Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ANALISIS PENYEBAB KEMACETAN DI


PADANG BULAN

H
NAMA : DINDA AMALIA. D
KELAS : X – MIPA 8
KATA PENGANTAR

            Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang Maha Pengasih lagi
Maha Panyayang, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “ Kemacetan lalu lintas di Padang Bulan” .
makalah ini di tulis dalam rangka menyelesaikan tugas Geografi. Saya menmgucapkan terima
kasih kepada yang terhormat Guru Geografi, yang telah membimbing saya agar menyelesaikan
tugas tersebut. Saya menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari cara susunan kalimat
ataupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan ini saya  menerima semua saran dan kritik dari
pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini. saya berharap semoga makalah tentang
Kemacetan lalu lintas dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

           
Medan, Oktober 2020

Dinda Amalia D.

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................... 1
Daftar Isi…………………………………………………………………………… 2
Bab I Pendahuluan…………………………………………………………………. 3
A.     Latar Belakang……...………………………………………………………... 3
B.     Rumusan Masalah……………………………………………………………. 3
C.     Tujuan dan Manfaat.......................................................................................... 4
Bab II Kajian Pustaka................................................................................................ 5
A. Arti Kemacetan.............................................................................................. 5
B. Arus Lalu Lintas............................................................................................ 5
C. Kapasitas Jalan............................................................................................... 5
D. Karakteristik Geometri................................................................................... 6
1) Tipe jalan.................................................................................................... 6
2) Jalur dan lajur lalu lintas............................................................................. 6
3) Bahu jalan................................................................................................... 6
4) Trotoar dan kreb......................................................................................... 6
5) Median jalan............................................................................................... 7
E. Tinjauan Lingkungan..................................................................................... 7
1) Ukuran kota................................................................................................ 7
2) Hambatan samping..................................................................................... 7
3) Tipe lingkungan jalan................................................................................. 7
4) Pemukiman................................................................................................ 8
5) Akses Terbatas........................................................................................... 8
Bab III Metodologi Penelitian...………...………………………………………….. 9
A.       Pengertian dan Fungsi Transportasi……...............………………….......….. 9
B.        Keadaan Transportasi Indonesia Saat ini........................................................ 9
C.        Menangani Kemacetan di Indonesia............................................................... 10
Bab IV Hasil Penelitian............................................................................................... 14
A. Pembahasan Hasil Penelitian.......................................................................... 14
B. Kesimpulan..................................................................................................... 14
B.      Saran................................................................................................................ 14

2
BAB I
PENDAHULUAN
                                                                                              
A.    Latar Belakang
Tanpa sarana transportasi yang memadai maka akan sulit untuk menghubungkan
seluruh daerah di kepulauan ini. Transportasi merupakan urat nadi Pembangunan
Nasioanal untuk melancarakan arus manusia, barang, maupun informasi sebagai
penunjang tercapainya pengalokasian sumber-sumber perekonomian secara optimal untuk
itu jasa transportasi harus cukup tersedia secara merata dan terjangkau oleh daya beli
masyarakat. Pertambahan penduduk dan luas kota menyebabkan jumlah pengguna lalu
lintas juga meningkat. Sedangkan sistem lalu lintas mendekati jenuh, sehingga
bertambahnya jumlah pengguna lalu lintas berpengaruh besar terhadap lingkungan.
Saat ini di Indonesia sedang manghadapi masalah yang cukup rumit berkaitan dengan
transportasi. Jumlah penduduk yang semakin bertambah, bersamaan dengan
meningkatnya daya beli masyarakat terhadap kendaraan bermotor memicu meningkatnya
jumlah kendaraan bermotor.
Pemilihan sistem transportasi yang kurang sesuai untuk wilayah perkotaan dapat
mengakibatkan terjadinya permasalahan-permasalahan bagi masyarakat maupun
lingkungan. Sehingga timbul kemacetan, terutama di kota kota besar. Perkembangan
teknologi di bidang transportasi dapat menuntut adanya perkembangan teknologi
prasarana transportasi. Kebanyakan dari Negara maju menganggap pembangunan
transportasi merupakan bagian yang integral dari pembangunan perekonomian.
Keberhasilan sektor transportasi dapat dilihat dari kemampuannya dalam menunjang serta
mendorong peningkatan ekonomi nasional, regional dan lokal, stabilitas politik termasuk
mewujudkan nilai-nilai sosial dan budaya yang diindikasikan melalui berbagai indikator
transportasi antara lain: kapasitas, kualitas pelayanan, aksesibilitas
keterjangkauan, dan beban publik.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan transportasi ?
2.      Bagaimana keadaan transportasi di Indonesia ?
3.      Bagaimana cara mengurangi kemacetan terutama di kota-kota besar ?

