Mata Kuliah:
Ekonomi Wilayah
Dosen Pengampu :
Ajeng Nugrahaning Dewanti, S.T., M.T., M.Sc.
Devi Triwidya Sitaresmi, S.T., M.T.
Mega Ulimaz, S.T., M.T.
Disusun Oleh :
Herita Devianti Sekar Arum 08171025
I. RINGKASAN JURNAL
Seperti yang diketahui, pertumbuhan ekonomi pada saat ini menjadi tujuan utama
dari negara-negara di seluruh dunia, dimana segala upaya dilakukan untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi termasuk juga di Negara Indonesia. Pada kenyataannya, seiring
meningkatnya pertumbuhan ekonomi diikuti pula dengan peningkatan ketimpangan antar
sektor serta ketimpangan pendapatan antar individu. Sebagaimana diketahui dari data
perkembangan pertumbuhan ekonomi dan indeks gini Indonesia memperlihatkan bahwa
terdapat permasalahan yang perlu dikaji lebih lanjut terkait dengan pertumbuhan Produk
Domestik Bruto yang fluktuatif serta ketimpangan pendapatan yang mengalami
peningkatan. Dimana hal tersebut belum sesuai dengan harapan dari adanya pertumbuhan
yaitu kesejahteraan diikuti dengan kemerataan pendapatan antar individu.
Pada wilayah Kedung Sepur juga terjadi permasalahan keterkaitan antara
pertumbuhan dan ketimpangan. Pertumbuhan ekonomi serta ketimpangan pendapatan di
wilayah Kedung Sepur menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi daerah yang tinggi
namun ketimpangan yang terjadi juga tinggi begitu juga sebaliknya pertumbuhan ekonomi
daerah yang rendah namun ketimpangan yang terjadi juga relatif rendah. Berdasarkan latar
belakang masalah maka dapat dirumuskan bahwa masalah yang terdapat dalam
pengembangan wilayah di Kedung Sepur yaitu pertumbuhan ekonomi yang selalu meningkat
tetapi tidak disertai dengan adanya pemerataan yang dilakukan antar sektor sehingga
diperlukan pemetaan/tipologi pertumbuhan ekonomi dan sektor potensi agar dapat
dirumuskan strategi pengembangan perekonomian daerah yang tidak hanya mencapai
pertumbuhan ekonomi yang tinggi namun juga adanya pemerataan antar sektor.
Keterangan :
y = Pertumbuhan Ekonomi Regional
PDRBt = Produk Domestik Regional Bruto pada tahun tertentu
PDRB(t-1) = Produk Domestik Regional Bruto pada tahun sebelumnya
Menurut Sjafrizal (2008), dalam perkembangan ilmu ekonomi regional, terdapat tiga
model pertumbuhan yaitu model Basis Ekspor, Model Interregional Income, dan Model Neo
Klasik. Menurut Waluyo (2004), hubungan antara tingkat kesenjangan pendapatan dengan
pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan dengan Kuznets Hypothesis. Hipotesis berawal dari
pertumbuhan ekonomi yang meningkat pada tingkat kesenjangan pendapatan rendah
hingga sampai pada suatu tingkat pertumbuhan tertentu selanjutnya menurun.
Adapun metode penelitian yang dalam penelitian ini yaitu penelitian dilakukan di
wilayah pembangunan perkotaan Kedung Sepur (Kendal, Demak, Unggaran, Semarang,
Salatiga, dan Purwodadi). Dengan jenis data yang digunakan adalah data sekunder
mengenai data Produk Domestik Regional Bruto Kedung Sepur serta metode analisis yang
digunakan dalam penelitian yaitu analisis kualitatif deskriptif dan analisis tipologi. Analisis
tipologi digunakan untuk memetakan dan melihat klasifikasi suatu daerah berdasarkan
pertumbuhan PDRB dan ketimpangan sektoral serta dapat digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan untuk mengembangkan suatu daerah dan menilai sektor mana yang
harus dikembangkan baik untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi maupun untuk
mengurangi ketimpangan antar sektor. Analisis deskriptif digunakan sebagai pelengkap dari
analisis tipologi yaitu dengan menggambarkan dan menjelaskan hasil analisis tipologi serta
strategi pengembangan perekonomian daerah berdasarkan hasil analisis tipologi.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan peneliti dapat diketahui bahwa hasil
tipologi berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan antar sektor, Kota
Semarangan dan Kabupaten Semarang (Ungaran) memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi
dan ketimpangan antar sektor diatas rata-rata yaitu sebesar 5,28% dengan standar deviasi
sektoral sebesar 856.813,21 juta rupiah. Dimana berdasarkan Hipotesis Kuznets berarti
bahwa pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan berhubungan positif.
Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kendal dan Kota Salatiga dapat dikatakan tinggi di atas
rata – rata namun ketimpangan antar sektor berada di bawah rata – rata. Hal ini juga sesuai
dengan hipotesis Kuznets, dimana pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan berhubungan
III. KESIMPULAN
Setelah melakukan critical review terhadap jurnal dengan judul “Pengembangan
Daerah Berdasarkan Tipologi Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Sektor di Wilayah
Kedung Sepur”, maka dapat diambil kesimpulan yaitu pertumbuhan ekonomi pada saat ini
menjadi tujuan utama dari Negara Indonesia, dimana segala upaya dilakukan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi namun seiring meningkatnya pertumbuhan ekonomi
diikuti pula dengan peningkatan ketimpangan antar sektor serta ketimpangan pendapatan
antar individu. Pertumbuhan ekonomi serta ketimpangan pendapatan di wilayah Kedung
Sepur menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi daerah yang tinggi namun ketimpangan
yang terjadi juga tinggi begitu juga sebaliknya pertumbuhan ekonomi daerah yang rendah
namun ketimpangan yang terjadi juga relatif rendah. tipologi pertumbuhan ekonomi dan
ketimpangan sektoral di wilayah Kedung Sepur, Kabupaten Kendal dan Kota Salatiga sudah
ideal karena termasuk kedalam klasifikasi daerah dengan pertumbuhan ekonomi diatas rata-
rata. Kemudian untuk Kabupaten Demak dan Purwodadi termasuk kedalam klasifikasi
daerah dengan pertumbuhan ekonomi rendah. Untuk Kota Semarang dan Kabupaten
Semarang (Unggaran) termasuk kedalam klasifikasi daerah dengan pertumbuhan ekonomi
diatas rata-rata serta ketimpangan diatas rata-rata. Berdasarkan hasil dari analisis,
rekomendasi yang dapat diberikan yaitu:
1. Daerah perlu memetakan posisinya berdasar pertumbuhan ekonomi dan
ketimpangan sektoralnya, agar tercipta growth with equity
2. Perlu dilakukan penelitian yang mendukung hasil ini, yaitu penelitian mengenai
pengeluaran pemerintah daerah berdasar sektor-sektor PDRB. Apakah pengeluaran
pemerintah daerah tersebut sudah mendukung growth with equity atau belum.
JEJAK
Journal of Economics and Policy
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jejak
Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15294/jejak.v7i1.
Abstract
This study aimed to analyze the typology of economic growth and inequality in the region Kedung railroad sector, which in turn can
implement economic development strategies in the region Kedung railroad based typology of economic growth and inequality sektor.
Metode typology analysis using economic growth and sectoral imbalances and analysis is deskriptif.Hasilnya Demak and Grobogan
(Purwodadi) entered in the classification of areas with growth and sectoral imbalances below the rata.Kota and Semarang district
entered on the classification of regions with GDP growth and sectoral imbalances above the rata.Sedangkan Kendal and Salatiga has a
GDP growth above average and below the average sectoral imbalances rata.Fokus economic development strategy that should be done is
in accordance with the position classification and Grobogan daerah.Demak ekonomi.Kota focus on growth and Semarang District focus
on income distribution sektoralnya.Kabupaten Kendal and had good Salatiga , only need to maintain these conditions.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan melakukan analisis tipologi pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan sektor di wilayah Kedung Sepur, yang
selanjutnya dapat menerapkan strategi pengembangan perekonomian di wilayah Kedung Sepur berdasarkan tipologi pertumbuhan
ekonomi dan ketimpangan sektor.Metode analisis menggunakan tipologi pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan sektoral
serta analisis deskriptif.Hasilnya adalah Kabupaten Demak dan Grobogan (Purwodadi) masuk pada klasifikasi daerah dengan
pertumbuhan dan ketimpangan sektoral dibawah rata-rata.Kota dan Kabupaten Semarang masuk pada klasifikasi daerah dengan
pertumbuhan PDRB dan ketimpangan sektoralnya diatas rata-rata.Sedangkan Kabupaten Kendal dan Kota Salatiga mempunyai
pertumbuhan PDRB diatas rata-rata dan ketimpangan sektoralnya dibawah rata-rata.Fokus strategi pembangunan ekonomi yang
harus dilakukan adalah sesuai dengan posisi klasifikasi daerah.Demak dan Grobogan fokus pada pertumbuhan ekonomi.Kota dan
Kabupaten Semarang fokus pada pemerataan pendapatan sektoralnya.Kabupaten Kendal dan Kota Salatiga sudah baik, hanya perlu
mempertahankan kondisi tersebut.
