Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear
berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). Jadi analisis regresi yang tidak
berdasarkan OLS tidak memerlukan persyaratan asumsi klasik, misalnya regresi
logistik atau regresi ordinal. Demikian juga tidak semua uji asumsi klasik harus dilakukan
pada analisis regresi linear, misalnya uji multikolinearitas tidak dilakukan pada analisis regresi
linear sederhana dan uji autokorelasi tidak perlu diterapkan pada data cross sectional.
Uji asumsi klasik juga tidak perlu dilakukan untuk analisis regresi linear yang bertujuan untuk
menghitung nilai pada variabel tertentu. Misalnya nilai return saham yang dihitung dengan
market model, atau market adjusted model. Perhitungan nilai return yang diharapkan dapat
dilakukan dengan persamaan regresi, tetapi tidak perlu diuji asumsi klasik.
Uji asumsi klasik yang sering digunakan yaitu uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji
normalitas, uji autokorelasi dan uji linearitas. Tidak ada ketentuan yang pasti tentang urutan
uji mana dulu yang harus dipenuhi. Analisis dapat dilakukan tergantung pada data yang ada.
Sebagai contoh, dilakukan analisis terhadap semua uji asumsi klasik, lalu dilihat mana yang
tidak memenuhi persyaratan. Kemudian dilakukan perbaikan pada uji tersebut, dan setelah
memenuhi persyaratan, dilakukan pengujian pada uji yang lain.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi uji
normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya.
Sering terjadi kesalahan yang jamak yaitu bahwa uji normalitas dilakukan pada masing-
masing variabel. Hal ini tidak dilarang tetapi model regresi memerlukan normalitas pada nilai
residualnya bukan pada masing-masing variabel penelitian.
Pengertian normal secara sederhana dapat dianalogikan dengan sebuah kelas. Dalam kelas
siswa yang bodoh sekali dan pandai sekali jumlahnya hanya sedikit dan sebagian besar
berada pada kategori sedang atau rata-rata. Jika kelas tersebut bodoh semua maka tidak
normal, atau sekolah luar biasa. Dan sebaliknya jika suatu kelas banyak yang pandai maka
kelas tersebut tidak normal atau merupakan kelas unggulan. Pengamatan data yang normal
akan memberikan nilai ekstrim rendah dan ekstrim tinggi yang sedikit dan kebanyakan
mengumpul di tengah. Demikian juga nilai rata-rata, modus dan median relatif dekat.
Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji histogram, uji normal P Plot, uji Chi Square,
Skewness dan Kurtosis atau uji Kolmogorov Smirnov. Tidak ada metode yang paling baik
atau paling tepat. Tipsnya adalah bahwa pengujian dengan metode grafik sering
menimbulkan perbedaan persepsi di antara beberapa pengamat, sehingga penggunaan uji
normalitas dengan uji statistik bebas dari keragu-raguan, meskipun tidak ada jaminan bahwa
pengujian dengan uji statistik lebih baik dari pada pengujian dengan metode grafik.
Jika residual tidak normal tetapi dekat dengan nilai kritis (misalnya signifikansi Kolmogorov
Smirnov sebesar 0,049) maka dapat dicoba dengan metode lain yang mungkin memberikan
justifikasi normal. Tetapi jika jauh dari nilai normal, maka dapat dilakukan beberapa langkah
yaitu: melakukan transformasi data, melakukan trimming data outliers atau menambah data
observasi. Transformasi dapat dilakukan ke dalam bentuk Logaritma natural, akar kuadrat,
inverse, atau bentuk yang lain tergantung dari bentuk kurva normalnya, apakah condong ke
kiri, ke kanan, mengumpul di tengah atau menyebar ke samping kanan dan kiri.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara
variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang
tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap
variabel terikatnya menjadi terganggu. Sebagai ilustrasi, adalah model regresi dengan
variabel bebasnya motivasi, kepemimpinan dan kepuasan kerja dengan variabel terikatnya
adalah kinerja. Logika sederhananya adalah bahwa model tersebut untuk mencari pengaruh
antara motivasi, kepemimpinan dan kepuasan kerja terhadap kinerja. Jadi tidak boleh ada
korelasi yang tinggi antara motivasi dengan kepemimpinan, motivasi dengan kepuasan kerja
atau antara kepemimpinan dengan kepuasan kerja.
