Anda di halaman 1dari 12

Analisis Sektor Ungulan di Kabupaten Bireuen Tahun 2008-201

(Pendekatan LQ dan Tipologi Klassen)

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN


BIREUEN TAHUN 2008-2016 (PENDEKATAN LQ DAN
TIPOLOGI KLASSEN)

Mauliza dan Irfan


Program Studi Ekonomi Pembangunan
STIE Lhokseumawe

ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini adalah Untuk menentukan sektor-sektor unggulan di Kabupaten
Bireuen dan Untuk mengetahui klasifikasi pola pertumbuhan sektor perekonomian wilayah
Kabupaten Bireuen. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
data PDRB di berbagai sektor ekonomi pada wilayah Kabupaten Bireun dari tahun 2008-
2016. Data ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bireun. Hasil
perhitungan nilai Location Quotient diseluruh sektor perekonomian bireun berdasarkan
indikator pendapatan daerah yaitu PDRB atas dasar harga konstan 2000 terdapat lima
sektor yang merupakan sektor basis (LQ>1), yaitu sektor pertanian, sektor listrik, gas, air,
sektor bangunan, sektor perdagangan dan sektor pengangkutan. Dan empar sektor yang
merupakan sektor non basis yaitu sektor pertambangan, sektor industri pengolahan, sektor
keuangan dan sektor jasa-jasa. Hasil analisis menurut Klassen Typology menunjukkan
bahwa sektor prima adalah sektor listrik, gas , air, sektor bangunan, sektor pengangkutan
dan sektor keuangan. Sektor berkembang terdapat pada sektor pertanian dan sektor
perdagangan. Sedangkan sektor potensial yaitu sektor pertambangan, sektor industri
pengolahan dan sektor jasa-jasa. Tidak terdapat sektor terbelakang pada penelitian ini.

Kata Kunci : Sektor Unggulan Location Quotient dan Tipologi Klassen

A. Latar Belakang Masalah kesejahteraan masyarakat. Oleh karena


Pembangunan di negara-negara itu, strategi pembangunan haruslah
berkembang lebih ditekankan pada ditekankan baik di bidang
pembangunan ekonomi, hal ini pembangunan produksi maupun
disebabkan karena terjadinya infrastruktur untuk memacu
keterbelakangan ekonomi. pertumbuhan ekonomi serta
Pembangunan di bidang ekonomi dapat peningkatan kualitas Sumber Daya
mendukung pencapaian tujuan atau Manusia (SDM), seperti yang
mendorong perubahan-perubahan dan dikemukakan oleh Adam Smith bahwa
pembaharuan bidang kehidupan Sumber Daya Manusia merupakan hal
lainnya. Hal ini sesuai yang paling penting dalam pembangunan
dikemukakan oleh Jhingan (2004: 23) ekonomi. Berdasarkan tujuan dan
bahwa Negara terbelakang disebabkan strategi pembangunan tersebut, maka
oleh keterbelakangan ekonomi. pelaksanaan pembangunan harus
Pembangunan merupakan suatu diarahkan pada bidang-bidang yang
proses yang berkesinambungan dengan dapat meningkatkan kesejahteraan
tujuan untuk meningkatkan masyarakat.
J Jurnal Akuntansi dan Pembangunan | Volume 4 | Nomer 1 | Februari 2018
35
Mauliza dan Irfan

Tolok ukur keberhasilan Otonomi daerah direalisasikan


pembangunan suatu wilayah adalah dengan ditetapkannya Undang-Undang
dengan mengukur tingkat pertumbuhan Nomor 32 Tahun 2004 tentang
ekonomi wilayah tersebut. Pemerintahan Daerah dan Undang-
Pertumbuhan ekonomi merupakan Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
proses bagaimana suatu perekonomian Perimbangan Keuangan Antara
berkembang atau berubah dari waktu Pemerintah Pusat dan Pemerintah
ke waktu. Proses perkembangan Daerah. Sejalan dengan pelaksanaan
tersebut terjadi dalam jangka waktu otonomi daerah, pemerintah daerah
yang cukup lama, dimana dapat terjadi mempunyai kewenangan yang lebih
penurunan atau kenaikan luas dalam menentukan kebijakan dan
perekonomian, namun secara umum program pembangunan yang baik bagi
menunjukkan kecenderungan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat
meningkatkan perekonomian wilayah. dan kemajuan daerah masing-masing.
Perkembangan pembangunan Demografi, geografis, ketersediaan
perekonomian daerah tergantung dari infrastruktur dan budaya yang tidak
kondisi dan potensi sumber daya yang sama, serta kapasitas sumber daya
dimiliki masing-masing daerah. yang berbeda, memiliki konsekuensi
Pembangunan daerah sebagai tolak adanya perbedaan kinerja daerah
ukur pertumbuhan ekonomi wilayah dalam pelaksanaan dan pencapaian
dengan memprioritaskan, membangun tujuan pembangunan. Perbedaan
dan memperkuat sektor-sektor di kinerja tersebut akan menyebabkan
bidang ekonomi sehingga akan bisa ketimpangan pembangunan antar
mengembangkan, meningkatkan, dan daerah.
mendayagunakan sumber daya secara Prioritas pembangunan didasarkan
optimal dengan tetap memperhatikan pada limpahan sumber daya dari
ketentuan antara industri dan pertanian daerah yang unggul, tetapi dengan
yang tangguh serta sektor mengikuti arah kebijakan yang telah
pembangunan lainnya. lalu maka prioritas pembangunan
Pembangunan selalu wilayah sering ditekankan untuk
menimbulkan dampak positif maupun mengutamakan pada wilayah yang
negatif, oleh sebab itu sangat mempunyai potensi keunggulan alami
diperlukan suatu indikator untuk menilai yang paling menjanjikan (baik dari segi
keberhasilan pembangunan. Paradigma demografi, limpahan sumber daya alam
mengenai pembangunan dikatakan maupun lokalisional), sehingga akan
berhasil bila pertumbuhan ekonomi terjadi disparitas tingkat pembangunan
disuatu wilayah relatif tinggi. ekonomi yang semakin melebar. Selain
Pertumbuhan suatu sektor itu, kebijakan pembangunan tersebut
perekonomian yang terjadi di suatu akan menghasilkan perbedaan tingkat
wilayah tidak hanya terjadi pada pertumbuhan ekonomi yang semakin
pertumbuhan ekonomi di wilayah berbeda antar wilayah.
tersebut, tetapi juga di wilayah lainnya Ketimpangan pembangunan antar
yang memiliki keterkaitan ekonomi wilayah dapat dilihat dari perbedaan
dengan wilayah tersebut. tingkat kesejahteraan dan
perkembangan ekonomi antar wilayah.
Kecenderungan persebaran penguasaan
Jurnal Akuntansi dan Pembangunan | Volume 4 | Nomer 1 | Februari 2018i
36
Analisis Sektor Ungulan di Kabupaten Bireuen Tahun 2008-201
(Pendekatan LQ dan Tipologi Klassen)

