H
NAMA : DINDA AMALIA. D
KELAS : X – MIPA 8
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang Maha Pengasih lagi
Maha Panyayang, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “ Kemacetan lalu lintas di Padang Bulan” .
makalah ini di tulis dalam rangka menyelesaikan tugas Geografi. Saya menmgucapkan terima
kasih kepada yang terhormat Guru Geografi, yang telah membimbing saya agar menyelesaikan
tugas tersebut. Saya menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari cara susunan kalimat
ataupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan ini saya menerima semua saran dan kritik dari
pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini. saya berharap semoga makalah tentang
Kemacetan lalu lintas dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Medan, Oktober 2020
Dinda Amalia D.
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................... 1
Daftar Isi…………………………………………………………………………… 2
Bab I Pendahuluan…………………………………………………………………. 3
A. Latar Belakang……...………………………………………………………... 3
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………. 3
C. Tujuan dan Manfaat.......................................................................................... 4
Bab II Kajian Pustaka................................................................................................ 5
A. Arti Kemacetan.............................................................................................. 5
B. Arus Lalu Lintas............................................................................................ 5
C. Kapasitas Jalan............................................................................................... 5
D. Karakteristik Geometri................................................................................... 6
1) Tipe jalan.................................................................................................... 6
2) Jalur dan lajur lalu lintas............................................................................. 6
3) Bahu jalan................................................................................................... 6
4) Trotoar dan kreb......................................................................................... 6
5) Median jalan............................................................................................... 7
E. Tinjauan Lingkungan..................................................................................... 7
1) Ukuran kota................................................................................................ 7
2) Hambatan samping..................................................................................... 7
3) Tipe lingkungan jalan................................................................................. 7
4) Pemukiman................................................................................................ 8
5) Akses Terbatas........................................................................................... 8
Bab III Metodologi Penelitian...………...………………………………………….. 9
A. Pengertian dan Fungsi Transportasi……...............………………….......….. 9
B. Keadaan Transportasi Indonesia Saat ini........................................................ 9
C. Menangani Kemacetan di Indonesia............................................................... 10
Bab IV Hasil Penelitian............................................................................................... 14
A. Pembahasan Hasil Penelitian.......................................................................... 14
B. Kesimpulan..................................................................................................... 14
B. Saran................................................................................................................ 14
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanpa sarana transportasi yang memadai maka akan sulit untuk menghubungkan
seluruh daerah di kepulauan ini. Transportasi merupakan urat nadi Pembangunan
Nasioanal untuk melancarakan arus manusia, barang, maupun informasi sebagai
penunjang tercapainya pengalokasian sumber-sumber perekonomian secara optimal untuk
itu jasa transportasi harus cukup tersedia secara merata dan terjangkau oleh daya beli
masyarakat. Pertambahan penduduk dan luas kota menyebabkan jumlah pengguna lalu
lintas juga meningkat. Sedangkan sistem lalu lintas mendekati jenuh, sehingga
bertambahnya jumlah pengguna lalu lintas berpengaruh besar terhadap lingkungan.
Saat ini di Indonesia sedang manghadapi masalah yang cukup rumit berkaitan dengan
transportasi. Jumlah penduduk yang semakin bertambah, bersamaan dengan
meningkatnya daya beli masyarakat terhadap kendaraan bermotor memicu meningkatnya
jumlah kendaraan bermotor.
Pemilihan sistem transportasi yang kurang sesuai untuk wilayah perkotaan dapat
mengakibatkan terjadinya permasalahan-permasalahan bagi masyarakat maupun
lingkungan. Sehingga timbul kemacetan, terutama di kota kota besar. Perkembangan
teknologi di bidang transportasi dapat menuntut adanya perkembangan teknologi
prasarana transportasi. Kebanyakan dari Negara maju menganggap pembangunan
transportasi merupakan bagian yang integral dari pembangunan perekonomian.
Keberhasilan sektor transportasi dapat dilihat dari kemampuannya dalam menunjang serta
mendorong peningkatan ekonomi nasional, regional dan lokal, stabilitas politik termasuk
mewujudkan nilai-nilai sosial dan budaya yang diindikasikan melalui berbagai indikator
transportasi antara lain: kapasitas, kualitas pelayanan, aksesibilitas
keterjangkauan, dan beban publik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan transportasi ?
2. Bagaimana keadaan transportasi di Indonesia ?
3. Bagaimana cara mengurangi kemacetan terutama di kota-kota besar ?
3
C. Tujuan dan Manfaat
Adapun Tujuan dan manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetaui secara umum tentang dunia transportasi secara keseluruhan.
2. Untuk menambah wawasan kita mengenai perkembangan transportasi di Indonesiaa
saat ini.
3. Memberi saran solusi untuk menangani permasalahan-permasalan masyarakat
maupun lingkungan akibat pemilihan sistem transportasi yang kurang sesuai.
4. Sebagai tugas “Geografi”.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Arti Kemacetan
Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu
lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan.
Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak mempunyai
transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan
jalan dengan kepadatan penduduk. Kemacetan yang terjadi menghasilkan dampak negatif
yang tidak sedikit. Dari aspek ekonomi, kemacetan dapat menghambat proses produksi
dan distribusi barang yang berujung pada terhambatnya laju perkeonomian masyarakat.
Bagi para pegawai kantoran, kemacetan lalu lintas yang dihadapi tiap hari dapat
memengaruhi kondisi fisik dan psikologis mereka dalam bekerja. Kinerja para pekerja
tidak dapat mencapai hasil yang maksimal lantaran masalah kemacetan yang sungguh
menguras tenaga dan pikiran. Kemacetan akan menimbulkan berbagai dampak negatif,
baik bagi pengemudinya sendiri maupun ditinjau dari segi ekonomi dan lingkungan. Bagi
pengemudi, kemacetan akan menimbulkan ketegangan (stress). Dampak negatif dari segi
ekonomi yaitu berupa kehilangan waktu karena perjalanan yang lama serta bertambahnya
biaya operasi kendaraan berhenti. Sedangkan dampak negatif terhadap lingkungan yaitu
berupa polusi udara dan gangguan suara kendaraan / kebisingan (Munawar, 2004). 7
C. Kapasitas Jalan
Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997) kapasitas adalah arus lalu
lintas maksimum yang dapat dipertahankan pada kondisi tertentu (geometri, distribusi
arah, komposisi lalulintas, dan faktor lingkungan). Menurut pandangan Sukirman (1994)
kapasitas adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat melewati suatu penampang
jalan pada jalur jalan selama 1 jam dengan kondisi serta arus lalu lintas tertentu.
5
D. Karakteristik Geometri
1) Tipe jalan
Berbagai tipe jalan akan menunjukkan kinerja yang berbeda pada pembebanan
lalu lintas tertentu. Tipe jalan ditunjukkan dengan potongan 8 melintang jalan yang
ditunjukkan oleh jumlah jalur dan arah pada setiap segmen jalan.
3) Bahu jalan
Menurut Sukirman (1994) bahu jalan adalah jalur yang terletak berdampingan
dengan jalur lalu lintas. Bahu jalan berfungsi sebagai:
a) Ruangan untuk tempat berhenti sementara untuk kendaraan yang mogok atau yang
sekedar berhenti karena pengemudi ingin berorientasi mengenai jurusan yang akan
ditempuh atau untuk beristirahat,
b) Ruangan untuk menghindarkan diri dari saat-saat darurat sehingga dapat mencegah
terjadinya kecelakaan,
c) Memberikan kelegaan pada pengemudi, dengan demikian dapat meningkatkan
kapasitas jalan bersangkutan,
d) Memberikan sokongan pada kontruksi perkerasan jalan dari arah samping,
e) Ruangan pembantu pada waktu mengerjakan pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan
jalan (untuk penempatan alat-alat dan penimbunan bahan material),
f) Ruangan untuk perlintasan kendaraan-kendaraan patroli, ambulans, yang sangat
membutuhkan pada saat keadaan darurat seperti terjadinya kecelakaan.
4) Trotoar dan kreb Menurut Sukirman (1994) trotoar adalah jalur yang terletak
berdampingan dengan jalur lalu lintas yang khusus dipergunakan untuk pejalan kaki
(pedestrian). Kerb adalah penonjolan/peninggian tepi perkerasan atau bahu jalan yang
dimaksudkan untuk keperluan drainase, mencegah keluarnya kendaraan dari tepi
6
perkerasan dan memberikan ketegasan tepi perkerasan. Menurut (MKJI, 1997) kerb
adalah batas yang ditinggikan berupa bahan kaku antara tepi jalur lalu lintas dan trotoar.
Pada umumnya kerb digunakan pada jalan-jalan di daerah perkotaan, sedangkan untuk
jalan-jalan antar kota kerb digunakan jika jalan tersebut direncanakan untuk lalu lintas
dengan kecepatan tinggi / apabila melintasi perkampungan (Sukirman, 1994).
5) Median jalan Median adalah jalur yang terletak di tengah jalan untuk membagi jalan
dalam masing-masing arah. Median serta batas-batasnya harus terlihat oleh setiap mata
pengemudi baik pada siang hari maupun malam hari serta segala cuaca dan keadaan
(Sukirman, 1994). Fungsi median adalah sebagai berikut :
a. Menyediakan daerah netral yang cukup lebar dimana pengemudi masih dapat
mengontrol keadaannya pada saat-saat darurat,
b. Menyediakan jarak yang cukup untuk membatasi / mengurangi kesilauan terhadap
lampu besar dari kendaraan yang berlawanan,
c. Menambah rasa kelegaan, kenyamanan, dan keindahan bagi setiap pengemudi,
d. Mengamankan kebebasan samping dari masing-masing arah lalu lintas.
E. Tinjauan Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kinerja lalu lintas adalah :
ukuran kota, hambatan samping, dan kondisi lingkungan sekitar jalan / tipe lingkungan
jalan (Munawar, 2004).
1) Ukuran kota
Ukuran kota diklasifikasikan dalam jumlah penduduk pada kota yang
bersangkutan. Maksud dimasukannya ukuran kota sebagai salah satu faktor yang
mempengaruhi kapasitas, karena dianggap ada kolerasi antara ukuran kota dengan
sifat pengemudi. Semakin besar ukuran kota, maka semakin agresif pengemudi di
jalan raya sehingga semakin tinggi kapasitas jalan / simpang (Sukirman, 1994).
2) Hambatan samping
Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997) hambatan samping adalah
dampak terhadap kinerja lalu lintas dari aktivitas samping segmen jalan seperti
pejalan kaki, kendaraan berhenti, kendaraan masuk / keluar sisi jalan kendaraan
lambat (becak, gerobak, dll). 11
3) Tipe lingkungan jalan
Menurut Munawar (2004) tipe lingkungan jalan menggambarkan tata guna lahan
7
dan aksebilitas dari seluruh aktivitas jalan. Adapun tipe lingkungan jalan adalah
sebagai berikut: 1. komersial, yaitu penggunaan lahan untuk kegiatan komersial
(misal: pasar, pertokoan, perkantoran) dengan akses samping jalan langsung untuk
kendaraan dan pejalan kaki,
4) Pemukiman, yaitu penggunaan lahan untuk pemukiman dengan akses samping
jalan langsung untuk kendaraan dan pejalan kaki,
5) Akses terbatas, yaitu tidak / dibatasi untuk akses samping jalan langsung (misal :
adanya pagar pembatas jalan, tebing jalan).
8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3. Keep left (belok kiri jalan terus) dan prohibition to the right (membatasi belok ke
kanan)
Sistem belok kiri langsung dan membatasi belok ke kanan merupakan bagian dari sistem
lalu lintas satu arah. Belok kiri langsung dimaksudkan untuk mengurangi atau
meniadakan sejumlah kendaraan yang menunggu mulut perempatan. Dengan banyaknya
jumlah kendaraan yang melanjutkan perjalanan lurus ke depan dan akan belok ke kanan
ke jalan lain yang bersimpangan, maka otomatis jumlah kendaraan yang menunggu lebih
sedikit dan antrianya jauh lebih tertib karena tidak ada saling serobotan. Sistem jaringan
jalan perkotaan yang memiliki banyak persimpangan (seperti perempatan) dianggap
kurang mendukung kelancaran arus lalu lintas kendaraan, apalagi dimaklumi bahwa
jumlah kendaraan bermotor selalu bertambah setiap tahunnya.
4. Clear ways
Clear ways dimaksudkan sebagai suatu sistem lalu lintas di kota besar, yang melarang
kendaraan, yaitu truk dan sejenisnya untuk melakukan pemuatan atu pembongkaran
barang muatan di sejumlah jalan tertentu. Bukan hanya kegitan pembongkaran dan
11
pemuatan barang, sistem clear ways dapat pula berupa terapan sebagai larangan parkir
kendaraan bermotor. Sistem clear ways juga terbukti efektif untuk mengatasi kemacetan
karena kendaraan yang mempunyai bobot yang besar dan berjalan lambat tidak
mengganggu arus lalu lintas.
5. Motor car free (bebas sepeda motor maupun mobil pada jam tertentu)
Untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di jalan perkotaan, ada yang merekomendasikan
untuk melarang sepeda motor ataupun mobil yang beroperasi di jalan perkotaan dalam
jam-jam tertentu. Dengan menerapkan rencana tersebut, para karyawan dan mahasiswa
untuk tidak menggunakan sepeda motor untuk bekerja maupun ke kampus, dan
digantikan dengan angkutan umum perkotaan bilamana armada dan kapasitas angkutan
kota itu mencukupi. Namun, disisi lain banyak pengguna kendaraan bermotor atau mobil
merasa keberatan atas rencana tersebut karena menurut mereka rencana tersebut
menghambat waktu mereka untuk melakukan aktifitas dan dirasakan lebih nyaman
menggunakan sepeda motor karena lebih lincah dan cepat.
13
BAB IV
HASIL PENELITIAN
B. Kesimpulan
Kemacetan lalu lintas di Indonesia tidak bisa kita pungkiri. Kemacetan lalu lintas ini
sering terjadi di kota – kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan sebagainya.
Faktor penyebabnya adalah meningkatnya jumlah kendaraan setiap tahun ditambah
dengan laju pertumbuhan yang semakin pesat, serta tidak sebandingnya jalan yang
tersedia. Kemacetan lalu lintas yang tidak segera dicegah dan ditangani dapat berakibat
lumpuhnya lalu lintas yang berdampak buruk bagi penyelengara pelayanan
perkotaan,berbagai kegiatan perkotaan, dan pembangunan perkotaan.
C. Saran
Upaya untuk mencegah dan mengatasi terjadinya lumpuhnya lalu lintas akibat kemacetan
14
lalu lintas, antara lain; pemerintah memberikan pelayanan angkutan umum yang efektif
dan efisien untuk masyarakat sehingga masyarakat beralih pada angkutan umum, serta
pemerintah menerapkan sistem motor car free, dan sebagainya seperti yang telah dibahas
pada bab pembahasan
15