Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM ACARA VIII

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK KEBECANAAN

Oleh:
Nama: Tiara Auraria
Nim: 17331081

Dosen Pengampu: Vinia Anasfisia, S.Si., M.Sc

PROGRAM STUDI DIII TEKOLOGI PENGINDERAAN JAUH


JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG TAHUN 2020
ACARA VIII
PETA KERAPATAN ALIRAN SUNGAI

I. Tujuan
Adapun tujuan praktikum acara VIII ini yaitu mahasiswa mampu memetakan
wilayah kerapatan sungai di provinsi Sumatera Barat (Kabupaten Agam, Tanah Datar,
Lima Puluh Kota).
II. Alat dan Bahan
1. Laptop
2. Software ArcGIS
3. Alat tulis
4. Kertas HVS
5. Aster GDEM
6. Lembar kerja modul praktikum APSIG untuk kebencanaan
III. Dasar Teori
DAS merupakan suatu wilayah tertentu yang bentuk dan sifat alamnya merupakan
satu kesatuan ekosistem, termasuk didalamnya hidrologi dengan sungai dan anak-anak
sungainya yang berfungsi sebagai penerima, penampung dan penyimpan air yang berasal
dari hujan dan sumber lainnya. Sungai atau aliran sungai sebagai komponen utama DAS
didefinisikan sebagai suatu jumlah air yang mengalir sepanjang lintasan di darat menuju ke
laut sehingga sungai merupakan suatu lintasan dimana air yang berasal dari hulu
bergabung menuju ke satu arah yaitu hilir (muara). Sungai merupakan bagian dari siklus
hidrologi yang terdiri dari beberapa proses yaitu evaporasi atau penguapan air, kondensasi
dan presipitasi.
Dalam mempelajari ekosistem DAS, biasanya terbagi atas daerah hulu, tengah dan
hilir. Secara biogeofisik, daerah hulu, tengah dan hilir dicirikan oleh halhal sebagai berikut
(Asdak 2002 dalam Arini 2005):
1. Daerah hulu dicirikan sebagai daerah konservasi, memiliki kerapatan drainase
tinggi, kemiringan lereng besar (> 15%), bukan merupakan daerah banjir,
pemakaian air ditentukan oleh pola drainase dan jenis vegetasi umumnya
merupakan tegakan hutan.
2. Daerah hilir dicirikan sebagai daerah pemanfaatan, memiliki kerapatan drainase
kecil, kemiringan lereng sangat kecil (< 8%), di beberapa tempat merupakan
daerah banjir (genangan), pemakaian air ditentukan oleh bangunan irigasi, jenis
vegetasi didominasi oleh tanaman pertanian kecuali daerah estuaria yang
didominasi oleh hutan bakau atau gambut.
3. Daerah tengah merupakan daerah transisi dari kedua karakteristik biogeofisik
DAS yang berbeda antara hulu dan hilir.
IV. Langkah Kerja
1. Membuat peta flow direction
a. Input Aster Gdem wilayah yang ingin dianalisis ke Arcgis
b. Lakukan analisis Flow direction caranya adalah klik search pada arcgis > lalu ketik
flow direction > setelah muncul klik flow direction dan keluar kolom > input data
raster aster gdm yang dimiliki> atur tempat penyimpanan> klik oke

c. Layout peta sesuai kaidah kartografi


2. Membuat peta orde sungai
a. Lakukan analisis Flow accumulation caranya adalah klik search pada arcgis > lalu
ketik flow accumulation > setelah muncul klik flow accumulation dan keluar kolom
> input data raster aster gdm yang dimiliki> atur tempat penyimpanan> klik oke.

b. Lakukan conditional caranya adalah spasial analisis tool>conditional>con>ok


c. Selanjutnya stream order, spasial analisi tool>hidrology>stream order>mengisi
data>ok

d. Lalu stream feature, spasial analisi tool>hidrology>stream features>ok


e. Layout orde sungai

3. Membuat peta kerapatan sungai


a. Masukkan data stream feature sungai
b. Lalu input batas daerah di wilayah tersebut
c. Tentukan klasifikasi kerapatan aluran sungai yaitu sangat rapat, rapat, agak jarang,
jarang, sangat jarang
d. Layout peta

e. Mengisi table kalsifikasi kerapatan aliran sungai


V. Hasil Pratikum
1. Peta Flow Direction Daerah Kabupaten Agam, Lima Puluh Kota dan Tanah Datar skala 1:1.000.000
2. Peta Orde Sungai Daerah Kabupaten Agam, Lima Puluh Kota dan Tanah Datar skala 1:1.000.000
3. Peta Kerapatan aliran sungai Daerah Kabupaten Agam, Lima Puluh Kota dan Tanah Datar skala 1:1.000.000
VIII. Daftar Pustaka
Anasfisia, Vinia. 2013. Laporan Hidrologi. Program Studi Penginderaan Jauh dan Sistem
Informasi Geografi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Anasfisia,Vinia. 2013. Laporan Interpretasi Citra untuk Survei Hidrologi. Program Studi
Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Asdak, C. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta
Seyhan. 1997. Watershed as an Hydrologic Unit. Uthrech: Geografich Institut Transitorium II
Heideelberglan 2

Suripin. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta: Andi
Kartodihardjo, H., K. Murtilaksono, H.S. Pasaribu. et.all. 2000. Kajian Institusi Pengelolaan
DAS dan Konservasi Tanah. Bogor: K3SB

Anda mungkin juga menyukai