Anda di halaman 1dari 14

Kemacetan Di Kota Jakarta

 KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis  ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang karena atas tuntunan-Nya yang
telah memberi rahmat dan hikmat-Nya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan penulisan ini
yang berjudul “HIRUK PIKUK KEMACETAN DI KOTA JAKARTA ” sebagai syarat pemenuhan nilai pada
mata kuliah Bahasa Indonesia.
Selama penyusunan penulisan ini penulis telah mendapat pengalaman yang sangat berharga dalam
berbagai hal. Selain itu dalam penulisan ilmiah ini, penulis juga mendapat berbagai hambatan, akan
tetapi berkat bimbingan dan dukungan baik secara moral maupun materi dalam berbagai pihak,
akhirnya semua dapat teratasi dengan baik.
Penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan pada penulisan ilmiah ini. Oleh sebab itu
penulis dengan senang hati akan menampung dan menerima saran dan kritik yang bersifat
membangun untuk menyempurnakan materi dan isi dan penulisan ilmiah ini.
Akhir kata, semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak lain yang memerlukan.

Ciamis, Pebruari 2014


Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

I.1  Latar Belakang 


Hiruk pikuk kemacetan di Jakarta bukanlah hal yang lazim tentunya bagi para penduduk Ibukota
Indonesia ini  karena  kemacetan  merupakan masalah sehari-hari warga Jakarta. Kemacetan yang
terjadi hampir setiap saat ini memang membuat lalu-lintas di ibukota terasa begitu tidak nyaman
bagi para pengguna jalan. Hal ini terjadi karena pertumbuhan jalan dan pertambahan jumlah
kendaraan  tidak seimbang sehingga membuat lalu-lintas Jakarta begitu  macet.
Kemacetan lalu lintas yang menjadi masalah utama kota Jakarta sudah menjadi rahasia umum.  Pada
tahun 2011 Presiden SBY telah menegaskan bahwa Jakarta harus bebas dari kemacetan lalu-lintas
pada tahun 2020 dan harus ada kemacuan yang signifikan pengurangan kemacetan pada tahun
2014, oleh karena itu warga Jakarta dan Pemerintah harus  memikirkan hal-hal untuk memperbaiki
dan mencari berbagai alternatif upaya pemecahan masalah kemacetan di Jakarta.
Walaupun saat ini sudah ada transjakarta atau busway tetapi itu tidak menjamin bahwa kemacetan
di Jakarta bisa di atasi. Pada tahun 2009 saja , jumlah kendaraan kembali naik menjadi 6,7 juta
dengan rincian 2,4 juta mobil dan 4,3 juta motor. Pada 2010, peningkatan jumlah kendaraan
menembus angka 7,29 juta dengan rincian 2,56 juta mobil dan 4,73 juta motor. Pada tahun 2011,
meningkat lagi jadi 7,34 juta kendaraan, kendaraan roda empat sebesar 2,5 juta dan kendaraan roda
dua hampir 5 juta.  Memang tahun ke tahun jumlah volume kendaraan di ibukota  bukannya
semakin berkurang tapi malah semakin bertambah, tapi itulah kenyataannya. Untuk itu harus ada
upaya ekstra dan tegas yang harus dilakukan oleh pemerintah.

I.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari penulisan ini adalah:
1.    Kapan kemacetan itu terjadi ?
2.    Kenapa samapai terjadi kemacetan ?
3.    Mengapa sampai kemacetan di Jakarta bertambah parah ?
4.    Pihak mana saja yang menyebabkan kemacetan ?
5.    Langkah-langkah apa saja yang dapat ditempuh pemerintah untuk mengatasi kemacetan ?

I.3. Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan masalah ini adalah:
1.    Untuk mengetahui penyebab terjadinya kemacetan  Jakarta
2.    Untuk mengetahui dampak negatif  dari kemacetan di Jakarta
3.    Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemacetan di
Jakarta

I.4. Sumber Data


Sumber data yang penulis pakai adalah data primer dalam bentuk observasi dan data sekunder
dalam bentuk browsing melalui  internet.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Kemacetan


Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu-lintas yang
disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan atau bisa  dikatakan volume
kendaraan lebih besar dari pada volume jalan.

2.2  Waktu dan Asal Terjadinya Kemacetan di Jakarta


           Bagi Jakarta, seolah tiada hari tanpa kemacetan, kecuali pada saat hari-hari raya keagamaan
seperti saat lebaran maupun natalan, karena  pada  saat lebaran maupun natalan  ruas-ruas jalan di
Ibukota Indonesia ini begitu lengang karena banyak warga  ibukota yang merayakan lebaran maupun
natalan  bersama keluarga di luar kota Jakarta. Kebanyakan warga Jakarta dan sekitarnya pasti sering
mengalami betapa besarnya perjuangan untuk mencapai tempat kerja,kampus maupun sekolahan
bila keluar rumah lewat dari pukul 07.00 pagi, karena pada saat itu  kemacetan sudah dimulai
terjadi. Puncaknya pada jam masuk kerja dan jam pulang kerja  salah satunya di daerah Stasiun Kota-
Kota Tua Jl. Taman Stasiun Kota No. 1, Jakarta Barat yang bisa dilihat pada beberapa gambaran
dibawah ini
Mengapa kemacetan lalu lintas di Jakarta senantiasa terjadi pada jam-jam yang disebutkan di atas?
Jakarta bagaikan kota sentral yang di kelilingi oleh kota-kota “satelit” yaitu: Tanggerang dan
sekitarnya, Bogor dan sekitarnya serta Bekasi dan sekitarnya.
Pada saat tertentu kendaraan keluar-masuk Jakarta banyak yang berasal dari warga Jakarta sendiri
tetapi juga ditambah kendaraan yang berasal dari kota-kota satelit yang jumlah menyamai atau
mungkin melebihi kendaraan asal Jakarta. Ada yang sekedar melewati (misalnya dari Tangerang
menuju Bekasi akan melewati Jakarta), tetapi ada juga yang memasuki Jakarta dan berdiam atau
berkeliaran selama beberapa jam sebelum kembali ke kota masing-masing.
2.3  Faktor-Faktor Penyebab Kemacetan di Jakarta
1.    Faktor jalan raya (ruang lalulintas jalan)
2.    Factor kendaraan
3.    Factor-faktor lain

2.3.1. Faktor Jalan Raya (Ruang Lalu-lintas Jalan)


Faktor jalan raya adalah factor yang berasal dari kondisi jalan raya itu sendiri. Buruknya kondisi
ruang lalu-lintas jalan serta sempit/terbatasnya ruang jalan yang menghambat pergerakan pengguna
jalan.
Penyebab buruknya kondisi ruang jalan antara lain :
•    Adanya kerusakan sebagian atau seluruh ruas jalan
•    Pemanfaatan ruang jalan untuk urusan yang bukan semestinya, misal: jalan digunakan untuk
praktik pasar, berjualan, dan perpakiran.

2.3.2. Faktor Kendaraan


Fakor kendaraan adalah factor-faktor yang berasal dari kondisi kendaraan yang melintasi jalan raya.
Beberapa hal yang menyangkut kondisi kendaraan dapat  berupa jenis, ukuran, kuantitas(jumlah)
dan kualitas kendaraan yang melintas di jalan raya.
Misal: jumlah kendaraan yang beroperasi/melintas melebihi daya tampung jalan raya, banyaknya
jenis kendaraan berukuran besar yang menyebabkan mudah terjadinya overload di suatu ruas jalan.
Saat ini factor kendaraan beroda empat khusunya untuk mobil pribadi merupakan kontributor
terbesar penyebab kemacetan lalu-lintas di Jakarta, diikuti sepeda motor angkutan umum dan
sebagai kontributor terbesar kedua dan ketiga. Logikanya, banyak mobil pribadi yang beroperasi di
jalan raya pada suatu saat tertentu secara bersamaan yang akan menyita lahan(ruang) jalan yang
memang sudah sangat terbatas. Selain itu, pemakai mobil pribadi di Jakarta sangat tidak efisien.
Yang dimaksud dengan tidak efisien adalah jumlah penumpang(termasuk pengemudi) hanya 1 atau 2
orang di dalam satu mobil.
Selain itu pengoperasian Bus Transjakarta (Busway) yang saat ini kurang efisien dalam artian masih
kurangnya kuantitas armada dan kualitas pelayanan sehingga menyebabkan volume kendaraan
pribadi begitu besar di Jakarta.

2.3.3.Faktor-Faktor lain
Banyak factor-faktor lain selain kedua factor komponen diatas misalnya:
•    Terjadi kecelakaan lalu-lintas sehingga terjadi gangguan kelancaran karena masyarakat yang
menonton kejadian kecelakaan atau karena kendaran yang terlibat kecelakaan belum disingkirkan
dari jalur lalu lintas,
•    Terjadi banjir sehingga kendaraan memperlambat kendaraan
•    Ada perbaikan jalan,
•    Bagian jalan tertentu yang longsor,
•    Karena adanya pemakai jalan yang tidak tahu aturan lalu lintas, seperti  : berjalan lambat di lajur
kanan dan sebagainya
•    Pengaturan lampu lalu lintas yang bersifat kaku yang tidak mengikuti tinggi rendahnya arus lalu
lintas

2.4. Dampak Negatif Kemacetan


Kemacetan lalu lintas memberikan dampak negatif yang besar yang antara lain
1.    Kerugian waktu, karena kecepatan perjalanan yang rendah
2.    Pemborosan energi, karena pada kecepatan rendah konsumsi bahan bakar lebih rendah,
3.    Kehausan kendaraan lebih tinggi, karena waktu yang lebih lama untuk jarak yang pendek,
radiator tidak berfungsi dengan baik dan penggunaan rem yang lebih tinggi,
4.    Meningkatkan polusi udara karena pada kecepatan rendah konsumsi energi lebih tinggi, dan
mesin tidak beroperasi pada kondisi yang optimal,
5.    Meningkatkan stress pengguna jalan,
6.    Mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti ambulans, pemadam kebakaran dalam
menjalankan tugasnya

Dampak Kemacetan Menurut LIPI


Dampak dari kemacetan, menurut penelitian LIPI tahun 2007, adalah kerugian sosial yang diderita
masyarakat lebih dari Rp 17,2 triliun per tahun akibat pemborosan nilai waktu dan biaya operasi
kendaraan, terutama bahan bakar. Kecepatan kendaraan yang rendah menyebabkan konsumsi
bahan bakar menjadi tinggi.
 Kehausan kendaraan bermotor menjadi tinggi, karena kerja radiator tidak berfungsi dengan baik
dan penggunaan rem yang lebih tinggi. Belum lagi emisi gas buang yang dapat menyebabkan
pemasanan global diperkirakan sekitar 25 ribu ton per tahun.
Hal ini menyebabkan Jakarta sebagai kota dengan tingkat polusi tertinggi kelima di dunia setelah
Beijing, New Delhi, Meksico City dan Bangkok. Bahkan, ada suatu perhitungan yang memperkirakan
kerugian dari kemacetan lalu-lintas ini mencapai Rp 43 triliun per tahun. Dampak pada tahap
selanjutnya adalah menurunnya produktivitas ekonomikota, bahkan negara dan merosotnya kualitas
hidup warga kota akibat polusi udara dan stress. Contohnya, angkutan umum yang seharusnya dapat
mengangkut enam rit per hari menjadi tiga rit, karena macet.

2.5. Rasio Kendaraan 


Berdasarkan data Dinas Perhubungan DKI Jakarta, jumlah kendaraan di Jakarta pada 2007 sebanyak
5,8 juta kendaraan dengan rincian 2,2 juta mobil dan 3,6 juta motor. Pada 2008, jumlah kendaraan
kembali meningkat menjadi 6,3 juta kendaraan dengan rincian 2,3 juta mobil dan 4 juta motor.
Pada tahun 2009, jumlah kendaraan kembali naik menjadi 6,7 juta dengan rincian 2,4 juta mobil dan
4,3 juta motor. Pada 2010, peningkatan jumlah kendaraan menembus angka 7,29 juta dengan
rincian 2,56 juta mobil dan 4,73 juta motor. Pada tahun 2011, meningkat lagi jadi 7,34 juta
kendaraan, kendaraan roda empat sebesar 2,5 juta dan kendaraan roda dua hampir 5 juta
Rasio kendaraan yang begitu meningkat dari tahun ke tahun memang merupakan hal yang sangat
sulit untuk dihindari. Dengan rasio kendaraan yang tiap tahunnya meningkat tentunya tidak
mengurangi kemacetan ataupun memperbaiki lalu-lintas di Jakarta tapi malah justru semakin
memperburuk lalu-lintas ibukota ini.

2.6. Solusi Untuk Mengatasi  Kemacetan di Jakarta


Untuk memecahkan permasalahan kemacetan lalu-lintas di Jakarta, tidak dapat dicapai dengan cara-
cara yang “biasa”. Agar tingkat kemacetan di Jakarta dapat dikurangi, maka upaya-upaya untuk
mengatasi kemacetan di ibukota harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dalam arti dilakukan
dengan serius, menyeluruh dan tidak setengah-setengah. Berikut ini adalah upaya-upaya untuk
mengatasi kemacetan di Jakarta, antara lain :
1.    Memperbaiki jalan-jalan yang rusak
2.    Mempelebar ruang jalan di ruas-ruas jalan yang masih memungkinkan untuk dilebarkan.
3.    Menertibkan pedagang asongan yang beroperasi dipersimpangan jalan
4.    Membuat jalur khusus sepeda motor di ruas-ruas jalan tertentu
5.    Membatasi jumlah mobil pribadi yang harus dimiliki
6.    Membatasi jumlah maksimum armada angkutan umum per trayek yang boleh beroperasi
7.    Regulasi operasi kendaraan dengan nomor ganjil awal plat nomor kendaraan, Misalkan nomor
awal ganjil pada hari senin tidak boleh beroperasi, bolehnya selasa, kamis, Jumat dan sabtu, dst
8.    Regulasi opeasi warna kendaraan, misalkan Hari senin Mobil pribadi berwarna Hitam, Putih Dan
merah saja yang boleh beroperasi, dll
9.    Pada keadaan jalan tertentu yang memadai Kendaraan Roda dua dan 4 dipisahkan, agar tidak
terjadi deadlblock
10.    Perusahaan yang memiliki karyawan menggunakan kendaraan pribadi dalam jumlah tertentu
harus memiliki jemputan sendiri
11.    Membersihkan angkutan umum dari orang-orang yang mencari nafkah dengan cara kekerasan
seperti ; pencopet dan penodong agar warga merasa lebih aman.
12.    menaikkan biaya parkir di gedung-gedung komersial, seperti mall, dan jalan-jalan utama.
13.    Pembatasan lalu lintas tertentu memasuki kawasan atau jalan tertentu, seperti diterapkan di
Jakarta yang dikenal sebagai kawasan 3 in 1 atau contoh lain pembatasan sepeda motor masuk jalan
tol, pembatasan mobil pribadi masuk jalur busway
1.    Memindahkan Ibukota Indonesia dari Jakarta  ke kota lain di luar pulau Jawa
Itulah beberapa upaya-upaya untuk mengatasi kemacetan di ibukota. Memang upaya-upaya
tersebut bukanlah hal gampang yang bisa dilaksanakan tapi jika ingin Jakarta terbebas dari
kemacetan sebisa mungkin harus ada upaya yang tegas untuk mengurangi kemacetan yang terjadi.

BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Dari pembahasan masalah pada bab II penulis dapat menarik kesimpulan bahwa walaupun banyak
factor yang menjadi penyebab terjadinya kemacetan di Jakarta, tetapi penulis dapat mengambil tiga
persoalan pokok penyebab terjadinya kemacetan yaitu :
1.    Terbatasnya lahan (ruang) jalan raya. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk menambah lahan
ruang jalan melalui pembangunan jalan-jalan flyover.
2.    Pemakaian mobil pribadi yang tidak efisien
3.    Bus Transjakarta (Busway) yang saat ini kurang efisien dalam artian masih kurangnya kuantitas
armada dan kualitas pelayanan sehingga menyebabkan volume kendaraan pribadi begitu besar di
Jakarta.

3.2. Saran
Saran yang dapat penulis berika yaitu
1.    Peningkatan kuantitas armada busway dan peningkatan kualitas pelayanan busway agar
pengguna kendaraan pribadi beralih ke busway
2.    Pembatasan usia kendraan bermotor setelah busway berjalan baik
3.    Penegakan hukum yang tegas terhadap pengguna jalan, pejalan kaki dan pedagang kaki lima
yang melanggar aturan
4.    Aturan yang ketat dan tegas terhadap arus urbanisasi dengan cara seperti pemeriksaan KTP di
perketat, dan hukuman dipertegas apabila ada yang melanggar


Congestion in Jakarta

Background:

The bustle of the traffic congestion in Jakarta is not unusual of course for the capital of Indonesia's
population due to congestion is a problem of everyday people in Jakarta. Congestion happens almost
every time it does make the traffic in the capital feels so uncomfortable for road users. This occurs
because the growth path and the number of vehicles is not balanced so make Jakarta traffic so
jammed.

Traffic congestion is a major problem the city has become common knowledge. In 2011 the
President has asserted that Jakarta should be free of traffic jams in 2020 and there should be a
significant reduction in congestion kemacuan in 2014, therefore the citizens of Jakarta and the
Government should think of things to fix and looking for alternatives, efforts solving the problem of
congestion in Jakarta.

Although now there transjakarta or busway but it does not guarantee that the traffic congestion in
Jakarta can be overcome. In 2009 alone, the number of vehicles back up to 6.7 million with the
details of 2.4 million cars and 4.3 million motorcycles. In 2010, the increase in the number of vehicles
exceeded 7.29 million to 2.56 million cars and details of 4.73 million motorcycles. In 2011, increased
again so 7.34 million vehicles, four-wheel vehicles of 2.5 million two-wheelers and nearly 5 million.
Indeed, over the years the number of vehicles in the capital volume instead of on the wane but
instead is increasing, but that's reality. For that there must be an extra effort and the firm should be
done by the government.

problem Formulation

Formulation of the problem of this paper are:

1 When the congestion occurs?

2 Why samapai there is congestion?


3 Why to congestion in Jakarta is getting worse?

4. Party which is causing congestion?

5. what steps can be taken by government to address the bottlenecks?

Purpose:

The purpose of this problem is:

1 To determine the cause of traffic congestion in Jakarta

2 To determine the negative impact of congestion in Jakarta

3 To determine what measures can be taken to address the traffic congestion in Jakarta

source of Data:

The data source I use is the primary data in the form of observations and secondary data in the form
of browsing through the internet.
Discussion: 

  Definition of Congestion 
Congestion is a situation or circumstance stagnated or even interruption of trafficcaused by the large
number of vehicles exceeding the capacity of the road or can besaid to be greater than the volume
of vehicles on the road volume. 

Time and Origin Occurrence Congestion in Jakarta 
            For Jakarta, as if no day without congestion, except
during religious festivalslike Eid and Christmas moment, because at the time
of Eid and Christmas road sections in Indonesia's capital city is so quiet because many residents of
the capital arecelebrating Eid and Christmas with family on the outskirts of Jakarta. Most people in
Jakarta and surrounding areas must often experience the enormity of the
struggle toachieve workplace, college or school when out of the house through from 07.00 in the
morning, because at that time the congestion already started happening. Peak in thehours to come
to work and leave work one hour in the Old City Station-City Jl. ParkCity Station No. 1, West
Jakarta which could be seen in some of the below picture 
Why is traffic congestion in Jakarta always occur during the hours mentioned above?Jakarta is
like the central city is surrounded by the cities of "satellite" namely:Tangerang and surrounding
areas, Bogor and Bekasi and surrounding areas. 
At a certain moment the vehicle out of the many who came from Jakarta Jakarta
residents themselves but also from the vehicle plus satellite towns that match orpossibly exceed
the number of vehicles from Jakarta. There are just passing through(eg from Tangerang
to Jakarta, Bekasi will pass), but there is also entered Jakarta anddwell or loiter for
several hours before returning to their respective cities.

Factors Contributing Congestion in Jakarta

1 Factors highway (road traffic space)

Factor 2 vehicles

3 Other Factors

2.3.1. Factor Highway (Road Traffic Space)

Factors highways are factors derived from the condition of the highway itself. The poor condition of
the road traffic space and narrow / limited street space that inhibit the movement of road users.
The cause of the poor condition of the road space, among others:

• There is damage to part or all roads

• The use of road space to matters that are not appropriate, eg roads used for the practice of
market, sell, and perpakiran.

2.3.2. Vehicle factor

Fakor vehicles are the factors derived from the condition of the vehicle across the highway. Some
matters relating to the condition of the vehicle can be any type, size, quantity (amount) and quality
of passing vehicles on the highway.

For example: the number of vehicles in operation / crossing highway exceed capacity, a large
number of vehicle types that cause the overload on an easy road.

Currently factor of four wheel drive vehicles especially for private cars is the largest contributor to
the cause of traffic jams in Jakarta, followed by public transport and motorcycles as the second and
third largest contributors. Logically, many private cars operating on the highway at a certain moment
that would simultaneously seize land (space) the path is already very limited. In addition, users of
private cars in Jakarta is not very efficient. What is meant by inefficient is the number of passengers
(including the driver) only 1 or 2 people in the car.

In addition, the operation of TransJakarta Bus (Busway) is currently less efficient in terms of the lack
of quantity and quality of the service fleet, causing a large volume of private cars in Jakarta so.

Another factor 2.3.3.Faktor-

Many factors other than the two factors above components such as:

• There was a traffic accident resulting in the smooth disorder because people who watch the scene
of an accident or due to accidents involved vehicles not removed from the carriageway,

• There was a flood so the vehicle slows down vehicle

• There is a road improvement,

• The particular path that landslides,

• Due to road users who do not know the traffic rules, such as: walking slowly in the right lane and
so on

• Setting traffic lights that do not follow a rigid high and low traffic flows

2.4. Negative Impact of Congestion


Traffic congestion is a big negative impact, among others,

1 The loss of time, due to the low travel speed

2 Dissipation of energy, due to the low speed fuel consumption is lower,

3. thirst vehicle higher, because a longer time for a short distance, the radiator is not functioning
properly and the use of higher brake,

4 Increasing air pollution due to the low speeds higher energy consumption, and the engine is not
operating at optimal conditions,

5. stress Improve road users,

6 Annoying smoothness emergency vehicles such as ambulances, fire brigade in carrying out its
duties

Impact of Congestion According to LIPI

The impact of congestion, according to the LIPI research in 2007, is a social loss suffered by the
community of more than Rp 17.2 trillion per year due to wastage of time and the value of vehicle
operating costs, especially fuel. Low vehicle speeds cause fuel consumption to be high.

  Thirsty motor vehicles to be high, because of the work the radiator is not functioning properly and
the use of higher brake. Not to mention exhaust emissions that cause global warming can be
estimated at about 25 thousand tons per year.

This led to Jakarta as the city with the fifth highest pollution levels in the world after Beijing, New
Delhi, Meksico City and Bangkok. In fact, there is a calculation that estimates losses from traffic jams
to reach Rp 43 trillion per year. The next stage is the impact on economic productivity declining
cities, even countries and declining quality of life for city residents from air pollution and stress. For
example, public transport should be able to carry six trips per day to three trips, due to traffic.

2.5. Vehicle ratio

Based on the data of Jakarta Transportation Agency, the number of vehicles in Jakarta in 2007 as
many as 5.8 million vehicles with details of 2.2 million cars and 3.6 million motorcycles. In 2008, the
number of vehicles increased again to 6.3 million vehicles with details of 2.3 million cars and 4
million motorcycles.

In 2009, the number of vehicles back up to 6.7 million with the details of 2.4 million cars and 4.3
million motorcycles. In 2010, the increase in the number of vehicles exceeded 7.29 million to 2.56
million cars and details of 4.73 million motorcycles. In 2011, increased again so 7.34 million vehicles,
four-wheel vehicles of 2.5 million two-wheelers and nearly 5 million
The ratio of the vehicle is so improved from year to year, it is very difficult to avoid. With a ratio of
vehicles increases each year would not reduce congestion or improve traffic in Jakarta, but instead it
worsened the traffic this capital.

2.6. Solutions To Overcome Congestion in Jakarta

To solve the problem of traffic congestion in Jakarta, can not be achieved in ways that "normal". So
that the level of congestion in Jakarta can be reduced, then the efforts to overcome traffic
congestion in the capital should be seriously taken seriously in a sense, thorough and not half-half.
The following are efforts to overcome traffic congestion in Jakarta, among others:

1 Fixing damaged roads

2 Mempelebar road space road sections are still allowed to be dilated.

3. curb hawkers operating crossroads

4 Make a special line of motorcycles in certain road sections

5. Limiting the number of private cars to be possessed

6 Limiting the maximum number of public transport fleet per trajectory is allowed to operate

Regulation 7 operating vehicles with odd numbered license plates beginning, Suppose the odd
numbers beginning on Monday, shall not operate, bolehnya Tuesday, Thursday, Friday and Saturday,
etc.

Regulation 8 opeasi vehicle color, eg private car Monday in Black, White and red are allowed to
operate, etc.

9 In certain circumstances an adequate way two and four wheel vehicles are separated, in order to
avoid deadlblock

10 Companies that have employees using personal vehicles in a certain number must have its own
shuttle

11. Cleaning of public transport from the people who make a living by way of such violence;
pickpockets and muggers that residents feel safer.

12. raise the cost of parking in commercial buildings, such as malls, and major roads.

13. certain traffic restrictions entering certain areas or roads, as applied in the area of Jakarta is
known as 3 in 1 or another example of restrictions on entering highway motorcycles, restrictions on
private cars entering the busway lane

1 Move the Indonesian capital city of Jakarta to other cities outside Java
Those are some efforts to address congestion in the capital. Indeed, such efforts are not easy things
that can be done but if you want to Jakarta free from congestion as much as possible there should
be a clear attempt to reduce the congestion that occurs

CLOSING

3.1.Kesimpulan

From the discussion of the problem in Chapter II the author can draw the conclusion that although
many factors that cause congestion in Jakarta, but the author can take three main causes of
congestion issues are:

1. Limited land (space) highway. Therefore, it is necessary to increase the area of road space through
the construction of roads flyover.

2 The use of private cars are not efficient

3 TransJakarta Bus (Busway) is currently less efficient in terms of the lack of quantity and quality of
the service fleet, causing a large volume of private cars in Jakarta so.

3.2. suggestion

Suggestions to the authors Berika ie

1 Increasing the quantity and improving the quality of the fleet busway busway services to private
vehicle users to switch to the busway

2. age restrictions kendraan motor runs well after the busway

3 Enforcement of strict laws against road users, pedestrians and street vendors who violate the rules

4 The rules are strict and firm against urbanization way tightens checks on the ID card, and the
sentence was confirmed if there is a violation
Tugas Kelompok

NAMA :David Chaniago 4


Isnaeni Chandra Ary.p 13
Meisa Rahma Putri 21
Novita Deviyana 24
Nurul Andini 26
KELAS :Xll.Tata Boga 1
MATA PELAJARAN : Bahasa Inggris
SMK NEGERI 3 KOTA BEKASI

Anda mungkin juga menyukai