PDRB dan laju pertumbuhan yang tidak memberikan kontribusi terbesar


sama akan menyebabkan semakin terhadap PDRB, penetapan sektor
timpangnya pembangunan antar unggulan penunjang sebagai sektor
wilayah. Ketimpangan pembangunan yang berfungsi untuk mendukung
antar wilayah juga ditandai dengan perkembangan dan keberlangsungan
rendahnya aksesibilitas pelayanan terhadap sektor unggulan utama, baik
sarana dan prasarana ekonomi dan untuk jangka pendek, menengah
sosial terutama masyarakat di maupun jangka panjang dan penetapan
perdesaan, wilayah terpencil, sektor pendukung (non basic sector)
perbatasan serta wilayah tertinggal. sebagai sektor yang berfungsi
Ketimpangan antara daerah perkotaan mendorong dan memperlancar sektor
dan perdesaan ditunjukkan oleh unggulan tersebut.
rendahnya tingkat kesejahteraan Untuk memacu laju pertumbuhan
masyarakat desa, tertinggalnya ekonomi regional serta meningkatkan
pembangunan kawasan perdesaan kontribusinya terhadap pembentukan
dibanding dengan perkotaan, dan total Produk Domestik Regional Bruto
tingginya ketergantungan kawasan (PDRB), maka pembangunan sektor
perdesaan terhadap kawasan unggulan dapat dijadikan sebagai
perkotaan. Hal ini disebabkan oleh penggerak pembangunan ekonomi.
minimnya akses pada permodalan, Secara umum tujuan pembangunan
lapangan kerja, informasi, teknologi bidang ekonomi khususnya sektor
pendukung, dan pemasaran hasil-hasil unggulan adalah untuk mempercepat
produksi di perdesaan. laju pertumbuhan ekonomi dengan
Dalam penelitian Novrilasari yang demikian dapat tercipta stabilitas
dikemukakan oleh Nindyantoro (2004), ekonomi yang sehat dan dinamis,
bahwa Salah satu aspek yang sehingga akan tercipta kemakmuran
mengalami perubahan dalam proses dan kesejahteraan bagi masyarakat
pembangunan adalah aspek fisik daerah.
wilayah. Pembangunan wilayah Melalui otonomi daerah,
merupakan pembangunan ekonomi pemerintah daerah dituntut kreatif
dengan mempertimbangkan variabel dalam mengembangkan perekonomian,
tempat dan waktu. Karakteristik fisik peranan investasi swasta dan
dan sosial wilayah di Indonesia yang perusahaan milik daerah sangat
beragamkan dapat memberikan diharapkan sebagai pemacu utama
berbagai potensi wilayah yang berbeda. pertumbuhan dan pembangunan
Perbedaan potensi wilayah di Indonesia ekonomi. Investasi akan mampu
menyebabkan kesenjangan yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi
kesenjangan antar wilayah, daerah dan dapat menimbulkan
kesenjangan antar desa/kota, dan multiplier effect terhadap sektor-sektor
kesenjangan antara golongan lainnya.
pendapatan. Pertumbuhan ekonomi dan
Pendekatan makro yang meliputi prosesnya yang berkelanjutan
penetapan sektor unggulan utama merupakan kondisi utama bagi
(basic sector) merupakan faktor pemicu kelangsungan pembangunan ekonomi
utama pertumbuhan ekonomi, daerah. Karena jumlah penduduk terus
penciptaan lapangan kerja, dan bertambah dan berarti kebutuhan
J Jurnal Akuntansi dan Pembangunan | Volume 4 | Nomer 1 | Februari 2018
37
Mauliza dan Irfan

