Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga penyusunan Laporan yang berjudul “Laporan Penyusunan Profil Wilayah Pesisir
Kelurahan Bontang Lestari” dapat selesai tepat waktu. Dalam laporan ini terdiri dari
beberapa bab pembahasan antara lain Bab I Pendahuan, Bab II Tinjauan Kebijakan, Bab III
Gambaran Umum, Bab IV Analisis, Bab V Isu Stategis, dan Bab VI Penutup.
Penyusunan Laporan ini diajukan sebagai syarat untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh dosen pengajar Perencanaan Pesisir.Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak
mendapat bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Ibu Ariyaningsih, S.T., M.T., M.Sc selaku dosen pembimbing matakuliah
Perencanaan Pesisir yang telah membimbing dalam penyusunan laporan ini.
2. Bapak M. Rizky Pratama, S.T., M.T, Ibu Dwiana Novianti Tufail, S.T., Ibu Anggit
Suko Rahajeng,S.T.,M.T selaku dosen pengajar mata kuliah Perencanaan Pesisir.
3. Orang tua yang telah memberi dukungan dan doa sehingga laporan ini selesai pada
waktunya.
4. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan.
Penulis menyadari dalam penyusunan profil wilayah ini masih belum sempurna, maka
saran dan kritik yang kontruktif sangatlah penulis harapkan demi perbaikan Laporan ini
selanjutnya.Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
DAFTAR PETA........................................................................................................................ ix
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2
BAB II...................................................................................................................................... 12
2.2 Tinjauan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bontang
Tahun 2016-2021 ................................................................................................................ 16
2.3 Tinjauan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Bontang Tahun 2016-2036 .... 18
PENUTUP.............................................................................................................................. 205
Tabel 4. 1 Potensi dan Masalah Aspek Fisik dan Sumber Daya Alam.................................. 179
Tabel 4. 2 Potensi dan Masalah Aspek Sarana ...................................................................... 183
Tabel 4. 3 Potensi dan Masalah Aspek Prasarana.................................................................. 185
Tabel 4. 4 Potensi dan Permasalahan Kelurahan Bontang Lestari ........................................ 189
Tabel 4. 5 Potensi Masalah Aspek Ekonomi Kelurahan Bontang Lestari ............................. 191
Tabel 5. 1 Isu Strategis Aspek Fisik dan Sumber Daya Alam ............................................... 198
Tabel 5. 2 Isu Strategis Aspek Fisik dan Sumber Daya Alam ............................................... 198
Tabel 5. 3 Isu Strategis Aspek Sarana dan Prasarana ............................................................ 200
Tabel 5. 4 Isu Strategis Aspek Sosial dan Ekonomi .............................................................. 202
No. Gambar 21-A Peta Radius Sarana Pendidikan TK Kelurahan Bontang Lestari
No. Gambar 21-C Peta Radius Sarana Pendidikan SMP Kelurahan Bontang
Lestari
No. Gambar 21-D Peta Radius Sarana Pendidikan SMA Kelurahan Bontang
Lestari
No. Gambar 22-A Peta Persebaran Sarana Peribadatan Mesjid Kelurahan Bontang
Lestari
B. Survei sekunder adalah survei yang dilakukan dengan mencari data yang berkaitan
dengan penelitian. Teknik yang digunakan untuk memperoleh data sekunder adalah studi
literatur melalui referensi dari buku-buku, hasil penelitian terdahulu dan sumber lain.
Teknik lainnya yaitu survei pada instansi untuk mencari data-data yang berhubungan
langsung dengan wilayah perencanaan.
2.3 Tinjauan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Bontang Tahun 2016-2036
Rencana Detail Tata Ruang yang disebut pula RDTR merupakan dokumen yang berisi
perencanaan secara terperinci mengenai tata ruang wilayah kabupaten/kota yang dilengkapi
dengan peraturan zonasi kabupaten/kota.Adapun fungsi RDTR yakni sebagai kendali mutu
pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota berdasarkan RTRW. Adapun berdasarkan Peraturan
Daerah Kota Bontang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Rencanan Detail Tata Ruang dan Peraturan
Zonasi Tahun 2016-2036 menyebutkan rencana detail tata ruang serta zonasi Kelurahan Bontang
Lestari sebagai berikut:
A. Blok
1. Berdasarkan pasal 14 huruf f menyebutkan Kelurahan Bontang Lestari masuk dalam
SBWP 6 dengan luas Kawasan 8594,98 Ha dimana meliputi Block F-1 dengan luas
4991,82 Ha, Block F-2 dengan luas 937,32 Ha, dan Block F-3 dengan luas 2665,83
Ha.
2. Berdasarkan pasal 19 ayat 1 menyebutkan penataan ruang BWP Bontang Selatan
bertujuan mewujudkan BWP sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian skala
kota. Adapun kelurahan yang termasuk didalamnya Kelurahan Bontang Lestari,
dengan prinsip sebagai mana dijelaskan pada pasal 19 ayat 2 huruf a, b, c yakni
terciptanya konektivitas dalam meningkatkan aksesibilitas, terwujudnya pemerataan
pembangunan fasilitas dan utilitas keseluruh BWP Bontang Selatan dan terjaganya
kelestarian lingkungan.
3. Berdasarkan pasal 21 huruf b, menyebutkan Kelurahan Bontang Lestari dengan luas
3721,97 Ha termasuk dalam rencanan zona hutan lindung.
4. Berdasarkan pasal 22 huruf b, menyebutkan Kelurahan dengan luas 150,45 Ha
dimana termasuk didalamnya Block F-1 serta Block F-3 termasuk dalam subzona
resapan air.
