Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Lalu lintas merupakan masalah penting karena lalu lintas adalah sarana

untuk bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Apabila lalu lintas

terganggu atau terjadi kemacetan, maka mobilitas masyarakat juga akan

mengalami gangguan. Gangguan ini dapat menyebabkan pemborosan bahan

bakar, pemborosan waktu dan dapat mengakibatkan polusi udara.

Masalah lalu lintas merupakan masalah yang sangat penting, karena

masalah ini adalah masalah sulit yang harus dipecahkan bersama. Apabila

masalah lalu lintas tidak terpecahkan, maka masyarakat sendiri yang akan

menanggung kerugiannya, dan apabila masalah ini dapat terpecahkan dengan

baik, maka masyarakat sendiri yang akan mengambil manfaatnya.

Saat ini lalu lintas yang macet merupakan suatu kejadian yang biasa kita

lihat baik di pagi hari, sore hari maupun di malam hari. Masalah ini terjadi

karena pertambahan jumlah kendaraan dengan pertumbuhan jalan tidak

seimbang sehingga selain menyebabkan kemacetan juga dapat menyebabkan

kecelakaan lalu lintas.

Masalah ini juga merupakan masalah lama yang sampai saat ini belum

ditemukan solusi yang tepat. Untuk itu perlu adanya kerja sama yang baik

antara pemerintah dengan masnyarakat agar masalah ini cepat terselesaikan.

1
Setiap individu berhak memikirkan masalah ini, karena sekecil apapun peran

yang diberikan oleh individu tersebut tentu akan memberikan pengaruh yang

besar bagi dunia lalu lintas agar menjadi lebih aman dan nyaman.

1.2. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan kemacetan lalu lintas?

b. Apa dampak dari kemacetan lalu lintas?

c. Bagaimana peran pemerintah dan pengguna jalan terhadap kemacetan lalu

lintas?

1.3. Tujuan Makalah

Tujuan penulisan makalah yang berjudul “Kemacetan Lalu Lintas dan

Dampaknya Bagi Masyarakat” adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui pengertian tentang kemacetan lalu lintas

b. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari kemacetan lalu lintas

c. Mengetahui peran pemerintah dan pengguna jalan terhadap kemacetan

lalu lintas.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kemacetan Lalu Lintas

Sebelum membahas tentang pengertian kemacetan lalu lintas, sebaiknya

kita pelajari terlebih dahulu pengertian dari lalu lintas itu sendiri. Dalam UU RI

Nomor 14 Tahun 1992, ditetapkan pengertian lalu linta adalah gerak kendaraan,

orang dan hewan di jalan.

Sedangkan pengertian dari kemacetan lalu lintas adalah situasi atau

keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh

banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Indonesia yang

merupakan negara kepulauan dengan jumlah penduduk yang banyak tentunya

memiliki pengguna jalan dan mobilitas yang tinggi pula.

2.2. Kedisiplinan Pengguna Jalan

Para pengguna jalan pasti menginginkan untuk cepat sampai tujuan,

sehingga kadang-kadang para pengguna jalan yang tidak sabar akan saling

mendahului, bahkan mereka juga akan melakukan tindakan-tindakan yang

berbahaya seperti menerobos lampu merah. Hal ini bukanlah tindakan yang

patut diapresiasi oleh para pengguna jalan, karena hal ini bisa menyebabkan

kecelakaan yang dapat membahayakan nyawa seseorang dan pada akhirnya

peristiwa itu juga akan menyebabkan kemacetan lalu lintas.

3
Di beberapa tempat seperti mall, pasar dan di tempat-tempat keramaian

lainnya, para pengguna jalan sering menyeberang jalan secara seenaknya. Hal

ini juga merupakan salah satu penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas. Selain

itu, banyak angkutan umum yang sering menaim dan menurunkan penumpang

tidak pada tempatnya, seperti di perempatan jalan dan pertigaan jalan.

Kedisiplinan para pengguna jalan memang masih sangat rendah, seharusnya

mereka berusaha untuk memperbaiki kebiasaan buruk tersebut karena mereka

tidak sendiri di jalan, ada ratusan bahkan ribuan pengguna jalan lainnya.

Kesadaran hukum masyarakat dalam mentaati peraturan tentang lalu

lintas masih sangat rendah. Masalah yang satu ini memang harus ditanamkan

sejak dini, karena upaya mebangun kesadaran hukum masyarakat terkait

ketertiban di jalan raya merupakan bagian yang tersulit dari seluruh aspek

pembangunan.

2.3. Dampak Kemacetan Lalu Lintas

Kemacetan lalu lintas sangatlah tidak disukai oleh semua masyarakat,

karena kemacetan dapat menyebabkan banyak kerugian terhadap para pengguna

jalan. Dampak kemacetan lalu lintas antara lain adalah pemborosan BBM,

pemborosan waktu serta menimbulkan polusi udara. Pemborosan BBM terjadi

karena kemacetan menyebabkan kendaraan menjadi terhambat sehingga terjadi

pembakaran yang tidak efektif.

Misalnya yang seharusnya seharinya bensin 1 liter untuk menempuh jarak

10km, maka bila terjadi kemacetan akan ada pemborosana setengah liter

4
dengan harga Rp.2250. itu untuk 1 orang, sedangkan pengguna jalan

berdasarkan Ditlantas Polri tahun 2005, jumlah kendaraan bermotor ada sekita

8,86 juta lebih yang terdiri dari mobil sebesar 35,4%, bus sebesar 8%, dan

sepeda motor sebesar 5,35%.

Selain pemborosan BBM, bila terjadi kemacetan tentu kita juga akan rugi

waktu. Misalnya jarak 60km bisa kita tempuh hanya dengan waktu 1 jam, maka

bila terjadi kemacetan dengan waktu yang sama mungkin kita hanya dapat

menempuh jarak 10-20km saja. “Alur lalu lintas yang mengular tampak hampir

di setiap kawasan. Kalau saja perjalanandari rumah ke tempat kerja dan dari

tempat kerja ke rumah menghabiskan waktu 1 jam, itu sudah dianggan bagus”,

Susanto (2008).

Jadi dampak yang ditimbulkan oleh kemacetan lalu lintas sangat banyak.

Selain waktu dan biaya, kemacetan lalu lintas juga dapat menyebabkan stress

dan menimbulkan emosi. Akibatnya pekerjaan pun menjadi terganggu. Kadang-

kadang akibat terburu-buru akan terjadi kecelakaan yang dapat mengancam

nyawa para pengguna jalan.

Kemacetan juga menyebabkan laju kendaraan menjadi lambat dan

pembakaran pun menjadi lama, pembakaran yang lama akan menghasilkan

karbondioksida sehingga akan menimbulkan polusi udara yang semakin

banyak. Karbondioksida mengandung racun yang dapat mengganggu kesehatan

masyarakat sehingga produktivitas menurun. Bila produktivitas menurun maka

perekonomian juga akan terganggu.

5
Selain itu, kemacetan juga dapat mengganggu kelancaran kendaraan

darurat seperti ambulans dan pemadam kebakaran dalam menjalankan

tugasnya. Jadi dampak yang diakibatkan oleh kemacetan lalu lintas sangat luas,

mulai dari bidang kesehatan, ekonomi hingga produktivitas kerja.

2.4. Peran Pemerintah

Urbanisasi dan angka kelahiran yang tinggi menyebabkan

pertumbuhan penduduk menjadi tidak terkendali. Berarti pemerintah harus

membatasi laju urbanisasi dan menekan angka kelahiran dengan cara

menjalankan program keluarga berencana.

Bila pemerintah berhasil menangani laju urbanisasi dan angka kelahiran,

maka jumlah pengguna jalan juga akan terkendali. Untuk mencegah semakin

parahnya keadaan lalu lintas, pemerintah perlu mengupayakan mengurangi

penggunaan kendaraan pribadi dan memaksimalkan umum, selain membangun

ruas jalan baru, pemerintah juga harus menetapkan batas kecepatan suatu

kendaraan untuk meminimalisasi kecelakaan lalu lintas yang dapat

menyebabkan kemacetan.

Khisty dan Lall (2003: 214) menyatakan:

“Bayangkanlah suatu kendaraan melintas di suatu jalan tol pada pukul

03:00 dini hari. Kebetulan kendaraan ini adalah satu-satunya kendaraan yang

melintas. Seandainya si pengemudi tidak menghiraukan batas kecepatan, ia

dapat mengemudi pada kecepatan yang dikehendakinya sesuai dengan kondisi

6
dan karakteristik kendaraan, kemampuan pengemudi, dan aspek-aspek

geometris ruas jalan tersebut”.

