Awal saluran d/D = 0,6;
2. Akhir saluran d/D = 0,8;
3. Jika d/D > 0,8, maka D harus diperbesar atau kemiringan
(S) diperbesar:
4. Kedalaman maksimum (dmaks) = 2/3D.
2.4.3 Perhitungan Debit Air Limbah
Menurut Kementerian PUPR (2017), perhitungan debit air
limbah domestik dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan
populasi terhadap pemakaian air bersih yang menjadi air limbah
domestik pada setiap blok pelayanan. Adapun persentase timbulan
air limbah domestik yakni sebesar 60-80% dari pemakaian air
bersih. Untuk pendekatan secara umum, berdasarkan SNI S-1.1.7
dari kementrian PU kriteria perencanaan air bersih dapat dilihat pada
tabel 2.4.
Tabel 2. 4 Kriteria Perencanaan Air Bersih
Kategori Kota berdasarkan
>1.000.000 500.000 100.000 20.000 s/d 20.000
s/d s/d 100.000
No Uraian/Kriteria
1.000.000 500.000
Kota Kota Kota Kota Desa
Metropolitan besar sedang Kecil
1. Konsumsi Unit >150 150-120 90-120 80-120 60-80
Sambungan
Rumah (SR)
(Liter/orang/hari)
2. Konsumsi Unit 20 – 40 20 – 40 20 – 40 20 – 40 20–40
Hidran Umum
(HU)(ltr/org/hari)
19
Kategori Kota berdasarkan
>1.000.000 500.000 100.000 20.000 s/d 20.000
s/d s/d 100.000
No Uraian/Kriteria
1.000.000 500.000
Kota Kota Kota Kota Desa
Metropolitan besar sedang Kecil
3. Komsumsi unit
non domestic
a. Niaga Kecil 600 – 900 600 – 900 600
(liter/unit/hari)
b. Niaga Besar1000 – 5000 1000 – 1500
(liter/unit/hari) 5000
c. Industri Besar 0,2 – 0,8 0,2 – 0,8 0,2 – 0,8
(liter/detik/ha)
d. Pariwisata 0,1 – 0,3 0,1 – 0,3
0,1 – 0,3
(liter/detik/ha)
4. Kehilangan Air 20 – 30 20 – 30 20 – 30 20 – 30 20 – 30
(%)
5. Faktor Hari 1,15 – 1,25 1,15 – 1,15 – 1,15 – 1,15 –
Maksimum *harian 1,25 1,25 1,25 1,25
*harian *harian *harian *harian
6. Faktor Jam 1,75 – 2,0 1,75 – 1,75 – 1.75 – 2 1.75 – 2
Puncak *hari maks 2,0 *hari 2,0 *hari *hari
maks *hari maksimal maksimal
maks
7. Jumlah jiwa per 5 5 5 5 5
SR (Jiwa)
8. Jumlah Jiwa per 100 100 100 100-200 200
HU (Jiwa)
9. Sisa tekan di 10 10 10 10 10
penyediaan
distribusi (meter)
20
Kategori Kota berdasarkan
>1.000.000 500.000 100.000 20.000 s/d 20.000
s/d s/d 100.000
No Uraian/Kriteria
1.000.000 500.000
Kota Kota Kota Kota Desa
Metropolitan besar sedang Kecil
10. Jam operasi (jam) 24 24 24 24 24
11. Volume reservoir 15 – 25 15 – 25 15 – 25 15 – 25 15 – 25
(% max day
demand)
12. SP:HU 50 :50 s/d 50 :50 80:20 70 : 30 70 : 30
80:20 s/d 80:20
13. Cakupan 90 90 90 90 90
Pelayanan
Sumber: Ditjen Cipta Karya PU, 1996
Sedangkan untuk kriteria rincian pemakaian air rumah
tangga/ domestik dapat dilihat pada tabel 2.5 berikut:
Tabel 2. 5 Rincian Pemakaian Air Rumah Tangga/Domestik
21
sehari. Fluktuasi air limbah mempunyai kurva yang sejenis
dengan kurva pemakaian air bersih, karena 50-80% dari air
bersih yang digunakan menjadi air limbah terhadap fungsi waktu
(Hardjosuprapto, 2000)
Fluktasi air limbah berbanding lurus dengan fluktasi
pemakaian air bersih. Saat pemakaian air bersih berada di jam
puncak maka besarnya debit air limbah juga akan meningkat.
Faktor terjadinya fluktasi debit air limbah adalah sebagai
berikut:
a. Jam puncak pemakaian air
Timbulan air limbah memiliki aliran puncak yang terjadi
pada siang hari dan aliran minimum pada jam 2-6 pagi saat
aktivitas dalam pemakaian air bersih sedikit.
b. Hari – hari puncak pemakaian air
Faktor hari maksimum pada air bersih memiliki nilai 1,15 –
1,25 diasumsikan sama dengan faktor hari maksimum pada
air limbah.
c. Faktor infiltrasi
Pada jam puncak terdapat infiltrasi air permukaan dan air
tanah yang masuk ke dalam timbulan air limbah secara
konstan.
Faktor-faktor air limbah yang ditetapkan berada pada
nilai minimum dan maksimum. Nilai tersebut dipengaruhi
oleh luas daerah dan pendapatan dari masyarakat
(Hardjosuprapto, 2000).
Pengurangan Debit Air Limbah/Buangan
Pengurangan debit air limbah dapat terjadi ketika
masyarakat menggunakan airnya kembali untuk menyiram
tanaman, maka penggunaan kembali air dapat mengurangi 30-
40% air limbah. Selain itu, pemilihan peralatan plambing juga
berpengaruh untuk mengurangi debit air limbah seperti katup
22
pengurang tekanan, pancuran, mesin cuci, urinoir, toilet sistem
tangki.
Kemiringan Saluran/Slope
Kemiringan saluran minimal diperlukan agar didalam
pengoperasiannya diperoleh kecepatan pengaliran minimal
dengan daya pembilasan sendiri (self cleansing) guna
mengurangi gangguan endapan didasar pipa, kemiringan
minimum (2 %), (Taufik, 2023). Kemiringan pada aliran
penyaluran air limbah harus cukup agar menjamin
berlangsungnya pembersihan sendiri (self cleaning) pada
saluran, dapat dihitung menggunakan rumus manning sebagai
berikut: (Damayanti, dkk., 2018)
1
V = 𝑛 𝑅2/3 S1/2
Keterangan:
V = Kecepatan aliran (m/detik)
R = jari-jari hidrolisis (m)
S = kemiringan dasar saluran
N = koefisien kekasaran saluran (koefisien manning)
Tabel 2. 6 Koefisien Manning (n) Untuk Aliran Melalui Pipa
23
Tabel Pipa Koefisien Manning (n)
minimal maksimal
Baja dikeling 0,017 0,02
Permukaan batu dengan semen 0,02 0,024
Sumber: Debi Damayanti, 2018
Slope minimum tersebut harus berada pada kecepatan
minimum sebesar 0,6 m/s yang dicapai pada kecepatan penuh.
Setiap ukuran diameter pipa memiliki slope minimum saluran
air limbah tersendiri, hal ini dapat dilihat dalam tabel 2.7
berikut:
Tabel 2. 7Slope Minimum Pipa Yang Disyaratkan Untuk
Saluran Air Limbah
Diameter Slope
Inchi mm (m/m)
6 150 0,006
8 200 0,004
10 250 0,0028
12 310 0,002
14 360 0,0017
15 380 0,0015
16 410 0,0014
18 460 0,0012
21 530 0,0010
24 610 0,0008
27 690 0,00067
30 760 0,00058
36 910 0,00046
42 1050 0,00038
48 1200 0,00032
54 1370 0,00026
Sumber: Iskandar dkk, 2016
24
Rumus Perhitungan Debit Air Limbah
Intensitas debit air limbah dipengaruhi oleh beberapa hal
seperti, sumber air limbah, lokasi dan waktu limbah baik
domestik maupun non domestik. Selain itu, perhitungan debit air
limbah juga dipengaruhi oleh infiltrasi. Berikut merupakan
rumus yang digunakan dalam menghitung debit air limbah:
1. Debit rata – rata air limbah
Debit rata-rata air limbah diperhitungkan 80% dari
debit rata-rata air bersih rumah tangga sehingga
diestimasikan 80 l/orang/hari (Lumunon, dkk., 2021). Debit
rata – rata air limbah dimanfaatkan untuk mendessain
pengolahan air limbah. Untuk mengetahui debit rata-rata air
limbah yang dihasilkan dapat dilakukan perhitungan sebagai
berikut:
Qrata-rata air limbah = (70 − 80 %) 𝑥 𝑄 𝑎𝑖𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑢𝑚
dimana
Q air minum = 60 – 80 Liter / Oarang / Hari
2. Debit puncak
Debit puncak adalah debit air buangan yang
dipergunakan dalam menghitung dimensi saluran. Untuk
mengetahui debit puncak air limbah yang dihasilkan dapat
dilakukan perhitungan sebagai berikut:
𝑄𝑝𝑒𝑎𝑘 = 𝑄r 𝑥 𝑓𝑝𝑒𝑎𝑘
Keterangan:
Qr = Debit rata – rata air limbah
Fpeak = Faktor peak
3. Debit Minimum Air Limbah (Q min)
Nilai debit minimum (Q min) bervariasi sesuai
dengan jumlah penduduknya. Nilai Qmin digunakan dalam
menentukan kedalaman minimum untuk menentukan
kelayakan penggelontoran (Watson, 2010). Faktor air
buangan minimum (fab min) sebesar 60%. Untuk
25
menghitung debit minimum air limbah dapat menggunakan
rumus sebagai berikut:
Qmin = Qtotal 𝑥 fabr min
4. Debit air buangan rata – rata (Qabr)
Debit air buangan rata – rata dapat dihitung
berdasarkan debit air bersih total pada jam puncak. Faktor air
buangan rata – rata (fabr) sebesar 60% - 80% (asumsi 80%).
Untuk mengetahui Qabr dapat menggunakan rumus berikut:
𝑄𝑎𝑏𝑟 = 𝑄𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑎𝑘 𝑥 𝑓𝑎𝑏𝑟
5. Infiltrasi dan inflow
Debit Infiltrasi adalah air tanah yang masuk ke dalam
sistem penyaluran air limbah melalui celah pipa, sambungan
pipa, pipa yang rusak, dan dinding manhole (Firdaus, et al.,
2022). Inflow adalah aliran permukaan yang masuk ke dalam
pipa air buangan melalui tutup manhole dan perpotongan
sembungan dari saluran air hujan dan saluran campuran air
hujan dan air buangan (Iskandar, 2016).
Selanjutnya menghitung debit puncak infiltrasi atau
Q infiltrasi dengan rumus sebagai berikut:
𝑄𝑖𝑛𝑓 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐴𝑟𝑒𝑎 𝑥 𝑃𝑒𝑎𝑘 𝐼𝑛𝑓𝑖𝑙𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
6. Menghitung debit total air buangan
Debit total air limbah tidak hanya berasal dari debit
air bersih yang dihasilkan. Namun, juga dipengaruhi oleh
debit air yang dapat masuk ke dalam sistem jaringan
perpipaan. Debit air yang masuk ke dalam sistem jaringan
perpipaan ini dinamakan dengan debit infiltrasi (Firdaus et
al., 2022). Rumus debit air buangan total disajikan dalam
rumus sebagai berikut:
𝑄𝑎𝑏 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑄𝑎𝑏 𝑝𝑒𝑎𝑘 + 𝑄inf 𝑝𝑒𝑎𝑘
26
puncak agar terjadi self cleansing. Apabila terdapat ruas pipa
yang tidak mencapai kecepatan self cleansing maka perlu
dilakukan penggelontoran (Priambodo, dkk., 2020). Prinsip yang
digunakan untuk pengaliran air limbah pada umumnya adalah
gravitasi tanpa tekanan dengan pola aliran saluran terbuka.
Dimana pipa saluran tidak akan pernah penuh dengan air limbah,
sehingga harus dipastikan bahwa tidak terjadi kenaikan dasar pipa
pada semua jalurnya, maka dari itu terdapat bagian pada pipa
yang kosong.
1. Menghitung koefisien manning (n)
Kemiringan pada aliran penyaluran air limbah harus cukup
agar menjamin berlangsungnya pembersihan sendiri (self
cleasning) pada saluran, dapat dihitung menggunakan rumus
manning sebagai berikut: (Damayanti, et al., 2018)
1
Q = 𝑛 𝑥 𝑅32 𝑥 𝑆21 𝑥 𝐴
1
V = 𝑛 𝑥 𝑅32 𝑥 𝑆21
Keterangan:
Q = Debit aliran (L/detik)
V = Kecepatan aliran (m/detik)
R = Jari – jari hidrolisis (m)
S = Kemiringan dasar saluran
n = koefisien kekasaran saluran (koefisien manning)
A = Luas penampang (m2)
27
1
A = 4 𝜋𝐷^2
7. Menghitung Qpeak/Qfull
Perhitungan Qpeak/Qfull dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑄𝑝𝑒𝑎𝑘 𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
= 𝑄𝑓𝑢𝑙𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛
𝑄𝑓𝑢𝑙𝑙
8. Menghitung d/D
Setelah melakukan perhitungan Qpeak/Qfull, dilanjutkan
dengan perhitungan nilai d/D dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
𝑑 𝐷𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
=
𝐷 𝐷𝑡𝑒𝑟𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ
9. Menghitung Vp/Vf
Mencari nilai Vp/Vf ini berdasarkan dari hasil d/D, nilai
Vp/Vf dapat dicari dalam tabel berikut:
28
Tabel 2. 8 Nilai d/D dengan Qpeak/Qfull
29
𝑝
Vp =Vfull x 𝑉𝑓
30
Tabel 2. 9 Slope Minimum berdasarkan diameter pipa
31
aksesibilitas). Apabila aksesbilitas di suatu daerah tinggi
maka perkembangan wilayah akan mengalami
peningkatan (Nurdiana, A. (2021). Menurut statusnya,
jalan umum dikelompokkan ke dalam jalan nasional,
jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan
desa. Jalan desa merupakan jalan umum yang
menghubungkan kawasan dan/atau antar permukiman di
dalam desa, serta jalan lingkungan (Undang-Undang No.
38 Tahun 2004 tentang Jalan)
b. Kondisi bahu jalan
Bahu jalan yang merupakan bagian dari DAMAJA
(Daerah ManfaatJalan) memiliki fungsi sebagai daerah
penahan landas pada saat kendaraan perlu berhenti
darurat, sebagai syarat kebebasan samping, sebagai
penunjang utama struktur perkerasan, sebagai
penghubung melintang drainase sebelum mencapai
saluran tepi, sebagai tempat pejalan kaki dan
perlengkapan pengatur lalu lintas, semuanya perlu
mendapatkan perhatian yang serius (Jasman, Et Al.,
2021). Sehingga dalam pemasangan pipa air limbah
harus memperhatikan pembongkaran dan pemulihan
kembali konstruksi bahu jalan.
c. Jaringan lain yang telah terbangun
Sebelum melakukan pembongkaran bahu jalan,
terlebih dahulu dilakukan test pit agar tidak merusak
jaringan yang sudah terbangun.
d. Kemudahan dalam operasi dan pemeliharaan
Pemilihan lokasi yang aman serta mudah dijangkau
akan lebih mempermudah kegiatan operasi dan
pemeliharaan. Kegiatan tersebut seperti pembersihan
manhole, perbaikan pipa bocor, penggelontoran
membutuhkan eksekusi dilapangan.
32
e. Biaya
Dalam perencanaan SPAL, biaya yang ditimbulkan
dapat berupa biaya investasi pembangunan hingga biaya
akan gangguan lalu lintas pada tahap pemasangan
maupun operasional. Sehingga, sebisa mungkin
perencana dapat meminimalisir biaya tersebut.
2.4.4 Bangunan Pelengkap
33
agar tidak terjadi terjunan bebas dengan ceburan air yang dapat
merusak dasar manhole serta tidak mengganggu operator. Juga
terjadinya gas H2S yang lepas (Darmawan, 2018).
3. Terminal clean out
Terminal Clean Out adalah suatu bangunan pelengkap yang
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a) Lubang tempat penyisipan alat pembersih ke dalam saluran
b) Pipa tempat penggelontoran saluran, yaitu dengan
memasukkan air dari ujung bagian atas terminal clean out.
Bangunan ini terdiri dari pipa dengan diameter tertentu yang
sesuai dengan diameter saluran, dan disambungkan vertikal
dengan menggunakan Y connection dan bend. Menurut Qasim
(1985), peletakkan terminal clean out adalah pada tempat-
tempat berikut ini:
a. Pada ujung awal saluran
b. Dekat dengan fire hydrant guna mempermudah operasi
penggelontoran
c. Pada jarank 150-200 ft dari bangunan manhole guna
menunjang kerja manhole
4. Rumah pompa dan pompa
Stasiun pompa atau rumah pompa merupakan fasilitas yang
ada dalam penyaluran air limbah menuju IPAL. Fungsi dari
stasiun pompa diantaranya:
• Sebagai stasiun angkat (lift station), dipasang pada setiap
jarak tertentu pada jaringan perpipaan yang cukup dalam.
• Sebagai booster station, untuk menyalurkan air limbah yang
tidak memerlukan pengaliran secara gravitasi.
Mengingat jarak yang cukup jauh ke tempat pengolahan,
maka memerlukan perbedaan tinggi yang cukup besar. Untuk
itu dibangun suatu pusat pemompaan dimana pada tempat
tersebut air limbah yang sudah berada didalam pipa ditampung
kembali kedalam bak untuk selanjutnya di pompa ke permukaan
34
tanah, sehingga akan mengangkat air limbah ini diperlukan
pompa penghisap sesuai dengan ketinggian air limbah yang
akan dinaikkan (Al Kholif, 2020)
5. Bangunan penggelontor
Bangunan penggelontor berfungsi sebagai pembersihan pipa
agar tidak terjadi penyumbatan. Aplikasi dari bangunan
penggelontor ditempatkan setiap garis pipa dimana kecepatan
pembersihan (self-cleansing) tidak tercapai akibat kemiringan
14 tanah/ pipa yang terlalu landai atau kurangnya kapasitas
aliran. Terdapat dua metode yang digunakan untuk
penggelontoran yaitu (Darmawan, 2018):
• Periode waktu tetap: metode ini dipilih pada waktu keadaan
debit aliran minimum tiap harinya, dimana pada saat itu
kedalaman renang air limbah tidak cukup untuk
membersihkan tinja atau endapan-endapan.
• Periode waktu insidentil: metode ini dipilih jika bagian atas
(awal) pipa lateral tidak dilengkapi dengan bangunan
penggelontor. Air dimasukkan kedalam bangunan
perlengkapan pipa dengan debit 15 L/detik, selama 5-15
menit
2.4.5 RAB
Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) pada suatu proyek
adalah kegiatan yang dilakukan sebelum proyek dilaksanakan.
Tujuannya adalah agar mendapat gambaran bentuk maupun besarnya
biaya barang dan jasa yang diperlukan sehingga tidak akan
mengecewakan dikemudian hari. RAB didefinisikan sebagai banyaknya
biaya yang dibutuhkan baik upah maupun bahan bangunan dalam sebuah
pekerjaan proyek konstruksi. RAB berisi perincian volume, harga satuan,
serta total harga dari berbagai macam jenis material dan upah tenaga
kerja yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proyek konstruksi (Siswanto
& Salim, 2019).
35
Menurut Sastraatmadja, S., 1994, Analisa Anggaran Biaya
Pelaksanaan, menerangkan bahwa untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas kegiatan pembangunan gedung dan bangunan di bidang
konstruksi, diperlukan suatu sarana dasar perhitungan harga satuan
yaitu Analisa Biaya Konstruksi disingkat ABK adalah suatu cara
perhitungan harga satuan pekerjaan konstruksi, yang dijabarkan dalam
perkalian indeks bahan bangunan dan upah kerja dengan harga bahan
bangunan dan standar pengupahan pekerja, untuk menyelesaikan
persatuan pekerjaan konstruksi analisa biaya konstruksi yang selama
ini dikenal yaitu analisa BOW (Bugerlijke Openbare Werken), SNI
dan AHSP.
2.4.6 Standar Operating Procedure (SOP)
SOP atau Standar Operasional Prosedur merupakan bagian dari
peraturan tertulis yang dibuat untuk mengontrol perilaku pekerja. SOP
juga dapat diartikan sebagai sarana untuk menghindari miss
communication, konflik dan permasalahan pekerjaan. Penyusunan SOP
memerlukan suatu komitmen yang kuat dari pihak yang berkaitan
(Rifka, 2017).
Tujuan SOP adalah sebagai berikut (Ervianti, 2019):
a. Untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja atau kondisi
tertentu dan kemana petugas dan lingkungan dalam melaksanakan
sesuatu tugas atau pekerjaan tertentu.
b. Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu bagi
sesama pekerja, dan supervisor
c. Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan (dengan demikian
menghindari dan mengurangi konflik), keraguan duplikasi serta
pemborosan dalam proses pelaksanaan kegiatan.
d. Merupakan parameter untuk menilai mutu pelayanan.
e. Untuk lebih menjamin penggunaan tenaga dan sumber daya secara
efisien dan efektif.
f. Untuk menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari
petugas yang terkait.
36
BAB III
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
3.1 Demografi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demografi dapat diartikan sebagai
ilmu tentang susunan, jumlah, dan perkembangan penduduk yang memberikan
uraian atau gambaran statistik mengenai suatu bangsa dilihat dari sudut politik
dan ilmu kependudukan. Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat
perkembangan di wilayah perencanaan ialah jumlah penduduk di wilayah
tersebut. Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk setiap wilayah di Desa
Tambak Oso selama 10 tahun terakhir yakni mulai dari tahun 2013 hingga tahun
2022 disajikan dalam tabel 3.1 dibawah ini:
Tabel 3. 1 Data Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah Tambak Oso
10 tahun terakhir
Data Jumlah Penduduk Desa Tambak Oso
No Tahun Jumlah Penduduk Luas Wilayah
1 2013 2132 jiwa 483,23 ha
2 2014 2223 jiwa 483,23 ha
3 2015 2347 jiwa 483,23 ha
4 2016 2468 jiwa 483,23 ha
5 2017 2546 jiwa 483,23 ha
6 2018 2681 jiwa 483,23 ha
7 2019 2701 jiwa 483,23 ha
8 2020 2772 jiwa 483,23 ha
9 2021 2863 jiwa 483,23 ha
10 2022 2942 jiwa 483,23 ha
Sumber: Data Pribadi Desa Tambak Oso
Dapat terlihat dalam tabel diatas, jumlah penduduk desa Tambak Oso pada
tahun 2013 hingga tahun 2022 terus mengalami peningkatan. Hal ini dapat
diartikan bahwa, perkembangan dan pertumbuhan desa Tambak Oso
berbanding lurus dengan perkembangan di wilayah tersebut.
