TINJAUAN PERENCANAAN
2.1.1 Aksi
Aksi dalam hal ini adalah perancangan. Perancangan diperlukan
karena di Kabupaten Malang budiya dengan sistem aquaponik belum terlalu
banyak dikenal masyarakat. Adapun aquaponik yang dikembangkan disana
berupa industri namun masih berskala kecil. Sehingga perlu diadakan
perancangan fasilitas ini untuk menciptakan pariwisata yang berkelanjutan,
dan untuk mewadahi kegiatan baru yang juga dicanangkan sebagai salah satu
destinasi agrowisata di Kabupaten Malang.
2.1.2 Fungsi
Fungsi dalam hal ini adalah wisata dalam bidang pertanian
(Agrowisata) dengan sistem aquaponik. Agrowisata aquaponik ini dilengkapi
dengan fasilitas-fasilitas penunjang wisata untuk kenyamanan dan keamanan
bagi pengguna dan juga dilengkapi dengan sarana edukatif dan rekreatif bagi
pengunjung agrowisata, kemudian agrowisata aquaponik ini dipadukan
dengan keindahan alam dan potensi daerah.
12
2.1.3 Lokasi
Lokasi dalam hal ini berada di Malang Barat yaitu di Kecamatan
Ngantang. Kecamatan Ngantang merupakan daerah perbukitan dimana
memiliki potensi pengembangan di sub sektor pariwisata antara lain
Bendungan Selorejo, pertanian (tanaman pangan, hortikultura dan
perkebunan), peternakan, industri serta perikanan.
14
tumbuhan dan binatang liar, dan menyesuaikannya dengan
lingkungan alam dan budaya.
1) Attractions
Dalam konteks pengembangan agrowisata, atraksi yang dimaksud
adalah, hamparan kebun/lahan pertanian, keindahan alam, keindahan taman,
budaya petani tersebut serta segala sesuatu yang berhubungan dengan
aktivitas pertanian tersebut.
2) Facilities
Fasilitas yang diperlukan mungkin penambahan sarana umum,
telekomunikasi, hotel dan restoran pada sentra-sentra pasar.
3) Infrastructure
Infrastruktur yang dimaksud dalam bentuk Sistem pengairan, Jaringan
komunikasi, fasilitas kesehatan, terminal pengangkutan, sumber listrik dan
energi, sistem pembuangan kotoran/pembungan air, jalan raya dan sistem
keamanan.
4) Transportation
Transportasi umum, Bis-Terminal, sistem keamanan penumpang,
sistem informasi perjalanan, tenaga kerja, kepastian tarif, peta kota/objek
wisata.
5) Hospitality
Keramah-tamahan masyarakat akan menjadi cerminan keberhasilan
sebuah sistem pariwisata yang baik.
15
2.2.2.3 Klasifikasi Agrowisata
Agrowisata ditinjau dalam bentuknya dapat dibedakan menjadi dua
jenis yakni agrowisata ruangan tertutup dan agrowisata ruangan terbuka
(http://database.deptan.go.id). Adapaun pengertian dari agrowisata ruangan
tertutup dan agrowisata ruangan terbuka, yakni sebagai berikut:
16
2) Perkebunan. Kegiatan usaha perkebunan meliputi perkebunan
tanaman keras dan tanaman lainnya yang dilakukan oleh
perkebunan swasta nasional maupun asing, BUMN, dan
perkebunan rakyat. Berbagai kegiatan obyek wisata perkebunan
dapat berupa pra produksi (pembibitan), produksi, dan pasca
produksi (pengolahan dan pemasaran).
3) Tanaman pangan dan hortikultur. Lingkup kegiatan wisata
tanaman pangan meliputi usaha tanaman padi dan palawija serta
hortikultur yakni bunga, buah sayur, dan jamu-jamuan. Berbagai
proses kegiatan mulai dari pra panen, pasca panen berupa
pengolahan hasil, sampai kegiatan pemasarannya dapat dijadikan
obyek agrowisata.
4) Perikanan. Ruang lingkup kegiatan wisata perikanan dapat berupa
kegiatan budidaya perikanan sampai proses pasca panen. Daya
tarik perikanan sebagai sumberdaya wisata diantaranya pola
tradisional dalam perikanan serta kegiatan lain, misalnya
memancing ikan.