Disamping itu, pemerintah juga sebaiknya memperbaiki jalan yang rusak,

memperlebar jalan, menambah jembatan penyebrangan dan memperbaiki

jembatan penyebrangan yang rusak. Setelah semua itu terlaksana, pemerintah

tetap tidak boleh langsung bersenang-senang, karena mereka juga masih harus

memperbaiki rambu-rambu lalu lintas, memperbaiki lampu lalu lintas, serta

sebisa mungkin menjadikan halte agar dapat menjadi lebih aman dan nyaman.

Safrodin (2009), menyatakan:

“Program sepeda kanggo sekolah lan nyambut gawe (Sego Segawe) yang

dicetuskan oleh Walikota Yogyakarta, Herry Zudiyanto patut diberi apresiasi

lebih. Selain punya misi untuk memelihara lingkungan, program ini juga

berfungsi mengatasi kepadatan lalu lintas yang kian hari kian meresahkan”.

Bus dibuat lebih efektif dengan menambahkan jumlah armada, sehingga

penumpang tidak menunggu lama dan waktu tempuh menjadi lebih cepat atau

lebih singkat. Selain itu, pemerintah harus pula mengoptimalkna KA yang telah

ada, meningkatkan pelayanan dan kenyamanannya baik di stasiun maupun di

dalam KA itu sendiri, sehingga banyak pengguna jalan yang mau berpindahdari

kendaraan pribadi ke KA.

Peraturan ditegakkan sehingga penduduk menjadi lebih disiplin. Apabila

ada kendaraan yang bersalah segera ditilang sesuai dengan aturan yang

berlaku.misalnya angkutan umum yang berhenti bukan di halte, kendaraan yang

menerobos lampu merah, motor yang berada di jalur kanan, serta pejalan kaki

7
yang tidak disiplin juga harus di denda agar mereka merasa jera dengan apa

yang telah mereka lakukan. “Pembinaan dan penindakan terus dilakukan

terhadap pengendara kendaraan bermotor yang melakukan pelanggaran.

Tujuannya untuk menyadarkan masyarakat agar mentaati dan mematuhi

peraturan yang ada. Umumnya, pengguna jalan raya baru tertib jika ada

petugas” Pelita.com (2009). Selain semua itu, pemerintah juga harus mengajak

para pengguna jalan agar berlatih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum.

2.5. Peran Pengguna Jalan

Para pengguna jalan juga dapat membantu pemerintah dalam menangani

kemacetan lalu lintas seperti dengan beralih ke angkutan umum yang tersedia,

bila tidak para pengguna kendaraan pribadi seharusnya mengikuti aturan agar

tidak mengganggu pengguna jalan yang lain.

Bagi pejalan kaki harus mau membiasakan diri berjalan di trotoar dan

menyeberang di jembatan penyeberangan. Apabila ingin menggunakan angkuta

umum, maka kita harus menghentikan angkutan tersebut di halte yang telah di

sediakan, begitu pula bila kita hendak turun.

Untuk para supir hendaknya mempunyai kesadaran yang tinggi untuk

mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Supir angkutan umum tidak berhenti di

sembarang tempat. Pada saat berhenti, kendaraan dipinggirkan agar tidak

mengganggu kendaraan lain dan jangan menjadikan perempatan atau pertigaan

sebagai terminal. Pedagang kaki lima sebaiknya tidak berdagang di trotoar

8
karena trotoar merupakan hak dari para pejalan kaki, begitu pula pejalan kaki

untuk tidak mebeli barang-barang di trotoar.

Apabila menggunakan kendaraan pribadi, sebaiknya gunakan kendaraan

yang kecil dan jangan mencoba untuk menerobos lampu merah. Jika terjadi

kemacetan lalu lintas dan jangan menggunakan kendaraan pribadi untuk

keperluan yang tidak penting.

Bagi penguna sepeda motor selalu gunakanlah jalur kiri dan dengan

kecepatan yang tidak tinggi. “Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan bus dan

mobil terjadi di Tembalang, Semarang. Diduga bus dan mobil melaju dengan

kecepatan tinggi” (Suara Merdeka 2009:X). Selain itu utamakanlah

keselamatan dengan menggunakan peralatan keselamatan seperti helm.

