KAJIAN KOMPREHENSIF
Pembimbing:
Dr. Ir. Drs. H. Iskandar Muda Purwaamijaya, M.T.
Oleh
M. Fahri Fatharani
1405268
2.3. Erosi
2.3.1. Pengertian Erosi
Erosi adalah suatu proses dimana tanah dihancurkan (detached) dan
kemudian dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angin, dan gravitasi
(Hardjowigeno, 1995). Secara deskriptif, Arsyad (2000) menyatakan erosi
merupakan akibat interaksi dari faktor iklim, tanah, topografi, vegetasi, dan
aktifitas manusia terhadap sumber daya alam.
Erosi adalah fenomena geologis alami yang dihasilkan dari pengangkatan
humus oleh faktor alam seperti angin, air yang mengangkutnya di tempat lain
sementara beberapa kegiatan manusia dapat secara signifikan meningkatkan tingkat
erosi. Ini adalah masalah pertanian utama dan juga salah satu masalah lingkungan
global utama. (Reshma Parveen dan Uday Kumar, 2012)
2.4. Konservasi
Konservasi adalah pengelolaan biosfer secara aktif yang bertujuan untuk
menjaga kelangsungan keanekaragaman spesies maksimum dan pemeliharaan
keragaman genetik didalam suatu spesies, termasuk juga pemeliharaan fungsi
biosfer seperti fungsi ekosistem dan siklus nutrisi. (Allaby: 2010)
Konservasi tanah diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah pada
cara penggunaan yang sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak
terjadi kerusakan tanah (Arsyad, 2010). Konservasi tanah bukan berarti penundaan
atau pelarangan penggunaan tanah, tetapi menyesuaikan jenis penggunaannya
dengan kemampuan tanah dan memberikan perlakuan sesuai dengan syarat-syarat
yang diperlukan agar tanah berfungsi secara lestari. Setiap perlakuan yang
Bentuk erosi yang dapat diprediksi adalah erosi lembar atau alur, tetapi tdak
dapat memprediksi pengendapan dan tidak memperhitungkan hasil sedimen dari
erosi parit, tebing sungai dan dasar sungai (Wischmeier dan Smith, 1978 dalam
Arsyad, 200). Wischmeier dan Smith (1978) juga menyatakan bahwa metode yang
umum diunakan untuk menghitung laju erosi adalah metode Universal Soil Loss
Equation (USLE). Adapun persamaan ini adalah:
A=R.K.L.S.C.P
R = 2,221 P 1,36
keterangan :
R : Indeks erosivitas
P : Curah Hujan Bulanan (cm)
Cara menentukan besarnya indeks erosivitas hujan yang terakhir ini lebih
sederhana karena hanya memanfaatkan data curah hujan bulanan.
100 K = 1,292[2,1M1,14(10-4)(12-a)+3,25(b-2)+2,5(c-3)]
Keterangan :
M : parameter ukuran butir diperoleh dari (% debu +
% pasir sangat halus)(100 - % liat)
a : % bahan organik (% C x 1,724)
b : kode struktur tanah
c : kode kelas permeabilitas penampang tanah
2.6.5. Overlay
Overlay adalah prosedur penting dalam analisis SIG (Sistem Informasi
Geografis). Overlay yaitu kemampuan untuk menempatkan grafis satu peta diatas
grafis peta yang lain dan menampilkan hasilnya di layar komputer atau pada
plot. Secara singkatnya, overlay menampalkan suatu peta digital pada peta digital
yang lain beserta atribut-atributnya dan menghasilkan peta gabungan keduanya
yang memiliki informasi atribut dari kedua peta tersebut
1. Dissolve themes
Dissolve yaitu proses untuk menghilangkan batas antara poligon yang
mempunyai data atribut yang identik atau sama dalam poligon yang berbeda.
2. Merge Themes
Merge themes yaitu suatu proses penggabungan 2 atau lebih layer menjadi 1
buah layer dengan atribut yang berbeda dan atribut-atribut tersebut saling mengisi
atau bertampalan, dan layer-layernya saling menempel satu sama lain.
4. Intersect Themes
Intersect yaitu suatu operasi yang memotong sebuah tema atau layer input atau
masukan dengan atribut dari tema atau overlay untuk menghasilkan output
dengan atribut yang memiliki data atribut dari kedua theme.
5. Union Themes
Union yaitu menggabungkan fitur dari sebuah tema input dengan poligon dari
tema overlay untuk menghasilkan output yang mengandung tingkatan atau kelas
atribut.
