5
UNISIA, Vol. XXXII No. 71 Juni 2009
6
Analisis Potensi Unggulan Kabupaten Kepulauan Yapen: Agus Tri Basuki
7
UNISIA, Vol. XXXII No. 71 Juni 2009
dan jasa dari luar daerah (Arsyad, 1999). tempat yang menyediakan sumber daya
Teori basis ini dibagi menjadi dua sektor industri dan bahan baku. Tempat sentral
yaitu sektor basis dan sektor non basis. tersebut merupakan suatu pemukiman yang
Sektor basis adalah suatu sektor ekonomi menyediakan jasa-jasa bagi penduduk
yang dapat mengekspor barang dan jasa daerah yang mendukungnya.
keluar daerah perekonomian. Sedangkan Teori tempat sentral bisa diterapkan
sektor non basis adalah sektor atau kegiatan pada pembangunan ekonomi daerah, baik
barang dan jasa yang dibutuhkan oleh daerah pedesaan maupun perkotaan.
masyarakat. Beberapa daerah bisa menjadi wilayah
Teori ini didasarkan pada teori lokasi, penyedia jasa sedangkan lainya hanya
yaitu pertumbuhan ekonomi suatu daerah sebagai daerah pemukiman. Seorang ahli
akan banyak ditentukan oleh jenis lokasi ekonomi pembangunan ekonomi daerah
yang selanjutnya dapat digunakan daerah dapat membantu masyarakat untuk
tersebut sebagai kekuatan ekspor, sehingga mengembangkan peranan fungsional
dalam menentukan strategi pembangunan mereka dalam sistem ekonomi daerah.
harus disesuaikan dengan keuntungan
lokasi yang dimiliki guna meningkatkan 1.5. Teori Kausasi Kumulatif
pertumbuhan ekonomi daerah. Kondisi daerah-daerah sekitar kota
yang semakin buruk menunjukkan konsep
1.3. Teori Lokasi dasar mirip teori kausasi kumulatif. Dengan
Teori ini mengemukakan tentang kata lain, kekuatan-kekuatan pasar
pemilihan lokasi yang dapat meminimumkan cenderung memperparah kesenjangan
biaya. Lokasi optimum dari suatu perusahaan daerah-daerah tersebut. Daerah yang maju
atau industri umumnya terletak atau mengalami akumulasi keunggulan kompetitif
berdekatan dengan pasar atau sumber bahan dibandingkan daerah-daerah lainya.
baku. Artinya, semakin tepat pemilihan lokasi
yang strategis maka semakin kecil biaya 1.6. Teori Model Daya Tarik (Attraction)
produksi yang dikeluarkan. Ada beberapa Teori model daya tarik adalah model
variabel yang mempengaruhi kualitas suatu pembangunan ekonomi yang paling banyak
lokasi misalnya upah tenaga kerja, biaya dipergunakan oleh masyarakat atau teori ini
energi, ketersediaan pemasok, komunikasi, disebut juga teori daya tarik industri. Teori
pendidikan dan pelatihan, kualitas pemerintah ekonomi yang mendasarinya adalah bahwa
daerah dan tanggung jawab serta sanitasi. suatu masyarakat dapat memperbaiki posisi
Keterbatasan dari teori lokasi ini pada saat pasar terhadap industrialis melalui
sekarang adalah bahwa teknologi dan pemberian subsidi dan intensif.
komunikasi modern telah mengubah
signifikansi suatu lokasi tertentu untuk 2. Perencanaan Pembangunan
kegiatan produksi dan distribusi barang. Ekonomi Daerah
1.4. Teori Tempat Sentral (Central Place Perencanaan adalah suatu proses yang
Theory) bersinambung yang mencakup keputusan-
keputusan atau pilihan-pilihan berbagai
Teori tempat sentral menganggap
alternatif penggunaan sumber daya untuk
bahwa ada semacam hirarki tempat (hierar-
mencapai tujuan tertentu pada masa yang
chy of places) yang didukung oleh sejumlah
akan datang (Conyers & Hill, 1994).
