Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL REVIEW

JURNAL PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH

Mata Kuliah:
Ekonomi Wilayah

Dosen Pengampu :
Ajeng Nugrahaning Dewanti, S.T., M.T., M.Sc.
Devi Triwidya Sitaresmi, S.T., M.T.
Mega Ulimaz, S.T., M.T.

Disusun Oleh :
Herita Devianti Sekar Arum 08171025

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
2020
CRITICAL REVIEW
JURNAL PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH

Pengembangan Daerah Berdasarkan Tipologi Pertumbuhan Ekonomi


Judul
dan Ketimpangan Sektor di Wilayah Kedung Sepur
Jurnal JEJAK (Journal of Economics and Policy)
Volume & Halaman Volume 8 – Nomor 1. Halaman 1-88
Tahun 2015
Penulis Deky Aji Suseno, Universitas Negeri Semarang
Reviewer Herita Devianti Sekar Arum
Tanggal 28 Maret 2020

I. RINGKASAN JURNAL
Seperti yang diketahui, pertumbuhan ekonomi pada saat ini menjadi tujuan utama
dari negara-negara di seluruh dunia, dimana segala upaya dilakukan untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi termasuk juga di Negara Indonesia. Pada kenyataannya, seiring
meningkatnya pertumbuhan ekonomi diikuti pula dengan peningkatan ketimpangan antar
sektor serta ketimpangan pendapatan antar individu. Sebagaimana diketahui dari data
perkembangan pertumbuhan ekonomi dan indeks gini Indonesia memperlihatkan bahwa
terdapat permasalahan yang perlu dikaji lebih lanjut terkait dengan pertumbuhan Produk
Domestik Bruto yang fluktuatif serta ketimpangan pendapatan yang mengalami
peningkatan. Dimana hal tersebut belum sesuai dengan harapan dari adanya pertumbuhan
yaitu kesejahteraan diikuti dengan kemerataan pendapatan antar individu.
Pada wilayah Kedung Sepur juga terjadi permasalahan keterkaitan antara
pertumbuhan dan ketimpangan. Pertumbuhan ekonomi serta ketimpangan pendapatan di
wilayah Kedung Sepur menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi daerah yang tinggi
namun ketimpangan yang terjadi juga tinggi begitu juga sebaliknya pertumbuhan ekonomi
daerah yang rendah namun ketimpangan yang terjadi juga relatif rendah. Berdasarkan latar
belakang masalah maka dapat dirumuskan bahwa masalah yang terdapat dalam
pengembangan wilayah di Kedung Sepur yaitu pertumbuhan ekonomi yang selalu meningkat
tetapi tidak disertai dengan adanya pemerataan yang dilakukan antar sektor sehingga
diperlukan pemetaan/tipologi pertumbuhan ekonomi dan sektor potensi agar dapat
dirumuskan strategi pengembangan perekonomian daerah yang tidak hanya mencapai
pertumbuhan ekonomi yang tinggi namun juga adanya pemerataan antar sektor.

CRITICAL REVIEW JURNAL PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH Page 2


Pertumbuhan ekonomi regional dapat diukur dengan menggunakan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB). Dimana rumus menghitung pertumbuhan ekonomi regional yaitu:

Keterangan :
y = Pertumbuhan Ekonomi Regional
PDRBt = Produk Domestik Regional Bruto pada tahun tertentu
PDRB(t-1) = Produk Domestik Regional Bruto pada tahun sebelumnya
Menurut Sjafrizal (2008), dalam perkembangan ilmu ekonomi regional, terdapat tiga
model pertumbuhan yaitu model Basis Ekspor, Model Interregional Income, dan Model Neo
Klasik. Menurut Waluyo (2004), hubungan antara tingkat kesenjangan pendapatan dengan
pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan dengan Kuznets Hypothesis. Hipotesis berawal dari
pertumbuhan ekonomi yang meningkat pada tingkat kesenjangan pendapatan rendah
hingga sampai pada suatu tingkat pertumbuhan tertentu selanjutnya menurun.
Adapun metode penelitian yang dalam penelitian ini yaitu penelitian dilakukan di
wilayah pembangunan perkotaan Kedung Sepur (Kendal, Demak, Unggaran, Semarang,
Salatiga, dan Purwodadi). Dengan jenis data yang digunakan adalah data sekunder
mengenai data Produk Domestik Regional Bruto Kedung Sepur serta metode analisis yang
digunakan dalam penelitian yaitu analisis kualitatif deskriptif dan analisis tipologi. Analisis
tipologi digunakan untuk memetakan dan melihat klasifikasi suatu daerah berdasarkan
pertumbuhan PDRB dan ketimpangan sektoral serta dapat digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan untuk mengembangkan suatu daerah dan menilai sektor mana yang
harus dikembangkan baik untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi maupun untuk
mengurangi ketimpangan antar sektor. Analisis deskriptif digunakan sebagai pelengkap dari
analisis tipologi yaitu dengan menggambarkan dan menjelaskan hasil analisis tipologi serta
strategi pengembangan perekonomian daerah berdasarkan hasil analisis tipologi.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan peneliti dapat diketahui bahwa hasil
tipologi berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan antar sektor, Kota
Semarangan dan Kabupaten Semarang (Ungaran) memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi
dan ketimpangan antar sektor diatas rata-rata yaitu sebesar 5,28% dengan standar deviasi
sektoral sebesar 856.813,21 juta rupiah. Dimana berdasarkan Hipotesis Kuznets berarti
bahwa pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan berhubungan positif.
Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kendal dan Kota Salatiga dapat dikatakan tinggi di atas
rata – rata namun ketimpangan antar sektor berada di bawah rata – rata. Hal ini juga sesuai
dengan hipotesis Kuznets, dimana pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan berhubungan

CRITICAL REVIEW JURNAL PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH Page 3


negatif. Ketika pertumbuhan ekonomi tinggi, maka ketimpangan rendah. Kabupaten Demak
dan Purwodadi berada pada klasifikasi daerah dengan pertumbuhan ekonomi dan
ketimpangan sektor yang rendah. Dimana dalam satu sisi ketimpangan sektor baik karena
rendah, namun pertumbuhan kurang baik karena dibawah rata-rata 5,28%, berdasarkan
Hipotesis Kuznets berarti bahwa pertumbuhan ekonomi dengan ketimpangan pendapatan
berhubungan positif. Berdasarkan hasil analisis, perlu dilakukan peningkatkan dalam
redistribusi pendapatan sektoral di Kota Semarang dan Kabupaten Semarang (Ungaran)
sehingga tidak terjadi ketimpangan yang terlalu jauh, sedangkan Kabupaten Kendal dan
Kota Salatiga perlu dipertahankan, karena pertumbuhan ekonomi sudah tinggi dan
ketimpangan sektoralnya di bawah rata – rata. Kabupaten Demak dan Purwodadi perlu
ditingkatkan lagi pertumbuhan ekonominya dengan memperhatikan kemerataan antar
sektoral agar tidak mengalami ketimpangan.