3.1.2.10 Sedimentasi
Sedimentasi merupakan proses berpindahnya material dari suatu tempat ke tempat
lainnya. Pada perpindahannya dapat berupa penambahan ataupun pengurangan.Jika pada
penambahannya lebih besar dari pada pengurangan, maka daerah tersebut terjadi erosi. Proses
sedimentasi merupakan salah satu masalah pada daerah pantai yang penting untuk diperhatikan,
hal ini karena akan mempengaruhi kedalaman perairan serta garis pantai (Fahmi, 2015).
Adapun untuk mengetahui sedimentasi di wilayah perairan Kota Bontang, dilakukan
pengukuran melalui 15 stasiun. Diantaranya terdapat 4 stasiun yang berlokasi di Kelurahan
Bontang Lestari yaitu Stasiun Tihik-Tihik, Stasiun Beras Basah, Stasiun Selangan, dan Stasiun
Indomico. Berikut ini merupakan hasil pengukuran sedimentasi pada titik-titik stasiun tersebut
Sedimentasi
Stasiun Baku Mutu Keterangan
(mg/L)
4000
3000
2000 1528
875
1000
26 18
0
Hutan Mangrove Rawa Semak Sungai
Gambar 3.1 Persentase Penggunaan Lahan Kawasan Lindung Kelurahan Bontang lestari
Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bontan, 2012
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa guna lahan lindung yang paling luas
menutupi Kelurahan Bontang Lestari adalah Lahan Semak yaitu seluas 68% dari total
keseluruhan luasan lahan lindung yang ada di Kelurahan Bontang Lestari, selanjutnya lahan
mangrove memiliki total luasan 18% dari total luasan tutupan lahan lindung yang ada di
Kelurahan Bontang Lestari. Untuk lahan Hutan menempati luasan sekitar 12% dari total luasan
Lahan lindung di Kelurahan Bontang Lestari. Sebagai lahan yang memiliki fungsi lindung atau
dapat digunakan sebagai kawasan konserfasi bagi lingkungan dan keberlangsungan ekosistem
flora dan fauna yang ada di Kelurahan Bontang Lestari.
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa sarana pendidikan TK hanya terdapat pada wilayah
pesisir wilayah sebesar 2 unit Taman Kanak-Kanak atau TK yaitu TK Aisyiyah Butanul Athfal
VI yang berlokasi pada Jalan Adipura 1 RT.04 dengan luas lahan kawasna pendidikan berkisar
324 M² dengan status sebagai fasilitas pendidikan Negeri.Selain itu terdapat pula TK Negeri 2
Bontang yang berlokasi pada Jalan Moh.Roem RT.08 dengan status pendidikan sebagai fasilitas
pendidikan Negeri. Berikut peta radius pelayanan sarana pendidikan TK :
3. PAUD Anggrek VI
Merupakan bangunan
Masjid yang berada pada
1 Masjid Al-Hijrah Jalan Satya Lencana I
RT.09 Kelurahan
Bontang Lestari
Merupakan bangunan
Masjid Nurul
2 Masjid yang berada pada
Hidayah
Jalan Linmas RT.08
Dari data tabel diatas diketahui pada Kelurahan Bontang Lestari Sarana kesehatan yang
terbangun hanya berada pada wilayah pesisir dengan total sarana kesehatan sebanyak 6 unit.
Adapun sarana kesehatan puskesmas yang terbangun di Kelurahan Bontang Lestari sebanyak 1
unit, sedangkan untuk sarana kesehatan posyandu terbangun sebanyak 5 unit. Adapun berikut
merupakan sarana-sarana kesehatan yang terdapat di Kelurahan Bontang Lestari berdasarkan
cakupan pelayanan:
Tabel 3.21 Sarana Kesehatan Kelurahan Bontang Lestari
Jenis Fasilitas
Nama Fasilitas Kesehatan Cakupan Pelayanan
Kesehatan
Berdasarkan data diatas mengenai fasilitas kesehatan yang terdapat pada Kelurahan
Bontang Lestari diketahui bahwa terdapat satu unit fasilitas kesehatan Puskesmas Bontang
Lestari yang melayani dalam cakupan kecamatan. Adapun terdapat pula sarana kesehatan berupa
posyandu yakni Posyandu Pasir Putih II, Pasir Putih III, Pasir Putih VI, Pasir Putih VII dan Pasir
Putih IX. Adapun berikut kondisi eksisiting sarana kesehatan yang ada pada Kelurahan Bontang
Lestari:
Tabel 3.22 Kondisi Eksisting Sarana Pendidikan Kelurahan Bontang Lestari
No Nama Sekolah Kondisi Eksisting
Berikut merupakan peta persebaran dan radius pelayanan sarana kesehatan berupa
puskesmas dan posyandu di Kelurahan Bontang Lestari :
Merupakan sarana
rekreasi dan olah
Hutan Kota Bontang
raga yang berada di
Wana Kahtulistiwa
Kelurahan Bontang
Lestari.
Kantor Walikota
Berikut merupakan peta persebaran sarana transportasi laut di Kelurahan Bontang Lestari:
Gambar 3.4 Alur Distribusi Pembangkit Listrik Tenga Suya Kelurahan Bontang Lestari
Sumber: Survei Primer,2018
Tidak hanya terdapat PLTS, pada Kelurahan Bontang lestari juga terdapat proyek
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang sedang dibangun dan direncanakan selesai
pada tahun 2020 jika mengacu kepada Rencana Jangka Menengah Kota Bontang Tahun 2016-
2021 yang terletak di RT 15.