3
C.     Tujuan dan Manfaat
Adapun Tujuan dan manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetaui secara umum tentang dunia transportasi secara keseluruhan.
2.      Untuk menambah wawasan kita mengenai perkembangan transportasi di Indonesiaa
saat ini.
3.      Memberi saran solusi untuk menangani permasalahan-permasalan masyarakat
maupun lingkungan akibat pemilihan sistem transportasi yang kurang sesuai.
4.      Sebagai tugas “Geografi”.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Arti Kemacetan
Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu
lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan.
Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak mempunyai
transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan
jalan dengan kepadatan penduduk. Kemacetan yang terjadi menghasilkan dampak negatif
yang tidak sedikit. Dari aspek ekonomi, kemacetan dapat menghambat proses produksi
dan distribusi barang yang berujung pada terhambatnya laju perkeonomian masyarakat.
Bagi para pegawai kantoran, kemacetan lalu lintas yang dihadapi tiap hari dapat
memengaruhi kondisi fisik dan psikologis mereka dalam bekerja. Kinerja para pekerja
tidak dapat mencapai hasil yang maksimal lantaran masalah kemacetan yang sungguh
menguras tenaga dan pikiran. Kemacetan akan menimbulkan berbagai dampak negatif,
baik bagi pengemudinya sendiri maupun ditinjau dari segi ekonomi dan lingkungan. Bagi
pengemudi, kemacetan akan menimbulkan ketegangan (stress). Dampak negatif dari segi
ekonomi yaitu berupa kehilangan waktu karena perjalanan yang lama serta bertambahnya
biaya operasi kendaraan berhenti. Sedangkan dampak negatif terhadap lingkungan yaitu
berupa polusi udara dan gangguan suara kendaraan / kebisingan (Munawar, 2004). 7

B. Arus Lalu Lintas


Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997) menyebutkan bahwa arus lalu
lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik jalan persatuan waktu,
dinyatakan dalam kendaraan / jam, smp / jam. Arus lalu lintas tersusun mula-mula dari
kendaraan-kendaraan tunggal yang terpisah, bergerak menurut kecepatan yang
dikehendaki oleh pengemudinya tanpa halangan dan berjalannya tidak tergantung pada
kendaraan lainnya.

C. Kapasitas Jalan
Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997) kapasitas adalah arus lalu
lintas maksimum yang dapat dipertahankan pada kondisi tertentu (geometri, distribusi
arah, komposisi lalulintas, dan faktor lingkungan). Menurut pandangan Sukirman (1994)
kapasitas adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat melewati suatu penampang
jalan pada jalur jalan selama 1 jam dengan kondisi serta arus lalu lintas tertentu.
5
D. Karakteristik Geometri
1) Tipe jalan
Berbagai tipe jalan akan menunjukkan kinerja yang berbeda pada pembebanan
lalu lintas tertentu. Tipe jalan ditunjukkan dengan potongan 8 melintang jalan yang
ditunjukkan oleh jumlah jalur dan arah pada setiap segmen jalan.

2) Jalur dan lajur lalu lintas


Menurut pandangan Sukirman (1994) jalur lalu lintas adalah keseluruhan bagian
perkerasan jalan yang diperuntukkan untuk lalu lintas kendaraan. Jalur lalu lintas terdiri
dari beberapa lajur (lane) kendaraan. Lajur lalu lintas yaitu bagian dari jalur lalu lintas
yang khusus diperuntukkan untuk dilewati oleh satu rangkaian kendaraan dalam satu
arah. Lebar jalur lalu lintas merupakan bagian jalan yang paling menentukan lebar
melintang jalan secara keseluruhan.

3) Bahu jalan
Menurut Sukirman (1994) bahu jalan adalah jalur yang terletak berdampingan
dengan jalur lalu lintas. Bahu jalan berfungsi sebagai:
a) Ruangan untuk tempat berhenti sementara untuk kendaraan yang mogok atau yang
sekedar berhenti karena pengemudi ingin berorientasi mengenai jurusan yang akan
ditempuh atau untuk beristirahat,
b) Ruangan untuk menghindarkan diri dari saat-saat darurat sehingga dapat mencegah
terjadinya kecelakaan,
c) Memberikan kelegaan pada pengemudi, dengan demikian dapat meningkatkan
kapasitas jalan bersangkutan,
d) Memberikan sokongan pada kontruksi perkerasan jalan dari arah samping,
e) Ruangan pembantu pada waktu mengerjakan pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan
jalan (untuk penempatan alat-alat dan penimbunan bahan material),
f) Ruangan untuk perlintasan kendaraan-kendaraan patroli, ambulans, yang sangat
membutuhkan pada saat keadaan darurat seperti terjadinya kecelakaan.