Satelit-satelit GPS harus selalu berada pada posisi orbit yang tepat untuk
menjaga akurasi data yang dikirim ke GPS reciever, sehingga harus selalu
dipelihara agar posisinya tepat. Stasiun-stasiun pengendali di bumi ada di Hawaii,
Ascension Islan, Diego Garcia, Kwajalein dan Colorado Spring. Stasiun bumi
tersebut selalu memonitor posisi orbit jam jam satelit dan di pastikan selalu tepat
Sistem koordinat dalam bidang proyeksi tidak dapat terlepas dari datum
yang digunakan. Ada dua macam datum yang umum digunakan dalam perpetaan
yaitu datum horisontal dan datum vertikal. Datum horisontal dipakai untuk
menentukan koordinat peta (X,Y) sedangkan datum vertikal untuk menentukan
elevasi (peta topografi) ataupun kedalaman (peta batimetri). Perhitungan
dilakukan dengan transformasi matematis tertentu. Dengan demikian transformasi
antar datum, antar sistem proyeksi, dan antar sistem koordinat dapat dilakukan.
Untuk datum horisontal, peta umumnya menggunakan datum Padang (ID-74)
untuk peta-peta Bakosurtanal, dan menggunakan datum Jakarta (Batavia) untuk
peta-peta Dishidros.
Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk berada dalam pengelolaan Balai Besar
Cimanuk – Ci Sanggarung dan merupakan satu kesatuan aliran sungai Cimanuk
3.3. Populasi
Menurut Sugiyono (2011, hlm 61) “Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi geografi adalah himpunan individu atau objek yang
masing-masing mempunyai sifat arau ciri-ciri geografi yang bisa berbentuk fisik
maupun nonfisik.
Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa populasi
adalah variabel yang ditentukan untuk dijadikan sebagai objek penelitian. Populasi
dalam penelitian ini adalah wilayah seluruh kawasan wilayah sungai Cimanuk –
Cisanggarung yang melewati beberapa kabupten yaitu Garut, Sumedang,
Majalengka, Indramayu dan Cirebon. Berikut rincian luas wilayah sungai Cimanuk
– Cisanggarung.
Tabel 3.1. Wilayah Sungai Cimanuk - Cisanggarung
NO NAMA DAS Wilayah Sungai Panjang (Km) Luas Area
1 DAS Grenjeng WS CIMANUK-CISANGGARUNG 0,60621797567 0,00407346113
2 DAS Cipager WS CIMANUK-CISANGGARUNG 0,62254421523 0,00552712841
3 DAS Cimanuk WS CIMANUK-CISANGGARUNG 4,90970771944 0,30544338589
4 DAS Kenari WS CIMANUK-CISANGGARUNG 0,53877387123 0,00475272676
5 DAS Kalicilet WS CIMANUK-CISANGGARUNG 1,36197872299 0,03388249281
6 DAS Cibuaya WS CIMANUK-CISANGGARUNG 1,22386601263 0,03848791962
7 DAS Pasirangin WS CIMANUK-CISANGGARUNG 0,66377335338 0,00543841515
8 DAS Ciwaringin WS CIMANUK-CISANGGARUNG 1,09063545407 0,01771468186
9 DAS Jatiroke WS CIMANUK-CISANGGARUNG 0,78025445470 0,00887398670
10 DAS Kalianyar WS CIMANUK-CISANGGARUNG 0,60892741567 0,00942564669
11 DAS Karanganyar WS CIMANUK-CISANGGARUNG 0,59303358006 0,00772672755
3.6. Data
3.6.1. Data Sekunder
Dalam penelitian ini
Data atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
3.7.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam peneilitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kriteria lahan konservasi oleh Balai Lahan dan Konservasi Tanah
(BRLKT)
b. Peta Daerah Aliran Sungai Cimanuk (shp)
c. Peta lokasi stasiun hujan sungai Cimanuk (shp)
d. Peta tata guna lahan di DAS Cimanuk (shp)
e. Peta Jenis Tanah di DAS Cimanuk (shp)
f. Peta Solum Tanah di DAS Cimanuk (shp)
g. Peta Kemiringan Lereng di DAS Cimanuk (shp)
h. Data curah hujan selama 10 tahun terakhir di DAS Cimanuk
Gambar 3.3. Diagram Alir Pembuatan Peta Tingkat Bahaya Erosi dan Tindakan
Konservasi Lahan
3.8.1. Overlay
Overlay adalah prosedur penting dalam analisis SIG (Sistem Informasi
Geografis). Overlay yaitu kemampuan untuk menempatkan grafis satu peta diatas
grafis peta yang lain dan menampilkan hasilnya di layar komputer atau pada plot.
Secara singkatnya, overlay menampalkan suatu peta digital pada peta digital yang
lain beserta atribut-atributnya dan menghasilkan peta gabungan keduanya yang
memiliki informasi atribut dari kedua peta.
Pemahaman bahwa overlay peta (minimal 2 peta) harus menghasilkan peta
baru adalah hal mutlak. Dalam bahasa teknis harus ada poligon yang terbentuk dari
2 peta yang di-overlay. Jika dilihat data atributnya, maka akan terdiri dari informasi
peta pembentukya. Misalkan Peta Lereng dan Peta Curah Hujan, maka di peta
barunya akan menghasilkan poligon baru berisi atribut lereng dan curah hujan.