8
Analisis Potensi Unggulan Kabupaten Kepulauan Yapen: Agus Tri Basuki
9
UNISIA, Vol. XXXII No. 71 Juni 2009
mempengaruhi keputusan lokasi dari tukan peran (role) yang akan dilakukan dalam
investasi sektor swasta adalah daya tarik proses pembangunan. Ada 4 (empat) peran
(attraction) dari suatu daerah. Bentuk dari yang dapat diambil oleh pemerintah daerah
daya tarik ini sering disebut kualitas hidup dalam proses pembangunan ekonomi
yang sangat penting bagi dunia industri dan daerah yaitu sebagai entrepreneur, koor-
bagi pemerintah daerah memberikan posisi dinator, fasilisator, dan stimulator bagi
untuk memperbaiki kualitas hidup lahirnya inisiatif-inisiatif pembangunan
masyarakat. daerah (Arsyad, 1999).
10
Analisis Potensi Unggulan Kabupaten Kepulauan Yapen: Agus Tri Basuki
11
UNISIA, Vol. XXXII No. 71 Juni 2009
12
Analisis Potensi Unggulan Kabupaten Kepulauan Yapen: Agus Tri Basuki
13
UNISIA, Vol. XXXII No. 71 Juni 2009
pertumbuhan nasional (N), bauran industri/ (industri) dalam suatu daerah itu dengan
industry mix (M) dan keunggulan kompetitif peranan kegiatan atau industri sejenis dalam
(C). Pengaruh pertumbuhan nasional disebut perekonomian regional atau nasional.
proporsional shift atau bauran komposisi, Perhitungan basis tersebut menggunakan
dan pengaruh keunggulan kompetitif variabel PDRB wilayah atas suatu kegiatan
dinamakan differential shift atau regional dalam struktur ekonomi wilayah.
share (Soepono, 1993). Ada 3 (tiga) kategori hasil perhitungan
Ada 2 (dua) indikator dari hasil perhi- Location Quotient (LQ) dalam perekonomian
tungan Shift share dalam perekono-mian daerah, yaitu:
suatu daerah, yaitu: 1) Jika nilai LQ > 1, maka sektor yang
1) Jika nilai dari komponen pergeseran bersangkutan di wilayah studi lebih
proporsional dari sektor > 0, maka berspesialisasi dibandingkan dengan
sektor yang bersangkutan mengalami wilayah referensi. Artinya, sektor
pertumbuhan yang cepat dan mem- tersebut dalam perekonomian daerah
berikan pengaruh yang positif kepada di wilayah studi memiliki keunggulan
perekonomian daerah, begitu juga komparatif dan dikategorikan sebagai
sebaliknya. sektor basis.
2) Jika nilai komponen pergeseran 2) Jika nilai LQ < 1, maka sektor yang
diferensial suatu sektor < 0, maka bersangkutan di wilayah studi kurang
keunggulan komparatif dari sektor berspesialisasi dibandingkan dengan
tersebut meningkat dalam pereko-nomian wilayah referensi. Sektor tersebut
yang lebih tinggi, begitu juga sebaliknya. dikategorikan sebagai sektor non ba-
sis.
3. Analisis Location Quotient 3) Jika nilai LQ = 1, maka sektor yang
(LQ) bersangkutan baik di wilayah studi
Location Quotient (LQ) yaitu usaha maupun di wilayah referensi memiliki
untuk mengukur konsentrasi dari suatu peningkatan.