ekonomi juga bertambah, sehingga pendapatan daerahnya dengan


dibutuhkan penambahan pendapatan mengoptimalkan sumber daya alam
setiap tahun. Hal ini dapat diperoleh yang berpotensi untuk memacu
dengan peningkatan output agregat pertumbuhan ekonomi.
(barang dan jasa) atau Produk Sektor pertanian terus meningkat
Domestik Regional Bruto (PDRB) setiap disebabkan oleh kondisi iklim yang
tahun. kondusif, ditambah lagi karena
Produk Domestik Regional Bruto kesesusaian jadwal tanam yang telah
(PDRB) di Indonesia pada dasarnya disepakati sebelumnya, berkurangnya
terdiri atas 9 (sembilan) sektor, yaitu serangan hama, dan penyakit tanaman
(1) sektor pertanian; (2) pertambangan sehingga sektor pertanian terus
dan penggalian;(3) industri meningkat setiap tahun. Untuk sektor
pengolahan; (4) listrik dan air minum; perdagangan ditepati oleh urutan
(5) bangunan dan konsturksi;(6) kedua, ini disebabkan karena letak
perdagangan, hotel dan restoran; (7) lokasi yang strategis dan kebutuhan
pengangkutan dan komunikasi; (8) masyarakat yang semakin bertambah,
keuangan,persewaan dan jasa sehingga sektor perdagangan juga
perusahaan, dan (9) jasa-jasa (BPS harus bertambah, baik itu perdagangan
Kab.Bireuen). kecil maupun perdagangan besar.
Kabupaten Bireuen merupakan Sementara itu, sektor jasa-jasa
salah satu kabupaten dari terus bertambah disebabkan banyaknya
Kabupaten/Kota di Provinsi Nanggroe jasa-jasa yang ada di Kabupaten
Aceh Darussalam. Sebagai salah satu Bireuen seperti kesehatan, pendidikan,
daerah otonomi yang memiliki dll. Sedangkan sektor listrik , gas dan
kewenangan untuk menyelenggarakan air bersih memiliki nilai PDRB paling
pemerintahan dan pembangunan serta rendah di Kabupaten Bireuen ini
memberikan pelayanan kepada disebabkan karena penggunaan listrik di
masyarakat, memiliki kewenangan yang Kabupaten Bireuen masih sangat minim
luas untuk mengelola, merencanakan atau bersifat tradisional, dimana listrik
dan memanfaatkan potensi ekonomi hanya digunakan untuk kebutuhan
secara optimal, yang dapat dinikmati rumah tangga bukan untuk
oleh seluruh masyarakat di Kabupaten produksi/industri. Sehingga sumbangan
Bireuen. terhadap PDRB rendah dan
Kabupaten Bireuen memiliki pertumbuhan sektor juga rendah.
Produk Domestik Regional Bruto Pertumbuhan ekonomi Kabupaten
menurut Lapangan Usaha atas Dasar Bireuen menunjukkan pertumbuhan
Harga Konstan Tahun 2000 secara rata- yang meningkat. Pada tahun 2008
rata dari tahun 2008-2016. mampu tumbuh sebesar 5,63%,
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten kemudian pada tahun 2009 dan 2010
Bireuen sangat dipengaruhi oleh sektor sedikit mengalami perlambatan yaitu
Pertanian, kemudian di ikuti oleh sektor sebesar 5,29% dan 4,91%. Namun
perdagangan, hotel dan restoran, dan pada tahun 2011 kembali mengalami
sektor jasa-jasa. Ketiga sektor tersebut peningkatan menjadi 5,58%, dan terus
terus mengalami peningkatan dari meningkat pada tahun 2012 hingga
tahun-ketahun, sehingga Kabupaten mencapai sebesar 5,65% .
Bireuen dapat meningkatkan
Jurnal Akuntansi dan Pembangunan | Volume 4 | Nomer 1 | Februari 2018i
38
Analisis Sektor Ungulan di Kabupaten Bireuen Tahun 2008-201
(Pendekatan LQ dan Tipologi Klassen)

Provinsi Aceh memiliki Produk Untuk mengukur pertumbuhan


Domestik Regional Bruto menurut ekonomi suatu daerah, kita dapat
lapangan usaha atas dasar harga menghitung dengan menggunakan
konstan 2000 secara rata-rata dari formula sebagai berikut (Kuncoro,
tahun 2008-2012. disini terlihat bahwa 2004:114)
untuk pertumbuhan ekonomi provinsi
X 100%
Aceh sangat dipengaruhi oleh sektor
Pertanian, dimana terus meningkat dari Dimana:
tahun ketahun hingga pada tahun 2012 G = Growts (Pertumbuhan
mencapai Rp. 9.860.987,67 juta rupiah. Ekonomi)
selanjutnya di ikuti oleh sektor PDRBt = Produk Regional Bruto Pada
perdagangan dan sektor jasa-jasa. Tahun t
Seperti yang kita ketahui bahwa PDRBt-1 = Produk Regional Bruto Pada
dari tahun 2008-2016, sektor pertanian Tahun sebelumnya
memiliki peranan yang tinggi dalam
meningkatkatkan pertumbuhan Menurut Boediono (1985:1),
ekonomi daerah. Sehingga Kabupaten pertumbuhan ekonomi adalah proses
Bireuen berusaha meningkatkan kenaikan output per kapital dalam
pendapatan daerahnya dengan jangka panjang. Jadi persentase
mengoptimalkan sumberdaya alam pertambahan output itu haruslah lebih
yang berpotensi. tinggi dari persentase pertambahan
jumlah penduduk. Para teoretikus
B. Landasan Teori menyatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi tidak hanya diukur dengan
1. Pengertian Pertumbuhan
pertambahan PDB dan PDRB saja,
Ekonomi
tetapi juga diberi bobot yang bersifat
Pertumbuhan ekonomi adalah
immaterial seperti kenikmatan,
pertambahan pendapatan masyarakat
kepuasan, kebahagiaan, rasa aman,
secara keseluruhan yang tarjadi
dan tenteram yang dirasakan
diwilayah tersebut, yaitu kenaikan
masyarakat luas (Arsyad, 1999).
seluruh nilai tambah (Added Value)
Secara umum pertumbuhan
yang terjadi. Perhitungan pendapatan
ekonomi merupakan perubahan tingkat
wilayah pada dasarnya dibuat dalam
kegiatan ekonomi yang berubah dari
harga berlaku. Namun agar dapat
waktu ke waktu. Oleh sebab itu, untuk
melihat pertambahan dari satu kurun
mengetahui tingkat pertumbuhan
waktu kekurun waktu berikutnya, harus
ekonomi harus dibandingkan dengan
dinyatakan dalam nilai riil artinya
pendapatan nasional dari berbagai
dinyatakan dalam harga konstan.
tahun. Suatu perekonomian dikatakan
Kemakmuran suatu wilayah selain
mengalami pertumbuhan atau
ditentukan oleh besarnya nilai tambah
berkembang apabila tingkat kegiatan
yang tercipta diwilayah tersebut juga
ekonomi lebih tinggi dari yang dicapai
dilihat dari seberapa besar terjadi
pada masa sebelumnya. Dengan kata
transfer-payment, yaitu bagian
lain, perkembangannya baru tercipta
pendapatan yang mengalir keluar
apabila jumlah fisik barang-barang dan
wilayah atau mendapat aliran dana dari
jasa-jasa yang dihasilkan dalam
luar wilayah.
perekonomian tersebut menjadi
J Jurnal Akuntansi dan Pembangunan | Volume 4 | Nomer 1 | Februari 2018
39
Mauliza dan Irfan

