Anda di halaman 1dari 15

Analisis Potensi Unggulan Kabupaten Kepulauan Yapen: Agus Tri Basuki

Analisis Potensi Unggulan Kabupaten


Kepulauan Yapen dalam Menopang
Pembangunan Provinsi Papua Tahun
2004-2008
Agus Tri Basuki
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
e-mail:agustribasuki@yahoo.co.
Regency Kepulauan Yapen is a new regency as a result of regional separation and is
located in the area which is very closely to the neck of the bird head of Papua Province. An
economic development strategy of a region must be able to identify all economic poten-
cies of the region. Using analyses of MRP, Shift Share, LQ, Overlay and Klassen Typology,
this research explores the economic potencies of Regency Kepulauan Yapen. This re-
search reveals that the Regency has economic advantages in most sectors, except those
of mining and manufacturing industries. The most advantageous sectors are those of
services, finance, service companies, and construction. Other advantageous sectors are
those supporting tourist industries, such as trade, hotel and restaurants.
Keywords: economic development, economic potencies, advantages.

Pendahuluan pembangunan yang dimiliki setiap daerah


sangat bervariasi, maka setiap daerah harus
P embangunan daerah sebagai bagian in
tegral dari pembangunan nasional yang
dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi
menentukan kegiatan sektor ekonomi yang
dominan (Syafrizal, 1999).
daerah dan pengaturan sumber daya Kebijakan pembangunan ekonomi
nasional yang memberikan kesempatan bagi daerah yang ditetapkan di suatu daerah
peningkatan demokrasi dan kinerja daerah harus disesuaikan dengan kondisi
untuk meningkatkan kesejahteraan (masalah, kebutuhan, dan potensi) daerah
masyarakat. Oleh karena itu, pembangunan yang bersangkutan. Oleh karena itu,
ekonomi daerah merupakan bagian dari penelitian yang mendalam tentang keadaan
pembangunan daerah secara menyeluruh. tiap daerah harus dilakukan untuk
mendapatkan data dan informasi yang
Dalam upaya mencapai tujuan
berguna bagi penentuan perencanaan
pembangunan ekonomi daerah, kebijakan
pembangunan daerah yang bersangkutan
utama yang perlu dilakukan adalah
(Arsyad, 1999). Perencanaan pembangunan
mengusahakan semaksimal mungkin agar
ekonomi yang baik membutuhkan suatu
prioritas pembangunan daerah sesuai
perencanaan yang teliti dalam menggunakan
dengan potensi pembangunan yang dimiliki
sumber-sumber daya publik dan swasta
oleh daerah. Hal ini terkait dengan potensi
serta sektor-sektor yang berperan dalam

5
UNISIA, Vol. XXXII No. 71 Juni 2009

proses perencanaan. Melalui perencanaan Keadaan perekonomian Kabupaten


pembangunan ekonomi daerah yang terarah, Kepulauan Yapen Tahun 2008 tidak
pembayar pajak dan penanaman modal serta mengalami perubahan yang signifikan
penciptaan iklim dari kegiatan ekonomi yang dibandingkan dengan tahun-tahun sebe-
baik maka pembangunan suatu daerah lumnya, usaha pemerintah, pihak legislatif
dapat dikatakan sebagai satu unit kesatuan dan swasta dalam memacu pertumbuhan
yang memiliki keterkaitan antara satu sama ekonomi belum mencapai hasil yang
lain. maksimal, sehingga masih diperlukan
Daerah otonom mempunyai kewe- berbagai usaha untuk mencapai pertum-
nangan untuk mengatur dan melayani buhan di semua sektor. Karena dengan
kepentingan masyarakat berdasarkan pertumbuhan sektor-sektor ekonomi
aspirasi masyarakat serta merencanakan diharapkan dapat membuka lapangan kerja
pembangunan yang sesuai dengan per- baru yang akan berdampak positip bagi
aturan perundangan-undangan. Berdasarkan kesejahteraan masyarakat. Walaupun
hal tersebut, daerah perlu memiliki konsep secara umum pemberlakuan otonomi
utama dalam perencanaan pembangunan khusus di tanah Papua berimplikasi positif
daerah yang memuat dasar filosofi, visi, misi, bagi kemajuan perekonomian. Hal ini
arah kebijakan, dan strategi pembangunan ditandai dengan membaiknya beberapa
sebagai pedoman bagi penyelenggaraan indikator makro ekonomi seperti pertum-
pemerintahan dan pengelolaan pem- buhan perekonomian, tingkat kemakmuran
bangunan di daerah. Oleh karena itu, dan semakin bergesernya struktur pereko-
disadari bahwa pelaksanaan pembangunan nomian dari struktur primer menuju struktur
daerah bukan merupakan tanggungjawab sekunder.
pemerintah secara kesuluruhan tetapi Pertumbuhan riil PDRB Kabupaten
merupakan tanggung-jawab semua pihak Kepulauan Yapen tahun 2008 lebih rendah
dan masyarakat Kabupaten Kepulauan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu
Yapen, sehingga hasil yang diperoleh dapat sebesar 6,06 prosen. Tahun 2007 pertum-
bermanfaat bagi semua pihak. buhan PDRB Kabupaten Kepulauan Yapen
Keberhasilan pembangunan bidang sebesar 6,77 prosen, lebih tinggi diban-
ekonomi di Kabupaten Kepulauan Yapen dingkan tahun 2006 yang sebesar 6,17
dicerminkan oleh Produk Domestik Regional persen (Yapen dalam angka 2008).
Bruto (PDRB), baik besaran nilai nominal Dari sembilan sektor yang membentuk
maupun dari besaran pertumbuhan ekonomi. PDRB, untuk tahun 2008 ini sektor perta-
Pertumbuhan ekonomi dapat meningkatkan nian, sektor industri pengolahan, dan sektor
perluasan kesempatan kerja, mengurangi keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
pengangguran, dan secara makro akan mengalami peningkatan pertumbuhan,
menurunkan tingkat kemiskinan atau sedangkan untuk enam sektor lainnya
meningkatkan kesejahteraan. Permasa-lahan yaitu sektor pertambangan dan penggalian,
akan muncul jika peningkatan produksi dibawa sektor listrik dan air bersih, sektor bangunan,
ke luar wilayah dan dapat dimanfaatkan oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran,
penduduk di luar wilayah tersebut, maka sektor pengangkutan dan komunikasi, serta
pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah sektor jasa-jasa mengalami perlambatan
upaya untuk mening-katkan kesejahteraan pertumbuhan secara riil.
masyarakat di suatu wilayah.