3.2 Kondisi Geografis dan Iklim Wilayah Perencanaan
3.2.1 Letak administratif dan geografis
37
Secara astronomis, Kabupaten Ngawi terletak antara 7,3º– 7,5º
Lintang Selatan dan 112,5 º – 112,9º Bujur Timur. Berdasarkan posisi
geografisnya, Kabupaten Sidoarjo dikelilingi oleh Kabupaten atau Kota
lain dengan batas - batas sebagai berikut:
1. Utara: Kota Surabaya dan Kabupaten gresik
2. Selatan: Kabupaten Pasuruan
3. Barat: Kabupaten Mojokerto
4. Timur: Selat Madura (BPK Kabupaten Sidoarjo, 2023)
Kecamatan Waru terletak di Kabupaten Sidoarjo, bersama dengan
17 Kecamatan lain yakni: Balongbendo, Buduran, Candi, Gedangan,
Jabon, Krembung, Krian, Porong, Prambon, Sedati, Sidoarjo,
Sukodono, Taman, Tanggulangin, Tarik, Tulangan, dan Wonoayu.
Berdasarkan letak geografisnya Kecamatan Waru berbatasan langsung
dengan wilayah lain, yakni:
1. Utara: Kota Surabaya
2. Selatan: Kecamatan Gedangan dan Kecamatan Sedati
3. Barat: Kecamatan Taman
4. Timur: Selat Madura
Secara administratif, wilayah Kecamatan Waru memiliki 17
Desa/Kelurahan diantaranya Medaeng, Pepelegi, Waru, Kureksari,
Ngingas, Tropodo, Tambak Sawah, Tambak Rejo, Tambak Oso,
Tambak Sumur Wadung Asri, Berbek, Kepuh Kiriman, Wedoro, Janti,
Kedungrejo dan Bungurasih.
Desa Tambak Oso merupakan salah satu desa di Kecamatan Waru,
dengan Luas Wilayah 525,97Ha yang sebagian besar merupakan
wilayah pertambakan dengan Luas 490,47Ha. Desa Tambak Oso
terbagi menjadi 3 Rukun Warga (RW) dan 10 Rukun Tetangga (RT).
Desa Tambak Oso secara geografis berbatasan langsung dengan
wilayah lain yakni:
1. Utara: Desa Gunung Anyar
2. Selatan: Desa Segoro Tambak
3. Barat: Desa Tambak Sumur
38
4. Timur: Desa Segoro Tambak
Berikut adalah gambaran lokasi Desa Tambak Oso, Kecamatan
Waru, Kabupaten Sidoarjo. Pada gambar 3.1 merupakan peta
Administratif Kabupaten Sidoarjo yang memuat letak Kecamatan
Waru. Pada Gambar 3.2 merupakan Peta Administratif Kecamatan
Waru yang menggambarkan sebaran lokasi Desa/Kelurahan yang
terletak di Kecamatan Waru. Pada gambar 3.3 merupakan Peta
Administrasi Desa Tambak Oso.
39
Gambar 3. 1 Peta Administratif Provinsi Jawa Timur
40
Gambar 3. 2 Peta Administratif Kabupaten Sidoarjo
41
Gambar 3. 3 Peta Administratid Kecamatan Waru
42
Gambar 3. 4 Peta Desa Tambak Oso
43
3.2.2 Klimatologi
Karena lokasi Desa Tambak Oso terletak dalam Kecamatan Waru,
Kabupaten Sidoarjo yang berada di sekitar garis khatulistiwa, maka
seperti daerah Indonesia yang lain, Desa Tambak oso memiliki 2 jenis
perubahan iklim setiap tahunnya yakni musim kemarau dan musim
penghujan. (BPS Kabupaten Sidoarjo, 2019). Sepanjang tahun 2022,
Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo mencatat suhu tertinggi di
Kabupaten Sidoarjo mencapai 36,5˚C, terjadi di bulan September.
Sementara suhu terendah terjadi di bulan Juli, sebesar 21˚C dengan
kelembaban rata-rata sebesar 81,6 persen.
Sementara itu, bersumber dari lokasi penakar hujan yang terdapat
di 30 titik berbeda yang tersebar di semua kecamatan di Sidoarjo,
diketahui bahwa selama Januari hingga Desember 2022 terdapat 195
hari hujan. Curah hujan dan jumlah hari hujan sepanjang 2022 relatif
meningkat dibanding tahun sebelumnya, berikut merupakan tabel
perbandingan curah hujan pada tahun 2022
Tabel 3. 2 Perbandingan Curah Hujan Menurut Bulan
Pada Tahun 2022
Bulan Jumlah Curah Jumlah Hari
Hujan (mm3) Hujan (hari)
Januari 210,9 17
Februari 223,7 18
Maret 209,3 17
April 110,5 15
Mei 461,3 21
Juni 287,6 19
Juli 278,4 19
Agustus 38,9 4
September 151,5 16
Oktober 259,9 17
November 208,7 16
Desember 204,5 16
44
Bulan Jumlah Curah Jumlah Hari
Hujan (mm3) Hujan (hari)
Rata – Rata/Jumlah 220,4 195
Sumber: BPS Sidoarjo, 2022
Curah hujan tertinggi terjadi di Bulan Mei, sebesar 461,3 mm
dengan hari hujan sebanyak 21 hari. Lebih tinggi daripada curah hujan
di musim hujan, Bulan Oktober-Maret.
3.2.3 Topografi dan Tata Guna Lahan
Luas wilayah Desa Tambak Oso keseluruhan adalah 525,97 Ha.
Terbagi menjadi 3 Rukun Warga (RW) dan 10 Rukun Tetangga.
Wilayah Desa Tambak Oso merupakan daerah dataran rendah karena
wilayahnya yang berdekatan dengan laut. Sehingga didapatkan peta
kontur Desa Tambak Oso sebagai berikut
45
Gambar 3. 5Peta Kontur Desa Tambak Oso
46
Gambar 3. 6Peta Topografi Desa Tambak Oso
47
Pembagian penggunaan lahan pada Desa Tambak Oso dikelompokkan
menjadi dua, yaitu tanah sawah/tambak dan tanah kering. Luas tanah
sawah/tambak sebesar 428,18 Ha dan tanah kering sebesar 97,69 Ha.
Tanah sawah/tambak digunakan sebagai mata pencaharian masyarakat
desa Tambak Oso dengan menjadi petani tambak ikan bandeng maupun
udang. Sedangkan untuk tanah kering digunakan sebagai
perumahan/pemukiman warga Desa Tambak Oso. Data pada tabel 3.4
menunjukkan luas tanah sawah/tambak dan tanah kering (ha) dari desa-
desa yang ada di Kecamatan Waru
48
3.3 Aspek Sosial dan Kesejahteraan Wilayah Perencanaan
Di Desa Tambak Oso, terdapat beberapa sarana fasilitas umum untuk
mendukung kesejahteraan dan aktivitas sosial penduduknya, Fasilitas tersebut
meliputi fasilitas pendidikan, kesehatan, agama dan fasilitas pendukung lainnya.
Tabel 3.4 dibawah menunjukkan jumlah dan sebaran fasilitas umum yang
terdapat di Desa Tambak Oso pada tahun 2022.
49
BAB IV
PERENCANAAN SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH
50
Sumber: Hasil Perhitungan, 2022
Dengan rincian perhitungan berikut:
1. Data 10 tahun terakhir (2013 – 2022)
2. Data jumlah penduduk 10 tahun terakhir (2013 – 2022)
3. Jumlah Tahum (X)
4. Selisih jumlah penduduk (Y)
Penduduk tahun ke a – penduduk tahun ke b
Contoh:
Selisih penduduk tahun 2019
= Jumlah penduduk tahun 2019 – jumlah penduduk tahun
2018
= 2701 – 2681
= 20
5. Kolom (3) dikuadratkan
6. Kolom (4) dikuadratkan
7. Kolom (3) dikali kolom (4)
Dengan data diatas, didapatkan hasil koefisien korelasi
sebagai berikut:
𝑛∑𝑋𝑌− ∑𝑋 ∑𝑌
r = {[𝑛∑𝑌2−(∑𝑌)2] × [𝑛∑𝑋2−(∑𝑋)2]}1 2
10(4555)−(55)(810)
r = {[10(82570)−(810)2][10(385)−(55)2]}0,5
r = 0,084
B. Metode Geometri
Perhitungan koefisien korelasi proyeksi penduduk di Desa Tambak
Oso dengan menggunakan metode geometri dapat dilihat pada
Tabel 4.2
Tabel 4. 2 Perhitungan Koefisien Korelasi Metode Geometri
Jumlah Jumlah
LN jumlah
Tahun Penduduk Tahun X^2 Y^2 XY
penduduk (Y)
(Jiwa) (X)
2013 2132 1 7,664815785 1 58,74940102 7,664816
51
Jumlah Jumlah
LN jumlah
Tahun Penduduk Tahun X^2 Y^2 XY
penduduk (Y)
(Jiwa) (X)
r = 0,987
52
C. Metode Least Square
Perhitungan koefisien korelasi proyeksi penduduk di Desa Tanbak
Oso dengan menggunakan metode least square dapat dilihat pada
Tabel 4.3
Tabel 4. 3 Perhitungan Koefisien Korelasi Metode Least Square
Jumlah Jumlah Jumlah
Tahun Penduduk Tahun penduduk X2 Y2 XY n a b
(Jiwa) (X) (Y)
2013 2132 1 2132 1 4545424 2132
2014 2223 2 2223 4 4941729 4446
2015 2347 3 2347 9 5508409 7041
2016 2468 4 2468 16 6091024 9872
2017 2546 5 2546 25 6482116 12730
2018 2681 6 2681 36 7187761 16086 10 10270 89,26667
2019 2701 7 2701 49 7295401 18907
2020 2772 8 2772 64 7683984 22176
2021 2863 9 2863 81 8196769 25767
2022 2942 10 2942 100 8655364 29420
Jumlah 25675 55 25675 385 66587981 148577
Sumber: Hasil Perhitungan, 2022
Dengan rincian perhitungan berikut:
1. Data 10 tahun terakhir (2013 – 2022)
2. Data jumlah penduduk 10 tahun terakhir (2013 – 2022)
3. Jumlah Tahum (X)
4. Jumlah penduduk (Y)
5. Kolom ke (3) dikuadrat
6. Kolom ke (4) dikuadrat
7. Kolom ke (3) dikali kolom ke (4)
8. Jumlah tahun (10)
Adapun didapatkan hasil nilai a dan b adalah sebagai berikut:
∑𝑌.∑𝑋 2 − ∑𝑋.∑𝑌
a = 𝑛.∑𝑋 2 −(∑𝑋)^2
8472750
= 825
= 10270
𝑛.∑𝑥𝑦− ∑𝑋.∑𝑌
b = 𝑛.∑𝑋 2−(∑𝑋)^2
73645
= 825
= 89,26667
53
Tabel 4. 4Perhitungan Koefisien Korelasi Metode Least Square
Jumlah
Jumlah
Tahun Penduduk Y X^2 Y^2 XY
Tahun (X)
(Jiwa)
2013 2132 2132 9466,6 4545424 89616515,56 20182791,2
2014 2223 2223 9555,866667 4941729 91314587,75 21242691,6
2015 2347 2347 9645,133333 5508409 93028597,02 22637127,93
2016 2468 2468 9734,4 6091024 94758543,36 24024499,2
2017 2546 2546 9823,666667 6482116 96504426,78 25011055,33
2018 2681 2681 9912,933333 7187761 98266247,27 26576574,27
2019 2701 2701 10002,2 7295401 100044004,8 27015942,2
2020 2772 2772 10091,46667 7683984 101837699,5 27973545,6
2021 2863 2863 10180,73333 8196769 103647331,2 29147439,53
2022 2942 2942 10270 8655364 105472900 30214340
Jumlah 25675 25675 98683 66587981 974490853,3 254026006,9
Sumber: Hasil Perhitungan, 2022
Dengan rincian perhitungan sebagai berikut:
1. Data 10 tahun terakhir (2013 – 2022)
2. Data jumlah penduduk 10 tahun terakhir (2013 – 2022)
3. Jumlah penduduk sesungguhnya
4. Jumlah penduduk secara teori dan metode
Y = 𝑎 + 𝑏 × (𝑇𝑛 − 𝑇0)
Contoh:
Jumlah penduduk tahun 2019
Y = 𝑎 + 𝑏 × (𝑇𝑛 − 𝑇0)
= 10270 + 89,26667 × (2019-2022)
= 10002,2
5. Kolom ke (3) dikuadrat
6. Kolom ke (4) dikuadrat
7. Kolom ke (3) dikali kolom ke (4)
Sehingga, didapatkan koefisien korelasi sebagai berikut:
𝑛∑𝑋𝑌− ∑𝑋 ∑𝑌
r = {[𝑛∑𝑌2−(∑𝑌)2] × [𝑛∑𝑋2−(∑𝑋)2]}1 2
10(550121)−(55)(98683)
r = {[10(974490853)−(98683)2][10(385)−(55)2]}0,5
r = 0,997
54
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi beberapa
metode didapatkan Tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4. 5 Perbandingan Nilai Koefisien Korelasi (R) Dari Ketiga Metode
55
Jumlah Hasil
Tahun (Yi-
Tahun Penduduk Perhitungan Yi-Ymean
Ke (X) Ymean)^2
(Y) (Yi)
2015 3 2347 24,03730883 -2543,46269 6469202,461
2016 4 2468 47,76797361 -2519,73203 6349049,485
2017 5 2546 94,926571 -2472,57343 6113619,362
2018 6 2681 188,6421634 -2378,85784 5658964,607
2019 7 2701 374,8778179 -2192,62218 4807592,033
2020 8 2772 744,9733181 -1822,52668 3321603,506
2021 9 2863 1480,443009 -1087,05699 1181692,903
2022 10 2942 2942 374,5 140250,25
Jumlah 55 25675 5915,850697 -19759,1493 47132903,14
Ymean 2567,5 4713290,314
Sn= 2171,011358
Sumber: Hasil Perhitungan, 2022
Dengan rincian perhitungan sebagai berikut:
1. Data tahun 10 tahun terakhir (2013 – 2022)
2. Tahun ke (x)
3. Jumlah penduduk sesungguhnya
4. Hasil perhitungan mundur metode geometri pada Tabel 4.6
(Yi)
5. Y mean berasal dari rata – rata jumlah penduduk (Y)
6. Kolom ke (4) dikurangi Ymean
7. Kolom ke (5) dikuadratkan
Didapatkan Standar Deviasi sebagai berikut:
∑(𝑌𝑖− 𝑌𝑚𝑒𝑎𝑛)^2 0,5
Sn =( )
10
47132903,14 0,5
=( )
10
= 2171,011358
B. Standar Deviasi Metode Least Square
Perhitungan Standar Deviasi proyeksi penduduk di Desa
Tanbak Oso dengan menggunakan metode least square
dapat dilihat pada Tabel 4.8
Tabel 4. 8 Perhitungan Standar Deviasi Least Square
56
Tahun Jumlah Hasil
Yi-
Tahun Ke Penduduk Perhitungan (Yi-Ymean)^2
Ymean
(X) (Y) (Yi)
57
Dari perbandingan nilai Standart Devisiasi di atas, dapat
diketahui bahwa nilai koefisien Standart Devisiasi yang paling
kecil adalah geometri dengan nilai 2171,011358. Sehingga
metode proyeksi penduduk Desa Tambak Oso untuk 20 tahun
yang akan datang dapat dihitung dengan metode geometri.
58
4. Presentase penduduk
Contoh:
Presentase penduduk tahun 2019
𝑃𝑒𝑛𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2019
= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑚 2019
20
= 2701
= 0,007404665
5. % penduduk
Kolom presentase penduduk dikali 100
Contoh:
% penduduk tahun 2019
= 0,007404665 × 100
= 0,7404665%
Setelah dilakukan perhitungan laju pertumbuhan penduduk,
selanjutnya menghitung proyeksi penduduk Desa Tambak Oso pada
tahun 2023 hingga 2042 terdapat pada Tabel 4.11
Tabel 4. 11 Proyeksi Penduduk Desa Tambak Oso
59
Proyeksi Penduduk Tambak Oso 20 Tahun Kedepan
Metode Geometri (𝑃𝑛 = 𝑃𝑜 × (1 + r)(t)
Tahun Po t r Pn
2040 2942 18 0,0315443 5145
2041 2942 19 0,0315443 5308
2042 2942 20 0,0315443 5475
Sumber: Hasil Perhitungan, 2022
Dengan rincian perhitungan sebagai berikut:
1. Tahun (2023 – 2042)
2. Po merupakan jumlah penduduk pada tahun terakhir
3. T merupakan tahun ke
4. r merupakan rata – rata presentase pertambahan penduduk pada
Tabel 4.10
5. Pn merupakan proyeksi penduduk
𝑃𝑛 = 𝑃𝑜 × (1 + r) (t)
Contoh:
Proyeksi penduduk pada tahun 2035
𝑃𝑛 = 𝑃𝑜 × (1 + r) (t)
= 2942 × (1 + 0,0315443)13
= 4405
60
maksimum harian, kebutuhan puncak harian, debit maksimum, kebutuhan per
maksimum per jam, dan total kebutuhan air bersih. Jumlah kebutuhan domestik
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kebiasaan, pola dan tingkat kehidupan
yang didukung oleh adanya perkembangan sosial ekonomi. Kebutuhan air
bersih di wilayah Desa Tambak Oso berdasarkan SNI 19-6728.1-2002,
kebutuhan air pedesaan sebesar 100 liter/orang/hari
4.2.1 Kebutuhan Air Desa Tambak Oso
Proyeksi kebutuhan air dilakukan setelah perhitungan proyeksi
penduduk Desa Tambak Oso pada tahun 2023 – 2042. Adapun langkah
– langkah untuk mengetahui kebutuhan air sesuai dengan perhitungan
sebagai berikut:
a. Jumlah penduduk Desa Tambak Oso pada tahun 2023 – 2042, yang
didapatkan pada perhitungan proyeksi penduduk Desa Tambak
Oso dalam Tabel 4.11 dan sesuai dengan perhitungan didapatkan
bahwa jumlah penduduk Desa Tambak Oso pada tahun 2042
sebanyak 5475 jiwa.
b. Tingkat pelayanan merupakan besar presentase pelayanan
penyediaan air minum kepada konsumen atau masyarakat. Tingkat
pelayanan Sistem Penyaluran Air Limbah ini direncanakan untuk
20 tahun kedepan dengan tingkat terlayani meningkat 5 persen
setiap tahunnya.
c. Jumlah penduduk yang terlayani berarti jumlah penduduk
berdasarkan tingkat pelayanan. Hal ini dapat dihitung
menggunakan rumus berikut:
Contoh pada tahun 2038 dengan tingkat pelayanan sebesar 80%
Jumlah penduduk terlayani = ∑ pemduduk × tingkat pelayanan
= 4836 × 80%
= 3869 jiwa
d. Kebutuhan Air Penduduk
Berdasarkan SNI 19-6728.1-2002, didapatkan kebutuhan air
penduduk pedesaan sekitar 100 liter/orang/hari. Oleh karena itu,
61
penulis menetapkan perencanaan dengan sebesar 100
liter/jiwa/hari.
e. Kebutuhan air domestik
Kebutuhan air domestik merupakan kebutuhan yang
digunakan untuk aktivitas rumah tangga seperti mencuci, masak,
mandi cuci dan kakus (MCK). Kebutuhan domestik dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
Contoh di tahun 2038:
= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑖 × 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
= 3869 jiwa × 100 liter/jiwa/hari
= 386900 liter/hari
= 4,477777778 liter/detik
f. Kebutuhan air non domestik
Kebutuhan air non-domestik dihitung berdasarkan jumlah
fasilitas umum terlayani di wilayah perencanaan. Hal yang perlu
diperhatikan yaitu nilai kebutuhan air non domestik untuk setiap
sarana fasilitas umum. Fasilitas umum yang ada pada Desa Tambak
Oso ialah sekolah dasar, masjid, mushola serta kantor desa.
Untuk perhitungannya sebagai berikut:
1. Sekolah Dasar tahun 2038
Jumlah anak SD = persen usia sekolah × jumlah pemduduk
= 25% × 4836
= 1209 jiwa
Jumlah Konsumsi Air = kebutuhan air SD × Jumlah anak SD
= 40 L/jiwa/hari × 1209 jiwa
= 48360 L/hari
= 0,5597222 L/detik
Untuk kebutuhan air Sekolah Dasar sebesar 40 L/jiwa/hari
sesuai dengan ketentuan SNI 03 – 7065 – 2005.
2. Masjid tahun 2028
Jumlah konsumsi air = jumlah jamaah × kebutuhan air
62
= 500 jiwa × (15L/hari/jiwa × jumlah
masjid)
= 500 jiwa × (15L/jiwa/hari × 2)
= 500 jiwa × 30L/jiwa/hari
= 15000 L/hari
= 0,17361111 L/detik
Dalam satu kali berwudhu setiap jamaah memerlukan air
bersih sekitar 3L, maka dalam satu hari untuk satu jamaah
berwudhu membutuhkan 15L air bersih (Hadisantoso, et al.,
2018).
