DOSEN PEMBIMBING
ENGELBERTHA N. BRIA SERAN, ST.,MT
DISUSUN OLEH :
GREGORIUS AGUNG KEDE (21122121)
RONALD JEFRIANUS SERAN (21122123)
KRISTIANI AYU ASTUTI TIMO (21122125)
ANDREAS BRIA KLAU (21122127)
FEBRI LIVIA TAE (21122129)
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas
berkat dan kelimpahan-Nya kami boleh menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah Bahasa Indonesia, dengan judul : “KEMACETAN
LALULINTAS: PENGHAMBAT AKTIVITAS MANUSIA”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada
ibu Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang memberikan tugas kepada kami. Kami juga
ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia Pendidikan.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………
A. Latar Belakang………………………………………………………………...
B. Tujuan…………………………………………………………………………
C. Rumusan Masalah…………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASANB…………………………………………………………………..
A. Landasan Teori/Sejarah……………………………………………………….
B. Analisis………………………………………………………………………..
C. Penyelesaian Saksi…………………………………………………………….
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………..
A. Kesimpulan……………………………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Indonesia sebagai salah satu negara sedang berkembang, dibandingkan dengan negara
maju, negara yang sedang berkembang mengalami permasalahan-permasalahan yang lebih
kompleks, mulai dari pertumbuhan penduduk yang tinggi, kesenjangan sosial, hingga
kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang pembangunan itu sendiri. Kemacetan atau
kongesti adalah salah satu diantaranya.
Kesalahan terhadap pemilihan alat transportasi di wilayah perkotaan dapat
mengakibatkan terjadinya permasalahan bagi masyarakat sekitar, kesalahan ini menimbulkan
kemacetan terutama di kota kota besar. Perkembangan teknologi di bidang alat transportasi
dapat berpengaruh terhadap perkembangan teknologi prasarana transportasi, kebanyakan
Negara maju menganggap pembangunan transportasi salah satu bagian yang integral dari
pembangunan perekonomian. Keberhasilan dalam sector transportasi dapat di lihat dari
kemampuan nya dalam mendorong serta menunjang peningkatan ekonomi nasional, regional
dan lokal, stabilitas politik termasuk mewujudkan nilai-nilai sosial dan budaya yang
diindikasikan melalui berbagai indikator transportasi antara lain: kapasitas, kualitas
pelayanan, aksesibilitas keterjangkauan, dan beban publik.
1.2PERUMUSAN MASALAH
1.1.1 Apa yang dimaksud dengan kemacetan?
1.1.2 Pengertian kemacetan menurut para ahli
1.1.3 Apa penyebab, dampak dan solusi kemacetan yang paling sulit diatasi?
4
2. Memberi saran solusi untuk menangani permasalahan-permasalan masyarakat
maupun lingkungan akibat pemilihan sistem transportasi yang kurang sesuai.
3. Sebagai tugas pada mata kuliah “Bahasa Indonesia”.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
5. Ketidak tahuan masyarakat akan aturan lalu lintas.
6. Parkir kendaraan yang tidak tertata baik atau tidak pada tempatnya.
7. Pasar tumpah yang secara tidak langsung memakan badan jalan sehingga pada
akhirnya membuat sebuah antrian terhadap sejumlah kendaraan yang akan
melewati area tersebut.
8. Pengaturan lampu lalu lintas yang bersifat kaku yang tidak mengikuti tinggi
rendahnya arus lalu lintas.
9. Ruas jalan jauh di bawah kebutuhan normal yang seharusnya 20% dari total luas
kota. Saat ini lahan jalan Jakarta hanya 6,2% saja dari total lahan.
10. Moda angkutan umum belum sesuai dengan kebutuhan di kota besar. Menurut
Andrinof, angkutan umum utama di Jakarta harusnya berupa bus dan kereta yang
bisa mengangkut penumpang dalam jumlah besar.
11. Yaitu minimnya jembatan penyeberangan orang atau terowongan penyeberangan
orang. Sehingga orang kerap kali menyeberang beramai-ramai saat arus lalu lintas
sedang tinggi. Ini tentu menghambat laju kendaraan.
12. Yaitu karena banyaknya titik bottleneck, seperti di pintu-pintu masuk jalan tol.
13. Yaitu karena kurangnya angkutan massal seperti bus dan kereta.
14. Yaitu karena buruknya tata ruang dan kesalahan pemberian ijin bangunan seperti
mall dan ruko.
7
2.4 Solusi Permasalahan Kemacetan
Upaya mengatasi kemacetan dan kesemerawutan lalu lintas kendaraan yang perlu
ditempuh berbagai upaya, yaitu :
1. Mengelola angkutan umum/ massal di perkotaan yang berkapasitas mencukupi dan
aman nyaman di kelola secara professional.
2. Membangun ketersediaan prasarana perkotaan yang berkapasitas yang mampu
melayani lalu lintas secara lancar.
3. Menerapkan strategi kebijakan transportasi perkotaan yang komprehensif, akomodatif
dan berwawasan masa depan.
Ada beberapa langkah yang biasa kita lakukan untuk mengatasi permasalahan
kemacetan lalu lintas yang harus di rumuskan dalan suatu rencana yang komprehensif yang
biasanya meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
1) Peningkatan kapasitas jalan.
Salah satu langkah langkah yang penting dalam hal memecahkan masalah
kemacetan adalah dengan meningkatkan kapasitas jalan/parasarana seperti :
a) Memperlebar jalan, menambah lajur lalu lintas jika hal itu memungkinkan.
b) Mengalihkan lalu lintas menjadi jalan satu arah dengan cara system buka tutup.
c) Mengurangi konflik dipersimpangan melalui pembatasan arus tertentu, biasanya
yang paling dominan membatasi arus belok kanan.
d) Meningkatkan kapasitas persimpangan melalui lampu lalu lintas, persimpangan
tidak sebidang atau flyover.
e) Mengembangkan inteligent transport sistem.
8
Langkah ini biasanya tidak populer tetapi bila kemacetan semakin parah harus
dilakukan manajemen lalu lintas yang lebih ekstrem sebagai berikut:
a) Pembatasan penggunaan kendaraan pribadi menuju suatu kawasan tertentu seperti
yang direncanakan akan diterapkan di Jakarta melalui Electronic Road Pricing
(ERP). ERP berhasil dengan sangat sukses di Singapura, London, Stokholm.
Bentuk lain dengan penerapan kebijakan parkir yang dapat dilakukan dengan
penerapan tarip parkir yang tinggi di kawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya,
ataupun pembatasan penyediaan ruang parkir dikawasan yang akan dibatasi lalu
lintasnya.
b) Pembatasan pemilikan kendaraan pribadi melalui peningkatan biaya pemilikan
kendaraan, pajak bahan bakar, pajak kendaraan bermotor, bea masuk yang tinggi.
c) Pembatasan lalu lintas tertentu memasuki kawasan atau jalan tertentu, seperti
diterapkan di Jakarta yang dikenal sebagai kawasan 3 in 1 atau contoh lain
pembatasan sepeda motormasuk jalan tol, pembatasan mobil pribadi masuk jalur
busway.
Ada juga solusi dari dengan melibatkan peran pemerintah dan masyarakat, yaitu :
1. Peran Pemerintah
Urbanisasi dan angka kelahiran yang sangat tinggi menimbulkan pertumbuhan
penduduk menjadi sangat tidak terkendali. Berarti pemerintah harus mencari cara untuk
membatasi laju urbanisasi dan menekan angka kelahiran dengan cara menjalankan
program keluarga berencana.
Jika pemerintah berhasil mengatasi permasalahan laju urbanisasi dan angka
kelahiran, maka jumlah pengguna jalan munurun dan terkendali. Untuk mencegah
parahnya keadaan lalu lintas yang sangat macet, pemerintah perlu berusaha mengurangi
penggunaan kendaraan pribadi dan memaksimalkan kendaraan umum. Selain memperluas
ruas jalan, pemerintgah juga harus menetapkan batas kecepatan kendaraan untuk
meminimalisasi terjadinya kecelakaan lalu lintas yang berdampak kemacetan.
Pemerintah juga seharusnya memperbaiki jalan yang rusak, memperlebar jalan,
menambah dan memperbaiki jembatan penyeberangan yang rusak. Selain itu pemerintah
juga harus menambah dan memperbaiki rambu-rambu lalu lintas yang sudah tidak layak.
Transportasi Busway juga harus dibuat lebih efektif dengan menambahkan
sejumlah armada, sehingga penumpang tidak menunggu lama dan waktu tempuh menjadi
lebih cepat. Selain itu pemerintah diharuskan mengoptimalkan kereta api yang telah ada,
meningkatkan pelayanan dan kenyamanannya baik di stasiun maupun di dalam kereta api
itu sendiri, sehingga banyak penggua jalan yang mau berpindah dari kendaraan pribadi ke
kereta api.
9
Peraturan harus lebih ditegakkan sehingga penduduk menjadi lebih disiplin. jika
ada kendaraan yang melanggar peraturan lalu lintas segera ditilang sesuai dengan aturan
yang berlaku. Misalkan angkutan umum yang tidak berhenti di halte, kendaraan
menerobos lampu merah, motor yang berada di jalur kanan akan dikenakan sangsi atau
denda agar mereka yang melanggar jera dan tidak mengulangi kesalahan nya. Selain
semua itu, pemerintah juga harus mengajak para pengguna kendaraan pribadi agar beralih
dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum.
2. Peran Masyarakat
Masyarakat sebagai pengguna jalan juga harus bisa membantu pemerintah dalam
upaya menangani kemacetan lalu lintas salah satunya beralih ke angkutan umum yang
sudah di kelola dengan baik oleh pemerintah. Pejalan kaki harus mau membiasakan diri
berjalan di trotoar dan menyeberang di jembatan penyeberangan. Dan jika ingin
menggunakan angkutan umum, maka kita harus menunggu menghentikan angkutan
umum di halte dan begitu juga ketika turun berhentilah di halte agar tidak ada angkutan
umum yang berhenti mendadak sembarangan.
Para supir pun seharusnya mempunyai kesadaran yang tinggi untuk mematuhi
rambu-rambu lalu lintas. Supir angkutan umum tidak berhenti di sembarang tempat. Pada
saat berhenti kendaraan dipinggirkan agar tidak mengganggu kendaraan lain dan jangan
menjadikan perempatan atau pertigaan sebagai terminal. Pedagang kaki lima sebaiknya
tidak berdagang di trotoar karena trotoar merupakan haknya pejalan kaki, begitu juga
pejalan kaki untuk tidak membeli barang-barang di troatoar.
Sebaiknya jika menggunakan kendaraan pribadi, gunakan lah kendaraan yang
kecil dan bagi para pengendaram motor gunakanlah selalu jalur kiri dan dengan kecepatan
yang tidak tinggi.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari tahun ketahun masalah kemacetan lalu lintas tidak kunjung mnedapatkan solusi
dan di perkirakan akan terus bertambah karena pertambahan kendaraan bermotor 11% tiap
tahun nya, sedangkan pertambahan jalan hanya 1% pertahun nya. Dari perbandingan tersebut
kita bias membayangkan masalah kemacetan ini sangat sulit diatasi.
Untuk mengurangi masalah kemacetan ini yang semakin bertambah bakan untuk
mengatasi terjadinya kemacetan total, maka semua masyarakat dan pemerintah ikut adil
untuk memikirkan jalan keluar dari permasalahan kemacetan ini mulai dari sekarang.
Pemerintah harus bias mengendalikan laju urbanisasi dan angka kelahiran dengan serius, juga
lebih menegakan aturan aturan lalu lintas agar pengguna jalan lebih tertib dan jera ketika
melanggar. Pemerintah pun harus meningkatkan keamanan dan kenyamana dari angkutan
umum, seperti busway, angkot, kereta api dan lain nya mulai dari sekarang.
Masyarakat pun harus membantu pemerintah dalam mengurangi kemacetan, dengan
selalu tertib berlalu lintas, tidak melanggar dan sadar dan mematuhi semua aturan aturan lalu
lintas. Bila masyarakat patuh dengan semua aturan aturan di jalan mungkin kemacetan yang
parah akan sedikit demi sedikit berikurang. Kedisiplinan berkendara juga patut di perbaiki
dan juga masyarakat harus memilih menggunkan angkutan umum dari pada menggunkan
kendaraan pribadi agar volume kendaraan di jalan tidak menumpuk yang membuat
kemacetan lebih parah. Dan sangat merugikan masyarakat karena kemacetan dapat
menyebabkan pemborosan BBM, pemborosan waktu serta dapat menimbulkan polusi udara.
3.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, R & Adisasmita, S.A. 2011. Manajemen Transportasi Darat : Mengatasi Kemacetan Lalu
Lintas di Kota Besar (Jakarta). Jakarta:Graha Ilmu.Khisty, Jotin C dan B. Kent Lall. 2003.
Transportation Engineering : An Introduction, 3rd Edition. Pearson Education. Prentice Hall.
Morlok, Edward K. 1978. Introduction to Transportation Engineering and
Planning. Mc Graw-Hill.Inc. Pennsylvania.
Adisasmita, Rahardjo. 2015.Analisis Kebutuhan Transportasi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Ilham Malik, IB. 2004. Susahnya Mengurusi Trasnsportasi. Yogyakarta: Dunia Kata
Satmiko, Haryo. 2014. Manajemen Krisis Transportasi. Bandung: Nuansa Cendikia
Adisasmita, Rahardjo dan Sakti Adji Adisasmita. 2011. Manajemen Transportasi Darat. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Zunita Amalia Putri, Minggu 03 Desember 2017, Jakarta Rugi Rp 67,5 Triliun Akibat Kemacetan
Lalu Lintas : news.detik.com
http://muti-mpp.blogspot.co.id/2016/07/contoh-makalah-tentang-kemacetan-di.html
http://sharp-cherryblossom.blogspot.co.id/2014/05/makalah-masalah-kemacetan-dan
solusi.html
https://news.detik.com/berita/d-3753185/jakarta-rugi-rp-675-triliun-akibat-kemacetan-lalu-lintas
https://id.wikipedia.org/wiki/Kemacetan
12