How to Cite: . (2014). judul. JEJAK Journal of Economics and Policy, 8 (1): 1-88 doi: 10.15294jejak.v7i1.
Corresponding author : ISSN 1979-715X
Address: Kampus Unnes Sekaran, Semarang 50229
E-mail: ajisusenounnes@yahoo.co.id
JEJAK Journal of Economics and Policy 8 (1) (2015): 1-88 55
2,500,000
Semarang 5
pendapatan sektoralnya.Kabupaten Kendal
2,000,000
dan Kota Salatiga sudah baik, hanya perlu
mempertahankan kondisi tersebut.
1,500,000
Berdasarkan hasil dari analisis, maka
1,000,000 Ungaran
3
rekomendasi yang dapat diberikan adalah;
856,813.21
500,000 Demak
1
Kendal (1) Daerah perlu memetakan posisinya ber-
dasar pertumbuhan ekonomi dan ketimpan-
6 2
Purw odadi Salatiga
4
0
3.5 4.0 4.5 5.0 5.28 5.5 6.0 6.5 gan sektoralnya, agar tercipta growth with
Pertumbuhan PDRB Kedung Sepur (%) equity, dan (2) Perlu dilakukan penelitian
yang mendukung hasil ini, yaitu penelitian
Sumber: www.bps.go.id, data diolah. mengenai pengeluaran pemerintah daerah
Gambar 5. Tipologi Pertumbuhan Ekono- berdasar sektor-sektor PDRB. Apakah pen-
mi dan Ketimpangan Sektoral Kawasan Ke- geluaran pemerintah daerah tersebut sudah
dung Sepur Tahun 2011 mendukung growth with equity atau belum.
Menurut Kuncoro (2013) untuk men- DAFTAR PUSTAKA
ciptakan pertumbuhan ekonomi dan men- Ascani, Andrea. et al. (2012). Regional Economic
gurangi kemiskinan, pengangguran dan Delopment A Review.Sharing Knowledge As-
ketimpangan pada saat yang sama, peme- sets Interregionally Cohesive Neighborhoods
rintah harusmelakukan beberapa terobo- Working Paper. WP1/03 Januari 2012.
Capello, Roberta. (2011). Location, Regional
san: (1) mengalokasikan sejumlah dana dari Growthand Local Development Theories. AE-
kementerian dan instansi pusat, dekonsent- STIMUM 58, Giugno 2011: 1-25.
rasi, dan bantuantugas untuk mentransfer Harris, Richard. (2008). Models of Regional Growth:
dana ke daerah; (2) meningkatkan investasi Past,Present and Future. Spatial Economic Re-
publik untuk mempercepat pembangunan searh Center Discussion Paper 2. July 2008.
Kuncoro, Mudrajad. (2013). Economic Geography of
infrastruktur di daerah tertinggal dan Kawa- Indonesia: Can MP3EI Reduce Inter-Regional
san Timur Indonesia; (3) mendorong inves- Inequality?.South East Asia Journal of Con-
tasi swasta dengan memberikan kemuda- temporary Business, Economics and Law. Vol.
han perizinan dan penyediaan infrastruktur 2, Issue 2 June.
Kuznets, Simon. (1955). Economic Growth and In-
yang memadai; (4)mendorong pemerintah come Inequality. The American Economic Re-
provinsi dan kabupaten untuk menerapkan view, Vol. 45, No. 1. (Mar., 1955), pp. 1-28.
penganggaran pro-publik daripada angga- Liu, Yanhua. et al. (2013). Visual simulation of regional
ran pro-birokrasi. developmen diferentiation in Beijing Tianjin-
JEJAK Journal of Economics and Policy 8 (1) (2015): 1-88 61
Hebei Metropolitan Region.Journal of Geo- Todaro, Michael P., dan Stephen C. Smith. (2006)
graphical Sciences.Vol 23 Issue 3, Juni 2013. .Pembangunan Ekonomi. Edisi 9.Jilid 1. Jakar-
Martin, Roy., and Sunley Peter. (1998). Slow Conver- ta: Erlangga.
gence? The New Endogenous Growth Theory Waluyo, Joko. (2004). Hubungan Antara Tingkat Ke-
and Regional Development. Economic Geog- senjangan Pendapatan Dengan Pertumbuhan
raphy. Vol 74 No 3 Juli 1998. 201-227. Ekonomi: Suatu Studi Lintas Negara. Jurnal
Peraturan Pemerintah No 26 Tahun 2008 tentang Ekonomi Pembangunan Vol. 9 No. 1, Juni
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.Jakarta 2004, Hal: 1 – 20.
Sjafrizal. (2008). Ekonomi Regional: Teori dan Aplika-
si. Jakarta: Niaga Swadaya.