3. Mushola tahun 2038
Jumlah konsumsi air = jumlah jamaah × kebutuhan air
= 40 jiwa × (15L/jiwa/hari × jumlah
mushola)
= 40 jiwa × (15L/jiwa/hari × 6)
= 500 jiwa × 90L/jiwa/hari
= 15000 L/hari
= 0,04167 L/detik
4. Kantor tahun 2038
Jumlah konsumsi air = jumlah pegawai × kebutuhan air
= 50 jiwa × 10 L/jiwa/hari
= 500 L/hari
= 0,00579 L/detik
g. Total jumlah kebutuhan air seluruhnya
Kebutuhan air domestik dan non domestik pada Desaa
Tambak Oso ditambahkan, kemudian dikalikan dengan tingkat
kebocoran yang disesuaikan dengan rencana kebocoran menurut
kriteria perencanaan dari Dinas Pekerjaan Umum yaitu sebesar
20%. Dengan perhitungan sebagai berikut:
Contoh di tahun 2038:
= (Kebutuhan air domestik + kebutuhan air non domestik) × 20%
63
= (4,477777778 L/detik + (0,5597222 L/detik + 0,17361111
L/detik + 0,04167 L/detik + 0,00579 L/detik)) × 20%
= 1,05171 L/detik
h. Total Jumlah Satuan Sambungan Pelanggan (SSP)
Contoh pada tahun 2038
= SSP domestik + SSP non domestik
= 967 + (2 + 2 + 6 + 2)
= 979 SSP
i. Kebutuhan puncak harian
Penentuan besarnya kebutuhan hari maksimum didasarkan
pada kebutuhan air yang diperlukan untuk pemeliharaan unit
instalasi. Dalam menentukan kebutuhan harian maksimum atau
kebutuhan puncak harian ini serentak dikali 2.
Contoh kebutuhan puncak harian tahun 2038:
= Total jumlah kebutuhan air seluruhnya × 2
= 1,05171 L/detik × 2
= 2,10343 L/detik
j. Laju Timbulan Air Limbah
Laju timbulan air limbah merupakan gabungan limbah tinja
dan air limbah lainnya dari kegiatan rumah tangga seperti mandi,
cuci dan memasak. Sesuai dengan (PERMEN PUPR) No 4 Tahun
2017 tentang perencanaan sistem penyaluran air limbah domestik,
timbulan air limbah dihitung berdasarkan 60-80% pemakaian air
bersih.
Contoh laju timbulan air limbah tahun 2038:
= Kebutuhan puncak harian × 80%
= 2,10343 L/detik × 80%
= 1,68274
64
Tabel 4. 12 Kebutuhan Air Desa Tambak Oso
EKSISTING
URAIAN Satuan
2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041 2042
A. Penduduk
1. Jumlah Penduduk jiwa 3035 3131 3229 3331 3436 3545 3656 3772 3891 4013 4140 4271 4405 4544 4688 4836 4988 5145 5308 5475
2. Jumlah Keluarga KK 759 783 807 833 859 886 914 943 973 1003 1035 1068 1101 1136 1172 1209 1247 1286 1327 1369
B. Kebutuhan Domestik
1. Tingkat Pelayanan
Presentase % 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50% 55% 60% 65% 70% 75% 80% 85% 90% 95% 100%
Penduduk (jiwa) jiwa 152 313 484 666 859 1064 1280 1509 1751 2007 2277 2563 2863 3181 3516 3869 4240 4631 5043 5475
1. Sarana Pendidikan
a. sekolah dasar
Presentase Usia Sekolah
(0-14) 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25%
Jumlah Anak Sekolah
Dasar 759 783 807 833 859 886 914 943 973 1003 1035 1068 1101 1136 1172 1209 1247 1286 1327 1369
65
EKSISTING
URAIAN Satuan
2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041 2042
L/Oran
Kebutuhan Air g/hari 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
3035 3131 3229 3331 3436 3545 3656 3772 3891 4013 4140 4271 4405 4544 4688 4836 4988
Jumlah Konsumsi Air L/hari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 51450 53080 54750
0,351 0,362 0,373 0,385 0,397 0,41 0,42 0,43 0,45 0,46 0,47 0,49 0,50 0,52 0,54 0,55 0,57 0,595 0,614 0,633
Konversi ke liter per detik L/detik 273 384 727 532 685 0301 3148 6574 0347 4468 9167 4329 9838 5926 2593 9722 7315 4861 3519 6806
Satuan Sambungan
Pelanggan SSP 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
b. Rumah Ibadah
a) Masjid
Jumlah Jama'ah Jiwa 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500
Kebutuhan Air L/org/h
(3L*ibadah 5 kali) ari 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500
Jumlah Konsumsi Air L/hari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15000 15000 15000
Konversi ke liter per Liter/d 0,173 0,173 0,173 0,173 0,173 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,173 0,173 0,173
detik etik 611 611 611 611 611 3611 3611 3611 3611 3611 3611 3611 3611 3611 3611 3611 3611 6111 6111 6111
Satuan Sambungan
Pelanggan SSP 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
b) Mushola
Jumlah Konsumsi Air L/hari 3600 3600 3600 3600 3600 3600 3600 3600 3600 3600 3600 3600 3600 3600 3600 3600 3600 3600 3600 3600
Konversi ke liter per Liter/d 0,041 0,041 0,041 0,041 0,041 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,041 0,041 0,041
detik etik 667 667 667 667 667 1667 1667 1667 1667 1667 1667 1667 1667 1667 1667 1667 1667 6667 6667 6667
Satuan Sambungan
Pelanggan SSP 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
c. Kantor
66
EKSISTING
URAIAN Satuan
2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041 2042
L/org/h
Kebutuhan Air (10L) ari 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Jumlah Konsumsi Air L/hari 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500
Liter/d 0,005 0,005 0,005 0,005 0,005 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,005 0,005 0,005
Konversi ke liter per detik etik 787 787 787 787 787 5787 5787 5787 5787 5787 5787 5787 5787 5787 5787 5787 5787 787 787 787
Satuan Sambungan
Pelanggan SSP 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
G. Laju timbulan Air Limbah liter/dt 0,239 0,302 0,369 0,440 0,516 0,59 0,68 0,76 0,86 0,96 1,06 1,17 1,29 1,41 1,54 1,68 1,82 1,976 2,134 2,301
(60 - 80 %) k 352 667 722 852 148 5926 0074 9259 3352 2519 7407 8037 4352 7111 6593 2741 5778 2963 963 2963
Sumber: Hitungan Pribadi, 2023
67
Gambar 4. 1 Peta persebaran penduduk
68
Gambar 4. 2 Peta persebaran pipa
69
4.3 Proyeksi Timbulan Air Limbah
Penentuan dimensi Sistem Perencanaan Air Buangan dilihat berdasarkan
debit total yang masuk ke dalam saluran air buangan. Besarnya debit total
bergantung pada besarnya debit air buangan dan debit infiltrasi pada waktu
puncak. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PERMEN PUPR) No 4 Tahun 2017 tentang perencanaan sistem penyaluran air
limbah domestik, timbulan air limbah dihitung berdasarkan 60-80% pemakaian
air bersih. Adapun langkah – langkah untuk mengetahui proyeksi timbulan air
limbah Desa Tambak Oso sesuai dengan perhitungan sebagai berikut:
a. Menentukan arah aliran pipa air limbah
Arah aliran pipa air limbah bisa dicari dengan menentukan titik –
titik manhole pada wilayah Desa Tambak Oso.
b. Menentukan panjang pipa
Panjang pipa dari tiap manhole dapat dicari melalui gambar dari
autocad yang telah kita buat. Setelah panjang pipa dari tiap manhole dicari,
panjang pipa tersebut di akumulasikan, untuk membantu perhitungan
langkah selanjutnya. Didapatkan nilai akumulasi dari panjang pipa air
limbah wilayah Desa Tambak Oso sebesar 8443m.
c. Perhitungan timbulan air limbah
Setelah menentukan panjang pipa, dilanjutkan dengan menghitung
timbulan air limbah di setiap manhole. Menurut Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PERMEN PUPR) No 4 Tahun
2017 tentang perencanaan sistem penyaluran air limbah domestik, timbulan
air limbah dihitung berdasarkan 60-80% pemakaian air bersih. Sehingga,
penulis menggunakan faktor 80% untuk menghitung laju timbulan air
limbah, sesuai dengan Tabel 4.12.
Untuk menghitung timbulan air limbah pada tiap manhole dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
laju timbulan air limbah tahun terakhir (2042)
Timbulan air limbah = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑎𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
2,301296 L/detik
= 8443 𝑚
= 0,000273 m/l/detik
d. Perhitungan air limbah tiap manhole/debit air limbah (Qab)
70
Perhitungan air limbah tiap manhole dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
Contoh dari MH38 ke MH39:
= panjang pipa akumulasi MH38 ke MH39 × timbulan air limbah
= 2471 m × 0,000273 m/l/detik
= 0,674 L/detik
e. Perhitungan akumulasi dari debit air limbah tiap manhole (Qtot ab)
Perhitungan akumulasi dari debit air limbah tiap manhole (Qtot ab) dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Contoh dari MH38 ke MH39
= akumulasi (Qtot ab) MH37 ke MH38 + Qab MH38 ke MH39
= 7,340 L/detik + 0,674 L/detik
= 8,014 L/detik
f. Luas Area
Luas area ini merupakan luas area yang tercangkup dalam tiap
manhole. Untuk itu diperlukan pembagian segmen pada wilayah Desa
Tambak Oso. Sebagai contoh, MH38 memiliki luas area sebesar 0,024 m2,
ini artinya MH38 menampung air limbah dari luas area tersebut.
g. Debit Air Buangan/Limbah rata – rata (Qabr)
Debit air buangan/limbah rata – rata ini sama dengan debit air
limbah tiap manhole (Qtot ab).
Contoh dari MH38 ke MH39:
Qtot ab = Qabr
8,014 L/detik = 8,014 L/detik
= 0,008014 m3/detik
h. Debit Air Buangan/Limbah minimum (Qab min)
Debit Air Buangan/Limbah minimum (Qab min) didapatkan dari
perhitungan Qtot ab dikali dengan 60%, 60% merupakan batas volume air
limbah yang mengalir di dalam pipa.
Contoh dari MH38 ke MH39
= Qtot ab × 60%
= 8,014 L/detik × 60%
71
= 4,808 L/detik
i. Debit puncak air limbah (Qab peak)
Dalam penentuan debit puncak air limbah, debit puncak merupakan
puncak berdasarkan debit air limbah rata – rata dikalikan dengan nilai faktor
puncak. Nilai faktor puncak dapat ditentukan dari gambar grafik berikut:
72
Gambar 4. 4 Grafik Peak Infiltrasi
Sumber: PPT Pembelajaran SPAL, 2023
k. Debit total
Debit total (Q tot) air limbah ini merupakan debit yang didapat dengan cara
debit puncak air limbah ditambah dengan debit infiltrasi.
Contoh MH38 ke MH39:
= Qab peak + Q infiltrasi
= 0,03205 m3/detik + 0,0000005 m3/detik
= 0,032059 m3/detik
73
Tabel 4. 13 Timbulan Air Limbah Desa Tambak Oso
PERHITUNGAN TIMBULAN AIR LIMBAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 MH 1 MH 2 75 75 0,020 0,020 0,146 0,020 0,012 0,000020 4 0,00008 17 2,48 0,000029 0,000110
2 MH 2 MH 3 100 175 0,048 0,068 0,528 0,068 0,041 0,000068 4 0,00027 17 8,98 0,000104 0,000376
3 MH 3 MH 6 46 221 0,060 0,128 0,226 0,128 0,077 0,000128 4 0,00051 17 3,84 0,000044 0,000558
4 MH 4 MH 5 68 289 0,079 0,079 0,394 0,079 0,047 0,000079 4 0,00032 17 6,70 0,000078 0,000393
5 MH 5 MH 6 100 389 0,106 0,313 0,384 0,313 0,188 0,000313 4 0,00125 17 6,53 0,000076 0,001328
6 MH 6 MH 7 59 448 0,122 0,435 0,072 0,435 0,261 0,000435 4 0,00174 17 1,22 0,000014 0,001755
7 MH 7 MH 8 46 494 0,135 0,570 0,133 0,570 0,342 0,000570 4 0,00228 17 2,26 0,000026 0,002306
8 MH 8 MH 9 43 537 0,146 0,716 0,081 0,716 0,430 0,000716 4 0,00287 17 1,38 0,000016 0,002881
9 MH 9 MH 10 65 602 0,164 0,880 0,062 0,880 0,528 0,000880 4 0,00352 17 1,05 0,000012 0,003534
10 MH 10 MH 11 79 681 0,186 1,066 0,069 1,066 0,640 0,001066 4 0,00426 17 1,17 0,000014 0,004278
11 MH 11 MH 12 20 701 0,191 1,257 0,013 1,257 0,754 0,001257 4 0,00503 17 0,22 0,000003 0,005031
74
PERHITUNGAN TIMBULAN AIR LIMBAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
12 MH 12 MH 13 63 764 0,208 1,465 0,175 1,465 0,879 0,001465 4 0,00586 17 2,98 0,000034 0,005896
13 MH 13 MH 14 96 860 0,234 1,700 0,02 1,700 1,020 0,001700 4 0,00680 17 0,34 0,000004 0,006803
14 MH 14 MH 15 29 889 0,242 1,942 0,168 1,942 1,165 0,001942 4 0,00777 17 2,86 0,000033 0,007801
15 MH 15 MH 18 53 942 0,257 2,199 0,051 2,199 1,319 0,002199 4 0,00880 17 0,87 0,000010 0,008805
16 MH 16 MH 17 43 985 0,268 0,268 0,165 0,268 0,161 0,000268 4 0,00107 17 2,81 0,000032 0,001106
17 MH 17 MH 18 100 1085 0,296 2,763 0,292 2,763 1,658 0,002763 4 0,01105 17 4,96 0,000057 0,011110
18 MH 18 MH 19 68 1153 0,314 3,077 0,145 3,077 1,846 0,003077 4 0,01231 17 2,47 0,000029 0,012338
19 MH 19 MH 20 100 1253 0,342 3,419 0,277 3,419 2,051 0,003419 4 0,01368 17 4,71 0,000055 0,013730
20 MH 20 MH 21 100 1353 0,369 3,788 0,409 3,788 2,273 0,003788 4 0,01515 17 6,95 0,000080 0,015231
21 MH 21 MH 22 100 1453 0,396 4,184 0,375 4,184 2,510 0,004184 4 0,01673 17 6,38 0,000074 0,016808
22 MH 22 MH 23 100 1553 0,423 4,607 0,313 4,607 2,764 0,004607 4 0,01843 17 5,32 0,000062 0,018489
23 MH 23 MH 24 100 1653 0,451 5,058 0,364 5,058 3,035 0,005058 4 0,02023 17 6,19 0,000072 0,020302
24 MH 24 MH 48 43 1696 0,462 5,520 0,208 5,520 3,312 0,005520 4 0,02208 17 3,54 0,000041 0,022120
75
PERHITUNGAN TIMBULAN AIR LIMBAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
25 MH 25 MH 26 50 1746 0,476 0,476 0,112 0,476 0,286 0,000476 4 0,00190 17 1,90 0,000022 0,001926
26 MH 26 MH 27 100 1846 0,503 0,979 0,11 0,979 0,587 0,000979 4 0,00392 17 1,87 0,000022 0,003938
27 MH 27 MH 30 17 1863 0,508 1,487 0,206 1,487 0,892 0,001487 4 0,00595 17 3,50 0,000041 0,005988
28 MH 28 MH 29 27 1890 0,515 0,515 0,209 0,515 0,309 0,000515 4 0,00206 17 3,55 0,000041 0,002102
29 MH 29 MH 30 100 1990 0,542 2,544 0,139 2,544 1,527 0,002544 4 0,01018 17 2,36 0,000027 0,010205
30 MH 30 MH 33 26 2016 0,549 3,094 0,417 3,094 1,856 0,003094 4 0,01238 17 7,09 0,000082 0,012458
31 MH 31 MH 32 45 2061 0,562 0,562 0,081 0,562 0,337 0,000562 4 0,00225 17 1,38 0,000016 0,002263
32 MH 32 MH 33 100 2161 0,589 4,245 0,111 4,245 2,547 0,004245 4 0,01698 17 1,89 0,000022 0,017001
33 MH 33 MH 36 7 2168 0,591 4,836 0,458 4,836 2,901 0,004836 4 0,01934 17 7,79 0,000090 0,019433
34 MH 34 MH 35 30 2198 0,599 0,599 0,09 0,599 0,359 0,000599 4 0,00240 17 1,53 0,000018 0,002414
35 MH 35 MH 36 100 2298 0,626 6,061 0,126 6,061 3,637 0,006061 4 0,02424 17 2,14 0,000025 0,024269
36 MH 36 MH 37 23 2321 0,633 6,694 0,411 6,694 4,016 0,006694 4 0,02677 17 6,99 0,000081 0,026856
37 MH 37 MH 38 50 2371 0,646 7,340 0,02 7,340 4,404 0,007340 4 0,02936 17 0,34 0,000004 0,029364
76
PERHITUNGAN TIMBULAN AIR LIMBAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
38 MH 38 MH 39 100 2471 0,674 8,014 0,024 8,014 4,808 0,008014 4 0,03205 17 0,41 0,000005 0,032059
39 MH 39 MH 40 39 2510 0,684 8,698 0,043 8,698 5,219 0,008698 4 0,03479 17 0,73 0,000008 0,034799
40 MH 40 MH 41 90 2600 0,709 9,406 0,039 9,406 5,644 0,009406 4 0,03763 17 0,66 0,000008 0,037633
41 MH 41 MH 42 59 2659 0,725 10,131 0,105 10,131 6,079 0,010131 4 0,04052 17 1,79 0,000021 0,040545
42 MH 42 MH 43 38 2697 0,735 10,866 0,389 10,866 6,520 0,010866 4 0,04346 17 6,61 0,000077 0,043541
43 MH 43 MH 44 55 2752 0,750 11,616 0,071 11,616 6,970 0,011616 4 0,04647 17 1,21 0,000014 0,046479
44 MH 44 MH 45 100 2852 0,777 12,394 0,099 12,394 7,436 0,012394 4 0,04957 17 1,68 0,000019 0,049594
45 MH 45 MH 46 19 2871 0,783 13,176 0,135 13,176 7,906 0,013176 4 0,05270 17 2,30 0,000027 0,052732
46 MH 46 MH 47 79 2950 0,804 13,980 0,041 13,980 8,388 0,013980 4 0,05592 17 0,70 0,000008 0,055929
47 MH 47 MH 48 33 2983 0,813 20,313 0,158 20,313 12,188 0,020313 4 0,08125 17 2,69 0,000031 0,081284
48 MH 48 MH 49 100 3083 0,840 21,154 0,07 21,154 12,692 0,021154 4 0,08461 17 1,19 0,000014 0,084628
49 MH 49 MH 50 100 3183 0,868 22,021 0,252 22,021 13,213 0,022021 4 0,08808 17 4,28 0,000050 0,088134
50 MH 50 MH 51 100 3283 0,895 22,916 0,333 22,916 13,750 0,022916 4 0,09166 17 5,66 0,000066 0,091729
77
PERHITUNGAN TIMBULAN AIR LIMBAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
51 MH 51 MH 52 100 3383 0,922 23,838 0,327 23,838 14,303 0,023838 4 0,09535 17 5,56 0,000064 0,095416
52 MH 52 MH 60 96 3479 0,948 24,786 0,329 24,786 14,872 0,024786 4 0,09915 17 5,59 0,000065 0,099210
53 MH 53 MH 54 100 3579 0,976 0,976 0,204 0,976 0,585 0,000976 4 0,00390 17 3,47 0,000040 0,003942
54 MH 54 MH 55 100 3679 1,003 1,978 0,381 1,978 1,187 0,001978 4 0,00791 17 6,48 0,000075 0,007988
55 MH 55 MH 58 35 3714 1,012 2,991 0,437 2,991 1,794 0,002991 4 0,01196 17 7,43 0,000086 0,012048
56 MH 56 MH 57 100 3814 1,040 1,040 0,026 1,040 0,624 0,001040 4 0,00416 17 0,44 0,000005 0,004163
57 MH 57 MH 58 100 3914 1,067 5,097 0,523 5,097 3,058 0,005097 4 0,02039 17 8,89 0,000103 0,020491