Berikut merupakan peta jaringan listrik serta peta persebaran pembangkit listrik di
Kelurahan Bontang Lestari:
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa kelurahan Bontang Lestari memiliki fasilitas
persampahanyang sangat minim terlihat dari jumlah TPS yang hanya berjumlah 2 buah untuk
wilayah bontang lestari yang seluas 87,21 Km².Adapun untuk TPS yang ada di Kelurahan
Bontang Lestari hanya terdapat di wilayah non pesisir. Berikut merupakan kondisi eksisting TPS
yang berada di Kelurahan Bontang Lestari:
Kendaraan memasuki
Sampah dari TPS diangkut Sampah dibawa menuju jembatan timbang untuk
dengan kendaraan pengangkut TPA mengukur berat sampah
Dilakukan Compostiing
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa Kelurahan Bontang Lestari memiliki 3 jenis
prasarana air limbah yaitu jamban keluarga, MCK Komunal, serta IPAL Komunal dengan
didominasi oleh pengguna jamban keluarga. Berikut merupakan diagram persentase pelayanan
prasarana air limbah di Kelurahan Bontang Lestari:
Gambar 3.8 Gambar Alur Jaringan Air Limbah di Pulau Selangan dan Tihi-Tihi
Sumber :Survei Primer,2018
Menghasilkan gas
Menghasilkan Air Lindih Sanitary Landfield
pada TPA Methana
Gambar 3.9 Gambar Alur Pengolahan Air Limbah di Kelurahan Bontsng Lestari
Sumber :Survei Primer,2018
Dari alur diatas dapat terlihat bahwa dari hasil proses Sanitary Landfielddapat
menghasilkan air lindih sera gas methane yang mana gas methane tersebut dialirkan melalui
jaringan-jaringan pipa untuk dihubungkan kerumah-rumah warga untuk diunakan memasak.
Sedangkan air lindih hanya dilakukan penjernihan hingga mencapai standar kualitas air bersih
yang kemudian dialirkan kembali melalui jaringan drainase.
Sedangkan untuk Instalasi pengolahan Tinja di Kelurahan Bontang lestari hanya diolah
menjadi pupuk kompos bagi tanaman di TPA Bontang Lestari dari sumber tinja yang berasal dari
tinja hasil sedotan di seluruh rumah tangga Keluruhan Bontan Lestari. Berikut merupakan peta
jaringan air limbah Kelurahan Bontang Lestari:
1m
6,5 m
6,5
m
7,8 m
- Primer Terbuka
Jl. Soekarno
Sekunder Terbuka
Hatta
Berdasarkan pada tabel kesesuaian diatas, maka dapat dilihat bahwa perairan Kelurahan
Bontang Lestari memiliki ketidaksesuaian terhadap baku mutu ekosistem mangrove.
Ketidaksesuaian tersebut dapat diindikasikan menjadi penyebab kondisi mengrove yang rusak di
seluruh wilayah pesisir Kelurahan Bontang Lestari.Berdasarkan pada tabel diatas terlihat bahwa
suhu, salinitas, dan oksigen terlarut pada kondisi eksisting perairan Kelurahan Bontang Lestari
tidak sesuai dengan standar mutu ekosistem mangrove.Sehingga ekosistem mangrove tergolong
rentan.
Mengacu kepada dokumen Laporan Akhir Penyusunan Review Data Base dan Kajian
Potensi Laut Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kota Bontang yang dikeluarkan oleh Dinas Kelautan,
Perikanan dan Pertanian Kota Bontang maka, dapat terlihat bahwa pihak pemerintah telah
melakukan estimasi dampak pembangunan PLTU yang berada di daerah pesisir Kelurahan
Bontang Lestari yang mana akan terjadi kehilangan ekosistem mangrove di P. Panjang sebesar
62,88 Ha dan P. Tihik-Tihik sebesar 1,56 Ha serta P. Siaca seluas 51,88 Ha.
3.5.2 Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan kekayaan alam yang bernilai tinggi. Ekosistem terumbu
karang terbentuk melalui proses yang lama dan kompleks. Sebagai fungsi fisik terumbu karang
berfungsi sebagai pelindung garis pantai karena karang dapat meredam dan menahan gelombang
besar. Sebagai fungsi biologi terumbu karang merupakan penopang kehidupan berbagai
19%
Enhalus sp
Halodule
56% Thalasia sp
25%
Halophila
Enhalus sp
38%
Halodule
Thalasia sp
39%
Pada tabel diatas menjelaskan terkait kesesuaian oseanografi kondisi eksisting dengan
standar yang ada. Dapat terlihat dari 6 aspek oseanografi terdapat 5 aspek yang sesuai yaitu
suhu, kedalaman, kecerahan, derajat keasaman (pH), dan oksigen terlarut. Adapun untuk aspek
salinitas, ekosistem padang lamun di Kelurahan Bontang Lestari berada pada tingkat salinitas
31,2 – 32 ppt yang mana berada di bawah standar salinitas yang ditetapkan. Akan tetapi hal
tersebut tidak menjadi masalah selama tingkat salinitas perairan tempat lamun tumbuh tidak
melebihi standar yang ditetapkan, maka lamun tetap dapat tumbuh dengan baik.Sehingga dapat
diketahui bahwa wilayah perairan Kelurahan Bontang Lestari cocok dan dapat mendukung
keberlanjutan ekosistem lamun dikarenakan seluruh aspek oseanografi yang menunjang
pertumbuhan lamun sesuai dengan standar yang ditetapkan.