Menurut diagram scatterplot, tipologi pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan


sektoral di wilayah Kedung Sepur, Kabupaten Kendal dan Kota Salatiga sudah ideal karena
termasuk kedalam klasifikasi daerah dengan pertumbuhan ekonomi diatas rata-rata.
Kemudian untuk Kabupaten Demak dan Purwodadi termasuk kedalam klasifikasi daerah
dengan pertumbuhan ekonomi rendah. Untuk Kota Semarang dan Kabupaten Semarang
(Unggaran) termasuk kedalam klasifikasi daerah dengan pertumbuhan ekonomi diatas rata-
rata serta ketimpangan diatas rata-rata.
Menurut Kuncoro (2013), untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi
kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan pada saat yang sama, pemerintah harus
melakukan beberapa startegi:
1. mengalokasikan sejumlah dana dari kementerian dan instansi pusat,
dekonsentrasi, dan bantuantugas untuk mentransfer dana ke daerah
2. meningkatkan investasi publik untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di
daerah tertinggal dan Kawasan Timur Indonesia

CRITICAL REVIEW JURNAL PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH Page 4


3. mendorong investasi swasta dengan memberikan kemudahan perizinan dan
penyediaan infrastruktur yang memadai
4. mendorong pemerintah provinsi dan kabupaten untuk menerapkan
penganggaran pro-publik daripada anggaran pro-birokrasi.
Berdasarkan hasil dari analisis, rekomendasi yang dapat diberikan yaitu:
1. Daerah perlu memetakan posisinya berdasar pertumbuhan ekonomi dan
ketimpangan sektoralnya, agar tercipta growth with equity
2. Perlu dilakukan penelitian yang mendukung hasil ini, yaitu penelitian mengenai
pengeluaran pemerintah daerah berdasar sektor-sektor PDRB. Apakah pengeluaran
pemerintah daerah tersebut sudah mendukung growth with equity atau belum.

II. CRITICAL REVIEW JURNAL


Setelah melakukan ringkasan terhadap jurnal yang digunakan, maka selanjutnya
dapat dilakukan critical review terhadap jurnal tersebut. Secara umum, berdasarkan judul
yang dituliskan oleh penulis yaitu “Pengembangan Daerah Berdasarkan Tipologi
Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Sektor di Wilayah Kedung Sepur” telah sesuai dan
dapat memberikan gambaran kepada pembaca jurnal tentang tujuan penulisan jurnal serta
bagaimana isi dari jurnal tersebut secara menyeluruh. Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis
dari penulisan jurnal tersebut dapat dikatakan telah tercapai yaitu untuk mengetahui
bagaimana tipologi serta hubungan antara pertumbuhan ekonomi regional terhadap
ketimpangan sektor di wilayah Kedung Sepur dan bagaimana strategi pengembangan yang
dapat dilakukan untuk mengatasi ketimpangan sektor yang terjadi, dimana diketahui bahwa
dari tinjauan dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang meningkat namun juga disertai
dengan adanya peningkatan ketimpangan antar sektor, begitupun dengan sebaliknya
pertumbuhan ekonomi yang menurun maka ketimpangan antar sektor yang terjadi juga
relaatif rendah. Dalam jurnal ini tidak menyebutkan kualifikasi penulis sehingga tidak dapat
disimpulkan penulis dapat menunjang dan memfasilitasi topik yang dibahas dalam jurnal
penelitian tersebut. Ditinjau dari gaya bahasa yang digunakan, jurnal tersebut disampaikan
dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan dapat mudah dipahami oleh
pembaca.
Pada bagian pendahuluan dijelaskan terkait dengan latar belakang diangkatnya
permasalahan terkait dengan pengembangan wilayah di wilayah Kedung Sepur guna
memberikan gambaran tentang fenomena keterkaitan antara pertumbuhan ekonomi dengan
ketimpangan antar sektor. Dikatakan bahwa, di wilayah Kedung Sepur peningkatan
pertumbuhan ekonomi daerah yang tinggi diikuti dengan ketimpangan sektor yang tinggi

CRITICAL REVIEW JURNAL PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH Page 5