58 MH 58 MH 59 28 3942 1,074 6,171 0,872 6,171 3,703 0,006171 4 0,02469 17 14,82 0,000172 0,024858
59 MH 59 MH 60 22 3964 1,080 32,038 0,346 32,038 19,223 0,032038 4 0,12815 17 5,88 0,000068 0,128221
60 MH 60 MH 61 73 4037 1,100 33,139 0,045 33,139 19,883 0,033139 4 0,13255 17 0,77 0,000009 0,132563
61 MH 61 MH 62 100 4137 1,128 34,266 0,22 34,266 20,560 0,034266 4 0,13706 17 3,74 0,000043 0,137108
62 MH 62 MH 63 80 4217 1,149 35,416 0,657 35,416 21,249 0,035416 4 0,14166 17 11,17 0,000129 0,141792
63 MH 63 MH 66 40 4257 1,160 36,576 0,575 36,576 21,946 0,036576 4 0,14630 17 9,78 0,000113 0,146417
78
PERHITUNGAN TIMBULAN AIR LIMBAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
64 MH 64 MH 65 47 4304 1,173 1,173 0,176 1,173 0,704 0,001173 4 0,00469 17 2,99 0,000035 0,004727
65 MH 65 MH 66 100 4404 1,200 38,950 0,374 38,950 23,370 0,038950 4 0,15580 17 6,36 0,000074 0,155872
66 MH 66 MH 69 37 4441 1,210 40,160 0,052 40,160 24,096 0,040160 4 0,16064 17 0,88 0,000010 0,160650
67 MH 67 MH 68 45 4486 1,223 1,223 0,185 1,223 0,734 0,001223 4 0,00489 17 3,15 0,000036 0,004927
68 MH 68 MH 69 100 4586 1,250 42,633 0,415 42,633 25,580 0,042633 4 0,17053 17 7,06 0,000082 0,170613
69 MH 69 MH 72 36 4622 1,260 43,893 0,051 43,893 26,336 0,043893 4 0,17557 17 0,87 0,000010 0,175580
70 MH 70 MH 71 44 4666 1,272 1,272 0,132 1,272 0,763 0,001272 4 0,00509 17 2,24 0,000026 0,005113
71 MH 71 MH 72 100 4766 1,299 46,463 0,312 46,463 27,878 0,046463 4 0,18585 17 5,30 0,000061 0,185915
72 MH 72 MH 75 34 4800 1,308 47,772 0,046 47,772 28,663 0,047772 4 0,19109 17 0,78 0,000009 0,191096
73 MH 73 MH 74 45 4845 1,321 1,321 0,098 1,321 0,792 0,001321 4 0,00528 17 1,67 0,000019 0,005302
74 MH 74 MH 75 100 4945 1,348 50,440 0,247 50,440 30,264 0,050440 4 0,20176 17 4,20 0,000049 0,201809
75 MH 75 MH 78 35 4980 1,357 51,798 0,053 51,798 31,079 0,051798 4 0,20719 17 0,90 0,000010 0,207201
76 MH 76 MH 77 45 5025 1,370 1,370 0,159 1,370 0,822 0,001370 4 0,00548 17 2,70 0,000031 0,005510
79
PERHITUNGAN TIMBULAN AIR LIMBAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
77 MH 77 MH 78 100 5125 1,397 54,564 0,371 54,564 32,738 0,054564 4 0,21826 17 6,31 0,000073 0,218330
78 MH 78 MH 79 42 5167 1,408 55,972 0,07 55,972 33,583 0,055972 4 0,22389 17 1,19 0,000014 0,223904
79 MH 79 MH 80 100 5267 1,436 57,408 0,577 57,408 34,445 0,057408 4 0,22963 17 9,81 0,000114 0,229746
80 MH 80 MH 84 81 5348 1,458 58,866 0,385 58,866 35,319 0,058866 4 0,23546 17 6,55 0,000076 0,235539
81 MH 81 MH 82 100 5448 1,485 1,485 0,288 1,485 0,891 0,001485 4 0,00594 17 4,90 0,000057 0,005996
82 MH 82 MH 83 100 5548 1,512 2,997 0,493 2,997 1,798 0,002997 4 0,01199 17 8,38 0,000097 0,012086
83 MH 83 MH 84 82 5630 1,535 63,398 0,409 63,398 38,039 0,063398 4 0,25359 17 6,95 0,000080 0,253671
84 MH 84 MH 87 64 5694 1,552 64,950 0,242 64,950 38,970 0,064950 4 0,25980 17 4,11 0,000048 0,259846
85 MH 85 MH 86 76 5770 1,573 1,573 0,2 1,573 0,944 0,001573 4 0,00629 17 3,40 0,000039 0,006330
86 MH 86 MH 87 47 5817 1,586 68,108 0,096 68,108 40,865 0,068108 4 0,27243 17 1,63 0,000019 0,272450
87 MH 87 MH 107 35 5852 1,595 69,703 0,071 69,703 41,822 0,069703 4 0,27881 17 1,21 0,000014 0,278825
88 MH 88 MH 89 17 5869 1,600 1,600 0,258 1,600 0,960 0,001600 4 0,00640 17 4,39 0,000051 0,006450
89 MH 89 MH 90 100 5969 1,627 3,227 0,622 3,227 1,936 0,003227 4 0,01291 17 10,57 0,000122 0,013029
80
PERHITUNGAN TIMBULAN AIR LIMBAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
90 MH 90 MH 91 100 6069 1,654 4,881 0,51 4,881 2,929 0,004881 4 0,01952 17 8,67 0,000100 0,019624
91 MH 91 MH 92 100 6169 1,681 6,562 0,464 6,562 3,937 0,006562 4 0,02625 17 7,89 0,000091 0,026341
92 MH 92 MH 97 32 6201 1,690 8,253 0,077 8,253 4,952 0,008253 4 0,03301 17 1,31 0,000015 0,033025
93 MH 93 MH 94 16 6217 1,695 1,695 0,186 1,695 1,017 0,001695 4 0,00678 17 3,16 0,000037 0,006815
94 MH 94 MH 95 100 6317 1,722 3,416 0,526 3,416 2,050 0,003416 4 0,01367 17 8,94 0,000103 0,013769
95 MH 95 MH 96 100 6417 1,749 5,165 0,486 5,165 3,099 0,005165 4 0,02066 17 8,26 0,000096 0,020757
96 MH 96 MH 97 100 6517 1,776 15,194 0,454 15,194 9,117 0,015194 4 0,06078 17 7,72 0,000089 0,060867
97 MH 97 MH 101 9 6526 1,779 16,973 0,055 16,973 10,184 0,016973 4 0,06789 17 0,94 0,000011 0,067903
98 MH 98 MH 99 38 6564 1,789 1,789 0,244 1,789 1,073 0,001789 4 0,00716 17 4,15 0,000048 0,007205
99 MH 99 MH 100 40 6604 1,800 3,589 0,111 3,589 2,154 0,003589 4 0,01436 17 1,89 0,000022 0,014379
100 MH 100 MH 101 74 6678 1,820 22,383 0,265 22,383 13,430 0,022383 4 0,08953 17 4,51 0,000052 0,089582
101 MH 101 MH 106 31 6709 1,829 24,211 0,019 24,211 14,527 0,024211 4 0,09684 17 0,32 0,000004 0,096848
102 MH 102 MH 103 16 6725 1,833 1,833 0,14 1,833 1,100 0,001833 4 0,00733 17 2,38 0,000028 0,007360
81
PERHITUNGAN TIMBULAN AIR LIMBAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
103 MH 103 MH 104 100 6825 1,860 3,693 0,454 3,693 2,216 0,003693 4 0,01477 17 7,72 0,000089 0,014863
104 MH 104 MH 105 100 6925 1,888 5,581 0,523 5,581 3,349 0,005581 4 0,02232 17 8,89 0,000103 0,022426
105 MH 105 MH 106 100 7025 1,915 31,707 0,493 31,707 19,024 0,031707 4 0,12683 17 8,38 0,000097 0,126924
106 MH 106 MH 107 39 7064 1,925 103,335 0,401 103,335 62,001 0,103335 4 0,41334 17 6,82 0,000079 0,413419
107 MH 107 MH 108 100 7164 1,953 105,288 0,641 105,288 63,173 0,105288 4 0,42115 17 10,90 0,000126 0,421277
108 MH 108 MH 109 100 7264 1,980 107,268 0,644 107,268 64,361 0,107268 4 0,42907 17 10,95 0,000127 0,429198
109 MH 109 MH 110 100 7364 2,007 109,275 0,596 109,275 65,565 0,109275 4 0,43710 17 10,13 0,000117 0,437217
110 MH 110 MH 111 100 7464 2,034 111,309 1 111,309 66,786 0,111309 4 0,44524 17 19,43 0,000225 0,445462
111 MH 111 MH 124 16 7480 2,039 113,348 0,12 113,348 68,009 0,113348 4 0,45339 17 2,04 0,000024 0,453416
112 MH 112 MH 113 68 7548 2,057 2,057 0,088 2,057 1,234 0,002057 4 0,00823 17 1,50 0,000017 0,008247
113 MH 113 MH 115 28 7576 2,065 4,122 0,056 4,122 2,473 0,004122 4 0,01649 17 0,95 0,000011 0,016500
114 MH 114 MH 115 80 7656 2,087 6,209 0,299 6,209 3,725 0,006209 4 0,02484 17 5,08 0,000059 0,024895
115 MH 115 MH 117 30 7686 2,095 8,304 0,038 8,304 4,982 0,008304 4 0,03322 17 0,65 0,000007 0,033224
82
PERHITUNGAN TIMBULAN AIR LIMBAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
116 MH 116 MH 117 80 7766 2,117 10,421 0,308 10,421 6,253 0,010421 4 0,04168 17 5,24 0,000061 0,041744
117 MH 117 MH 119 32 7798 2,125 12,546 0,049 12,546 7,528 0,012546 4 0,05019 17 0,83 0,000010 0,050195
118 MH 118 MH 119 80 7878 2,147 14,694 0,105 14,694 8,816 0,014694 4 0,05877 17 1,79 0,000021 0,058795
119 MH 119 MH 120 43 7921 2,159 16,853 0,039 16,853 10,112 0,016853 4 0,06741 17 0,66 0,000008 0,067418
120 MH 120 MH 121 92 8013 2,184 19,037 0,155 19,037 11,422 0,019037 4 0,07615 17 2,64 0,000030 0,076177
121 MH 121 MH 122 100 8113 2,211 21,248 0,126 21,248 12,749 0,021248 4 0,08499 17 2,14 0,000025 0,085017
122 MH 122 MH 123 100 8213 2,239 23,487 0,137 23,487 14,092 0,023487 4 0,09395 17 2,33 0,000027 0,093974
123 MH 123 MH 124 100 8313 2,266 25,753 0,506 25,753 15,452 0,025753 4 0,10301 17 8,60 0,000100 0,103110
124 MH 124 MH 125 100 8413 2,293 141,394 0,349 141,394 84,836 0,141394 4 0,56558 17 5,93 0,000069 0,565644
125 MH 125 IPAL 30 8443 2,301 143,695 0,147 143,695 86,217 0,143695 4 0,57478 17 2,50 0,000029 0,574809
83
4.4 Self Cleansing Velocity
Perhitungan self cleansing velocity berfungsi sebagai pengecekan kondisi
aliran perpipaan agar tidak terjadi adanya suatu pengendapan. Kecepatan aliran
yang kurang dari 0,6 m/detik dapat menimbulkan sedimentasi dan dapat
menjadikan tempat nyamuk untuk bertelur, sedangkan kecepatan aliran yang
melebihi 3 m/detik dapat menyebabkan erosi pada permukaan saluran (Marbun
& Leony, 2019).
Berikut merupakan salah satu contoh perhitungan pada pipa 1 (dari manhole
38 ke manhole 39):
1. Perhitungan debit air limbah di pipa
𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Qfull = 𝑄𝑝/𝑄𝑓
0,032059 m3/detik
= 0,6718
= 0,047721 m3/detik
2. Penentuan diameter
𝑄 𝑓𝑢𝑙𝑙 𝑥 𝑛
D pipa = (0,3117 ((𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒)0,5 )0,375 )
0,047721 𝑥 0,015
= (0,3117 ((0,006)0,5 )0,375 )
= 0,267 m
= 267,30 mm
84
3. Penentuan diameter pipa dipilih
Diameter pipa dipilih − in diameter
D pipa terpilih = 1000
315 − 18,7
= 1000
= 0,2963 m
4. Penentuan kontrol aliran pada pipa diameter (mm)
Kontrol aliran = D pipa dipilih × 1000
= 0,2963 mm × 1000
= 296,3 mm
5. Qfull diameter
Q full diameter = (0.3117 × (D pipa dipilih)2,667) 0.015 × (0,006)0,5)
= (0.3117 × (0,2963 mm)2,667) 0.015 × (0,006)0,5)
= 0,06278 m3/detik
6. Luas penampang
A = ((0.25) x (3.14) x (D pipa dipilih2)
= ((0.25) x (3.14) x (0,29632)
= 0,0689 m2
7. Vfull
𝑄 𝑓𝑢𝑙𝑙 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
Vfull = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔
0,06278 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 0,0689 𝑚2
= 0,911 m/detik
8. Qp/Qf
𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Qp/Qf = 𝑄 𝑓𝑢𝑙𝑙 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
0,032059 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 0,06278 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 0,5106
9. d/D
𝐷 𝑝𝑖𝑝𝑎
d/D = 𝐷 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑑𝑖𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ
0,267 m
= 0,2963 m
= 0,90
85
10. Vp
= (vp/vf) × v full
= 1,1243 × 0,911 m/detik
= 1,0 m/detik
Perhitungan self cleaning velocity dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut:
86
Tabel 4. 14 Self Cleansing Velocity
Asumsi Perencanaan
Kontrol
Dpip
Node L pipa Q total Aliran Luas
No jenis d/ Qp/Q Slop D D a Qfull Keterang
Qfull n Pada Penampa Vfull Vp
Pipa pipa D f e Pipa pipa dipili Diamter Qp/Q an
Diamet ng (A) d/D Vp/Vf
h f
er
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
0,00011 0,671 0,00016 0,01 0,00 0,103 0,45 0,029 0,3 0,790
1 MH 1 MH 2 HDPE 75 0 0,6 8 4 5 6 0,032 31,88 4 103,4 0,00379 0,0084 1 2 1 1 0,4 digelontor
0,00037 0,671 0,00056 0,01 0,00 0,103 0,45 0,099 0,4 0,991
2 MH 2 MH 3 HDPE 100 6 0,6 8 0 5 6 0,050 50,48 4 103,4 0,00379 0,0084 1 4 9 4 0,4 digelontor
0,00055 0,671 0,00083 0,01 0,02 0,103 0,85 0,077 0,4 0,944
3 MH 3 MH 6 HDPE 46 8 0,6 8 1 5 2 0,046 45,96 4 103,4 0,00721 0,0084 9 4 4 5 0,8
0,00039 0,671 0,00058 0,01 0,01 0,103 0,70 0,066 0,4 0,923
4 MH 4 MH 5 HDPE 68 3 0,6 8 4 5 5 0,043 43,35 4 103,4 0,00593 0,0084 7 2 2 9 0,7
0,00132 0,671 0,00197 0,01 0,00 0,103 0,45 0,350 0,7 1,138
5 MH 5 MH 6 HDPE 100 8 0,6 8 7 5 6 0,081 81,00 4 103,4 0,00379 0,0084 1 6 8 2 0,5 digelontor
0,00175 0,671 0,00261 0,01 0,00 0,103 0,45 0,463 0,8 1,133
6 MH 6 MH 7 HDPE 59 5 0,6 8 3 5 6 0,090 89,93 4 103,4 0,00379 0,0084 1 4 7 7 0,5 digelontor
0,00230 0,671 0,00343 0,01 0,00 0,103 0,45 0,608 0,9 1,085
7 MH 7 MH 8 HDPE 46 6 0,6 8 2 5 6 0,100 99,62 4 103,4 0,00379 0,0084 1 7 6 9 0,5 digelontor
0,00288 0,671 0,00428 0,01 0,00 108,2 0,188 0,67 0,154 0,5 1,059
8 MH 8 MH 9 HDPE 43 1 0,6 8 9 5 6 0,108 9 1 188,1 0,01869 0,0278 3 2 8 9 0,7
0,00353 0,671 0,00526 0,01 0,00 116,9 0,188 0,67 0,189 0,6 1,083
9 MH 9 MH 10 HDPE 65 4 0,6 8 0 5 6 0,117 1 1 188,1 0,01869 0,0278 3 1 2 9 0,7
0,00427 0,671 0,00636 0,01 0,00 125,5 0,188 0,67 0,228 0,6 1,108
10 MH 10 MH 11 HDPE 79 8 0,6 8 7 5 6 0,126 9 1 188,1 0,01869 0,0278 3 9 7 3 0,7
0,00503 0,671 0,00748 0,01 0,00 133,4 0,188 0,67 0,269 0,7 1,123
11 MH 11 MH 12 HDPE 20 1 0,6 8 9 5 6 0,133 7 1 188,1 0,01869 0,0278 3 2 1 1 0,8
0,00589 0,671 0,00877 0,01 0,01 118,0 0,188 1,09 0,194 0,6 1,089
12 MH 12 MH 13 HDPE 63 6 0,6 8 6 5 6 0,118 3 1 188,1 0,03039 0,0278 4 0 3 3 1,2
0,00680 0,671 0,01012 0,01 0,00 149,4 0,188 0,67 0,364 0,7 1,139
13 MH 13 MH 14 HDPE 96 3 0,6 8 6 5 6 0,149 6 1 188,1 0,01869 0,0278 3 1 9 2 0,8
0,00780 0,671 0,01161 0,01 0,00 157,3 0,188 0,67 0,417 0,8 1,138
14 MH 14 MH 15 HDPE 29 1 0,6 8 2 5 6 0,157 4 1 188,1 0,01869 0,0278 3 5 4 7 0,8
0,00880 0,671 0,01310 0,01 0,00 164,6 0,188 0,67 0,471 0,8 1,131
15 MH 15 MH 18 HDPE 53 5 0,6 8 7 5 6 0,165 4 1 188,1 0,01869 0,0278 3 2 8 1 0,8
87
PERHITUNGAN SELF CLEANSING VELOCITY
Asumsi Perencanaan
Kontrol
Dpip
Node L pipa Q total Aliran Luas
No jenis d/ Qp/Q Slop D D a Qfull Keterang
Qfull n Pada Penampa Vfull Vp
Pipa pipa D f e Pipa pipa dipili Diamter Qp/Q an
Diamet ng (A) d/D Vp/Vf
h f
er
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
0,00110 0,671 0,00164 0,01 0,00 0,103 0,45 0,292 0,7 1,128
16 MH 16 MH 17 HDPE 43 6 0,6 8 7 5 6 0,076 75,64 4 103,4 0,00379 0,0084 1 1 3 8 0,5 digelontor
0,01111 0,671 0,01653 0,01 0,00 179,6 0,188 0,67 0,594 0,9 1,085
17 MH 17 MH 18 HDPE 100 0 0,6 8 7 5 6 0,180 4 1 188,1 0,01869 0,0278 3 5 6 9 0,7
0,01233 0,671 0,01836 0,01 0,01 157,9 0,188 1,05 0,421 0,8 1,138
18 MH 18 MH 19 HDPE 68 8 0,6 8 5 5 5 0,158 3 1 188,1 0,02925 0,0278 3 7 4 7 1,2
0,01373 0,671 0,02043 0,01 0,00 194,4 0,235 0,78 0,404 0,8 1,139
19 MH 19 MH 20 HDPE 100 0 0,6 8 7 5 6 0,194 9 2 235,2 0,03391 0,0434 1 9 3 5 0,9
0,01523 0,671 0,02267 0,01 0,00 202,2 0,235 0,78 0,449 0,8 1,135
20 MH 20 MH 21 HDPE 100 1 0,6 8 2 5 6 0,202 0 2 235,2 0,03391 0,0434 1 1 6 8 0,9
0,01680 0,671 0,02502 0,01 0,00 209,8 0,235 0,78 0,495 0,8 1,128
21 MH 21 MH 22 HDPE 100 8 0,6 8 0 5 6 0,210 2 2 235,2 0,03391 0,0434 1 7 9 0 0,9
0,01848 0,671 0,02752 0,01 0,00 217,4 0,235 0,78 0,545 0,9 1,115
22 MH 22 MH 23 HDPE 100 9 0,6 8 2 5 6 0,217 5 2 235,2 0,03391 0,0434 1 2 2 0 0,9
0,02030 0,671 0,03022 0,01 0,01 204,6 0,235 1,00 0,463 0,8 1,133
23 MH 23 MH 24 HDPE 100 2 0,6 8 0 5 0 0,205 4 2 235,2 0,04378 0,0434 8 7 7 7 1,1
0,02212 0,671 0,03292 0,01 0,00 232,5 0,235 0,78 0,652 0,9 1,043
24 MH 24 MH 48 HDPE 43 0 0,6 8 7 5 6 0,233 7 2 235,2 0,03391 0,0434 1 3 9 7 0,8
0,00192 0,671 0,00286 0,01 0,00 0,103 0,45 0,508 0,9 1,124
25 MH 25 MH 26 HDPE 50 6 0,6 8 6 5 6 0,093 93,11 4 103,4 0,00379 0,0084 1 3 0 3 0,5 digelontor
0,00393 0,671 0,00586 0,01 0,00 121,7 0,188 0,67 0,210 0,6 1,099
26 MH 26 MH 27 HDPE 100 8 0,6 8 2 5 6 0,122 6 1 188,1 0,01869 0,0278 3 7 5 3 0,7
0,00598 0,671 0,00891 0,01 0,00 142,4 0,188 0,67 0,320 0,7 1,135
27 MH 27 MH 30 HDPE 17 8 0,6 8 3 5 6 0,142 8 1 188,1 0,01869 0,0278 3 5 6 3 0,8
0,00210 0,671 0,00312 0,01 0,00 0,103 0,45 0,554 0,9 1,139
28 MH 28 MH 29 HDPE 27 2 0,6 8 9 5 6 0,096 96,21 4 103,4 0,00379 0,0084 1 8 3 5 0,5 digelontor
0,01020 0,671 0,01519 0,01 0,00 174,0 0,188 0,67 0,546 0,9 1,109
29 MH 29 MH 30 HDPE 100 5 0,6 8 1 5 6 0,174 1 1 188,1 0,01869 0,0278 3 1 3 3 0,7
0,01245 0,671 0,01854 0,01 0,00 187,5 0,235 0,78 0,367 0,8 1,139
30 MH 30 MH 33 HDPE 26 8 0,6 8 4 5 6 0,188 2 2 235,2 0,03391 0,0434 1 4 0 7 0,9
0,00226 0,671 0,00336 0,01 0,00 0,103 0,45 0,597 0,9 1,085
31 MH 31 MH 32 HDPE 45 3 0,6 8 9 5 6 0,099 98,92 4 103,4 0,00379 0,0084 1 4 6 9 0,5 digelontor
0,01700 0,671 0,02530 0,01 0,00 210,7 0,235 0,78 0,501 0,9 1,124
32 MH 32 MH 33 HDPE 100 1 0,6 8 6 5 6 0,211 1 2 235,2 0,03391 0,0434 1 3 0 3 0,9
88
PERHITUNGAN SELF CLEANSING VELOCITY
Asumsi Perencanaan
Kontrol
Dpip
Node L pipa Q total Aliran Luas
No jenis d/ Qp/Q Slop D D a Qfull Keterang
Qfull n Pada Penampa Vfull Vp
Pipa pipa D f e Pipa pipa dipili Diamter Qp/Q an
Diamet ng (A) d/D Vp/Vf
h f
er
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
0,01943 0,671 0,02892 0,01 0,00 221,5 0,235 0,78 0,573 0,9 1,102
33 MH 33 MH 36 HDPE 7 3 0,6 8 6 5 6 0,222 5 2 235,2 0,03391 0,0434 1 0 4 7 0,9
0,00241 0,671 0,00359 0,01 0,00 101,3 0,103 0,45 0,637 0,9 1,061
