Anda di halaman 1dari 14

ANALISA KEMACETAN DI KAWASAN

INDUSTRI CIKUPA

KELOMPOK 6
DISUSUN OLEH :

 FIRDAUS AKBAR MAULANA (191010800019)


 HENGKI HARIYANTO (191010800018)
 RIZKY RIZALDI (191010800044)

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS PAMULANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi petunjuk, bimbingan dan arahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
Bahasa Indonesia.

Makalah ini tersusun dari berbagai sumber reverensi baik dari media cetak
maupun internet. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu dalam
proses pembelajaran. Penulis menyadari bahwa makalah yang sudah penulis
kerjakan masih sangat jauh dari kata sempurna, Oleh karena itu kritik, saran serta
pendapat dari ibu Khairunnisa yang bersifat membangun selalu penulis harapkan
dengan tujuan supaya tugas - tugas yang selanjutnya dapat penulis kerjakan
dengan lebih baik lagi.

Akhir kata, penulis sampaikan terimakasih kepada Ibu Khairunnisa


S.Psi.,M.Si yang telah member bimbingan dan arahan hingga tersusunnya
makalah ini. Apabila ada salah kata penulis ucapkan mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi kita semua.

Tangerang, 7 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................... i

Daftar..................................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1

1.2 Pembatasan Masalah....................................................................................... 1

1.3 Rumusan Masalah........................................................................................... 2

1.4 Tujuan Manfaaat.............................................................................................. 3

1.4.1 Tujuan........................................................................................................... 3

1.4.2 Manfat........................................................................................................... 3

BAB II : PEMBAHASAN..................................................................................... 4

2.1 Pengertian Kemacetan..................................................................................... 4

2.2 Pembahasan Kemacetan.................................................................................. 5

2.3 Solusi Mengatasi Kemacetan.......................................................................... 5

BAB III : PENUTUP............................................................................................. 8

3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 8

3.2 Saran................................................................................................................ 8

3.2.1 Saran Teoritis................................................................................................ 8

3.2.2 Saran Praktis................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Lalu lintas adalah sarana untuk bergerak dari satu tempat ke tempat yang
lain, oleh karena itu lalu lintas merupakan salah satu masalah penting. Apabila
arus lalu lintas terganggu atau terjadi kemacetan, maka mobilitas masyarakat juga
akan mengalami gangguan. Gangguan-gangguan ini akan berdampak negatif pada
masyarakat. Masalah lalu lintas merupakan suatu masalah sulit yang harus
dipecahkan bersama dan sangat penting untuk segera diselesaikan. Apabila
masalah lalu lintas tidak terpecahkan, maka semua kerugian yang timbul akibat
masalah ini akan ditanggung oleh masyarakat itu sendiri, dan apabila masalah ini
dapat terpecahkan dengan baik, maka masyarakat sendiri yang akan mendapatkan
manfaatnya. Sebagai salah satu Negara sedang berkembang, Indonesia seperti
negara sedang berkembang lainnya mengalami permasalahan-permasalahan lebih
kompleks dibandingkan dengan negara-negara maju, mulai dari pertumbuhan
penduduk yang tinggi, kesenjangan sosial, hingga kurangnya sarana dan prasarana
yang menunjang pembangunan itu sendiri. Kemacetan atau kongesti adalah salah
satu diantaranya. Kemacetan lalu lintas merupakan suatu kejadian yang sudah
biasa kita lihat, baik di pagi hari, sore hari maupun di malam hari terutama di
kota-kota besar Indonesia. Terutama di Kawasan Industri Cikupa Tangerang,

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Tangerang, Bambang Mardi


Sentosa mengatakan, kemacetan terjadi di depan Pasar Tradisional Cikupa, Pasar
Gembong, pertigaan kawasan industri, Kecamatan Jayanti serta di Curug. Untuk
mengatasi kemacetan di depan Pasar Cikupa dibangun pagar pembatas sehingga
warga tidak dapat melintas pada jalan negara itu. Kemacetan lalu lintas dampak
dari pesatnya pertumbuhan pembangunan industri, permukiman yang baru,
sementara ruas jalan yang ada tidak diperlebar. Dilansir dari Antara Kamis
(31/1/2019).

Usaha-usaha untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kemacetan lalu


lintas harus segera dilakukan. Untuk itu perlu dilakukan analisis untuk
mengetahui penyebab kemacetan lalu lintas yang terjadi di Kawasan Industri
Cikupa sehingga dapat memberikan solusi untuk mengatasi kemacetan yang
terjadi.

1.2 Pembatasan Masalah

Kemacetan di depan Kawasan Industri Cikupa Kabupaten Tangerang


apalagi di Cikupa merupakan kawasan industri. Serta tidak adanya jembatan
layang yang dikhususkan untuk pejalan kaki dikarenakan banyak orang lalu lalang

1
menyebrangi jalan, dan juga lokasinya berdekatan dengan Pasar Swalayan. "Pada
jam sibuk dimulai dari pagi hari orang berangkat kerja dan kepulangan jam kerja
menjadi salah satu titik rawan kemacetan di titik tertentu, hal ini terjadi akibat
intensitas kendaraan yang tinggi," kata Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar,
Jumat, (16/11/2018) dilansir dari rmolbanten.com

(Gambar situasi pada saat kemacetan)

1.3 Rumusan Masalah

 Apakah pihak kepolisian sudah menindak tegas para supir angkutan


umum atau minibus yang parkir sembarangan ?

2
 Adakah solusi dari instansi pemerintah untuk meminimalisir
kemacetan ?

1.4 Tujuan Manfaat

Makalah ini dibuat agar masyarakat pada umumnya dan bagi pelajar
khususnya bersedia memikirkan masalah kemacetan lalu lintas yang semakin hari
kondisinya semakin parah dan mencarikan solusinya. Bukan hanya
mengandalkannya kepada pemerintah saja, tetapi juga ikut menjadi bagian dari
masalah ini. Pembuatan makalah ini juga bertujuan agar masyarakat mengetahui
tentang sebab-sebab kemacetan di Indonesia dan juga dapat mengetahui dampak
yang ditimbulkannya bagi kehidupan masyarakat.

1.4.1 Tujuan

Untuk mengurai kemacetan di kawasan tersebut serta memberikan solusi


untuk menangani permasalahan masyarakat maupun lingkungan akibat pemilihan
sistem transportasi yang kurang tepat.

1.4.2 Manfaat

Masyarakat menjadi nyaman ketika melewati kawasan


tersebut,diikarenakan tidak ada penumpukan angkot atau minibus yang memenuhi
setengah jalan serta para penyebrang jalan bisa lebih teratur.

3
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kemacetan

Kemacetan lalulintas terjadi bila ditinjau dari tingkat pelayanan jalan yaitu
pada kondisi lalulintas mulai tidak stabil, kecepatan operasi menurun relatif cepat
akibat hambatan yang timbul dan kebebasan bergerak relative kecil. Pada kondisi
ini volume kapasitas lebih besar atau sama dengan 0,80 VC>0,80 jika tingkat
pelayanan sudah mencapai (E) aliran lalulintas menjadi tidak stabil sehingga
terjadilah tundaan berat yang disebut dengan kemacetan lalulintas (Tamin,0.2. dan
Nahdalina, 1998 Analisis Dampak Lalulintas. Jurnal Perencanaan Wilayah dan
Kota. ITB, Bandung) Untuk ruas jalan perkotaan, apabila perbandingan volume
per kapasitas menunjukan angka diatas 0,85 sudah dikategorikan tidak ideal lagi
yang secara fisik dilapangan dijumpai bentuk permasalahan kemacetan lalulintas.
Jadi kemacetan adalah turunnya tingkat kelancaran lalulintas pada jalan yang ada,
dan sangat mempengaruhi pelaku perjalanan, baik yang menggunakan angkutan
umum maupun angkutan pribadi, hal ini berdampak pada ketidaknyamanan serta
menambah waktu perjalanan bagi pelaku perjalanan.

Kemacetan mulai terjadi jika arus lalulintas mendekati besaran kapasitas


jalan. Kemacetan semakin meningkat apabila arus begitu besarnya sehingga
kendaraan sangat berdekatan satu sama lain. Kemacetan total 25 terjadi apabila
kendaraan harus berhenti atau bergerak sangat lambat (Tamin, 2000 : 99)

Lalulintas tergantung kepada kapasitas jalan, banyaknya lalulintas yang


ingin bergerak tetapi kalau kapasitas jalan tidak bisah menampung, maka
lalulintas yang ada akan terhambat dan akan mengalir sesuai dengan kapasitas
jaringan jalan maksimum. (Sinulingga, Budi D.,1999 Pembangunan Kota
Tinjauan Regional dan Lokal. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan)

2.2 Pembahasan Kemacetan

Dilansir dari Antara Kamis (31/1/2019), Kepala Dinas Perhubungan


Kabupaten Tangerang, Bambang Mardi Sentosa mengatakan, pihaknya telah
melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat. Koordinasi perlu dilakukan
mengingat ada kemacetan di jalan nasional sepanjang 21 kilometer, dan lokasi
tersebut merupakan kewenangan pemerintah pusat.

"Contohnya untuk Jalan Raya Serang di pertigaan Bitung, Kecamatan Curug


hingga ke Balaraja dan perbatasan dengan Kabupaten Serang," ungkap Bambang
di Tangerang.

4
Dia mengatakan, kemacetan terjadi di depan Pasar Tradisional Cikupa,
Pasar Gembong, pertigaan kawasan industri, Kecamatan Jayanti serta di Curug.
Untuk mengatasi kemacetan di depan Pasar Cikupa dibangun pagar pembatas
sehingga warga tidak dapat melintas pada jalan negara itu.

Bahkan di kawasan Bitung, Kecamatan Curug rencananya dibangun jalan


layang menghindari kemacetan akibat arus orang dan barang yang belakangan
terus meningkat.

Pihaknya juga menyiapkan program untuk mengatasi kemacetan tersebut,


di antaranya pada lokasi rawan dipasang kamera pengintai CCTV yang terkoneksi
dengan kantor dishub setempat.

Kemacetan lalu lintas dampak dari pesatnya pertumbuhan pembangunan


industri, permukiman yang baru, sementara ruas jalan yang ada tidak diperlebar.

Mengatasi kemacetan itu pihaknya telah melakukan kajian kelayakan jalan satu
arah, program rekayasa lalu lintas agar dapat terurai.

Kebijakan satu arah itu diambil karena masing-masing pengendara tidak


mau mengalah dan saling serobot meski berlawanan arah, menyebabkan
kemacetan tidak dapat dihindari.

2.3 Solusi Mengatasi Kemacetan

Pada dasarnya kemacetan lalulintas pada ruas jalan raya dapat terjadi
ketika arus lalu lintas kendaraan meningkat seiring dengan bertambahnya
permintaan perjalannya pada area-area tertentu. Pada uraian sebelumnya
disebutkan bahwa Kemacetan terjadi karena disebabkan kapasitas jalan tetap
dengan sarana jalan yang sempit sedangkan volume kendaraan meningkat tinggi.
Sehingga akan berakibat pada kerugian sebagai akibat dari masalah Kemacetan
tersebut, apabila dikuantifikasikan banyak kerugian yang diderita oleh masyarakat
antara lain kerugian waktu perjalanan menjadi panjang, dan makin lama, biaya
operasi akan meningkat tajam, polusi kendaraan yang dihasilkan akan
mempengaruhi kondisi lingkungan yang ada. Pada kondisi macet tentunya suatu
kendaraan akan merangkak dengan kecepatan yang sangat lamban hingga berhenti
pada titik nol, sementara pemakaian BBM akan menjadi sangat boros, putaran
mesin kendaraan akan menjadi lebih cepat sehingga menyebabkan kendaraan
menjadi aus. Pada kondisi tersebut biasanya kemacetan akan mempengaruhi pada
setiap pengendara yang akan lewat mereka tidak sabar, yang berdampak pada
penyalahgunaan seperti pelanggaran disiplin, potensi kecelakaan sehingga
memperparah lagi kemacetan secara lebih lanjut.

Apapun yang kita lakukan dengan masalah Kemacetan tentu harus dicari
jalan keluar paling tidak bagaimana mengurangi tingkat kemacetan. Berbagai

5
faktor dan alasan yang perlu dilakukan dalam mengurangi masalah Kemacetan
dapat menurut Jurnal yang berjudul Efektifitas Kerja Dalam Menangulangi
Masalah Kemacetan yang ditulis oleh Calvin Losa pada 2016 diuraikan sebagai
berikut :

1. Mengkaji Ulang Jalur Transportasi yang dianggap rawan Macet.

Pada kenyataannya dilokasi penelitian membuktikan bahwa penataan jalur


transportasi masih kurang efektif disebabkan karena sebelum dilaksanakannya
penataan jalur, tidak dilakukan penelitian terlebih dahulu, dimana letak
kemacetan yang terjadi. Dengan penelitian serta kaji tindak akan dapat
mengatasi permasalahan Kemacetan. Contohnya penempatan trayek dari semua
trayek yang ada hanya melihat dari sisi ekonomi, sebab yang terjadi selama ini
bahwa penempatan trayektrayek hanya dikaji dari aspek pertumbuhan
ekonomi. Sedangkan dari segi pemenuhan yakni pemenuhan kebutuhan publik
tidak pernah dipikirkan. Salah satu solusi yang perlu dilakukan dalam penataan
trayek-trayek yang ada adalah perlu meminimimalisasi pergerakan kendaraan,
kemana arah dan tujuannya, paling titik yang diperlukan disini adalah titik
simpul kendaraan. Titik simpul ini sangat penting dikaji sebab ketika beberapa
trayek kendaraan akan bertemu pada titik simpul yang sama maka disitulah
potensi kemacetan akan muncul. Harusnya dalam penataan trayek perlu
menghindari titik simpul kendaraan yang sama karena ketika masuk didalam
pusat Kota semua kendaraan dari berbagai trayek saling berhadapan. Hal
seperti ini akan menjadi peluang dalam meningkatkan Kemacetan.

2. Perlu Meminimalisasi sarana Jalan.

Dengan kondisi jalan yang masuk kepusat perkotaan tidak representatif lagi
untuk menampung kendaraan yang begitu banyak. Salah satu alternatif yang
perlu dilakukan adalah meminimalisasi titik simpul kearah yang berlawanan.
Contohnya untuk kendaraan trayek Tuminting alternative terbaik adalah
melalui jalur bebas hambatan yakni harus dilakukan penataan kearah Jembatan
Soekarno. Dengan contoh pengalihan kendaraan seperti ini akan memudahkan
untuk meminimalisasi masalah kemacetan. Untuk trayek Malalayang dan
Kampus tidak perlu digabung dengan trayek-trayek lainnya. Dengan penataan
trayek-trayek seperti ini sebelum diberlakukan harus perlu disosialisasikan
kepada masyarakat dengan kajian-kajian dari sisi ekonomi, sosial, budaya,
keamanan dan lain-lain. Alternatif yang lain dari masalah ini adalah pemerintah
perlu memikirkan program jangka panjang untuk melakukan pelebaran jalan.
Karena dengan adanya pelebaran jalan akan mengurangi munculnya masalah
Kemacetan.

3. Menegakan aturan dengan sistem Ganjil Genap.

6
Dengan sistem ganjil Genap akan efektif bilmana diiringi dengan muatan
Regulasi atau aturan baku yang perlu difahami oleh seluruh anggota
masyarakat. Salah satu rambu-rambu yang cukup efektif dalam menegakan
aturan adalah Perda. Pembuatan Perda harus perlu dikaji dari sisi ekonomi,
sosial, budaya, keamanan dan lain-lain sebagaimana dijelaskan sebelumnya.

4. Pembatasan Kendaraan Pribadi,

Kendaraan angkutan Barang serta Kendaraan Taksi yang masuk ke Area-area


tertentu. Hal yang perlu dikaji dari masalah ini adalah pembuatan Regulasi,
karena tanpa adanya sumber Hukum yang jelas sangat sulit untuk
diberlakukan. Contohnya untuk angkutan barang perlu dioperasikan pada
malam hari atau setelah kendaraan dianggap tidak sibuk lagi.

5. Perlu dipikirkan penyediaan jembatan penyeberangan baik bagi para pejalan


kaki maupun kendaraan yang masuk kearea-area tertentu.

6. Menegakan aturan disiplin tentang masalah perParkiran serta diiringi dengan


Regulasi guna memaksimalkan kelancaran lalulintas.

Cara ini lebih efektif apabila pemerintah akan menyediakan lahan parkir.
Karena dari sisi ekonomi lahan Parkir menjadi potensi untuk meningkatkan
pendapatan Daerah, sebab Retribusinya Jelas, terukur dan dapat ditaksir dari
keuntungan yang didapat dari hasil Retribusi tersebut.

7. Meningkatkan budaya Sadar berlalu Lintas. Hal yang perlu dilihat disini adalah
sosialisasi dari penegakan UU Lalu Lintas baik kepada sopir, maupun anggota
masyarakat luas. Undang_undang Lalulintas ini harus perlu direalisasikan
dengan Perda sehingga rambu-rambu hukumnya jelas, terukur dan tersealisasi.

8. Perlu dimaksimalkan pemanfaatan rambu-rambu Lalulintas serta Marka Jalan


sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat baik sopir maupun
pejalan kaki.

9. Memberikan kesadaran dan pemahaman bagi para pedagang kakilima serta


perlu direalisasikan dengan aturan Regulasi yang Jelas berupa Perda untuk
memberikan efek jera bagi masyarakat atau pedagang kakilima.

7
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

 Belum ada tindakan tegas para supir angkutan umum atau minibus.
 Menurut salah penulis berita HR (Harapan Rakyat) belum ada kerja sama
antar Dinas Perhubungan dan Pihak Kepolisian maupun perusahaan itu
sendiri.
 Menurut jurnal yang berjudul Efektifitas Kerja Dalam Menangulangi
Masalah Kemacetan disebutkan Bahwa cara untuk meminimalisir tingkat
kemacetan dengan cara pemerintah yaitu :
Perlu memikirkan program jangka panjang untuk melakukan
pelebaran jalan. Karena dengan adanya pelebaran jalan akan mengurangi
munculnya masalah Kemacetan.
Menegakan aturan disiplin tentang masalah perParkiran serta
diiringi dengan Regulasi guna memaksimalkan kelancaran lalulintas. Cara
ini lebih efektif apabila pemerintah akan menyediakan lahan parkir.
Karena dari sisi ekonomi lahan Parkir menjadi potensi untuk
meningkatkan pendapatan Daerah, sebab Retribusinya Jelas, terukur dan
dapat ditaksir dari keuntungan yang didapat dari hasil Retribusi tersebut.

3.2 Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian kami, kami memberikan saran untuk


meminimalisir kemacetan di kawasan industri Cikupa sebagai berikut :

3.2.1 Saran Teoritis

 Disarankan bagi peneliti lain agar dapat melakukan penelitian lebih mendalam
di lapangan.
 Disarankan kepada Peneliti selanjutanya agar dapat melakukan penelitian
dengan melihat Korelasi antara Dinas Perhubungan dengan pihak perusahaan

3.2.2 Saran Praktis

 Mengkaji Ulang Jalur Transportasi yang dianggap rawan Macet.

Pada kenyataannya dilokasi penelitian membuktikan bahwa penataan jalur


transportasi masih kurang efektif disebabkan karena sebelum
dilaksanakannya penataan jalur, tidak dilakukan penelitian terlebih dahulu,
dimana letak kemacetan yang terjadi.

 Perlu dipikirkan penyediaan jembatan penyeberangan baik bagi para pejalan


kaki maupun kendaraan yang masuk kearea-area tertentu.

8
 Menegakan aturan disiplin tentang masalah perParkiran serta diiringi dengan
Regulasi guna memaksimalkan kelancaran lalulintas.

9
DAFTAR PUSTAKA
Losa Calvin. (2016). Efektifitas Kerja Dalam Menangulangi Masalah Kemacetan.
Jurnal Administrasi Publik, 1(043).

Sinulingga, Budi D.,1999 Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan Lokal.


Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Tamin,0.2. dan Nahdalina, 1998 Analisis Dampak Lalulintas. Jurnal Perencanaan


Wilayah dan Kota. ITB, Bandung

http://e-journal.uajy.ac.id/7508/4/MTS302053.pdf (27 September)

https://www.validnews.id/Dishub-Kabupaten-Tangerang-Petakan-Titik-Rawan-
Kemacetan-AmY (27 September)

http://www.rmolbanten.com/read/2018/11/16/4390/Ada-23-Titik-Kemacetan-
Jalan-Nasional-Di-Kabupaten-Tangerang- (27 September)

10

Anda mungkin juga menyukai