Anda di halaman 1dari 13

RESUME JURNAL 2

REKAYASA
LINGKUNGAN
DAN K3
Kelompok 7
1. M Denny Sufandri (2021250004)

2. D.N.A.Varian Elnino (2021250027)

3. Rahmat Shafari Abdillah (2021250033)

4. M Farhan Nurhadi (2021250047) DOSEN PENGAMPUH :


DR. SUMI AMARIENA HAMIM, ST., MT., IPM ASEAN ENG
5. Zulfitri Sahid Hakim (2021250037)
Judul Jurnal
IDENTIFIKASI KAWASAN UNTUK
PENERAPAN SISTEM RAINWATER
HARVESTING (RWH) DI KOTA PALEMBANG
DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHIC
INFORMATION SYSTEM (GIS)
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk yang pesat di kota-kota besar Indonesia, termasuk Palembang, menimbulkan
masalah seperti peningkatan kebutuhan akan air bersih. Kota Palembang mengalami kenaikan jumlah
penduduk sekitar 1,4% setiap tahunnya, yang berdampak pada peningkatan kebutuhan air bersih. Saat ini, air
bersih disediakan oleh PDAM dan melalui penggunaan air tanah, namun pengambilan berlebihan
menyebabkan ketersediaan air tanah semakin berkurang.

B. Tujuan
1. Mengetahui Potensi Penggunaan RWH di Kota Palembang.
2. Mengetahui klasifikasi Kawasan Potensial.
3. Mengetahui identifikasi Sub DAS yang Sangat Potensial.
4. Mengetahui identifikasi Sub DAS yang Tidak Potensia.
5. Mengetahui pengklasifikasian Kawasan Berdasarkan Karakteristik Lahan.
BAB II
RESUME JURNAL

A. Judul Jurnal
Identifikasi kawasan untuk penerapan sistem rainwater harvesting (rwh) di kota palembang dengan
pendekatan geographic information system (gis).

B. Penulis
Imroatul C. Juliana, Febrinasti Alia, M. Ichwanul Falah, dan Taufik Ari Gunawan.

C. Latar Belakang Dalam Jurnal


Pertumbuhan penduduk yang pesat di kota-kota besar Indonesia, termasuk Palembang, menimbulkan
masalah seperti peningkatan kebutuhan akan air bersih. Kota Palembang mengalami kenaikan jumlah
penduduk sekitar 1,4% setiap tahunnya, yang berdampak pada peningkatan kebutuhan air bersih. Saat ini, air
bersih disediakan oleh PDAM dan melalui penggunaan air tanah, namun pengambilan berlebihan
menyebabkan ketersediaan air tanah semakin berkurang. Eksploitasi ini juga mengakibatkan land
subsidence. Peningkatan jumlah penduduk juga menyebabkan alih fungsi lahan dan banjir, terutama di
Palembang.
BAB II
RESUME JURNAL

D. Subyek Penelitian Dalam Jurnal


Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi potenai kawasan yang ada di Kota Palembang.

E. Metode Penelitian Dalam Jurnal


1. Pemilihan Parameter dan Klasifikasi: Penelitian ini memilih parameter yang relevan, yaitu hujan, kemiringan
lereng, kepekaan tanah terhadap infiltrasi (jenis tanah), dan tata guna lahan.
2. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP): Metode AHP digunakan untuk memberikan bobot pada
parameter-parameter yang dipilih.
3. Analisis Weighted Overlay menggunakan ArcGIS: Setelah pemberian skor dan pembobotan parameter,
dilakukan analisis weighted overlay menggunakan software ArcGIS.
4. Perhitungan Kinerja Sistem RWH: Kinerja sistem RWH dinilai berdasarkan curah hujan tahunan, kapasitas
tangki penyimpanan, dan luas catchment area.
5. Perhitungan Biaya Instalasi Rooftop Rainwater Harvesting: Selain itu, penelitian juga mempertimbangkan
biaya instalasi sistem RWH.
BAB II
RESUME JURNAL

F. Hasil Penelitian Dalam Jurnal


1. Hasil Potensi Air Hujan
potensi pengumpulan air hujan dari atap-atap berbeda di Kota Palembang dengan curah hujan tahunan rata-
rata 2621,4 mm/tahun. Koefisien volume air hujan yang dapat ditangkap oleh atap (C) adalah 0,8. Volume air
hujan yang dapat ditangkap oleh atap dihitung menggunakan rumus: Volume air hujan yang ditangkap = luas
catchment area atap × curah hujan tahunan × C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah air hujan yang
dapat ditampung oleh sistem RWH sebanding dengan ukuran atap. Semakin besar ukuran atap (catchment
area), semakin banyak air hujan yang dapat ditampung, meningkatkan kinerja sistem RWH.

2. Hasil Pembobotan Hirarki Kriteria


Penelitian ini menggunakan metode perbandingan berpasangan untuk menilai kawasan potensial untuk
penerapan sistem pengumpulan air hujan (RWH) di Kota Palembang. Dalam analisis konsistensi, nilai
Consistency Index (CI) yang diperoleh adalah 0,045, yang memenuhi syarat konsistensi karena nilainya kurang
dari 0,100. Oleh karena itu, matriks penyunan kriteria dianggap konsisten untuk digunakan dalam penelitian ini.
BAB II
RESUME JURNAL

3. Hasil Analisis Kemiringan Lereng


Peta kontur diinterpolasi untuk menghasilkan peta digital elevation model (DEM). DEM disajikan secara digital
dalam bentuk ketinggian dari permukaan bumi. Peta DEM ini akan digunakan untuk menghasilkan peta
kemiringan lereng dengan koordinat 3D (x,y,z).

