Anda di halaman 1dari 14

Volume 4 Nomor 1 Palangka Raya, Juni 2018

ANALISIS MULTIPLIER EFFECT PERTUMBUHAN EKONOMI


SEKTOR BASIS KABUPATEN GUNUNG MAS
MULTIPLIER EFFECT ANALYSIS OF ECONOMIC GROWTH
BASIS SECTOR DISTRICT GUNUNG MAS
Melpa Juliana Hutahean1, Washington Siagian2
1&2
Ekonomi Pembangunan,Fakultas Ekonomi & Bisnis,Universitas Palangka Raya
Email : prodi_mieunpar@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : a) Sektor ekonomi Lapangan Usaha yang menjadi
sektor basis perekonomian Kabupaten Gunung Mas. b) mengetahui besarnya angka pengganda
(Multipplier Effect) pertumbuhan sektor basis terhadap pertumbuhan ekonomi Daerah
Kabupaten Gunung Mas.
Analisis dalam Penelitian ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama mengidentifikasi
sektor sektor basis perekonomian daerah dan tahap kedua menghitung angka pengganda
(Multiplier Effect) pertumbuhan sektor basis terhadap pertumbuhan ekonomi daerah
Kabupaten Gunung Mas. untuk menentukan sektor basis perekonomian digunakan pendekatan
Location Quotion (LQ) dan untuk menghitung besarnya angka pengganda (Multiplier Effect)
digunakan rumus angka pengganda dengan menggunakan data PDRB Kabupaten Gunung Mas
dan PDRB dan PDRB Provinsi Kalimantan Tengah. Pengambilan data dilaksanakan pada
bulan April 2017 dengan mmenggunakan metode Study Pustaka (Library Research). Data-data
tersebut diperoleh dari Kabupaten Gunung Mas dalam angka, PDRB Gunung Mas yang
diterbitkan oleh BPS dan BAPPEDA Kabupaten Gunung Mas serta PDRB Provinsi
Kalimantan Tengah.
Data di analisis secara bertahap, tahap pertama struktur perekonomian daerah Kabupaten
Gunung Mas, masih didominasi oleh 2 (dua) sektor, yaitu sektor pertanian (termasuk
perkebunan), kehutanan dan perikanan, serta sektor pertambangan dan penggalian. Kontribusi
kedua sektor ini terhadap PDRB Kabupaten Gunung Mas mencapai 45,45%. Dalam memacu
pertumbuhan ekonomi daerah.
Kata Kunci : Pertumbuhan Ekonomi ,Multiplier Effect , Sektor Basis

ISSN 2460-5204 Page 16


Volume 4 Nomor 1 Palangka Raya, Juni 2018

ABSTRACT

Gunung Mas regency is a division of Kapuas district. Gunung Mas Regency has a relatively
limited development budget, so to spur economic growth, it is necessary to know the sector or
business field that became the economic base of Gunung Mas Regency. This research aims to
find out: a) Economic Sector of the Field of Business which become the economic base sector
of Regency Gunung Mas. b) To know the amount of multiplier (Multipplier Effect) growth of
base sector on economic growth of Gunung Mas Regency.

The analysis in this study was conducted in two stages. The first phase identifies the sector of
the regional economic base sector and the second stage calculates the multiplier effect of the
growth of the base sector on the economic growth of the Gunung Mas regency. To determine
the economic base sector is used the Location Quotion (LQ) approach and to calculate the
multiplier effect ) is used multiplier formula by using PDRB data of Gunung Mas Regency and
PDRB and GRDP of Central Kalimantan Province. Data collection was conducted in April
2017 using the Library Study method (Library Research). These data are obtained from
Gunung Mas Regency in number, Gunung Mas Gross Domestic Product issued by BPS and
BAPPEDA cooperation of Gunung Mas Regency and Central Kalimantan Province GDRP.

Based on the analysis, it is found that the economic structure of Gunung Mas Regency is still
dominated by 2 (two) sectors, namely agriculture sector (including plantation), forestry and
fishery, and mining and quarrying sector. The contribution of these two sectors to GRDP of
Gunung Mas Regency reaches 45.45%.
Keywords : Economic Growth, Multiplier Effect, Base Sector