bertambah besar dari tahun-tahun bersih. Modal berarti persediaan faktor


berikutnya (Sukirno, 2008). produksi yang secara fisik dapat
Pertumbuhan ekonomi meningkat diproduksi.
dengan adanya perkembangan ekonomi
 Organisasi.
dari daerah tersebut. Pembangunan
Organisasi merupakan proses
ekonomi merupakan serangkaian usaha
terpenting bagi pertumbuhan,
dan kebijakan yang bertujuan untuk
organisasi berkaitan dengan
meningkatkan taraf hidup masyarakat,
penggunaan faktor produksi didalam
memperluas lapangan pekerjaan,
kegiatan ekonomi. Organisasi bersifat
memeratakan pembagian pendapatan
melengkapi (komplemen) modal, buruh
masyarakat, meningkatkan hubungan
dan membantu meningkatkan
ekonomi regional dan mengusahakan
produktivitasnya. Dalam pertumbuhan
pergeseran kegiatan ekonomi dari
ekonomi modern, para wisatawan
sektor primer ke sektor sekunder dan
tampil sebagai organisator dan
sektor tersier.
pengambil resiko diantara
Adapun Faktor-faktor yang
ketidakpastian. Wiraswatawan bukanlah
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
manusia dengan kemampuan biasa,
adalah (Jhingan, 2004: 67):
tetapi ia memiliki kemampuan khusus
 Sumber daya alam untuk bekerja dibandingkan orang lain.
Faktor utama yang mempengaruhi Menurut Schumpeter, seseorang
perkembangan suatu perekonomian wiraswata tidak perlu seorang kapitalis.
adalah sumberdaya alam/tanah.Dalam Fungsi utamanya adalah melakukan
hal ini mencakup tentang kesuburan pembaharuan (inovasi).
tanah, letak dan susunannya, kekayaan
 Kemajuan teknologi
hutan, mineral dan sebagainya.
Perubahan teknologi dianggap
 Akumulasi modal (capital sebagai faktor yang dapat
accumulation) meningkatkan proses pertumbuhan
Terjadi apabila sebagian dari ekonomi. Perubahan itu berkaitan
pendapatan ditabung dan dengan perubahan didalam metode
diinvestasikan kembali dengan tujuan produksi yang merupakan hasil
memperbesar output dan pendapatan pembaharuan atau hasil dari teknik
dikemudian hari. Pengadaan pabrik penelitian baru.
baru, mesin-mesin, peralatan dan
 Pembagian kerja dan skala
bahan baku meningkatkan stok modal
produksi
fisik suatu Negara (yakni, total nilai rill
Pembagian kerja menimbulkan
“neto” atas seluruh barang modal
peningkatan produktivitas. Keduanya
produktif secara fisik) dan hal itu
membagi kearah ekonomi produksi
memungkinkan terjadinya peningkatan
skala besar yang selanjutnya
output dimasa mendatang. Investasi
membantu perkembangan industri.
produktif yang bersifat langsung
tersebut harus dilengkapi dengan
2. Pembangunan Ekonomi
berbagai investasi penunjang yang
Daerah
disebut investasi infrastruktur ekonomi
Secara umum dapat dikemukakan
dan social. Contoh pembangunan jalan
bahwa pembangunan ekonomi adalah
raya, penyediaan listrik, persediaan air
Jurnal Akuntansi dan Pembangunan | Volume 4 | Nomer 1 | Februari 2018i
40
Analisis Sektor Ungulan di Kabupaten Bireuen Tahun 2008-201
(Pendekatan LQ dan Tipologi Klassen)

usaha-usaha untuk meningkatkan taraf berguna dalam penyelenggaraan


hidup suatu bangsa yang seringkali pemerintah dan pelayanan masyarakat
diukur dengan tinggi rendahnya untuk meningkatkan kesejahteraan
pendapatan riil perkapita. jadi tujuan masyarakat di daerah secara merata.
pembangunan ekonomi disamping
untuk meningkatkan pendapatn 3. Teori Ekonomi Klasik
nasional riil juga untuk meningkatkan Dalam bukunya Tarigan (2007:47)
produktivitas. Pada umumnya dapat menyatakan bahwa, Orang yang
dikatakan bahwa tingkat output pada pertama membahas pertumbuhan
suatu saat tertentu ditentukan oleh ekonomi secara sistematis adalah
tersedianya atau digunakannya baik Adam-Smith yang dijuluki sebagai
sumber daya alam maupun sumber bapak Ekonom. pada tahun 1723-1790
daya manusia, tingkat teknologi, ia membahas masalah ekonomi dalam
keadaan pasar dan kerangka kehidupan bukunya yang berjudul An Inquiry into
ekonomi. the Nature and Cause of The Wealth Of
Pembangunan ekonomi pada Nations (1776). Inti ajaran Smith
dasarnya mengoptimalkan bagaimana adalah agar masyarakat diberi
peranan sumber daya dalam kebebasan seluas-luasnya dalam
menciptakan kenaikan pendapatan menentukan kegiatan ekonomi apa
yang terakumulasi pada sektor-sektor yang dirasanya terbaik untuk dilakukan.
ekonomi, yang tercermin pada besarnya
tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata Menurut Smith bahwa manusia
pertahun. Tercapai tidaknya kenaikan sebagai faktor produksi utama dengan
pendapatan atau pertumbuhan ekonomi alasan tanah tidak ada artinya jika tidak
sangat tergantung pada kemampuan dikelola oleh manusia yang pandai
daerah dalam memberdayakan sumber- sehingga bermanfaat bagi kehidupan.
sumber alam dan manusia yang Dia menganggap bahwa akumulasi
tersedia didaerah. modal itu penting bagi pembangunan
Menurut Arsyad (1999), ekonomi sehingga dalam sistem
pembangunan ekonomi daerah adalah ekonomi sering disebut dengan sistem
suatu proses dimana pemerintah liberal. Menurut Smith cara yang baik
daerah dan masyarakatnya mengelola untuk menaikkan tingkat laba
sumber daya-sumber daya yang ada perusahaan adalah dengan melakukan
dan membentuk suatu pola kemitraan investasi dengan membeli mesin-mesin
antara pemerintah daerah dengan dan peralatan yang lebih canggih
sektor swasta untuk menciptakan suatu sehingga produktifitas tenaga kerja
lapangan kerja baru dan merangsang akan semakin meningkat.
perkembangan kegiatan ekonomi Pernyataan di atas dikenal dengan
(pertumbuhan ekonomi) wilayah doktrin pasar bebas (Laissez faire-
tersebut. Pembangunan daerah adalah laissez passer). Doktrin ini menghendaki
bagian integrasi dari pembangunan seminimal mungkin campur tangan
nasional yang dilaksanakan melalui pemerintah dalam perekonomian.
otonomi daerah dan pengarahan Biarkan perekonomian berjalan melalui
sumberdaya nasional yang memberikan mekanisme pasar bebas tanpa campur
kesempatan bagi peningkatan tangan pemerintah, karena akan ada
demokrasi dan kinerja daerah yang suatu tangan yang tak kentara (invisible
J Jurnal Akuntansi dan Pembangunan | Volume 4 | Nomer 1 | Februari 2018
41
Mauliza dan Irfan

hands) yang akan mengendalikan C. Metode Penelitian


perekonomian kedalam keseimbangan. Penelitian ini dilakukan pada
Jika ada campur tangan pemerintah wilayah Kabupaten Bireuen, yang
maka akan terjadi distorsi yang merupakan salah satu Kabupaten dalam
membawa perekonomian tidak efisiensi Provinsi Aceh. Pertimbangan penelitian
dan tidak seimbang. dilakukan di Kapubaten Bireuen, agar
Karena terjadinya depresi hasil penelitian ini berupa sektor-sektor
ekonomi pada tahun 1929-1932, akibat unggulan perekonomian dapat
dari pandangan Smith, maka muncullah digunakan sebagai informasi dan dapat
pandangan John Maynard Keynes diprioritaskan dalam perencanaan
(1936) yang menyatakan bahwa untuk pembangunan Kabupaten Bireuen.
menjamin pertumbuhan yang stabil Analisis Tipologi Klassen
pemerintah perlu menerapkan digunakan untuk memperoleh klasifikasi
kebijakan fiskal (perpajakan dan pola pertumbuhan sektor perekonomian
pembelanjaan pemerintah), kebijakan wilayah Kabupaten Bireuen. Dengan
moneter (Tingkat suku bunga dan analisis Klassen Typologi, suatu sektor
jumlah uang yang beredar), dan dapat dikelompokkan ke dalam empat
pengawasan langsung. Kedua kelompok kategori, yaitu Sektor Maju Tumbuh
ini sama-sama mengandalkan Cepat (Prima), Sektor Masih dapat
Mekanisme Pasar. Perbedaanya adalah Berkembang (Potensial), Sektor
ada yang menginkan peran pemerintah Berkembang, dan Sektor
lebih besar dan ada juga yang Terbelakang/tertinggal (Widodo, 2006:
menginginkan peran pemerintah harus 121).
lebih kecil.

Tabel 3.1
Klasifikasi Klassen Typologi Pendekatan Sektoral:

Kontribusi sektoral
terhadap Laju PDRB Y sektor Bireun > YPDRB Aceh Y sektor < YPDRB
Pertumbuhan Sektoral
Sektor Masih Dapat
Sektor Maju Tumbuh
r sektor Bireun> rPDRB Aceh Berkembang Pesat
Cepat (Prima)
(Potensial)

Sektor Maju Tetapi Sektor Terbelakang/


r sektor < rPDRB
Tertekan (Berkembang) Tertinggal

Dimana:
Y sektor = Kontribusi Sektor i pada r sektor = Laju pertumbuhan sektor i pada
Kabupaten Kabupaten
YPDRB = Rata-rata PDRB Sektor i pada rPDRB = Laju Pertumbuhan PDRB Sektor i
Provinsi pada Provinsi

Jurnal Akuntansi dan Pembangunan | Volume 4 | Nomer 1 | Februari 2018i


42
Analisis Sektor Ungulan di Kabupaten Bireuen Tahun 2008-201
(Pendekatan LQ dan Tipologi Klassen)

Analisis Tipologi Klassen menghasilkan D. Pembahasan


empat klasifikasi sektor dengan karakteristik Analisis ini digunakan untuk
yang berbeda sebagai berikut (Sjafrizal, mengambil kesimpulan dengan
2008:180): menggabungkan dua hasil analisis, yaitu
 Sektor Maju dan Tumbuh Cepat, analisis Klassen Tipology, dan analisis
yaitu sektor yang memiliki laju Location Quotient (LQ), Analisis ini hanya
pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB dilakukan terhadap PDRB Kabupaten
lebih besar dibandingkan laju pertumbuhan Bireuen tanpa migas karena di Kabupaten
sektor tersebut dalam PDRB daerah yang Bireuen tidak memiliki pertumbuhan di
menjadi referensi dan memilki nilai sektor migas.
kontribusi sektor terhadap PDRB yang lebih
besar dibandingkan kontribusi sektor 1. Analisis Sektor Pertanian
tersebut terhadap PDRB daerah yang Sektor pertanian mempunyai peran
menjadi referensi. yang sangat besar terhadap PDRB
Kabupaten Bireuen, hal ini ditunjukkan oleh
 Sektor Maju Tetapi Tertekan, kontribusi rata-rata sektor pertanian yang
yaitu Sektor yang laju pertumbuhan mencapai 33,87 % dan menempati urutan
sektor tertentu dalam PDRB lebih kecil pertama dalam kontribusinya terhadap
dibandingkan laju pertumbuhan sektor PDRB Kabupaten Bireuen. Laju
tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi pertumbuhan rata-rata sektor pertanian
referensi, tetapi memilki nilai kontribusi lebih rendah dari Provinsi yaitu sebesar
sektor terhadap PDRB yang lebih besar 30,46 %. Sehingga sektor ini diklasifikasikan
dibandingkan kontribusi sektor tersebut sebagai sektor maju tetapi tertekan (Sektor
terhadap PDRB daerah yang menjadi Berkembang).
referensi. Berdasarkan analisis LQ, sektor
 Sektor Berkembang Cepat (potensial), pertanian menunjukkan nilai LQ rata-rata
yaitu sektor yang laju pertumbuhan sebesar 1,14 (>1), hal ini berarti sektor ini
sektor tertentu dalam PDRB lebih besar merupakan sektor basis. Artinya sektor ini
dibandingkan laju pertumbuhan sektor tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan
tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi ekonomi Kabupaten Bireuen, tetapi juga
referensi, tetapi memilki nilai kontribusi mampu memenuhi kebutuhan daerah
sektor terhadap PDRB lebih kecil lainnya sehingga sektor pertanian
dibandingkan kontribusi sektor tersebut merupakan sektor yang berpotensi ekspor.
terhadap PDRB daerah yang menjadi
referensi. 2. Hasil Analisis Sektor
Pertambangan dan
 Sektor Relatif Tertingggal, Penggaliaan
yaitu sektor yang laju pertumbuhan Kontribusi sektor pertambangan dan
sektor tertentu dalam PDRB lebih kecil penggalian terhadap PDRB Kabupaten
dibandingkan laju pertumbuhan sektor Bireuen rata-rata hanya sebesar 1,65%.
tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi Laju pertumbuhan sektor ini rata-rata
referensi dan sekaligus memilki nilai sebesar 9,43%, sehingga dapat dikatakakan
kontribusi sektor terhadap PDRB lebih kecil sebagai sektor yang memiliki pertumbuhan
dibandingkan kontribusi sektor tersebut yang signifikan. sektor ini diklasifikasikan
terhadap PDRB daerah yang menjadi sebagai sektor yang masih dapat
referensi. berkembang (Sektor Potensial).
J Jurnal Akuntansi dan Pembangunan | Volume 4 | Nomer 1 | Februari 2018
43
Mauliza dan Irfan