serta pertumbuhan ekonomi yang rendah diikuti dengan ketimpangan sektor yang relative
rendah. Pertumbuhan ekonomi di wilayah Kedung Sepur selalu mengalami peningkatan
tetapi tidak disertai dengan adanya pemerataan antar sektor. Pada bagian pendahuluan
jurnal, tidak dijelaskan secara rinci dan lebih lanjut seberapa besar tingkat hubungan yang
terjadi antara pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan yang terjadi di wilayah Kedung Sepur
sehingga dasar dari dilakukannya penelitian dalam jurnal ini pun akan semakin jelas karena
permasalahan yang diangkat sangat berhubungan dan sesuai dengan kondisi yang ada.
Selain itu, pembaca juga akan menjadi paham seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan
dari pertumbuhan ekonomi terhadap ketimpangan sektor. Dalam bagian jurnal ini juga
terdapat landasan teori yang berisikan penjelasan dari istilah-istilah yang dibahas dalam
jurnal ini, namun penulisan landasan teori kurang maksimal karena ditulis dalam bab atau
bagian yang sama dengan bagian pendahuluan serta pada setiap teori tidak diberikan judul
sub bagian sehingga membuat pembaca jurnal bingung terhadap maksud dari teori yang
digunakan dan kurang memahami tentang bahasan dalam landasan teori sehingga
penyatuan pikiran dan persepsi antara pembaca dengan maksud penulis kurang tercapai.
Pada bagian metode penelitian menjelaskan terkait metode yang digunakan dalam
melakukan pemetaan dan melihat klasifikasi daerah berdasarkan pertumbuhan PDRB dan
ketimpangan sektoral. Dibagian ini penulis sudah menjelaska jenis data yang digunakan
yaitu data sekunder terkait data PDRB Kedung Sepur serta sumber untuk memperoleh data
tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan dua metode yaitu metode analisis tipologi dan
analisis kualitatif deskriptif, dimana penulis telah menjelaskan pengertian dan maksud dari
penggunaan kedua metode tersebut. Namun sangat disayangkan karena penulis tidak
menjelaskan secara rinci bagaimana sistematika dalam penggunaan metode yang dipilih,
penulis hanya sekedar memberikan penjelasan dan diagram tipologi pertumbuhan sehingga
membuat pembaca kurang memahami terkait sistematika menggunakan alat analisis
tersebut serta penulis tidak memberikan alasan dalam penggunaan metode analisis tersebut
di dalam penelitian ini.
Pada bagian hasil dan pembahasan merupakan bagian inti dari jurnal yang
membahas tentang hasil penelitian yang telah dilakukan. Pada bagian awal penulis
menjelaskan tinjauan teori kembali yang seharusnya tidak perlu di masukkan ke dalam
bagian hasil dan pembahasan melainkan cukup dimasukkan kedalam bagian landasan teori
yang seharusnya juga dipisah dengan bagian pendahuluan. Seperti yang diketahui
sebelumnya bahwa terdapat dua metode yang digunakan dalam analisis ini, hasil analisis
tipologi hanya menampilkan 6 diagram garis dengan judul gambar “Pertumbuhan PDRB dan
Ketimpangan di Wilayah Kedungsepur Tipologi Daerah berdasarkan Pertumbuhan Ekonomi

CRITICAL REVIEW JURNAL PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH Page 6


dan Ketimpangan Antar Sektor” disertai dengan analisis deskriptif yang seadanya sehingga
membuat pembaca jurnal kurang memahami hasil yang didapatkan oleh penulis.
Seharusnya dalam hasil dan pembahasan penulis dapat menampilkan diagram garis satu per
satu disertai dengan penjelasan hasil atau interpretasi yang jelas dan detail dari masing-
masing diagram sehingga membuat pembaca lebih dapat memahami hasil yang didapatkan.
Untuk hasil dari diagram dengan judul gambar “Tipologi Pertumbuhan Ekonomi dan
Ketimpangan Sektoral Kawasan Kedung Sepur Tahun 2011” tidak dijelaskan secara detail
hasil dari klasifikasi daerah tersebut dan strategi yang seharusnya dilakukan untuk masing-
masing kota/kabupaten. Pada bagian sebelumnya, penulis menjelaskan bahwa dalam
penelitian ini menggunakan jenis data sekunder terkait dengan data PDRB Kedung Sepur,
namun pada hasil dan pembahasan tidak ditemukan bagian yang menjabarkan pengolahan
maupun hasil pengolahan data PDRB Kedung Sepur yang digunakan. Dimana juga diketahui
bahwa pada bagian pendahuluan penulis menuliskan berbagai macam rumus namun hasil
dari perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut juga tidak di jelaskan dalam bagian
hasil dan pembahasan.
Pada bagian kesimpulan, penulis sudah mampu menjelaskan hasil yang telah dicapai
dalam penelitian dan kesimpulan telah mampu menjawab tujuan yang ingin dicapai
sebelumnya. Penulis juga telah menuliskan strategi yang dapat dikembangkan untuk
pembangunan ekonomi yang harus dilakukan berdasarkan klasifikasi daerah. Berdasarkan
hasil dari analisis, penulis juga memberikan beberapa saran dan rekomendasi yang
ditujukan kepada pemerintah daerah di wilayah Kedung Sepur agar dapat mengurangi dan
mengatasi permasalahan yang terjadi.
Seperti pada jurnal karya Tatan Sukwika yang berjudul “Peran Pembangunan
Infrastruktur terhadap Ketimpangan Ekonomi Antarwilayah di Indonesia” yang didalamnya
juga membahas terkait dengan ketimpangan ekonomi. Pada jurnal ini menggunakan metode
analisis yang sama dengan jurnal sebelumnya yaitu dengan metode analisis tipologi dimana
data yang digunakan juga sama yaitu data terkait PDRB, namun pada jurnal ini metode
penelitian dijelaskan secara rinci dan lebih sistematis sehingga maksud dari pengguna
metode analisis dapat mudah dipahami oleh pembaca jurnal. Kemudian pada bagian hasil
dan pembahasan, dijelaskan secara satu persatu hasil analisis dari permasalahan yang ada
mulai dari analisis kesenjangan ekonomi antarprovinsi Indonesia, kemudian analisis
kesenjangan infrastruktur antarprovinsi Indonesia, serta keterkaitan kesenjangan
infrastruktur dan ekonomi. Hasil dan pembahasan satu per satu dijelaskan secara mendetail
dan lebih terstruktur dibandingkan dengan jurnal sebelumnya sehingga menjadi keunggulan
dan nilai tambah bagi jurnal ini yang memudahkan pembaca dapat memahami lebih jelas

CRITICAL REVIEW JURNAL PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH Page 7


maksud dari hasil analisis yang telah dilakukan. Klasifikasi ketimpangan dalam jurnal ini juga
dijelaskan secara mendetail dibandingkan dengan jurnal sebelumnya. Namun dalam jurnal
ini tujuan yang ingin dicapai dalam judul penelitian belum dapat dikatakan tercapai, karena
seharusnya tujuan utama penulis melakukan penelitian yaitu untuk mengetahui peran
pembangunan infrastruktur terhadap ketimpangan antarwilayah, akan tetapi dalam jurnal ini
hasil pembahasan terkait dengan peran infrastruktur kurang dibahas secara detail
seharusnya dari hasil setiap analisis penulis mampu menarik kesimpulan terkait bagaimana
peran infrastruktur terhadap ketimpangan antarwilayah yang terjadi dengan menggunakan
data olahan dari hasil analisis yang sudah dilakukan.