5) Peternakan. Daya tarik peternakan sebagai sumberdaya wisata
antara lain pola beternak, cara tradisional dalam peternakan serta
budidaya hewan ternak.
20
didalamnya. Bangunan-bangunan yang ada memiliki fungsi tersendiri yang
dilengkapi oleh bangunan service sebagai pendukungnya.
21
3) Memiliki sumberdaya manusia yang berkemauan dan berpotensi
untuk mengembangkan kawasan agrowisata;
4) Pengembangan agrowisata tersebut mampu mendukung upaya-upaya
konservasi alam dan kelestarian lingkungan hidup bagi kelestarian
sumber daya alam, kelestarian sosial budaya, maupun ekosistem
secara keseluruhan.
23
namun mempergunakan paving blok, dan pada halaman parkir perlu ditanami
dengan jenis tanaman yang akarnya mempunyai daya serap air cukup banyak,
disamping akan berfungsi sebagai peneduh sekaligus akan membantu
menyerap air pada musim penghujan.
4) Pusat Informasi
Pusat informasi ialah tempat dan pusat kegiatan yang melayani
pengunjung yang ingin mengetahui dan mendapatkan keterangan mengenai
seluk beluk yang ada di dalam kawasan agrowisata itu. Penempatan
bangunan tempat informasi ini biasanya dekat dengan tempat - tempat
pembelian karcis tanda masuk.
5) Papan Informasi
Papan informasi ialah papan yang diberi tanda-tanda dan tulisan yang
berisi keterangan atau penjelasan mengenai arah, keadaan lokasi, ataupun hal
- hal yang tidak diperbolehkan maupun yang boleh dilakukan. Termasuk ke
dalam jenis papan petunjuk yaitu papan pengumuman, papan larangan, dan
rambu - rambu peringatan. Pada beberapa tempat objek wisata pada
umumnya menyediakan papan informasi yang mudah dibaca oleh pengunjung
sambil melakukan aktifitasnya.
6) Jalan dalam Kawasan Agrowisata
Jalan di dalam kawasan agrowisata ada yang terdiri dari jalan
kendaraan dan jalan setapak, antara lain disediakan jalan setapak dan jalan
kendaraan mobil wisata. Jalan perlu dilengkapi dengan tanda - tanda jarak,
papan keterangan, dan penunjuk arah.
7) Rumah Inap
Pada beberapa lokasi agrowisata biasanya menyediakan penginapan
seperti guest house, pesanggrahan, atau pondok wisata, bahkan hotel. Dalam
upaya pengembangan agrowisata berwawasan lingkungan ini, sebaiknya tidak
didirikan penginapan di dalam lokasi agrowisata, namun penginapan
dikembangkan langsung di rumah-rumah penduduk, sehingga akan
24
menambah penghasilan bagi penduduk setempat. Apabila akan dibangun
hotel atau losmen, jaraknya diupayakan jauh dari lokasi objek wisata,
sehingga tidak menjadi pesaing rumah inap penduduk.
8) Sarana Penelitian
Sesuai arah pengembangan agrowisata berwasasan lingkungan dapat
dimanfaatkan sebagai tempat penelitian. Untuk mendukung kegiatan ini
perlu dilengkapi, kebun percobaan, kebun plasma nutfah bahkan mungkin
perpustakaan sesuai dengan budidaya agro yang dijadikan objek wisata.
9) Toilet
Pada pengembangan agrowisata akan lebih baik kalau disediakan
toilet di beberapa sudut dan pada tiap-tiap toilet terdapat tulisan yang
menunjukkan posisi toilet berikutnya. Untuk memudahkan pengunjung
memakai toilet hendaknya toilet dibangun di lokasi yang mudah dijangkau,
dan perlu diperhatikan pula persediaan air dan kebersihannya.
10) Tempat Ibadah
Pengunjung yang beragama Islam sangat memerlukan tempat ibadah
di dalam lokasi agrowisata. Hal ini perlu dimengerti karena umat Islam
memiliki kewajiban sholat lima waktu. Mungkin kewajiban ini harus
ditunaikan ketika dia masih berada di dalam kawasan agrowisata.
11) Tempat Sampah
Biasanya orang membawa bekal makanan dan minuman saat
berekreasi, bahkan sambil berjalan mereka menikmati makanannya, seperti
makan kacang, es krim, dan lain-lain. Wadah makanan dan minuman sering
menjadi masalah karena berserakan di mana-mana, sehingga setiap beberapa
meter perlu disediakan tempat sampah, terutama di tempat-tempat dukuk
untuk beristirahat. Dengan tersedianya sarana kebersihan, lingkungan yang
bersih dan nyaman dapat diciptakan.
Dari penjabaran fasilitas agrowisata di atas, dapat disimpulkan bahwa
agrowisata aquaponik di Kabupaten Malang juga harus menyediakan ruang
25
dan fasilitas seperti yang telah menjadi standar umum seperti yang dijelaskan
di atas. Fasilitas tersebut juga dapat ditambah sesuai tujuan perancangan
agrowisata aquaponik, yakni: fungsi peneltian, fungsi produksi, dan fungsi
wisata/rekreasi.
26
dan kehutanan. Jenis sarana dan prasarana ini antara lain:
a. Jalan-jalan pertanian antar kawasan;
b. Sarana air baku, melalui pembuatan sarana irigasi untuk mengairi
dan menyirami lahan pertanian;
c. Dermaga, tempat pendaratan kapal penangkap ikan, dan tambatan
perahu pada kawasan budi daya perikanan tangkapan, baik di danau
ataupun di laut;
d. Sub-terminal agribisnis dan terminal agribisnis.
1) Hemat Air
Sistem akuaponik merupakan sebuah ekosistem lingkungan antara
ikan dan tumbuhan yang sangat hemat air. Penurunan volume air tetap
terjadi, tetapi jumlahnya relatif sedikit yang disebabkan oleh proses
penguapan air dan terserap oleh tanaman. Penambahan air hanya dilakukan
sekitar seminggu sekali hingga ketinggian air yang telah ditentukan,
sedangkan sistem perikanan konvensional harus mengganti atau mengisi
kolam berulang kali agar ikan tidak keracunan dari limbah ikan itu sendiri.
2) Zero Waste
28
Dalam sistem perikanan konvensional, kotoran ikan dan sisa pakan
harus dibersihkan, jika tidak dibersihkan akan terjadi penumpukan amonia
yang dapat meracuni ikan. Pada sistem akuaponik, air yang mengandung
limbah diubah oleh mikroorganisme menjadi nutrisi yang bermanfaat untuk
pertumbuhan tanaman, sehingga tidak ada air dan sisa pakan yang terbuang,
semua dapat dimanfaatkan kembali.
3) Perawatan Mudah
Pada sistem perikanan konvensional, waktu yang dihabiskan untuk
merawat ikan sekitar 5 – 10 menit per hari, menguras dan membersihkan
kolam juga harus dilakukan secara rutin. Dengan aplikasi akuaponik,
perawatan tidak membutuhkan tenaga yang terlalu banyak dan cukup
dilakukan 3 - 4 hari sekali, meliputi pengecekan suhu, pH, dan tingkat
amonia serta membersihkan beberapa komponen instalasi.
4) Tanpa Bahan Kimia
Tanaman pada sistem akuaponik tidak menggunakan pupuk kimia
selama pertumbuhannya dan ikan pada sistem akuaponik tidak membutuhkan
unsur kimia selama dibudidayakan. Akuaponik memanfaatkan limbah atau
kotoran ikan sebagai pupuk bagi tanaman, pertumbuhan tanaman menjadi
alami dan hasil panen akuaponik terjamin bebas dari unsur kimia.
5) Hama Berkurang
Pada sistem akuaponik kehadiran hama pengganggu tanaman atau
ikan bisa dibilang minim. Sama halnya dengan hidroponik, hama
pengganggu pada sistem bertanam tanpa tanah ini hampir tidak ada. Jika ada
kendala selama budidaya tanaman secara akuaponik, biasanya terjadi karena
penyakit, seperti busuk akar. Penyakit busuk akar dapat dicegah dengan
memelihara kebersihan lingkungan dan melakukan perawatan komponen
akuaponik secara berkala.
29
Akuaponik dapat dikembangkan dengan terobosan dalam bidang
perbaikan produk, peningkatan sistem, dan penekanan pada biaya produksi.
Salah satu teknik yang dapat diterapkan untuk mengembangkan usaha
akuaponik, yaitu diversifikasi. Diversifikasi diwujudkan dengan
memanfaatkan suatu hamparan lahan untuk mengembangkan dua jenis usaha.
Diversifikasi dibagi menjadi dua varian, antara lain:
1) Diversifikasi Satu Varian
Diversifikasi satu varian yaitu dalam satu hamparan lahan hanya
terdapat satu jenis usaha budidaya ikan. Misalnya, budidaya ikan lele dumbo,
nila atau gurami. Pada teknik diversifikasi satu varian, selain budidaya ikan,
budidaya sayuran juga dapat dikembangkan, seperti tomat, cabai, seledri, atau
terung.
2) Diversifikasi Banyak Varian
Diversifikasi banyak varian yaitu dalam satu hamparan lahan terdapat
beberapa jenis usaha yang dikelola bersama. Misalnya, budidaya ikan gurami
dan lele dumbo dengan beberapa jenis sayuran, seperti cabai dan terung
dalam satu hamparan lahan.
30
permasalahan semakin sulitnya mendapatkan sumber air yang sesuai untuk
budidaya ikan, khususnya di lahan yang sempit, akuaponik adalah salah satu
teknologi hemat lahan dan air yang dapat dikombinasikan dengan berbagai
tanaman sayuran.
1) Sistem Resirkulasi
Sistem resirkulasi diterapkan dengan memanfaatkan air untuk
budidaya ikan dan sayuran secara daur ulang. Air dalam kolam (budidaya
ikan) juga dimanfaatkan dalam usaha pertanian (sayuran). Sisa atau
pembuangan air dari bertanam sayuran akan masuk kembali ke dalam kolam.
Sistem resirkulasi terbagi dalam dua jenis, yaitu:
1. Resirkulasi Terbuka
Resirkulasi terbuka adalah sistem resirkulasi yang dilakukan di
tempat terbuka. Kegiatan usaha akuaponik yang dilakukan di tempat terbuka
biasanya berskala cukup besar. Sistem ini memanfaatkan kolam ikan sebagai
tempat budidaya sayuran dengan media pot. Pada sistem ini, pemilik harus
memperhatikan faktor alam. Faktor alam yang dimaksud adalah panas
matahari dan curah hujan.
2. Resirkulasi Tertutup
Resirkulasi tertutup adalah sistem resirkulasi yang dilakukan di
tempat tertutup, misalnya memanfaatkan akuarium di dalam rumah. Pada
ruangan tertutup, ruang sirkulasi sinar matahari harus tetap ada, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung dapat memanfaatkan
sumber cahaya lain, seperti lampu TL. Sayuran dalam ruang tertutup, tetap
membutuhkan cahaya untuk melakukan proses fotosintesis.
33
Gambar 3. Aquaponik Sisten Pasang Surut
Sumber : https://fokustanaman.blogspot.com
1) Suhu
Suhu air merupakan faktor penting dalam sistem akuaponik.
Perubahan pada suhu air dapat mempengaruhi komponen air, seperti kadar
pH, oksigen terlarut, bahkan tingkah laku ikan. Jika suhu terlalu panas,
oksigen terlarut di dalam air akan berkurang, sedangkan suhu yang terlalu
rendah, ikan akan berhenti makan dan mikroorganisme berhenti reproduksi.
36
Perubahan suhu pada air kolam ikan dipengaruhi oleh curah hujan,
penguapan, kelembapan udara, suhu udara, kecepatan angin, dan paparan
sinar matahari. Setiap jenis ikan memiliki suhu optimal yang berbedabeda.
Misalnya, untuk ikan nila suhu optimal kolam sekitar 24-27 oC. Secara
umum suhu yang cocok untuk ikan sekitar 21-28 oC.
37
Satuan oksigen terlarut dinyatakan dengan mg/L. Pada sistem
akuaponik, oksigen terlarut minimum 4 mg/L. Untuk meningkatkan
kandungan oksigen terlarut di dalam kolam, dapat mengatur input aliran air
kolam sehingga menimbulkan pancuran air atau riak air. Aplikasi aerator
dengan airstone di dalam kolam juga dapat meningkatkan kandungan oksigen
terlarut.
4) Sumber Air
Secara umum, sumber air dapat berupa air tanah, air hujan, atau air
PAM. Sumber air memiliki pH 7 (netral). Perlakuan awal air kolam dapat
diberikan cuka (untuk pH yang terlalu basah) atau bikarbonat (untuk pH yang
terlalu asam). Air yang tidak keruh dan tidak pula terlampau jernih umumnya
baik untuk kehidupan ikan. Kemampuan cahaya matahari untuk tembus
sampai ke dasar kolam dipengaruhi oleh kekeruhan (turbidity) air. Warna
hijau cerah biasanya menandakan air kolam telah banyak mengandung
fitoplankton yang menguntungkan untuk ikan.
5) Amonia
Amonia di dalam kolam berasal dari protein yang terkandung pada
pakan ikan dan sisa metabolisme ikan, baik berupa feses maupun urin.
Semakin tinggi pH dan suhu air kolam, semakin tinggi kadar amonia. Saat
suhu dan pH tinggi (terlalu basa), sebagian besar amonia akan diubah dalam
bentuk NH3. Amonia dalam molekul (NH3) lebih beracun daripada yang
berbentuk ion (NH4+). Oleh karena itu, kadar amonia NH3 harus dikurangi
agar tidak membunuh ikan dan tanaman.
39
1) Ikan
Ikan berperan sebagai “mesin” yang menghasilkan limbah yang
mengandung amonia. Amonia ini perlu diolah atau diurai secepatnya agar
tidak meracuni ikan dalam jumlah tertentu.
2) Bakteri Pengurai
Nitrosomonas bekerja menguraikan amonia (NH3) menjadi nitrit
(NO2), kemudian nitrit diurai oleh Nitrobacter menjadi nitrat (NO32-).
Selama proses penguraian tersebut, nutrisi lain sebenarnya mengalami pula
konversi unsur-unsur. Konversi amonia menjadi nitrat dikenal dengan siklus
nitrogen.
3) Tanaman
Tanaman mampu tumbuh karena unsur nitrogen yang dihasilkan oleh
bakteri pengurai. Nutrisi ini diserap melalui akar-akar tanaman. Akar
tanaman juga membantu menyaring air bagi ikan atau sebagai biofilter
sehingga air yang masuk kembali ke dalam kolam menjadi jernih.
2.2.4 Lokasi
42
2.3 Elaborasi RIRN
PANGAN - PERTANIAN
43
Pasal 4 menyatakan bahwa kepariwisataan bertujuan untuk
menumbuhkan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, menghapus
kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan alam,
lingkungan, dan sumber daya, dan 5 tujuan lainnya.
2.4.4 Perda Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang dan
Wilayah
44
Gambar 8. Agrowisata Kusuma, Batu
(Survey 2019)
45
agrowisata perkebunan pada objek yaitu terdapat pada perkebunan jeruk,
perkebunan apel. Agrowisata perkebunan lebih ditekankan pada tanaman
yang ditanam langsung ke tanah tanpa perantara apapun seperti poli bag.
Pada objek agrowisata tanaman bunga ada tapi hanya dalam skala
kecil dan hanya terdapat beberapa jenis bunga saja. Adapun selain bunga
yaitu agrowisata buah-buahan, agrowisata buah-buahan buah-buahan hanya
menerapkan buah strowbery saja. Pada gambar terlihat tanaman stroberi
dengan penggunaan poli bag plastik sebagai alas dari tanaman.
c) Agrowisata industri
46
Gambar 11. Industri agrowisata kusuma Batu
(Survey 2019)
Didalam Kusuma Agrowisata ini tidak hanya wisata petih buah saja,
melainkan ada wahana lain yang seru dan wajib kamu coba, wahana tersebut
antara lain Outbond, War Game, ATV dan lain-lain.
47
2.5.2 Agrowisata Bhakti Alam, Pasuruan
Agrowisata Bhakti Alam Pasuruan ini juga merupakan tempat
Agrowisata yang menyajikan keindahan alam dengan view pegunungan yang
dihiasi dengan pernak pernik perkebunan bunga, buah dan berbagai tanaman
hias. Lokasi wisata Bhakti Alam Pasuruan ini memiliki luas kurang lebih 300
hektar. Agrowisata Bhakti Alam Pasuruan ini memiliki keberagaman yang
cukup lengkap termasuk pohon Durian, Naga, Jambu, Kelengkeng, Melon,
dan buah segar lainnya. Agrowisata Bhakti Alam Pasuruan ini terbilang
tempat wisata dengan view indah serta fasilitas lengkap. Fasilitas-fasilitas
unggulannya termasuk penginapan, camping ground, taman air, wahana
adventure dan spot-spot foto.
48
Fasilitas pendukung wisata Bhakti Alam Pasuruan ini juga terbilang
cukup lengkap, yang terdiri dari :
49