ISSN 2460-5204 Page 17


Volume 4 Nomor 1 Palangka Raya, Juni 2018

PENDAHULUAN masing wilayah maka harus dikelola dengan


Pembangunan merupakan suatu program yang lebih spesifik.
proses yang dilaksanakan secara Pembangunan daerah harus sesuai
berkesinambungan dan berencana untuk dengan potensi serta aspirasi masyarakat
mendapatkan kondisi masyarakat yang lebih yang tumbuh dan berkembang.apabila
baik dari sebelumnya. semua negara pelaksanaan prioritas pembangunan daerah
menginginkan adanya peningkatan taraf kurang sesuai dengan potensi yang dimiliki
hidup masyarakatnya secara adil dan oleh masing-masing daerah, maka
merata.untuk mencapai taraf hidup pemanfaatan sumber daya yang ada akan
masyarakat, dilakukan mulai menjadi kurang optimal. Keadaan tersebut
mengidentifikasi potensi-potensi sumber dapat mengakibatkan lambatnya proses
daya ekonomi yang dimiliki, kemudian pertumbuhan ekonomi daerah yang
menyusun rencana pembangunan dan bersangkutan.
melaksanakannya melalui partisipasi Pendekatan perencanaan regional
masyarakat untuk menghasilkan dititberatkan pada aspek lokasi dimana
pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. kegiatan dilakukan. Pemerintah daerha
Perencanaan pembangunan di mempunyai kepentingan yang berbeda-beda
Indonesia selama ini dilakukan dengan dengan instansi di pusat dalam melihat
pendekatan sektoral dan telah berhasil aspek ruaang di suatu daerah. Artimya
mencapai pertumbuhan ekonomi, namun bahwa dengan adanya perbedaan
disisi lain telah mneimbulkan berbagai pertumbuhan dan disparitas antar wilayah,
permasalahan yaitu kesenjangan maka pendekatan perencanaan parsial
pembangunan antar wilayah semakin adalah sangat penting untuk diperhatikan.
melebar. Sektor-sektor ekonomi yang di Dalam perencanaan pembangunan daerah
prioritaskan memang mampu bertumbuh perlu diupayakan pilihan-pilihan alternatif
dengan cepat, namun pertumbuhan tersebut pendekatan perencanaaan, sehingga potensi
hanya terjadi diwilayah yang memiliki sumber daya yang ada akan dapat
potensi pengembangan sektor ekonomi dioptimalkan manfaatnya.
tersebut. bagi wilayah yang kurang Kebijakan pembangunan wilayah
berpotensi pada sektor tersebut, hanya merupakan keputusan atau tindakan oleh
bertumbuh dengan lamban. Oleh karena pejabat pemerintah berwenang atau
adanya perbedaan potensi ekonomi masing- pengambil keputusan publik guna
mewujudkan suatu kondisi pembangunan.

ISSN 2460-5204 Page 18


Volume 4 Nomor 1 Palangka Raya, Juni 2018

Sasaran akhir dari kebijakan pembangunan periode tahun 2011-2015 (Gunung Mas
tersebut adalah untuk dapat mendorong dan dalam angka, 2016).
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan Untuk memacu pertumbuhan
kesejahteraan sosial secara menyeluruh ekonomi, memerlukan anggaran yang relatif
sesuai dengan keinginan dan aspirasi yang besar, namun disisi lain Kabupaten Gunung
berkembang dalam masyarakat. Mas mempunyai anggaran yang relatif
terbatas. Oleh karena itu anggaran
Kabupaten Gunung Mas merupakan
pembangunan yang tersedia perlu
salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan
digunakan secara efektif dan efisien.
Tengah. Kabupaten ini merupakan
Otonomi daerah memberi wewenang
kabupaten pemekaran dari Kabupaten
yang lebih luas bagi pemerintah Dearah
Kapuas pada tahun 2000. Pertumbuhan rill
Kabupaten Gunung Mas untuk mengelola
ekonomi Kabupaten Gunung Mas periode
kegiatan ekonomi daerahnya, hal ini
tahun 2011-2015 rata-rata 6,61%, sedikit
merupakan peluang bagi pemerintah daerah
lebih rendah dari laju pertumbuhan rill
untuk mengelola sumberdaya ekonomi lokal
ekonomi tingkat provinsi rata-rata 6,89%
yang tersedia secara optimal. Oleh karena
per tahun (PDRB Kalimantan Tengah 2011-
itu diharapkan Pemerintah Gunung Mas
2015). Perekonomian Kabupaten Gunung
hendaknya mengetahui sektor-sektor yang
Mas masih didominasi sektor pertanian,
menjadi basis perekonomian daerah. Karena
dimana sumbangan sektor ini pada tahun
pembangunan sektor yang menjadi basis
2015 terhadap pembentukan PDRB sebesar
perekonomian akan mendorong
34,38%, sementara sumbangan sektor
pertumbuhan sektor-sektor lain. Dengan
industri masih relatif rendah, yaitu mencapai
demikian perekonomian daerah dapat
9,41% (PDRB Kabupaten Gunung Mas,
bertumbuh cepat dengan jumlah dana yang
tahun 2011-2015).
relatif terbatas.
Anggaran Pembangunan dan Belanja
Yang menjadi pokok permasalahan
Dearah (APBD) Kabupaten Gunung Mas
dalam penelitian ini adalah Apa saja sektor-
masih tergantung dana perimbangan dari
sektor yang menjadi sektor basis
pusat. Sumbanga realisasi Pendapatan Asli
perekonomian di Kabupaten Gunung Mas
Daerah (PAD) terhadap realisasi
dan Berapa besar angka Multiplier Effect
penerimaan atau pendapatan daerah dalam
pertumbuhan sektor basis terhadap
APBD Kabupaten Gunung Mas masih
pertumbuhan ekonomi Daerah Kabupaten
relatif kecil yaitu rata-rata 8,15% selama
Gunung Mas. Sehingga pokok
permasalahan tersebut dapat dianalisa dari
ISSN 2460-5204 Page 19
Volume 4 Nomor 1 Palangka Raya, Juni 2018

Sektor-sektor ekonomi yaitu sama dengan Pertumbuhan ekonomi secara garis


Lapangan usaha yang digunakan oleh BPS besar dapat diartikan sebagai suatu proses
Kabupaten Gunung Mas. dimana penelitian perubahan kondisi perekonomian daerah
ini memiliki manfaat untuk mengetahui secara berkesinambungan dalam periode
informasi tentang sektor basis tertentu (Ni Luh A.K 2015). Pertumbuhan
perekonomian daerah Kabupaten Gunung juga dapat diartikan sebuah dampak dari
Mas, agar dana atau anggaran pembangunan kebijaksanaan yang dijalankan oleh
yang jumlahnya terbatas dapat dialokasikan pemerintah daerah. Suatu daerah dikatakan
secara efektif untuk memacu pertumbuhan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila
ekonomi daerah. Dan sebagai alternatif tingkat PDRB Rill dari suatu daerah tersebut
masukan bagi dinas atau instansi yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
terkait untuk menyusun program terpadu Tingkat pertumbuhan ekonomi dari suatu
pengembangan sektor basis daerah. daerah apabila negatif, maka dapat
dikatakan perekonomian dari daerah itu
KAJIAN PUSTAKA
sedang mengalami penurunan. Sebaliknya
Pembangunan adalah suatu perubahan yang apabila pertumbuhan ekonomi daerah
positif, yang meliputi kegiatan-kegiatan positif maka perekonomian daerah tersebut
yang dilaksanakan beserta hasil-hasilnya. mengalami peningkatan. Analisis
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka pertumbuhan ekkonomi oleh sektor dari
mengelola sumberdaya yang dimiliki oleh daerah tertentu membantu para pembuat
daerah yang bersangkutan. Hasil-hasil kebjakan, tokoh masyarakat, dan peneliti
pembangunan ini akan tercermin dari dalam mengambil keputusan dan
pendapatan daerah dan tingkat memecahkan masalah dengan lebih baik.
kesejahteraan penduduknya.
Infrastruktur merupakan salah satu
Sedangkan Pembangunan Ekonomi sektor yang mampu mendorong
Daerah adalah suatu proses dimana pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah.
pemerintah daerah dan masyarakat Efek pengganda dapat digunakan sebagai
mengelola sumber daya-sumber daya yang ukuran untuk mengetahui seberapa besar
ada dan membentuk suatu lapangan kerja peran infrastruktur dalam perekonomian.
baru dan merangsang perkembangan Melalui efek multiplier juga dapat dilakukan
kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) perbandingan berbagai sektor dalam
wilayah tersebut. perekonomian sehingga pada akhirnya akan
dapat diketahui sektor mana yang paling

ISSN 2460-5204 Page 20


Volume 4 Nomor 1 Palangka Raya, Juni 2018

dominan dalam perekonomian di suatu jasa yang diproduksi oleh seluruh


wilayah. Dengan kata lain semakin tinggi kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah
efek multipliernya maka semakin besar pula dengan cara mengurangi biaya antara dari
peran sektor tersebut dalam masing-masing total produksi bruto tiap
perekonomian.(Andrio Fristian kegiatan , sub sektor atau sektor dalam
Sukma,Jurnal Perencanaan wilayah dan jangka waktu terntentu biasanya satu
kota, 2014) tahun.
Multiplier Effect adalah hasil kali 2) Pendekatan Pendapatan, PDRB
pertambahan tiap pos pendapatan nasional. merupakan jumlah balas jasa (upah dan
Multiplier Effect sendiri yang paling gaji) yang diterima oleh faktor-faktor
populer adalah pengganda Pajak, Pengganda produksi yang ikut serta dalam proses
Investasi, dan Pengganda Belanja produksi dalam suatu wilayah untuk
Pemerintah. Untuk melogika dengan mudah jangka waktu tertentu. Dalam definisi
sebelum masuk ke pembahasan, kita logika PDRB yaitu jumlah dari nilai tambah
dulu bagaimana pengaruh ketiga efek yang bruto seluruh sektor (Lapangan Usaha)
telah disebutkan tadi terhadap pendapatan 3) Pendekatan Pengeluaran, PDRB adalah
nasional. (Arif Anindita,2011, Multiplier semua komponen permintaan akhir
Effect) seperti: pengeluaran konsumsi rumah
tangga dan lembaga swasta, konsumsi
Produk Domestik Regional Bruto
pemerintah, pembentukan modal tetap
Nilai dari PDRB dapat digunakan domestik bruto, ekspor netto dalam
sebagai salah satu indikator tingkat jangka waktu satu tahun.
pertumbuhan ekonomi. PDRB
Teori Basis Ekonomi
menunjukkan tingkat pertumbuhan total
Secara umum Basis Ekonomi Daerah
output atau nilai tambah dari setiap sektor
diartikan sebagai sektor atau sektor-sektor
(Lapangan Usaha) yang dihasilkan oleh
ekonomi yang aktifitasnya menyebabkan
daerah dalam suatu periode.
suatu daerah itu tetap hidup, tumbuh dan
Pengertian Produk Domestik Regional
berkembang, atau sektor ekonomi yang
Bruto (PDRB) dapat didefinisikan menurut
pokok di suatu daerah yang dapat
tiga sudut pandang yang berbeda namun
menghidupi daerah tersebut beserta
mempunyai pengertian sama, yaitu :
masyarakatnya.
1) Pendekatan Produksi, PDRB adalah Teori basis ekonomi menyatakan
perhitungan nilai tambah dari barang dan pertumbuhan dan perkembangan suatu

ISSN 2460-5204 Page 21


Volume 4 Nomor 1 Palangka Raya, Juni 2018

daerah tergantung kepada adanya Pertumbuhan ekonomi sektor basis


permintaan dari luar terhadap produksi akan mempunyai dampak terhadap
daerah.sehingga perekonomian daerah pertumbuhan ekonomi daerah dan
dibagi menjadi sektor basis (basis ekspor) kesempatan kerja.selanjutnya pertumbuhan
dan sektor non basis. Sektor basis yang sektor basis bukan hanya berdampak
mengekspor produksinya keluar daerah terhadap pertambahan pendapatan total,
disebut basis ekonomi. tetapi juga berdampak terhadap kesempatan
kerja. Besarnya pengganda tenaga kerja
Penentuan Sektor Basis
dapat dihitung dengan menggunakan rumus
Indeks Location Quation (ILQ) adalah
:
salah satu indeks untuk melakukan
pendekatan mengetahui sektor ekonomi 1
K= 𝑋
1−( 𝑛 )
𝑋
yang menjadi basis dalam perekonomian
suatu daerah. Berdasarkan nilai PDRB Dimana : K = Pengganda Tenaga kerja
Kabupaten Gunung Mas dan Provinsi atas
X=Total tenaga kerja
dasar harga yang berlaku, diperoleh nilai LQ
per sektor ekonomi di Kabupaten Gunung 𝑋𝑛 =Jumlah Tenaga kerja Non basis

Mas tahun 2001-2005. METODE PENELITIAN

Sesuai dengan kriteria dengan Data yang digunakan adalah data


menggunakan Indeks LQ; jika nilai LQ>1, sekunder dalam bentuk data deret waktu
maka sektor tersebut adalah sektor basis. (Time series) dari tahun 2011 hingga 2015.
Artinya, jika terjadi pertumbuhan pada Data tersebut meiputi: 1) PDRB masing-
sektor ekonomi tersebut, akan mempunyai masing lapangan usaha atau sektor ekonomi
pengungkit (Multiplier Effect) terhadap berdasarkan harga berlaku dan harga
pertumbuhan ekonomi pada sektor-sektor konstan Kabupaten Gunung Mas. 2) PDRB
lainnya. Sebaliknya jika LQ<1 , maka sektor provinsi Kalimantan Tengah menurut
tersebut bukan merupakan sektor basis. masing-masing sektor ekonomi berdasarkan
artinya jika terjadi pertumbuhan pada sektor harga berlaku dan harga konstan, 3) PDRB
non basis tersebut, tidak akan mempunyai per kapita tahun 2010 Atas Harga Dasar
pengungkit terhadap pertumbuhan ekonomi yang berlaku dan atas Dasar Harga Konstan
sektor-sektor lainnya. Kabupaten Gunung Mas dan data penduduk

Multiplier Effect Sektor Basis Kabupaten Gunung Mas.

ISSN 2460-5204 Page 22


Volume 4 Nomor 1 Palangka Raya, Juni 2018

Pengambilan data dilaksanakan pada 1


K= 𝑌
1−( 𝑛 )
𝑌
bulan April 2017 dengan menggunakan
metode studi pustaka (Library Research). Pertumbuhan Ekonomi :

Metode Analisis ⍙Y= K.⍙Yb

Analisis dalam penelitian ini Dimana :


dilakukan dua tahap. Tahap pertama
Y= Pendapatan Total
mengidentifikasi sektor-sektor basis
perekonomian daerah. Dan tahap kedua Yb = Pendapatan Basis

menghitung angka pengganda (Multiplier Yn = Pendapatan Non Basis


Effect) pertumbuhan sektor basis terhadap
M = Pengganda (Multiplier) Basis
pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten
Gunung Mas. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Location Quotion (Lq) Sektor Unggulan Atau Sektor Basis