79%
75% 73%
68%
32%
25% 27%
21%
Berdasarkan diagram diatas dapat terlihat bahwa di wilayah perairan Kelurahan Bontang
Lestari memiliki 2 genus plankton dengan komposisi yang berbeda di masing-masing
stasiunnya. Genus plankton yang paling banyak ditemui di keempat stasiun adalah
Bacillariophyceae dengan komposisi genus terbanyak berada di stasiun 2 yaitu sebesar 79%
Gambar 3.15 Diagram Indeks Keseragaman dan Dominasi Plankton di Wilayah Perairan
Kelurahan Bontang Lestari
Sumber: Dinas Perikanan, Kelautan, dan Perairan Kota Bontang Tahun 2015
Melalui diagram diatas, dapat dilihat bahwa plankton yang ada di wilayah perairan
Kelurahan Bontang Lestari memiliki indeks keseragaman dan dominasi yang berbeda-beda di
keempat stastiun. Untuk stasiun yang memiliki indeks keseragaman terbesar adalah pada
stasiun 2 yaitu sebesar 0,76 dan terendah pada stasiun 3 yaitu sebesar 0,43. Kemudian untuk
indeks dominasi terbesar berada pada stasiun 3 yaitu sebesar 0,5 dan terendah pada stasiun 2
yaitu sebesar 0,22.
1000
0
Pesisir Non Pesisir Total
A. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk didapatkan melalui perbandingan jumlah penduduk dengan luas
wilayah.Dimana kepadatan penduduk dapat menggambarkan besaran kepadatan penduduk di
Kelurahan Bontang Lestari.Berikut merupakan SNI 03-1733-2004 tentang klasifikasi
kawasan kepadatan penduduk:
Gambar 3.17 Diagram Kepadatan Penduduk Kelurahan Bontang Lestari Tahun 2013-
2018
Sumber: Kecamatan Bontang Selatan dalam Angka, 2013-2018
Gambar 3.18 Diagram Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Kelurahan Bontang
Lestari Tahun 2018
Sumber: Monografi Kelurahan Bontang Lestari, 2018
Pada grafik tersebut ditunjukan bahwa penduduk di Kelurahan Bontang Lestari cukup
didominasi oleh penduduk usia produktif. Adapun menurut Badan Pusat Statistik (BPS), usia
produktif yakni penduduk yang berusia mulai dari 15-64 tahun, sedangkan usia non
produktif yakni penduduk yang berumur 0-14 tahun dan diatas 65 tahun. Diketahui bahwa
usia produktif di Kelurahan Bontang Lestari lebih banyak daripada usia non produktif.
Usia Non-
Produktif
29%
Usia Produktif
71%
Gambar 3.19 Perbandingan Jumlah Penduduk Usia Produktif dan Non Produktif di
Kelurahan Bontang Lestari
Sumber: Monografi Kelurahan Bontang Lestari, 2018
3.6.2 Budaya
Budaya merupakan wujud ideal yang bersifat abstrak dan tak dapat diraba yang ada di
dalam pikiran manusia yang dapat berupa gagasan, ide, norma, keyakinan, dan lain sebagainya.
Wilayah pesisir mimiliki kekhasan dan keunikan tersendiri terutama budaya yang diyakini dan
diterapkan oleh masyarakatnya.Budaya juga dapat diartikan sebagai kebiasaan atau aktivitas
yang dilakukan secara ruti oleh masyarakat setempat yang memiliki keunikan
(Koentjaraningrat, 2009).Terdapat berbagai budaya yang dianut serta menjadi kegiatan rutin
yang dilaksanakan di Kelurahan Bontang Lestari.Data terkait kebudayaan pada Kelurahan
Bontang Lestari didapatkan dari hasil wawancara RT dan website resmi Kota Bontang.Berikut
merupakan uraian terkait adat yang masih diterapkan pada Kelurahan Bontang Lestari
A. Adat Menjamu Karang
Adat ini sangat diyakini oleh penduduk yang bermukim di tengah laut yaitu penduduk
Tihik-tihik dan Selangan.Adat menjamu karang dilatar belakangi oleh keyakinan
masyarakat, terutama para nelayan bahwa karang dilaut itu ada Penunggunya.Adat ini
berfungsi sebagai penghormatan terhadap alam yang merupakan karunia Tuhan untuk selalu
dijaga dan dipelihara keletariaanya.Selain sebagai penghormatan kepada karunia Tuhan, adat
B. Jumat Bersih
Jumat bersih merupakan kegiatan yang dicanangkan Kelurahan Bontang Lestari yang
diintruksikan bagi seluruh RT. Adapun Jumat Bersih merupakan kegiatan gotong royong
membersihkan lingkungan yang diadakan secara rutin.Kelurahan telah menetapkan dan
menjadwalkan terkait waktu pelaksanaan Jumat Bersih pada tiap RT.
C. Pantangan
Budaya yang diterapkan pada Kelurahan Bontang Lestari tidak hanya berupa acara adat.
Namun, masyarakat yang bertempat tinggal di tengah lautan selat makassar mempercayai
pantangan yang telah diturunkan nenek moyang dan masih diterapkan masyarakatnya.
Adapun pantangan tersebut berupa :
1) Larangan membuang limbah air panas ke laut.
Masyarakat Kelurahan Bontang Lestari terutama yang menghuni Selangan dan
Tihik-Tihik meyakini bahwa penghuni karang akan terganggu dengan dibuangnya
limbah air panas ke laut. sehingga untuk alternatif masyarakat dalam membuang limbah
air panas adalah dengan mendinginkan air panas tersebut, atau mencampurkan air
tersebut dengan air dingin. Budaya ini sangat baik untuk diterapkan penduduk pesisir,
karena menurut penelitian ilmiah temperatur air yang lebih hangat akan menyebabkan
organisme perairan mengalami peningkatan laju respirasi dan peningkatan konsumsi
oksigen serta lebih mudah terkena penyakit, parasit dan bahan kimia beracun. Sehinga
dengan tidak membuang limbah air panas ke laut akan meminimalisir dampak negatif
biota laut.
2) Larangan membuang ampas kelapa ke lautan
Masyarakat Kelurahan Bontang Lestari terutama yang menghuni Selangan dan
Tihik-Tihik meyakini bahwa pembuangan ampas kelapa ke laut akan menyebabkan
penghuni karang merasa terganggu.
Kegiatan
Nama Kelompok RT
Penangkapan Budidaya
Selangan Indah 1 16 √ √
Selangan Indah 2 16 √ √
Selangan Indah 3 16 √ √
Tihi Tihi 1 17 √ √
Tihi Tihi 2 17 √ √
Tihi Tihi 3 17 √ √
Bunga Lamun 17 √ √
Pagung Lestari 04 √ √
Ingin Jaya 04 √ √
Kuda Laut 04 √ √
Telaga Berkah 05 √ √
Bura 05 √ √
Kanang 05 √ √
Bunga Laut 06 √ √
Damai Abadi 13 √ √
Bungan Laut 2 14 √ √
Maju Bersama 15 √ √
Berdasarkan data terlihat bahwa pada Kelurahan Bontang Lestari Terdapat 8 kelompok
tani dimana dalam kegiatan pertaniannya menghasilkan tanaman padi serta
jangung.Kelompok padi tersebut tersebar pada wilayah pesisir dan non pesisir. Adapun jenis
produksi pada kelompok tani tersebut berupa padi, jagung, kelapa sawit dan karet.
Kelompok-kelompok tani tersebut mendapatkan fasilitas alat serta bahan dalam proses serta
kegiatan pertanian berupa bangunan pengolahan padi menjadi beras hingga bahan pupuk
untuk pertanian. Bantuan-bantuan tersebut berasal dari pemerintah maupun sektor swasta
dan perusahaan yang berada di dalam Kelurahan Bontang Lestari.
Berikut merupakan kemasan hasil olahan industri kecil pada sektor perikanan :
B. Pariwisata
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pariwisata adalah kegiatan yang
berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi. Sedangkan, menurut Undang-undang No.10
tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Pariwisata merupakan berbagai macam kegiatan wisata
dan didukung fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat setempat, sesama
wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha.
Wilayah pesisir Bontang Lestari memiliki potensi besar di bidang pariwisata, hal ini
dikarenakan pada wilayah ini kekayaan Sumber daya alam dan sumber daya pesisirnya
melimpah.Berikut merupakan objek dan kegiatan pariwisata yang terdapat pada Kelurahan
Bontang Lestari :
Jenis tanah entisol yang mendominasi Wilayah pesisir Kelurahan Bontang Lestari merupakan
Kelurahan Bontang Lestari merupakan jenis wilayah yang memiliki potensi rawan bencana longsor tinggi.
2. 2.
tanah yang cocok untuk kegiatan pertanian Hal tersebut disebabkan oleh formasi batuan dan jenis tanah
apabila dilakukan proses pengelolaan dan yang berada pada kawasan pesisir bersifat endapan, lunak, dan
irigasi secara bertahap. Hal ini memberikan peka terhadap erosi sehingga mudah mengalami longsor.
potensi adanya peningkatan perekonomian
pada sektor pertanian.
Penggunaan lahan yang ada di Kelurahan
Bontang Lestari masih didominasi oleh
kawasan hijau berupa semak dan ladang yang
Kondisi topografi di beberapa wilayah pada Kelurahan
mana dapat berfungsi sebagai daerah resapan
3. 3. Bontang Lestari yang berbukit-bukit menyebabkan sulitnya
air sehingga meskipun wilayah pesisir
aksesibilitas.
Kelurahan Bontang Lestari memiliki kondisi
topografi yang rendah, namun potensi rawan
bencana banjirnya rendah.
Ekosistem mangrove di Kelurahan Bontang Mengacu kepada dokumen Laporan Akhir Penyusunan
Lestari memiliki beberapa manfaat diantaranya Review Data Base dan Kajian Potensi Laut Pesisir dan Pulau-
seperti pengobatan maupun untuk bahan pulau Kecil Kota Bontang yang dikeluarkan oleh Dinas
bangunan dan kebutuhan lainnya. Untuk Kelautan, Perikanan dan Pertanian Kota Bontang dijelaskan
4.
konsumsi dapat dimanfaatkan sebagai bahwa terdapat estimasi potensi limbah panas yang akan
4.
konsumsi makanan berupa dodol, permen, merusak ekosistem perikanan tangkap di wilayah Selangan, P.
manisan sirup, kue. Lalu untuk pengobatan Siaca, P. Panjang, Loktunggul, Pagung, dan Tihik-Tihik
dapat digunakan sebagai pengobatan asma, Sebesar 497,74 Ha;
obat luka bakar, obat diare. Serta manfaat Mengacu kepada dokumen Laporan Akhir Penyusunan
5.
lainnya dapat berupa penahan abrasi, batang Review Data Base dan Kajian Potensi Laut Pesisir dan Pulau-
yang dapat menjadi kayu bangunan, arang, dan pulau Kecil Kota Bontang yang dikeluarkan oleh Dinas
lain-lain. Adapun dari manfaat tersebut dapat Kelautan, Perikanan dan Pertanian Kota Bontang dijelaskan
diaplikasikan bagi kehidupan masyarakat bahwa sedangkan luas kawasan budi daya rumput laut yang
sekitar mangrove. terdampak akibat limbah panas PLTU sebesar 115 Ha di
Selangan, Loktunggul, Pagung, dan Tihik-Tihik yang akan
mengancam penurunan produksi rumput laut sebesar 121.000
Kg/siklus
Pada RTRW pasal 18 menyatakan bahwa Kelurahan Berdasarkan peta radius pelayanan sarana pendidikan,
Bontang Lestari diarahkan sebagai pusat diketahui bahwa sarana TK, SD, SMP, dan SMA yang
pemerintahan kota, industri, serta pusat kegiatan berada pada Kelurahan Bontang Lestari, radius
1. 1.