Utomo (2009), menyatakan:

”Polres Kulonprogo melihat kesadaran masyarakat untuk mematuhi

peraturan lalu lintas masih rendah. Terbukti dalam berkali-kali operasi lalu

lintas, banyak pelanggar terjaring. Misalnya tidak memakai helm dan tidak

mau menghentikan kendaraan meskipun lampu pengatur lalu lintas sedang

menyala merah. Padahal menggunakan hel merupakan bagian dari

kenyamanan dan keselamatan pengendara”.

9
BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

Lalu lintas sudah sedemikian macetnya. Dari tahun ke tahun kemacetan

ini diperkirakan akan terus bertambah, sebab pertambahan kendaraan bermotor

11% pertahun sedangkat pertambahan jalan hanya 1% pertahun. Dari

perbandingan ini kita dapat membayangkan mengapa kemacetan lalu lintas itu

sangat sulit untuk diatasi.

Untuk mengatasi kemacetan yang semakin bertambah bahkan untuk

mengatasi terjadinya kemacetan total, maka seluruh masyarakat dan juga

pemerintah harus segera memikirkan jalan keluarnya dari sekarang. Pemerintah

harus bisa mengendalikan laju urbanisai dan juga harus dapat menekan angka

kelahiran secara serius. Pemerintah segera membangun jalan satu arah, serta

meningkatkan keamanan dan kenyamanan KA maupun Bus mulai dari

sekarang. Selain itu, pemerintah juga sebaiknya memperbaiki penegakan

hukum tentang tata tertib berlalu lintas.

Masyarakat juga dapat membantu pemerintah dalam mengurangi

kemacetan, misalnya dengan tertib berlalu lintas, meningkatkan kesadaran

hukum tentang lalu lintas, serta juga dapat dilakukan dengan cara mematuhi

semua peraturan lalu lintas. Bila semua itu dapat dilakukan dengan baik,

mungkin kemacetan lalu akan sedikit berkurang.

10
Kedisiplinan berlalu lintas para pengguna jalan memang masih sangat

rendah. Hal ini merupakan salah satu masalah penyebab terjadinya kemacetan

lalu lintas. Dan itu sangat merugikan masyarakat karena kemacetan dapat

menyebabkan pemborosan BBM, pemborosan waktu serta dapat menimbulkan

polusi udara.

3.2. Saran

1. Pemerintah sebaiknya meningkatkan pelayanan angkutan umum, agar

masyarakat tertarik untuk berpindah dari kendaraan pribadi ke kendaraan

umum

2. Melakukan pembatasan usia kendaraan, karena jika kendaraan tersebut

sudah terlalu tua, maka kendaraan tersebut menjadi tidak nyaman lagi

3. Penegakkan hukum yang tegas terhadap pengguna jalan, pejalan kaki dan

pedagang kaki lima yang melanggar aturan

4. Aturan yang tegas dan ketat terhadap arus urbanisasi dengan cara yang

lebih optimal, dan hukuman dipertegas apabila ada yang melanggar

5. Pemerintah juga sebaiknya memasukkanpendidikan berlalu lintas dalam

lingkup sekolah dasar dan sekolah menengah.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.ord/wiki/Lalu_lintas

http://nitastory.blogspot.com/2008/12/peningkatan-keselamatan-lalu-lintas-dan.html

http://www.hupelita.com/baca.php?id=81975

http://m.kompas.com/news/read/data/2009.08.26.1145232

http://www.suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction

http://m.kompas.com/news/read/data/2008.07.10.02150830

http://suaramerdeka.com/v1/index/.php/read/cetak

Khisthy, C. Jotin dan B. Kent Lall. 2003. Dasar-Dasar Rekayasa Lalu Lintas. Jil.1.

Jakarta: Erlangga.

Putro, Herpin Dewanto. 2009. “Lalu Lintas Bandung Kian Parah”.

Safrodin, Muhammad. 2009. “Tindak Lanjut Sego Segawe”.

Suara Merdeka. 2009, 17 September. Bus Tabrak Taruna Di Jalan Tol. Hal.X.

Susanto, Agus. 2008. “Yang Ingin Diatasi Kemacetan Lalu Lintas”.

Utomo, Nugroho Wahyu. 2009. “Rendah, Kesadaran Warga Patuhi Aturan Lalu

Lintas”.

12

Anda mungkin juga menyukai