kegiatan (industri) dalam suatu daerah
4. Analisis Overlay
dengan cara membandingkakan peranannya
dalam perekonomian daerah itu dengan Analisis Overlay ini dimaksudkan untuk
peranan kegiatan atau industri sejenis dalam menentukan sektor atau kegiatan ekonomi
perekonomian regional atau nasional. yang potensial berdasarkan kriteria
Analisis LQ digunakan untuk mengetahui pertumbuhan dan kriteria kontribusi dengan
seberapa besar tingkat spesialisasi sektor menggabungkan hasil dari Metode Rasio
basis atau unggulan (leading sector). Pertumbuhan (MRP) dan metode Location
Indikator yang digunakan yaitu kesempatan Quotient (LQ). Metode ini mempunyai 4
kerja (tenaga kerja) dan Produk Domestik (empat) penilaian atau kemungkinan, yaitu:
Regional Bruto (PDRB) suatu wilayah. 1) Pertumbuhan (+) dan kontribusi (+),
Analisis LQ merupakan suatu alat menunjukkan suatu kegiatan yang
analisis untuk menunjukkan basis ekonomi sangat dominan baik dari pertumbuhan
suatu wilayah terutama dari kriteria maupun dari kontribusi.
kontribusi. Alat analisis ini juga dipakai untuk 2) Pertumbuhan (+) dan kontibusi (-)
mengukur konsentrasi dari suatu kegiatan menunjukkan suatu kegiatan yang
14
Analisis Potensi Unggulan Kabupaten Kepulauan Yapen: Agus Tri Basuki
15
UNISIA, Vol. XXXII No. 71 Juni 2009
yaitu negatif (-), artinya menunjukkan bahwa kabupaten. Dan sektor-sektor lainnya seperti
pertumbuhan suatu sektor tertentu dalam sektor pertambangan dan penggalian, dan
wilayah referensi lebih kecil dari pertum- Sektor pengangkutan dan komunikasi,
buhan PDRB total wilayah referensi. mempunyai nilai RPR positif dan nilai RPS
Di bawah ini merupakan hasil perhi- negatif berarti sektor-sektor tersebut pada
tungan dan analisis MRP Kabupaten tingkat Provinsi mempunyai pertumbuhan
Kepulauan Yapen untuk melihat deskripsi yang menonjol tetapi pada tingkat kabupaten
kegiatan atau sektor ekonomi terutama belum menonjol.
struktur ekonomi di wilayah ini.
Dari hasil perhitungan pada tabel Dari hasil analisis MRP dalam konteks
berikut menunjukkan, bahwa sektor ekono- Kabupaten Kepulauan Yapen tersebut,
mi yang mempunyai nilai RPR positif (+) dan menunjukkan bahwa sektor listrik, gas dan
nilai RPS positif (+) yaitu sektor listrik, gas air bersih dan sector perdagangan, restoran
dan air bersih dan sektor perdagangan, dan hotel merupakan sektor yang dominan
restoran dan hotel. Hal ini berarti pada pertumbuhannya. Selain itu, sektor tersebut
periode tahun 2004-2008, sektor listrik, gas juga menunjukkan peningkatan terhadap
dan air bersih dan sector perdagangan, struktur pertumbuhan ekonomi. Hal ini
restoran dan hotel. merupakan sektor yang mengingat sebagian besar penduduk di
potensial baik di tingkat Provinsi maupun di wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen masih
tingkat kabupaten karena mempunyai bergerak di bidang perdagangan, sehingga
pertumbuhan yang menonjol dari sektor sektor ini mempunyai pertumbuhan yang
ekonomi yang lain. Sedangkan hanya sektor menonjol dari sektor lainnya. Selain itu,
bangunan yang mempunyai pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih juga
rendah baik di tingkat Provinsi dan di tingkat mempunyai pertumbuhan yang menonjol
16
Analisis Potensi Unggulan Kabupaten Kepulauan Yapen: Agus Tri Basuki
17
UNISIA, Vol. XXXII No. 71 Juni 2009
Sektor :
1. Pertanian
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas dan Air bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, restoran dan hotel
7. Angkutan dan Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
9. Jasa-Jasa
Dari tabel hasil analisis tabel 2., terlihat 3. Analisis Location Quotient
pada tahun 2008 terjadi pergeseran (LQ)
pembangunan di Kabupaten Kepulauan
Yapen Provinsi Papua, artinya pergeseran Location Quotient (LQ) merupakan alat
pembangunan dapat dilihat dari laju analisis untuk mengetahui ada tidaknya
pertumbuhan yang signifikan, hal ini dapat spesialisasi suatu wilayah untuk sektor
dilihat pada tabel diatas memiliki pengaruh (industri) tertentu.
keunggulan kompetitif kecuali, yaitu sektor LQ = (Eij/Ej)/(Ein/En)
bangunan, Angkutan dan komunikasi, dan dimana, Eij : Kesempatan kerja di
jasa. Dari hasil analisis shift-share pada sektor I di wilayah j
tahun 2008 secara keseluruhan dengan Ej : Kesempatan kerja di wilayah j
melihat pengaruh keunggulan kompetitif pada
Ein : Kesempatan kerja di sektor I di
PDRB mengalami perbaikan dibandingkan
negara n
dengan tahun 2006, tetapi secara kese- 1. Pertanian
luruhan semua sektor terjadi penurunan Eij : Kesempatan kerja di negara n 2. Pertamba
dibandingan tahun 2006 pada PDRB dalam Interpretasi dari hasil perhitungan 3. Industri Pe
wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen. dengan formula tersebut adalah : 4. Listrik, ga
5. Bangunan
6. Perdagan
Tabel 3. Indeks Location Quotient (LQ) Kabupaten Kepulauan Yapen Papua, 7. Angkutan
Tahun 2005-2008 8. Keuangan
9. Jasa-jasa
18
Analisis Potensi Unggulan Kabupaten Kepulauan Yapen: Agus Tri Basuki
n Jika nilai LQ > 1, maka wilayah j untuk usaha. Artinya, semua kabupaten/kota
sektor I ada spesialisasi (Tingkat memiliki subsektor unggulan dan penetapan
spesialisasi wilayah > tingkat kawasan andalan berdasarkan persyaratan
spesialisasi nasional) sektor unggulan dapat dipandang tepat.
n Jika nilai LQ = 1, maka wilayah j untuk Dari hasil perhitungan LQ diatas dapat
sektor I ada spesialisasi (Tingkat disimpulkan bahwa Kabupaten Kepulauan
spesialisasi wilayah = tingkat Yapen memiliki keunggulan dalam semua
MRP (RP S) LQ
Sektor
Riil Nominal Riil Nominal
1. Pertanian + +
1,30 1,214043
2. Pertambangan & Penggalian _ _
-0,37 0,02428
Sumber: BPS Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2008(diolah)
+ _
3. Industri Pengolahan 2,13 0,522314
Keterangan:
4. Listrik, + +
MRP Gas & AirRasio
= Model BersihPertumbuhan 1,37 2,587062
RPS = Nilai Rasio Pertumbuhan wilayah _
5. Bangunan 0,61 Studi 2,968519 +
LQ = Nilai koefisien Locationt
6. Perdagangan, Re stora n & Hotel Quotient + +
1,01 2,384397
7. Pengangkutan & Komun
spesialisasi ikasi
nasional) _
sektor, kecuali +
sektor pertambangan dan
0,82 1,332585
n Jika nilai LQ
8. Keu. Persewaan & Jasa < 1, maka wilayah j untuk penggalian,
+ dan sektor industri
+ pengolahan.
sektor I ada spesialisasi (Tingkat
Perusahaan 1,88 Sektor yang3,983717
paling besar memiliki sektor
spesialisasi wilayah < tingkat
9. Jasa-jasa 2,67 unggulan
+ adalah sektor jasa (rerata
4,906299
+ 4,9), sektor
spesialisasi nasional) keuangan dan jasa perusahaan (rerata 3,9)
Analisis LQ menunjukan bahwa seluruh serta sektor bangunan (rerata 2,9). Sedangkan
kota/kabupaten baik yang berada dalam sektor pendukung industri pariwisata, yaitu
kawasan andalan maupun kawasan bukan sektor perdagangan, hotel dan restoran juga
andalan, memiliki LQ yang lebih besar dari termasuk sektor unggulan (rerata 2,39), tetapi
satu pada beberapa subsektor lapangan tidak termasuk dalam 3 besar.
19