olahraga. Dengan adanya arahan tersebut, Kelurahan pelayanannya tidak dapat menjangkau seluruh wilayah
Bontang Lestari menjadi mudah diakses melalui jalur pesisir maupun non pesisir
darat, karena sebelumnya belum ada jalur darat
Dengan dibangunnya jalan sebagai akses menuju Dapat dilihat pada peta radius pelayanan sarana
2. pusat pemerintahan, perkantoran serta industri pada 3. peribadatan, diketahui bahwa sarana Mesjid dan Musholla
Kelurahan Bontang Lestari, masyarakat menerima yang berada pada Kelurahan Bontang Lestari, radius
dampak dari berbagai aspek terutama ekonomi. pelayanannya tidak dapat menjangkau seluruh wilayah
masyarakat memiliki kesempatan untuk meningkatkan pesisir maupun non pesisir
pendapatan melalui kegiatan perdagangan dan jasa.
Mengacu kepada peta radius pelayanan sarana kesehatan,
terdapat 1 unit puskesmas pada wilayah pesisir, sedangkan
tidak terdapat puskesmas pada wilayah non pesisir. Radius
pelayanan dari puskesmas cukup besar,tetapi tidak
4.
menjangkau seluruh wilayah di Kelurahan Bontang Lestari
selanjutnya pada sarana posyandu hanya terdapat 3
posyandu namun pelayanan tidak menjangkau wilayah
pesisir maupun non pesisir Kelurahan Bontang Lestari
Pada RTRW Kota BontangPasal 23 mengarahkan Tidak meratanya penyediaan infrastruktur air bersih
pembangunan jaringan fiber optic serta pengembangan akibat Kondisi geografis yang tidak mendukung di
menara telekomunikasi (BTS) di Kelurahan Bontang Lestari. beberapa wilayah pesisir seperti RT 15,16 dan 17
1. 1.
arahan ini sebagai upaya pemerataan infrastruktur yang sehingga menyebabkan sulitnya pemasangan pipa
memberikan potensi kemudahaan masyarakat Kelurahan PDAM. Yang berdampak kepada sulitnya ketersediaan
Bontang Lestari untuk mengakses informasi dan komunikasi. air bersih pada wilayah tersebut
berupa penghematan pasokan energi utama yang mulai memberikan dampak kesehatan bagi masyarakat yang
menipis serta energi yang bersifat ramah lingkungan. menggunakannya.
Penerangan jalan umum hanya tersedia di 2 jalan dari 7
jalan di Kelurahan Bontang Lestari yang termasuk kelas
arteri dan kolektor. Adapun penerangan jalan umum
Terdapatnya proyek pembangunan PLTU di Kelurahan
hanya tersedia pada Jalan Soekarno Hatta dan Moh Roem
4. Bontang Lestari yang memiliki potensi untuk menambah 4.
Royen. Sehingga hal ini memberikan permasalahan
cakupan pelayanan listrik bagi masyarakat kota Bontang
terkait aktivitas dan kegiatan masyarakat yang tidak
berkembang di malam hari karena penerangan yang
buruk.
Terjadinya kerusakan pada beberapa alat pembangkit
listrik tenaga surya di wilayah pesisir RT 15 dan 17.
Namun, adanya kerusakan tersebut
Telah adanya upaya untuk memulai penggunaan energi Tidak mendapatkan respon penanganan yang cepat dari
5. terbarukan yang ramah linkungan seperti penggunaan gas 5. pihak terkait untuk memperbaiki setelah adanya laporan
methane yang berasal dari sampah di RT 1 dan 2. kerusakan. Sehingga, hal ini memberikan dampak
berupa
Tidak teralirinya listrik pada rumah-rumah warga pada
malam hari.
Pada RTRW Kota BontangPasal 36 mengarahkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya memiliki
6. 6.
Pengembangan TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) ketergantungan kepada sinar matahari dalam memenuhi
yang meliputi pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, kebutuhan masyarakat akan listrik setiap hari. Sehingga
pendaur ulangan, pemrosesan akhir sampah. Dengan adanya Ketika matahari cerah maka energi dapat diterima untuk
pengadaan sarana tersebut dapat memberikan dampat 24 jam kedepan. Sedangkan jika sedang berawan maupun
berkurangnya masalah persampahan di lingkungan hujan maka hanya mampu berfungsi selama 4 jam.
masyarakat sehingga dapat menjaga kebersihan lingkungan
yang berpengaruh pada kehidupan ekosistem pada
lingkungan tersebut.
Pada RTRW Kota Bontang Pasal 34 menyatakan adanya
pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Masih sedikit masyarakat yang melakukan daur ulang
dalam hal ini pengolahan Lumpur Tinja akan dilakukan pada
sampah yaitu sebesar 0,67%. Sampah-sampah yang ada
setiap perumahan di atas air dan Kelurahan Bontang Lestari.
7. 8. cenderung didominasi oleh pembakaran. Selain itu
arahan ini sebagai bentuk optimalisasi pengelolaan air
sampah di buang ke TPS hingga pembuangan sampah
limbah yang dapat memberikan dampak positif secara
dilakukan secara sembarangan.
langsung terhadap lingkungan tempat tinggal masyarakat
serta ekosistem perairan.
Berdasarkan RTRW Pasal 24 terdapat kebijakan terkait TPS yang tersedia sangat sedikit yaitu hanya terdapat 2
pengembangan transportasi darat berupa pembangunan jalan buah TPS untuk luas Kelurahan Bontang Lestari yang
9.
kota yang diarahkan menuju kelurahan bontang lestari serta sebesar 87,21 Km².