4. Analisis Tata Guna Lahan


Berdasarkan hasil analisis, pemukiman mendominasi penggunaan lahan di Kota Palembang dengan luasan
sebesar 27,98%.

5. Analisis Jenis Tanah Terhadap Infiltrasi


Jenis tanah diklasifikasikan menjadi peka, sangat peka, dan tidak peka. Berdasarkan hasil analisis, sebagian
besar jenis tanah di Kota Palembang termasuk ke dalam klasifikasi tidak peka dengan luas permukaan 45,7%.
Jenis tanah berikutnya diikuti dengan jenis sangat peka 38,3% dan peka 16,02%.
BAB II
RESUME JURNAL

6. Analisis Curah Hujan


Rerata curah hujan dihitung dari data lima (5) stasiun hujan yaitu Stasiun Kertapati, Plaju, Klimatogi Palembang,
Sultan Mahmud Badarudin II, dan Sekojo. Masing–masing kawasan di Kota Palembang dikelompokkan
berdasarkan titik koordinat pada peta. Dari pembagian poligon Thiessen didapat lingkup kawasan pada masing
masing stasiun hujan Berdasarkan hasil analisis, Kota Palembang termasuk kawasan yang basah karena
memiliki curah hujan tahunan 2500-3000 mm/tahun. Kawasan dengan curah hujan minimal 2500 mm/tahun
termasuk ke dalam kawasan yang potensial untuk penerapan sistem RWH (Juliana dkk, 2017).

7. Analisis Pembobotan dan Skoring


Penentuan kawasan untuk penerapan sistem RWH dianalisis berdasarkan tingkatan kelas. Tingkatan kelas ini
didapat dari perhitungan bobot dan skoring parameter serta variabel yang mempengaruhi.
BAB II
RESUME JURNAL

8. Analisis Weighted Overlay


Metode untuk menentukan klasifikasi kawasan untuk penerapan sistem RWH berdasarkan nilai skor dan bobot
setiap parameter dengan menggunakan analisis weighted overlay. Analisis tersebut mengklasifikasikan jenis
kawasan menjadi kawasan yang sangat potensial, kawasan potensial, kawasan potensial sedang, dan kawasan
tidak potensial. Kawasan dibagi berdasarkan sub DAS yang ada di Kota Palembang.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Ringkasan Dari Jurnal


Penelitian ini mengidentifikasi potensi penerapan RWH di Palembang dengan hasil sebagai berikut:
1. Potensi Curah Hujan: Kota Palembang memiliki curah hujan yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air
bersih melalui RWH.
2. Kawasan Potensial RWH: Sebagian besar kawasan di Palembang termasuk dalam klasifikasi potensial untuk
penerapan sistem RWH. Kawasan sangat potensial dan potensial masing-masing mencakup 18,17% dan 66,14%
dari luas kota, sementara kawasan potensial sedang dan tidak potensial masing-masing sebesar 13,66% dan
2,03%.
3. Sub DAS Yang Potensial: Beberapa Sub DAS (Daerah Aliran Sungai) di Palembang, seperti Buah, Kidul, Sekanak,
Sriguna, Bendung, dan Selinca, termasuk dalam kawasan yang sangat potensial untuk penerapan RWH.
4. Sub DAS Tidak Potensial: Sebaliknya, Sub DAS seperti Gandus, Gasing, dan Lambidaro di Kota Palembang
termasuk dalam kawasan yang tidak potensial untuk penerapan RWH.
5. Analisis Weighted Overlay: Melalui analisis weighted overlay, kawasan dengan padat pemukiman, lereng datar,
dan jenis tanah yang tidak peka terhadap infiltrasi diklasifikasikan sebagai sangat potensial untuk penerapan
RWH.
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Hasil penelitian dan analisa data dapat diperoleh kesimpulan diantaranya:
1. Berdasarkan curah hujan, Kota Palembang termasuk wilayah yang memiliki potensi yang baik untuk penerapan
sistem RWH.
2. Sebagian besar kawasan di Kota Palembang termasuk ke dalam klasifikasi kawasan potensial untuk penerapan
sistem RWH. Sub DAS yang termasuk dalam kawasan yang sangat potensial dengan persentase luasan besar
berturut-turut berada di sub DAS Buah, Kidul, Sekanak, Sriguna, Bendung, dan Selinca.
3. Sub DAS di Kota Palembang yang termasuk dalam kawasan yang tidak potensial dan memiliki persentase luas
yang lebih dari 3%yaitu di sub DAS Gandus, Gasing, dan Lambidaro.
4. Dengan analisis weighted overlay dapat disimpulkan bahwa kawasan yang didominasi penggunaan lahan yang
padat permukiman, lereng dengan kemiringan datar, dan memiliki jenis tanah yang tidak peka terhadap infiltrasi
diklasifikasikan ke dalam kawasan yang sangat potensial untuk penerapan sistem RWH.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai