Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK

MENGATASI KEMACETAN LALULINTAS DI JAKARTA


DOSEN PENGAMPU: ANIS RIBCALIA SEPTIANA

OLEH:

ZULQURNIA E.R
201020343
KELAS B

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama allah swt yang maha pengasih lagi maha
panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah mengatasi kemacetan lalulintas di Jakarta.

Makalah ilmiah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada dosen pengampuh yang
telah mensuport dalam penyusunan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan segala kekurangan dalam
makalah ini kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang impilkasi nilai
nilai ibadah dalam kehidupan sehari hari dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Tanggetada, 29 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 3
A. Landasan Teori ............................................................................................. 3
B. Akibat Kemacetan Lalulintas ....................................................................... 4
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 8
A. Kesimpulan .................................................................................................. 8
B. Saran ............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan jumlah penduduk yang diiringi oleh peningkatan aktivitas


penduduk dapat menjadikan suatu wilayah berkembang. Suatu daerah bisa
berkembang menjadi kawasan perkotaan. Menurut Sujarto (1989), ada beberapa
faktor yang mempengaruhi perkembangan kota, yaitu faktor manusia, faktor
kegiatan manusia dan faktor pola pergerakan. Perkembangan kota akan mendorong
adanya pembangunan infrastruktur jalan dan penyediaan transportasi demi
menunjang aktivitas-aktivitas masyarakat di kota tersebut. Infrastruktur dan sarana
transportasi dibangun untuk mempermudah mobilitas orang maupun barang dari
satu tempat ke tempat lainnya (Nasution, 2004).
Kota-kota besar yang menjadi pusat ekonomi dan pemerintahan umumnya
memiliki jumlah penduduk yang besar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS) Jakarta adalah kota besar dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia.
Hingga tahun 2014, jumlah penduduk Jakarta mencapai 10 juta jiwa. Jakarta
sebagai ibukota memiliki berbagai macam fungsi dan hal ini mendorong munculnya
berbagai aktivitas yang dilakukan oleh warga Jakarta. Beragamnya aktivitas yang
dilakukan masyarakat Jakarta menyebabkan kebutuhan akan kendaraan meningkat.
Setiap tahunnya jumlah kendaraan di Jakarta senantiasa meningkat. Pertumbuhan
penduduk di Jakarta pada periode 2010 – 2015 sebesar 1,09% per tahun.
Pertumbuhan jumlah kendaraan di Jakarta hingga tahun 2015 mencapai 8,75% per
tahun, sementara itu pertumbuhan jalan di Jakarta hanya sebesar 0,01% per tahun.
Ketidakseimbangan antara pertumbuhan penduduk, pertumbuhan kendaraan, dan
pertumbuhan jalan menyebabkan terjadinya kemacetan lalu lintas di Jakarta
(Mustikarani, 2016).
Penanggulangan lalu-lintas diatur melalui Peraturan Daerah Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Lalu-Lintas Angkutan
Jalan, Kereta Api, Sungai dan Danau Serta Penyeberangan Di Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta Kemacetan lalu lintas di Jakarta kembali menjadi tema

1
utama di media massa. Walaupun telah dibangun Busway untuk Trans Jakarta,
kemacetan lalu lintas rupanya tidak terpecahkan, paling tidak dalam jangka pendek
ini. Data dari Pemerintah DKI Jakarta mengenai jumlah kendaraan bermotor di
Jakarta adalah 5,4 juta kendaraan pribadi,84.891 kendaraan umum dengan
pertumbuhan 9,5%/tahun. Sedangkan kerugian akibat kemacetan diperkirakan
mencapai 12,8 triliun dinilai dari waktu, bahan bakar dan kesehatan. Menurut
Mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Rustam Effendi, penyebab utama
kemacetan lalu lintas antara lain banyaknya volume kendaraan, terutama kendaraan
pribadi (90% dari jumlah kendaraan),tidak disiplinnya pengemudi kendaraan,
lemahnya penegakkan hukum aparat kepolisian & perhubungan.Menurutnya sejak
tahun 1973 – 2003 (30 tahun) DKI Jakarta belum menata transportasi dengan baik.
Baru di masa Gubernur Setiyoso dilakukan terobosan untuk transportasi massal
terpadu.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan suatu pokok
masalah yang kemudian disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa faktor-faktor utama yang menyebabkan kemacetan lalu lintas di jakarta
2. Bagaimana dampak kemacetan di jakarta
3. Apa solusi dan upaya yang dapat di ambil untuk mengurangi kemacetan dan
meningkatkan mobilitas di jakarta