9.
pasal 28 Kelurahan Bontang Lestari diarahkan untuk
mengembangkan sistem jaringan transportasi udara berupa Masih terdapat 30 % kk dari angka keselurahan yang
10.
Bandar udara. Kedua arahan ini memberikan potensi besar masih belum terlayani jaringan air limbah.
terbukanya aksesibilitas interkoneksi dan intrakoneksi jalur sehinggamasih terdapat masyarakat yang melakukan
darat dan jalur udara Kelurahan Bontang Lestari. kegiatan mck dengan membuang limbahnya langsung di
air laut.
Kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan masih
11. kurang seperti adanya pembuangan air limbah langsung
ke air laut pada permukiman atas air RT 17.
Kurangnya monitoring dan evaluasi dari instansi terkait
terhadap penyediaan fasilitas yang telah dibangun disuatu
12.
daerah. seperti rusaknya jaringan gas methane pada TPA
serta sarana TPS yang berada di Jl. Karya Bersama.
Bagi masyarakat di permukiman atas air yaitu pada
wilayah pesisir RT 16 dan 17 harus mengeluarkan biaya
lebih bagi transportasi berupa solar untuk memenuhi
13.
kebutuhan hidupnya. Hal ini dikarenakan pemenuhan
kebutuhan sehari-hari di permukiman atas air terbatas
sehingga masyarakat perlu membeli kebutuhan di darat
Pembangunan jalan pada wilayah administrasi RT 14 dan
15 menyebabkan ekosistem mangrove pada wilayah
14. tersebut menjadi rusak akibat kurangnya resapan air serta
sebagian besar akar mangrove tertutup oleh perkerasan
jalan.
No Potensi No Permasalahan
pada Bontang Lestari adalah dimana budaya seperti adat budaya adat menjamu karang adalah pencemaran
menjamu karang dapat menjadi daya tarik objek wisata akibat limbah dari ritual tersebut berupa makanan
budaya, hal ini dikarenakan kekhasan dan keunikannya sesaji yang dibuat kelaut
sebagai wilayah pesisir.
Budaya yang diterapkan suatu wilayah memiliki keunikan
dan terkandung nilai kearifan local. Adapun kearifan
lokal pada budaya yang diterapkan memberikan
konsekuensi positif. Seperti halnya pantangan yang
diterapkan pada pulau Selangan dan Tihi tihi, tidak
3. membuang limbah air panas secara langsung ke sungai. 3.
Budaya ini sangat baik diterapkan bahkan harus
dipertahankan, hal ini diarenakan pembuangan limbah air
panas kelaut dapat mengganggu kelangsungan hidup biota
laut karena dapat menyebabkan perubahan temperatur air
laut
Sumber: Analisis Penulis,2018
No Potensi No Permasalahan
sekitar untuk meningkatkan pendapatan. Potensi pada berpotensi dan dijadikan objek wisata di Kelurahan
ekosistem mangrove dapat dimaksimalkan dengan Bontang Lestari cukup sulit, hal ini dikarenakan letak
memanfaatkan dan mengolah mangrove menjadi produk Kelurahan Bomtang Lestari yang jauh dari perkotaan,
1. 1.
dengan nilai jual tinggi dan dapat dikonsumsi. bahkan akses untuk menuju objek wisata bahari tidak
Mangrove dapat diolah menjadi produk berupa sirup hanya melewati darat, namun harus menggunakan
rumput laut dapat diolah dan dimanfaatkan untuk minimnya serta tidak berfungsinya infrastruktur
meningkatkan pendapatan. Adapun produk jenis olahan dengan baik akan berpengaruh pada kegiatan
rumput laut yang memiliki nilai ekonomi seperti perekonomian masyarakat. Adapun permasalahan
amplang rumput laut, pilus rumput laut dan sebagainya infrastruktur yang mempengaruhikegiatan
perekonomian meliputi kerusakan septick tank
komunal di pulau Tihi tihi yang mengakibatkan
pembuangan limbah langsung ke laut sehingga
menurunkan produksi pada sektor perikanan dan
kelautan terutama pada hasil tangkapan dan budidaya
rumput laut
Berdasarkan analisis potensi dan permasalahan pada Wilayah pesisir Kelurahan Bonang
Lestari, berikut merupakan isu strategis pada wilayah perencanaan pesisir Kelurahan Bontang
Lestari.
Penyebab Strategi
Reklamasi bagian utara Teluk Kaderek. 1. Melakukan kajian dan pengawasan terkait analisis dampak lingkungan dari
merusak mangrove 2. Penegakan regulasi yang mendukung lingkungan dan edukasi masyarakat
guna meningkatkan kesadaran menjaga kelestarian pesisir melalui
Adanya limbah panas industri yang mencemari pemberian insentif dan disentif dengan prioritas kepada kelestarian
kawasan pesisir lingkungan.
Tabel 5.2 Isu Strategis Aspek Fisik dan Sumber Daya Alam
Aspek Fisik dan Sumber Daya Alam
Penyebab Strategi
Rusaknya kondisi ekosistem terumbu karang dan 1. Meningkatkan pemahaman dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
Penyebab Strategi
Pembuangan sampah langsung ke air 3. Mengadakan pelatihan-pelatihan pengelolaan sampah dengan metode 3R
“Reduce, Reuse, Recycle”
4. Membentuk Satgas Pokja untuk pengelolaan sampah dan kebersihan di tiap
kawasan
1. Pengadaan instalasi Pengolahan Tinja dan Instalasi Pengolahan Air Limbah
Pembuangan limbah rumah tangga dan limbah bagi permukiman atas air.
tinja ke laut. 2. Melakukan monitoring dan evaluasi terkait pengadaan sarana dan prasarana
yang dibangun secara berkala
Kesadaran masyarakat akan kelestarian 1. Mengaktifkan dan meningkatkan forum-forum komunikasi antar
Penyebab Strategi
Penyebab Strategi
Prasarana air bersih yang tidak merata akibat 1. Pengadaan water treatment berbasis masyarakat kepada wilayah yang tidak
kondisi geografis yang tidak mendukung dapat dijangkau oleh pipaPDAM
pemasanan pipa PDAM. 2. Melakukan pengadaan desalinasi air laut
Penyebab Strategi
Jaringan pengolahan air limbah yang tidak merata 1. Mengadakan program SANIMAS (sanitasi berbasis masyarakat) kepada
dan tidak terawat wilayah yang termasuk kedalam 30% wilayah yang belum memiliki
sanitasi.
Kondisi perkerasan jalan untuk permukiman atas
laut yang tidak terawat sehingga berbahaya bagi 1. Perbaikan prasarana jaringan jalan pada permukiman atas laut.
pengguna jalan
Tidak terlayaninya Kelurahan Bontang Lestari 1. Pengadaan trayek angkutan kota yang melewati kelurahan bontang lestari
dengan trayek angkutan kota. sebagai upaya pelayanan angkutan umum untuk mempermudah mobilitas
masyarakat
Sarana pendidikan, Keseahatan, serta peribadatan 1. Pengadaan sarana pendidikan,kesehatan dan peribadatan dengan mengacu
yang minim. kepada radius pelayanan untuk menciptakan kemudahan bagi masyarakat
dalam menjangkau pelayanan umum
1. Melakukan perbaikan terhadap kawasan dermaga pulau tihik tihik sebagai
Kondisi dermaga di Pulau tihik-tihik buruk salah satu sarana transportasi laut serta untuk menujang kawasan tihik-tihik
sebagai kawasan pariwisata sesuai arahan Rencana Tata Ruang wilayah.
Kurang tanggapnya respon instansi terhadap 1. Pemerintah sebagai elemen pemberi pelayanan umum harus lebih
laporan pengaduan terkait kerusakan infrastruktur meningkatkan kinerja pelayanan yang ada untuk membantu kebutuhan
Penyebab Strategi
. masyarakat
2. Memberlakukan pengaduan secara online melalui satu kanal informasi
untukmempermudah masyarakat dalam menyampaikan aspirasi dan
informasi kepada pemerintah
3. Mengembangkan forum-forum komunikasi yang dilaksanakan secara
berkala antar pemerintah dan masyarakat.
Sumber: Analisis Penulis, 2018
Penyebab Strategi
Alat yang digunakan nelayan untuk menangkap 1. Sosialisasi penggunaan alat tangkap berbasis teknologi ramah lingkungan
ikan masih sederhana sehingga hasil tangkapan kepada nelayan untuk mempermudah nelayan dalam meeroleh hasil
yang ada tidak maksimal tangkapan
2.
Sebagian besar hasil tangkapan yang ada akan 1. Mengembangkan program teknologi tepat guna untuk pengolahan produk
Penyebab Strategi
Produksi rumput laut mengalami penurunan 1. Peningkatan pengawasan pemanfaatan wilayah pesisir sesuai dengan
arahan zonasi peruntukan ruang yang mengedepankan keserasian antar
Penyebab Strategi
Arief, Arifin. 2003. Hutan Mangrove: Fungsi dan Manfaatnya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Arief, Dharma Oseana, 1984. “Pengukuran Salinitas Air Laut Dan Peranannya Dalam Ilmu
Kelautan”. Nomor 1 : 3-10.
Arifin, dkk. 2005. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia. Studi Kondisi dan
Potensi Ekosistem Padang Lamun Sebagai Daerah Asuhan Biota Laut. Jilid 12, Nomor 2:
73 – 79
Arif, Firman Nur. 2015. Analisis Kerawanan Tanah Longsor untuk Menentukan Upaya
Mitigasi Bencana. Semarang: Universitas Negeri Semarang
Dahuri, R. 2003, Keanekaragaman Hayati Laut. Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia,
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Dwimawan, Leni Arni. 2015. Makalah Mitigasi Bencana Angin Putting Beliung. Kendari:
Jurusan Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo
Harlinanto, Agatha Andry. 2015. Penerapan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan Jalur
Evakuasi Serta Penanggulangan Kebakaran di Kabupaten Blora. Semarang: Universitas
Negeri Semarang.
Haza, Zainul Faizien. (Agustus 2015).”Studi Drag Force Gelombang Air Laut Terhadap
Fondasi Tiang Mini (Minipile) Di Kawasan Pantai Parangtritis Fakultas Teknik,
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa”. Jurnal Science Tech Vol. 1, No. 1.
Kementerian Lingkungan Hidup, 2004, Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 201 tahun
2004 Tentang Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove, Jakarta : KLH
Kementerian Lingkungan Hidup, 2004, Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 tahun
2004 Tentang Baku Mutu Air Laut, Jakarta : KLH.
Koentjaraningrat 1993. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Setiawan, E. 2008. "Laporan Tugas Akhir: Perencanaan Struktur Jembatan Rangka Baja Kali
Tuntang, Gubug dengan Metode LRFD (Load and Resistant Factor Design). Semarang:
Universitas Diponegoro
Sugito, Nanin Trianawati. 2008. Tsunami. Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi, Universitas
Pendidikan Indonesia
Surinati, Dewi Oseana. Tahun 2007.“Pasang Surut Dan Energinya Volume XXXII”.Nomor
1,15-22 ISSN 0216-1877
Utami, Sri Nuryani H., Handayani, Suci. 2003. Sifat Kimia Entisol pada Sistem Pertanian
Organik. Jurnal Ilmu Pertanian Volume 10 Nomor 2, 2003: 63-69