Location Quotion (LQ) adalah suatu Sektor unggulan atau disebut juga
indeks untuk mengukur tingkat spesialisasi sektor basis perekonomian, adalah sektor
(relatif) suatu sektor atau sub sektor atau lapangan usaha, dimana jika sektor ini
ekonomi suatu wilayah tertentu. Untuk mengalami pertumbuhan. Proses efek
menghitung LQ digunakan Pendekatan berganda (Multiplier Effect) bekerja,
Pendapatan dengan rumus : sehingga sektor lain ikut mengalami
pertumbuhan. Penentuan sektor unggulan
𝑥𝑖 / 𝑃𝐷𝑅𝐵
LQ = 𝑋𝑖 / 𝑃𝑁𝐵 ini, menjadi semakin penting,karena dana
yang terbatas dapat digunakan secara lebih
Dimana : 𝑥𝑖 = Nilai PDRB sektor ke-i
efektif dan lebih efisien.
Kabupaten Gunung Mas
Penentuan sektor (Lapangan Usaha)
PDRB =Nilai total PDRB Kab Gunung Mas
unggulan dianalisis denngan menggunakan
𝑋𝑖 = Nilai PDRB Sektor/Sub Sektor ke-i
rumus LQ dengan pendekatan PDRB
Provinsi Kabupaten Gunung Mas selama kurun
PNB= Nilai total PDRB provinsi waktu 2011-2015. nilai rata-rata LQ
Kabupaten Gunung Mas selama kurun
Metode Multiplier Effect Sektor Basis
waktu lima tahun.
1)Pengganda Pertumbuhan Ekonomi : Berdasarkan hasil analisis yang
diperoleh dari 7 (tujuh) sektor unggulan

ISSN 2460-5204 Page 23


Volume 4 Nomor 1 Palangka Raya, Juni 2018

(LQ>1) Kabupaten Gunung Mas, yaitu : 1) dibandingkan dengan angka Multiplier


Sektor jasa Pendidikan, 2) Sektor Pertanian, Effect sektor-sektor basis yang lain.
Kehutanan, dan Perikanan, 3) Jasa
1) JASA PERUSAHAAN
Kesehatan dan kegiatan Sosial, 4)
Konstruksi, 5) Real Estat, 6) Jasa Nilai Multiplier Effect (MS) Sektor

Perusahaan dan, 7) Informasi dan basis Jasa Perusahaan rata-rata sebesar

Komunikasi. Ketujuh sektor/lapangan usaha 2000>1 pertahun,artinya bahwa setiap

ini merupakan sektor basis Perekonomian terjadi pertambahan pendapatan Sektor Jasa

Daerah Kabupaten Kabupaten Gunung Mas. Perusahaan sebesar Rp.1000, maka akan

Artinya jika sektor basis ini mengalami mengakibatkan pertambahan total total

pertumbuhan akan mempunyai efek ganda pendapatan daerah sebesar 2.000 kali

atau mengakibatkan pertumbuhan sektor- pertambahan pendapatan sektor jasa

sektor lain. perusahaan atau bertambah sebesar


Rp.2000.000, dalam setahun.
Efek Ganda (Multiplier Effect) Sektor
Basis Sektor atau Lapangan Usaha Jasa

Angka Efek Ganda adalah angka Perusahaan ini meliputi kegiatan

yang mengukur besarnya pertumbuhan proffesional, Ilmu pengetahuan dan teknik

ekonomi daerah sebagai akibat terjadinya yang membutuhkan tingkat pelatihan yang

pertumbuhan ekonomi sektor basis. Tabel 2 tinggi dan menghasilkan ilmu pengetahuan

(terlampir) memperlihatkan besarnya angka dan keterampilan khusus yang tersedia

pengganda masing-masing sektor basis untuk pengguna.dan kegiatan lain, Jasa

perekonomian di Kabupaten Gunung Mas. Hukum dan Akuntansi, Jasa Arsitektur dan

Angka Multiplier Effect sektor basis Teknik Sipil, dan pengembangan ilmu

perekonomian di Kabupaten Gunung Mas, pengetahuan, periklanan dan penelitian

bervariasi antara 2,94 hingga 2.000,00. pasar, serta jasa Proffesional, Ilmiah dan

Sektor basis yang memiliki angka Multiplier teknis lainnya.

Effect terbesar adalah sektor/lapangan usaha Kegiatan lain yang termasuk dalam
jasa Perusahaan (MS=2000), Informasi dan sektor ini; jasa persewaan dan sewa guna
komunikasi (MS=77,13), Jasa kesehatan usaha tanpa hak opsi, jasa ketenagakerjaan,
dan Kegiatan Sosial (MS=55,80). Angka jasa agen perjalanan, penyelanggaraan tur
Multiplier dari sektor jasa dan jasa reservasi lainnya, jasa keamanan
perusahaan,nampaknya cukup ekstrim jika dan penyelidikan, jasa untuk gedung dan
pertamanan, jasa adsminstrasi kantor, serta

ISSN 2460-5204 Page 24


Volume 4 Nomor 1 Palangka Raya, Juni 2018

jasa penunjang kantor dan jasa penunjang Nilai MS (Multiplier Effect) sektor basis
usaha lainnya. sektor pertanian, kehutanan, dan Perikanan
kurun waktu 2011-2015 rata-rata 2,94>1,
2) JASA PENDIDIKAN
berarti pertambahan pendapatan pada sektor
Nilai MS (Multiplier Effect) sektor ini mampu memberikan dampak terhadap
jasa pendidikan sebesar 13,91>1, berarti jika total pendapatan daerah lebih besar dari
terjadi pertambahan pendapatan pada sektor pertambahan pendapatan pada sektor ini
jasa pendidikan sebesar Rp.1000, akan sendiri. Jika terjadi pertambahan pendapatan
mengakibatkan pertambahan total pada sektor ini sebesar Rp.1000 maka akan
pendapatan daerah sebesar 13,91 kali berdampak terhadap pertambahan
pertambahan pendapatan pada sektor jasa pendapatan sebesar Rp.2.900.
pendidikan atau bertambah rata-rata sebesar
Sektor ini mencakup segala
RP.13.910, dalam setahun. Sektor ini
pengusahaan yang didapatkan dari alam dan
mencakup kegiatan pendidikan pada
merupakan benda-benda atau barang-barang
berbagai tingkatan dan untuk berbagai
biologis (hidup) yang hasilnya dapat
pekerjaan, baik secara lisan atau tertulis
digunakan untuk memenuhi kebutuhan
seperti halnya dengan berbagai cara
hidup sendiri atau untuk dijual kepada pihak
komunikasi. Sektor ini juga mencakup
lain. Pengusahaan ini termasuk kegiatan
pendidikan negeri dan swasta juga
yang tujuan utama untuk memenuhi
mencakup pengajaran yang terutama
kebutuhan sendiri (subsistem) seperti pada
mengenai kegiatan olahraga, hiburan dan
kegiatan usaha tanaman pangan. Sub sektor
penunjang pendidikan. Pendidikan dapat
ini mencakup pertanian tanaman pangan,
disediakan dalam ruangan, melalui
tanaman holtikultura, Tanaman perkebunan,
penyiaran radio dan televisi, internet dan
peternakan, serta jasa pertanian dan
surat menyurat. Tingkat pendidikan
perburuan hewan yang ditujukan untuk
dikelompokkan seperti kegiatan pendidikan
dijual.
dasar, pendidikan menengah , pendidikan
tinggi dan pendidikan lain, mencakup juga 4) JASA KESEHATAN DAN
jasa penunjang pendidikan dan pendidikan KEGIATAN SOSIAL
anak usia dini.
Nilai Multiplier Effect dari Sektor
3) SEKTOR PERTANIAN, jasa kesehatan dan kegiatan sosial rata-rata
KEHUTANAN DAN PERIKANAN sebesar 55,80 > 1. Ini berarti bahwa setiap
terjadi pertambahan pendapatan pada sektor

ISSN 2460-5204 Page 25


Volume 4 Nomor 1 Palangka Raya, Juni 2018

ini, mampu memberikan pertambahan total kontraktor umum, yaitu perusahaan yang
pendapatan daerah lebih besar dari melakukan pekerjaan konstruksi untuk
pertambahan pendapatan yang terjadi pada pihak lain, maupun oleh kontraktor khusus,
sektor itu sendiri. Jika terjadi pertambahan yaitu unit usaha atau individu yang
pendapatan pada sektor ii sebesar Rp.1000 melakukan kegiatan konstruksi untuk
maka akan berdampak terhadap dipakai sendiri.
pertambahan total pendapatan daerah rata-
6) REAL ESTATE
rata sebesar Rp.55.800 dalam setahun.
Nilai Multiplier Effect sektor Real
5) KONSTRUKSI
Estate dalam kurun waktu 2011-2015 rata-
Nilai Multiplier Effect sektor basis rata 32,14>1 , berarti jika pendapatan pada
Konstruksi selama kurun waktu 2011-2015 sektor ini mengalami pertambahan , akan
rata-rata 9,52>1, berarti setiap terjadi mmengakibatkan pertambahan pendapatan
pertambahan pendapatan sektor ini, akan daerah lebih besar dari pertambahan
memberikan pertambahan total pendapatan pendapatan yang terjadi pada sektor basis
daerah lebih besar dari pertambahan ini. Andaikan pendapatan sektor basis ini
pendapatan yang terjadi pada sektor itu mengalami pertambahan pendapatan
sendiri. Andaikan terjadi pertambahan sebesar Rp.1000,- maka akan
pendapatan sektor basis konstruksi sebesar mengakibatkan pertambahan total
Rp.1000 maka, akan mengakibatkan pendapatan daerah rata-rata Rp.32.140,-
pertambahan pendapatan daerah sebesar dalam setahun. Sektor ini juga mencakup
Rp.9.520,- kegiatan pembangunan gedung,
pemeliharaan atau penyewaan bangunan.
Sektor konstruksi ini adalah kegiatan
Real Estate adalah Property berupa tanah
usaha dibidang konstruksi umum konstruksi
dan bangunan.
khusus khusus pekerjaan gedung dan
bangunan sipil, baik digunakan sebagai 7) INFORMASI DAN KOMUNIKASI
tempat tinggal atau sarana kegiatan lainnya.
Nilai Multiplier Effect sektor
Kegiatan Konstruksi mencakup pekerjaan
Informasi dan Komunikasi dalam kurun
baru, perbaikan, penambahan dan
waktu tahun 2011-2015 rata-rata 77,121>1,
perubahan, pendirian prafabrikasi bangunan
berarti bila pendapatan sektor ini mengalami
atau struktur dilokasi proyek dan juga
pertambahan akan berdampak terhadap
konstruksi yang bersifat sementara.
pertambahan total pendapatan daerah lebih
Kegiatan konstruksi dilakukan oleh
besar dari pertambahan pendapatan yang

ISSN 2460-5204 Page 26


Volume 4 Nomor 1 Palangka Raya, Juni 2018

terjadi pada sektor tersebut. Apabiila terjadi dimasuki jenis tanaman perkebunan baru
pertambahan pendapatan pada sektor ini yaitu tanaman kelapa sawit.
sebesar Rp.1000,- maka akan menyebabkan
Sektor industri pengolahan masih
pertambahan total pendapatan daerah
belum menjadi sektor basis perekonomian di
sebesar Rp.77.121 dalam setahun.
daerah ini. Selama kurun waktu 2011-2015
Hasil analisis diatas memperlihatkan pertumbuhan rill sektor ini rata-rata
bahwa sektor atau lapangan usaha yang mencapai 4,29% pertahun, dan
menjadi basis perekonomian daerah kontribusinya terhadap PDRB hanya rata-
Kabupaten Gunung Mas, terdiri dari sektor rata 9,04%. Pertumbuhan sektor/lapangan
yang masih mengandalkan kekuatan usaha ini masih jauh lebih rendah dari
sumberdaya alam dan sektor-sektor jasa- pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten
jasa. Sektor yang mengandalakan kekuatan Gunung Mas, serta kontribusinya terhadap
alam ,terdiri dari sektor pertanian tanaman PDRB masih relatif kecil. Hal ini
pangan, perkebunan, kehutanan, dan menunjukkan bahwa perekonomian
perikanan. Sedangkan sektor yang termasuk Kabupaten Gunung Mas, didominasi sektor-
dalam jasa-jasa terdiri dari jasa perusahaan, sektor yang berbasis Sumber Daya Alam,
jasa kesehatan, kegiatan sosial dan jasa peranan sektor industri masih relatif rendah.
pendidikan. Rendahnya kontribusi dan pertumbuhan
sektor sektor industri pengolahan di daerah
Perekonomian Daerahh Kabupaten
ini, merupakan indikasi bahwa nilai tambah
Gunung Mas masih didominasi sektor
yang disumbangkan produk-produk sektor
Pertanian, Kehutanan, Perikanan, dan
hasil dari pemanfaatan Sumber Daya Alam
Sektor Pertambangan. Pada tahun 2015
(Produk Sektor Primer) masih rendah. Oleh
kontribusi kedua sektor ini terhadap PDRB
karena itu dalam upaya memacu
mencapai 45,52%. Penyumbang terbesar
pertumbuhan ekonomi daerah ini, perlu
dari sektor pertanian sub sektor tanaman
dikatakan, pada prinsipnya adalah
perkebunan yaitu sebesar 26,04%.
memprioritaskan pembangunan/sektor
Sumbangan sub sektor kehutanan dan
lapangan usaha yang menjadi basis
penebangan kayu hanya 1,61%. Hal ini
perekonomian didaerah Kabupaten Gunung
mengindikasikan, bahwa didaerah ini
Mas. Upaya-upaya lain yang perlu
potensi hutan/kayu sudah semakin
dilakukan adalah:
berkurang, lahan bekas hutan dialih
fungsikan untuk pengambangan usaha a) Memprioritaskan pembangunan sektor-
perkebunan. Dan di daerah ini, telah sektor atau lapangan usaha yang