III. KESIMPULAN
Setelah melakukan critical review terhadap jurnal dengan judul “Pengembangan
Daerah Berdasarkan Tipologi Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Sektor di Wilayah
Kedung Sepur”, maka dapat diambil kesimpulan yaitu pertumbuhan ekonomi pada saat ini
menjadi tujuan utama dari Negara Indonesia, dimana segala upaya dilakukan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi namun seiring meningkatnya pertumbuhan ekonomi
diikuti pula dengan peningkatan ketimpangan antar sektor serta ketimpangan pendapatan
antar individu. Pertumbuhan ekonomi serta ketimpangan pendapatan di wilayah Kedung
Sepur menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi daerah yang tinggi namun ketimpangan
yang terjadi juga tinggi begitu juga sebaliknya pertumbuhan ekonomi daerah yang rendah
namun ketimpangan yang terjadi juga relatif rendah. tipologi pertumbuhan ekonomi dan
ketimpangan sektoral di wilayah Kedung Sepur, Kabupaten Kendal dan Kota Salatiga sudah
ideal karena termasuk kedalam klasifikasi daerah dengan pertumbuhan ekonomi diatas rata-
rata. Kemudian untuk Kabupaten Demak dan Purwodadi termasuk kedalam klasifikasi
daerah dengan pertumbuhan ekonomi rendah. Untuk Kota Semarang dan Kabupaten
Semarang (Unggaran) termasuk kedalam klasifikasi daerah dengan pertumbuhan ekonomi
diatas rata-rata serta ketimpangan diatas rata-rata. Berdasarkan hasil dari analisis,
rekomendasi yang dapat diberikan yaitu:
1. Daerah perlu memetakan posisinya berdasar pertumbuhan ekonomi dan
ketimpangan sektoralnya, agar tercipta growth with equity
2. Perlu dilakukan penelitian yang mendukung hasil ini, yaitu penelitian mengenai
pengeluaran pemerintah daerah berdasar sektor-sektor PDRB. Apakah pengeluaran
pemerintah daerah tersebut sudah mendukung growth with equity atau belum.

CRITICAL REVIEW JURNAL PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH Page 8


IV. LESSON LEARNED
Adapun lesson learned atau pembelajaran yang didapatkan dari hasil penyusunan
critical review jurnal ini adalah sebagai berikut:
1. Seiring meningkatnya pertumbuhan ekonomi diikuti pula dengan peningkatan
ketimpangan antar sektor serta ketimpangan pendapatan antar individu
2. Pertumbuhan ekonomi merupakan satu dari beberapa indikator yang dikatakan
sangat penting dalam menilai kinerja perekonomian
3. Setiap daerah perlu memetakan atau mengklasifikasikan posisi daerah tersebut
berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan sektoralnya
4. Pemetaan dengan menggunakan metode analisis tipologi merupakan metode yang
tidak mudah, karena perlu diikuti dengan metode analisis lainnya untuk melengkapi
dan memaksimalkan hasil dari analisis yang dilakukan
5. Diperlukan strategi pengembangan daerah yang tepat dan maksimal untuk
mengurangi terjadinya ketimpangan sektoral di antar daerah

CRITICAL REVIEW JURNAL PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH Page 9


DAFTAR PUSTAKA
Kuncoro, Mudrajad. 2013. “Economic Geography of Indonesia: Can MP3EI Reduce Inter-
Regional Inequality?”. South East Asia Journal of Contemporary Business, Economics
and Law. Vol. 2, Issue 2 June.
Sjafrizal. 2008. “Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi”. Jakarta: Niaga Swadaya.
Sukwika, Tatan. 2018. “Peran Pembangunan Infrastruktur Terhadap Ketimpangan Ekonomi
Antarwilayah di Indonesia”. Jurnal Wilayah dan Lingkungan Vol. 6 No. 2, Hal: 115-
130. Unversitas Sahid Jakarta : Jakarta
Suseno, Deky Aji. 2015. “Pengembangan Daerah Berdasarkan Tipologi Pertumbuhan
Ekonomi dan Ketimpangan Sektor di Wilayah Kedung Sepur”. Journal of Economics
and Policy Vol. 8 No.1, Hal: 1-88. Universitas Negeri Semarang : Semarang
Waluyo, Joko. 2004. “Hubungan Antara Tingkat Kesenjangan Pendapatan Dengan
Pertumbuhan Ekonomi: Suatu Studi Lintas Negara”. Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 9 No. 1, Juni 2004, Hal: 1 – 20.

CRITICAL REVIEW JURNAL PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH Page 10


Jejak 8 (1) (2015): 1-88. DOI: 10.15294/jejak.v7i1.

JEJAK
Journal of Economics and Policy
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jejak

PENGEMBANGAN DAERAH BERDASARKAN TIPOLOGI


PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN
SEKTOR DI WILAYAH KEDUNG SEPUR
Deky Aji Suseno1 

Universitas Negeri Semarang


1

Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15294/jejak.v7i1.

Received : 20 Oktober 2014; Accepted: 11 November 2014; Published: March 2015

Abstract
This study aimed to analyze the typology of economic growth and inequality in the region Kedung railroad sector, which in turn can
implement economic development strategies in the region Kedung railroad based typology of economic growth and inequality sektor.
Metode typology analysis using economic growth and sectoral imbalances and analysis is deskriptif.Hasilnya Demak and Grobogan
(Purwodadi) entered in the classification of areas with growth and sectoral imbalances below the rata.Kota and Semarang district
entered on the classification of regions with GDP growth and sectoral imbalances above the rata.Sedangkan Kendal and Salatiga has a
GDP growth above average and below the average sectoral imbalances rata.Fokus economic development strategy that should be done is
in accordance with the position classification and Grobogan daerah.Demak ekonomi.Kota focus on growth and Semarang District focus
on income distribution sektoralnya.Kabupaten Kendal and had good Salatiga , only need to maintain these conditions.