Teknik yang digunaan untuk overlay peta dalam SIG ada 2 yakni union dan
intersect. Jika dianalogikan dengan bahasa Matematika, maka union adalah
gabungan, intersect adalah irisan. Hati-hati menggunakan union dengan maksud
overlay antara peta penduduk dan ketinggian. Secara teknik bisa dilakukan, tetapi
secara konsep overlay tidak.
1. Union Themes
Union yaitu menggabungkan fitur dari sebuah tema input dengan poligon dari
tema overlay untuk menghasilkan output yang mengandung tingkatan atau kelas
atribut.
A=R.K.L.S.C.P
Keterangan:
A : Banyaknya tanah tererosi dalam t ha-1 tahun-1
R : Faktor curah hujan, yaitu jumlah satuan indeks erosi hujan, yang
merupakan perkalian antara energi hujan total (E) dengan intensitas
hujan maksimul 30 menit (I30)
: R = 2,221 P 1,36
keterangan :
R : Indeks erosivitas
P : Curah Hujan Bulanan (cm)
K : Faktor erodibilitas tanah, yaitu laju erosi per unit indeks erosi untuk
suatu tanah yang diperoleh dari petak homogen percobaan standar,
dengan panjang 72,6 kaki (22m) terletak pada lereng 9% tanpa
tanaman
Tabel 3.2. Penilaian struktur tanah
Kode
No Tipe struktur tanah
penilaian
1 Granular sangat halus (very fine granular) 1
2 Granular halus (fine granular) 2
Granular sedang dan besar (medium, coarse
3 3
granular)
4 Gumpal, lempeng, pejal (blocky, platty, massif) 4
Sumber: Wischmeier et al., 1971
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan untuk menjawab
rumusan masalah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
A. Berdasarkan hasil perhitungan laju erosi menggunakan metode USLE
(Universal Soil Loss Equation) yang mempertimbangkan aspek erosivitas
hujan, erodibilitas tanah, faktor kemiringan lereng, faktor pengelolaan
tanaman dan konservasi di wilayah DAS Cimanuk, diketahui laju erosi pada
DAS Cimanuk adalah sebesar 0,09 – 6880,61 ton/tahun.
B. Tingkat Bahaya Erosi (TBE) yang terjadi di DAS Cimanuk adalah sebagai
berikut:
I. Tingkat bahaya erosi sangat ringan dengan luas sebesar 135460,144
ha atau 37% dari total luas DAS Cimanuk
II. Tingkat bahaya erosi ringan dengan luas sebesar 104114,482 ha atau
28% dari total luas DAS Cimanuk
III. Tingkat bahaya erosi sedang dengan luas 54375,963 ha atau 15%
dari total luas DAS Cimanuk
IV. Tingkat bahaya erosi berat dengan luas 36687,876 ha atau 10% dari
total luas DAS Cimanuk
V. Tingkat bahaya erosi sangat berat dengan luas 35530,222 ha atau
10% dari total luas DAS Cimanuk
C. Berdasarkan hasil analisis TBE yang dilakukan maka harus adanya upaya
konservasi lahan yang harus dilakukan dengan menggunakan tiga parameter
yaitu curah hujan, jenis tanah dan kemiringan lereng. Berikut kesimpulan
yang didapat dari analisis upaya konservasi di DAS Cimanuk.
I. Arahan fungsi kawasan lindung dengan total skor >175 dengan luas
23201,51718 ha atau 6% dari total luas DAS Cimanuk
II. Arahan fungsi kawasan penyangga dengan total skor 125-174
dengan luas 128792,0492 ha tau 35% dari total luas DAS Cimanuk
[Document title] 93
III. Arahan fungsi kawasan budidaya tanaman tahunan dengan total skor
<124 dengan luas 214375,1206 atau 59% dari total luas DAS
Cimanuk.
5.2. Saran
Melihat kondisi dan permasalahan yang terjadi maka dapat diberikan beberapa
saran antara lain:
1. Untuk mengurangi laju erosi yang terjadi pada DAS serta untuk mencegah
bertambah parahnya kondisi DAS pada masa yang akan datang maka harus
adanya tindakan pengendalian erosi baik secara teknis maupun non teknis.
2. Perlu dilakukan penataan serta rencana pembangunan daerah kota yang
berbasis pada konservasi tanah dan air sehingga kelestarian tanah dan air
dapat terjaga
3. Pada studi yang akan datang perlu dilakukan perhitungan erosi dengan
metode-metode lain seperti MUSLE, RUSLE dan menggunakan data yang
secara lengkap dan terbaru untuk mendapatkan nilai erosi yang terjadi
karena limpasan permukaan sehingga keberhasilan upaya pengendalian
erosi pada DAS dapat dilakukan secara maksmal
[Document title] 94