Sedangkan Nilai LQ sektor sektor ini memilki nilai rata-rata lebih dari
pertambangan dan penggalian satu.
menunjukkan nilai lebih kecil dari 1, yaitu
0,18 yang berarti sektor ini termasuk ke 5. Hasil Analisis Sektor
dalam sektor non basis. Perkembangan nilai Bangunan
LQ sektor ini selama periode penelitian Sektor bangunan dan konstruksi
terjadi peningkatan setiap tahun. memberikan kontribusi rata-rata sebesar
7.34% namun persentasenya masih lebih
3. Hasil Analisis Sektor Industri besar dibandingkan Provinsi yaitu mencapai
Pengolahan 6.38%. Laju pertumbuhan rata-rata
Sektor industri pengolahan apabila mencapai lebih tinggi daripada Provinsi
ditinjau dari segi kontribusinya terhadap Kondisi ini menyebabkan sektor bangunan
PDRB dengan konstribusi rata-rata 1,45% dan konstruksi diklasifikasikan sebagai
Lebih besar dibandingkan Provinsi, namun sektor maju dan tumbuh pesat karena
memiliki laju pertumbuhan rata –rata memiliki laju pertumbuhan dan kontribusi
sebesar 2,56% lebih besar daripada lebih tinggi dibandingkan dengan yang ada
Provinsi. Sehingga sektor ini diklasifikasikan di Provinsi. Dan hasil analisis LQ juga
ke dalam sektor potensial. Dan hasil analisis menunjukkan sektor bangunan merupakan
LQ menunjukkan industri pengolahan sektor basis karena memiliki nilai LQ rata-
Memiliki nilai LQ rata-rata paling rendah rata diatas 1 yaitu 1,07, berarti dari sektor
yaitu sebesar 0,14 sehingga dapat ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
digolongkan sebagai sektor non basis. pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Bireuen.
4. Hasil Analisis Sektor Listrik,
Gas dan Air Bersih 6. Hasil Analisis Sektor
Hasil analisis menggunakan Klassen Perdagangan, Hotel dan
Tipology sektor listrik dan air minum Restoran.
diklasifikasikan sebagai sektor berkembang. Hasil analisis menggunakan Klassen
Hal ini disebabkan pertumbuhan rata-rata Tipology terhadap sektor perdagangan,
sebesar 0,43 % lebih besar dibandingkan hotel dan restoran menunjukkan bahwa
pertumbuhan rata-rata di tingkat Provinsi sektor ini tergolong ke dalam sektor maju
Sedangkan kontribusi rata-rata terhadap tetapi tertekan. Hal ini disebabkan kontribusi
PDRB adalah sama dengan Provinsi rata-ratanya sebesar 32,06% dan laju
Kegiatan ini mencakup pembangkitan dan pertumbuhan rata-ratanya sebesar 18,8%
penyaluran tenaga listrik baik yang dibandingkan Provinsi, Artinya sektor ini
diselenggarakan oleh Perusahaan Umum memiliki kontribusi yang tinggi dan laju
Negara (PLN) maupun oleh perusahaan pertumbuhan yang rendah di Kabupaten
Non-PLN seperti pembangkitan listrik oleh Bireuen. Sedangkan hasil analisis Location
perusahaan pemerintah daerah dan listrik Quotient sektor ini memiliki angka LQ>1
yang diusahakan oleh swasta dengan tujuan yang tergolong sektor basis yaitu dengan
untuk dijual. nilai rat-rata 1,62.
Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa
untuk sektor listrik memiliki nilai rata-rata 7. Hasil Analisis Sektor
sebesar 1.18 artinya sektor ini merupakan Pengangkutan dan
sektor basis meskipun pada tahun 2010- Komunikasi
2016 memiliki angka dibawah satu tetapi
Jurnal Akuntansi dan Pembangunan | Volume 4 | Nomer 1 | Februari 2018i
44
Analisis Sektor Ungulan di Kabupaten Bireuen Tahun 2008-201
(Pendekatan LQ dan Tipologi Klassen)

Sektor pengangkutan dan komunikasi Provinsi Nilai LQ rata-rata sektor ini sebesar
menduduki peringkat keempat dalam 0,83 % yang lebih kecil dari satu, sehingga
kontribusi rata-ratanya terhadap PDRB digolongkan ke dalam sektor non basis.
Kabupaten Bireuen, yaitu sebesar 10,21%
dan melebihi kontribusi sektor yang sama di E. Kesimpulan
tingkat Provinsi. Laju pertumbuhan rata-rata Penelitian yang dilakukan dengan
lebih besar dibandingkan laju pertumbuhan judul analisis sektor unggulan di Kabupaten
di tingkat Provinsi Sehingga berdasarkan Bireuen tahun 2008-2016 (Pendekatan
Klassen Tipology sektor ini diklasifikasikan Location Quotient dan Tipologi Klassen)
sebagai sektor maju dan tumbuh pesat. dapat ditentukan beberapa kesimpulan,
Perkembangan nilai LQ sektor yaitu:
pengangkutan dan komunikasi  Hasil perhitungan nilai Location Quotient
menunjukkan nilai LQ rata-rata > 1 yaitu diseluruh sektor perekonomian
sebesar 1,47. Hal ini berarti sektor ini berdasarkan indikator pendapatan
termasuk sektor basis, sehingga sektor ini daerah yaitu PDRB atas dasar harga
dapat dikatakan mampu memenuhi konstan 2000 terdapat lima sektor yang
kebutuhan masyarakat daerah Kabupaten merupakan sektor basis (LQ>1), yaitu
Bireuen dan berpotensi impor. sektor pertanian, sektor listrik, gas dan
air bersih, sektor bangunan, sektor
8. Hasil Analisis Sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan
Keuangan sektor pengangkutan dan komunikasi.
Hasil analisis menggunakan Klassen  Hasil analisis menurut Klassen Typology
Tipology terhadap sektor keuangan menunjukkan bahwa sektor yang maju
menunjukkan bahwa sektor ini tergolong ke dan tumbuh dengan pesat, yaitu sector
dalam sektor relatif tertinggal. Hal ini listrik,gas,air, sektor bangunan, sktor
disebabkan kontribusi rata-ratanya sebesar pengangkutan dan sektor keuangan.
1,64% dan laju pertumbuhan rata-ratanya Hal ini menunjukkan bahwa sektor-
sebesar 1,60% masih lebih kecil sektor tersebut memiliki kontribusi yang
dibandingkan Provinsi. Perkembangan nilai besar dalam perekonomian dan
LQ sektor keuangan menunjukkan nilai LQ pembangunan wilayah di Kabupaten
rata-rata <1 yaitu sebesar 0,87. Hasil Bireuen.
analisis ini berarti sektor keuangan tidak  Berdasarkan hasil perhitungan dari
termasuk sektor unggulan, karena tergolong kedua alat analisis menunjukkan bahwa
sebagai sektor relatif tertinggal, bukan sektor yang merupakan sektor
sektor basis dan laju pertumbuhannya lebih unggulan dengan kriteria tergolong ke
lambat dibandingkan Provinsi (tidak dalam sektor yang maju dan tumbuh
kompetitif). dengan pesat, sektor basis dan
kompetitif, yaitu sektor bangunan dan
9. Hasil Analisis Sektor Jasa-jasa sektor pengangkutan dan komunikasi.
Sektor jasa-jasa tergolong ke dalam
sektor masih dapat berkembang/potensial, F. Daftar Pustaka
karena kontribusi rata-rata sektor ini sebesar
Arsyad, Lincolin. (1999). Pengantar
15,64% lebih kecil dibandingkan kontribusi
Perencanaan dan Pebangunan
rata-rata di tingkat Provinsi sebesar 15,79%.
Ekonomi Daerah. UGM, Yogyakarta.
Sedangkan laju pertumbuhan rata-rata
sektor jasa-jasa lebih besar dibandingkan
J Jurnal Akuntansi dan Pembangunan | Volume 4 | Nomer 1 | Februari 2018
45
Mauliza dan Irfan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Institut Pertanian Bogor. Pertama,


Kabupaten Bireuen. (2005). Padang.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Purwanti, Evi Yulia. (2008). Analisis Sektor
Instansi Pemerintah. BAPPEDA Dan Produk Unggulan Kabupaten
Bireuen. Aceh. Kendal. Jurnal. Fakultas Ekonomi
Badan Pusat Statistik, (2017). Produk UNDIP, Jalan Erlangga Tengah 17
Domestik Regional Bruto Kabupaten Semarang.
Bireuen 2008-2016. Sjafrizal, (2008). Ekonomi Regional, Teori
Basuki, Agus Tri dan Utari Gayatri. (2009). dan Aplikasi, Baduose Media,
Penentu Sektor Unggulan Dalam Cetakan Pertama, Padang.
Pembangunan Daerah di kabupaten Sukirno, S. (2008). Ekonomi Pembangunan
Ogan Komering Ilir (OKI). Jurnal. (Proses, Masalah, dan Dasar
Fakultas Ekonomi Universitas Kebijaksanaan). LPFE UI.Jakarta.
Muhammadiyah Yogyakarta. Tarigan, Robinson. (2007). Ekonomi
Boediono, (1985). Teori Pertumbuhan Regional, Teori dan Aplikasi.
Ekonomi. Yogyakarta: BPFE. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Handewi. (2003). Sektor Basis dan Todaro, Michael P & Stephen C.Smith.
Nonbasis. Diunduh melalui (2003). Pembangunan Ekonomi di
http://vee- Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga.
octa.blogspot.com/2012/04/perenca Wahyuningtyas, Rosita dan Agus Rusgiyono.
naan-pembangunan-wilayah.html. (2013). Analisis Sektor Unggulan
Irawan, & Suparmoko. (2002). Ekonomi Menggunakan Data PDRB di
Pembangunan Edisi keenam. Kabupaten Kendal. Jurnal. Staff
Yokyakarta: BPFE. Pengajar Jurusan Statistika FSM
Jhingan. (2004). Ekonomi Pembangunan UNDIP.
dan Perencanaan. Jakarta: PT. Raja Widodo, Tri. (2006). Perencanaan
Grafindo Pesada. pembangunan aplikasi computer
Kuncoro, Mudrajad. (2004). Otonomi dan (Era Otonomi Daerah). Yokyakarta:
Pembangunan Daerah: Reformasi, UPP STIM YKPN.
Perencanaan, Strategi dan Peluang. Wijaya. (1996). Ekonomi Basis dan
Jakarta: Erlangga. Nonbasis. Diunduh melalui
Novita, Uray Dian. (2013). Analisis http://fitriskasim.blogspot.com/2013
Penentuan Sektor Unggulan /05/ekonomi-regional.html.
Perekonomian Kota Singkawang. Zuhra, Nana Shabrina. (2012). Analisis
Jurnal. Fakultas Ekonomi Universitas Pertumbuhan Ekonomi dan
Tanjungpura. Pengembangan Sektor Potensial di
Novrilasari, Dylla. (2008). Analisis Sektor Kabupaten Aceh Utara (Pendekatan
Unggulan Dalam Meningkatkan Model Basis Ekonomi). Skripsi.
Perekonomian Dan Pembangunan Jurusan Ekonomi Pembangunan.
Wilayah Kabupaten Kuantan UNIMAL.
Singingi. Skripsi. Fakultas Pertanian.

Jurnal Akuntansi dan Pembangunan | Volume 4 | Nomer 1 | Februari 2018i


46

Anda mungkin juga menyukai