Alat statistik yang sering dipergunakan untuk menguji gangguan multikolinearitas adalah
dengan variance inflation factor (VIF), korelasi pearson antara variabel-variabel bebas, atau
dengan melihat eigenvalues dan condition index (CI).
Beberapa alternatif cara untuk mengatasi masalah multikolinearitas adalah sebagai berikut:
1. Mengganti atau mengeluarkan variabel yang mempunyai korelasi yang tinggi.
2. Menambah jumlah observasi.
3. Mentransformasikan data ke dalam bentuk lain, misalnya logaritma natural, akar kuadrat
atau bentuk first difference delta.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari
residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi
persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode t dengan
periode sebelumnya (t -1). Secara sederhana adalah bahwa analisis regresi adalah untuk
melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada
korelasi antara observasi dengan data observasi sebelumnya. Sebagai contoh adalah
pengaruh antara tingkat inflasi bulanan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dollar. Data
tingkat inflasi pada bulan tertentu, katakanlah bulan Februari, akan dipengaruhi oleh tingkat
inflasi bulan Januari. Berarti terdapat gangguan autokorelasi pada model tersebut. Contoh
lain, pengeluaran rutin dalam suatu rumah tangga. Ketika pada bulan Januari suatu keluarga
mengeluarkan belanja bulanan yang relatif tinggi, maka tanpa ada pengaruh dari apapun,
pengeluaran pada bulan Februari akan rendah.
Uji autokorelasi hanya dilakukan pada data time series (runtut waktu) dan tidak perlu
dilakukan pada data cross section seperti pada kuesioner di mana pengukuran semua
variabel dilakukan secara serempak pada saat yang bersamaan. Model regresi pada
penelitian di Bursa Efek Indonesia di mana periodenya lebih dari satu tahun biasanya
memerlukan uji autokorelasi.
Beberapa uji statistik yang sering dipergunakan adalah uji Durbin-Watson, uji dengan Run
Test dan jika data observasi di atas 100 data sebaiknya menggunakan uji Lagrange Multiplier.
Beberapa cara untuk menanggulangi masalah autokorelasi adalah dengan
mentransformasikan data atau bisa juga dengan mengubah model regresi ke dalam bentuk
persamaan beda umum (generalized difference equation). Selain itu juga dapat dilakukan
dengan memasukkan variabel lag dari variabel terikatnya menjadi salah satu variabel bebas,
sehingga data observasi menjadi berkurang 1.
5. Uji Linearitas
Uji linearitas dipergunakan untuk melihat apakah model yang dibangun mempunyai
hubungan linear atau tidak. Uji ini jarang digunakan pada berbagai penelitian, karena
biasanya model dibentuk berdasarkan telaah teoretis bahwa hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikatnya adalah linear. Hubungan antar variabel yang secara teori
bukan merupakan hubungan linear sebenarnya sudah tidak dapat dianalisis dengan regresi
linear, misalnya masalah elastisitas.
Jika ada hubungan antara dua variabel yang belum diketahui apakah linear atau tidak, uji
linearitas tidak dapat digunakan untuk memberikan adjustment bahwa hubungan tersebut
bersifat linear atau tidak. Uji linearitas digunakan untuk mengkonfirmasikan apakah sifat
linear antara dua variabel yang diidentifikasikan secara teori sesuai atau tidak dengan hasil
observasi yang ada. Uji linearitas dapat menggunakan uji Durbin-Watson, Ramsey Test atau
uji Lagrange Multiplier.
74 comments:
Balas
2.
Ijin bertanya.
Untuk uji Liniertasnya, SPSS bisa digunain ga?
atau ada recommend software yang bisa digunakan?
Balas
3.
Assalammualaikum ,,
Pak perkenalkan saya astrid :)
Saya mw bertanya skripsi saya terjadi autokorelasi dan untuk mengatasinya saya
melakukan transformasi p, apakah itu sudah benar ? Kemudian setelah saya melakukan
transformasi, hasil autokorelasinya terdapat di daerah keragu2an . Apakah hal tsb bisa
dikatakan tidak terjadi autokorelasi ? karena saya sudah melakukan transformasi data ,,
Mohon penjelasannya paak ,, :)
Terimakasih pak, semoga Allah membalas kebaikan bapak ,, amiien yaa rabb :)
Balas
4.
assalamualaikum,,,,,
saya nisa,,,,,,
saya mau tanya judul skripsi saya kan pengaruh promosi, komunikasi dan motivasi
terhadap minat mahasiswa baru, disini saya mau tanya bagaimana cara mengguji regresi
linear berganda apabila data minat mahasiswa baru itu sama antara sampel yang satu
dengan yang lain.
mohon penjelasannya pak,,,,,,,, :)
terima kasih,,,,,,,,,,
Balas
5.
Balas
6.
Ernawaty Muchtar4 Maret 2013 20.44
malam pak,,
saya mau tanyakan apakah model regresi linear berganda harus menggunakan uji
heterokedastisitas atau tidak?? karena saya masih bingung dengan uji ini.
makasih :)
Balas
7.
Balas
8.
maaf pak,kalo model penelitiannya pengaruh pa thd km dgn ko sebagai modrating harus
di uji asumsi klasik gag ya pak?
Balas
9.
Assalamu'alaikum,..
Maaf Mengganggu Pak,..
Saya Mau nanya,..
1. bagaimana cara uji validitas dan reliabelitas data dengan SPSS menggunakan skala
GUTTMAN dgn sampel hanya 13 orang,.??
1. apakah uji univariat dan bivariat bisa dilakukan dengan hanya menyebarkan 1 kali
penyebaran kuesioner saja.??
TERIMA KASIH SEBELUMNYA,..
Balas
10.
Mas, saya mau nanya kalau analisis jalur itu perlu uji asumsi klasik tidak? klo ya, uji asumsi
klasik apa saja yang diperlukan?Terima Kasih
Balas
11.
maaf mas mw nanya mungkin tidk nyambung tp sy ingin tanya, klo pke data asli di
smootng winter hsl peramln mines, tp klo di trnasfrmsi kemudin di smootng hsl-y bagus,
maka dalam kasus ini bolh ga menggunakan transformasi di smootng holt winter, mohon
jwbnya trimksh
Balas
12.
Maaf mas saya mw tanya, saya menguji sebuah kinerja perusahaan dengan jumlah
variabel bebasnya 5 dengan pengambilan datanya setiap bulannya dengan metode
analisis regresi berganda. Dan yang saya ingin tanyakan dari 5 variabel tersebut dua
datanya lebih dari jumlah pengambilan sample 3th atau 36 data. karena dua data tersebut
bukan data bulanan data tersebut data yang ada selama 3 tahun. bagaimana menurut
masnya?apakah hal ini salah?dan apakah akan mempengaruhi hasilnya?
Balas
13.
Maaf mas saya au tanya, apakah untuk path analysis juga menggunakan uji seperti itu
mas?
Balas
14.
maaf mas saya mau tanya, apakah untuk path anaysis juga harus menggunakan uji asumsi
klasik seperti itu terimakasih..
Balas
15.
mas, saya mau tanya, bisakah melakukan analisis regresi tapi jumlah n hanya 1?
Balas
16.
Balas
17.
pertanyaannya :
1. yang menjadi X dan Y itu apa saja; apakah bahan organik dikawasan tertutup dan tdk
tertutup atau bahan organik dan hidrogen sulfida di kawasan tertutup semua atau
terbuka semua
2. jika data normal, kalo lanjut uji t paired samples boleh tidak, trz yang jadi X dan Y itu
yang mana ?
mohon jawabannyaa,..
Balas
18.
Balas
19.
Nama saya laode syarif, mas sy mw minta tolong, bisa jelaskn kepada saya alasan yg kuat
bahwa analisis data sekunder (rasio) dengan regresi berganda tidak perlu melakukan uji
validitas dan uji realibilitas.. maksih
Balas
20.
Balas
21.
Balas
22.
Pak Sy Mau Tnya" dalam penelitian sya yg berjudul" PEMANFAATAN TEPUNG MOCAF
(modified cassave flour) DALAM PEMBUATAN BAKSO IKAN SWANGI.
trus yg ke 2. Hipotesa
HO: Tidak ada berbeda kualitas fisik dan kimia jenis tepung ( mocaf, kanji,tapioka)
jterhadap pengaruh terhadap kualitas bakso ikan swangi.
HI: Ada perbedaan kualitas fisik dan kimia tepung singkong ( mocaf, kanji,tapioka).
Yg ke 3.
. pd penelitian pendahuluan menggunakan metode Deskriptif. penelitian utama sy adalah
pengaruh jenis tepung dan prosentase dalam formulasi pembutan bakso ikan dengan
Rancangan Acak Lengkap Faktorial ( RALF). dengan perlakuan prosentase 20%,30%40%
dalam pembuatan bakso.
Balas
23.
assalamualikum pak
saya riski mau nanya tentang skripsi saya yang berjudul pengaruh profesionalisme dan
pengalaman terhadap kualitas audit
data yang sya gunakan data primer dan uji regresi linier sederhana,
apakah bisa bila tidak menerapkan uji asumsi klasik makasih
Balas
24.
assalamualaikium pak..
saya mau tanya untuk judul pengaruh faktor prilaku organisasi terhadap implementasi
akuntansi keuangan daerah, itu menggunakan uji apa saja ??...
trima kasih
Balas
25.
klo penelitian trade off sebaiknya pakai metode penelitian bagaimana pak? trimakasih,
anita
Balas
26.
Balas
27.
mau tanya dong pak..>>Kapan yah uji asumsi klasik itu boleh dilanggar dan kenapa yaa
alasannya kita melakukan uji normalitas?mohon d balas yaa buat skripsi soalnya..makasih
Balas
28.
Pak saya sedang mengerjakan skripsi, saya ijin copy tulisan bapak sebagai file pribadi
saya. Sedang mencari bahan tentang teknik analisis data.
Terima kasih.. :)
Balas
Balasan
1.
Konsultan Statistik27 April 2015 14.27
Silahkan. Akan tetapi, sumber online seperti ini tidak bisa dijadikan rujukan dalam
penelitian. Terima kasih.
Balas
29.
bagaimana uji asumsi klasik dengan adanya variabel kontrol dan variabel interaksi (a*b)
selain variabel dependen dan independen pak?
Balas
30.
Salam, min, boleh minta referensix tentang uji klasik tidak diperlukan untuk menentukan
persamaan regresi linear sederhana. Thk seblmx.
Balas
Balasan
1.
31.
Selamat siang... pak... sama bingung mengenai analogi Uji Heteroskedastisitas... jika di uji
normalitas anda menganalogikan ttg keadaan dlm suatu kelas yg berisi orng pintar dan
bodoh sehingga mudah dipahami... maka untuk Uji Heteroskedastisitas itu analoginya
seperti apa... terima kasih
Balas
Balasan
1.
Itu hanya analogi, mohon tidak dijadikan rujukan referensi :) Kalau heteros, agak sulit,
tapi biasanya ini (sekali lagi, ini hanya analogi, bukan rujukan teori). Misalnya Anda
meramalkan suatu nilai, maka hasil ramalan yang baik, itu kadang lebih tinggi dari yang
sebenarnya kadang lebih rendah dari yang sebenarnya, Hetero itu jika terdapat pola
tertentu, misal ramalanya pasti lebih besar dari yang sebenarnya, atau pasti lebih rendah
dari yang sebenarnya, atau ada pola tertentu, jika begini, maka hasil ramalan pasti begitu.
Demikian. Terima kasih.
Balas
32.
Selamat siang pak, saya harry mau tanya saya melakukan penelitian yg berjudul
"pengaruh opini unqualified dan opini qualified terhadap harga saham" dn penelitian ini
melakukan uji beda,, pertanyaannya apakah saya juga harus menggunakan uji asumsi
klasik??
Balas
Balasan
1.
Uji asumsi klasik hanya diberlakukan untuk regresi. Uji beda tidak mengenal istilah uji
asumsi klasik. Terima kasih.
Balas
33.
Balas
Balasan
1.
Tidak harus semua, yang penting tidak ada gangguan multiko dan yang lain. Terima kasih.
Balas
34.
Balas
Balasan
1.
35.
Balas
Balasan
1.
2.
3.
36.
Balas
Balasan
1.
Kurang mengerti dengan maksud Anda. Uji asumsi klasik diperlukan untuk regresi. Model
Anda regresi? terima kasih.
Balas
37.
Balas
Balasan
1.
Silahkan gunakan buku statistik yang Anda punyai saja, jangan merujuk kepada jurnal.
Terima kasih.
Balas
38.
Maaf mas mau bertanya, saya sedang meneliti pengaruh motivasi dan disiplin ketja
terhadap produktivitas kerja
Sebelum penelitian saya mengajukan menggunakan analisis regresi linier berganda,
setelah pengumpulan data selesai ternyata data tidak normal, sya disarankan untuk
memakai analisis regresi logistik, tetapi analisis regresi logisti harus mempunyai kriteria 2
jawaban saja, sedangkan kuisoner penelitian saya menggunakan skala likert dengan 4
alternatif jawaban, saya mohon saranya pak
Trimakasij
Balas
Balasan
1.
39.
maaf pak saya ingin bertanya, penelitian saya menggunakan regresi sederhana dengan
variabel independen berskala dummy dengan nilai konstan 1 sedangkan variabel
dependen saya berskala ordinal. kira-kira uji apa saja yang bisa saya pakai
terima kasih pak
Balas
Balasan
1.
Kalau variabel nilainya konstan tidak usah diteliti pakai statistik. Terima kasih.
Balas
40.
siang mas
saya ingin tanya
kalo penelitian menggunakan data times series biasanya terdapat 3 uji asumsi klasik yaitu
uji normalitas, uji autokorelasi dan uji heterokedatisitas. tapi ada beberapa penelitian
yang menggunakan data times series tapi menambahkan uji multikorelasi sehingga uji
asumsi klasiknya jadi 4. ini terjadi karena apa dan biasaya untuk penelitian seperti apa ??
terimakasih
Balas
Balasan
1.
Multikolinearitas untuk melihat apakah terjadi korelasi yang tinggi antar variabel
independen. Terima kasih.
Balas
41.
selamat siang
saya ingin bertanya apabila saya menggunakan regresi sederhana dengan variabel
independen berskala dummy 1 dan o dan variabel dependen berskala interval apakah
harus memakai uji asumsi klasik?
terima kasih
Balas
Balasan
1.
Konsultan Statistik30 Maret 2016 08.39
42.
Balas
Balasan
1.
43.
makasih mas atas informasinya, saya jadi lebih tau tentang pengujian dalam statistik...
Balas
Balasan
1.
44.
Unknown13 April 2016 21.45
selamat malam. saya ingin menanyakan, dalam skripsi yang saya baca uji asumsi klasik
merupakan syarat untuk kelayakan regresi. apakah bisa jika dilakukan uji regresi berganda
untuk menentukan persamaan regresi terlebih dahulu, baru dilakukan uji asumsi klasik ?
apa alasanya ? terimakasih
Balas
Balasan
1.
45.
Selamat malam pak, sy mau tanya pak. Saya menyusun skripsi dengan metopel kuantitatif
dengan 2 variabel. Dan jeslnis metopelnya regresi sederhana. Pertnyaannya, apakah
boleh tdk menggunakan uji asumsi klasik pak? Terimaksih seblumnya. 😊
Balas
Balasan
1.
46.
Balas
Balasan
1.
47.
saya ingin bertanya , apa penyebab T table pada uji heteroskedastisitas saya berberda
hasilnya dengan uji multikolonieritas setelah keuar output dari SPSS ? Saya bingung
kenapa bias berbeda
Balas
Balasan
1.
Kalau variabel yang dipergunakan berbeda, tentunya hasilnya juga berbeda. Terima kasih.
Balas
48.
Balas
Balasan
1.
Tergantung skala yang dipergunakan, lalu tentukan parametrik atau non parametrik, baru
gunakan metode korelasi yang sesuai. Teima kasih.
Balas
49.
selamat malam pak, saya mau tanya kalau variabel independennya hanya 1 saja uji asumsi
klasik yang mana yang mesti saya pakai? normalitas, hetero, multiko atau yang mana saja,
dan apa saja syarat untuk menggunakan uji tersebut? mohon pencerahan ..terima kasih :)
Balas
Balasan
1.
50.
Balas
Balasan
1.