34 MH 34 MH 35 HDPE 30 4 0,6 8 4 5 6 0,101 4 4 103,4 0,00379 0,0084 1 3 8 8 0,5 digelontor
0,02426 0,671 0,03612 0,01 0,00 240,8 0,296 0,91 0,386 0,8 1,140
35 MH 35 MH 36 HDPE 100 9 0,6 8 6 5 6 0,241 0 3 296,3 0,06278 0,0689 1 6 1 0 1,0
0,02685 0,671 0,03997 0,01 0,00 250,1 0,296 0,91 0,427 0,8 1,138
36 MH 36 MH 37 HDPE 23 6 0,6 8 6 5 6 0,250 2 3 296,3 0,06278 0,0689 1 8 4 7 1,0
0,02936 0,671 0,04370 0,01 0,00 258,6 0,296 0,91 0,467 0,8 1,133
37 MH 37 MH 38 HDPE 50 4 0,6 8 9 5 6 0,259 4 3 296,3 0,06278 0,0689 1 7 7 7 1,0
0,03205 0,671 0,04772 0,01 0,00 267,3 0,296 0,91 0,510 0,9 1,124
38 MH 38 MH 39 HDPE 100 9 0,6 8 1 5 6 0,267 0 3 296,3 0,06278 0,0689 1 6 0 3 1,0
0,03479 0,671 0,05180 0,01 0,00 275,6 0,296 0,91 0,554 0,9 1,109
39 MH 39 MH 40 HDPE 39 9 0,6 8 0 5 6 0,276 5 3 296,3 0,06278 0,0689 1 3 3 3 1,0
0,03763 0,671 0,05601 0,01 0,00 283,8 0,296 0,91 0,599 0,9 1,085
40 MH 40 MH 41 HDPE 90 3 0,6 8 8 5 6 0,284 6 3 296,3 0,06278 0,0689 1 4 6 9 1,0
0,04054 0,671 0,06035 0,01 0,00 291,9 0,296 0,91 0,645 0,9 1,043
41 MH 41 MH 42 HDPE 59 5 0,6 8 3 5 6 0,292 0 3 296,3 0,06278 0,0689 1 8 9 7 1,0
0,04354 0,671 0,06481 0,01 0,00 299,8 0,376 1,06 0,366 0,8 1,139
42 MH 42 MH 43 HDPE 38 1 0,6 8 3 5 6 0,300 1 3 376,3 0,11876 0,1112 8 6 0 7 1,2
0,04647 0,671 0,06918 0,01 0,00 307,2 0,376 1,06 0,391 0,8 1,139
43 MH 43 MH 44 HDPE 55 9 0,6 8 6 5 6 0,307 5 3 376,3 0,11876 0,1112 8 4 2 9 1,2
0,04959 0,671 0,07382 0,01 0,00 314,8 0,376 1,06 0,417 0,8 1,138
44 MH 44 MH 45 HDPE 100 4 0,6 8 3 5 6 0,315 1 3 376,3 0,11876 0,1112 8 6 4 7 1,2
0,05273 0,671 0,07849 0,01 0,00 322,1 0,376 1,06 0,444 0,8 1,135
45 MH 45 MH 46 HDPE 19 2 0,6 8 3 5 6 0,322 4 3 376,3 0,11876 0,1112 8 0 6 8 1,2
0,05592 0,671 0,08325 0,01 0,00 329,3 0,376 1,06 0,470 0,8 1,131
46 MH 46 MH 47 HDPE 79 9 0,6 8 3 5 6 0,329 3 3 376,3 0,11876 0,1112 8 9 8 1 1,2
0,08128 0,671 0,12099 0,01 0,00 378,8 0,423 1,15 0,500 0,9 1,124
47 MH 47 MH 48 HDPE 33 4 0,6 8 4 5 6 0,379 9 3 423,3 0,16255 0,1407 6 0 0 3 1,3
0,08462 0,671 0,12597 0,01 0,00 384,6 0,423 1,15 0,520 0,9 1,120
48 MH 48 MH 49 HDPE 100 8 0,6 8 2 5 6 0,385 6 3 423,3 0,16255 0,1407 6 6 1 0 1,3
0,08813 0,671 0,13119 0,01 0,00 390,5 0,423 1,15 0,542 0,9 1,115
49 MH 49 MH 50 HDPE 100 4 0,6 8 1 5 6 0,391 6 3 423,3 0,16255 0,1407 6 2 2 0 1,3
89
PERHITUNGAN SELF CLEANSING VELOCITY
Asumsi Perencanaan
Kontrol
Dpip
Node L pipa Q total Aliran Luas
No jenis d/ Qp/Q Slop D D a Qfull Keterang
Qfull n Pada Penampa Vfull Vp
Pipa pipa D f e Pipa pipa dipili Diamter Qp/Q an
Diamet ng (A) d/D Vp/Vf
h f
er
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
0,09172 0,671 0,13654 0,01 0,00 396,4 0,423 1,15 0,564 0,9 1,102
50 MH 50 MH 51 HDPE 100 9 0,6 8 2 5 6 0,396 7 3 423,3 0,16255 0,1407 6 3 4 7 1,3
0,09541 0,671 0,14203 0,01 0,00 402,3 0,423 1,15 0,587 0,9 1,095
51 MH 51 MH 52 HDPE 100 6 0,6 8 1 5 6 0,402 7 3 423,3 0,16255 0,1407 6 0 5 0 1,3
0,09921 0,671 0,14767 0,01 0,00 408,2 0,423 1,15 0,610 0,9 1,085
52 MH 52 MH 60 HDPE 96 0 0,6 8 8 5 6 0,408 9 3 423,3 0,16255 0,1407 6 3 6 9 1,3
0,00394 0,671 0,00586 0,01 0,01 110,6 0,188 0,86 0,163 0,5 1,072
53 MH 53 MH 54 HDPE 100 2 0,6 8 8 5 0 0,111 8 1 188,1 0,02412 0,0278 9 4 9 4 0,9
0,00798 0,671 0,01189 0,01 0,00 158,7 0,188 0,67 0,427 0,8 1,135
54 MH 54 MH 55 HDPE 100 8 0,6 8 1 5 6 0,159 4 1 188,1 0,01869 0,0278 3 5 4 8 0,8
0,01204 0,671 0,01793 0,01 0,00 185,1 0,188 0,67 0,644 0,9 1,000
55 MH 55 MH 58 HDPE 35 8 0,6 8 5 5 6 0,185 9 1 188,1 0,01869 0,0278 3 8 8 0 0,7
0,00416 0,671 0,00619 0,01 0,00 124,3 0,188 0,67 0,222 0,6 1,108
56 MH 56 MH 57 HDPE 100 3 0,6 8 7 5 6 0,124 2 1 188,1 0,01869 0,0278 3 8 6 3 0,7
0,02049 0,671 0,03050 0,01 0,00 226,0 0,296 0,91 0,326 0,7 1,135
57 MH 57 MH 58 HDPE 100 1 0,6 8 2 5 6 0,226 0 3 296,3 0,06278 0,0689 1 4 6 3 1,0
0,02485 0,671 0,03700 0,01 0,00 242,9 0,296 0,91 0,395 0,8 1,139
58 MH 58 MH 59 HDPE 28 8 0,6 8 1 5 6 0,243 7 3 296,3 0,06278 0,0689 1 9 2 9 1,0
0,12822 0,671 0,19086 0,01 0,00 449,5 0,470 1,24 0,595 0,9 1,085
59 MH 59 MH 60 HDPE 22 1 0,6 8 2 5 6 0,450 2 4 470,4 0,21537 0,1737 0 3 6 9 1,3
0,13256 0,671 0,19732 0,01 0,01 389,9 0,423 1,74 0,539 0,9 1,115
60 MH 60 MH 61 HDPE 73 3 0,6 8 6 5 4 0,390 0 3 423,3 0,24562 0,1407 6 7 2 0 1,9
0,13710 0,671 0,20409 0,01 0,00 460,9 0,470 1,24 0,636 0,9 1,061
61 MH 61 MH 62 HDPE 100 8 0,6 8 1 5 6 0,461 6 4 470,4 0,21537 0,1737 0 6 8 8 1,3
0,14179 0,671 0,21106 0,01 0,01 406,7 0,423 1,66 0,604 0,9 1,085
62 MH 62 MH 63 HDPE 80 2 0,6 8 3 5 3 0,407 9 3 423,3 0,23462 0,1407 8 3 6 9 1,8
0,14641 0,671 0,21794 0,01 0,00 472,4 0,526 1,33 0,502 0,9 1,124
63 MH 63 MH 66 HDPE 40 7 0,6 8 7 5 6 0,472 6 8 526,8 0,29131 0,2179 7 6 0 3 1,5
0,00472 0,671 0,00703 0,01 0,00 130,3 0,188 0,67 0,253 0,6 1,116
64 MH 64 MH 65 HDPE 47 7 0,6 8 7 5 6 0,130 9 1 188,1 0,01869 0,0278 3 0 9 2 0,8
0,15587 0,671 0,23202 0,01 0,01 439,5 0,470 1,60 0,560 0,9 1,109
65 MH 65 MH 66 HDPE 100 2 0,6 8 1 5 0 0,439 0 4 470,4 0,27805 0,1737 1 6 3 3 1,8
0,16065 0,671 0,23913 0,01 0,00 489,1 0,526 1,33 0,551 0,9 1,109
66 MH 66 MH 69 HDPE 37 0 0,6 8 4 5 6 0,489 8 8 526,8 0,29131 0,2179 7 5 3 3 1,5
90
PERHITUNGAN SELF CLEANSING VELOCITY
Asumsi Perencanaan
Kontrol
Dpip
Node L pipa Q total Aliran Luas
No jenis d/ Qp/Q Slop D D a Qfull Keterang
Qfull n Pada Penampa Vfull Vp
Pipa pipa D f e Pipa pipa dipili Diamter Qp/Q an
Diamet ng (A) d/D Vp/Vf
h f
er
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
0,00492 0,671 0,00733 0,01 0,00 132,4 0,188 0,67 0,263 0,7 1,119
67 MH 67 MH 68 HDPE 45 7 0,6 8 5 5 6 0,132 3 1 188,1 0,01869 0,0278 3 7 0 8 0,8
0,17061 0,671 0,25396 0,01 0,00 500,3 0,526 1,33 0,585 0,9 1,095
68 MH 68 MH 69 HDPE 100 3 0,6 8 3 5 6 0,500 4 8 526,8 0,29131 0,2179 7 7 5 0 1,5
0,17558 0,671 0,26135 0,01 0,00 505,7 0,526 1,33 0,602 0,9 1,085
69 MH 69 MH 72 HDPE 36 0 0,6 8 8 5 6 0,506 6 8 526,8 0,29131 0,2179 7 7 6 9 1,5
0,00511 0,671 0,00761 0,01 0,00 134,2 0,188 0,67 0,273 0,7 1,123
70 MH 70 MH 71 HDPE 44 3 0,6 8 1 5 6 0,134 8 1 188,1 0,01869 0,0278 3 6 1 1 0,8
0,18591 0,671 0,27674 0,01 0,00 516,7 0,526 1,33 0,638 0,9 1,061
71 MH 71 MH 72 HDPE 100 5 0,6 8 2 5 6 0,517 2 8 526,8 0,29131 0,2179 7 2 8 8 1,4
0,19109 0,671 0,28445 0,01 0,02 387,5 0,423 2,55 0,531 0,9 1,115
72 MH 72 MH 75 HDPE 34 6 0,6 8 4 5 9 0,388 2 3 423,3 0,35990 0,1407 9 0 2 0 2,9
0,00530 0,671 0,00789 0,01 0,02 106,4 0,188 1,29 0,147 0,5 1,053
73 MH 73 MH 74 HDPE 45 2 0,6 8 2 5 2 0,106 9 1 188,1 0,03596 0,0278 5 4 7 3 1,4
0,20180 0,671 0,30040 0,01 0,00 532,8 0,592 1,44 0,505 0,9 1,124
74 MH 74 MH 75 HDPE 100 9 0,6 8 1 5 6 0,533 7 8 592,8 0,39909 0,2759 7 7 0 3 1,6
0,20720 0,671 0,30842 0,01 0,00 538,1 0,592 1,44 0,519 0,9 1,120
75 MH 75 MH 78 HDPE 35 1 0,6 8 6 5 6 0,538 6 8 592,8 0,39909 0,2759 7 2 1 0 1,6
0,00551 0,671 0,00820 0,01 0,00 138,1 0,188 0,67 0,294 0,7 1,128
76 MH 76 MH 77 HDPE 45 0 0,6 8 2 5 6 0,138 0 1 188,1 0,01869 0,0278 3 9 3 8 0,8
0,21833 0,671 0,32499 0,01 0,00 548,8 0,592 1,44 0,547 0,9 1,109
77 MH 77 MH 78 HDPE 100 0 0,6 8 2 5 6 0,549 2 8 592,8 0,39909 0,2759 7 1 3 3 1,6
0,22390 0,671 0,33328 0,01 0,00 554,0 0,592 1,44 0,561 0,9 1,109
78 MH 78 MH 79 HDPE 42 4 0,6 8 9 5 6 0,554 4 8 592,8 0,39909 0,2759 7 0 3 3 1,6
0,22974 0,671 0,34198 0,01 0,00 559,4 0,592 1,44 0,575 0,9 1,102
79 MH 79 MH 80 HDPE 100 6 0,6 8 6 5 6 0,559 1 8 592,8 0,39909 0,2759 7 7 4 7 1,6
0,23553 0,671 0,35060 0,01 0,00 564,6 0,592 1,44 0,590 0,9 1,095
80 MH 80 MH 84 HDPE 81 9 0,6 8 9 5 6 0,565 6 8 592,8 0,39909 0,2759 7 2 5 0 1,6
0,00599 0,671 0,00892 0,01 0,00 142,5 0,188 0,67 0,320 0,7 1,135
81 MH 81 MH 82 HDPE 100 6 0,6 8 6 5 6 0,143 5 1 188,1 0,01869 0,0278 3 9 6 3 0,8
0,01208 0,671 0,01799 0,01 0,00 185,4 0,188 0,67 0,646 0,9 1,043
82 MH 82 MH 83 HDPE 100 6 0,6 8 0 5 6 0,185 0 1 188,1 0,01869 0,0278 3 8 9 7 0,7
0,25367 0,671 0,37759 0,01 0,00 580,5 0,592 1,44 0,635 0,9 1,061
83 MH 83 MH 84 HDPE 82 1 0,6 8 8 5 6 0,581 9 8 592,8 0,39909 0,2759 7 6 8 8 1,5
91
PERHITUNGAN SELF CLEANSING VELOCITY
Asumsi Perencanaan
Kontrol
Dpip
Node L pipa Q total Aliran Luas
No jenis d/ Qp/Q Slop D D a Qfull Keterang
Qfull n Pada Penampa Vfull Vp
Pipa pipa D f e Pipa pipa dipili Diamter Qp/Q an
Diamet ng (A) d/D Vp/Vf
h f
er
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
0,25984 0,671 0,38679 0,01 0,00 585,8 0,592 1,44 0,651 0,9 1,043
84 MH 84 MH 87 HDPE 64 6 0,6 8 0 5 6 0,586 5 8 592,8 0,39909 0,2759 7 1 9 7 1,5
0,00633 0,671 0,00942 0,01 0,00 145,4 0,188 0,67 0,338 0,7 1,136
85 MH 85 MH 86 HDPE 76 0 0,6 8 3 5 6 0,145 8 1 188,1 0,01869 0,0278 3 8 7 9 0,8
0,27245 0,671 0,40555 0,01 0,00 596,3 0,667 1,56 0,496 0,8 1,128
86 MH 86 MH 87 HDPE 47 0 0,6 8 2 5 6 0,596 4 9 667,9 0,54856 0,3502 7 7 9 0 1,8
MH 0,27882 0,671 0,41504 0,01 0,00 601,5 0,667 1,56 0,508 0,9 1,124
87 MH 87 107 HDPE 35 5 0,6 8 2 5 6 0,602 4 9 667,9 0,54856 0,3502 7 3 0 3 1,8
0,00645 0,671 0,00960 0,01 0,00 146,5 0,188 0,67 0,345 0,7 1,138
88 MH 88 MH 89 HDPE 17 0 0,6 8 0 5 6 0,147 0 1 188,1 0,01869 0,0278 3 2 8 2 0,8
0,01302 0,671 0,01939 0,01 0,00 190,7 0,235 0,78 0,384 0,8 1,140
89 MH 89 MH 90 HDPE 100 9 0,6 8 4 5 6 0,191 0 2 235,2 0,03391 0,0434 1 2 1 0 0,9
0,01962 0,671 0,02921 0,01 0,00 222,3 0,235 0,78 0,578 0,9 1,095
90 MH 90 MH 91 HDPE 100 4 0,6 8 1 5 6 0,222 6 2 235,2 0,03391 0,0434 1 7 5 0 0,9
0,02634 0,671 0,03920 0,01 0,00 248,3 0,296 0,91 0,419 0,8 1,138
91 MH 91 MH 92 HDPE 100 1 0,6 8 9 5 6 0,248 1 3 296,3 0,06278 0,0689 1 6 4 7 1,0
0,03302 0,671 0,04916 0,01 0,00 270,2 0,296 0,91 0,526 0,9 1,120
92 MH 92 MH 97 HDPE 32 5 0,6 8 0 5 6 0,270 9 3 296,3 0,06278 0,0689 1 0 1 0 1,0
0,00681 0,671 0,01014 0,01 0,00 149,5 0,188 0,67 0,364 0,8 1,139
93 MH 93 MH 94 HDPE 16 5 0,6 8 4 5 6 0,150 6 1 188,1 0,01869 0,0278 3 7 0 7 0,8
0,01376 0,671 0,02049 0,01 0,00 194,6 0,235 0,78 0,406 0,8 1,115
94 MH 94 MH 95 HDPE 100 9 0,6 8 6 5 6 0,195 9 2 235,2 0,03391 0,0434 1 0 3 0 0,9
0,02075 0,671 0,03089 0,01 0,00 227,0 0,235 0,78 0,612 0,9 1,075
95 MH 95 MH 96 HDPE 100 7 0,6 8 8 5 6 0,227 9 2 235,2 0,03391 0,0434 1 1 7 1 0,8
0,06086 0,671 0,09060 0,01 0,00 339,9 0,376 1,06 0,512 0,9 1,124
96 MH 96 MH 97 HDPE 100 7 0,6 8 2 5 6 0,340 4 3 376,3 0,11876 0,1112 8 5 0 3 1,2
MH 0,06790 0,671 0,10107 0,01 0,00 354,1 0,376 1,06 0,571 0,9 1,102
97 MH 97 101 HDPE 9 3 0,6 8 7 5 6 0,354 8 3 376,3 0,11876 0,1112 8 8 4 7 1,2
0,00720 0,671 0,01072 0,01 0,00 152,7 0,188 0,67 0,385 0,8 1,140
98 MH 98 MH 99 HDPE 38 5 0,6 8 4 5 6 0,153 1 1 188,1 0,01869 0,0278 3 6 1 0 0,8
MH 0,01437 0,671 0,02140 0,01 0,00 197,8 0,235 0,78 0,424 0,8 1,138
99 MH 99 100 HDPE 40 9 0,6 8 3 5 6 0,198 8 2 235,2 0,03391 0,0434 1 0 4 7 0,9
MH MH 0,08958 0,671 0,13334 0,01 0,00 392,9 0,423 1,15 0,551 0,9 1,109
100 100 101 HDPE 74 2 0,6 8 7 5 6 0,393 6 3 423,3 0,16255 0,1407 6 1 3 3 1,3
92
PERHITUNGAN SELF CLEANSING VELOCITY
Asumsi Perencanaan
Kontrol
Dpip
Node L pipa Q total Aliran Luas
No jenis d/ Qp/Q Slop D D a Qfull Keterang
Qfull n Pada Penampa Vfull Vp
Pipa pipa D f e Pipa pipa dipili Diamter Qp/Q an
Diamet ng (A) d/D Vp/Vf
h f
er
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
MH MH 0,09684 0,671 0,14416 0,01 0,00 404,6 0,423 1,15 0,595 0,9 1,085
101 101 106 HDPE 31 8 0,6 8 3 5 6 0,405 2 3 423,3 0,16255 0,1407 6 8 6 9 1,3
MH MH 0,00736 0,671 0,01095 0,01 0,00 153,9 0,188 0,67 0,393 0,8 1,139
102 102 103 HDPE 16 0 0,6 8 5 5 6 0,154 3 1 188,1 0,01869 0,0278 3 9 2 9 0,8
MH MH 0,01486 0,671 0,02212 0,01 0,00 200,3 0,235 0,78 0,438 0,8 1,137
103 103 104 HDPE 100 3 0,6 8 3 5 6 0,200 5 2 235,2 0,03391 0,0434 1 3 5 4 0,9
MH MH 0,02242 0,671 0,03338 0,01 0,00 233,7 0,235 0,78 0,661 0,9 1,043
104 104 105 HDPE 100 6 0,6 8 2 5 6 0,234 8 2 235,2 0,03391 0,0434 1 3 9 7 0,8
MH MH 0,12692 0,671 0,18893 0,01 0,01 406,9 0,423 1,49 0,604 0,9 1,085
105 105 106 HDPE 100 4 0,6 8 2 5 0 0,407 1 3 423,3 0,20985 0,1407 2 8 6 9 1,6
MH MH 0,41341 0,671 0,61539 0,01 0,00 697,2 0,752 1,69 0,548 0,9 1,109
106 106 107 HDPE 39 9 0,6 8 0 5 6 0,697 9 6 752,6 0,75425 0,4446 6 1 3 3 1,9
MH MH 0,42127 0,671 0,62708 0,01 0,00 702,2 0,752 1,69 0,558 0,9 1,109
107 107 108 HDPE 100 7 0,6 8 7 5 6 0,702 3 6 752,6 0,75425 0,4446 6 5 3 3 1,9
MH MH 0,42919 0,671 0,63887 0,01 0,00 707,1 0,752 1,69 0,569 0,9 1,102
108 108 109 HDPE 100 8 0,6 8 7 5 6 0,707 5 6 752,6 0,75425 0,4446 6 0 4 7 1,9
MH MH 0,43721 0,671 0,65081 0,01 0,00 712,0 0,752 1,69 0,579 0,9 1,095
109 109 110 HDPE 100 7 0,6 8 4 5 6 0,712 8 6 752,6 0,75425 0,4446 6 7 5 0 1,9
MH MH 0,44546 0,671 0,66308 0,01 0,00 717,0 0,752 1,69 0,590 0,9 1,095
110 110 111 HDPE 100 2 0,6 8 8 5 6 0,717 8 6 752,6 0,75425 0,4446 6 6 5 0 1,9
MH MH 0,45341 0,671 0,67492 0,01 0,12 408,4 0,423 5,27 0,611 0,9 1,075
111 111 124 HDPE 16 6 0,6 8 8 5 5 0,408 9 3 423,3 0,74194 0,1407 5 1 7 1 5,7
MH MH 0,00824 0,671 0,01227 0,01 0,00 160,6 0,188 0,67 0,441 0,8 1,135
112 112 113 HDPE 68 7 0,6 8 6 5 6 0,161 5 1 188,1 0,01869 0,0278 3 3 5 8 0,8
MH MH 0,01650 0,671 0,02456 0,01 0,00 208,3 0,235 0,78 0,486 0,8 1,128
113 113 115 HDPE 28 0 0,6 8 1 5 6 0,208 6 2 235,2 0,03391 0,0434 1 6 9 0 0,9
MH MH 0,02489 0,671 0,03705 0,01 0,00 243,1 0,296 0,91 0,396 0,8 1,139
114 114 115 HDPE 80 5 0,6 8 8 5 6 0,243 1 3 296,3 0,06278 0,0689 1 5 2 9 1,0
MH MH 0,03322 0,671 0,04945 0,01 0,00 270,9 0,296 0,91 0,529 0,9 1,120
115 115 117 HDPE 30 4 0,6 8 5 5 6 0,271 0 3 296,3 0,06278 0,0689 1 2 1 0 1,0
MH MH 0,04174 0,671 0,06213 0,01 0,00 295,1 0,296 0,91 0,664 1,0 1,000
116 116 117 HDPE 80 4 0,6 8 7 5 6 0,295 1 3 296,3 0,06278 0,0689 1 9 0 0 0,9
MH MH 0,05019 0,671 0,07471 0,01 0,00 316,2 0,376 1,06 0,422 0,8 1,138
117 117 119 HDPE 32 5 0,6 8 7 5 6 0,316 4 3 376,3 0,11876 0,1112 8 7 4 7 1,2
93
PERHITUNGAN SELF CLEANSING VELOCITY
Asumsi Perencanaan
Kontrol
Dpip
Node L pipa Q total Aliran Luas
No jenis d/ Qp/Q Slop D D a Qfull Keterang
Qfull n Pada Penampa Vfull Vp
Pipa pipa D f e Pipa pipa dipili Diamter Qp/Q an
Diamet ng (A) d/D Vp/Vf
h f
er
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
MH MH 0,05879 0,671 0,08751 0,01 0,00 335,5 0,376 1,06 0,495 0,8 1,128
118 118 119 HDPE 80 5 0,6 8 9 5 6 0,336 6 3 376,3 0,11876 0,1112 8 1 9 0 1,2
MH MH 0,06741 0,671 0,10035 0,01 0,00 353,2 0,376 1,06 0,567 0,9 1,102
119 119 120 HDPE 43 8 0,6 8 5 5 6 0,353 3 3 376,3 0,11876 0,1112 8 7 4 7 1,2
MH MH 0,07617 0,671 0,11339 0,01 0,01 330,8 0,376 1,43 0,476 0,8 1,131
120 120 121 HDPE 92 7 0,6 8 3 5 1 0,331 0 3 376,3 0,15985 0,1112 8 6 8 1 1,6
MH MH 0,08501 0,671 0,12655 0,01 0,00 385,3 0,423 1,15 0,523 0,9 1,120
121 121 122 HDPE 100 7 0,6 8 1 5 6 0,385 3 3 423,3 0,16255 0,1407 6 0 1 0 1,3
MH MH 0,09397 0,671 0,13988 0,01 0,00 400,0 0,423 1,15 0,578 0,9 1,095
122 122 123 HDPE 100 4 0,6 8 3 5 6 0,400 8 3 423,3 0,16255 0,1407 6 1 5 0 1,3
MH MH 0,10311 0,671 0,15348 0,01 0,00 414,2 0,423 1,15 0,634 0,9 1,061
123 123 124 HDPE 100 0 0,6 8 3 5 6 0,414 4 3 423,3 0,16255 0,1407 6 3 8 8 1,2
MH MH 0,56564 0,671 0,84198 0,01 0,00 784,2 0,846 1,83 0,548 0,9 1,109
124 124 125 HDPE 100 4 0,6 8 3 5 6 0,784 7 5 846,5 1,03205 0,5625 5 1 3 3 2,0
MH 0,57480 0,671 0,85562 0,01 0,00 789,0 0,846 1,83 0,557 0,9 1,109
125 125 IPAL HDPE 30 9 0,6 8 6 5 6 0,789 2 5 846,5 1,03205 0,5625 5 0 3 3 2,0
94
4.5 Perhitungan Galian Pipa
Dalam pelaksanaan pekerjaan, besarnya volume galian pipa dipengaruhi
oleh faktor kemiringan saluran (slope), sehingga semakin besar slope semakin
besar volume galian tanah dan hal ini menyebabkan biaya investasi semakin
besar. Selain itu, dalam penentuan tinggi galian pipa harus diketahui beda tinggi
atau elevasi tanah dari tiap-tiap node pipa. Berikut merupakan contoh
perhitungan dari manhole 1 ke manhole 2.