6
Analisis Potensi Unggulan Kabupaten Kepulauan Yapen: Agus Tri Basuki

Dari uraian pendahuluan di atas, penulis Kajian Pustaka


terdorong untuk menganalisis dan mengkaji
lebih lanjut mengenai sektor-sektor ekonomi 1. Teori Pertumbuhan Ekonomi
yang menjadi pendorong pembangunan Daerah
ekonomi di Kabupaten Kepulauan Yapen.
Mengingat ruang lingkup pembangunan Ada beberapa teori dalam pertumbuhan
ekonomi daerah sangat luas maka penulis ekonomi regional atau daerah, yang
membatasi pembahasan masalah pada diuraikan seperti dibawah ini:
sektor-sektor ekonomi yang ada di Kabu-
1.1. Teori Ekonomi Neo Klasik
paten Kepulauan Yapen dan data yang
digunakan adalah data tahunan dari tahun Teori Neo Klasik ini memberikan dua
2004 sampai dengan tahun 2008. konsep pokok dalam pembangunan eko-
nomi daerah yaitu keseimbangan (equilib-
Berdasarkan latar belakang di atas,
rium) dan mobilitas faktor produksi. Artinya,
maka rumusan masalah yang akan dibahas
sistem perekonomian akan mencapai
dalam penelitian ini adalah:
keseimbangan alamiah jika modal bisa
1. Sektor ekonomi manakah yang menja- mengalir tanpa pembatasan. Oleh karena
di sektor unggulan dalam pembangun- itu, modal akan mengalir dari daerah yang
an daerah di Kabupaten Kepulauan berupah tinggi ke daerah yang berupah
Yapen dengan menggunakan beberapa rendah. Kaum klasik percaya bahwa
alat analisis alternatif? perekonomian yang dilandaskan pada
2. Bagaimana pertumbuhan sektor-sektor kekuatan mekanisme pasar akan menuju
ekonomi di Kabupaten Kepulauan keseimbangan. Dalam hal ini, kegiatan
Yapen menggunakan analisis Model produksi secara otomatis akan mencip-
Rasio Pertumbuhan (MRP)? takan daya beli untuk membeli barang-
barang yang dihasilkan. Dalam posisi
Tujuan Penelitian
keseimbangan tidak terjadi kelebihan
Berdasarkan perumusan masalah di maupun kekurangan permintaan.
atas, maka tujuan penelitian ini adalah: Ketidakseimbangan (disequilibrium), seperti
1. Untuk menganalisis dan mengetahui pasokan lebih besar dari permintaan,
sektor-sektor ekonomi yang menjadi kekurangan konsumsi, atau terjadi
sektor unggulan dalam pembangunan pengangguran, keadaan ini dinilai kaum
daerah di Kabupaten Kepulauan Yapen klasik sebagai suatu yang sifatnya
dengan menggunakan beberapa alat sementara. Nanti akan ada suatu tangan
analisis alternatif. yang tak kentara (invisiblehands) yang akan
2. Untuk mengetahui pertumbuhan sektor- membawa perekonomian kembali pada sisi
sektor ekonomi berdasarkan kondisi keseimbangan.
PDRB di Kabupaten Kepulauan Yapen
1.2. Teori Basis Ekonomi (Economic Ba-
menggunakan analisis Model Rasio
Pertumbuhan (MRP).
sic Theory)
Teori basis ekonomi ini menyatakan
bahwa faktor penentu utama pertumbuhan
ekonomi suatu daerah adalah berhubungan
langsung dengan permintaan akan barang

7
UNISIA, Vol. XXXII No. 71 Juni 2009

dan jasa dari luar daerah (Arsyad, 1999). tempat yang menyediakan sumber daya
Teori basis ini dibagi menjadi dua sektor industri dan bahan baku. Tempat sentral
yaitu sektor basis dan sektor non basis. tersebut merupakan suatu pemukiman yang
Sektor basis adalah suatu sektor ekonomi menyediakan jasa-jasa bagi penduduk
yang dapat mengekspor barang dan jasa daerah yang mendukungnya.
keluar daerah perekonomian. Sedangkan Teori tempat sentral bisa diterapkan
sektor non basis adalah sektor atau kegiatan pada pembangunan ekonomi daerah, baik
barang dan jasa yang dibutuhkan oleh daerah pedesaan maupun perkotaan.
masyarakat. Beberapa daerah bisa menjadi wilayah
Teori ini didasarkan pada teori lokasi, penyedia jasa sedangkan lainya hanya
yaitu pertumbuhan ekonomi suatu daerah sebagai daerah pemukiman. Seorang ahli
akan banyak ditentukan oleh jenis lokasi ekonomi pembangunan ekonomi daerah
yang selanjutnya dapat digunakan daerah dapat membantu masyarakat untuk
tersebut sebagai kekuatan ekspor, sehingga mengembangkan peranan fungsional
dalam menentukan strategi pembangunan mereka dalam sistem ekonomi daerah.
harus disesuaikan dengan keuntungan
lokasi yang dimiliki guna meningkatkan 1.5. Teori Kausasi Kumulatif
pertumbuhan ekonomi daerah. Kondisi daerah-daerah sekitar kota
yang semakin buruk menunjukkan konsep
1.3. Teori Lokasi dasar mirip teori kausasi kumulatif. Dengan
Teori ini mengemukakan tentang kata lain, kekuatan-kekuatan pasar
pemilihan lokasi yang dapat meminimumkan cenderung memperparah kesenjangan
biaya. Lokasi optimum dari suatu perusahaan daerah-daerah tersebut. Daerah yang maju
atau industri umumnya terletak atau mengalami akumulasi keunggulan kompetitif
berdekatan dengan pasar atau sumber bahan dibandingkan daerah-daerah lainya.
baku. Artinya, semakin tepat pemilihan lokasi
yang strategis maka semakin kecil biaya 1.6. Teori Model Daya Tarik (Attraction)
produksi yang dikeluarkan. Ada beberapa Teori model daya tarik adalah model
variabel yang mempengaruhi kualitas suatu pembangunan ekonomi yang paling banyak
lokasi misalnya upah tenaga kerja, biaya dipergunakan oleh masyarakat atau teori ini
energi, ketersediaan pemasok, komunikasi, disebut juga teori daya tarik industri. Teori
pendidikan dan pelatihan, kualitas pemerintah ekonomi yang mendasarinya adalah bahwa
daerah dan tanggung jawab serta sanitasi. suatu masyarakat dapat memperbaiki posisi
Keterbatasan dari teori lokasi ini pada saat pasar terhadap industrialis melalui
sekarang adalah bahwa teknologi dan pemberian subsidi dan intensif.
komunikasi modern telah mengubah
signifikansi suatu lokasi tertentu untuk 2. Perencanaan Pembangunan
kegiatan produksi dan distribusi barang. Ekonomi Daerah
1.4. Teori Tempat Sentral (Central Place Perencanaan adalah suatu proses yang
Theory) bersinambung yang mencakup keputusan-
keputusan atau pilihan-pilihan berbagai
Teori tempat sentral menganggap
alternatif penggunaan sumber daya untuk
bahwa ada semacam hirarki tempat (hierar-
mencapai tujuan tertentu pada masa yang
chy of places) yang didukung oleh sejumlah
akan datang (Conyers & Hill, 1994).

8
Analisis Potensi Unggulan Kabupaten Kepulauan Yapen: Agus Tri Basuki

Tujuan perencanaan menurut Moham- daerah. Perencanaan pembangunan


mad Hatta adalah mengadakan suatu ekonomi daerah bisa dianggap sebagai
perekonomian nasional yang diatur, yang perencanaan untuk memperbaiki kapasitas
direncanakan tujuannya dan jalannya. sektor swasta dalam menciptakan nilai
Sedangkan menurut Widjojo Nitisastro, sumber-sumber daya swasta secara
perencanaan pada dasarnya berkaitan bertanggung jawab (Kuncoro, 2004).
dengan dua hal yaitu pertama adalah
penentuan pilihan yang hendak dicapai 3. Sumber Daya Perencanaan
dalam jangka waktu tertentu atas dasar nilai Untuk Pembangunan Daerah
yang dimiliki masyarakat yang ber-
Kebanyakan orang mengetahui bahwa
sangkutan. Kedua, pilihan-pilihan diantara
hasil dari suatu pertumbuhan ekonomi,
cara-cara alternatif yang efisien guna
pekerjaan yang lebih banyak dan lebih baik,
mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini,
peningkatan kekayaan dan pendapatan, dan
untuk penentuan tujuan yang meliputi
sebagainya akan memperbaiki tingkat
jangka waktu tertentu maupun bagi
kehidupan masyarakat. Namun demikian,
pemilihan cara-cara tersebut diperlukan
disadari, bahwa pembangunan ekonomi
kriteria tertentu yang sebelumnya harus
adalah suatu proses dimana suatu
dipilih terlebih dahulu.
masyarakat menciptakan lingkungan fisik
Perencanaan ekonomi terdiri atas atau peraturan yang mempengaruhi hasil-
sederetan fungsi kewenangan masyarakat hasil pembangunan ekonomi seperti
dalam menggunakan sumber daya ekonomi kenaikan kesempatan kerja dan
secara optimal untuk mencapai suatu pertumbuhan ekonomi (Arsyad, 1999),
tatanan yang lebih baik. Dengan demikian, maka pemerintah daerah menggunakan
perencanaan ekonomi merupakan penga- berbagai sumber daya yang utama dalam
turan dan pengarahan atas suatu kegiatan pembangunan daerahnya.
ekonomi melalui tindakan yang terkoordinasi
secara sistematis oleh badan perencanaan 3.1. Lingkungan Fisik sebagai Sumber
pusat dengan tujuan tertentu dalam periode Daya Perencanaan
waktu tertentu.
Pemerintah daerah biasanya memper-
Dalam usaha pelaksanaan pembangun- hatikan masalah lingkungan fisik dan
an sekarang ini belum berjalan dengan baik infrastruktur fisik yang tentu saja merupakan
karena perencanaan ekonomi yang ada hal yang penting bagi dunia usaha dan
belum dapat memberikan gambaran dari industri. Sektor swasta biasanya memiliki
berbagai indikator ekonomi dalam suatu keinginan-keinginan yang bersifat khusus
pembangunan. Perencanaan pembangunan maupun umum dan persyaratan-persyaratan
ekonomi ini ditandai dengan adanya usaha tertentu untuk lingkungan fisik. Kebutuhan
untuk memenuhi ciri-ciri tertentu dan tujuan khusus biasanya mencakup jasa angkutan
yang bersifat pembangunan tertentu. Hal ini khusus atau jasa pembuangan limbah.
yang membedakan perencanaan pem- Bentuk-bentuk lingkungan fisik ini bisa
bangunan dengan perencanaan-peren- dibuat sama. Dengan kata lain, pemerintah
canaan yang lain. daerah bisa menyediakan jasa atau fasilitas
Perencanaan pembangunan ekonomi khusus untuk memenuhi keinginan dunia
daerah bukanlah perencanaan dari suatu usaha atau industri. Salah satu faktor yang

9
UNISIA, Vol. XXXII No. 71 Juni 2009

mempengaruhi keputusan lokasi dari tukan peran (role) yang akan dilakukan dalam
investasi sektor swasta adalah daya tarik proses pembangunan. Ada 4 (empat) peran
(attraction) dari suatu daerah. Bentuk dari yang dapat diambil oleh pemerintah daerah
daya tarik ini sering disebut kualitas hidup dalam proses pembangunan ekonomi
yang sangat penting bagi dunia industri dan daerah yaitu sebagai entrepreneur, koor-
bagi pemerintah daerah memberikan posisi dinator, fasilisator, dan stimulator bagi
untuk memperbaiki kualitas hidup lahirnya inisiatif-inisiatif pembangunan
masyarakat. daerah (Arsyad, 1999).

3.2. Lingkungan Regulasi sebagai Sumber 5. Pembangunan Daerah di Era


Daya Perencanaan Otonomi
Pemahaman bahwa insentif dan kebi-
Ditetapkannya Undang-Undang No. 32
jakan-kebijakan keuangan merupakan input
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan
penting bagi proses pembangunan ekonomi.
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang
Kebanyakan pemerintah daerah mengkaji
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
ulang sistem regulasinya untuk menunjuk-
Pusat dan Pemerintah Daerah, telah
kan bahwa biaya untuk melakukan kegiatan
memberikan kewenangan bagi pemerintah
usaha di daerah untuk mencapai pertumbuh-
daerah untuk menyelenggarakan peme-
an ekonomi tetapi itu hanya mencerminkan
rintahannya sendiri untuk lebih memajukan
keinginan mereka. Dengan kata lain, untuk
dan melakukan pembangunan di daerah
menarik dan mengembangkan dunia usaha
masing-masing.
di daerahnya, maka perlu adanya penye-
derhanaan dalam sistem regulasi. Menurut Undang-Undang No.32 Tahun
2004; “Daerah Otonom adalah kesatuan
3.3. Lingkungan Attitudinal sebagai masyarakat hukum yang mempunyai batas-
Sumber Daya Perencanaan batas yang berwenang mengatur dan
Keputusan yang diambil sektor swasta mengurus urusan pemerintahan dan kepen-
mengenai investasi atau relokasi tidak hanya tingan masyarakat setempat menurut
didasarkan pada perkataan kasar para inves- prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
tor yang tidak dimengerti oleh masyarakat atau masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan
penduduk suatu daerah. Dalam kenyataannya, Republik Indonesia”.
keputusan akhir akan sangat dipengaruhi juga Sedangkan menurut Undang-Undang
oleh semacam feeling atau judgment para No.32 Tahun 2004 “Otonomi Daerah adalah
investor mengenai reaksi masyarakat daerah hak, wewenang, dan kewajiban daerah
sebagai calon lokasi investasi karena dunia otonom untuk mengatur dan mengurus
usaha tidak akan memilih suatu daerah sendiri urusan pemerintahan dan kepen-
tertentu karena penduduknya. tingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan”.
4. Peran Pemerintah dalam Berdasarkan Undang-Undang tersebut,
Pembangunan Daerah maka masing-masing daerah dituntut untuk
lebih mandiri dalam menjalankan proses
Tahap pertama perencanaan bagi setiap
pembangunan daerahnya. Antara lain dalam
organisasi yang tertarik dalam pem-
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
bangunan ekonomi daerah adalah menen-
pengendalian dan evaluasi kebijakan

10
Analisis Potensi Unggulan Kabupaten Kepulauan Yapen: Agus Tri Basuki

pembangunan. Dengan demikian setiap kesenjangan antar daerah, tetapi justru


daerah harus mampu berkreasi dan meng- harus mampu mendekatkan taraf kemajuan
optimalkan outputnya guna meningkatkan daerah yang satu dengan daerah lainnya (
kemajuan dan kemandirian daerah serta Kartasasmita, 1996).
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Dalam rangka pembangunan nasional,
daerahnya. penyelenggaraan dan perwujudan otonomi
Aparatur pemerintah yang berkemam- daerah perlu mempertimbangkan pengaruh
puan, sehingga masyarakat secara nyata dan hubungannya dengan aspek-aspek lain,
memperoleh manfaat dari adanya otonomi. yaitu sebagai berikut:
Agar tujuan dan usaha pembangunan daerah 1) Hubungan globalisasi dan proses
dapat berhasil dengan baik maka peme- industrialisasi
rintah daerah perlu berfungsi dengan baik. 2) Hubungan persatuan dan kesatuan
Oleh karena itu, pembangunan daerah juga bangsa
merupakan usaha mengembangkan dan 3) Hubungan dengan kencenderungan
memperkuat pemerintahan daerah dalam egalitarianisme
rangka penyelenggaraan otonomi daerah. 4) Hubungan dengan pemberdayaan
rakyat
6. Penyelenggaraan Otonomi Inti dari konsep pelaksanaan otonomi
Daerah daerah adalah upaya untuk memaksimalkan
Desentralisasi pada dasarnya meru- hasil yang akan dicapai sekaligus meng-
pakan suatu mekanisme atas pengelolaan hindari kerumitan dan hal-hal yang meng-
kebijaksanaan dengan kewenangan yang hambat pelaksanaan otonomi daerah.
lebih besar diberikan kepada daerah agar Menurut Rasyid dan Paragon dikatakan,
penyelenggaraan pemerintah dan pelak- bahwa keberhasilan pelaksanaan otonomi
sanaan pembangunan lebih efektif dan daerah ditentukan oleh 5 (lima) faktor, yaitu:
efisien. 1) Self Reguler Power, kemampuan
Dalam batas-batas yang disepakati, mengatur dan melaksanakan otonomi
yakni bahwa otonomi tidak berarti terlepas daerah demi kepentingan masyarakat
dari Negara kesatuan dan kaidah-kaidah di daerah.
serta aturan-aturan yang mengikat bangsa 2) Self Modifiying Power, kemampuan
ini menjadi satu, dan bahwa maksud menyesuaikan terhadap peraturan
diadakannya otonomi adalah demi kesejah- yang ditetapkan sesuai dengan kondisi
teraan masyarakat di daerah dan di seluruh daerah, termasuk penemuan baru yang
tanah air, maka desentralisasi di berbagai inovatif ke arah kemajuan dalam
bidang itu akan berpengaruh positif bagi menyikapi potensi daerah.
kehidupan berbangsa dan bernegara, 3) Creating Local Political Support,
bahkan mungkin bukan hanya keinginan penyelenggaraan pemerintah daerah
melainkan suatu kebutuhan, karena perkem- yang memiliki legimitasi yang kuat dari
bangan masyarakat serta lingkungan masyarakat.
strategis mengharuskan kecepatan dalam 4) Managing Financial Resources, mampu
mengatasi kendala dan memanfaatkan mengembangkan kompetensi dalam
peluang. Di pihak lain, desentralisasi tidak mengelola secara optimal sumber
juga mengakibatkan makin besarnya penghasilan dan keuangan guna
membiayai aktifitas pemerintahan,

11
UNISIA, Vol. XXXII No. 71 Juni 2009

pembangunan dan pelayanan kepada Penelitian oleh Liling Joko Suprapto


masyarakat. (2007) “Analisis Perubahan Struktur Ekonomi
5) Developing Brain Power, membangun dan Basis Ekonomi Provinsi DI Yogyakarta
sumber daya manusia yang handal dan Tahun 1998-2004 (Implementasi Pelaksa-naan
selalu bertumpu pada kapasitas dan Otonomi Daerah). Penelitian ini merupakan
kapabilitas dalam menyelesaikan penelitian deskriptif, dengan menggunakan
masalah yang terjadi di daerah. data sekunder berupa variabel PDRB beserta
Dalam pelaksanaan otonomi daerah komponen-komponennya di Provinsi DIY dan
yang ditentukan dari kelima faktor di atas juga variabel PDB Indonesia antara era
maka faktor managing financial resources sebelum (1998-2000) dan pada era otonomi
atau kemampuan dalam mengelola daerah (2001-2004). Adapun metode analisis
keuangan secara optimal sumber peng- data yang digunakan antara lain analisis
hasilan sehingga pembangunan ekonomi Deskriptif, analisis Shift-Share E-M, analisis
daerah akan dapat berjalan dengan baik. Indeks Konsentrasi, analisis Indeks
Spesialisasi, analisis LQ, analisis MRP, dan
7. Hasil Penelitian Terdahulu analisis Overlay. Selain itu untuk menguji
gambaran kinerja antara era sebelum dan pada
Sri Suharsih dan Ahmad Syari’uddin
era otonomi daerah digunakan analisis uji t
(2003) pernah meneliti, “Analisis Dalam
untuk dua sampel berpasangan dan analisis
Perencanaan Pembangunan Daerah Dengan
uji t untuk dua sampel inde-penden (khusus
Menggunakan Beberapa Alat Analisis: Studi
pada hasil analisis LQ). Kesimpulan dari
Kasus Provinsi Daerah Yogyakarta, Pada
penelitian ini yaitu menge-tahui kinerja antara
PELITA VI”. Penelitian ini diambil untuk
era sebelum dan pada era otonomi daerah
menganalisis secara umum gambaran
digunakan analisis uji t untuk dua sampel
tentang sektor ekonomi di Provinsi DIY,
berpasangan dan analisis uji t untuk dua
penelitian ini juga untuk mengidentifikasi
sampel independen (khusus pada hasil
perkembangan potensi dan sektor ekonomi
analisis LQ). Dari hasil penelitian dengan
dalam perencanaan pembangunan serta
menggabungkan hasil analisis LQ dan MRP
pertumbuhan ekonomi di Provinsi DIY.
didapat sektor ekonomi unggulan kontribusi
Dalam penelitian ini di antaranya meng-
(+) pertumbuhan (+) di Provinsi DIY pada era
gunakan alat analisis Model Rasio
sebelum otonomi daerah adalah sektor
Pertumbuhan (MRP), analisis Location Quo-
pertanian, bangunan, perdagangan,
tient (LQ), analisis Overlay dan analisis
pengangkutan, keuangan, dan jasa-jasa.
Klassen Typology. Hasil penelitian ini
Sedangkan pada era otonomi daerah sektor
menunjukkan, bahwa Provinsi DIY mempu-
unggulannya adalah listrik, gas dan air minum,
nyai keunggulan dalam perkembangan
bangunan, perdagangan, dan keuangan.
sektor sekunder dan tersier terutama seperti
sektor industri pengolahan, transportasi dan
Metode Penelitian
telekomunikasi, dan sektor jasa. Dari hasil
analisis dengan menggunakan metode
Klassen Typology menunjukkan pertum- 1. Analisis Model Rasio
buhan yang cepat di sektor industri Pertumbuhan (MRP)
pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan Analisis MRP merupakan alat analisis
restoran, sektor keuangan, jasa perusahaan untuk melihat deskripsi kegiatan atau sektor
dan persewaan serta sektor jasa-jasa. ekonomi yang potensial berdasarkan pada

12
Analisis Potensi Unggulan Kabupaten Kepulauan Yapen: Agus Tri Basuki

kriteria pertumbuhan struktur ekonomi dengan laju pertumbuhan kegiatan i wilayah


wilayah baik eksternal maupun internal referensi.
(Yusuf, 1999). “ Eij / E ij (t)
Pendekatan analisis MRP ini dibagi RPS = ................................(2)
menjadi dua rasio, yaitu: rasio pertumbuhan
“ EiR / EiR (t)
wilayah referensi (RP R) dan rasio per-
tumbuhan wilayah studi (RPS).
Keterangan: “ Eij = Perubahan
a. Rasio Pertumbuhan Wilayah pendapatan kegiatan i di wilayah studi
Referensi (RPR) Eij(t) = Pendapatan kegiatan i pada
RPR adalah perbandingan antara laju awal periode penelitian wilayah studi
pertumbuhan pendapatan kegiatan i di “ EiR = Perubahan pendapatan kegiatan
wilayah referensi dengan laju pertumbuhan i di wilayah referensi
total kegiatan (PDRB) wilayah referensi. EiR(t) = Pendapatan kegiatan i awal
“ EiR/ EiR (t) periode penelitian di wilayah referensi
RPR =..................................(1) Jika nilai RPs > 1 Þ positif ( + ), artinya
“ E R / E R (t) menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor
pada tingkat wilayah studi lebih tinggi
dibandingkan dengan pertumbuhan sektor
Keterangan: “ EiR = Perubahan pendapatan pada wilayah referensi.
kegiatan i di wilayah referensi Jika nilai RPs < 1 Þ negatif ( - ), artinya
EiR(t) = Pendapatan kegiatan i awal periode pertumbuhan suatu sektor pada tingkat
penelitian di wilayah referensi wilayah studi lebih rendah dibandingkan
“ER = Perubahan PDRB di wilayah referensi dengan pertumbuhan sektor tersebut pada
ER (t) = PDRB pada awal penelitian wilayah wilayah referensi.
referensi
2. Analisis Shift Share
Jika nilai RPR > 1 Þ positif ( + ), artinya
menunjukkan bahwa pertumbuhan suatu Analisis Shift share merupakan teknik
sektor tertentu dalam wilayah referensi lebih dalam menganalisis pertumbuhan ekonomi
tinggi dari pertumbuhan PDRB total wilayah suatu daerah sebagai perubahan atau
referensi. peningkatan suatu indikator pertumbuhan
Jika nilai RPR < 1 Þ negatif ( - ), artinya perekonomian suatu wilayah dalam kurun
menunjukkan bahwa pertumbuhan suatu waktu tertentu. Tujuan analisis ini adalah
sektor tertentu dalam wilayah referensi lebih untuk menentukan kinerja atau produktivitas
kecil dari pertumbuhan PDRB total wilayah kerja perekonomian daerah dibandingkan
referensi. dengan perekonomian di tingkat regional
atau nasional.
b. Rasio Pertumbuhan Wilayah Analisis Shift share ini membagi
Studi (RPS) pertumbuhan sebagai perubahan (D) suatu
variabel daerah, seperti jumlah tenaga kerja,
RPS adalah perbandingan antara laju nilai tambah, pendapatan atau output selama
pertumbuhan kegiatan i wilayah studi waktu tertentu menjadi pengaruh-pengaruh

13
UNISIA, Vol. XXXII No. 71 Juni 2009

pertumbuhan nasional (N), bauran industri/ (industri) dalam suatu daerah itu dengan
industry mix (M) dan keunggulan kompetitif peranan kegiatan atau industri sejenis dalam
(C). Pengaruh pertumbuhan nasional disebut perekonomian regional atau nasional.
proporsional shift atau bauran komposisi, Perhitungan basis tersebut menggunakan
dan pengaruh keunggulan kompetitif variabel PDRB wilayah atas suatu kegiatan
dinamakan differential shift atau regional dalam struktur ekonomi wilayah.
share (Soepono, 1993). Ada 3 (tiga) kategori hasil perhitungan
Ada 2 (dua) indikator dari hasil perhi- Location Quotient (LQ) dalam perekonomian
tungan Shift share dalam perekono-mian daerah, yaitu:
suatu daerah, yaitu: 1) Jika nilai LQ > 1, maka sektor yang
1) Jika nilai dari komponen pergeseran bersangkutan di wilayah studi lebih
proporsional dari sektor > 0, maka berspesialisasi dibandingkan dengan
sektor yang bersangkutan mengalami wilayah referensi. Artinya, sektor
pertumbuhan yang cepat dan mem- tersebut dalam perekonomian daerah
berikan pengaruh yang positif kepada di wilayah studi memiliki keunggulan
perekonomian daerah, begitu juga komparatif dan dikategorikan sebagai
sebaliknya. sektor basis.
2) Jika nilai komponen pergeseran 2) Jika nilai LQ < 1, maka sektor yang
diferensial suatu sektor < 0, maka bersangkutan di wilayah studi kurang
keunggulan komparatif dari sektor berspesialisasi dibandingkan dengan
tersebut meningkat dalam pereko-nomian wilayah referensi. Sektor tersebut
yang lebih tinggi, begitu juga sebaliknya. dikategorikan sebagai sektor non ba-
sis.
3. Analisis Location Quotient 3) Jika nilai LQ = 1, maka sektor yang
(LQ) bersangkutan baik di wilayah studi
Location Quotient (LQ) yaitu usaha maupun di wilayah referensi memiliki
untuk mengukur konsentrasi dari suatu peningkatan.
kegiatan (industri) dalam suatu daerah
4. Analisis Overlay
dengan cara membandingkakan peranannya
dalam perekonomian daerah itu dengan Analisis Overlay ini dimaksudkan untuk
peranan kegiatan atau industri sejenis dalam menentukan sektor atau kegiatan ekonomi
perekonomian regional atau nasional. yang potensial berdasarkan kriteria
Analisis LQ digunakan untuk mengetahui pertumbuhan dan kriteria kontribusi dengan
seberapa besar tingkat spesialisasi sektor menggabungkan hasil dari Metode Rasio
basis atau unggulan (leading sector). Pertumbuhan (MRP) dan metode Location
Indikator yang digunakan yaitu kesempatan Quotient (LQ). Metode ini mempunyai 4
kerja (tenaga kerja) dan Produk Domestik (empat) penilaian atau kemungkinan, yaitu:
Regional Bruto (PDRB) suatu wilayah. 1) Pertumbuhan (+) dan kontribusi (+),
Analisis LQ merupakan suatu alat menunjukkan suatu kegiatan yang
analisis untuk menunjukkan basis ekonomi sangat dominan baik dari pertumbuhan
suatu wilayah terutama dari kriteria maupun dari kontribusi.
kontribusi. Alat analisis ini juga dipakai untuk 2) Pertumbuhan (+) dan kontibusi (-)
mengukur konsentrasi dari suatu kegiatan menunjukkan suatu kegiatan yang

14
Analisis Potensi Unggulan Kabupaten Kepulauan Yapen: Agus Tri Basuki

pertumbuhannya dominan tetapi ekonomi yang potensial berdasarkan pada


kontribusinya kecil. Kegiatan ini perlu kriteria pertumbuhan struktur ekonomi
lebih ditingkatkan kontribusinya untuk wilayah baik eksternal maupun internal.
menjadi kegiatan yang dominan. Model analisis ini diturunkan dari persamaan
3) Pertumbuhan (-) dan kontribusi (+) awal komponen utama dalam analisis Shift
menunjukkan suatu kegiatan yang Share yaitu Differential Shift dan Proportion-
pertumbuhannya kecil tetapi kontri- ality Shift. Dalam analisis ini terdapat dua
businya besar. Kegiatan ini sangat jenis rasio pertumbuhan yaitu Rasio
memungkinkan, bahwa kegiatan Pertumbuhan Wilayah Referensi (RPR) yaitu
sedang mengalami penurunan. Provinsi Papua dan Rasio Pertumbuhan
4) Pertumbuhan (-) dan kontribusi (-) Wilayah Studi (RP S) yaitu Kabupaten
menunjukkan suatu kegiatan yang Kepulauan Yapen.
tidak potensial baik dari kriteria Hasil dari analisis MRP ini dapat
pertumbuhan maupun dari kontribusi. diklasifikasikan sebagai berikut:
5. Analisis Klassen Tyopology 1) Sektor yang mempunyai nilai RPR
positif (+) dan RPS positif (+) berarti
Analisis Klassen Tyopology digunakan kegiatan tersebut pada tingkat Provinsi
untuk melihat gambaran tentang pola dan mempunyai pertumbuhan yang
struktur pertumbuhan masing-masing sektor menonjol dan demikian pula pada
ekonomi. Gambaran tentang pola dan tingkat kabupaten. Kegiatan ini selan-
struktur pertumbuhan daerah ini, dapat jutnya disebut dominan pertumbuhan.
dipergunakan untuk memperkirakan 2) Sektor yang mempunyai nilai RPR
prospek pertumbuhan ekonomi daerah pada positif (+) dan RPS negatif (-) berarti
masa mendatang. Selain itu, hal tersebut kegiatan tersebut pada tingkat Provinsi
juga dapat dipergunakan sebagai bahan mempunyai pertumbuhan menonjol,
pertimbangan dalam menentukan kebijak- namun pada tingkat kabupaten belum
sanaan pembangunan daerah. menonjol.
Dan dengan kata lain, dalam analisis 3) Sektor yang mempunyai nilai RPR
terdapat empat klasifikasi sektor-sektor negatif (-) dan RPS positif (+) berarti
ekonomi yang mempunyai karakteristik kegiatan tersebut pada tingkat Provinsi
yang berbeda yaitu, sektor tumbuh cepat mempunyai pertumbuhan tidak menon-
(rapid growth sector), sektor tertekan jol sementara pada tingkat kabupaten
(retarted sector), sektor sedang tumbuh termasuk menonjol.
(growing sector), sektor relatif tertinggal (rela- 4) Sektor yang mempunyai nilai RPR
tively backward sector) yang dapat dilihat negatif (-) dan RPS negatif (-) berarti
seperti dibawah ini: kegiatan tersebut pada tingkat Provinsi
dan pada tingkat kabupaten
Pembahasan mempunyai pertumbuhan rendah.
Apabila nilai RPR atau RPS > 1 yaitu
1. Analisis Model Rasio positif (+), artinya menunjukkan, bahwa
Pertumbuhan (MRP) pertumbuhan suatu sektor tertentu dalam
wilayah referensi lebih tinggi dari pertum-
Analisis MRP merupakan alat analisis buhan PDRB total wilayah referensi.
untuk melihat deskripsi kegiatan atau sektor Sedangkan, apabila nilai RPR atau RPS < 1