2
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Landasan Teori
Menurut pasal 18 ayat 5 UUD 1945, Pemerintah Daerah merupakan daerah
otonom yang dapat menjalankan Pemerintahan dengan seluas-luasnya serta punya
hak untuk mengatur pemerintahan kecuali urusan pemerintahan yang sudah
diundangkan menjadi urusan Pemerintah Pusat. Kota jakarta yang merupakan salah
satu pusat perekonomian nasional. Oleh karena itu tidak salah di jakarta selalu
ramai orang beraktifitas yang salah satunya berdampak pada kemacetan lalu lintas.
Menanggapi fenomena ini masyarakat dan Pemerintah harus berperan aktif dalam
menangani permasalahan tersebut, karena merupakan bentuk pelayanan publik
kepada masyarakat.

Meskipun membawa keuntungan bagi masyarakat sendiri, transportasi ini


juga mengakibatkan kerugian bagi semua pihak, yakni kemacetan lalu lintas dan
kecelakaan lalu lintas. Di Kota jakarta sendiri yang sering menjadi pusat perhatian
dan mendapat banyak keluhan baik dari masyarakatnya maupun Pemerintah Kota
atau Pusat adalah masalah kemacetan lalu lintas. Persoalan kemacetan ini selalu
menjadi masalah yang berlarut-larut dan sampai sekarang belum dapat dipecahkan
permasalahannya. Ini biasanya terjadi ketika:

1. Kepadatan lalu lintas, ketika jumlah kendaraan di jalan melebihi kapasitas jalan
itu sendiri lalu lintas akan melambat atau bahkan berhenti menyebabkan
kemacetan.
2. Kurangnya kapasitas jalan, jalan-jalan yang sempit atau tidak memadai untuk
menampung volume lalu lintas yang ada akan menyebabkan kemacetan.
3. Kecelakaan lalu lintas, kecelakaan atau insiden di jalan raya dapat menghambat
lalu lintas yang dapat berlanjut sebagai kemacetan setelah kejadian tersebut
selesai.

Faktor utama yang menyebabkan kemacetan lalu lintas salah satunya jumlah
kendaraan yang tinggi dimana peningkatan kepemilikan kendaraan pribadi. Banyak

3
orang yang berusaha memenuhi kebutuhan mobilitas mereka dengan memiliki
kendaraan sendiri, seperti mobil atau sepeda motor. Ini disebabkan oleh persepsi
bahwa transportasi pribadi lebih nyaman dan dapat menghemat waktu
dibandingkan dengan transfortasi publik yang sering lambat dan tidak nyaman.

Padahal Kota jakarta sendiri sebagaimana yang telah diketahui dalam sector
transportasi kebanyakan sudah mempunyai akses transportasi ke berbagai tujuan
seperti dengan penyediaan jalur lalu lintas kereta listrik yang menghubungkan ke
seluruh daerah di Jakarta, Tangerang, Bekasi dan Bogor, selain itu juga ada
angkutan umum seperti busway, bus, angkot, ojek, ojek online yang telah
membantu aktivitas masyarakat. Akan tetapi sesuai yang dilihat fakta dilapangan
tidak seperti itu, kebanyakan masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan
pribadi dari pada menggunakan transportasi umum yang telah disediakan
Pemerintah.

B. Akibat Kemacetan Lalulintas


Adapun akibat terjadinya kemacetan lalulintas:
1. Rugi waktu
Maksudnya yaitu karena adanya kemacetan waktu tempuh untuk
berpindah tempat dari satu ke tempat yang lain yang biasanya hanya sekitar
setengah jam bisa satu jam lebih karena kemacetan tersebut. Hal ini yang
membuat pengendara motor/mobil sangat-sangatrugi waktu karena hanya
terbuang menembus kemacetan. Biasanya pengendara mengalami rugi waktu
pada saat jam sibuk yakni pagi dan sore hari karena merupakan jam orang-
orang mulai melakukan aktivitas dan setelah beraktivitas.
2. Konsumsi bahan bakar yang tinggi
Meningkatnya volume kemacetan di jalan raya memaksa pengendara
mau tidak mau harus berjuang menembus kemacetan ini agar bisa sampai di
tempat tujuan mereka. Akantetapi akan memaksa pengendara motor/mobil
harus selalu mengisi bahan bakar kendaraan supaya nanti waktu terjadinya
kemacetan kendaraan tidak mogok di jalan yangtakutnya nanti akan berimbas
pada kemacetan juga. Mengonsumsi bahan bakar akan sedikit menguras

4
kantong para pengendara karena akan dipastikan selalu boros dalam membeli
bahan bakar, terlebih jika memang kendaraan yang mereka pakai boros bahan
bakar.
3. Meningkatnya polusi udara
Disaat terjadi kemacetan dijalan raya pasti akan membuat konsumsi
bahan bakar berlebihyang dilakukan oleh pengendara karena menjaga
kendaraan mereka agar tidak terjadi yang tidak diinginkan disaat berlalu lintas.
Tapi penggunaan bahan bakar yang berlebih/terlalu banyak akan meningkatkan
polusi udara disekitar itu menjadi buruk dan tidak sehat.
4. Stress pengguna jalan
Seiring terus terjadinya kemacetan yang disebabkan sebagaimana yang
dijelaskan poin diatas, maka akan menyebabkan stress bagi pengguna jalan
karena jalur yang mereka lewati selalu mengalami kemacetan yang tiada habis-
habisnya. Terjadi stress karena mereka sangat pusing dan stress memikirkan
bagaimana cara sampai rumah dengan cepat, lalu karena sudah capek sekali
beraktivitas seharian dan dihadapkan dengan kemacetan yang sangat parah
disore hari nya.
5. Terganggu nya pekerjaan
Karena jika terjadi kemacetan pengguna jalan akan datang terlambat ke
tempat kerjanya, sehingga dapat terganggu pekerjaan nya dan hilangnya
konsentrasi dalam bekerja dikarenakan capek atau mengantuk karena terjadi
kemacetan lalu lintas.
6. Kelelahan
pengendara motor/mobil mengungkapkan mereka merasa kelelahan karena
harus menahan beban. Ketika kemacetan terjadi, kendaraan akan berhenti dan
pengendara harus menopang motor sehingga menimbulkan rasa pegal pada kaki.
Selain itu, pengendara motor juga mengungkapkan bahwa tangan merasa terasa
kebas karena harus menarik gas dan rem secara terus menerus ketika terjadi
kemacetan lalu lintas.

Dari penjabaran dampak kemacetan diatas dapat diketahui bahwa


kemacetan lalu lintas memberikan dampak negatif yang meresahkan bagi

5
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu tidak hanya berpengaruh terhadap
aktifitas, tetapi juga untuk kesehatan masyarakat. Kemacetan lalu lintas tidak hanya
menjadi tanggung jawab pemerintah, namun juga menjadi tanggung jawab
bersama.

Solusi yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi kemacetan

1. Kebijakan ganjil genap


Merupakan kebijakan baru pengganti 3 in 1 yang setelah dilakukan
evaluasi ternyata memiliki dampak negatif dibidang sosial dan ekonomi.
Kebijakan ganjil genap yaitu pembatasan kendaraan bermotor berdasarkan plat
nomor ganjil genap. Mekanisme kebijakan ini yaitu kendaraan dengan pelat
nomor belakang ganjil beroperasi ditanggal ganjil, dan nomor genap beroperasi
ditanggal genap.
2. Pembangunan MRT
Salah satu cara untuk mengurangi kemacetan adalah dengan menambah
moda transportasi umum hal ini yang dilakukan pemprov DKI Jakarta dengan
membangun proyek MRT sebagai alternatif moda transportasi umum. MRT
adalah proyek konstruksi infrastruktur transfortasi yang memiliki tujuan utama
untuk memberikan sistem transfortasi massal yang efisien dan cepat bagi
penduduk didaerah perkotaan.
3. Penambahan armada bus trans Jakarta
Penambahan armada ini salah satunya dialokasikan untuk membuka
rute di daerah penyangga seprti Depok, Tanggerang Bekasi dan Serpong. Saat
ini, total jumlah armada bus trans Jakarta yang beroperasi sebanyak 1.233
armada.
4. Membangun jalan layang
Langkah lain yang ditempuh pemerintah Provinsi Jakarta adalah
dengan membangun jalan layang. Jalan layang adalah jenis infrastruktur jalan
raya yang dibangun diatas jalan raya yang sudah ada atau melewati area
tertentu jalan layang biasanya digunakan untuk mengatasi masalah kemacetan

6
lalulintas dan membantu memperlancar aliran kendaraan didaerah yang padat
lalulintas.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kemacetan lalu lintas adalah permasalahan yang melibatkan hambatan
aliran lalu lintas yang seringkali mengakibatkan berbagai dampak negatif. Hal ini
mencakup penundaan waktu perjalanan, peningkatan stres dan ketegangan, polusi
udara, beban ekonomi yang besar, risiko kecelakaan yang tinggi, serta dampak
sosial yang dapat memengaruhi kualitas hidup penduduk di daerah perkotaan.
Dalam mengatasi kemacetan lalu lintas, perlu dilakukan upaya terencana,
seperti perencanaan transportasi yang lebih efisien, penggunaan transportasi umum
yang lebih masif, dan peningkatan infrastruktur jalan raya. Penggunaan teknologi,
seperti sistem pengaturan lalu lintas yang cerdas, juga dapat membantu mengurangi
kemacetan.
Penting untuk memahami bahwa mengatasi kemacetan lalu lintas adalah
tantangan yang kompleks yang memerlukan kerjasama antara pemerintah, sektor
swasta, dan masyarakat. Dengan upaya bersama, kita dapat mencapai lalu lintas
yang lebih lancar, lingkungan yang lebih bersih, dan kualitas hidup yang lebih baik
untuk masyarakat di daerah perkotaan.

B. Saran
Berikut beberapa saran untuk mengatasi kemacetan lalu lintas:
1. Transportasi Publik: Meningkatkan sistem transportasi publik, seperti kereta
bawah tanah, bus cepat, atau trem, untuk memberikan alternatif yang efisien
bagi pengemudi pribadi.
2. Ridesharing dan Carpooling: Mendorong praktik ridesharing dan carpooling
untuk mengurangi jumlah kendaraan di jalan.
3. Sepeda dan Jalan Khusus Sepeda: Membangun jalur sepeda yang aman dan
efisien serta jalan khusus sepeda untuk menggalakkan penggunaan sepeda
sebagai alternatif transportasi.

8
4. Penerapan Sistem Pengaturan Lalu Lintas Cerdas: Penggunaan teknologi untuk
mengoptimalkan pengaturan lalu lintas, seperti sinkronisasi lampu lalu lintas
dan sistem manajemen lalu lintas adaptif.
5. Edukasi dan Kesadaran: Kampanye edukasi untuk meningkatkan kesadaran
tentang pentingnya berbagi kendaraan, mematuhi peraturan lalu lintas, dan
memilih transportasi publik.
6. Investasi dalam Infrastruktur: Investasi dalam infrastruktur jalan raya yang
lebih baik, termasuk jalan layang, jembatan, dan jalan alternatif.
7. Pengembangan Jaringan Kereta Api: Mengembangkan jaringan kereta api yang
efisien untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.

9
DAFTAR PUSTAKA

B, S. T., & Sasana, H. (2014). KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN RAYA


BOGOR-JAKARTA. 185–196.

Dewi, Y. R. (2014). Strategi humas dinas perhubungan darat dki jakarta dalam
mengatasi kemacetan lalu-lintas di ibukota. XIII(4).

Perdana, I. R. (2021). to - ra. 7(April), 154–170.

10

Anda mungkin juga menyukai