ISSN 2460-5204 Page 27


Volume 4 Nomor 1 Palangka Raya, Juni 2018

memnjadi basis perekkonomian Daerah Jasa Pendidikan, b) Sektor Pertanian,


Kabupaten Gunung Mas. Kehutanan dan Perikanan c) Jasa
b) Mendorong pembangunan Agro Industri, Kesehatan dan Kegiatan Sosial,
yaitu pembangunan industri pengolah d)Kontruksi, e) Real Estate, f) Jasa
hasil pertanian, tanaman pangan, Perusahaan dan g) Informasi dan
perkebunan, peternakan dan perikanan, Komunikasi.
dengan menerapkan konsep agribisnis. 3. Angka pengganda atau Multiplier Effek
c) Meningkatkan keterkaitan ekonomi antar pertambahan pendapatan Daerah
sesama sektor ekonomi non basis, karena Kabupaten Gunung Mas adalah lebih
keterkaitan ini akan menyebabkan besar dari satu, berkisar antara terendah
semakin besar dampak berganda yang 2,94 hingga 2000.
ditimbulkan oleh sektor-sektor basis
Saran-Saran
terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
d) Meningkatkan kegiatan ekonomi antara 1. Dalam memacu Pertumbuhan Ekonomi

usaha kecil dan mikro dengan usaha Daerah, maka pemerintah hendaknya

menengah dan besar melalui pola memprioritaskan pembangunan sektor-

kemitraan. sektor atau lapangan usaha yang menjadi


basis perekonomian daerah Kabupaten
Gunung Mas.
KESIMPULAN DAN SARAN 2. Pemerintah hendaknya mendorong
Kesimpulan pembangunan agro industri, yaitu
pembangunan industri pengolah hasil
1. Struktur perekonomian daerah kabupaten
pertanian, tanaman pangan,perkebunan,
Gunung Mas, masih didominasi oleh 2
peternakan dan perikanan, dengan
(dua) sektor, yaitu sektor pertanian
menerapkan konsep agribisnis.
(termasuk perkebunan), kehutanan dan
3. Meningkatkan keterkaitan ekonomi antar
perikanan, serta sektor pertambangan dan
sesama sektor ekonomi non basis, karena
penggalian. Kontribusi kedua sektor ini
keterkaitan ini akan menyebabkan
terhadap PDRB Kabupaten Gunung Mas
semakin besar dampak berganda yan
mencapai 45,45%
ditimbulkan oleh pertumbuhan sektor-
2. Sektor atau lapangan usaha yang menjadi
sektor basis terhadap pertumbuhan
sektor basis perekonomian di Kabupaten
ekonomi daerah.
Kapuas, terdiri dari 7 (tujuh)
4. Meningkkatkan kerjasama kegitan
sektor/lapangan usaha, yaitu: a) Sektor
ekonomi antar usaha kecil dan mikro

ISSN 2460-5204 Page 28


Volume 4 Nomor 1 Palangka Raya, Juni 2018

dengan usaha menengah dan besar Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB,


melalui pola kemitraan. Jurnal Ekonomi, Vol.11, No.02
Oktober 2012.
DAFTAR PUSTAKA
Linda Kristyanti,2007.Analisis Sektor Basis
Antoni Mayes, Yusni Maulida dan Toti
Perekonomian dan Peranannya Dalam
Indrawati, Analisis Sektor Unggulan
Mengurangi Ketimpangan
Dengan Pendekatan Location Quotion
Pendapatan Antar Kabupaten/Kota di
Kabupaten Pelalawan, E-Jurnal
Provinsi Jawa Timur, IPB Bogor.
Jurusan Ilmu Ekonomi Prodi Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Ni Luh Apriliana Kesuma dan I Made
Universitas Riau, Vol.18, No.04. Suryana Utama, 2015. Analisis Sektor
Unggulan dan Penggeseran Pansa
Arsyad,L, 1999. Pengantar Perencanaan dan
Sektor-Sektor Ekonomi Kabupaten
Pembangunan Ekonomi Daerah,
Klungkung, Jurnal Ekonomi Kreatif
BPFE Yogyakarta.
Terapan, Vol 8 No.1, Udayana
BPS Kabupaten Gunung Mas, 2011-2015.
Arif Anindita, 2011 “Multiplier Effect”
Produk Domestik Regional Bruto,
(Andrio Fristian Sukma,Jurnal
Menurut Lapangan Usaha
Perencanaan wilayah dan kota, 2014)
BPS Provinsi Kalimantan Tengah, 2011- Sirojuzilam, 2006. Teori Lokasi, USU Press,
2015. Produk Domestik Regional Kampus USU Medan
Bruto, Menurut Lapangan Usaha.
Sugeng Badiharsono, 1989. Perencanaan
Fitria Amalia,2012 “Penentuan Sektor Pembangunan Wilayah (PAU-EK,
Unggulan Perekonomian Wilayah Universitas Indonesia, Depok-Bogor).
Kabupaten Bone Bolango dengan

ISSN 2460-5204 Page 29

Anda mungkin juga menyukai