Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH REKAYASA LALU LINTAS

SURVEI LALU LINTAS

DISUSUN OLEH :
Kelompok 6

NAMA ANGGOTA
1. Mohamad Anugrah Trikarno
2. Lempriansyah
3. Rahmat Shafari Abdillah
4. Ahmad Khoirul
5. M Farhan Nurhadi
6. Adhalika Febiarini
7. Al Rahma Damayanti

MATA KULIAH : Rekayasa Lalu Lintas


DOSEN PEMBIMBING : Khodijah Al Qubro, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kita nikmat dan juga karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah Rekayasa Lalu Lintas yang berjudul “SURVEI LALU LINTAS” tepat pada
waktunya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Khodijah Al Qubro, S.T., M.T.
Selaku dosen pembimbing mata kuliah Rekayasa Lalu Lintas yang telah membimbing kami
untuk mengerjakan makalah yang dapat menambah wawasan dan juga kemampuan kami
dalam membuat makalah.
Adapun tujuan dari penulisan tugas makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Khodijah Al Qubro, S.T., M.T. Pada mata kuliah Rekayasa Lalu Lintas. Selain itu penulisan
tugas makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca dan juga penulis
tentang Survei Lalu Lintas.
Kami mohon maaf apabila masih banyak terdapat kesalahan dalam penulisan atau gelar
dalam penulisan tugas makalah ini. Oleh sebab itu Kami mengharapkan kritik dan saran yang
nantinya akan membantu dan membangun kami untuk kemajuan dikemudian hari.

Palembang, 25 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................2
C. TUJUAN ......................................................................................................................2
D. RUANG LINGKUP.....................................................................................................2
E. SISTEMATIKA PENULISAN.....................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................................5
A. PENGERTIAN JALAN...............................................................................................5
B. KELAS JALAN............................................................................................................7
C. PEDOMAN KAPASITAS JALAN RAYA...................................................................9
BAB III METEDOLOGI..................................................................................................... 12
A. LOKASI....................................................................................................................... 12
B. DATA............................................................................................................................ 12
BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN............................................................................... 16
A. LALU LINTAS HARIAN RATA-RATA(LHR)........................................................... 16
B. KECEPATAN LALU LINTAS..................................................................................... 17
BAB V PENUTUP................................................................................................................ 19
A. KESIMPULAN............................................................................................................ 19
B. SARAN......................................................................................................................... 19
C. DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Laporan survei lalu lintas adalah sebuah laporan yang dibuat untuk memberikan
informasi mengenai kondisi lalu lintas pada suatu wilayah atau jalan tertentu. Laporan ini
biasanya dibuat oleh pihak yang memiliki kewenangan dalam mengatur lalu lintas, seperti
pemerintah daerah atau instansi terkait.
Laporan survei lalu lintas umumnya dibuat untuk tujuan evaluasi dan perencanaan
pembangunan infrastruktur lalu lintas, peningkatan keamanan jalan, pengurangan kemacetan,
dan peningkatan efisiensi lalu lintas. Dalam laporan ini, akan dijelaskan tentang volume
kendaraan yang melintas, kecepatan kendaraan, kepadatan lalu lintas, serta perilaku pengguna
jalan.
Palembang sebagai Ibukota Provinsi Sumatra Selatan, mempunyai banyak aktivitas
bisnis, perkantoran dan komersil. Dengan adanya aktivitas tersebut maka diperlukan adanya
prasarana jalan yang menghubungkan ke pusat - pusat aktivitas. Pusat aktivitas di Kota
Palembang tersebut Di Jalan Residen Abdul Rozak.
Peningkatan jumlah penduduk, jumlah kendaraan dan aktivitas di Kota Palembang
menimbulkan masalah sosial dan ekonomi yang sangat bergantung pada transportasi jalan raya.
Masalah ini muncul karena adanya ketidakseimbangan antara peningkatan kepemilikan
kendaraan dan pertumbuhan prasarana jalan. Masalah-masalah yang akan timbul antara lain
adalah kemacetan lalu lintas, peningkatan waktu tempuh, meningkatnya angka kecelakaan dan
kerusakan lingkungan hidup, berupa pemborosan bahan bakar, kebisingan dan polusi udara.
Kapasitas efektif ruas jalan yang ada lebih kecil dari kapasitas jalan yang
direncanakan akibat adanya hambatan di tepi jalan dan tingkat pertumbuhan kendaraan dan
penduduk yang sangat tinggi. Hambatan di tepi jalan tersebut sering kali terkait dengan adanya
aktivitas sosial dan ekonomi di tepi jalan, yang menyebabkan kinerja jalan mengalami
penurunan. Setiap hari pada jalan tersebut terdapat aktivitas yang sangat mempengaruhi
kelancaran lalu lintas sehingga kinerja Jalan Residen Abdul Rozak dipengaruhi oleh adanya
aktivitas di jalan tersebut.
Untuk membuat laporan survei lalu lintas, dilakukan pengumpulan data melalui
beberapa metode seperti penghitungan volume kendaraan, pengamatan kecepatan kendaraan,
pengukuran jarak pandang, dan wawancara dengan pengguna jalan. Hasil data kemudian

1
dianalisis untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai kondisi lalu lintas pada wilayah
atau jalan yang diteliti.
Dengan adanya laporan survei lalu lintas, diharapkan dapat membantu dalam
perencanaan pembangunan infrastruktur lalu lintas yang lebih baik dan memperbaiki kondisi
lalu lintas yang ada untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana hasil laporan analisis perhitungan Lalu lintas Harian Rata-rata(LHR) pada
Jalan Residen Abdul Rozak.
2. Bagaimana hasil laporan analisis perhitungan kecepatan lalu lintas pada Jalan Residen
Abdul Rozak.

C. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan informasi dari hasil laporan survei
lalu lintas di Jalan Residen Abdul Rozak dengan jarak 100 m dalam rentang waktu 2 jam
menggunakan metode analisis perhitungan Lalu lintas Harian Rata-rata(LHR) dan analisis
perhitungan kecepatan lalu lintas, sehingga didapatkan informasi tentang volume rata-rata
harian kendaraan serta kecepatan rata-rata kendaraan di lokasi tersebut.
Dengan hal tersebut, maka dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif
tentang survei lalu lintas dan dapat menjadi sumber informasi bagi para pembaca di dalam
bidang transportasi untuk keperluan lalu lintas di jalan tersebut.

D. RUANG LINGKUP
Makalah ini mencakup berbagai hal yang berkaitan dengan hasil survei lalu lintas
pada jalan raya. Berikut adalah ruang lingkup yang dapat dibahas dalam makalah laporan
survei lalu lintas:
1. Deskripsi Jalan: menjelaskan pengertian umum tentang jalan, kelas jalan dan pedoman
kapasitas jalan raya.
2. Deskripsi lokasi survei: menjelaskan lokasi survei lalu lintas, termasuk jenis jalan,
panjang dan lebar jalan, serta kondisi geografis seperti topografi, kemiringan jalan, dan
sebagainya.
3. Metode pengukuran lalu lintas: menjelaskan teknik-teknik pengumpulan data dan
pengukuran yang digunakan dalam survei lalu lintas, seperti menggunakan perangkat

2
penghitung volume lalu lintas, kamera lalu lintas, atau pengamatan langsung oleh
petugas lapangan.
4. Analisis data lalu lintas: memeriksa data lalu lintas yang telah dikumpulkan dan
membahas cara menginterpretasikan data tersebut untuk memahami pola lalu lintas dan
kondisi lalu lintas di jalan raya. Hal ini mencakup analisis volume, kecepatan, kepadatan,
serta tingkat kepuasan pengguna jalan.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi lalu lintas: membahas berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi volume dan kecepatan lalu lintas, seperti kepadatan lalu lintas, kondisi
cuaca, waktu, kegiatan sosial dan ekonomi, dll.
6. Keselamatan lalu lintas: membahas hasil survei lalu lintas yang berkaitan dengan risiko
kecelakaan lalu lintas dan faktor-faktor yang berkontribusi pada kecelakaan, serta
memberikan rekomendasi untuk meningkatkan keselamatan pengguna jalan.
7. Perancangan jalan raya: menjelaskan bagaimana hasil survei lalu lintas digunakan untuk
merancang jalan raya yang aman dan efisien, termasuk perencanaan geometrik, lokasi
lampu lalu lintas, penyebaran marka jalan, dll.
8. Kebijakan transportasi: membahas bagaimana hasil survei lalu lintas dapat membantu
merancang kebijakan transportasi yang lebih baik, seperti mengembangkan sistem
transportasi yang berkelanjutan, meningkatkan efisiensi bahan bakar, dan
mempromosikan transportasi publik.
Makalah laporan survei lalu lintas dapat membahas semua atau beberapa topik di atas,
tergantung pada tujuan penelitian dan kebutuhan pembaca. Makalah ini dapat berupa laporan
akhir survei lalu lintas atau laporan interim yang menggambarkan hasil survei lalu lintas pada
tahap tertentu.

E. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk mempermudah melihat dan mengetahui pembahasan yang ada pada
skripsi ini secara menyeluruh, maka perlu dikemukakan sistematika yang merupakan
kerangka dan pedoman penulisan skripsi. Adapun sistematika
penulisannya adalah sebagai berikut :
1. Bab I Pendahuluan:
Merupakan bagian yang berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, ruang
lingkup dan sistematika penulisan pada makalah.

3
2. Bab II Landasan Teori:
Pada bab ini akan berisi pengertian atau definisi dengan kutipan dari berbagai teori
yang digunakan untuk menyusun makalah.
3. Bab III Metodologi:
Berisikan informasi lokasi penelitian serta data-data penelitian untuk menyusun
makalah ini.
4. Bab IV Analisis Perhitungan:
Berisikan hasil penelitian survei, sumber data serta penjelasan tentang data yang
dikumpulkan. Bagian ini juga akan menjelaskan hasil analisis dari topik yang dibahas
dalam makalah.
5. Bab V Penutup:
Berisi kesimpulan yang menjadi ringkasan dari poin-poin yang penting dan
terkandung dalam isi makalah dan juga saran yang mencakup tentang permintaan
atau masukan dari penulis kepada pembaca.
6. Daftar Pustaka:
Adalah daftar yang menunjukkan kumpulan sumber informasi penting dari teori-teori
yang digunakan.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN JALAN
Pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 disebutkan bahwa
jalan adalah suatu prasarana transportasi yang meliputi segala bagian jalan termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada
di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air,
kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel. Jalan mempunyai peranan penting terutama
yang menyangkut perwujudan perkembangan antar wilayah yang seimbang, pemerataan hasil
pembangunan serta pemantapan pertahanan dan keamanan nasional dalam rangka
mewujudkan pembangunan nasional. Menurut undang-undang tersebut, jalan adalah bagian
dari ruang lalu lintas yang terbuka atau tertutup, yang secara fisik dirancang dan dibangun
sebagai prasarana untuk lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki, yang meliputi lajur, bahu
jalan, median jalan, jembatan, terowongan, persimpangan, dan perlengkapan jalan.
Definisi jalan dalam undang-undang ini mencakup seluruh aspek yang terkait dengan
prasarana jalan, termasuk seluruh elemen fisik yang ada pada jalan. Hal ini bertujuan untuk
memastikan bahwa setiap aspek yang terkait dengan jalan dapat diatur secara komprehensif
dan terintegrasi dengan baik dalam rangka meningkatkan keselamatan dan kenyamanan
pengguna jalan serta menjamin keamanan dan kelancaran lalu lintas di jalan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan dijelaskan
bahwa penyelenggaraan jalan yang konsepsional dan menyeluruh perlu melihat jalan sebagai
suatu kesatuan sistem jaringan jalan yang mengikat dan menghubungkan pusat-pusat
kegiatan. Dalam hubungan ini dikenal sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan
sekunder. Pada setiap sistem jaringan jalan diadakan pengelompokan jalan menurut fungsi,
status, dan kelas jalan. Pengelompokan jalan berdasarkan status memberikan kewenangan
kepada Pemerintah untuk menyelenggarakan jalan yang mempunyai layanan nasional dan
pemerintah daerah untuk menyelenggarakan jalan di wilayahnya sesuai dengan prinsip-
prinsip otonomi daerah.
Sistem jaringan jalan disusun dengan mengacu pada rencana tata ruang wilayah dan
dengan memperhatikan keterhubungan antar kawasan dan/atau dalam kawasan perkotaan,
dan kawasan perdesaan.

5
Berdasarkan sistem jaringan jalan, maka dikenal 2 istilah, yaitu:
1. Sistem jaringan jalan primer
Jaringan jalan primer disusun berdasarkan rencana tata ruang dan pelayanan distribusi
barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan
menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan sebagai
berikut:
- menghubungkan secara menerus pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat
kegiatan lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan.
-menghubungkan antar pusat kegiatan nasional.
Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan yang menghubungkan
antar kawasan perkotaan, yang diatur secara berjenjang sesuai dengan peran perkotaan yang
dihubungkannya. Untuk melayani lalu lintas menerus maka ruas-ruas jalan dalam sistem
jaringan jalan primer tidak terputus walaupun memasuki kawasan perkotaan.
2. Sistem jaringan jalan sekunder
Jaringan jalan sekunder disusun berdasarkan rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan
perkotaan yang menghubungkan secara menerus kawasan yang mempunyai fungsi primer,
fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga, dan seterusnya
sampai ke persil.
Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan yang
menghubungkan antar kawasan di dalam perkotaan yang diatur secara berjenjang sesuai
dengan fungsi kawasan yang dihubungkannya.
Jalan didefinisikan sebagai suatu lapisan tanah yang permukaannya diperbaiki
sedemikian rupa, sehingga dapat dilalui oleh lalu lintas yang menghubungkan suatu tempat
ke tempat lainnya. Klasifikasi jalan menurut fungsinya ada tiga, yaitu:
1. Jalan Arteri adalah jalan raya yang melayani lalu lintas dengan frekuensi tinggi yang
menghubungkan antara kota penting. Jalan utama dirancang untuk melayani lalu lintas
cepat dan berat.
2. Jalan Kolektor adalah jalan raya yang melayani jumlah frekuensi tingkat sedang,
menghubungkan antara jalan-jalan yang sama atau lebih kecil setingkat lebih rendah dari
jalan. Jalan ini juga menghubungkan antara kota penting atau yang lebih kecil serta
melayani suatu daerah sekitarnya.

6
3. Jalan Lokal adalah jalan yang melayani keperluan dari suatu aktivitas daerah. yang
dipakai sebagai jalan yang menghubungkan antara jalan-jalan yang sama / lebih kecil
atau setingkat lebih rendah dari jalan penghubung.

B. KELAS JALAN
Klasifikasi jalan menurut kelas jalan berkaitan dengan kemampuan jalan untuk
menerima beban lalu lintas dinyatakan dalam muatan sumbu berat (MST) dalam satuan ton,
menurut Bina Marga (1997) disusun pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Klasifikasi menurut kelas jalan


Fungsi Kelas Muatan Sumbu
Jalan Jalan Terberat
MTS (ton)
I >10
Arteri II 10
II 8
I
A
Kolektor IIIA 8
IIIB 8
Lokal IIIC Tidak Ditentukan
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (1997)

Kelas jalan diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu lintas
dan Angkutan Jalan. Jalan dikelompokkan dalam beberapa kelas berdasarkan fungsi dan
intensitas lalu lintas guna kepentingan pengaturan penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas
angkutan jalan dan daya dukung untuk menerima muatan sumbu terberat dan dimensi kendaraan
bermotor.
Pengelompokan jalan menurut Kelas Jalan terdiri dari:
1. Jalan Kelas I
Jalan Kelas I adalah jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor
dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi
18.000 milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 milimeter, dan muatan sumbu terberat 10
ton.
2. Jalan Kelas II
Jalan Kelas II adalah jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui
Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran

7
panjang tidak melebihi 12.000 milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 milimeter, dan
muatan sumbu terberat 8 ton.
3. Jalan Kelas III
Jalan Kelas III adalah jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui
Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 meter, ukuran panjang
tidak melebihi 9.000 milimeter, ukuran paling tinggi 3.500 milimeter, dan muatan sumbu
terberat 8 ton. Dalam keadaan tertentu daya dukung Jalan Kelas III dapat ditetapkan
muatan sumbu terberat kurang dari 8 ton.
4. Jalan Kelas Khusus
Jalan Kelas Khusus adalah jalan arteri yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan
ukuran lebar melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang melebihi 18.000 milimeter,
ukuran paling tinggi 4.200 milimeter, dan muatan sumbu terberat lebih dari 10 ton.
Penetapan kelas jalan pada setiap ruas jalan yang dinyatakan dengan Rambu Lalu Lintas
dilakukan oleh:
a. Pemerintah Pusat, untuk jalan nasional
b. Pemerintah provinsi, untuk jalan provinsi
c. Pemerintah Kabupaten, untuk jalan kabupaten
d. Pemerintah kota, untuk jalan kota.
Kelas jalan adalah pengelompokan jalan berdasarkan fungsinya, kapasitas, kecepatan,
dan kualitasnya. Sistem klasifikasi jalan ini sangat penting untuk memudahkan pengelolaan
dan perawatan jalan serta pengembangan infrastruktur jalan yang lebih baik di Indonesia.
Ada 4 jenis jalan, yaitu:
1. Jalan Tol (Toll Road)
Jalan tol adalah jalan bebas hambatan yang memungkinkan kendaraan untuk bergerak
dengan kecepatan tinggi dan hanya dapat diakses melalui gerbang tol. Jalan tol
dibangun dan dikelola oleh swasta atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
2. Jalan Nasional (National Road)
Jalan nasional adalah jalan yang menghubungkan antar provinsi dan antar kota. Jalan
ini memiliki kapasitas yang besar dan dirancang untuk menampung lalu lintas yang
padat.
3. Jalan Provinsi (Provincial Road)
Jalan provinsi adalah jalan yang menghubungkan antar kabupaten/kota dalam satu
provinsi. Jalan ini memiliki kapasitas yang lebih kecil dibandingkan jalan nasional.
4. Jalan Kabupaten/Kota (District/Municipal Road)

8
Jalan kabupaten/kota adalah jalan yang menghubungkan antar kelurahan/desa dalam
satu kabupaten/kota. Jalan ini memiliki kapasitas yang paling kecil dibandingkan
dengan jalan lainnya dan digunakan untuk mengakses permukiman atau tempat-
tempat penting di daerah.
Selain itu, menurut Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan (UU LLAJ), terdapat pengelompokan jalan berdasarkan kelasnya, yaitu:
1. Jalan Arteri Primer
Jalan arteri primer adalah jalan yang menghubungkan pusat kegiatan perekonomian di
suatu wilayah dan antarwilayah dengan sistem jaringan jalan nasional dan tol.
2. Jalan Arteri Sekunder
Jalan arteri sekunder adalah jalan yang menghubungkan pusat kegiatan perekonomian
di suatu wilayah dengan arteri primer.
3. Jalan Kolektor
Jalan kolektor adalah jalan yang menghubungkan antarwilayah dalam satu wilayah
dan menghubungkan jalan arteri primer dan jalan arteri sekunder dengan jalan lokal.
4. Jalan Lokal
Jalan lokal adalah jalan yang berada dalam suatu wilayah dan menghubungkan antar
permukiman atau antar bangunan.
Pengelompokan jalan berdasarkan kelasnya digunakan untuk menentukan jenis
kendaraan yang diizinkan melintas di jalan tersebut serta peraturan lalu lintas yang berlaku di
jalan tersebut. Selain itu, pengelompokan jalan juga digunakan sebagai dasar untuk
perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan infrastruktur jalan di Indonesia.

C. PEDOMAN KAPASITAS JALAN INDONESIA


Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) adalah sebuah panduan yang diterbitkan
oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia yang berisi
tentang penentuan kapasitas jalan berdasarkan karakteristik geometrik jalan, lalu lintas
kendaraan, dan kondisi lingkungan sekitar jalan.
PKJI terdiri dari tiga bagian utama, yaitu:
 Bagian A: Penentuan Kapasitas Jalan pada Jalan Raya dan Jalan Lingkungan. Bagian ini
menjelaskan tentang parameter yang digunakan untuk menentukan kapasitas jalan,
seperti lebar jalan, kecepatan kendaraan, dan volume lalu lintas.

9
 Bagian B: Penentuan Kapasitas Persimpangan Jalan Raya dan Jalan Lingkungan. Bagian
ini menjelaskan tentang penentuan kapasitas persimpangan jalan, baik dari segi
geometrik maupun lalu lintas kendaraan yang melintas di persimpangan.
 Bagian C: Analisis Kapasitas Jalan pada Ruas Jalan dengan Kontrol Lalu Lintas. Bagian
ini menjelaskan tentang penentuan kapasitas jalan pada ruas jalan dengan adanya
pengaturan lalu lintas, seperti perlintasan kereta api atau jembatan.
PKJI dapat digunakan sebagai acuan dalam perencanaan dan pengembangan jalan
raya serta persimpangan jalan, baik oleh pihak pemerintah maupun swasta. PKJI juga dapat
digunakan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan dalam pengembangan
transportasi jalan raya, seperti pemilihan alternatif rute dan perencanaan infrastruktur jalan
yang tepat.
Dalam rangka meningkatkan kapasitas jalan raya, PKJI juga menekankan pentingnya
pemeliharaan jalan raya yang tepat. Pemeliharaan jalan raya yang tepat dapat meningkatkan
umur jalan raya dan memastikan kapasitas jalan raya tetap optimal. Dengan mengikuti
pedoman dan metode perhitungan yang dijelaskan dalam PKJI, perencana dan desainer jalan
raya dapat memastikan kapasitas jalan raya optimal untuk meningkatkan keamanan dan
kenyamanan pengguna jalan.
Kapasitas jalan raya adalah salah satu hal penting yang harus dipertimbangkan dalam
perencanaan, desain, dan pembangunan jalan raya di Indonesia. PKJI memberikan panduan
teknis mengenai kapasitas jalan raya dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
kapasitas jalan raya, metode perhitungan, dan rekomendasi pengembangan kapasitas jalan
raya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas jalan raya mencakup jumlah jalur, lebar
jalan, kecepatan rata-rata kendaraan, dan tingkat akses. Semakin banyak jalur, semakin lebar
jalan, dan semakin cepat kendaraan berjalan, maka kapasitas jalan raya akan semakin besar.
Namun, faktor tingkat akses seperti persimpangan atau akses masuk ke bangunan dapat
mempengaruhi kemampuan jalan raya dalam mengalirkan lalu lintas dan membatasi kapasitas
jalan raya.
PKJI memberikan metode perhitungan kapasitas jalan raya yang dapat digunakan
dalam perencanaan dan desain jalan raya. Metode perhitungan yang dijelaskan dalam PKJI
mencakup metode Kapasitas Jalan Raya AASHTO, metode HCM (Highway Capacity
Manual), dan metode MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesia). Setiap metode perhitungan

10
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga perencana dan desainer jalan
raya harus memilih metode yang paling sesuai dengan kondisi jalan raya yang akan dibangun.
PKJI juga mempertimbangkan faktor keamanan dalam menentukan kapasitas jalan
raya. Meskipun kapasitas jalan raya dapat dihitung berdasarkan faktor-faktor teknis, seperti
jumlah jalur dan kecepatan rata-rata kendaraan, faktor keamanan seperti visibilitas dan jarak
pandang juga harus diperhatikan. Faktor keamanan dapat membatasi kapasitas jalan raya dan
harus menjadi prioritas dalam perencanaan dan desain jalan raya.
Pengembangan kapasitas jalan raya juga menjadi perhatian dalam PKJI. PKJI
memberikan rekomendasi mengenai pengembangan kapasitas jalan raya, seperti penambahan
jalur, perluasan lebar jalan, atau pembangunan jalan baru. Namun, pengembangan kapasitas
jalan raya harus dilakukan dengan memperhatikan aspek keamanan, kenyamanan, dan
keberlanjutan jalan raya.
Survei lalu lintas menurut PKJI (Pedoman Perencanaan Geometrik Jalan Raya
Indonesia) adalah kegiatan pengumpulan dan pengolahan data mengenai volume dan
karakteristik lalu lintas pada suatu jalan raya atau lokasi tertentu pada jalan raya, yang
dilakukan untuk tujuan perencanaan, desain, pengoperasian, dan pemeliharaan jalan raya.
Survei lalu lintas penting dilakukan untuk memahami pola lalu lintas yang terjadi
pada suatu jalan raya dan juga untuk memastikan bahwa jalan raya tersebut dapat
menampung volume lalu lintas dengan aman dan efektif. Beberapa data yang dapat
dikumpulkan dalam survei lalu lintas antara lain jumlah kendaraan, jenis kendaraan,
kecepatan kendaraan, waktu tempuh perjalanan, pola pergerakan kendaraan, dan lain-lain.
Survei lalu lintas dapat dilakukan dengan berbagai metode, seperti metode manual dan
metode otomatis. Metode manual meliputi pengamatan langsung oleh petugas lapangan
menggunakan alat hitung manual, sedangkan metode otomatis menggunakan alat pencatat
data otomatis seperti alat pencatat kendaraan dan alat pencatat kecepatan.
Hasil survei lalu lintas kemudian dapat digunakan dalam perencanaan geometrik jalan
raya, seperti perhitungan kapasitas jalan raya dan perencanaan geometrik jalan raya. Data
survei lalu lintas juga dapat digunakan dalam evaluasi kinerja jalan raya, pengaturan arus lalu
lintas, dan pengembangan sistem transportasi.

11
BAB III
METEDOLOGI
A. LOKASI
Lokasi penelitian adalah tempat di mana peneliti memperoleh informasi mengenai
data yang diperlukan. Pemilihan lokasi harus didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
kemenarikan, keunikan, dan kesesuaian dengan topik yang dipilih. Dengan pemilihan lokasi
ini, peneliti diharapkan menemukan hal-hal yang bermakna dan baru. mengatakan bahwa
lokasi penelitian menunjuk pada pengertian lokasi yang sesuai dengan tujuan penelitian yang
dicirikan oleh adanya tiga unsur yaitu pelaku, tempat dan kegiatan yang dapat diobservasi.
Lokasi tempat yang dijadikan sebuah objek penelitian yaitu di Survei dilaksanakan didepan
Recheese Factory di Jalan Residen Abdul Rozak, Bukit Sangkal Kecamatan Ilir Timur II,
Kota Palembang – Sumatera Selatan Titik Koordinat : 2°56'57.5"S 104°46'17.5"E s.d
2°56'57.5"S 104°46'19.2"E (Sepanjang 100 Meter)

B. DATA
1. Peralatan
a) Meteran

12
Meteran yang digunakan ialah meteran 50 m yang digunakan untuk mengukur lebar
jalan.
b)Alat Tulis
Alat tulis digunakan untuk mencatat data-data hasil survei di lapangan.

c) Stopwatch
Stopwatch digunakan untuk mengukur waktu tempuh kendaraan ketika survei.
d)Counter
Counter digunakan untuk menghitung jumlah kendaraan pada saat survei lalu lintas.
e) Jam
Jam digunakan untuk menentukan batas waktu survei di lapangan.

2. Formulir Survei Lalu Lintas


a) Survei Perhitungan volume lalu lintas

PUKUL

07.00-07.15 347 117 1 11 - - 1 4 3 3 1 3


07.15-07.30 558 165 1 16 - 2 2 6 4 2 2 -
07.30-07.45 438 154 2 13 - 2 1 5 8 - - 2
07.45-08.00 277 161 - 18 - 1 - 4 5 - - -
08.00-08.15 84 183 - 25 - 2 5 3 4 - 10 -
08.15-08.30 281 159 1 13 - - - 5 11 - 4 -
08.30-08.45 227 247 - 17 - 1 1 3 10 - 6 1
08.45-09.00 209 198 - 27 - 3 3 4 9 - 8 1
2421 1384 5 140 0 11 13 34 54 5 31 7
TOTAL
4105
(Tabel volume lalu lintas di pagi hari)

PUKUL

03.00-03.15 310 182 1 12 - 2 2 5 5 2 - 1


03.15-03.30 272 160 1 11 - 1 3 7 - - 1 1
03.30-03.45 333 202 2 27 - 1 1 4 3 1 - 1
03.45-04.00 287 223 - 21 - 1 4 - 4 - - -
04.00-04.15 298 246 - 9 - 2 1 4 2 - - -
04.15-04.30 414 102 1 11 - 1 - 4 2 2 1 2
04.30-04.45 351 18 - 8 - 1 2 3 4 1 - 1
04.45-05.00 313 206 - 7 - - 1 4 2 1 - -
2578 1339 5 106 0 9 14 31 22 7 2 13 6
TOTAL
4119
(Tabel volume lalu lintas di sore hari)

b) Survei Perhitungan Kecepatan Lalu Lintas(Spot Speed Study)

PAGI
Interval Waktu Sampel Jarak (m) Jenis kendaraan Waktu tempuh (detik) Kecepatan (m/detik) Kecepatan (Km/jam)
100 sepeda motor 7,22 13,85 49,9
100 mobil 10,84 9,23 33,2
100 bus 16,23 6,16 22,2
100 pick up ( Heavy vehicle) 12,28 8,14 29,3
07.00-07.30 8
100 truk 2 sumbu 15,28 6,54 23,6
100 truk 2 sumbu 1.2 16,87 5,93 21,3
100 truk 2 sumbu 1.2.2 18,23 5,49 19,7
100 truk Gandeng 1.2.2 2 18,26 5,48 19,7
100 sepeda motor 9,25 10,81 38,9
100 mobil 12,23 8,18 29,4
100 bus 15,12 6,61 23,8
100 pick up ( Heavy vehicle) 13,23 7,56 27,2
07.30-08.00 8
100 truk 2 sumbu 17,23 5,80 20,9
100 truk 2 sumbu 1.2 19,23 5,20 18,7
100 truk 2 sumbu 1.2.2 19,37 5,16 18,6
100 truk Gandeng 1.2.2 2 20,21 4,95 17,8
100 sepeda motor 12,12 8,25 29,7
100 mobil 13,23 7,56 27,2
100 bus 19,27 5,19 18,7
100 pick up ( Heavy vehicle) 10,23 9,78 35,2
08.00-08.30 8
100 truk 2 sumbu 11,23 8,90 32,1
100 truk 2 sumbu 1.2 19,92 5,02 18,1
100 truk 2 sumbu 1.2.2 19,27 5,19 18,7
100 truk Gandeng 1.2.2 2 20,12 4,97 17,9
100 sepeda motor 8,89 11,25 40,5
100 mobil 13,24 7,55 27,2
100 bus 17,26 5,79 20,9
100 pick up ( Heavy vehicle) 12,26 8,16 29,4
08.30-09.00 8
100 truk 2 sumbu 20,17 4,96 17,8
100 truk 2 sumbu 1.2 20,12 4,97 17,9
100 truk 2 sumbu 1.2.2 20,55 4,87 17,5
100 truk Gandeng 1.2.2 2 21,32 4,69 16,9
RATA-RATA 25,0

 Kecepatan Minimum 16,9 Km/jam


 Kecepatan Maksimal 49,9 Km/jam

14
SORE
Interval Waktu Sampel Jarak (m) Jenis kendaraan Waktu tempuh (detik) Kecepatan (m/detik) Kecepatan (Km/jam)
100 sepeda motor 12,17 8,22 29,6
100 mobil 10,53 9,50 34,2
100 bus 23,25 4,30 15,5
100 pick up ( Heavy vehicle) 10,38 9,63 34,7
15.00-15.30 8
100 truk 2 sumbu 17,24 5,80 20,9
100 truk 2 sumbu 1.2 19,28 5,19 18,7
100 truk 2 sumbu 1.2.2 19,98 5,01 18,0
100 truk Gandeng 1.2.2 2 22,12 4,52 16,3
100 sepeda motor 10,23 9,78 35,2
100 mobil 12,21 8,19 29,5
100 bus 23,26 4,30 15,5
100 pick up ( Heavy vehicle) 18,67 5,36 19,3
15.30-16.00 8
100 truk 2 sumbu 19,89 5,03 18,1
100 truk 2 sumbu 1.2 15,24 6,56 23,6
100 truk 2 sumbu 1.2.2 20,23 4,94 17,8
100 truk Gandeng 1.2.2 2 24,77 4,04 14,5
100 sepeda motor 8,21 12,18 43,8
100 mobil 10,21 9,79 35,3
100 bus 19,21 5,21 18,7
100 pick up ( Heavy vehicle) 15,23 6,57 23,6
16.00-16.30 8
100 truk 2 sumbu 16,32 6,13 22,1
100 truk 2 sumbu 1.2 18,33 5,46 19,6
100 truk 2 sumbu 1.2.2 19,3 5,18 18,7
100 truk Gandeng 1.2.2 2 21,36 4,68 16,9
100 sepeda motor 10,23 9,78 35,2
100 mobil 11,34 8,82 31,7
100 bus 19,33 5,17 18,6
100 pick up ( Heavy vehicle) 15,22 6,57 23,7
16.30-17.00 8
100 truk 2 sumbu 17,98 5,56 20,0
100 truk 2 sumbu 1.2 18,27 5,47 19,7
100 truk 2 sumbu 1.2.2 20,21 4,95 17,8
100 truk Gandeng 1.2.2 2 20,43 4,89 17,6
RATA-RATA 23,3

 Kecepatan Minimum 14,5 Km/jam


 Kecepatan Maksimal 43,8 Km/jam

15
BAB IV
ANALISIS PERHITUNGAN

A. LALU LINTAS HARIAN RATA-RATA(LHR)


1. Titik pengamatan
Survei lalu lintas dilakukan pada sebuah jalan dengan lebar jalan 10 meter di wilayah
perkotaan.
2. Periode waktu
Survei dilakukan selama per 2 jam pada hari kerja, dari pukul 07.00 pagi hingga pukul
09.00 pagi dan pukul 15.00 sore hingga pukul 17.00 sore.
3. Volume lalu lintas
Jumlah kendaraan yang melewati titik pengamatan selama periode pengamatan sebanyak
4105 kendaraan pada jam pagi, sedangkan pada jam sore 4119 kendaraan
4. Analisis data
Kepadatan lalu lintas: Kepadatan lalu lintas dapat dihitung dengan membagi volume lalu
lintas dengan lebar jalan, sehingga kepadatan lalu lintas adalah 401,5 kendaraan/meter
(4015 kendaraan / 10 meter) untuk jam pagi, sedangkan kepadatan kendaraan jam sore
adalah 411,9 kendaraan/meter(4119 kendaraan / 10 meter).
5. Jenis kendaraan
Dalam survei ini, persentase kendaraan bermotor adalah 58,98% ,persentase mobil
adalah 33,71% dan sisanya adalah kendaraan bus, truk dan lain-lain untuk waktu pagi.
Persentase kendaraan bermotor adalah 58,98% ,persentase mobil adalah 33,71% dan
sisanya adalah kendaraan bus, truk dan lain-lain untuk waktu pagi.
Untuk hasil nilai lalu lintas harian rata rata (LHR) di pagi hari adalah sebagai berikut :
Ju mlah lalu lint as selama pengamatan
L HR=
L amanya pengamatan
4 105 Kendaraan
L HR=
2 jam
¿ 2 052 ,5 K endara a n/ j a m

16
Untuk hasil nilai lalu lintas harian rata-rata (LHR) di Sore hari adalah sebagai berikut :
J umlah lalulintas selama pengamatan
L HR=
L amanya pengamatan
4 1 19 Kendaraan
L HR=
2 jam
¿ 2 05 9 ,5 K endara a n/ j a m
Jadi didapatkan nilai LHR di Pagi hari sebesar 2052,5 Kendaraan/jam dan untuk nilai
LHR di sore hari 2059,5 Kendaraan/jam dengan analisis bahwa kendaraan pada sore hari
lebih padat daripada di pagi hari.
Dari hasil analisis data tersebut, dapat disimpulkan bahwa kondisi lalu lintas pada
jalan tersebut terbilang padat, dengan kepadatan lalu lintas tersebut dan persentase kendaraan
yang cukup tinggi dapat menjadi pertimbangan dalam perencanaan fasilitas lalu lintas yang
lebih baik, sehingga tidak terjadi hambatan yang menyebabkan kemacetan.

B. KECEPATAN LALU LINTAS


Spot Speed Study adalah suatu teknik pengumpulan data yang bertujuan untuk
mengukur kecepatan rata-rata kendaraan di suatu jalan pada suatu waktu tertentu. Analisis
spot speed study dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang kecepatan kendaraan,
frekuensi kecepatan, dan distribusi kecepatan pada jalan yang dianalisis. Dalam laporan ini,
kami akan memaparkan hasil analisis spot speed study untuk Jalan Residen Abdul Rozak
pada tanggal 22 Maret 2023.
1. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat stopwatch dengan hitung manual pada
posisi yang telah ditentukan di Jalan Residen Abdul Rozak. Data kecepatan kendaraan
yang diperoleh selama per 2 jam diambil pada jam-jam sibuk pada pagi dan sore hari.
Data tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan program Microsoft Excel.
2. Hasil Analisis
Berdasarkan hasil analisis, kecepatan rata-rata kendaraan pada Jalan Residen Abdul
Rozak adalah 21,9 km/jam pada jam pagi dengan kecepatan maksimum yang dicapai
oleh kendaraan adalah 36,4 km/jam dan 22,5 km/jam pada jam sore dengan kecepatan
maksimum yang dicapai oleh kendaraan adalah 43,8 km/jam. Analisis faktor-faktor yang
memengaruhi kecepatan kendaraan menunjukkan bahwa kepadatan lalu lintas
mempengaruhi kecepatan kendaraan pada Jalan Residen Abdul Rozak. Pada pagi hari,

17
kecepatan kendaraan cenderung lebih lambat karena lalu lintas yang lebih padat
dibandingkan pada sore hari.
3. Rekomendasi
Berdasarkan hasil analisis, kami merekomendasikan agar pihak terkait
mempertimbangkan untuk memperbaiki kondisi jalan dan menambah jumlah jalur lalu
lintas pada Jalan Residen Abdul Rozak. untuk mengurangi kepadatan lalu lintas dan
meningkatkan kecepatan kendaraan. Selain itu, diharapkan pihak kepolisian dapat lebih
intensif dalam melakukan penegakan hukum terhadap pelanggaran lalu lintas yang dapat
mempengaruhi kecepatan kendaraan pada Jalan Residen Abdul Rozak.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis spot speed study, kecepatan rata-rata kendaraan pada Jalan
Residen Abdul Rozak lebih tinggi di waktu sore dari pada waktu pagi dan faktor-faktor
yang mempengaruhi adalah kecepatan, jalan dan hambatan pada lalu lintas tersebut.

18
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan survei volume lalu lintas di jalan Residen Abdul Rozak Kota
Palembang, kami menemukan bahwa volume lalu lintas rata-rata pada hari kerja adalah
sekitar 4105 kendaraan di pagi hari dan 4119 kendaraan di sore hari. Kemudian kecepatan
rata-rata adalah 21,9 Km/jam di pagi hari dan 22,5 Km/jam di sore hari.
Kami juga menemukan bahwa kendaraan pribadi merupakan jenis kendaraan yang
paling banyak melintas di jalan ini, dari total volume lalu lintas. Sedangkan kendaraan
komersial seperti truk dan bus hanya sedikit dari total volume.
Kesimpulan tersebut dapat dijadikan acuan untuk perencanaan dan pengembangan
infrastruktur jalan dan transportasi di Jalan Residen Abdul Rozak. Dengan demikian,
diharapkan dapat mengurangi kemacetan dan meningkatkan kenyamanan pengguna jalan.
Survei lalu lintas adalah kegiatan penting dalam perencanaan dan perancangan
geometrik jalan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data mengenai
karakteristik lalu lintas. Data yang terkumpul dari survei lalu lintas dapat digunakan sebagai
dasar dalam menentukan kapasitas jalan, mengevaluasi kinerja lalu lintas, dan merencanakan
fasilitas pengendalian lalu lintas. Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam survei lalu
lintas antara lain survei langsung, survei tidak langsung, dan survei dengan menggunakan
data sekunder. Setelah data survei lalu lintas terkumpul, dilakukan analisis data untuk
menentukan kapasitas jalan, mengevaluasi kinerja lalu lintas, dan merencanakan fasilitas
pengendara.
Berdasarkan hasil survei ini, kami merekomendasikan pihak berwenang untuk
mempertimbangkan pengembangan transportasi umum yang lebih efisien guna mengurangi
jumlah kendaraan pribadi yang melintasi jalan utama ini pada jam sibuk, serta perlu
dilakukan perbaikan infrastruktur untuk mempercepat laju kendaraan komersial yang sedikit
membebani volume lalu lintas di jalan ini.

19
B. SARAN
Berdasarkan hasil survei ini, kami merekomendasikan pihak berwenang untuk
mempertimbangkan pengembangan transportasi umum yang lebih efisien guna mengurangi
jumlah kendaraan pribadi yang melintasi jalan utama ini pada jam sibuk, serta perlu
dilakukan perbaikan infrastruktur untuk mempercepat laju kendaraan komersial yang sedikit
membebani volume lalu lintas di jalan ini.

DAFTAR PUSTAKA

 “Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia(PKJI) 2004


 "Survei Lalu Lintas Kendaraan Roda Empat" oleh Badan Pusat Statistik (BPS): BPS
menyediakan data survei lalu lintas kendaraan roda empat di Indonesia dengan
metode pengamatan langsung dan survei lapangan.
 "Survei Volume Kendaraan Lalu Lintas" oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (Kemen PUPR): Kemen PUPR melakukan survei volume
kendaraan lalu lintas untuk mengetahui kepadatan lalu lintas dan menentukan
kapasitas jalan raya.
 "Studi Kinerja Jalan Raya" oleh Konsultan Teknik dan Manajemen Indonesia
(KTMI): KTMI melakukan survei lalu lintas dan studi kinerja jalan raya untuk
mengukur kinerja jalan dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kinerja
jalan.
 "Survei Lalu Lintas dan Kajian Manajemen Lalu Lintas" oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat (DJPUD): DJPUD melakukan survei lalu lintas dan kajian
manajemen lalu lintas untuk mengoptimalkan penggunaan jalan raya dan
memperbaiki keselamatan jalan.
 "Survei Jumlah Kendaraan Bermotor" oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri):
Polri melakukan survei jumlah kendaraan bermotor untuk memonitor jumlah
kendaraan di Indonesia dan memberikan informasi tentang kebijakan lalu lintas.
 "Survei Kepuasan Pengguna Jalan Raya" oleh Kementerian Perhubungan
(Kemenhub): Kemenhub melakukan survei kepuasan pengguna jalan raya untuk
mengetahui persepsi pengguna jalan terhadap kualitas jalan raya dan memperbaiki
kualitas layanan jalan raya.
 "Survei Lalu Lintas dan Transportasi" oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perhubungan (Puslitbanghub): Puslitbanghub melakukan survei lalu lintas dan
transportasi untuk mengembangkan kebijakan dan strategi untuk meningkatkan
efisiensi transportasi dan keselamatan jalan.

20

Anda mungkin juga menyukai