15
UNISIA, Vol. XXXII No. 71 Juni 2009

yaitu negatif (-), artinya menunjukkan bahwa kabupaten. Dan sektor-sektor lainnya seperti
pertumbuhan suatu sektor tertentu dalam sektor pertambangan dan penggalian, dan
wilayah referensi lebih kecil dari pertum- Sektor pengangkutan dan komunikasi,
buhan PDRB total wilayah referensi. mempunyai nilai RPR positif dan nilai RPS
Di bawah ini merupakan hasil perhi- negatif berarti sektor-sektor tersebut pada
tungan dan analisis MRP Kabupaten tingkat Provinsi mempunyai pertumbuhan
Kepulauan Yapen untuk melihat deskripsi yang menonjol tetapi pada tingkat kabupaten
kegiatan atau sektor ekonomi terutama belum menonjol.
struktur ekonomi di wilayah ini.

Tabel 1.Hasil Perhitungan MRP Kabupaten Kepulauan Yapen


Tahun 2004-2008
Sektor RPR RPS
Riil Nominal Riil Nomi nal
1. Pertanian - +
0,20 1,30
2. Pertambangan & Penggalian 1,40 + -0,37 _
3. Industri Pengolahan - +
0,46 2,13
4. List rik, Gas & Air Bersih + +
1,10 1,37
5. Bangunan - _
0,90 0,61
6. Perdagangan, Restoran & Hotel 1,05 + 1,01 +
7. Pengangkutan & Komunikasi + _
1,81 0,82
8. Keu. Persewaan & Jasa Perusahaan - +
0,18 1,88
9. Jasa-jasa -0,03 - 2,67 +
Sumber: BPS Kabupaten Kepulauan Yapen (data diolah), Lampiran 1

Dari hasil perhitungan pada tabel Dari hasil analisis MRP dalam konteks
berikut menunjukkan, bahwa sektor ekono- Kabupaten Kepulauan Yapen tersebut,
mi yang mempunyai nilai RPR positif (+) dan menunjukkan bahwa sektor listrik, gas dan
nilai RPS positif (+) yaitu sektor listrik, gas air bersih dan sector perdagangan, restoran
dan air bersih dan sektor perdagangan, dan hotel merupakan sektor yang dominan
restoran dan hotel. Hal ini berarti pada pertumbuhannya. Selain itu, sektor tersebut
periode tahun 2004-2008, sektor listrik, gas juga menunjukkan peningkatan terhadap
dan air bersih dan sector perdagangan, struktur pertumbuhan ekonomi. Hal ini
restoran dan hotel. merupakan sektor yang mengingat sebagian besar penduduk di
potensial baik di tingkat Provinsi maupun di wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen masih
tingkat kabupaten karena mempunyai bergerak di bidang perdagangan, sehingga
pertumbuhan yang menonjol dari sektor sektor ini mempunyai pertumbuhan yang
ekonomi yang lain. Sedangkan hanya sektor menonjol dari sektor lainnya. Selain itu,
bangunan yang mempunyai pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih juga
rendah baik di tingkat Provinsi dan di tingkat mempunyai pertumbuhan yang menonjol

16
Analisis Potensi Unggulan Kabupaten Kepulauan Yapen: Agus Tri Basuki

Sehingga pembangunan di kedua sektor nasional untuk perhitungan dimana laju


tersebut harus lebih ditingkatkan dan pertumbuhan regional yang telah mengalami
diperhatikan. perubahan diikuti perubahan secara tepat
dalam tingkat nasional untuk semua sub
2. Analisis Shift Share sektor dalam tingkat nasional untuk semua
sub sektor dalam periode penilaian.
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui
kontribusi tiap-tiap subsektor terhadap Jika pertumbuhan di tingkat regional
Pendapatan Domestik Regional Bruto berbeda dengan nasional (berupa positip
(PDRB).Analisis Shift-share dapat diguna-kan atau negatif dalam pergeseran PDRB),
untuk mendeskripsikan trend agregat secara secara total pergeseran terdiri dari perge-
statistik, shift-share analisis seran struktural juga pergeseran mengenai
mengklarifikasikan perubahan PDRB setiap pembagian proporsional.
saat dalam wilayah yang diperbandingkan Dampak perubahan PDRB dimana dalm
dengan tiga kategori, komponen dalam perhitungan di tingkat regional berubah
membentuk shift-share diantaranya adalah sesuai dengan tipe dari PDRB dalam sub
PDRB di sektor tertentu (i) tingkat wilayah, sektor tertentu (termasuk cepat atu
laju pertumbuhan PDB tingkat nasional (rn), lambatnya laju pertumbuhan nasional).
laju pertumbuhan PDB di sektor tertentu (i) di Pergeseran terdiri dari perbedaan dalam
tingkat nasional (rin), dan laju pertum-buhan pergeseran juga pengetahuan tentang
PDRB di sektor tertentu (i) tingkat wilayah. dampak regional dimana perhitungan PDRB
Komponen perubahan secara nasional regional berubah seiring dengan faktor lokasi
mempresentasekan komponen pembagian di tiap regional.

Tabel 2. Perhitungan Shift-share Kabupaten Kepulauan Yapen


Tahun 2007-2008 (Juta rupiah)
2007 2008
Nij Mij Cij Dij Nij Mij Cij Dij
1 509,74 570,47 1388,26 2468.47 -1473,41 3373,00 866,54 2766,13
2 32,81 -106,22 173,80 100,39 -93,18 -278,35 471,86 100,33
3 34,30 94,61 135,72 264,62 -103,39 284,10 217,97 398,68
4 14,95 96,89 83,28 195,12 -45,70 174,84 77,38 206,52
5 402,66 2333,25 -593,36 2142,55 -1158,85 4557,76 -1454,28 1944,63
6 360,69 2296,31 720,05 3377,05 -1071,11 4195,26 238,73 3362,89
7 186,25 2090,70 -428,27 1848,69 -554,90 2938,57 -555,47 1828,21
8 143,75 610,22 1723,08 2477,05 -522,64 2646,22 5072,25 7195,83
9 863,14 577,15 7026,57 8466,86 -2470,85 6244,75 -234,72 3539,19
2548,28 8563,39 10229,13 21340,81 -7494,02 24136,16 4700,26 21342,40

Sumber : PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Kepulauan Yapen, 2008


Keterangan :
Nij : Pengaruh Pertumbuhan Provinsi
Mij : Pengaruh Bauran Industri
Cij : Pengaruh Keunggulan Kompetitif
Dij : Analisis Shift-Share

17
UNISIA, Vol. XXXII No. 71 Juni 2009

Sektor :
1. Pertanian
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas dan Air bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, restoran dan hotel
7. Angkutan dan Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
9. Jasa-Jasa

Dari tabel hasil analisis tabel 2., terlihat 3. Analisis Location Quotient
pada tahun 2008 terjadi pergeseran (LQ)
pembangunan di Kabupaten Kepulauan
Yapen Provinsi Papua, artinya pergeseran Location Quotient (LQ) merupakan alat
pembangunan dapat dilihat dari laju analisis untuk mengetahui ada tidaknya
pertumbuhan yang signifikan, hal ini dapat spesialisasi suatu wilayah untuk sektor
dilihat pada tabel diatas memiliki pengaruh (industri) tertentu.
keunggulan kompetitif kecuali, yaitu sektor LQ = (Eij/Ej)/(Ein/En)
bangunan, Angkutan dan komunikasi, dan dimana, Eij : Kesempatan kerja di
jasa. Dari hasil analisis shift-share pada sektor I di wilayah j
tahun 2008 secara keseluruhan dengan Ej : Kesempatan kerja di wilayah j
melihat pengaruh keunggulan kompetitif pada
Ein : Kesempatan kerja di sektor I di
PDRB mengalami perbaikan dibandingkan
negara n
dengan tahun 2006, tetapi secara kese- 1. Pertanian
luruhan semua sektor terjadi penurunan Eij : Kesempatan kerja di negara n 2. Pertamba
dibandingan tahun 2006 pada PDRB dalam Interpretasi dari hasil perhitungan 3. Industri Pe
wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen. dengan formula tersebut adalah : 4. Listrik, ga
5. Bangunan
6. Perdagan
Tabel 3. Indeks Location Quotient (LQ) Kabupaten Kepulauan Yapen Papua, 7. Angkutan
Tahun 2005-2008 8. Keuangan
9. Jasa-jasa

Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Yapen 2008 (diolah)

18
Analisis Potensi Unggulan Kabupaten Kepulauan Yapen: Agus Tri Basuki

n Jika nilai LQ > 1, maka wilayah j untuk usaha. Artinya, semua kabupaten/kota
sektor I ada spesialisasi (Tingkat memiliki subsektor unggulan dan penetapan
spesialisasi wilayah > tingkat kawasan andalan berdasarkan persyaratan
spesialisasi nasional) sektor unggulan dapat dipandang tepat.
n Jika nilai LQ = 1, maka wilayah j untuk Dari hasil perhitungan LQ diatas dapat
sektor I ada spesialisasi (Tingkat disimpulkan bahwa Kabupaten Kepulauan
spesialisasi wilayah = tingkat Yapen memiliki keunggulan dalam semua

Tabel 4.Perhitungan Overlay Kabupaten Kepulauan Yapen


Tahun 2004-2008

MRP (RP S) LQ
Sektor
Riil Nominal Riil Nominal

1. Pertanian + +
1,30 1,214043
2. Pertambangan & Penggalian _ _
-0,37 0,02428
Sumber: BPS Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2008(diolah)
+ _
3. Industri Pengolahan 2,13 0,522314
Keterangan:
4. Listrik, + +
MRP Gas & AirRasio
= Model BersihPertumbuhan 1,37 2,587062
RPS = Nilai Rasio Pertumbuhan wilayah _
5. Bangunan 0,61 Studi 2,968519 +
LQ = Nilai koefisien Locationt
6. Perdagangan, Re stora n & Hotel Quotient + +
1,01 2,384397
7. Pengangkutan & Komun
spesialisasi ikasi
nasional) _
sektor, kecuali +
sektor pertambangan dan
0,82 1,332585
n Jika nilai LQ
8. Keu. Persewaan & Jasa < 1, maka wilayah j untuk penggalian,
+ dan sektor industri
+ pengolahan.
sektor I ada spesialisasi (Tingkat
Perusahaan 1,88 Sektor yang3,983717
paling besar memiliki sektor
spesialisasi wilayah < tingkat
9. Jasa-jasa 2,67 unggulan
+ adalah sektor jasa (rerata
4,906299
+ 4,9), sektor
spesialisasi nasional) keuangan dan jasa perusahaan (rerata 3,9)
Analisis LQ menunjukan bahwa seluruh serta sektor bangunan (rerata 2,9). Sedangkan
kota/kabupaten baik yang berada dalam sektor pendukung industri pariwisata, yaitu
kawasan andalan maupun kawasan bukan sektor perdagangan, hotel dan restoran juga
andalan, memiliki LQ yang lebih besar dari termasuk sektor unggulan (rerata 2,39), tetapi
satu pada beberapa subsektor lapangan tidak termasuk dalam 3 besar.

19

Anda mungkin juga menyukai