Anda di halaman 1dari 8

Judul Jurnal : Penentuan Sektor Ekonomi Unggulan di Kabupaten Banyuwangi

Penulis : Herman Cahyo Diartho

Jurnal : MediaTrend ( Berkala Kajian Ekonomi & Studi Pembangunan)

Vol dan Halaman : Volume 13 No.01

Jumlah Halaman : 11 Lembar

I. Deskripsi issue pokok


Setiap daerah memiliki pola struktur ekonomi yang berbeda beda dan dapat
bergantung pada perencanaan pembangunan daerah yang dilakukan. Peningkatan dan
penurunan masing masing sektor ekonomi disebut perubahan struktur ekonomi
(Transformasi structural) dalam jangka waktu tertentu. Untuk mengetahui struktur ekonomi
suatu daerah maka menggunakan Shift Share denga melihat komponen Proportional Shift
dan Differential Shift untuk mengetahui sektor mana yang mampu tumbuh cepat dan
memiliki daya saing tumbuh tinggi di suatu daerah.
Sektor unggulan merupakan sektor ekonomi yang memiliki peran besar pada
perekonomian suatu daerah dan berperan penting dalam perkembangan ekonomi daerah
tersebut, selanjutnya berkembang melalui kegiatan investasi di sektor ekonomi itu sendiri.
Penentuan sektor ekonomi unggulan dapat menggunakan metode analisis AHP sebagai
model dalam menentukan sektor ekonomi unggulan berdasarkan struktur hierarki berbagai
set alternatife berdasarkan persepsi responden yang dianggap expert.
Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu kota yang terdapat pada Provinsi
Jawa Timur. Kabupaten Banyuwangi memiliki laju pertumbuhan ekonomi lebih tinggi
dibandingkan wilayah administrasi diatasnya, yaitu Provinsi Jawa Timur. Berikut merupakan
data terkait laju pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten Banyuwangi dan Provinsi Jawa
Timur :

1 | C r i ti c a l R e v i e w
Laju Pertumbuhan Ekonomi
16 7.24
6.95
14 6.48
5.91
12
10
8
6.44 6.64 6.08 5.86
6
4
2
0
2011 2012 2013 2014

Provinsi Jawa Timur Kabupaten Banyuwangi

Gambar 1.1 Laju Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Banyuwangi Tahun
2011-2014
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2014
Pada Kabupaten Banyuwangi, sektor ekonomi yang memberikan kontribusi tertinggi
pada PDRB kabupaten adalah sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Sektor sektor ini
terus mengalami peningkatan dimana nilai PDRB dari 2010 sampai 2014 secara berturut
turut 11.536.3 milyar, 12.056 milyar, 13,593 milyar, dan pada tahun 2014 adalah 14.253
milyar. Namun sektor yang mengalami laju pertumbuhan riil yang terus meningkat dari
tahun 2010 – 2014 adalah sektor penyedia akomodasi dan makan minum. Disisi lain
berdasarkan perencanaan pembangunan daerah pemerintah Kabupaten Banyuwangi
menerapkan perencanaan ekonomi wisata sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi daerah
yang dapat memberikan dampak terhadap pertumbuhan masing-masing sektor ekonomi di
Kabupaten Banyuwangi.
Berdasarkan data dan penjabaran diatas, terdapat dilema terkait sektor ekonomi
yang dapat diunggulkan pada Kabupaten Banyuwangi. Sehingga, penelitian ini dilakukan
untuk menentukan sektor ekonomi unggulan, sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam
perumusan kebijakan dan perencanaan pembangunan di Kabupaten Banyuwangi. Upaya ini
bertujuan untuk memaksimalkan pembangunan ekonomi daerah agar dapat diusahakan
semaksimal mungkin dan agar prioritas pembangunan daerah sesuai dengan potensi yang
dimiliki oleh daerah.

2 | C r i ti c a l R e v i e w
II. Critical review
Penulis mengangkat topik penelitian terkait ekonomi wilayah dengan judul
“Penentuan Sektor Ekonomi Unggulan di Kabupaten Banyuwangi”. Judul yang diberikan
penulis sudah mampu menggambarkan penelitian yang akan dibahas pada jurnal. Pertanyaan
penelitian telah terjawab dan langkah langkah analisis untuk menjawab tujuan telah dibahas
pada jurnal penelitian. Pada bagian abstrak, penulis hanya menyantumkan abstrak dalam
bahasa inggris. Abstrak telah menggambarkan secara ringkas keseluruhan penelitian yang
dilakukan penulis yang meliputi tujuan penelitian, metode penelitian, hasil analisis, serta hasil
penelitian.
Pada penyajian pendahuluan, penulis menjabarkan teori terkait pembangunan ekonomi,
pertumbuhan ekonomi, pola dan struktur perekonomian. Peneliti juga memberikan gambaran
atau kondisi ekonomi wilayah penelitian berupa laju pertumbuhan perekonomian Kabupaten
Banyuwangi, data pertumbuhan sektor ekonomi dan laju pertumbujan riil PDRB Kabupaten
Banyuwangi menurut lapangan usaha yang bersumber dari Badan Pusat Statistik tahun 2014.
Namun, pada bagian ini, penulis kurang menyajikan terkait alasan pemilihan wilayah
penelitian atau alasan dilakukan penelitian pada Kabupaten Banyuwangi. Sebenarnya penulis
telah menunjukkan dilema terkait sektor yang harus diunggulkan dimana terdapat sektor
pertanian yang memberikan kontribusi besar terhadap PDRB, sektor penyedia akomodasi dan
makan minum yang mengalami laju pertumbuhan riil yang terus meningkat dari tahun 2011-
2014, dan disisi lain ekonomi wisata memberikan dampak terhadap pertumbuhan masing –
masing sektor ekonomi di Kabupaten Banyuwangi.
Pemaparan terkait alasan wilayah penelitian dapat diuraikan seperti yang dilakukan
pada penelitian “Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Kabupaten Kubu Raya”
oleh Hajeri dkk (2015). Alasan dilakukan penelitian pada Kabupaten Kubu Raya adalah
pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten Kubu Raya yang mengalami penurunan dari peringkat
pertama pada tahun 2012 menjadi peringkat ketiga pada tahun 2013. Selain itu, wilayah ini
merupakan kabupaten baru dan penyangga ibukota provinsi, sehingga diperlukan penelitian
untuk mengetahui sektor unggulan, basis non basis dan pergeseran sektor ekonomi sebagai
pertimbangan dalam perumusan kebijakan dan perencanaan pembangunan Kabupaten Kubu
Raya.
Penyajian terkait metode penelitian pada jurnal utama (Judul : Penentuan Sektor
Ekonomi Unggulan di Kabupaten Banyuwangi) dibagi menjadi dua pembahasan, yaitu metode
dalam mendapatkan data dan metode analisa. Dalam metode pengumpulan data, peneliti
menggunakan data sekunder dan primer. Data sekunder berupa PDRB perkembangan
pertumbuhan sektor ekonomi Kabupaten Banyuwangi tahun 2010-2014 yang diperoleh dari

3 | C r i ti c a l R e v i e w
Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuwangi. Sedangkan data primer berupa hasil
wawancara dan kuisioner AHP berdasarkan persepsi responden. Terdapat kekurangan dalam
penyampaian informasi responden, dimana tidak disebutkan metode pemilihan responden dan
tidak disebutkan instansi/stakeholder yang terlibat dalam pengisian kuisioner AHP.
Seharusnya dalam metode mendapatkan data, dapat dijelaskan terkait metode pemilihan
responden dan responden terkait seperti pada penelitian Desyan Ria (2012) berjudul “Analisis
Sektor Unggulan Dan Arahan Pengembangan Wilayah Kota Sabang Provinsi Aceh”, dimana
penulis menggunaka metode purposive sampling dengan prinsip/kriteria bahwa responden
yang dipilih mempunyai pemahaman yang baik tentang perkembangan pembangunan di Kota
Sabang, responden terdiri dari unsur – unsur Pemda, DPRD, Swasta, Akademisi dan LSM.
Adapun metode analisis yang digunakan pada jurnal utama adalah Analisis Shift Share
dan analisis AHP. Dalam menentukan sektor unggulan, terdapat beberapa metode analisis
yang dapat digunakan, seperti pada penelitian “Analisis Penentuan Sektor Unggulan
Perekonomian Kabupaten Kubu Raya” oleh Hajeri dkk (2015), adapun metode analisa yang
diguakan adalah gabungan (Overlay) alat analisis Tipologi Klassen, Location Quotient,
Dynamic Location Quotient dan Shift Share. Perbedaan pada kedua penelitian ini adalah, pada
penelitian jurnal utama penentuan sektor ekonomi unggulan digunakan berdasarkan data
sekunder dan data primer. Pada data primer, penulis bertujuan untuk mengetahui sektor
unggulan berdasarkan persepsi responden yang dianggap expert, selain itu metode ini
digunakan untuk menjaring persepsi tentang prioritas utama yang perlu dilakukan dalam
kebijakan pembangunan di Kabupaten Banyuwangi. Namun terdapat kekurangan pada
metode ini dimana data masih bersifat subjektif, hasil analisis sangat bergantung pada
responden yang dipilih. Pada penelitian jurnal utama tidak menyebutkan responden yang
digunakan dalam pengisian kuisioner AHP. Dan untuk data sekunder, penelitian hanya
menggunakan analisis shift share untuk mengetahui sektor ekonomi yang dapat tumbuh
pesat dan berdaya saing tinggi.
Sedangkan, pada jurnal pembanding penentuan sektor unggulan merupakan overlay
dari tiga alat analisis yang digabungkan yaitu Tipologi Klassen, Shift Share, Location Quotien
(LQ) dan Dynamic Location Quotien. Pada jurnal pembanding, penulis mempertimbangkan
banyak kriteria dalam menentukan sektor unggulan yaitu Laju dan pertumbuhan sektor -
sektor ekonomi, sektor ekonomi basis (potensial), perubahan dan pergeseran sektor atau
struktur ekonomi, serta reposisi sektor dan sub sektor. Sehingga, output yang dihasilkan pun
lebih tajam dan mendetail seperti sektor unggulan, sektor yang berpotensi sebagai sektor
unggulan hingga potensi unggulan pada sub sektor. Dengan demikian, sektor unggulan yang
telah ditentukan pada jurnal pembanding merupakan sektor basis, sektor maju dan cepat

4 | C r i ti c a l R e v i e w
tumbuh, sektor yang diharapkan dimasa mendatang dan sektor yang mengalami laju
pertumbuhan yang terus meningkat. Analisis yang diterapkan pada jurnal pembanding dapat
diaplikasikan pada jurnal utama, sehingga penentuan sektor unggulan pada jurnal utama
tidak hanya mengandalkan data subjektif dari responden, namun penentuan sektor unggulan
dapat melihat pada kriteria yang terdapat pada metode – metode analisis ekonomi wilayah
lainnya seperti Tipologi Klassen, LQ, Input-Output, Shift Share dan lain lain.
Pada pemaparan pembahasan analisis, secara keseluruhan penulis telah menjabarkan
langkah – langkah penelitian dengan detail dan menyertakan hasil analisis berupa hasil
perhitungan Shift Share dan hasil analisis AHP. Pada analisis Shift Share penulis hanya
menggunakan komponen Proportional Shift untuk melihat tumbuh cepat sektor ekonomi dan
Differential Shift untuk melihat daya saing sektor ekonomi.
Pada Analisis AHP, Indikator atau kriteria yang digunakan penulis adalah pertumbuhan
ekonomi, penyerapan tenaga kerja, daya saing, teknologi, peluang investasi, investor serta
multiplier effect. Namun, penulis tidak mencantumkan sumber kriteria atau indikator yang
digunakan dalam penelitian. Adapun indikator atau kriteria yang ditentukan peneliti telah
memenuhi kritera yang ditetapkan oleh (Sambodo,2002) yang terdiri dari: pertama sektor
unggulan memiliki laju tumbuh yang tinggi; kedua sektor tersebut memiliki angka penyerapan
tenaga kerja yang relatif besar; ketiga sektor tersebut memiliki keterkaitan antar sektor yang
tingggi baik ke depan maupun ke belakang dan keempat sektor yang mampu menciptakan
nilai tambah yang tinggi.

Kriteria Sektor Unggulan (Sambodo, 2002) Kriteria Sektor Unggulan Jurnal Utama
(2018)
Memiliki angka penyerapan tenaga kerja Penyerapan Tenaga Kerja
yang relatif besar
Memiliki keterkaitan antar sektor yang Multiplier effect
tinggi baik ke depan maupun ke belakang
Memiliki laju tumbuh yang tinggi Pertumbuhan Ekonomi
Menciptakan nilai tambah yang tinggi daya saing, teknologi, peluang investasi,
investor
Sumber : Reviewer, 2019
Berdasarkan analisis AHP yang telah dilakukan diadapatkan sektor unggulan yang terdiri
dari sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor. Indikator yang
mempengaruhi sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor
paling diunggulan dilihat dari kriteria penyerapan tenaga kerja tinggi.
Bagian terakhir pada jurnal adalah kesimpulan, adapun kesimpulan yang dipaparkan
oleh peneliti telah menjawab tujuan penelitian dimana sektor yang ditetapkan menjadi sektor

5 | C r i ti c a l R e v i e w
unggulan adalah sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor,
sektor ini didapatkan berdasarkan analisis AHP, sedangkan sektor yang mampu tumbuh cepat
adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan merupakan sektor ekonomi yang memiliki daya
saing tinggi di Kabupaten Banyuwangi.
Berdasarkan Critical Review yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penelitian
“Penentuan sektor ekonomi unggulan di Kabupaten Banyuwangi” akan lebih mendalam
apabila penulis mempertajam isu ekonomi pada Kabupaten Banyuwangi, menjabarkan secara
mendetail terkait metode pengumpulan data terutama metode dalam mendapatkan
responden, mencantumkan responden pada penelitian serta sumber dari indikator atau
kriteria AHP yang digunakan, serta menambah alat analisis lainnya untuk menentukan sektor
unggulan agar output yang dihasilkan lebih tajam (sektor yang paling unggul) dan mendetail
(sub sektor yang unggul dan berpotensi).
III. Kesimpulan pembahasan issue pokok
Pada Kabupaten Banyuwangi, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan
memberikan sumbangan terbesar pada PDRB namun tidak mengalami laju pertumbuhan
yang tinggi seperti sektor penyedia akomodasi makan dan minum. Disisi lain pemerintah
menerapkan ekonomi wisata untuk menggerakan pertumbuhan ekonomi daerah. Sektor
ekonomi unggulan pada kabupaten ini belum terdeterminasi. Sehingga penelitian dilakukan
untuk menentukan sektor unggulan dan sektor yang memiliki daya saing tinggi serta sektor
yang dapat tumbuh cepat.
Berdasarkan hasil analisis Shift Share yang dilakukan penulis pada kondisi
perekonomian di Kabupaten Banyuwangi dan provinsi Jawa Timur , sektor ekonomi informasi
dan komunikasi merupakan sektor yang mampu tumbuh cepat berdasarkan komponen
Proportional Shift dan sektor ekonomi yang memiliki daya saing tinggi di Kabupaten
Banyuwangi adalah sektor ekonomi pertanian, kehutanan, dan perikanan berdasarkan
Differential Shift. Sedangkan, berdasarkan hasil analisis AHP, didapatkan hasil bahwa sektor
yang ditetapkan sebagai sektor yang diunggulkan adalah sektor ekonomi perdagangan
besar dan eceran dan sektor reparasi mobil dan sepeda motor dengan indikator yang paling
mempengaruhi adalah penyerapan tenaga kerja yang tinggi.
IV. Lesson Learned
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, didapatkan hal penting
yang dapat diambil dan diterapkan dalam analisis ekonomi wilayah sebagai berikut :
1. Analisis Shift Share adalah alat analisis dapat diaplikasikan untuk mengetahui kinerja
perekonomian suatu daerah, pergeseran struktur ekonomi, daya saing dan
pertumbuhan suatu sektor.

6 | C r i ti c a l R e v i e w
2. Analisis AHP dapat digunakan untuk menentukan sektor ekonomi unggulan
berdasarkan struktur hierarki berbagi set alternatife dan berdasarkan responden
yang dianggap expert. Dikarenakan analisis ini menghasilkan data yang subjektif dan
sangat bergantung pada jawaban responden, sehingga pemilihan responden
sangatlah penting. Responden yang dianggap ahli dapat berasal dari orang yang
pernah terlibat langsung dalam perumusan kebijakan terkait perekonomian suatu
wilayah dan memiliki pemahaman yang baik tentang perkembangan pembangunan
suatu wilayah.
3. Terdapat banyak metode analisis yang dapat digunakan dalam meramalkan dan
menentukan sektor ekonomi unggulan seperti Tipologi Klassen, LQ, Input-Output,
Shift Share dan lain lain. Lebih baik menggunakan lebih dari satu analisis atau
melakukan penggabungan beberapa analisis ekonomi wilayah ( Overlay). Sehingga
penentuan sektor unggulan memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai
kriteria kriteria yang terdapat pada berbagai metode analisis ekonomi wilayah
sehingga dapat menghasilkan output yang tajam dan mendalam.
4. Dalam menentukan sektor ekonomi unggulan suatu wilayah lebih baik mendetail
hingga sub sektor sehingga dapat memudahkan pemerintah dalam memberikan
arahan yang mendetail dan aplikatif untuk mengebangkan sub sektor tersebut.

7 | C r i ti c a l R e v i e w
DAFTAR PUSTAKA

Diartho, Herman Cahyo. 2018. Penentuan Sektor Ekonomi Unggulan di Kabupaten


Banyuwangi. Jember : Universitas Negeri Jember
Hajeri dkk. 2015. Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Kabupaten Kubu Raya.
Pontianak : Universitas Tanjung Pura
Ria, Desyan. 2012. Analisis Sektor Unggulan Dan Arahan Pengembangan Wilayah Kota
Sabang Provinsi Aceh. Bogor : Institut Pertanian Bogor
Sambodo, M.T., 2002. Analisis Sektor Unggulan Propinsi Kalimantan Barat. Jurnal Ekonomi
dan Pembangunan Vol. X No.2 2002. Jakarta Pusat : Penelitian Ekonomi Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia

8 | C r i ti c a l R e v i e w

Anda mungkin juga menyukai