1. Elevasi pipa awal
Elevasi pipa awal = elevasai awal tanah – 0,6
= 3 – 0,6
= 2,4m
2. ∆𝐻
∆𝐻 = Panjang pipa × slope teori
= 75m × 0,006
= 0,45m
3. Elevasi pipa akhir
Elevasi pipa akhir = Elevasi pipa awal - ∆𝐻
= 2,4m - 0,45m
= 1,95m
4. Tinggi galian tanah
Tinggi galian tanah = elevasi tanah akhir – elevasi pipa akhir
= 3m - 1,95m
= 1,05m
Maksimal dari tinggi galian pipa air limbah Desa Tambak Oso ialah 3m,
dikarenaka wilayah Desa Tambak Oso yang penuh dengan tambak.
95
Tabel 4. 15 Perhitungan tinggi galian pipa
Kontrol Aliran El El el El
Slope slope Tinggi
No Manhole Pada Diameter L Pipa V Tanah Tanah pipa ∆H Pipa Tipe Manhole Ketrangan
Tanah teori Galian
Pipa (D) awal akhir awal Akhir
Dari Ke (m) (meter) (m/dtk (m) (m) (m) (m) (m)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 MH 1 MH 2 103,4 75 0,4 3 3 0,000 2,40 0,006 0,45 1,95 1,05 Dropping manhole drop
2 MH 2 MH 3 103,4 100 0,4 3 3 0,000 1,95 0,006 0,60 1,35 1,65 junction chamber belokan
3 MH 3 MH 6 103,4 46 0,8 3 2 0,022 1,35 0,022 1,00 0,35 1,65 junction chamber lurus
4 MH 4 MH 5 103,4 68 0,7 3 2 0,015 1,95 0,015 1,00 0,95 1,05 Dropping manhole drop
5 MH 5 MH 6 103,4 100 0,5 2 2 0,000 0,95 0,006 0,60 0,35 1,65 pumping manhole lurus
6 MH 6 MH 7 103,4 59 0,5 2 2 0,000 0,35 0,006 0,35 0,00 2,00 junction chamber pertigaan
7 MH 7 MH 8 103,4 46 0,5 2 2 0,000 0,00 0,006 0,28 -0,28 2,28 junction chamber belokan
8 MH 8 MH 9 188,1 43 0,7 2 3 -0,023 -0,28 0,006 0,26 2,40 0,60 pumping manhole lurus
9 MH 9 MH 10 188,1 65 0,7 3 3 0,000 2,40 0,006 0,39 2,01 0,99 junction chamber belokan
10 MH 10 MH 11 188,1 79 0,7 3 3 0,000 2,01 0,006 0,47 1,54 1,46 junction chamber belokan
11 MH 11 MH 12 188,1 20 0,8 3 3 0,000 1,54 0,006 0,12 1,42 1,58 junction chamber belokan
12 MH 12 MH 13 188,1 63 1,2 3 2 0,016 1,42 0,016 1,00 0,42 1,58 junction chamber belokan
13 MH 13 MH 14 188,1 96 0,8 2 3 -0,010 0,42 0,006 0,58 2,40 0,60 pumping manhole lurus
14 MH 14 MH 15 188,1 29 0,8 3 3 0,000 2,40 0,006 0,17 2,23 0,77 junction chamber lurus
15 MH 15 MH 18 188,1 53 0,8 3 3 0,000 2,23 0,006 0,32 1,91 1,09 pumping manhole pertigaan
16 MH 16 MH 17 103,4 43 0,5 2 2 0,000 1,40 0,006 0,26 1,14 0,86 Dropping manhole drop
17 MH 17 MH 18 188,1 100 0,7 2 3 -0,010 1,14 0,006 0,60 0,54 2,46 junction chamber lurus
18 MH 18 MH 19 188,1 68 1,2 3 2 0,015 0,54 0,015 1,00 -0,46 2,46 junction chamber lurus
19 MH 19 MH 20 235,2 100 0,9 2 2 0,000 -0,46 0,006 0,60 1,40 0,60 junction chamber lurus
96
Kontrol Aliran El El el El
Slope slope Tinggi
No Manhole Pada Diameter L Pipa V Tanah Tanah pipa ∆H Pipa Tipe Manhole Ketrangan
Tanah teori Galian
Pipa (D) awal akhir awal Akhir
Dari Ke (m) (meter) (m/dtk (m) (m) (m) (m) (m)
20 MH 20 MH 21 235,2 100 0,9 2 2 0,000 1,40 0,006 0,60 0,80 1,20 junction chamber lurus
21 MH 21 MH 22 235,2 100 0,9 2 2 0,000 0,80 0,006 0,60 0,20 1,80 junction chamber lurus
22 MH 22 MH 23 235,2 100 0,9 2 2 0,000 0,20 0,006 0,60 -0,40 2,40 junction chamber lurus
23 MH 23 MH 24 235,2 100 1,1 2 1 0,010 -0,40 0,010 1,00 -1,40 2,40 junction chamber lurus
24 MH 24 MH 48 235,2 43 0,8 1 2 -0,023 -1,40 0,006 0,26 1,40 0,60 pumping manhole lurus
25 MH 25 MH 26 103,4 50 0,5 0 0 0,000 -0,60 0,006 0,30 -0,90 0,90 junction chamber drop
26 MH 26 MH 27 188,1 100 0,7 0 0 0,000 -0,90 0,006 0,60 -1,50 1,50 junction chamber lurus
27 MH 27 MH 30 188,1 17 0,8 0 0 0,000 -1,50 0,006 0,10 -1,60 1,60 junction chamber belokan
28 MH 28 MH 29 103,4 27 0,5 0 0 0,000 -1,60 0,006 0,16 -1,76 1,76 junction chamber lurus
29 MH 29 MH 30 188,1 100 0,7 0 0 0,000 -1,76 0,006 0,60 -2,36 2,36 junction chamber pertigaan
30 MH 30 MH 33 235,2 26 0,9 0 0 0,000 -2,36 0,006 0,16 -2,52 2,52 junction chamber belokan
31 MH 31 MH 32 103,4 45 0,5 0 0 0,000 -2,52 0,006 0,27 -2,79 2,79 junction chamber lurus
32 MH 32 MH 33 235,2 100 0,9 0 0 0,000 -2,79 0,006 0,60 -0,60 0,60 pumping manhole lurus
33 MH 33 MH 36 235,2 7 0,9 0 0 0,000 -0,60 0,006 0,04 -0,64 0,64 junction chamber belokan
34 MH 34 MH 35 103,4 30 0,5 0 0 0,000 -0,64 0,006 0,18 -0,82 0,82 junction chamber lurus
35 MH 35 MH 36 296,3 100 1,0 0 0 0,000 -0,82 0,006 0,60 -1,42 1,42 junction chamber lurus
36 MH 36 MH 37 296,3 23 1,0 0 0 0,000 -1,42 0,006 0,14 -1,56 1,56 junction chamber lurus
37 MH 37 MH 38 296,3 50 1,0 0 0 0,000 -1,56 0,006 0,30 -1,86 1,86 junction chamber belokan
38 MH 38 MH 39 296,3 100 1,0 0 1 -0,010 -1,86 0,006 0,60 0,40 0,60 pumping manhole belokan
39 MH 39 MH 40 296,3 39 1,0 1 1 0,000 0,40 0,006 0,23 0,17 0,83 junction chamber lurus
40 MH 40 MH 41 296,3 90 1,0 1 1 0,000 0,17 0,006 0,54 -0,37 1,37 junction chamber lurus
41 MH 41 MH 42 296,3 59 1,0 1 1 0,000 -0,37 0,006 0,35 -0,73 1,73 junction chamber belokan
42 MH 42 MH 43 376,3 38 1,2 1 2 -0,026 -0,73 0,006 0,23 -0,96 2,96 junction chamber lurus
43 MH 43 MH 44 376,3 55 1,2 2 2 0,000 -0,96 0,006 0,33 1,40 0,60 pumping manhole belokan
97
Kontrol Aliran El El el El
Slope slope Tinggi
No Manhole Pada Diameter L Pipa V Tanah Tanah pipa ∆H Pipa Tipe Manhole Ketrangan
Tanah teori Galian
Pipa (D) awal akhir awal Akhir
Dari Ke (m) (meter) (m/dtk (m) (m) (m) (m) (m)
44 MH 44 MH 45 376,3 100 1,2 2 2 0,000 1,40 0,006 0,60 0,80 1,20 junction chamber lurus
45 MH 45 MH 46 376,3 19 1,2 2 2 0,000 0,80 0,006 0,11 0,69 1,31 junction chamber lurus
46 MH 46 MH 47 376,3 79 1,2 2 2 0,000 0,69 0,006 0,47 0,21 1,79 junction chamber belokan
47 MH 47 MH 48 423,3 33 1,3 2 2 0,000 0,21 0,006 0,20 0,01 1,99 junction chamber pertigaan
48 MH 48 MH 49 423,3 100 1,3 2 2 0,000 0,01 0,006 0,60 -0,59 2,59 junction chamber lurus
49 MH 49 MH 50 423,3 100 1,3 2 2 0,000 -0,59 0,006 0,60 1,40 0,60 pumping manhole lurus
50 MH 50 MH 51 423,3 100 1,3 2 2 0,000 1,40 0,006 0,60 0,80 1,20 pumping manhole lurus
51 MH 51 MH 52 423,3 100 1,3 2 2 0,000 0,80 0,006 0,60 0,20 1,80 junction chamber lurus
52 MH 52 MH 60 423,3 96 1,3 2 2 0,000 0,20 0,006 0,58 -0,38 2,38 junction chamber lurus
53 MH 53 MH 54 188,1 100 0,9 2 1 0,010 -0,38 0,010 1,00 -1,38 2,38 junction chamber drop
54 MH 54 MH 55 188,1 100 0,8 1 1 0,000 -1,38 0,006 0,60 -1,98 2,98 junction chamber belokan
55 MH 55 MH 58 188,1 35 0,7 1 2 -0,029 -1,98 0,006 0,21 1,40 0,60 pumping manhole lurus
56 MH 56 MH 57 188,1 100 0,7 1 1 0,000 1,40 0,006 0,60 0,80 0,20 junction chamber drop
57 MH 57 MH 58 296,3 100 1,0 1 2 -0,010 0,80 0,006 0,60 0,20 1,80 pumping manhole pertigaan
58 MH 58 MH 59 296,3 28 1,0 2 2 0,000 0,20 0,006 0,17 0,03 1,97 junction chamber belokan
59 MH 59 MH 60 470,4 22 1,3 2 2 0,000 0,03 0,006 0,13 -0,10 2,10 junction chamber pertigaan
60 MH 60 MH 61 423,3 73 1,9 2 1 0,014 -0,10 0,014 1,00 -1,10 2,10 junction chamber belokan
61 MH 61 MH 62 470,4 100 1,3 1 1 0,000 -1,10 0,006 0,60 -1,70 2,70 junction chamber lurus
62 MH 62 MH 63 423,3 80 1,8 1 0 0,013 -1,70 0,013 1,00 -2,70 2,70 junction chamber belokan
63 MH 63 MH 66 526,8 40 1,5 0 1 -0,025 -2,70 0,006 0,24 0,40 0,60 pumping manhole lurus
64 MH 64 MH 65 188,1 47 0,8 2 2 0,000 0,40 0,006 0,28 0,12 1,88 junction chamber drop
65 MH 65 MH 66 470,4 100 1,8 2 1 0,010 0,12 0,010 1,00 -0,88 1,88 junction chamber pertigaan
66 MH 66 MH 69 526,8 37 1,5 1 2 -0,027 -0,88 0,006 0,22 1,40 0,60 pumping manhole lurus
67 MH 67 MH 68 188,1 45 0,8 1 2 -0,022 1,40 0,006 0,27 1,13 0,87 junction chamber drop
98
Kontrol Aliran El El el El
Slope slope Tinggi
No Manhole Pada Diameter L Pipa V Tanah Tanah pipa ∆H Pipa Tipe Manhole Ketrangan
Tanah teori Galian
Pipa (D) awal akhir awal Akhir
Dari Ke (m) (meter) (m/dtk (m) (m) (m) (m) (m)
68 MH 68 MH 69 526,8 100 1,5 2 2 0,000 1,13 0,006 0,60 0,53 1,47 junction chamber pertigaan
69 MH 69 MH 72 526,8 36 1,5 2 3 -0,028 0,53 0,006 0,22 0,31 2,69 junction chamber lurus
70 MH 70 MH 71 188,1 44 0,8 3 3 0,000 0,31 0,006 0,26 0,05 2,95 junction chamber drop
71 MH 71 MH 72 526,8 100 1,4 3 3 0,000 0,05 0,006 0,60 2,40 0,60 pumping manhole pertigaan
72 MH 72 MH 75 423,3 34 2,9 3 2 0,029 2,40 0,029 1,00 1,40 0,60 junction chamber lurus
73 MH 73 MH 74 188,1 45 1,4 3 2 0,022 1,40 0,022 1,00 0,40 1,60 junction chamber drop
74 MH 74 MH 75 592,8 100 1,6 2 2 0,000 0,40 0,006 0,60 -0,20 2,20 junction chamber pertigaan
75 MH 75 MH 78 592,8 35 1,6 2 2 0,000 -0,20 0,006 0,21 -0,41 2,41 junction chamber lurus
76 MH 76 MH 77 188,1 45 0,8 2 2 0,000 -0,41 0,006 0,27 -0,68 2,68 junction chamber drop
77 MH 77 MH 78 592,8 100 1,6 2 2 0,000 -0,68 0,006 0,60 1,40 0,60 pumping manhole pertigaan
78 MH 78 MH 79 592,8 42 1,6 2 2 0,000 1,40 0,006 0,25 1,15 0,85 junction chamber belokan
79 MH 79 MH 80 592,8 100 1,6 2 2 0,000 1,15 0,006 0,60 0,55 1,45 junction chamber lurus
80 MH 80 MH 84 592,8 81 1,6 2 2 0,000 0,55 0,006 0,49 0,06 1,94 junction chamber pertigaan
81 MH 81 MH 82 188,1 100 0,8 2 2 0,000 0,06 0,006 0,60 -0,54 2,54 junction chamber belokan
82 MH 82 MH 83 188,1 100 0,7 2 2 0,000 -0,54 0,006 0,60 1,40 0,60 pumping manhole lurus
83 MH 83 MH 84 592,8 82 1,5 2 2 0,000 1,40 0,006 0,49 0,91 1,09 junction chamber lurus
84 MH 84 MH 87 592,8 64 1,5 2 2 0,000 0,91 0,006 0,38 0,52 1,48 junction chamber lurus
85 MH 85 MH 86 188,1 76 0,8 2 2 0,000 0,52 0,006 0,46 0,07 1,93 junction chamber belokan
86 MH 86 MH 87 667,9 47 1,8 2 2 0,000 0,07 0,006 0,28 -0,21 2,21 junction chamber pertigaan
87 MH 87 MH 107 667,9 35 1,8 2 2 0,000 -0,21 0,006 0,21 -0,42 2,42 junction chamber pertigaan
88 MH 88 MH 89 188,1 17 0,8 2 2 0,000 -0,42 0,006 0,10 -0,53 2,53 junction chamber lurus
89 MH 89 MH 90 235,2 100 0,9 2 3 -0,010 -0,53 0,006 0,60 2,40 0,60 pumping manhole lurus
90 MH 90 MH 91 235,2 100 0,9 3 3 0,000 2,40 0,006 0,60 1,80 1,20 junction chamber lurus
91 MH 91 MH 92 296,3 100 1,0 3 3 0,000 1,80 0,006 0,60 1,20 1,80 junction chamber belokan
99
Kontrol Aliran El El el El
Slope slope Tinggi
No Manhole Pada Diameter L Pipa V Tanah Tanah pipa ∆H Pipa Tipe Manhole Ketrangan
Tanah teori Galian
Pipa (D) awal akhir awal Akhir
Dari Ke (m) (meter) (m/dtk (m) (m) (m) (m) (m)
92 MH 92 MH 97 296,3 32 1,0 3 3 0,000 1,20 0,006 0,19 1,01 1,99 junction chamber lurus
93 MH 93 MH 94 188,1 16 0,8 3 3 0,000 1,01 0,006 0,10 0,91 2,09 junction chamber lurus
94 MH 94 MH 95 235,2 100 0,9 3 3 0,000 0,91 0,006 0,60 0,31 2,69 junction chamber lurus
95 MH 95 MH 96 235,2 100 0,8 3 3 0,000 0,31 0,006 0,60 2,40 0,60 pumping manhole lurus
96 MH 96 MH 97 376,3 100 1,2 3 3 0,000 2,40 0,006 0,60 1,80 1,20 junction chamber pertigaan
97 MH 97 MH 101 376,3 9 1,2 3 3 0,000 1,80 0,006 0,05 1,75 1,25 junction chamber lurus
98 MH 98 MH 99 188,1 38 0,8 3 3 0,000 1,75 0,006 0,23 1,52 1,48 junction chamber belokan
99 MH 99 MH 100 235,2 40 0,9 3 3 0,000 1,52 0,006 0,24 1,28 1,72 junction chamber belokan
100 MH 100 MH 101 423,3 74 1,3 3 3 0,000 1,28 0,006 0,44 0,83 2,17 junction chamber pertigaan
101 MH 101 MH 106 423,3 31 1,3 3 3 0,000 0,83 0,006 0,19 0,65 2,35 junction chamber lurus
102 MH 102 MH 103 188,1 16 0,8 3 4 -0,063 0,65 0,006 0,10 3,40 0,60 pumping manhole lurus
103 MH 103 MH 104 235,2 100 0,9 4 4 0,000 3,40 0,006 0,60 2,80 1,20 junction chamber lurus
104 MH 104 MH 105 235,2 100 0,8 4 4 0,000 2,80 0,006 0,60 2,20 1,80 junction chamber lurus
105 MH 105 MH 106 423,3 100 1,6 4 3 0,010 2,20 0,010 1,00 1,20 1,80 junction chamber pertigaan
106 MH 106 MH 107 752,6 39 1,9 3 2 0,026 1,20 0,006 0,23 0,97 1,03 junction chamber pertigaan
107 MH 107 MH 108 752,6 100 1,9 2 3 -0,010 0,97 0,006 0,60 0,37 2,63 junction chamber lurus
108 MH 108 MH 109 752,6 100 1,9 3 3 0,000 0,37 0,006 0,60 2,40 0,60 pumping manhole lurus
109 MH 109 MH 110 752,6 100 1,9 3 3 0,000 2,40 0,006 0,60 1,80 1,20 junction chamber lurus
110 MH 110 MH 111 752,6 100 1,9 3 3 0,000 1,80 0,006 0,60 1,20 1,80 junction chamber lurus
111 MH 111 MH 124 423,3 16 5,7 3 1 0,125 1,20 0,125 2,00 -0,80 1,80 junction chamber pertigaan
112 MH 112 MH 113 188,1 68 0,8 2 2 0,000 -0,80 0,006 0,41 1,40 0,60 pumping manhole belokan
113 MH 113 MH 115 235,2 28 0,9 2 2 0,000 1,40 0,006 0,17 1,23 0,77 junction chamber lurus
114 MH 114 MH 115 296,3 80 1,0 2 2 0,000 1,23 0,006 0,48 0,75 1,25 junction chamber pertigaan
115 MH 115 MH 117 296,3 30 1,0 2 2 0,000 0,75 0,006 0,18 0,57 1,43 junction chamber lurus
100
Kontrol Aliran El El el El
Slope slope Tinggi
No Manhole Pada Diameter L Pipa V Tanah Tanah pipa ∆H Pipa Tipe Manhole Ketrangan
Tanah teori Galian
Pipa (D) awal akhir awal Akhir
Dari Ke (m) (meter) (m/dtk (m) (m) (m) (m) (m)
116 MH 116 MH 117 296,3 80 0,9 2 2 0,000 0,57 0,006 0,48 0,09 1,91 junction chamber pertigaan
117 MH 117 MH 119 376,3 32 1,2 2 2 0,000 0,09 0,006 0,19 -0,10 2,10 junction chamber lurus
118 MH 118 MH 119 376,3 80 1,2 2 2 0,000 -0,10 0,006 0,48 -0,58 2,58 junction chamber pertigaan
119 MH 119 MH 120 376,3 43 1,2 2 2 0,000 -0,58 0,006 0,26 -0,84 2,84 junction chamber belokan
120 MH 120 MH 121 376,3 92 1,6 2 1 0,011 -0,84 0,011 1,00 -1,84 2,84 junction chamber lurus
121 MH 121 MH 122 423,3 100 1,3 1 1 0,000 -1,84 0,006 0,60 0,40 0,60 pumping manhole lurus
122 MH 122 MH 123 423,3 100 1,3 1 1 0,000 0,40 0,006 0,60 -0,20 1,20 junction chamber lurus
123 MH 123 MH 124 423,3 100 1,2 1 1 0,000 -0,20 0,006 0,60 -0,80 1,80 junction chamber pertigaan
124 MH 124 MH 125 846,5 100 2,0 1 1 0,000 -0,80 0,006 0,60 -1,40 2,40 junction chamber lurus
125 MH 125 IPAL 846,5 30 2,0 1 1 0,000 -1,40 0,006 0,18 -1,58 2,58 junction chamber lurus
Sumber: Hitungan Pribadi, 2023
101
4.5.1 Tipe Manhole
102
Gambar 4. 6 Detail manhole lurus
103
Gambar 4. 7 Detail manhole drop
104
Gambar 4. 8 Detaile manhole belokan
105
Gambar 4. 9 Detail manhole pertigaan
106
4.5.2 Profil Hidrolis
107
Gambar 4. 10 Profil Hidrolis Memanjang SPAL 1
108
Gambar 4. 11 Profil Hidrolis Memanjang SPAL 2
109
4.6 Analisa RAB
Perhitungan RAB pada perencanaan ini meliputi seluruh kegiatan
perencanaan jaringan distribusi sesuai dengan hasil yang telah direncanakan.