Keywords: Typology, growth, gap.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan melakukan analisis tipologi pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan sektor di wilayah Kedung Sepur, yang
selanjutnya dapat menerapkan strategi pengembangan perekonomian di wilayah Kedung Sepur berdasarkan tipologi pertumbuhan
ekonomi dan ketimpangan sektor.Metode analisis menggunakan tipologi pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan sektoral
serta analisis deskriptif.Hasilnya adalah Kabupaten Demak dan Grobogan (Purwodadi) masuk pada klasifikasi daerah dengan
pertumbuhan dan ketimpangan sektoral dibawah rata-rata.Kota dan Kabupaten Semarang masuk pada klasifikasi daerah dengan
pertumbuhan PDRB dan ketimpangan sektoralnya diatas rata-rata.Sedangkan Kabupaten Kendal dan Kota Salatiga mempunyai
pertumbuhan PDRB diatas rata-rata dan ketimpangan sektoralnya dibawah rata-rata.Fokus strategi pembangunan ekonomi yang
harus dilakukan adalah sesuai dengan posisi klasifikasi daerah.Demak dan Grobogan fokus pada pertumbuhan ekonomi.Kota dan
Kabupaten Semarang fokus pada pemerataan pendapatan sektoralnya.Kabupaten Kendal dan Kota Salatiga sudah baik, hanya perlu
mempertahankan kondisi tersebut.

Kata Kunci: tipologi, pertumbuhan, ketimpangan.

How to Cite: . (2014). judul. JEJAK Journal of Economics and Policy, 8 (1): 1-88 doi: 10.15294jejak.v7i1.

© 2015 Semarang State University. All rights reserved


Corresponding author : ISSN 1979-715X
Address: Kampus Unnes Sekaran, Semarang 50229
E-mail: ajisusenounnes@yahoo.co.id
JEJAK Journal of Economics and Policy 8 (1) (2015): 1-88 55

PENDAHULUAN kemerataan, baik kemerataan pendapatan


Pertumbuhan ekonomi merupakan antar individu, serta belum sesuai dengan
tujuan utama dari negara – negara di dunia. tujuan dari strategi pembangunan Indone-
Upaya dilakukan guna meningkatkan per- sia yang pro growth with equity. Todaro dan
tumbuhan ekonomi, termasuk Indonesia. Stephen (2006) juga menyatakan bahwa
Rencana Pembangunan Jangka Menengah pertumbuhan memang penting, tetapi per-
Nasional 2010 – 2014 menyebutkan bahwa tumbuhan saja belum cukup. Harus disertai
dalam Rencana Pembangunan Jangka Me- adanya pemerataan. Kuncoro (2013) meny-
nengah Nasional (RPJMN) 2004 - 2009 te- atakan bahwa kesenjangan PDRB per Kapi-
lah ditetapkan tiga strategi pembangunan ta di Indonesia cenderung meningkat baik
ekonomi, yaitu pro growth, pro jobs dan pro antar pulau maupun antar provinsi dalam
poor. Melalui strategi pro growth, tujuannya kurun waktu tahun 2001-2010
adalah terjadinya percepatan laju pertum- Fenomena keterkaitan antara per-
buhan ekonomi yang disertai dengan per- tumbuhan dan ketimpangan tersebut juga
baikan distribusi pendapatan (growth with terjadi di Wilayah Kedung Sepur.Pertumbu-
equity), dan dikatakan berhasil. han ekonomi dan ketimpangan pendapatan
Realita menunjukkan pertumbuhan di wilayah Kedung Sepur dapat dilihat pada
ekonomi yang meningkat, namun juga dii- Gambar 2. Pada Gambar 2 tersebut menun-
kuti dengan adanya peningkatan ketimpan- jukkan bahwa pertumbuhan ekonomi da-
gan antar sektor, namun juga ketimpangan erah yang tinggi, namun ketimpangan juga
pendapatan antar individu. Data perkem- tinggi, namun pertumbuhan ekonomi yang
bangan Pertumbuhan Ekonomi dan Indeks rendah, ketimpangan yang ada juga rendah
Gini Indonesia Tahun 2002 sampai Tahun secara relatif.
2011 dapat dilihat pada Gambar 1. Berdasarkan latar belakang masalah,
Data – data PDB dan Indeks Gini In- maka dapat dirumuskan bahwa masalah
donesia yang terdapat pada Gambar 1 mem- yang terdapat dalam pengembangan wila-
perlihatkan bahwa ada permasalahan yang yah di Kedung Sepur adalah pertumbuhan
perlu dikaji lebih jauh, terkait dengan per- ekonomi yang selalu meningkat tetapi tidak
tumbuhan PDB yang berfluktuatif, dan ke- disertai dengan adanya pemerataan antar
timpangan pendapatan yang mengalami sektor.Sehingga belum sesuai harapan di-
peningkatan. Hal tersebut belum sesuai mana pertumbuhan ekonomi yang tinggi
harapan dari adanya pertumbuhan adalah disertai dengan adanya pemerataan, khu-
kesejahteraan yang disertai dengan adanya susnya pemerataan pendapatan antar sek-

Sumber: www.bps.go.id, diolah


Gambar 1. Perbandingan Perkembangan Pertumbuhan PDB dan Indeks Gini Indonesia
Tahun 2002 - 2011
56 Deky Aji Suseno, Pengembangan Daerah Berdasarkan Tipologi Pertumbuhan Ekonomi
dan Ketimpangan Sektor Di Wilayah Kedung Sepur

Sumber: www.bps.go.id, diolah.


Gambar 2. Pertumbuhan Ekonomi dan Indeks Gini Kedung Sepur Tahun 2011
tor PDRB.Diperlukan pemetaan/tipologi lah model basis ekspor.Model Basis Ekspor
pertumbuhan ekonomi dan sektor potensi, pertama kali diperkenalkan oleh Douglas
sehingga dapat diajukan strategi pengem- C. North pada Tahun 1965 (Sjafrizal, 2008).
bangan perekonomian daerah yang tidak Menurut model ini, pertumbuhan ekonomi
hanya mencapai pertumbuhan ekonomi suatu daerah ditentukan oleh Keuntungan
yang tinggi namun juga adanya pemerataan Kompetitif (competitive advantage) yang
antar sektor. dimiliki oleh daerah tersebut.Bila daerah
Pertumbuhan ekonomi regional dapat mendorong pertumbuhan sektor –
diukur dengan menggunakan Produk Do- sektor yang mempunyai keuntungan kom-
mestik Regonal Bruto (PDRB).Pertumbu- petitif sebagai basis ekspor, maka pertum-
han merupakan perubahan PDRB dari ta- buhan daerah tersebut dapat meningkat.
hun ke tahun.Rumus untuk menghitung Menurut John P Blair dalam Sjafrizal
Pertumbuhan Ekonomi Regional adalah (2008), Model Basis Ekspor dapat diformu-
sebagai berikut. lasikan dengan menggunakan apa yang di-
sebut formal income model. Model tersebut
y = (〖PDRB〗_t-〖PDRB〗_(t-1))/〖PDRB〗_(t- menyatakan bahwa PDRB adalah sebagai
1) x100% ......................(1) berikut.
Y = C + MI – MO ....(2)
Dimana; y adalah Pertumbuhan Ekonomi
Regional, PDRBt adalah Produk Domestik
Dimana Y adalah PDRB, C adalah kon-
Regonal Bruto pada tahun tertentu, PDRBt-1
sumsi, MI menunjukkan arus uang masuk
adalah Produk Domestik Regonal Bruto
karena adanya ekspor dan MO adalah arus
pada tahun sebelumnya.
uang keluar karena adanya impor. Karena C
Pemikiran tentang pertumbuhan = a + bY, MI = Eo, dan MO = iY, maka persa-
ekonomi daerah sudah dimulai sejak Tahun maan dapat ditulis menjadi:
1950an (Sjafrizal. 2008). Dalam perkemban-
gan ilmu ekonomi regional, terdapat tiga Y = a + bY + Eo – iY ...(3)
model pertumbuhan yang cukup dikenal,
yaitu model Basis Ekspor, Model Interregio- Atau Y = [1/(1-b+i)](a + Eo) ...(4)
nal Income, dan Model Neo Klasik.
Teori yang mendukung pertum- Dimana a menunjukkan konsum-
buhan ekonomi daerah diantaranya ada- si otonom, b adalah marginal propensity
JEJAK Journal of Economics and Policy 8 (1) (2015): 1-88 57

to consume (MPC), Eo adalah ekspor yang jangan pendapatan dengan pertumbuhan


fluktuasinya ditentukan lebih banyak oleh ekonomi dapat dijelaskan dengan Kuznets
faktor luar, dan i adalah marginal propensi- Hypothesis.Hipotesis tersebut berawal dari
ty to import. pertumbuhan ekonomi (berasal dari tingkat
Pertumbuhan adalah perubahan pendapatan yang rendah berasosiasi dalam
PDRB, maka persamaan dapat dibuat dalam suatu masyarakat agraris pada tingkat awal)
perubahan sebagai berikut. yang pada mulanya menaik pada tingkat ke-
senjangan pendapatan rendah hingga sam-
∆Y = [1/(1-b+i)] ∆Eo ....(5) pai pada suatu tingkat pertumbuhan ter-
tentu selanjutnya menurun. Indikasi yang
Atau ∆Y = k ∆Eo ....(6)
diberikan oleh Kuznet di atas didasarkan
Model kedua yang sering menjadi pada riset dengan menggunakan data time
dasar dalam pembangunan daerah adalah series terhadap indikator kesenjangan ne-
Model Interregional Incomedimana meru- gara Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat.
pakan perluasan dari Model Basis Ekspor Hipotesis Kuznets tersebut dapat digambar-
yang dikembangkan oleh Harry W. Richard- kan seperti Gambar 3 berikut ini.(Waluyo,
son pada Tahun 1978 (Sjafrizal, 2008). Mo- 2004).
del ini memasukkan hubungan ekonomi
antar wilayah, sehingga mengasumsikan
bahwa ekspor merupakan variabel yang
masuk dalam sistem (variabel endogen),
berbeda dengan Model Basis Ekspor yang
mengasumsikan bahwa ekspor merupakan
variabel eksogen.
Model Pertumbuhan Interregional
sederhana dapat dirumuskan:

Sumber: Waluyo, 2004.