4) Trotoar dan kreb Menurut Sukirman (1994) trotoar adalah jalur yang terletak
berdampingan dengan jalur lalu lintas yang khusus dipergunakan untuk pejalan kaki
(pedestrian). Kerb adalah penonjolan/peninggian tepi perkerasan atau bahu jalan yang
dimaksudkan untuk keperluan drainase, mencegah keluarnya kendaraan dari tepi
6
perkerasan dan memberikan ketegasan tepi perkerasan. Menurut (MKJI, 1997) kerb
adalah batas yang ditinggikan berupa bahan kaku antara tepi jalur lalu lintas dan trotoar.
Pada umumnya kerb digunakan pada jalan-jalan di daerah perkotaan, sedangkan untuk
jalan-jalan antar kota kerb digunakan jika jalan tersebut direncanakan untuk lalu lintas
dengan kecepatan tinggi / apabila melintasi perkampungan (Sukirman, 1994).

5) Median jalan Median adalah jalur yang terletak di tengah jalan untuk membagi jalan
dalam masing-masing arah. Median serta batas-batasnya harus terlihat oleh setiap mata
pengemudi baik pada siang hari maupun malam hari serta segala cuaca dan keadaan
(Sukirman, 1994). Fungsi median adalah sebagai berikut :
a. Menyediakan daerah netral yang cukup lebar dimana pengemudi masih dapat
mengontrol keadaannya pada saat-saat darurat,
b. Menyediakan jarak yang cukup untuk membatasi / mengurangi kesilauan terhadap
lampu besar dari kendaraan yang berlawanan,
c. Menambah rasa kelegaan, kenyamanan, dan keindahan bagi setiap pengemudi,
d. Mengamankan kebebasan samping dari masing-masing arah lalu lintas.

E. Tinjauan Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kinerja lalu lintas adalah :
ukuran kota, hambatan samping, dan kondisi lingkungan sekitar jalan / tipe lingkungan
jalan (Munawar, 2004).
1) Ukuran kota
Ukuran kota diklasifikasikan dalam jumlah penduduk pada kota yang
bersangkutan. Maksud dimasukannya ukuran kota sebagai salah satu faktor yang
mempengaruhi kapasitas, karena dianggap ada kolerasi antara ukuran kota dengan
sifat pengemudi. Semakin besar ukuran kota, maka semakin agresif pengemudi di
jalan raya sehingga semakin tinggi kapasitas jalan / simpang (Sukirman, 1994).
2) Hambatan samping
Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997) hambatan samping adalah
dampak terhadap kinerja lalu lintas dari aktivitas samping segmen jalan seperti
pejalan kaki, kendaraan berhenti, kendaraan masuk / keluar sisi jalan kendaraan
lambat (becak, gerobak, dll). 11
3) Tipe lingkungan jalan
Menurut Munawar (2004) tipe lingkungan jalan menggambarkan tata guna lahan
7
dan aksebilitas dari seluruh aktivitas jalan. Adapun tipe lingkungan jalan adalah
sebagai berikut: 1. komersial, yaitu penggunaan lahan untuk kegiatan komersial
(misal: pasar, pertokoan, perkantoran) dengan akses samping jalan langsung untuk
kendaraan dan pejalan kaki,
4) Pemukiman, yaitu penggunaan lahan untuk pemukiman dengan akses samping
jalan langsung untuk kendaraan dan pejalan kaki,
5) Akses terbatas, yaitu tidak / dibatasi untuk akses samping jalan langsung (misal :
adanya pagar pembatas jalan, tebing jalan).

