ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : a) Sektor ekonomi Lapangan Usaha yang menjadi
sektor basis perekonomian Kabupaten Gunung Mas. b) mengetahui besarnya angka pengganda
(Multipplier Effect) pertumbuhan sektor basis terhadap pertumbuhan ekonomi Daerah
Kabupaten Gunung Mas.
Analisis dalam Penelitian ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama mengidentifikasi
sektor sektor basis perekonomian daerah dan tahap kedua menghitung angka pengganda
(Multiplier Effect) pertumbuhan sektor basis terhadap pertumbuhan ekonomi daerah
Kabupaten Gunung Mas. untuk menentukan sektor basis perekonomian digunakan pendekatan
Location Quotion (LQ) dan untuk menghitung besarnya angka pengganda (Multiplier Effect)
digunakan rumus angka pengganda dengan menggunakan data PDRB Kabupaten Gunung Mas
dan PDRB dan PDRB Provinsi Kalimantan Tengah. Pengambilan data dilaksanakan pada
bulan April 2017 dengan mmenggunakan metode Study Pustaka (Library Research). Data-data
tersebut diperoleh dari Kabupaten Gunung Mas dalam angka, PDRB Gunung Mas yang
diterbitkan oleh BPS dan BAPPEDA Kabupaten Gunung Mas serta PDRB Provinsi
Kalimantan Tengah.
Data di analisis secara bertahap, tahap pertama struktur perekonomian daerah Kabupaten
Gunung Mas, masih didominasi oleh 2 (dua) sektor, yaitu sektor pertanian (termasuk
perkebunan), kehutanan dan perikanan, serta sektor pertambangan dan penggalian. Kontribusi
kedua sektor ini terhadap PDRB Kabupaten Gunung Mas mencapai 45,45%. Dalam memacu
pertumbuhan ekonomi daerah.
Kata Kunci : Pertumbuhan Ekonomi ,Multiplier Effect , Sektor Basis
ABSTRACT
Gunung Mas regency is a division of Kapuas district. Gunung Mas Regency has a relatively
limited development budget, so to spur economic growth, it is necessary to know the sector or
business field that became the economic base of Gunung Mas Regency. This research aims to
find out: a) Economic Sector of the Field of Business which become the economic base sector
of Regency Gunung Mas. b) To know the amount of multiplier (Multipplier Effect) growth of
base sector on economic growth of Gunung Mas Regency.
The analysis in this study was conducted in two stages. The first phase identifies the sector of
the regional economic base sector and the second stage calculates the multiplier effect of the
growth of the base sector on the economic growth of the Gunung Mas regency. To determine
the economic base sector is used the Location Quotion (LQ) approach and to calculate the
multiplier effect ) is used multiplier formula by using PDRB data of Gunung Mas Regency and
PDRB and GRDP of Central Kalimantan Province. Data collection was conducted in April
2017 using the Library Study method (Library Research). These data are obtained from
Gunung Mas Regency in number, Gunung Mas Gross Domestic Product issued by BPS and
BAPPEDA cooperation of Gunung Mas Regency and Central Kalimantan Province GDRP.
Based on the analysis, it is found that the economic structure of Gunung Mas Regency is still
dominated by 2 (two) sectors, namely agriculture sector (including plantation), forestry and
fishery, and mining and quarrying sector. The contribution of these two sectors to GRDP of
Gunung Mas Regency reaches 45.45%.
Keywords : Economic Growth, Multiplier Effect, Base Sector
Sasaran akhir dari kebijakan pembangunan periode tahun 2011-2015 (Gunung Mas
tersebut adalah untuk dapat mendorong dan dalam angka, 2016).
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan Untuk memacu pertumbuhan
kesejahteraan sosial secara menyeluruh ekonomi, memerlukan anggaran yang relatif
sesuai dengan keinginan dan aspirasi yang besar, namun disisi lain Kabupaten Gunung
berkembang dalam masyarakat. Mas mempunyai anggaran yang relatif
terbatas. Oleh karena itu anggaran
Kabupaten Gunung Mas merupakan
pembangunan yang tersedia perlu
salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan
digunakan secara efektif dan efisien.
Tengah. Kabupaten ini merupakan
Otonomi daerah memberi wewenang
kabupaten pemekaran dari Kabupaten
yang lebih luas bagi pemerintah Dearah
Kapuas pada tahun 2000. Pertumbuhan rill
Kabupaten Gunung Mas untuk mengelola
ekonomi Kabupaten Gunung Mas periode
kegiatan ekonomi daerahnya, hal ini
tahun 2011-2015 rata-rata 6,61%, sedikit
merupakan peluang bagi pemerintah daerah
lebih rendah dari laju pertumbuhan rill
untuk mengelola sumberdaya ekonomi lokal
ekonomi tingkat provinsi rata-rata 6,89%
yang tersedia secara optimal. Oleh karena
per tahun (PDRB Kalimantan Tengah 2011-
itu diharapkan Pemerintah Gunung Mas
2015). Perekonomian Kabupaten Gunung
hendaknya mengetahui sektor-sektor yang
Mas masih didominasi sektor pertanian,
menjadi basis perekonomian daerah. Karena
dimana sumbangan sektor ini pada tahun
pembangunan sektor yang menjadi basis
2015 terhadap pembentukan PDRB sebesar
perekonomian akan mendorong
34,38%, sementara sumbangan sektor
pertumbuhan sektor-sektor lain. Dengan
industri masih relatif rendah, yaitu mencapai
demikian perekonomian daerah dapat
9,41% (PDRB Kabupaten Gunung Mas,
bertumbuh cepat dengan jumlah dana yang
tahun 2011-2015).
relatif terbatas.
Anggaran Pembangunan dan Belanja
Yang menjadi pokok permasalahan
Dearah (APBD) Kabupaten Gunung Mas
dalam penelitian ini adalah Apa saja sektor-
masih tergantung dana perimbangan dari
sektor yang menjadi sektor basis
pusat. Sumbanga realisasi Pendapatan Asli
perekonomian di Kabupaten Gunung Mas
Daerah (PAD) terhadap realisasi
dan Berapa besar angka Multiplier Effect
penerimaan atau pendapatan daerah dalam
pertumbuhan sektor basis terhadap
APBD Kabupaten Gunung Mas masih
pertumbuhan ekonomi Daerah Kabupaten
relatif kecil yaitu rata-rata 8,15% selama
Gunung Mas. Sehingga pokok
permasalahan tersebut dapat dianalisa dari
ISSN 2460-5204 Page 19
Volume 4 Nomor 1 Palangka Raya, Juni 2018
Location Quotion (LQ) adalah suatu Sektor unggulan atau disebut juga
indeks untuk mengukur tingkat spesialisasi sektor basis perekonomian, adalah sektor
(relatif) suatu sektor atau sub sektor atau lapangan usaha, dimana jika sektor ini
ekonomi suatu wilayah tertentu. Untuk mengalami pertumbuhan. Proses efek
menghitung LQ digunakan Pendekatan berganda (Multiplier Effect) bekerja,
Pendapatan dengan rumus : sehingga sektor lain ikut mengalami
pertumbuhan. Penentuan sektor unggulan
𝑥𝑖 / 𝑃𝐷𝑅𝐵
LQ = 𝑋𝑖 / 𝑃𝑁𝐵 ini, menjadi semakin penting,karena dana
yang terbatas dapat digunakan secara lebih
Dimana : 𝑥𝑖 = Nilai PDRB sektor ke-i
efektif dan lebih efisien.
Kabupaten Gunung Mas
Penentuan sektor (Lapangan Usaha)
PDRB =Nilai total PDRB Kab Gunung Mas
unggulan dianalisis denngan menggunakan
𝑋𝑖 = Nilai PDRB Sektor/Sub Sektor ke-i
rumus LQ dengan pendekatan PDRB
Provinsi Kabupaten Gunung Mas selama kurun
PNB= Nilai total PDRB provinsi waktu 2011-2015. nilai rata-rata LQ
Kabupaten Gunung Mas selama kurun
Metode Multiplier Effect Sektor Basis
waktu lima tahun.
1)Pengganda Pertumbuhan Ekonomi : Berdasarkan hasil analisis yang
diperoleh dari 7 (tujuh) sektor unggulan
ini merupakan sektor basis Perekonomian terjadi pertambahan pendapatan Sektor Jasa
Daerah Kabupaten Kabupaten Gunung Mas. Perusahaan sebesar Rp.1000, maka akan
Artinya jika sektor basis ini mengalami mengakibatkan pertambahan total total
pertumbuhan akan mempunyai efek ganda pendapatan daerah sebesar 2.000 kali
ekonomi daerah sebagai akibat terjadinya yang membutuhkan tingkat pelatihan yang
pertumbuhan ekonomi sektor basis. Tabel 2 tinggi dan menghasilkan ilmu pengetahuan
perekonomian di Kabupaten Gunung Mas. Hukum dan Akuntansi, Jasa Arsitektur dan
Angka Multiplier Effect sektor basis Teknik Sipil, dan pengembangan ilmu
bervariasi antara 2,94 hingga 2.000,00. pasar, serta jasa Proffesional, Ilmiah dan
Effect terbesar adalah sektor/lapangan usaha Kegiatan lain yang termasuk dalam
jasa Perusahaan (MS=2000), Informasi dan sektor ini; jasa persewaan dan sewa guna
komunikasi (MS=77,13), Jasa kesehatan usaha tanpa hak opsi, jasa ketenagakerjaan,
dan Kegiatan Sosial (MS=55,80). Angka jasa agen perjalanan, penyelanggaraan tur
Multiplier dari sektor jasa dan jasa reservasi lainnya, jasa keamanan
perusahaan,nampaknya cukup ekstrim jika dan penyelidikan, jasa untuk gedung dan
pertamanan, jasa adsminstrasi kantor, serta
jasa penunjang kantor dan jasa penunjang Nilai MS (Multiplier Effect) sektor basis
usaha lainnya. sektor pertanian, kehutanan, dan Perikanan
kurun waktu 2011-2015 rata-rata 2,94>1,
2) JASA PENDIDIKAN
berarti pertambahan pendapatan pada sektor
Nilai MS (Multiplier Effect) sektor ini mampu memberikan dampak terhadap
jasa pendidikan sebesar 13,91>1, berarti jika total pendapatan daerah lebih besar dari
terjadi pertambahan pendapatan pada sektor pertambahan pendapatan pada sektor ini
jasa pendidikan sebesar Rp.1000, akan sendiri. Jika terjadi pertambahan pendapatan
mengakibatkan pertambahan total pada sektor ini sebesar Rp.1000 maka akan
pendapatan daerah sebesar 13,91 kali berdampak terhadap pertambahan
pertambahan pendapatan pada sektor jasa pendapatan sebesar Rp.2.900.
pendidikan atau bertambah rata-rata sebesar
Sektor ini mencakup segala
RP.13.910, dalam setahun. Sektor ini
pengusahaan yang didapatkan dari alam dan
mencakup kegiatan pendidikan pada
merupakan benda-benda atau barang-barang
berbagai tingkatan dan untuk berbagai
biologis (hidup) yang hasilnya dapat
pekerjaan, baik secara lisan atau tertulis
digunakan untuk memenuhi kebutuhan
seperti halnya dengan berbagai cara
hidup sendiri atau untuk dijual kepada pihak
komunikasi. Sektor ini juga mencakup
lain. Pengusahaan ini termasuk kegiatan
pendidikan negeri dan swasta juga
yang tujuan utama untuk memenuhi
mencakup pengajaran yang terutama
kebutuhan sendiri (subsistem) seperti pada
mengenai kegiatan olahraga, hiburan dan
kegiatan usaha tanaman pangan. Sub sektor
penunjang pendidikan. Pendidikan dapat
ini mencakup pertanian tanaman pangan,
disediakan dalam ruangan, melalui
tanaman holtikultura, Tanaman perkebunan,
penyiaran radio dan televisi, internet dan
peternakan, serta jasa pertanian dan
surat menyurat. Tingkat pendidikan
perburuan hewan yang ditujukan untuk
dikelompokkan seperti kegiatan pendidikan
dijual.
dasar, pendidikan menengah , pendidikan
tinggi dan pendidikan lain, mencakup juga 4) JASA KESEHATAN DAN
jasa penunjang pendidikan dan pendidikan KEGIATAN SOSIAL
anak usia dini.
Nilai Multiplier Effect dari Sektor
3) SEKTOR PERTANIAN, jasa kesehatan dan kegiatan sosial rata-rata
KEHUTANAN DAN PERIKANAN sebesar 55,80 > 1. Ini berarti bahwa setiap
terjadi pertambahan pendapatan pada sektor
ini, mampu memberikan pertambahan total kontraktor umum, yaitu perusahaan yang
pendapatan daerah lebih besar dari melakukan pekerjaan konstruksi untuk
pertambahan pendapatan yang terjadi pada pihak lain, maupun oleh kontraktor khusus,
sektor itu sendiri. Jika terjadi pertambahan yaitu unit usaha atau individu yang
pendapatan pada sektor ii sebesar Rp.1000 melakukan kegiatan konstruksi untuk
maka akan berdampak terhadap dipakai sendiri.
pertambahan total pendapatan daerah rata-
6) REAL ESTATE
rata sebesar Rp.55.800 dalam setahun.
Nilai Multiplier Effect sektor Real
5) KONSTRUKSI
Estate dalam kurun waktu 2011-2015 rata-
Nilai Multiplier Effect sektor basis rata 32,14>1 , berarti jika pendapatan pada
Konstruksi selama kurun waktu 2011-2015 sektor ini mengalami pertambahan , akan
rata-rata 9,52>1, berarti setiap terjadi mmengakibatkan pertambahan pendapatan
pertambahan pendapatan sektor ini, akan daerah lebih besar dari pertambahan
memberikan pertambahan total pendapatan pendapatan yang terjadi pada sektor basis
daerah lebih besar dari pertambahan ini. Andaikan pendapatan sektor basis ini
pendapatan yang terjadi pada sektor itu mengalami pertambahan pendapatan
sendiri. Andaikan terjadi pertambahan sebesar Rp.1000,- maka akan
pendapatan sektor basis konstruksi sebesar mengakibatkan pertambahan total
Rp.1000 maka, akan mengakibatkan pendapatan daerah rata-rata Rp.32.140,-
pertambahan pendapatan daerah sebesar dalam setahun. Sektor ini juga mencakup
Rp.9.520,- kegiatan pembangunan gedung,
pemeliharaan atau penyewaan bangunan.
Sektor konstruksi ini adalah kegiatan
Real Estate adalah Property berupa tanah
usaha dibidang konstruksi umum konstruksi
dan bangunan.
khusus khusus pekerjaan gedung dan
bangunan sipil, baik digunakan sebagai 7) INFORMASI DAN KOMUNIKASI
tempat tinggal atau sarana kegiatan lainnya.
Nilai Multiplier Effect sektor
Kegiatan Konstruksi mencakup pekerjaan
Informasi dan Komunikasi dalam kurun
baru, perbaikan, penambahan dan
waktu tahun 2011-2015 rata-rata 77,121>1,
perubahan, pendirian prafabrikasi bangunan
berarti bila pendapatan sektor ini mengalami
atau struktur dilokasi proyek dan juga
pertambahan akan berdampak terhadap
konstruksi yang bersifat sementara.
pertambahan total pendapatan daerah lebih
Kegiatan konstruksi dilakukan oleh
besar dari pertambahan pendapatan yang
terjadi pada sektor tersebut. Apabiila terjadi dimasuki jenis tanaman perkebunan baru
pertambahan pendapatan pada sektor ini yaitu tanaman kelapa sawit.
sebesar Rp.1000,- maka akan menyebabkan
Sektor industri pengolahan masih
pertambahan total pendapatan daerah
belum menjadi sektor basis perekonomian di
sebesar Rp.77.121 dalam setahun.
daerah ini. Selama kurun waktu 2011-2015
Hasil analisis diatas memperlihatkan pertumbuhan rill sektor ini rata-rata
bahwa sektor atau lapangan usaha yang mencapai 4,29% pertahun, dan
menjadi basis perekonomian daerah kontribusinya terhadap PDRB hanya rata-
Kabupaten Gunung Mas, terdiri dari sektor rata 9,04%. Pertumbuhan sektor/lapangan
yang masih mengandalkan kekuatan usaha ini masih jauh lebih rendah dari
sumberdaya alam dan sektor-sektor jasa- pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten
jasa. Sektor yang mengandalakan kekuatan Gunung Mas, serta kontribusinya terhadap
alam ,terdiri dari sektor pertanian tanaman PDRB masih relatif kecil. Hal ini
pangan, perkebunan, kehutanan, dan menunjukkan bahwa perekonomian
perikanan. Sedangkan sektor yang termasuk Kabupaten Gunung Mas, didominasi sektor-
dalam jasa-jasa terdiri dari jasa perusahaan, sektor yang berbasis Sumber Daya Alam,
jasa kesehatan, kegiatan sosial dan jasa peranan sektor industri masih relatif rendah.
pendidikan. Rendahnya kontribusi dan pertumbuhan
sektor sektor industri pengolahan di daerah
Perekonomian Daerahh Kabupaten
ini, merupakan indikasi bahwa nilai tambah
Gunung Mas masih didominasi sektor
yang disumbangkan produk-produk sektor
Pertanian, Kehutanan, Perikanan, dan
hasil dari pemanfaatan Sumber Daya Alam
Sektor Pertambangan. Pada tahun 2015
(Produk Sektor Primer) masih rendah. Oleh
kontribusi kedua sektor ini terhadap PDRB
karena itu dalam upaya memacu
mencapai 45,52%. Penyumbang terbesar
pertumbuhan ekonomi daerah ini, perlu
dari sektor pertanian sub sektor tanaman
dikatakan, pada prinsipnya adalah
perkebunan yaitu sebesar 26,04%.
memprioritaskan pembangunan/sektor
Sumbangan sub sektor kehutanan dan
lapangan usaha yang menjadi basis
penebangan kayu hanya 1,61%. Hal ini
perekonomian didaerah Kabupaten Gunung
mengindikasikan, bahwa didaerah ini
Mas. Upaya-upaya lain yang perlu
potensi hutan/kayu sudah semakin
dilakukan adalah:
berkurang, lahan bekas hutan dialih
fungsikan untuk pengambangan usaha a) Memprioritaskan pembangunan sektor-
perkebunan. Dan di daerah ini, telah sektor atau lapangan usaha yang
usaha kecil dan mikro dengan usaha Daerah, maka pemerintah hendaknya