Yi = Ci + Ii + Gi + (Xi – Mi) ....(7)
Gambar 3. Hipotesis Kuznets
Dimana Y adalah PDRB, C merupakan Martin dan Sunley (1998) menyatakan
Konsumsi, I adalah Investasi, G menun- memang regional convergencemerupakan
jukkan pengeluaran pemerintah, X adalah proses yang berjalan pelan dan terjadi seca-
ekspor, M merupakan Impor,dan i menun- ra kontinyu. Jadi, suatu daerah untuk men-
jukkan daerah/region tertentu. capai pertumbuhan yang tinggi dan adanya
Teori Lokasi juga berusaha untuk kemerataan memerlukan waktu yang tidak
menjelaskan distribusi kegiatan di ruang/ sebentar, sehingga perlu diteliti secara kon-
wilayah, tujuannyauntuk mengidentifika- tinyu pula.Model neoklasik konvergensi
si faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi spasial adalah mungkin yang paling relevan
kegiatan individu,alokasi bagian yang ber- dari semuamodel dipertimbangkan, karena
beda dari wilayah di antara berbagai jenis teori yang lain umumnya asumsi yang men-
produksi, membagi pasar spasial antara dasarinya terbatas dan hasil pengujian seca-
produsen, dan distribusi fungsional kegia- ra empiris sebagian besar tidak mendukung
tan di ruang/wilayah (Capello, 2011). Jadi, pertumbuhan (Harris, 2008).
pemerataan pertumbuhan antar sektor juga Pembangunan daerah yang berbeda-
menjadi hal penting untuk diperhatikan da- beda merupakan masalah kompleks dan
lam pengembangan daerah. merupakan proses dinamis secara tempo-
Namun demikian, sesuai dengan yang rer. Sedikit menghubungkan antara metode
terjadi di Wilayah Kedungsepur bahwa per- pembangunan yang baru dan teori pem-
tumbuhan diiringi dengan adanya ketim- bangunan daerah klasik akan sangat mem-
pangan.Hubungan antara tingkat kesen- bantu menginterpretasikan dan memahami
58 Deky Aji Suseno, Pengembangan Daerah Berdasarkan Tipologi Pertumbuhan Ekonomi
dan Ketimpangan Sektor Di Wilayah Kedung Sepur
masalah perbedaaan daerah tersebut. (Liu maupun untuk mengurangi ketimpangan
et al, 2013). Kondisi daerah yang heterogen antar sektor.
juga membutuhkan strategi pembangunan Berdasarkantipologi pertumbuhan
berdasarkan kekuatan dan karakteristik dan ketimpangan tersebut, dapat diambil
masing-masing daerah (Ascani et al, 2012). tiga strategi, berdasarkan posisi/klasifikasi
daerah.Lebih jelasnya lihat gambar berikut
METODE PENELITIAN ini.
Penelitian ini dilaksanakan di wila- Metode analisis deskriptif digunakan
yah pembangunan perkotaan Kedungsepur untuk melengkapi analisis Tipologi.Hasil
(Kendal, Demak, Ungaran, Semarang, Sa- dari analisis Tipologi dijelaskan menggu-
latiga dan Purwodadi).Jenis data yang di- nakan analisis deskriptif.Analisis ini digu-
gunakan dalam penelitian ini adalah data nakan untuk menggambarkan dan menje-
sekunder, yaitu data Produk Domestik Re- laskan hasil analisis tipologi, serta strategi
gional Bruto Kedung Sepur.Data diperoleh pengembangan perekonomian daerah ber-
dari berbagai sumber seperti BPS, BI, buku dasar analisis tipologi pertumbuhan ekono-
literatur, dan internet.Metode analisis yang mi dan ketimpangan antar sektor.
digunakan dalam penelitian ini adalah kua-
HASIL DAN PEMBAHASAN
litatif deskriptif dan analisis Tipologi.
Analisis tipologi digunakan untuk Hubungan antara pertumbuhan eko-
memetakan dan melihat klasifikasi variabel nomi dan ketimpangan pendapatan ditun-
yang ingin dianalisis.Penelitian ini meme- jukkan oleh Hipotesis Kuznets.Penelitian
takan dan melihat klasifikasi suatu daerah Kuznets (1955) melihat hubungan antara
berdasar Pertumbuhan PDRBdan Ketim- pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan
pangan sektoral.Hasil yang diperoleh da- dengan pendekatan variabel PDB per ka-
pat memperlihatkan apakah pertumbuhan pita dan Indeks Gini. Penelitian ini meng-
PDRB daerah tersebut berada di atas rata gunakan modifikasi dari hipotesis Kuznets
– rata atau di bawah rata – rata, dan ketim- dimana PDB per kapita diganti dengan Per-
pangan sektoralnya di atas rata – rata atau di tumbuhan PDRB per Kapita, karena wilayah
bawah rata – rata. yang diteliti adalah tingkat regional kabu-
Analisis tipologi dapat digunakan se- paten, sedangkan untuk ketimpangan ma-
bagai dasar dalam pengambilan keputusan sih sama menggunakan Indeks Gini sebagai
untuk mengembangkan suatu daerah.Sek- variabel. Hasil hubungan tersebut meng-
tor mana yang harus dikembangkan, baik gunakan grafik scatter seperti pada gambar
untuk meningkat pertumbuhan ekonomi 4sebagai berikut.

Sumber : Sjafrizal (2008), dimodikasi


Gambar 4. Tipologi Pertumbuhan dan Ketimpangan
JEJAK Journal of Economics and Policy 8 (1) (2015): 1-88 59

Sumber: www.bps.go.id, data diolah.


Gambar 4. Pertumbuhan PDRB dan Ketimpangan di Wilayah Kedungsepur Tipologi Dae-
rah berdasarkan Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Antar Sektor

Hasil tipologi berdasarkan pertumbu- pertumbuhan kurang baik karena di bawah


han Ekonomi dan ketimpangan antar sek- rata – rata 5,28%. Hasil ini juga sesuai den-
tor, Kota Semarang dan Kabupaten Sema- gan Hipotesis Kuznets dalam jangka pen-
rang (Ungaran) mempunyai Pertumbuhan dek yang menyatakan bahwa pertumbuhan
Ekonomi dan ketimpangan antar sektor di ekonomi dengan ketimpangan pendapatan
atas rata – rata, dimana pertumbuhan eko- (dalam hal ini adalah ketimpangan sekto-
nomi rata – rata sebesar 5,28% dan standar ral) berhubungan positif.
deviasi sektoral rata – rata sebesar 856.813,21 Berdasarkan hasil tersebut, maka
juta rupiah. Hal tersebut sesuai dengan Kota Semarang dan Kabupaten Semarang
Hipotesis Kuznets dalam jangka pendek, (Ungaran) perlu ditingkatkan lagi dalam
dimana pertumbuhan ekonomi dan ketim- redistribusi pendapatan sektoral sehing-
pangan pendapatan berhubungan positif. ga tidak timpang terlalu jauh, sedangkan
Ketimpangan disini dimodifikasi menjadi Kabupaten Kendal dan Kota Salatiga perlu
ketimpangan antar sektor yang dilihat dari dipertahankan, karena pertumbuhan eko-
standar deviasi sektor. nomi sudah tinggi dan ketimpangan sekto-
Kabupaten Kendal dan Kota Salatiga ralnya di bawah rata – rata. Kabupaten De-
mempunyai pertumbuhan ekonomi yang mak dan Purwodadi perlu ditingkatkan lagi
tinggi di atas rata – rata namun ketimpan- pertumbuhan ekonominya, dengan mem-
gan antar sektor berada di bawah rata – rata. perhatikan kemerataan antar sektoral agar
Hal ini juga sesuai dengan hipotesis Kuz- tidak mengalami ketimpangan.
nets jangka panjang, dimana pertumbuhan Lebih jelas mengenai gambaran tipo-
ekonomi dan ketimpangan berhubungan logi daerah kabupaten/kota Kedung Sepur
negatif.Ketika pertumbuhan tinggi, maka berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan
ketimpangan rendah. ketimpangan sektoral dapat dilihat pada
Kabupaten Demak dan Purwodadi Gambar 5.
berapa pada klasifikasi daerah dengan per- Berdasarkan Gambar 5. Tipologi Per-
tumbuhan ekonomi dan ketimpangan sek- tumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Sek-
tor yang rendah. Satu sisi ketimpangan sek- toralKawasan Kedung Sepur, Kabupaten
tor baik karena rendah, namun di sisi lain Kendal dan Kota Salatiga sudah ideal karena
60 Deky Aji Suseno, Pengembangan Daerah Berdasarkan Tipologi Pertumbuhan Ekonomi
dan Ketimpangan Sektor Di Wilayah Kedung Sepur
pertumbuhan diatas rata – rata dan ketim- SIMPULAN
pangan dibawah rata – rata. Kabupaten De-
Simpulan yang dapat diambil dari
mak dan Purwodadi/Grobogan masuk da-
penelitian ini adalah; (1) Kabupaten Demak
lam klasifikasi daerah dengan pertumbuhan
dan Grobogan (Purwodadi) masuk pada
rendah dan pertumbuhan ekonomi rendah,
klasifikasi daerah dengan pertumbuhan dan
sehingga perlu strategi pertama yaitu per-
ketimpangan sektoral dibawah rata-rata.
lu meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Kota dan Kabupaten Semarang masuk pada
dengan mempertahankan kemerataan an-
klasifikasi daerah dengan pertumbuhan
tar sektor. Adapun Kota Semarang dan Ka-
PDRB dan ketimpangan sektoralnya diatas
bupaten Semarang/Ungaran masuk dalam
rata-rata.Sedangkan Kabupaten Kendal dan
kategori daerah dengan pertumbuhan eko-
Kota Salatiga mempunyai pertumbuhan
nomi di atas rerata dan ketimpangan diatas
PDRB diatas rata-rata dan ketimpangan sek-
rerata juga sehingga perlu strategi tiga. Stra-
toralnya dibawah rata-rata, dan (2) Fokus
tegi tiga yaitu tetap meningkatkan/menjaga
strategi pembangunan ekonomi yang harus
pertumbuhan ekonomi tetapi harus men-
dilakukan adalah sesuai dengan posisi kla-
gurangi ketimpangan antar sektor.
sifikasi daerah.Demak dan Grobogan fokus
pada pertumbuhan ekonomi.Kota dan Ka-
bupaten Semarang fokus pada pemerataan
3,000,000
Standar Deviasi Sektoral Kedung Sepur (Rp Juta)

2,500,000
Semarang 5
pendapatan sektoralnya.Kabupaten Kendal
2,000,000
dan Kota Salatiga sudah baik, hanya perlu
mempertahankan kondisi tersebut.
1,500,000
Berdasarkan hasil dari analisis, maka
1,000,000 Ungaran
3
rekomendasi yang dapat diberikan adalah;
856,813.21

500,000 Demak
1
Kendal (1) Daerah perlu memetakan posisinya ber-
dasar pertumbuhan ekonomi dan ketimpan-
6 2
Purw odadi Salatiga
4
0
3.5 4.0 4.5 5.0 5.28 5.5 6.0 6.5 gan sektoralnya, agar tercipta growth with
Pertumbuhan PDRB Kedung Sepur (%) equity, dan (2) Perlu dilakukan penelitian
yang mendukung hasil ini, yaitu penelitian
Sumber: www.bps.go.id, data diolah. mengenai pengeluaran pemerintah daerah
Gambar 5. Tipologi Pertumbuhan Ekono- berdasar sektor-sektor PDRB. Apakah pen-
mi dan Ketimpangan Sektoral Kawasan Ke- geluaran pemerintah daerah tersebut sudah
dung Sepur Tahun 2011 mendukung growth with equity atau belum.
Menurut Kuncoro (2013) untuk men- DAFTAR PUSTAKA
ciptakan pertumbuhan ekonomi dan men- Ascani, Andrea. et al. (2012). Regional Economic
gurangi kemiskinan, pengangguran dan Delopment A Review.Sharing Knowledge As-
ketimpangan pada saat yang sama, peme- sets Interregionally Cohesive Neighborhoods
rintah harusmelakukan beberapa terobo- Working Paper. WP1/03 Januari 2012.
Capello, Roberta. (2011). Location, Regional
san: (1) mengalokasikan sejumlah dana dari Growthand Local Development Theories. AE-
kementerian dan instansi pusat, dekonsent- STIMUM 58, Giugno 2011: 1-25.
rasi, dan bantuantugas untuk mentransfer Harris, Richard. (2008). Models of Regional Growth:
dana ke daerah; (2) meningkatkan investasi Past,Present and Future. Spatial Economic Re-
publik untuk mempercepat pembangunan searh Center Discussion Paper 2. July 2008.
Kuncoro, Mudrajad. (2013). Economic Geography of
infrastruktur di daerah tertinggal dan Kawa- Indonesia: Can MP3EI Reduce Inter-Regional
san Timur Indonesia; (3) mendorong inves- Inequality?.South East Asia Journal of Con-
tasi swasta dengan memberikan kemuda- temporary Business, Economics and Law. Vol.
han perizinan dan penyediaan infrastruktur 2, Issue 2 June.
Kuznets, Simon. (1955). Economic Growth and In-
yang memadai; (4)mendorong pemerintah come Inequality. The American Economic Re-
provinsi dan kabupaten untuk menerapkan view, Vol. 45, No. 1. (Mar., 1955), pp. 1-28.
penganggaran pro-publik daripada angga- Liu, Yanhua. et al. (2013). Visual simulation of regional
ran pro-birokrasi. developmen diferentiation in Beijing Tianjin-
JEJAK Journal of Economics and Policy 8 (1) (2015): 1-88 61

Hebei Metropolitan Region.Journal of Geo- Todaro, Michael P., dan Stephen C. Smith. (2006)
graphical Sciences.Vol 23 Issue 3, Juni 2013. .Pembangunan Ekonomi. Edisi 9.Jilid 1. Jakar-
Martin, Roy., and Sunley Peter. (1998). Slow Conver- ta: Erlangga.
gence? The New Endogenous Growth Theory Waluyo, Joko. (2004). Hubungan Antara Tingkat Ke-
and Regional Development. Economic Geog- senjangan Pendapatan Dengan Pertumbuhan
raphy. Vol 74 No 3 Juli 1998. 201-227. Ekonomi: Suatu Studi Lintas Negara. Jurnal
Peraturan Pemerintah No 26 Tahun 2008 tentang Ekonomi Pembangunan Vol. 9 No. 1, Juni
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.Jakarta 2004, Hal: 1 – 20.
Sjafrizal. (2008). Ekonomi Regional: Teori dan Aplika-
si. Jakarta: Niaga Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai