Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi besar dalam
pengembangan agrowisata dengan memanfaatkan keanekaragaman sumber
daya alam dan sumber daya pertaniannya yang melimpah. Pengembangan
agrowisata di Indonesia terbilang cukup banyak hingga saat ini. hal ini dapat
dilihat dari semakin banyaknya objek pariwisata dari berbagai daerah yang
mengandalkan objek maupun produk pertanian sebagai atraksi wisatanya.

Agrowisata merupakan bentuk kegiatan pariwisata yang


memanfaatkan potensi usaha pertanian baik teknologi pertanian dan
komoditas pertanian yang didalamnya terdapat persiapan lahan,
pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil panen sampai dalam bentuk siap
dipasarkan dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman
rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian serta dapat meningkatkan
nilai tambah kegiatan pertanian dan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.

Tirtawinata dan Fachruddin (1996) menyatakan bahwa agrowisata


dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1) Meningkatkan konservasi lingkungan,
2) Meningkatkan nilai estetika dan keindahan alam,
3) Memberikan nilai rekreasi,
4) Meningkatkan kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu
pengetahuan,
5) Mendapatkan keuntungan ekonomi.

1
Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah di Indonesia yang
terkenal dengan berbagai pariwisatanya. Menurut Data BPS Kabupaten
Malang, jumlah obyek wisata yang ada di Kabupaten Malang sebanyak 69
obyek wisata. Banyaknya obyek wisata yang penuh daya tarik itu menjadi
tantangan bagi pemerintah setempat untuk mengelolanya.

Dalam rangka pembangunan daerah, sektor pariwisata memegang


peranan yang menentukan dan dapat sebagai katalisator untuk
meningkatkan pembangunan sektor-sektor lain secara bertahap.
Keberhasilan pengembangan sektor kepariwisataan, berarti akan
meningkatkan perannya dalam penerimaan daerah, dimana kepariwisataan
merupakan komponen utama (Salah, 2003)

Salah satu daerah yang juga berupaya membangun ekonomi daerah


di sektor pariwisata adalah Kabupaten Malang. Hal ini sebagaimana yang
tertuang di Perda Kabupaten Malang No. 6 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Malang
Tahun 2016-2021.

Pemerintah Kabupaten Malang juga telah merencanakan


pembangunan ekonomi yang bertujuan untuk memacu pertumbuhan
berbagai jenis sektor lainnya yang berkaitan dengan pariwisata. Hal ini
telah dicanangkan Pemerintah Kabupaten Malang sebagai salah satu strategi
pencapaian visi-misi pembangunan daerah. Pemerintah Kabupaten Malang
untuk 5 tahun ke depan dengan slogan “Kabupaten Malang sebagai Bumi
Agro-Wisata yang terkemuka di Jawa Timur”.

Sesuai dengan slogan tersebut, Pemerintah Kabupaten Malang


menjadikan sektor pertanian dan sektor pariwisata sebagai sektor yang
mampu mengangkat sektor-sektor lain yang dimiliki oleh Kabupaten
Malang. Penggabungan kedua sektor ini diharapkan dapat berkembang

2
dengan pesat sehingga mampu mendorong bergeraknya sektor
pembangunan daerah lainnya.

Pemerintah Kabupaten Malang dituntut untuk mampu mengelola


sektor pariwisatanya sebagai modal dasar pembangunan ekonomi. Hal ini
mengingat bahwa sektor pariwisata yang ada di wilayah Kabupaten Malang
menjadi salah satu sumber pendapatan daerah yang sangat penting dari
waktu ke waktu sehingga pendayagunaan potensi yang ada harus
ditingkatkan secara berkelanjutan.

Salah satu ukuran keberhasilan pembangunan suatu daerah adalah


tingkat pertumbuhan ekonominya. Dengan asumsi bahwa dengan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan menyerap tenaga kerja yang tinggi
pula, sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat.
Untuk mengkaji tingkat kesejahteraan dan pemerataan ekonomi masyarakat,
maka digunakan indikator perhitungan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB). PDRB merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh seluruh unit usaha di suatu daerah dalam periode waktu
tertentu.

3
Tabel 1. Perkembangan Struktur Ekonomi PRDB Kab. Malang 2013-2017
Sumber : Data BPS Kabupaten Malang/2019

Berdasarkan tabel 1, gambaran tentang pergeseran struktur ekonomi


Kabupaten Malang tahun 2013-2017 tersebut, dapat ditarik kesimpulan:

o Pertama, Tren penurunan kategori primer dalam beberapa tahun


terakhir mulai melambat.
o Kedua, kategori tersier yang diharapkan sebagai salah satu motor
pengerak ekonomi dalam pembentukan PDRB Kabupaten Malang,
ternyata perannya tidak signifikan,
o Ketiga, pergeseran perekonomian Kabupaten Malang dari kategori
primer ke kategori sekunder dan tersier tengah berlangsung.

4
Pergeseran adalah sesuatu yang wajar terjadi pada suatu
pembangunan ekonomi. Akan tetapi, pergeseran yang terjadi di
Kabupaten Malang tampaknya mulai merubah aset penting, yaitu
pertanian.

Kondisi demikian, dapat ditinjau dari beralih fungsinya hamparan


lahan pertanian menjadi lahan bangunan baik pemukiman, pertokoan,
perkantoran, perumahan maupun lainnya. Apabila keadaan ini terus dibiarkan
berlangsung tanpa pengendalian secara ketat dan konsisten, maka
dikhawatirkan Kabupaten Malang tidak lagi menjadi pemasok pangan utama
dibagi daerah sekitar.

Agrowisata bukan semata merupakan usaha/bisnis dibidang jasa yang


menjual jasa bagi pemenuhan konsumen akan pemandangan yang indah dan
udara yang segar, namun juga dapat berperan sebagai media promosi produk
pertanian, menjadi media pendidikan masyarakat, memberikan signal bagi
peluang pengembangan diversifikasi produk agribisnis, dan berarti pula dapat
menjadi kawasan pertumbuhan baru wilayah. Dengan demikian maka
agrowisata dapat menjadi salah satu sumber pertumbuhan baru daerah, sektor
pertanian, dan ekonomi nasional.

Dengan kondisi geografis yang berada di wilayah ketinggian atau


pegunungan dan pantai merupakan salah satu potensi yang dapat
dikembangkan. Beberapa tahun belakangan ini Pemerintah Daerah
Kabupaten Malang terus menggenjot promosi berbagai keunggulan dan
kelebihan serta keindahan alam sebagai destinasi wisata unggulan. Upaya
pemerintah daerah yang gencar mempromosikan pariwisata mulai
memperlihatkan hasil yang positif. Perkembangan pariwisata di Kabupaten
Malang ini tercermin dari jumlah wisatawan yang berkunjung di Kabupaten
Malang berikut ini.

5
Diagram 1. Perkembangan Kunjungan Wisata Kab. Malang 2013-2017
Sumber : Data BPS Kabupaten Malang/2019

Diagram diatas menunjukan jumlah wisatawan yang berkunjung ke


Kabupaten Malang sekitar 3,5 juta wisatawan domestik dan sekitar 99 ribu
wisatawan asing pada tahun 2015. Pada tahun berikutnya, tahun 2016
jumlah kunjungan wisatawan domestik sekitar 5,7 juta dan wisatawan asing
sekitar 129 ribu. Angka tersebut mengalami pelonjakan sebanyak 2,2 juta
wisatawan atau naik sekitar 60%.

Upaya pengembangan agrowisata diharapkan dapat memacu


pertumbuhan dan perkembangan usaha-usaha agribisnis, mendorong
peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia, penguatan
kelembagaan pertanian, sosial-budaya, dan ekonomi, membuka kesempatan
berusaha seluas-luasnya bagi masyarakat setempat dan sekitarnya. Selain itu,
pengembangan Agrowisata diharapkan mampu menjaga kelestarian alam,
kekayaan sumberdaya alam hayati (pertanian), budaya, dan aktivitas
masyarakat lokal.

Meskipun Kabupaten Malang memiliki berbagai wisata dan


agrowisata di dalamnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh
semua pihak dalam pengembangan agrowisata di Kabupaten Malang,
diantaranya :

6
1. Semakin bertambah dan berkembangnya wisata di dalam dan
sekitar Kabupaten Malang,
2. Daya tampung wisata yang masih terbatas terhadap pengunjung,
3. Alih fungsi lahan untuk bangunan yang dapat menyebabkan lahan
agro semakin berkurang,
4. Penerapan teknologi dan inovasi yang kurang diterapkan dalam
agrowisata di Kabupaten Malang,
5. Perhatian dalam pemeliharaan kelestarian lingkungan yang kurang
diperhatikan.
Dari persoalan diatas menunjukan masih perlu adanya peningkatan
dan inovasi terhadap agrowisata di Kabupaten Malang. Hal ini telah
didukung oleh Pemerintah dalam yang terdapat dalam Perda Kabupaten
Malang No. 6 tahun 2016 tentang RPJMD tahun 2016-2021 memiliki
program untuk meningkatkan daya tarik, daya saing, dan daya tahan yang
dicanangkan dalam “Kabupaten Malang sebagai bumi Agrowisata
terkemuka di Jawa Timur”.

Sejalan dengan paradigma endowment development strategy, salah


satu kunci keberhasilan pelaksanaan pembangunan ekonomi adalah jika
pembangunan tersebut dilaksanakan sejalan dan sesuai dengan potensi yang
dimiliki. Salah satunya dengan memperhatikan potensi sumber daya yang
dimiliki.

Kabupaten Malang memiliki keungguan dan potensi dalam bidang


pertanian dan perikanan. Hal ini dapat dilihat dari data Badan Pusat Statistik
(BPS) Kabupaten Malang berikut ini :

Tabel 2. Jumlah produksi tanaman sayuran Kab. Malang

7
Sumber : Data BPS Kabupaten Malang/2019

Berdasarkan data diatas Kabupaten Malang memiliki cukup potensi


dalam komoditi hortikultura. Tercatat dalam data diatas produksi sayuran
sampai tahun 2017 umumnya meningkat. Melihat kondisi alam Kabupaten
Malang yang sejuk, maka wajar bila komiditi hortikultura cukup potensi.

Tabel 3. Jumlah produksi ikan tawar Kab. Malang dan Jawa Timur
Sumber : Data BPS Kabupaten Malang/2019

Berdasarkan tabel 4. menunjukan bahwa produksi budidaya ikan pada


tahun 2017 mengalami penurunan. Menurut Dinas Perikanan Kabupaten
Malang ada beberapa faktor yang melatar belakanginya, diantaranya
kurangnya tenaga penyuluh lapangan untuk memberi pembinaan serta
pendampingan serta sosialisasi kepada para pembudidaya mengenai tata cara
membudidayakan ikan yang baik dan benar. Selain itu ada faktor alam dan
juga permintaan pasar terhadap ikan.

Dewasa ini banyak sekali perkembangan dan inovasi baru dalam


peningkatan agrowisata. Salah satu upaya yang gencar dilakukan saat ini
adalah dengan perancangan agrowisata yang aktivitasnya secara ekologis
sesuai, secara ekonomis menguntungkan, secara sosial diterima dan mampu
menjaga kelestarian sumberdaya alam lingkungan.

Salah satu budidaya yang kini mengalami perkembangan yang pesat


adalah aquaponik. Budidaya aquaponik sebenarnya banyak dikembangkan di
daerah perkotaan, namun masih memungkinkan untuk dikembangkan di
daerah pedesaan yang memiliki luas lahan yang kecil. Teknik budidaya
aquaponik merupakan kombinasi antara akuakultur dan hidroponik dalam
lingkungan yang simbiotik, dimana keduanya saling membutuhkan satu
sama lain (simbiosis mutualisme).
8
Aquaponik dalam sistemnya yaitu memanfaatkan limbah dari
ekosistem budidaya ikan yang berupa kotoran ikan yang kemudian menjadi
sarana untuk tumbuh bagi tanaman-tanaman hortikultura begitupun
sebaliknya. Ikan menghasilkan amoniak yang merupakan nutrisi bagi
tanaman, tanaman menatralisir atau mengurangi amoniak yang dapat
meracuni ikan. Kadar oksigen dipelihara dengan berlangsungnya daur ulang
air.

Sistem ini muncul sebagai jawaban dari permasalahan semakin


sedikitnya mendapatkan sumber air yang sesuai untuk budidaya ikan,
khususnya di lahan sempit. Keuntungan lain dari sistem ini hasil yang
didapatkan optimal, komoditi yang dihasilkan lebih organik karena tidak
menggunakan pestisida sehingga aman untuk dikonsumsi. Pemakaian air
yang hemat serta lahan yang relatif tidak luas menyebabkan pemilihan lokasi
dapat dilakukan dimana saja.

Di Kabupaten Malang budiya dengan sistem aquaponik belum terlalu


banyak dikenal masyarakat. Karena sebagian besar wilayah kabupaten
Malang merupakan wilayah pedesaan dimana masyarakat masih banyak
menggunakan pertanian dengan sistem konvesional. Adapun aquaponik yang
dikembangkan disana berupa industri namun masih berskala kecil. Dan
aquaponik yang banyak diterapkan yaitu aquaponik sistem DFT dan Rakit
Apung.

Akuaponik tidak hanya dapat diterapkan untuk tanaman sayuran


seperti seledri, sawi, maupun kangkung. Selain itu juga untuk tanaman buah-
buhan yang merambat dan tidak berkayu seperti melon, semangka, strawberi
bahkan bisa untuk tanaman cabai dan tomat. Keunggulan dari sistem
Akuaponik ini bisa memanfaatkan lahan sempit, namun hasilnya maksimal
karena dapat memanen dua jenis pangan sekaligus.

9
Sedangkan untuk jenis ikan yang dapat dibudidayakan dengan sistem
Akuaponik antara lain ikan nila, ikan gurami, lele, dan mujair, bahkan bisa
ikan hias dan ikan koi. Sayuran yang dihasilkan dipastikan organik dan
memiliki nilai jual tinggi, karena nutrisi yang diperoleh tanaman berasal dari
amonia ikan.

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah


1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang identifikasi masalah di atas, telah


ditemukan beberapa masalah yang dipetakan menjadi 2 bagian, yaitu :

 Masalah Arsitektural
1) Desain bangunan agrowisata di Kabupaten Malang kebanyakan
dari bambu yang terkesan masih sederhana dan rawan kerusakan .
2) Beberapa sarana agrowisata yang belum lengkap, seperti sarana
laboratorium dan tempat studi yang masih belum tersedia di
agrowisata Kabupaten Malang.
3) Maraknya alih fungsi lahan pertanian, pada tahun 2015 luas lahan
mencapai 1170 ha, 2016 menjadi 1142ha, dan 2017 menyusut
menjadi 1084 ha.
 Masalah Non Arsitektural
1) Agrowisata aquaponik di Kabupaten Malang yang terkesan masih
sederhana.
2) Perkembangan objek wisata lain yang semakin beraneka ragam,
3) Jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Malang yang semakin
meningkat,
4) Perubahan iklim dan hama yang rawan mempengaruhi hasil
produksi pertanian

1.2.1 Rumusan Masalah

10
Dari identifikasi maslah di atas, dapat dirumuskan bahwa
Perancangan agrowisata aquaponik di Kabupaten Malang, adalah sebagai
berikut :

1) Bagaimana rancangan agrowisata Aquaponik sebagai salah satu


wisata di Kabupaten Malang ?
2) Bagaimana rancangan Agrowisata yang berkelanjutan dan
berbasis lingkungan ?
3) Bagaimana rancangan tatanan ruang dalam dan ruang luar
agrowisata ?

1.3 Upaya Pemecahan Masalah/ Ide


Agrowisata aquaponik pada penerapannya adalah wisata yang
mewadahi berbagai aktivitas budidaya aquaponik sebagai objek wisata.
Aquaponik merupakan sistem pertanian berkelanjutan yang
mengkombinasikan akuakultur dan hidroponik dalam lingkungan yang
bersifat simbiotik. Aquakultur sangat beragam bentuknya maka sistem
akuaponik pun menjadi sangat beragam dalam hal ukuran, kerumitan, tipe
makhluk hidup yang ditumbuhkan, dan sebagainya. Oleh karenanya
agrowisata aquaponik ini dapat menambah variasi objek wisata di Kabupaten
Malang.

1.4 Tujuan
1) Untuk merancangan agrowisata Aquaponik sebagai salah satu wisata
di Kabupaten Malang.
2) Untuk merancang desain agrowisata yang berkelanjutan dan berbasis
lingkungan.
3) Untuk merancang tatanan ruang dalam dan ruang luar agrowisata.

11

Anda mungkin juga menyukai