8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.    Pengertian dan Fungsi Transportasi


Transportasi merupakan usaha yang memindahkan, menggerakkan, mengangkut,
atau mengalihkan suatu objek dari satu tempat ke tempat lain, dimana tempat lain objek
tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan - tujuan tertentu.
Fidel Miro, 2005 dalam pengertian lain transportasi diartikan sebagai
usaha pemindahan atau pergerakan dari suatu lokasi ke lokasi yang lainnya dengan
menggunakan suatu alat tertentu.
Fungsi transportasi :
1.      Untuk memudahkan aktifitas manusia dalam kehidupan sehari - hari
2.      Untuk menunjang perkembangan pembangunan, transportasi berfungsi melayani
pengembangan kegiatan sektor-sektor lain.
3.      Memindahkan atau mengangkut muatan (barang dan manusia) dari suatu tempat ke
tempat lain, yaitu dari tempat ke tempat tujuan.
4.      Transportasi telah menambah dan menciptakan kegunaan waktu atau time utility.

B.     Keadaan Transportasi di Indonesia saat ini


Sejak mulai ditemukannya roda oleh Dunlop yang kemudian disempurnakan
oleh Charles Kingston Welch dan Erskine Bartlett, berbagai model sarana transportasi
mulai berkembang pesat di seluruh dunia. Tak terkecuali di Indonesia. Seperti telah kita
lihat dari fungsinya, transportasi sangat penting dalam kehidupan keseharian masyarakat.
Banyak masyarakat yang memerlukan transportasi untuk menjalankan
kegiatannya, seperti berbelanja, bekerja, bersekolah, dan lain sebagainya. Akan tetapi,
banyak masyarakat lebih memilih  menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil dan
motor, sementara angkutan umum seperti bis, angkot, dan lainnya, jarang atau jauh
peminatnya bila dibandingkan kendaraan pribadi seperti motor dan mobil. 
Hal ini menyebabkan jumlah kendaraan meningkat dan terus bertambah setiap
tahunnya ditambah dengan laju pertumbuhan yang semakin pesat, serta tidak sebandingya
jalan yang tersedia, akibatnya kemacetan pun terjadi. Salah satu penyebabnya antara lain,
tidak seimbangnya penyediaan transportasi umum oleh pemerintah dengan kebutuhan
masyarakat sehingga banyak masyarakat memilih kendaraan pribadi. Selain itu,
rendahnya fasilitas transportasi umum pun menjadi penyebab masyarakat memilih
9
kendaraan pribadi. Jasa transportasi dan fasilitas yang diinginkan masyarakat sebenarnya
yaitu, efektif dan efisien. Efektif dan efisien dalam hal ini, antara lain;
(1) lancar atau cepat (speed),
(2) aman atau selamat(safety),
(3) berkapasitas (capacity),
(4) dilaksanakan dalam frekuensi yang memadai (frequency),
(5) teratur (regularity),
(6) komprehensif (comprehensive),
(7) bertanggung jawab (responbility),
(8) biaya murah (reasonable cost) atau harga terjangkau (affordable price), dan
(9) kenyamanan (comfort).
Bila kemacetan lalu lintas terjadi secara terus menerus dan tidak dapat diatasi,
akan menciptakan kelumpuhan lalu lintas kendaraan bermotor secara total, yang berarti
akan terjadi keadaan stagnan atau stagnasi secara menyeluruh. Kepadatan dan kemacetan
lalu lintas di atas ambang batas terjadi dan dialami disetiap kota besar di Indonesia seperti
Jakarta, Surabaya, Medan, Makasar, dan lainnya.

C.     Menangani Kemacetan yang ada di Indonesia


Seperti telah diuraikan bahwa jika kemacetan lalu lintas berjalan secara terus
menerus dan tidak dapat diatasi, maka akan berdampak pada kelumpuhan lalu lintas, dan
akan berlanjut lagi pada kelumpuhan secara total dalam penyelenggaraan pelayanan
perkotaan, serta berbagai pelayanan perkotaan dan pembangunan perkotaan. Untuk itu,
perlu penanganan untuk menghindari dan mencegah terjadinya kelumpuhan lalu lintas.
Banyak langkah strategis yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di
kota besar seperti Jakarta dan kota-kota besar lainya. Diantaranya yaitu:
1.      Pembuatan marka jalan dan tanda lalu lintas
 Marka jalan adalah tanda-tanda yang dicat dijalan, misalnya zebra cross yang merupakan
tempat penyeberangan manusia yang melintasi suatu jalan. Contoh lainya adalah, garis
putih tidak terputus yang memanjang dan berada di tengah jalan, memberikan petunjuk
bahwa si pengendara kendaraan bermotor dilarang melintasi di luar garis tersebut yang
telah ditentukan guna menekan resiko terjadinya kecelakaan yang diakibatkan oleh
tabrakan yang berasal dari arah berlawanan. Dan juga seperti tanda-tanda lalu lintas guna
sebagai pemandu atau petunjuk untuk tata cara berkendara di jalan agar mengetahui
medan yang akan dilalui sekaligus sebagai peringatan agar menekan resiko terjadinya
10
kecelakaan.

2.      One way traffic (lalu lintas satu arah)


 Two ways traffic atau lalu lintas dua arah yang diterapkan pada suatu jalan, di mana
jalan tersebut dibagi dua yang digunakan untuk melayani arus lalu lintas yang berbeda
arahnya. Dalam sistem ini, kendaraan yang melaju pada masing-masing lajurnya tidak
dapat dilakukan dengan kecepatan yang relatif tinggi, karena lebar perbatasan jalan yang
tidak tersedia cukup luas sehingga pengendara kendaraan bermotor tidak leluasa dalam
menjalankan kendaraanya, apalagi bila jalan yang bersangkutan adalah sempit dan arus
kendaraan yang lewat cukup banyak, sehingga kecepatan kendaraan menjadi lambat dan
arus lalu lintas kendaraan kurang lancar. Maka dari itu, solusinya adalah diterapkanya
sistem lalau lintas satu arah.
Jalan yang tadinya menggunakan sistem lalu lintas dua arah yang dianggap sempit dan
tidak leluasa, maka setelah menerapkan sistem ini, lalu lintas menjadi lebih leluasa dan
arus lalu lintas dapat berjalan dengan cepat dan lancar. Di kota-kota besar, pada
umumnya jalan perkotaan adalah lebar-lebar, maka lajur jalan untuk berlalu lintas satu
arah akan lebih banyak, yang memberikan manfaat dalam kelancaran arus lalu lintas.

3.      Keep left (belok kiri jalan terus) dan prohibition to the right (membatasi belok ke
kanan)
Sistem belok kiri langsung dan membatasi belok ke kanan merupakan bagian dari sistem
lalu lintas satu arah. Belok kiri langsung dimaksudkan untuk mengurangi atau
meniadakan  sejumlah kendaraan yang menunggu mulut perempatan. Dengan banyaknya
jumlah kendaraan yang melanjutkan perjalanan lurus ke depan dan akan belok ke kanan
ke jalan lain yang bersimpangan, maka otomatis jumlah kendaraan yang menunggu lebih
sedikit dan antrianya jauh lebih tertib karena tidak ada saling serobotan. Sistem jaringan
jalan perkotaan yang memiliki banyak persimpangan (seperti perempatan) dianggap
kurang mendukung kelancaran arus lalu lintas kendaraan, apalagi dimaklumi bahwa
jumlah kendaraan bermotor selalu bertambah setiap tahunnya.

4.      Clear ways
Clear ways dimaksudkan sebagai suatu sistem lalu lintas di kota besar, yang melarang
kendaraan, yaitu truk dan sejenisnya untuk melakukan pemuatan atu pembongkaran
barang muatan di sejumlah jalan tertentu. Bukan hanya kegitan pembongkaran dan
11
pemuatan barang, sistem clear ways dapat pula berupa terapan sebagai larangan parkir
kendaraan bermotor. Sistem clear ways juga terbukti efektif untuk mengatasi kemacetan
karena kendaraan yang mempunyai bobot yang besar dan berjalan lambat tidak
mengganggu arus lalu lintas.

5.      Motor car free (bebas sepeda motor maupun mobil pada jam tertentu)
 Untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di jalan perkotaan, ada yang merekomendasikan
untuk melarang sepeda motor ataupun mobil yang beroperasi di jalan perkotaan dalam
jam-jam tertentu. Dengan menerapkan rencana tersebut, para karyawan dan mahasiswa
untuk tidak menggunakan sepeda motor untuk bekerja maupun ke kampus, dan
digantikan dengan angkutan umum perkotaan bilamana  armada dan kapasitas angkutan
kota itu mencukupi. Namun, disisi lain banyak pengguna kendaraan bermotor atau mobil
merasa keberatan atas rencana tersebut karena menurut mereka rencana tersebut
menghambat waktu mereka untuk  melakukan aktifitas dan dirasakan lebih nyaman
menggunakan sepeda motor karena lebih lincah dan cepat.

6.      Pembangunan banyak ruang parkir


Banyaknya jumlah kendaraan bermotor yang berhenti dan parkir di badan jalan, membuat
arus kemacetan semakin bertambah. Jumlah kendaraan bermotor yang diparkir di badan
jalan jumlahya semakin banyak, merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari ataupun
terelakkan. Hal ini merupakan fenomena penting di daerah perkotaan besar yang
cenderung semakin meningkat. Untuk mengatasi fenomena kecenderungan makin
banyaknya kendaraan bermotor yang parkir di badan jalan, maka dapat dikemukakan
beberapa upaya untuk mengatasinya, diantaranya adalah sebagai berikut:
1)      Pemerintah kota membuat peraturan yang melarang kendaraan bermotor parkir di
badan jalan untuk seluruh ruas jalan pada jam sibuk seperti pada waktu berangkat kerja
dan pulang kerja
2)      Pengelola parkir perkotaan menerapkan parkir kendaraan bermotor dengan sudut 30
derajat ataupun 45 derajat, yang dimaksudkan untuk dapat menampung kendaraan parkir
yang lebih banyak, walaupun sedikit menyempit ruang jalan.
3)      Menyelenggarakan pelayanan parkir dengan menggunkan mesin penghitung
lamanya waktu parkir berbasis parkir progresif, untuk membatasi jumlah kendaraan yang
parkir
4)      Pemerintah mewajibkan setiap kantor, rumah sakit, pasar, hotel, dan sebagainya
12
menyediakan lahan parkir yang cukup baik untuk tamu, staff pekerja, ataupun pelanggan.
5)      Dan menganjurkan para investor untuk membangun parkir yang luas dan
bertingkat, agar semua kendaraan yang mau parkir bisa terpenuhi dan pengelolaan tanah
pun lebih efisien jika bangunan parkir di buat bertingkat seperti gedung.

13
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Pembahasan Hasil Penelitian


Dikarenakan populasi kendaraan yang cukup meningkat, di kota besar khususnya.
Banyak permasalahan yang timbul di jalan raya. Dengan itu, Puslibang Jalan dan
Jembatan mengaplikasikan penelitian yang telah dilakukan untuk meminimalisir
terjadinya konflik dan penumpukan kendaraan yang terjadi di ruas persimpangan
bersinyal. Fungsi utama yang dilakukan Balai Teknik Lalu Lintas dan Lingkungan Jalan
adalah penyusunan program, pengumpulan, pengolahan dan penyajian data/informasi,
penyediaan sarana litbang, pengembangan laboratorium, pelaksanaan survey, investigasi
penelitian dan pengembangan, perekayasaan, penunjangan ilmiah, pemberian saran
teknis, advis teknis dan pengujian laboratorium dan lapangan serta pelaksanaan urusan
tata usaha dan administrasi balai.
Dan dengan kegiatan di Balai Teknik Lalu Lintas dan Lingkungan Jalan meliputi
survey geometri jalan, beban gandar kendaraan, asal tujuan kendaraan, perencanaan
jaringan transportasi jalan, perencanaan geometri dan manajemen lalu lintas, keselamatan
lalu lintas, survai dan perencanaan peningkatan kualitas lingkungan jalan, piranti lunak
kapasitas jalan (MKJI) dan pelatihan teknisi laboratorium, serta memiliki lingkup
pelayanan : litbang transportasi jalan, teknik 74 lalu lintas dan lingkungan jalan,
pengujian bahan teknik lalu lintas dan lingkungan jalan dan advis teknik (perencanaan
dan penanganan masalah)    

B. Kesimpulan
Kemacetan lalu lintas di Indonesia tidak bisa kita pungkiri. Kemacetan lalu lintas ini
sering terjadi di kota – kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan sebagainya.
Faktor penyebabnya adalah meningkatnya jumlah kendaraan setiap tahun ditambah
dengan laju pertumbuhan yang semakin pesat, serta tidak sebandingnya jalan yang
tersedia. Kemacetan lalu lintas yang tidak segera dicegah dan ditangani dapat berakibat
lumpuhnya lalu lintas yang berdampak buruk bagi penyelengara pelayanan
perkotaan,berbagai kegiatan perkotaan, dan pembangunan perkotaan.

C. Saran
Upaya untuk mencegah dan mengatasi terjadinya lumpuhnya lalu lintas akibat kemacetan
14
lalu lintas, antara lain; pemerintah memberikan pelayanan angkutan umum yang efektif
dan efisien untuk masyarakat sehingga masyarakat beralih pada angkutan umum, serta
pemerintah menerapkan sistem motor car free, dan sebagainya seperti yang telah dibahas
pada bab pembahasan

15

Anda mungkin juga menyukai