Perhitungan kebutuhan per unit pekerjaan yang didasarkan pada perencanaan
dan tertuang pada gambar teknik. Keperluan material didasarkan pada hasil
analisis perencanaan dan disesuaikan ketersediaannya di pasaran. Dalam
perhitungan RAB didasarkan pada hasil perhitungan dan Hasil Analisis Harga
Satuan yang menggunakan data biaya Peraturan Menteri PUPR No.
01/PRT/M/2022 tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang
Pekerjaan Umum. Harga Satuan Pokok Kerja (HSPK) Kabupaten Surabaya
2023. Adapun data sekunder berupa harga satuan yang terdapat di pasaran.
1. Pekerjaan persiapan
Perhitungan pekerjaan persiapan dihitung dengan menggunakan
metode lumpsum. Pada Pembersihan dan Pengupasan Permukaan Tanah
(Striping) s.d. Tanaman ∅ 2cm, pengukuran dan pemasangan 1m’
Bouwplank, pekerjaan pembuatan papan nama menggunakan multiplex 10
mm, frame allumunium siku & tiang kayu 5/7, printing banner plastik.
2. Pekerjaan tanah
Pada perencanaan pekerjaan tanah terdiri dari penggalian 1m3 tanah
biasa sedalam s.d. 1m untuk volume>2000 m3, penggalian 1m3 tanah biasa
sedalam > 1m s.d 2m untuk volume 200 s.d 2000 m3, penggalian 1m3 biasa
sedalam > 2m s.d. 3m untuk volume 200 s.d 2000m3, 1m2 Pasangan balok
kayu 8/12, tebal 12 cm, JAT < 4,0 m', 1 m3 timbunan atau urugan kembali
tanah biasa/liat berpasir serta pemadatan Tanah 1 m3 pet 20 cm dengan
alat timbris.
3. Pekerjaan pipa
Pada perencanaan pekerjaan pipa terdiri dari: Pemasangan 1meter
pipa HDPE Ø110 mm, Ø200 mm, Ø250 mm, Ø315 mm, Ø400 mm, Ø450
mm, Ø500 mm, Ø560 mm, Ø630 mm, Ø710 mm, Ø800 mm dan Ø800
mm.
4. Pekerjaan pemasangan pompa dan manhole
110
Pada pekerjaan pemasangan pompa dan manhole terdiri dari:
engadaan dan pemasangan 1-set pompa jet pump dan perpipaan serta
pekerjaan pemasangan 1 manhole dan out tutup beton dn 400.
4.6.1 Satuan Harga Barang dan Jasa
Harga satuan Pekerjaan merupakan harga satuan untuk tiap
jenis/item pekerjaan yang umumnya dilakukan dalam suatu
pembangunan. Untuk menentukan harga satuan dapat dilakukan analisa
sendiri atau menggunakan analisa harga satuan yang sudah ada. Karena
analisa harga satuan merupakan jumlah dari perkalian produktifitas
tenaga, produktifitas peralatan, jumlah material yang digunakan dan alat
bantu maka sebelum melakukan analisa harga satuan pekerjaan, kita
perlu mengetahui harga upah, harga bahan, harga sewa peralatan dan
alat bantu yang digunakan untuk pekerjaan ini. Harga upah dan harga
bahan sangat tergantung dari lokasi pekerjaan, dan baisanya didapat di
PU Kota/Kabupaten setempat. Sedangkan sewa peralatan tergantung
dari Jenis peralatan yang digunakan.
Penentuan harga satuan pekerjaan ini, didasarkan pada Peraturan
Menteri PUPR No. 1 Tahun 2022 tentang Pedoman Penyusunan
Perkiraan Biaya Pekerjaan Kontruksi Bidang Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat. Standar Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK)
Pemerintah Kota Surabaya 2022.
Secara umum Harga satuan pekerjaan meliputi semua biaya yang
berhubungan dengan penyelenggaraan (handling) pekerjaan,
pembayaran tenaga kerja, material, peralatan instalasi/mesin dan
peralatan, penyusutan, overhead, keuntungan, pengobatan, pajak, ijin,
pelayanan sosial, asuransi kecelakaan dan semua yang berhubungan
dengan pekerjaan tersebut. Berikut adalah tabel harga satuan pekerjaan
yang dibutuhkan pada perencanaan ini:
111
Tabel 4. 16 Harga Satuan Pekerjaan
112
HARGA SATUAN PEKERJAAN
No Jenis Satuan Harga
III. ALAT
1 Sewa tripot/trackel & handle crane 2T hari Rp 439.500
2 Mobile crane £ 3 ton hari Rp 4.000.000
3 Sewa Mesin Jack Hammer Unit Rp 250.000
IV. TAKSIR
1 Pemasangan Manhole Buah Rp 500.000
2 Pengecatan Manhole m2 Rp 32.000
3 Administrasi dan Dokumentasi ls Rp 9.000.000
4 Mobilisasi dan Demobilisasi ls Rp 30.000.000
5 Penyewaan Kantor Kerja ls Rp 30.000.000
6 Pembersihan akhir ls Rp 1.000.000
Sumber: HSPK Kota Surabaya, 2022
4.6.2 Analisa Harga Satuan Pokok (AHSP)
Analisa harga satuan mengacu pada: Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Republik Indonesia Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2022 Pedoman Penyusunan
Perkiraan Biaya Pekerjaan Kontruksi Bidang Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat. Perlu ditekankan disini bahwa komponen overhead
dan profit dengan besaran 10 – 15 %. Analisa Harga Satuan Pekerjaan
ditampilkan dalam tabel berikut ini.
113
Tabel 4. 17 Analisis Harga Satuan Pokok Pekerjaan (AHSPK) SPAL Desa Tambak Oso
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2022 Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Kontruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Pekerjaan Persiapan
1.1.f (c) 1 m2 Pembersihan dan Pengupasan Permukaan Tanah (Striping) s.d. Tanaman ∅ 2cm
No. Uraian Kode Satuan Koefisien Harga satuan Jumlah harga
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 0,1 Rp 110.000,00 Rp 11.000,00
2 Mandor L.04 OH 0,005 Rp 158.000,00 Rp 790,00
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA Rp 11.790,00
B Bahan
JUMLAH HARGA BAHAN Rp -
C Peralatan
JUMLAH HARGA PERALATAN Rp -
D Jumlah (A+B+C) Rp 11.790,00
E Ovehead & Profit (15%) 15% x D Rp 1.768,50
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 13.558,50
114
A TENAGA
1 Pekerja L.01 OH 0,1 Rp 110.000,00 Rp 11.000,00
2 Tukang Kayu L.02 OH 0,1 Rp 121.000,00 Rp 12.100,00
3 Kepala Tukang L.03 OH 0,01 Rp 148.000,00 Rp 1.480,00
4 Mandor L.04 OH 0,005 Rp 158.000,00 Rp 790,00
JUMLAH TENAGA KERJA Rp 25.370,00
B BAHAN
1 Kayu balok 5/7 m3 0,012 Rp 4.711.500,00 Rp 56.538,00
2 Paku 2" - 3" kg 0,02 Rp 28.200,00 Rp 564,00
3 Kayu papan 3/20 m3 0,007 Rp 4.188.000,00 Rp 29.316,00
JUMLAH HARGA BAHAN Rp 86.418,00
C PERALATAN
JUMLAH HARGA ALAT
D Jumlah (A+B+C) Rp 111.788,00
E Ovehead & Profit (15%) 15% × D Rp 16.768,20
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 128.556,20
1.1.4.b (a) 1 buah papan nama pekerjaan menggunakan multiplex 10 mm, frame allumunium siku & tiang kayu 5/7, printing banner plastik
115
4 Mandor L.04 OH 0,075 Rp 158.000,00 Rp 11.850,00
JUMLAH TENAGA KERJA Rp 199.900,00
B BAHAN
1 Multiplek tebal 9 mm *) M.33.b lembar 0,18 Rp 121.400,00 Rp 21.852,00
2 Tiang kayu 5/7 (II), T= 3 m' M.37.a m3 0,021 Rp 39.000,00 Rp 819,00
3 Frame allum L.10.1 **) M.52.e kg 0,1 Rp 30.500,00 Rp 3.050,00
4 Banner plastik 0,6 x 0,8 m2 M.124.b m2 0,48 Rp 50.000,00 Rp 24.000,00
5 Paku campuran 5 cm+7cm M.72.b kg 1,25 Rp 28.800,00 Rp 36.000,00
6 Cat Kayu M.128.b kg 1,5 Rp 53.900,00 Rp 80.850,00
JUMLAH HARGA BAHAN Rp 166.571,00
C PERALATAN
JUMLAH HARGA ALAT
D Jumlah (A+B+C) Rp 366.471,00
E Ovehead & Profit (15%) 15% × D Rp 54.970,65
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 421.441,65
Pekerjaan Tanah
1.7.7.1.1.b (a) Penggalian 1m3 tanah biasa sedalam s.d. 1m untuk volume > 2000 m3
No. Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan Jumlah Harga
A TENAGA
1 Pekerja L.01 OH 0,4 Rp 110.000,00 Rp 44.000,00
2 Mandor L.04 OH 0,04 Rp 158.000,00 Rp 6.320,00
Jumlah Harga Tenaga Rp 50.320,00
B BAHAN
Jumlah Harga Bahan Rp -
116
C PERALATAN
Jumlah Harga Peralatan Rp -
D Jumlah (A+B+C) Rp 50.320,00
E Ovehead & Profit (15%) 15% × D Rp 7.548,00
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 57.868,00
1.7.7.1.1.d (a) Penggalian 1m3 tanah biasa sedalam > 1m s.d 2m untuk volume 200 s.d 2000 m3
No. Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan Jumlah Harga
A TENAGA
1 Pekerja L.01 OH 0,675 Rp 110.000,00 Rp 74.250,00
2 Mandor L.04 OH 0,0675 Rp 158.000,00 Rp 10.665,00
Jumlah Harga Tenaga Rp 84.915,00
B BAHAN
Jumlah Harga Bahan Rp -
C PERALATAN
Jumlah Harga Peralatan Rp -
D Jumlah (A+B+C) Rp 84.915,00
E Ovehead & Profit (15%) 15% × D Rp 12.737,25
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 97.652,25
1.7.7.1.1.f (a) Penggalian 1m3 Tanah Biasa sedalam > 2m s.d. 3m untuk volume 200 s.d 2000m3
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan Jumlah Harga
A TENAGA
1 Pekerja L.01 OH 0,76 Rp 110.000,00 Rp 83.600,00
2 Mandor L.04 OH 0,076 Rp 158.000,00 Rp 12.008,00
117
JUMLAH TENAGA KERJA Rp 95.608,00
B BAHAN
JUMLAH HARGA BAHAN
C PERALATAN
JUMLAH HARGA ALAT
D Jumlah (A+B+C) Rp 95.608,00
E Ovehead & Profit (15%) 15% × D Rp 14.341,20
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 109.949,20
1.7.12.f (a) 1m2 Pasangan balok kayu 8/12, tebal 12 cm, JAT < 4,0 m'
No. Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan Jumlah Harga
A TENAGA
2 Pekerja L.01 OH 0,042 Rp 110.000,00 Rp 4.620,00
3 Tukang Kayu L.02 OH 0,126 Rp 121.000,00 Rp 15.246,00
4 Mandor L.04 OH 0,0042 Rp 158.000,00 Rp 663,60
Jumlah Harga Tenaga Rp 20.529,60
B BAHAN
1 Balok Kayu 8/12 M.46.b m3 0,0261 Rp 4.188.000,00 Rp 109.306,80
2 Paku 7cm - 12 cm M.77.c kg 0,1134 Rp 25.000,00 Rp 2.835,00
3 Baut ø 12 - 20 cm M.62.h kg 0,625 Rp 12.600,00 Rp 7.875,00
Jumlah Harga Bahan Rp 120.016,80
C PERALATAN
1 Tripod 5m + Hoist 2Ton To.40.h Hari 0,02 Rp 439.500,00 Rp 8.790,00
Jumlah Harga Peralatan Rp 8.790,00
118
D Jumlah (A+B+C) Rp 149.336,40
E Ovehead & Profit (15%) 15% × D Rp 22.400,46
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 171.736,86
119
Jumlah Harga Tenaga Rp 62.900,00
B BAHAN
Jumlah Harga Bahan Rp -
C PERALATAN
Jumlah Harga Peralatan Rp -
Pekerjaan Pipa
120
JUMLAH HARGA Rp 8.351
121
4.1.22.(c) Pemasangan 1 m pipa HDPE Ø 250 mm
No. Uraian Kode Satuan Koefisien Harga satuan (Rp) Jumlah harga (Rp)
A TENAGA
1 Pekerja L.01 OH 0,133 Rp 110.000,00 Rp 14.630
2 Tukang pipa L.02 OH 0,067 Rp 121.000,00 Rp 8.107
3 Mandor L.04 OH 0,013 Rp 158.000,00 Rp 2.054
JUMLAH HARGA Rp 24.791
B BAHAN
1 Pipa HDPE Ø 250 mm m 1 Rp 557.800,00 Rp 557.800
JUMLAH HARGA Rp 557.800
C PERALATAN
1 Sewa Tripot/Trackel hari 0,019 Rp 439.500,00 Rp 8.351
JUMLAH HARGA Rp 8.351
122
JUMLAH HARGA Rp 54.027
B BAHAN
1 Pipa HDPE Ø 315 mm m 1 Rp 887.300,00 Rp 887.300
JUMLAH HARGA Rp 887.300
C PERALATAN
1 Sewa Tripot/Trackel hari 0,019 Rp 439.500,00 Rp 8.351
JUMLAH HARGA Rp 8.351
123
JUMLAH HARGA Rp 8.351
124
No. Uraian Kode Satuan Koefisien Harga satuan (Rp) Jumlah harga (Rp)
A TENAGA
1 Pekerja L.01 OH 0,433 Rp 110.000,00 Rp 47.630
2 Tukang pipa L.02 OH 0,216 Rp 121.000,00 Rp 26.136
3 Mandor L.04 OH 0,043 Rp 158.000,00 Rp 6.794
JUMLAH HARGA Rp 80.560
B BAHAN
1 Pipa HDPE Ø 500 mm m 1 Rp 2.227.200,00 Rp 2.227.200
JUMLAH HARGA Rp 2.227.200
C PERALATAN
1 Sewa Tripot/Trackel hari 0,019 Rp 439.500,00 Rp 8.351
JUMLAH HARGA Rp 8.351
125
B BAHAN
1 Pipa HDPE Ø 560 mm m 1 Rp 2.771.000,00 Rp 2.771.000
JUMLAH HARGA Rp 2.771.000
C PERALATAN
1 Sewa Tripot/Trackel hari 0,019 Rp 439.500,00 Rp 8.351
JUMLAH HARGA Rp 8.351
126
D Jumlah (A+B+C) Rp 3.733.909
E Ovehead & Profit (15%) 15% x D Rp 560.086
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 4.293.995
127
A TENAGA
1 Pekerja L.01 OH 0,893 Rp 110.000,00 Rp 98.230
2 Tukang pipa L.02 OH 0,446 Rp 121.000,00 Rp 53.966
3 Mandor L.04 OH 0,089 Rp 158.000,00 Rp 14.062
JUMLAH HARGA Rp 166.258
B BAHAN
1 Pipa HDPE Ø 800 mm m 1 Rp 5.655.500,00 Rp 5.655.500
JUMLAH HARGA Rp 5.655.500
C PERALATAN
1 Sewa Tripot/Trackel hari 0,019 Rp 439.500,00 Rp 8.351
JUMLAH HARGA Rp 8.351
128
1 Pipa HDPE Ø 900 mm m 1 Rp 7.206.800,00 Rp 7.206.800
JUMLAH HARGA Rp 7.206.800
C PERALATAN
1 Sewa Tripot/Trackel hari 0,019 Rp 439.500,00 Rp 8.351
JUMLAH HARGA Rp 8.351
1.4.1.b (a) Pengadaan dan Pemasangan 1-set Pompa Jet Pump dan Perpipaan
No. Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan Jumlah Harga
A TENAGA
1 Pekerja L.01 OH 3 Rp 110.000,00 Rp 330.000,00
2 Juru Bor (tukang jack hammer L.14 OH 1 Rp 121.000,00 Rp 121.000,00
3 Mandor L.04 OH 0,3 Rp 158.000,00 Rp 47.400,00
Jumlah Harga Tenaga Rp 498.400,00
B BAHAN
1 Pipa GI Medium Class ø 1" M.117.r Batang 7 Rp 374.000,00 Rp 2.618.000,00
2 Asesoris - LS 1 Rp 45.000,00 Rp 45.000,00
3 Pompa: Jet Pump 500Watt E.38.c Hari 1 Rp 2.050.000,00 Rp 2.050.000,00
Jumlah Harga Bahan Rp 4.713.000,00
C PERALATAN
129
1 Jack Hammer ∅ 1,25"+ reducer G.04.a Hari 1 Rp 250.000,00 Rp 250.000,00
Jumlah Harga Peralatan Rp 250.000,00
D Jumlah (A+B+C) Rp 5.461.400,00
E Ovehead & Profit (15%) 15% × D Rp 819.210,00
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 6.280.610,00
A.8.4.1.26 (K3) Pekerjaan Pemasangan 1 Manhole dan Out Tutup Beton DN 400
No. Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan Jumlah Harga
A TENAGA
1 Pekerja L.01 OH 0,216 Rp 110.000,00 Rp 23.760,00
2 Tukang Pipa L.02 OH 0,108 Rp 121.000,00 Rp 13.068,00
3 Mandor L.04 OH 0,022 Rp 158.000,00 Rp 3.476,00
Jumlah Harga Tenaga Rp 40.304,00
B BAHAN
1 Manhole buah 1 Rp 2.500.000,00 Rp 2.500.000,00
Jumlah Harga Bahan Rp 2.500.000,00
C PERALATAN
1 Sewa Tripot/Trackel & Handle Crane 2T hari 0,029 Rp 439.500,00 Rp 12.745,50
2 Mobile crane 3 ton hari 0,183 Rp 4.000.000,00 Rp 732.000,00
Jumlah Harga Peralatan Rp 744.745,50
D Jumlah (A+B+C) Rp 3.285.049,50
E Ovehead & Profit (15%) 15% × D Rp 492.757,43
D Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp 3.777.806,93
Sumber: Hasil Perhitungan, 2023
130
4.7 SOP
Pembuatan SOP Desa Tambak Oso berdasarkan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 04/PRT/M/2017 Tentang
Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik dan Buku Panduan
Perencanaan Teknik Terinci Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat
(SPALD-T) Buku A Sub-sistem Pelayanan dan Sub-sistem Pengumpulan.
Secara umum SOP digunakan untuk bangunan yang telah ada dan dipergunakan
sebagai maintenance dan perawatan sesuai dengan prosedur yang telah dibuat.
Berikut merupakan SOP pengerjaan SPAL di Desa Tambak Oso:
131
Tabel 4. 18 Tabel lembar SOP
Nomor SOP D.1.1/SOP/SUB SISTEM
PELAYANAN/VII/2023
Tanggal Pembuatan 9 JULI 2023
Tanggal Revisi 9 JULI 2023
PEMERINTAH DESA TAMBAK OSO Tanggal Efektif 9 JULI 2023
KECAMATAN WARU
KABUPATEN SIDOARJO Nama SOP MEMELIHARA BAK INSPEKSI
(INSPECTION CHAMBER)
KETERKAITAN: PERSYARATAN/KELENGKAPAN:
1. Alat Pelindung Diri (APD)
2. Alat Pelindung Kerja (APK)
3. Jas hujan
4. Sapu lidi
5. Sekop
6. Saringan
7. Kamera
8. Kontainer atau wadah
9. Kendaraan pengangkut
10. Peralatan mekanikal
11. Formulir Memelihara Bak Inspeksi
132
Apabila SOP Memelihara Bak Inspeksi tidak Formulir Memelihara Bak Inspeksi oleh
dilaksanakan maka aliran akan tersumbat dan
Petugas Jaringan Perpipaan dan di verifikasi
air limbah meluap, dan apabila sampah masuk oleh Pengawas Jaringan Perpipaan yang
ke dalam jaringan, maka akan mengganggu selanjutnya disimpan sebagai data elektronik
aliran air limbah menuju ke IPAL. dan manual
Pemeriksa
133
DIAGRAM ALIR PROSEDUR
MEMELIHARA BAK INSPEKSI (INSPECTION CHAMBER)
SOP Nomor: D.1.1/SOP/SUB SISTEM PELAYANAN/VII/2023
Pelaksana/
Mutu Baku
Unit Kompetensi
No. Kegiatan Petugas Pengawas Kepala Kelengkapan Waktu Output
Jaringan Jaringan UPTD
Perpipaan Perpipaan PALD
1. Membersihkan area APD, APK,
sekitar tutup bak sapu lidi,
inspeksi dan sekop,
MULAI
membukanya, peralatan
dengan terlebih mekanikal
dahulu menggunakan
APD dan APK
2. Membersihkan Saringan
sampah dan sekop
lumpur yang 22
mengendap pada
bak inspeksi
3. Membawa Kontainer
sampah dan atau wadah
endapan lumpur 3
ke wadah
/kontainer
4. Membuang Kendaraan
sampah dan pengangkut
4
endapan lumpur 4
ke TPS
5. Menyampaikan Formulir Laporan
laporan kepada Memelihara dokumentasi
Pengawas Ba
5
Jaringan k
Perpipaan Inspeksi,
kamera
6. Memeriksa APD
kondisi lapangan
dengan terlebih
dahulu
menggunakan 66
APD
134
7 Laporan Disposisi
dokumentasi
7
SELESAI
135
Nomor SOP D.1.1/SOP/SUB SISTEM
PELAYANAN/VII/2023
Tanggal Pembuatan 9 JULI 2023
Tanggal Revisi 9 JULI 2023
PEMERINTAH DESA TAMBAK OSO Tanggal Efektif 9 JULI 2023
KECAMATAN WARU
KABUPATEN SIDOARJO Nama SOP MEMELIHARA PIPA PENGUMPUL
(PIPA RETIKULASI DAN PIPA
INDUK)
KETERKAITAN: PERSYARATAN/KELENGKAPAN:
1. Alat Pelindung Diri (APD)
2. Alat Pelindung Kerja (APK)
3. Jas hujan
4. Garu
5. Saringan
6. Wadah/container
7. Selang
8. Air
9. Meteran
10. Kamera
11. Vacuum/jetting truck beserta
perlengkapannya
12. Peralatan mekanikal
13. Formulir Memelihara Pipa Pengumpul
PERINGATAN: PENCATATAN DAN PENDATAAN:
136
Apabila SOP Memelihara Pipa Pengumpul Formulir Memelihara Pipa Pengumpul oleh
tidak dilaksanakan maka aliran akan tersumbat Petugas Jaringan Perpipaan dan di verifikasi
dan air limbah meluap, dan apabila sampah oleh Pengawas Jaringan Perpipaan yang
masuk ke dalam jaringan, maka akan selanjutnya disimpan sebagai data elektronik
mengganggu aliran air limbah menuju ke IPAL dan manual.
Pemeriksa
137
DIAGRAM ALIR PROSEDUR
MEMELIHARA PIPA PENGUMPUL
SOP Nomor: D.2.1/SOP/SUB SISTEM PENGUMPULAN/VII/2023
Pelaksana/
Mutu Baku
Unit Kompetensi
No. Kegiatan Petugas Pengawas Kepala Kelengkapan Waktu Output
Jaringan Jaringan UPTD
Perpipaan Perpipaan PALD
1. Memastikan APD, APK
manhole pada
aliran inlet dan MULAI
manhole pada
aliran outlet aman
dan terbebas dari
gas beracun
dengan terlebih
dahulu
menggunakan
APD dan APK
2. Memeriksa aliran
inlet dari manhole
dan outlet pipa 22
pengumpul pada
manhole
berikutnya
3. Melakukan Meteran,
penggelontoran air, selang
hingga aliran 3
lancar dengan
memeriksa aliran
outlet pipa
pengumpul di
manhole yang
ditentukan
4. Apabila aliran
outlet masih
sangat kecil Selang,
dibanding inlet, vacum, jetting
maka petugas
4 truck beserta
perlu
membersihkan peralatannya
sumbatan atau
sedimen hingga
aliran outlet
sebanding dengan
aliran inletnya
138
5. Menyampaikan Formulir Laporan
laporan kepada Memelihara dokumentasi
Pengawas pipa,
5
Jaringan kamera
Perpipaan
6. Memeriksa APD
kondisi lapangan
dengan terlebih
dahulu
66
menggunakan
APD
139
Nomor SOP D.1.1/SOP/SUB SISTEM
PELAYANAN/VII/2023
Tanggal Pembuatan 9 JULI 2023
Tanggal Revisi 9 JULI 2023
PEMERINTAH DESA TAMBAK OSO Tanggal Efektif 9 JULI 2023
KECAMATAN WARU
KABUPATEN SIDOARJO Nama SOP MEMELIHARA LUBANG
KONTROL (MANHOLE/DROP
MANHOLE)
KETERKAITAN: PERSYARATAN/KELENGKAPAN:
1. Alat Pelindung Diri (APD)
2. Alat Pelindung Kerja (APK)
3. Jas hujan
4. Sapu lidi
5. Saringan
6. Wadah/container
7. Sekop
8. Kamera
9. Peralatan mekanikal
10. Kendaraan pengangkut
11. Formulir Memelihara Lubang Kontrol
(Manhole/Drop Manhole)
PERINGATAN: PENCATATAN DAN PENDATAAN:
140
Apabila SOP Memelihara Lubang Kontrol Formulir Memelihara Lubang Kontrol
(Manhole/Drop Manhole) tidak dilaksanakan (Manhole/Drop Manhole) oleh Petugas
maka aliran akan tersumbat dan air limbah Jaringan Perpipaan dan di verifikasi oleh
meluap, dan apabila sampah masuk ke dalam Pengawas Jaringan Perpipaan yang
jaringan, maka akan mengganggu aliran air selanjutnya disimpan sebagai data elektronik
limbah menuju ke IPA dan manual
Pemeriksa
141
DIAGRAM ALIR PROSEDUR
MEMELIHARA MANHOLE
SOP Nomor: D.2.2/SOP/SUB SISTEM PENGUMPULAN/VII/2023
Pelaksana/
Mutu Baku
Unit Kompetensi
No. Kegiatan Petugas Pengawas Kepala Kelengkapan Waktu Output
Jaringan Jaringan UPTD
Perpipaan Perpipaan PALD
1. Membersihkan Sapu lidi,
area sekitar tutup sekop,
Manhole dengan MULAI
APD, APK
terlebih dahulu
menggunakan
APD dan APK
2. Memeriksa vent
(lubang udara)
pada tutup 22
manhole dan
memastikan agar
tidak tersumbat
3. Membuka tutup Peralatan
manhole dan mekanikal
memastikan 3
manhole aman dari
gas beracun
sebelum
dibersihkan
4. Membersihkan Saringan,
sampah dan sekop,
lumpur yang 4 kontainer/
mengendap pada wadah,
manhole kendaraan
pengangku
5. Memastikan tutup Peralatan
manhole selalu mekanikal
terkunci
5
6. Memastikan agar
tidak ada 6
kebocoran di
sekitar tutup
manhole
142
7 Menyampaikan Formulir Laporan
laporan kepada Pemeliharaan Dokumentasi
7
Pengawas Jaringan Lubang
Perpipaan Kontrol,
kamera
8 Memeriksa kondisi APD
lapangan dengan 8
terlebih dahulu
menggunakan
APD
9 Menyampaikan Laporan
laporan kepada Dokumentasi
9
Kepala UPTD
PALD
10 Menindaklanjuti Disposisi
SELESAI
laporan tersebut
143
Nomor SOP D.1.1/SOP/SUB SISTEM
PELAYANAN/VII/2023
Tanggal Pembuatan 9 JULI 2023
Tanggal Revisi 9 JULI 2023
PEMERINTAH DESA TAMBAK OSO Tanggal Efektif 9 JULI 2023
KECAMATAN WARU
KABUPATEN SIDOARJO Nama SOP MEMELIHARA BANGUNAN
PENGGELONTOR (CLEAN OUT)
KETERKAITAN: PERSYARATAN/KELENGKAPAN:
4. Alat Pelindung Diri (APD)
5. Alat Pelindung Kerja (APK)
6. Jas hujan
7. Air
8. Selang
9. Sapu lidi
10. Kamera
11. Kontainer atau wadah
12. Kendaraan pengangkut
13. Vacuum/jetting truck beserta peralatannya
14. Peralatan Mekanikal
15. Peralatan elektrikal
16. Formulir memelihara bangunan
penggelontor
PERINGATAN: PENCATATAN DAN PENDATAAN:
144
Apabila SOP Memelihara Bangunan Formulir Memelihara Bangunan Penggelontor
Penggelontor tidak dilaksanakan maka aliran oleh Petugas Jaringan Perpipaan dan di
akan tersumbat dan air limbah meluap, dan verifikasi oleh Pengawas Jaringan Perpipaan
apabila sampah masuk ke dalam jaringan, maka yang selanjutnya disimpan sebagai data
akan mengganggu aliran air limbah menuju ke elektronik dan manual
IPAL
Pemeriksa
145
DIAGRAM ALIR PROSEDUR MEMELIHARA
BANGUNAN PENGGELONTOR DAN PEMBERSIH (CLEAN OUT)
SOP Nomor: D.2.3/SOP/SUB SISTEM PENGUMPULAN/VII/2023
Pelaksana/
Mutu Baku
Unit Kompetensi
No. Kegiatan Petugas Pengawas Kepala Kelengkapan Waktu Output
Jaringan Jaringan UPTD
Perpipaan Perpipaan PALD
1. Membersihkan Sapu lidi,
area sekitar tutup sekop,
Manhole dengan MULAI
wadah/
terlebih dahulu kontainer,
menggunakan APD, APK
APD dan APK
2. Memeriksa tutup Peralatan
Bangunan mekanikal
penggelontor dan 22
pembersih agar
selalu mudah
dibuka
3. Membuka tutup
bangunan
penggelontor dan 3
memastikanbangu
nan penggelontor
aman dari gas
beracun sebelum
dibersihkan
4. Mengoperasikan Air, Selang,
vacuum / jetting vacuum/jetting
truck yang 4 truck beserta
digunakan untuk peralatannya,
penggelontoran peralatan
mekanikal,
peralatan
elektrikal
5. Menjaga agar
tidak ada
kebocoran di
5
sekitar tutup
bangunan
penggelontor dan
pembersih
146
6. Menyampaikan Formulir
laporan kepada 6 Pemeliharaan
Pengawas Jaringan Bangunan
Perpipaan Penggelontor,
kamera
147
Nomor SOP D.1.1/SOP/SUB SISTEM
PELAYANAN/VII/2023
Tanggal Pembuatan 9 JULI 2023
Tanggal Revisi 9 JULI 2023
PEMERINTAH DESA TAMBAK OSO Tanggal Efektif 9 JULI 2023
KECAMATAN WARU
KABUPATEN SIDOARJO Nama SOP MEMELIHARA BANGUNAN
STASIUN POMPA
KETERKAITAN: PERSYARATAN/KELENGKAPAN:
1. Alat Pelindung Diri (APD)
2. Alat Pelindung Kerja (APK)
3. Jas hujan
4. Sapu
5. Saringan
6. Kamera
7. Kontainer atau wadah
8. Alat pengangkut
9. Peralatan Mekanikal
10. Peralatan elektrikal
11. Formulir memelihara stasiun pompa
148
Apabila SOP Memelihara Stasiun Pompa tidak Formulir Memelihara Stasiun Pompa oleh
dilaksanakan maka: Petugas Jaringan Perpipaan dan di verifikasi
1. Dimungkinkan ruangan satsiun pompa tidak oleh Pengawas Jaringan Perpipaan yang
terawat. selanjutnya disimpan sebagai data elektronik
Pemeriksa
149
DIAGRAM ALIR PROSEDUR MEMELIHARA
STASIUN POMPA
SOP Nomor: D.2.5/SOP/SUB SISTEM PENGUMPULAN/VII/2023
Pelaksana/
Mutu Ba
Unit Kompetensi
No. Kegiatan Petugas Pengawas Kepala Kelengkapan Waktu Output
Jaringan Jaringan UPTD
Perpipaan Perpipaan PALD
1. Membersihkan Sapu lidi,
area stasiun APD, APK
pompa dengan MULAI
terlebih dahulu
menggunakan
APD dan APK
2. Memastikan Peralatan
penerangan di area elektrikal
stasiun pompa 22
cukup
3. Membersihkan Jaringan
sampah atau container/
padatan yang 3 wadah
tertahan di screen
pada wet well
secara rutin
4. Membawa sampah 4 Alat
dan padatan ke pengangkut
wadah/container
6. Melakukan Peralatan
pemeliharaan 6 elektrikal
pompa, blower dan
aerator sesuai
rencana
150
8 Memeriksa kondisi APD
lapangan dengan 8
terlebih dahulu
menggunakan
APD
9 Menyampaikan Laporan
laporan kepada Dokumentasi
9
Kepala UPTD
PALD
10 Menindaklanjuti Disposisi
SELESAI
laporan tersebut
151
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perencanaan dan pembahasan, didapatkan kesimpulan
yang menjawab tujuan sebagai berikut:
1. Jumlah penduduk Desa Tambak Oso Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo
pada 15 tahun mendatang (Tahun 2023-2042) mengalami peningkatan dan
pada tahun 2036 sebanyak 5475 jiwa.
2. Kebutuhan air di Desa Tambak Oso Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo
pada tahun 2042 adalah sebesar 2,87662 liter/detik.
3. Sistem Penyaluran Air Limbah (SPAL) di Desa Tambak Oso Kecamatan
Waru Kabupaten Sidoarjo terbagi hanya menjadi 1 zona, direncanakan
menggunakan Global Mapper, Autocad dan Perhitungan Excel.
4. Rencana Anggaran Biaya (RAB) dalam perencanaan Sistem Penyaluran
Air Limbah (SPAL) di Kecamatan Padas, Kabupaten Ngawisebesar Rp.
25.760.420.000,00 (Dua Puluh Lima Milyar Tujuh Ratus Enam Puluh Juta
Empat Ratus Dua Puluh Ribu Rupiah).
5.2 Saran
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, diharapkan pada Sistem
Penyaluran Air Limbah (SPAL) di Desa Tambak Oso Kecamatan Waru
Kabupaten Sidoarjo disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Perlunya dilakukan perawatan secara rutin pada pipa penyaluran air
buangan untuk meminimalisir terjadinya penyumbatan.
2. Perlunya dilakukan pengoperasian dan pemeliharaan yang baik, agar tidak
mengalami kerusakan pipa yang tidak diinginkan, sehingga menghambat
pelayanan penyaluran air bungan masyarakat.
3. Dalam perencanaan sistem penyaluran air buangan, perlu dilakukannya
perancangan kembali sebelum melewati tahun 2042 agar dapat
mempertimbangkan kapasitas pelayanan kepada masyarakat.
152
DAFTAR PUSTAKA
Alda, M. (2020). Sistem informasi pengolahan data kependudukan pada kantor
Desa Sampean berbasis android. Jurnal Media Informatika
Budidarma, 4(1), 1-8.
Aronggear, T. E., Supit, C. J., & Mamoto, J. D. (2019). Analisis kualitas dan
kuantitas penggunaan air bersih PT. Air Manado Kecamatan Wenang.
Jurnal Sipil Statik, 7(12).
Ditjen Cipta Karya. (2013), Materi Desiminasi Keteknikan Bidang Air Limbah
Modul 5 Perencanaan Pengelolaan Air Limbah Setempat (On-site).
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jakarta
153
EAWAG, & SANDEC. (2008). Sanitation Systems & Technologies. Sandec
Training Tool, 4, 1–64.
Firdaus, A. F., Pribadi, A., Nengse, S., Hakim, A., & Utama, T. T. 2022.
PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYALURAN
AIR LIMBAH DOMESTIK TERPUSAT (SPALD-T) KOTA
SURAKARTA JALUR UTARA DAN TENGAH. Jukung (Jurnal
Teknik Lingkungan), 8(2).
Iskandar, S., Fransisca, I., Arianto, E., & Ruslan, A. (2016). Buku 3: Sistem
Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Pemukiman.
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia
154
Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2007. Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2001 tentang. Baku Mutu Air
Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Minyak dan Gas Serta Panas
Bumi. Jakarta
Lumunon, E. I., Riogilang, H., & Supit, C. J. (2021). Evaluasi Kinerja Instalasi
Pengolahan Air Limbah Komunal Kiniar Di Kota Tondano. TEKNO,
19(77).
Musa, R. (2020). Kajian Kebutuhan Air Baku Dengan Memanfaatkan Sumber Daya
Air Di Kecamatan Ampana Tete Kabupaten Tojo Una–Una Propinsi
Sulawesi Tengah. Jurnal Teknik Sipil MACCA, 5(2), 96-105.
Otis, R. J., & Mara, D. (1985). The Design of Small Bore Sewer Systems. TAG
Technical Note No. 14, 14.
155
Patmawati, Y. (2022). BIOREMEDIASI ANAEROB-AEROB LIMBAH CAIR
TAHU. Malang: CV. Literasi Nusantara Abadi
Rifka, R. N. (2017). Step by Step Lancar Membuat SOP. Penerbit Nauli Media.
Rimantho, D., & Athiyah, A. (2019). Analisis Kapbilitas Prose Untuk Pengendalian
Kualitas Air Limbah di Industri Farmasi. Jurnal Teknologi, 11(1), 1-8
156
Simanjuntak, S., Zai, E. O., dan Tampubolon, M. H. 2021. Analisa Kebutuhan Air
Bersih di Kota Medan Sumatera Utara. Jurnal Visi Eksakta. 2(2) : 186-
204
Siswanto, A. B., & Salim, M. A. (2019). Manajemen Proyek. CV. Pilar Nusantara.
Tilley, E., Ulrich, L., Lüthi, C., Morel, A., Zurbrügg, C., & Reymond, P. (2014).
Compendium of Sanitation Systems and Technologies, 2nd Revised
Edition. EAWAG/SANDEC- Water and Sanitation in Developing
Countries, 158.
http://www.eawag.ch/organisation/abteilungen/sandec/publikationen/p
ublicat ions_sesp/downloads_sesp/compendium_high.pdf
United Nations Centre for Human Settlements. (1986). The Design of Shallow
Sewer Systems. In UNCHS (Habitat).
Wijanarko, P., Yenny, R., & Eddy, W. (2008). Pengaruh dosis Sublethal limbah
pabrik kertas terhadap fisiologi darah ikan Mas (Cyprinus
carpio). Jurnal Penelitian Perikanan, 2, 219-225.
Wulandari, P., & Mahmud, A. (2022, July). Penegakan Hukum atas Tindak Pidana
Pencemaran Air yang Dilakukan oleh PT Celebit Circuit Technologi
Indonesia. In Bandung Conference Series: Law Studies (Vol. 2, No. 2,
pp. 1171-1178).
157
Zulkarnain, Z., & Otofiani, N. (2021). TINJAUAN ULANG KAPASITAS
LIMBAH AIR KOTOR PADA TANGKI SEPTIK DI RUSUNAWA
POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS (26-32). PILAR, 16(1).
158